magister perencanaan dan kebijakan...

148

Upload: hoangbao

Post on 09-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni
Page 2: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA

2006

ENDANG SRI RINAPRATAMI NPM : 6605220225

Oleh:

Dic:1Jukan untuk memenuhf sebaglan persyaratan ceiern menyefesaikan studi pada Maglster Perencanaan dan Kebfjakan Publik

U nlversnes Indonesia

TE SIS

ANALISIS KELAYAKAN COMPOSTING SAMPAH ORGANIK SISTEM OPEN WINDROW SKALA

KAWASAN (STUD! KASUS PENGELOLAAN SAMPAH DI CIJANTUNG

KECAMATAN PASAR RfBO~JAKARTA TIMUR}

Page 3: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

(Dr. B. Raksaka Mahi) NIP. 131 923 199

Ketua Program Studi,

Mengetahui : Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

(Dr. Widyono Soetjipto)

Menyetujui Pembimbing

Nopember 2006 Jakarta,

Endang Sri Rinapratami

6605220225

Analisis Kelayakan Composting Sampah Organik

Sistem Open Windrow Skala Kawasan (Studi Kasus

Pengelolaan Sampah Di Cijantung Kecamatan Pasar

Rebo-Jakarta Timur)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tesis

NPM

Nam a

Page 4: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

(4ana ~~. J~rta 2006)

1(µ.penem6al,{an i,sirya yang S<fflfJat suferfiana mi sefuoai UII/J~n t:erlma(asif,~µ teruntu{omng-orang ya"9 sa"tJal a~ i.sisifii dan 4IRJJ cirlt.ai:

Sua.mi~ yang s1fillu. setut tfati penuli ~ SiEJdtl{/ ,-,,iii~ 6ai{aif.pfa f4ra rnaupu.n 6aJiaeia

I 6u dan l&J'Ot ya"f} s8'afu tulus ,Ian pnu,/i &int,, Serf4 tfenean SqJmap jiwa Mn raeanya rnmgiringi utiLlp fung~i.1, aengan tfoa tfan n.mmya

'l(ptijJa aa~ : Jfaitia, (f)jna,; tfati ~ yang 6egitu ~µ sa:yangi

Page 5: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni
Page 6: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

sampan sebagai bahan buangan hasil aktivitas manusia merupakan sumber parrnasalahan yang cukup pelik yang kini sedang dihadapi oleh Pemerintah Provinsi OKI Jakarta. Pertumbuhan penduduk yang rnakin rneriingkat dan makin sempitnya lahan untuk pembuangan sernpah, menyebabkan makin kornpteksnva pemecahan masalah tersebut. Berbagai kebijakan pP.ngelolaan sarnpah telah dilakukan oleh Pemerintah Provins] DKI Jakarta, namun belum bisa menjawai:> permaselahan yang ace. Realitanya, banyak kontroversi terjadi pada saat kebijakan akan dilaksanakan. Dalam rangka mencari alternatif pengelolaan yang lebih baik, Suku Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Jakarta Timur mencoba mcmbuat pilot project

keg!atan pengolahan sampan organik sketa kelurahan di Cijantunq, Pasar

Rebo·Jakarta Timur. Kegiatan rertokus pada sampah organif< disebabkan karena keraktensnk sarnoah di OKI Jakarta komposisi terbesarnya adalah sampah organik (65%). Meskipun sudah berjalan selama ± 2 (dua) tahun, namun studi kelayakan kcgiatan ini be!um dilakukan.

Tesis ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan secara kuantitatif dan kualitatif kegiatan pengolahan sampah di Ojantung dilihat dari 6 aspek, yaitu aspek finansiaJ, aspek ekonomi, aspek korncrsra], aspek kelembagaan­

organisasi dan manajemen, aspek teknis serte aspek tingkungan. Aneusts kuantitatif ditujukan untuk aspek flnansial dan aspek ekonomi dilihat dan 3 (tiga) krlteria kelayakan, yaitu 8/C Ratio, NPV d;,,-, H~R. Sedangkan analisis

kualitatif ditujukan untuk empat aspek Iatn wa. Data yang dipergunakan untuk menganalisis adalah data primer dan data sekunder.

Dari perhltunqan yang telan dllakuxan, secara keseluruhan kegiatan pengolahan sampan di Cijantung layak untuk dilakukan, meskipun salah satu aspek tidak mendukung pelaksanaannya. Aspek kcmersia] menjadi ke'ldala karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni disebabkan karena pesar kompos belum berkembang.

ABSTRAKSI

Page 7: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni
Page 8: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah $WT yang telah me:nberikan rah mat dan hidaya h scrte ridlo-Nya kepada penulls hingga penulis rnampu mcnyelesetken periyusuna11 tests ini.

Tesis ini disusun sebagai salah s<1lu .syarat ke/ulusan 52 yang

herus dipenuhi pada Progrdm Magister Perencanaan dan Kebi.iakan Publik

(MPKP} f<lkult&s Ekonomi .Jntversnas Indonesia. Pemilihan judul tesis

"Analisis Kelayakan Composting Sampah Organik Sistem Open Windrow

Skala Kawasan (Studi Kasus Penqelolaan Sampah Di Cijantung Kecamatan

Pasar Rebe-Jakarta Timur}" ini merupakan sarana pe11gaplikasian ilmu

yang sudah penulis peroJeh selama kuliah di MPKP serta bentuk

su mba11gsih yang beg1tu scdcrhana dari penul is kepada Di11as Pengelolac1n Lingkungan Hidup Kota Bekesl.

Berkat duku ngan den bantuan dari banyak prnak, penvusunan

tesis ini dapat terselesaika n. Sebagai ucapan tenmekastn yang setu lus­

tulusnya serta penghargaan yang setinggi-tingginya, penulis sampalkan kepada:

1. Bapak Dr. Widyono Soetjipto, yang telah membantu dengan

kesungguhan hat, memberikan bimbingan don arahan dalarn penyusunan tests ini.

2. Bapak Dr. Reksaka Mahi, Ketua Program Magister Perencanaen dan

Kebijakan Publik, atas segala dukungannya.

3. Ibu Hera susenn, SE., M Sc., Sekretaris Program Magister

Pere11canaan da 1 Kebijaka n Publik, atas sega la arahan dan dukungannya.

4. Seluruh dosen pengajar pada Program Magister Perencanaan dan

Kebijakan Publik, yang telah meriyumbangkan ilmunya selama masa

perl<uliahan hingga terselesarkannya tesis ini.

5. Bapak Ors. Bambang Sudiyono, Dinas Kebersihan Pemerintah Provinsi

DKI Jakarta, atas segala bantuan, dukungan dan arahannva hingga penyusunan tests ini terselesetkan,

KATA PENGANTAR

Page 9: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

ii

6, Bapak Acnrnad Rivai, Suku Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Jakarta

Timur, atas kesediannva membantu menvurnbanqkan pengalamannya

demi pP.riyusunan tests ini.

7. Seluruh Pekerja Pengolahan Sampah Organik Cijantung-Jakarta Timur,

atas bantuan dan kerjasamanya dalam memberikan segala yang diperlukan dala,r: penyusunan rests ini.

o. Ir. Yudhi l'lurtc1tiyo, M Si., xasr Pengukuran Kadaster pada Dinas

Pertanahan dan Pemetaan Pemerintah Provinsi OKI Jakarta, atas

kebaikannva rnemberikan segala yang diperlukan untuk penyusunan tesis ini.

9. Suarm tercmta yang dengan segenap hati don penuh kasih telah

memberikan dukungan dan memonvast balk morll maupun rnaterill.

10.8.ipak & !bu tercinta dengan segala restu can doanya yang uaca

pemah putus dalarn rnemoenken dukungan dan semangatnya.

11.Kilkak-kakakku dan adlk·adikku yang selalu mP.ndukung setiap langkiihku.

12.Ternan-teman dan sekaligus sahabat-sahabatku yang tlada boson­

bcsannva selalu memberlkan dukungan, dorongan morn dan

semangatnya dikala awal hlngg;:i akhir masa kuneh, Terima kaslh yang

setunrs-tulusnya yang hanya bfsa terucac buat Olk Arbingah

Kartlnrngrum, Sri Morlna, Mbak Nlsa, Mbak Susi dan M. Sulalman.

13. Ternan-ternan MPKP Angkacan XIV Pagi Salemba lalnnya yang dengan

tulus lkhlas memberlkan dorongan semangatnya hingga terseresancannva tesis lnl.

14.Kepala Dinas Pengelolaan lingkung,;1n Hidup Kota 8ekasl yang telah memberlkan ijinnya kepada penuns delarn menuntut «mu.

15.Kabid Wasdal DPLH Kota Bekasi yang setelu memberi dukunqan dan scmangatnya.

16.Teman-teman d1 Bidang Wasdal DPLH Kota Bekasi, terutama Mbak

Yeni Suryani yang seretu membantu dan memberikan dorongan morilnya.

17.Semua pihak yang tidak dapat penuus sebutkan satu persatu.

Page 10: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

iii

Penulis

Nopern ber 2. 0 0 Ii Jakarta,

Dengan penuh kesadaran, penulis memahami bahwa karya tulis

,m jauh dari xesemournaan, karena kesempumaan hanya milik Allah

semata. Untuk itu, penulis bernarap kepada semua pihak yang membac:a

karya ini, ber1<enan untuk rnembenkan kritik dan sarannya agar brsa membawa karya ini menjadi lebih bark.

Semoga karya yang sederhana ini dapat memberikan rnanreat

walaupun kecil bagi yan9 membutuhknnya.

Page 11: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni
Page 12: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

iv

51

51

32 38 38 42 45 so

20 22

10 12 13

15 15 15 16

18 1')

1 1 8 q 9 9

10 10 10

iv vi ix )(

xi

Halaman

GAMBARAN UMUM WtlAYAH PENELITIAN 3.1 GAMBARAN UMUM PROVINS) OKI

JAKARTA

BAB III

BAB II

PENDAHULUAN 1.1. LATAR AELAKANG PERMASALAHAN 1.2. RUMUSAN MASALAH 1.3. TUJUAN PENELITIAN 1.4. HIPOTl:SJS 1.5. MANFAAl l't::NEIJl'IAN 1.6. R.UANG LINGKUP 1.7. METODOLOGI PENELITIAN

1. 7. l. Jen is dan Sumber Data 1.7.2. Metode Pengolahan den Anallsl5 Data

untuk Data Kuant.ltatif l.7.3. D1skriptlt Kualltatif untuk Analisis Kualltetlf

i.a. SJSTEMATIKA PENUIJSAN

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERT!AN SAMPAH

2.J.1 Definlsl Samp11h 2.1.2 ren.s Sampah 2.1.3 Dar,pak Sampah Terhadap Manus,a

Dan Llngkungan 2.2 KARAKTER.!$TIK SAMl'AH PERKOTAAN 2.3 KONSEP PENC:'"'LAHAN SAMPAH

PERKOTA \N 2.4 KONSEP COMPOSTING PROCESS 2.5 KONSEP ANALISIS KELAYAKAN SUATU

KEGIATAN \PROYEK) 2.6 KUNSEP Tf )R1 Bl:NEflT-COST RATIO

2.6.1 Identif,kasi Uiaya Dan Manfaat 2.6.2 Pendekatan Peneut;an

2.7 HASII. PFNELIT!AN SEBELUMNYA 2.8 KtRANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN

BAB I

Halaman Judul Lembar Pengesahan Abstraksi Halaman Persembahan Kctta Pengant,ir Daftar Isl Oaftar Tabel Daftar Gambar Daftar Gr.ifik Oaftar Lampiran

DAFTAR ISJ

Page 13: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

v

91 OAFfAR PUSTAKA LAMPIRAN

8/ 87 88

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 6. SARAN

BAB V

74

70 JO 70 72 74

H/\Sil DAN PEMBAHI.SAN 5.1 PENGUMPULAN DATA

5.1.1 Metode Pengumpulan Data 5.1. 2 Jenls Data

5.2 HASIL ANALlSIS DATA OAN PEMBAHASAN 5. 2.1 Proses Penghitungan Net 0/C RATIO,

NPV dan IRR

BABIV

3. 2. 2 Per!"'!'!eSa!e~an ~n Te!':!'!!s SE 3.2.3 Karakteristik Sampafl 57

3.3 GAMBARAN UMUt-1 PERt-1A!::ALA: ~N SAMPAH DI WllAYAH JAKARTA TIMUR 59

3.-"l GAt·18ARAN Ut·1UM KELUflA.1-tA~l C!)ANTUNG DAN PfRMASALAHAN SAMPAH 60

3.5 UPAYA PENANGANAN PERMASALAHArJ St.MPt.H 61 3.6 STRUKTUR ORGANISASI 63 3.7 PROSES PROOUKSI 64 3.8 POLA PRODUKSl 65

3.2.1 Permasalahan Tel<nis 53

,.... .-. ,...~,,.,,-,..,..-..,A.,••~-,_.....,.,......,.,,,.....,. r.._.,v lA•,.,..-,·,·11. ,r.., ..J., rL1•• ... :u .... LvL.1'1r'ltll ...>t"U'tr,..,1 "' &.J,,, JnJ'1"'lt'\1~ ~..,

3.l. l .o.C!m~!"'!!stra~~ ~.'!!"'~! DK:! Ja!-:!rta 51 3,1.2 Kependudukan Provinsi OKI Jakarta 52

Page 14: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

vi

Tabel 3. 5. Berat Jerns Sampah dari Bertiagai sumber Sampah 59

Tabel 3.6. Volume Sampah DK! Jakarta Terangkut Menurut Sumbernya Tahun 2004 59

Tabel 3.4. Perkiraan Timbulan Sampah DKl lakarta Tahu11 2005 58

Taber 3.3. Perkiraan Timbulan Sampah Berdasarkan I ,asil Survey Tahun 2005 57

Tabel 3.2. Jumlah dan Kepadatan Penduduk OKI )akarta Tahun 2003 53

Jents-jenls Pt:nggunaan Lahan di OKI Jakarta Tahun 2003 Dirinci Menurut Wllayah Kota 52

Satuan 8i.:iy.:i Pengelolaan Sampah Kota Bandung 48

Perbedaan Proses Pengoml)OSan secara Aeroblk dan Anaeroblk 27 Manfaat Ekonomi Sampah Anorganik Kata Bendu ng Tahun 2003 47

Blaye Pengom,:,o,an 2.628 m3 Sampah Ory1mlk 47

Kandungan Hara Kompos secars Umum 26

7

Tabet 2.1.

Tabel 2.2. Tabet 2.3.

Tabel 2.4.

Tabel 2.5.

Tabcl 3.l.

Tabel 1.4. Komparasi Pcnqc.olaen 5.lmpah TPA dengan Sistem Sanitary Landfill dan dengan Composting Sistem Open Windrow Skala Kelurahen

3 Tabet L.3. Volume 'inmpah DKI Ja'<arta Terangkut Menurut Sumbernya Tahun 2004

2 Tabet 1.2. Persentase Komposisi Sampan DKI Jakarta Tahun 1988-1992

2 Tabet 1.1. Produksi dan Volume Sampah OKI Jakarta y,my Terangkut per Hari

Ha lam an

DAFTAR TABEL

Page 15: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

vH

Tabel 4.12. Pengaruh Suku Bunga terhadap B/C Ratio dari Aspek Ekonorni 80

Tabel 4.11 Analisis Sensitivitas Aspek Ekonomi terhedap St,ku Bunga NomiMI dan Suku Sunga Riil 80

Tabel 4.10. Manfaat Roivt:!oue yang Oipercleh dari Kompos dari Aspek Ekonomi 79

Tabel 4.9. Biaya O & M Pengolahan Sampah dari Aspek Ekonomi 79

Tanel 4.8. Biaya Investasi Pengelolaan Sampah dari Aspek Ekonomi 79

Tabel 4.7. Pengaruh Suku Bunga terha<lap rRR dari Aspek Finansial 77

Tabel 4.6. Pengaruh Suku Bunga terhadap NPV dari Aspek Finans~I 77

Tabel 4.5. Pengaruh Suku Bunga terhadap B/C Ratio dari Aspek Finansial 77

Tabel 4.4. Analisis Sensitivitas Aspek Finansial terhadap Suku Elunya Nominal dan Suku Bunga Ri;I 76

Tabel 4.3. Manfaat Revenue yang Diperoleh dari Kompos dari Aspck Finansial 75

Tabel 4.2. Biaya O & M Pengolahan sampah dart Aspek Finansial 75

Tabel 4. i. Biaya lnvestasi Pengelolaan Sampah dari Aspek Finansial 74

Tabel 3.12. Daya Tampung TPS Kelurahan di Kecamatan P.:isdr Rl:!bo 69

Tabel 3 .10. Daya Tampung TPS DKJ Jakarta 68

Tabel 3.11. Daya Tampung TPS Kecamatan di l;ikarta Timur 68

66 Tabel 3.9. Jumlah Produksi Kompos dari Tahun I-XV

Tabel 3.8. Operasional Pengolahan Sampah di TPS Cqantunq 61

label 3. 7. uies Wilayah dan Jumlah Penduduk Kecamatan d1 Jakarta Timur 59

Page 16: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

viii

TahP.I 4.14. Pengaruh Suku Bun9a terhadap B/C Ratio dan Aspek Ekonomi 81

Tabel 4.13. Pengaruh Suku Bunga terhadap 8/C Ratio dari Aspek Ekonomi 81

Page 17: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

ix

Gambar 3.3. Lay Out Kegiatan Pengolahan Sampah Organik dengan Sistem Open Windrow 65

Cambar 3.2. Proses Composli11y Pengolahan Sampat, Organik Cijantunq 65

Gambar 3.1. Struktur Organisasi Pengolahan Sampah Organik dengan Sistem Open Windrow 63

Gamber 2.2. Keranqke Konseptual Peoehtian 53

Gambar 2.1. Skema Pembuatao Kompos 24

Hala1t1an

DAFTAR GAMBAR

Page 18: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

'

67

Halaman

3.1. Pola Produktif Kompos Pengolahan Sampah Orga1iK Cijantung

DAFTAR GRAFIK

Grafrk

Page 19: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

x:

l.amDiran 2 PETA LOKASI DAN OOKUME:NTAS( KEGITAN PENGOLAHAN SAMPAH C!JANTUNG

L.1.h. Resource Cash Flow untuk Suku Bunga Nominal Sebesar 15% pada Kegiatan PengOlahan Sampah Organilc: di Kelurahan Cijantung 2006

L. l.g. Real Cash Flow untuk Suku Bunga Nominal Sebesar 15% pada Keglatan Pengolahan Sampah Orgariik di Kelurahan Cijantung 2006

c.i.r. Resource Cash Flow untuk Suku Bunga Nominal Sebesar 10% pada Kegiatan Pengofahan Sampah Organik di Kelurahan Cljantung 2006

L.1.e. Real Cash Flow untuk Suku Bunga Nominal Sebesar 10% pada Ki::glatan Pengolahan Sampah Organlk di Kelurahan c.Jjantung 2006

L. l.d. Resource Cash Flow untuk Suku 3unga Riil Sebesar 7% pada Kegiatan Pengolahan Sampah Organlk di Keluraha., Cijantung 2006

L.l.c. Real Cash flow untuk Suku Bunga Riil Sebesar 7% pada Kegiatan Pengolahan Sampah Organik di Kelurahiln Cijanluny 2006

L.1 .h, Resource Cash Flow untuk Suku Sunga Riil Sebesar 5% pada Kegiatan Pengotahan Sampah Organik di Kelurahan Cijantung 2006

Suku Bun;ia Riil Sebesar 5% pada Sampan Organtk di Kelurahan

Real Cash Flow untuk Kegiatan l-'engo1anan Cijantung 2006

L.l..i.

I arnpiran t CASH FLOW TERI-IAOAP SUKU BUNGA RIIL DAN SUKU BUNGA NOMCNAL

DAFTAR LAMPIRAN

Page 20: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

II

rf• - •

Page 21: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

Kota rnerupakan pusar perekonomian, pemerintahan, sosial,

budava, politik, pendidikan, l<omunikasl, perkembangan teknologi,

kreativitas dan perjuangan keras manusia. Kota seringkali menjadi motor

penggerak pembangunan wilayah sekitamya maupun wilayc1h dalam lingl<up yang lebih luas (Arief Rosyldii,, 2004).

Daya tarik kota tetan menveoaoxan jumlah pendudukr.ya

mengalami pertumbuhan yang pesat, balk oleh pertumbuhan alami

penduduk kota, perluasan batas administrasi kota, berternbahnva jumlah

kota maupun migrasi penduduk perdesaan ke l<ota.

Selama periode 1950-1998, jumlah penduduk yang tinggal di

perkotaan telah menlngkat dari 200 Juta jfwa menjadi 2,6 mllyar jiwa. Hal

lni menunjukkan bahwd sererne kurun waktu 48 tahun pertumbuhan

penduduk kota menlngkat 12 (dua belas) kall llpat. Pada saat lnl ada

sekitar 3 mllyar (47%) penduduk dunia tinggal d1 kawasan perkotaan,

Tahun 2025, jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat lagi menjadl

5,5 mllyar jlwa dlmana penlngkatan jumlah penduduk perkotaan tersebut, sekkar 90% terjadi di negara sedang berkcmbong (Miller, 2000; Inoguchi, et. ~,1, 2003, delam Arief Rosyldie, 2004).

Melihat pertum buhan Ju111lc1h penduduk yang demikian besar dan

terkonsentrasi di wilayah perkotaan, tentu saja memunculkan rnaseran­

masatan •ang menyertai, terutama terkait dengan ruang untuk fasilitas

publ k/pe!ayanan publik. Salah satunya adalah masalah sampah (Ayub Mu ktiono. 2004).

Pertumbuhan jumlah penduduk dan per1<embangan gaya hidup

telah menyebabkan pcningkatan jumlah timbulan sampah. Ada korelasi

positif antara pertumbuhan penduduk dengan besernya jumlah timbulan

sampeh yang dihasilkan. Menurut hasll perhitungan yang telan dilakukan

oleh Bappenas sebagaimana tercantum dalam Buku lnfrastrukb.Jr

Indonesia, pada tahun 1995, perkiraan timbulan sampah di Indonesia

mencapai 2.2, 5 juta ton. Pada pada tahun 2.020 akan meningkat dua kali

1,1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN

Page 22: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

2

Sumber ·. Data Stat,st«t< Lingkungan Hidup Indonesta, 1992

_,, __ ._ 1990/1991 JENIS SAMPAH 1988/1989 1989/1990 1991/1992

'--. (%L (%) (%2 (%) OR.GAN!Kt SAYURAN 73.99 73,99 7:? q9 -- _23,99 _

I KER.TASL PAPER 8.28 8.28 ...§,,.4a 10.18 PLASTIK 5.44 5,44 5,44 7,86 L•--·---·- - ·- - LO(.;AM 2 08 2 08 2,08 2.04 KARET/KULIT ·-

0,56 0,56 0,56 0,55 J.IRUAN KAYU 3.77 3.77 3,77 0,98 ~--·

LKAIN 3.16 3.16 3.16 l .57 GELAS/KACA ··~__!2? 1,77 . 1,77 _ 1,75 I

I LA1N·LAIN - -- 0.95 0,95 0,95 0.86

6 80 59 s.. · - - . .:::8""'s ""as.::;__ __

-~ 81,65 9__ _?_8,9_7 1 79 97

-4 .. 81,64 \ ..]~ 80,14 ·-

:.umber: Data Stat1st1k Longkungan l-11dup Indonesia, l992

Tabel 1.2 Persentase Komposisi Sampah OKI Jal<Jrtll Tcthun 1988· 1992

M~J PCRSENTASE I YANG \ YANG KUT TERTANGCULANGI . m' %

--· oer Hart

I PERKIRAAN VOLU

TAHUN PRODUKSI SAMPAH

l SAMPAH PER TERANG H~FULm') ·- PER HARi

~85L1986. I 18.000 .. .14.50 ·-· ... _. 1986/ 1!)87 18.69'1 16.05 ..._ .. ·- -16.45 ,_ 1987/1988 20.150 198811~.-. 21.234 16.76

.-, 1,2,89/199,0 21.671 17.33 L...-~990/12._9.L. 21.89'1 ·-11:e7

1991/1992 23.706 18.99 ---

lipat menjaoi 53, 7 juta ton. Khusus untuk kota-kota besar di Indonesia,

perkiraan tim bu Ian sampah per kapita berkisar anrara 600·8'10 gram per hari (Noorkarmlan, 2005).

Jakarta sebagai ibukota Negara l<esatuan Republik Indonesia

meru pakan satan satu kota besar yang rnenqnado pi permase 'a nan pelik

tersebut. Berdasarkan Data Statistik Ungkungan Hic:Jup 1992 sebaqalmane

tersaji dalam tal>el 1.1, menunjukkan bahwa rate-rata sampah yang

drhasnken oleh penduduk Jakarta sebesar 23. 706 m'/hari. Jika dihitung

mulai dari tahun 1985/1986 sarnpai tahun 1991/1992, telah terjadi

pen ingkatan jumlah produksi sampah sebssar 31, 70%, dimana pada

tahun 1985/1986 produksi sampah masih mencap.ai 18.000 m3/hari,

tetapt pada rahun 1991/1992 mcningkat mcnjadi 2.3.706 m3/hari.

Tabel 1.1 Produksi dan Volume sempan OKI Jakarta yany Terangkut

Page 23: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

3

lfka klta perhatikan data pada tabei 1.1 dan tabet l. 3 terse but di

atas, Jumlah sampan terangkut yang dlproduksi masyarakat Jakarta mulai

tahun 1988/1999 sampai tahun 1991/1992 berkisar antara 78,97%-

85,88%. Demikian pada tah11n 2004, sampah terangkut masih dalam

kisaran persentase angka lt,rsebut (80%). Untuk tahun 1988/1999,

sampah tertanggulangi sebesar 14.SOG m3 dari 18.000 m, (73% sampah

organik) yang dihasilkan, sedangkan paua tahun 2004 menjadi 25.9:.!!> m'

dari 32 .406 m' y1:1ng dihasilkan ( 65% sampah organik). Berarti ada sekitar 14,12%-21,03% sampah tidak terangkut.

Hal yang sarna yang terjadi di Jakarta, dikarenakan adanya

peningkatan jumlah timbulan sampah yang mengiringi pertumbuhan

jumlah penduduk tersebut, maka sampah dipandang sebagai salah satu

masatah besar yang dihadapi oleh kota-kcts baik di neqera maju rneopun

sumoer : o,nas Kebers,nan Prop,ns1 OKl Jakarta, 2004

. "• .. ____

: 25.925 m3/hari Sampah terangkut Jeni~ Samoah Volume,,,;,~ Perse~tase (%) I. Sampah Org~~ 16.851 -· 65 ·- II. .Sampah An.or:9anlk • 9.07~ 35

·-· ~al S11mP.a.!!. - 1. Sampah Rumah Tannna . 15~037 58 2 •. _ s~mnah.Pasar 2.593

. 10 -- ,, __ .

~ Saflli)ah Kome~ -· 3.889 -· 15 - _ .. '1. Sarnpch lndustri 3.663 l2, -- s. sampan Jalan, T:::1 51Cl 2 Sungai, ~II ·-- -

f.· ~-

Tabel 1.3 Volume Sampah DK! Jakarta Terangkut Menurut Sumbemya Tahun 2004

Untuk kornoostsinya, sebagaimana data yang ditunjukkan tabel

1. 2, samoah jents organik (sayuran} rlari tahun 1988/1989 sarnpal

1991/1992 menernpati persentase terbesar (73,99%), $edangkan jenis

sampan karel;/kulit tiruan menempati persentase terkecil (0,55%-SG%).

Demikian pula yang terjadi pada tahun 2004. Dari angka yang

terliha: dalam tabel 1.3 berikut ini, menunjukkan adanva penmqkatan

jumlah sampan cli OKI Jakarta, namun komoostslnva telah mengalarn\ perubahan (sampah crqanik 65% dan anorganik 35%). Akan tetapi

perubahan xomposlsl sampah tetap menempatkan sampah organik dalam posisi dominan.

Page 24: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

4

nc,gara sedang berkernoanq. Sebut saja transportasi sarnpah ke tempat

pcmbuanqan sementara maupun tempat pembuangan akhir (TPA),

sulitnya mencari lokasi tempat pembuangan akhlr, bercampurnya jenis

sampah rumah tangga, serta menumpuknya sampah di berbagai bagian

kota akibat rendahnva disiplin atau kesadaran rnasvarakat kota dalam

membuang sernpah {Arief Rosyidie, 2004). Masalah lainnva aelalah

peniogkatan jumlah sampah dari tahun ke tahun - tidak selmbang dengan

kecepatan pengangkutan den pengotahannya. Hal ini mengakibatkan

banyak ditemuinya timbunar. sampah di sungai-sungai atau bantaran­

t>antaran sungai, casar-pasar, dan sebagainya (Miller, 2005).

Ada hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah menyangkut

pemilihan lokasi TPA dan sistem pengolahannya. Sebagian besar kote dt

Indonesla menggvnakan sistem sante,uy landfill st!bHga1 stsrern

pengolahan sampahnya Clan lokasi TPA berada di wllayah plngglran kota

bal1kan di luar wilayah admlnlstrasinya. Sehlngga apabiia muncul

permasetanan, hal inl tidak saja menyangkut kota itu sendlrf tP.tApl Juga

wllayah sekitarnya. Peristlwa yang dapat dijadikan contoh adatah

longsornya gunungan sampah di TPA Leuwigajah, Cimahl-Jilwil Barat.

Peristfwa yang terjadi pada 22 Februari 2005, telah menelan korban

sedlkltnyo 88 orang tewes. Gunungan sampah selinyyi 22 m longsor dan menlmpa pemuklman penduduk sekitar TPA.

Hal yang sama Juga terjadl di TPA Bantar Gebana·Bekasi millk

Pemerintah Provinsi OKI Jakarta baru-baru inl. TPA dengan luas 108 ha,

mempunval kapasitas daya tampung per hari 14.000 m•. namun pada

kenyataannya terpaksa harus menampyng sampah scbanyak 25.925

m1/harinya (Dinas Kebersihan Propinsi DKI Jakarta, 2005). Oleh kerene

jurolah sampah yang ditimbun disana melebihi kapesitas daya

tampungnya, rnenyebabkan tinggi timbunan sampah melebihi betas

ketcntuan yang diijinkan, sehingga menyebabl<an terjadi longsor

(keUnggian sampan yang diperbolehkan 12 m dengan ketinggian tofP.ransi

maksimal 15 rn, tetapi keoyataan di lapangan tumpukan sampah

mencapai lebih dari 18 m). Peristiwa yang terjadi pada Jurnat, 8

September 2006 pukut 00.25 WIB dini hari telah mcndan korban tewas 3

orang dan Iuka-Iuka S orang. semuc korban berprorest sebagai pemulung

Page 25: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

(Kompas, 9 September 2006). Lokasi kejadian berada di Zona IHA

(masuk wilayah l<elurahan Ciketing Udik, Bekasi) yang merupakan zone

aktif yaitu zona yang meosih dipergunakan untuk menimbun sampah (Kompas, 9 September 200G).

Secara umurn dernpak lain yang dirasakan oleh masvarakat sekitar TPA acaian penurunan kualitas lingkungan. Menurut hasit

pemantauan yang dilakukan oleh Konsultan Independen TPA Bantar Gebang yang terdlri dari Pusat Penelitian Sumberdaya Manusia dan

Lingkungan Universitas Indonesia dan Pusat Studi Pembangunan d.:m

Lingkungan Univcrsitas Islam '45' Bekasi, keberadaan TPA menyebabkan

terjadinya pencernaren air (air tanah dan air sungai) oreh air lindl oart

sampah, pencemeran udara oleh bau tldak sedap yang menyengat,

sehlngga mengundang vektor-vektor penyaklt seperf lalat, tikus datang

ke lrngKungan sekttar TPA (Dinas Keberslhan Propinsi DK! Jakarta, 2005).

Sehlngga terjadl penu ru nan derajat kesehatan masyarakat sekitar TPA

( Ayub Muktiono, 2004).

Jlka melihat u ralen di atas, ada lndlkasl be hwa slstern pengelolaan

yang selama inl dilakukan tldak berjalan optimal, st:hlngga memberlkan

kontrlbusl negatif bagl st:biiglan masyarakat dan llngkungan. Namun tldak

blsa dlpungklr1 eenwa drballk stst negatlr dari keberadaan TPA terdapat sisl

posltlfnya. Keberadaan TPA telah membawa keuntungan bagi sebagian

masyarakat. Keberadaan TPA telah memberikan pekerjaan dan

pendapatan bagi mereka. Ada sekitar 5.000-6.000 orong yang bekerja

mengais rejeki dari sampan yang ada di TPA Banter Gebang (Arlef R.osyidle, 2004 den Ayub Muktiono, 2004).

Pemuh.mg yang memanfaatkao sampah di TPA Banta, Gebang

sebeqien besar adalah pendatang dart luar daerah. Persentase terbesar

berasal dari daerah Indramayu (32%), diikuti Ciw.bon (27%J, Bekasi

(18%), Jakarta dan Madura masing-masing 7%, Surabaya (5%), Pontianak dan fain-lain (4%) (Ayub Mul<tiono, 2004).

Pada umumnya, pemulung yang berada di TPA Bantar Gebang adalah mcrcka yang mendapatkan manfaal dcni sampah-sampah

anorganik atau sampah-sarnpah yang bi:;a didaur ulang dan bernilai jual

Page 26: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

6

yaitu plasn«, logam/metal, kaca/gelas, karet/kulit (bekas sepatu, tas),

kayo, kertas/kardus dan kam.

Dcngan rnennct kcgiatan pemulung yang menikmati nHai ekonomi

yang ada dari sampah anorganik, maka nilai manfaat ini dapat digunakan

untul< merubah par;,oigma Jama yang menganggap bcJhwa sampan adalah

sesuatu yang tidak bemilai menjadi oernilai apaoua digunakan sebagai

input untuk suatu proses produks]. Hal ini daoat dibuktikan dengan

dimanfaatkannya sarnoeh anorganik oleh sebagian orang sP.hagai surnber

matapencaharian, mendatangkan pendapatan dan rnenciptakan lapangan

kerja bani.

Hasil kegiatan pemantauan yang dilakukan oleh Tim lndcpenden,

2005, mengatakan bahwa keberecaan TPA telah meningl<atkan aktivitas

cerekcnomen lokal, Telah lerjadi efek 91:Jnda (multiplier effect).

Keberadaan TPA tersebut, telah diikuti olen berdirinya industri terutama

yang mengguna1<an bahan bakU dari sampah, secertl industri plastik dan

kertas. Munculnya wan.mg/toko, wartel, ldinik, dan kegiatan ekonnmi lain

terkait dengan pernanuhan kebutuhan pernutung. (Ayub Muktiono, 2004).

Mengadopsi dari apa yang telah diuraikan di atas dengan melihat

kelebihan dan kelemahan dari pengeloiaan sampah yang setarna ini telilh

di laksoneken olen Pemef'intah Provinsi OKI Jakarta, penelitian

memfokuskan pace pengolahan sampah skala kawaSon di Jakarta. Hal inl

dlsebaoken karena kebijakan yang seiarna ini dllaksanakan belum mampu menjawab permasalahan yang aoa,

Untul< itu, di carem rangka meminimalisasi dampak negatif yang

ditimbulkan oleh sistem pengelolaan sampah yang terah dilakukan oleh

Pemerintah Prnvinsi DK1 Jakarta selama ini dan sebagai upava untuk

memaksimahsasi dampak positif yang diakibatl<an olch kcberadaan

sampah di sekitar kita, adalah mengatasi sampah dari tingkat bawah. O.ilam skala keci! sarnpah tidak menimbulkan rnasalen yang cukup

berarti. Namun dalam skala besar, sampah apabila tidak dltanganl secara

tepat akan memunculkan masalah yang OJkup kompleks.

Penelitian ini memfokuskan pada masalah pengolahan sampah

organik di tingl<at kelursnan dengan memoertimbangkan bahwa kornpostsi

terbesar sarnpah yang ada adalah sampah organik dan sifatnya yang

Page 27: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

7

Dalam rangka menggali dampak positif yang terdapat dalam

sampah organik sekaligus membantu mengatasi masalah sampah

( dampak negatif) dalarn skc'la I<'" -,asan, penelitian mengambil Kelurahan

Cijantun(J KP.c-.amatan Pasar f.ebo Jakarta Timur sebagai lok.asi penelitian.

Konsentrasl penetltlan pada upaya daur utang sampah organik dengan

penekanan proses pengom:>' san (composting). Proses pengkomposan

sernpah menjadi lebih penting karena 70%-00% sampah kota merupakan

sampah org,:mik yang dapat dijadlk.an sebagai bahan baku pupuk organik

(Kompos). Sistem ini biasanya diterapkan untuk memproses sampah skate

sedang sampai skala besar (BPPT, 2003 ). l(elebihan dari produk daur

ulang sampah orqanik ini (kompos) sangat berperan dalam memperbaiki

- .. ·- No TPA dengan Sistem Sanitary Composting dengan Slstem landfill . ··-- .~ Windrow

1. Mahalnva biava trwestesi 81oua mvestasi relatlf lebih mu rah 2. Membutuhkan rahan iuas Meml>utuhkan ienan yang tldak

- lua~ _ .. 3. e,aya operasional besar : pengadaan llulya operas,onal mur.>h ~rena

tanah urug, pengOlahan llndi, bahan baku Clekat dengan transportasi penga~gkutan sampan sumbemya, kc TPA - 4. ooerasionansast pengotah&n sampah Operas1ona11sas1 pengolahan lebih suut semoan sanest sedernana

s. Jumlah sampah yang d,tangan, Jumlah sampah leblh sed1k1t, sangat besar, :s<:l1111gga suhr untuk sehingga mudah untuk mengontrol mengontrol ienls sampeh yang jerus sampah yang d1tangani I d,tanganl (bahan berbahava cbn beracunlB·3l I

6. Munculnya masetan SOSlal Relattf Mak ada masetan sos,al: (ter:iadmva penolakan terh~dap yang muncul keberadaan TPAl .

7. Munculnya masatan llngkungan Relatif tldak ada masalah I (nencemaran udara to\nah, air) hnnkunaan

membusuk, sehingga dilakukan upaya untuk mereduksi dan

memanfaatkannya melalui sistcm open windrow. Sistem open windrow

adalah sistem pengolahan sampah organik dengan ditumpuk memanjang

pada ukuran tertentu yang diberi perlakuan tambehan, s.ehingga dapat

diubah menjadi pupuk organlk. Beberapa perbandingan antara ststern

open windrow dan TPA disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 1.4 Komparasi Pengelolaan Sampah TPA dengan Sistem Sanitary Landfill dan Compostmg dengan Sistem Open Windrow Skala Kelurahan

Page 28: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

Hal menarik yang dilihat datam penelitian ini adalah bahwo bahan

baku yang diolah tidcik bemilai dan cenderung menimbulkan dampak

negatlf pada Ungkungan, proses dan peralatan composting yang

dipergunakan cukup sedemana, tenaga kerja yang dlbutuhkan bukan

tenaga kerja terampil (unsklilled labor), serta tanah yang dibutuhkan

untuk kegiatan composting tidak luas, temyata mampu memberikan

manfaat kepada masyarakat dan lingkungannya. Melihat fenomena

tersebut, maka muncul rumusan masalah yang dapat diangkat dan

menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu seberapa besar tingkat kelayakan

1,2 RUMUSAN MASALAH

Keglatan pengolahan composting sampah organik dengan sistem

open windrow di Kelurahan Cijantung sudah berjalan kurang lebih 2

tahun. Pilot poject ini diprakarsai oleh Suku Dinas Kebersihan Jakarta

Timur. Kapasitas produksl kompos yang dihasilkan menc:apai 1.550 kg per

hari.

kondiss fisik tan ah d iantaranya memberikan nutrisl bagi tanarnan,

memperbaiki struktur tanah, menambah kemampuan tanah untuk

menahan air, meningkatkan aktiVitas biologi tanah, mampu meningkatkan

pH pada tanah asam dan meningkatkan ketersediaan unsur mikro.

Penehtten difukusk,m pada kelayakan keyiati:ln dilihi:lt dari 6

aspek, yaitu aspek fmansial, aspek ekonomi, aspek komersial (pasar),

aspek kelembagaan - organisasi dan manajemen proyek, aspek teknis dan aspek lingkungan.

Dengan demik.ian penelitian tentang pengolahan sampah organik

menggunakan proses composting dengan sistem open windrow ini

diharapkan dapat memberikan wacana baru bahwa sampan organik

khususnya dapat mendatangkan nilai manfaat yang lebih besar secara

ekonorni yaitu dapat dijadikan sebagai peluang usaha dan penyedlaan

lapanqan kerja. Namun ada dampak tidak langsung yang tidak kalah

pentingnya adalah tereduksinya sampah dari sumbernva yang

menyebabkan terjadinya efisiensi biaya pengangkutan ke TPA. Oleh

karenanya upava ini dapat dijadikan sebagai altematif pengelolaan

sampan.

Page 29: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

q

1.5 MANFAAT PENELITIAN Berdasarl<.an nilai manfaat yang ada dalam sampah yaltu

dijadikannya sampah sebagal sumber matapencahalian bagl orang-orang

yang bergerak di sektor informal dan juga apabila dikeiola dalam sk:ala

kawasan (kelurahan) akan membawa dampak positif bagi masyarakat dan

Jingkun9an sekrternve, maka m.infa;,t y.ing diharapkan dari penelitian ini

adalah :

a. Dijadikannya penelitkm ini scbagai behen p<:rtimbangan bi3gi

Pemerintah Kota Jakarta Timur kbususnye don Pemerintah Provinsi

DK! Jakarta pada umumnya tentang p~ngolahan sampah organik

menggunal<an proses campcsting dengan ststern open windrow

sebagai saiah satu alternatif pemecahan dalam mengatasi

perrnasalahan sampah dan perbaikan lingkungan.

1,4 HIPOTESIS Hipotesis yang diambll adalah bahwa kegiaton pengolohan

sampah organlk rnelalui proses composting dengan slstem open windrow

tavak untuk dUadfkan peluang usaha dlllllat darl aspek nnansier, ekonoml,

komersial, keiembagaan - organlsasl dan manajemen proyek, teknls

proyek dan llngkungan.

1.3 TUJUAN PENELJTIAN Dari rurnusan masalah sebagaimana terurai di ates, maka tujuan

penelitian yang dilakukan adalah untuk menilai kelayakan kegiatan

composting sampah organik dengan sistem open windrow di Kelurahan

Cijantung dfllhat dari aspek finansial, aspek ekonomi, aspek komersial

(pasar), aspek kelembagaan - organlsasi dan manajemen proyek, aspek

teknls dan aspek lingkungan.

keqiatan composting sampah organik dengan sistem open windrow di

Kelurahan Cijantung dilihat dari aspek finansial, aspek ekonomi, aspek

kornersial (pesar), aspek keternbeqeen - orqenlsesl dan manajemen

proyek, aspek teknls oan aspek lingl<ungan?

Page 30: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

10

1.7,2 Metode Pengolahan dan Analisis Data untuk Anallsls Kuantitatif Data dan informasi yang telah diperoleh dari data primer dan data

sekunder tersebut kemudian dlolah. Hasil pengolahan data, dltabulasikan

dan selanjutnya dikelompokkan serta diklasitikasikan, sehingga

mempermudah nantinya dalam menganalisis data. Dari berbagai data

yang tel ah d iolah, akan diperoleh hasil berupa erus kas tunai yang

selanjutnya akan d1analisis berdasarkan berbagai kriteria kelayakan

1.7 METODOLOGI PENl:UTIAN 1, 7, 1 Jenis dan Sumber Data

Jen is data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi, dokumentasi

dan wawancara dengan plhak-pihak terkait yaitu dinas/instansi yang

berkompeten rnenanqanl masalah sampah (Dinas Kebersihan Propinsi DKI

Jakarta dan Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur) dan pekerja

pengolahan sampah organik Cijantung. Sedangkan data sekunder yang

diperoleh adalah data kepustakaan meliputi literatur, buku-buku, jurnal­

jurnal ilmiah, majalah, surat kabar, data-data resmi yang dikeluarkan oleh

pemerintah den hasil penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai

bahan rujukan.

1.6 RUANG UNGKUP Yang menjad1 kajian dalom pcnchtian ini adalah Pengolahan

Sampah Organik dengan Sistem Open Windrow di l<elurahan Cijantung

Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur.

b. Memberikan wacana baru kepada masvarakat dan dunia usaha bahwa pengolahan sampah rnelalui proses composting dapat memberikan

manfaat sehingga dapat dijadikan sebagai peluang usaha.

c. Merubah paradigma lama yang menganggap sampah adalah bahan

sisa akth1itas manusla yang tidak bermanfaat, namu n apabilc1

digunakan sebagai input pada suatu proses produksl akan menciptakan

nilai ekonomi.

Page 31: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

11

Gross B/C Ratio merupakan angka perbandingan ar>tara nilai

sekarang darl arus manfaat dibagi dengan nilai sekaranq dari arus biaya.

Kriteria yang digunakan unt:uk pemilihan ukuran Gross B/C Ratio sebesar

satu atau lebih jika arus biaya dan manfaat didiskontokan pada tingkat

biaya opportunitas kapital (Op(IOrtunity Cost of Capita() (Gittinger, 1986).

Rumus untuk perhitungan Gross 8/C Ratio adalah sebagai berikut:

Dimana:

i, = disc:ou nt rate yang menghasilkan N PV positif

i, = discount rate yang menghasilkan NPV negatlf

NPV, = NPV yang bemilai positif NPV, = NPV yang bernilai negatif

NPV1-NPV2 IRR = i1 + (i2-i1) -----

Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat rata-rata

keuntungan intern tahunan bagi perusahaan yang melakukan investasi

dan dinvatakan dalam satuan persen (Gittinger, 1986). Rumus yang

digunakan untuk menghitung IRR adalah sebagai berikut :

NPV1

dimana:

61 = penenrnean/marfaat ( benefit) pad a tahun ke-t C1 = biaya (cost) pada tahun ke-t

n = umur proyek

= discount rate(%)

n B,-C, NPV = ~

1+1 (l+i)'

investasi seperti Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR)

dan Gross B/C R<1tio.

Net Present Value (NPY) menurut Husnan dan Suwarsono

( 1994) dapat diartlkan sebagar nllal sekarang dari arus pendapatan yang

ditimbulkan oleh investasi. Rumus permtunqan NPV adalah sebagai

berikut :

Page 32: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

1, 7,3 Diskr-iptif Kualitatif untuk Analisis Kualitatif Untuk data yang sulit diukur/tidak terukur secara kuantitatif,

dijelaskan secara deskrlptir. Data deskriptif diperoleh dari hasil wawancara

dan observasi serta dokumentasi. Data deskriptif beru pa Kata-kata hasil wawancara sebagai sumber utama penelitian. Menurut Alston dan Bowles

Setelah penenrnaan bersih kumulatif dan tahun ke tahun

dihitung, dapat terlihat bahwa tahun dimana investas sudah kembali adalah tahun pad a saat penerimaan bersih ku mu latif pertama kali bernilai

positif. Semakin cepat pengembalian investasi, maka proyek dipandang

baik untuk dilaksanakan.

P = nilai ua ng sekarang

F = nil.ii u.ing di rnasa dotn ng

i = tingkat suku bunga

t = waktu

Dimr1nr1 :

( 1 +i)' p'"

Dimana:

Bt = penerimaao (benefit) pada tanun ke-t

C, = biaya (cost) pada tahun ke-t n = umur proyek

= discount rate (%)

Untuk mengetahui tingkat pengembalian investasi digunakan

indikator Payback Period. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah discounted payback period dengan mslakukan d1skonto terhadap

penghasilan bersih yang diperoleh. Prosedur dlskonto dilakukan dengan

menggunaka:1 rumus sebagai benkut (Gittinger, 1986) :

F

' B, ~ t+1 ( 1 +i)t

Gross 8/C Ratio = • c, E tll (1 +i)'

Page 33: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

13

1.6 SISTEMATlKA PENUUSAN

Penullsan tesis ini dlsajlkan dalam s baglan. Kelima baglan lnl

menggambarkan rangkalan penelrtlan yang dllaksanakan oleh penelltl.

Berikut diuralkan slsternatika penullsan tests berdasarkan urutan per bab,

Bab satu, Pendahuluan, menguraikan permasalahan yang

melatarbelakangl dlangkatnya tema analisis kelayakan composting sampah organik dengan slstem open windrow sebagal alternatlf

pengelolaan sampah kota skala kawasan (studi kasus pengclolaan sampah

di Ki:,lurahan Cijanluny xecernetan Pasar Rebo·lakarta Timur). B11b lni

diakhlrl dengan slstematlka penullsan yang menggambarkan urutan

nenu lisan tests. Bab dua, Tinjauan Pustaka, menguraikan tentang teori

berbagai hasil kajian literatur yang mendukung terbentuknya kerangka

pemikiran dikaitkan dengan sebuah kasus pengolahan sampah di

Kelu1 ahan Cijantung ini.

Bab tiga, Gambaran Umum Wilayah Penelitian, dtmana

dalam bab ini menggambarkan kondisi dan permasalahan sampan di

Provinsi DK! Jakarta, Jakarta Timur dan Kelurahan Cijantung serta protil

kegiatan pengolahan sampahnya.

(1998), mengemukakan bahwa wawancara yang mendalam bertujuan

untuk melihat dunia dari pandangan informan, untuk menyelidiki

pemikiran dan perasaan rnereka clan untuk memahami secara seksama

sudut pandang rneresa. Demikian juga untuk observasinya. Teknik yang digunakan untuk

menggali data oari sumber data berupa peristiwa, tempat, lokasi dan

benda serta rekaman gambar.

Dalam penclitian ini, observasi yang dilakukan adalah dengan :

a. Pengamatan langsung terhadap aktivitas operasional pcngolahan

sampan, mengamati kondlsl flsik dan lingkungan tarnpet pengolahan

sampan b. Mengambil rekaman gambar yang dirasa perlu dan mendukung data

penelitian.

Page 34: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

) .j

Bab empat, Hasil Analisa dan Pembahasan , rnerupakan bab

y,1ng menunjukkan basil perhitungan, anaijsis dan bahasan permasalahan

nerueserkan hasil olahan data yang bersumber dari data primer dan data

sekunder dikaltkan dengan apa yang tetah diuraikan mulai dari bob satu,

bab dua dan bab tiqa,

Bab lima, K111simpulan dan Saran, merupakan bab penutup.

Page 35: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni
Page 36: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

IS

2,1 PENG!RTIAN SAMPAH 2.1.1 Definisi 5ampah

Untuk lebih bisa memahami sampeh, permasalahan yang

ditlmbulkan dan nllai manfaat yang dimlliki, rneke yang perlu kita ketahui

Sel);igalmana d1ketT1u(akan Arkodra (1999), bahwa peda

umumnya masatah lingk~•ngan hldup muncul karena berbagai sebab, yaitu

(1) urbnrusasi yang cepat dan penggunaan teknologi yang kurang

bljaks;,na yer,g cendcrung memusatkan pendudulc clan sernpab pada

tempat yang re!atif semplt, (2) konsentrasi sampan yang melebihi

kemampuan llngkungdn (tanan, udera, air serta siscern biologls) untuk

rnengaslmilasi, yang disebabkan oleh kemunduran mutu \ingkungan hidup

untuk kehidupan biologis ter-nasuk manusia, (3) pertambehan jumlah

penduduk serta penlngkatan keglatan pembangunan yang mengakibatknn

terjadinya pergeseran pola p!.'nggunaan lahan di tndonesta, (4)

pertumbuhan ekonomi dan industrl yang menyebabkan terjadinya

kecenderungan kepede perubooan ~lklus alami, terutama melelul

perubahan-eerubanan sungai, udar,1 dan tanah karera sernpen.

perubahan tata ruanq, dan kegial<ln lain yang dapat mengurangl

produktivltas hiolog1 (Sabrl, et al., 2004).

Demlkian ju!;Ja yano terjad• di Jakart.a. Menurut John Miller

(2005), sebagai pusat ekonomi dan pemertntahan, Kot.I Jakarta memlllld

cJaya tarlk yang kJar blasa bagl penduduk Indonesia untuk datang dan

menetap. Selaln mernberikan manfaat dalam penyedlaan tenaga kerja,

penJngkatan jumlah penduduk juga menjadi penyebab menlngkatnya

kebutuhan perumahan dan peningkatan pelayaoan poblik lainnya,

diantaranya pengelolaan sampan {URD: 2005).

Terbatainya lahan dan ting111nya tingkat kepadatan penduduk

merupakan kendala senus yano dihadapi olen Kota Jakarta dalam

pengelolaan sampah (UROT, 2005).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Page 37: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

16

:z.1.2 Jenls Sampah Dari beragam sampan yang dihasilkan oleh aktivitas manusia,

sampan dapat digolongkan ke dalarn 4 (empat) kelompok, antara lain :

a. Human Excreta Merupakan bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia,

meliputi tinja dan urine.

b. Sewage Merupakan air limbah yang dibuang oleh pabrik maupun rumah

tangga.

c, Refuse Merupakan bahan pal.lat sisei proses industri atau hasil sampingan

rumah tangga. Refuse ini yang dalam pengertian sehari-harl kerapkali

disebut sebagai sampah,

a. Industrial Waste Merupakan bahan-bahan buangan dari sisa proses indust1i (Wied

Harry Apriadji, 1990).

terlebih dahulu adalah dP.finisi sampah itu sencm, Ada beberapa definisi

tentang sampah. Menurut Kodoatie (2003) dalam Jurna1 Pulifikasi, 2005,

sampah adillah limbah atau buangan yang hersifat padat. setenqah padat

yang merupakan hesll sampingan dari kegiatan perkotaan atau siklus

Keh1dupcm manusia, hewan atau tumbuh-tumbuhan. Dalam istilah

lingkungan untuk M,majemen, Ecolink, 1996, sampah adalah suatu bahan

yang terlbuang at.au dibuang dari sumber hasil aktivitas rnanusia rnaupun

proses alam yang belum memilif<i nilal ekonurnis. Tchobanoglous, dkk

(1993) mendefinisikan sampah senaqai kurnpulan rnatenel/rnesse yang

beragam dari hasil buangan masyarakat kota yang merupakan c11<.u1nu1asi

dari kegiatan pertanian, industri dan sampah-sampah mineral (Ana Puji

Rahayu, dkk, 2005).

Page 38: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

17

mengklasifikasikan jenis-jenis sampah padat (refuse) berdasarkan

asalnya, sebagai berikut :

a. samoen Lapuk (Garbage) Sampah golongan iru didefinisikan sebagal sampah yang

dihasilkan dari proses penvtapan, pengolahan dan penyediaan makanan

yang dapat dihasilkan dari rumah tangga, institus1 dan badan-badan

komersial seperti hotel, toko, restoran dan pasar (Linton, 1970, dalam

Muhamad, Naufal, 2004). Definisi Garbage datem Wied Harry ApriadJ1. 1990, adalah sisa­

sisa pengolahan atau stsa-sisa makanan dari rumah tangga atau

merupakan hasil sisa sampingan kegiatan pasar bahan mak.anan. Contoh :

sisa-sisa hasil sortasi sayur-mayur di pasar, makanan slsa, daun

pembungkus, dan sebagainya.

b. Sampah Tak Lopuk dan Sampah Tak Mudah Lapuk (Rubbish)

Sampah tak lepuk merupakan jenis sampah yang benar-benar

tldak akan blsa lapuk secara alami meskipun drilem jangka waktu yang

lama. Conteh : plastik, kaca can mlk.a. Sampah tak rnudah tapuk merupakan jents sampah yang sangat

sulit lapuk, namun bisa lapuk secara atami dalam jangka waktu yang

lama. Contoh : kertas, kaleng, kawat, dan sebaQalnya (Wied Harry

Apriadjl, 1990). Barton, 1979, rnernberlkan definlsi yang [etas atas beberapa

istllah yang digunakan dalam pengelolaan sampah perkotaan :

a. Organik adalah bahan yanQ terdiri atas campuran senyawa-senyawa

kimia yang mengand mg rantai karbon, yang otsatukan dengan

hidrogen dan sering juga dengan okslaen, nitrogen dan elemen-elemen

lainnya. b. Anorganik adalah bahan yang tlerasal dari mineral, yang tidak daoet

dlmasuxken delern kelompok senyawa karbon yang dikenal dengan

lstilah organik. c. sampan (waste) adatan mater! padat, cair, Hlau gas yang dibuang

akibat aktivitas masyarakat.

(APWA) Association Works Public American The

Page 39: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

pengangkutan ke TPS {Tempat Penimbunan Sementara) sampai di bawa

ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pengelolaan sampah perkotaan yang

baik menjadi sangat penting karena jumlah timbulan sampah yang

dihasilkan cenderung meningkat dari tahun ke tahun selling dengan

meningkatnya Jumlah penduduk perkotaan. Dan tidak kalah pentingnya

oaiarn pengelolaan sampan perkotaan adalah l::etersediaan lahan yang

terbatas dan makin menyempit.

Ada beberapa darnpak yang timbul akibat pengelolaan sampah

yang tidak tepat atau tidak memadai, yaitu :

a. Terhadap Kesehatan Lok.isi dan pengclolaan sampah yang kurang memadai dapat

rnernberiken kondisi yang cocok untuk perkembenqbieken beberapa

organlsme dan mengundang vekror-vektor penyakit untuk datang (lalat,

nkus, dan lam-lain). Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan

antara lain : > Penyakit diare, kolera, tifus yang akan menyebar dengan cecat l<arena

virus yang berasal dan sampah dengan pengelolaan yang tidal< tepat

dapat t>.!rcampur dengan air minum

> Penyakit yang disebabkan oleh [amur

l> Penyakit yang deoet menyebar melalui rantai makanan

> Penyakit·penyal:.it yang disebabkan oleh sampah beracun

b. Terhadap Lingkungan Leachate atau llndi yang berasal dari sampah apablla merembes

ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Oekomposisi atau pembusukan sampan yang dibuang ke dalam

air akan menghasilkan asam organik dan gas-calr organil<, seperti

meliputi pengumpulan, perkotaan Pengelolaan sampah

2.1.3 Dampak Sampah Temadap Manusia dan lingkungan

d, Sampah kota {urt>an waste} adalah sernua sampah paelat yang

dihasilkan dari pcmbuangan sampah rumah tangga, areal komersial,

perdagangan dan industri yang dikumpu\l<an oleh lembaga lokel atau

petevenan kebersihan publik atau kontraktor swasta yang mewakili

pemerlntan kota (Munamad Naufal, 2004).

Page 40: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

19

2,2 ICARAKT£RISTIK SAMPAN PERKOTAAN sarnoen perkotaan sangat porensial untuk diolah menjaal

kompos. Menurut data, sekitar 70%-80% samoah perkotaan di Indonesia

berasal dari banan organik. Dari total sampah yang ada di kota beser,

73% adatah sampah organik dan sisanya adalah sampah anorganik,

seperti plastlk, kaleng, logam dan sebagainya.

Sampah perkotaan biasanya memiliki kadar air antara 40-50%.

Besarnya kadar air dalam sampah ini cukup eecek untuk proses

pengomposan dimana kadar optimal yang dipersyaratkan adalah 50-60%.

Untuk rasio C/N 30-40 berbancllng 1, enmana rasio optimumnya adalah

30 : 1 (Oipo Yuwono, 2005).

metana. Sela,n berbau kurang sedap, dalam konsentrasi tinggi dapat

meledak.

c. Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi

Pengelolaan sampah y;;,ng tidak tepet akan memberikan dampok

terhadap keadaan sosial dan ekonomi antara lain :

::., Akan menciptakan lingkungan yang kurang menyenangkan bagi

rnasvarakat yaitu rnuncumva bau yang tidak secep dan estetika

lingkungan yang buruk.

), Memberikan darnpak negatif terhadap aspek kepariwisRta;.m.

:,.. Rendahnya tlngk.at kesenaten masyarakat. Hal terpenting disinl adalah

meningkatnya pembiayaan secara langsung (biaya untuk pengobatan)

dan pembtavcan secora tidak langsung {tidak masuk kerja, rcndahnya

produktivitas pekerja).

l> Pembuangan sampah padat ke badan air dapet menyet>abkan banjir

dan akan rnembertkan Clampak bagl fasilitas cetavanen umum seperti

[alan, Jembatan, drainase, dan lain-lain.

> Mempengaruhi tingginya biaya operasional infrastruktur Jainnya akibat

pencemaran yang disebabkan oleh pengelolaan sampah yang tidak

tepat. Sebagai contoh adalah tingginya biaya yang diperlukan untuk

pengolahan air akibat sumber air baku yang sudah tercernar oleh

sampah (PPPGT/VEDC Malang, 1999).

Page 41: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

20

2.3 KONSEP PENGOLAHAN SAMPAH PERKOTAAN Menurut Sri Bebasari, 2000, pengolahan sampah secara umum

napat ouakukan dengan 4 {empat) proses, Keempat proses tersebut

adalah :

a. PengomPOsan (Composting}

Merupakan proses pengolahan sampah (sarnpah ornanik) melalui

pengomposan atau fermentasi untuk mendapatkan atau menghasilkan

pupuk orgonik (kompos).

Kendala yang dihadapi untuk penerapan sistem pengolahan ini

acaren neium acenva kesadaran masyarakat untuk memisahkan sampan

orqamk dan sampan anorganik, belum memasyarakatnya psmakatan

pupuk organlK (kompos) olen petanl Khususnya dan masvarakat pada

umumnya.

b. Pembakaran (Incineration)

Pengolahan dengan sistem pambakaran (incineration) adalah

pemusnahan llmbah dengan menggunakan proses pembakaran.

Pengolahan inl memertukan blaya yang sangat mahal dan memertukan

bahan bakar yang banyak (Ayub Muktiono, 2004). Inslnerasl dllakukan

pada suhu yang cukup tlnggi dengan tujuan agar pembakaran yang

terjadl bertangsung sempuma, sehingga tidalc mengha~llkan asap yang

dapat mencemari udara dan residu yang dlhasilkan adalah abu.

c. D11ur Ulang (Recycling)

Merupakan proses pengolah11n sampah dengan can,

memanfaatkan kembah sernpan-sempah yang masih bisa dimanfaatkan.

Pengolahan dengan sistem ini akan dapat berjalan dengan baik apabila

mendapat dukungan dari semua pihak. Pemerintah sebagai regulator

harus tegas membuat peraturan tentang pernakaian bahan-bahan ramah

lingkungan bagi pelaku usaha dalam memproduksi produknya dan

menindak tegas apabila terjadi pelanggaran, pelaku usaha harus

kooperatif dan mematuhi ketentuan yang dibuat oleh pemerintah dan

dibutuhkan kesadaran dari masyarakat untuk mempergunakan produk­

oroduk ramah lingkungan Clan sadar untuk melakukan pemllahan sampah

ditingkat rumah tangga.

Page 42: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

21

a. Open Dumping-Sanitary Landfill

Adalah proses pengolahan sampah dengan rncmbuanq dan

menumpuk sampan secara terbuke hingga kelinggian 0,20-0,35 meter

kemudian d·1urug dengan tanan can dibiarl<an beberapa waktu sebagai

proses peruraian secara alami. Pengolahan sarnpah dengan stsrern

sanitary landfill ini membutuhkan lahan yang sanqat luas dan

membutuhkan banyak tanah sebagai bahan urug untuk menimhun

sampah (Ayub Muktiono, 2004). Dalam Wied Harry Apnadji, 1990, pengolohon sampah dapat

dilal<ukan dengan berbagaf cara antere lain :

a. Penimbunan ranen (Land Fill) Pemusnahan sampah dengan cara inl sudah lama dilakukan di

daerah perkotaan. Kumpulan sampah yang berasal dari sumber timbulan

sempan dimanfaatkan untuk menimbun tanah rendah. Sampah ditimbun

begitu saja sampai menggunung, kemudian diratakan dan dipadatkan.

Setelah kettnggtan tertentu, penimbunan sampah dihentlkan. Dalam

slstem lnl sebalknya dlmanraalkan untuk jenis sampah rubbish, karena

apablla bercampur dengan garl:Jage yaog sangat mudah membusuk ekan

berbau setelah beberapa hari dibuang. Akibatnya setatn mencemarl

Ungkungan, juga akan mengundang hinatang dan vektor-vektor penyakit

untuk datang, sehingga aken berdampak terhadap pPnurunan kesehatan

mesvereket. b. Penimbunan raneh secara Sehat (S/fnitary Landfill'

Sanitary Landnn sangat tepee untuk menimbun tanah rendah

dengan menggunakan sernpah jents rubbish dan garbaqe s~kaligus.

Pemusnahan sernoah dengan cara ini kemungkinan me nlmoulkan bau dan

mengundang binatang dan vektor-vektor penyakit sangat kecil. cara yang

dilakukan adalah sampah yang ditimbun dengan cera landfill, setelah

ketinggian yang diing\nkan, permukaan atasnya segero ditimbun dengan

tanah. Paling sedikit tanah yang digunakan untuk menimbun setebal 60

cm. Pemusnahan dan sekaligu~ pemanfaatan sampah lni membutuhkan

lahan, tanah urug dan biaya yang sangat besar.

Page 43: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

22

2.4 KONSEP COHPOSTZNG PROCESS kornpos adalah pupuk alami yang terbuat dari bahan-bahan

hijauan dan bahan organlk lain yang sengaja ditambahkan untuk

c. Pembakaran Sampah (Incineration)

Sistcm pemusnahan sampah dengan cara ini harus dllakukan

dengan care pembakaran sernpurne agar tidak menimbulkan asap yang

dapat mengganggu pe111ah,san dan mencemari udere. luga sise sampah

yang trdak terbakar sempurna akan bertet>aran kemene-rnane.

o. Penghancuran (Pul•1erisation)

Sampan y;mg berasal dari bak-bak penampuncan sarnpah baik

dari jenis garbage maupun rubbish langsung dihancur\eburkan o\eh atat pelumat sampah. Sampah yang sudah dilumatkan selain dapat

dlmenfaatkan untuk menimbun tanah yang rendah, dapat Suga dibuang kc

taut.

e. l'engomposan (Composting) Proses pengomposan (composting) dilakukan untuk jenis sampah

organi~ (gi!rbage). Agar proses pembusukan samoah (decomposition)

oleh mikroorganisme berjalan dengan balk, sarnpah dlhancurkan atsu

dicacah delarn ukuran tcrtcntu terlebih dahulu. Proses pembuatan kornpos

In! blasenve memakan waktu antara 2 hari sampai dcngan 6 minggu,

tergantung cara penanganannya. Composting dapat dllekukan dalam

skala rumen tangga karena proses, alat-alat dan teknologi yang

dlgunakan sedernana. f. Makanan Ternak (Hegfeeding)

Sampah Janis garbage, sepertl stsa sayuran, arnpas taploka,

ernpes tahun, depot dlmanfaatkan sebagai makanan rernak.

g. Pemanfaatan Ulang (Recycling) Recycling sampah dapat dilakukan untuk sampah yang sekiranya

masih dapat d10Jah kembali sepertt kertas, pecehan kace, botol bekas,

Jogam-logam, plastik dan lain-lain menjadi karton, kardus pembungkus,

alat-alat dan perangk;,t rumah tangga dari plastik dan kaca (Wied Harry

Apriadji, 1990).

Page 44: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

23

pembangun sel-sel tumbuhan. Surnber enerrgi diperoleh dari unsur N

padc1 bahan organik mentah.

Di dalam pen9omposa111 terjadi perubahan yang dilakukan oleh

rnlkrocrqanlsme, yaitu berupa penguraian selutosc, hemiselulosc, temak,

lilin serta lai11nya menjadi karbondioksida (C02) yang sebaqlan besar akan

hUang ke udara dan air; pe11gikatan unsur hara oleh rnikroorganisme akan

dllepaskan kembali bila mikroorganisme mati; serta pembellasan unsur

hara senvawa organik merijadi senyawa anorganik tersedia bagi tanaman.

Oengan meUhat terjadinya perubahan-perubahan tersebut, maka

bobot dan isi bahan dasar kompos akan mengalami penyusutan (40%-

60%), tergantung bahan dasar kompos den proses perigomposarinya (Effi

Ismawatl Musnamor, 2003).

oleh a kuvitas karbon sebagai

mil<robiologi dimana banan organik dirombak

mikroorganisme sehingga dihasilkan energi dan unsur

mengaktifkan proses pembusukan, misalnya kotoran ternak (Wied Harry

Apriadji, 1990).

Menurut Effi Ismawati Musnarnar, 2003, kompos merupakan hasil

pelapukan bahan-bahan tar,aman atau limbah orqanik seperti jerami,

sekarn, daun-daunan, rumput-numputan, limbah orgariik pengolahan

pabrtk dan sampah orga11ik yang terjadi karena penakuen menusia.

Proses pengomposan (romposclng) adalah suaeu proses

Page 45: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

24

yaitu :

a. Kebutuh .. r bahan organik untuk pemupukan belum terpenuhi

meskipun teleh tersedia pupuk kandang den pupuk hijau.

b. Sulitnya rr-ernproleh pupuk kandang matang dalam jumlah beser,

c. Penumpukan limbah banan organlk seperti sampah kota, llmbah pabrik

pengolahan perkebu nan ( gula, l<elapa saw it, l<opi).

d. Dekomposisi bahan organil< segar yang berlangsung di dalam tenan

dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

Ada 2 (due) cara untuk mempercepat terjadinya pelapukan benen

organil< yaitu penyaturan kondisl lklim mikro seperti suhu dan

kelernbenan yang sesuai dengan kondisi pertumbuhan mlkroorganisme

penqurat serta penernbahan atau pembenan mikroorganisme penqural

sebagai starter atau aktivator (EM-4, starbio dan temban).

Keboi,adaan kompos sangat diperlukan karena beberapa hal,

Koinpos Konverts1onal

;... Suhu (4U°C­ so0c

:.- Kelembaban (40%·60%)

l> Pe:nba1ikan (1-2 kal1/minggu)

Proses Fermentas,/Compo,:rmg

B<,han bak~J

o,tambahkan : ;..- Puµuk kanddng ;..urea :.-TSP J. M1kroba dekomposer

Gambar 2.1 Skema Pembuatan Kompos:

Page 46: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

25

e. Pembakaran bahan organik tidak akan memberikan tambahan unsur

hara namun dapet menirnbutkan pencemaran udara (Effi lsmawati

Musnamar, 2003). Dalam proses pengomposan, keberhasllan sangat ditentukan oleh

susunan eanan mentan. kondisi rnikro ( suhu, pH, kadar air atau

kelembaban dan ketinggian tumpukan}, kandungan nitrogen serta

pengadukan atau pP.mbalikan tumpukan.

a. Susunan Bahan Mentah

Semakin kccil ukuran potongan bahan mentah akan mempercepat

proses pembusukan atau penguraian. Ukuran idei:11 potongan st!kitar 4 cm.

Bila ukuran potongan terlalu kecll, maka timbunan akan menjadi padat

sehingga mempengaruhi slrkulasi udara.

b. Kondisi Mlkro (suhu, pH, kelembaban, tingoi tumpukan)

Pengaturan subu merupaken faktor pentlng dalam pengomoosan.

Salah satu faktor yang sangat menentukan besarnya suhu adalah

tingginya tumpukan. Jika tumpukan bahen terteiu rendah, maka beraklbet

cepat kehllangan panas sehingga mlkroor9anisme tldak ekan berkembang

secera wajar. Sebaliknya, apablla tumpukan terlalu tlnggl mengaklbatkan

terjadinya kepadatan bsnen organik oleh berat bahan sehingga suhu

menjadl tlnggl dan tldak ada udara dalam tumpukan. Hal inl sangat

mempeng11ruhi perkernbanqbtakan clan aktivltas mlkroorganlsme dalam

mendekomposlsi bahan organik.

Tinggi tumpukan yang ideal adalah 1,2-2,0 meter dan suhu selarne proses pengomposan adalah 4o0c-so0c.

Untuk mempercepat proses pengornposan, pH diusahakan tidak

tertalu asern, Apabifa pH timbunan sangat rendah dapat ainalkkan dengan

pemberian Kapur, ebu dapur atau abu Kayu.

Untuk kelernbaban ideal timbunanan yang balk dari bahan baku

berkadar air sekitar 50%-70% dan penguraian atau perornbakan berkadar

air sekitar 40%-600/o.

c. Pengaruh Nitrogen

Rendahnya kadar nitrogen dalam timbunan akan mempengaruhl

rendahnya energi yang dipergunakan bagi mikroorganisme untuk

oerombakan secara cepst. Sehingga diperluKan tambahen sumber

Page 47: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

26

Kondisi

kinerja

agar dapat bekerte secera optimal.

mempengaruhi kehidupan dan

dalam proses pengomposan

linykungan yang dapet

Dalam teknologi penqomposan (composting), ada cua cara yang

dapet dilakukan valtu aerobic (dengan bantuan oksigen) dan anaerobic

(tanpa bantu;,n oksigen).

Pada prinsipnya, pembuatan kompos didasarkan pada

perancangan kondisi lingkungan bagi mik.roorganisme yang berperan

Sumber : dari berbaga1 somber (Elli lsmawatl Musnamar, 2003)

---·- ·-~ndun~I'!. (%) '-- Koll) .f!2!!.fill .. - Kadar air 41 00-43-00 i.£._orqanl~- . 4,83-6,00 _ ·- N o, 10-0,51 - P,Q. 0.35·1.12 I

K,O 0 32-0 so Ca - -·-· 1,00-2,0~- . ·- ·-· .. M-,,-· -·- 0.10-0.19 Fe 0,50-0.64 ' -- -· Al 0 50-0.92 _t!n __ ,, -··· 0,02-0,04 -·- _)

Tabel 2..1 K.:,ndung.:,n Hara Kornpcs secara Umum

nitrogen seperti pupuk kandang, urea, ammonium sulfat (ZA). Sebagai

ilustrasi, untuk rasio l ton bahan mentah dibutuhkan 70-100 kg pupuk

kandang.

d. Pengadukan atau Pembalikan Tumpukan

PengaduKan sangat olpenukeo untuk menciptakan kondist

kelembaban yang sesuai untuk proses penqomposan. Pengadukan akan

rnenyebabkan sirkulasi udara dalam tumpukan dapat berlangsung,

sehingga delcomposisi yang mampat dapat diatasi dan proses dekomposisi

dapat berlangsung merata. Pembalikan sebaiknya dilakukan dcngan caro memindah lapisan atas ke bagian tengah, tapisan tengah ke lapisan

bawah dan lapisan bawah ke lapisan ates.

Tingl<at kandungan hara kompos sangat dltentukan oten banan

dasar, cara mengomposan dan cara penylmpanan. Adapun kandungan

hara dari kompos secara urnum dagat dilihat pada tabel di hawah lni (Effi

Ismawatl Musnamar, 2003) ;

Page 48: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

27

Deskri""' Aerobik Anaerobik 61;1han oryamk Ulllt:k Penul,han dllokukan secara H,m1p1r seuiua b1;1han kompos 1ntensif. Bah an -baben organik dapat

organik va,,g mengandung d1komposkan dan aman protein hewem dan bahen . digur,akan yang mengandung penyak,t / sebaiknva dtseleksi

Ratio C/N oanan 25: 1 hrngga 30: 1 Scmakin tmggi C/N ratio sernakm cepar I perombakan bahan

-, organik dan buangannya akan mempr.mya, nrt™1fill!I ~mgqi - Kadar air < Rh l bah an 40%·50% :";0% keata!':

Suhu oot1mal 45-6S"C ss-so-c Oerajat keasaman tnHl 6-8 6 7·7 2 Ukuran Rahan Berupa potongan kE!C.11-kec,I I..P.blh baik turnat $~pert,

1·7,5 cm bu bur Aeras, (kebutunari Memenukan aerasi 0,6·1,8 T1dak memerlukan aerast udara) ml udaraJhariJkg bahan karena tempatnva

Ioroses termofilik) tertutup 1<ur1trol 1,11;1logt:n ] Dll1;1•ukan 1-1.adH sunu 60· T1dak perlu kuntrol

70°C selama 4 ~an pertarna karena patogen akan mati setelah 3-12 hari

Hasil akhir karboh1dn1t cc., H2, alkohol, asam Alkohol, asam lemak, .. - - •. lema~ _ -- ·-- c;.Qi._ H,D __ ··- - -

Lamanva oroses I 40-55 hari 10-80 hari Pengis1an bahan baku ! ndak dapat d1l;,l<ukan J Penanbahan banen baku pada saat proses : '<arena llisa mengganggu ke datam bak rermentasi composting J proses pengomposan ] dapat d1lakukan sewaktu- berlanosuna waktu

Tabel. 2.2 Perbedaan Proses Pengomposan secara Aerobik dan Anaerobik

mikroorganisme dalam menghasilkan kompos <.1ntara lain rasio C/N,

derajat keasaman (pH), kelembaban, suhu, jumlah oksigen masuk dan

ukuran bahan.

Dalam proses pensomposen, baik aerobic maupun anaerobic

masmq-maslnq mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pada tabe1 di

bawah ini akan memaparxan perbedaan persvaraten lingkungan, serta

keuntungan dan kerugian dari kedua proses tersebut (Dipo Yuwono,

2005).

Page 49: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

28

Secara komerslal, pembuatan korncos lebih banyak dilakukan

secara aerobic kan:n11 kecepatan dan kemudahan orosesrwa.

Ada dua prinsfp pembuatan pupuk kompos yaitu :

a. Prinslp Pembuatan Pupuk Kompos secara Aerobic

Proses pengomposan seeara tJeroblc dilakukan di temper terbuka.

Ud111rt1 bebas akan bersentuhan langsung dengan bahan baku kompos.

Dalam memperoleh proses pengomposan yang optimal, kuautas

maupun kecepatannya, diperlukan kontrol yang intensif temadap kadar

air, suhu, udara, p'r'\, kelembaban, ukuran bahan, volume tumpukan

bahan dan pemilihan bahan. Oleh karena itu, kegiatan operasional

penqcmpcsan dengan cara ini relatif lebih banyak membutuhkan

perhatian dibas,ding pengomposan dengan care anaerobic.

Pembuatan kompos eerco«: yang o.,Umal membutuhkon rasio C/N

25-30 berbanding 1. Rasio C/N adalah perbandingan kaoar karbon (C)

clan kadar nitrogen {N) dalam suatu bahan. Unsur karbon (C)

dimanfaatkan sebagai sumber energi di dalam proses metabolisme dan

perbanvakan sel oleh bakteri yang menghasUkan buangan berupa asam

organik, alkohol dan lain-lain. Unsur nitrogen (N) digunak.in u ntuk sintesis

protein atau pembentukkan protDplasma menghasilkan karbondioksida

(C02) dan gas metan (CH,).

Pe!!:i!£i,,_uu,,,,·"'11'------1-..::5:.:0cc%~----------11-7,:.:0"--%"'--------- Aroma Tlctak lx!rbllu 8P.rhau _J Ru~n Butuhrtmn kec~ 8utuh n,an!l.kb;hbe~L...J

Pengar1ook~n Perfu alat mekan,s · untuk I mengaduk dcngan tujuan nornoqerusasr oanan dan pembebas11n gas yang te · b3k dalam bah;,,n

Pembenan kaour

j . . _Oes~1 Aerobilc - "T Anaerob1k I Bi;iy;) opcras,on~I dart . Biaya mumh, cukup D1aya mahal pada awal I t1n91<ar kesibukan kerJa ' menyRlukan, pengontrolan pembuatan bak I I sehari-han d1lakukan tiap han (relabf I termentas,, tetapt mudah l , suht) <ialam pengawasan dao

_____ ---·· en o n1s1~nny_a _ Hasu aktur Sepcrt, tanan berwama Berbentuk lurnpur pekat, /

huam, kecokelatan dan oerwarna hitam -1-..=e'!).Q!!f kt,t.-Okelalcm ~

T1dak pertu karena kontrol Pertu untuk tahap awal 1 pH dapat d•lal<ukall dengan sebagai buffer I pemballkan tanah d.in

_pen_:i!raman Perlu untu k mengontrot sunu apabita tertalu t1ngg1, ya1tu dengan cara memballk bahan

Page 50: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

29

Bahan org.inik yang mengandung C terlalu tinggi dapat

mengakibatkan proses penguraian terlalu lama. Namun jika kandunqan C

tertolu rendah dapat men9akibatkan sisa nitrogen akan berlebihan dan

membentuk amonia (NH3). Apabila NH3 berlebihan akan meracuni bakteri

(mikroorqantsrne) (Dipo Yuwono, 2005).

Ada beberapa macam composting dengan cara aerobic, yaitu :

i. Composting denqan SiStem Open Windrow

Composting sistem ooe» windrow adalah proses penckornoosen

dlrnana sampah yang dikomposkan ditumpuk memanjang c!P.ngan ukuran

tertentu.

Syarat utama plant composong sistem open windrow adalah

tersedianya ruanqon tcrbuka dan beratap sorta terscdla sumber air yang

diperlukan untuk composting. Di roangan ini sampah organik ditumpuk

menjadi beberaoa ti.,mpukan selama 6-7 rninggu untuk diproses rnenjadi

kornpos.

Tata Cara Pembuatan Kornpos dengan Sistem Open Windrow :

-;, Sortasi dan Pencacahan

Sortasi adalah tahap par,ng awal dalam proses pengomposan.

Sampah yang datang sebaiknya langsung ditangani, sehingga tidal<

menumpuk dan menimbulkan bau yang tidi!l< sedap. Dalam ruang sortasi

ini sampah langsung dipilah. Sampah organik yang merupakan hasil

sortasi dibawa ke ruang pengomposan. Proses sortasi ini merupakan

proses yang mernenukan tenaga kerja yang relatif banyak.

Oan ruang sorrast, sampah organik dtcacan Clengan chopper

{mesin pencacah) untuk mendapatkan ukuran tertentu (sekitar 5 cm) yang merupakan ukuran ideal untuk compostir,g, :.. Pembuatan Tumpukan

Setelah disortir dan dicacah, sampah organik di bawa ke ruang

pcngomposan dcngan ukuran tumpukan lebar 2.,5 m dan tinggi 1,5 m

sert.a panjang scsuai ruangan. Pembuatan tumpukan dapat dilakukan

denqan garu atau alat yang terbuat dari anyaman barnbu.

Page 51: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

30

ii. Vermicomposting

Vermlcomposting adalah proses pembuatan kompos me1alui budldaya cacing. Dalam budid~ya tersebut diperoleh dua produk yaitu

biomassa cacing dan kascing (produk seperti kornpos yang biasa disebut

kascing = bekas cacing).

Pada awalnya vermicomposting digunakan untuk menangani

limbah padat organik yang berasctl dari petemakan karene limbah padat

peternakan khususnya kotoran ternak struktumya relatir hafus, kaya

nutrisi, dan disukai cacing.

Teknologi vermicomposcing dapat juga digunakan untuk

memproses sampah kota menjadi kornpos. Namun penerapan teknologi

~ Pembalikan, Penviraman dan Pemantauan Proses Pengomposan

Dalam menjaga agar proses pengomposan be11c1lan optimal,

dlperlukan pembahken dan penyiraman rutin. Pembalikan dilakukan

seminggu sekali untuk mengkondisikan aerasi tumpukan dapet berjalen

denqan baik, sedanqkan penyiraman berfungsi untuk menjaga

kelembaban. Aerasi yang baik oen kelembaban yang optimal inilah yang

mendorong mikroba aerob penghancur sampah aktif bekerja ean

berl<embano biak. Selama proses berlangsung, dibutuhkan pengukuran suhu untuk

menjaga optimalisasi compostmg dengan menggunakan termometer

kompos. Pada minggu-minggu pertama, temperatur sampah bisa mencapai

70"C. Set~lah kornpos rnetanq, suhunya turun menjacli 40"C dan

warnanya menJadl gelap dan gembur.

)> Pengayakan, Pengemasan dan Penyimpanan

Kompos yang telah matang, kemudian diayak untuk memperoleh

ukuran partlkel kompos sesuai yang diinginkan, memlsahkan bahan­

bahan yang belum terdekomposisi secara sempuma menjadi kompos, dan

memisahkan bahan-bahan yang tldak dapat dikomposkan yang lolos dari

proses sortesi.

Kompos yang telah diayak, dikemas ke dalam kantung plastik

atau karung untuk dlslmpan dan dipasarkan (BPPT, 2003).

Page 52: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

11

b. Prinslp Pembuatan Kompos Secara Anaerobic Pengomposan secara anaerobic terjadi tanoa bantuan udara atau

oksigen. Pengomposan ini memeriukan bangunan knusus yang kedap

terhodap udara, Ada 3 (tiga) rehep proses pembentukan kompos oleh bakteri

anaerob secara berurutan, yaitu : Tahap 1 ada1ah perombakan senyawa kompleks (karbohidrat,

protein dan ternak) menJadi senyawa yang leblh seoernana. T~hap 2 adalah perubahan senyawa mel\)adl asam organlk asam

lemak, asam asetat, asam butlrat. dan tain-lam). Pada tahap inl Juga

terjadl pcrornbakan asarn organlk dan senvawa nitrogen serta sebagian

keen C02, N2, cu, dan H2. Tahap 3 adalah pembentukan gas metan, karoondiokSida,

hidrogen sulfida, hidrogen can nitrogen darl senvewe-senvawa asam dan hasll sa'Tlpingnya berupe lumpur organ1k yang sangat baik untuk dijadlken

kornpos bagi tanaman (Dipo Yuwono, 2005). Dari penjelasan di eras dapat dilihat bahwa proses pengomposan

(composting process) dengan cara aerobic lebih mudah digunakan dalam

skala kecl1 dan menengah dibanding proses pengomposan dengan cara

anaerobic karene : a. Menggunakan tel<nologi sederhana, sehlngga mudah pengoperasiannya

b. Biaya operasionalnya iebih murah

c. Membutuhkan lahan yang lebih sempit

ini tidak popular karena membutuhkan relatif banyak tenaga keria,

peralatan dan perhatian yang intcnsif dibandingkan dengan sistem open

windrow, sehingga llianggap mahal dan beresiko tinggi terutama untuk

composting skala besar (PPPGT/VEDC Malang, 1999).

Ada 3 (tiga) fase dalam vermicompostlng vaitu fase perstapen rneliputi penentuan lokasi, pemilihan sistem, pembuatan bangunan oan

pengadaan arat: fase pelaksanaan meliputi pembuatan media, pengadaan

bibit, dan penanaman; dan fase perawatan meliputi pemberian pakan,

pembeliken, penggantian rncole, pcmanenan media, pengontrolan media

nan pengontrolan hama.

Page 53: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

32

2.5 KONSEP ANALYSIS KELAYAKAN SUATU KEGIATAN (PROYEK) Ada beberapa pertimbangan yang dapat dljadikan dasar dalom

penghitungan dan analisis ketavakan pengolahan sampah yailu biayci dan

manfRat. Pad a sisi biaya (cost), ade 4 kategori utama yaitu :

a. Blaya Bahan Baku (Raw Material Costs) Untuk mendapatkan sampah organlK sering dlperoleh secara

grcitls, namun tidek begitu halnya dengan sampah organlk yang berasal

darl pasar, hotel can restoran. Kadang-kadang untuk mendapatkannva

narus mengeluarkan biaya. Blaya tersebut beresel darl blaya transportasi,

dimana bfaya Inf harus dlmasukkan dalam raw material coses.

b. Blaya Produksl (Produd:ion Costs) Blaya produlcsi pengolahan sampah organlk ditentukan sebagian

besar oleh pemlllhan teknologl. Dengan peralatan sederhana buatan lokal

dan kapesites prooukst dibatasi antara 2·3 ton per harl, biaya mvestasl

dan biaya produkslnya rendah. Untuk pemlllhan capital intensive akar, rneningkatka11 kapasltas

produksi (sebet saja 10-100 ton per hari). M<::sldpun tenaga kerja yang

dibutuhkan lebih sedikit den lahan yang dibutuhkan leblh sempu, tetapl

peralatan produksl dan bahan baker yang dibutuhkan lebih banyal<. Unit

biayo produksi awar akan lebih besar, tetapi secara bertahep aken

semakin berkurarig dengan memanraatkan kapasitasnya secara optimal.

c, 61aya Dlstribusi (Distribution Costs) Jarak pasar merupakan krlteria yang penting datam pemilihan

lokasi processing plant. Prociuk akhir diangkut dari tempat produksl ke

d. Penyusutan dari produk yang dihasilkan lebih kecil.

Adapun di dalam proses pengomposan dengan cara aerobic

sendut, teroapet dua sistem pengomposan yaitu sistern open windrow dan

vermlcomposting. Namun diantara keduenve, sistem open windrow memiliki kelebthan dibandin~ slstem vermfcompost11i9 kerena :

a. Lebih praktis datam apli1<.as1nya

b. R.esiko 1<.egagalannya lebih kecil

c. Peralatan yang digunakao mudah dan rnurah

d. Biaya operasionalnya lebih murah

Page 54: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

33

sarnpah dibuang ke lahan saniUlry landfill, sehingga akan mengurangi

biaya transportasi dan disposal lXIStS. Jnilah yang disebut sebagai

opportunity savings.

c. Hfdden Benefits Peningkatan hasil pengolahan sumberdaya (sampah)

mendatangl<an manfaat lain yang leblh luas tetapi sulit dihitung. Nomun

hal ini harus dimasukkan datarn pertiitUngan sebagal bahan pertimbangan

pemerintah ketika menilai suatu proses pengolahan sampah, entere lain :

mereduksi sampan sec.ara keseluruhan akan menghemat blaya

rangka

apabila

dalam sampan sumberaaya

lain seperti n,\salnya incineration ateu alternatit metode pengelotaan

lcmdfoJI. Pengolahan kernoan

pasar atau dijual secere langsung ke konsumen. Biasanya, bleva

transportasi akan ditambankan ke dalam harga produk (har9r.1 pasar) dan

dibcbankan secara langsung ke konsurnen, sehingga di dalam banyak

kasus di pesar kompos, jarak antara processing plant dengan pasar

dijadil<an sebagai bahan pertimbangan yang sangat pentinq. Sebagai

contoh untuk wii-:1yal1 Asia, disarankan bahwa radius pasar kornpes

seoalknva sarnpai paoa jarak 25 km dari plant. Untuk jarak di atas 25 km,

harga tidak lagi kornpetttit. d. Biaya Tersembunyi (Hidden Costs}

Biaya tersembuny, adatah biaya fingkungan yang dihubungkan

dengan polusi yang disebabkan oleh sistem pengolahan sarnpah, bau,

terkontaminasinya drainase air, polusi udera dan sisa-sisa sampah yang

tidak dapat diolah. Hal ini sering tidak diperhitungkan. Biaya tersernbunyi

pada proses pengolahan sampah sulit dihitung, tetapi sebcnamya ini

penting dan narus dimasukkan sebagai biaya (lnge L..arddinois, Arnold van

de Klundert, 1993). Pada sisi rnanteet (benefit), ada "J kategori yang masuk di

dalamnya, yaitu :

a. Market Value Benefit yang diperoleh dari proses pengolahan sarnpah adalah

hasil penjualan produk akhir.

o. Opportunity Savings Sistem recovery sumberdcrya harus dibanclingkan dcngan

Page 55: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

14

Proyek aoaten kesatuen (unit) kegiatan lnvestasl d.,l!lm sumber­

sumber daya (resources) menjadl suatu kapasltes produksl, melalul suatu

kumpull'n yang dapat dlldentiflkasl dengan Jetas, ean menghasitkan

manfaat tertentu setelah jangka waktu t:ertentu (Sahan Kuliah AnaUsls

Proyek, 2006). Anallsis ospek proyek adalah menllal proyek darl berbagal sudut

panoang atau aspek yang diperklrakan mempunyai hubungan atau

pengaruh dengan pelaksanaan proyel< tersebul Aspek-aspek yang dlanallsis dan ditellti 1.mtuk mellhat kclayakan

suatu provek meUputi 6 ( enam) aspex : l. Aspek Komersial (Pasar) atau Kebutuhan Proyek (/Veed)

Aspek komersla1 atau biasa dtsebut sebagai anansrs easer,

bertujuan untul< mclihat dan menganallsis faktor-faktor yang diperkirakan

akan mempenganJhi keberhosllan atau kegaga1an suatu proyek oan segi

bisnrs atau pemasaran proyek yang meliputi pasar input dan output provek. harga, elastisltas, dan lain-lain, agar, apabila proyek

dilaksanakan, kebutuhan input dapat terjamln balk dari seyl jurnlan, mutu

dan harga, serta output yang dihastlkan dapat dijual dengan harga yang

balk atau dimanfaatkan sesual rencana oan tuiuan mvestasi proyek.

:.> Recovery akan mereduksi permintaan bahan baku dan bahan bakar

rosn impor dengan begitu akan menghemat devisa ( briket dan bloqas

dan sampan). );, Mel"P.cluksi volume sampan akan memberikan dampak posltif terhadap

lingkungan karena ada penurunan polusi, dan akan memperbaiki

stander keamanan dan kesehatan penduduk.

l> Reprocessing mendatangkan income dan terbukanya kesempatan

lapangan l<erja . .l> Kompos yang dihasitk<ln oleh sampah organik akan memperbaiki

tekstur tanah can produktivitas tanan. :.:. Bahan hakar dari sampah (briket ateu biogas) akan rnereduksi

permintaan bahan hakar kayu dan dengan beqltu akan membentu

mereduksi kegiatan penebangan nutan (Inge I arddlnois, Arnold van de

Klundert, 1993).

Page 56: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

35

Ya'lg perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah permintaan,

penawaran, struktur pasar {keseimbangan antara penawaran dan

permintaan) untuk faktor-fektcr produksi (input) dan hasil-hasil produksi

(our.our). 2. Aspek Ketembagaan·Organlsasi dan Manajemen Proyek

Aspek kelembaaaan dan orgamsasi merupakan sarana dan

prasarana pelaksenaan kegiatan yang sangat djpenukan untuk

mendukung aspek manajemen dalam pelaksanaannya.

3. Aspek Teknis Proyck Aspek teknis proyek, meneliti dan menganalisis segi teknts dalam

petaksanaan proyek. Adc1 3 (tiga) tahap yang akan diteliti dan dionalisis

datarn aspek teknts ini yaltu :

a. Tahap Pra-Konstl\Jksi Mellputi r,enyelesaian masalah-masalah admlnistrasi untuk

konstruksl dan operasl proyek antara lain penyete!'.aian berbagal macam

perijlnan, tender peletangan, pembebasan lahan, penjajagan pendanaan,

dan laln·laln. Untuk itu, dlperlukan data mengenai persyaratan perljlan,

blroxrasl yang axan dihat.lc1pi, lembega-lem~ga penyandong dana dan

kondlslnva, lembaga-lembaga pelaks<1nH konstruksl dan k.ondlslnya,

keadaan tahan (surat kepemlllkan, jumlah penducluk, dan lain-lain),

rinclan biaya untuk penyelesalan berbagal kepertuan dan masalah·

masalah lain yang diper1ukan untuk konstruksl.

b. Tahap Konstrukst Pada umumnya menyongkut masatah pengadaan prasarana

produksl proyek yang ditandai dengan dibangunnya pabrik-pabrik berikut

sarana pendukungnya : p.:rumahan buruh, perumehan karyawan, kantor,

bengkel pemeliharaan, can lain-lain. Dalam beberapa kasus, tahap konstruksi sanpat memerlukan data

tentang topografi dan keadaan tanah, kelancaran pembangunan,

penyedlaan buruh, dan lain-lain. Pada proyek industri manufaktur, kelengkapan pabrik berupa

mesin membutuhk.an data mengenai jenls-jenis mesin yang tersedia,

kapasttes, spesiflkasi rnesm, bahan baker atau enerqi yang dipcrtukan dan

lain sebapalnva.

Page 57: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

c. Tahap Operasi

Tahap ini merupakan inti kcgiatan proyek untuk mencapai tujuan.

Aspek teknis pade tanap ini untuk melihat teknls pe/aksanaan operesi

proyek, jumlah output yang ingin diproduksi, spesifikc1si yang dibutuhkan,

sarana pendukung proses lainnva, pengamanan proses Clan 1ain·lain.

Dalam aspek teknis, input yang perlu ditel',ti misatnva mengenai

bahan baku utama, bahan penolong, air, bahan bakar, minyak pelumas,

suku cadang, tenaga kerja, teknik penyimpanan input, teknik sortasi

input, transportasi input sarnpei ke proyek, penawaran (kuantitas,

kualitas, kualifikasi, radangan), dan lain-lain.

4. Aspek Lingkungan Proyek (Fisik, Sosial-6uctay1:1) Proyek sebaiknya arnan bagi lingkungan Clan masyarakat. Provek

harus menunjang terclotanva proyek yang bersih llngkungan, yang tidak

mengganggu kuallt.as lingkungan, tidak merusak Hngkungan dan tidak

rnengganggu aspek lingkungan budaya dan soslal masvaracat. Analisfs

espek Ungkungan proyek flslk dan sosla1 budaya menjam In keberhasllan

provek darl slsl lnl. Aspek llrigkun911n proyek mc:llputl :

a. Soslal·Budaya Keglatan·kealatan yang dUaksanakan sehubungan dengi,n proyek,

sedlklt banyak akan mempunyal dampak terhadap masyarakat di

seldtarnya antara lain : ), pendapatan masyarakat total, pendapatar, rata-rata (per kaplta),

dlstribusl pendapatan )> Nllai-niltii yang ada di masyerakat (budaya, penlaku, dan lain-lain}

;;, iingkat kesenatan masyarakat

;> Dan laln-lam Proyel< dapat membawa dampak oosmr dan negcitif terneoap

lingkungan dan tetanan masyarakat di sekitamya, antara lain : )> Penciptaan lapangan kerja baru atau hilangnya lapangan kerja

>- Peningkatan atau penurunan pendapatan masyarakat total

)> Peningkatan atau penurunan pendapaten masyarakat rata-rata

'I> Perubahan sosfal (munculnya nilai-nilai beru)

»- Perubahan tarat hidup (kesehatan, pendldlken, dan lain-lain)

:.. Dan lain·lain

Page 58: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

.,7

Pada aspek in\, penggunaan sumber daya oruhat sumtlangannya

bagi proyek arau Investor proyek secara Individual.

6. Aspek Ekonoml (Perekonomlan/Masyarakat) Aspek ekonom I, penggun11an sumber day a oleh proyek dlllhat

kontrlbuslnya bag I perekonom Jan dan masyarakat secere keseluruhan.

Pada aspek ekonornt, kelayakan :;uatu proyek secare keseluruhan

depat dllihat melalu1 perbandingan antara manraat dan blayany1:1, yang

dlnilal menu rut penllalan ekonomi secara keseluru han. Penllalan secara

ckonoml pada dasamya merupakan penilalan kesemnatan (opporwnlty)

yaltu penllalan atas da~r penggunaan sumber daya untuk menghasilkan

barang lain. Secara leblll kbusus. kelayakan ekonomi odalah pert:iandlngan

antara opportunity cosr dar1 mvestasl (opportunity cost nasional) dengan

perhitungan harga menurut penuatan ekonomL Penna,an dilakukan untuk

senap unsur atau k.omponen penerimaan dan pengefuaran (/nput·outpul')

yang dapat diidentifikas, dan d,hitung termasuk seluruh manfaat serta

bl11ye yang biasanya sulit dinyatal<an dengan uang (Bahan Kuliah Analisis

Proyek, 2006).

b. Lingkungan Fisik Dalam aspek ini, pengaruh proyek terhaoap tingkungan hidup

dilihat secara simultan (bersama-sama). l<em.,ngkinan munculnya

dampak pentlng yang diakibatkan o\eh suatu proyek perlu dikaji lcbih

lanjut. Dampak pentlnq adalah perubahan yany sangat mendasar yang

diakibatkan oleh suatu kegiatan (proyek).

5. Aspek Keuangan l\spek ini mempelajari slsl pendanaan suatu proyek, penggunaan

dan pengelolaan dana untuk mcnganalisls kelayakan keuangannya. Aspek keuangan untuk menilai keloyakan suatu proyek dari sisi

keuangan dengan meiakuken perhitungan Internal Rate of Return (IRR),

Internal Flnandal Rate of Return (1FRR), NPV, Benefit Cost Ratio, dan lain·

lain.

Page 59: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

11!

a. Biava i. Identlflkasi Slaya

Identlfikflsf biay11 dapat dllakukan melalul beberapa anallsls :

l> ldentlflkasi Biaya darl Analisls Pasar Melalui anallsls pasar dapat dlketahul jumlah dan jenis bahan

baku yang dibutuhkan, harga masing-masing bahan baku, b,aya

pemasaran dan promost. ;, ldentifikasl Biaya dart Anallsls Teknis

AnaUsis teknis menjelaskan tentang biaya dalam penange1n;..n

input, biayc1 datam pengolahan input menjadi output dan blaya dalam

penanganan output itu send iii. ;1> ldentifikasi Biaya dari Analisis Oampak Ungkungan

Di,lam analisis darnpak lingkungan akan diketahui biaya yang

timbul yang harus ditanggung oleh proyek (biaya keuangan) ataupun

biava yang ditanggung oleh perekonornian masyarakat (biaya sosial)

akibat dilaksanakannya suatu proyek.

2.6 KONSEP TEORl BENEFn-coST RATIO 2.6.1 Identifikasi Biava dan MQnfaat

Biaya adalah keseluruhan sumber daya yang dipergunakan,

a ihablskan acau dikonsumsi u ntuk menunjang tercapainya lujuan proyek,

dan din Hai dengan uang. Biava ceoat ditanggung olen proyek ataupu n negara (masvarakat).

Manfaat proyek adalah seluruh perolehan yang rnernounvei

kegunaan dengon dipakainya atau dlkonsumsinya sumber daya dalam

proyek. Manfaat dari suatu proyek dapat dinikmati oleh pemilik proyek

rnaupun bagi perekonomian secare keselurunen.

Tujuan utama dalam analisis suatu proyek adalah

membandingkan biaya ( cost) dan manfaat (benefit) Clari suatu usu11:111

proyek. Untuk itu diperlukan ldentlflkasl biaya dan manfaat yang akan

tlmbul dalam pelaksanaan suatu proyek. Langkah berikutnya ada1ah

penetepan horga (pricing} serta nifai ekonomls (economic value) dari

bl1tya dan manfaat tersebut.

Page 60: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

39

ii. Jcnis-Jenis Biaya Proyek

Biaya proyek dapat d1golongkan menjadi 2 (due) yaitu ;

» Biaya Iovestasl {Capilill Cost)

Blaya Investasi adalah blaya-blaya yang alokasi bel>annya secera perfodik dilakukan dengan jalan penyusutan. Artlnya blaya mvestesi

merupal<an suatu pengeluaran untuk sumber oeve (yang tldak habis

dikonsumsi untuk satu kali masa keglatan produksi) yang pada setiap

kegiatan produksl, keseluruhan komponen sumber daya tersebut

berfunqsl,

81aya-blaya lnvestasl antara lain :

• Engineering and Feasibility Studies (Preliminary Design dan Fin81

Design (Detailed Engineering Study)

• Taneh Bieya tanah dihltung melalui 2 (dua) anallsis yaitu anellsts

finansiol (biaya tanah merupakan harga pasar dari tanah} dan analisis

ekonomi (biaya tanah adalah margfna/ productivity atau foregone outp{Jt),

karena tanah yang Cllgunakan untuk proyek mengorbankan hasif yang

seharusnya cfiperofeh dari alternatlf penggunaan lainnya.

• Biaya konstr1Jksi dan pengaoaan peraiatan

Meliputi peralatan, bahan baku dan bahan penolong, tenaga kerja.

• Bunga selama masa konstruksi

• Contigcndes Pada b,hap konstruksi, untuk mernperklrakan kesalahan·

kesatahan pertiitunyan, bia~nya disediakan cadangan untuk biaya tak

terduga (contingency allowances).

:.. ldentifikasi Biaya earl Aspek-aspek Lain

Meru pakan komponen biaya yang belum Clapat diidentifikasi dari

enalists-enellsis sebelumnya antara lain : biaya pendldikan, biaya

penetlnen uan penqernbenqan pro<Juk, biaya bunga, pajak, sosial, politik,

bucava dan lain-lain. stava-brava tersebut penu diidentffik:asl daram tahap

persiapan proyek. Sejauh dapat dilc:uantifikasi, biaya terseout harus

diperhitungkan set>agai biaya proyek, baik keuangan maupun ekonomi.

Page 61: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

40

-i,. Identifikasi "'1anfaat dari Analisis Teknis Analisis teknis adalah kegiatan oenauralan tentang

penanganan input, pengolahan dan penanganan output: Manfaat proyek yang dapat diturunkan dari aoalisls teknis

adalah produk sampingan, limbah input een output, yang dapat

dlmanfaatkan, pen9uasaan teknologi, penguas11an input, dan penguasaan

ijin pemasaran atau distrlbusi can yang berwenang.

b. Manfaat I. ldenttnkasi Manraat Proyek

ldentiflkasl manfaat suatu proyek dapat dil.1kukan mela/ui

beberapa anallsis yaltu : ,. Identiflkasi Manfaat dari Analls!s Pasar

Anallsis pasar adalah analisls tentan11 peluang proyek untuk

memesckl pa Jar, baik pasar Input maupun pasar output. Manfaat proyek yang dapat diturunkan Cari anallsts pasar

adalah penqetahueu dan penguascan pasar, pembangunan strategi,

efisiensi surnber r1;iya, efisiensl pasar dan altematif pasar bagi sumber

day a.

• Modal kerja Modal kerta Clibutuhkan s~flubungon dengan pembiayaan operest

provek senan-narl,

'> Biaya Or,erasi (Production and Maintenance cost) Siaya operasi adalah seluruh biaya proyelc di luar biaya investasi

yang meliputi biava rutin tahunan yang r1ikeluarlcan untuk operasi atau

produksi dan pernetlheraan. Biaya operasl dibedakan menjadi 2 (d"a) kelompok biaya, yaitu ;

• Biaya produksi yaitu semua biaya yang langsung berkenaan dengan

produksl, seperti bahan baku, bahan penotonq, bahan bakar untuk

produksi, listrik dan air untuk produksi nan tenaga kerja i;,ngsu119.

, Biaya umum yaitu gaji manajernen, gajl tak langsung, biaya

pemasaran dan prornosi, blaya angkutan output, dan lain-lain.

Page 62: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

41

ii. Jenis-lenis Manfaat Ada 3 (tiga) manfaat yang timbi.11 dengan adanya pelaksanaan

suatu proyek, yaitu :

? Manfaat Langsung (Direct ~nefil) Manfaat langsung nrnbul !<arena adanya kenaikl(an nilei output

proyek yang disebabkan karena :

• Kenaikan dalam nilai produk fisik Bisa dlasurnsikan banwa permintaan produk elastis. Dengan

penurunan harga l %, jumlah perrnmtaan barang nailc lebih dari 1 %,

sehingga total permintaan naik.

, Peroaikan kualitas produk Bila kualitas produk naik., jumlc1h produk tetap, harga blsa naik,

sehingga penerimaan total naik.

• Perubahan lokasi can waktu penjuaJan Oengan mengubah/memfndahkan lokasi atau waid:U penjualan

produk dapat menaikkan permintaan, sehiogga total penerimaan n .. ik.

• Pcrubahan bentuk Benefit (manfaat) proyek bisa terjadi karena adanva panurunan

cost oerupa :

<' Mekanisasi Oengan mekantsasr akan dapat menghemat waktu, sehingga aken

mengurangi biaya per unit.

;;, ldentifikasi Manfaat dan Asoek-escek Lain Manfaat proyek juga harus dianalisis dari aspek sosial. politik,

budaya, dan lain-lain.

:> Identifikasi Manfaat dari Analisis Lingkungan Analisis lingkungan merupakan analisis yang berkaitan dengan

kondisi llngkungan akibat dari kcberadaan suatu proyek. Artinya dengan

keberadaen proyek in, capat membertkan manfaat peningkatan kuolitas

llngkungan sekitar proyek.

Page 63: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

42

Net Present Value (NPV} menurut Husnan dan Suwarsono

( 1994) da~t diartikan sebagal nilai ~ekarang dari arus pendapatan yang

dltimbulkan oleh investasi. Rumus perhitungan NPV adalah sebagai

berikut :

2.6.2 Pendekaun Pe"elitian Dari beroagai uete yang telah diolah, akan dlpercteh hasil berupa

arus kas tunai yang selanjutnya akan dianalisis berdasarkan berbagai

kriteria kelavakan investasi seperti Net Present Value (IIIPV ,, Internal Rate

of Return (IR.R) dan Gross B/C Ratio (Gross Benefie/Cost RatiO).

:;, Manfziat yang Sullt DWhat (lntengiblc Benefit) Bent:flt yang timbul, yang sufit diukur tetapi blsa dildentlfikasi,

rnlsatova :

, Perbalkan lingkungan h\dup

• Perbalkan distlibusi pendapatan

, Perbalkan keamanan dan sebagalnya

> Manfaat Tidak Langsung (Indirect Benefit)

Benefit yong timbuf cri luar proyek (faktor eksternal} yang

dtsebebkan adanva proyek lain , misolnya : • Benefit yang timbul kerena adanya proyek jalan raya (Induced

Multiplier Effect)

• Benefit yang timbul karena adanya Economics cf scale • Benefit yang timool karena adanya perbalkkan rnutu tenaga kerja

(Dynamic Secondary Effecrs)

~ Penurunan Biaya Pengangkutan Dengan pembaharuan etet penga11gkutan, akan menghemat

waktu dan dapat mengnemat t:liaya.

~ Penunman atau t>engnindaran Kerug1an

<• Proyek Pergudangan (untuk menghindari kerusakan)

Page 64: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

43

tnmana : i, = discount rate yang menghasilkan l'IPV positif

= discount rate yang menghasllkan NPV negatif

NPV 1 = N PV yang bernilai positif

IRR = i, + -----

lntemal Rate of Return (IRR) adalah tlngkat rata-rata

keuntungan Intern tanunan bagl perusahaan yang melakuk.an mvestasi

dan dlnyatakan dalam satuen persen (Gittinger, 1986}. Jlka nllal IRR lebih

nesar darl discount rate yang dltentukan, meka proyek dlnyatakan layak

unt,,1, dtlaksanakan. Namun Jll<a nHal IRR lebih kecil dari discount rate

yang ditentukan, maka provek dinyatakan tldak layak untuk di1i:1ksanakan.

Rumus yang digunakc1n untuk menghltung IRK adalah sebaqat bertkut :

NPV,

yaitu : 1. NPV > 0, meka proyek dlnyatakan menguntungl<an dan dapat

dllaksanakan. 2. N PV = 0, maka proyek tidak u ntung tetapi Jug a tidak rugi. Proyek

dllaksanakan atau tidal< tergantung dari plhe1k manajernen pengelola.

3. NPV < 0, maka proyek lni apablla dilaksanakan akan mendatangkan

keruglan karene benefit (rnanfaat) yang dlperoleh lcbih kecil daripada

cost (blava) yang dlkeluarkan unrux peteksenean keglauin pengolahan

sampeh inl.

Dalam metocle NPV terdapat tiga kriteria kelayakan investasi,

dimana: B, = penerimaan atau manfaat (benefit) pada tahun ke-t

C, = biava ( cost) pada tahun ke-t

n = umur proyek

= discount rate(%)

(1+i)' , .. NPV = r. B,. C, n

Page 65: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

44

llntuk mengetahui tingkat pengembalian investasl dlgunakan

indikator Payback Period. Metode yang digunakan datarn penelitian ini

adalah discounted payback period dengan melakukan diskonto terhadap

penghasilan bersih yang diperoleh. Prosedur diskonto dilakukan dengan

menggu neken rum us sebagai berikut (Gittinger, 1986) :

Nllai Gross B/C Ratio memlllkl t1ga makna vattu : 1. Gross B/C > 1, maka proyek menquntunoken dan dapat dllaksanekan.

2. Gross B/C = 1, maka pmyek tldak ur,tung tetapi tidak Juga rugl,

dll.:,ksanakan atau tidak, tergantung kepada pihak pengelolfl.

3. Gross B/C < 1, mako proyek inf tidak da,' )t dllaksanakan karena

benefit yc1ng diperoleh lebih kecil daripc10;, cost yang telah dikeluarkan

untuk pelaksanaan keglata11.

Dlmana: a, = penerimaan (benefit) pada tahun ke-t

C, g blaya ( cost) pada tahun ke-t

n = umur proyek

= discount rate (%)

• B, ! ... (1+i)'

Gross B/C Ratio =

" c,

! t> l ( 1+[)'

Rumus untuk perhitungan Gross B/C Ratio adalah

Gross B/C Ratio merupakan angka perbandingan antara nilai

sekarang dari arus manfaat dibagi dengan nilai sekarang dari erus biaya.

Kriteria yang digunakan untuk pemlllhan ukuran Gross 8/C Ratio sebesar

satu atau lebih jika arus biaya dan manfaat didiskontokan pada ting kat

biaya opportunitas kapital (Gittinger, 1986 ).

NPV2 = NPV yang bernilai negatif

Page 66: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

2.7 HASlL PENEUl'JAN SEBELUMNYA Penelitian tentang Keragaan Sosial Ekonoml usane Daur Ulang

dan Pengomposan Sampah di Kotamadya Bandung yang dilakukan oleh

stat pengajar Fakultas Pertanlan Unpad pada 4 Junl 2003 bertujuan untuk

mengetahul kondlsl soslat exonoml usaha daur ulang dan pengomposan

sampah, manfaat ~konoml, dan kelayakan usahanya serta pengaruh

terhadap sistem pengelolaan sampah kota. Penefitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan jenis studt

kasus. Teknik pengumpulan dan pengambilan data dilakukan melalui studi

lapangan dan studi kepustakaon. Studi lapangan dilakukan untuk

memperoleh dala primer yaitu dengan care pengamatan langsung

(observasi) dan wawancara langsung. Obyek wawancara adalah 100 orang pemu1ung, 42 lapak, 9 bandar besar dan 2 pengusaha kompos yaitu

Oimana:

P = nilai uang sekarang

F = nilai uang di rnasa datanq

= tlngkat suku bunga

t waktu

Setelah penerimaan bcrsih kumulatif dari tahun ke tahun

dihitung, dapat terlihat banwe tahun dimana investasi sudah kemboli

aoatan tahun pada saat penerlmaan bersih kumulatif perterna kali bernilai

posltif. Semakin cepat penqernbalien investasi, maka proyek dipandang

baik untuk duaksanaken. Dari perhitungan dan anahsts NPV, IRR dan Gross 8/C Ratio inl

nantl, keglatan pengelolaan sampah dengan sistem composting

(pengkompos11n) di Kelurahan Cljantun9 Kecamatan Pasar Rebo Jakarta

Timur dapat dllihat bahwa kegiatan pengolahan sampan baik dari asoek

ekonoml rnaupun llngkungan, dapat rnembenkan manfoot kepeda

masyarakat sekltar kegtatan atau tldak.

(l+i)'

F

Page 67: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

PT. Daun Cakrabhakti dan Unit Percontohan Pengomposar. PO Kebersihan

f<otamadya Bandung.

Stud I kepustakaan yang merupakan dete sekunder, d lperojeh

rnelalui pene/usuran informasi dari laporan, hasil penelitian, buku-buku

darl Pemda dan instansi ter1<ait ycing bemubungan erat dengan obyek

penelitian. lJ ntu k teknik anal isis data menggunakan analisis secara

kuantitatif dan kualitatif. Hasil dan pembahasan pada penelitian ini adalah bahwa :

1. Produksi timbunan sampah Kota Bandung dan tingkat pelayanan

Penduduk Kota Bandung tanun 2003 berjumlah 2.228.268 jiwa.

Dengan prooukst sampan rata-rete 0,0033 m1 per orang per hari, maka

diperl<lrakan volume timbunan sampan yang dlhasilkan sebanvak

7.3S3,28 m; per harl. Berdasarkan jenisnya, sarnpah di Kota Bandung

terdlri darl ; (1) sampah organik 4.673,74 m1, (:!) kertas 766,2 m'. (3)

koca 106,62 m3, (4) plastlk 719,89 m3, (5) logam 69,86 m3, (6) kain

125,01 m3, (7) lain-lain 894,16 m3• Dari rata-rata sarnpeh Kota Bandung

yang terangkut sebesar 4.904,65 m3 pada tahun 2003, menunjukl<an

banwa tingkat pelayanan sampah y11ng eda uaru mencapal 66,70%. 2. Keragaan Sosla1 dan Ekonoml usaha Daur Ulang Sampah Kota

PP.mulung yang beroperesl di pernukiman, perkantoran, pasar dan

TPS umumnya laki-laki. Untuk. pemulung yang beroperasi di TPA

Leuwig.:,jah, 80% adalah lakl-lakl dan 20% perempuan. Wawancara yang

dllakukan dalam penelitian ini terdirl dart 36% berada di kelompok usta

15-29 tahun uan 41 % bereda pada usla 30-34 tahun. 'rernvata dari sampah anorganiK yang ada di TPA LeuwigaJa"l

dapat memberikan manfaat ekonoml bagl pernulung. Selanjutnya

penjelasan ini dapat dilihat pada tabel di bawan i ni.

Page 68: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

47

Penjelasan tabel cti atas adalah sebagaimana berlkut ini : 1 m'

sam;:,ah organik rata-reta menghasilkan 90 kg kompos dan biaya

Svmber : DJuwendah, dkk, ?000

i..!iL __ .. ______ Keteranaan ·- Nlati7Ru,I 1. 1'· Bia~• Tel:~!;! -

_- C:epreslaOL b~ngun~.!! ~aungan d•!"'..lJUditng . ---1:.snn on, -· - Bung• modal 1.350.000

- • - Oepre~~ralat.an _ --· -· - 60~ ~ I), Bia~, Vaaa~~I - ·- . tJnah "'-nao$ ken~ Jj.53~~

- Insellt,f pckerja - 3. 750 ()Q •• - .: Per1t!ngkae:a kt• 1a 450.000

)-- - Jnokutan EM4 1.152.000 ·:-Molase -· 76.800 -

~ . ·. Plastik}karun.a.J!enqemasl!_n_ - - 750.000 - Blay:a 12engangkuU1n 3000.000

J.:_ ,o:al B•al• Pro<1uks1 »--- J;!.246. 79.!!_ '---- .._ Ras10 Manfaat .!lay• JBICI 1.20

Tabel 2.4 Blaya Pengomposan 2.628 m1 sampah organlk

3. Analisis Manfaat Ekonomi Usaha Pengomposan Sampah

Pengomposan sampah kote memberikan kegiatan ekonomls balk

sebagal unit usi,ha maupu n dllihat darl subsistem operasional pengelolaan

sa mpah. M anfaat ekonomi tidal< seja dlhitu ng dari selislh antara nllai

penjualan dengan biaya produksi kornpos, namun dapat dlllhat dari nllai

substitusl terhadap biava pengangkutan dan pembuangan akhir sampah

sebagal konsekuansl dart penun.man volume sampah yang harus dlangkut

dan dlkcloia oleh slstem penanganan sam pah kota. Ad?.lpun an111isls

manfaat ekonoml yang dlpcrolch tersajl dalam tabel berikut di bawah ini :

lenis Riln,ng Bek;os Volume Harga Jual Maofaat I ,____ --.·---- _ (ton) .~P~ Ekonom, 'R".' ...!.,____ _ _!<ef\.ds (paper) 221,01!. _ 700 154.756_..QQQJ 2. Botolf~~ss) 30 76 200 6.152.i>OOl 3. Plastik 'P.lasticl _ Jl9,65 BOO 9~.720.~UU ! 4. l<a.ret(rubber) ·-- -· 8741 200 I 17.482.000) 5. Ronnsokan loc,am imctal\ 20 16 500 10.080.000 ;

~--l.d_~mlah __ _ 479 06 !- - i 284.190.0CD_J Jumlah perangkas yang akan rnendapat mantaat 4/9,06 ton : 0,035 --13°J;ii1 org ~nrn1 dari s:1mpah kota == .. _ . kq/org j · Bcsar manfaat el<onom, yang d1peroleh Rp. ?84.190.00(): I · 20:763,50

ung/Mn = 1).687 org ·1 .

. __ konoml ~ahan~aura_:_ •~mpah/t..u11 ·- Rp. ~~40~9';,~oo , 593. 22~.n '

label 2.3 Manfaat Ekonomi Sampah Anorganik Kota Bandung 2003

Page 69: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

48

Sumbe.·: Pemda Kot.amadya B.Jndurrg dalam End,th DJ, dkk, (2000)

-· - - Sampah I "l No. Jaems Kegiata n Blaya Bia ya TpJtanganl, Ol'""'fa~icn,11 Satuan I

m'lth _\Re./th) 111.~.1m3' 1. Pennumnulan 2.S7a.111.ao 8.830.032.915 3.425.00 2. .Pem,nd~han/P"'1gan9~utan 2.014.150 so 6.318.04J.495 3.135 SJ 3. Pembuan-·n Akhir 1.74).966.li_ _ 3. J 68.423.248 1.818 88

Tabef 2.5 Satuan Biava Pengelotaan Sampah Kota Bandung

pengolahan kornpes per l(g-nya = Rp. 136,34,-. Kota Bandung

menghasilkan sampab sekitar 7-353,28 m' per hari dcngan komposisi

63% sarnpah organik. Menurut PD t<ebersihan berdaserxen uji C/N hanya

30% sampan organlk yang btsa dijadikan kompos. Dengan demikian

paling sedikit rerdapat l.402,12 m3 sampan organik yang pot .. nslal

dijadikan sebagai bahan baku kornpos atau ada sekitar 19.909,86 kg per

harf kompos dapat diproduksi di Bandung.

Apabila seluruh sampah organik Kota Bandung dikomposkan,

rneke diperkirakan biaya pcngolahannya mencapai Rp. 17.204.881,-. Sement;,ra itu penenrnaan yang diperoleh sebesar Rp. 37 .857 .300, - den oendapatan Rp. 20.652.419,·. untuk B/C ratio yang diperoleh dari

perhitungan adalah 1,20. Hasll analisis titik impas menunjukkan, oahwa

l<eadaan balik modal akan terjadi pada skala pengolahan 221,22 ml

sampah organlk atau produksl kornpos sebanyak 19.090,86 kg.

4. Pengaruh Usaha Daur Ulang dan Pengomposan terhadap Pengelolaan

Sarnpah Kata Dari hasil kerje pemufung yang beroperasi di Koui Bandung d.:,!am

mengumpulkan sampan anorqanlk untuk usaba daur ulang (recycle) teleh

menurunkan volume urrounen sampan sebesar 22,58%. Sementara dari 63,56% samnah organ1k yang dihasllkan Kota

Bandung, hanya 30% yano dapat dikomposkan. Jadi paling tldak aca 19,07% total sampah kota dapat dibuat tcompos.

Selain mampu mereduksl Silmpah hingga 21,58%, manfaat tldak

langsungnya adalah menghemat biaya pengelolaan sampah sebesar Rp,

4. 955,71 perm' atau Rp. 15.177.556,- per hari.

Page 70: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

49

Dari penelitia n yang dilakukan pada tahun 2000 eleh staf

penqajar Fakullas l>ertani,m Universitas Padjadjaran tersebut telah

menghasikan kesimouten sebagai berikut : 1. Bahwa hubungan yang terjad1 antara pemuluog, lapak dan bandar

bersifat kooperatif dan sallng menguntungkan. Kelembagaan transakst

yang ada mem!'.)erlihatkan adanya distribusi hiaya dan keuntungan

yang seimbang dan dapat menekan biaya transaksi.

2. Bahwa bahan daur ulang sampah anorganik yang dapat dimanfaatka11

secare lc1ngsung oteh pemulung 479,06 ton per hari dengan nilai

ekonornf Rp. 593. 224,23 per ton. usana daur ulcmy sampah dapat

memberikan lapangan pekerjaan kepada 13.687 orang pemulung

dengan rata-rata pendapatan Rp. 20. 763,50,- per nan. 3. Bahwa usaha pengomposan sampah organlk secara ekonomis

memberikan keuntungan dan layak untuk dlkembangkan. Nilal B/C

sebesar 1,2 dan tltlk impas produksl kompos 19.909,86 kg. Potensi

pendapatan y11n9 dapat cllperoleh apablla semua sernpeh organlk

dlkomposkan adetan Rp. 20.652.419,-. 4. Bahwa usaha pemanfaatan sampah dalam bentuk daur ulang dan

penoomposan dapat menurunkan umeunen sampah 3.062,64 m3 per

hart. Penurunan membawa konsekuensl pada penghematan blaya

pengclolaan sampah sebesar R.p. 15.177.556,· per harl.

Sementara saran yang dlberlkan untuk leblh mengoptlmallcan

potensl ekonorni usaha daur ulang dim pengomposan sampah yang cukup

besar namun memenuken modal operstonal yang cukup besar, den

memilikl peranan yang pentlnq dalam pengelolaan sampan kota adalah ;

1. Dengan memberi kemuda...,an dalam memperoleh lc.redit usaha untuk

industri daur utang dan pengompos.in sampah.

2. M~lakukan pemilahan sampah mulai dari rumah tangga, TPS dan TPA.

3. Memperlancar pernasaren kornpos dalam skala besar dengan cara

mensosialisasikan penggunaan pupuk organic dari sampah.

4. Mempertemukan para pengyuna lcompos : petani, Dinas Pertanian,

Dinas Pertamanan, pengusaha lapangan golf dan para pengusaha

kornpos.

Page 71: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

5(1

~a: l-Keterba1$San

F akta : 2004 d•yo l>fl>P""S fiaraQ!ln: Banta1 Ci~bans. ,. K.ctt:tbat.isan Pengol:>t\ao sarnpah

>-1.uas Tl'A: 108 HD lat.wr d1l)kuk.a11 dAlam sl:ala l- uaya tampur,g : .:t ,Deg:uwi l..awasan (tingkat

14 000 m'lhllti lingt~: kelurananl. sehingga J> Jumlah sampoh 1--9 · Air - d,q:at dtmlut~i Jari

yang ditsmpun& : • U<l,to su111h~rny·~ d~ heresiko 25.540 m'lhlri • 1·,n:,1, ucil 1<:rnu.l!lj)

',, K.om('('si!li ~ampah : -~ I mgl(u ng.tn scna 65% «pnilc.. ,,5% • fateti1'2 mcmberikan l-enc!il an.orgunik lini;k, twu• )"ant:, ht-~ar uetuk :i.~L:

>,>S,impah anorganik , s~rmh orgaoit ckC'f'tOmi dun lingl..'1.lngun menghidt1pi ± bdum ;,00().(,000 dimanfaarl::\n/ pcmu\ Uf\¥ dio~h """""' i

malcsunal

l ' !

PCT1&nlahan Sfflll)lh Ii' rvi;a,,ilc. m<lalui ~

i" r();nf'l)Jf;"(J den§lll •i<lrm t>f4:" wind.r0t, sk.al¥ 11 k-.i ~'ll'W.ft ., '"

l l'ujuin:

Mokli m:di .. ti J>.unpak P<>siclf: 1.l',:nywumn l,p.,ngon la:rJ" o .... , 2. Mernbub peluan& ....,1,a Primer Side .E!ftcl : Sckuncxr I . R,dukli s,unpo!, 2. Ufisicnsl lallo~ l 3. ~eningkaton lrualitu

U~ku.o&Jn : oir. vda,o. lanah Melnde A.oali,is : d,n ke«rotan ,a() csa,til:.i BC.Luo lmn Ii~ menin11:>i1 J>c>J<r;pt,f

l(ualiwtif

• I K""impulan da.n Kela.ya.le.an Jari 6

Rckolnmdosi w;pck

- '-----

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian

2.8 KERANGKA kONSEPTUAL PENEUTIAN

Page 72: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni
Page 73: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

SI

l> K!:!pulauan Seribu

Berdasarkan data tahun 2003, jenis penggunaan lahan dimasing­

masing wilayah Kota Jakarta adalah sebagai berikut:

18.773 ha r Jakarta Timur

Secara umum Kota Jakarta beriklim panas dengan suhu udara

maksimum berkisar 28,7°C pada slang hari dan suhu minimum berkisar

26,0°C pada malam bart. Curah hujan sepanjang tahun 2002 mencapai

2,289 mm dengan trngkat kelembaban udara mencapai 76,4% dan

kecepatan angin rata-rata mencapal 3,5 m/det (Dinas Kebersihan Propinsi

Ol<I Jakarta, 2005).

Berda,;arkan SK Gubernur DKI Jakarta Nomor: 1227 Tahun 1989,

luas wilayah OKI Jakarta adalah 661,52 km2 (66.152 ha).

Propim,1 Jakarta terdiri dari 6 wilayah :

l> Jakarta Pusat 4. 790 ha

l> Jakarta ueara 15.401 ha

;,. Jakarta Batat 12.615 ha

l> Jakarta Selatan ; 14.573 ha

Propinsi Banten

Propinsi Jawa Barat

> Sebelah Barat

> Sebelah Timur

> Sebelah Utara Pantai sepanjang 1 35 km membentang dari barat

ke tlmur

:.> Sebelah seiatan : Proplnsl Jawa Barat

3.1. GAMBARAN UMUM PROPJNSI DKI JAKARTA

3.1.1 Admlnlstrasi Proplnsi Jakarta Secara qeografis, Kota Jakarta terletak pada posisi 6°12 • LS,

106°48' BT dan merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata ± 7 meter di atas permukaan laut.

8atas-batas wilayah administrasi yang mengelilingi wilayah Kota

Jakarto adalah :

BAB m GAMBARAN UMUM WILAVAH PENEUTIAN

Page 74: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

52

13 juta jiwa

R, 9 juta jiwa

J>- Siang hari

)> Malam hari

3,1.2 l(ependudukan Propin•i Dki Jakarta

Jakarta mempunyal kepadatan penduduk : ± 11.244 jiwa/km2•

Jumlah penduduk padat

Dari taber 3.1 di atas tergambar bahwa sebagian besar

peruntukan tahan di OKI Jakarta adatah perumahan. Perumahan lni

menempati 66,6% dari 66,152 ha luas wilayah Kota Jakarta. Apablla

dikomparasikon dengon master plan tahun 1987, kondlsi penggunaan

lahan tahun 2003 mengalaml pertambahan luasan dan dapat d1jelaskan

sebagal berlkut :

> Luas wllayah bertambah 1. 325 ha ( 2%). > tuas areal pemuklman bertambah darl :S0.043 ha menjadi 44.05:t,27

ha (46,6%). > Luas areal lndustrl menlngkat darl 6. 329 ha menjadi 7. 342,88 ha

(16,02%). l> Luas areal taman dan lalnnya turun darl 26.240 ha mt."njadi 10.494, 14

(60%) (Oinas l<ebersihan Propinsl DKJ Jakartcl, 2005).

Karena sebaglan beser penggunaan lahan aoatan nerumanan (44.052,2/ ha) serta taman Clan lalnnya (10.494, 14 ha) rnaka Jakarta

sangat potensial memproduksl sampah domestik yang berkarakteristlk organik.

Sumber : •) JakBrta 08/am Angka 2003 •""')Solid WoMe Management Mastet Plan 1987

~· P<tt1<antoran Perumahafl lndustri Taman Lainnva Total Kot.I (Ila) (h;,) &Gudang (ha) (Ila) (ha) ihal - -- 2.99231 87 60 1.008 )0 164 78 536 96 4.790_ Jakart• Pusat ~karta lJtartt_ .. ·- .lLl!J,87 2.~1 73 _1.s~7,~ 137 07 3.197 25 15.401

lakartc1 Bartsl 8.899 88 506 38 1.327.01 1J2.46 1.747.17 12.615 Jal<arta Selata.n_ _._Hl.&38,29 :l09 85 · 1.5/8,25 154.E 1.992,12 ~ 14 573 Jahrta Timur 13.403 92 1.101 98 1.832 24. 212 13_ ~2l.,73 1§.773

Total 44.052.27 4.25960 7.342,88 800 91 9.696 23 66.152 ... 66 60 640 11.10 1.20 14.70 100 Master Plan 1.17 30.043 2.215 . 6.329 26.240 54.152 ~ ---- 98 ------·- ~- OJI, 46 3 341 40 S 100

Tabel 3.1 Jenis-jenis Penggunaan t..ahan di OKI Jakarta Tanun 2003 Dirinci Menurut Wilayah Kota *)

Page 75: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

53

3.2.1 Perma9alahan Teknis

a. Penyimpenan/Pewadahan

Dari hasil pemantauan langsung yang telah dilakukan oleh

Konsultan DKI Jakarta pada tanggal 3-11 Januari 2005, ter1!hat bahwa

ada penlaku masyarakat yang rnerefteksikan masih rendahnya kepeduhan

3.2. PENGELOLAAN SAMPAH 01 DKI JAKARTA.

Menu rut nasu survey Desember 2004 dan Januari 2005 yang

dilakul<an oleh konsultan w;tMP (Western Java Environmental

Management Project), ditemukan beberapa permasalahan tentang

pengelolaan sampah di OKI Jakarta.

Apablla mengacu pada data Kantor Statlstlk DKl Jakarta, jumlah

penduduk DKI Jakarta tahun 2005 diperkirak.an rnencapa: jumlah

8.970.400 Jiwa.

S~mber : J,!Jb."tl, {)al.)m AngkJ 10()3

Wilayah Kota Pendu4c.tk (jiwil) Kepadatan

-· ·-· -· (iiwi1Lkm1.L_ Jc1karta Pusat 897.941 18.746 Jakarta Utara 1.176.355 8.267, Jakarta Barat 1567.571 12..426 Jakarta Selatan 1 .701.555 11.676 Jakarta Timur 2.094.586 11.157

Total ll.244

Tabel 3.2. Jumlah dan xepauatan Penduduk OKI Jakarta Tahun 2003

Perbedaan tingkat kepadatan penduduk antara siang hari dan

malam hari di Jakarte salah satunya disebabkan oleh adanya commuter yang berasat dari wflayah Bodetabek (Bogor, Oepok, Ttmgerang, Bekasi).

Commuter ini datang ke Jakarta untuk bekerja dan untul< keperjuan lain.

Tidak ada data pasti jurnlah commuter yang ada di wilayah Kota Jakarta. Menun,t Data Jakarta Dalam Angka 2003, jumlah penduduk

Kota Jakarta (tidak termasuk wilayah Kepulauan Seribu) tercatat sebanvak 7.438.008 jiwa dengan tinglcat kepadatan 11.244 jiwa/km2

(lihat Tabet 3.2).

Page 76: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

54

b. Tempat Penampungan Sementara {TPS) Tempat Penampunqan Sementara (TPS) rnerupekan tempat

pengumpulan sampah sementara sebehJm diooang ke TPA {Tcempat

Pembuangan Akhlr). TPS·TPS ini dibangun oleh Dinas Kebersihan Propinsi

DKI Jakarta.

Data Dfnas KeberSihan Propinsi OKI Jakarta 2003,

memoerlihatkan bahwa TPS yang ada di Jakarta pada saat ini terdiri dari

Secara tidak langsung, perilaku sebagian masyarakat ini telah

memberikan kontribusi terhadap pencemaran lingkungan nan oenvebeo

rendahnya estetika lingkungan di OKI Jakarta.

Pengelolaan sarnpah dalam r.ingka mengantisipasi hal-hal

sebagaimana dimaksud di atas, sebenamya sudah dilaksanakan baik oleh

pernerintah daerah maupun masyarakat sendiri. Namun haJ ini belum

berjalan sebeqairnena rnestinva, rneskipun pada saat ini, tempat

penyimpanan atau pewadahan berupa tong sampan, bak sampan atau

kantong p!astik sudah mereka sediakan. Kegiatan pewadahan samoan

memang sudah dilaksanakan oleh sebagian masyarakat Jakarta, tetapi

pemilahan masih jarang dilakukan.

Pemilahan sampah sesuai dengan jenis sampah di tingl<at rumah

tangga, apabila dilaksanakan dcngan baik, akan lebih mempermudah

untuk pengelolaan ke tahap berikutnya. Misalnya untuk sarnpeh anorganik

yang dapat didaur ulang (recyde) dipisahkan d,iri sampah organlk.

Pengelolaan sampah yang demiklan akan mernpermccan dalam

meredukst jumlah sarnoan yang nantinya al<an di oawa ke TPA, dimana

sampah yang dibuang ke TPA merupakan sampah yang benar-benar tidak dapat diolah lagi.

mereka terhadao kebersihan fingkungannya. Hal ini dapat ditunjukkan

dengan masih banyaknya masyarakat Jakarta yang membuang sampah

Clisemoarang temper. 8anyak tumpukan sampah di saluran drainase,

sungai, tanah kosong, pinggir rel kereta api, jalan rava dan nutan kota.

Selc1in itu, rnasih ditemukannya kegiatan masyarakat mernbeker sampah

baik di lingkungan rumah tinggal maupun di luar lingkungctn rumah

ting gal.

Page 77: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

55

e, Pengangkutan Sampah Dalam pengangkutan sampah, ada beberapa kendala yang

ditemui di lapangan, antara lain :

)- Kelancaran pengangl<utan sarnpah dipengaruhi oleh lokasi TPS. llntuk TPS-TPS yang berada di daerah sempit dengan mobilitas penduduk

cukup padat, pengangkutcJn sampan membutuhkan waktu yang lebih

lama dibanding pengangkutan sampah di TPS yang ber1okasi di daerah

yang tingkat kepadatan penduduknya relatif kecil den di daerah y1tng

relatif lebih luas.

~ Umumnya truk sampan belum oilengkal)i dengan penampung lindi

(cairan va'1'J dihasilkan sampah) dan dioperaslkannya truk sampah

dengan kondisi fisiknya tidak layak (bak sampahnva bolong dan

keropos). Hal ir,i memungklnkan terjadinya polusi udara (bau) dan

mengotori oada,i Jalan, sehingga sangat mengganggu estetika

lingkungan.

l> Pengangkutan sampah kurang efisi~n kerena adieinya antrian tn.ik

sampan b1tik di TPA Bantar Gebang, SPA (Staslun Peralihcio Akhir

Sampah) Sunter den SPA Cakung dlmana antrlan kurang lebih blsa

mencapai 2 {dua} jam, sementara jumlah ritasi truk yang masuk ke

TPA 6antar C:.ebang rata-rata per hari ± 600 rit (Dlnas Kebersihan Propinsi DKI Jakarta, 2005).

dipo, tr.:insito, pool gerobak, kontainer dan bak sampah yang terbuat dari

batu bata, beton a tau beton bertu lang. Kegiatan pengumpulan sampah dilakukan oleh petugas

kebersfhan atau usaha swc1dc1ya masyarakat yang dikoordinir oleh RT/RW

di masing-masing wi1ayah dengan waktu pengambilan setiap hari atdu

dua hari sekali.

Kegiatan pengambilan sampah dari bak sampah yang bersifat

permanen (bak sarnpah dari batu bata, beton atau beton bertulang) ini

sering mempersulit pekerjaan petugas karena akan memakan waktu lebih

tama dalam pengambilan sampahnya d1banding bentuk TPS yang tidak

permanen ( dipo, transito, pool gerobak don container).

Page 78: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

.'i(,

c, ASJM!k Hukum Masih lemahnya penegakan hukum tentang kebcrsihan termasuk

sampah. Perlu penataan kembali peraturan yang sudah ade, penerbitan peraturan oaru (Perda, Surat Keputusan dan Instruksi Gubernur) sesual

kebutuhen baik yang menyangkut aspek institusl dan tel<nls uperasionalnya.

b, Aspek Fimmsial Pemu ngutan retribusi kurang efektlf. Untuk tahun 2004, jumlah

dana yang terkumpul masih jauh Cli bawah biaya operasi cia" pemeliharaan ( < 4%),

3,2.2 Permasa/ahari Non Teknis a. Aspek Instttusl

Peran Dinas kebersman saat ini edaren sebagai ~gulator dan

operator dalam pengefolaan sampah. Untuk meningkatkan efislensi

pengelolaan dan peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat,

perlu ada pemisahan fungsi, dimana fungsi regulator ada di Dinas

Kebersihan dan fungsi operator ada di swasta dan rnesvaraket.

d. Pembuangan Akhir Permasatahan pengelolaan sampah dengan stsrem sanitary landfill

yang dihadapi oleh DK! Jakarta, antara lain : )- Membutuhkan lahan yang sangat luas, sebagai contoh : TPA 6antar

Gebang dengan luas lehan 108 ha. ;;, Adanya kererbatasan umur TPA. OperaSional TPA Bantar Gebang

berakhir tahun 2005 (tetapi diperpanjang hingga tahun 2006).

~ Sulitnya mencari lahan baru. Adanya penolakan dari rnasvarakat

setempat tentang akan dibangunnya TPA di Ciangir Kabupaten

Tangerang dan tidak sesuai dengan tat.a ruang (Dinas Kei:>ersihan

Propinsi OKI Jakarta, 2005).

Page 79: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

57

sumt,et-. Hasil Su,,,er Konsu/GJfP WJEMP Dl<l 3-1J, Ja,,uarf 2005

T1mb11lan Total···-, Sumber Sampah Sarnpah satu;;,n Jumah Satuan Produksl

do Sumber Sampah -· Sumbcr (m3/hanl - Permuk1man 1 36 Loter oran,.,.hdri 7.456.931 JIWII 10 141

Pas;;,r 9112 Litet nedaaannl/ian 76.350 .!'eclaga.!!!L 750 Sekolah 040 Lote~ murid/hari 2,386.687 Mund 955 Pe,i<antoran/Fasum 3.36 Liter ·oe•<>ria/hari 2.535.680 p-..awa1 B.520 -~'!s~n 2.76 Liter/buru;-o/hari 688.098 buruh 1.899

rota1 22.265

Tabel 3.3 Perkiraan Timbu/an Sampah Berdasarkan Hasil Survey Tahun 2005

3.2.3 l<arakterisitik Sampah a. Timbulan Sampah

Sebagaimana hasll Survey Produksi dan Komposisi Sampah yang

telah dilaksanakan oleh konsuitan WJEMP (Western Jaw, Environmental

Management Project) pada Desember 2004-Januari 2005, perhitungan

perklraan timbulan sampah per kapita per hart untuk wilayah DKI Jakarta

sebesar 2,97 Vkapita/hari atau 0,64 kg/kapita/hari.

e. Peran Sarta Masyarakat dan Sektor Swasta > Per.m serta masyarakat baru sebatas pengumpulan sampah. Untuk

pemilahan sampah serta pengurangan sampah pada sumbernya masih

perlu ditingkotkan.

> Peran swasta sudah berjalan (pengangkutan sampah, penyewaan truk

sampah, pengoperosian SPA Cakung clan TPA Bantar Gebang) tetepi

masih harus ditingkatkan terutama mvestast untuk pembangunan

fasi!itas pengelolaan sampah (SPA, TPA, Jnsinerator atau WTE) tennasu k pengoperasian nya.

d. Aspek Lingkungan

~ Pengelolaan TPA Bantar Gebang tidak optimal.

> Munculnya rnesetah sosial yang cukup sensitif di TPA Bantar Gebang

dengan adanya ribuan pemulung.

,. Mun cu rnya persepsi negatif dari mc1syarakat ternedap TPA karena

dampak negatlf yang dltlmbulkan, sehingga menyebabkan sulltnya

rnencan lahan baru untuk TPA.

Page 80: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

58

b. Komposlsl Satnp11h

Timbulan sampah sebagian besar berasal dari areal permukiman

yang tenlh1 dari sampah yang berasal dari halaman ruman, dapur dan

hasiJ sisa aktivitas rumahtangga lainnya seperf sisa pengolahan

makanan, bekas pembungkus, sampah bekas alat rumahtangga, sampan daun, dan tanaman lainnya, kulit buah dan kaleng bekas kemasan bahan makanan.

Data kompesisl sampah yang dimiliki oleh OKI Jakarta tahun

2004, dijelaskan pada Tabet 3.6 berlkut :

Dari Taber 3.3, 3.4 dan 3.5, menunjukkan banwe jumloh produksi

sampah di DKI Jakarta dapat dihitu ng yaitu dengan care mengalikan

perkiraan sampah per kapita per hari <.lc1ri masing-masfng sumber

trrnbulan sampan (tabel 3.4} dengan berat jenis masing-masing sampan

berdasarkan asal nmbulan (tabel 3.5). Hasilnya dikalikan de11gan jumlah

surnber sampah (tabe1 3.3) dimana satuannya harus dikonversikan pada

satuan yang sama terlebih dulu agar btsa dlhitung. Hasil akhir inilah yang

nantinya dapat dipergunakan untuk prediksi total jumlah produksl sampah

dari masing-masing sumber timbulan sampah.

Sumber: 0.:.fc Pemi!ungan Konsu/tan WJEMP DKI 3-l i, Jaf'uar, 2005

-- - §umber ·samoah··- - Berat )enis Sam~h (lco{iiterJ ---,

Pcrnukrrnan o.25 ·- Pasar 0 3.~ !;ekolah 0.27 Perkantoran{Fasum 0.15 -· .. Tndl:!stn 0 23

Tabel 3.5 Berat Jenis Sampah dari Berbagai Sumber Sampah

Sekolah _ . Perka!!_tora.lJ!Fasum Industn T~ . - -=- =::J 2 97 __J_ _ ~-0=,64 ·-- I

· Svm~r: Data Perh,tungan Konsu/t,an WJEMP DKF J-11, Jam,,.,; 2005

Pasar

a I IW . - 1,36 034 1 0.10 0.03

~-t~=- O 13 o,o~ 114 0 18 () 25 0 06 '·

P~~an _ Koliiwa/h,m Llterh a/han· - ,-

Tabcl 3.4 l'crkiraan Timbulan Sampah DKI Jakarta Tahun 2005

Page 81: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

59

Menurut data dari Di11a!; Kebersihan DKJ Jakarta 2003, tlrnbulan

sampan yang diproduksi di wilayah Jakarta Timur sebanvak 6.158 m' per

hori. Asumsl yang digunakan ecatah timbulan sampah per orang per hari adatah 2, 9 7 liter.

lio. KECAMATAN LUAS lkm2l JUMLAH PENDUOUK liiwal I 1. MATRAMAN ;, 82 1n-:,.lJ14 ? nuLO,GADUNG __ ,, 15,6" 279.884 - 41 7~ r+> - 3. CA KUNG 220.61) 4. JA TINEGA_R,'1 9,6? 26.3.756 - s. Kf\AMAT JATI 1.1.ooe -· .. -. 200.597

L...-~:. . PASAR.RESO 12.98 140.680 7. OORENSAWJT 7Z66 293.330 I B. MAKASAR ; ..:.76 1(;9.533 9. CIRACAS J6.07 196.5.351

\O. CIPAYllNG ·-····--- :iii 75 114.809 I

Tabel 3. 7 Luas wnayah can rumtan Penduduk Kecamatan diJakarta Timur

3.3. GAMBARAN UMUM PERMASALAHAN SAMPAH DI WILAYAH JAKA~TA TIMUR

Jakarta Timur mempunyai luas wllayah sebesar 188,25 km2

dengan jumlah penduduk sebanyak 2.073.551 jfwa pada tahun 2003.

Wllayah Jakarta Timur terbagl menjadl 1 O keeamaten dengan lues don

jumlah penduduk tersajl dal,111n t.abel di bawah Tnl :

Terllhat bahwa komposisi terbesar darl sampah yang diproduks:

oleh penouduk DKt Jakarta adalah sampah jenls organik (65%),

sedangkan 35% adi<lah sarnpah jenis anory,,nik.

Sumbcr : Dinas Kcbcr.;ihan Propino» OKI Jakarta, 2004

- ===r:25.925 m3lhari - S,1111 oah tenm~kut

Jer11sSim:1~ Volume' (m3) Persentase (0/~) J. sampah Orga~i_K ___ 16.851 65 u. Sam .. ~to A1loroanik 9.074. 35

·-· Asal Sam~ L- 1. Sampah R~mah rangga , __ 1_~.037 f .~ 2. semoan Pasar 2.593 10 3. saw.a.~er~I __ ·~ 3.889' 15 -

,___ 4_. Sampah lndustr, 3.663 . ..ti. 5. Sampah raran, Taman, Sunga,, 519 2

- dtr_ .... --· ·- . . ,, _ __ L_ __ ,,_ ---

Tabel 3.6 Volume Sampah OKI Jakarta Terangkut Menurut Sumbernya 2004

Page 82: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

60

PERMASALAHAN SAMPAH Kelur;;ihan Cijantung merupakan bagian dari wilayah administrasi

Kecamatan Pasar Reho Jakarta Timur. Oengan luas vtilayah 2,38 krrr',

jumlah penduduk yang berrnukim di Keturahan Cljantung pada tahun

2003 ada 32.104 jiwa, sehingga tingk.it kepadatan penduduk rata-rata di

kelurahan ini sebesar 13.489 jlwa/km2•

'rtmnujan sampan yang dihasilkan oleh periduduk Kelurahan Cijantung sekltar 95 m) per hari. Dengan kata lain, :n ,7?.% timbulan

sampah di Kecama1 .. n Pasar Rebo {418 m3 per hari) diproduksi di Kelurahan Cijantung (Dinas Kebersihan Propinsi OKI Jakarta, 2005).

Sebagai salah satu Jokasi Tempat Pembuangon Sementara

Sampah {TPS) di Jakarta Timur, Kelurahan Cija11tung mempunyai

permasalahan yang hampir sama dengan Kelutahan yang telah dijadikan

!;ebagai lokasi TPS (Data TPS dapat dilihat pada tabel 3.10, 3.11 dan

3.12). Permasalahan tersebut mellputl pencemaran bau yang ditimbulkan

oleh sampah (leachate/llndi), estetika dan kesehatan lingkungan.

Permasalahan ini menjadi penting karena lokasi TPS berada di sekitar

DAN CIJANTUNG KELURAHAN UMUM 3.4 GAMBARAN

Menurut laporan hasil penelitian yang telah duakukan oleh

konsu I tan dari Dinas Kebersihan OKI Jal<:.irta terdapat gam baran tentang

permasalahan sampah di Jakarta Timur yaitu 50% dari kecamatan yang

ada di Jakarta Timur, TPSnya mempunyai daya tampung di bawah yong

semcstinya. Bahkon di Kecamatan latinegara TPS-nya hi:mya mempunyai

daya tampung 30% dari timbulan sampan yang dihasilkan. Secara

kesejuruhan, jurnlah dan daya ternpunq TPS yang ada di Jakarta nmur

masih kurang memaoai,

Untok fas11itas tempat pembuangan sementara sampah secara

keseluruhan Jakarta Timur memiliki 474 TPS yang terdiri dari 32 dlpo, 23

transito, 136 container, 33 pool gerobak, 4 galvanis don 244 bak terbuka.

TPS-TPS ini melayani sexuer 6.158 m3 sampah per hari yang diangkut

dengan kendaraan angkut. Kendaraan angkut ini lerdiri dari 92 kenueraan

besar dan 88 kendaraan kecll (Dlnas Keberslhan Propinsi DK! Jakarta,

2005).

Page 83: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

61

Untuk hahan baku diperoleh d<1ri sampah warga sekitar yang

rnellputl 10 RW. Dalam melakukan aktlvitasnya, pengolahan sampah

organik mernpekerjakan 7 orang tcnaga k<!rja. Mereka bekerj,1 8 ism per

Sumber : Pengo/ahlln S<tmp,.h Cij,,ntung, WOG

--· VOLSAMPAH PROSES

PeNGOLAHANrnaRrACAH HASIL TGL GER08AK TRUK SWAOAYA SAMPAH KOMPOS 5•MOAH MA"" PLASTIK ()AUD U' ·~G ··- 25-7,06 6 4 10 330 SS 26-7-06 6 4 10 330 ';0 27- 7-06 6 4 10 225 45 211· 7-06 6 4 10 420 70 29-7-06 6 4 10 300 50 .... .. 02-8-06 s 4 100 4400 1500

Tabel 3.8 Operaslooel Ptmgolahan Sampah DI TPS CIJantung

3.5 UPAYA PENANGANAN PtRMASALAHAN SAMPAH Agar hal ini ndak menimbulkan perrnasalahan yang lebih besar di

kemudian h.iri dan dalam rangka mencari solusi untuk pengolahan

sampan yang tepat, dimana upaya untl.lk rnereduksi jumlah sampah

dilakukan ditingkat bawah sebelum ke dibuang ke TPA serta mendatangkan manfaat secara ekonomi maupun lingkungan, maka pada tahun 2004, Suku Dines Kebersih,m Jakarta Timur membangun sebuah

pilot project pengolahan sampan organlk yang bersumner darl dana APBD.

Meskipun pada waktu pembangunan pilot project terjadi friksi

kepentlngan dengan penduduk sekitar, namun hal ini dapat diselesatkan

dengan baik. Melalul pendekatan secara persuaslf lewat penyuluhan­

penyulu han dan soslalisasl, pilot project dapat direa lisasl.

Oengan luas bangunen sekitar 200 m2, den dllengkllpl dengen

alat-a/at prodvksi sedernene (2 bvah mesln pencacah, l buah mesin pemllah atau conveyor dan peralatan penunjang telnnya), pilot project lnl

telah mampu berproduksl sebagaimana tercantum dalam tabel 3.8 den haslf produksl dlJual di tern pat produksi terse but.

Jingkungan permukiman penduduk. Selain itu, tidak jauh dari TPS ada

sebuah sekolah menengah urnum, sekolah tinggi dan perumahan milik

Ang katan Dar at.

Page 84: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

62

hari dan 6 hari dalam seminggu. Mereka mendapatkan upah butanan dan

makan satu kali sehart. Sebelum ada pengalahan sampan yang menempati lokasi TPS

tersenut, masyarakat merasa terg;,nyyu dengan keberadaan TPS. Hal ini

disebabkan karena sekitar 33% sampan yang ditampung di TPS tidak

terangkut dan memmbulkan permasalahan. Sampah bertebaran dan

menimbulkan bau busuk yang berasal dari lindi (leachate). Permasalah

lain yang timbul adalah adanya gangguan lalu lintas yang disebabkan oleh

truk pengangkut sampah yang mengambil sampah di TPS. Sebenaroya Pemerintah Provinsi DKl Jakarta sudeh menyediakan

TPS sebagai penampungan sampah sernentera sebelum diangkut ke TPA

~ant.ar Gebang tetapl tidak termanraatkan secara optimal dikarenakan

adanya kebiasaan buruk dari sebagian warga yang membuang samoahnva

di pinggir sungai, di tanah kosong dan di tempat-tempat yang tldak

semestlnya, sehlngga llngkungan menJadi kotor.

Mclihat kondl!.l tersebut, Suku Dlnas Kebersihan Jakarta Timur

berlnislatlf untuk membangun pilot project pengolohon sampah dcngan

srstem open windrow di lokasl TPS. Setelah beroperesl setama 2 tahun,

ternyata keberadaan pengolah sampah tersebut mampu merubah

keblasaan buruk masyarakat dalam membuang sarnpan. Mereka

r.enderung senang membuano sernpahnva ke sana.

Dalam upaya meminlmaflsasl darnpak negatlf yang dltimbulkan

sempah sebagalmana tersebut di atas, sampah yang diterlma, langsung

diproses agar tid11k memmbulkan bau don tldak mengundang vektor­

vektar penyaklt. Seh1ngga dalam jarak dekal, bau sampah Udak tercium

keluar bangunan. ~hkan keberadaan pengolah sampan int tidak

mengganggu aktivitas perekonomtan di sekitarnya. Hal ini dlbuktlKan

adanya aktivitas ekonomi di sebelah kegiatan pengolahan sampah

(sebelah kiri ada warung makan dan tempat mangkal tukang ojek dan

sebelah kanannya ada warung makan dan c:uci rnobil). Demikian sarnpai

radius sekitar 200 m dari lokasi pengolahah sarnpah banvak tcrdopat

warung-wc1rung dan usaha kecil lainnya yang melakukan aktivitasnya

berdamplngan dengan Keglatan pengolahan sampah tersebut.

Page 85: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

63

... } Petugas Operator . SUKU D[NAS

1 ara11g KEBERS[HAN JAKARTA TIMUR

1 Petugas Petugas PeWgas Patugas pemllah dan composting pengayak, pembak.-.r

pencacah (peftlbuat penge1nas sampah 2 orang tumpukan, dan anorganlk

pembalikan, penyimpan 1 orang penyiraman dan produk

pemantauan) 2 orang Zarang

Gambar 3. l Struktur Organisasl Pengolahan Sampah Organll<. dengan sistem open windrow

bertanggungjawab tertladap keberlangsungan produksi kompos dan

melaporkannva ke Sui<u Dinas Kebersiha Jakarta Timur selaku

pemrakarsa dan pemberi dana operasional kegiatan.

Petugas Operator membawahi 7 (lujull) orang tenaga pengolah.

2. Tenaga pengolah. Ada 7(tuJuh) orang tenaga pengolah. Maslng-masing

mempunval tugas dan tanggungjawab. 2 (dua) orang bertugas clan

bertanggungjawab terhadap proses penyiapan bahan baku, pernilahan

dan pencacahan. Untuk proses composting yang rneliputi pembuat

turnpukan, pembalikan, penylraman clan pemantauan proses

composting dipegang oleh 2 (dua) orang. Sementara 2 (cue) oranq

lalnnya menangani pekerjaan pengayakan, pengemasan dan

penylmpanan dan 1 (sanr) orang lagl t>ertugas menanganl sampah

anorganlknya, valtu mengerjakan pembakaran di Incinerator.

ini Operator keuangan. clan pemasaran administrasi,

3.6 STRUKTUR ORGANISAS[

Adapun struktur organisasi yang aca dalam kegiatan pengolahan

sarnpah 1.1.,ngan sistem open windrow di Cijantuny ini, terdirl dari :

1. 1 (satu) orang petugas operator yang bertugas ~bagai pengawas

operasional kegiatan sekaligus merangkap sehagai tenaga

Page 86: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

64

3.7 PROSES PRODUKSI Proses produksi yang dilakukan pada pengolah sampah organlk d1

Cijantung meliputi :

1. Penyiapan bahan baku

2. Sortasi can Pencacahan

Sortasi meru pakan tahap aw al dari proses composting. Sortasi ini per1u

dilakukan karena sarnpah organik yang ada masih bercarnpur dengan

sampah anorganik. Kegiatan sortasi menggunakan conveyor.

Sampah organik yang sudah dipilah, dlcacah dengan menggunakan

rnesin pencacah. Sedangkan sampah anorganik dari hasil pemtlahen

dibaw1:1 ke incinerator untuk dibakar.

3. Pembuatan Tumpukan can Penambahan Bahan Penotong

Sebelum dilakukan penumpukan, sampah hasil pencacahan ditambah

bubuk tinja kering. Setelah ltu, ditumpuk dengan ukuran lebar 0,5 m,

tinggl 0,5 m dan panjang 4 m. Pembuatan tumpukan dllakukan dengan

garu. Kemudlan dlsemprotkan EM4 (effective microorganism 4}. EM4

inl yang berfungsl sebagal kamllsator pada proses dekomposJsl untuk

composting sampan,

4. Pemballkan, Penylraman dan Pemantauan Proses Composting

Untuk menjaga proses composting berjalan optimal, dlperlukan pembalikan dan penyiraman rutin. Pembaflkan dliakukan semlnggu

sekali untuk menclptakan kondisl aerasl agar- berjalan dengan balk

Penylraman dllakukan untuk menjaga kelembaban sampah. Aerasl

yang optimal dan kelembaban yang cukup akan mendorong mikroba

aerob bekerja dan berkembanq biak, Pemantauan yang duakukan

rneupun pengukuran suhu dan kelembaban. Suhu dan kelembaban

yang optimal diperlukan clalam proses composting, agar pematangan

kompos dapat berjalan denqen baik. Proses pematangan memerlukan

waktu sekitar 6 minggu.

S. Pengayakan, Pengemasan dan Penyimpanan

Kompos yang sudah matang, kemudian dipanen dan diayak. Hasil

pengayakan ditlmbang dan dikernes. Untuk langkah selanjutnya adalah pemasaran.

Page 87: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

65

3.8 POLA PRODUKSI

Karena keterbatasan data yang diperoleh dimana tidak

diperolehnya data untuk kapasitas produksi pada tahun 2004 dan 2005,

rnaka penelitian ,ni mengambil data yang ada untuk dijadikan pendekatan

ooia produksi dari Kegiaton pengolahan sampah di Cijantung. Menurut

Tempat Pemanenan dan Pengemasan

Kantor

c· ~uang Sortasl ::-i- Tempat Rua.ng lncine~~ Pencacahan

Tempat Ruang I Composting

Penempataro J_ Bahan Baku

-----

I WC Tern pat Composting

Gambar 3.3 Lay Out Keglatan Pengolah Sampah Organlk dengan SlstP.m Open Windrow

,.,,.. ........... dlbakar -......._ __,, -·-·-·---~-·-·· ·-·-·-·-

I I Sampah diol~h Sampah •

Sort:asl - Anorgilnik I . . . I 1 . • I sampah 1, organik I ......._ __,, • ' , I Pencacahan - Composting I - .. . I h I . . I I

' I, • -·-·-·-·-·· I - Produk I - Pengayakan • Pengemasan . 1

(Kompos) I . • I I . J-·---·-·-·- I . I - . Pemasaran . I I Revenue . . -

Gambar 3.2 Proses Composting Pengolahan Sampah Organik Cijantung

Page 88: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

66

0 500 1000 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500

Jumlah Produksi (kqJ 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Tahun

Tabel 3.9 Jumlah Produksi Kompos dari Tanun I - XV

data primer yang dipcroleh dari hasil wawancara, data sekunder dari

laporan produksi pengolahan sampah sebagaimana tercantum dalam tabel

3.8 den infonnasi dari surat kabar Radar edisi 49{Tahun 111/10·24 Juli

2006 yang menyatakan bahwa produksi kompos yang dlhasukan

pengolahan sampah organik di Cljantung Int mencapal 2 ton per nan, maka pola produksi yang diambil dalam penelitian im adalah ;

1. Pada tahun I, kapasitas produksi mencapai 500 kg per hari. Angka ini diambil dengan asumsl bahwa pilot project masih bekerja dalam taraf

uji coba. Pertimbangan yang diambil adalah kegiatan masih menjajagi

keberlanjutan ketersediaan bahan baku dan keberhasilan proses

produksi serta respon masyarakat ternadap kegiatan pengolahan

sampah mi,

2. Pada Tahun II, kapasitas produksi meningkat menjadi 1.000 kg.

Asumsi ini diambil setetan melihat keberhasilan pada tahun

sebelumnya, sehingga kapasitas produksi ditingkatkan.

3. Pada Tahun III-XV, kapasitas produksi ditingkatkan lagi menjadi 1.500

kg dikarenakan produksi tertinggi sebagaimana data dalam tabel 3.8

adalah 1.500 kg, maka besarnya angka ini diambil sebaqal kapasltas

produksi pada tahun III-XV.

Untuk lebih jelasnya dapat ldta lihat tabel dan grafik po1a produksi

pada peneuttan ini.

Page 89: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

67

Dari gambaran riil rli lapangan, ke.glatan composting sampah

organlk tersebut telah memberikan mpot yang bermanfaat bagl

pemerintah, swasta dan masvareket bahwa :

a. Secara umum, permesatahen sampah harus diselesalkan darl tmgkat bawl!lh.

e. Keterlfbatan masyarakat berpengaruh besar ternecep penanganan sampan.

c, Harus ada hubu.r1gan yan9 !llnergls antara pemerintah, swasta dim

masyarakat untuk mencapal keberhasllen datam pengelolaan sampah

d1 Jakarta urnurnnva dan Kelurahan Cljontung pada khususnya.

d. Sompah yang selama inf tidak bermlai ekonoml, apabUa dlolah mernpu

memberlkan revenue bagl yony mengusahakannya dan rnenverao tenaga kerja

e. Mampu me.,mgkatkan kuautas 11ngkungan (bau dapat dikurangi,

estetika dan kesehatan lingkungan meningkat).

f. Keberadaan pengolahan sarnpah tidak mengganggu aktivitas

perekonomian lainnve, bahkan bisa berjalan bcriringan dalam

meningkatkan roda perekonorntan.

g. Pengolahan sampah mampu mengefisienkan biaya pengangkutan sarnpah ke TPA.

, z 3 4 e o 1 e 9 10 11 12 13 1, is 10

i ,-·------ .. ·--

!-..:..-T~h~f'l- . ~::--Junllifl, ~tOOvl\~•. ("¥~

,ooo I , 800 +-- ... /. ..

. ! 6001- /-. --------- 400 L,r ,00 I

I 0 ; ,j_ •.•.• ,.... ....,_.....,...._._~- ...............

,Eo<JE .. 1-400

1200 ·

Gratik 3.1 Pola Produksi Komoos Pengolahan Samoah Organik Cijantung ~------ -·

Page 90: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

1._! L- ••• ..J.._-.L .... ...L....,...J _ ...... ,,._·,_"',._".L .. ...J-~~ L-,

1-, ,_ l,.,,..j..-1---1,. -1--r.-1~4---1--1---1 ,-~\!?!!~~;;;:!:!~°'~

§

. '- ... - ... Q ··t· •-'-- ... .... u, _ n co~

-1---1--1--

~<]~ ~ ~ ~ ~ ~ ~·i- ~. ~ ... "" ..,. . ~ b· I ,:.

1---1.--l ..J..--1---''-'--L, 1- I.-- • I-·

~ ~ G ~, ~ ..:. ... ::. t4 ~ ~1 I

,__ L..- 1---1~..J..--I-__JL..-.<....•-

I .. - - .. J--L..J..--1-__JI- ~ '--'--

.--,-1., "'14. ., ;:; }\? ~ ~ ~ ~ .. ., .. ..,

:' "' ., ;:!: ~ .__

.... (I) "

~ I ::; . ., ~111.1 :l: " .. ~ ~ "' .; 1::. ~; :s; ... z ~ ;. ~!! ;;; -c .. s :c

l~ "' l :;. ... ,_

~ .. N .. N "' .o <( ,- .. ~ "' m Q)

~ .. "' N ,., -.

li; ~I .. ~ ;;, g: t-, .. - - •

I !Q <D' " .. 0 ~ ;:; I g !

L.., , ..... .;r~ I,. ·- '- .... ~ IR .., ' "'

.., i::t, ~ii I !J

~ L,.

~ 0 ~ l;l .... g ~ ... :a:

~

g ~ .. .... ~ g'J ~ .. N ~ "' g

. -~ 0 N ::t .. ;'!: .. m Q.

,., n N ~ l:i

"' :;; ~ :l; ti \;\ a - se ~ :€ ... • ~ " l,I ~ => :,, ;,; ., -

0 ~ - .. M :.: :; N - - .. uJ

• Q.

"' - ~ :ll s c "' ::: "' .... "! :5 :. ., i fl ~ :. "" l!' ., !,! ~ e- - .L

z x ,_ ,_ ~ § :.., ~~

~ ~ ~ ::, .. 5~ 0 Q. Ill

" < ;:!: ~ ;! !!- 0 .... t· x Ir 0: a: 0: ~~ ~~ ~ :;!; :lj ~ ~ :lj

0 - NM ..... z .

Page 91: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

1 ~ 1~ ~ ~~"i ~ ~ <D "' ~ <n .

1 (/) ;!. -c ~~~1 "' a.

-· i~ i -- \ I"' "' "' ro} ti ::: I ~ ,, Q

Z,: - .. ~ ,q; .. ::, a. "' ,, :,; ~ :'§~ :. ~

-~~ - ··- ~ f "' (i)I ~. ~

2 . I - '---

M M c,111: ~

l~i I I [!. --· - I !!l

~ s -- -:,····' .. 'N ......

~$1 ' I ' I

tlJ . .I - ·-

IX ,> I ,n .. .., !!: j ! '

' t

g .., .... , "" 12 I i ~ ... - - 0 - - .. .., ~ I

' " "' • ~ ~ ., i ::,

<'. .... 0 c :;; 0 ~ ;:; ;~r i. .... ~ :, ~ N M N N ... o·

l - z :, "' Q.

··-. Cl) " M ~~ ~1: .. ~

' "' :I "' .. ::, "' "' _, .., ~ ~ l! ·-t ··- J~ z

ii i ~. i3 o ii: z 2\

~ 0 z

~ ). ,c· 8 J $ .,

·t 0: ~ :,; ... :, < < ~ I:::, .:, .,. (D "' "' -· ; 0 - .., • ~ 2 i i --

Page 92: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni
Page 93: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni
Page 94: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

b. D,:ita Primer Data primer adalah data yang dldapat darl wawancara, observes]

langsung ke lokasi penqotah sampah di Ojantung dan dokumentasi.

Oalam wawancara, hal yang dilakukan untuk mendapatkan data adalah mengeksplorasi informasi dart narasumber.

Adapun narasumber yang dimintai informasi dalarn kegiatan wawancara antara lain :

(1) Petugas pengolah sampah selaku pihak yang menenjent :angsung

kegiatan operasional pengolahan sarnpah.

(2) Dinas Keoerslhan Provinsi OKI lat.art., selaku institusi ya~g rnernbuat

kebljakan pengetolaan sarnpah di DK1 Jakarta.

(3) Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur selaku pencetus ide

dibangunnya unit pengolah samcah Ci}antung dan setagai instansi

yang membiayai pembangunan clan operasional kP.giatan pP.ngolahan

sampan selama ini.

a. Data ~kunde.- Data sexunder adetan data kepustakaan yang otoeroreh dari

bul<u-bui<u laporan keQiatan Dinas Kebersillan Provinsi OKI Jakarta.

literatur·literatur, jurnal-jumal, hasil·hasil penelitian ilmiah lalnnva,

majalah·majalah, internet dan surat kabar.

Data ini sifatnya melengkapi dan memperkuat data yang ada

dalam data primer.

5.1. PENGUMPULAN DATA 5.1.l. Metode Pen!lumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

meliputi pengumpulan data sekunder dan data primer. Untuk lebih

jelasnvo, akan dlureikan sebagaiMana bcrikut di oawan ini :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 95: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

71

seiein wawancara, untuk melengkapi deta dilakukan juga

observasi dan dokumentasi. Observasl dimaksudkan untuk rnennat langsung ket:eradaan dan kondls: kegiatan pengolah sampah yang

sebenarnya, operasional isasi serta dampaknva terhadap Ii ngkungan

sekitar. Sedangkan dokumentasi digunakari untuk memperkuat data primer yang diperoleh dari wawancara dan observasr,

Setelah data primer dan data sekunder dipcroleh, data dunventarisast dan d iklasifikasikan ke dalam biaya ( cost) dan ma ntaat

(benefit). Adapun biaya (cost) dimaksud meliputi biaya investasi serta

bi.iyo operasi den pemeli haraan. Bia ya operasl dan pemellharaan terdiri

dart biaya operaslonal, perawatan requler, perawatan berkala dan upah

tenaga kerja dan dihitung tiap tahunnya sejak dimulainya kegi;,tan

produksi hingga akhir umur proyek. Untuk hiaya investasi hanya

dilakukan sekali penghltungan pada tahun ke nol dimana kegiatari belurn

berproduksi. Langkah selanjutnya adalah memasukkan blaya-biaya

tersebut ke dalam neraca aliran dana (cash flow). Namun sebelum

menghitung rasio manfaat dan biaya {Cross B/C Ratio), NPV (Net Present

Value) dan IRR {Internal Rate of Return), hal yang narus dilakukan adalah

mengkonversikan masiny-masing blaya pada tiap periode waktu (tahun)

Informasi-informasi yang i ngin diperoleh dari ma sing masin!J narasumber mehputi :

( 1) Hal-hal yan!J berkaitan dengan ;cegiatan operasionalisasi dan pemasaran kompos.

(2) Kebijakan pengelola,m sampah yang sctama ini dilaksanakan oleh

Pemcnntah Provinsi OKI Jakarta, dan rencana pengelolaan sarnpeh

DKI Ja kat ta ke de pan serta permasatanan yang menvertat. ( 3) Munculnya ide yar.g melatarbelakang i <liba ngun nya pengolahan

sampah <lergan sistem open windrow d1 Cijantung, kendala yang

dihadapi dan dampak yang muncul pada saat sebelum dan setelah

di bang unnva pengolah sampan rersebut, serta sumber biava

penqola han sampah yang berkaitan denga n investas! dan operasionalisasi,

Page 96: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

72

s.1.2. Jenis; Data Data primer den dato sekunder yang dibutuhkan didalam

penelitian i ni adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuentttattf

digunakan untuk menganalisis bic1ya (cost) dan manfaat (benefit) dari

aspek Jinansial dan aspek ekonomi kegiatan pengolahan sampah dengan

siste.m open windrow di Cijantung. Aspek finansial, biaya (costJ yang dihitung meliputi biaya investasi

(tanah, gedung, dan alat-alat produksi utama) serta biaya operasi dan

pemeliharaan (atat-atat penunjang, bahan baku dan bahan penolong,

tenaga kerja, pemeliharaan untuk alat produksi dan gedung) berdasarkan

harga paser, Sedangkan penghitungan manfaatnya (benefit) adalah dari

direct benefits. Direct benefitsnya berupa revenue yang dipcroleh dari

penjuatan produk (kompos). 6esarnya revenu« yang diperoleh dari

ke dalam nilai sekaranq (present value). Demikian juga yang dilakukan

untuk menghitung manfaat (benefit). Setelah present valve dilakukan, langkah berikutnya menghitung

raslo monfaat dan biaya (Gross B/C Ratio), NPV (Net Present Value) dan

IRR (Internal Rate of /1.etvm). AdilOUn aspek lainnya dc1n benefit yang sulit

diu kur, akan did iskrl psikan secara kualitatif berdasarkan data empiris

( data kualitatlf) yang ada.

Hasil permtu ngan da n ketiga indikator ini nantmva yang akan

dilihat sebagai tolok ukur kelavakan kegiatan pengolahan sampan orqanlk

di CiJantu ng. Namun untuk memfokuskan pada tujuan pene1itian ditinJau dari

aspck finansial dan ekonom,, d1buat asumsi-asumsi. Adapun asumsi­

asurnsi yang digunakan .idalah wilayah penelitian untuk skala kelurahan

yaitu kegiatan pengolahan sampah dcngan sistem open windrow yang

beroperasi di TPS Kelurahan CiJantung, umur proyek diambil dari umur

a lat produksl uterre ( mes in pencacah) yaitu 15 tahu n, alat-alc1L produksi

dibuat di dalam negeri clan bukan barang ekspor/impor, bahan baku dan

baha n penolong dii:eroleh dari dalam negeri, has ii produ ksi d 1gunalcan

untuk kebutuhan lokal, dan tenaga kerja adalah unskli//ed labor.

Page 97: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

73

penji.:alan kompos merupakan harga jual kompos yang ditentukan oleh pengetola kegiatan dikalikan berat produk yang dihasilkan.

Aspek ekonomi, penghitungan biaya (cost) adalah deng,m

mengeluarl<an pajak PPh sebesar 2,5% dan PPN 10% untuk biaya

investa51 (bangunan fisik gedung) serta operasi dan pemeliharaan.

Oemikian untuk subsidi yang melipvti bahan baker (solar dun minyak

tanan) yang digunakan operaslonat k~yialiln.

untuk permtunqan mantaetnva (benefit) mellputi direct benefits

dan indirect benefits. Direct benefit yang oiperoten berupa revenue dari

kompos yang diproduksi. Tetapi dasar harga yang diambil adalah harga

kompos yang aoa di pasar (.~hadow price). Pendekatan perhitungan ini

dilakukan karena adanya keterbatasan data yaitu belum diperolehnya

data kebutuhan pupuk organik lainnya yang dapat dijadikan sebagai

pembanding. Indirect benefit yang diperoleh berupa efisiensi biaya

operasional pengangkutan sernpeh ke TPA Banter Gebang. 6esarnya blava

yang dihemat meliputi blaya penggunaan bahen l>akar dan blave

pemeliharaan kendaraan angkut sampah yang dibatasl paoa service kecil,

service besar. penggantian ban dan container kendaraan angkut sampah

dihitung bemr1sarkan jumlah walctu produkSi (26 hari per bulan) selama

umur proyek. Langkah selanjutnya adalah menghiti.mg biava Clan manfaat padr1

tiap-tiap periode waktu sampai akhir umur kegiatan dan

mengkonversikannya ke nilai se• i>rang (present value). Setelah didapat

mastng-masing l>iaya dan manfaat dalam nilei sekarang, penghitungan

rasio manfaat Clan biaya (B/C Rado), NPV oan IRR-nya dllakuken. Metode

penghitungan yang dilakukan unt •k asoex finansiat dan asoek ekonomi

adalah sama. Hasil perhitungan yang meliouti Gross B!C Ratio, Nl'V dan

IRR ini nantinya yang akan digunakan ,.mtuk melihat kelayakan dari

kegiatan pengolahan sampah organik di Cijantung haik secara finaslal

rnaupun secara ekonomi. Intangible benefits adalah data kualitatif yang digunakan untuk

rnenjelaskan benefit yang ttdek terukur atau sulit dinilai dengan uang.

Menurut Kadariah, 1999, intangible ber,et,ts meliputi perbaikan

lingkungan, perbaikan pemandangan, perbaikan dlstrtbusi pendapatan,

Page 98: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

74

No Item Biaya (R". 1 I ---~-"=.:..:....------ ---·-L. - ~1 1. Tanah. luas 200 m' 100.000.000 ·

~· Gedun_g__ _ ··--·- ---l---'c'708.179.273 3. Alat-alat Produksl Utama 591.937.800 ~lluml~h - 1.400.117.073_

Tabel 4. l Biaya Jnvestasi Pengolahan Sampah dan Aspek Finansial

5.2. HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

5.2.l.. Proses Penghitungan Gross B/C Ratio, NPV Dan IRR

a. Analisis Finansial patarn anausrs flnansial, tahap-tahep yang d\lakukan untuk

penqhttunqan Gross B/C Rario, NPV dan !AA adalah pe1tama, menglnventarlsasi manfaat dan blaya yang aca datarn keglatHn

pengofahan sampah ter~ebut Jnventarisasi yang difakukan meliputi roM yang telah dlkeluerkan

den benefit yang diterima dari kegiatan ini berdasarkan harga pa~ar. Cost

y1:1ng dilnventarlsasi terdlri dari bes.,r,,y<> biaya investasi (tanah, 9edung

dan alat produkst utama) serta biay11 operest don pemeuherecn (alat-alat

oenuntaoo. bahan baku dan banan penolony. tenaga kerja, pemetlheraen

untuk a!at pn:>duksi dan gedung). Sedangkan benefitny11 istlaJah direct

benefits yaitu revenue yang diterima dart penjualan kompos yang

dihasilkan. Untuk cost per tahun (waktu produl:sl 8 jam per hari dalam 26

hari per buian), dike\omookl<en menjadi 3 yaitu investasl yang meliputi

tanah setuas 200 m", geuung, dan alat-alat produksl utama sebagaimana

tabel di bawah lnl :

dan lain-lain. Namun dalam data kualitatif yang dilihat pada penelitian inl

digunakan untuk mehhat 4 aspek lainnya yaitu aspek knrnersial (pasar),

aspck kelcmbagaan-organisasi dan manajemen provek, aspek tekrnk dan

aspek lingkungaci. Dengan dilengkapiny<> data kuantitatif ofeh data

kuelitatif, diharapkc,n dapat memberikan gambaran clan penjelasan secara

lengkap tentang kondrst sebenamya Clari keg1atan pengolahan sernoah

terse but.

Page 99: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

75

Dalam perhitungan disini diambil asumsl terjadi pengaruh infl1:1si

sebesar 10%, sehingga menyebabkan kenaikan harga baik input maupun

output pada pengolahan sampah sebssar 10%. Pengambilan asumsi nilai

inflasi didasarkan oada nilai inflasi rata-rata per tahun yang terjadi antara

tahun 2004-,006. Deng;m memasukkan pengl!ruh inflasi ini

mengakibatkan besarnya biaya O &. M dan manfaat tiap tahunnya tidak

sarna secara nominal. Data dapat dilihat paoa Jampiran L.1.a Tabel R~I Cash Flow Kegiatan Pengolahan Samp.:ih Organik dengan sistem open

windrow di Cijantung.

Kedua, menghltung Gross 8/C Ratio, NPV dan IRR dlhltung

bercasarken ru-nus baku. Namun sebelum menghitung B!C Ratio, NPV

,·--···-· - ---- i Imm >-Manfaat (Rp.) Manfaat (P,p.) I

Inflasi = o Inflasi = 10% ! . 1 Revenu_!t~.da tahun I ---1_34 .ooo .000 234.000.000 : Revenue (!ada ta_hun II 468.000.000 514.800.~-~

1. R.~enue (!ada tahu n 111 702.000.~00 849.420.000 I Analogi untuk tahun Ilf-XV

No

1. ·1:- 3. 4. __

7abel 4.3 Manfoat Revenue yang Diperoleh dari Kompos dari Aspek F1nansial

Benefit per tahun adaJah harga penjuaien dikalikan besarnve

poduksr kompos yang dihasukan. f>ada tahun I baru d1produlcs1 500 kg,

tahun II diproduksi 1.000 kg dan tahun III-IV 1.500 kg. Harga penJuaJan

dstentukan oleh produsen sebesar Rp. 1.500,·. secare rinci dapat dilihat

pada tabel di bawah iru :

2. , 3. f 4.

Item ------~··--

--+---"B-'Cia'-'ya ( Rp.) . · Biaya Op~.rasional_:_ . 131.312.000 a. Alat-alat anuman ... ~856.000 b. Bahan baku da~ bahan penoiong 102.456. OQ.D Perawatan Rutin ~~.u.~k"'°s_i d"'"a"'n-'-"'="'-"aL...---+ 6.000.000 Perawatan Berkala (Gedu~--- 5.000.000 Tena a Ke.rja .L --~7.~00.000

~---------· -- No 1.

Tabel 4.::> Biaya O & M Pengolah Sampah dan Aspek Hnansral

Cose tamnva adalah biaya operaslonal dan pemeliharaan/

operational & maintenance cost (0 & M). Biava O & M terCliri dari :

Page 100: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

76

Dari l<1bel di otas d'lpat ,jelaskan bahwa pada setlap tingkat suku

bunga baik riif maupun non,,oal dlperoleh hasil sebagai berikut :

a. B/C Ratio dari hasil perhitungan keempat suku bunga > l, menggambarkan bahwa jalam l<egiatan pengolahan sc1mpah, nllai

manteet yang diterima lebih besar daripada blaya yang tetan dikeluarkan sebesar angka yang dihasill<an dan perhitungan selama

umur provex. lihat tabel di bawah ini :

-· i~ - -·- ,NPV. !1J: Rallu 362.SAU I > 0 2859.:- > -,w. 2 419 ::: l _ 175.681 > 0 2618% > 7% 2.298 U- °s1J.2.~ > o 22.74% > 1i,q., 2,!16 > 1 4~1.576 . .z....Q_ :741% > 15% 1.825 > I -·-~-L...:......! -. . - -

Tabel 4.4 Anallsls Sensltivltas Aspl:!k Flnansial terhadap Suku Bunga Nominal dan Suku Bunga Rill

dan IRR, biaya da n manfaat pad a tahun I - XV, hilik cost mau pun

benefitnya, dihitung nilainya saat ini (Present Value) (PV) dengan cara

rnengalikan biaya dan manfaat dengan discount factor (OF).

Of = 1/( l + i)', dimana i adalah suku bunga. Suku bunga yang dlambil

acaran suku bunga nommat µinji>man bank BRl tahun 2006 sebesar 15%.

Se1anjutnya untuk menilai sensitivitas 1<e1ayai<an 1<eg1atan pengolahan

sampan Cijant1mg terhadap besarnya suku bunqa nominal lain can suku

bunga rill, rnaka dicoba menghitung kriteria ketayal<an dengan

menggunakan suku bunga tersebut, Adapun asumsi yang diambil dari

besarnya suku bunga nominal adateh 10% dan suku bunga riil 5% dan

7%. Dengan mensimulasikan keempat suku bunga terscb4Jt dalam

pemitungan pada ket1ga kriteria k~layakan (8/C Ratio, NPV dan IRR),

meke akan tertthat panqarun suku bunga rernadap ketayak<1n kegiatan

(proyek). Sedangl<an t adalah periode waktu (tahun}.

Setelah dtlakuk;in pengh1tunoan, dlperoleh hasil sebagalmana

tercantum dalam tabel real cash flow pada lampiran I .t.a, dan dapat

dljelaskan seb.:igaiman.:i tabel di bawah ini :

Page 101: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

77

Dari simutast ceneen rnenqqunakan suku bunaa 5%, 7%, 10%

dan 15%, ketiga indikator kelayakan terhadap aspek finansiat ini, secare

Kcselun.ihan memberikan gambaran bahwa composting sampan organik

dengan sistern open windrow dart kegiatan pengolahan sampah di

Cijantung, lay11k untuk diteruskan den ado kemungkinan untuk dijadikan

peluang usana,

-· SuKu Bung• 5% •r w.59% > 5%

-7,1.') -! 26.18% .. > 7% _ _ 10% --- --.:2:,.:2...,.7..:;4-"%'-----+...:";....:.1 O"'o/.'",--

15% 17,41% ~~-----

------·--·------ !RR.

c. IRR darl hasll perhltunyan keernpet suku bunga > suku bunga awal, hal ini memeenkan rnakna banwa tmgkat keuntungar, yang dlperoleh

d1 atas suku bunga nomlnal rneucun suku bunqa rlll yang

merefleksdcan tlngl<at bung a pinjaman bank, sehingga keglatan composting sampah dapat memberlkan keuntungan secera flnanslal.

Llhillt t;:,bel di b;:iwah inl :

Tabet 4. 7 Pengaruh Suku Bunga ternadap IRR dari Aspek Flnansial

·- - =!---- ---·· ·-- - --· - -· --j No. ~ut(u 8~n9a _ NPV !.:...... ____ 7.914.362.~49 >JL ___ - ___ 5% 2,. /o/ll ') _}_ - - 6.420.175.681 >O J IO"A-, - .. t· 4. 712.513. 2117 > 0 j 15~---· -- 4. 2_.ll17.43.1,_27n >0 .. ·-

Tabel 4.6 Pengaruh Suku Bunga terhadap NPV dari Aspek Finansial

b. NPV Clar, hasil perrutunqen keernpat suku buny<1 > O, rnenunjukkaa

banwa keqratan tersebut menghasilkan keuntungan sebesar nilai yang

dihasilka11 dari perhitungan serama umur proyek. Uhat tabel di bawah

ini:

2. ·3 ti:.::

»o. 1

Tabel 4. 5 Pengaru h Suku Bung a terhadap B/C Ratio dari Aspek

Finansral

Page 102: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

78

b. Analisis Ekonomi Demikian juga yang dilakulcan untuk untuk perh1tungan dari

aspek ekonormnva, tahap-tahap yang dilakukan sama dengan yang

dilakukan pada aspek finansialnya, yaitu pertarna menginventarisasi

manfaat dan biaya yang acta dalclm kegiatan pengolahan sernpah

tersebut.

tnventansasi yang dilakukan analogi dengan yang dilakul<an pada

asoek nnansial, meuoun cost yang telah diketuarkan dan benefit yang

diterima dari l<egiatan ini. Namun pada perhitungan cost yang

drinventarisasi berheda dari perhitungan untuk cost dan aspek finans.ial.

Untuk investasi berupa tanah tidak mempunyai nilai ekonomi

(nol) karena tanah yang dijadikan tempat kegiatan acarah tanah tidak

oroduknr. Demikian juga untuk gedung dan atat produksi utama serte biaya operas, dan pemeliharaan (alat-alat penunjang, bahan beku dan

bahan penotonq, tenaqa kerje, pemelihi:lra,m untuk alat oroouksi clan

gedung). mlai ekonorntnva tidak sama dengan nik:li finansialnya. Hal ini

disebabkan karena adanya unsur pajak dalam pembelian/pengadaan

baranq (10% PPN dan 2,5% PPh) can subsidi (pernakaian solar dan

minyak tanah pada operasional kegiatan}. Sehtngga untuk item yang

terkena pajak akan lebih rendah nilai el<onominya dibanding nilai

finansi<1lny<1 karena bcsamya pajak narus dikelucrkan dari harqa

sebenarnya. Oesamya pajak tldak dlperhltunqkan dalam analisis espek

ekonoml kan:,na pajak merupakan transfer peyment dari l<egiatan kepada

oemertntan, bukan sebagal imbalan pemakaian Input untuk proses

oroduksi. Untuk item yang bersubsidi (sorer dan rnlnyak tanah), nilai

ekonominya lebih besar dari nilai finaosialnya karena besarnya subsidi

ditambahkan ke finanslalnya. Hal lni dikarenakan subsidi merupakan

transfer payment dari pemerintah kepada kegiatan untuk biaya

inputnya.(Suyanti rsmaryanto, 2005)

Perhitungan dari sis! benefitnya terdiri dari direct benefits

(revenue yang dttertrna dari penjualan kompos '{ang diproduksi) serta

indirect benefits (efisiensi biaya pengangkutan sampah ke TPA Bantar

Gebang).

Page 103: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

- ·-~ - -- ------ 1. Revenue oada tahun I --+- 2.. Reven~ada tahun II

"3. - Revenue pad~tahun Ill . _ --Y-- 4. Anatogl .untuk tanun N - Xv _ ~ -

- - J Manfaat (Rp.) Inflasl-=.. 0 _ lnflasl ~ 10% 312.000.000 312.000.000.

! ~24.000.000 686.400.000 _ ~36.000.000 1.13,.560.000 _

Item No ~~-· ------------ Tabel 4.10 Manfaat ~evP.nue yang Dipcroleh dari Kompos Dali Aspek

Ekonomi

Untuk tenaga kerja yang bekena di pengol~h sampah seoeiurnnva

adalah pengangguran atau tidak mempunvar pef(erjaan, sehingga nifai

ekonominya a::!alah nol.

Benefit per tahun adalah t-arga pasar dari penjuoic1n kompos

dtkalikan cesernva poduk bdru SOl' •9, tahun II diproduksi 1.000 kg dan

ranun Ill-XV 1.500 kg. Harga pasar clari pen]ualan i<ompos sebesar

Rp. 2.000,-. Secara rinci capat dilihat pat, tabel di bawah ini :

-~---·--- -· . --·---·---- __ _!tern _ ~ B1aya (Rpl__

B1aya_Qperaslo,~al_:_ -· ·- _ 208. 747.~84) · a. Alat-alat penuniang__. -· _ . _ ___E.249.DOO · b. Bahan bak(!_ dan ba~nolong _ 183 ~98.384 i

2. Perawatan Rutin (alat poouksi da, 9.ci;!u.!!!ll_ ~ .. 5 2so .. ooo.1 3. Perawatan Berkala (Gedunq) _ _ __ _ 4 375.000 .. 4. LTenag.i Kerja _ _ _ ·-· _ __Q_;

Tabel 4.9 Biaya O & M Pengolah Sarnpah dan Aspek Ekonomi

pcmeliharaa'1/oper<1tional & memteoence cost (0 & M). Biaya O & M teroir. dari :

dan operasional biaya adalah lainnya Cost

T1:1bt:I 4.8 Biaya Invest1:1si Pengolahan Sampah dari Aspek Ekonomi

~No I __ Item--·-:------~. ~•,<<••-! D 1. · Tanah O 2. Ged . .!:!.!!2_ _ ---· -- _ 6440036.19'.; ,. ""~"' Pn>d"''' us.,,,~ ~F-945~7~

. Jurn~h___ _ j__J,.161.981.770

Untek lebih jetasnva daput kita lihat pacla tabel di bawah mi :

Page 104: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

&O

3 )0% 3.02 __ > 1 . 4: _ _ 1s% · _cc__·:::::::::::::::~2:.64~~====::: _ _._.:;.>~~1,....-_ -_ -_ -_ -_ -_- _-. _- _,-1

----~---~- No. Suku Bunaa . _ 1 G%'l -340 >1 f-='-+--~7··.;:-,,- -4------"'•=------I-"-'~---- - 2. ,.., 3 2S > 1

BtC R.ano

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada setiap tingkat suku

bunga baik riil rnaupun nominal :

a. B/C Ratio dari hasi! perhitungan keempat suku bunga > 1, menggambarkan bahwa dalam kegiatan pengolahan sampah nilai

manfaat yang dite• .me ~bih besar danpad.:i biaya yang telah

dii<eluarkan sebeser angka yang telah dlhasilkan dalam perhitungan

setarna umur proyek. Uhat tabel di bawah ini : Tabel 4.12 f'engaruh susu Bunga terhadap B/C ratio dari Aspek

Ekonom1

No. -Sul<u.6unga t NP\/ -=== IRR·--·::: B/C.Rat~ ·, s""·, 13.274.706.734 .,. o 47'11, 1 > 5% 3.40 > 1 I 2.. _..._~7~%·-.,-- 10.972 Ol5.097 > O 44% > 7% 3,~. ~ 3. --!(;% . 13,336.SZ9.301 > 0 40% > 10% 3 02 >-+-J L 15% . SAU-360.081 > o_ 34% > .!-~ __ 2 E4 . > 1

Kete,angan : 's,mulas, dengao asums1 meoggunakan suku t>unga ml

Tabel 4.11 Analisis sensmvnas ASpel< Ekonomi terhadap Suku Bunga Nornmat dan Suku Bunga Riil

Sebagaimana datarn perhitungan disinl asumsi yang diambil

aelalah terdapat pengaruh inftasi sebesar 10%. Dengan memasukkan

pengaruh inflasi ini mengakibutkan besilmya biayo O & M don manfaat

tiap tehunnvs mengalami kenaikkan sebesar 10% mengikuti inflasi,

seh:ngga tidak sarua secere nominal. Demiklan Juga perhitungan yang

sama untuk indirect oenettts yang meliputi enslensi biaya pengangkutan

sarnpah ke TPA Bantar Gebang. KP.du11, menghitung B/C Ratio, NPV dan IRR berdasarl<an rumus.

Perhitungan ini analoqi dengan perhitungan B/C Ratio, NPV dan IRR untuk

aspek finansial. H.:isil perhitungan ketiga indikator kelayakan suatu proyek dengan

dengan menggunakan keempat suku bungan dilihat dari aspek

ekonorrunva dapat dihnat penjelasannya di beweh ini:

Page 105: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

RI

Dari simulasi dengan menggunakan suku bunga 5%, 7%, 10% dan 15%, ketiga indikator kelayakan ini, secara keseluruhan memberikan

gambaran bahwa kegiatan pengolahan sampah organik dengan sistem

open windrow ditinjau dari aspek ekonomi lebih besar t1ngkat

kelayakannya dibanding jika ditinjau dari aspek finansialny.i. Hal y,mg

ml:!mbedakan adalah banwa untuk aspek ekonornt, pajak dan subsidi

dlkeluarkan dari biaya input. Selain itu, dimasukl<annya indirect benefit

yang diterima oleh perekonomian Ke dalam perhitungan yaitu berupa

efisiensi biaya pengangkutan sampah ke rPA.

Dengan melihat nilai yang ditunjukkan oleh ketiga indrkator

kelayakan proyek tersebut, maka kegiatan composting sampah organik irn

dapat dijadikan sebagai peluang usaha dan secara ekonomi masyarakat

serta lingkungan dap.lt rnemkrnan manfaat yang dlbsrlkan.

c. IRR dari hasil pert.itungan keernpat SU(U bunga > suku bunga awal, hal ini memberikan makna hahwa tingkat keuntungan yang diperoleh

di atas sul<u bunga nominal dan suku bunga riil yang merefleksikan

suku bunga pinjamar. bank, sehingga kegiatan pengolahan sampah

mampu mcmoenkan kcuntungan secara ekonorni. L1hat tabel di bawah

ini: Tabel 4.14 Pengaruh Suku Bunga terhadclp IRR dari Aspek Ekonom1

tio. - Suk~:m a i· ·-- _47%-· IRR > S~o ··- -~ 12. - -- 7%'1 ~- -44% > 7% :_j

3. ---i~ 40% > 10% __ _1.5%~- ---.--·34% >.1~-- ··=i

- -- ~iw5-~a-.~->n-ga-. ----.===-- .. -:::_· _-_-_-_-_-_· ~"'~P~v-~ __ -:_-_- __ - __ ____,I -n 11274.Z96.73'!._I > .Q_

- -7%') - _,___ _ Hi.972.015.097 > 0 10% --· 8.338.529 3'01 > 0 .

4 --1~· --.5~J21§QJ)Bl .. > o __

T ebel 4.13 Pengaruh Suku Bunga terhadap NPV dari Aspek Ekonomi

b. NPV dari hasil perhltuncen keempat suku bunga > 01 menunjukkan

bahwa kegiatan terse but menqhaslfkan keu ntungan sebesar nilai yang

Jin;;isilkan ocda perhitungan selama umur proyek. Lihat tabel di bawah

mr :

Page 106: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

82

d. Aspek kelembagaan-organisasi dan manajemen proyek Pengolahan sampan di Kelurahan Cijantung inl merupak:an pilot

project yang dlbangun p;:ida 2004 dan dldanat oleh APBD Kota Jakarta

Tlmur. Status pengolah.!ln sampt1h lni di baw.i,h tanggungjawab Suku

otnes Kebersih&n Pemo:ri,itah kola )al<arta Timur.

DI ceiarn ocerastoneinve, pengolahan sampah di pegang eien satu

{1) orano operator dan tujuh (7) orang petugas. t'1ereka dlberl ga.11 bulanan dan jatah makan satu kah sehari.

Petugas Operator bertanggungjawab atas operasionallsasi

keglaton ~n9ol.ihan sampah, pemasaran dan membuat laporan baik

administrasi maupun keuangannya ke Suku Dinas Kebersihan Pemerintah

Kota Jakarta Timur. St:dangkan petugas pengolah mempunyai

tanQgungjav, ab pada proses composl1ng-nya mul,li uari penyleoan bahan

baku hingga pengemasan. Jil«• dolihat dari aspek ini, kegiatan comoosuo« sampah organik

memenuhi kelayaka11 karena mampu menyerap tenaga kerja. Meskipun

tcnaga kerja yang terserap adalah tenaga kerja tidak terampil (unskilled

fabor), namun secara organisasi kegiatan ini mampu berjalan karena

rnenajernen kegiatan berada di bawah oleh Suku Dinas Kebersihan

Jakarta Timur

e, Aspek Komersial (Pasar)

Untuk aspek komcrsial, pemasaran kompos mcngal.:imi kendala,

sellingga kompos yang d1produkSi sebagian besar tidak bisa langsung

dtJual ke pasar. Hal lnl menyebabl<an terjaumva penumpukan sebaglan

produk, Konsumen sebaqian nesar eoaian rumah tangga. Kebutuhan

kompos ditingkat rumah tangga sangat kedl karena penggunaannya

hanva sehatas pada kegiatan yang tidak membutuhkan tahan y;mg luas.

Dari kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kenelala

pemasaran korncos disebabkon karcna pasar kornpos belum tcrbuka dan

belum berkernbenc, sehtnqqa permlntaen eeser masih sangat kecil.

Untuk itu dari aspek kornerstat, k:egiatan composting sampah

organik ini tidak memenuht k:elayakan apablla di.jalankan.

Page 107: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

(b) Tahap Konstruksi Sebagaimana telah disinggung d1 alas, untuk pendanaan

pengadaan bangunan fisik hingga peralatan utama dan peralatan

penunjang didanai oleh APBD Kota Jakarta Timur. t1ang1.nan f1sik yang

digunakan untuk pengolahan sarnpah organik tennasuk k.itegori

sederhana namun memiliki standar kualifikasi untuk bangunan pengolah

sernpah. Bangunan ini memiliki dinding tembok dan berla,,.ai semen yang

l<edap, sehingga jika eda lindi (leachate) tidok merembes ke tanah.

Untuk pengadaan alat utama berupa mesin pencacah don

conveyor diperoleh dari produksi lokal. Alat ini didesain oleh pengrajin

yang berasal dar1 Cileungsl. Mesin pencacah memiliki kernarnpuan

mencacah 300-400 kg/jam. Sehingga dengan waktu produl<sl 8 jam/hari,

mesin ini rnampu mencacah sampan sampai 4 tol'l/hari dan menghasill<an

2 ton kompos/hari (Koran Radar, 2006). Demikian juga untuk alat

penunjang lainnya. Alat-alat penunjang produksi juga merupakan produk

U ntuk anensa dari aspek teknis ini di Ii hat per tana p ya rtu :

(a) Tahap Pra Konstruksi

Oikarenakan kegiatan pengolahan sampah sistem open windrow

menempati lokasi TPS yang sudah ada, maka secara teknis

pembenquna nnya praktts tldak mcnqalaml kcndela. Se loin tanah yang

dibutuhkan tidak luas (200m1), kegiatan pengolahan sernpeh organik

menernpati tanah tidak oroduktif.

Hal ya119 menarik lainnya adalah tokast kegiatan berada di

bantaran sungai drmana masyarakat sering melakuken pembuangan

sampah di sana. Hal ini dapat memberikan pengaruh baik dalam merubah

kebiasaan buruk tersebut. Dan pada kenyataannya, ternyata pemhuanqan

yang sering dllakukan di pinggir, bahkan di badan air sungai mengalami

penurunan. Hal senada juga diungkapkan oleh plnak penqclah sampah.

e. Aspek Teknis Proyek

Pada aspek teknis terkait dengan pendanaan pembangunan

pengolah sampah organik dengan sistem open wine/row tidak mengalami

kendata, Peml,maan kegiatan berasal dan APBD Pemerintah Kota Jakarta

Timur.

Page 108: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

84

(c) Tahap Operasi Demikian juga secara tekms, tahap operasi ini, mulai oar,

penyiapan bahan baku hingga proses produks! dapat dikerjakan oleh

tenag.i kcrja tidak tcrampil (unskilled labor). Operasionalisasi mesin-mesin yang ada (conveyor dan mesin

pencacah) rnenqqunakan telmologi sedernena, Beke1J<1nya rnesin

pencacan sampan lni hampir same dengan me.sin perontok ped].

Demikian juga untuk proses compostJng-nya. Dalam pengerjaan

composting, yang dllaxukan hanya mencampur bahan baku (sampan yang

telah dicacah) dengan bahan penolong (EM4 yang telah diencerkan dan

tinja kering dengan perbandingan tertentu). Setelah itu ya:,<J dibutuhkan

hanya pemantauan untuk kelembaban dan suhunya. Ini dilakukan sarnpai

pada tahap pematangan.

Dengan proses yang demiklan secernana, maka composting dapat

dnakukan olen slapa saja. Tanpa membutuhkan keterernpitan khusus dan

dengan bel<al pelatlhan slngkat, tenaga kerja yang dibutuhkan dapat

dipersiapkan.

Pada prinsionva, secara teknis kegiatan ini juga dirancang dan

dipersiapkan untuk Jial-hal yc\ng dimungkinkan danat rnengganggu

lokal, m,sa.nya pengayak, handsprayer, pengki, loa, sekop, gerobak celeng, cangkul, dan lainnya.

Sebagai tenaga penggerak mesin pencacah dan conveyor digunakan mesin diesel 1 pk. Bahan bakar yang digunakan adalah solar.

Solar yany dibutuhkan sebanyak 20 liter/hari. Untuk pembakaran sarnpeh

anorganiknya digunakan minyak tanah dimana setlap harinya

mencnabtskan minyak tanah sebanyak 90 hter. (Data sekunder dan data

primer diperolP.h dari hasil wawancara dengan pihak pengolah sampan

organik Cijantung, 2006).

Secara keseluruhan berdasarf<an uraian di atas dapat

d1gambarkan bahwa pada tabap konstruksi ini sccara tcknis rnutc: Clari

pembangunan fisik gedung hingga pemasangan atet-elat produksi dapat

dikerjakan oien tenaga Ioli.al Clan tidalr. teramoil {unskilled labor) karena

semuanya menggunakan oesatn can teknologi sedemena.

Page 109: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

85

f. Aspek Lingkungan Fisik dan Sosial Proyek

;. Lingkungan Fislk

Penempatan lokas, dapat dl~atakan tepat karena rnaskipun

berada di dekat lokasr perumahan dan sekolah, namun keglatan

pengolahan sampah t1dak mengganggu ke91c1tan lain, terbukti tldak

adsnve beu pada llngkungan di luer kegiatan dan tld.ik dltemukannya

ceceran s12mpah. Hal in, rnengaklbatkan kuallllls llngkung1111 menjadl leblh

balk. Ltngkungan menJadl berslh dan senat, Secara tldak langsung,

kegiatan penqotahan sampah telah mendptakan suasana nyaman bag,

masyarakat dalam melakukan aktlvltas seharl-harl. Hal lnl dlperkuat

dengan banyaknya aktivitas perekonomian di sekitar lokasi pengolahan

sarnpeh, antara lain banyak pedagang (makanan dan mlnuman, cuci

mobd, bengkel, dll) serra pangkalan ojek yang melekukon kegiatan

n ,ereki:l di dekat pengolahan sempeh,

;, Lingkungan Soslal

Sebagaimana telah dikatakan oten pihak pengolah sampan dan

Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur, bahwa dengan edanva kegiatan

pengolahan sampah di Cijantung, telah merubah kebiasaan rn<1sy<1rakat

membuang sampah di sembarang tempat (sungai, tanah kosong, dll) ke

pengolah sampah. Ini berarti keqlatan pengolohon sampah mampu

merubah budaya buruk mesvaraket membuang sernpeh di sembarang

secara bertanap. Mesklpun merubah budaya buruk bul<.an merupakan hal

kelancara n operasional ~egiatan. Hal di maksud adaleh apabila terjad i

penumpukan sampah ka,ena adanya penundaan pengangkutan pada narl­

nan tertentu, dimana jumlah bahan baku melebihi kapasltas produksl. Irii

tidak akan menjadi kendala apabila bahan baku tidak melebihi kepesitas

kerja mes in penceceh. Hal lain terkait dengan kondisi ikli m ( musim

nujan). Proses produkst tetap bisa berJalan, namun dalam proses

compostmg-nya akan sedikit mengalami perbeoaan perlakuan

dikarena~an kondlsi bahan b.iku yang berbeda dari biasanva. Sampah

peda musim hujan lebih lernbab (basah). Kunci dari composting hanya

tcrlctak pada suhu den kelembaban, sehingga yang perlu dijaga adalah

kondlsi operasinva agar tetap ideal (suhu dan kelembaban).

Page 110: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

86

yang mudah, namun upava ini membawa hasil y,mg positif. Banyak

contoh uoava yang sudah dllakukan oleh sebagian anggota masyarakat

untuk hal ini. Misalny;;i : Pengelolaan sampah terpadu di RW Banjarsari

Cilandak Barat. Kegiatan ini telah merubah budaya masvarakot yang

dulunya tidak peduli terhadap kebersihan lingkungan menJadi masyarakat

yang peduli terhadap kebersihan lingkungan. Tentu saja upaya rru

memerlukan ketekunan dan ketelatenan serta butun waktu lama. Sebagai pencetus ide dan penggerak kegiatan tm, Ibu Bambang Wahono bersama

warga lanjut usla, membuat proyek percontcnan pengola';an sampah

IP.rpadu (terrnasuk composting} Skala rumah tangga dsn melal(Ukan

penvutuhan-penvutuhan untuk warga sekitar. Melalui proyek percontohan

in i, ketertarikan mmat warga u ntuk meniru apa ya11g telah di1akukan oleh

Ibu Bombang dan kelompoknya menjadi bcsor. Sebagai prestasi dari upaya yang selama ini dllakukan adalah

lingkungan RW Banjc1rsari tertata asri dan teduh. Kompos yang diproduksi

sebaqran diqunakan sendiri untuk memupuk tanaman obat yang dimiliki

warga, tanaman hias yang dijual dan sebaqian diiUal dalam bentuk

kompos (Adipura, 2005).

Page 111: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni
Page 112: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

g7

5,1 KESIMPULAN

Hasil analisis kelayakan composling sampan organik dengan sistem

open windrow menumukkan bahwa dari :

a. Aspek Teknis, orovek tersebut levak untuk dilakukan karena proses compostmq dengan sistem open windrow t.idak mernerjukan tempat

yang luas serta menggunakan teknologi dan peralatan yang

sederhana, sehingga mudah pengoperasiannya dan tidak

membutuhkan tcnaga kcrja terarnpil.

b. Aspek rinansial, dengan simulasi suku bunga baik riil dan nominal,

proyek terse but la yak untuk dilakuka n ka,.ena perhitu ngan proyek

menqhasllkan NPV > o, IRR > suku bunga yang telah ditentukan baik suku bunga nominal (10°/o dan 15°/o)

maupun suku bunga riil (5% dan 7010) den B/C Ratio > 1 selama 15 tahun umur proyek.

c. Aspek Ekonomi, dengan simutasl suku bunga baik riil dan nominal,

prevek terse but la yak untuk dilakukan karena perhitu ngan proyek

menghasilkan NPV > 0, lltR > suku bu.,ga yang telah

ditentukan baik suku bunga nominal ( 100/o d11n 15°/o) maupun suku bunga riil (5°/o dan 7"/o) , elem B/C Ratio > 1 setarna 15 tahun umur proyek.

d. Aspek Komersial (PasarJ, proyek tersebut belum layak untuk

dilalwkan karena pasar kompos belum berkembanq. Hal ini

mengakibatkan demand kempos di pasar sangat kecil, sehingg.i

pemasarannya tiaak beriatan optimal.

e. Aspel< Kelembagaan-Organisa5i dan Manajemen Proyek, proyek

tersebut layak karene secera kerembagaan dan manajemennyo

berada di bawah Suku Dinc1s Keberslhan Jakarta Timur. Arti nya

bahwa mesklpun dalam operesicnalnva menqqunekan tenaga tidak

terampi1, namun tidak menjadi kendala dalam pelaksanaan

kegiatannya karena admlntstrasl, keuangan dan manajemen berada

d1 bawah kontrol Suk11 Oinas Kebersihan Jakarta Timur.

BABY

KESlMPUlAN DAN SARAN

Page 113: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

83

5,2 SARAN Wa!aupun dalam kesunoutan menunjukkan bahwa ospek komersial dari

kegiatan composting sampah oryanik tidak layak untuk dilakukan,

sernentara 5 (lima) aspek sudah rr,emenuhi persyaratan kelayakan,

nam Jn secara l:eseluruhan kegiatan layak untuk tetap dijalankan. Agar

dapat memenuhi kelayakan suatu kegiatan secara keseluruhan, ada

ha/ penting yang harus mendapat perhatian demi mendukung

kebe•lanjutan kegiatan ini ke dapan, Untuk itu yang perlu disarankan

adalah:

I. Aspek Pilsar Pe11gembangan pasar untuk produk kompos dapat dilakukan

metatur :

Secara keseluruhan, proves tersebut layak untuk dilakukan meskipun

aspek pasar tidak mendukung kelayakannya sementara 5 {lima) aspek

lainnya te'ah mendukung de,lam petekseneannva. H.il in1 disebabk,m

kegiatan inl merupakan kegiatdn yang bersifat pelayanan publik (pubi,c service) Pemerintah Kota Jakarta Timur datam ra'lgka rnencarl solusi

permasalahan sampah di w•.laya hnya. Kegiatan ini lebih bercneotest

eada pelayanan pemerintah terkait pengelolaan sampan dibandingkan

pertimbangan bisnls sebagaima na yang dilakukan oleh sektor swasta,

d1mana espek komersial tidak atau belum menjadi tujuan utsma.

t. Aspek Ungkungan Fisik dan Soslal

Lingkungan Fisik, proyek tersebut lc1yal:: untuk dilakukan karena

berdampak positif pada peningkatan kualitas lingkungan sekitar dan

menciptakan lingkungan yang nyaman bagi kegiatan perekonomian

latnnya . .J.!ngku ngan So;;ial, pwyl!k ter sebut la yak untuk dilakukan ka rena

kegiatan ini mampu merubah kebtasaan buruk sebaghm

masvarakat sekitar dalam membuang sampan. Kebiasaan membuang sampan di sembarang tempat menjadi berkurang

dengan adanya kegiatan comoosting.

Page 114: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

2. Aspek Teknis a. Perlu ada upaya penvedieen ruang penyimpanan den packin<;;

produk yang balk untuk rnenj<,ga kuantas kompos apabila terjadi

over supply kompos yang diprodul<SI dll<arenak,m oelurn

terserap pasar. o. Bagi pengembang (developer) perumahan, dillarapkan dapat

mengelola sendiri sampahnya dan produk yang dihasilkan

dipergunakan untuk memenuhi keootuhan pemeliharaan fasilitas

umum yang disedlakan sebagai bentuk partisipasi swasta dalam

kepeduliannya mendukung program reduksi sampah.

a, Ad<!mya upava Peme.rintah Kota .Jakarta Timur untuk

menghimbau penggunaan kompos kepada Oinas/lnstansi terkait

dalam kegiatan rutin mereka untuk mengatasi over supotv kornpos yang diprodukst oleh kegiatan composting sampah

organik Ojantung, misalnya kegiatan pcrtanian, pcrkcbunan,

pertarnanan dan hutan kota.

b. untuk sementara, sebatknya kegiatan composelng sampah

organik hanya dilakukan Pada sl<ala l<elurahan dengan jumlah dan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Apab1la

ditingkatkan pada skala yang lebih besar, dikhawatirkan akan menghadapi kendata yang sama dengan y,mg d1hadapi oieh

kegiatan compostmg Ctjantung ben,pa masalah pernasaran,

kecueli jika cesar kornpos sudah berkembang dengan baik.

c. untuk kelurahan Jain, sebaiknya pengofallan sernpan dilakukan

pada tingkat rumah tanggc1 dan kompos yang djhesnken

diperg·Jnal<an sendirl. Hal ini akan sangat rnembantu program

Pernermtan Kota Jakarta Timur dalam mereduksi sampan sebelum di buang ke TPA. Secara tic:!ak langsung, apaoua

kegiatan iru terlaksana, maka diharapkan kegiatan ini dapat

dijadikan alternatif oengelolaan sampah di DK! Jakarta

Page 115: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

QO

4 oaiam rangl<a penyempurnaan penelitian terkait dengan

perhitunqan kelavakan paela penelitian setanjutnva, asoek

lingkungan Clan kesehat:an dapat diupayakan untuk dikuantifikasi

sebagai bahan analisis ekonomi agar penuaian kelayakan kegiatan

lcbih komprehensif. l\spek lingkungan dan kesehatan dapat

dikuontifikasi dengan menggunakan metode pendekatan tcrtcntu

seperti, WTP, dan laln·lain.

3. Aspek Lingkung;in Sosial

Kegiatan pemilahan sarnpah sebaiknya dilakukan di tingkat rumah

tanqqa, karcna h;;if ini akan mcmpermudah daiam pcngelolaun

selanjutnya.

Page 116: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni
Page 117: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

91

ENDAH DJUWENDAH DAlAM SOSIOHUMANIORA, 2005, J<t:RAGAAN SOS/AL EKONOMI USAHA DAUR ULAI\/G DAN PENGOMPOSAN SAM.0AH DI KOTAMADYA BANDUNG, FAKULTAS PERT/\NIAN UNPAD,BANOUNG

DJAMALUDlN Sl/RYOHADIKUSUMO, 2005, MASAlAH PEMASARAN KOMPOS, ADIPURA UBER.Tl, JAKARTA

DlNAS l':EBERS!HAN PROPINS1 DK1 JAKAHrA, KEBIJAKAN PENANGGUI.ANGAN DAN PENANGANI\N SAMPAH DI PROPINSI DKJ JA~'ARTA, DINAS KEBERSJHAN PROPINSI OKI JAKARTA, JAKARTA

DIPO YUWl,NO, .lOOS, KOMPOS, PENEBAR SWADAYA, DEPOI<

DJAENAL ASfl(IN SALEH, 2005, SADAN RECVI...ATOR DALAN PENANGANAN SAMµAH MELALUI KORPORASI REGJONAL, ADIPURA LJ6ERTI, EDI~. KHu~;us KEMERDEKAAN, JAKARTA

DINAS KEBER.SIHAN PROPINSI DK! JAKARTA, 2005, WESTERN JAVA ENVIRONMENTAL MAflAGEMENT PROJECT SOLID WASTE MANAGEMENT FOR JAKARTA : MASTER Pl.AN REVlEW AND PROGRAM DEVELOPMENT, JAKARTA

OINAS KFRERSIHAN PROPlNS! OKI JAKR.TA, 2004, PILOT PROJECT PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTE/1 Pll.AH (PIL-l<AB), DJNAS! KESERSIHAN PROPINSI DK! JAKARTA, JAKARTA

8PPT, 2003, PClATJlfAN TEKNOLOGI ~NGO/.AHAN SAMPAH KOTA SECARA TERPADU MENUJU ZERO WASTE, BPPT, JAKARTA

DANNY LIM, APP.IL 2006, KELOLA SAMPAH GAYA BELANDA, JNTISAR.I, HALAMAN 120-127, JAKARTA

BAHAN KULIAH ANALIS!S PROYEK, 2006

ARIC:.F ROSYIDit, 2004, PEMOANGUNAN KOTA B£RKELAN)UTAN : BELAJAR DARI CURITIBA, JURNAL PERENCANAAN WJLAYAH DAN KOTA, VOL. 15 NO. 3, OEPARTEMEN TEKNIK PLA.NOLOGI ITB, BANDUNG

ADDINUL YAK!N, 2004, EKONOMl SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN, AKADEM!KA PRESSINDO, JAKAAfA

AOTS-AIT-EBARA INTERNATIONAL TRAIN[NG COURSE, 2000, INTEGRATED SOLID WAS1F MANAGEMENT, EBARA HATAKEYAMA MEMORIAL FUND, JAPAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 118: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

PT. DAUR ULANG TERPADU INDONESIA, ?002, PROPOSAL INDUSTJI/ l'ENGOLAHAN SAMPAH TERPADU, PT. OAUR UlANG TERPADU INDONESIA, JAKARTA

M. Sl.!PARMOKO, 2002, PENJLAlAN EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DIIN L/NGKUNGAN, BPFE, YOGYAKARTA

PE'.)< 0 BELLI, 199(;, HANDBOOK ON ECONOMIC ANAL YSJS 'JF INVESTMEl'fT OPERATIONS, THE WORLD BANK

PEMERINTAH PROVINS! OKI JAKARTA, 2006, PATOKAN HAl<GA SA1UA"I KEBUT(JHAN PF:MERINTAH PROVINS! DKI JAKARTA, BlR,: PCRLENGKAPAN, JAKARTA

PT. BIOPUPUK INDONESIA JAYA, 2003, STUD! KELAYAKAN UNIT PENGOl..AHN SAMPNf (UPS) DE.NGAN MIENGGUNA.KAN TEKNOLOGI AUTOGENOUS THERMOPHIWC AEROBIC DIGESTJON (ATAD), PT. BTOTAMA RECOVERY INDONESIA

M. ANSORUDIN SIDJK, RlJSOY TAUFIQ, SRI PRATIWJ, LUSINA W. SATWIKO, DJOKO HERU MARTONO, PRfYAMBODO, D., 2006, KEB!JAKAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASlS MASYARAKAT, 6ADAN PENGKAJIAN DAN PENERAl'AN TEKNOLOGI, JAKARTA

MUHAMAD NAUfAL, 2004, TESIS, KAJIAN MANFAAT DAN BIAYA PENGOLAHAN SAMPAH (STUD/ KASUS TPA S(JMLJR BATU BEKASl OENGAN PENDEKATAN SIMUl.ASJ ANALISIS SISTEM DJNAM!Y.

KOMPAS, 9 SEPTEMBER 2006, nGA TEWAS TERTIMBUN SAMPA!-1 (TJNGGJ TJMBUNAN MELEBIHI KETENTUAN), JAKARTA

KOMPAS, 10 SEPTtMBl::R :l006, Pl=NCARIAN KORBAN OILANJUTKAIV (WAKIL GUBERNUR MENYAlAHKAN PARA PEMULUNG TPA BANTAR GEBANG}, JAKARTA

MENTERr KEUANGAN RI. 2002, KEPtJTUSAN MENTCRl KEUANGArv Rl NOMOR. 431/KMK.06/2002 TENTAHG TATA CARA PENGHJTUNGAN DAN PEMBAYARAN SUBS/DI USTRIK, MENTER! KEUANGAN, JAKARTA

INGE LARDlONIS, ARNOLD VAN DE KLUNDERT, 1993, ORCAN!C WASTE, WASTE CONSULTANTS, GOUDA, AMSTERDAM

FAHMUDD!N AGUS, WIDIANTO, PETUNJUI( PRAKTIS : KONSERVASJ TANAH PERTANIAN LAHAN KERING, WORLD AGROFORESTRY CENTRE, ICRAFT, SOUTHEAST ASIA

!NDONESJAN-JAPANESE GOVERNMENT COOPERATION IN ENVIRONMENT, 2005, PEDOMAN UMUM PEMBUATAIV KOMPOS UNTUK SKALA KEClL, MENENGAH DAN BESAR, KEMENTERIAN LJNGKUNGAN tlIDUP, JAKARTA

Page 119: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

U.S. ENVIRONMENTAL PROTECTION AGENCY, COMPOSTING, YARD AND MUNICIPAL SOLID WASTE, TECHNOMIC PUBLISHING COMPANY, PENNSYLVANIA, U.S.A

WIED HARRY APRIADJI, MEMPROSES SAMPAH, PENEBAR SWADAYA, D.EPOK

TIM lABORATORIUM BUANGAN PADAT DAN 63 JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN IT, 1999, PETUNJUK TEKNIS PENGOLAHAN SAMPAH KOTA DENGAN PENGOMPOSAN-VERMI, JURUSAN TEKll:IK UNGKUNGAN FTSP ITB, BANDUNG

URDI, MENUJU PENGELOI AAN SAMPAH PERKOTAAN YANG BERKE/..ANJUTAN

R. QUENTIN GRAFTON, WIKTOR ADAMOWICZ, DIANE DUPONT, HARRY NELSON, ROBERT J. HILL, STEVENT RENZETTI, 2004, THE ECONOMICS OF THE ENVIRONMENT AND NATURAL RFSOURCFS, BLACKWELL PUBLISHINC

SANDRA JOHSON COINTREAU, 1982, ENVIRONMfNTAL MANAGEMENT OF URBAN SOLJD WASTES IN DEVELOPING COUTRIES, THE WORLD BANK, WASHINGTON

SRI MURNlATI DJAMALUDIN, zoes, LANGKAH KECIL MENJADI DERAP MEMBAHANA, ADIPURA LIBERTI, JAKARTA

<;RT WAHYONO, 2001, PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK DAN ASP£K SAIVITASl, JURNAL TEKNOLOGI LINGKUNGAN, VOL 2, NO. 2, BPPT, JAKARTA

SUYANTI ISMARYANTO, 2005, ANAUSIS EKONOMI UAL.AM PENILAIAN KF!.AYAKAN RENCANA INVESTASI PROYEK, LPEM FEU(, JAKARTA

KORAN RADARr 2006, (;'PAYA l'·1f,'VGURAtlGI 'v'OLUf.1C $Al'·1PA!! DAN DIA}~A OPERASIONAL KE TPA 1 MCSIN PCIVCACAH SUDTN KEBERSIHAN J/1.K-TlM HASILKAN PUPUK 2 TON PER HARi, EDISI 49/T!~HU~l 111/10-2'1 JULI 2006, JAKARTA

DT I ~Ms:tl I <:~It'll .O:\r 100(.; 1.aPr}DJ".~I 1-11'.C:rt l/1T rnRl.'I tl~A/~D.!J,CJ~A/ . . ,....,,.., __ .. , ., -, - , . ..., ". . _ _.. _............. . -· ·-· . TEKNOLOr.T EFFFCflVF MTCROORGANTSMA (EM) DI TPA BANTAR GEE,i!.'l.JG-BE.ll451, PT. LEMBU S!:K!L!,~!, JAK.&:~.T/".

RADlKS PURBA, 1997, ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT, RINEKA CIPTA, JAKARTA

Page 120: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni
Page 121: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

..... < z .... ::£ 0 z t3 z ::::, ~ ::::, ~ ::::, Ul z g

Page 122: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

I Q

i s • a,: !!:

• l

0 /1.

o$

i- -

Page 123: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni
Page 124: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

• I

... "

0., .. !~~ ~: := N ...- ~ -

-l-+--1--l---lf-l-

~ 0 ~

:g ~ ~ !;J w «r - :; 5! N-..: Q: (>'l N ~ -

Page 125: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

;

I

l~ ~ I

Page 126: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

u

5 !:! CD

" a: ~

• :> ... z

... s ... ... 0

~ ..

0 A

j - -

"' .,.

Page 127: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

I

Page 128: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

• ~

• i: z

0 A

~ d ·- :::- 3!.

0

ij 0 :g ei n

0

i

~~~ ; O'I ,- 0

0 g lo ,,; " "'· -

Page 129: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

00

~I

I

i I !~

I I

Oc:,!~.., ' ;::

"' <> ;- ~

Page 130: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

... .. .. ...

I

~ z

_:+--1-1--l

"' - ... ~=~ - "' Pl Soi OI ::: ~ ~ ~~s

- "' ., ~ ~ ~ g~~ n - a ~~l ;~~

"' - ~ :!: ~ ~ 13 t 'IC!~ ~~

I

Page 131: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

0 0 gg 00

~ i. ::; ;i; ..... ('/ ..

I

Page 132: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

I 0

i ~

• i

0 ,. "' 0 0 ~88 ~ - - 3! i ..:

Page 133: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

.. 0 ...

~ Iii ~ I ~ ii 18 ' ~ N

00

Page 134: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

... .. ~ .. A

t .. .. I

I

0 A

0 .. go ti~ <'\ Q - u "' , - ~

0 0

&8 og ~o . ;,; ~N

00 0::, 88 ci d g~ .... ;; 0

~ON • 0 ~ u~

Page 135: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni
Page 136: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

• II: $

• i: z

- A

::z «

0

"

0

I "' .;

Page 137: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

'

"'

..

Page 138: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

% < Q. % c( U)

z c( % < _. 0

"' z IU Q.

z ~

N :s e z e z ~

IU :::, ~ ... .... .... z Q. (I) c( % ~c c(

..J fa u :t :::, ~ 0 Q z < Q ..... U)

~ 0 ... c( I- w Q.

Page 139: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

. ::;

•• z <(

~

ID - C)

~

w ::.:::

I - "' ~ i "~.

lj 0

e ...J • <(

Page 140: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

.....

• m

z <C en 0 0.. ::e 0 (!) z w D.. UJ w

~ e,

~ 0..

Page 141: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

~~-·.···· ,,.~.~-:,.::·· F-:·;.:~· . .-.· . • I

\ Ol c ~ f/) 0 Cl. E 0 0

z ('()

<( u, 0 - 0. 'iii :I c,s

t'.! 0 0 (!) Cl)

z - w c C1S

Q. ..i:: u, ee w E u, Cl)

0 n,

fl: ..... 0.

• ... 0 c c,s

.c ~ (ti 0 c: G) o. N

f~ . ·.

Page 142: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

rs c.. E ~ (0

c "' C> c: ~ E (IJ a. i e n, v

Page 143: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

- z w D.

• Q

Page 144: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

• w

- U) - Q z 0 ~

Page 145: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

'

i~

L

• LI..

< .., ~ w ~ <( e <( z w J- z <( Q.

~ w ~ w 0..

Page 146: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni
Page 147: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

....... .... 0 c ~ c ro a. C1I

"C .c: ffl Cl) .c Q) en

• ::c

.a::: ~

52 w (J) z < C!) z ::::::, ~ C!) z - ..J - ~ Q z ~

- .... .8 c ~ c C\1 c ffl ~ s: l1I

i (/J

- .... 0 - c

- al

....

~

0 i:

~ tU 0 ~ e m ·;:: ~ 32

.c: al a; .D Cl) en .._,

Page 148: MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157258... · karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni

- <( <., e z <(

.... .... <( :c ~ <( <C :i? a:: :::::,

,

<C a:: >- :c (/) <( <( a.. !!:! :E

~ <C (/)

<C z c <( :::::, e m z . <C - :::::, m :s w 0.. -