macam-macam materi iut
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 Macam-macam Materi IUT
1/10
Bagian-bagian Alat Ukur Sipat Datar
Teropong ; Alat ini berfungsi untuk membidik dan memperjelas sasaran / objek yang akan
diukur. Alat ini terdiri dan lensa objektif, lensa
okuler dan lensa diafragma serta dilengkapi dengan visir untuk membidik sasaran secara
kasar.
Nivo ; Merupakan alat bantu untuk membuat sumbu satu tegak lurus sumbu dua dan
seballiknya. Ada dua jenis nivo yakni nivo kotak dan nivo tabung.
Sekrup Pengatur ; Terdiri dan sekrup penajam objek / tromol
pengatur fokus terletak di bagian samping teropong, berfungsi untuk memperjelas sasaran
yang akan diukur.
Sekrup Penajam Benang Diafr agma ; Terletak di bagian ujung belakang teropong ( Lensa
Okuler), berfungsi untuk mengatur supaya benang silang terlihat jelas (benang atas, benang
tengah dan benang bawah).
Sekrup Pendatar ; Terdiri dan tiga sekrup terletak di bagian paling bawah pesawat ukur,
berfungsi untuk mendatarkan plat bagian bawah alat ukur yang akan ditandai oleh posisi
gelembung tepat berada di tengah nivo kotak.
Sekrup Geser Hori zontal ; Terletak dibagian bawah alat, berfungsi untuk menggeser secara halus
teropong ke arah horizontal agar sasaran yang akan dibidik tepat berada pada garis bidik.
Sekrup Pengunci ; Terletak pada bagian bawah alat berfungsi untuk menguatkan / mengunci
kedudukan alat ukur diatas statif.
Alat bantu penting lainnya :
Statif ; Sering disebut kaki tiga, berfungsi sebagai tempat meletakkan pesawat, dilengkapi dengan
tiga sekrup pengunci untuk menaik turunkan alat sesuai dengan posisi yang dikehendaki
pengukur/praktikan.
Bak Ukur/Ranibu ; Terbuat dari kayu/aluminium, berfungsi sebagai alat bantu untuk mengukur bedatinggi dan jarak.
Meteran ; Berfungsi untuk rnengukur jarak di lapangan dari alat ukur ke patok yang dituju.
Payung ; Berfungsi untuk melindungi alat,dari sinar matahari dan hujan.
Pengaturan Alat Ukur Sifat Datar
-
8/18/2019 Macam-macam Materi IUT
2/10
Pasanglah patok pada titik-titik yang telah ditentukan
Pasanglah statif di bagian tengah antara dua titik yang akan diukur dengan terlebih dahulu
melonggarkan sekrup pengunci pada statif, aturlah kedudukan lempeng pada posisi mendatar
selanjutaya tancapkan ketiga kakinya dengan cara menekan dengan kaki agar statif tidak mudahtergeser.
Pasanglah Water Pass di atas statif dan kuatkan sekrup pengunci agar alat tidak mudah jatuh atau
tergeser.
Buatlah atau aturlah gelembung nivo tepat berada ditengah-tengah dengan memutar sekrup
penyetel. Putarlah nivo pelan-pelan 180° . Bila setelah pemutaran ini gelembung nivo tidak lagi di
tengah-tengah, tetapi pindah ke arah pinggir, maka kembalikan gelembung setengahnya ketengah-
tengah dengan memutar sekrup penyetel, dan setelah itu gelembung di tengahkan lagi dengan
memutar sekrup koreksi nivo.
Pelaksanaa Pengukuran Sipat Datar
Bidiklah bak ukur belakang dan baca benang atas, tengah, bawah, catatlah pada label dan ukur jarak
horisontal dari intrumen ke bak ukur dengan rol meter.
Apabila beda tinggi antara dua titik yang diukur lebih besar dan 3 meter, maka
gunakanlah titik bantu.
Untuk mengoreksi bacaan benang bacaan benang silang, gunakanlah rumus sebagai berikut : BT = (BA+BB)
2
Untuk mencari jarak horizontal dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
§ Cara 1 , Dengan menggunakan rol meter, dan
§ Cara 2 , Secara optis dengan rumus d = ( BA - BB ) X 100 meter
Beda Tinggi ( H )
H = BT belakang - BT muka
Koreksi beda tinggi (k)
K = h ; dimana n = jumlah patok pengukuran
n
Ketinggian Titik (h)
Pada pengukuran menyipat datar ketinggian titik dapat dihltung sebagai berikut:
-
8/18/2019 Macam-macam Materi IUT
3/10
H = H awal + h (meter)
Untuk poligon tertutup tinggi awal sama dengan tinggi titik akhir.
Profil Memanjang
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh di bawah ini:
Diketahui dari hasil pengukuran dan perhitungan di lapangan adalah :
Jarak Horizontal (d) = D.1 - D.2 = 25 meter
D.2 - D.3 = 10 meter
D.3 - D.4 = 35 meter
D.4 - D.5 = 17 meter
D.5 - D.1 = 21 meter
Ketinggian (T) = T.I = 50 meter
T.2 = 52 meter T.3 = 49 meter
T.4 = 54 meter
T.5 = 55 meter
Untuk mendapatkan % kemiringan gunakanlah rumus sebagai berikut:
% Kemiringan = Selisih Tinggi x 100
Jarak Hosisontal
Beda Tinggi (DH)
DH = ( BA – BB ) x 100 x cos Z + TA – BT
Dimana : DH = beda tinggi
TA = tinggi alat theodolit
BT = benang tengah
Ketinggian = ketinggian titik + beda tinggi
Jarak Jarak Datar (d), dapat diperoleh dengan menggunakan rumus seperti pada halaman
berikut :
D = ( BA – BB ) x 100 sin2 Z
Dimana : D = Jarak Datar
-
8/18/2019 Macam-macam Materi IUT
4/10
BA = Benang Atas
BB = Benang Bawah
Z = Zenit / sudut vertical
Koordinat , untuk menghitung koordinat, dapat dilakukan dengan cara di bawah ini. Misalnya:
y
Koordinat titik P0 diketahui = (100,150), apabila selisih absis ( ) P0Pi = -25 meter
x
dan selisih ordinat ( ) P0Pi = -50 meter, maka koordinat titik
Pj adalah :
XPi = XP0 + YP = YP0 + terkoreksi
= 100 + (-25) = 150 +(-50)
= 75 meter = 100 meter
Jadi koordinat titik PI = (75 meter, 100 meter)
Koreksi sudut Sebelum menghitung sudut jurusan, terlebih dahulu dilakukan koreksi sudut terutama pada
pengukuran poligon tertutup.
Contoh polygon tertutup :
ü Koreksi dilakukan dengan menggunakan rumus :
∑ β = ( n + 2 ) x180° ± koreksi, dimana
β = sudut lurus, sudut luar.
Koreksi seli sih koordinat pada poligon tertutup sebagai •berikut
Koreksi f(x) = ± ∑
ü Koreksi masing-masing sisi poligon : F’(X) = x f (x)
Dimana, D = jarak absis antara dua titik
-
8/18/2019 Macam-macam Materi IUT
5/10
∑ D = jumlah jarak absis
sehingga selisih absis (Ax') terkoreksi :
x' = x ± f’ (x)
PENGOLAHAN DATA PENGUKURAN
Sudut Terukur
∑β = (n-2) 190 + factor koreksi
Faktor koreksi =
Sudut Terkoreksi
< abc = < abc ± fk
Total ∑β = (n-2) 180
Perhitungan Azimut
1. Perhitungan maju
αawal 2-3-4 =
αawal 2-3-4 =α + 180 - < 5-4-3
αawal4-5-1 =αawal3-4-5 + 180 - < 1-5-4
αawal5-1-2 =αawal4-5-1 + 180 - < 2-1-5
αawal1-2-3 =αawal5-1-2 + 180 - < 3-2-1
αawal2-3-4 =αawal1-2-3 + 180 - < 4-3-2
2. Perhitungan mundur
αawal 2-3-4 =
α 4-3-2 =αawal - 180
α 3-2-1 =α 4-3-2 +
-
8/18/2019 Macam-macam Materi IUT
6/10
∑ = ( tanpa memperhatikan ± )
f = ( memperhatikan ± )
b. Koreksi = x ( ± ) ( jarak beda tinggi minus maka f h koreksi plush)
∑k = f h (jika f h minus maka ∑ h plush)
c. h terkoreksi = h + koreksi h
∑ hT = O
Perhitungan Ketinggian
H = Hawal ± hT
Perhitungan Koordinat
1. Perhitungan Ordinat
1. Selisih ordinat
Delta X = Jarak datar sin α
∑ X = (tidak memperhitungkan plus/minus)
f X = (memperhatikan plus/minus)
2. Koreksi selisih ordinat
K X -
(jika nilai selisih ordinat positif, maka pada koreksi selisih ordinat dikurangi)
3. Selisih ordinat terkoreksi
d. Ordinat
X awal
X1 = Xawal ±
2. Perhitungan Absis
a. Selisih absis
Y = Jarak datar cos α
∑ Y = (tidak memperhitungkan plus/minus)
f Y = (memperhatikan plus/minus)
-
8/18/2019 Macam-macam Materi IUT
7/10
b. Koreksi selisih Absis
K Y -
(jika nilai selisih ordinat positif, maka pada koreksi selisih absis dikurangi)
3. Selisih absis terkoreksi
d. Absis
Yawal
Y1 = Yawal ±
Koreksi sudut vertical (untuk beda tinggi)
-
8/18/2019 Macam-macam Materi IUT
8/10
a. Dirikan statif di salah satu titik poligon, misalnya titik P.
b. Pasang Plane Table beserta papan gambar dan mistar
gambarnya pada statif.
c. Tepatkan posisi Plane Table di atas titik P dengan bantuan unting -
unting.
d. Setel ketegakan Plane Table dan papan gambarnya dengan memutar tiga sekrup penyetelnya, hingga nivo seimbang atau
tepat di tengah-tengah.
e. Buat garis arah utara di tepi papan gambar.
f. Letakkan kompas hingga sisi kompas berimpit dengan garis arah
utara tersebut.
g. Putar papan gambar hingga jarum kompas menunjuk arah utaraselatan.
h. Klem sumbu putar papan gambar dikeraskan, maka papan
gambar sudah berorientasi arah utara.
i. Arahkan teropong ke rambu ukur yang didirikan tegak di titik 1.
j. Gambar garis arah ke titik 1 dengan mistar gambar.
k. Catat pembacaan benang atas (BA), benang tengah (BT) dan benang bawah (BB).
l. Catat pembacaan sudut vertikal.
m. Hitung jarak dari P ke titik 1, dengan rumus takimetri :
Jarak = 100 (BA-BB) cos2h, atau
Jarak = 100 (BA-BB) sin2z
dimana :
100 = konstanta pengali
h = sudut heling
z = sudut zenith n. Gambar titik 1 pada kertas gambar dengan memasang jarak
tersebut berdasarkan skala peta yang sedang dibuat.
o. Langkah j, k, l, m, n dan o dikerjakan untuk titik-titik detail yang
lain. Langkah k, l dan m hanya dilakukan apabila Plane Table
tidak dilengkapi dengan Self Reducing Tacheometer .
p. Detail yang teratur, misalnya : jalan, gedung atau saluran, diukur
lebar atau panjangnya dengan pita ukur.
PENGUKURAN CARA PEMOTONGAN KE MUKA
Lembar Informasi
Pada pengukuran situasi dengan cara pemotongan kemuka, Plane
Table didirikan pada dua titik tetap, misalnya titik poligon yang berdekatan.
Posisi titik-titik detail ditentukan dengan mengukur arah dari dua titik tetap
tersebut. Perpotongan antara dua garis arah ke satu titik detail tertentu
dari dua titik tetap merupakan kedudukan titik detail tersebut.
-
8/18/2019 Macam-macam Materi IUT
9/10
Langkah Kerja
a. Dirikan statif di salah satu titik poligon, misalnya titik P1.
b. Pasang Plane Table beserta papan gambar dan mistar gambarnya
pada statif.
c. Tepatkan posisi Plane Table di atas titik P1 dengan bantuan untingunting.
d. Setel ketegakan Plane Table dan papan gambarnya dengan memutar tiga sekrup penyetelnya, hingga nivo seimbang atau tepat
di tengah-tengah.
e. Buat garis arah utara di tepi papan gambar.
f. Letakkan kompas hingga sisi kompas berimpit dengan garis arah
utara tersebut.
g. Putar papan gambar hingga jarum kompas menunjuk arah utaraselatan.
h. Klem sumbu putar papan gambar dikeraskan, maka papan gambar
sudah berorientasi arah utara.
i. Arahkan teropong ke rambu ukur yang didirikan tegak di titik A.
j. Gambar garis arah ke titik A dengan mistar gambar.
k. Langkah i dan j dikerjakan untuk titik-titik detail yang lain. l. Detail yang teratur, misalnya : jalan, gedung atau saluran, diukur
lebar atau panjangnya dengan pita ukur.
m. Pindahkan Plane Table ke titik poligon di dekatnya, misalnya titik
P2.
n. Langkah pengukuran sebagaimana ketika Plane Table di titik P1
dilakukan.
PENGUKURAN CARA POLIGON
Lembar Informasi
Pada pengukuran situasi dengan cara poligon, Plane Table
didirikan pada semua titik yang diukur secara berurutan. Pengukuran
dengan cara ini dapat dite rapkan misalnya pada :
1. Pengukuran batas bidang tanah yang sisi-sisinya lurus.
2. Pembuatan kerangka peta situasi untuk acuan pengukuran detailnya.
Langkah Kerja
a. Dirikan statif di salah satu titik poligon, misalnya titik A.
b. Pasang Plane Table beserta papan gambar dan mistar gambarnya
pada statif.
c. Tepatkan posisi Plane Table di atas titik A dengan bantuan untingunting.
d. Setel ketegakan Plane Table dan papan gambarnya dengan memutar tiga sekrup penyetelnya, hingga nivo seimbang atau tepat
di tengah-tengah.
e. Buat garis arah utara di tepi papan gambar.
f. Letakkan kompas hingga sisi kompas berimpit dengan garis arah
utara tersebut.
g. Putar papan gambar hingga jarum kompas menunjuk arah utaraselatan.
h. Klem sumbu putar papan gambar dikeraskan, maka papan gambar
-
8/18/2019 Macam-macam Materi IUT
10/10
sudah berorientasi arah utara.
i. Arahkan teropong ke rambu ukur yang didirikan tegak di titik B.
j. Gambar garis arah ke titik B dengan mistar gambar.
k. Catat pembacaan benang atas (BA), benang tengah (BT) dan
benang bawah (BB).
l. Catat pembacaan sudut vertikal. m. Hitung jarak dari P ke titik 1, dengan rumus takimetri :
Jarak = 100 (BA-BB) cos2h, atau
Jarak = 100 (BA-BB) sin2z
dimana :
100 = konstanta pengali
h = sudut heling z = sudut zenith