m. isa ha salam & rifqi muhammad fathi.pdf

55
Pemetaan Kajian Tafsir Al-Qur’an pada Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: Analisis Sitiran Pengarang yang Disitir Disertasi Mahasiswa Tahun 2005-2010 Laporan Penelitian Kolektif Disusun oleh: Dr. M. Isa HA Salam, MA. Rifqi Muhammad Fathi, MA Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011

Upload: tranliem

Post on 11-Dec-2016

265 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

Pemetaan Kajian Tafsir Al-Qur’an pada Program Pascasarjana

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta:

Analisis Sitiran Pengarang yang Disitir Disertasi Mahasiswa Tahun 2005-2010

Laporan Penelitian Kolektif

Disusun oleh:

Dr. M. Isa HA Salam, MA.

Rifqi Muhammad Fathi, MA

Fakultas Ushuluddin

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2011

Page 2: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

Kata Pengantar

والصالة . احلمد هلل على ما علم من البيان، وأذلم من التبيان، ومتم من اجلود والفضل واإلحسان

والسالم األمتان األكمالن، على سيد ولد عدنان، سيدنا حممد ادلبعوث بأكمل األديان، ادلنعوت

بإحسان، صالة دائمة ما كّر يف التوراة واإلجنيل والفرقان، وعلى آلو وأصحابو والتابعني ذلم

.اجلديدان، وعبد الرمحن

Alhamdulillah, hanya atas izin, pertolongan, dan rida Allah ta’a>la,

penelitian yang berjudul “Pemetaan Kajian Tafsir Al-Qur’an pada Program

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta: Analisis Sitiran Pengarang yang Disitir Disertasi Mahasiswa Tahun

2005-2010 ini dapat terselesaikan. Oleh karenanya, selain menghaturkan puji

syukur ke hadirat Allah ta’a>la, penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih

kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu

kelancaran studi dan penelitian ini, beberapa di antaranya adalah:

1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membiayai

penelitian ini.

3. Jajat Burhanuddin, Ph. D. yang telah menjadi supervisor penelitian ini dan

memberikan banyak kritik dan masukan pada penelitian ini.

4. Perpustakaan Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Perpustakaan Program Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

6. Perpustakaan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

7. Drs. Agus Rifai, M.Si. atas masukan dan diskusi awal sebelum

keberangkatannya menempuh studi S3 di Malaysia.

8. Prof. Dr. Masri Mansoer, MA., Fahmi Muhammad Ahmadi, M.Si., Qory

Izzatul Muna, Faik Muhammad, S.Th.I., Masykur Rosyid, S.Th.I. dan

Page 3: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

iv

Muhammad Idris Mesut yang telah membantu mengolah data dan

memberikan masukan yang sangat berharga kepada kami.

9. Keluarga kami berdua yang telah mengorbankan waktu kebersamaan mereka

dengan kami untuk kami gunakan melakukan kerja-kerja dalam penelitian

ini, mulai dari mengumpulkan data, mengolah dan menganalisa, hingga

menyusun laporan penelitian ini.

Semoga bantuan yang mereka berikan, menjadi amal jariyah mereka dan

Allah anugerahkan balasan yang lebih baik dan berlipat ganda.

وصلى اهلل على خري األنام، واهلل ادلوفق دلا قصدنا باإلمتام، وإياه نسأل الثبات على السنة

واإلسالم، وبو نتعوذ من البدع واآلثام، والسبب ادلوجب لإلنتقام، إنو ادلعني ألوليائو على أسباب

هيل ما أومأنا، إنو اخلريات، وادلوفق ذلم سلوك أنواع الطاعات، وإليو الرغبة يف تيسري ما أردنا، وتس

.جواد كرمي، رؤوف رحيم

Jakarta, 14 Oktober 2011

Peneliti,

Dr. M. Isa H. A. Salam, MA. Rifqi Muhammad Fatkhi, MA.

Page 4: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

Daftar Isi

Kata Pengantar ....................................................................................................... iii

Daftar Isi .................................................................................................................. v

Daftar Tabel dan Gambar ...................................................................................... vi

Bab I Pendahuluan ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Permasalahan......................................................................................... 3

C. Hipotesis ............................................................................................... 4

D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4

E. Manfaat dan Signifikansi Penelitian .................................................... 5

F. Telaah Kepustakaan .............................................................................. 6

G. Metode Penelitian ................................................................................. 8

Bab II Tafsir dan Periodesasi Tafsir ..................................................................... 11

A. Definisi Tafsir ..................................................................................... 11

B. Sejarah Perkembangan Tafsir ............................................................. 13

C. Periodesasi Kitab Tafsir ...................................................................... 16

1. Tafsir Klasik (Abad III-VIII H) ................................................... 16

2. Tafsir Abad Pertengahan (Abad IX-XII H) ................................. 19

3. Tafsir Modern (Abad XIII-XIV H) .............................................. 20

4. Tafsir Kontemporer (Abad XIV H-sekarang) ............................. 23

Bab III Hasil dan Analisa Data .............................................................................. 25

A. Disertasi, Sitiran, dan Pengarang yang disitir .................................... 25

B. Sitiran Pengarang ................................................................................ 28

C. Tafsir Klasik versus Tafsir Kontemporer ........................................... 31

Bab IV Penutup ...................................................................................................... 41

A. Kesimpulan ......................................................................................... 41

B. Rekomendasi ....................................................................................... 41

Daftar Pustaka

Lampiran-lampiran

Page 5: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

Daftar Tabel dan Gambar

Tabel 1. Disertasi kajian tafsir dan sitiran ............................................................ 26

Tabel 2. Rata-rata pengarang yang disitir ............................................................. 27

Tabel 3. Jumlah sitiran ........................................................................................... 27

Gambar 1. Prosentase pengarang yang paling banyak disitir ................................ 29

Gambar 2. Jumlah sitiran terbanyak pada pengarang yang disitir ........................ 30

Gambar 3. Prosentase komposisi periode tafsir yang disitir ................................. 36

Gambar 4. Komparasi pengarang terbanyak yang disitir ...................................... 37

Gambar 5. Prosentase periode tafsir pengarang yang paling banyak disitir ......... 38

Gambar 6. Prosentase periode tafsir pengarang yang paling banyak disitir

disertasi UIN Jakarta ............................................................................................. 39

Gambar 7. Prosentase periode tafsir pengarang yang paling banyak disitir

disertasi UIN Yogyakarta ...................................................................................... 40

Page 6: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Dalam bidang kajian al-Qur’an atau Tafsir, banyak dijumpai berbagai

corak penafsiran al-Qur’an. Abdul Majid Abdussalam al-Muhtasib (1997),

misalnya, mengelompokkan tiga kategori tafsir konptemporer, yaitu corak salafi,

rasional, dan ilmiah. Thameem Ushama (2002) melihat kajian al-Qur’an

berdasarkan metodologi yang digunakan, yaitu tafsir bil ma’tsur, tafisr bil ra’yi,

dan tafsir isyari. Menurut Abdul Mustaqim (2003) setiap periode terdapat

karakateristik di dalam corak penafsiran al-Qur’an. Dalam karyanya tersebut

Abdul Mustaqim menyimpulkan bahwa pada setiap periode, yaitu periode klasik,

pertengahan, dan kontemporer terdapat karakteristik yang berbeda sebagai suatu

keniscayaan. Hal ini karena terdapat pengaruh dari kondisi sosio-kultural dan

situasi politik pada saat mufassir hidup. Di samping itu juga terdapat para ahli

lain yang berusaha memberikan gambaran mengenai kajian di bidang al-qur’an

atau tafsir, baik secara umum atau secara khusus pada suatu geografis tertentu

seperti dilakukan Federspiel (1996) tentang kajian al-qur’an di Indonesia dari

Mahmud Yunus hingga Quraish Shihab.

Beberapa hal tersebut telah membuktikan bahwa dalam studi tafsir al-

qur’an terdapat pengaruh yang kuat dari suatu sistematika atau cara berfikir yang

diakibatkan karena perbedaan latar belakang, perbedaan kondisi sosial budaya,

dan sebagainya yang di dalam memahami teks al-Qur’an.

Pemetaan yang dilakukan oleh para ahli atau pemerhati tersebut pada

dasarnya karena suatu ilmu tidak tercipta dari suatu yang hampa. Tidak ada

sesuatu di alam ini yang tercipta secara tiba-tiba. Segala sesuatu yang ada di

muka bumi ini tercipta dari sesuatu yang telah ada sebelumnya. Hanya Tuhanlah

yang ada karena diri-Nya sendiri (qiya>m bi nafsih). Dalam kerangka ini, maka

setidaknya juga dapat dipahami bahwa tidak ada sesuatu yang secara orisinil

Page 7: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

2

merupakan karya manusia, termasuk di dalamnya karya suatu ilmu pengetahuan

atau teknologi. Dalam bidang ilmu pengetahuan, tiada ilmu dan teknologi yang

tercipta secara tiba-tiba, Ilmu terlahir dari pengamatan dan atau penelaahan

terhadap suatu fenomena yang ada di alam. Einstein, seorang fisikiwan dunia

terkemuka, meyakini bahwa sains tidak lebih merupakan suatu penyempurnaan

dari cara berfikir sehari-hari. Penyempurnaan ini dicpai melalui penemuan dan

penyempurnaan metode ilmiah. Dengan kata lain, suatu ilmu tidaklah tercipta

dari suatu keadaan yang tanpa ruang maupun waktu. Busha dan Harter (1980: 5)

menyatakan bahwa suatu pengetahuan tercipta melalui proses berfikir, berkarya

dengan cara-cara tertentu, menggunakan metode yang tepat untuk

menggambarkan dan menjelaskan suatu fenomena. Karya seorang ilmuwan akan

menjadi penting jika suatu pengetahuan dari setiap bidang ilmu pengetahuan

dapat dikembangkan sehingga dapat meningkatkan suatu kebenaran (truth) dan

mengurangi kesalahan (error) dari berbagai bidang ilmu.

Perkembangan suatu ilmu dapat didekati dengan berbagai sisi. Salah satu

cara yang dilakukan untuk mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan

terutama menyangkut domain atau wilayah kajian adalah dengan melakukan

visualisasi pengetahuan atau lazim disebut pemetaan pengetahuan (knowledge

mapping). Pemetaan ini dilakukan sebagai pengungkapan suatu gagasan atau

perasaan dengan menggunakan gambar, tulisan, grafik. Menurut Spasser (1997:

78) peta ilmu pengetahuan merupakan alat relasi yang menyediakan informasi

antar hubungan entitas yang dipetakan. Di samping metode analisis isi seperti

dijelaskan di atas, metode lain yang dapat digunakan untuk memetakan suatu

bidang kajian adalah dengan menggunakan metode analisis sitiran. Metode ini

digunakan untuk menganalisis secara deskriptif suatu karya menurut jenis

literatur dan frekuensi pengarang yang bertujuan untuk mengetahui penggunaan

jenis literatur dan kontribusi yang diberikan oleh peneliti dalam perkembangan

ilmu pengetahuan (Sulistyo-Basuki, 2001: 11).

Penelitian ini berusaha melakukan kajian terhadap pemikiran tafsir al-

Qur’an di Indonesia yang dilakukan dengan melakukan analisis sitiran terhadap

Page 8: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

3

disertasi mahasiswa pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (selanjutnya

disebut UIN Jakarta) dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (selanjtunya disebut

UIN Yogyakarta) pada periode lima tahun terakhir, yaitu tahun 2005-2010.

B. Permasalahan

UIN (dulu bernama IAIN) dikenal banyak kalangan sebagai kampus

pembaharu pemikiran Islam. Sebagai universitas unggulan, mahasiswa UIN

berasal dari berbagai daerah, dari ujung Barat sampai ujung Timur wilayah

Indonesia, dari Aceh hingga Irian Jaya. Mahasiswa UIN berasal hampir dari

setiap propinsi di Indonesia. Mahasiswa UIN bahkan ada yang berasal dari luar

negeri seperti Malaysia, Thailand, Singapura, dan bahkan dari kawasan Afrika

seperti Nigeria. UIN juga mempunyai program pendidikan yang bervariasi baik

jenis program studi maupun tingkat pendidikan, dari S1, S2, dan bahkan S3.

Sebagai suatu universitas, UIN sangat terbuka dalam berbagai aliran pemikiran,

dari yang paling moderat sampai yang paling konservatif, dari liberalisme sampai

tradisionalisme. Untuk menyelesaikan suatu program studi di UIN, baik pada

tingkat sarjana (S1), Magister (S2), dan doktor (S3), mahasiswa diwajibkan

menulis suatu karya ilmiah yang berupa skripsi untuk program S1, tesis untuk

program S2, dan disertasi untuk program S3.

Dalam tradisi ilmiah, disertasi merupakan karya ilmiah sebagai suatu

hasil penelitian dan analisa berfikir seorang mahasiswa sehingga dalam batas-

batas tertentu, disertasi ini dapat dikatakan merupakan puncak pencapaian

pemikiran seseorang dalam bidang yang diminatinya. Di samping itu, di dalam

penulisan disertasi juga menggambarkan hubungan antar pemikiran. Dalam

menyusun disertasi, mahasiswa tidak hanya membahas suatu masalah

berdasarkan kerangka pemikirannya sendiri, akan tetapi juga mengutip banyak

sumber untuk menjelaskan masalah yang diteliti. Kutipan-kutipan atau sitiran

yang dilakukan dalam menyusun karya ilmiah tersebut dapat merupakan bentuk

komunikasi ilmiah, dan juga dapat mengindikasikan adanya pengaruh dari

sumber yang dikutip.

Page 9: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

4

Dengan demikian dari disertasi ini akan terlihat bagaimana pemikiran

tertentu mempengaruhi seseorang yang dapat dianalisa dari penunjukkan kutipan

atau sitiran yang digunakan dalam menyusun karya akhir atau disertasi tersebut.

Dalam kerangka ini maka dalam penulisan disertasi pasti akan dipengaruhi oleh

pemikiran tertentu, baik yang bersifat modern dan liberal maupun yang

konservatif dan tradisional. Di antara aliran-aliran tersebut, aliran pemikiran

manakah yang paling banyak berpengaruh bagi para mahasiswa UIN;

modernisme ataukah tradisionalisme? Sebagai kampus pembaharu tentu

seharusnya pemikiran-pemikiran yang bersifat modern dan rasional yang banyak

berpengaruh di dalam pemikiran keagamaan para civitas akademika termasuk

para mahasiswanya.

Berkenaan dengan masalah tersebut di atas, rumusan masalah penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Berapa jumlah pengarang yang disitir oleh mahasiswa pascasarjana UIN

Jakarta dan UIN Yogyakarta dalam disertasi studi tafsir Al-Qur’an?

2. Siapakah yang paling berpengaruh/dominan dengan frekuensi tertinggi disitir

dalam disertasi mahasiswa pascasarjana UIN Jakarta dan UIN Yogyakarta

dalam studi tafsir Al-Qur’an?

3. Bagaimana kecenderungan pemikiran tafsir mahasiswa S3 pascasarjana UIN

Jakarta dan UIN Yogyakarta?

C. Hipotesis

Penelitian tentang peta pemikiran tafsir Al-Qur’an di Indonesia yang

dilakukan melalui analisis sitiran terhadap disertasi program pascasarjana UIN

Jakarta dan UIN Yogyakarta ini didasarkan atas asumsi sebagai berikut :

1. Disertasi merupakan suatu jenis karya ilmiah sebagai hasil penelitian, dan

karenanya harus memenuhi kriteria ilmiah.

2. Disertasi yang ditulis oleh mahasiswa pascasarjana merupakan karya ilmiah

sebagai bentuk penuangan gagasan, ide, dan atau temuan dalam bidang ilmu.

Page 10: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

5

3. Semua literatur ilmu pengetahuan yang digunakan dalam penulisan tesis dan

disertasi tercantum di dalam bibliografi (daftar pustaka) yang menunjukkan

literatur yang disitir.

Berdasarkan beberapa asumsi tersebut di atas, maka hipotesa kerja yang

diajukan dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh pemikiran modernisme

yang dominan di kalangan mahasiswa pascasarjana UIN Jakarta dan UIN

Yogyakarta di dalam studi tafsir al-Qur’an.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengetahui aliran pemikiran yang paling

berpengaruh terhadap pemikiran tafsir al-Qur’an mahasiswa pascasarjana UIN

Jakarta dan UIN Yogyakarta pada kurun periode setengah dasawarsa terakhir,

yaitu antara tahun 2005-2010 yang ditunjukkan pada kutipan pada penulisan

disertasi.

Secara khusus tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui tema-tema pemikiran tafsir yang sering ditulis oleh

mahasiswa pascasarjana UIN Jakarta dan UIN Yogyakarta.

2. Untuk mengetahui dimensi subyek dari literatur yang sering digunakan di

dalam penulisan disertasi.

3. Untuk mengetahui pengarang atau tokoh dari pengarang literatur yang sering

dikutip di dalam penulisan disertasi.

E. Manfaat dan Signifikansi Penelitian

Hasil penelitian terutama bermanfaat untuk hal-hal sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini menggambarkan kecenderungan pemikiran yang

berkembang di dalam studi tafsir al-Qur’an di Indonesia.

2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai evaluasi terhadap sistem pengajaran

tafsir al-Qur’an.

Page 11: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

6

3. Hasil penelitian dapat dijadikan masukan bagi lembaga informasi atau

perpustakaan untuk menyediakan sumber-sumber informasi yang diggunakan

dosen di dalam kegiatan ilmiah.

F. Telaah Kepustakaan

1. Modernisme & Tradisionalisme

Prof. Dr. Harun Nasution (1996: 11) dalam buku “Pembaharuan Dalam

islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan” menyebutkan pengertian modernisme

sebagaimana difahami oleh masyarakat Barat sebagai fikiran, aliran, gerakan dan

usaha untuk merubah faham-faham, adapt-istiadat, institusi-isntitusi lama, dan

sebagainya, untuk disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan oleh

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Lebih lanjut menurut beliau,

di dunia Islam, modernisme tersebut mulai muncul pada permulaan abad

sembilan belas yang ditandai dengan adanya upaya para pemimpin Islam untuk

melepaskan umat islam dari suasana kemunduran, dan membawanya pada

kemajuan. Upaya pembaharuan tersebut tidak hanya terbatas institusi-institusi

sosial, tetapi juga pada upaya pembaharun pemahaman keagamaan. Selanjutnya,

dalam pembaharuan pemikiran Islam, Fazlur Rahman seperti dikutip Mas’adi

(1997: 47), perkembangan modernisme dibedakan ke dalam dua periode, yaitu

modernisme klasik dan modernisme kontemporer. Kedua periode modernisme ini

mempunyai latar belakang dan kecenderungan-kecenderungan yang berbeda.

2. Studi Tafsir al-Qur’an

Istilah studi al-Qur’an seperti dilihat dalam karya Federspiel (1996)

mencakup berbagai kajian terhadap Al-Qur’an yang tidak terbatas pada tafsir al-

qur’an, tetapi juga mencakup ilmu-ilmu al-Qur’an, terjemahan al-Qur’an, kutipan

al-Qur’an, peranan al-Qur’an, cara membaca al-Qur’an, dan indeks al-Qur’an.

Sebagai objek kajian, al-Qur’an memang telah menarik banyak kalangan tidak

saja oleh para sarjana muslim, akan tetapi juga oleh para sarjana non muslim

terutama para orientalis. Kajian terhadap al-Qur’an tidak saja didasarkan semata-

Page 12: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

7

mata karena merupakan rujukan utama dan pertama agama Islam, tetapi juga

karena isi al-Qur’an dipandang memuat tema-tema yang komprehensif bagi

kehidupan manusia sehingga selalu menarik dan direlevan untuk dikaji.

Berdasarkan literatur relevan yang ada, peta kajian al-Qur’an

menunjukkan hal yang sangat beragam, baik dari segi materi, corak maupun

metodologi yang digunakan. Dari segi corak penafsiran al-Qur’an, misalnya,

Abdul Majid Abdussalam al-Muhtasib (1997), mengelompokkan tiga kategori

tafsir konptemporer, yaitu corak salafi, rasional, dan ilmiah. Thameem Ushama

(2002) melihat kajian al-Qur’an berdasarkan metodologi yang digunakan, yaitu

tafsir bil ma’tsur, tafisr bil ra’yi, dan tafsir isyari. Abdul Mustaqim (2003) juga

berusaha memetakan beberapa karakteristik penafsiran al-qur’an dari periode

klasik hingga kontemporer. Dalam karyanya tersebut Abdul Mustaqim

menyimpulkan bahwa pada setiap periode, yaitu periode klasik, pertengahan, dan

kontemporer terdapat karakteristik yang berbeda sebagai suatu keniscayaan. Hal

ini karena terdapat pengaruh dari kondisi sosio-kultural dan situasi politik pada

saat mufassir hidup. Secara umum kajian-kajian tersebut didasarkan atas survey

bibliografis dan atau menggunakan metode analisis isi (content analysis).

Berdasarkan analisis isi ini kemudian peneliti membuat suatu kesimpulan atau

melakukan pemetaan atas kajian yang dilakukan.

Analisis sitiran sebagai salah satu metode di dalam pemetaan ilmu

pengetahuan merupakan bagian dari teknik analisis bibliometrik. Istilah ini mulai

diperkenalkan tahun 1960 oleh Pritchard. Menurut Septiyono (1996: 11),

bibliometrik adalah aplikasi metode statistik dan matematik terhadap buku dan

media lainnya dari komunikasi terrekam. With dan McCain (1989: 119)

mengatakan bahwa bibliometrik merupakan kajian kuantitatif dari literatur yang

digambarkan dalam bibliografi. Penggunaan metode ini sebenarnya telah banyak

dilakukan oleh para peneliti. Andrews (2003) melakukan analisis ko-sitiran

pengarang dalam bidang Medical Informatics dari tahun 1994-1998 dengan

menggunakan metode analisis multivariat untuk melihat hubungan antar

pengarang, dan menggunakan analisis Multidimensional Scalling (MDS) untuk

Page 13: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

8

visualisasi dalam bentuk peta. Demikian juga yang dilakukan oleh Noyon dan

H.F Moed (1999) melakukan studi bibliometrik dengan pemetaan dan analisis

sitasi, Kopesa dan Schiebel (1998) melakukan pemetaan sains dan teknologi

dengan model hubungan multidimensional, dan Howard D. White (1998)

melakukan visualisasi ilmu informasi berdasarkan analisis ko-sitiran.

G. Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan paradigma positifis, dan

menggunakan model penelitian kuantitatif. Dalam hal ini peneliti menggunakan

metode penelitian survey terhadap sumber bibliografi. Metode ini dilakukan

dengan meneliti suatu objek yang berupa sumber bibliografi yaitu dalam bentuk

disertasi.

Pendekatan yang digunakan didalam penelitian ini adalah pendekatan

bibliometrik. Dalam kajian Ilmu Perpustakaan dan Informasi, pendekatan

bibliometrik ini merupakan penggunaan metode statistik dan matematik dalam

menganalisis literatur agar diketahui perkembangan secara historis suatu bidang

subyek, pola kepengarangan, penerbitan, dan pemanfaatan dokumen (Young, ed.

1983: 22). Dengan pendekatan ini, hubungan antar suatu dokumen dapat diteliti

melalui analisis kutipan-kutipan yang digunakan di dalam menulis suatu disertasi

yang disebut dengan analisis sitiran.

Analisis Sitiran dilakukan terhadap berbagai jenis dokumen, disertasi,

prosiding, buku, dan jurnal. Analisis Sitiran adalah salah satu teknik bibliometrika

yang digunakan untuk mengukur pengaruh intelektual ilmuan dari pengarang yang

disitir terhadap penulis yang menyitir. Sebuah karya ilmiah tidak dapat berdiri

sendiri, ia berada di dalam lingkungan literatur sejenis bahkan sebuah sitiran

secara umum menggambarkan hubungan antara sebagian atau seluruh bagian

dokumen yang disitir dengan sebagian atau seluruh bagian dokumen yang

menyitir (Ziman, 1976: 139).

Penyitiran adalah alat pengamatan yang penting dalam perkembangan

ilmu pengetahuan karena dalam penyitiran suatu karya ilmiah terdahulu menjadi

Page 14: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

9

acuan untuk disitir dan selanjutnya karya ilmiah tersebut disitir lagi dan

seterusnya (Dang Yaru, 1997: 946-952).

Karya Ilmiah disitir karena karya tersebut memiliki heuristic value yaitu

kemampuan membentuk konsep-konsep baru, ide, dan hipotesis (Bluma C Peritz,

1990). Penyitiran oleh karenanya dilakukan terhadap ide-ide dan konsep-konsep

termasuk di dalamnya teori yang dijadikan pijakan dari karya ilmiah yang

menyitirnya untuk membangun karya ilmiah yang baru sehingga menjadi tulisan

baru yang didukung oleh teori atau konsep dari tulisan ilmiah sebelumnya

sehingga terjadi pengaruh dokumen sitiran terhadap dokumen yang menyitirnya

(Haigi dan Yamazaki, 1998: 376).

1. Populasi, Sampel, Subjek, dan Objek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua disertasi kajian Tafsir UIN

Jakarta dan UIN Yogyakarta yang diselesaikan antara tahun 2005 sampai tahun

2010 dan menjadi koleksi perpustakaan Pasca Sarjana kedua universitas tersebut

yaitu berjumlah 20 disertasi. Mengingat jumlah populasi yang tidak terlalu

banyak, maka penelitian ini menjadikan populasi tersebut sebagai sampel.

Subjek dalam penelitian ini adalah kajian tafsir Al-Qur’an, sedangkan

objek penelitian ini adalah pengarang yang disitir disertasi disertasi kajian Tafsir

UIN Jakarta dan UIN Yogyakarta.

Penelitian ini dilakukan terhadap disertasi mahasiswa pascasarjanaa UIN

Jakarta dan UIN Yogyakarta pada periode lima tahun terakhir, yaitu antara tahun

2005-2010. Disertasi yang dijadikan objek penelitian adalah yang berkaitan

dengan bidang kajian tafsir al-Qur’an.

Pemilihan periode 2005-2010 ini didasarkan atas pertimbangan bahwa

pada kurun waktu tersebut pemikiran Islam diwarnai dengan tarik menarik antara

pemikiran tradisionailsme dengan modernism, terutama terlihat pada munculnya

gerakan fundamentalisme atau radikalisme dan liberalisme Islam. Kedua kutub

pemikiran sedikit banyak tentu telah berpengaruh terhadap pola pikir di kalangan

mahasiswa pascasarjana di dalam menuangkan ide-ide atau gagasan-gagasannya

yang dituangkan dalam disertasi.

Page 15: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

10

2. Pengumpulan dan Pengolahan Data

Data diperoleh dengan menyalin disertasi dalam bentuk pdf dan fotocopy

disertasi yang tidak tersedia dalam format tersebut. Selanjutnya dilakukan

beberapa prosedur terhadap data yang terkumpul tersebut:

a. Mengumpulkan dan mengelompokkan data

b. Mencatat sitiran dan pengarang yang disitir dari setiap disertasi

c. Membuat kode nama pengarang dan disertasi

d. Membuat tabel sitiran, pengarang yang disitir, dan disertasi yang menyitir.

e. Melakukan shortir data untuk melihat frekuensi

f. Membuat tabel frekuensi pengarang, berisi jumlah sitiran dan prosentasi

pengarang yang disitir sebanyak 30 pengarang yang paling banyak disitir.

3. Analisis Data

Setelah data terkumpul dan dikelompokkan serta dibuat tabel-tabel frekuensi,

data-data tersebut dianalisa dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pengarang yang paling berpengaruh yaitu dengan frekuensi sitiran yang

paling tinggi

b. Periode kitab tafsir yang paling berpengaruh yaitu dengan frekuensi sitiran

yang paling tinggi

c. Komparasi dari dua lokasi disertasi dengan membandingkan frekuensi

pengarang yang disitir dan periode kitab tafsirnya.

Page 16: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

Bab II

Tafsir dan Periodesasi Tafsir

A. Definisi Tafsir

Term tafsir adalah serapan dari bahasa Arab, al-Tafsi>r. Derivasi kata

tafsi>r dalam bahasa Arabnya sendiri terdapat perbedaan. Hal ini bisa dilihat dari

adanya perbedaan pandangan mengenai asal kata tafsi>r oleh sejumlah pakar

bahasa Arab. Beberapa di antara perbedaan pendapat yang terjadi di kalangan

ulama adalah sebagai berikut:

1. Kata tafsir berasal dari kata al-tafsi>rah yang memiliki arti sebuah riset yang

dilakukan oleh seorang dokter pada urine pasien untuk mengetahui

penyakitnya. Hal ini disamakan dengan seseorang yang menafsirkan ayat al-

Quran dengan meneliti dan mengamatinya untuk bisa mengeluarkan dan

mengambil makna dan hukum yang terkandung di balik teks al-Quran.

Pendapat ini dikemukakan oleh al-Zarkashi> dan S{adi>q H{asan Khan (al-

Zarkashi>, 2006: 331), akan tetapi, di dalam beberapa kamus bahasa Arab, arti

kata seperti ini juga ditunjukkan oleh kata al-fasr (Ibn Fa>ris, 1979: 504).

2. Kata tafsir merupakan turunan kata dari kata al-fasr yang mengikuti pola

kata taf‘i>l. Pendapat ini dipilih oleh beberapa ulama, di antaranya adalah Abu>

H{ayya>n, Ibn Fa>ris, al-Azhari> dan al-Suyu>t}i> (H{usayn, 1996: 29; al-Suyu>t}i>: 173;

Abu> H{ayya>n, 1993: 9).

3. Kata tafsi>r diambil dari ungkapan orang Arab: fassartu al-faras yang berarti

saya melepaskan kuda. Hal ini dianalogikan kepada seorang penafsir yang

melepaskan seluruh kemampuan berpikirnya untuk bisa mengurai makna ayat

al-Quran yang tersembunyi di balik teks dan sulit dipahami (al-Alu>si>: 4).

4. Kata tafsi>r juga dipahami oleh sebagian ulama sebagai sebuah kata yang

susunan hurufnya dibalik dari asalnya. Hal ini berkaca pada ungkapan orang

Arab yang mengatakan: safarat al-mar’ah yang berarti terbukanya cadar

seorang perempuan. Dari ungkapan ini, sebagian ulama berkesimpulan bahwa

Page 17: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

12

kata al-tafsi>r berasal dari kata al-tasfi>r yang disamakan dan dianalogikan

dengan kata jadhab yang sama dengan kata jabadh dan kata s }a‘iqa dengan

s}aqi‘a (al-Suyu>t}i>: 173).

5. Pendapat terakhir mengatakan bahwa kata tafsir berasal dari ungkapan orang

Arab yang berbunyi: fusirat al-naurah yang memiliki makna memercikkan air

pada kapur hingga kapur terurai. Pendapat ini didukung oleh al-T{u>fi> (al-

Sabat: 29).

Dari kelima pendapat di atas, Kha>lid bin ‘Uthma>n al-Sabat mengatakan

bahwa tiga pendapat pertama memiliki kedekatan makna. Sedangkan pendapat

yang dianggap kuat adalah pendapat kedua. Pendapat yang ke empat merupakan

pendapat yang lemah dan pendapat yang terakhir adalah pendapat paling lemah

(al-Sabat: 27).

Perbedaan pandangan dalam penelusuran asal kata tafsi>r sebagaimana di

atas juga terjadi dalam perbedaan definisi tafsir secara istilah. Tidak kurang dari

tiga belas pendapat terkait perbedaan definisi tafsir (al-Sabat: 27). Meskipun

demikian, pengertian tersebut dapat dipetakan menjadi dua kelompok. Kelompok

pertama memahami tafsir sebagai sebuah disiplin ilmu, sedangkan kelompok

kedua memahaminya sebagai sebuah kegiatan atau aktifitas.

Kelompok yang memahami tafsir sebagai disiplin ilmu memberikan

beberapa definisi terhadap tafsir sebagai berikut:

1. Tafsir adalah sebuah disiplin ilmu yang digunakan untuk memahami Kita>b

Alla>h yang diturunkan kepada Nabi Saw. dan menjelaskan makna-makna

yang terkandung di dalamnya serta mengeluarkan hukum-hukum dan

berbagai hikmah darinya. Ini merupakan definisi yang disampaikan oleh al-

Zarkasyi> yang dikutip oleh al-Suyu>t}i> (al-Suyu>t}i>: 174).

2. Tafsir adalah disiplin ilmu yang mengkaji tentang cara pengucapan

(pembacaan) lafaz-lafaz al-Quran, petunjuk-petunjuk dan hukum-hukumnya,

baik yang partikular (juz’i>) maupun yang global (kulli>), serta makna-makna

yang terkandung di dalamnya. Definisi ini disampaikan oleh Abu> H{ayya>n

yang diikuti oleh al-Alu>si> (Abu> H{ayya>n: 121; al-Alu>si>: 4).

Page 18: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

13

3. Tafsir merupakan ilmu yang mengkaji tentang aspek-aspek yang meliputi al-

Quran yang dikonsentrasikan terhadap maksud-maksud Allah Swt. yang

tertuang di dalam al-Quran dengan kadar kemampuan manusia (al-Sabat: 29;

‘Abd al-Qa>dir Mans}u>r, 2002: 173; al-Zarqa>ni>, 2001, 7).

Dari ketiga definisi yang mewakili kalangan yang menganggap tafsir

sebagai disiplin ilmu dapat ditarik kesimpulan, bahwa tafsir merupakan suatu

ilmu yang digunakan untuk mengkaji al-Quran secara komprehensif. Sedangkan

ulama yang mengarahkan tafsir sebagai sebuah ‚aktifitas pemikiran‛ mempunyai

beberapa definisi, di antaranya:

1. Tafsir adalah penjelasan kalam-kalam Allah Swt. yang bernilai ibadah ketika

dibaca, yang diturunkan kepada Nabi (Ya‘qu>b, 1425: 45).

2. Sedangkan al-Jurja>ni mengartikan tafsir sebagai upaya penjelasan terhadap

makna ayat dan berbagai keadaan serta sejarah dan sebab turunnya ayat

dengan menggunakan ungkapan yang jelas (al-Jurja>ni>, 1421: 62).

3. Tafsir merupakan penjelasan kalam-kalam Allah Swt. atau dengan kata lain

tafsir merupakan sesuatu yang menjelaskan kalimat-kalimat al-Quran dan

pemahamannya.

Terlepas dari perbedaan-pebedaan yang ada, tafsir merupakan suatu

istilah yang dipakai dalam upaya memahami al-Quran. Dari definisi-definisi di

atas, tampak jelas bahwa tafsir merupakan suatu istilah yang tidak bisa lepas dari

tiga konsep yang terkandung di dalamnya. Pertama, kegiatan ilmiah yang

berfungsi memahami dan menjelaskan kandungan al-Quran. Kedua, ilmu-ilmu

(pengetahuan) yang dipergunakan dalam kegiatan tersebut. Ketiga, ilmu

(pengetahuan) yang merupakan hasil kegiatan ilmiah tersebut. Ketiga konsep ini

tidak dapat dipisahkan dari tafsir karena berperan sebagai proses, alat, dan hasil

yang dicapai dalam sebuah penafsiran.

B. Sejarah Perkembangan Tafsir

Tafsir sebagai ‚aktifitas pemikiran‛ yang berada pada wilayah penjelasan

terhadap al-Quran sudah berlangsung semenjak al-Quran diturunkan. Sementara

Page 19: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

14

tafsir sebagai disiplin ilmu baru muncul ke belakang seiring dengan

perkembangan zaman. Maksud dari penafsiran al-Quran telah terjadi pada saat al-

Quran diturunkan adalah bahwa ada sejumlah ayat al-Quran yang menjadi

penjelas atas ayat lainnya. Dalam hal ini, ayat penjelas atas ayat sebelumnya

dikatakan sebagai sebentuk penafsiran (Nashruddin Baidan, 2003: 4-6).

Di samping sebagai penerima wahyu al-Quran, nabi Muhammad Saw.

Juga mendapat legitimasi untuk menafsirkan ayat-ayat al-Quran. Pada saat Nabi

Muhammad masih hidup, para sahabat mempunyai kesempatan untuk

menanyakan ayat-ayat yang belum dipahami mereka. Hal ini ditegaskan dalam

al-Quran sendiri sebagaimana ayat:

ٿ ٹ ٹ ٹ ٹ ڤ ڤ ڤ ڤ ڦ ڦ

‚Dan kami turunkan kepadamu al-Quran, agar kamu menerangkan pada

umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka

memikirkan.‛ (QS. al-Nahl [16]:44)

Akan tetapi tidak semua ayat yang terdapat di dalam al-Quran dijelaskan

oleh Rasulullah. Beliau hanya menjelaskan ayat-ayat yang makna dan maksudnya

tidak diketahui oleh para sahabat (karena hanya beliau yang dianugerahi Allah

tentang tafsirnya) dan beliau sendiri memang diperintahkan oleh Allah untuk

menjelaskannya pada para sahabat. Contohnya adalah ayat-ayat yang bersifat

global dan sukar dipaham, yang masih butuh perincian atau kejelasan dan juga

ayat-ayat yang hanya bisa dimengerti oleh orang-orang yang cerdas dan pandai.

Sedangkan untuk ayat-ayat yang bisa dipaham melalui aspek kebahasaan dan

ayat-ayat yang berisikan hal-hal yang memang mudah untuk dinalar tidak

dijelaskan Nabi. Begitu pun dengan ayat-ayat yang menerangkan tentang hal-hal

ghaib, yang tidak ada seorang pun yang tahu kecuali Allah, seperti terjadinya hari

kiamat dan hakikat ruh, tidak dijelaskan dan ditafsiri oleh Rasulullah (al-

Dhahabi: 39).

Dalam penafsirannya terhadap al-Quran, Nabi tidak menggunakan bahasa

yang bertele-tele dan panjang lebar atau sampai keluar jalur kepada hal-hal yang

tidak ada gunannya. Beliau hanya menjelaskan hal-hal yang masih samar dan

Page 20: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

15

global, memerinci sesuatu yang masih umum dan menjelaskan lafaz dan hal-hal

yang berkaitan dengannya. Pada tataran teknisnya, penafsiran yang dilakukan

Nabi selalu berdasarkan pada sebuah ilham dari Allah dan terkadang

menafsirkannya dengan ayat al-Quran yang lain bahkan juga berdasarkan ijtihad

beliau sendiri. Akan tetapi, semuanya itu tetap kembali pada petunjuk dari Allah.

Seperti ketika Nabi menafsirkan kata kalima>t dalam ayat:

حب خب مب ىب يب جبی ی جئ حئ مئ ىئ يئ

‚Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, Maka

Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi

Maha Penyayang.‛ (QS. al-Baqarah [02]: 37)

Nabi menafsirkannya dengan menggunakan ayat lain, yakni:

ٱ ٻ ٻ ٻ ٻ پ پ پ پ ڀ ڀ ڀ

‚Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.‛

(QS. al-A’ra>f [07]: 23)

Penafsiran Nabi seperti ini merupakan penafsiran atas ayat-ayat yang

ringkas dan yang masih global (mujmal) dengan menggunakan ayat yang jelas

arahnya (mubayyan), juga penafsiran atas ayat yang masih umum (‘a>m) dengan

ayat yang khusus (kha>s), menafsiri ayat yang masih bersifat tak terbatas

(muthlaq) dengan ayat yang sudah dibatasi (muqayyad) (Ibn Kathi>r, 2000: 370;

al-Dhahabi>, 2005: 390).

Sedangkan bagi sahabat Nabi (selain bertanya pada Nabi), mereka juga

melakukan ijtihad sendiri dalam menafsirkan ayat al-Quran. Akan tetapi kegiatan

ini tidak dilakukan kapan saja dan pada ayat apa saja. Ijtihad yang dilakukan para

sahabat dalam menafsirkan suatu ayat dikarenakan mereka tidak dapat bertemu

langsung dengan Nabi Saw. guna menanyakannya pada beliau dan juga tidak

menemukan ayat al-Quran yang bisa menafsirinya. Hal ini juga terbatas pada

ayat-ayat yang memang mempunyai peluang untuk dilakukan penalaran dan

Page 21: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

16

ijtihad (al-Dhahabi>: 45). Dari sini perbedaan kemampuan dan daya nalar antar

sahabat atas pegetahuan terhadap kosa kata bahasa Arab, sejarah, sebab-sebab

turunnya ayat, ilmu syariat, dan tingkat intensitas kehadiran sahabat dalam

majelis Nabi Saw. sangat berperan dalam penafsiran mereka (Fahd: 20).

Perkembangan tafsir dalam sebuah aktifitas pemikiran dalam penafsiran

berlangsung hingga era tabi’in. Pada periode ini aktifitasnya masih belum

beranjak jauh dari penafsiran dengan menggunakan al-Quran ataupun hadis.

Perbedaan yang mendasar dari periode sebelumnya, baik pada masa Nabi

Muhammad hidup maupun wafat adalah adanya penafsiran dengan menggunakan

kisah-kisah Israiliyyat. Hal-hal lain yang membedakan tafsir periode tabiin ini

adalah mulai tumbuhnya benih-benih mazhab atau aliran agama dan banyaknya

pertentangan dan perbedaan penafsiran di antara tabiin, meskipun jumlanya

sedikit bila dibandingkan dengan tafsir pada periode setelahnya (al-Dhahabi>: 97).

C. Periodesasi Kitab Tafsir

Kami membagi kategorisasi periodik dalam penelitian ini menjadi empat

periode; klasik, pertengahan, modern, dan kontemporer.

1. Tafsir Klasik (Abad III-VIII H)

Perjalanan panjang kajian perkembangan penafsiran al-Quran dari zaman

Nabi Muhammad Saw., Sahabat hingga tabi’in secara umum hanya berkutat

dalam wilayah penafsiran yang bersifat oral, karena dalam tiga fase tersebut

belum memasuki babakan proses kodifikasi. Periode tadwi>n (kodifikasi) baru

dimulai pasca era tabi’in.

H{usayn al-Dhahabi> mensinyalir bahwa cikal bakal kodifikasi tafsir al-

Qur’an dimulai pada fase kodifikasi hadis-hadis Rasulullah. Ia menyatakan dalam

bukunya, al-Tafsi>r wa al-Mufassiru>n:

‚Setelah melewati fase sahabat dan tabi’in, persoalan tafsir mulai

menapaki babak kedua. Langkah kedua ini bertepatan dengan dimulainya

kodifikasi hadis-hadis nabi yang terdiri dari beberapa bab yang membahas

tentang hadis. Dan salah satu bab yang dibahas di dalamnya adalah tentang

tafsir. Ketika itu belum ada usaha pemisahan tafsir, karangan yang dikhususkn

Page 22: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

17

untuk menafsirkan al-Quran dari surat per surat, ayat per ayat, dari awal sampai

akhir. Pada saat itu hanya terdapat ulama yang melakukan pegembaraan

intelektualnya ke sejumlah daerah untuk menghimpun hadis, kemudian

mengumpulkan tafsir-tafsir yang diriwayatkan dari Nabi, sahabat, ataupun

tabi’in. Di antara mereka adalah Yazi>d ibn Ha>ru>n al-Sulma> (117 H), Shu‘bah ibn

al-H{ajja>j (160 H), Wa>qi’ ibn al-Jarra>h} (197 H), dan Sufya>n ibn ‘Uyaynah (198 H).

Mereka semua sebenarnya adalah para sarjana hadis.‛ (al-Dhahabi>: 127-128)

Bukanlah perkara yang mudah untuk mengidentifikasi siapa yang pertama

kali menulis karya tafsir secara independen dan tafsiran dari ayat per ayat serta

mengkodifikasikannya dengan rinci dan urut berdasarkan tarti>b mus}h}afi>. ‘Abd al-

Malik ibn Jurayj -seorang sarjana hadis pada paruh abad pertama tahun kedua

hijriah- dianggap oleh sejumlah pakar tafsir sebagai sosok yang paling awal

menulis kitab tafsir secara independen dan terpisah. Dia menulis tiga jilid tafsir

yang bersumber dari Ibn ‘Abba>s (Jama>l al-Banna>: 56).

Ibn al-Nadi>m dalam al-Fahrasatnya, sebagaimana dikutip oleh al-Dhahabi>,

menyatakan bahwa ada indikasi bahwa karya tafsir pertama yang independen dan

ditulis secara tarti>b mus}h}afi> adalah karya al-Farra>’ (207 H) yang berjudul Ma’a>ni>

al-Qur’a>n (al-Dhahabi>: 129).

a. Sumber Tafsir abad Klasik

Sebagaimana telah dipaparkan di atas bahwa kitab-kitab tafsir periode awal

muncul bersamaan dengan maraknya kodifikasi hadis-hadis nabi. Sehingga hal ini

juga mencerminkan pola tafsir yang menjadikan hadis sebagai salah satu rujukan

primer dalam menafsirkan ayat-ayat al-Quran. Secara rinci sumber tafsir pada

periode ini adalah sebagai berikut:

1) Al-Qur’an, yakni menafsirkan ayat al-Qur’an dengan ayat al-Qur’an lainnya,

2) Hadis-hadis Nabi Saw.,

3) Riwayat para sahabat,

4) Riwayat tabi’in,

5) Riwayat dari tabi’ al-Tabi’in,

6) Cerita dari ahli kitab,

7) Ijtihad atau istinbat mufassir, dan

Page 23: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

18

8) Bahasa Arab pedalaman, sebagaimana dilakukan oleh mufassir-mufassir

yang mempunyai keahlian dalam kajian gramatikal, seperti al-Farra>’, al-

Zajja>j, al-Kisa>’i >, dalam tafsir-tafsir mereka kerap ditemukan rujukan dari

bahasa Arab pedalaman (Badui).

b. Bentuk, Metode, Sistematika, dan Ruang Lingkup Kajian Tafsir Klasik

Secara garis besar, bentuk kitab tafsir pada abad ini ada yang al-Ma’thu>r

(sebagaimana tafsir Jami>’ al-Baya>n fi Tafsi>r al-Qur’a>n karya al-T{abari> (310 H)

atau Tafsi>r al-Qur’a >n al-‘Az}i>m karya Ibn Kathi>r (774 H) dan juga al-Ra’y (seperti

Mafa>ti>h} al-Ghayb karya Fakhr al-Di>n al-Ra>zi> (606 H) atau Anwa>r al-Tanzi>l wa

Asra>r al-Ta’wi>l karya al-Bayd}a>wi>). Bentuk pertama bisa dilihat dari penafsiran

mereka yang bertumpu kepada al-Qur’an, hadis Nabi, riwayat dari sahabat dan

tabi’in.

Metode yang digunakan para mufassir abad klasik mayoritas adalah tahlili,

yaitu menafsirkan ayat al-Quran dengan penjelasan yang rinci. Meskipun

sebenarnya kitab tafsir pada periode ini juga ada yang hanya berkutat dalam

kajian bahasa an-sich, sebagaimana karya-karya tafsir dari pakar gramatikal yang

hanya mengkaji aspek kebahasaan.

Sementara sistematika penulisan tafsir abad klasik secara umum

menggunakan cara yang sama dalam menafsirkan al-Qur’an. Mereka memulai

tafsir dari surat al-Fatihah sampai akhir surat al-Nash. Dalam menafsirkannya

juga mengikuti urutan ayat-per ayat. Ruang lingkup kajian pembahasan tafsir

pada periode ini sebagian besar terfokus pada kajian tertentu seperti aspek

kebahasaan, aspek hukum atau fikih (Ah}ka>m al-Qur’a>n karya al-Jas}s}a>s} dan Abu>

Bakr ibn al-‘Arabi>), aspek teologi (Tafsir Fakhr al-Di>n al-Ra>zi>).

c. Mufassir Klasik

Periode klasik dalam buku ini merujuk kepada tokoh tafsir yang hidup

pada abad III H sampai abad ke IX H. Karena itu banyak sekali tokoh-tokoh

tafsir pada yang muncul pada abad ini. Di antara mereka adalah:

Page 24: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

19

1) Al-T{abari> dengan karyanya Jami>‘ al-Baya>n fi> Tafsi>r al-Qur’a>n yang terkenal

dengan sebutan Tafsi>r al-T{abari>.

2) Nas}r ibn Muh}ammad al-Samarqandi> (427 H) dengan karyanya Bah}r al-‘Ulu>m

yang tenar dengan nama Tafsi>r al-Samarqandi>.

3) Al-H{usayn ibn al-Gha>lib al-Bagha>wi> (546 H) dengan karyanya yang bertajuk

Ma‘a>lim al-Tanzi>l, masyhur dengan sebutan Tafsi>r al-Bagha>wi>.

4) Al-Ra>zi> (606 H) dengan tafsir fenomenalnya Mafa>ti>h} al-Ghayb.

2. Tafsir Abad Pertengahan (Abad IX -XII H)

Tafsir yang dimaksud dengan tafsir abad pertengahan adalah periode

penulisan tafsir gelombang kedua dari independensi tafsir dan pemisahannya dari

kitab hadis. Generasi ini muncul pasca kemunduran umat Islam (runtuhnya

Baghdad) sampai terjadinya perang salib.

Gerakan intelektual pada era kemunduran Islam yang pada mulanya

berjalan terbilang lambat pada akhirnya kembali menemukan semangatnya.

Karya-karya kajian keislaman pada abad ini, tidak terkecuali tafsir juga

mengalami pertumbuhan.

a. Sumber Kitab Tafsir Abad Pertengahan

Sumber rujukan kitab tafsir abad ini sebenarnya hampir sama dengan

sumber tafsir yang digunakan oleh mufassir abad klasik. Hanya saja, dalam tafsir

abad ini para mufassir juga menggunakan kutipan atas pendapat-pendapat ulama

tafsir sebelumnya. Tidak sebagaimana yang dilakukan oleh mayoritas mufassir

abad klasik yang hanya berhenti pada penukilan riwayat dari Nabi, sahabat, dan

tabiin.

b. Bentuk, Metode, Sistematika, dan Ruang Lingkup Tafsir Abad Pertengahan

Bentuk tafsir pada abad ini mayoritas adalah perpaduan antara tafsir bi al-

Ma’tsur dengan al-Ra’yu. Meskipun sebenarnya juga masih terdapat kitab tafsir

Page 25: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

20

yang hanya menggunakan riwayat dalam penafsirannya sebagaimana karya al-

Suyu>t}i> yang berjudul al-Dur al-Manthu>r fi al-Tafsi>r al-Ma’thu>r.

Metode yang digunakan dalam tafsir abad pertengahan juga tidak berbeda

jauh dengan tafsir abad klasik yang bertumpu pada metode tah}li>li>. Sementara

sistematika pembahasan tafsir abad ini memiliki pola penafsiran yang dilakukan

dengan mengurai ayat per ayat dan mayoritas masih menggunakan penafsiran

yang sesuai dengan urutan ayat (tarti>b mus}h}afi>).

Ruang lingkup pembahasn tafsir abad ini sebagian mayoritas berkutat

pada kajian-kajian khusus sebuah keilmuan seperti tafsir yang bertumpu pada

kajian korelatif antar ayat dan surat seperti karya Ibrahim al-Biqa >‘i> (885 H) yang

bertitel Naz}m al-Durar fi> Tana>sub al-A<yi wa al-Suwar.

c. Mufasir Abad Pertengahan

Di antara mufasir abad pertengahan adalah Jala>l al-Di>n al-Mah}alli> dan

Jala>l al-Di>n al-Suyu>t}i> (911 H) dengan Tafsi>r Jala>layn dan Tafsir al-Durr al-

Manthu>r-nya, al-Qurt}ubi> dengan karyanya al-Ja>mi‘ li Ah}ka>m al-Qur’a>n, dan al-

Alu>si> dengan karyanya Ru>h al-Ma‘a>ni> fi> Tafsi>r al-Qur’a>n al-‘Az}im wa al-Sab‘ al-

Matha>ni>.>

3. Tafsir Modern (XII-XIV H)

Kitab tafsir modern yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kitab

tafsir yang ditulis pada abad ke XII-XIV H. Pembatasan sampai pada abad ke-

XIV ini adalah untuk membedakan dengan kitab tafsir yang ditulis pasca abad

ke-XIV H, yang kami kategorikan sebagai kitab tafsir kontemporer (pembahasan

tentang kitab tafsir kontemporer akan dijelaskan setelah ini).

a. Sumber-sumber kitab tafsir modern

Para mufasir di zaman modern ini menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an

dengan berpijak pada pembaharuan Islam yang dicirikan dengan adanya respon

terhadap keadaan sosial yang mengitari wilayah mufasirnya. Sebagian dari

Page 26: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

21

mereka selalu mengaitkan penafsiran ayat-ayat al-Quran dengan keadaan sosial

masyarakat di zamannya. Di samping itu sebagian dari mereka juga hendak

mengukuhkan bahwa ajaran Islam, lebih khusus tafsir tidaklah bertentangan

dengan kemajuan iptek (Nashruddin, 2003: 20-21).

Rashi>d Rid}a> dalam mukaddimah Tafsi>r al-Mana>r-nya, sebagaimana

dikutip oleh Nashrudin Baidan mengemukakan bahwa kitab yang ditulisnya (al-

Mana>r) adalah satu-satunya tafsir yang mengumpulkan nash-nash al-Qur’an

dengan akal sehat yang menjelaskan hukum syara’ dan ketentuan Allah pada

ciptaan-Nya dan kedaan al-Quran sebagai pedoman hidup manusia pada semua

masa dan di seluruh tempat yang menjembatani antara petunjuknya dengan

masalah yang dihadapi kaum muslimin pada saat itu (Nashruddin, 2003: 20-21).

Ibn A<shu>r, salah satu mufasir abad ini juga memberikan terobosan yang

cukup membanggakan dalam perkembangan kajian tafsir dengan menambahkan

Maqa>s}i>d al-Shari >‘ah sebagai salah satu sumber penafsiran dalam tafsirnya yang

berjudul ‚Al-Tah}ri>r wa al-Tanwi>r‛. Oleh karena itu, sumber penafsiran dalam

kitab-kitab tafsir modern tidak hanya melulu menggunakan riwayat melainkan

juga dengan menggunakan dira>yah.

b. Bentuk, Metode, Sistematika, dan Ruang Lingkup Kitab Tafsir Periode

Modern

Sebagaimana dikemukakan di muka, bentuk tafsir pada abad ini adalah

bentuk penafsiran yang hirau akan kajian sosial kemasyarakatan yang mengitari

zaman mufassir. Oleh karena itu, bentuk penafsirannya sangat menitik beratkan

pada kajian dira>yat (al-Ra’y). Sementara dari segi tafsirnya, mayoritas kitab

tafsir periode modern menggunakan metode tahli>li>, karena mengupas ayat-ayat

secara rinci. Sebagian lainnya ada yang menggunakan metode mawd}u‘i> (tematik)

sebagaimana karya Muh}ammad al-Ghaza>li> yang berjudul Nahwa Tafsi>r al-

Mawd}u>‘i>. Sistematika penafsiran sejumlah kitab tafsir abad ini adalah dengan

menafsirkan ayat dari awal surat hingga akhir surat (tarti>b mus}h}a>fi>). Sebagian

lainnya menggunakan sistematika tematik.

Page 27: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

22

Ruang lingkup kajian penafsirannya lebih banyak dicurahkan dengan

mengkaji terhadap problem-problem sosial keagamaan dengan melakukan

reinterpretasi terhadap ayat-ayat al-Quran sesuai dengan kondisi zaman saat itu.

c. Mufasir Abad Modern

Beberapa tokoh fenomenal dari sederet mufassir pada abad ini adalah

sebagai berikut.

1) Shiha>b al-Di>n al-Sayyid Mahmu>d al-Alu>si> (1270 H) seorang mufti di

Baghdad dan ahli dalam bidang sastra. Karya tafsirnya adalah Ru>h} al-Ma‘a>ni>

fi> Tafsi>r al-Qur’a >n al-‘Az}i>m wa al-Sab‘ al-Matha>ni>. Sebuah tafsir yang cukup

komprehensif tentang gramatika, fiqh, filsafat, akidah, dan tasawuf

(Thameem Ushama, 2000: 79).

2) Muh}ammad ‘Abduh (1905 H) dan Rashi>d Rid}a> (1345 H) dengan tafsi>r al-

Mana>rnya.

3) Sayyid Qut}ub (1966 M) dengan tafsirnya yang bergenre h}arakah (pergerakan)

yang bertajuk Fi> Z}ila>l al-Qur’a>n.

4) Muhammad Mus}t}afa> al-Mara>ghi> (1952 M) dengan penafsiran ilmiah dan

modernnya seperti penafsirannya dalam surat Al-Hujurat dan Al-Hadi>d

(Nashruddin, 2000: 23). Karya tafsirnya yang cukup populer di kalangan

masyarakat Indonesia adalah Tafsi>r al-Maraghi>.

5) Jama>l al-Di>n al-Qa>simi> (1914 M) menulis tafsir Mah}a>sin al-Ta’wi>l yang

mempunyai wawasan luas dengan menghimpun pendapat mufasir terdahulu.

6) T{a>hi>r ibn ‘A<shu>r (1973 M/1394 H) dengan karya tafsir fenomenalnya yang

berjudul al-Tah}ri>r wa al-Tanwi>r, sebuah karya tafsir yang menggunakan

pendekatan maqas}i>d al-shari >‘ah (spirit atau tujuan syariat) dalam menafsirkan

ayat-ayat hukum. Hal ini merupakan bagian dari tanggung jawab ilmiahnya

atas gagasan progresifnya tentang kajian maqas}i>d al-shari>‘ah saat ia secara

terang-terangan ingin memutus kajian maqas}i>d al-shari>‘ah dari ushul fikih

(Ibn ‘A<shu>r, 2001: 165-177).

Page 28: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

23

7) Fazlurrahman dengan karyanya yang berjudul Mayor Themes of The al-

Qur’an

4. Tafsir Kontemporer (Abad XIV H-sekarang)

a. Sumber Kitab Tafsir Kontemporer

Adanya pergeseran paradigma penafsiran serta sumber tafsir dari abad

pertengahan ke abad modern menjadikan stimulus kepada para mufasir pasca

modern (kontemporer) untuk lebih dalam dan jauh lagi dalam menafsirkan ayat-

ayat al-Qur’an. Pembaharuan tafsir pada era kontemporer ditandai dengan

adanya kajian-kajian tafsir dengan menggunakan perangkat atau metodologi dari

Barat. Pendekatan heremeneutika, semiotika, gender adalah untuk menyebut

sebagian dari sejumlah metode pendekatan tafsir pada era ini. Oleh karena itu,

sumber kitab tafsir pada periode ini hampir bisa dikatakan memutus dan

memenggal tradisi penafsiran dengan riwa>yat (alias ra’yu) an sich.

b. Bentuk, Metode, Sistematika dan Ruang Lingkup Kajian Tafsir Abad

Kontemporer

Modal pengetahuan yang beragam, dan talenta yang dimiliki oleh

sejumlah mufasir kontemporer berdampak pada perbedaan bentuk upaya dalam

perihal menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an. Sebagai proses kelanjutan dari tafsir

abad modern, tentunya tafsir kontemporer juga memiliki persamaan dalam

bentuk penafsirannya. Bentuk penafsiran yang cenderung menggunakan

penalaran ilmiah (ra’yu) sangat mewarnai tafsir pada pada periode ini.

Metode yang digunakan oleh sejumlah besar mufasir abad ini adalah

berbentuk tematik. Sebut saja Fazlur Rahman dengan karyanya yang berjudul

Mayor Theme of The Al-Qurannya. Shahrur dengan Al-Kita>b wa al-Qur’a>n-nya,

Aminah Wadud dengan Tafsir Feminisnya, dan sejumlah pemikir-pemikir

kontemporer lainnya yang memiliki kecenderungan dalam kajian penafsiran al-

Quran banyak yang menggunakan pendekatan metode Mawd}u>‘i>. Kendati

demikian, bukan berarti mufasir abad ini tidak ada yang memiliki karya tafsir

Page 29: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

24

yang utuh dan tidak menggunakan tarti>b mus}h}afi>. Sebagai contoh, M. Quraish

Shihab adalah salah satu mufasir abad ini yang memiliki karya tafsir utuh dan

urut sesuai mushaf sebagaimana karya tafsirnya yang berbahasa Indonesia, Tafsir

al-Mishbah.

Karena mayoritas dari mufasir kontemporer menulis tafsir secara tematik,

maka sistematika penulisan dari karya-karya tafsir kontemporer adalah dengan

tidak menafsirkan keseluruhan ayat-ayat dalam al-Quran, dan tidak

menggunakan tarti>b mus}h}afi>. Sementara ruang lingkup kajian tafsir modern

adalah pengembangan dari ruang lingkup yang ada pada kajian tafsir modern. Di

antaranya adalah dengan mengepakkan sayap wilayah penafsiran ke dalam tema-

tema modernisasi seperti HAM, Demokrasi, dan pluralism.

c. Mufasir Abad Kontemporer

Sejumlah besar mufasir kontemporer adalah mereka yang sampai hari ini

masih hidup, di antara mereka adalah:

1) Muhammad Shahrur dengan buah karyanya al-Kita>b wa al-Qur’a >n

2) Aminah Wadud dengan bukunya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa

Indonesia Perempuan dalam Al-Qur’an

3) Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an, Membumikan al-Qur’an, Tafsir al-

Mishbah.

4) Husein Muhammad dengan tafsir feminisnya menulis buku berjudul

Kekerasan dalam Perspektif al-Quran

5) Nasaruddin Umar dengan tafsir gendernya menulis buku berjudul Argumen

Kesetaraan Gender Perspektif Al-Qur’an

Page 30: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

Bab III

Hasil dan Analisa Data

A. Disertasi, Sitiran, dan Pengarang yang Disitir

Sebagaimana telah dipaparkan pada bab pendahuluan, bahwa yang

dijadikan sumber data adalah sitiran pengarang yang terdapat di dalam Disertasi

Kajian Tafsir mahasiswa Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(selanjutnya disebut UIN Jakarta) dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

(selanjutnya disebut UIN Yogyakarta) tahun 2005-2010.

Data disertasi yang ditulis dalam bidang kajian tafsir diperoleh dari

perpustakaan Pascasarjana UIN Jakarta dan UIN Yogyakarta terdapat 20

disertasi; 13 disertasi UIN Jakarta dan 7 disertasi UIN Yogyakarta sebagaimana

disebutkan di bawah ini.

1. Tinjauan Ayat-ayat Kinayah dlm Al-Qur'an (Yayan Nurbayan, 2005)

2. Sunnatullah dalam Perspektif Al-Qur'an (Ahmad Husnul Hakim, 2006)

3. Harta dalam Perspektif Al-Qur'an (Ahmad Munir, 2006)

4. Laut dan Pengelolaannya dalam Perspektif Al-Qur'an (Ahmad Yusam

Thobroni, 2005)

5. Mustadh'afin dalam Perspektif Al-Qur'an (Abad Badruzaman, 2007)

6. Perspektif Al-Qur'an tentang Pluralitas Umat Beragama (Abd. Moqsith,

2007)

7. Sumber Sifat Buruk dan Pengendaliannya: Kajian Tematik Ayat-ayat Al-

Qur'an (Mahyuddin, 2007)

8. Anak dalam Perspektif Al-Qur'an (Tamrin, 2007)

9. Wacana Pluralisme Agama dalam Al-Qur'an (Adib, 2008)

10. Metafora Tanda-tanda Kiamat dalam Al-Qur'an dan Hadis (Solechuddin,

2008)

11. Makna Al-Haqq dalam Al-Qur'an (Ahmad Shafwan, 2008)

Page 31: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

26

12. Perspektif Interaksi antar Penganut Agama: Analisis Komparatif Tafsir Fikih

dan Tafsir Sufistik (Syarif, 2009)

13. Perspektif Al-Qur'an tentang Bentuk dan Wilayah Kekerasan terhadap

Perempuan (Yuyun Affandi, 2009)

14. Islam dan Keselamatan dalam Al-Qur'an (Memaknai Kembali Pesan Al-

Qur'an) (Syafruddin, 2009)

15. Konsep Keadilan Ekonomi dalam Al-Qur'an (Zakiyyuddin, 2006)

16. Konsep Ketuhanan dalam Al-Qur'an (Ahmad Qonit, 2010)

17. Konsepsi Etika Sosial dalam Al-Qur'an (Nurul Fuadi, 2009)

18. Pendidikan Keimanan kepada Allah dalam Al-Qur'an (Burhanuddin

Abdullah, 2008)

19. Rasul Ulul Azmi dalam Al-Qur'an (Budihardjo, 2006)

20. Sistem Kekerabatan dalam Al-Qur'an (Waryani Fajar Riyanto, 2010)

Selanjutnya, data sitiran pengarang diambil dari 20 Disertasi Tafsir yang

tersedia di perpustakaan masing-masing Universitas tersebut, dan diperoleh data

sejumlah 353 sitiran pengarang dengan kuantitas 2617 sitiran. Sedangkan

pengarang yang disitir terdapat 113 pengarang (silahkan lihat tabel di lampiran);

106 pengarang dari jumlah pengarang tersebut disitir oleh disertasi mahasiswa

UIN Jakarta, dan 30 orang disitir oleh disertasi mahasiswa UIN Yogyakarta.

Jumlah sitiran pengarang, disertasi, dan pengarang yang disitir dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 1. Disertasi kajian tafsir dan sitiran

Lokasi Disertasi Sitiran Pengarang Pengarang

yang disitir

UIN Jakarta 13 2095 106

UIN Yogyakarta 7 522 30

Hasil analisa terhadap sitiran dan disertasi mahasiswa pascasarjana UIN

Jakarta dan UIN Yogya tahun 2005-2010 di atas juga menunjukkan kekayaan

referensi yang disitir oleh disertasi mahasiswa UIN Jakarta dibandingkan dengan

Page 32: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

27

UIN Yogya dengan perbandingan 1:2 dengan 1 untuk Yogya dan 2 untuk Jakarta

sebagaimana terlihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Rata-rata pengarang yang disitir

Lokasi Disertasi Pengarang yang disitir Mean

UIN Jakarta 13 106 8,15

UIN Yogyakarta 7 30 4,29

Sedangkan dari jumlah 2617 sitiran, terdapat 2095 sitiran pada 13

Disertasi Tafsir UIN Jakarta dan 522 sitiran pada 7 Disertasi Tafsir UIN

Yogyakarta. Hal ini menunjukkan Disertasi Tafsir UIN Jakarta lebih sering

menyitir dengan rata-rata 161,15 sitiran pada setiap disertasi dari pada Disertasi

Tafsir UIN Yogyakarta dengan rata-rata 74,57 sitiran.

Tabel 3. Jumlah sitiran

Lokasi Sitiran Pengarang Disertasi Mean

UIN Jakarta 2095 13 161,15

UIN Yogyakarta 522 7 74,57

Temuan-temuan penelitian tersebut di atas setidaknya menunjukkan

beberapa hal; pertama, disertasi kajian tafsir UIN Jakarta lebih banyak menyitir

dari pada disertasi UIN Yogyakarta dengan rasio 1:2, baik pada kuantitas sitiran

maupun kuantitas pengarang yang disitir. Kedua, sedikitnya referensi yang disitir

oleh para penulis disertasi meski disertasi UIN Jakarta lebih banyak dari pada

UIN Yogyakarta, namun secara rata-rata jumlah referensi tafsir yang disitir pada

setiap disertasi adalah 8 referensi tafsir untuk disertasi UIN Jakarta dan 4

referensi tafsir untuk disertasi UIN Yogyakarta.

Sedikitnya referensi tafsir yang dirujuk boleh jadi diduga karena penulis

disertasi memberikan pemahaman sendiri atas beberapa ayat yang sedang

ditafsirkan. Hal ini juga memberikan indikasi tingkat ketergantungan disertasi

UIN Jakarta yang lebih tinggi kepada referensi karya ilmiah terdahulu dari pada

disertasi UIN Yogyakarta. Sebaliknya, rasio perbandingan kuantitas sitiran pada

Page 33: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

28

disertasi juga memberikan indikasi kuatnya referensi tafsir pada UIN Jakarta dari

pada UIN Yogyakarta. Penelitian lebih lanjut mengenai hal ini dapat dilakukan

dengan melihat konten masing-masing disertasi dalam hal melihat muatan sitiran

sehingga dapat dilihat secara lebih akurat pola, muatan, dan konteks sitiran pada

setiap disertasi.

B. Sitiran Pengarang

Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 31 pengarang yang disitir lebih

dari dua disertasi. Sisanya, sejumlah 83 pegarang hanya satu kali disitir, baik

disertasi UIN Jakarta maupun UIN Yogyakarta sebagaimana tertera di bawah ini.

1. Abd al-Kari>m Kha>t}i>b

2. Abi> Suúd Muh}ammad al-

Ammadi>

3. Abu> H{ayya>n

4. Ah}mad Mus}t}afa> al-Mara>ghi>

5. Al-Alu>si>

6. Al-Bagha>wi>

7. Al-Bayd}a>wi>

8. Fakhr al-Di>n al-Ra>zi>

9. Jalal al-Di>n al-Mah}alli> >

10. Harifuddin Cawidu

11. Ibn Jari>r al-T{abari>

12. Ibn Kathi>r

13. Jama>l al-Di>n al-Qa>simi>

14. M. Quraish Shihab

15. Muh}ammad 'Abduh

16. Muh}ammad 'Ali> al-S{a>bu>ni>

17. Muh}ammad al-T{a>hir ibn

'A<shu>r

18. Muh}ammad H{usayn al-

T{abat}t}aba'i>

19. Muh}ammad Nawawi> al-Ja>wi>

20. Muh}y al-Di>n Ibn al-'Arabi>

21. Mutawalli> al-Sha'ra>wi>

22. Nasaruddin Umar

23. Al-Qurt}ubi>

24. Rashi>d Rid}a>

25. Sayyid Qut}b

26. Al-Suyu>t}i>

27. Al-T{abarsi>

28. Al-T{u>si>

29. Toshihiko Izutsu

30. Wahbah al-Zuh}ayli>

31. Al-Zamakhshari>

Hasil penelitian ini juga memberikan informasi bahwa 22 pengarang dari

31 pengarang yang telah disebutkan di atas telah disitir lebih dari 50% disertasi

Tafsir baik UIN Jakarta maupun UIN Yogyakarta, 22 pengarang tersebut adalah:

Page 34: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

29

1. Ah}mad Mus}t}afa> al-Mara>ghi>

2. Al-Alu>si>

3. Al-Bagha>wi>

4. Al-Bayd}a>wi>

5. Fakhr al-Di>n al-Ra>zi>

6. Ibn al-'Arabi>

7. Ibn Jari>r al-T{abari>

8. Ibn Kathi>r

9. Jama>l al-Di>n al-Qa>simi>

10. Al-Mah}alli>

11. M. Quraish Shihab

12. Muh}ammad 'Abduh

13. Muh}ammad H{usayn al-T{abat}t}aba'i>

14. Mutawalli> al-Sha'ra>wi>

15. Nasaruddin Umar

16. Al-Qurt}ubi>

17. Rashi>d Rid}a>

18. Sayyid Qut}b

19. Al-Suyu>t}i>

20. Toshihiko Izutsu

21. Wahbah al-Zuh}ayli>

22. Al-Zamakhshari>

Ibn Kathi>r disitir 17 disertasi, al-Zamakhshari> 16 disertasi, Ibn Jari>r al-

T{abari, Muh}ammad H{usayn al-T{abat}aba’i> dan al-Qurt}ubi> masing-masing disitir

15 disertasi, M. Quraish Shihab, Muh}ammad ‘Abduh, Rashi>d Rid}a> dengan Tafsi>r

al-Mana>rnya, dan Sayyid Qutub masing-masing disitir 14 disertasi, al-Suyu>t}i> 13

disertasi, Fakhr al-Di>n al-Ra>zi>, Jama>l al-Di>n al-Qa>simi>, dan Wahbah al-Zuhayli>

masing-masing disitir 11 disertasi, Ah}mad Mus}t}afa> al-Mara>ghi> dan al-Alu>si>

disitir 9 disertasi, Jala>l al-Di>n al-Mah}alli> 8 disertasi, Ibn al-‘Arabi> 6 disertasi, al-

Bayd}a>wi> 5 disertasi, al-Baghawi>, Mutawalli> al-Sha‘ra>wi>, Nasaruddin Umar, dan

Toshihiko Izutsu masing-masing disitir 4 disertasi. Prosentase kuantitas sitiran

pengarang pada disertasi sebagaimana terlihat dalam gambar berikut.

Gambar 1. Prosentase pengarang yang paling banyak disitir

Page 35: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

30

Berdasarkan pada analisa di atas, Ibn Kathi>r adalah pengarang yang

paling banyak disitir, hampir seluruh disertasi baik di Jakarta maupun di

Yogyakarta menyitir Ibn Kathi>r, hanya tiga disertasi yang tidak menyitirnya;

disertasi berjudul Harta dalam Perspektif Al-Qur’an (Ahmad Munir, 2006),

Konsep Ketuhanan dalam Al-Qur’an (Ahmad Qonit, 2010), dan Konsepsi Etika

Sosial dalam Al-Qur’an (Nurul Fuadi, 2009).

Berbeda dengan kuantitas sitiran pengarang yang disitir dengan Ibn

Kathi>r sebagai pengarang yang paling banyak disitir, jumlah sitiran dari total

2621 sitiran menunjukkan M. Quraish Shihab adalah pengarang yang jumlah

sitirannya terbanyak dengan 355 sitiran dalam 14 disertasi, diikuti oleh Ibn Jari>r

al-T{abari> 239 sitiran, Sayyid Qut}ub 195 sitiran, al-Qurt}ubi> 190 sitiran, Ibn Kathi>r

180 sitiran, Muh}ammad ‘Abduh 175 sitiran, Rashi>d Rid}a> 173 sitiran, Muh}ammad

‘Ali> al-S{a>bu>ni> 153 sitiran, Fakhr al-Di>n al-Ra>zi> 104 sitiran, Muh}ammad H{usayn

al-T{abat}aba’i > 101 sitiran.

Beberapa nama yang secara kuantitas sitiran pengarang masuk dalam 20

besar, tidak masuk pada klasifikasi berdasarkan jumlah sitiran ini. Hal ini

disebabkan oleh sedikitnya kuantitas sitirannya, seperti Ibn al-‘Arabi>, Mutawalli>

al-Sha‘ra>wi>, Nasaruddin Umar, dan Toshihiko Izutsu. Pada saat yang sama, nama

pengarang lain seperti Ibn ‘A<shu>r dan Muh}ammad ‘Ali> al-S{a>bu>ni> masuk dalam

peringkat ini karena kuantitas sitirannya lebih banyak dari pada nama-nama yang

disebut terlebih dahulu. Selengkapnya berkenaan 20 pengarang dengan jumlah

sitiran terbanyak dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2. Jumlah sitiran terbanyak pada pengarang yang disitir

Page 36: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

31

Keterangan dan gambar tersebut di atas menunjukkan bahwa meski M.

Quraish Shihab adalah pengarang dengan jumlah sitiran terbanyak, namun bukan

pengarang yang paling banyak disitir. Ibn Kathi>r lah pengarang yang paling

banyak disitir meski dengan kuantitas sitiran yang lebih sedikit jika

dibandingkan dengan M. Quraish Shihab. Pada saat yang sama, meski

Muh}ammad ‘Ali> al-S{a>bu>ni> memiliki jumlah sitiran yang banyak (153 sitiran),

pengarang ini hanya disitir empat disertasi dengan sitiran terbanyak yaitu

sejumlah 101 ada pada disertasi berjudul Perspektif Al-Qur’an tentang Bentuk

dan Wilayah Kekerasan terhadap Perempuan (Yuyun Affandi, 2009).

Peringkat pengarang yang disitir dan kuantitas sitiran disertasi

sebagaimana dijelaskan di atas, belum memberikan informasi tentang proporsi

pada masing-masing wilayah penelitian (UIN Jakarta dan UIN Yogyakarta).

Pembahasan mengenai hal ini akan dipaparkan bersamaan dengan pemerian hasil

penelitian yang berkenaan dengan periode karya tafsir yang disitir pada sub bab

selanjutnya.

C. Tafsir Klasik versus Tafsir Kontemporer

Karya tafsir yang disitir disertasi UIN Jakarta dan Yogyakarta terdapat

113 buku, yang terbagi menjadi empat kelompok; klasik, pertengahan, modern,

dan kontemporer (penjelasan mengenai rentang waktu periode masing-masing

telah dijelaskan pada bab sebelumnya).

Kelompok karya Tafsir Klasik

1. Ah}ka>m al-Qur’a>n karya al-Jas}s}a>s}

2. Ah}ka>m al-Qur’a>n karya al-Sha>fi‘i>

3. Ah}ka>m al-Qur’a>n karya Ibn al-‘Arabi>

4. Anwa>r al-Tanzi>l wa Asra>r al-Ta’wi>l karya al-Bayd}a>wi>

5. Ja>mi‘ al-Baya>n ‘an Ta’wi>l A<yi al-Qur’a>n karya Ibn Jari>r al-T{abari>

6. Al-Jawa>hir al-H{isa>n fi> Tafsi>r al-Qur’a>n karya al-Tha‘a>labi>

7. Al-Kashsha>f ‘an H{aqa>’iq Ghawa>mid al-Tanzi>l karya al-Zamakhshari>

8. Luba>b al-Ta’wi>l fi> Ma‘a>ni> al-Tanzi>l karya al-Kha>zin

Page 37: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

32

9. Ma‘a>lim al-Tanzi>l karya al-Bagha>wi>

10. Ma‘a>ni> al-Qur’a>n karya Abu> Ish}a>q Ibra>hi>m al-Zajja>j

11. Mada>rik al-Tanzi>l wa H{aqa>’iq al-Ta’wi>l karya al-Nasafi>

12. Majma‘ al-Baya>n fi> Tafsi>r al-Qur’a>n karya al-T{abarsi>

13. Al-Muh}arrar al-Waji>z fi> Tafsi>r al-Kita>b al-‘Azi>z karya Ibn ‘At{i>yah

14. Tafsi>r al-Bah}r al-Muh}i>t} karya Abu> H{ayya>n

15. Tafsi>r al-Ima>m Muja>hid karya Muja>hid

16. Al-Tafsi>r al-Kabi>r karya Fakhr al-Di>n al-Ra>zi>

17. Al-Tafsi>r al-Kabi>r karya Ibn Taymiyah

18. Tafsi>r al-Ma>wardi> karya Al-Ma>wardi>

19. Tafsi>r al-Qur’a>n al-‘Az}i>m karya Ibn Kathi>r

20. Tafsi>r al-Qur’a>n al-Kari>m karya Muh}ammad al-H{usayn al-Shi>ra>zi>

21. Tafsi>r al-Qushairi> karya al-Qushayri>

22. Tafsi>r al-Sulami> karya al-Sulami>

23. Tafsi>r Ghari>b al-Qur’a>n karya al-Ni>sa>bu>ri>

24. Tafsi>r Ibn ‘Arabi> karya Ibn ‘Arabi>

25. Tanwi>r al-Miqba>s min Tafsi>r Ibn ‘Abba>s karya Ibn ‘Abba>s

26. Taqri>b al-Qur’a>n ila> al-Adhha>n karya al-Shi>ra>zi>

27. Al-Tibya>n fi> Tafsi>r al-Qur’a>n karya al-T{u>si>

28. Al-Waji>z fi> al-Tafsi>r al-Kita>b al-‘Azi>z karya al-Wah}idi>

29. Al-Was}i>t} fi> Tafsi>r al-Qur’a>n al-Maji>d karya Abu> al-H{asa>n al-Wah}idi>

Kelompok Tafsir Pertengahan

1. Al-Durr al-Manthu>r fi> al-Tafsi>r al-Ma’thu>r karya al-Suyu>t}i>

2. I‘ja>>z al-Qur’a>n karya ‘Abd al-Qa>hir al-Jurja>ni>

3. Al-Ja>mi‘ li Ah}ka>m al-Qur’a>n karya al-Qurt}ubi>

4. Ru>h al-Ma‘a>ni> fi> Tafsi>r al-Qur’a>n al-‘Az}im wa al-Sab‘ al-Matha>ni> karya al-

Alu>si>

5. Tafsi>r Abi> Su‘u>d karya Abu> Su‘u>d Muh}ammad al-Ammadi>

6. Tafsi>r al-Jala>layn karya al-Mah}alli> dan al-Suyu>t}i>

Page 38: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

33

7. Tafsi>r Nu>r al-Thaqalayn karya al-Huwayji

8. Tafsi>r Ru>h} al-Baya>n karya Isma>‘i>l H{aqi> al-Barwashi>

Kelompok Tafsir Modern

1. Ad}wa’ al-Baya>n fi> I<d}a>h} al-Qur’a>n bi al-Qur’a>n karya al-Shinqi>t}i>

2. Al-Bah}r al-Madi>d fi> Tafsi>r al-Qur’a>n al-Maji>d karya Ibn Ajibah

3. Fath} al-Baya>n fi Maqa>s}id al-Qur’a>n karya al-Qinnawji>

4. Fi> Z{ilal al-Qur’a>n karya Sayyid Qut}b

5. H{ashiyah al-S{a>wi> ‘ala> Tafsi>r al-Jala>layn karya Ahmad al-S{awi>

6. Al-Insa>n fi> al-Qur’a>n karya ‘Abba>s Mah}mu>d al-‘Aqqa>d

7. Al-Jawa>hir fi> Tafsi>r al-Qur’a>n al-Kari>m karya T{ant{awi> Jawhari>

8. Mah}a>sin al-Ta’wi>l karya Jama>l al-Di>n al-Qa>simi>

9. Major Themes of The Quran karya Fazlur Rahman

10. Manusia dalam Perspektif Al-Qur'an karya Bint al-Sha>t}i’ (terj.)

11. Mara>h} Labi>d karya Muh}ammad Nawawi> al-Ja>wi>

12. Al-Mar’ah fi> al-Qur’a>n karya ‘Abbas Mah}mu>d al-‘Aqqa>d

13. Min Wah}y al-Qur’a>n karya Muh}ammad H{usayn Fad}l Alla>h

14. Al-Mi>za>n fi> Tafsi>r al-Qur’a>n karya al-T{abat}t}aba’i>

15. Al-Mujtama‘ wa al-Ta>ri>kh min Wijhah Naz}r al-Qur’a>n al-Kari>m karya

Muh}ammad Taqi> Mis}ba>h} al-Yazdi>

16. Mukhtas}ar Tafsi>r Ibn Kathi>r karya Muh}ammad ‘Ali> al-S{a>bu>ni>

17. Nah}wa Tafsi>r al-Mawd}u>‘i> li Suwar al-Qur’a>n al-Kari>m karya Muh}ammad al-

Ghaza>li>

18. Naz}m al-Durar fi> Tana>subi al-A<yi wa al-Suwar karya al-Biqa>'i>

19. Rawa>’i‘ al-Baya>n karya Muh}ammad ‘Ali> al-S{a>bu>ni>

20. S{afwat al-Tafa>si>r karya Muh}ammad ‘Ali> al-S{a>bu>ni>

21. Tafsi>r al-Kari>m al-Rah}ma>n fi> Tafsi>r Kala>m al-Mana>n karya ‘Abd al-Rah}man

al-Sa‘di>

22. Tafsi>r al-Mana>r karya Muh}ammad ‘Abduh dan Rashi>d Rid}a>

23. Tafsi>r al-Mara>ghi> karya Ah}mad Mus}t}afa> al-Mara>ghi>

Page 39: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

34

24. Tafsi>r al-Shauka>ni> karya al-Shauka>ni>

25. Tafsi>r Juz ‘Amma karya Muh}ammad ‘Abduh

26. Tafsi>r wa Baya>n Kalima>t al-Qur’a>n karya Marwa>n Nur al-Di>n Sawa>r

27. Tafsir Al-Azhar karya Hamka

28. Tafsir al-Qur’an al-Karim karya ‘Abd Alla>h Shah}at}ah

29. Al-Tafsi>r al-Baya>ni> li al-Qur’a>n al-Kari>m karya Bint al-Sha>t}i’

30. Al-Tafsi>r al-Qur’a>ni> li al-Qur’a>n karya Abd al-Kari>m Kha>t}i>b

31. Al-Tafsi>r al-Wa>d}ih karya Muh}ammad Mah}mu>d H{uja>zi>

32. Al-Tah}ri>r wa al-Tanwi>r karya Muh}ammad al-T{a>hir ibn ‘A<shu>r

33. Al-Tas}wi>r al-Fanni> fi> al-Qur>’an karya Sayyid Qut}b

34. The Quranic Concept of History karya Mazheruddin Shiddiqi

35. Zubdat al-Tafsi>r karya Muh}ammad Sulaiman ‘Abd Allah al-Ashqar

Kelompok Tafsir Kontemporer

1. Agama Ramah Lingkungan Perspektif Al-Qur’an karya Mujiyono Abdillah

2. Aisa>r al-Tafa>si>r li kalam al-A<li> al-Kabi>r karya Abu> Bakar al-Jazairi>

3. Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Al-Qur’an karya Nasaruddin Umar

4. Earth Science in The Quran karya Zaghlul al-Najja>r

5. Emosi Manusia dalam al-Qur’an: Telaah melalui Pendekatan Psikologi karya

Muhammad Darwis Hude

6. Ensiklopedi Al-Qur’an, Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci

karya M. Dawam Rahardjo

7. Eticho-Religious Concepts in the Qur’an karya Toshihiko Izutsu

8. Al-Fann al-Qas}as}i> fi> al-Qur’a>n karya Ah}mad Khalaf Alla>h

9. Fitrah Manusia dalam Al-Qur’an karya Abd. Mun’im Salim

10. Al-Jadi>d fi> Tafsi>r al-Qur’a>n karya Muh}ammad al-Sibziwa>ri>

11. Kekerasan dalam Perspektif al-Qur’an karya Husein Muhammad

12. Al-Kita>b wa al-Qur’a>n: Qira>’ah Mu‘a>s}irah karya Shahru>r

13. Konsep al-Qur’an tentang Hak-Hak Asasi Manusia karya Dalizar

Page 40: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

35

14. Konsep Kufur dalam Al-Qur’an: Suatu Kajian Teologis dengan Pendekatan

Tafsir Tematik karya Harifuddin Cawidu

15. Konsep Ma>l dalam al-Qur’an karya Yahya bin Jusoh

16. Konsepsi Kekuatan Politik dalam al-Qur’an karya Abd. Mun’im Salim

17. Kritik Ortodoksi: Tafsir Ayat Ibadah, Politik, dan Feminisme karya

Muhammad Salman Ghanim

18. Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan

Masyarakat karya M. Quraish Shihab

19. Min ‘Ilm al-Nafs al-Qur’a>ni> karya ‘Adna>n Shari>f

20. Mukjizat Al-Qur’an karya M. Quraish Shihab

21. Pemerkosaan dalam Perspektif al-Qur’an karya Yuyun Affandi

22. Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an karya M. Suyudi

23. Perempuan di dalam al-Qur’an karya Amina Wadud

24. Pluralisme Agama Menurut Al-Qur’an Telaah Akidah dan Syariah karya

Muhammad Amin Summa

25. Pokok-pokok Pikiran tentang Laut dan Kehidupan Bahari dalam Al-Qur’an

karya Abd. Mun’im Salim

26. Al-Qas}as} al-Qur’a>ni> Tafsi>r Ijtima>‘i> karya Ra>shid al-Bara>wi>

27. Al-Qur’a>n wa ‘Ilm al-Nafs karya Muh}ammad ‘Uthma>n Najali>

28. Al-S{abr fi> al-Qur’a>n karya Yusuf Qardawi

29. Solusi Krisis Kerohanian Manusia Modern, Jiwa dalam al-Qur’an karya

Achmad Mubarok

30. Al-Sunan al-Ta>ri>khi>yah fi> al-Qur’a>n al-Kari>m karya Ba>qir al-S{adr

31. Al-Tafsi>r al-Mawd}u>‘i> wa al-Tafsi>r al-Tajzi>’i> fi al-Qur’a>n al-Kari>m karya

Ba>qir al-S{adr

32. Tafsir al-Misbah karya M. Quraish Shihab

33. Al-Tafsi>r al-Muni>r karya Wahbah al-Zuh}ayli>

34. Tafsi>r al-Sha‘ra>wi> karya Mutawalli> al-Sha‘ra>wi>

35. Tafsir atas Surat-surat Pendek karya M. Quraish Shihab

36. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan karya Abudin Nata

Page 41: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

36

37. Tafsir Feminis Versus Tafsir Patriarki karya Abdullah Mustaqim

38. Tafsir Kontekstual Al-Qur’an karya Taufik Adnan Amal dan Syamsu Rizal

Panggabean

39. The Holy Qurán and the Sciences of Nature karya Mahdi Gulshani

40. The Message of The Quran karya Muhammad Asad

41. Wawasan Al-Qur’an karya M. Quraish Shihab

Gambar berikut menampilkan prosentase komposisi karya tafsir yang

disitir berdasarkan periodenya.

Gambar 3. Prosentase komposisi periode tafsir yang disitir

Gambar tersebut secara umum menunjukkan bahwa karya tafsir

kontemporer menempati peringkat pertama sebagai karya tafsir yang disitir,

namun setelah dilakukan penelitian lebih mendalam, ditemukan hasil yang

berbeda secara kuantitatif sitiran pengarang dan jumlah sitiran yang disitir baik

disertasi UIN Jakarta, UIN Yogyakarta, maupun keduanya.

Sebelum memaparkan komposisi sitiran disertasi berdasarkan periode

tafsir, berikut disajikan terlebih dahulu sitiran pengarang berdasarkan lokasi

yaitu UIN Jakarta dan UIN Yogyakarta sebagaimana terlihat pada gambar

berikut.

Page 42: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

37

Gambar 4. Komparasi pengarang terbanyak yang disitir

Gambar tersebut menunjukkan adanya perbedaan di antara disertasi UIN

Jakarta dan UIN Yogyakarta, bahwa Ibn Kathi>r, M. Quraish Shihab, al-T{abari>,

dan al-Zamakhshari> adalah para pengarang yang paling banyak disitir yaitu

disitir 92% atau hampir semua disertasi tepatnya 12 dari 13 disertasi UIN

Jakarta. Sedangkan pengarang yang paling banyak disitir disertasi UIN

Yogyakarta adalah al-T{abat}t}aba’i> yang disitir 86% atau hampir semua disertasi

atau persisnya 6 dari 7 disertasi. Selanjutnya Ibn Kathi>r dan M. Quraish Shihab

masing-masing 71%. Al-Mara>ghi> yang disitir 71% disertasi UIN Yogyakarta,

hanya disitir 31% disertasi UIN Jakarta. Sebaliknya, al-T{abari> yang disitir 92%

dan Sayyid Qut}b yang disitir 85% disertasi UIN Jakarta, masing-masing hanya

disitir 43% disertasi UIN Yogyakarta.

Temuan ini, sebatas pada analisa sitiran, menampilkan perbedaan yang

cukup signifikan pada tingkat sitiran pengarang. Penelitian lebih lanjut

diharapkan dapat dilakukan berkenaan dengan muatan sitiran sehingga dapat

diketahui persoalan yang menjadi faktor-faktor penyebab perbedaan ini.

Page 43: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

38

Sepintas, temuan di atas juga menunjukkan perimbangan periode tafsir

sitiran pengarang disertasi UIN Jakarta dan UIN Yogyakarta meskipun ada

perbedaan yang tidak signifikan, yaitu lebih banyak sitiran karya-karya tafsir

abad Modern dan kontemporer (secara akumulasi) dibandingkan dengan karya-

karya tafsir abad klasik dan pertengahan. Hal ini berbeda dengan komposisi

secara umum periode tafsir pengarang yang disitir (lihat gambar 3).

Gambar 5. Prosentase periode tafsir

pengarang yang paling banyak disitir

Kesan sepintas adanya perimbangan sitiran antara pengarang tafsir

periode klasik dan pertengahan di satu sisi dan periode modern dan kontemporer

di sisi lain menjadi hilang setelah penelitian ini lebih menganalisa secara detail

data sitiran pengarang disertasi UIN Jakarta dan UIN Yogyakarta. Pemaparan

berikut ini akan menjelaskan lebih lanjut berkenaan dengan temuan penelitian

tentang periode tafsir pengarang yang disitir disertasi masing-masing kampus

tersebut.

Sebagaimana dipaparkan pada awal bab ini, terdapat 106 pengarang yang

disitir disertasi UIN Jakarta dan 30 pengarang yang disitir disertasi UIN

Yogyakarta. Selanjutnya, berkenaan dengan periode tafsir pengarang yang disitir,

Page 44: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

39

disertasi UIN Jakarta lebih dominan menyitir karya-karya tafsir modern dan

kontemporer, yaitu 40 karya tafsir kontemporer dan 34 karya tafsir modern disitir

disertasi dari kampus ini. Sedangkan karya tafsir klasik sejumlah 24 dan 8 karya

tafsir abad pertengahan.

Gambar 6. Prosentase periode tafsir pengarang

yang paling banyak disitir disertasi UIN Jakarta

Secara akumulasi sederhana dengan menggabungkan periode modern dan

kontemporer menjadi satu kelompok yang dapat disebut dengan periode salaf

(dahulu) dan periode klasik dan pertengahan menjadi satu kelompok lain yaitu

periode khalaf (belakangan), maka disertasi UIN Jakarta menyitir 74 karya tafsir

khalaf atau sekitar 70% sitiran pengarang.

Berbanding terbalik dengan disertasi UIN Jakarta, disertasi UIN

Yogyakarta lebih banyak menyitir karya-karya tafsir abad klasik dan pertengahan

dibandingkan dengan karya-karya tafsir abad modern dan kontemporer. Terdapat

prosentase karya tafsir klasik mencapai 50% dan karya tafsir abad pertengahan

sejumlah 13% yang disitir disertasi UIN Yogyakarta. Artinya, dengan melakukan

penggabungan, prosentase karya tafsir salaf mencapai 63% yang disitir disertasi

UIN Yogyakarta.

Page 45: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

40

Gambar 7. Prosentase periode tafsir pengarang

yang paling banyak disitir disertasi UIN Yogyakarta

Berpijak bahwa penelitian ini menggunakan analisis sitiran pada

penelitian karya ilmiah, maka penelitian ini tidak masuk ke wilayah muatan

sitiran. Oleh karenanya, meski penelitian menghasilkan temuan bahwa karya-

karya tafsir modern dan kontemporer banyak disitir disertasi UIN Jakarta,

sementara karya-karya tafsir klasik dan pertengahan banyak disitir disertasi UIN

Yogyakarta, tidak semerta-merta dapat diambil kesimpulan bahwa produk tafsir

UIN Jakarta yang dihasilkan dari disertasi-disertasu kajian tafsir yang ditulis

dapat disebut sebagai karya-karya tafsir modern atau kontemporer. Demikian

pula halnya, tidak dapat pula disematkan kepada disertasi-disertasi UIN

Yogyakarta sebagai tafsir-tafsir klasik.

Page 46: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

Bab IV

Penutup

A. Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan yang diajukan dan hasil penelitian sebagaimana telah

dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Pengarang yang disitir disertasi UIN Jakarta dan UIN Yogyakarta sejumlah 113

pengarang; 106 pengarang dari jumlah pengarang tersebut disitir oleh disertasi

mahasiswa UIN Jakarta, dan 30 orang disitir oleh disertasi mahasiswa UIN

Yogyakarta.

2. Terdapat 15 nama pengarang yang paling banyak disitir, yaitu ‘Abduh, al-Alu>si>, Ibn

Kathi>r, al-Mara>ghi>, M. Quraish Shihab, al-Qa>simi>, al-Qurt}ubi>, Rashi>d Rid}a>, al-Ra>zi>,

Sayyid Qut}b, al-Suyu>t}i>, al-T{abat}t}aba'i>, al-T{abari>, Wahbah al-Zuh}ayli>, dan al-

Zamakhshari>.

3. Ibn Kathi>r, M. Quraish Shihab, al-T{abari>, dan al-Zamakhshari> adalah para mufassir

yang paling banyak disitir disertasi UIN Jakarta, sedangkan disertasi UIN

Yogyakarta banyak menyitir al-T{abat}t}aba’i>, Ibn Kathi>r, al-Mara>ghi>, dan M. Quraish

Shihab.

4. Secara akumulasi dari total sitiran pengarang, UIN Jakarta memiliki prosentase

sitiran lebih tinggi kepada karya tafsir modern dan kontemporer. Sebaliknya, UIN

Yogyakarta lebih banyak menyitir karya-karya tafsir klasik dan pertengahan.

Temuan ini mengindikasikan kecenderungan pemikiran tafsir UIN Jakarta ke arah

modernism dan kontemporer, sedangkan pemikiran tafsir UIN Yogyakarta tetap

berpegang pada tradisi salaf.

B. Rekomendasi

Mengingat berbagai keterbatasan pada penelitian ini, mulai dari terbatasnya cakupan

objek dan subjek penelitian, kurangnya penggunaan metode yang lebih dapat menguak

permasalahan yang ada, serta keterbatasan dana, maka penelitian ini memberikan

rekomendasi sebagai berikut.

1. Perlunya penelitian lebih lanjut untuk melihat pola hubungan antar pengarang

sehingga dapat menjelaskan interaksi dan komunikasi ilmiah baik antar pengarang

Page 47: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

42

yang disitir, antar sesama penyitir, maupun antara penyitir dengan dokumen

pengarang yang disitir.

2. Perlunya penelitian lanjut dengan menggunakan metode content analysis untuk

melihat muatan yang disitir sehingga lebih dapat menentukan secara lebih akurat

pola pemikiran sebuah karya ilmiah.

3. Perlunya penelitian yang lebih luas dalam skala yang lebih besar pada kajian Islam,

tidak terbatas pada tafsir.

Page 48: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

Daftar Pustaka

Andrews, James. 2003. ‚An author co-citation analysis of medical informatics.

Jurnal Media Library Association. 91 (1) January.

‘A>shu>r, T{a>hir ibn. Maqa>shid Syaria>h al-Isla>miyyah, Tunis :Da>r Nafa>’is, 2001.

Al-A>lu>si, Syiha>b al-Di>n. Ru>h al-Ma‘a>ni>, vol. I, Beirut: Ihya>’ al-Tura>th al-‘Arabi>.

Baidan, Nashruddin. Sejarah Perkembangan Tafsir al-Quran di Indonesia, Solo:

Tiga Serangkai, 2003.

Al-Banna>, Jama>l. Tafsi>r al-Qur’an al-Kari>m Bayna al-Quda>ma> wa al-Muhadditsi>n, Kairo: Da>r al-Fikr al-Isla>mi>, t.th.

Bisri, Cik Hasan. 1998. Penuntut Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Tesis dan disertasi Bidang Ilmu Agama Islam. Jakarta: Logos.

Al-Dhahabi>, Muh}ammad H{usayn. al-Tafsi>r wa al-Mufassiru>n, vol. I, Kairo:

Maktabah Wahbah, 2003.

Al-Dhahabi>. Buhu>ts fi Ulu>m al-Tafsi>r, Kairo: Da>r al-Hadi>th, 2005.

Dimitroff, Alexandra. ‚Self Citation in the library and information science

literature‛. Jurnal of Documentation. 51 (1) 1995.

Fa>ris, Ibn. Mu‘jam Maqa>yi>s al-Lughah, vol. IV, Beirut: Da>r al-Fikr, 1979, 504.

Federspiel, Howard M. 1996. Kajian Al-qur’an Di Indonesia Dari Mahmud Yunus Hingga Quraish Shihab. Bandung: Mizan.

Al-Harbi>, Husain bin ‘Ali>. Qawa>'id al-Tarji>h ‘inda al-Mufassiri>n, vol. I, Riyadh:

Da>r al-Qa>sim, 1996, 29.

Hayya>n, Abu>. Tafsi>r al-Bahr al-Muhi>th, vol. I, Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiy >ah,

1993, 9.

Ibn Kathi>r. Tafsi>r Al-Qur’an Al-‘Az}i>m, Kairo: Maktabah Awla>d Li Al-Tura>th,

2000.

Ikpaahindi, Linus. ‚An Overview of Bibliometrics : its measurements. Laws, and

their applications‛. Libri. 5 (2) 1985.

Al-Jauhari>. al-S{iha>h fi> al-Lughah, vol. II, al-Maktabah al-Sya>milah, 44.

Al-Jurja>ni. al-Ta‘ri>fa>t, Surabaya: al-Haramain, 1421 H.

Kopesa, A. and E. Schibel. 1998. ‚Science and technology mapping: a new

iteration model for representing multidimensional relationship‛. Jurnal of the American Society for Information Science. 49 (1).

Manshu>r, ‘Abd al-Qa>dir. Mausu>'ah 'Ulu>m al-Qur’a>n, Suriah: Da>r al-Qalam al-

‘Arabi>, 2002.

Mas’di, Ghufron A. 1997. Pemikiran Fazlur Rahman tentang Metodologi Pembaharuan Hukum Islam. Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Mikhailov, A.I. Chernyi & R.S. Giliarevskii. Scientifics Communnication and informatics. Arlington: Information Resources Press, 1984.

Al-Muhtasib, Abdul Majid Abdussalam. 1997. Visi dan Paradigma Tafsir Al-Qur’an Kontemporer. Bangil: Al-Izzah.

Mustaqim, Abdul. 2003. Madzahibut Tafsir : Peta Metodologi Penafsiran Al-Qur’an Periode Klasik hingga Kontemporer. Yogyakarta: Nun Pustaka.

Page 49: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

Nasution, Harun. 1996. Pembaharuan Dalam islam : Sejarah pemikiran dan Gerakan. Jakarta: Bulan Bintang

Noyon, E.C.M and H.F. Moed. 1999. :Combining mapping and citation analysis

for evaluative bibliometric purpose : a bibliometric study‛. Jurnal of the American Society for Information Science. 50 (2).

Al-Ru>mi>, Fahd Ibn ‘Abd Rahma>n. Buhu>ts fi Ushu>l al-Tafsi>r wa Mana>hijuhu, t.tp

:Maktabah al-Taubah, t.th.

Al-Sabat, Kha>lid ibn ‘Uthma>n. Qawa>'id al-Tafsi>r Jam'an wa Dira>sah.

Shaw Jr, W.M. ‚Information theory and Scientific communication‛.

Scientometrics. 3 (3) 1981.

Shaw, W.M. ‚Information theory and scientific communication‛. Scientometrics. 3 (3) 1981.

Singarimbun, Masri & Sofyan Efendi (ed). Metode Penelitian Survey. Jakarta:

LP3ES, 1989.

Sulistyo-Basuki. ‚Komunikasi Ilmiah dan manfaatnya bagi tenaga pengajar dan

mahasiswa‛. Makalah Seminar. 24 Maret 1994.

Sulistyo-Basuki. ‚Visualisasi Ilmu pengetahuan‛. Makalah Seminar Informetrika dan Scientometrika bagi peneliti dan pustakawan. Jakarta, 17 September

2001.

Sumarningsih, Siti dan Sulistyo Basuki. ‚Komunikasi Ilmiah’. Majalah Ilmu Perpustakaan dan Informasi. 4 (2) 1984

Al-Suyu>thi>, Jala>l al-Di>n. Al-Itqa>n, vol. II, Beirut: Da>r al-Fikr, t.th.

Ushama, Thameem, Methodologies of The Qur’anic Studies, pent; Hasan Basri

dan Amroeni, Jakarta: Riora Cipta, 2000.

Ushama, Thameem. 2000. Metodologi Tafsir al-Qur’an : Kajian Kritis, objektif & Komprehensif. Jakarta: Riora Cipta.

Ya‘qu>b, Tha>hir Mahmu>d Muhammad. Asba>b al-Khatha` fi> al-Tafsi>r, vol. I,

Riyadh: Da>r Ibn al-Jauzi>, 1425 H.

Al-Zarkashi>, Badr al-Di>n al-Zarkashi>. al-Burha>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n, Beirut: Da>r

al-Kutub al-‘Ilmi >yah, 2006, 331.

Al-Zarqa>ni, ‘Abd al-‘Az}i>m. Mana>hil al-'Irfa>n, vol. II, Kairo: Da>r al-Hadi>ts, 2001.

Ziman, John M. ‚Information, communication, knowledge‛. Nature. 24, October

1969.

Page 50: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

No. Kitab Tafsir Pengarang KODE periode J1 J2 J3 J4 J5 J6 J7 J8 J9 J10 J11 J12 J13 Jml JKT J

1 Tafsir al-Misbah M. Quraish Shihab MQSA 4 2 66 28 14 3 7 1 1 3 125 9

2 Ja>mi' al-Baya>n 'an Ta'wi>l A<yi al-Qur'a>n Ibn Jari>r al-T{abari> TBR 1 23 1 3 24 25 3 79 15 6 28 2 18 227 12

3 Fi> Z{ilal al-Qur'a>n Sayyid Qut}b QTBA 3 28 2 1 25 22 1 79 2 1 2 6 169 11

4 Al-Ja>mi' li Ah}ka>m al-Qur'a>n Al-Qurt}ubi> QRB 2 4 5 26 4 25 65 8 4 12 5 7 165 11

5 Tafsi>r al-Qur'a>n al-'Az}i>m Ibn Kathi>r KTR 1 1 4 4 31 27 2 1 8 10 19 6 27 140 12

6 Tafsi>r al-Mana>r Muh}ammad 'Abduh dan Rashi>d Rid}a> MNR 3 11 10 2 2 29 5 76 3 3 1 142 10

7 S{afwat al-Tafa>si>r Muh}ammad 'Ali> al-S{a>bu>ni> SBNA 3 5 101 106 2

8 Al-Tafsi>r al-Kabi>r Fakhr al-Di>n al-Ra>zi> FRZ 1 46 1 20 6 1 2 1 13 90 8

9 Al-Mi>za>n fi> Tafsi>r al-Qur'a>n Muh}ammad H{usayn al-T{abat}t}aba'i> TBT 3 2 8 7 6 6 25 9 6 1 70 9

10 At-Tafsi>r al-Muni>r fi> al-'Aqi>dah wa al-Shari>'ah wa al-Manhaj Wahbah al-Zuh}ayli> WHB 4 18 10 1 28 2 1 11 5 1 77 9

11 Tafsi>r al-Mara>ghi> Ah}mad Mus}t}afa> al-Mara>ghi> MRG 3 6 1 2 2 11 4

12 Al-Kashsha>f 'an H{aqa>'iq Ghawa>mid al-Tanzi>l Al-Zamakhshari> ZMS 1 12 11 1 1 6 15 2 10 1 6 1 3 69 12

13 Al-Tah}ri>r wa al-Tanwi>r Muh}ammad al-T{a>hir ibn 'A<shu>r ASR 3 15 42 4 61 3

14 Mah}a>sin al-Ta'wi>l Jama>l al-Di>n al-Qa>simi> QSM 3 1 2 1 2 14 16 3 39 7

15 Ru>h al-Ma'a>ni> fi> Tafsi>r al-Qur'a>n al-'Az}im wa al-Sab' al-Matha>ni> Al-Alu>si> ALS 2 1 11 14 5 9 1 41 6

16 Mukhtas}ar Tafsi>r Ibn Kathi>r Muh}ammad 'Ali> al-S{a>bu>ni> SBNC 3 46 46 1

17 Mara>h} Labi>d Muh}ammad Nawawi> al-Ja>wi> NWW 3 9 29 5 43 3

18 Membumikan Al-Qur'an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat M. Quraish Shihab MQSC 4 6 2 3 4 13 2 30 6

19 Wawasan Al-Qur'an M. Quraish Shihab MQSB 4 3 7 7 6 1 2 2 1 29 8

20 Al-Durr al-Manthu>r fi> al-Tafsi>r al-Ma'thu>r Al-Suyu>t}i> SYT 2 3 1 6 16 1 27 5

21 Anwa>r al-Tanzi>l wa Asra>r al-Ta'wi>l Al-Bayd}a>wi> BYD 1 12 1 1 5 19 4

22 Ma'a>lim al-Tanzi>l Al-Bagha>wi> BGW 1 13 4 1 3 21 4

23 Tafsi>r al-Jala>layn Al-Mah}alli> dan al-Suyu>t}i> MSY 2 2 6 1 1 2 12 5

24 The Quranic Concept of History Mazheruddin Shiddiqi SDQ 3 20 20 1

25 Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Al-Qur'an Nasaruddin Umar NUM 4 2 5 5 6 18 4

26 Ah}ka>m al-Qur'a>n Muh}y al-Di>n Ibn al-'Arabi> ALAR 1 2 4 5 2 13 4

27 Perempuan di dalam al-Qurán Amina Wadud WDD 4 1 15 16 2

28 Rawa>'i' al-Baya>n Tafsi>r A<ya>t al-Ah}ka>m min al-Qur'a>n Muh}ammad 'Ali> al-S{a>bu>ni> SBNB 3 1 15 16 2

29 Tafsi>r Abi> Suúdi> Abi> Suúd Muh}ammad al-Ammadi> AMD 2 3 1 5 5 14 4

30 Ensiklopedi Al-Qur'an, Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci M. Dawam Rahardjo DRJ 4 9 5 14 2

31 Tafsi>r al-Bah}r al-Muh}i>t} Abu> H{ayya>n AHY 1 2 1 3 2

32 Eticho-Religious Concepts in the Qurán Toshihiko Izutsu IZS 4 6 1 1 3 11 4

33 Al-Qas}as} al-Qur'a>ni> Tafsi>r Ijtima>'i> Ra>shid al-Bara>wi> BRW 4 11 11 1

34 Al-Kita>b wa al-Qur'a>n: Qira>'ah Mu'a>s}irah Muh}ammad Shahru>r SRR 4 8 1 9 2

35 Naz}m al-Durar fi> Tana>subi al-A<yi wa al-Suwar Al-Biqa>'i> BQI 3 8 8 1

36 Al-Sunan al-Ta>ri>khi>yah fi> al-Qur'a>n al-Kari>m Muh}ammad Ba>qir al-S{adr BQRA 4 8 8 1

37 Majma' al-Baya>n fi> Tafsi>r al-Qur'a>n Al-T{abarsi> TBS 1 1 1 2 2

38 Tafsi>r al-Ma>wardi> Al-Ma>wardi> MWR 1 0 0

39 Taqri>b al-Qur'a>n ila> al-Adhha>n Muh}ammad al-H{usayn al-Shi>ra>zi> SRZA 1 7 7 1

40 Tafsi>r Ibn Árabi> Ibn Árabi ARB 1 1 6 7 2

41 Tafsi>r al-Sha'ra>wi> Mutawalli> al-Sha'ra>wi> SRW 4 3 1 1 1 6 4

42 Al-Tibya>n fi> Tafsi>r al-Qur'a>n Al-T{u>si> TUS 1 3 1 2 6 3

43 Tafsi>r al-Kari>m al-Rah}ma>n fi> Tafsi>r Kala>m al-Mana>n Abd al-Rah}man al-Sa'di> SAD 3 3 3 6 2

44 Al-Tafsi>r al-Wa>d}ih Muh}ammad Mah}mu>d H{uja>zi> HJZ 3 5 5 1

45 Tafsi>r al-Qushairi> Al-Qushayri> QSR 1 6 6 1

Tabel Frekuensi Pengutipan Referensi Tafsir dalam Disertasi Tafsir UIN Jakarta dan Yogyakarta Tahun 2005-2010

Page 51: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

46 Al-Mujtama' wa al-Ta>ri>kh min Wijhah Naz}r al-Qur'a>n al-Qur'a>n al-Kari>m Muh}ammad Taqi> Mis}ba>h} al-Yazdi> TMY 3 6 6 1

47 Al-S{abru fi> al-Qurá>n Yusuf Qardawi QRD 4 6 6 1

48 Mukjizat Al-Qur'an M. Quraish Shihab MQSD 4 3 2 5 2

49 Luba>b al-Ta'wi>l fi> Ma'a>ni> al-Tanzi>l Al-Kha>zin KHZ 1 5 5 1

50 Al-Qurá>n wa Ílm al-Nafs Muh}ammad Uthma>n Najali> NJL 4 5 5 1

51 Al-Tafsi>r al-Qur'a>ni> li al-Qur'a>n Abd al-Kari>m Kha>t}i>b KTB 3 1 2 1 4 3

52 Konsep Kufur dalam Al-Qur'an: Suatu Kajian Teologis dengan Pendekatan Tafsir Tematik Harifuddin Cawidu HCW 4 1 1 2 4 3

53 Ah}ka>m al-Qur'a>n Al-Jas}s}a>s} JSS 1 1 1 1

54 Aisa>r al-Tafa>si>r li kalam al-A<li> al-Kabi>r Abu> Bakar Jabir al-Jazairi> ABJ 4 4 4 1

55 H{ashiyah al-Államah al-S{a>wi> ála> Tafsi>r al-Jala>lain Ahmad al-S{awi> ASW 3 4 4 1

56 Mada>rik al-Tanzi>l wa H{aqa>'iq al-Ta'wi>l Al-Nasafi> NSF 1 4 4 1

57 Tafsi>r al-Sulami> Al-Sulami SLM 1 4 4 1

58 Al-Tas}wi>r al-Fanni> fi> al-Qur>an Sayyid Qut}b QTBB 3 4 4 1

59 Al-Muh}arrar al-Waji>z fi> Tafsi>r al-Kita>b al-'Azi>z Ibn 'At{i>yah ATY 1 2 2 1

60 Tafsir al-Qur'an al-Karim, Tafsir atas Surat-surat Pendek M. Quraish Shihab MQSE 4 0 0

61 Ad}wa' al-Baya>n fi> I<d}a>h} al-Qur'a>n bi al-Qur'a>n Muh}ammad al-Ami>n al-Shinqi>t}i> SQT 3 1 2 3 2

62 Min Wah}y al-Qur'a>n Muh}ammad H{usayn Fad}l Alla>h FDL 3 2 1 3 2

63 Pokok-pokok Pikiran tentang Laut dan Kehidupan Bahari dalam Al-Qur'an Abd. Mun'im Salim AMSA 4 3 3 1

64 Konsepsi Kekuatan Politik dalam al-Qur'an Abd. Mun'im Salim AMSB 4 3 3 1

65 Tafsir Feminis Versus Tafsir Patriarki Abdullah Mustaqim MTQ 4 3 3 1

66 Al-Jawa>hir al-H{isa>n fi> Tafsi>r al-Qur'a>n Al-Tha'a>labi> TLB 1 3 3 1

67 Al-Tafsi>r al-Kabi>r Ibn Taymiyah TYM 1 0 0

68 Al-Tafsi>r al-Baya>ni> li al-Qur'a>n al-Kari>m A<'ishah 'Abd al-Rah}ma>n bint al-Sha>t}i' BTSA 3 1 1 2 2

69 Major Themes of The Quran Fazlur Rahman FZR 3 1 1 2 2

70 Tafsi>r Juz 'Amma Muh}ammad 'Abduh ABD 3 1 1 2 2

71 Al-Fann al-Qas}as}i> fi> al-Qur'a>n Muh}ammad Ah}mad Khalaf Alla>h KLF 4 1 1 2 2

72 Pluralisme Agama Menurut Al-Qur'an Telaah Akidah dan Syariah Muhammad Amin Summa MAS 4 1 1 2 2

73 Manusia dalam Perspektif Al-Qur'an A<'ishah 'Abd al-Rah}ma>n bint al-Sha>t}i' BTSB 3 2 2 1

74 Min Ílm al-Nafs al-Qurá>ni> Adnan Syarif ASY 4 2 2 1

75 Fath} al-Baya>n fi Maqa>s}id al-Qur'a>n Al-Qinnawji> QWJ 3 0 0

76 Kekerasan dalam Perspektif al-Qurán Husein Muhammad HSM 4 2 2 1

77 Al-Bah}r al-Madi>d fi> Tafsi>r al-Qurá>n al-Maji>d Ibn Ajibah IAJ 3 2 2 1

78 Kritik Ortodoksi: Tafsir Ayat Ibadah, Politik, dan Feminisme Muhammad Salman Ghanim MSG 4 2 2 1

79 Tafsi>r al-Ima>m Muja>hid Muja>hid MJH 1 2 2 1

80 Al-Jawa>hir fi> Tafsi>r al-Qur'a>n al-Kari>m T{ant{awi> Jawhari> JWH 3 2 2 1

81 Al-Insa>n fi> al-Qur'a>n Abba>s Mah}mu>d al-'Aqqa>d AQDA 3 1 1 1

82 Al-Mar'ah fi> al-Qur'a>n Ábbas Mah}mu>d al-'Aqqa>d AQDB 3 1 1 1

83 I'ja>>z al-Qur'a>n Abd al-Qa>hir al-Jurja>ni> JRJ 2 1 1 1

84 Fitrah Manusia dalam Al-Qur'an Abd. Mun'im Salim AMSC 4 1 1 1

85 Tafsir al-Qurán al-Karim Abdullah Shatah AST 3 1 1 1

86 Al-Waji>z fi> al-Tafsi>r al-Kita>b al-Ázi>z Abu> al-H{asa>n al-Wah}idi> WHDA 1 1 1 1

87 Ma'a>ni> al-Qur'a>n Abu> Ish}a>q Ibra>hi>m al-Zajja>j ZJJ 1 1 1 1

88 Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Tafsi>r a<ya>t al-Tarbawi>) Abudin Nata ANT 4 1 1 1

89 Solusi Krisis Kerohanian Manusia Modern, Jiwa dalam al-Qurán Achmad Mubarok MBR 4 1 1 1

90 Tafsi>r Nu>r al-Thaqalayn Al-Huwayji HWJ 2 1 1 1

91 Tafsi>r Ghari>b al-Qur'a>n al-Ni>sa>bu>ri> NSB 1 0 0

92 Ah}ka>m al-Qur'a>n Al-Sha>fi'i> SHF 1 1 1 1

93 Tafsi>r al-Shauka>ni> Al-Shauka>ni> SKN 3 1 1 1

Page 52: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

94 Tafsi>r al-Qur'a>n al-Kari>m Muh}ammad al-H{usayn al-Shi>ra>zi> SRZB 1 0 0

95 Al-Was}i>t} fi> Tafsi>r al-Qur'a>n al-Maji>d Abu> al-H{asa>n al-Wah}idi> WHDB 1 0 0

96 Konsep al-Qurán tentang Hak-Hak Asasi Manusia Dalizar DLZ 4 1 1 1

97 Tafsir Al-Azhar Hamka HMK 3 1 1 1

98 Tanwi>r al-Miqba>s min Tafsi>r Ibn Ábbas Ibn Ábbas IBA 1 1 1 1

99 Tafsi>r Ru>h} al-Baya>n Ismail H{aqi> al-Barwashi> BWS 2 1 1 1

100 Pendidikan dalam Perspektif al_qur'an M. Suyudi SYD 4 1 1 1

101 The Holy Qurán and the Sciences of Nature Mahdi Gulshani MGS 4 1 1 1

102 Tafsi>r wa Baya>n Kalima>t al-Qurá>n Marwa>n Nur al-Di>n Sawa>r SWR 3 1 1 1

103 Nah}wa Tafsi>r al-Mawd}u>'i> li Suwar al-Qur'a>n al-Kari>m Muh}ammad al-Ghaza>li> GHZ 3 1 1 1

104 Al-Jadi>d fi> Tafsi>r al-Qur'a>n Muh}ammad al-Sibziwa>ri> SZW 4 1 1 1

105 Al-Tafsi>r al-Mawd}u>'i> wa al-Tafsi>r al-Tajzi>'i> fi al-Qur'a>n al-Kari>m Muh}ammad Ba>qir al-S{adr BQRB 4 1 1 1

106 The Message of The Quran Muhammad Asad ASD 4 1 1 1

107 Emosi Manusia dalam al-Qurán: telaah melalui Pendekatan Psikologi Muhammad Darwis Hude MDHB 4 1 1 1

108 Zubdat al-Tafsi>r Muhammad Sulaiman Abdullah al-Asyqar ASQ 3 1 1 1

109 Agama Ramah Lingkungan Perspektif Al-Qur'an Mujiyono Abdillah MJY 4 1 1 1

110 Tafsir Kontekstual Al-Qur'an Taufik Adnan Amal dan Syamsu Rizal Panggabean TSR 4 1 1 1

111 Konsep Ma>l dalam al-Qur'an Yahya bin Jusoh YBJ 4 1 1 1

112 Pemerkosaan dalam Perspektif al-Qurán Yuyun Affandi YSA 4 1 1 1

113 Earth Science in The Quran Zaghlul al-Najja>r NJR 4 1 1 1

53 290 153 125 221 258 127 172 248 38 88 85 237 2095

12 32 24 28 25 22 29 14 16 11 14 28 26 281

KJ

Page 53: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

No. Kitab Tafsir Pengarang KODE periode Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Jml YGY Y

1 Tafsir al-Misbah M. Quraish Shihab MQSA 4 1 27 22 75 38 163 5

2 Ja>mi' al-Baya>n 'an Ta'wi>l A<yi al-Qur'a>n Ibn Jari>r al-T{abari> TBR 1 3 2 7 12 3

3 Fi> Z{ilal al-Qur'a>n Sayyid Qut}b QTBA 3 17 2 3 22 3

4 Al-Ja>mi' li Ah}ka>m al-Qur'a>n Al-Qurt}ubi> QRB 2 6 1 5 13 25 4

5 Tafsi>r al-Qur'a>n al-'Az}i>m Ibn Kathi>r KTR 1 4 1 7 23 5 40 5

6 Tafsi>r al-Mana>r Muh}ammad 'Abduh dan Rashi>d Rid}a> MNR 3 21 4 1 5 31 4

7 S{afwat al-Tafa>si>r Muh}ammad 'Ali> al-S{a>bu>ni> SBNA 3 1 1 1

8 Al-Tafsi>r al-Kabi>r Fakhr al-Di>n al-Ra>zi> FRZ 1 5 1 8 14 3

9 Al-Mi>za>n fi> Tafsi>r al-Qur'a>n Muh}ammad H{usayn al-T{abat}t}aba'i> TBT 3 15 1 4 1 8 2 31 6

10 At-Tafsi>r al-Muni>r fi> al-'Aqi>dah wa al-Shari>'ah wa al-Manhaj Wahbah al-Zuh}ayli> WHB 4 5 15 20 2

11 Tafsi>r al-Mara>ghi> Ah}mad Mus}t}afa> al-Mara>ghi> MRG 3 6 1 14 60 4 85 5

12 Al-Kashsha>f 'an H{aqa>'iq Ghawa>mid al-Tanzi>l Al-Zamakhshari> ZMS 1 3 3 2 2 10 4

13 Al-Tah}ri>r wa al-Tanwi>r Muh}ammad al-T{a>hir ibn 'A<shu>r ASR 3 0 0

14 Mah}a>sin al-Ta'wi>l Jama>l al-Di>n al-Qa>simi> QSM 3 1 6 0 1 8 4

15 Ru>h al-Ma'a>ni> fi> Tafsi>r al-Qur'a>n al-'Az}im wa al-Sab' al-Matha>ni> Al-Alu>si> ALS 2 1 1 4 6 3

16 Mukhtas}ar Tafsi>r Ibn Kathi>r Muh}ammad 'Ali> al-S{a>bu>ni> SBNC 3 0 0

17 Mara>h} Labi>d Muh}ammad Nawawi> al-Ja>wi> NWW 3 0 0

18 Membumikan Al-Qur'an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat M. Quraish Shihab MQSC 4 0 0

19 Wawasan Al-Qur'an M. Quraish Shihab MQSB 4 0 0

20 Al-Durr al-Manthu>r fi> al-Tafsi>r al-Ma'thu>r Al-Suyu>t}i> SYT 2 2 2 1

21 Anwa>r al-Tanzi>l wa Asra>r al-Ta'wi>l Al-Bayd}a>wi> BYD 1 4 4 1

22 Ma'a>lim al-Tanzi>l Al-Bagha>wi> BGW 1 0 0

23 Tafsi>r al-Jala>layn Al-Mah}alli> dan al-Suyu>t}i> MSY 2 1 6 1 8 3

24 The Quranic Concept of History Mazheruddin Shiddiqi SDQ 3 0 0

25 Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Al-Qur'an Nasaruddin Umar NUM 4 0 0

26 Ah}ka>m al-Qur'a>n Muh}y al-Di>n Ibn al-'Arabi> ALAR 1 1 2 3 2

27 Perempuan di dalam al-Qurán Amina Wadud WDD 4 0 0

28 Rawa>'i' al-Baya>n Tafsi>r A<ya>t al-Ah}ka>m min al-Qur'a>n Muh}ammad 'Ali> al-S{a>bu>ni> SBNB 3 0 0

29 Tafsi>r Abi> Suúdi> Abi> Suúd Muh}ammad al-Ammadi> AMD 2 0 0

30 Ensiklopedi Al-Qur'an, Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci M. Dawam Rahardjo DRJ 4 0 0

31 Tafsi>r al-Bah}r al-Muh}i>t} Abu> H{ayya>n AHY 1 9 9 1

32 Eticho-Religious Concepts in the Qurán Toshihiko Izutsu IZS 4 0 0

33 Al-Qas}as} al-Qur'a>ni> Tafsi>r Ijtima>'i> Ra>shid al-Bara>wi> BRW 4 0 0

34 Al-Kita>b wa al-Qur'a>n: Qira>'ah Mu'a>s}irah Muh}ammad Shahru>r SRR 4 0 0

35 Naz}m al-Durar fi> Tana>subi al-A<yi wa al-Suwar Al-Biqa>'i> BQI 3 0 0

36 Al-Sunan al-Ta>ri>khi>yah fi> al-Qur'a>n al-Kari>m Muh}ammad Ba>qir al-S{adr BQRA 4 0 0

37 Majma' al-Baya>n fi> Tafsi>r al-Qur'a>n Al-T{abarsi> TBS 1 5 5 1

38 Tafsi>r al-Ma>wardi> Al-Ma>wardi> MWR 1 7 7 1

39 Taqri>b al-Qur'a>n ila> al-Adhha>n Muh}ammad al-H{usayn al-Shi>ra>zi> SRZA 1 0 0

40 Tafsi>r Ibn Árabi> Ibn Árabi ARB 1 0 0

41 Tafsi>r al-Sha'ra>wi> Mutawalli> al-Sha'ra>wi> SRW 4 0 0

42 Al-Tibya>n fi> Tafsi>r al-Qur'a>n Al-T{u>si> TUS 1 0 0

43 Tafsi>r al-Kari>m al-Rah}ma>n fi> Tafsi>r Kala>m al-Mana>n Abd al-Rah}man al-Sa'di> SAD 3 0 0

44 Al-Tafsi>r al-Wa>d}ih Muh}ammad Mah}mu>d H{uja>zi> HJZ 3 1 1 1

45 Tafsi>r al-Qushairi> Al-Qushayri> QSR 1 0 0

Tabel Frekuensi Pengutipan Referensi Tafsir dalam Disertasi Tafsir UIN Jakarta dan Yogyakarta Tahun 2005-2010

Page 54: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

46 Al-Mujtama' wa al-Ta>ri>kh min Wijhah Naz}r al-Qur'a>n al-Qur'a>n al-Kari>m Muh}ammad Taqi> Mis}ba>h} al-Yazdi> TMY 3 0 0

47 Al-S{abru fi> al-Qurá>n Yusuf Qardawi QRD 4 0 0

48 Mukjizat Al-Qur'an M. Quraish Shihab MQSD 4 0 0

49 Luba>b al-Ta'wi>l fi> Ma'a>ni> al-Tanzi>l Al-Kha>zin KHZ 1 0 0

50 Al-Qurá>n wa Ílm al-Nafs Muh}ammad Uthma>n Najali> NJL 4 0 0

51 Al-Tafsi>r al-Qur'a>ni> li al-Qur'a>n Abd al-Kari>m Kha>t}i>b KTB 3 0 0

52 Konsep Kufur dalam Al-Qur'an: Suatu Kajian Teologis dengan Pendekatan Tafsir Tematik Harifuddin Cawidu HCW 4 0 0

53 Ah}ka>m al-Qur'a>n Al-Jas}s}a>s} JSS 1 3 3 1

54 Aisa>r al-Tafa>si>r li kalam al-A<li> al-Kabi>r Abu> Bakar Jabir al-Jazairi> ABJ 4 0 0

55 H{ashiyah al-Államah al-S{a>wi> ála> Tafsi>r al-Jala>lain Ahmad al-S{awi> ASW 3 0 0

56 Mada>rik al-Tanzi>l wa H{aqa>'iq al-Ta'wi>l Al-Nasafi> NSF 1 0 0

57 Tafsi>r al-Sulami> Al-Sulami SLM 1 0 0

58 Al-Tas}wi>r al-Fanni> fi> al-Qur>an Sayyid Qut}b QTBB 3 0 0

59 Al-Muh}arrar al-Waji>z fi> Tafsi>r al-Kita>b al-'Azi>z Ibn 'At{i>yah ATY 1 1 1 1

60 Tafsir al-Qur'an al-Karim, Tafsir atas Surat-surat Pendek M. Quraish Shihab MQSE 4 2 1 3 2

61 Ad}wa' al-Baya>n fi> I<d}a>h} al-Qur'a>n bi al-Qur'a>n Muh}ammad al-Ami>n al-Shinqi>t}i> SQT 3 0 0

62 Min Wah}y al-Qur'a>n Muh}ammad H{usayn Fad}l Alla>h FDL 3 0 0

63 Pokok-pokok Pikiran tentang Laut dan Kehidupan Bahari dalam Al-Qur'an Abd. Mun'im Salim AMSA 4 0 0

64 Konsepsi Kekuatan Politik dalam al-Qur'an Abd. Mun'im Salim AMSB 4 0 0

65 Tafsir Feminis Versus Tafsir Patriarki Abdullah Mustaqim MTQ 4 0 0

66 Al-Jawa>hir al-H{isa>n fi> Tafsi>r al-Qur'a>n Al-Tha'a>labi> TLB 1 0 0

67 Al-Tafsi>r al-Kabi>r Ibn Taymiyah TYM 1 3 3 1

68 Al-Tafsi>r al-Baya>ni> li al-Qur'a>n al-Kari>m A<'ishah 'Abd al-Rah}ma>n bint al-Sha>t}i' BTSA 3 0 0

69 Major Themes of The Quran Fazlur Rahman FZR 3 0 0

70 Tafsi>r Juz 'Amma Muh}ammad 'Abduh ABD 3 0 0

71 Al-Fann al-Qas}as}i> fi> al-Qur'a>n Muh}ammad Ah}mad Khalaf Alla>h KLF 4 0 0

72 Pluralisme Agama Menurut Al-Qur'an Telaah Akidah dan Syariah Muhammad Amin Summa MAS 4 0 0

73 Manusia dalam Perspektif Al-Qur'an A<'ishah 'Abd al-Rah}ma>n bint al-Sha>t}i' BTSB 3 0 0

74 Min Ílm al-Nafs al-Qurá>ni> Adnan Syarif ASY 4 0 0

75 Fath} al-Baya>n fi Maqa>s}id al-Qur'a>n Al-Qinnawji> QWJ 3 2 2 1

76 Kekerasan dalam Perspektif al-Qurán Husein Muhammad HSM 4 0 0

77 Al-Bah}r al-Madi>d fi> Tafsi>r al-Qurá>n al-Maji>d Ibn Ajibah IAJ 3 0 0

78 Kritik Ortodoksi: Tafsir Ayat Ibadah, Politik, dan Feminisme Muhammad Salman Ghanim MSG 4 0 0

79 Tafsi>r al-Ima>m Muja>hid Muja>hid MJH 1 0 0

80 Al-Jawa>hir fi> Tafsi>r al-Qur'a>n al-Kari>m T{ant{awi> Jawhari> JWH 3 0 0

81 Al-Insa>n fi> al-Qur'a>n Abba>s Mah}mu>d al-'Aqqa>d AQDA 3 0 0

82 Al-Mar'ah fi> al-Qur'a>n Ábbas Mah}mu>d al-'Aqqa>d AQDB 3 0 0

83 I'ja>>z al-Qur'a>n Abd al-Qa>hir al-Jurja>ni> JRJ 2 0 0

84 Fitrah Manusia dalam Al-Qur'an Abd. Mun'im Salim AMSC 4 0 0

85 Tafsir al-Qurán al-Karim Abdullah Shatah AST 3 0 0

86 Al-Waji>z fi> al-Tafsi>r al-Kita>b al-Ázi>z Abu> al-H{asa>n al-Wah}idi> WHDA 1 0 0

87 Ma'a>ni> al-Qur'a>n Abu> Ish}a>q Ibra>hi>m al-Zajja>j ZJJ 1 0 0

88 Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Tafsi>r a<ya>t al-Tarbawi>) Abudin Nata ANT 4 0 0

89 Solusi Krisis Kerohanian Manusia Modern, Jiwa dalam al-Qurán Achmad Mubarok MBR 4 0 0

90 Tafsi>r Nu>r al-Thaqalayn Al-Huwayji HWJ 2 0 0

91 Tafsi>r Ghari>b al-Qur'a>n al-Ni>sa>bu>ri> NSB 1 1 1 1

92 Ah}ka>m al-Qur'a>n Al-Sha>fi'i> SHF 1 0 0

93 Tafsi>r al-Shauka>ni> Al-Shauka>ni> SKN 3 0 0

Page 55: M. Isa HA Salam & Rifqi Muhammad Fathi.pdf

94 Tafsi>r al-Qur'a>n al-Kari>m Muh}ammad al-H{usayn al-Shi>ra>zi> SRZB 1 1 1 1

95 Al-Was}i>t} fi> Tafsi>r al-Qur'a>n al-Maji>d Abu> al-H{asa>n al-Wah}idi> WHDB 1 1 1 1

96 Konsep al-Qurán tentang Hak-Hak Asasi Manusia Dalizar DLZ 4 0 0

97 Tafsir Al-Azhar Hamka HMK 3 0 0

98 Tanwi>r al-Miqba>s min Tafsi>r Ibn Ábbas Ibn Ábbas IBA 1 0 0

99 Tafsi>r Ru>h} al-Baya>n Ismail H{aqi> al-Barwashi> BWS 2 0 0

100 Pendidikan dalam Perspektif al_qur'an M. Suyudi SYD 4 0 0

101 The Holy Qurán and the Sciences of Nature Mahdi Gulshani MGS 4 0 0

102 Tafsi>r wa Baya>n Kalima>t al-Qurá>n Marwa>n Nur al-Di>n Sawa>r SWR 3 0 0

103 Nah}wa Tafsi>r al-Mawd}u>'i> li Suwar al-Qur'a>n al-Kari>m Muh}ammad al-Ghaza>li> GHZ 3 0 0

104 Al-Jadi>d fi> Tafsi>r al-Qur'a>n Muh}ammad al-Sibziwa>ri> SZW 4 0 0

105 Al-Tafsi>r al-Mawd}u>'i> wa al-Tafsi>r al-Tajzi>'i> fi al-Qur'a>n al-Kari>m Muh}ammad Ba>qir al-S{adr BQRB 4 0 0

106 The Message of The Quran Muhammad Asad ASD 4 0 0

107 Emosi Manusia dalam al-Qurán: telaah melalui Pendekatan Psikologi Muhammad Darwis Hude MDHB 4 0 0

108 Zubdat al-Tafsi>r Muhammad Sulaiman Abdullah al-Asyqar ASQ 3 0 0

109 Agama Ramah Lingkungan Perspektif Al-Qur'an Mujiyono Abdillah MJY 4 0 0

110 Tafsir Kontekstual Al-Qur'an Taufik Adnan Amal dan Syamsu Rizal Panggabean TSR 4 0 0

111 Konsep Ma>l dalam al-Qur'an Yahya bin Jusoh YBJ 4 0 0

112 Pemerkosaan dalam Perspektif al-Qurán Yuyun Affandi YSA 4 0 0

113 Earth Science in The Quran Zaghlul al-Najja>r NJR 4 0 0

66 81 4 56 34 174 107 522

13 17 5 8 6 6 17 72

KY

353