magister perencanaan dan kebijakan...
TRANSCRIPT
MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA
2006
ENDANG SRI RINAPRATAMI NPM : 6605220225
Oleh:
Dic:1Jukan untuk memenuhf sebaglan persyaratan ceiern menyefesaikan studi pada Maglster Perencanaan dan Kebfjakan Publik
U nlversnes Indonesia
TE SIS
ANALISIS KELAYAKAN COMPOSTING SAMPAH ORGANIK SISTEM OPEN WINDROW SKALA
KAWASAN (STUD! KASUS PENGELOLAAN SAMPAH DI CIJANTUNG
KECAMATAN PASAR RfBO~JAKARTA TIMUR}
(Dr. B. Raksaka Mahi) NIP. 131 923 199
Ketua Program Studi,
Mengetahui : Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
(Dr. Widyono Soetjipto)
Menyetujui Pembimbing
Nopember 2006 Jakarta,
Endang Sri Rinapratami
6605220225
Analisis Kelayakan Composting Sampah Organik
Sistem Open Windrow Skala Kawasan (Studi Kasus
Pengelolaan Sampah Di Cijantung Kecamatan Pasar
Rebo-Jakarta Timur)
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Tesis
NPM
Nam a
(4ana ~~. J~rta 2006)
1(µ.penem6al,{an i,sirya yang S<fflfJat suferfiana mi sefuoai UII/J~n t:erlma(asif,~µ teruntu{omng-orang ya"9 sa"tJal a~ i.sisifii dan 4IRJJ cirlt.ai:
Sua.mi~ yang s1fillu. setut tfati penuli ~ SiEJdtl{/ ,-,,iii~ 6ai{aif.pfa f4ra rnaupu.n 6aJiaeia
I 6u dan l&J'Ot ya"f} s8'afu tulus ,Ian pnu,/i &int,, Serf4 tfenean SqJmap jiwa Mn raeanya rnmgiringi utiLlp fung~i.1, aengan tfoa tfan n.mmya
'l(ptijJa aa~ : Jfaitia, (f)jna,; tfati ~ yang 6egitu ~µ sa:yangi
sampan sebagai bahan buangan hasil aktivitas manusia merupakan sumber parrnasalahan yang cukup pelik yang kini sedang dihadapi oleh Pemerintah Provinsi OKI Jakarta. Pertumbuhan penduduk yang rnakin rneriingkat dan makin sempitnya lahan untuk pembuangan sernpah, menyebabkan makin kornpteksnva pemecahan masalah tersebut. Berbagai kebijakan pP.ngelolaan sarnpah telah dilakukan oleh Pemerintah Provins] DKI Jakarta, namun belum bisa menjawai:> permaselahan yang ace. Realitanya, banyak kontroversi terjadi pada saat kebijakan akan dilaksanakan. Dalam rangka mencari alternatif pengelolaan yang lebih baik, Suku Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Jakarta Timur mencoba mcmbuat pilot project
keg!atan pengolahan sampan organik sketa kelurahan di Cijantunq, Pasar
Rebo·Jakarta Timur. Kegiatan rertokus pada sampah organif< disebabkan karena keraktensnk sarnoah di OKI Jakarta komposisi terbesarnya adalah sampah organik (65%). Meskipun sudah berjalan selama ± 2 (dua) tahun, namun studi kelayakan kcgiatan ini be!um dilakukan.
Tesis ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan secara kuantitatif dan kualitatif kegiatan pengolahan sampah di Ojantung dilihat dari 6 aspek, yaitu aspek finansiaJ, aspek ekonomi, aspek korncrsra], aspek kelembagaan
organisasi dan manajemen, aspek teknis serte aspek tingkungan. Aneusts kuantitatif ditujukan untuk aspek flnansial dan aspek ekonomi dilihat dan 3 (tiga) krlteria kelayakan, yaitu 8/C Ratio, NPV d;,,-, H~R. Sedangkan analisis
kualitatif ditujukan untuk empat aspek Iatn wa. Data yang dipergunakan untuk menganalisis adalah data primer dan data sekunder.
Dari perhltunqan yang telan dllakuxan, secara keseluruhan kegiatan pengolahan sampan di Cijantung layak untuk dilakukan, meskipun salah satu aspek tidak mendukung pelaksanaannya. Aspek kcmersia] menjadi ke'ldala karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni disebabkan karena pesar kompos belum berkembang.
ABSTRAKSI
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah $WT yang telah me:nberikan rah mat dan hidaya h scrte ridlo-Nya kepada penulls hingga penulis rnampu mcnyelesetken periyusuna11 tests ini.
Tesis ini disusun sebagai salah s<1lu .syarat ke/ulusan 52 yang
herus dipenuhi pada Progrdm Magister Perencanaan dan Kebi.iakan Publik
(MPKP} f<lkult&s Ekonomi .Jntversnas Indonesia. Pemilihan judul tesis
"Analisis Kelayakan Composting Sampah Organik Sistem Open Windrow
Skala Kawasan (Studi Kasus Penqelolaan Sampah Di Cijantung Kecamatan
Pasar Rebe-Jakarta Timur}" ini merupakan sarana pe11gaplikasian ilmu
yang sudah penulis peroJeh selama kuliah di MPKP serta bentuk
su mba11gsih yang beg1tu scdcrhana dari penul is kepada Di11as Pengelolac1n Lingkungan Hidup Kota Bekesl.
Berkat duku ngan den bantuan dari banyak prnak, penvusunan
tesis ini dapat terselesaika n. Sebagai ucapan tenmekastn yang setu lus
tulusnya serta penghargaan yang setinggi-tingginya, penulis sampalkan kepada:
1. Bapak Dr. Widyono Soetjipto, yang telah membantu dengan
kesungguhan hat, memberikan bimbingan don arahan dalarn penyusunan tests ini.
2. Bapak Dr. Reksaka Mahi, Ketua Program Magister Perencanaen dan
Kebijakan Publik, atas segala dukungannya.
3. Ibu Hera susenn, SE., M Sc., Sekretaris Program Magister
Pere11canaan da 1 Kebijaka n Publik, atas sega la arahan dan dukungannya.
4. Seluruh dosen pengajar pada Program Magister Perencanaan dan
Kebijakan Publik, yang telah meriyumbangkan ilmunya selama masa
perl<uliahan hingga terselesarkannya tesis ini.
5. Bapak Ors. Bambang Sudiyono, Dinas Kebersihan Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta, atas segala bantuan, dukungan dan arahannva hingga penyusunan tests ini terselesetkan,
KATA PENGANTAR
ii
6, Bapak Acnrnad Rivai, Suku Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Jakarta
Timur, atas kesediannva membantu menvurnbanqkan pengalamannya
demi pP.riyusunan tests ini.
7. Seluruh Pekerja Pengolahan Sampah Organik Cijantung-Jakarta Timur,
atas bantuan dan kerjasamanya dalam memberikan segala yang diperlukan dala,r: penyusunan rests ini.
o. Ir. Yudhi l'lurtc1tiyo, M Si., xasr Pengukuran Kadaster pada Dinas
Pertanahan dan Pemetaan Pemerintah Provinsi OKI Jakarta, atas
kebaikannva rnemberikan segala yang diperlukan untuk penyusunan tesis ini.
9. Suarm tercmta yang dengan segenap hati don penuh kasih telah
memberikan dukungan dan memonvast balk morll maupun rnaterill.
10.8.ipak & !bu tercinta dengan segala restu can doanya yang uaca
pemah putus dalarn rnemoenken dukungan dan semangatnya.
11.Kilkak-kakakku dan adlk·adikku yang selalu mP.ndukung setiap langkiihku.
12.Ternan-teman dan sekaligus sahabat-sahabatku yang tlada boson
bcsannva selalu memberlkan dukungan, dorongan morn dan
semangatnya dikala awal hlngg;:i akhir masa kuneh, Terima kaslh yang
setunrs-tulusnya yang hanya bfsa terucac buat Olk Arbingah
Kartlnrngrum, Sri Morlna, Mbak Nlsa, Mbak Susi dan M. Sulalman.
13. Ternan-ternan MPKP Angkacan XIV Pagi Salemba lalnnya yang dengan
tulus lkhlas memberlkan dorongan semangatnya hingga terseresancannva tesis lnl.
14.Kepala Dinas Pengelolaan lingkung,;1n Hidup Kota 8ekasl yang telah memberlkan ijinnya kepada penuns delarn menuntut «mu.
15.Kabid Wasdal DPLH Kota Bekasi yang setelu memberi dukunqan dan scmangatnya.
16.Teman-teman d1 Bidang Wasdal DPLH Kota Bekasi, terutama Mbak
Yeni Suryani yang seretu membantu dan memberikan dorongan morilnya.
17.Semua pihak yang tidak dapat penuus sebutkan satu persatu.
iii
Penulis
Nopern ber 2. 0 0 Ii Jakarta,
Dengan penuh kesadaran, penulis memahami bahwa karya tulis
,m jauh dari xesemournaan, karena kesempumaan hanya milik Allah
semata. Untuk itu, penulis bernarap kepada semua pihak yang membac:a
karya ini, ber1<enan untuk rnembenkan kritik dan sarannya agar brsa membawa karya ini menjadi lebih bark.
Semoga karya yang sederhana ini dapat memberikan rnanreat
walaupun kecil bagi yan9 membutuhknnya.
iv
51
51
32 38 38 42 45 so
20 22
10 12 13
15 15 15 16
18 1')
1 1 8 q 9 9
10 10 10
iv vi ix )(
xi
Halaman
GAMBARAN UMUM WtlAYAH PENELITIAN 3.1 GAMBARAN UMUM PROVINS) OKI
JAKARTA
BAB III
BAB II
PENDAHULUAN 1.1. LATAR AELAKANG PERMASALAHAN 1.2. RUMUSAN MASALAH 1.3. TUJUAN PENELITIAN 1.4. HIPOTl:SJS 1.5. MANFAAl l't::NEIJl'IAN 1.6. R.UANG LINGKUP 1.7. METODOLOGI PENELITIAN
1. 7. l. Jen is dan Sumber Data 1.7.2. Metode Pengolahan den Anallsl5 Data
untuk Data Kuant.ltatif l.7.3. D1skriptlt Kualltatif untuk Analisis Kualltetlf
i.a. SJSTEMATIKA PENUIJSAN
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERT!AN SAMPAH
2.J.1 Definlsl Samp11h 2.1.2 ren.s Sampah 2.1.3 Dar,pak Sampah Terhadap Manus,a
Dan Llngkungan 2.2 KARAKTER.!$TIK SAMl'AH PERKOTAAN 2.3 KONSEP PENC:'"'LAHAN SAMPAH
PERKOTA \N 2.4 KONSEP COMPOSTING PROCESS 2.5 KONSEP ANALISIS KELAYAKAN SUATU
KEGIATAN \PROYEK) 2.6 KUNSEP Tf )R1 Bl:NEflT-COST RATIO
2.6.1 Identif,kasi Uiaya Dan Manfaat 2.6.2 Pendekatan Peneut;an
2.7 HASII. PFNELIT!AN SEBELUMNYA 2.8 KtRANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN
BAB I
Halaman Judul Lembar Pengesahan Abstraksi Halaman Persembahan Kctta Pengant,ir Daftar Isl Oaftar Tabel Daftar Gambar Daftar Gr.ifik Oaftar Lampiran
DAFTAR ISJ
v
91 OAFfAR PUSTAKA LAMPIRAN
8/ 87 88
KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 6. SARAN
BAB V
74
70 JO 70 72 74
H/\Sil DAN PEMBAHI.SAN 5.1 PENGUMPULAN DATA
5.1.1 Metode Pengumpulan Data 5.1. 2 Jenls Data
5.2 HASIL ANALlSIS DATA OAN PEMBAHASAN 5. 2.1 Proses Penghitungan Net 0/C RATIO,
NPV dan IRR
BABIV
3. 2. 2 Per!"'!'!eSa!e~an ~n Te!':!'!!s SE 3.2.3 Karakteristik Sampafl 57
3.3 GAMBARAN UMUt-1 PERt-1A!::ALA: ~N SAMPAH DI WllAYAH JAKARTA TIMUR 59
3.-"l GAt·18ARAN Ut·1UM KELUflA.1-tA~l C!)ANTUNG DAN PfRMASALAHAN SAMPAH 60
3.5 UPAYA PENANGANAN PERMASALAHArJ St.MPt.H 61 3.6 STRUKTUR ORGANISASI 63 3.7 PROSES PROOUKSI 64 3.8 POLA PRODUKSl 65
3.2.1 Permasalahan Tel<nis 53
,.... .-. ,...~,,.,,-,..,..-..,A.,••~-,_.....,.,......,.,,,.....,. r.._.,v lA•,.,..-,·,·11. ,r.., ..J., rL1•• ... :u .... LvL.1'1r'ltll ...>t"U'tr,..,1 "' &.J,,, JnJ'1"'lt'\1~ ~..,
3.l. l .o.C!m~!"'!!stra~~ ~.'!!"'~! DK:! Ja!-:!rta 51 3,1.2 Kependudukan Provinsi OKI Jakarta 52
vi
Tabel 3. 5. Berat Jerns Sampah dari Bertiagai sumber Sampah 59
Tabel 3.6. Volume Sampah DK! Jakarta Terangkut Menurut Sumbernya Tahun 2004 59
Tabel 3.4. Perkiraan Timbulan Sampah DKl lakarta Tahu11 2005 58
Taber 3.3. Perkiraan Timbulan Sampah Berdasarkan I ,asil Survey Tahun 2005 57
Tabel 3.2. Jumlah dan Kepadatan Penduduk OKI )akarta Tahun 2003 53
Jents-jenls Pt:nggunaan Lahan di OKI Jakarta Tahun 2003 Dirinci Menurut Wllayah Kota 52
Satuan 8i.:iy.:i Pengelolaan Sampah Kota Bandung 48
Perbedaan Proses Pengoml)OSan secara Aeroblk dan Anaeroblk 27 Manfaat Ekonomi Sampah Anorganik Kata Bendu ng Tahun 2003 47
Blaye Pengom,:,o,an 2.628 m3 Sampah Ory1mlk 47
Kandungan Hara Kompos secars Umum 26
7
Tabet 2.1.
Tabel 2.2. Tabet 2.3.
Tabel 2.4.
Tabel 2.5.
Tabcl 3.l.
Tabel 1.4. Komparasi Pcnqc.olaen 5.lmpah TPA dengan Sistem Sanitary Landfill dan dengan Composting Sistem Open Windrow Skala Kelurahen
3 Tabet L.3. Volume 'inmpah DKI Ja'<arta Terangkut Menurut Sumbernya Tahun 2004
2 Tabet 1.2. Persentase Komposisi Sampan DKI Jakarta Tahun 1988-1992
2 Tabet 1.1. Produksi dan Volume Sampah OKI Jakarta y,my Terangkut per Hari
Ha lam an
DAFTAR TABEL
vH
Tabel 4.12. Pengaruh Suku Bunga terhadap B/C Ratio dari Aspek Ekonorni 80
Tabel 4.11 Analisis Sensitivitas Aspek Ekonomi terhedap St,ku Bunga NomiMI dan Suku Sunga Riil 80
Tabel 4.10. Manfaat Roivt:!oue yang Oipercleh dari Kompos dari Aspek Ekonomi 79
Tabel 4.9. Biaya O & M Pengolahan Sampah dari Aspek Ekonomi 79
Tanel 4.8. Biaya Investasi Pengelolaan Sampah dari Aspek Ekonomi 79
Tabel 4.7. Pengaruh Suku Bunga terha<lap rRR dari Aspek Finansial 77
Tabel 4.6. Pengaruh Suku Bunga terhadap NPV dari Aspek Finans~I 77
Tabel 4.5. Pengaruh Suku Bunga terhadap B/C Ratio dari Aspek Finansial 77
Tabel 4.4. Analisis Sensitivitas Aspek Finansial terhadap Suku Elunya Nominal dan Suku Bunga Ri;I 76
Tabel 4.3. Manfaat Revenue yang Diperoleh dari Kompos dari Aspck Finansial 75
Tabel 4.2. Biaya O & M Pengolahan sampah dart Aspek Finansial 75
Tabel 4. i. Biaya lnvestasi Pengelolaan Sampah dari Aspek Finansial 74
Tabel 3.12. Daya Tampung TPS Kelurahan di Kecamatan P.:isdr Rl:!bo 69
Tabel 3 .10. Daya Tampung TPS DKJ Jakarta 68
Tabel 3.11. Daya Tampung TPS Kecamatan di l;ikarta Timur 68
66 Tabel 3.9. Jumlah Produksi Kompos dari Tahun I-XV
Tabel 3.8. Operasional Pengolahan Sampah di TPS Cqantunq 61
label 3. 7. uies Wilayah dan Jumlah Penduduk Kecamatan d1 Jakarta Timur 59
viii
TahP.I 4.14. Pengaruh Suku Bun9a terhadap B/C Ratio dan Aspek Ekonomi 81
Tabel 4.13. Pengaruh Suku Bunga terhadap 8/C Ratio dari Aspek Ekonomi 81
ix
Gambar 3.3. Lay Out Kegiatan Pengolahan Sampah Organik dengan Sistem Open Windrow 65
Cambar 3.2. Proses Composli11y Pengolahan Sampat, Organik Cijantunq 65
Gambar 3.1. Struktur Organisasi Pengolahan Sampah Organik dengan Sistem Open Windrow 63
Gamber 2.2. Keranqke Konseptual Peoehtian 53
Gambar 2.1. Skema Pembuatao Kompos 24
Hala1t1an
DAFTAR GAMBAR
'
67
Halaman
3.1. Pola Produktif Kompos Pengolahan Sampah Orga1iK Cijantung
DAFTAR GRAFIK
Grafrk
x:
l.amDiran 2 PETA LOKASI DAN OOKUME:NTAS( KEGITAN PENGOLAHAN SAMPAH C!JANTUNG
L.1.h. Resource Cash Flow untuk Suku Bunga Nominal Sebesar 15% pada Kegiatan PengOlahan Sampah Organilc: di Kelurahan Cijantung 2006
L. l.g. Real Cash Flow untuk Suku Bunga Nominal Sebesar 15% pada Keglatan Pengolahan Sampah Orgariik di Kelurahan Cijantung 2006
c.i.r. Resource Cash Flow untuk Suku Bunga Nominal Sebesar 10% pada Kegiatan Pengofahan Sampah Organik di Kelurahan Cljantung 2006
L.1.e. Real Cash Flow untuk Suku Bunga Nominal Sebesar 10% pada Ki::glatan Pengolahan Sampah Organlk di Kelurahan c.Jjantung 2006
L. l.d. Resource Cash Flow untuk Suku 3unga Riil Sebesar 7% pada Kegiatan Pengolahan Sampah Organlk di Keluraha., Cijantung 2006
L.l.c. Real Cash flow untuk Suku Bunga Riil Sebesar 7% pada Kegiatan Pengolahan Sampah Organik di Kelurahiln Cijanluny 2006
L.1 .h, Resource Cash Flow untuk Suku Sunga Riil Sebesar 5% pada Kegiatan Pengotahan Sampah Organik di Kelurahan Cijantung 2006
Suku Bun;ia Riil Sebesar 5% pada Sampan Organtk di Kelurahan
Real Cash Flow untuk Kegiatan l-'engo1anan Cijantung 2006
L.l..i.
I arnpiran t CASH FLOW TERI-IAOAP SUKU BUNGA RIIL DAN SUKU BUNGA NOMCNAL
DAFTAR LAMPIRAN
II
rf• - •
Kota rnerupakan pusar perekonomian, pemerintahan, sosial,
budava, politik, pendidikan, l<omunikasl, perkembangan teknologi,
kreativitas dan perjuangan keras manusia. Kota seringkali menjadi motor
penggerak pembangunan wilayah sekitamya maupun wilayc1h dalam lingl<up yang lebih luas (Arief Rosyldii,, 2004).
Daya tarik kota tetan menveoaoxan jumlah pendudukr.ya
mengalami pertumbuhan yang pesat, balk oleh pertumbuhan alami
penduduk kota, perluasan batas administrasi kota, berternbahnva jumlah
kota maupun migrasi penduduk perdesaan ke l<ota.
Selama periode 1950-1998, jumlah penduduk yang tinggal di
perkotaan telah menlngkat dari 200 Juta jfwa menjadi 2,6 mllyar jiwa. Hal
lni menunjukkan bahwd sererne kurun waktu 48 tahun pertumbuhan
penduduk kota menlngkat 12 (dua belas) kall llpat. Pada saat lnl ada
sekitar 3 mllyar (47%) penduduk dunia tinggal d1 kawasan perkotaan,
Tahun 2025, jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat lagi menjadl
5,5 mllyar jlwa dlmana penlngkatan jumlah penduduk perkotaan tersebut, sekkar 90% terjadi di negara sedang berkcmbong (Miller, 2000; Inoguchi, et. ~,1, 2003, delam Arief Rosyldie, 2004).
Melihat pertum buhan Ju111lc1h penduduk yang demikian besar dan
terkonsentrasi di wilayah perkotaan, tentu saja memunculkan rnaseran
masatan •ang menyertai, terutama terkait dengan ruang untuk fasilitas
publ k/pe!ayanan publik. Salah satunya adalah masalah sampah (Ayub Mu ktiono. 2004).
Pertumbuhan jumlah penduduk dan per1<embangan gaya hidup
telah menyebabkan pcningkatan jumlah timbulan sampah. Ada korelasi
positif antara pertumbuhan penduduk dengan besernya jumlah timbulan
sampeh yang dihasilkan. Menurut hasll perhitungan yang telan dilakukan
oleh Bappenas sebagaimana tercantum dalam Buku lnfrastrukb.Jr
Indonesia, pada tahun 1995, perkiraan timbulan sampah di Indonesia
mencapai 2.2, 5 juta ton. Pada pada tahun 2.020 akan meningkat dua kali
1,1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
BAB I PENDAHULUAN
2
Sumber ·. Data Stat,st«t< Lingkungan Hidup Indonesta, 1992
_,, __ ._ 1990/1991 JENIS SAMPAH 1988/1989 1989/1990 1991/1992
'--. (%L (%) (%2 (%) OR.GAN!Kt SAYURAN 73.99 73,99 7:? q9 -- _23,99 _
I KER.TASL PAPER 8.28 8.28 ...§,,.4a 10.18 PLASTIK 5.44 5,44 5,44 7,86 L•--·---·- - ·- - LO(.;AM 2 08 2 08 2,08 2.04 KARET/KULIT ·-
0,56 0,56 0,56 0,55 J.IRUAN KAYU 3.77 3.77 3,77 0,98 ~--·
LKAIN 3.16 3.16 3.16 l .57 GELAS/KACA ··~__!2? 1,77 . 1,77 _ 1,75 I
I LA1N·LAIN - -- 0.95 0,95 0,95 0.86
6 80 59 s.. · - - . .:::8""'s ""as.::;__ __
-~ 81,65 9__ _?_8,9_7 1 79 97
-4 .. 81,64 \ ..]~ 80,14 ·-
:.umber: Data Stat1st1k Longkungan l-11dup Indonesia, l992
Tabel 1.2 Persentase Komposisi Sampah OKI Jal<Jrtll Tcthun 1988· 1992
M~J PCRSENTASE I YANG \ YANG KUT TERTANGCULANGI . m' %
--· oer Hart
I PERKIRAAN VOLU
TAHUN PRODUKSI SAMPAH
l SAMPAH PER TERANG H~FULm') ·- PER HARi
~85L1986. I 18.000 .. .14.50 ·-· ... _. 1986/ 1!)87 18.69'1 16.05 ..._ .. ·- -16.45 ,_ 1987/1988 20.150 198811~.-. 21.234 16.76
.-, 1,2,89/199,0 21.671 17.33 L...-~990/12._9.L. 21.89'1 ·-11:e7
1991/1992 23.706 18.99 ---
lipat menjaoi 53, 7 juta ton. Khusus untuk kota-kota besar di Indonesia,
perkiraan tim bu Ian sampah per kapita berkisar anrara 600·8'10 gram per hari (Noorkarmlan, 2005).
Jakarta sebagai ibukota Negara l<esatuan Republik Indonesia
meru pakan satan satu kota besar yang rnenqnado pi permase 'a nan pelik
tersebut. Berdasarkan Data Statistik Ungkungan Hic:Jup 1992 sebaqalmane
tersaji dalam tal>el 1.1, menunjukkan bahwa rate-rata sampah yang
drhasnken oleh penduduk Jakarta sebesar 23. 706 m'/hari. Jika dihitung
mulai dari tahun 1985/1986 sarnpai tahun 1991/1992, telah terjadi
pen ingkatan jumlah produksi sampah sebssar 31, 70%, dimana pada
tahun 1985/1986 produksi sampah masih mencap.ai 18.000 m3/hari,
tetapt pada rahun 1991/1992 mcningkat mcnjadi 2.3.706 m3/hari.
Tabel 1.1 Produksi dan Volume sempan OKI Jakarta yany Terangkut
3
lfka klta perhatikan data pada tabei 1.1 dan tabet l. 3 terse but di
atas, Jumlah sampan terangkut yang dlproduksi masyarakat Jakarta mulai
tahun 1988/1999 sampai tahun 1991/1992 berkisar antara 78,97%-
85,88%. Demikian pada tah11n 2004, sampah terangkut masih dalam
kisaran persentase angka lt,rsebut (80%). Untuk tahun 1988/1999,
sampah tertanggulangi sebesar 14.SOG m3 dari 18.000 m, (73% sampah
organik) yang dihasilkan, sedangkan paua tahun 2004 menjadi 25.9:.!!> m'
dari 32 .406 m' y1:1ng dihasilkan ( 65% sampah organik). Berarti ada sekitar 14,12%-21,03% sampah tidak terangkut.
Hal yang sarna yang terjadi di Jakarta, dikarenakan adanya
peningkatan jumlah timbulan sampah yang mengiringi pertumbuhan
jumlah penduduk tersebut, maka sampah dipandang sebagai salah satu
masatah besar yang dihadapi oleh kota-kcts baik di neqera maju rneopun
sumoer : o,nas Kebers,nan Prop,ns1 OKl Jakarta, 2004
. "• .. ____
: 25.925 m3/hari Sampah terangkut Jeni~ Samoah Volume,,,;,~ Perse~tase (%) I. Sampah Org~~ 16.851 -· 65 ·- II. .Sampah An.or:9anlk • 9.07~ 35
·-· ~al S11mP.a.!!. - 1. Sampah Rumah Tannna . 15~037 58 2 •. _ s~mnah.Pasar 2.593
. 10 -- ,, __ .
~ Saflli)ah Kome~ -· 3.889 -· 15 - _ .. '1. Sarnpch lndustri 3.663 l2, -- s. sampan Jalan, T:::1 51Cl 2 Sungai, ~II ·-- -
f.· ~-
Tabel 1.3 Volume Sampah DK! Jakarta Terangkut Menurut Sumbemya Tahun 2004
Untuk kornoostsinya, sebagaimana data yang ditunjukkan tabel
1. 2, samoah jents organik (sayuran} rlari tahun 1988/1989 sarnpal
1991/1992 menernpati persentase terbesar (73,99%), $edangkan jenis
sampan karel;/kulit tiruan menempati persentase terkecil (0,55%-SG%).
Demikian pula yang terjadi pada tahun 2004. Dari angka yang
terliha: dalam tabel 1.3 berikut ini, menunjukkan adanva penmqkatan
jumlah sampan cli OKI Jakarta, namun komoostslnva telah mengalarn\ perubahan (sampah crqanik 65% dan anorganik 35%). Akan tetapi
perubahan xomposlsl sampah tetap menempatkan sampah organik dalam posisi dominan.
4
nc,gara sedang berkernoanq. Sebut saja transportasi sarnpah ke tempat
pcmbuanqan sementara maupun tempat pembuangan akhir (TPA),
sulitnya mencari lokasi tempat pembuangan akhlr, bercampurnya jenis
sampah rumah tangga, serta menumpuknya sampah di berbagai bagian
kota akibat rendahnva disiplin atau kesadaran rnasvarakat kota dalam
membuang sernpah {Arief Rosyidie, 2004). Masalah lainnva aelalah
peniogkatan jumlah sampah dari tahun ke tahun - tidak selmbang dengan
kecepatan pengangkutan den pengotahannya. Hal ini mengakibatkan
banyak ditemuinya timbunar. sampah di sungai-sungai atau bantaran
t>antaran sungai, casar-pasar, dan sebagainya (Miller, 2005).
Ada hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah menyangkut
pemilihan lokasi TPA dan sistem pengolahannya. Sebagian besar kote dt
Indonesla menggvnakan sistem sante,uy landfill st!bHga1 stsrern
pengolahan sampahnya Clan lokasi TPA berada di wllayah plngglran kota
bal1kan di luar wilayah admlnlstrasinya. Sehlngga apabiia muncul
permasetanan, hal inl tidak saja menyangkut kota itu sendlrf tP.tApl Juga
wllayah sekitarnya. Peristlwa yang dapat dijadikan contoh adatah
longsornya gunungan sampah di TPA Leuwigajah, Cimahl-Jilwil Barat.
Peristfwa yang terjadi pada 22 Februari 2005, telah menelan korban
sedlkltnyo 88 orang tewes. Gunungan sampah selinyyi 22 m longsor dan menlmpa pemuklman penduduk sekitar TPA.
Hal yang sama Juga terjadl di TPA Bantar Gebana·Bekasi millk
Pemerintah Provinsi OKI Jakarta baru-baru inl. TPA dengan luas 108 ha,
mempunval kapasitas daya tampung per hari 14.000 m•. namun pada
kenyataannya terpaksa harus menampyng sampah scbanyak 25.925
m1/harinya (Dinas Kebersihan Propinsi DKI Jakarta, 2005). Oleh kerene
jurolah sampah yang ditimbun disana melebihi kapesitas daya
tampungnya, rnenyebabkan tinggi timbunan sampah melebihi betas
ketcntuan yang diijinkan, sehingga menyebabl<an terjadi longsor
(keUnggian sampan yang diperbolehkan 12 m dengan ketinggian tofP.ransi
maksimal 15 rn, tetapi keoyataan di lapangan tumpukan sampah
mencapai lebih dari 18 m). Peristiwa yang terjadi pada Jurnat, 8
September 2006 pukut 00.25 WIB dini hari telah mcndan korban tewas 3
orang dan Iuka-Iuka S orang. semuc korban berprorest sebagai pemulung
(Kompas, 9 September 2006). Lokasi kejadian berada di Zona IHA
(masuk wilayah l<elurahan Ciketing Udik, Bekasi) yang merupakan zone
aktif yaitu zona yang meosih dipergunakan untuk menimbun sampah (Kompas, 9 September 200G).
Secara umurn dernpak lain yang dirasakan oleh masvarakat sekitar TPA acaian penurunan kualitas lingkungan. Menurut hasit
pemantauan yang dilakukan oleh Konsultan Independen TPA Bantar Gebang yang terdlri dari Pusat Penelitian Sumberdaya Manusia dan
Lingkungan Universitas Indonesia dan Pusat Studi Pembangunan d.:m
Lingkungan Univcrsitas Islam '45' Bekasi, keberadaan TPA menyebabkan
terjadinya pencernaren air (air tanah dan air sungai) oreh air lindl oart
sampah, pencemeran udara oleh bau tldak sedap yang menyengat,
sehlngga mengundang vektor-vektor penyaklt seperf lalat, tikus datang
ke lrngKungan sekttar TPA (Dinas Keberslhan Propinsi DK! Jakarta, 2005).
Sehlngga terjadl penu ru nan derajat kesehatan masyarakat sekitar TPA
( Ayub Muktiono, 2004).
Jlka melihat u ralen di atas, ada lndlkasl be hwa slstern pengelolaan
yang selama inl dilakukan tldak berjalan optimal, st:hlngga memberlkan
kontrlbusl negatif bagl st:biiglan masyarakat dan llngkungan. Namun tldak
blsa dlpungklr1 eenwa drballk stst negatlr dari keberadaan TPA terdapat sisl
posltlfnya. Keberadaan TPA telah membawa keuntungan bagi sebagian
masyarakat. Keberadaan TPA telah memberikan pekerjaan dan
pendapatan bagi mereka. Ada sekitar 5.000-6.000 orong yang bekerja
mengais rejeki dari sampan yang ada di TPA Banter Gebang (Arlef R.osyidle, 2004 den Ayub Muktiono, 2004).
Pemuh.mg yang memanfaatkao sampah di TPA Banta, Gebang
sebeqien besar adalah pendatang dart luar daerah. Persentase terbesar
berasal dari daerah Indramayu (32%), diikuti Ciw.bon (27%J, Bekasi
(18%), Jakarta dan Madura masing-masing 7%, Surabaya (5%), Pontianak dan fain-lain (4%) (Ayub Mul<tiono, 2004).
Pada umumnya, pemulung yang berada di TPA Bantar Gebang adalah mcrcka yang mendapatkan manfaal dcni sampah-sampah
anorganik atau sampah-sarnpah yang bi:;a didaur ulang dan bernilai jual
6
yaitu plasn«, logam/metal, kaca/gelas, karet/kulit (bekas sepatu, tas),
kayo, kertas/kardus dan kam.
Dcngan rnennct kcgiatan pemulung yang menikmati nHai ekonomi
yang ada dari sampah anorganik, maka nilai manfaat ini dapat digunakan
untul< merubah par;,oigma Jama yang menganggap bcJhwa sampan adalah
sesuatu yang tidak bemilai menjadi oernilai apaoua digunakan sebagai
input untuk suatu proses produks]. Hal ini daoat dibuktikan dengan
dimanfaatkannya sarnoeh anorganik oleh sebagian orang sP.hagai surnber
matapencaharian, mendatangkan pendapatan dan rnenciptakan lapangan
kerja bani.
Hasil kegiatan pemantauan yang dilakukan oleh Tim lndcpenden,
2005, mengatakan bahwa keberecaan TPA telah meningl<atkan aktivitas
cerekcnomen lokal, Telah lerjadi efek 91:Jnda (multiplier effect).
Keberadaan TPA tersebut, telah diikuti olen berdirinya industri terutama
yang mengguna1<an bahan bakU dari sampah, secertl industri plastik dan
kertas. Munculnya wan.mg/toko, wartel, ldinik, dan kegiatan ekonnmi lain
terkait dengan pernanuhan kebutuhan pernutung. (Ayub Muktiono, 2004).
Mengadopsi dari apa yang telah diuraikan di atas dengan melihat
kelebihan dan kelemahan dari pengeloiaan sampah yang setarna ini telilh
di laksoneken olen Pemef'intah Provinsi OKI Jakarta, penelitian
memfokuskan pace pengolahan sampah skala kawaSon di Jakarta. Hal inl
dlsebaoken karena kebijakan yang seiarna ini dllaksanakan belum mampu menjawab permasalahan yang aoa,
Untul< itu, di carem rangka meminimalisasi dampak negatif yang
ditimbulkan oleh sistem pengelolaan sampah yang terah dilakukan oleh
Pemerintah Prnvinsi DK1 Jakarta selama ini dan sebagai upava untuk
memaksimahsasi dampak positif yang diakibatl<an olch kcberadaan
sampah di sekitar kita, adalah mengatasi sampah dari tingkat bawah. O.ilam skala keci! sarnpah tidak menimbulkan rnasalen yang cukup
berarti. Namun dalam skala besar, sampah apabila tidak dltanganl secara
tepat akan memunculkan masalah yang OJkup kompleks.
Penelitian ini memfokuskan pada masalah pengolahan sampah
organik di tingl<at kelursnan dengan memoertimbangkan bahwa kornpostsi
terbesar sarnpah yang ada adalah sampah organik dan sifatnya yang
7
Dalam rangka menggali dampak positif yang terdapat dalam
sampah organik sekaligus membantu mengatasi masalah sampah
( dampak negatif) dalarn skc'la I<'" -,asan, penelitian mengambil Kelurahan
Cijantun(J KP.c-.amatan Pasar f.ebo Jakarta Timur sebagai lok.asi penelitian.
Konsentrasl penetltlan pada upaya daur utang sampah organik dengan
penekanan proses pengom:>' san (composting). Proses pengkomposan
sernpah menjadi lebih penting karena 70%-00% sampah kota merupakan
sampah org,:mik yang dapat dijadlk.an sebagai bahan baku pupuk organik
(Kompos). Sistem ini biasanya diterapkan untuk memproses sampah skate
sedang sampai skala besar (BPPT, 2003 ). l(elebihan dari produk daur
ulang sampah orqanik ini (kompos) sangat berperan dalam memperbaiki
- .. ·- No TPA dengan Sistem Sanitary Composting dengan Slstem landfill . ··-- .~ Windrow
1. Mahalnva biava trwestesi 81oua mvestasi relatlf lebih mu rah 2. Membutuhkan rahan iuas Meml>utuhkan ienan yang tldak
- lua~ _ .. 3. e,aya operasional besar : pengadaan llulya operas,onal mur.>h ~rena
tanah urug, pengOlahan llndi, bahan baku Clekat dengan transportasi penga~gkutan sampan sumbemya, kc TPA - 4. ooerasionansast pengotah&n sampah Operas1ona11sas1 pengolahan lebih suut semoan sanest sedernana
s. Jumlah sampah yang d,tangan, Jumlah sampah leblh sed1k1t, sangat besar, :s<:l1111gga suhr untuk sehingga mudah untuk mengontrol mengontrol ienls sampeh yang jerus sampah yang d1tangani I d,tanganl (bahan berbahava cbn beracunlB·3l I
6. Munculnya masetan SOSlal Relattf Mak ada masetan sos,al: (ter:iadmva penolakan terh~dap yang muncul keberadaan TPAl .
7. Munculnya masatan llngkungan Relatif tldak ada masalah I (nencemaran udara to\nah, air) hnnkunaan
membusuk, sehingga dilakukan upaya untuk mereduksi dan
memanfaatkannya melalui sistcm open windrow. Sistem open windrow
adalah sistem pengolahan sampah organik dengan ditumpuk memanjang
pada ukuran tertentu yang diberi perlakuan tambehan, s.ehingga dapat
diubah menjadi pupuk organlk. Beberapa perbandingan antara ststern
open windrow dan TPA disajikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 1.4 Komparasi Pengelolaan Sampah TPA dengan Sistem Sanitary Landfill dan Compostmg dengan Sistem Open Windrow Skala Kelurahan
Hal menarik yang dilihat datam penelitian ini adalah bahwo bahan
baku yang diolah tidcik bemilai dan cenderung menimbulkan dampak
negatlf pada Ungkungan, proses dan peralatan composting yang
dipergunakan cukup sedemana, tenaga kerja yang dlbutuhkan bukan
tenaga kerja terampil (unsklilled labor), serta tanah yang dibutuhkan
untuk kegiatan composting tidak luas, temyata mampu memberikan
manfaat kepada masyarakat dan lingkungannya. Melihat fenomena
tersebut, maka muncul rumusan masalah yang dapat diangkat dan
menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu seberapa besar tingkat kelayakan
1,2 RUMUSAN MASALAH
Keglatan pengolahan composting sampah organik dengan sistem
open windrow di Kelurahan Cijantung sudah berjalan kurang lebih 2
tahun. Pilot poject ini diprakarsai oleh Suku Dinas Kebersihan Jakarta
Timur. Kapasitas produksl kompos yang dihasilkan menc:apai 1.550 kg per
hari.
kondiss fisik tan ah d iantaranya memberikan nutrisl bagi tanarnan,
memperbaiki struktur tanah, menambah kemampuan tanah untuk
menahan air, meningkatkan aktiVitas biologi tanah, mampu meningkatkan
pH pada tanah asam dan meningkatkan ketersediaan unsur mikro.
Penehtten difukusk,m pada kelayakan keyiati:ln dilihi:lt dari 6
aspek, yaitu aspek fmansial, aspek ekonomi, aspek komersial (pasar),
aspek kelembagaan - organisasi dan manajemen proyek, aspek teknis dan aspek lingkungan.
Dengan demik.ian penelitian tentang pengolahan sampah organik
menggunakan proses composting dengan sistem open windrow ini
diharapkan dapat memberikan wacana baru bahwa sampan organik
khususnya dapat mendatangkan nilai manfaat yang lebih besar secara
ekonorni yaitu dapat dijadikan sebagai peluang usaha dan penyedlaan
lapanqan kerja. Namun ada dampak tidak langsung yang tidak kalah
pentingnya adalah tereduksinya sampah dari sumbernva yang
menyebabkan terjadinya efisiensi biaya pengangkutan ke TPA. Oleh
karenanya upava ini dapat dijadikan sebagai altematif pengelolaan
sampan.
q
1.5 MANFAAT PENELITIAN Berdasarl<.an nilai manfaat yang ada dalam sampah yaltu
dijadikannya sampah sebagal sumber matapencahalian bagl orang-orang
yang bergerak di sektor informal dan juga apabila dikeiola dalam sk:ala
kawasan (kelurahan) akan membawa dampak positif bagi masyarakat dan
Jingkun9an sekrternve, maka m.infa;,t y.ing diharapkan dari penelitian ini
adalah :
a. Dijadikannya penelitkm ini scbagai behen p<:rtimbangan bi3gi
Pemerintah Kota Jakarta Timur kbususnye don Pemerintah Provinsi
DK! Jakarta pada umumnya tentang p~ngolahan sampah organik
menggunal<an proses campcsting dengan ststern open windrow
sebagai saiah satu alternatif pemecahan dalam mengatasi
perrnasalahan sampah dan perbaikan lingkungan.
1,4 HIPOTESIS Hipotesis yang diambll adalah bahwa kegiaton pengolohan
sampah organlk rnelalui proses composting dengan slstem open windrow
tavak untuk dUadfkan peluang usaha dlllllat darl aspek nnansier, ekonoml,
komersial, keiembagaan - organlsasl dan manajemen proyek, teknls
proyek dan llngkungan.
1.3 TUJUAN PENELJTIAN Dari rurnusan masalah sebagaimana terurai di ates, maka tujuan
penelitian yang dilakukan adalah untuk menilai kelayakan kegiatan
composting sampah organik dengan sistem open windrow di Kelurahan
Cijantung dfllhat dari aspek finansial, aspek ekonomi, aspek komersial
(pasar), aspek kelembagaan - organlsasi dan manajemen proyek, aspek
teknls dan aspek lingkungan.
keqiatan composting sampah organik dengan sistem open windrow di
Kelurahan Cijantung dilihat dari aspek finansial, aspek ekonomi, aspek
kornersial (pesar), aspek keternbeqeen - orqenlsesl dan manajemen
proyek, aspek teknls oan aspek lingl<ungan?
10
1.7,2 Metode Pengolahan dan Analisis Data untuk Anallsls Kuantitatif Data dan informasi yang telah diperoleh dari data primer dan data
sekunder tersebut kemudian dlolah. Hasil pengolahan data, dltabulasikan
dan selanjutnya dikelompokkan serta diklasitikasikan, sehingga
mempermudah nantinya dalam menganalisis data. Dari berbagai data
yang tel ah d iolah, akan diperoleh hasil berupa erus kas tunai yang
selanjutnya akan d1analisis berdasarkan berbagai kriteria kelayakan
1.7 METODOLOGI PENl:UTIAN 1, 7, 1 Jenis dan Sumber Data
Jen is data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi, dokumentasi
dan wawancara dengan plhak-pihak terkait yaitu dinas/instansi yang
berkompeten rnenanqanl masalah sampah (Dinas Kebersihan Propinsi DKI
Jakarta dan Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur) dan pekerja
pengolahan sampah organik Cijantung. Sedangkan data sekunder yang
diperoleh adalah data kepustakaan meliputi literatur, buku-buku, jurnal
jurnal ilmiah, majalah, surat kabar, data-data resmi yang dikeluarkan oleh
pemerintah den hasil penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai
bahan rujukan.
1.6 RUANG UNGKUP Yang menjad1 kajian dalom pcnchtian ini adalah Pengolahan
Sampah Organik dengan Sistem Open Windrow di l<elurahan Cijantung
Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur.
b. Memberikan wacana baru kepada masvarakat dan dunia usaha bahwa pengolahan sampah rnelalui proses composting dapat memberikan
manfaat sehingga dapat dijadikan sebagai peluang usaha.
c. Merubah paradigma lama yang menganggap sampah adalah bahan
sisa akth1itas manusla yang tidak bermanfaat, namu n apabilc1
digunakan sebagai input pada suatu proses produksl akan menciptakan
nilai ekonomi.
11
Gross B/C Ratio merupakan angka perbandingan ar>tara nilai
sekarang darl arus manfaat dibagi dengan nilai sekaranq dari arus biaya.
Kriteria yang digunakan unt:uk pemilihan ukuran Gross B/C Ratio sebesar
satu atau lebih jika arus biaya dan manfaat didiskontokan pada tingkat
biaya opportunitas kapital (Op(IOrtunity Cost of Capita() (Gittinger, 1986).
Rumus untuk perhitungan Gross 8/C Ratio adalah sebagai berikut:
Dimana:
i, = disc:ou nt rate yang menghasilkan N PV positif
i, = discount rate yang menghasilkan NPV negatlf
NPV, = NPV yang bemilai positif NPV, = NPV yang bernilai negatif
NPV1-NPV2 IRR = i1 + (i2-i1) -----
Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat rata-rata
keuntungan intern tahunan bagi perusahaan yang melakukan investasi
dan dinvatakan dalam satuan persen (Gittinger, 1986). Rumus yang
digunakan untuk menghitung IRR adalah sebagai berikut :
NPV1
dimana:
61 = penenrnean/marfaat ( benefit) pad a tahun ke-t C1 = biaya (cost) pada tahun ke-t
n = umur proyek
= discount rate(%)
n B,-C, NPV = ~
1+1 (l+i)'
investasi seperti Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR)
dan Gross B/C R<1tio.
Net Present Value (NPY) menurut Husnan dan Suwarsono
( 1994) dapat diartlkan sebagar nllal sekarang dari arus pendapatan yang
ditimbulkan oleh investasi. Rumus permtunqan NPV adalah sebagai
berikut :
1, 7,3 Diskr-iptif Kualitatif untuk Analisis Kualitatif Untuk data yang sulit diukur/tidak terukur secara kuantitatif,
dijelaskan secara deskrlptir. Data deskriptif diperoleh dari hasil wawancara
dan observasi serta dokumentasi. Data deskriptif beru pa Kata-kata hasil wawancara sebagai sumber utama penelitian. Menurut Alston dan Bowles
Setelah penenrnaan bersih kumulatif dan tahun ke tahun
dihitung, dapat terlihat bahwa tahun dimana investas sudah kembali adalah tahun pad a saat penerimaan bersih ku mu latif pertama kali bernilai
positif. Semakin cepat pengembalian investasi, maka proyek dipandang
baik untuk dilaksanakan.
P = nilai ua ng sekarang
F = nil.ii u.ing di rnasa dotn ng
i = tingkat suku bunga
t = waktu
Dimr1nr1 :
( 1 +i)' p'"
Dimana:
Bt = penerimaao (benefit) pada tanun ke-t
C, = biaya (cost) pada tahun ke-t n = umur proyek
= discount rate (%)
Untuk mengetahui tingkat pengembalian investasi digunakan
indikator Payback Period. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah discounted payback period dengan mslakukan d1skonto terhadap
penghasilan bersih yang diperoleh. Prosedur dlskonto dilakukan dengan
menggunaka:1 rumus sebagai benkut (Gittinger, 1986) :
F
' B, ~ t+1 ( 1 +i)t
Gross 8/C Ratio = • c, E tll (1 +i)'
13
1.6 SISTEMATlKA PENUUSAN
Penullsan tesis ini dlsajlkan dalam s baglan. Kelima baglan lnl
menggambarkan rangkalan penelrtlan yang dllaksanakan oleh penelltl.
Berikut diuralkan slsternatika penullsan tests berdasarkan urutan per bab,
Bab satu, Pendahuluan, menguraikan permasalahan yang
melatarbelakangl dlangkatnya tema analisis kelayakan composting sampah organik dengan slstem open windrow sebagal alternatlf
pengelolaan sampah kota skala kawasan (studi kasus pengclolaan sampah
di Ki:,lurahan Cijanluny xecernetan Pasar Rebo·lakarta Timur). B11b lni
diakhlrl dengan slstematlka penullsan yang menggambarkan urutan
nenu lisan tests. Bab dua, Tinjauan Pustaka, menguraikan tentang teori
berbagai hasil kajian literatur yang mendukung terbentuknya kerangka
pemikiran dikaitkan dengan sebuah kasus pengolahan sampah di
Kelu1 ahan Cijantung ini.
Bab tiga, Gambaran Umum Wilayah Penelitian, dtmana
dalam bab ini menggambarkan kondisi dan permasalahan sampan di
Provinsi DK! Jakarta, Jakarta Timur dan Kelurahan Cijantung serta protil
kegiatan pengolahan sampahnya.
(1998), mengemukakan bahwa wawancara yang mendalam bertujuan
untuk melihat dunia dari pandangan informan, untuk menyelidiki
pemikiran dan perasaan rnereka clan untuk memahami secara seksama
sudut pandang rneresa. Demikian juga untuk observasinya. Teknik yang digunakan untuk
menggali data oari sumber data berupa peristiwa, tempat, lokasi dan
benda serta rekaman gambar.
Dalam penclitian ini, observasi yang dilakukan adalah dengan :
a. Pengamatan langsung terhadap aktivitas operasional pcngolahan
sampan, mengamati kondlsl flsik dan lingkungan tarnpet pengolahan
sampan b. Mengambil rekaman gambar yang dirasa perlu dan mendukung data
penelitian.
) .j
Bab empat, Hasil Analisa dan Pembahasan , rnerupakan bab
y,1ng menunjukkan basil perhitungan, anaijsis dan bahasan permasalahan
nerueserkan hasil olahan data yang bersumber dari data primer dan data
sekunder dikaltkan dengan apa yang tetah diuraikan mulai dari bob satu,
bab dua dan bab tiqa,
Bab lima, K111simpulan dan Saran, merupakan bab penutup.
IS
2,1 PENG!RTIAN SAMPAH 2.1.1 Definisi 5ampah
Untuk lebih bisa memahami sampeh, permasalahan yang
ditlmbulkan dan nllai manfaat yang dimlliki, rneke yang perlu kita ketahui
Sel);igalmana d1ketT1u(akan Arkodra (1999), bahwa peda
umumnya masatah lingk~•ngan hldup muncul karena berbagai sebab, yaitu
(1) urbnrusasi yang cepat dan penggunaan teknologi yang kurang
bljaks;,na yer,g cendcrung memusatkan pendudulc clan sernpab pada
tempat yang re!atif semplt, (2) konsentrasi sampan yang melebihi
kemampuan llngkungdn (tanan, udera, air serta siscern biologls) untuk
rnengaslmilasi, yang disebabkan oleh kemunduran mutu \ingkungan hidup
untuk kehidupan biologis ter-nasuk manusia, (3) pertambehan jumlah
penduduk serta penlngkatan keglatan pembangunan yang mengakibatknn
terjadinya pergeseran pola p!.'nggunaan lahan di tndonesta, (4)
pertumbuhan ekonomi dan industrl yang menyebabkan terjadinya
kecenderungan kepede perubooan ~lklus alami, terutama melelul
perubahan-eerubanan sungai, udar,1 dan tanah karera sernpen.
perubahan tata ruanq, dan kegial<ln lain yang dapat mengurangl
produktivltas hiolog1 (Sabrl, et al., 2004).
Demlkian ju!;Ja yano terjad• di Jakart.a. Menurut John Miller
(2005), sebagai pusat ekonomi dan pemertntahan, Kot.I Jakarta memlllld
cJaya tarlk yang kJar blasa bagl penduduk Indonesia untuk datang dan
menetap. Selaln mernberikan manfaat dalam penyedlaan tenaga kerja,
penJngkatan jumlah penduduk juga menjadi penyebab menlngkatnya
kebutuhan perumahan dan peningkatan pelayaoan poblik lainnya,
diantaranya pengelolaan sampan {URD: 2005).
Terbatainya lahan dan ting111nya tingkat kepadatan penduduk
merupakan kendala senus yano dihadapi olen Kota Jakarta dalam
pengelolaan sampah (UROT, 2005).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
16
:z.1.2 Jenls Sampah Dari beragam sampan yang dihasilkan oleh aktivitas manusia,
sampan dapat digolongkan ke dalarn 4 (empat) kelompok, antara lain :
a. Human Excreta Merupakan bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia,
meliputi tinja dan urine.
b. Sewage Merupakan air limbah yang dibuang oleh pabrik maupun rumah
tangga.
c, Refuse Merupakan bahan pal.lat sisei proses industri atau hasil sampingan
rumah tangga. Refuse ini yang dalam pengertian sehari-harl kerapkali
disebut sebagai sampah,
a. Industrial Waste Merupakan bahan-bahan buangan dari sisa proses indust1i (Wied
Harry Apriadji, 1990).
terlebih dahulu adalah dP.finisi sampah itu sencm, Ada beberapa definisi
tentang sampah. Menurut Kodoatie (2003) dalam Jurna1 Pulifikasi, 2005,
sampah adillah limbah atau buangan yang hersifat padat. setenqah padat
yang merupakan hesll sampingan dari kegiatan perkotaan atau siklus
Keh1dupcm manusia, hewan atau tumbuh-tumbuhan. Dalam istilah
lingkungan untuk M,majemen, Ecolink, 1996, sampah adalah suatu bahan
yang terlbuang at.au dibuang dari sumber hasil aktivitas rnanusia rnaupun
proses alam yang belum memilif<i nilal ekonurnis. Tchobanoglous, dkk
(1993) mendefinisikan sampah senaqai kurnpulan rnatenel/rnesse yang
beragam dari hasil buangan masyarakat kota yang merupakan c11<.u1nu1asi
dari kegiatan pertanian, industri dan sampah-sampah mineral (Ana Puji
Rahayu, dkk, 2005).
17
mengklasifikasikan jenis-jenis sampah padat (refuse) berdasarkan
asalnya, sebagai berikut :
a. samoen Lapuk (Garbage) Sampah golongan iru didefinisikan sebagal sampah yang
dihasilkan dari proses penvtapan, pengolahan dan penyediaan makanan
yang dapat dihasilkan dari rumah tangga, institus1 dan badan-badan
komersial seperti hotel, toko, restoran dan pasar (Linton, 1970, dalam
Muhamad, Naufal, 2004). Definisi Garbage datem Wied Harry ApriadJ1. 1990, adalah sisa
sisa pengolahan atau stsa-sisa makanan dari rumah tangga atau
merupakan hasil sisa sampingan kegiatan pasar bahan mak.anan. Contoh :
sisa-sisa hasil sortasi sayur-mayur di pasar, makanan slsa, daun
pembungkus, dan sebagainya.
b. Sampah Tak Lopuk dan Sampah Tak Mudah Lapuk (Rubbish)
Sampah tak lepuk merupakan jenis sampah yang benar-benar
tldak akan blsa lapuk secara alami meskipun drilem jangka waktu yang
lama. Conteh : plastik, kaca can mlk.a. Sampah tak rnudah tapuk merupakan jents sampah yang sangat
sulit lapuk, namun bisa lapuk secara atami dalam jangka waktu yang
lama. Contoh : kertas, kaleng, kawat, dan sebaQalnya (Wied Harry
Apriadjl, 1990). Barton, 1979, rnernberlkan definlsi yang [etas atas beberapa
istllah yang digunakan dalam pengelolaan sampah perkotaan :
a. Organik adalah bahan yanQ terdiri atas campuran senyawa-senyawa
kimia yang mengand mg rantai karbon, yang otsatukan dengan
hidrogen dan sering juga dengan okslaen, nitrogen dan elemen-elemen
lainnya. b. Anorganik adalah bahan yang tlerasal dari mineral, yang tidak daoet
dlmasuxken delern kelompok senyawa karbon yang dikenal dengan
lstilah organik. c. sampan (waste) adatan mater! padat, cair, Hlau gas yang dibuang
akibat aktivitas masyarakat.
(APWA) Association Works Public American The
pengangkutan ke TPS {Tempat Penimbunan Sementara) sampai di bawa
ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pengelolaan sampah perkotaan yang
baik menjadi sangat penting karena jumlah timbulan sampah yang
dihasilkan cenderung meningkat dari tahun ke tahun selling dengan
meningkatnya Jumlah penduduk perkotaan. Dan tidak kalah pentingnya
oaiarn pengelolaan sampan perkotaan adalah l::etersediaan lahan yang
terbatas dan makin menyempit.
Ada beberapa darnpak yang timbul akibat pengelolaan sampah
yang tidak tepat atau tidak memadai, yaitu :
a. Terhadap Kesehatan Lok.isi dan pengclolaan sampah yang kurang memadai dapat
rnernberiken kondisi yang cocok untuk perkembenqbieken beberapa
organlsme dan mengundang vekror-vektor penyakit untuk datang (lalat,
nkus, dan lam-lain). Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan
antara lain : > Penyakit diare, kolera, tifus yang akan menyebar dengan cecat l<arena
virus yang berasal dan sampah dengan pengelolaan yang tidal< tepat
dapat t>.!rcampur dengan air minum
> Penyakit yang disebabkan oleh [amur
l> Penyakit yang deoet menyebar melalui rantai makanan
> Penyakit·penyal:.it yang disebabkan oleh sampah beracun
b. Terhadap Lingkungan Leachate atau llndi yang berasal dari sampah apablla merembes
ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Oekomposisi atau pembusukan sampan yang dibuang ke dalam
air akan menghasilkan asam organik dan gas-calr organil<, seperti
meliputi pengumpulan, perkotaan Pengelolaan sampah
2.1.3 Dampak Sampah Temadap Manusia dan lingkungan
d, Sampah kota {urt>an waste} adalah sernua sampah paelat yang
dihasilkan dari pcmbuangan sampah rumah tangga, areal komersial,
perdagangan dan industri yang dikumpu\l<an oleh lembaga lokel atau
petevenan kebersihan publik atau kontraktor swasta yang mewakili
pemerlntan kota (Munamad Naufal, 2004).
19
2,2 ICARAKT£RISTIK SAMPAN PERKOTAAN sarnoen perkotaan sangat porensial untuk diolah menjaal
kompos. Menurut data, sekitar 70%-80% samoah perkotaan di Indonesia
berasal dari banan organik. Dari total sampah yang ada di kota beser,
73% adatah sampah organik dan sisanya adalah sampah anorganik,
seperti plastlk, kaleng, logam dan sebagainya.
Sampah perkotaan biasanya memiliki kadar air antara 40-50%.
Besarnya kadar air dalam sampah ini cukup eecek untuk proses
pengomposan dimana kadar optimal yang dipersyaratkan adalah 50-60%.
Untuk rasio C/N 30-40 berbancllng 1, enmana rasio optimumnya adalah
30 : 1 (Oipo Yuwono, 2005).
metana. Sela,n berbau kurang sedap, dalam konsentrasi tinggi dapat
meledak.
c. Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
Pengelolaan sampah y;;,ng tidak tepet akan memberikan dampok
terhadap keadaan sosial dan ekonomi antara lain :
::., Akan menciptakan lingkungan yang kurang menyenangkan bagi
rnasvarakat yaitu rnuncumva bau yang tidak secep dan estetika
lingkungan yang buruk.
), Memberikan darnpak negatif terhadap aspek kepariwisRta;.m.
:,.. Rendahnya tlngk.at kesenaten masyarakat. Hal terpenting disinl adalah
meningkatnya pembiayaan secara langsung (biaya untuk pengobatan)
dan pembtavcan secora tidak langsung {tidak masuk kerja, rcndahnya
produktivitas pekerja).
l> Pembuangan sampah padat ke badan air dapet menyet>abkan banjir
dan akan rnembertkan Clampak bagl fasilitas cetavanen umum seperti
[alan, Jembatan, drainase, dan lain-lain.
> Mempengaruhi tingginya biaya operasional infrastruktur Jainnya akibat
pencemaran yang disebabkan oleh pengelolaan sampah yang tidak
tepat. Sebagai contoh adalah tingginya biaya yang diperlukan untuk
pengolahan air akibat sumber air baku yang sudah tercernar oleh
sampah (PPPGT/VEDC Malang, 1999).
20
2.3 KONSEP PENGOLAHAN SAMPAH PERKOTAAN Menurut Sri Bebasari, 2000, pengolahan sampah secara umum
napat ouakukan dengan 4 {empat) proses, Keempat proses tersebut
adalah :
a. PengomPOsan (Composting}
Merupakan proses pengolahan sampah (sarnpah ornanik) melalui
pengomposan atau fermentasi untuk mendapatkan atau menghasilkan
pupuk orgonik (kompos).
Kendala yang dihadapi untuk penerapan sistem pengolahan ini
acaren neium acenva kesadaran masyarakat untuk memisahkan sampan
orqamk dan sampan anorganik, belum memasyarakatnya psmakatan
pupuk organlK (kompos) olen petanl Khususnya dan masvarakat pada
umumnya.
b. Pembakaran (Incineration)
Pengolahan dengan sistem pambakaran (incineration) adalah
pemusnahan llmbah dengan menggunakan proses pembakaran.
Pengolahan inl memertukan blaya yang sangat mahal dan memertukan
bahan bakar yang banyak (Ayub Muktiono, 2004). Inslnerasl dllakukan
pada suhu yang cukup tlnggi dengan tujuan agar pembakaran yang
terjadl bertangsung sempuma, sehingga tidalc mengha~llkan asap yang
dapat mencemari udara dan residu yang dlhasilkan adalah abu.
c. D11ur Ulang (Recycling)
Merupakan proses pengolah11n sampah dengan can,
memanfaatkan kembah sernpan-sempah yang masih bisa dimanfaatkan.
Pengolahan dengan sistem ini akan dapat berjalan dengan baik apabila
mendapat dukungan dari semua pihak. Pemerintah sebagai regulator
harus tegas membuat peraturan tentang pernakaian bahan-bahan ramah
lingkungan bagi pelaku usaha dalam memproduksi produknya dan
menindak tegas apabila terjadi pelanggaran, pelaku usaha harus
kooperatif dan mematuhi ketentuan yang dibuat oleh pemerintah dan
dibutuhkan kesadaran dari masyarakat untuk mempergunakan produk
oroduk ramah lingkungan Clan sadar untuk melakukan pemllahan sampah
ditingkat rumah tangga.
21
a. Open Dumping-Sanitary Landfill
Adalah proses pengolahan sampah dengan rncmbuanq dan
menumpuk sampan secara terbuke hingga kelinggian 0,20-0,35 meter
kemudian d·1urug dengan tanan can dibiarl<an beberapa waktu sebagai
proses peruraian secara alami. Pengolahan sarnpah dengan stsrern
sanitary landfill ini membutuhkan lahan yang sanqat luas dan
membutuhkan banyak tanah sebagai bahan urug untuk menimhun
sampah (Ayub Muktiono, 2004). Dalam Wied Harry Apnadji, 1990, pengolohon sampah dapat
dilal<ukan dengan berbagaf cara antere lain :
a. Penimbunan ranen (Land Fill) Pemusnahan sampah dengan cara inl sudah lama dilakukan di
daerah perkotaan. Kumpulan sampah yang berasal dari sumber timbulan
sempan dimanfaatkan untuk menimbun tanah rendah. Sampah ditimbun
begitu saja sampai menggunung, kemudian diratakan dan dipadatkan.
Setelah kettnggtan tertentu, penimbunan sampah dihentlkan. Dalam
slstem lnl sebalknya dlmanraalkan untuk jenis sampah rubbish, karena
apablla bercampur dengan garl:Jage yaog sangat mudah membusuk ekan
berbau setelah beberapa hari dibuang. Akibatnya setatn mencemarl
Ungkungan, juga akan mengundang hinatang dan vektor-vektor penyakit
untuk datang, sehingga aken berdampak terhadap pPnurunan kesehatan
mesvereket. b. Penimbunan raneh secara Sehat (S/fnitary Landfill'
Sanitary Landnn sangat tepee untuk menimbun tanah rendah
dengan menggunakan sernpah jents rubbish dan garbaqe s~kaligus.
Pemusnahan sernoah dengan cara ini kemungkinan me nlmoulkan bau dan
mengundang binatang dan vektor-vektor penyakit sangat kecil. cara yang
dilakukan adalah sampah yang ditimbun dengan cera landfill, setelah
ketinggian yang diing\nkan, permukaan atasnya segero ditimbun dengan
tanah. Paling sedikit tanah yang digunakan untuk menimbun setebal 60
cm. Pemusnahan dan sekaligu~ pemanfaatan sampah lni membutuhkan
lahan, tanah urug dan biaya yang sangat besar.
22
2.4 KONSEP COHPOSTZNG PROCESS kornpos adalah pupuk alami yang terbuat dari bahan-bahan
hijauan dan bahan organlk lain yang sengaja ditambahkan untuk
c. Pembakaran Sampah (Incineration)
Sistcm pemusnahan sampah dengan cara ini harus dllakukan
dengan care pembakaran sernpurne agar tidak menimbulkan asap yang
dapat mengganggu pe111ah,san dan mencemari udere. luga sise sampah
yang trdak terbakar sempurna akan bertet>aran kemene-rnane.
o. Penghancuran (Pul•1erisation)
Sampan y;mg berasal dari bak-bak penampuncan sarnpah baik
dari jenis garbage maupun rubbish langsung dihancur\eburkan o\eh atat pelumat sampah. Sampah yang sudah dilumatkan selain dapat
dlmenfaatkan untuk menimbun tanah yang rendah, dapat Suga dibuang kc
taut.
e. l'engomposan (Composting) Proses pengomposan (composting) dilakukan untuk jenis sampah
organi~ (gi!rbage). Agar proses pembusukan samoah (decomposition)
oleh mikroorganisme berjalan dengan balk, sarnpah dlhancurkan atsu
dicacah delarn ukuran tcrtcntu terlebih dahulu. Proses pembuatan kornpos
In! blasenve memakan waktu antara 2 hari sampai dcngan 6 minggu,
tergantung cara penanganannya. Composting dapat dllekukan dalam
skala rumen tangga karena proses, alat-alat dan teknologi yang
dlgunakan sedernana. f. Makanan Ternak (Hegfeeding)
Sampah Janis garbage, sepertl stsa sayuran, arnpas taploka,
ernpes tahun, depot dlmanfaatkan sebagai makanan rernak.
g. Pemanfaatan Ulang (Recycling) Recycling sampah dapat dilakukan untuk sampah yang sekiranya
masih dapat d10Jah kembali sepertt kertas, pecehan kace, botol bekas,
Jogam-logam, plastik dan lain-lain menjadi karton, kardus pembungkus,
alat-alat dan perangk;,t rumah tangga dari plastik dan kaca (Wied Harry
Apriadji, 1990).
23
pembangun sel-sel tumbuhan. Surnber enerrgi diperoleh dari unsur N
padc1 bahan organik mentah.
Di dalam pen9omposa111 terjadi perubahan yang dilakukan oleh
rnlkrocrqanlsme, yaitu berupa penguraian selutosc, hemiselulosc, temak,
lilin serta lai11nya menjadi karbondioksida (C02) yang sebaqlan besar akan
hUang ke udara dan air; pe11gikatan unsur hara oleh rnikroorganisme akan
dllepaskan kembali bila mikroorganisme mati; serta pembellasan unsur
hara senvawa organik merijadi senyawa anorganik tersedia bagi tanaman.
Oengan meUhat terjadinya perubahan-perubahan tersebut, maka
bobot dan isi bahan dasar kompos akan mengalami penyusutan (40%-
60%), tergantung bahan dasar kompos den proses perigomposarinya (Effi
Ismawatl Musnamor, 2003).
oleh a kuvitas karbon sebagai
mil<robiologi dimana banan organik dirombak
mikroorganisme sehingga dihasilkan energi dan unsur
mengaktifkan proses pembusukan, misalnya kotoran ternak (Wied Harry
Apriadji, 1990).
Menurut Effi Ismawati Musnarnar, 2003, kompos merupakan hasil
pelapukan bahan-bahan tar,aman atau limbah orqanik seperti jerami,
sekarn, daun-daunan, rumput-numputan, limbah orgariik pengolahan
pabrtk dan sampah orga11ik yang terjadi karena penakuen menusia.
Proses pengomposan (romposclng) adalah suaeu proses
24
yaitu :
a. Kebutuh .. r bahan organik untuk pemupukan belum terpenuhi
meskipun teleh tersedia pupuk kandang den pupuk hijau.
b. Sulitnya rr-ernproleh pupuk kandang matang dalam jumlah beser,
c. Penumpukan limbah banan organlk seperti sampah kota, llmbah pabrik
pengolahan perkebu nan ( gula, l<elapa saw it, l<opi).
d. Dekomposisi bahan organil< segar yang berlangsung di dalam tenan
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
Ada 2 (due) cara untuk mempercepat terjadinya pelapukan benen
organil< yaitu penyaturan kondisl lklim mikro seperti suhu dan
kelernbenan yang sesuai dengan kondisi pertumbuhan mlkroorganisme
penqurat serta penernbahan atau pembenan mikroorganisme penqural
sebagai starter atau aktivator (EM-4, starbio dan temban).
Keboi,adaan kompos sangat diperlukan karena beberapa hal,
Koinpos Konverts1onal
;... Suhu (4U°C so0c
:.- Kelembaban (40%·60%)
l> Pe:nba1ikan (1-2 kal1/minggu)
Proses Fermentas,/Compo,:rmg
B<,han bak~J
o,tambahkan : ;..- Puµuk kanddng ;..urea :.-TSP J. M1kroba dekomposer
Gambar 2.1 Skema Pembuatan Kompos:
25
e. Pembakaran bahan organik tidak akan memberikan tambahan unsur
hara namun dapet menirnbutkan pencemaran udara (Effi lsmawati
Musnamar, 2003). Dalam proses pengomposan, keberhasllan sangat ditentukan oleh
susunan eanan mentan. kondisi rnikro ( suhu, pH, kadar air atau
kelembaban dan ketinggian tumpukan}, kandungan nitrogen serta
pengadukan atau pP.mbalikan tumpukan.
a. Susunan Bahan Mentah
Semakin kccil ukuran potongan bahan mentah akan mempercepat
proses pembusukan atau penguraian. Ukuran idei:11 potongan st!kitar 4 cm.
Bila ukuran potongan terlalu kecll, maka timbunan akan menjadi padat
sehingga mempengaruhi slrkulasi udara.
b. Kondisi Mlkro (suhu, pH, kelembaban, tingoi tumpukan)
Pengaturan subu merupaken faktor pentlng dalam pengomoosan.
Salah satu faktor yang sangat menentukan besarnya suhu adalah
tingginya tumpukan. Jika tumpukan bahen terteiu rendah, maka beraklbet
cepat kehllangan panas sehingga mlkroor9anisme tldak ekan berkembang
secera wajar. Sebaliknya, apablla tumpukan terlalu tlnggl mengaklbatkan
terjadinya kepadatan bsnen organik oleh berat bahan sehingga suhu
menjadl tlnggl dan tldak ada udara dalam tumpukan. Hal inl sangat
mempeng11ruhi perkernbanqbtakan clan aktivltas mlkroorganlsme dalam
mendekomposlsi bahan organik.
Tinggi tumpukan yang ideal adalah 1,2-2,0 meter dan suhu selarne proses pengomposan adalah 4o0c-so0c.
Untuk mempercepat proses pengornposan, pH diusahakan tidak
tertalu asern, Apabifa pH timbunan sangat rendah dapat ainalkkan dengan
pemberian Kapur, ebu dapur atau abu Kayu.
Untuk kelernbaban ideal timbunanan yang balk dari bahan baku
berkadar air sekitar 50%-70% dan penguraian atau perornbakan berkadar
air sekitar 40%-600/o.
c. Pengaruh Nitrogen
Rendahnya kadar nitrogen dalam timbunan akan mempengaruhl
rendahnya energi yang dipergunakan bagi mikroorganisme untuk
oerombakan secara cepst. Sehingga diperluKan tambahen sumber
26
Kondisi
kinerja
agar dapat bekerte secera optimal.
mempengaruhi kehidupan dan
dalam proses pengomposan
linykungan yang dapet
Dalam teknologi penqomposan (composting), ada cua cara yang
dapet dilakukan valtu aerobic (dengan bantuan oksigen) dan anaerobic
(tanpa bantu;,n oksigen).
Pada prinsipnya, pembuatan kompos didasarkan pada
perancangan kondisi lingkungan bagi mik.roorganisme yang berperan
Sumber : dari berbaga1 somber (Elli lsmawatl Musnamar, 2003)
---·- ·-~ndun~I'!. (%) '-- Koll) .f!2!!.fill .. - Kadar air 41 00-43-00 i.£._orqanl~- . 4,83-6,00 _ ·- N o, 10-0,51 - P,Q. 0.35·1.12 I
K,O 0 32-0 so Ca - -·-· 1,00-2,0~- . ·- ·-· .. M-,,-· -·- 0.10-0.19 Fe 0,50-0.64 ' -- -· Al 0 50-0.92 _t!n __ ,, -··· 0,02-0,04 -·- _)
Tabel 2..1 K.:,ndung.:,n Hara Kornpcs secara Umum
nitrogen seperti pupuk kandang, urea, ammonium sulfat (ZA). Sebagai
ilustrasi, untuk rasio l ton bahan mentah dibutuhkan 70-100 kg pupuk
kandang.
d. Pengadukan atau Pembalikan Tumpukan
PengaduKan sangat olpenukeo untuk menciptakan kondist
kelembaban yang sesuai untuk proses penqomposan. Pengadukan akan
rnenyebabkan sirkulasi udara dalam tumpukan dapat berlangsung,
sehingga delcomposisi yang mampat dapat diatasi dan proses dekomposisi
dapat berlangsung merata. Pembalikan sebaiknya dilakukan dcngan caro memindah lapisan atas ke bagian tengah, tapisan tengah ke lapisan
bawah dan lapisan bawah ke lapisan ates.
Tingl<at kandungan hara kompos sangat dltentukan oten banan
dasar, cara mengomposan dan cara penylmpanan. Adapun kandungan
hara dari kompos secara urnum dagat dilihat pada tabel di hawah lni (Effi
Ismawatl Musnamar, 2003) ;
27
Deskri""' Aerobik Anaerobik 61;1han oryamk Ulllt:k Penul,han dllokukan secara H,m1p1r seuiua b1;1han kompos 1ntensif. Bah an -baben organik dapat
organik va,,g mengandung d1komposkan dan aman protein hewem dan bahen . digur,akan yang mengandung penyak,t / sebaiknva dtseleksi
Ratio C/N oanan 25: 1 hrngga 30: 1 Scmakin tmggi C/N ratio sernakm cepar I perombakan bahan
-, organik dan buangannya akan mempr.mya, nrt™1fill!I ~mgqi - Kadar air < Rh l bah an 40%·50% :";0% keata!':
Suhu oot1mal 45-6S"C ss-so-c Oerajat keasaman tnHl 6-8 6 7·7 2 Ukuran Rahan Berupa potongan kE!C.11-kec,I I..P.blh baik turnat $~pert,
1·7,5 cm bu bur Aeras, (kebutunari Memenukan aerasi 0,6·1,8 T1dak memerlukan aerast udara) ml udaraJhariJkg bahan karena tempatnva
Ioroses termofilik) tertutup 1<ur1trol 1,11;1logt:n ] Dll1;1•ukan 1-1.adH sunu 60· T1dak perlu kuntrol
70°C selama 4 ~an pertarna karena patogen akan mati setelah 3-12 hari
Hasil akhir karboh1dn1t cc., H2, alkohol, asam Alkohol, asam lemak, .. - - •. lema~ _ -- ·-- c;.Qi._ H,D __ ··- - -
Lamanva oroses I 40-55 hari 10-80 hari Pengis1an bahan baku ! ndak dapat d1l;,l<ukan J Penanbahan banen baku pada saat proses : '<arena llisa mengganggu ke datam bak rermentasi composting J proses pengomposan ] dapat d1lakukan sewaktu- berlanosuna waktu
Tabel. 2.2 Perbedaan Proses Pengomposan secara Aerobik dan Anaerobik
mikroorganisme dalam menghasilkan kompos <.1ntara lain rasio C/N,
derajat keasaman (pH), kelembaban, suhu, jumlah oksigen masuk dan
ukuran bahan.
Dalam proses pensomposen, baik aerobic maupun anaerobic
masmq-maslnq mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pada tabe1 di
bawah ini akan memaparxan perbedaan persvaraten lingkungan, serta
keuntungan dan kerugian dari kedua proses tersebut (Dipo Yuwono,
2005).
28
Secara komerslal, pembuatan korncos lebih banyak dilakukan
secara aerobic kan:n11 kecepatan dan kemudahan orosesrwa.
Ada dua prinsfp pembuatan pupuk kompos yaitu :
a. Prinslp Pembuatan Pupuk Kompos secara Aerobic
Proses pengomposan seeara tJeroblc dilakukan di temper terbuka.
Ud111rt1 bebas akan bersentuhan langsung dengan bahan baku kompos.
Dalam memperoleh proses pengomposan yang optimal, kuautas
maupun kecepatannya, diperlukan kontrol yang intensif temadap kadar
air, suhu, udara, p'r'\, kelembaban, ukuran bahan, volume tumpukan
bahan dan pemilihan bahan. Oleh karena itu, kegiatan operasional
penqcmpcsan dengan cara ini relatif lebih banyak membutuhkan
perhatian dibas,ding pengomposan dengan care anaerobic.
Pembuatan kompos eerco«: yang o.,Umal membutuhkon rasio C/N
25-30 berbanding 1. Rasio C/N adalah perbandingan kaoar karbon (C)
clan kadar nitrogen {N) dalam suatu bahan. Unsur karbon (C)
dimanfaatkan sebagai sumber energi di dalam proses metabolisme dan
perbanvakan sel oleh bakteri yang menghasUkan buangan berupa asam
organik, alkohol dan lain-lain. Unsur nitrogen (N) digunak.in u ntuk sintesis
protein atau pembentukkan protDplasma menghasilkan karbondioksida
(C02) dan gas metan (CH,).
Pe!!:i!£i,,_uu,,,,·"'11'------1-..::5:.:0cc%~----------11-7,:.:0"--%"'--------- Aroma Tlctak lx!rbllu 8P.rhau _J Ru~n Butuhrtmn kec~ 8utuh n,an!l.kb;hbe~L...J
Pengar1ook~n Perfu alat mekan,s · untuk I mengaduk dcngan tujuan nornoqerusasr oanan dan pembebas11n gas yang te · b3k dalam bah;,,n
Pembenan kaour
j . . _Oes~1 Aerobilc - "T Anaerob1k I Bi;iy;) opcras,on~I dart . Biaya mumh, cukup D1aya mahal pada awal I t1n91<ar kesibukan kerJa ' menyRlukan, pengontrolan pembuatan bak I I sehari-han d1lakukan tiap han (relabf I termentas,, tetapt mudah l , suht) <ialam pengawasan dao
_____ ---·· en o n1s1~nny_a _ Hasu aktur Sepcrt, tanan berwama Berbentuk lurnpur pekat, /
huam, kecokelatan dan oerwarna hitam -1-..=e'!).Q!!f kt,t.-Okelalcm ~
T1dak pertu karena kontrol Pertu untuk tahap awal 1 pH dapat d•lal<ukall dengan sebagai buffer I pemballkan tanah d.in
_pen_:i!raman Perlu untu k mengontrot sunu apabita tertalu t1ngg1, ya1tu dengan cara memballk bahan
29
Bahan org.inik yang mengandung C terlalu tinggi dapat
mengakibatkan proses penguraian terlalu lama. Namun jika kandunqan C
tertolu rendah dapat men9akibatkan sisa nitrogen akan berlebihan dan
membentuk amonia (NH3). Apabila NH3 berlebihan akan meracuni bakteri
(mikroorqantsrne) (Dipo Yuwono, 2005).
Ada beberapa macam composting dengan cara aerobic, yaitu :
i. Composting denqan SiStem Open Windrow
Composting sistem ooe» windrow adalah proses penckornoosen
dlrnana sampah yang dikomposkan ditumpuk memanjang c!P.ngan ukuran
tertentu.
Syarat utama plant composong sistem open windrow adalah
tersedianya ruanqon tcrbuka dan beratap sorta terscdla sumber air yang
diperlukan untuk composting. Di roangan ini sampah organik ditumpuk
menjadi beberaoa ti.,mpukan selama 6-7 rninggu untuk diproses rnenjadi
kornpos.
Tata Cara Pembuatan Kornpos dengan Sistem Open Windrow :
-;, Sortasi dan Pencacahan
Sortasi adalah tahap par,ng awal dalam proses pengomposan.
Sampah yang datang sebaiknya langsung ditangani, sehingga tidal<
menumpuk dan menimbulkan bau yang tidi!l< sedap. Dalam ruang sortasi
ini sampah langsung dipilah. Sampah organik yang merupakan hasil
sortasi dibawa ke ruang pengomposan. Proses sortasi ini merupakan
proses yang mernenukan tenaga kerja yang relatif banyak.
Oan ruang sorrast, sampah organik dtcacan Clengan chopper
{mesin pencacah) untuk mendapatkan ukuran tertentu (sekitar 5 cm) yang merupakan ukuran ideal untuk compostir,g, :.. Pembuatan Tumpukan
Setelah disortir dan dicacah, sampah organik di bawa ke ruang
pcngomposan dcngan ukuran tumpukan lebar 2.,5 m dan tinggi 1,5 m
sert.a panjang scsuai ruangan. Pembuatan tumpukan dapat dilakukan
denqan garu atau alat yang terbuat dari anyaman barnbu.
30
ii. Vermicomposting
Vermlcomposting adalah proses pembuatan kompos me1alui budldaya cacing. Dalam budid~ya tersebut diperoleh dua produk yaitu
biomassa cacing dan kascing (produk seperti kornpos yang biasa disebut
kascing = bekas cacing).
Pada awalnya vermicomposting digunakan untuk menangani
limbah padat organik yang berasctl dari petemakan karene limbah padat
peternakan khususnya kotoran ternak struktumya relatir hafus, kaya
nutrisi, dan disukai cacing.
Teknologi vermicomposcing dapat juga digunakan untuk
memproses sampah kota menjadi kornpos. Namun penerapan teknologi
~ Pembalikan, Penviraman dan Pemantauan Proses Pengomposan
Dalam menjaga agar proses pengomposan be11c1lan optimal,
dlperlukan pembahken dan penyiraman rutin. Pembalikan dilakukan
seminggu sekali untuk mengkondisikan aerasi tumpukan dapet berjalen
denqan baik, sedanqkan penyiraman berfungsi untuk menjaga
kelembaban. Aerasi yang baik oen kelembaban yang optimal inilah yang
mendorong mikroba aerob penghancur sampah aktif bekerja ean
berl<embano biak. Selama proses berlangsung, dibutuhkan pengukuran suhu untuk
menjaga optimalisasi compostmg dengan menggunakan termometer
kompos. Pada minggu-minggu pertama, temperatur sampah bisa mencapai
70"C. Set~lah kornpos rnetanq, suhunya turun menjacli 40"C dan
warnanya menJadl gelap dan gembur.
)> Pengayakan, Pengemasan dan Penyimpanan
Kompos yang telah matang, kemudian diayak untuk memperoleh
ukuran partlkel kompos sesuai yang diinginkan, memlsahkan bahan
bahan yang belum terdekomposisi secara sempuma menjadi kompos, dan
memisahkan bahan-bahan yang tldak dapat dikomposkan yang lolos dari
proses sortesi.
Kompos yang telah diayak, dikemas ke dalam kantung plastik
atau karung untuk dlslmpan dan dipasarkan (BPPT, 2003).
11
b. Prinslp Pembuatan Kompos Secara Anaerobic Pengomposan secara anaerobic terjadi tanoa bantuan udara atau
oksigen. Pengomposan ini memeriukan bangunan knusus yang kedap
terhodap udara, Ada 3 (tiga) rehep proses pembentukan kompos oleh bakteri
anaerob secara berurutan, yaitu : Tahap 1 ada1ah perombakan senyawa kompleks (karbohidrat,
protein dan ternak) menJadi senyawa yang leblh seoernana. T~hap 2 adalah perubahan senyawa mel\)adl asam organlk asam
lemak, asam asetat, asam butlrat. dan tain-lam). Pada tahap inl Juga
terjadl pcrornbakan asarn organlk dan senvawa nitrogen serta sebagian
keen C02, N2, cu, dan H2. Tahap 3 adalah pembentukan gas metan, karoondiokSida,
hidrogen sulfida, hidrogen can nitrogen darl senvewe-senvawa asam dan hasll sa'Tlpingnya berupe lumpur organ1k yang sangat baik untuk dijadlken
kornpos bagi tanaman (Dipo Yuwono, 2005). Dari penjelasan di eras dapat dilihat bahwa proses pengomposan
(composting process) dengan cara aerobic lebih mudah digunakan dalam
skala kecl1 dan menengah dibanding proses pengomposan dengan cara
anaerobic karene : a. Menggunakan tel<nologi sederhana, sehlngga mudah pengoperasiannya
b. Biaya operasionalnya iebih murah
c. Membutuhkan lahan yang lebih sempit
ini tidak popular karena membutuhkan relatif banyak tenaga keria,
peralatan dan perhatian yang intcnsif dibandingkan dengan sistem open
windrow, sehingga llianggap mahal dan beresiko tinggi terutama untuk
composting skala besar (PPPGT/VEDC Malang, 1999).
Ada 3 (tiga) fase dalam vermicompostlng vaitu fase perstapen rneliputi penentuan lokasi, pemilihan sistem, pembuatan bangunan oan
pengadaan arat: fase pelaksanaan meliputi pembuatan media, pengadaan
bibit, dan penanaman; dan fase perawatan meliputi pemberian pakan,
pembeliken, penggantian rncole, pcmanenan media, pengontrolan media
nan pengontrolan hama.
32
2.5 KONSEP ANALYSIS KELAYAKAN SUATU KEGIATAN (PROYEK) Ada beberapa pertimbangan yang dapat dljadikan dasar dalom
penghitungan dan analisis ketavakan pengolahan sampah yailu biayci dan
manfRat. Pad a sisi biaya (cost), ade 4 kategori utama yaitu :
a. Blaya Bahan Baku (Raw Material Costs) Untuk mendapatkan sampah organlK sering dlperoleh secara
grcitls, namun tidek begitu halnya dengan sampah organlk yang berasal
darl pasar, hotel can restoran. Kadang-kadang untuk mendapatkannva
narus mengeluarkan biaya. Blaya tersebut beresel darl blaya transportasi,
dimana bfaya Inf harus dlmasukkan dalam raw material coses.
b. Blaya Produksl (Produd:ion Costs) Blaya produlcsi pengolahan sampah organlk ditentukan sebagian
besar oleh pemlllhan teknologl. Dengan peralatan sederhana buatan lokal
dan kapesites prooukst dibatasi antara 2·3 ton per harl, biaya mvestasl
dan biaya produkslnya rendah. Untuk pemlllhan capital intensive akar, rneningkatka11 kapasltas
produksi (sebet saja 10-100 ton per hari). M<::sldpun tenaga kerja yang
dibutuhkan lebih sedikit den lahan yang dibutuhkan leblh sempu, tetapl
peralatan produksl dan bahan baker yang dibutuhkan lebih banyal<. Unit
biayo produksi awar akan lebih besar, tetapi secara bertahep aken
semakin berkurarig dengan memanraatkan kapasitasnya secara optimal.
c, 61aya Dlstribusi (Distribution Costs) Jarak pasar merupakan krlteria yang penting datam pemilihan
lokasi processing plant. Prociuk akhir diangkut dari tempat produksl ke
d. Penyusutan dari produk yang dihasilkan lebih kecil.
Adapun di dalam proses pengomposan dengan cara aerobic
sendut, teroapet dua sistem pengomposan yaitu sistern open windrow dan
vermlcomposting. Namun diantara keduenve, sistem open windrow memiliki kelebthan dibandin~ slstem vermfcompost11i9 kerena :
a. Lebih praktis datam apli1<.as1nya
b. R.esiko 1<.egagalannya lebih kecil
c. Peralatan yang digunakao mudah dan rnurah
d. Biaya operasionalnya lebih murah
33
sarnpah dibuang ke lahan saniUlry landfill, sehingga akan mengurangi
biaya transportasi dan disposal lXIStS. Jnilah yang disebut sebagai
opportunity savings.
c. Hfdden Benefits Peningkatan hasil pengolahan sumberdaya (sampah)
mendatangl<an manfaat lain yang leblh luas tetapi sulit dihitung. Nomun
hal ini harus dimasukkan datarn pertiitUngan sebagal bahan pertimbangan
pemerintah ketika menilai suatu proses pengolahan sampah, entere lain :
mereduksi sampan sec.ara keseluruhan akan menghemat blaya
rangka
apabila
dalam sampan sumberaaya
lain seperti n,\salnya incineration ateu alternatit metode pengelotaan
lcmdfoJI. Pengolahan kernoan
pasar atau dijual secere langsung ke konsumen. Biasanya, bleva
transportasi akan ditambankan ke dalam harga produk (har9r.1 pasar) dan
dibcbankan secara langsung ke konsurnen, sehingga di dalam banyak
kasus di pesar kompos, jarak antara processing plant dengan pasar
dijadil<an sebagai bahan pertimbangan yang sangat pentinq. Sebagai
contoh untuk wii-:1yal1 Asia, disarankan bahwa radius pasar kornpes
seoalknva sarnpai paoa jarak 25 km dari plant. Untuk jarak di atas 25 km,
harga tidak lagi kornpetttit. d. Biaya Tersembunyi (Hidden Costs}
Biaya tersembuny, adatah biaya fingkungan yang dihubungkan
dengan polusi yang disebabkan oleh sistem pengolahan sarnpah, bau,
terkontaminasinya drainase air, polusi udera dan sisa-sisa sampah yang
tidak dapat diolah. Hal ini sering tidak diperhitungkan. Biaya tersernbunyi
pada proses pengolahan sampah sulit dihitung, tetapi sebcnamya ini
penting dan narus dimasukkan sebagai biaya (lnge L..arddinois, Arnold van
de Klundert, 1993). Pada sisi rnanteet (benefit), ada "J kategori yang masuk di
dalamnya, yaitu :
a. Market Value Benefit yang diperoleh dari proses pengolahan sarnpah adalah
hasil penjualan produk akhir.
o. Opportunity Savings Sistem recovery sumberdcrya harus dibanclingkan dcngan
14
Proyek aoaten kesatuen (unit) kegiatan lnvestasl d.,l!lm sumber
sumber daya (resources) menjadl suatu kapasltes produksl, melalul suatu
kumpull'n yang dapat dlldentiflkasl dengan Jetas, ean menghasitkan
manfaat tertentu setelah jangka waktu t:ertentu (Sahan Kuliah AnaUsls
Proyek, 2006). Anallsis ospek proyek adalah menllal proyek darl berbagal sudut
panoang atau aspek yang diperklrakan mempunyai hubungan atau
pengaruh dengan pelaksanaan proyel< tersebul Aspek-aspek yang dlanallsis dan ditellti 1.mtuk mellhat kclayakan
suatu provek meUputi 6 ( enam) aspex : l. Aspek Komersial (Pasar) atau Kebutuhan Proyek (/Veed)
Aspek komersla1 atau biasa dtsebut sebagai anansrs easer,
bertujuan untul< mclihat dan menganallsis faktor-faktor yang diperkirakan
akan mempenganJhi keberhosllan atau kegaga1an suatu proyek oan segi
bisnrs atau pemasaran proyek yang meliputi pasar input dan output provek. harga, elastisltas, dan lain-lain, agar, apabila proyek
dilaksanakan, kebutuhan input dapat terjamln balk dari seyl jurnlan, mutu
dan harga, serta output yang dihastlkan dapat dijual dengan harga yang
balk atau dimanfaatkan sesual rencana oan tuiuan mvestasi proyek.
:.> Recovery akan mereduksi permintaan bahan baku dan bahan bakar
rosn impor dengan begitu akan menghemat devisa ( briket dan bloqas
dan sampan). );, Mel"P.cluksi volume sampan akan memberikan dampak posltif terhadap
lingkungan karena ada penurunan polusi, dan akan memperbaiki
stander keamanan dan kesehatan penduduk.
l> Reprocessing mendatangkan income dan terbukanya kesempatan
lapangan l<erja . .l> Kompos yang dihasitk<ln oleh sampah organik akan memperbaiki
tekstur tanah can produktivitas tanan. :.:. Bahan hakar dari sampah (briket ateu biogas) akan rnereduksi
permintaan bahan hakar kayu dan dengan beqltu akan membentu
mereduksi kegiatan penebangan nutan (Inge I arddlnois, Arnold van de
Klundert, 1993).
35
Ya'lg perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah permintaan,
penawaran, struktur pasar {keseimbangan antara penawaran dan
permintaan) untuk faktor-fektcr produksi (input) dan hasil-hasil produksi
(our.our). 2. Aspek Ketembagaan·Organlsasi dan Manajemen Proyek
Aspek kelembaaaan dan orgamsasi merupakan sarana dan
prasarana pelaksenaan kegiatan yang sangat djpenukan untuk
mendukung aspek manajemen dalam pelaksanaannya.
3. Aspek Teknis Proyck Aspek teknis proyek, meneliti dan menganalisis segi teknts dalam
petaksanaan proyek. Adc1 3 (tiga) tahap yang akan diteliti dan dionalisis
datarn aspek teknts ini yaltu :
a. Tahap Pra-Konstl\Jksi Mellputi r,enyelesaian masalah-masalah admlnistrasi untuk
konstruksl dan operasl proyek antara lain penyete!'.aian berbagal macam
perijlnan, tender peletangan, pembebasan lahan, penjajagan pendanaan,
dan laln·laln. Untuk itu, dlperlukan data mengenai persyaratan perljlan,
blroxrasl yang axan dihat.lc1pi, lembega-lem~ga penyandong dana dan
kondlslnva, lembaga-lembaga pelaks<1nH konstruksl dan k.ondlslnya,
keadaan tahan (surat kepemlllkan, jumlah penducluk, dan lain-lain),
rinclan biaya untuk penyelesalan berbagal kepertuan dan masalah·
masalah lain yang diper1ukan untuk konstruksl.
b. Tahap Konstrukst Pada umumnya menyongkut masatah pengadaan prasarana
produksl proyek yang ditandai dengan dibangunnya pabrik-pabrik berikut
sarana pendukungnya : p.:rumahan buruh, perumehan karyawan, kantor,
bengkel pemeliharaan, can lain-lain. Dalam beberapa kasus, tahap konstruksi sanpat memerlukan data
tentang topografi dan keadaan tanah, kelancaran pembangunan,
penyedlaan buruh, dan lain-lain. Pada proyek industri manufaktur, kelengkapan pabrik berupa
mesin membutuhk.an data mengenai jenls-jenis mesin yang tersedia,
kapasttes, spesiflkasi rnesm, bahan baker atau enerqi yang dipcrtukan dan
lain sebapalnva.
c. Tahap Operasi
Tahap ini merupakan inti kcgiatan proyek untuk mencapai tujuan.
Aspek teknis pade tanap ini untuk melihat teknls pe/aksanaan operesi
proyek, jumlah output yang ingin diproduksi, spesifikc1si yang dibutuhkan,
sarana pendukung proses lainnva, pengamanan proses Clan 1ain·lain.
Dalam aspek teknis, input yang perlu ditel',ti misatnva mengenai
bahan baku utama, bahan penolong, air, bahan bakar, minyak pelumas,
suku cadang, tenaga kerja, teknik penyimpanan input, teknik sortasi
input, transportasi input sarnpei ke proyek, penawaran (kuantitas,
kualitas, kualifikasi, radangan), dan lain-lain.
4. Aspek Lingkungan Proyek (Fisik, Sosial-6uctay1:1) Proyek sebaiknya arnan bagi lingkungan Clan masyarakat. Provek
harus menunjang terclotanva proyek yang bersih llngkungan, yang tidak
mengganggu kuallt.as lingkungan, tidak merusak Hngkungan dan tidak
rnengganggu aspek lingkungan budaya dan soslal masvaracat. Analisfs
espek Ungkungan proyek flslk dan sosla1 budaya menjam In keberhasllan
provek darl slsl lnl. Aspek llrigkun911n proyek mc:llputl :
a. Soslal·Budaya Keglatan·kealatan yang dUaksanakan sehubungan dengi,n proyek,
sedlklt banyak akan mempunyal dampak terhadap masyarakat di
seldtarnya antara lain : ), pendapatan masyarakat total, pendapatar, rata-rata (per kaplta),
dlstribusl pendapatan )> Nllai-niltii yang ada di masyerakat (budaya, penlaku, dan lain-lain}
;;, iingkat kesenatan masyarakat
;> Dan laln-lam Proyel< dapat membawa dampak oosmr dan negcitif terneoap
lingkungan dan tetanan masyarakat di sekitamya, antara lain : )> Penciptaan lapangan kerja baru atau hilangnya lapangan kerja
>- Peningkatan atau penurunan pendapatan masyarakat total
)> Peningkatan atau penurunan pendapaten masyarakat rata-rata
'I> Perubahan sosfal (munculnya nilai-nilai beru)
»- Perubahan tarat hidup (kesehatan, pendldlken, dan lain-lain)
:.. Dan lain·lain
.,7
Pada aspek in\, penggunaan sumber daya oruhat sumtlangannya
bagi proyek arau Investor proyek secara Individual.
6. Aspek Ekonoml (Perekonomlan/Masyarakat) Aspek ekonom I, penggun11an sumber day a oleh proyek dlllhat
kontrlbuslnya bag I perekonom Jan dan masyarakat secere keseluruhan.
Pada aspek ekonornt, kelayakan :;uatu proyek secare keseluruhan
depat dllihat melalu1 perbandingan antara manraat dan blayany1:1, yang
dlnilal menu rut penllalan ekonomi secara keseluru han. Penllalan secara
ckonoml pada dasamya merupakan penilalan kesemnatan (opporwnlty)
yaltu penllalan atas da~r penggunaan sumber daya untuk menghasilkan
barang lain. Secara leblll kbusus. kelayakan ekonomi odalah pert:iandlngan
antara opportunity cosr dar1 mvestasl (opportunity cost nasional) dengan
perhitungan harga menurut penuatan ekonomL Penna,an dilakukan untuk
senap unsur atau k.omponen penerimaan dan pengefuaran (/nput·outpul')
yang dapat diidentifikas, dan d,hitung termasuk seluruh manfaat serta
bl11ye yang biasanya sulit dinyatal<an dengan uang (Bahan Kuliah Analisis
Proyek, 2006).
b. Lingkungan Fisik Dalam aspek ini, pengaruh proyek terhaoap tingkungan hidup
dilihat secara simultan (bersama-sama). l<em.,ngkinan munculnya
dampak pentlng yang diakibatkan o\eh suatu proyek perlu dikaji lcbih
lanjut. Dampak pentlnq adalah perubahan yany sangat mendasar yang
diakibatkan oleh suatu kegiatan (proyek).
5. Aspek Keuangan l\spek ini mempelajari slsl pendanaan suatu proyek, penggunaan
dan pengelolaan dana untuk mcnganalisls kelayakan keuangannya. Aspek keuangan untuk menilai keloyakan suatu proyek dari sisi
keuangan dengan meiakuken perhitungan Internal Rate of Return (IRR),
Internal Flnandal Rate of Return (1FRR), NPV, Benefit Cost Ratio, dan lain·
lain.
11!
a. Biava i. Identlflkasi Slaya
Identlfikflsf biay11 dapat dllakukan melalul beberapa anallsls :
l> ldentlflkasi Biaya darl Analisls Pasar Melalui anallsls pasar dapat dlketahul jumlah dan jenis bahan
baku yang dibutuhkan, harga masing-masing bahan baku, b,aya
pemasaran dan promost. ;, ldentifikasl Biaya dart Anallsls Teknis
AnaUsis teknis menjelaskan tentang biaya dalam penange1n;..n
input, biayc1 datam pengolahan input menjadi output dan blaya dalam
penanganan output itu send iii. ;1> ldentifikasi Biaya dari Analisis Oampak Ungkungan
Di,lam analisis darnpak lingkungan akan diketahui biaya yang
timbul yang harus ditanggung oleh proyek (biaya keuangan) ataupun
biava yang ditanggung oleh perekonornian masyarakat (biaya sosial)
akibat dilaksanakannya suatu proyek.
2.6 KONSEP TEORl BENEFn-coST RATIO 2.6.1 Identifikasi Biava dan MQnfaat
Biaya adalah keseluruhan sumber daya yang dipergunakan,
a ihablskan acau dikonsumsi u ntuk menunjang tercapainya lujuan proyek,
dan din Hai dengan uang. Biava ceoat ditanggung olen proyek ataupu n negara (masvarakat).
Manfaat proyek adalah seluruh perolehan yang rnernounvei
kegunaan dengon dipakainya atau dlkonsumsinya sumber daya dalam
proyek. Manfaat dari suatu proyek dapat dinikmati oleh pemilik proyek
rnaupun bagi perekonomian secare keselurunen.
Tujuan utama dalam analisis suatu proyek adalah
membandingkan biaya ( cost) dan manfaat (benefit) Clari suatu usu11:111
proyek. Untuk itu diperlukan ldentlflkasl biaya dan manfaat yang akan
tlmbul dalam pelaksanaan suatu proyek. Langkah berikutnya ada1ah
penetepan horga (pricing} serta nifai ekonomls (economic value) dari
bl1tya dan manfaat tersebut.
39
ii. Jcnis-Jenis Biaya Proyek
Biaya proyek dapat d1golongkan menjadi 2 (due) yaitu ;
» Biaya Iovestasl {Capilill Cost)
Blaya Investasi adalah blaya-blaya yang alokasi bel>annya secera perfodik dilakukan dengan jalan penyusutan. Artlnya blaya mvestesi
merupal<an suatu pengeluaran untuk sumber oeve (yang tldak habis
dikonsumsi untuk satu kali masa keglatan produksi) yang pada setiap
kegiatan produksl, keseluruhan komponen sumber daya tersebut
berfunqsl,
81aya-blaya lnvestasl antara lain :
• Engineering and Feasibility Studies (Preliminary Design dan Fin81
Design (Detailed Engineering Study)
• Taneh Bieya tanah dihltung melalui 2 (dua) anallsis yaitu anellsts
finansiol (biaya tanah merupakan harga pasar dari tanah} dan analisis
ekonomi (biaya tanah adalah margfna/ productivity atau foregone outp{Jt),
karena tanah yang Cllgunakan untuk proyek mengorbankan hasif yang
seharusnya cfiperofeh dari alternatlf penggunaan lainnya.
• Biaya konstr1Jksi dan pengaoaan peraiatan
Meliputi peralatan, bahan baku dan bahan penolong, tenaga kerja.
• Bunga selama masa konstruksi
• Contigcndes Pada b,hap konstruksi, untuk mernperklrakan kesalahan·
kesatahan pertiitunyan, bia~nya disediakan cadangan untuk biaya tak
terduga (contingency allowances).
:.. ldentifikasi Biaya earl Aspek-aspek Lain
Meru pakan komponen biaya yang belum Clapat diidentifikasi dari
enalists-enellsis sebelumnya antara lain : biaya pendldikan, biaya
penetlnen uan penqernbenqan pro<Juk, biaya bunga, pajak, sosial, politik,
bucava dan lain-lain. stava-brava tersebut penu diidentffik:asl daram tahap
persiapan proyek. Sejauh dapat dilc:uantifikasi, biaya terseout harus
diperhitungkan set>agai biaya proyek, baik keuangan maupun ekonomi.
40
-i,. Identifikasi "'1anfaat dari Analisis Teknis Analisis teknis adalah kegiatan oenauralan tentang
penanganan input, pengolahan dan penanganan output: Manfaat proyek yang dapat diturunkan dari aoalisls teknis
adalah produk sampingan, limbah input een output, yang dapat
dlmanfaatkan, pen9uasaan teknologi, penguas11an input, dan penguasaan
ijin pemasaran atau distrlbusi can yang berwenang.
b. Manfaat I. ldenttnkasi Manraat Proyek
ldentiflkasl manfaat suatu proyek dapat dil.1kukan mela/ui
beberapa anallsis yaltu : ,. Identiflkasi Manfaat dari Analls!s Pasar
Anallsis pasar adalah analisls tentan11 peluang proyek untuk
memesckl pa Jar, baik pasar Input maupun pasar output. Manfaat proyek yang dapat diturunkan Cari anallsts pasar
adalah penqetahueu dan penguascan pasar, pembangunan strategi,
efisiensi surnber r1;iya, efisiensl pasar dan altematif pasar bagi sumber
day a.
• Modal kerja Modal kerta Clibutuhkan s~flubungon dengan pembiayaan operest
provek senan-narl,
'> Biaya Or,erasi (Production and Maintenance cost) Siaya operasi adalah seluruh biaya proyelc di luar biaya investasi
yang meliputi biava rutin tahunan yang r1ikeluarlcan untuk operasi atau
produksi dan pernetlheraan. Biaya operasl dibedakan menjadi 2 (d"a) kelompok biaya, yaitu ;
• Biaya produksi yaitu semua biaya yang langsung berkenaan dengan
produksl, seperti bahan baku, bahan penotonq, bahan bakar untuk
produksi, listrik dan air untuk produksi nan tenaga kerja i;,ngsu119.
, Biaya umum yaitu gaji manajernen, gajl tak langsung, biaya
pemasaran dan prornosi, blaya angkutan output, dan lain-lain.
41
ii. Jenis-lenis Manfaat Ada 3 (tiga) manfaat yang timbi.11 dengan adanya pelaksanaan
suatu proyek, yaitu :
? Manfaat Langsung (Direct ~nefil) Manfaat langsung nrnbul !<arena adanya kenaikl(an nilei output
proyek yang disebabkan karena :
• Kenaikan dalam nilai produk fisik Bisa dlasurnsikan banwa permintaan produk elastis. Dengan
penurunan harga l %, jumlah perrnmtaan barang nailc lebih dari 1 %,
sehingga total permintaan naik.
, Peroaikan kualitas produk Bila kualitas produk naik., jumlc1h produk tetap, harga blsa naik,
sehingga penerimaan total naik.
• Perubahan lokasi can waktu penjuaJan Oengan mengubah/memfndahkan lokasi atau waid:U penjualan
produk dapat menaikkan permintaan, sehiogga total penerimaan n .. ik.
• Pcrubahan bentuk Benefit (manfaat) proyek bisa terjadi karena adanva panurunan
cost oerupa :
<' Mekanisasi Oengan mekantsasr akan dapat menghemat waktu, sehingga aken
mengurangi biaya per unit.
;;, ldentifikasi Manfaat dan Asoek-escek Lain Manfaat proyek juga harus dianalisis dari aspek sosial. politik,
budaya, dan lain-lain.
:> Identifikasi Manfaat dari Analisis Lingkungan Analisis lingkungan merupakan analisis yang berkaitan dengan
kondisi llngkungan akibat dari kcberadaan suatu proyek. Artinya dengan
keberadaen proyek in, capat membertkan manfaat peningkatan kuolitas
llngkungan sekitar proyek.
42
Net Present Value (NPV} menurut Husnan dan Suwarsono
( 1994) da~t diartikan sebagal nilai ~ekarang dari arus pendapatan yang
dltimbulkan oleh investasi. Rumus perhitungan NPV adalah sebagai
berikut :
2.6.2 Pendekaun Pe"elitian Dari beroagai uete yang telah diolah, akan dlpercteh hasil berupa
arus kas tunai yang selanjutnya akan dianalisis berdasarkan berbagai
kriteria kelavakan investasi seperti Net Present Value (IIIPV ,, Internal Rate
of Return (IR.R) dan Gross B/C Ratio (Gross Benefie/Cost RatiO).
:;, Manfziat yang Sullt DWhat (lntengiblc Benefit) Bent:flt yang timbul, yang sufit diukur tetapi blsa dildentlfikasi,
rnlsatova :
, Perbalkan lingkungan h\dup
• Perbalkan distlibusi pendapatan
, Perbalkan keamanan dan sebagalnya
> Manfaat Tidak Langsung (Indirect Benefit)
Benefit yong timbuf cri luar proyek (faktor eksternal} yang
dtsebebkan adanva proyek lain , misolnya : • Benefit yang timbul kerena adanya proyek jalan raya (Induced
Multiplier Effect)
• Benefit yang timbul karena adanya Economics cf scale • Benefit yang timool karena adanya perbalkkan rnutu tenaga kerja
(Dynamic Secondary Effecrs)
~ Penurunan Biaya Pengangkutan Dengan pembaharuan etet penga11gkutan, akan menghemat
waktu dan dapat mengnemat t:liaya.
~ Penunman atau t>engnindaran Kerug1an
<• Proyek Pergudangan (untuk menghindari kerusakan)
43
tnmana : i, = discount rate yang menghasilkan l'IPV positif
= discount rate yang menghasllkan NPV negatif
NPV 1 = N PV yang bernilai positif
IRR = i, + -----
lntemal Rate of Return (IRR) adalah tlngkat rata-rata
keuntungan Intern tanunan bagl perusahaan yang melakuk.an mvestasi
dan dlnyatakan dalam satuen persen (Gittinger, 1986}. Jlka nllal IRR lebih
nesar darl discount rate yang dltentukan, meka proyek dlnyatakan layak
unt,,1, dtlaksanakan. Namun Jll<a nHal IRR lebih kecil dari discount rate
yang ditentukan, maka provek dinyatakan tldak layak untuk di1i:1ksanakan.
Rumus yang digunakc1n untuk menghltung IRK adalah sebaqat bertkut :
NPV,
yaitu : 1. NPV > 0, meka proyek dlnyatakan menguntungl<an dan dapat
dllaksanakan. 2. N PV = 0, maka proyek tidak u ntung tetapi Jug a tidak rugi. Proyek
dllaksanakan atau tidal< tergantung dari plhe1k manajernen pengelola.
3. NPV < 0, maka proyek lni apablla dilaksanakan akan mendatangkan
keruglan karene benefit (rnanfaat) yang dlperoleh lcbih kecil daripada
cost (blava) yang dlkeluarkan unrux peteksenean keglauin pengolahan
sampeh inl.
Dalam metocle NPV terdapat tiga kriteria kelayakan investasi,
dimana: B, = penerimaan atau manfaat (benefit) pada tahun ke-t
C, = biava ( cost) pada tahun ke-t
n = umur proyek
= discount rate(%)
(1+i)' , .. NPV = r. B,. C, n
44
llntuk mengetahui tingkat pengembalian investasl dlgunakan
indikator Payback Period. Metode yang digunakan datarn penelitian ini
adalah discounted payback period dengan melakukan diskonto terhadap
penghasilan bersih yang diperoleh. Prosedur diskonto dilakukan dengan
menggu neken rum us sebagai berikut (Gittinger, 1986) :
Nllai Gross B/C Ratio memlllkl t1ga makna vattu : 1. Gross B/C > 1, maka proyek menquntunoken dan dapat dllaksanekan.
2. Gross B/C = 1, maka pmyek tldak ur,tung tetapi tidak Juga rugl,
dll.:,ksanakan atau tidak, tergantung kepada pihak pengelolfl.
3. Gross B/C < 1, mako proyek inf tidak da,' )t dllaksanakan karena
benefit yc1ng diperoleh lebih kecil daripc10;, cost yang telah dikeluarkan
untuk pelaksanaan keglata11.
Dlmana: a, = penerimaan (benefit) pada tahun ke-t
C, g blaya ( cost) pada tahun ke-t
n = umur proyek
= discount rate (%)
• B, ! ... (1+i)'
Gross B/C Ratio =
" c,
! t> l ( 1+[)'
Rumus untuk perhitungan Gross B/C Ratio adalah
Gross B/C Ratio merupakan angka perbandingan antara nilai
sekarang dari arus manfaat dibagi dengan nilai sekarang dari erus biaya.
Kriteria yang digunakan untuk pemlllhan ukuran Gross 8/C Ratio sebesar
satu atau lebih jika arus biaya dan manfaat didiskontokan pada ting kat
biaya opportunitas kapital (Gittinger, 1986 ).
NPV2 = NPV yang bernilai negatif
2.7 HASlL PENEUl'JAN SEBELUMNYA Penelitian tentang Keragaan Sosial Ekonoml usane Daur Ulang
dan Pengomposan Sampah di Kotamadya Bandung yang dilakukan oleh
stat pengajar Fakultas Pertanlan Unpad pada 4 Junl 2003 bertujuan untuk
mengetahul kondlsl soslat exonoml usaha daur ulang dan pengomposan
sampah, manfaat ~konoml, dan kelayakan usahanya serta pengaruh
terhadap sistem pengelolaan sampah kota. Penefitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan jenis studt
kasus. Teknik pengumpulan dan pengambilan data dilakukan melalui studi
lapangan dan studi kepustakaon. Studi lapangan dilakukan untuk
memperoleh dala primer yaitu dengan care pengamatan langsung
(observasi) dan wawancara langsung. Obyek wawancara adalah 100 orang pemu1ung, 42 lapak, 9 bandar besar dan 2 pengusaha kompos yaitu
Oimana:
P = nilai uang sekarang
F = nilai uang di rnasa datanq
= tlngkat suku bunga
t waktu
Setelah penerimaan bcrsih kumulatif dari tahun ke tahun
dihitung, dapat terlihat banwe tahun dimana investasi sudah kemboli
aoatan tahun pada saat penerlmaan bersih kumulatif perterna kali bernilai
posltif. Semakin cepat penqernbalien investasi, maka proyek dipandang
baik untuk duaksanaken. Dari perhitungan dan anahsts NPV, IRR dan Gross 8/C Ratio inl
nantl, keglatan pengelolaan sampah dengan sistem composting
(pengkompos11n) di Kelurahan Cljantun9 Kecamatan Pasar Rebo Jakarta
Timur dapat dllihat bahwa kegiatan pengolahan sampan baik dari asoek
ekonoml rnaupun llngkungan, dapat rnembenkan manfoot kepeda
masyarakat sekltar kegtatan atau tldak.
(l+i)'
F
PT. Daun Cakrabhakti dan Unit Percontohan Pengomposar. PO Kebersihan
f<otamadya Bandung.
Stud I kepustakaan yang merupakan dete sekunder, d lperojeh
rnelalui pene/usuran informasi dari laporan, hasil penelitian, buku-buku
darl Pemda dan instansi ter1<ait ycing bemubungan erat dengan obyek
penelitian. lJ ntu k teknik anal isis data menggunakan analisis secara
kuantitatif dan kualitatif. Hasil dan pembahasan pada penelitian ini adalah bahwa :
1. Produksi timbunan sampah Kota Bandung dan tingkat pelayanan
Penduduk Kota Bandung tanun 2003 berjumlah 2.228.268 jiwa.
Dengan prooukst sampan rata-rete 0,0033 m1 per orang per hari, maka
diperl<lrakan volume timbunan sampan yang dlhasilkan sebanvak
7.3S3,28 m; per harl. Berdasarkan jenisnya, sarnpah di Kota Bandung
terdlri darl ; (1) sampah organik 4.673,74 m1, (:!) kertas 766,2 m'. (3)
koca 106,62 m3, (4) plastlk 719,89 m3, (5) logam 69,86 m3, (6) kain
125,01 m3, (7) lain-lain 894,16 m3• Dari rata-rata sarnpeh Kota Bandung
yang terangkut sebesar 4.904,65 m3 pada tahun 2003, menunjukl<an
banwa tingkat pelayanan sampah y11ng eda uaru mencapal 66,70%. 2. Keragaan Sosla1 dan Ekonoml usaha Daur Ulang Sampah Kota
PP.mulung yang beroperesl di pernukiman, perkantoran, pasar dan
TPS umumnya laki-laki. Untuk. pemulung yang beroperasi di TPA
Leuwig.:,jah, 80% adalah lakl-lakl dan 20% perempuan. Wawancara yang
dllakukan dalam penelitian ini terdirl dart 36% berada di kelompok usta
15-29 tahun uan 41 % bereda pada usla 30-34 tahun. 'rernvata dari sampah anorganiK yang ada di TPA LeuwigaJa"l
dapat memberikan manfaat ekonoml bagl pernulung. Selanjutnya
penjelasan ini dapat dilihat pada tabel di bawan i ni.
47
Penjelasan tabel cti atas adalah sebagaimana berlkut ini : 1 m'
sam;:,ah organik rata-reta menghasilkan 90 kg kompos dan biaya
Svmber : DJuwendah, dkk, ?000
i..!iL __ .. ______ Keteranaan ·- Nlati7Ru,I 1. 1'· Bia~• Tel:~!;! -
_- C:epreslaOL b~ngun~.!! ~aungan d•!"'..lJUditng . ---1:.snn on, -· - Bung• modal 1.350.000
- • - Oepre~~ralat.an _ --· -· - 60~ ~ I), Bia~, Vaaa~~I - ·- . tJnah "'-nao$ ken~ Jj.53~~
- Insellt,f pckerja - 3. 750 ()Q •• - .: Per1t!ngkae:a kt• 1a 450.000
)-- - Jnokutan EM4 1.152.000 ·:-Molase -· 76.800 -
~ . ·. Plastik}karun.a.J!enqemasl!_n_ - - 750.000 - Blay:a 12engangkuU1n 3000.000
J.:_ ,o:al B•al• Pro<1uks1 »--- J;!.246. 79.!!_ '---- .._ Ras10 Manfaat .!lay• JBICI 1.20
Tabel 2.4 Blaya Pengomposan 2.628 m1 sampah organlk
3. Analisis Manfaat Ekonomi Usaha Pengomposan Sampah
Pengomposan sampah kote memberikan kegiatan ekonomls balk
sebagal unit usi,ha maupu n dllihat darl subsistem operasional pengelolaan
sa mpah. M anfaat ekonomi tidal< seja dlhitu ng dari selislh antara nllai
penjualan dengan biaya produksi kornpos, namun dapat dlllhat dari nllai
substitusl terhadap biava pengangkutan dan pembuangan akhir sampah
sebagal konsekuansl dart penun.man volume sampah yang harus dlangkut
dan dlkcloia oleh slstem penanganan sam pah kota. Ad?.lpun an111isls
manfaat ekonoml yang dlpcrolch tersajl dalam tabel berikut di bawah ini :
lenis Riln,ng Bek;os Volume Harga Jual Maofaat I ,____ --.·---- _ (ton) .~P~ Ekonom, 'R".' ...!.,____ _ _!<ef\.ds (paper) 221,01!. _ 700 154.756_..QQQJ 2. Botolf~~ss) 30 76 200 6.152.i>OOl 3. Plastik 'P.lasticl _ Jl9,65 BOO 9~.720.~UU ! 4. l<a.ret(rubber) ·-- -· 8741 200 I 17.482.000) 5. Ronnsokan loc,am imctal\ 20 16 500 10.080.000 ;
~--l.d_~mlah __ _ 479 06 !- - i 284.190.0CD_J Jumlah perangkas yang akan rnendapat mantaat 4/9,06 ton : 0,035 --13°J;ii1 org ~nrn1 dari s:1mpah kota == .. _ . kq/org j · Bcsar manfaat el<onom, yang d1peroleh Rp. ?84.190.00(): I · 20:763,50
ung/Mn = 1).687 org ·1 .
. __ konoml ~ahan~aura_:_ •~mpah/t..u11 ·- Rp. ~~40~9';,~oo , 593. 22~.n '
label 2.3 Manfaat Ekonomi Sampah Anorganik Kota Bandung 2003
48
Sumbe.·: Pemda Kot.amadya B.Jndurrg dalam End,th DJ, dkk, (2000)
-· - - Sampah I "l No. Jaems Kegiata n Blaya Bia ya TpJtanganl, Ol'""'fa~icn,11 Satuan I
m'lth _\Re./th) 111.~.1m3' 1. Pennumnulan 2.S7a.111.ao 8.830.032.915 3.425.00 2. .Pem,nd~han/P"'1gan9~utan 2.014.150 so 6.318.04J.495 3.135 SJ 3. Pembuan-·n Akhir 1.74).966.li_ _ 3. J 68.423.248 1.818 88
Tabef 2.5 Satuan Biava Pengelotaan Sampah Kota Bandung
pengolahan kornpes per l(g-nya = Rp. 136,34,-. Kota Bandung
menghasilkan sampab sekitar 7-353,28 m' per hari dcngan komposisi
63% sarnpah organik. Menurut PD t<ebersihan berdaserxen uji C/N hanya
30% sampan organlk yang btsa dijadikan kompos. Dengan demikian
paling sedikit rerdapat l.402,12 m3 sampan organik yang pot .. nslal
dijadikan sebagai bahan baku kornpos atau ada sekitar 19.909,86 kg per
harf kompos dapat diproduksi di Bandung.
Apabila seluruh sampah organik Kota Bandung dikomposkan,
rneke diperkirakan biaya pcngolahannya mencapai Rp. 17.204.881,-. Sement;,ra itu penenrnaan yang diperoleh sebesar Rp. 37 .857 .300, - den oendapatan Rp. 20.652.419,·. untuk B/C ratio yang diperoleh dari
perhitungan adalah 1,20. Hasll analisis titik impas menunjukkan, oahwa
l<eadaan balik modal akan terjadi pada skala pengolahan 221,22 ml
sampah organlk atau produksl kornpos sebanyak 19.090,86 kg.
4. Pengaruh Usaha Daur Ulang dan Pengomposan terhadap Pengelolaan
Sarnpah Kata Dari hasil kerje pemufung yang beroperasi di Koui Bandung d.:,!am
mengumpulkan sampan anorqanlk untuk usaba daur ulang (recycle) teleh
menurunkan volume urrounen sampan sebesar 22,58%. Sementara dari 63,56% samnah organ1k yang dihasllkan Kota
Bandung, hanya 30% yano dapat dikomposkan. Jadi paling tldak aca 19,07% total sampah kota dapat dibuat tcompos.
Selain mampu mereduksl Silmpah hingga 21,58%, manfaat tldak
langsungnya adalah menghemat biaya pengelolaan sampah sebesar Rp,
4. 955,71 perm' atau Rp. 15.177.556,- per hari.
49
Dari penelitia n yang dilakukan pada tahun 2000 eleh staf
penqajar Fakullas l>ertani,m Universitas Padjadjaran tersebut telah
menghasikan kesimouten sebagai berikut : 1. Bahwa hubungan yang terjad1 antara pemuluog, lapak dan bandar
bersifat kooperatif dan sallng menguntungkan. Kelembagaan transakst
yang ada mem!'.)erlihatkan adanya distribusi hiaya dan keuntungan
yang seimbang dan dapat menekan biaya transaksi.
2. Bahwa bahan daur ulang sampah anorganik yang dapat dimanfaatka11
secare lc1ngsung oteh pemulung 479,06 ton per hari dengan nilai
ekonornf Rp. 593. 224,23 per ton. usana daur ulcmy sampah dapat
memberikan lapangan pekerjaan kepada 13.687 orang pemulung
dengan rata-rata pendapatan Rp. 20. 763,50,- per nan. 3. Bahwa usaha pengomposan sampah organlk secara ekonomis
memberikan keuntungan dan layak untuk dlkembangkan. Nilal B/C
sebesar 1,2 dan tltlk impas produksl kompos 19.909,86 kg. Potensi
pendapatan y11n9 dapat cllperoleh apablla semua sernpeh organlk
dlkomposkan adetan Rp. 20.652.419,-. 4. Bahwa usaha pemanfaatan sampah dalam bentuk daur ulang dan
penoomposan dapat menurunkan umeunen sampah 3.062,64 m3 per
hart. Penurunan membawa konsekuensl pada penghematan blaya
pengclolaan sampah sebesar R.p. 15.177.556,· per harl.
Sementara saran yang dlberlkan untuk leblh mengoptlmallcan
potensl ekonorni usaha daur ulang dim pengomposan sampah yang cukup
besar namun memenuken modal operstonal yang cukup besar, den
memilikl peranan yang pentlnq dalam pengelolaan sampan kota adalah ;
1. Dengan memberi kemuda...,an dalam memperoleh lc.redit usaha untuk
industri daur utang dan pengompos.in sampah.
2. M~lakukan pemilahan sampah mulai dari rumah tangga, TPS dan TPA.
3. Memperlancar pernasaren kornpos dalam skala besar dengan cara
mensosialisasikan penggunaan pupuk organic dari sampah.
4. Mempertemukan para pengyuna lcompos : petani, Dinas Pertanian,
Dinas Pertamanan, pengusaha lapangan golf dan para pengusaha
kornpos.
5(1
~a: l-Keterba1$San
F akta : 2004 d•yo l>fl>P""S fiaraQ!ln: Banta1 Ci~bans. ,. K.ctt:tbat.isan Pengol:>t\ao sarnpah
>-1.uas Tl'A: 108 HD lat.wr d1l)kuk.a11 dAlam sl:ala l- uaya tampur,g : .:t ,Deg:uwi l..awasan (tingkat
14 000 m'lhllti lingt~: kelurananl. sehingga J> Jumlah sampoh 1--9 · Air - d,q:at dtmlut~i Jari
yang ditsmpun& : • U<l,to su111h~rny·~ d~ heresiko 25.540 m'lhlri • 1·,n:,1, ucil 1<:rnu.l!lj)
',, K.om('('si!li ~ampah : -~ I mgl(u ng.tn scna 65% «pnilc.. ,,5% • fateti1'2 mcmberikan l-enc!il an.orgunik lini;k, twu• )"ant:, ht-~ar uetuk :i.~L:
>,>S,impah anorganik , s~rmh orgaoit ckC'f'tOmi dun lingl..'1.lngun menghidt1pi ± bdum ;,00().(,000 dimanfaarl::\n/ pcmu\ Uf\¥ dio~h """""' i
malcsunal
l ' !
PCT1&nlahan Sfflll)lh Ii' rvi;a,,ilc. m<lalui ~
i" r();nf'l)Jf;"(J den§lll •i<lrm t>f4:" wind.r0t, sk.al¥ 11 k-.i ~'ll'W.ft ., '"
l l'ujuin:
Mokli m:di .. ti J>.unpak P<>siclf: 1.l',:nywumn l,p.,ngon la:rJ" o .... , 2. Mernbub peluan& ....,1,a Primer Side .E!ftcl : Sckuncxr I . R,dukli s,unpo!, 2. Ufisicnsl lallo~ l 3. ~eningkaton lrualitu
U~ku.o&Jn : oir. vda,o. lanah Melnde A.oali,is : d,n ke«rotan ,a() csa,til:.i BC.Luo lmn Ii~ menin11:>i1 J>c>J<r;pt,f
l(ualiwtif
• I K""impulan da.n Kela.ya.le.an Jari 6
Rckolnmdosi w;pck
- '-----
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian
2.8 KERANGKA kONSEPTUAL PENEUTIAN
SI
l> K!:!pulauan Seribu
Berdasarkan data tahun 2003, jenis penggunaan lahan dimasing
masing wilayah Kota Jakarta adalah sebagai berikut:
18.773 ha r Jakarta Timur
Secara umum Kota Jakarta beriklim panas dengan suhu udara
maksimum berkisar 28,7°C pada slang hari dan suhu minimum berkisar
26,0°C pada malam bart. Curah hujan sepanjang tahun 2002 mencapai
2,289 mm dengan trngkat kelembaban udara mencapai 76,4% dan
kecepatan angin rata-rata mencapal 3,5 m/det (Dinas Kebersihan Propinsi
Ol<I Jakarta, 2005).
Berda,;arkan SK Gubernur DKI Jakarta Nomor: 1227 Tahun 1989,
luas wilayah OKI Jakarta adalah 661,52 km2 (66.152 ha).
Propim,1 Jakarta terdiri dari 6 wilayah :
l> Jakarta Pusat 4. 790 ha
l> Jakarta ueara 15.401 ha
;,. Jakarta Batat 12.615 ha
l> Jakarta Selatan ; 14.573 ha
Propinsi Banten
Propinsi Jawa Barat
> Sebelah Barat
> Sebelah Timur
> Sebelah Utara Pantai sepanjang 1 35 km membentang dari barat
ke tlmur
:.> Sebelah seiatan : Proplnsl Jawa Barat
3.1. GAMBARAN UMUM PROPJNSI DKI JAKARTA
3.1.1 Admlnlstrasi Proplnsi Jakarta Secara qeografis, Kota Jakarta terletak pada posisi 6°12 • LS,
106°48' BT dan merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata ± 7 meter di atas permukaan laut.
8atas-batas wilayah administrasi yang mengelilingi wilayah Kota
Jakarto adalah :
BAB m GAMBARAN UMUM WILAVAH PENEUTIAN
52
13 juta jiwa
R, 9 juta jiwa
J>- Siang hari
)> Malam hari
3,1.2 l(ependudukan Propin•i Dki Jakarta
Jakarta mempunyal kepadatan penduduk : ± 11.244 jiwa/km2•
Jumlah penduduk padat
Dari taber 3.1 di atas tergambar bahwa sebagian besar
peruntukan tahan di OKI Jakarta adatah perumahan. Perumahan lni
menempati 66,6% dari 66,152 ha luas wilayah Kota Jakarta. Apablla
dikomparasikon dengon master plan tahun 1987, kondlsi penggunaan
lahan tahun 2003 mengalaml pertambahan luasan dan dapat d1jelaskan
sebagal berlkut :
> Luas wllayah bertambah 1. 325 ha ( 2%). > tuas areal pemuklman bertambah darl :S0.043 ha menjadi 44.05:t,27
ha (46,6%). > Luas areal lndustrl menlngkat darl 6. 329 ha menjadi 7. 342,88 ha
(16,02%). l> Luas areal taman dan lalnnya turun darl 26.240 ha mt."njadi 10.494, 14
(60%) (Oinas l<ebersihan Propinsl DKJ Jakartcl, 2005).
Karena sebaglan beser penggunaan lahan aoatan nerumanan (44.052,2/ ha) serta taman Clan lalnnya (10.494, 14 ha) rnaka Jakarta
sangat potensial memproduksl sampah domestik yang berkarakteristlk organik.
Sumber : •) JakBrta 08/am Angka 2003 •""')Solid WoMe Management Mastet Plan 1987
~· P<tt1<antoran Perumahafl lndustri Taman Lainnva Total Kot.I (Ila) (h;,) &Gudang (ha) (Ila) (ha) ihal - -- 2.99231 87 60 1.008 )0 164 78 536 96 4.790_ Jakart• Pusat ~karta lJtartt_ .. ·- .lLl!J,87 2.~1 73 _1.s~7,~ 137 07 3.197 25 15.401
lakartc1 Bartsl 8.899 88 506 38 1.327.01 1J2.46 1.747.17 12.615 Jal<arta Selata.n_ _._Hl.&38,29 :l09 85 · 1.5/8,25 154.E 1.992,12 ~ 14 573 Jahrta Timur 13.403 92 1.101 98 1.832 24. 212 13_ ~2l.,73 1§.773
Total 44.052.27 4.25960 7.342,88 800 91 9.696 23 66.152 ... 66 60 640 11.10 1.20 14.70 100 Master Plan 1.17 30.043 2.215 . 6.329 26.240 54.152 ~ ---- 98 ------·- ~- OJI, 46 3 341 40 S 100
Tabel 3.1 Jenis-jenis Penggunaan t..ahan di OKI Jakarta Tanun 2003 Dirinci Menurut Wilayah Kota *)
53
3.2.1 Perma9alahan Teknis
a. Penyimpenan/Pewadahan
Dari hasil pemantauan langsung yang telah dilakukan oleh
Konsultan DKI Jakarta pada tanggal 3-11 Januari 2005, ter1!hat bahwa
ada penlaku masyarakat yang rnerefteksikan masih rendahnya kepeduhan
3.2. PENGELOLAAN SAMPAH 01 DKI JAKARTA.
Menu rut nasu survey Desember 2004 dan Januari 2005 yang
dilakul<an oleh konsultan w;tMP (Western Java Environmental
Management Project), ditemukan beberapa permasalahan tentang
pengelolaan sampah di OKI Jakarta.
Apablla mengacu pada data Kantor Statlstlk DKl Jakarta, jumlah
penduduk DKI Jakarta tahun 2005 diperkirak.an rnencapa: jumlah
8.970.400 Jiwa.
S~mber : J,!Jb."tl, {)al.)m AngkJ 10()3
Wilayah Kota Pendu4c.tk (jiwil) Kepadatan
-· ·-· -· (iiwi1Lkm1.L_ Jc1karta Pusat 897.941 18.746 Jakarta Utara 1.176.355 8.267, Jakarta Barat 1567.571 12..426 Jakarta Selatan 1 .701.555 11.676 Jakarta Timur 2.094.586 11.157
Total ll.244
Tabel 3.2. Jumlah dan xepauatan Penduduk OKI Jakarta Tahun 2003
Perbedaan tingkat kepadatan penduduk antara siang hari dan
malam hari di Jakarte salah satunya disebabkan oleh adanya commuter yang berasat dari wflayah Bodetabek (Bogor, Oepok, Ttmgerang, Bekasi).
Commuter ini datang ke Jakarta untuk bekerja dan untul< keperjuan lain.
Tidak ada data pasti jurnlah commuter yang ada di wilayah Kota Jakarta. Menun,t Data Jakarta Dalam Angka 2003, jumlah penduduk
Kota Jakarta (tidak termasuk wilayah Kepulauan Seribu) tercatat sebanvak 7.438.008 jiwa dengan tinglcat kepadatan 11.244 jiwa/km2
(lihat Tabet 3.2).
54
b. Tempat Penampungan Sementara {TPS) Tempat Penampunqan Sementara (TPS) rnerupekan tempat
pengumpulan sampah sementara sebehJm diooang ke TPA {Tcempat
Pembuangan Akhlr). TPS·TPS ini dibangun oleh Dinas Kebersihan Propinsi
DKI Jakarta.
Data Dfnas KeberSihan Propinsi OKI Jakarta 2003,
memoerlihatkan bahwa TPS yang ada di Jakarta pada saat ini terdiri dari
Secara tidak langsung, perilaku sebagian masyarakat ini telah
memberikan kontribusi terhadap pencemaran lingkungan nan oenvebeo
rendahnya estetika lingkungan di OKI Jakarta.
Pengelolaan sarnpah dalam r.ingka mengantisipasi hal-hal
sebagaimana dimaksud di atas, sebenamya sudah dilaksanakan baik oleh
pernerintah daerah maupun masyarakat sendiri. Namun haJ ini belum
berjalan sebeqairnena rnestinva, rneskipun pada saat ini, tempat
penyimpanan atau pewadahan berupa tong sampan, bak sampan atau
kantong p!astik sudah mereka sediakan. Kegiatan pewadahan samoan
memang sudah dilaksanakan oleh sebagian masyarakat Jakarta, tetapi
pemilahan masih jarang dilakukan.
Pemilahan sampah sesuai dengan jenis sampah di tingl<at rumah
tangga, apabila dilaksanakan dcngan baik, akan lebih mempermudah
untuk pengelolaan ke tahap berikutnya. Misalnya untuk sarnpeh anorganik
yang dapat didaur ulang (recyde) dipisahkan d,iri sampah organlk.
Pengelolaan sampah yang demiklan akan mernpermccan dalam
meredukst jumlah sarnoan yang nantinya al<an di oawa ke TPA, dimana
sampah yang dibuang ke TPA merupakan sampah yang benar-benar tidak dapat diolah lagi.
mereka terhadao kebersihan fingkungannya. Hal ini dapat ditunjukkan
dengan masih banyaknya masyarakat Jakarta yang membuang sampah
Clisemoarang temper. 8anyak tumpukan sampah di saluran drainase,
sungai, tanah kosong, pinggir rel kereta api, jalan rava dan nutan kota.
Selc1in itu, rnasih ditemukannya kegiatan masyarakat mernbeker sampah
baik di lingkungan rumah tinggal maupun di luar lingkungctn rumah
ting gal.
55
e, Pengangkutan Sampah Dalam pengangkutan sampah, ada beberapa kendala yang
ditemui di lapangan, antara lain :
)- Kelancaran pengangl<utan sarnpah dipengaruhi oleh lokasi TPS. llntuk TPS-TPS yang berada di daerah sempit dengan mobilitas penduduk
cukup padat, pengangkutcJn sampan membutuhkan waktu yang lebih
lama dibanding pengangkutan sampah di TPS yang ber1okasi di daerah
yang tingkat kepadatan penduduknya relatif kecil den di daerah y1tng
relatif lebih luas.
~ Umumnya truk sampan belum oilengkal)i dengan penampung lindi
(cairan va'1'J dihasilkan sampah) dan dioperaslkannya truk sampah
dengan kondisi fisiknya tidak layak (bak sampahnva bolong dan
keropos). Hal ir,i memungklnkan terjadinya polusi udara (bau) dan
mengotori oada,i Jalan, sehingga sangat mengganggu estetika
lingkungan.
l> Pengangkutan sampah kurang efisi~n kerena adieinya antrian tn.ik
sampan b1tik di TPA Bantar Gebang, SPA (Staslun Peralihcio Akhir
Sampah) Sunter den SPA Cakung dlmana antrlan kurang lebih blsa
mencapai 2 {dua} jam, sementara jumlah ritasi truk yang masuk ke
TPA 6antar C:.ebang rata-rata per hari ± 600 rit (Dlnas Kebersihan Propinsi DKI Jakarta, 2005).
dipo, tr.:insito, pool gerobak, kontainer dan bak sampah yang terbuat dari
batu bata, beton a tau beton bertu lang. Kegiatan pengumpulan sampah dilakukan oleh petugas
kebersfhan atau usaha swc1dc1ya masyarakat yang dikoordinir oleh RT/RW
di masing-masing wi1ayah dengan waktu pengambilan setiap hari atdu
dua hari sekali.
Kegiatan pengambilan sampah dari bak sampah yang bersifat
permanen (bak sarnpah dari batu bata, beton atau beton bertulang) ini
sering mempersulit pekerjaan petugas karena akan memakan waktu lebih
tama dalam pengambilan sampahnya d1banding bentuk TPS yang tidak
permanen ( dipo, transito, pool gerobak don container).
.'i(,
c, ASJM!k Hukum Masih lemahnya penegakan hukum tentang kebcrsihan termasuk
sampah. Perlu penataan kembali peraturan yang sudah ade, penerbitan peraturan oaru (Perda, Surat Keputusan dan Instruksi Gubernur) sesual
kebutuhen baik yang menyangkut aspek institusl dan tel<nls uperasionalnya.
b, Aspek Fimmsial Pemu ngutan retribusi kurang efektlf. Untuk tahun 2004, jumlah
dana yang terkumpul masih jauh Cli bawah biaya operasi cia" pemeliharaan ( < 4%),
3,2.2 Permasa/ahari Non Teknis a. Aspek Instttusl
Peran Dinas kebersman saat ini edaren sebagai ~gulator dan
operator dalam pengefolaan sampah. Untuk meningkatkan efislensi
pengelolaan dan peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat,
perlu ada pemisahan fungsi, dimana fungsi regulator ada di Dinas
Kebersihan dan fungsi operator ada di swasta dan rnesvaraket.
d. Pembuangan Akhir Permasatahan pengelolaan sampah dengan stsrem sanitary landfill
yang dihadapi oleh DK! Jakarta, antara lain : )- Membutuhkan lahan yang sangat luas, sebagai contoh : TPA 6antar
Gebang dengan luas lehan 108 ha. ;;, Adanya kererbatasan umur TPA. OperaSional TPA Bantar Gebang
berakhir tahun 2005 (tetapi diperpanjang hingga tahun 2006).
~ Sulitnya mencari lahan baru. Adanya penolakan dari rnasvarakat
setempat tentang akan dibangunnya TPA di Ciangir Kabupaten
Tangerang dan tidak sesuai dengan tat.a ruang (Dinas Kei:>ersihan
Propinsi OKI Jakarta, 2005).
57
sumt,et-. Hasil Su,,,er Konsu/GJfP WJEMP Dl<l 3-1J, Ja,,uarf 2005
T1mb11lan Total···-, Sumber Sampah Sarnpah satu;;,n Jumah Satuan Produksl
do Sumber Sampah -· Sumbcr (m3/hanl - Permuk1man 1 36 Loter oran,.,.hdri 7.456.931 JIWII 10 141
Pas;;,r 9112 Litet nedaaannl/ian 76.350 .!'eclaga.!!!L 750 Sekolah 040 Lote~ murid/hari 2,386.687 Mund 955 Pe,i<antoran/Fasum 3.36 Liter ·oe•<>ria/hari 2.535.680 p-..awa1 B.520 -~'!s~n 2.76 Liter/buru;-o/hari 688.098 buruh 1.899
rota1 22.265
Tabel 3.3 Perkiraan Timbu/an Sampah Berdasarkan Hasil Survey Tahun 2005
3.2.3 l<arakterisitik Sampah a. Timbulan Sampah
Sebagaimana hasll Survey Produksi dan Komposisi Sampah yang
telah dilaksanakan oleh konsuitan WJEMP (Western Jaw, Environmental
Management Project) pada Desember 2004-Januari 2005, perhitungan
perklraan timbulan sampah per kapita per hart untuk wilayah DKI Jakarta
sebesar 2,97 Vkapita/hari atau 0,64 kg/kapita/hari.
e. Peran Sarta Masyarakat dan Sektor Swasta > Per.m serta masyarakat baru sebatas pengumpulan sampah. Untuk
pemilahan sampah serta pengurangan sampah pada sumbernya masih
perlu ditingkotkan.
> Peran swasta sudah berjalan (pengangkutan sampah, penyewaan truk
sampah, pengoperosian SPA Cakung clan TPA Bantar Gebang) tetepi
masih harus ditingkatkan terutama mvestast untuk pembangunan
fasi!itas pengelolaan sampah (SPA, TPA, Jnsinerator atau WTE) tennasu k pengoperasian nya.
d. Aspek Lingkungan
~ Pengelolaan TPA Bantar Gebang tidak optimal.
> Munculnya rnesetah sosial yang cukup sensitif di TPA Bantar Gebang
dengan adanya ribuan pemulung.
,. Mun cu rnya persepsi negatif dari mc1syarakat ternedap TPA karena
dampak negatlf yang dltlmbulkan, sehingga menyebabkan sulltnya
rnencan lahan baru untuk TPA.
58
b. Komposlsl Satnp11h
Timbulan sampah sebagian besar berasal dari areal permukiman
yang tenlh1 dari sampah yang berasal dari halaman ruman, dapur dan
hasiJ sisa aktivitas rumahtangga lainnya seperf sisa pengolahan
makanan, bekas pembungkus, sampah bekas alat rumahtangga, sampan daun, dan tanaman lainnya, kulit buah dan kaleng bekas kemasan bahan makanan.
Data kompesisl sampah yang dimiliki oleh OKI Jakarta tahun
2004, dijelaskan pada Tabet 3.6 berlkut :
Dari Taber 3.3, 3.4 dan 3.5, menunjukkan banwe jumloh produksi
sampah di DKI Jakarta dapat dihitu ng yaitu dengan care mengalikan
perkiraan sampah per kapita per hari <.lc1ri masing-masfng sumber
trrnbulan sampan (tabel 3.4} dengan berat jenis masing-masing sampan
berdasarkan asal nmbulan (tabel 3.5). Hasilnya dikalikan de11gan jumlah
surnber sampah (tabe1 3.3) dimana satuannya harus dikonversikan pada
satuan yang sama terlebih dulu agar btsa dlhitung. Hasil akhir inilah yang
nantinya dapat dipergunakan untuk prediksi total jumlah produksl sampah
dari masing-masing sumber timbulan sampah.
Sumber: 0.:.fc Pemi!ungan Konsu/tan WJEMP DKI 3-l i, Jaf'uar, 2005
-- - §umber ·samoah··- - Berat )enis Sam~h (lco{iiterJ ---,
Pcrnukrrnan o.25 ·- Pasar 0 3.~ !;ekolah 0.27 Perkantoran{Fasum 0.15 -· .. Tndl:!stn 0 23
Tabel 3.5 Berat Jenis Sampah dari Berbagai Sumber Sampah
Sekolah _ . Perka!!_tora.lJ!Fasum Industn T~ . - -=- =::J 2 97 __J_ _ ~-0=,64 ·-- I
· Svm~r: Data Perh,tungan Konsu/t,an WJEMP DKF J-11, Jam,,.,; 2005
Pasar
a I IW . - 1,36 034 1 0.10 0.03
~-t~=- O 13 o,o~ 114 0 18 () 25 0 06 '·
P~~an _ Koliiwa/h,m Llterh a/han· - ,-
Tabcl 3.4 l'crkiraan Timbulan Sampah DKI Jakarta Tahun 2005
59
Menurut data dari Di11a!; Kebersihan DKJ Jakarta 2003, tlrnbulan
sampan yang diproduksi di wilayah Jakarta Timur sebanvak 6.158 m' per
hori. Asumsl yang digunakan ecatah timbulan sampah per orang per hari adatah 2, 9 7 liter.
lio. KECAMATAN LUAS lkm2l JUMLAH PENDUOUK liiwal I 1. MATRAMAN ;, 82 1n-:,.lJ14 ? nuLO,GADUNG __ ,, 15,6" 279.884 - 41 7~ r+> - 3. CA KUNG 220.61) 4. JA TINEGA_R,'1 9,6? 26.3.756 - s. Kf\AMAT JATI 1.1.ooe -· .. -. 200.597
L...-~:. . PASAR.RESO 12.98 140.680 7. OORENSAWJT 7Z66 293.330 I B. MAKASAR ; ..:.76 1(;9.533 9. CIRACAS J6.07 196.5.351
\O. CIPAYllNG ·-····--- :iii 75 114.809 I
Tabel 3. 7 Luas wnayah can rumtan Penduduk Kecamatan diJakarta Timur
3.3. GAMBARAN UMUM PERMASALAHAN SAMPAH DI WILAYAH JAKA~TA TIMUR
Jakarta Timur mempunyai luas wllayah sebesar 188,25 km2
dengan jumlah penduduk sebanyak 2.073.551 jfwa pada tahun 2003.
Wllayah Jakarta Timur terbagl menjadl 1 O keeamaten dengan lues don
jumlah penduduk tersajl dal,111n t.abel di bawah Tnl :
Terllhat bahwa komposisi terbesar darl sampah yang diproduks:
oleh penouduk DKt Jakarta adalah sampah jenls organik (65%),
sedangkan 35% adi<lah sarnpah jenis anory,,nik.
Sumbcr : Dinas Kcbcr.;ihan Propino» OKI Jakarta, 2004
- ===r:25.925 m3lhari - S,1111 oah tenm~kut
Jer11sSim:1~ Volume' (m3) Persentase (0/~) J. sampah Orga~i_K ___ 16.851 65 u. Sam .. ~to A1loroanik 9.074. 35
·-· Asal Sam~ L- 1. Sampah R~mah rangga , __ 1_~.037 f .~ 2. semoan Pasar 2.593 10 3. saw.a.~er~I __ ·~ 3.889' 15 -
,___ 4_. Sampah lndustr, 3.663 . ..ti. 5. Sampah raran, Taman, Sunga,, 519 2
- dtr_ .... --· ·- . . ,, _ __ L_ __ ,,_ ---
Tabel 3.6 Volume Sampah OKI Jakarta Terangkut Menurut Sumbernya 2004
60
PERMASALAHAN SAMPAH Kelur;;ihan Cijantung merupakan bagian dari wilayah administrasi
Kecamatan Pasar Reho Jakarta Timur. Oengan luas vtilayah 2,38 krrr',
jumlah penduduk yang berrnukim di Keturahan Cljantung pada tahun
2003 ada 32.104 jiwa, sehingga tingk.it kepadatan penduduk rata-rata di
kelurahan ini sebesar 13.489 jlwa/km2•
'rtmnujan sampan yang dihasilkan oleh periduduk Kelurahan Cijantung sekltar 95 m) per hari. Dengan kata lain, :n ,7?.% timbulan
sampah di Kecama1 .. n Pasar Rebo {418 m3 per hari) diproduksi di Kelurahan Cijantung (Dinas Kebersihan Propinsi OKI Jakarta, 2005).
Sebagai salah satu Jokasi Tempat Pembuangon Sementara
Sampah {TPS) di Jakarta Timur, Kelurahan Cija11tung mempunyai
permasalahan yang hampir sama dengan Kelutahan yang telah dijadikan
!;ebagai lokasi TPS (Data TPS dapat dilihat pada tabel 3.10, 3.11 dan
3.12). Permasalahan tersebut mellputl pencemaran bau yang ditimbulkan
oleh sampah (leachate/llndi), estetika dan kesehatan lingkungan.
Permasalahan ini menjadi penting karena lokasi TPS berada di sekitar
DAN CIJANTUNG KELURAHAN UMUM 3.4 GAMBARAN
Menurut laporan hasil penelitian yang telah duakukan oleh
konsu I tan dari Dinas Kebersihan OKI Jal<:.irta terdapat gam baran tentang
permasalahan sampah di Jakarta Timur yaitu 50% dari kecamatan yang
ada di Jakarta Timur, TPSnya mempunyai daya tampung di bawah yong
semcstinya. Bahkon di Kecamatan latinegara TPS-nya hi:mya mempunyai
daya tampung 30% dari timbulan sampan yang dihasilkan. Secara
kesejuruhan, jurnlah dan daya ternpunq TPS yang ada di Jakarta nmur
masih kurang memaoai,
Untok fas11itas tempat pembuangan sementara sampah secara
keseluruhan Jakarta Timur memiliki 474 TPS yang terdiri dari 32 dlpo, 23
transito, 136 container, 33 pool gerobak, 4 galvanis don 244 bak terbuka.
TPS-TPS ini melayani sexuer 6.158 m3 sampah per hari yang diangkut
dengan kendaraan angkut. Kendaraan angkut ini lerdiri dari 92 kenueraan
besar dan 88 kendaraan kecll (Dlnas Keberslhan Propinsi DK! Jakarta,
2005).
61
Untuk hahan baku diperoleh d<1ri sampah warga sekitar yang
rnellputl 10 RW. Dalam melakukan aktlvitasnya, pengolahan sampah
organik mernpekerjakan 7 orang tcnaga k<!rja. Mereka bekerj,1 8 ism per
Sumber : Pengo/ahlln S<tmp,.h Cij,,ntung, WOG
--· VOLSAMPAH PROSES
PeNGOLAHANrnaRrACAH HASIL TGL GER08AK TRUK SWAOAYA SAMPAH KOMPOS 5•MOAH MA"" PLASTIK ()AUD U' ·~G ··- 25-7,06 6 4 10 330 SS 26-7-06 6 4 10 330 ';0 27- 7-06 6 4 10 225 45 211· 7-06 6 4 10 420 70 29-7-06 6 4 10 300 50 .... .. 02-8-06 s 4 100 4400 1500
Tabel 3.8 Operaslooel Ptmgolahan Sampah DI TPS CIJantung
3.5 UPAYA PENANGANAN PtRMASALAHAN SAMPAH Agar hal ini ndak menimbulkan perrnasalahan yang lebih besar di
kemudian h.iri dan dalam rangka mencari solusi untuk pengolahan
sampan yang tepat, dimana upaya untl.lk rnereduksi jumlah sampah
dilakukan ditingkat bawah sebelum ke dibuang ke TPA serta mendatangkan manfaat secara ekonomi maupun lingkungan, maka pada tahun 2004, Suku Dines Kebersih,m Jakarta Timur membangun sebuah
pilot project pengolahan sampan organlk yang bersumner darl dana APBD.
Meskipun pada waktu pembangunan pilot project terjadi friksi
kepentlngan dengan penduduk sekitar, namun hal ini dapat diselesatkan
dengan baik. Melalul pendekatan secara persuaslf lewat penyuluhan
penyulu han dan soslalisasl, pilot project dapat direa lisasl.
Oengan luas bangunen sekitar 200 m2, den dllengkllpl dengen
alat-a/at prodvksi sedernene (2 bvah mesln pencacah, l buah mesin pemllah atau conveyor dan peralatan penunjang telnnya), pilot project lnl
telah mampu berproduksl sebagaimana tercantum dalam tabel 3.8 den haslf produksl dlJual di tern pat produksi terse but.
Jingkungan permukiman penduduk. Selain itu, tidak jauh dari TPS ada
sebuah sekolah menengah urnum, sekolah tinggi dan perumahan milik
Ang katan Dar at.
62
hari dan 6 hari dalam seminggu. Mereka mendapatkan upah butanan dan
makan satu kali sehart. Sebelum ada pengalahan sampan yang menempati lokasi TPS
tersenut, masyarakat merasa terg;,nyyu dengan keberadaan TPS. Hal ini
disebabkan karena sekitar 33% sampan yang ditampung di TPS tidak
terangkut dan memmbulkan permasalahan. Sampah bertebaran dan
menimbulkan bau busuk yang berasal dari lindi (leachate). Permasalah
lain yang timbul adalah adanya gangguan lalu lintas yang disebabkan oleh
truk pengangkut sampah yang mengambil sampah di TPS. Sebenaroya Pemerintah Provinsi DKl Jakarta sudeh menyediakan
TPS sebagai penampungan sampah sernentera sebelum diangkut ke TPA
~ant.ar Gebang tetapl tidak termanraatkan secara optimal dikarenakan
adanya kebiasaan buruk dari sebagian warga yang membuang samoahnva
di pinggir sungai, di tanah kosong dan di tempat-tempat yang tldak
semestlnya, sehlngga llngkungan menJadi kotor.
Mclihat kondl!.l tersebut, Suku Dlnas Kebersihan Jakarta Timur
berlnislatlf untuk membangun pilot project pengolohon sampah dcngan
srstem open windrow di lokasl TPS. Setelah beroperesl setama 2 tahun,
ternyata keberadaan pengolah sampah tersebut mampu merubah
keblasaan buruk masyarakat dalam membuang sarnpan. Mereka
r.enderung senang membuano sernpahnva ke sana.
Dalam upaya meminlmaflsasl darnpak negatlf yang dltimbulkan
sempah sebagalmana tersebut di atas, sampah yang diterlma, langsung
diproses agar tid11k memmbulkan bau don tldak mengundang vektor
vektar penyaklt. Seh1ngga dalam jarak dekal, bau sampah Udak tercium
keluar bangunan. ~hkan keberadaan pengolah sampan int tidak
mengganggu aktivitas perekonomtan di sekitarnya. Hal ini dlbuktlKan
adanya aktivitas ekonomi di sebelah kegiatan pengolahan sampah
(sebelah kiri ada warung makan dan tempat mangkal tukang ojek dan
sebelah kanannya ada warung makan dan c:uci rnobil). Demikian sarnpai
radius sekitar 200 m dari lokasi pengolahah sarnpah banvak tcrdopat
warung-wc1rung dan usaha kecil lainnya yang melakukan aktivitasnya
berdamplngan dengan Keglatan pengolahan sampah tersebut.
63
... } Petugas Operator . SUKU D[NAS
1 ara11g KEBERS[HAN JAKARTA TIMUR
1 Petugas Petugas PeWgas Patugas pemllah dan composting pengayak, pembak.-.r
pencacah (peftlbuat penge1nas sampah 2 orang tumpukan, dan anorganlk
pembalikan, penyimpan 1 orang penyiraman dan produk
pemantauan) 2 orang Zarang
Gambar 3. l Struktur Organisasl Pengolahan Sampah Organll<. dengan sistem open windrow
bertanggungjawab tertladap keberlangsungan produksi kompos dan
melaporkannva ke Sui<u Dinas Kebersiha Jakarta Timur selaku
pemrakarsa dan pemberi dana operasional kegiatan.
Petugas Operator membawahi 7 (lujull) orang tenaga pengolah.
2. Tenaga pengolah. Ada 7(tuJuh) orang tenaga pengolah. Maslng-masing
mempunval tugas dan tanggungjawab. 2 (dua) orang bertugas clan
bertanggungjawab terhadap proses penyiapan bahan baku, pernilahan
dan pencacahan. Untuk proses composting yang rneliputi pembuat
turnpukan, pembalikan, penylraman clan pemantauan proses
composting dipegang oleh 2 (dua) orang. Sementara 2 (cue) oranq
lalnnya menangani pekerjaan pengayakan, pengemasan dan
penylmpanan dan 1 (sanr) orang lagl t>ertugas menanganl sampah
anorganlknya, valtu mengerjakan pembakaran di Incinerator.
ini Operator keuangan. clan pemasaran administrasi,
3.6 STRUKTUR ORGANISAS[
Adapun struktur organisasi yang aca dalam kegiatan pengolahan
sarnpah 1.1.,ngan sistem open windrow di Cijantuny ini, terdirl dari :
1. 1 (satu) orang petugas operator yang bertugas ~bagai pengawas
operasional kegiatan sekaligus merangkap sehagai tenaga
64
3.7 PROSES PRODUKSI Proses produksi yang dilakukan pada pengolah sampah organlk d1
Cijantung meliputi :
1. Penyiapan bahan baku
2. Sortasi can Pencacahan
Sortasi meru pakan tahap aw al dari proses composting. Sortasi ini per1u
dilakukan karena sarnpah organik yang ada masih bercarnpur dengan
sampah anorganik. Kegiatan sortasi menggunakan conveyor.
Sampah organik yang sudah dipilah, dlcacah dengan menggunakan
rnesin pencacah. Sedangkan sampah anorganik dari hasil pemtlahen
dibaw1:1 ke incinerator untuk dibakar.
3. Pembuatan Tumpukan can Penambahan Bahan Penotong
Sebelum dilakukan penumpukan, sampah hasil pencacahan ditambah
bubuk tinja kering. Setelah ltu, ditumpuk dengan ukuran lebar 0,5 m,
tinggl 0,5 m dan panjang 4 m. Pembuatan tumpukan dllakukan dengan
garu. Kemudlan dlsemprotkan EM4 (effective microorganism 4}. EM4
inl yang berfungsl sebagal kamllsator pada proses dekomposJsl untuk
composting sampan,
4. Pemballkan, Penylraman dan Pemantauan Proses Composting
Untuk menjaga proses composting berjalan optimal, dlperlukan pembalikan dan penyiraman rutin. Pembaflkan dliakukan semlnggu
sekali untuk menclptakan kondisl aerasl agar- berjalan dengan balk
Penylraman dllakukan untuk menjaga kelembaban sampah. Aerasl
yang optimal dan kelembaban yang cukup akan mendorong mikroba
aerob bekerja dan berkembanq biak, Pemantauan yang duakukan
rneupun pengukuran suhu dan kelembaban. Suhu dan kelembaban
yang optimal diperlukan clalam proses composting, agar pematangan
kompos dapat berjalan denqen baik. Proses pematangan memerlukan
waktu sekitar 6 minggu.
S. Pengayakan, Pengemasan dan Penyimpanan
Kompos yang sudah matang, kemudian dipanen dan diayak. Hasil
pengayakan ditlmbang dan dikernes. Untuk langkah selanjutnya adalah pemasaran.
65
3.8 POLA PRODUKSI
Karena keterbatasan data yang diperoleh dimana tidak
diperolehnya data untuk kapasitas produksi pada tahun 2004 dan 2005,
rnaka penelitian ,ni mengambil data yang ada untuk dijadikan pendekatan
ooia produksi dari Kegiaton pengolahan sampah di Cijantung. Menurut
Tempat Pemanenan dan Pengemasan
Kantor
c· ~uang Sortasl ::-i- Tempat Rua.ng lncine~~ Pencacahan
Tempat Ruang I Composting
Penempataro J_ Bahan Baku
-----
I WC Tern pat Composting
Gambar 3.3 Lay Out Keglatan Pengolah Sampah Organlk dengan SlstP.m Open Windrow
,.,,.. ........... dlbakar -......._ __,, -·-·-·---~-·-·· ·-·-·-·-
I I Sampah diol~h Sampah •
Sort:asl - Anorgilnik I . . . I 1 . • I sampah 1, organik I ......._ __,, • ' , I Pencacahan - Composting I - .. . I h I . . I I
' I, • -·-·-·-·-·· I - Produk I - Pengayakan • Pengemasan . 1
(Kompos) I . • I I . J-·---·-·-·- I . I - . Pemasaran . I I Revenue . . -
Gambar 3.2 Proses Composting Pengolahan Sampah Organik Cijantung
66
0 500 1000 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500
Jumlah Produksi (kqJ 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Tahun
Tabel 3.9 Jumlah Produksi Kompos dari Tanun I - XV
data primer yang dipcroleh dari hasil wawancara, data sekunder dari
laporan produksi pengolahan sampah sebagaimana tercantum dalam tabel
3.8 den infonnasi dari surat kabar Radar edisi 49{Tahun 111/10·24 Juli
2006 yang menyatakan bahwa produksi kompos yang dlhasukan
pengolahan sampah organik di Cljantung Int mencapal 2 ton per nan, maka pola produksi yang diambil dalam penelitian im adalah ;
1. Pada tahun I, kapasitas produksi mencapai 500 kg per hari. Angka ini diambil dengan asumsl bahwa pilot project masih bekerja dalam taraf
uji coba. Pertimbangan yang diambil adalah kegiatan masih menjajagi
keberlanjutan ketersediaan bahan baku dan keberhasilan proses
produksi serta respon masyarakat ternadap kegiatan pengolahan
sampah mi,
2. Pada Tahun II, kapasitas produksi meningkat menjadi 1.000 kg.
Asumsi ini diambil setetan melihat keberhasilan pada tahun
sebelumnya, sehingga kapasitas produksi ditingkatkan.
3. Pada Tahun III-XV, kapasitas produksi ditingkatkan lagi menjadi 1.500
kg dikarenakan produksi tertinggi sebagaimana data dalam tabel 3.8
adalah 1.500 kg, maka besarnya angka ini diambil sebaqal kapasltas
produksi pada tahun III-XV.
Untuk lebih jelasnya dapat ldta lihat tabel dan grafik po1a produksi
pada peneuttan ini.
67
Dari gambaran riil rli lapangan, ke.glatan composting sampah
organlk tersebut telah memberikan mpot yang bermanfaat bagl
pemerintah, swasta dan masvareket bahwa :
a. Secara umum, permesatahen sampah harus diselesalkan darl tmgkat bawl!lh.
e. Keterlfbatan masyarakat berpengaruh besar ternecep penanganan sampan.
c, Harus ada hubu.r1gan yan9 !llnergls antara pemerintah, swasta dim
masyarakat untuk mencapal keberhasllen datam pengelolaan sampah
d1 Jakarta urnurnnva dan Kelurahan Cljontung pada khususnya.
d. Sompah yang selama inf tidak bermlai ekonoml, apabUa dlolah mernpu
memberlkan revenue bagl yony mengusahakannya dan rnenverao tenaga kerja
e. Mampu me.,mgkatkan kuautas 11ngkungan (bau dapat dikurangi,
estetika dan kesehatan lingkungan meningkat).
f. Keberadaan pengolahan sarnpah tidak mengganggu aktivitas
perekonomian lainnve, bahkan bisa berjalan bcriringan dalam
meningkatkan roda perekonorntan.
g. Pengolahan sampah mampu mengefisienkan biaya pengangkutan sarnpah ke TPA.
, z 3 4 e o 1 e 9 10 11 12 13 1, is 10
i ,-·------ .. ·--
!-..:..-T~h~f'l- . ~::--Junllifl, ~tOOvl\~•. ("¥~
,ooo I , 800 +-- ... /. ..
. ! 6001- /-. --------- 400 L,r ,00 I
I 0 ; ,j_ •.•.• ,.... ....,_.....,...._._~- ...............
,Eo<JE .. 1-400
1200 ·
Gratik 3.1 Pola Produksi Komoos Pengolahan Samoah Organik Cijantung ~------ -·
1._! L- ••• ..J.._-.L .... ...L....,...J _ ...... ,,._·,_"',._".L .. ...J-~~ L-,
1-, ,_ l,.,,..j..-1---1,. -1--r.-1~4---1--1---1 ,-~\!?!!~~;;;:!:!~°'~
§
. '- ... - ... Q ··t· •-'-- ... .... u, _ n co~
-1---1--1--
~<]~ ~ ~ ~ ~ ~ ~·i- ~. ~ ... "" ..,. . ~ b· I ,:.
1---1.--l ..J..--1---''-'--L, 1- I.-- • I-·
~ ~ G ~, ~ ..:. ... ::. t4 ~ ~1 I
,__ L..- 1---1~..J..--I-__JL..-.<....•-
I .. - - .. J--L..J..--1-__JI- ~ '--'--
.--,-1., "'14. ., ;:; }\? ~ ~ ~ ~ .. ., .. ..,
:' "' ., ;:!: ~ .__
.... (I) "
~ I ::; . ., ~111.1 :l: " .. ~ ~ "' .; 1::. ~; :s; ... z ~ ;. ~!! ;;; -c .. s :c
l~ "' l :;. ... ,_
~ .. N .. N "' .o <( ,- .. ~ "' m Q)
~ .. "' N ,., -.
li; ~I .. ~ ;;, g: t-, .. - - •
I !Q <D' " .. 0 ~ ;:; I g !
L.., , ..... .;r~ I,. ·- '- .... ~ IR .., ' "'
.., i::t, ~ii I !J
~ L,.
~ 0 ~ l;l .... g ~ ... :a:
~
g ~ .. .... ~ g'J ~ .. N ~ "' g
. -~ 0 N ::t .. ;'!: .. m Q.
,., n N ~ l:i
"' :;; ~ :l; ti \;\ a - se ~ :€ ... • ~ " l,I ~ => :,, ;,; ., -
0 ~ - .. M :.: :; N - - .. uJ
• Q.
"' - ~ :ll s c "' ::: "' .... "! :5 :. ., i fl ~ :. "" l!' ., !,! ~ e- - .L
z x ,_ ,_ ~ § :.., ~~
~ ~ ~ ::, .. 5~ 0 Q. Ill
" < ;:!: ~ ;! !!- 0 .... t· x Ir 0: a: 0: ~~ ~~ ~ :;!; :lj ~ ~ :lj
0 - NM ..... z .
1 ~ 1~ ~ ~~"i ~ ~ <D "' ~ <n .
1 (/) ;!. -c ~~~1 "' a.
-· i~ i -- \ I"' "' "' ro} ti ::: I ~ ,, Q
Z,: - .. ~ ,q; .. ::, a. "' ,, :,; ~ :'§~ :. ~
-~~ - ··- ~ f "' (i)I ~. ~
2 . I - '---
M M c,111: ~
l~i I I [!. --· - I !!l
~ s -- -:,····' .. 'N ......
~$1 ' I ' I
tlJ . .I - ·-
IX ,> I ,n .. .., !!: j ! '
' t
g .., .... , "" 12 I i ~ ... - - 0 - - .. .., ~ I
' " "' • ~ ~ ., i ::,
<'. .... 0 c :;; 0 ~ ;:; ;~r i. .... ~ :, ~ N M N N ... o·
l - z :, "' Q.
··-. Cl) " M ~~ ~1: .. ~
' "' :I "' .. ::, "' "' _, .., ~ ~ l! ·-t ··- J~ z
ii i ~. i3 o ii: z 2\
~ 0 z
~ ). ,c· 8 J $ .,
·t 0: ~ :,; ... :, < < ~ I:::, .:, .,. (D "' "' -· ; 0 - .., • ~ 2 i i --
b. D,:ita Primer Data primer adalah data yang dldapat darl wawancara, observes]
langsung ke lokasi penqotah sampah di Ojantung dan dokumentasi.
Oalam wawancara, hal yang dilakukan untuk mendapatkan data adalah mengeksplorasi informasi dart narasumber.
Adapun narasumber yang dimintai informasi dalarn kegiatan wawancara antara lain :
(1) Petugas pengolah sampah selaku pihak yang menenjent :angsung
kegiatan operasional pengolahan sarnpah.
(2) Dinas Keoerslhan Provinsi OKI lat.art., selaku institusi ya~g rnernbuat
kebljakan pengetolaan sarnpah di DK1 Jakarta.
(3) Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur selaku pencetus ide
dibangunnya unit pengolah samcah Ci}antung dan setagai instansi
yang membiayai pembangunan clan operasional kP.giatan pP.ngolahan
sampan selama ini.
a. Data ~kunde.- Data sexunder adetan data kepustakaan yang otoeroreh dari
bul<u-bui<u laporan keQiatan Dinas Kebersillan Provinsi OKI Jakarta.
literatur·literatur, jurnal-jumal, hasil·hasil penelitian ilmiah lalnnva,
majalah·majalah, internet dan surat kabar.
Data ini sifatnya melengkapi dan memperkuat data yang ada
dalam data primer.
5.1. PENGUMPULAN DATA 5.1.l. Metode Pen!lumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
meliputi pengumpulan data sekunder dan data primer. Untuk lebih
jelasnvo, akan dlureikan sebagaiMana bcrikut di oawan ini :
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
71
seiein wawancara, untuk melengkapi deta dilakukan juga
observasi dan dokumentasi. Observasl dimaksudkan untuk rnennat langsung ket:eradaan dan kondls: kegiatan pengolah sampah yang
sebenarnya, operasional isasi serta dampaknva terhadap Ii ngkungan
sekitar. Sedangkan dokumentasi digunakari untuk memperkuat data primer yang diperoleh dari wawancara dan observasr,
Setelah data primer dan data sekunder dipcroleh, data dunventarisast dan d iklasifikasikan ke dalam biaya ( cost) dan ma ntaat
(benefit). Adapun biaya (cost) dimaksud meliputi biaya investasi serta
bi.iyo operasi den pemeli haraan. Bia ya operasl dan pemellharaan terdiri
dart biaya operaslonal, perawatan requler, perawatan berkala dan upah
tenaga kerja dan dihitung tiap tahunnya sejak dimulainya kegi;,tan
produksi hingga akhir umur proyek. Untuk hiaya investasi hanya
dilakukan sekali penghltungan pada tahun ke nol dimana kegiatari belurn
berproduksi. Langkah selanjutnya adalah memasukkan blaya-biaya
tersebut ke dalam neraca aliran dana (cash flow). Namun sebelum
menghitung rasio manfaat dan biaya {Cross B/C Ratio), NPV (Net Present
Value) dan IRR {Internal Rate of Return), hal yang narus dilakukan adalah
mengkonversikan masiny-masing blaya pada tiap periode waktu (tahun)
Informasi-informasi yang i ngin diperoleh dari ma sing masin!J narasumber mehputi :
( 1) Hal-hal yan!J berkaitan dengan ;cegiatan operasionalisasi dan pemasaran kompos.
(2) Kebijakan pengelola,m sampah yang sctama ini dilaksanakan oleh
Pemcnntah Provinsi OKI Jakarta, dan rencana pengelolaan sarnpeh
DKI Ja kat ta ke de pan serta permasatanan yang menvertat. ( 3) Munculnya ide yar.g melatarbelakang i <liba ngun nya pengolahan
sampah <lergan sistem open windrow d1 Cijantung, kendala yang
dihadapi dan dampak yang muncul pada saat sebelum dan setelah
di bang unnva pengolah sampan rersebut, serta sumber biava
penqola han sampah yang berkaitan denga n investas! dan operasionalisasi,
72
s.1.2. Jenis; Data Data primer den dato sekunder yang dibutuhkan didalam
penelitian i ni adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuentttattf
digunakan untuk menganalisis bic1ya (cost) dan manfaat (benefit) dari
aspek Jinansial dan aspek ekonomi kegiatan pengolahan sampah dengan
siste.m open windrow di Cijantung. Aspek finansial, biaya (costJ yang dihitung meliputi biaya investasi
(tanah, gedung, dan alat-alat produksi utama) serta biaya operasi dan
pemeliharaan (atat-atat penunjang, bahan baku dan bahan penolong,
tenaga kerja, pemeliharaan untuk alat produksi dan gedung) berdasarkan
harga paser, Sedangkan penghitungan manfaatnya (benefit) adalah dari
direct benefits. Direct benefitsnya berupa revenue yang dipcroleh dari
penjuatan produk (kompos). 6esarnya revenu« yang diperoleh dari
ke dalam nilai sekaranq (present value). Demikian juga yang dilakukan
untuk menghitung manfaat (benefit). Setelah present valve dilakukan, langkah berikutnya menghitung
raslo monfaat dan biaya (Gross B/C Ratio), NPV (Net Present Value) dan
IRR (Internal Rate of /1.etvm). AdilOUn aspek lainnya dc1n benefit yang sulit
diu kur, akan did iskrl psikan secara kualitatif berdasarkan data empiris
( data kualitatlf) yang ada.
Hasil permtu ngan da n ketiga indikator ini nantmva yang akan
dilihat sebagai tolok ukur kelavakan kegiatan pengolahan sampan orqanlk
di CiJantu ng. Namun untuk memfokuskan pada tujuan pene1itian ditinJau dari
aspck finansial dan ekonom,, d1buat asumsi-asumsi. Adapun asumsi
asurnsi yang digunakan .idalah wilayah penelitian untuk skala kelurahan
yaitu kegiatan pengolahan sampah dcngan sistem open windrow yang
beroperasi di TPS Kelurahan CiJantung, umur proyek diambil dari umur
a lat produksl uterre ( mes in pencacah) yaitu 15 tahu n, alat-alc1L produksi
dibuat di dalam negeri clan bukan barang ekspor/impor, bahan baku dan
baha n penolong dii:eroleh dari dalam negeri, has ii produ ksi d 1gunalcan
untuk kebutuhan lokal, dan tenaga kerja adalah unskli//ed labor.
73
penji.:alan kompos merupakan harga jual kompos yang ditentukan oleh pengetola kegiatan dikalikan berat produk yang dihasilkan.
Aspek ekonomi, penghitungan biaya (cost) adalah deng,m
mengeluarl<an pajak PPh sebesar 2,5% dan PPN 10% untuk biaya
investa51 (bangunan fisik gedung) serta operasi dan pemeliharaan.
Oemikian untuk subsidi yang melipvti bahan baker (solar dun minyak
tanan) yang digunakan operaslonat k~yialiln.
untuk permtunqan mantaetnva (benefit) mellputi direct benefits
dan indirect benefits. Direct benefit yang oiperoten berupa revenue dari
kompos yang diproduksi. Tetapi dasar harga yang diambil adalah harga
kompos yang aoa di pasar (.~hadow price). Pendekatan perhitungan ini
dilakukan karena adanya keterbatasan data yaitu belum diperolehnya
data kebutuhan pupuk organik lainnya yang dapat dijadikan sebagai
pembanding. Indirect benefit yang diperoleh berupa efisiensi biaya
operasional pengangkutan sernpeh ke TPA Banter Gebang. 6esarnya blava
yang dihemat meliputi blaya penggunaan bahen l>akar dan blave
pemeliharaan kendaraan angkut sampah yang dibatasl paoa service kecil,
service besar. penggantian ban dan container kendaraan angkut sampah
dihitung bemr1sarkan jumlah walctu produkSi (26 hari per bulan) selama
umur proyek. Langkah selanjutnya adalah menghiti.mg biava Clan manfaat padr1
tiap-tiap periode waktu sampai akhir umur kegiatan dan
mengkonversikannya ke nilai se• i>rang (present value). Setelah didapat
mastng-masing l>iaya dan manfaat dalam nilei sekarang, penghitungan
rasio manfaat Clan biaya (B/C Rado), NPV oan IRR-nya dllakuken. Metode
penghitungan yang dilakukan unt •k asoex finansiat dan asoek ekonomi
adalah sama. Hasil perhitungan yang meliouti Gross B!C Ratio, Nl'V dan
IRR ini nantinya yang akan digunakan ,.mtuk melihat kelayakan dari
kegiatan pengolahan sampah organik di Cijantung haik secara finaslal
rnaupun secara ekonomi. Intangible benefits adalah data kualitatif yang digunakan untuk
rnenjelaskan benefit yang ttdek terukur atau sulit dinilai dengan uang.
Menurut Kadariah, 1999, intangible ber,et,ts meliputi perbaikan
lingkungan, perbaikan pemandangan, perbaikan dlstrtbusi pendapatan,
74
No Item Biaya (R". 1 I ---~-"=.:..:....------ ---·-L. - ~1 1. Tanah. luas 200 m' 100.000.000 ·
~· Gedun_g__ _ ··--·- ---l---'c'708.179.273 3. Alat-alat Produksl Utama 591.937.800 ~lluml~h - 1.400.117.073_
Tabel 4. l Biaya Jnvestasi Pengolahan Sampah dan Aspek Finansial
5.2. HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
5.2.l.. Proses Penghitungan Gross B/C Ratio, NPV Dan IRR
a. Analisis Finansial patarn anausrs flnansial, tahap-tahep yang d\lakukan untuk
penqhttunqan Gross B/C Rario, NPV dan !AA adalah pe1tama, menglnventarlsasi manfaat dan blaya yang aca datarn keglatHn
pengofahan sampah ter~ebut Jnventarisasi yang difakukan meliputi roM yang telah dlkeluerkan
den benefit yang diterima dari kegiatan ini berdasarkan harga pa~ar. Cost
y1:1ng dilnventarlsasi terdlri dari bes.,r,,y<> biaya investasi (tanah, 9edung
dan alat produkst utama) serta biay11 operest don pemeuherecn (alat-alat
oenuntaoo. bahan baku dan banan penolony. tenaga kerja, pemetlheraen
untuk a!at pn:>duksi dan gedung). Sedangkan benefitny11 istlaJah direct
benefits yaitu revenue yang diterima dart penjualan kompos yang
dihasilkan. Untuk cost per tahun (waktu produl:sl 8 jam per hari dalam 26
hari per buian), dike\omookl<en menjadi 3 yaitu investasl yang meliputi
tanah setuas 200 m", geuung, dan alat-alat produksl utama sebagaimana
tabel di bawah lnl :
dan lain-lain. Namun dalam data kualitatif yang dilihat pada penelitian inl
digunakan untuk mehhat 4 aspek lainnya yaitu aspek knrnersial (pasar),
aspck kelcmbagaan-organisasi dan manajemen provek, aspek tekrnk dan
aspek lingkungaci. Dengan dilengkapiny<> data kuantitatif ofeh data
kuelitatif, diharapkc,n dapat memberikan gambaran clan penjelasan secara
lengkap tentang kondrst sebenamya Clari keg1atan pengolahan sernoah
terse but.
75
Dalam perhitungan disini diambil asumsl terjadi pengaruh infl1:1si
sebesar 10%, sehingga menyebabkan kenaikan harga baik input maupun
output pada pengolahan sampah sebssar 10%. Pengambilan asumsi nilai
inflasi didasarkan oada nilai inflasi rata-rata per tahun yang terjadi antara
tahun 2004-,006. Deng;m memasukkan pengl!ruh inflasi ini
mengakibatkan besarnya biaya O &. M dan manfaat tiap tahunnya tidak
sarna secara nominal. Data dapat dilihat paoa Jampiran L.1.a Tabel R~I Cash Flow Kegiatan Pengolahan Samp.:ih Organik dengan sistem open
windrow di Cijantung.
Kedua, menghltung Gross 8/C Ratio, NPV dan IRR dlhltung
bercasarken ru-nus baku. Namun sebelum menghitung B!C Ratio, NPV
,·--···-· - ---- i Imm >-Manfaat (Rp.) Manfaat (P,p.) I
Inflasi = o Inflasi = 10% ! . 1 Revenu_!t~.da tahun I ---1_34 .ooo .000 234.000.000 : Revenue (!ada ta_hun II 468.000.000 514.800.~-~
1. R.~enue (!ada tahu n 111 702.000.~00 849.420.000 I Analogi untuk tahun Ilf-XV
No
1. ·1:- 3. 4. __
7abel 4.3 Manfoat Revenue yang Diperoleh dari Kompos dari Aspek F1nansial
Benefit per tahun adaJah harga penjuaien dikalikan besarnve
poduksr kompos yang dihasukan. f>ada tahun I baru d1produlcs1 500 kg,
tahun II diproduksi 1.000 kg dan tahun III-IV 1.500 kg. Harga penJuaJan
dstentukan oleh produsen sebesar Rp. 1.500,·. secare rinci dapat dilihat
pada tabel di bawah iru :
2. , 3. f 4.
Item ------~··--
--+---"B-'Cia'-'ya ( Rp.) . · Biaya Op~.rasional_:_ . 131.312.000 a. Alat-alat anuman ... ~856.000 b. Bahan baku da~ bahan penoiong 102.456. OQ.D Perawatan Rutin ~~.u.~k"'°s_i d"'"a"'n-'-"'="'-"aL...---+ 6.000.000 Perawatan Berkala (Gedu~--- 5.000.000 Tena a Ke.rja .L --~7.~00.000
~---------· -- No 1.
Tabel 4.::> Biaya O & M Pengolah Sampah dan Aspek Hnansral
Cose tamnva adalah biaya operaslonal dan pemeliharaan/
operational & maintenance cost (0 & M). Biava O & M terCliri dari :
76
Dari l<1bel di otas d'lpat ,jelaskan bahwa pada setlap tingkat suku
bunga baik riif maupun non,,oal dlperoleh hasil sebagai berikut :
a. B/C Ratio dari hasil perhitungan keempat suku bunga > l, menggambarkan bahwa jalam l<egiatan pengolahan sc1mpah, nllai
manteet yang diterima lebih besar daripada blaya yang tetan dikeluarkan sebesar angka yang dihasill<an dan perhitungan selama
umur provex. lihat tabel di bawah ini :
-· i~ - -·- ,NPV. !1J: Rallu 362.SAU I > 0 2859.:- > -,w. 2 419 ::: l _ 175.681 > 0 2618% > 7% 2.298 U- °s1J.2.~ > o 22.74% > 1i,q., 2,!16 > 1 4~1.576 . .z....Q_ :741% > 15% 1.825 > I -·-~-L...:......! -. . - -
Tabel 4.4 Anallsls Sensltivltas Aspl:!k Flnansial terhadap Suku Bunga Nominal dan Suku Bunga Rill
dan IRR, biaya da n manfaat pad a tahun I - XV, hilik cost mau pun
benefitnya, dihitung nilainya saat ini (Present Value) (PV) dengan cara
rnengalikan biaya dan manfaat dengan discount factor (OF).
Of = 1/( l + i)', dimana i adalah suku bunga. Suku bunga yang dlambil
acaran suku bunga nommat µinji>man bank BRl tahun 2006 sebesar 15%.
Se1anjutnya untuk menilai sensitivitas 1<e1ayai<an 1<eg1atan pengolahan
sampan Cijant1mg terhadap besarnya suku bunqa nominal lain can suku
bunga rill, rnaka dicoba menghitung kriteria ketayal<an dengan
menggunakan suku bunga tersebut, Adapun asumsi yang diambil dari
besarnya suku bunga nominal adateh 10% dan suku bunga riil 5% dan
7%. Dengan mensimulasikan keempat suku bunga terscb4Jt dalam
pemitungan pada ket1ga kriteria k~layakan (8/C Ratio, NPV dan IRR),
meke akan tertthat panqarun suku bunga rernadap ketayak<1n kegiatan
(proyek). Sedangl<an t adalah periode waktu (tahun}.
Setelah dtlakuk;in pengh1tunoan, dlperoleh hasil sebagalmana
tercantum dalam tabel real cash flow pada lampiran I .t.a, dan dapat
dljelaskan seb.:igaiman.:i tabel di bawah ini :
77
Dari simutast ceneen rnenqqunakan suku bunaa 5%, 7%, 10%
dan 15%, ketiga indikator kelayakan terhadap aspek finansiat ini, secare
Kcselun.ihan memberikan gambaran bahwa composting sampan organik
dengan sistern open windrow dart kegiatan pengolahan sampah di
Cijantung, lay11k untuk diteruskan den ado kemungkinan untuk dijadikan
peluang usana,
-· SuKu Bung• 5% •r w.59% > 5%
-7,1.') -! 26.18% .. > 7% _ _ 10% --- --.:2:,.:2...,.7..:;4-"%'-----+...:";....:.1 O"'o/.'",--
15% 17,41% ~~-----
------·--·------ !RR.
c. IRR darl hasll perhltunyan keernpet suku bunga > suku bunga awal, hal ini memeenkan rnakna banwa tmgkat keuntungar, yang dlperoleh
d1 atas suku bunga nomlnal rneucun suku bunqa rlll yang
merefleksdcan tlngl<at bung a pinjaman bank, sehingga keglatan composting sampah dapat memberlkan keuntungan secera flnanslal.
Llhillt t;:,bel di b;:iwah inl :
Tabet 4. 7 Pengaruh Suku Bunga ternadap IRR dari Aspek Flnansial
·- - =!---- ---·· ·-- - --· - -· --j No. ~ut(u 8~n9a _ NPV !.:...... ____ 7.914.362.~49 >JL ___ - ___ 5% 2,. /o/ll ') _}_ - - 6.420.175.681 >O J IO"A-, - .. t· 4. 712.513. 2117 > 0 j 15~---· -- 4. 2_.ll17.43.1,_27n >0 .. ·-
Tabel 4.6 Pengaruh Suku Bunga terhadap NPV dari Aspek Finansial
b. NPV Clar, hasil perrutunqen keernpat suku buny<1 > O, rnenunjukkaa
banwa keqratan tersebut menghasilkan keuntungan sebesar nilai yang
dihasilka11 dari perhitungan serama umur proyek. Uhat tabel di bawah
ini:
2. ·3 ti:.::
»o. 1
Tabel 4. 5 Pengaru h Suku Bung a terhadap B/C Ratio dari Aspek
Finansral
78
b. Analisis Ekonomi Demikian juga yang dilakulcan untuk untuk perh1tungan dari
aspek ekonormnva, tahap-tahap yang dilakukan sama dengan yang
dilakukan pada aspek finansialnya, yaitu pertarna menginventarisasi
manfaat dan biaya yang acta dalclm kegiatan pengolahan sernpah
tersebut.
tnventansasi yang dilakukan analogi dengan yang dilakul<an pada
asoek nnansial, meuoun cost yang telah diketuarkan dan benefit yang
diterima dari l<egiatan ini. Namun pada perhitungan cost yang
drinventarisasi berheda dari perhitungan untuk cost dan aspek finans.ial.
Untuk investasi berupa tanah tidak mempunyai nilai ekonomi
(nol) karena tanah yang dijadikan tempat kegiatan acarah tanah tidak
oroduknr. Demikian juga untuk gedung dan atat produksi utama serte biaya operas, dan pemeliharaan (alat-alat penunjang, bahan beku dan
bahan penotonq, tenaqa kerje, pemelihi:lra,m untuk alat oroouksi clan
gedung). mlai ekonorntnva tidak sama dengan nik:li finansialnya. Hal ini
disebabkan karena adanya unsur pajak dalam pembelian/pengadaan
baranq (10% PPN dan 2,5% PPh) can subsidi (pernakaian solar dan
minyak tanah pada operasional kegiatan}. Sehtngga untuk item yang
terkena pajak akan lebih rendah nilai el<onominya dibanding nilai
finansi<1lny<1 karena bcsamya pajak narus dikelucrkan dari harqa
sebenarnya. Oesamya pajak tldak dlperhltunqkan dalam analisis espek
ekonoml kan:,na pajak merupakan transfer peyment dari l<egiatan kepada
oemertntan, bukan sebagal imbalan pemakaian Input untuk proses
oroduksi. Untuk item yang bersubsidi (sorer dan rnlnyak tanah), nilai
ekonominya lebih besar dari nilai finaosialnya karena besarnya subsidi
ditambahkan ke finanslalnya. Hal lni dikarenakan subsidi merupakan
transfer payment dari pemerintah kepada kegiatan untuk biaya
inputnya.(Suyanti rsmaryanto, 2005)
Perhitungan dari sis! benefitnya terdiri dari direct benefits
(revenue yang dttertrna dari penjualan kompos '{ang diproduksi) serta
indirect benefits (efisiensi biaya pengangkutan sampah ke TPA Bantar
Gebang).
- ·-~ - -- ------ 1. Revenue oada tahun I --+- 2.. Reven~ada tahun II
"3. - Revenue pad~tahun Ill . _ --Y-- 4. Anatogl .untuk tanun N - Xv _ ~ -
- - J Manfaat (Rp.) Inflasl-=.. 0 _ lnflasl ~ 10% 312.000.000 312.000.000.
! ~24.000.000 686.400.000 _ ~36.000.000 1.13,.560.000 _
Item No ~~-· ------------ Tabel 4.10 Manfaat ~evP.nue yang Dipcroleh dari Kompos Dali Aspek
Ekonomi
Untuk tenaga kerja yang bekena di pengol~h sampah seoeiurnnva
adalah pengangguran atau tidak mempunvar pef(erjaan, sehingga nifai
ekonominya a::!alah nol.
Benefit per tahun adalah t-arga pasar dari penjuoic1n kompos
dtkalikan cesernva poduk bdru SOl' •9, tahun II diproduksi 1.000 kg dan
ranun Ill-XV 1.500 kg. Harga pasar clari pen]ualan i<ompos sebesar
Rp. 2.000,-. Secara rinci capat dilihat pat, tabel di bawah ini :
-~---·--- -· . --·---·---- __ _!tern _ ~ B1aya (Rpl__
B1aya_Qperaslo,~al_:_ -· ·- _ 208. 747.~84) · a. Alat-alat penuniang__. -· _ . _ ___E.249.DOO · b. Bahan bak(!_ dan ba~nolong _ 183 ~98.384 i
2. Perawatan Rutin (alat poouksi da, 9.ci;!u.!!!ll_ ~ .. 5 2so .. ooo.1 3. Perawatan Berkala (Gedunq) _ _ __ _ 4 375.000 .. 4. LTenag.i Kerja _ _ _ ·-· _ __Q_;
Tabel 4.9 Biaya O & M Pengolah Sarnpah dan Aspek Ekonomi
pcmeliharaa'1/oper<1tional & memteoence cost (0 & M). Biaya O & M teroir. dari :
dan operasional biaya adalah lainnya Cost
T1:1bt:I 4.8 Biaya Invest1:1si Pengolahan Sampah dari Aspek Ekonomi
~No I __ Item--·-:------~. ~•,<<••-! D 1. · Tanah O 2. Ged . .!:!.!!2_ _ ---· -- _ 6440036.19'.; ,. ""~"' Pn>d"''' us.,,,~ ~F-945~7~
. Jurn~h___ _ j__J,.161.981.770
Untek lebih jetasnva daput kita lihat pacla tabel di bawah mi :
&O
3 )0% 3.02 __ > 1 . 4: _ _ 1s% · _cc__·:::::::::::::::~2:.64~~====::: _ _._.:;.>~~1,....-_ -_ -_ -_ -_ -_- _-. _- _,-1
----~---~- No. Suku Bunaa . _ 1 G%'l -340 >1 f-='-+--~7··.;:-,,- -4------"'•=------I-"-'~---- - 2. ,.., 3 2S > 1
BtC R.ano
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada setiap tingkat suku
bunga baik riil rnaupun nominal :
a. B/C Ratio dari hasi! perhitungan keempat suku bunga > 1, menggambarkan bahwa dalam kegiatan pengolahan sampah nilai
manfaat yang dite• .me ~bih besar danpad.:i biaya yang telah
dii<eluarkan sebeser angka yang telah dlhasilkan dalam perhitungan
setarna umur proyek. Uhat tabel di bawah ini : Tabel 4.12 f'engaruh susu Bunga terhadap B/C ratio dari Aspek
Ekonom1
No. -Sul<u.6unga t NP\/ -=== IRR·--·::: B/C.Rat~ ·, s""·, 13.274.706.734 .,. o 47'11, 1 > 5% 3.40 > 1 I 2.. _..._~7~%·-.,-- 10.972 Ol5.097 > O 44% > 7% 3,~. ~ 3. --!(;% . 13,336.SZ9.301 > 0 40% > 10% 3 02 >-+-J L 15% . SAU-360.081 > o_ 34% > .!-~ __ 2 E4 . > 1
Kete,angan : 's,mulas, dengao asums1 meoggunakan suku t>unga ml
Tabel 4.11 Analisis sensmvnas ASpel< Ekonomi terhadap Suku Bunga Nornmat dan Suku Bunga Riil
Sebagaimana datarn perhitungan disinl asumsi yang diambil
aelalah terdapat pengaruh inftasi sebesar 10%. Dengan memasukkan
pengaruh inflasi ini mengakibutkan besilmya biayo O & M don manfaat
tiap tehunnvs mengalami kenaikkan sebesar 10% mengikuti inflasi,
seh:ngga tidak sarua secere nominal. Demiklan Juga perhitungan yang
sama untuk indirect oenettts yang meliputi enslensi biaya pengangkutan
sarnpah ke TPA Bantar Gebang. KP.du11, menghitung B/C Ratio, NPV dan IRR berdasarl<an rumus.
Perhitungan ini analoqi dengan perhitungan B/C Ratio, NPV dan IRR untuk
aspek finansial. H.:isil perhitungan ketiga indikator kelayakan suatu proyek dengan
dengan menggunakan keempat suku bungan dilihat dari aspek
ekonorrunva dapat dihnat penjelasannya di beweh ini:
RI
Dari simulasi dengan menggunakan suku bunga 5%, 7%, 10% dan 15%, ketiga indikator kelayakan ini, secara keseluruhan memberikan
gambaran bahwa kegiatan pengolahan sampah organik dengan sistem
open windrow ditinjau dari aspek ekonomi lebih besar t1ngkat
kelayakannya dibanding jika ditinjau dari aspek finansialny.i. Hal y,mg
ml:!mbedakan adalah banwa untuk aspek ekonornt, pajak dan subsidi
dlkeluarkan dari biaya input. Selain itu, dimasukl<annya indirect benefit
yang diterima oleh perekonomian Ke dalam perhitungan yaitu berupa
efisiensi biaya pengangkutan sampah ke rPA.
Dengan melihat nilai yang ditunjukkan oleh ketiga indrkator
kelayakan proyek tersebut, maka kegiatan composting sampah organik irn
dapat dijadikan sebagai peluang usaha dan secara ekonomi masyarakat
serta lingkungan dap.lt rnemkrnan manfaat yang dlbsrlkan.
c. IRR dari hasil pert.itungan keernpat SU(U bunga > suku bunga awal, hal ini memberikan makna hahwa tingkat keuntungan yang diperoleh
di atas sul<u bunga nominal dan suku bunga riil yang merefleksikan
suku bunga pinjamar. bank, sehingga kegiatan pengolahan sampah
mampu mcmoenkan kcuntungan secara ekonorni. L1hat tabel di bawah
ini: Tabel 4.14 Pengaruh Suku Bunga terhadclp IRR dari Aspek Ekonom1
tio. - Suk~:m a i· ·-- _47%-· IRR > S~o ··- -~ 12. - -- 7%'1 ~- -44% > 7% :_j
3. ---i~ 40% > 10% __ _1.5%~- ---.--·34% >.1~-- ··=i
- -- ~iw5-~a-.~->n-ga-. ----.===-- .. -:::_· _-_-_-_-_-_· ~"'~P~v-~ __ -:_-_- __ - __ ____,I -n 11274.Z96.73'!._I > .Q_
- -7%') - _,___ _ Hi.972.015.097 > 0 10% --· 8.338.529 3'01 > 0 .
4 --1~· --.5~J21§QJ)Bl .. > o __
T ebel 4.13 Pengaruh Suku Bunga terhadap NPV dari Aspek Ekonomi
b. NPV dari hasil perhltuncen keempat suku bunga > 01 menunjukkan
bahwa kegiatan terse but menqhaslfkan keu ntungan sebesar nilai yang
Jin;;isilkan ocda perhitungan selama umur proyek. Lihat tabel di bawah
mr :
82
d. Aspek kelembagaan-organisasi dan manajemen proyek Pengolahan sampan di Kelurahan Cijantung inl merupak:an pilot
project yang dlbangun p;:ida 2004 dan dldanat oleh APBD Kota Jakarta
Tlmur. Status pengolah.!ln sampt1h lni di baw.i,h tanggungjawab Suku
otnes Kebersih&n Pemo:ri,itah kola )al<arta Timur.
DI ceiarn ocerastoneinve, pengolahan sampah di pegang eien satu
{1) orano operator dan tujuh (7) orang petugas. t'1ereka dlberl ga.11 bulanan dan jatah makan satu kah sehari.
Petugas Operator bertanggungjawab atas operasionallsasi
keglaton ~n9ol.ihan sampah, pemasaran dan membuat laporan baik
administrasi maupun keuangannya ke Suku Dinas Kebersihan Pemerintah
Kota Jakarta Timur. St:dangkan petugas pengolah mempunyai
tanQgungjav, ab pada proses composl1ng-nya mul,li uari penyleoan bahan
baku hingga pengemasan. Jil«• dolihat dari aspek ini, kegiatan comoosuo« sampah organik
memenuhi kelayaka11 karena mampu menyerap tenaga kerja. Meskipun
tcnaga kerja yang terserap adalah tenaga kerja tidak terampil (unskilled
fabor), namun secara organisasi kegiatan ini mampu berjalan karena
rnenajernen kegiatan berada di bawah oleh Suku Dinas Kebersihan
Jakarta Timur
e, Aspek Komersial (Pasar)
Untuk aspek komcrsial, pemasaran kompos mcngal.:imi kendala,
sellingga kompos yang d1produkSi sebagian besar tidak bisa langsung
dtJual ke pasar. Hal lnl menyebabl<an terjaumva penumpukan sebaglan
produk, Konsumen sebaqian nesar eoaian rumah tangga. Kebutuhan
kompos ditingkat rumah tangga sangat kedl karena penggunaannya
hanva sehatas pada kegiatan yang tidak membutuhkan tahan y;mg luas.
Dari kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kenelala
pemasaran korncos disebabkon karcna pasar kornpos belum tcrbuka dan
belum berkernbenc, sehtnqqa permlntaen eeser masih sangat kecil.
Untuk itu dari aspek kornerstat, k:egiatan composting sampah
organik ini tidak memenuht k:elayakan apablla di.jalankan.
(b) Tahap Konstruksi Sebagaimana telah disinggung d1 alas, untuk pendanaan
pengadaan bangunan fisik hingga peralatan utama dan peralatan
penunjang didanai oleh APBD Kota Jakarta Timur. t1ang1.nan f1sik yang
digunakan untuk pengolahan sarnpah organik tennasuk k.itegori
sederhana namun memiliki standar kualifikasi untuk bangunan pengolah
sernpah. Bangunan ini memiliki dinding tembok dan berla,,.ai semen yang
l<edap, sehingga jika eda lindi (leachate) tidok merembes ke tanah.
Untuk pengadaan alat utama berupa mesin pencacah don
conveyor diperoleh dari produksi lokal. Alat ini didesain oleh pengrajin
yang berasal dar1 Cileungsl. Mesin pencacah memiliki kernarnpuan
mencacah 300-400 kg/jam. Sehingga dengan waktu produl<sl 8 jam/hari,
mesin ini rnampu mencacah sampan sampai 4 tol'l/hari dan menghasill<an
2 ton kompos/hari (Koran Radar, 2006). Demikian juga untuk alat
penunjang lainnya. Alat-alat penunjang produksi juga merupakan produk
U ntuk anensa dari aspek teknis ini di Ii hat per tana p ya rtu :
(a) Tahap Pra Konstruksi
Oikarenakan kegiatan pengolahan sampah sistem open windrow
menempati lokasi TPS yang sudah ada, maka secara teknis
pembenquna nnya praktts tldak mcnqalaml kcndela. Se loin tanah yang
dibutuhkan tidak luas (200m1), kegiatan pengolahan sernpeh organik
menernpati tanah tidak oroduktif.
Hal ya119 menarik lainnya adalah tokast kegiatan berada di
bantaran sungai drmana masyarakat sering melakuken pembuangan
sampah di sana. Hal ini dapat memberikan pengaruh baik dalam merubah
kebiasaan buruk tersebut. Dan pada kenyataannya, ternyata pemhuanqan
yang sering dllakukan di pinggir, bahkan di badan air sungai mengalami
penurunan. Hal senada juga diungkapkan oleh plnak penqclah sampah.
e. Aspek Teknis Proyek
Pada aspek teknis terkait dengan pendanaan pembangunan
pengolah sampah organik dengan sistem open wine/row tidak mengalami
kendata, Peml,maan kegiatan berasal dan APBD Pemerintah Kota Jakarta
Timur.
84
(c) Tahap Operasi Demikian juga secara tekms, tahap operasi ini, mulai oar,
penyiapan bahan baku hingga proses produks! dapat dikerjakan oleh
tenag.i kcrja tidak tcrampil (unskilled labor). Operasionalisasi mesin-mesin yang ada (conveyor dan mesin
pencacah) rnenqqunakan telmologi sedernena, Beke1J<1nya rnesin
pencacan sampan lni hampir same dengan me.sin perontok ped].
Demikian juga untuk proses compostJng-nya. Dalam pengerjaan
composting, yang dllaxukan hanya mencampur bahan baku (sampan yang
telah dicacah) dengan bahan penolong (EM4 yang telah diencerkan dan
tinja kering dengan perbandingan tertentu). Setelah itu ya:,<J dibutuhkan
hanya pemantauan untuk kelembaban dan suhunya. Ini dilakukan sarnpai
pada tahap pematangan.
Dengan proses yang demiklan secernana, maka composting dapat
dnakukan olen slapa saja. Tanpa membutuhkan keterernpitan khusus dan
dengan bel<al pelatlhan slngkat, tenaga kerja yang dibutuhkan dapat
dipersiapkan.
Pada prinsionva, secara teknis kegiatan ini juga dirancang dan
dipersiapkan untuk Jial-hal yc\ng dimungkinkan danat rnengganggu
lokal, m,sa.nya pengayak, handsprayer, pengki, loa, sekop, gerobak celeng, cangkul, dan lainnya.
Sebagai tenaga penggerak mesin pencacah dan conveyor digunakan mesin diesel 1 pk. Bahan bakar yang digunakan adalah solar.
Solar yany dibutuhkan sebanyak 20 liter/hari. Untuk pembakaran sarnpeh
anorganiknya digunakan minyak tanah dimana setlap harinya
mencnabtskan minyak tanah sebanyak 90 hter. (Data sekunder dan data
primer diperolP.h dari hasil wawancara dengan pihak pengolah sampan
organik Cijantung, 2006).
Secara keseluruhan berdasarf<an uraian di atas dapat
d1gambarkan bahwa pada tabap konstruksi ini sccara tcknis rnutc: Clari
pembangunan fisik gedung hingga pemasangan atet-elat produksi dapat
dikerjakan oien tenaga Ioli.al Clan tidalr. teramoil {unskilled labor) karena
semuanya menggunakan oesatn can teknologi sedemena.
85
f. Aspek Lingkungan Fisik dan Sosial Proyek
;. Lingkungan Fislk
Penempatan lokas, dapat dl~atakan tepat karena rnaskipun
berada di dekat lokasr perumahan dan sekolah, namun keglatan
pengolahan sampah t1dak mengganggu ke91c1tan lain, terbukti tldak
adsnve beu pada llngkungan di luer kegiatan dan tld.ik dltemukannya
ceceran s12mpah. Hal in, rnengaklbatkan kuallllls llngkung1111 menjadl leblh
balk. Ltngkungan menJadl berslh dan senat, Secara tldak langsung,
kegiatan penqotahan sampah telah mendptakan suasana nyaman bag,
masyarakat dalam melakukan aktlvltas seharl-harl. Hal lnl dlperkuat
dengan banyaknya aktivitas perekonomian di sekitar lokasi pengolahan
sarnpeh, antara lain banyak pedagang (makanan dan mlnuman, cuci
mobd, bengkel, dll) serra pangkalan ojek yang melekukon kegiatan
n ,ereki:l di dekat pengolahan sempeh,
;, Lingkungan Soslal
Sebagaimana telah dikatakan oten pihak pengolah sampan dan
Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur, bahwa dengan edanva kegiatan
pengolahan sampah di Cijantung, telah merubah kebiasaan rn<1sy<1rakat
membuang sampah di sembarang tempat (sungai, tanah kosong, dll) ke
pengolah sampah. Ini berarti keqlatan pengolohon sampah mampu
merubah budaya buruk mesvaraket membuang sernpeh di sembarang
secara bertanap. Mesklpun merubah budaya buruk bul<.an merupakan hal
kelancara n operasional ~egiatan. Hal di maksud adaleh apabila terjad i
penumpukan sampah ka,ena adanya penundaan pengangkutan pada narl
nan tertentu, dimana jumlah bahan baku melebihi kapasltas produksl. Irii
tidak akan menjadi kendala apabila bahan baku tidak melebihi kepesitas
kerja mes in penceceh. Hal lain terkait dengan kondisi ikli m ( musim
nujan). Proses produkst tetap bisa berJalan, namun dalam proses
compostmg-nya akan sedikit mengalami perbeoaan perlakuan
dikarena~an kondlsi bahan b.iku yang berbeda dari biasanva. Sampah
peda musim hujan lebih lernbab (basah). Kunci dari composting hanya
tcrlctak pada suhu den kelembaban, sehingga yang perlu dijaga adalah
kondlsi operasinva agar tetap ideal (suhu dan kelembaban).
86
yang mudah, namun upava ini membawa hasil y,mg positif. Banyak
contoh uoava yang sudah dllakukan oleh sebagian anggota masyarakat
untuk hal ini. Misalny;;i : Pengelolaan sampah terpadu di RW Banjarsari
Cilandak Barat. Kegiatan ini telah merubah budaya masvarakot yang
dulunya tidak peduli terhadap kebersihan lingkungan menJadi masyarakat
yang peduli terhadap kebersihan lingkungan. Tentu saja upaya rru
memerlukan ketekunan dan ketelatenan serta butun waktu lama. Sebagai pencetus ide dan penggerak kegiatan tm, Ibu Bambang Wahono bersama
warga lanjut usla, membuat proyek percontcnan pengola';an sampah
IP.rpadu (terrnasuk composting} Skala rumah tangga dsn melal(Ukan
penvutuhan-penvutuhan untuk warga sekitar. Melalui proyek percontohan
in i, ketertarikan mmat warga u ntuk meniru apa ya11g telah di1akukan oleh
Ibu Bombang dan kelompoknya menjadi bcsor. Sebagai prestasi dari upaya yang selama ini dllakukan adalah
lingkungan RW Banjc1rsari tertata asri dan teduh. Kompos yang diproduksi
sebaqran diqunakan sendiri untuk memupuk tanaman obat yang dimiliki
warga, tanaman hias yang dijual dan sebaqian diiUal dalam bentuk
kompos (Adipura, 2005).
g7
5,1 KESIMPULAN
Hasil analisis kelayakan composling sampan organik dengan sistem
open windrow menumukkan bahwa dari :
a. Aspek Teknis, orovek tersebut levak untuk dilakukan karena proses compostmq dengan sistem open windrow t.idak mernerjukan tempat
yang luas serta menggunakan teknologi dan peralatan yang
sederhana, sehingga mudah pengoperasiannya dan tidak
membutuhkan tcnaga kcrja terarnpil.
b. Aspek rinansial, dengan simulasi suku bunga baik riil dan nominal,
proyek terse but la yak untuk dilakuka n ka,.ena perhitu ngan proyek
menqhasllkan NPV > o, IRR > suku bunga yang telah ditentukan baik suku bunga nominal (10°/o dan 15°/o)
maupun suku bunga riil (5% dan 7010) den B/C Ratio > 1 selama 15 tahun umur proyek.
c. Aspek Ekonomi, dengan simutasl suku bunga baik riil dan nominal,
prevek terse but la yak untuk dilakukan karena perhitu ngan proyek
menghasilkan NPV > 0, lltR > suku bu.,ga yang telah
ditentukan baik suku bunga nominal ( 100/o d11n 15°/o) maupun suku bunga riil (5°/o dan 7"/o) , elem B/C Ratio > 1 setarna 15 tahun umur proyek.
d. Aspek Komersial (PasarJ, proyek tersebut belum layak untuk
dilalwkan karena pasar kompos belum berkembanq. Hal ini
mengakibatkan demand kempos di pasar sangat kecil, sehingg.i
pemasarannya tiaak beriatan optimal.
e. Aspel< Kelembagaan-Organisa5i dan Manajemen Proyek, proyek
tersebut layak karene secera kerembagaan dan manajemennyo
berada di bawah Suku Dinc1s Keberslhan Jakarta Timur. Arti nya
bahwa mesklpun dalam operesicnalnva menqqunekan tenaga tidak
terampi1, namun tidak menjadi kendala dalam pelaksanaan
kegiatannya karena admlntstrasl, keuangan dan manajemen berada
d1 bawah kontrol Suk11 Oinas Kebersihan Jakarta Timur.
BABY
KESlMPUlAN DAN SARAN
83
5,2 SARAN Wa!aupun dalam kesunoutan menunjukkan bahwa ospek komersial dari
kegiatan composting sampah oryanik tidak layak untuk dilakukan,
sernentara 5 (lima) aspek sudah rr,emenuhi persyaratan kelayakan,
nam Jn secara l:eseluruhan kegiatan layak untuk tetap dijalankan. Agar
dapat memenuhi kelayakan suatu kegiatan secara keseluruhan, ada
ha/ penting yang harus mendapat perhatian demi mendukung
kebe•lanjutan kegiatan ini ke dapan, Untuk itu yang perlu disarankan
adalah:
I. Aspek Pilsar Pe11gembangan pasar untuk produk kompos dapat dilakukan
metatur :
Secara keseluruhan, proves tersebut layak untuk dilakukan meskipun
aspek pasar tidak mendukung kelayakannya sementara 5 {lima) aspek
lainnya te'ah mendukung de,lam petekseneannva. H.il in1 disebabk,m
kegiatan inl merupakan kegiatdn yang bersifat pelayanan publik (pubi,c service) Pemerintah Kota Jakarta Timur datam ra'lgka rnencarl solusi
permasalahan sampah di w•.laya hnya. Kegiatan ini lebih bercneotest
eada pelayanan pemerintah terkait pengelolaan sampan dibandingkan
pertimbangan bisnls sebagaima na yang dilakukan oleh sektor swasta,
d1mana espek komersial tidak atau belum menjadi tujuan utsma.
t. Aspek Ungkungan Fisik dan Soslal
Lingkungan Fisik, proyek tersebut lc1yal:: untuk dilakukan karena
berdampak positif pada peningkatan kualitas lingkungan sekitar dan
menciptakan lingkungan yang nyaman bagi kegiatan perekonomian
latnnya . .J.!ngku ngan So;;ial, pwyl!k ter sebut la yak untuk dilakukan ka rena
kegiatan ini mampu merubah kebtasaan buruk sebaghm
masvarakat sekitar dalam membuang sampan. Kebiasaan membuang sampan di sembarang tempat menjadi berkurang
dengan adanya kegiatan comoosting.
2. Aspek Teknis a. Perlu ada upaya penvedieen ruang penyimpanan den packin<;;
produk yang balk untuk rnenj<,ga kuantas kompos apabila terjadi
over supply kompos yang diprodul<SI dll<arenak,m oelurn
terserap pasar. o. Bagi pengembang (developer) perumahan, dillarapkan dapat
mengelola sendiri sampahnya dan produk yang dihasilkan
dipergunakan untuk memenuhi keootuhan pemeliharaan fasilitas
umum yang disedlakan sebagai bentuk partisipasi swasta dalam
kepeduliannya mendukung program reduksi sampah.
a, Ad<!mya upava Peme.rintah Kota .Jakarta Timur untuk
menghimbau penggunaan kompos kepada Oinas/lnstansi terkait
dalam kegiatan rutin mereka untuk mengatasi over supotv kornpos yang diprodukst oleh kegiatan composting sampah
organik Ojantung, misalnya kegiatan pcrtanian, pcrkcbunan,
pertarnanan dan hutan kota.
b. untuk sementara, sebatknya kegiatan composelng sampah
organik hanya dilakukan Pada sl<ala l<elurahan dengan jumlah dan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Apab1la
ditingkatkan pada skala yang lebih besar, dikhawatirkan akan menghadapi kendata yang sama dengan y,mg d1hadapi oieh
kegiatan compostmg Ctjantung ben,pa masalah pernasaran,
kecueli jika cesar kornpos sudah berkembang dengan baik.
c. untuk kelurahan Jain, sebaiknya pengofallan sernpan dilakukan
pada tingkat rumah tanggc1 dan kompos yang djhesnken
diperg·Jnal<an sendirl. Hal ini akan sangat rnembantu program
Pernermtan Kota Jakarta Timur dalam mereduksi sampan sebelum di buang ke TPA. Secara tic:!ak langsung, apaoua
kegiatan iru terlaksana, maka diharapkan kegiatan ini dapat
dijadikan alternatif oengelolaan sampah di DK! Jakarta
QO
4 oaiam rangl<a penyempurnaan penelitian terkait dengan
perhitunqan kelavakan paela penelitian setanjutnva, asoek
lingkungan Clan kesehat:an dapat diupayakan untuk dikuantifikasi
sebagai bahan analisis ekonomi agar penuaian kelayakan kegiatan
lcbih komprehensif. l\spek lingkungan dan kesehatan dapat
dikuontifikasi dengan menggunakan metode pendekatan tcrtcntu
seperti, WTP, dan laln·lain.
3. Aspek Lingkung;in Sosial
Kegiatan pemilahan sarnpah sebaiknya dilakukan di tingkat rumah
tanqqa, karcna h;;if ini akan mcmpermudah daiam pcngelolaun
selanjutnya.
91
ENDAH DJUWENDAH DAlAM SOSIOHUMANIORA, 2005, J<t:RAGAAN SOS/AL EKONOMI USAHA DAUR ULAI\/G DAN PENGOMPOSAN SAM.0AH DI KOTAMADYA BANDUNG, FAKULTAS PERT/\NIAN UNPAD,BANOUNG
DJAMALUDlN Sl/RYOHADIKUSUMO, 2005, MASAlAH PEMASARAN KOMPOS, ADIPURA UBER.Tl, JAKARTA
DlNAS l':EBERS!HAN PROPINS1 DK1 JAKAHrA, KEBIJAKAN PENANGGUI.ANGAN DAN PENANGANI\N SAMPAH DI PROPINSI DKJ JA~'ARTA, DINAS KEBERSJHAN PROPINSI OKI JAKARTA, JAKARTA
DIPO YUWl,NO, .lOOS, KOMPOS, PENEBAR SWADAYA, DEPOI<
DJAENAL ASfl(IN SALEH, 2005, SADAN RECVI...ATOR DALAN PENANGANAN SAMµAH MELALUI KORPORASI REGJONAL, ADIPURA LJ6ERTI, EDI~. KHu~;us KEMERDEKAAN, JAKARTA
DINAS KEBER.SIHAN PROPINSI DK! JAKARTA, 2005, WESTERN JAVA ENVIRONMENTAL MAflAGEMENT PROJECT SOLID WASTE MANAGEMENT FOR JAKARTA : MASTER Pl.AN REVlEW AND PROGRAM DEVELOPMENT, JAKARTA
OINAS KFRERSIHAN PROPlNS! OKI JAKR.TA, 2004, PILOT PROJECT PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTE/1 Pll.AH (PIL-l<AB), DJNAS! KESERSIHAN PROPINSI DK! JAKARTA, JAKARTA
8PPT, 2003, PClATJlfAN TEKNOLOGI ~NGO/.AHAN SAMPAH KOTA SECARA TERPADU MENUJU ZERO WASTE, BPPT, JAKARTA
DANNY LIM, APP.IL 2006, KELOLA SAMPAH GAYA BELANDA, JNTISAR.I, HALAMAN 120-127, JAKARTA
BAHAN KULIAH ANALIS!S PROYEK, 2006
ARIC:.F ROSYIDit, 2004, PEMOANGUNAN KOTA B£RKELAN)UTAN : BELAJAR DARI CURITIBA, JURNAL PERENCANAAN WJLAYAH DAN KOTA, VOL. 15 NO. 3, OEPARTEMEN TEKNIK PLA.NOLOGI ITB, BANDUNG
ADDINUL YAK!N, 2004, EKONOMl SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN, AKADEM!KA PRESSINDO, JAKAAfA
AOTS-AIT-EBARA INTERNATIONAL TRAIN[NG COURSE, 2000, INTEGRATED SOLID WAS1F MANAGEMENT, EBARA HATAKEYAMA MEMORIAL FUND, JAPAN
DAFTAR PUSTAKA
PT. DAUR ULANG TERPADU INDONESIA, ?002, PROPOSAL INDUSTJI/ l'ENGOLAHAN SAMPAH TERPADU, PT. OAUR UlANG TERPADU INDONESIA, JAKARTA
M. Sl.!PARMOKO, 2002, PENJLAlAN EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DIIN L/NGKUNGAN, BPFE, YOGYAKARTA
PE'.)< 0 BELLI, 199(;, HANDBOOK ON ECONOMIC ANAL YSJS 'JF INVESTMEl'fT OPERATIONS, THE WORLD BANK
PEMERINTAH PROVINS! OKI JAKARTA, 2006, PATOKAN HAl<GA SA1UA"I KEBUT(JHAN PF:MERINTAH PROVINS! DKI JAKARTA, BlR,: PCRLENGKAPAN, JAKARTA
PT. BIOPUPUK INDONESIA JAYA, 2003, STUD! KELAYAKAN UNIT PENGOl..AHN SAMPNf (UPS) DE.NGAN MIENGGUNA.KAN TEKNOLOGI AUTOGENOUS THERMOPHIWC AEROBIC DIGESTJON (ATAD), PT. BTOTAMA RECOVERY INDONESIA
M. ANSORUDIN SIDJK, RlJSOY TAUFIQ, SRI PRATIWJ, LUSINA W. SATWIKO, DJOKO HERU MARTONO, PRfYAMBODO, D., 2006, KEB!JAKAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASlS MASYARAKAT, 6ADAN PENGKAJIAN DAN PENERAl'AN TEKNOLOGI, JAKARTA
MUHAMAD NAUfAL, 2004, TESIS, KAJIAN MANFAAT DAN BIAYA PENGOLAHAN SAMPAH (STUD/ KASUS TPA S(JMLJR BATU BEKASl OENGAN PENDEKATAN SIMUl.ASJ ANALISIS SISTEM DJNAM!Y.
KOMPAS, 9 SEPTEMBER 2006, nGA TEWAS TERTIMBUN SAMPA!-1 (TJNGGJ TJMBUNAN MELEBIHI KETENTUAN), JAKARTA
KOMPAS, 10 SEPTtMBl::R :l006, Pl=NCARIAN KORBAN OILANJUTKAIV (WAKIL GUBERNUR MENYAlAHKAN PARA PEMULUNG TPA BANTAR GEBANG}, JAKARTA
MENTERr KEUANGAN RI. 2002, KEPtJTUSAN MENTCRl KEUANGArv Rl NOMOR. 431/KMK.06/2002 TENTAHG TATA CARA PENGHJTUNGAN DAN PEMBAYARAN SUBS/DI USTRIK, MENTER! KEUANGAN, JAKARTA
INGE LARDlONIS, ARNOLD VAN DE KLUNDERT, 1993, ORCAN!C WASTE, WASTE CONSULTANTS, GOUDA, AMSTERDAM
FAHMUDD!N AGUS, WIDIANTO, PETUNJUI( PRAKTIS : KONSERVASJ TANAH PERTANIAN LAHAN KERING, WORLD AGROFORESTRY CENTRE, ICRAFT, SOUTHEAST ASIA
!NDONESJAN-JAPANESE GOVERNMENT COOPERATION IN ENVIRONMENT, 2005, PEDOMAN UMUM PEMBUATAIV KOMPOS UNTUK SKALA KEClL, MENENGAH DAN BESAR, KEMENTERIAN LJNGKUNGAN tlIDUP, JAKARTA
U.S. ENVIRONMENTAL PROTECTION AGENCY, COMPOSTING, YARD AND MUNICIPAL SOLID WASTE, TECHNOMIC PUBLISHING COMPANY, PENNSYLVANIA, U.S.A
WIED HARRY APRIADJI, MEMPROSES SAMPAH, PENEBAR SWADAYA, D.EPOK
TIM lABORATORIUM BUANGAN PADAT DAN 63 JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN IT, 1999, PETUNJUK TEKNIS PENGOLAHAN SAMPAH KOTA DENGAN PENGOMPOSAN-VERMI, JURUSAN TEKll:IK UNGKUNGAN FTSP ITB, BANDUNG
URDI, MENUJU PENGELOI AAN SAMPAH PERKOTAAN YANG BERKE/..ANJUTAN
R. QUENTIN GRAFTON, WIKTOR ADAMOWICZ, DIANE DUPONT, HARRY NELSON, ROBERT J. HILL, STEVENT RENZETTI, 2004, THE ECONOMICS OF THE ENVIRONMENT AND NATURAL RFSOURCFS, BLACKWELL PUBLISHINC
SANDRA JOHSON COINTREAU, 1982, ENVIRONMfNTAL MANAGEMENT OF URBAN SOLJD WASTES IN DEVELOPING COUTRIES, THE WORLD BANK, WASHINGTON
SRI MURNlATI DJAMALUDIN, zoes, LANGKAH KECIL MENJADI DERAP MEMBAHANA, ADIPURA LIBERTI, JAKARTA
<;RT WAHYONO, 2001, PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK DAN ASP£K SAIVITASl, JURNAL TEKNOLOGI LINGKUNGAN, VOL 2, NO. 2, BPPT, JAKARTA
SUYANTI ISMARYANTO, 2005, ANAUSIS EKONOMI UAL.AM PENILAIAN KF!.AYAKAN RENCANA INVESTASI PROYEK, LPEM FEU(, JAKARTA
KORAN RADARr 2006, (;'PAYA l'·1f,'VGURAtlGI 'v'OLUf.1C $Al'·1PA!! DAN DIA}~A OPERASIONAL KE TPA 1 MCSIN PCIVCACAH SUDTN KEBERSIHAN J/1.K-TlM HASILKAN PUPUK 2 TON PER HARi, EDISI 49/T!~HU~l 111/10-2'1 JULI 2006, JAKARTA
DT I ~Ms:tl I <:~It'll .O:\r 100(.; 1.aPr}DJ".~I 1-11'.C:rt l/1T rnRl.'I tl~A/~D.!J,CJ~A/ . . ,....,,.., __ .. , ., -, - , . ..., ". . _ _.. _............. . -· ·-· . TEKNOLOr.T EFFFCflVF MTCROORGANTSMA (EM) DI TPA BANTAR GEE,i!.'l.JG-BE.ll451, PT. LEMBU S!:K!L!,~!, JAK.&:~.T/".
RADlKS PURBA, 1997, ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT, RINEKA CIPTA, JAKARTA
..... < z .... ::£ 0 z t3 z ::::, ~ ::::, ~ ::::, Ul z g
I Q
i s • a,: !!:
• l
0 /1.
o$
i- -
• I
... "
0., .. !~~ ~: := N ...- ~ -
-l-+--1--l---lf-l-
~ 0 ~
:g ~ ~ !;J w «r - :; 5! N-..: Q: (>'l N ~ -
;
I
l~ ~ I
u
5 !:! CD
" a: ~
• :> ... z
... s ... ... 0
~ ..
0 A
j - -
"' .,.
I
• ~
• i: z
0 A
~ d ·- :::- 3!.
0
ij 0 :g ei n
0
i
~~~ ; O'I ,- 0
0 g lo ,,; " "'· -
00
~I
I
i I !~
I I
Oc:,!~.., ' ;::
"' <> ;- ~
... .. .. ...
I
~ z
_:+--1-1--l
"' - ... ~=~ - "' Pl Soi OI ::: ~ ~ ~~s
- "' ., ~ ~ ~ g~~ n - a ~~l ;~~
"' - ~ :!: ~ ~ 13 t 'IC!~ ~~
I
0 0 gg 00
~ i. ::; ;i; ..... ('/ ..
I
I 0
i ~
• i
0 ,. "' 0 0 ~88 ~ - - 3! i ..:
.. 0 ...
~ Iii ~ I ~ ii 18 ' ~ N
00
... .. ~ .. A
t .. .. I
I
0 A
0 .. go ti~ <'\ Q - u "' , - ~
0 0
&8 og ~o . ;,; ~N
00 0::, 88 ci d g~ .... ;; 0
~ON • 0 ~ u~
• II: $
• i: z
- A
::z «
0
"
0
I "' .;
'
"'
..
% < Q. % c( U)
z c( % < _. 0
"' z IU Q.
z ~
N :s e z e z ~
IU :::, ~ ... .... .... z Q. (I) c( % ~c c(
..J fa u :t :::, ~ 0 Q z < Q ..... U)
~ 0 ... c( I- w Q.
. ::;
•• z <(
~
ID - C)
~
w ::.:::
I - "' ~ i "~.
lj 0
e ...J • <(
.....
• m
z <C en 0 0.. ::e 0 (!) z w D.. UJ w
~ e,
~ 0..
~~-·.···· ,,.~.~-:,.::·· F-:·;.:~· . .-.· . • I
\ Ol c ~ f/) 0 Cl. E 0 0
z ('()
<( u, 0 - 0. 'iii :I c,s
t'.! 0 0 (!) Cl)
z - w c C1S
Q. ..i:: u, ee w E u, Cl)
0 n,
fl: ..... 0.
• ... 0 c c,s
.c ~ (ti 0 c: G) o. N
f~ . ·.
rs c.. E ~ (0
c "' C> c: ~ E (IJ a. i e n, v
- z w D.
• Q
• w
- U) - Q z 0 ~
'
i~
L
• LI..
< .., ~ w ~ <( e <( z w J- z <( Q.
~ w ~ w 0..
....... .... 0 c ~ c ro a. C1I
"C .c: ffl Cl) .c Q) en
• ::c
.a::: ~
52 w (J) z < C!) z ::::::, ~ C!) z - ..J - ~ Q z ~
- .... .8 c ~ c C\1 c ffl ~ s: l1I
i (/J
- .... 0 - c
- al
....
~
0 i:
~ tU 0 ~ e m ·;:: ~ 32
.c: al a; .D Cl) en .._,
- <( <., e z <(
.... .... <( :c ~ <( <C :i? a:: :::::,
,
<C a:: >- :c (/) <( <( a.. !!:! :E
~ <C (/)
<C z c <( :::::, e m z . <C - :::::, m :s w 0.. -