macam-macam materi iut

Upload: im

Post on 07-Jul-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Macam-macam Materi IUT

    1/10

    Bagian-bagian Alat Ukur Sipat Datar

    Teropong  ;  Alat ini berfungsi untuk membidik dan memperjelas sasaran / objek yang akan

    diukur. Alat ini terdiri dan lensa objektif, lensa 

    okuler dan lensa diafragma serta dilengkapi dengan visir untuk membidik sasaran secara

    kasar. 

    Nivo ;  Merupakan alat bantu untuk membuat sumbu satu tegak lurus sumbu dua dan

    seballiknya. Ada dua jenis nivo yakni nivo kotak dan  nivo tabung. 

    Sekrup Pengatur ; Terdiri dan sekrup penajam objek / tromol

     pengatur fokus terletak di bagian samping teropong, berfungsi untuk memperjelas sasaran

    yang akan diukur. 

    Sekrup Penajam Benang Diafr agma ;  Terletak di bagian ujung belakang teropong ( Lensa

    Okuler), berfungsi untuk mengatur supaya benang silang terlihat jelas (benang atas, benang

    tengah dan benang bawah). 

    Sekrup Pendatar ;  Terdiri dan tiga sekrup terletak di bagian paling bawah pesawat ukur,

     berfungsi untuk mendatarkan plat bagian bawah alat ukur yang akan ditandai oleh posisi

    gelembung tepat berada di tengah nivo kotak. 

    Sekrup Geser Hori zontal ;  Terletak dibagian bawah alat, berfungsi untuk menggeser secara halus

    teropong ke arah horizontal agar sasaran yang akan dibidik tepat berada pada garis bidik. 

    Sekrup Pengunci ;  Terletak   pada bagian bawah alat berfungsi untuk  menguatkan / mengunci

    kedudukan alat ukur diatas statif. 

    Alat bantu penting lainnya : 

    Statif ;  Sering disebut kaki tiga, berfungsi sebagai tempat meletakkan pesawat, dilengkapi dengan

    tiga sekrup pengunci untuk menaik turunkan alat sesuai dengan posisi yang dikehendaki

     pengukur/praktikan. 

    Bak Ukur/Ranibu ;  Terbuat dari kayu/aluminium, berfungsi sebagai alat bantu untuk mengukur bedatinggi dan jarak. 

    Meteran ;  Berfungsi untuk rnengukur jarak di lapangan dari alat ukur ke patok yang dituju. 

    Payung ;  Berfungsi untuk melindungi alat,dari sinar matahari dan hujan. 

    Pengaturan Alat Ukur Sifat Datar 

  • 8/18/2019 Macam-macam Materi IUT

    2/10

     Pasanglah patok pada titik-titik yang telah ditentukan 

    Pasanglah statif di bagian tengah antara dua titik yang akan diukur dengan terlebih dahulu

    melonggarkan sekrup pengunci pada statif, aturlah kedudukan lempeng pada posisi mendatar

    selanjutaya tancapkan ketiga kakinya dengan cara menekan dengan kaki agar statif tidak mudahtergeser. 

    Pasanglah Water Pass di atas statif dan kuatkan sekrup pengunci agar alat tidak mudah jatuh atau

    tergeser. 

    Buatlah atau aturlah gelembung nivo tepat berada ditengah-tengah dengan memutar sekrup

     penyetel. Putarlah nivo pelan-pelan 180° . Bila setelah pemutaran ini gelembung nivo tidak lagi di

    tengah-tengah, tetapi pindah ke arah pinggir, maka kembalikan gelembung setengahnya ketengah-

    tengah dengan memutar sekrup penyetel, dan setelah itu gelembung di tengahkan lagi dengan

    memutar sekrup koreksi nivo. 

    Pelaksanaa Pengukuran Sipat Datar 

    Bidiklah bak ukur belakang dan baca benang atas, tengah, bawah, catatlah pada label dan ukur jarak

    horisontal dari intrumen ke bak ukur dengan rol meter. 

    Apabila beda tinggi antara dua titik yang diukur lebih besar dan 3 meter, maka

    gunakanlah titik bantu. 

    Untuk mengoreksi bacaan benang bacaan benang silang, gunakanlah rumus sebagai berikut : BT = (BA+BB) 

    Untuk mencari jarak  horizontal  dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : 

    §  Cara 1 , Dengan menggunakan rol meter, dan 

    § Cara 2 , Secara optis dengan rumus d = ( BA - BB ) X 100 meter  

    Beda Tinggi ( H )  

    H = BT belakang - BT muka 

    Koreksi beda tinggi (k)  

    K = h ; dimana n = jumlah patok pengukuran 

    Ketinggian Titik (h)  

    Pada pengukuran menyipat datar ketinggian titik dapat dihltung sebagai berikut: 

  • 8/18/2019 Macam-macam Materi IUT

    3/10

    H = H awal + h (meter) 

    Untuk poligon tertutup tinggi awal sama dengan tinggi titik akhir. 

    Profil Memanjang 

    Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh di bawah ini: 

    Diketahui dari hasil pengukuran dan perhitungan di lapangan adalah : 

    Jarak Horizontal (d) = D.1 - D.2 = 25 meter  

    D.2 - D.3 = 10 meter  

    D.3 - D.4 = 35 meter  

    D.4 - D.5 = 17 meter  

    D.5 - D.1 = 21 meter  

    Ketinggian (T) = T.I = 50 meter  

    T.2 = 52 meter  T.3 = 49 meter  

    T.4 = 54 meter  

    T.5 = 55 meter  

    Untuk mendapatkan % kemiringan gunakanlah rumus sebagai berikut: 

    % Kemiringan = Selisih Tinggi  x 100 

     Jarak Hosisontal  

    Beda Tinggi (DH) 

    DH = ( BA  –  BB ) x 100 x cos Z + TA  –  BT 

    Dimana : DH = beda tinggi 

    TA = tinggi alat theodolit 

    BT = benang tengah 

    Ketinggian = ketinggian titik + beda tinggi 

    Jarak  Jarak Datar (d), dapat diperoleh dengan menggunakan rumus seperti pada halaman

     berikut :

    D = ( BA  –  BB ) x 100 sin2 Z

    Dimana : D = Jarak Datar

  • 8/18/2019 Macam-macam Materi IUT

    4/10

      BA = Benang Atas

    BB = Benang Bawah

    Z = Zenit / sudut vertical

    Koordinat , untuk menghitung koordinat, dapat dilakukan dengan cara di bawah ini. Misalnya:  

    Koordinat titik P0  diketahui = (100,150), apabila selisih absis ( ) P0Pi = -25 meter  

    dan selisih ordinat ( ) P0Pi = -50 meter, maka koordinat titik  

    Pj adalah : 

    XPi = XP0 + YP = YP0  + terkoreksi 

    = 100 + (-25) = 150 +(-50)  

    = 75 meter = 100 meter  

    Jadi koordinat titik PI = (75 meter, 100 meter) 

    Koreksi sudut  Sebelum menghitung sudut jurusan, terlebih dahulu dilakukan koreksi sudut terutama pada

     pengukuran poligon tertutup. 

    Contoh polygon tertutup : 

    ü Koreksi dilakukan dengan menggunakan rumus : 

    ∑ β  = ( n + 2 ) x180° ± koreksi, dimana 

    β  = sudut lurus, sudut luar. 

    Koreksi seli sih koordinat   pada poligon tertutup sebagai •berikut 

    Koreksi f(x) = ± ∑ 

    ü  Koreksi masing-masing sisi poligon : F’(X)  = x f (x) 

    Dimana, D = jarak absis antara dua titik  

  • 8/18/2019 Macam-macam Materi IUT

    5/10

    ∑ D = jumlah jarak absis 

    sehingga selisih absis (Ax') terkoreksi : 

    x' = x ± f’ (x) 

     PENGOLAHAN DATA PENGUKURAN  

    Sudut Terukur 

    ∑β  = (n-2) 190 + factor koreksi 

    Faktor koreksi = 

    Sudut Terkoreksi 

    < abc = < abc ± fk  

    Total ∑β = (n-2) 180 

    Perhitungan Azimut 

    1.  Perhitungan maju 

    αawal 2-3-4 = 

    αawal 2-3-4 =α + 180 - < 5-4-3 

    αawal4-5-1 =αawal3-4-5 + 180 - < 1-5-4 

    αawal5-1-2 =αawal4-5-1 + 180 - < 2-1-5 

    αawal1-2-3 =αawal5-1-2 + 180 - < 3-2-1 

    αawal2-3-4 =αawal1-2-3 + 180 - < 4-3-2 

    2.  Perhitungan mundur 

    αawal 2-3-4 = 

    α 4-3-2 =αawal - 180 

    α 3-2-1 =α 4-3-2 +

  • 8/18/2019 Macam-macam Materi IUT

    6/10

      ∑ = ( tanpa memperhatikan ± ) 

    f  = ( memperhatikan ± ) 

     b. Koreksi = x ( ± ) ( jarak beda tinggi minus maka f  h koreksi plush) 

    ∑k   = f  h (jika f  h minus maka ∑ h plush) 

    c.  h terkoreksi = h + koreksi h 

    ∑ hT = O 

    Perhitungan Ketinggian 

    H = Hawal ± hT 

    Perhitungan Koordinat 

    1.  Perhitungan Ordinat 

    1.  Selisih ordinat 

    Delta X = Jarak datar sin α 

    ∑ X = (tidak memperhitungkan plus/minus) 

    f  X = (memperhatikan plus/minus) 

    2.  Koreksi selisih ordinat 

    K  X - 

    (jika nilai selisih ordinat positif, maka pada koreksi selisih ordinat dikurangi) 

    3.  Selisih ordinat terkoreksi 

    d.  Ordinat 

    X awal

    X1 = Xawal ±

    2.  Perhitungan Absis 

    a.  Selisih absis 

    Y = Jarak datar cos α 

    ∑ Y = (tidak memperhitungkan plus/minus) 

    f  Y = (memperhatikan plus/minus) 

  • 8/18/2019 Macam-macam Materi IUT

    7/10

     

     b.  Koreksi selisih Absis 

    K  Y - 

    (jika nilai selisih ordinat positif, maka pada koreksi selisih absis dikurangi) 

    3.  Selisih absis terkoreksi 

    d.  Absis 

    Yawal

    Y1 = Yawal ±

    Koreksi sudut vertical (untuk beda tinggi) 

  • 8/18/2019 Macam-macam Materi IUT

    8/10

    a. Dirikan statif di salah satu titik poligon, misalnya titik P. 

     b. Pasang Plane Table beserta papan gambar dan mistar  

    gambarnya pada statif. 

    c. Tepatkan posisi Plane Table di atas titik P dengan bantuan unting - 

    unting. 

    d. Setel ketegakan Plane Table dan papan gambarnya dengan  memutar tiga sekrup penyetelnya, hingga nivo seimbang atau 

    tepat di tengah-tengah. 

    e. Buat garis arah utara di tepi papan gambar. 

    f. Letakkan kompas hingga sisi kompas berimpit dengan garis arah 

    utara tersebut. 

    g. Putar papan gambar hingga jarum kompas menunjuk arah utaraselatan. 

    h. Klem sumbu putar papan gambar dikeraskan, maka papan 

    gambar sudah berorientasi arah utara. 

    i. Arahkan teropong ke rambu ukur yang didirikan tegak di titik 1. 

     j. Gambar garis arah ke titik 1 dengan mistar gambar. 

    k. Catat pembacaan benang atas (BA), benang tengah (BT) dan  benang bawah (BB). 

    l. Catat pembacaan sudut vertikal. 

    m. Hitung jarak dari P ke titik 1, dengan rumus takimetri : 

    Jarak = 100 (BA-BB) cos2h, atau 

    Jarak = 100 (BA-BB) sin2z 

    dimana : 

    100 = konstanta pengali 

    h = sudut heling 

    z = sudut zenith n. Gambar titik 1 pada kertas gambar dengan memasang jarak  

    tersebut berdasarkan skala peta yang sedang dibuat. 

    o. Langkah j, k, l, m, n dan o dikerjakan untuk titik-titik detail yang 

    lain. Langkah k, l dan m hanya dilakukan apabila Plane Table 

    tidak dilengkapi dengan Self Reducing Tacheometer . 

     p. Detail yang teratur, misalnya : jalan, gedung atau saluran, diukur  

    lebar atau panjangnya dengan pita ukur. 

    PENGUKURAN CARA PEMOTONGAN KE MUKA 

    Lembar Informasi 

    Pada pengukuran situasi dengan cara pemotongan kemuka, Plane  

    Table didirikan pada dua titik tetap, misalnya titik poligon yang berdekatan. 

    Posisi titik-titik detail ditentukan dengan mengukur arah dari dua titik tetap 

    tersebut. Perpotongan antara dua garis arah ke satu titik detail tertentu 

    dari dua titik tetap merupakan kedudukan titik detail tersebut. 

  • 8/18/2019 Macam-macam Materi IUT

    9/10

    Langkah Kerja 

    a. Dirikan statif di salah satu titik poligon, misalnya titik P1. 

     b. Pasang Plane Table beserta papan gambar dan mistar gambarnya 

     pada statif. 

    c. Tepatkan posisi Plane Table di atas titik P1 dengan bantuan untingunting. 

    d. Setel ketegakan Plane Table dan papan gambarnya dengan  memutar tiga sekrup penyetelnya, hingga nivo seimbang atau tepat 

    di tengah-tengah. 

    e. Buat garis arah utara di tepi papan gambar. 

    f. Letakkan kompas hingga sisi kompas berimpit dengan garis arah 

    utara tersebut. 

    g. Putar papan gambar hingga jarum kompas menunjuk arah utaraselatan. 

    h. Klem sumbu putar papan gambar dikeraskan, maka papan gambar  

    sudah berorientasi arah utara. 

    i. Arahkan teropong ke rambu ukur yang didirikan tegak di titik A. 

     j. Gambar garis arah ke titik A dengan mistar gambar. 

    k. Langkah i dan j dikerjakan untuk titik-titik detail yang lain. l. Detail yang teratur, misalnya : jalan, gedung atau saluran, diukur  

    lebar atau panjangnya dengan pita ukur. 

    m. Pindahkan Plane Table ke titik poligon di dekatnya, misalnya titik  

    P2. 

    n. Langkah pengukuran sebagaimana ketika Plane Table di titik P1 

    dilakukan. 

    PENGUKURAN CARA POLIGON 

    Lembar Informasi 

    Pada pengukuran situasi dengan cara poligon, Plane Table 

    didirikan pada semua titik yang diukur secara berurutan. Pengukuran 

    dengan cara ini dapat dite rapkan misalnya pada : 

    1. Pengukuran batas bidang tanah yang sisi-sisinya lurus. 

    2. Pembuatan kerangka peta situasi untuk acuan pengukuran detailnya. 

    Langkah Kerja 

    a. Dirikan statif di salah satu titik poligon, misalnya titik A. 

     b. Pasang Plane Table beserta papan gambar dan mistar gambarnya 

     pada statif. 

    c. Tepatkan posisi Plane Table di atas titik A dengan bantuan untingunting. 

    d. Setel ketegakan Plane Table dan papan gambarnya dengan  memutar tiga sekrup penyetelnya, hingga nivo seimbang atau tepat 

    di tengah-tengah. 

    e. Buat garis arah utara di tepi papan gambar. 

    f. Letakkan kompas hingga sisi kompas berimpit dengan garis arah 

    utara tersebut. 

    g. Putar papan gambar hingga jarum kompas menunjuk arah utaraselatan. 

    h. Klem sumbu putar papan gambar dikeraskan, maka papan gambar  

  • 8/18/2019 Macam-macam Materi IUT

    10/10

      sudah berorientasi arah utara. 

    i. Arahkan teropong ke rambu ukur yang didirikan tegak di titik B. 

     j. Gambar garis arah ke titik B dengan mistar gambar. 

    k. Catat pembacaan benang atas (BA), benang tengah (BT) dan 

     benang bawah (BB). 

    l. Catat pembacaan sudut vertikal. m. Hitung jarak dari P ke titik 1, dengan rumus takimetri : 

    Jarak = 100 (BA-BB) cos2h, atau 

    Jarak = 100 (BA-BB) sin2z 

    dimana : 

    100 = konstanta pengali 

    h = sudut heling z = sudut zenith