ltm cl 2.docx

3
LAPORAN TUGAS MANDIRI BAB VIII: IMAN, MORAL, DAN ETIK Oleh: Akwila Eka Meliani/1306413725/Teknik Kimia Sumber: Betakore, Joel., Maria Josephine K. Mantik., Poppy Mary Elia. 2014. Membangun Pribadi Berkarakter Mulia Pokok Bahasan II: Manusia Beriman, Bermoral, dan Berbudaya. Depok: Universitas Indonesia. A. IMAN KRISTEN Dalam kehidupan orang Kristen, iman merupakan hal yang mendasari segala aspek kehidupan dan menempati tempat sentral. Iman juga hal yang mendasari sikap, perkataan, perbuatan, kehidupan moral, dan etika orang Kristen. Atas dasar iman, orang Kristen membangun harapan mereka untuk mendapatkan sesuatu. Iman adalah dasar segala sesuatu yang diharapkan dan bukti segala sesuatu yang tidak terlihat (bnd. 11:1). Melalui Ibrani 11, penulis juga mengemukakan bagaimana nenek moyang bangsa Israel, menyaksikan pengalaman iman mereka dengan Tuhan melalui persekutuan dan komunikasi mereka dengan Tuhan. Melalui persekutuan itulah, tercipta hubungan kasih yang timbal balik antara Tuhan dan manusia. Melalui pengalaman iman, dapat dilihat beberapa hal penting:

Upload: akwila-eka-meliani

Post on 26-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LTM CL 2.docx

LAPORAN TUGAS MANDIRI

BAB VIII: IMAN, MORAL, DAN ETIK

Oleh: Akwila Eka Meliani/1306413725/Teknik Kimia

Sumber:

Betakore, Joel., Maria Josephine K. Mantik., Poppy Mary Elia. 2014. Membangun

Pribadi Berkarakter Mulia Pokok Bahasan II: Manusia Beriman, Bermoral, dan

Berbudaya. Depok: Universitas Indonesia.

A. IMAN KRISTEN

Dalam kehidupan orang Kristen, iman merupakan hal yang mendasari

segala aspek kehidupan dan menempati tempat sentral. Iman juga hal yang

mendasari sikap, perkataan, perbuatan, kehidupan moral, dan etika orang

Kristen. Atas dasar iman, orang Kristen membangun harapan mereka untuk

mendapatkan sesuatu.

Iman adalah dasar segala sesuatu yang diharapkan dan bukti segala sesuatu

yang tidak terlihat (bnd. 11:1). Melalui Ibrani 11, penulis juga mengemukakan

bagaimana nenek moyang bangsa Israel, menyaksikan pengalaman iman

mereka dengan Tuhan melalui persekutuan dan komunikasi mereka dengan

Tuhan. Melalui persekutuan itulah, tercipta hubungan kasih yang timbal balik

antara Tuhan dan manusia.

Melalui pengalaman iman, dapat dilihat beberapa hal penting:

- Keyakinan akan Firman Tuhan,

- Harapan akan janji Tuhan,

- Ketaatan terhadap panggilan Tuhan,

- Pengakuan terhadap eksistensi Tuhan, dan

- Penyerahan diri secara total kepada Tuhan.

Dari hal penting tersebut, didapatkan kompenen-komponen iman, antara lain

percaya, harapan, ketaatan, pengakuan dan penyerahan diri.

Page 2: LTM CL 2.docx

B. MORAL

Manusia memiliki kesadaran moral untuk membedakan antara yang baik

dan buruk, benar dan salah. Dalam Alkitab, ditulis bahwa manusia mengenal

yang baik dan jahat setelah kejahatan dalam dosa (bnd. Kejadian 3:22). Untuk

menilai baik atau buruknya suatu tingkah laku, diperlukan ukuran moral.

Ukuran ini bersifat subyektif atau obyektif, tergantung sudut pandang

penilaian. Terdapat dua ukuran moral, yaitu hati nurani dan norma.

Hati nurani dapat memberikan perintah atau larangan untuk melakukan

sesuatu pada saat tertentu. Terkadang, jika tidak mengikuti hati nurani,

manusia akan mengalami konflik batin.

Moral juga memiliki nilai sehingga moral memberikan tujuan hidup.

Menurut Bertens, ciri-ciri nilai moral: (a) berkaitan dengan pribadi manusia

yang bertanggung jawab, (b) berkaitan dengan hati nurani, (c) mengandung

unsur kewajiban kemanusiaan, dan (d) nilai lainnya. Di dalam Alkitab juga

banyak nilai moral yang diungkapkan, seperti takut akan Tuhan (bnd. Amsal

1:7).

C. ETIK (PENGAMBILAN KEPUTUSAN BAIK & BURUK)

Etik adalah kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai

mengenai benar atau salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Kata

‘etik’ juga berhubungan erat dengan ‘etika’ dan ‘etis’. Etik sangat penting

untuk pengambilan keputusan, mulai dari hal yang sederhana sampai ke hal

yang rumit. Dalam pengambilan keputusan, banyak hal yang perlu

dipertimbangkan, seperti untung atau rugi, benar atau salah, serta baik atau

buruk.

Selain pertimbangan yang etis, diperlukan juga kemauan etis dan kemauan

etis harus ditindaklanjuti oleh keputusan etis. Untuk memutuskan sesuatu,

diperlukan pula keberanian yang harus didasari bahwa keputusan tersebut

sesuai dengan kehendak Tuhan. Dengan demikian, akan dihasilkan

pengambilan keputusan yang baik. Hal yang sama juga pernah dilakukan

Yesus pada waktu Dia berdoa di Taman Getsemani (bnd. Matius 26:36-46).