magang

19
PENGARUH EFEKTIFITAS SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA (KPP PRATAMA) PADANG OLEH: TEGUH HARDI : 2011/1109366 Program Studi Manajemen 1

Upload: teguh-hardi

Post on 24-Sep-2015

216 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

magang

TRANSCRIPT

PENGARUH EFEKTIFITAS SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA (KPP PRATAMA) PADANG

OLEH:

TEGUH HARDI: 2011/1109366

Program Studi Manajemen

FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS NEGERI PADANG2015KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-NYA, sehingga tim penulis dapat menyelesaikan laporan magang atas praktek non kependidikan/magang keahlian yang dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2014.Selesainya laporan magang ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ucapkan banyak terima kasih kepada:1. sebagai dosen pembimbing dalam mata kuliah Praktek Non Kependidikan/Magang yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga laporan magang ini dapat diselesaikan. 1. Pimpinan yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mempraktekkan dan melihat secara langsung penerapan dari teori-teori yang telah diperoleh dari bangku perkuliahan. 1. Rekan-rekan dan sahabat yang telah memberikan berbagai masukan dan saran yang sangat membantu tim penulis dalam proses pembuatan paper ini.1. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan laporan magang ini.Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan magang ini masih banyak terdapat kekurangan dan keterbatasan sehingga hasilnya masih jauh dari sempurna. Untuk itu, demi kesempurnaan laporan magang ini tim penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih semoga laporan magang ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah Praktek Non Kependidikan/ Magang

Padang, April 2015

Tim PenulisDAFTAR ISIHalamanCover..........................................................................................................................................iHalaman Pengesahan.................................................................................................................iiKata Pengantar..........................................................................................................................iiiDaftar Isi....................................................................................................................................ivA. Latar Belakang.......................................................................................................................1B. Permasalahan.........................................................................................................................2C. Kajian Teori..........................................................................................................................21.1 Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis Kepatuhan wajib pajak..........................21.2 Kesadaran Membayar Pajak............................................................................................31.3 Pengaruh Persepsi atas Efektifitas Sistem Perpajakan....................................................41.4 Kualitas Pelayanan Fiskus...............................................................................................41.5 Sanksi pajak...........................................................................................................................41.6 Populasi Dan Sampel.............................................................................................................5D. Hasil Dan Pembahasan.........................................................................................................5E. Kesimpulan Dan Saran........................................................................................................6F. Daftar PustakaG. Lampiran Jurnal Dan Kegiatan Harian Di Tempat Magang

A. Latar BelakangDalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari segenap potensi sumber daya yang dimiliki suatu negara, baik berupa hasil kekayaan alam maupun iuran dari masyarakat. Sumber penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan nasional salah satunya adalah pajak. Saat ini pajak merupakan sumber utama dana penerimaan dalam negeri sebagai mana tertuang dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan, menyebutkan bahwa wajib pajak merupakan orang pribadi atau badan meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Salah satu bentuk reaksi masyarakat dapat dilihat dari kepatuhan wajib pajak untuk membayar pajaknya. Kepatuhan membayar pajak merupakan suatu nilai yang rela dikontribusikan oleh seseorang (yang telah ditetapkan dengan peraturan) yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum negara dengan tidak mendapat kontribusi secara langsung (Rantum dan Priyono, 2009).Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Padang merupakan salah satu Kantor Pelayanan Pajak yang terletak di kota Padang. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padang mengalami peningkatan jumlah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar dan wajib pajak efektif pada tiga tahun terakhir, dari tahun 2009 sampai tahun 2011. Menurut Suryana (2011) wajib pajak dapat dikelompokan menjadi dua yaitu wajib pajak pribadi dan wajib pajak badan. Masing-masing wajib pajak dituntut memiliki kepatuhan untuk melakukan pembayaran pajak. Untuk menciptakan kepatuhan wajib pajak untuk selalu membayar pajak merupakan hal yang sulit, fenomena yang terjadi dimasyarakat menunjukan banyak diantara wajib pajak pribadi atau wajib pajak badan yang cendrung menghindari pajak atau lalai untuk memenuhi kewajiban pajak. Kondisi tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya disebabkan karena prosedur dan sistem yang harus dipenuhi untuk membayar pajak terlalu sulit, akibatnya wajib pajak jadi enggan membayar pajak.B. PermasalahanBerdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:1. Apakah modernisasi struktur organisasi berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak pribadi ?2. Apakah kesadaran membayar pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak? 3. Apakah modernisasi budaya organisasi berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak pribadi ?C. Landasan Teori1.1 Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis Kepatuhan wajib pajakAdapun definisi kepatuhan wajib pajak menurut Kiryanto (1999) menyatakan bahwa, lkepatuhan biasanya berkisar pada istilah tingkat sampai dimana wajib pajak mematuhi undang-undang dan administrasi perpajakan, tanpa perlunya kegiatan penegakkan hukum.Secara umum arti patuh adalah taat pada aturan seperti yang tercantum dalam kamus bahasa Indonesia. Sehingga arti dari kepatuhan adalah ketaatan dalam menjalankan aturan-aturan yang telah berlaku. Menurut Rustiyaningsih (2011) kepatuhan wajib pajak diartikan sebagai suatu keadaan yang mana wajib pajak patuh dan mempunyai kesadaraan dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Kepatuhan wajib pajak menurut International Taxes Glossary dalam Nasucha (2004) adalah tingkatan yang menunjukkan wajib pajak patuh atau tidak patuh terhadap aturan pajak di negaranya. Sebagai contoh dalam pernyataan besarnya penghasilan atau memasukkan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) dalam waktu yang telah ditentukan. Nasucha (2004) menyatakan bahwa kepatuhan pajak adalah melaporkan semua harta kekayaan wajib pajak yang tercatat pada waktu yang ditentukan dan pengembalian laporan pertanggung jawaban pajak yang akurat sesuai dengan kode pemasukkan, peraturan dan penetapan keputusan pengadilan pada waktu dilakukan pencatatan.1.2 Kesadaran Membayar Pajak Kesadaran adalah keadaan seseorang mengetahui atau mengerti, sedangkan perpajakan adalah perihal pajak. Sehingga kesadaran perpajakan adalah keadaan mengetahui atau mengerti perihal pajak. Dalam penelitian Widayati dan Nurlis (2010) kesadaran tidak berpengaruh signifikan terhadap kemauan untuk membayar pajak. Sedangkan Anggraeni (2011) mengemukakan semakin meningkatnya kemauan membayar pajak dipengaruhi oleh kesadaran membayar pajak. Hal ini disebabkan karena wajib pajak didorong oleh adanya penerapan kebijakan Sunset Policy yang dilakukan. Sedangkan menurut Utami (2012) juga mengemukakan bahwa kesadaran membayar pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak. H1 : Kesadaran membayar pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajakPengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan merupakan penalaran dan penangkapan makna tentang peraturan perpajakan. Masyarakat hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan peraturan perpajakan, karena untuk memenuhi kewajiban perpajakannya, pembayar pajak harus mengetahui tentang pajak terlebih dahulu. Penelitian Utami (2012) menunjukkan hasil pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak.H2 : Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.1.3 Pengaruh Persepsi atas Efektifitas Sistem PerpajakanPersepsi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengorganisasian, pengintepretasian terhadap stimulus oleh organisasi atau individu sehingga merupakan suatu yang berarti dan merupakan aktivitas integrated dalam diri individu. Sedangkan efektifitas memiliki pengertian suatu pengukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kualitas, kuantitas dan waktu) telah tercapai (Widayati dan Nurlis, 2010). Penelitian Yulianawati (2011) mengemukakan semakin tinggi persepsi efektifitas sistem perpajakan maka akan semakin tinggi kemauan membayar pajak, sedangkan hasil penelitian Utami (2012) menyatakan persepsi atas efektifitas sistem perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.H3 : Persepsi atas efektifitas sistem perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.1.4 Kualitas Pelayanan Fiskus Pelayanan fiskus dapat diartikan sebagai cara petugas pajak dalam membantu mengurus atau menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan wajib pajak. Pelayanan fiskus sangat 5 berpengaruh terhadap wajib pajak dalam membayar pajaknya. Pelayanan fiskus yang baik, dapat mendorong seseorang untuk memenuhi kewajiban pajaknya salah satunya adalah membayar pajaknya. Hal ini didukung oleh hasil riset Utami (2012) yang mengemukakan bahwa kualitas pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak.1.5 Sanksi pajak dibuat dengan tujuan agar wajib pajak takut untuk melanggar undang-undang perpajakan. Wajib pajak akan mematuhi pembayaran pajaknya bila memandang bahwa sanksi akan lebihbanyak merugikannya (Jatmiko, 2006).Sanksi pajak merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/dipatuhi/ditaati, dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan Mardiasmo (2006) dalam Muliari dan Setiawan (2010). Rustyaningsih (2011) menyatakan bahwa sanksi perpajakan diberikan kepada wajib pajak agar wajib pajak mempunyai kesadaran patuh terhadap kewajiban pajak. Sedangkan menurut penelitian Arum (2012) sanksi pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.

H5 : Sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak1.6 Populasi Dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Convenience Sampling yaitu dimana pengambilan sampel berdasarkan kesesuaian dengan ketentuan atau persyaratan sampel dari populasi tertentu yang paling mudah dijangkau atau didapatkan, misalnya yang terdekat dengan tempat peneliti berdomisili (Uma, 2006). Responden yang digunakan adalah 100 orang dari jumlah populasi wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padang.Berdasarkan karakteristik responden yaitu bahwa yang menjawab kuesioner tersebut dilihat dari umur adalah umur 25 sampai 35 tahun sebanyak 28 responden (36,8%). Umur 36 sampai 45 sebanyak 37 responden (48,7%) umur 46 sampai 55 sebanyak 11 responden (14,5%). Umur 56 keatas 0 responden (0%). Dilihat dari gender jumlah pria sebanyak 39 responden (51,3%), dan wanita sebanyak 37 responden (48,7%). Sedangkan dilihat dari latar belakang pendidikan responden terakhir jumlah SLTA/D1/D2/D3 sebanyak 61 responden (80,3%), diatas S1 sebanyak 15 responden (19,7%).Hasil dan Pembahasan HipotesisUntuk membuktikan pengaruh kesadaran membayar pajak (X1), pengetahuan dan pemahaman akan peraturan perpajakan (X2), persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan (X3), kualitas pelayanan fiskus (X4) dan sanksi perpajakan (X5) terhadap kepatuhan wajib pajak (Y) secara parsial maka dilakukan pengujian t-statistik.Hasil Pengujian Hipotesis Hipotesis pertama kesadaran membayar pajak (X1) berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dengan tingkat signifikansi 0,028 sedangkan tingkat alpha yang digunakan adalah 5 % (0,05). Dengan demikian nilai signifikansi 0,028 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama (H1) diterima. Hipotesis kedua yaitu pengetahuan dan pemahaman akan peraturan perpajakan (X2) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dengan tingkat signifikansi 0,072 sedangkan tingkat alpha yang digunakan adalah 5 % (0,05) dengan demikian, karena 0,072 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua ( H2) ditolak.Hipotesis ketiga yaitu persepsi atas efektifitas sistem perpajakan (X3) berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dengan tingkat signifikansi 0,016 sedangkan tingkat alpha yang digunakan adalah 5 % (0,05). Dengan demikian, karena 0,016 < 0,05 maka dapat di simpulkan bahwa hipotesi ketiga (H3) diterima. Hipotesis keempat yaitu kualitas pelayanan fiskus (X4) terhadap kepatuhan wajib pajak dengan melihat signifikan 0,244 sedangkan tingkat alpha yang digunakan adalah 5 % (0,05). Dengan demikian , karena 0,244 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat (H4) ditolak.Hipotesis kelima yaitu sanksi perpajakan (X5) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dengan tingkat signifikan 0,626 sedangkan tingkat alpha yang digunakan adalah 5 % (0,05). Dengan demikian, karena 0,626 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis kelima ( H5) ditolak.

Kesimpulan & Saran Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kesadaran membayar pajak dan persepsi atas efektifitas sistem perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Sedangkan pengetahuan dan pemahaman akan peraturan perpajakan, kualitas pelayanan fiskus, sanksi perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Beberapa saran untuk peneliti selanjutnya : 1. Memperluas sampel penelitian atau menggunakan sampel yang lebih banyak atau yang lebih luas cakupannya sehingga dapat mewakili lebih banyak dari populasi. 2. Memastikan respoden yang akan dipilih benar-benar tepat untuk dijadikan sebagai sampel, agar hasil penelitian yang didapat lebih akurat dan dalam penyebaran kuesioner disebarkan lebih banyak sehingga dapat mengantisipasi kemungkinan sedikitnya kuesioner yang dapat diolah. 3. Menambah beberapa variabel yang mungkin berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. misalnya tingkat kepercayaan.permasalahan yang dibahas didalam penelitian ini yaitu:1. Hasil pengujian hipotesis pertama ditemukan bahwa modernisasi struktur organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pribadi yang terdaftar di kantor pelayanan pajak Pratama Padang.2. Hasil pengujian hipotesis kedua ditemukan bahwa modernisasi prosedur organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pribadi yang terdaftar di kantor pelayanan pajak Pratama Padang.3. Hasil pengujian hipotesis ketiga ditemukan bahwa modernisasi strategi organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pribadi yang terdaftar di kantor pelayanan pajak Pratama Padang.Berdasarkan kepada kesimpulan dan keterbatasan penelitian maka diajukan beberapa saran yang dapat memberikan kontribusi positif bagi:1. Peneliti dimasa mendatang disarankan untuk memperluas wilayah penelitian, bagi penelitian dimasa mendatang diharapkan dapat menambah satu variabel baru yang belum digunakan didalam penelitian saat ini seperti sanksi dan sikap wajib pajak pribadi, sarantersebut penting untuk meningkatkan akurasi hasil penelitian yang akan diperoleh dimasa mendatang.2. Kantor pelayanan pajak pajak diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dan disiplin dalam pelaksanaan tugas bagi setiap petugas pajak, hal tersebut penting untuk mensukseskan modernisasi pajak yang dilakukan pada kantor pelayanan pakal, melalui peningkatan pelayanan dan disiplin terhadap tanggung jawab akan mendorong meningkatnya kepatuhan wajib pajak pribadi.

DAFTAR PUSTAKAKiryanto. 1999. Analisis Tentang Kepatuhan Pajak. Artikel Perpajakan. www.article.co.id

Nasutcha Nasution. 2004. Dasar Dasar Ilmu Perpajakan. Erlangga, Jakarta.

Pakpahan, Muchtar. 2010. Pajak dan Fungsi. Gramedia Pustaka, Jakarta.

Piliang Munardi. 2013. Reformasi Perpajakan dan Tantangannya. www.articleblogsport.com

Priantara Diaz dan Supriyadi Bambang. 2012. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pengusaha Kecildan Makro Mendaftar Menjadi Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol 13 Nomor 2. November 2011.

Poernomo Agung. 2004. Pengaruh Administrasi Perpajakan, Kualitas Pelayanan dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pajak. Skripsi Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya, Malang.

Rapina, Jerry dan Corollina Yenni. 2011. Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Moderen Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak1