lt morfo vani

33
LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOPROSES Identitas Praktikan Nama : Sthevanie NIM : 03101003001 Kelompok/Shift : II (Dua)/ Jumat Siang I. Nama Percobaan : Morfologi Sel II. Tujuan Percobaan 1. Mengenal berbagai macam bentuk sel-sel mikroorganisme. 2. Dapat mengenal bagian-bagian dari mikroskop dan mampu menggunakan mikroskop untuk perbesaran berbagai jenis mikroorganisme. 3. Melakukan pewarnaan untuk mengetahui morfologi bakteri. III. Dasar Teori 3.1. Introduksi Morfologi Sel Morfologi dipakai oleh berbagai cabang ilmu. Menurut asal katanya dari bahasa Yunani yaitu morphe yang berarti bentuk dan logos yang berarti ilmu, morfologi berarti ilmu tentang bentuk. Sedangkan dalam Biologi, Sel berasal dari kata cella, yang berarti rongga kecil dan secara harfiah adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Jadi, morfologi sel adalah ilmu

Upload: valencia-darmawan-h

Post on 17-Jan-2016

235 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SANMDHASMN

TRANSCRIPT

Page 1: LT Morfo Vani

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIKUM TEKNIK BIOPROSES

Identitas Praktikan

Nama : Sthevanie

NIM : 03101003001

Kelompok/Shift : II (Dua)/ Jumat Siang

I. Nama Percobaan : Morfologi Sel

II. Tujuan Percobaan

1. Mengenal berbagai macam bentuk sel-sel mikroorganisme.

2. Dapat mengenal bagian-bagian dari mikroskop dan mampu menggunakan

mikroskop untuk perbesaran berbagai jenis mikroorganisme.

3. Melakukan pewarnaan untuk mengetahui morfologi bakteri.

III. Dasar Teori

3.1. Introduksi Morfologi Sel

Morfologi dipakai oleh berbagai cabang ilmu. Menurut asal katanya dari

bahasa Yunani yaitu morphe yang berarti bentuk dan logos yang berarti ilmu,

morfologi berarti ilmu tentang bentuk. Sedangkan dalam Biologi, Sel berasal dari

kata cella, yang berarti rongga kecil dan secara harfiah adalah kumpulan materi

paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk

hidup. Jadi, morfologi sel adalah ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk dari

kumpulan materi paling sederhana yang menyusun makhluk hidup.

Sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke pada tahun 1655. Ukuran sel

sangat kecil, sehingga untuk melihatnya harus menggunakan alat mikroskop.

Namun, dengan ukurannya yang sangat kecil sel mampu melakukan semua

aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan

kehidupan berlangsung di dalam sel. Berikut ini adalah Teori Sel (Sel Sebagai

Unit Struktur Fungsionil Dan Hereditas) yang dinyatakan oleh para peneliti antara

lain :

1. Menurut Robert Brown

Menemukan inti sel (nukleus) yang merupakan struktur penting dari sel

Page 2: LT Morfo Vani

2. Menurut Rudolf Virchow

Menyatakan sel merupakan kesatuan pertumbuhan makhluk hidup.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sel merupakan kesatuan

hereditas, artinya tiap-tiap sifat yang diturunkan selalu melalui sel. Kebanyakan

makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut organisme unicelluler,

misalnya bakteri dan amoeba. Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan,

dan manusia, merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel

terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing. Tubuh manusia, misalnya,

tersusun atas lebih dari 1013 sel. Namun demikian, seluruh tubuh semua organisme

berasal dari hasil pembelahan satu sel. Contohnya, tubuh bakteri berasal dari

pembelahan sel bakteri induknya, sementara tubuh tikus berasal dari pembelahan

sel telur induknya yang sudah dibuahi.

Sel-sel pada organisme multiseluler tidak akan bertahan lama jika masing-

masing berdiri sendiri. Sel yang sama dikelompokkan menjadi jaringan, yang

membangun organ dan kemudian sistem organ yang membentuk tubuh organisme

tersebut. Contohnya, sel otot jantung membentuk jaringan otot jantung pada

organjantung yang merupakan bagian dari sistem organ peredaran darah pada

tubuh manusia. Sementara itu, sel sendiri tersusun atas komponen-komponen

yang disebut organel.

Sel terkecil yang dikenal manusia ialah bakteri Mycoplasma dengan diameter

0,0001 sampai 0,001 mm. Sedangkan salah satu sel tunggal yang bisa dilihat

dengan mata telanjang ialah telur ayam yang belum dibuahi. Akan tetapi, sebagian

besar sel berdiameter antara 1 sampai 100µm (0,001–0,1 mm) sehingga hanya

bisa dilihat dengan mikroskop. Penemuan dan kajian awal tentang sel

memperoleh kemajuan sejalan dengan penemuan dan penyempurnaan mikroskop

pada abad ke-17.

Bentuk mikroba bervariasi yang didapatkan pada sel bakteria, yaitu bulat

(coccus) dan batang (basil). Dari kedua bentuk umum tersebut didapatkan bentuk

variasi seperti :

1. Diplococcus , jika dua sel berdempetan

2. Petracoccus, jika empat sel berdempetan

Page 3: LT Morfo Vani

3. Sarcina, jika delapan buah sel berdempetan, empat di bagian bawah dan

empat lagi di bagian atas.

Sesudah penelitian Scheilden dan Schwan, para peneliti mengungkapkan

bahwa setiap sel biasanya terbentuk dengan teratur melalui pembagian sel induk.

Tidak lama setelahnya segera ditetapkan penyataan sebai berikut : yaitu bahwa

semenjak permulaan hidup, penurunan sel hidup dari sel lain yang ada lebih

dahulu tidak pernah putus dan semua unsur pewarisan dan evolusi harus terdapat

dalam sel. Pada saat ini teori sel mungkin dapat disimpulkan dalam tiga

pengertian utama, yaitu :

1. Sel adalah satuan struktur organisme hidup

2. Sel adalah satuan fungsi dalam organisme hidup

3. Semua sel berasal dari sel yang telah ada.

Di antara sel-sel terdapat banyak perbedaan dalam ukuran, bentuk dan

struktur dalam. Hampir setiap sel mengandung sedikitnya satu nukleus. Nukleus

sel hidup biasanya sukar dilihat di bawah mikroskop, tetapi akan lebih mudah

dilihat setelah diwarnai. Bahan nukleus bereaksi lain terhadap zat warna atau

banyaknya zat warna yang diserapnya, berbeda jika dibandingkan dengan bagian-

bagian sel lainnya. Hal ini menyebabkan adanya suatu kontras antara nukleus dan

bagian-bagian sel di sekelilingnya.

3.2. Jenis-jenis Sel

Semua sel dibatasi oleh suatu membran yang disebut membran plasma,

sementara daerah di dalam sel disebut sitoplasma. Setiap sel, pada tahap tertentu

dalam hidupnya, mengandung DNA sebagai materi yang dapat diwariskan dan

mengarahkan aktivitas sel tersebut. Selain itu, semua sel memiliki struktur yang

disebut ribosom yang berfungsi dalam pembuatan protein yang akan digunakan

sebagai katalis pada berbagai reaksi kimia dalam sel tersebut. Setiap organisme

tersusun atas salah satu dari dua jenis sel yang secara struktur berbeda: sel

prokariotik atau sel eukariotik. Kedua jenis sel ini dibedakan berdasarkan posisi

DNA di dalam sel; sebagian besar DNA pada eukariota terselubung membran

organel yang disebut nukleus atau inti sel, sedangkan prokariota tidak memiliki

nukleus. Di dunia ini hanya bakteri dan arkea sajalah yang memiliki sel

Page 4: LT Morfo Vani

prokariotik, sementara protista, tumbuhan, jamur, dan hewan memiliki sel

eukariotik. Berikut ini adalah penjelasan lebih rinci mengenai kedua jenis sel

tersebut :

1. Sel Prokariota

Pada sel prokariota (dari bahasa Yunani, pro, 'sebelum' dan karyon, 'biji'),

tidak ada membran yang memisahkan DNA dari bagian sel lainnya, dan daerah

tempat dimana DNA terkonsentrasi di sitoplasma disebut nukleoid. Kebanyakan

prokariota merupakan organisme uniseluler dengan sel berukuran kecil

(berdiameter 0,7–2,0 µm dan volumenya sekitar 1 µm3) serta umumnya terdiri

dari selubung sel, membran sel, sitoplasma, nukleoid, dan beberapa struktur lain.

Hampir semua sel prokariotik memiliki selubung sel di luar membran selnya. Jika

selubung tersebut mengandung suatu lapisan kaku yang terbuat dari karbohidrat

atau sebuah kompleksitas dari karbohidrat-protein, peptidoglikan, lapisan itu

disebut sebagai dinding sel.

Kebanyakan bakteri memiliki suatu membran luar yang menutupi lapisan

peptidoglikan, dan ada pula bakteri yang memiliki selubung sel dariprotein.

Sementara itu, kebanyakan selubung sel arkea berbahan protein, walaupun ada

juga yang berbahan peptidoglikan. Selubung sel prokariota mencegah sel pecah

akibat adanya suatu tekanan osmotik pada lingkungan yang memiliki konsentrasi

lebih rendah daripada isi sel. Sejumlah prokariota memiliki struktur lain di luar

selubung selnya. Banyak jenis bakteri memiliki lapisan di luar dinding sel yang

disebut kapsul yang membantu sel bakteri melekat pada permukaan benda dan sel

lain. Kapsul juga dapat membantu sel bakteri menghindar dari sel kekebalan

tubuh manusia jenis tertentu. Selain itu, sejumlah bakteri melekat pada permukaan

benda dan sel lain dengan benang protein yang disebut pilus (jamak: pili) dan

fimbria (jamak: fimbriae). Banyak jenis bakteri bergerak menggunakan flagelum

(jamak: flagela) yang melekat pada dinding selnya dan berputar seperti motor.

Prokariota umumnya memiliki satu molekul DNA dengan struktur lingkar

yang terkonsentrasi pada nukleoid. Selain itu, prokariota sering kali juga memiliki

bahan genetik tambahan yang disebut plasmid yang juga berstruktur DNA lingkar.

Pada umumnya, plasmid tidak dibutuhkan oleh sel untuk pertumbuhan meskipun

Page 5: LT Morfo Vani

sering kali plasmid membawa gen tertentu yang memberikan keuntungan

tambahan pada keadaan tertentu, misalnya resistansi terhadap antibiotik.

Prokariota juga memiliki sejumlah protein structural yang disebut sitoskeleton,

yang pada mulanya dianggap hanya ada pada eukariota. Protein skeleton tersebut

meregulasi pembelahan sel dan berperan menentukan bentuk sel.

2. Sel eukariota

Tidak seperti prokariota, sel eukariota (bahasa Yunani, eu, 'sebenarnya' dan

karyon) memiliki nukleus. Diameter sel eukariota biasanya 10 hingga 100 µm,

sepuluh kali lebih besar daripada bakteri.Sitoplasma eukariota adalah daerah di

antara nukleus dan membran sel. Sitoplasma ini terdiri dari medium semicair yang

disebut sitosol, yang di dalamnya terdapat organel-organel dengan bentuk dan

fungsi terspesialisasi serta sebagian besar tidak dimiliki prokariota. Kebanyakan

organel dibatasi oleh satu lapis membran, namun ada pula yang dibatasi oleh dua

membran, misalnya nukleus.

3.3. Bagian-bagian Sel

Secara umum, sel tersusun atas 3 bagian besar, yaitu :

1. Selaput plasma atau membran plasma

Selaput sel merupakan bagian sel yang paling luar. Elaput plasma berfungsi

mengatur zat yang masuk dan keluar sel dan memungkinkan oksigen dan zat

makanan masuk ke dalam sel, dan zat-zat sisa keluar dari sel.

2. Inti sel (Nukleus)

Inti sel merupakan pusat pengatur seluruh kegiatan sel. Di dalamnya terdapat

kromosom yang berfungsi membawa penentu sifat yang dapat diturunkan.

Sedangkan secara spesifik sel memiliki organel-organel sel yang memiliki dan

menjalankan fungsinya masing-masing untuk kelangsungan proses kehidupan

suatu makhluk hidup.

3. Protoplasma

Protoplasma adalah bagian sel yang hidup dan berfungsi mengatur semua

kegiatan sel. Bagian ini berupa cairan yang tersusun atas air, protein, karbohidrat,

lemak, mineral dan vitamin. Protoplasma dibedakan atas :

a. Nukleoplasma

Page 6: LT Morfo Vani

Merupakan bahan yang terdapat di dalam inti sel

b. Sitoplasma

Merupakan bahan kental yang berada di luar inti sel. Pada sitoplasma rongga-

rongga sel yang disebut vakuola dan organel-organel sel.

Organel-organel sel itu adalah sebagi berikut :

1. Membran plasma

Membran sel yang membatasi sel disebut sebagai membran plasma dan

berfungsi sebagai rintangan selektif yang memungkinkan aliran oksigen, nutrien,

dan limbah yang cukup untuk melayani seluruh volume sel. Membran sel juga

berperan dalam sintesis ATP, pensinyalan sel, dan adhesi sel. Membran sel berupa

lapisan sangat tipis yang terbentuk dari molekul lipid dan protein. Membran sel

bersifat dinamik dan kebanyakan molekulnya dapat bergerak di sepanjang bidang

membran. Molekul lipid membran tersusun dalam dua lapis dengan tebal sekitar 5

nm yang menjadi penghalang bagi kebanyakan molekulhidrofilik.

Molekul-molekul protein yang menembus lapisan ganda lipid tersebut

berperan dalam hampir semua fungsi lain membran, misalnya mengangkut

molekul tertentu melewati membran. Ada pula protein yang menjadi pengait

struktural ke sel lain, atau menjadireseptor yang mendeteksi dan menyalurkan

sinyal kimiawi dalam lingkungan sel. Diperkirakan bahwa sekitar 30% protein

yang dapat disintesis sel hewan merupakan protein membran.

2. Membran inti

Membran inti adalah suatu membrane atau lapisan pembungkus inti sel

dimana ia menjadi gate atau pintu gerbang masuknya nutrisi untuk inti sel ataupun

pembawa perintah dari inti sel untuk organel sel lain.

3. Dinding sel

Suatu lapisan kaku yang berfungsi memberi bentuk sel dan juga sebagai

pelindung dari organel-organel sel lainnya. Dinding sel umunya hanya dimiliki

oleh sel tumbuhan.

4. Inti sel (nukleus)

Nukleus mengandung sebagian besar gen yang memiliki fungsi untuk

mengendalikan sel eukariota (sedangkan sebagian lain gen terletak di dalam

Page 7: LT Morfo Vani

mitokondria dan kloroplas). Dengan diameter yang rata-rata lima µm,organel ini

umumnya adalah organel yang paling mencolok dalam sel eukariota. Kebanyakan

sel memiliki satu nukleus, namun ada pula yang memiliki banyak nukleus,

contohnya sel otot rangka, dan ada pula yang tidak memiliki nukleus, contohnya

sel darah merah matang yang kehilangan nukleusnya saat berkembang. Selubung

nukleus melingkupi nukleus dan memisahkan isinya (yang disebut nukleoplasma)

dari sitoplasma. Selubung ini terdiri dari dua membran yang masing-masing

merupakan lapisan ganda lipid dengan protein terkait. Membran luar dan dalam

selubung nukleus dipisahkan oleh ruangan sekitar 20–40 nm. Selubung nukleus

memiliki sejumlah pori yang berdiameter sekitar 100 nm dan pada bibir setiap

pori, kedua membran selubung nukleus menyatu.

Di nukleus, DNA terorganisasi bersama dengan protein menjadi kromatin.

Sewaktu sel siap untuk membelah, kromatin kusut yang berbentuk benang akan

menggulung, menjadi cukup tebal untuk dibedakan melalui mikroskop sebagai

struktur terpisah yang disebut kromosom. Struktur yang menonjol di dalam

nukleus sel yang sedang tidak membelah ialah nukleolus, yang menjadi suatu

tempat untuk sejumlah komponen ribosom untuk disintesis dan dirakit.

Komponen-komponen ini kemudian dilewatkan melalui pori nukleus ke

sitoplasma, tempat semuanya bergabung menjadi ribosom. Kadang-kadang

terdapat lebih dari satu nukleolus, bergantung pada spesiesnya dan tahap

reproduksi sel tersebut.

Nukleus mengendalikan sintesis protein di dalam sitoplasma dengan cara

mengirim molekul pembawa pesan berupa RNA, yaitu mRNA, yang disintesis

berdasarkan "pesan" gen pada DNA. RNA ini lalu dikeluarkan ke sitoplasma

melalui pori nukleus dan melekat pada ribosom, tempat pesan genetik tersebut

diterjemahkan menjadi urutan asam amino protein yang disintesis.

5. Mitokondria

Sebagian besar sel eukariota mengandung banyak mitokondria,yang

menempati sampai 25 persen volume sitoplasma. Organel ini termasuk organel

yang besar, secara umum hanya lebih kecil dari nukleus, vakuola, dan kloroplas.

Nama mitokondria berasal dari penampakannya yang seperti benang (bahasa

Page 8: LT Morfo Vani

Yunani mitos, 'benang') di bawah mikroskop cahaya. Organel ini memiliki dua

macam membran, yaitu membran luar dan membran dalam, yang dipisahkan oleh

ruang antarmembran. Luas permukaan membran dalam lebih besar daripada

membran luar karena memiliki lipatan-lipatan, atau krista, yang menyembul ke

dalam matriks, atau ruang dalam mitokondria.

Mitokondria adalah tempat berlangsungnya respirasi seluler, yaitu suatu

proses yang bersifat kimiawi dan berfungsi untuk memberi energi pada sel.

Karbohidratdan lemak merupakan contoh molekul makanan berenergi tinggi yang

dipecah menjadi air dan karbon dioksida oleh reaksi-reaksi di dalam mitokondria,

dengan pelepasan energi. Kebanyakan energi yang dilepas dalam proses itu

ditangkap oleh molekul yang disebutATP. Mitokondria-lah yang menghasilkan

sebagian besar ATP sel. Energi kimiawi ATP nantinya dapat digunakan untuk

menjalankan berbagai reaksi kimia dalam sel. Sebagian besar tahap pemecahan

molekul makanan dan pembuatan ATP tersebut dilakukan oleh enzim-enzim yang

terdapat di dalam krista dan matriks mitokondria.

6. Anak inti sel (nukleolus)

Nukleolus merupakan wadah atau penjaga bagi DNA atau RNA yang

merupakan pembawa sifat-sifat genetik suatu sel.

7. Ribosom

Ribosom merupakan tempat sel dalam mensintesa atau membuat protein. Sel

dengan laju sintesis protein yang tinggi memiliki banyak sekali ribosom,

contohnya sel hati manusia yang memiliki beberapa juta ribosom. Ribosom

sendiri tersusun atas berbagai jenis protein dan sejumlah molekul RNA. Ribosom

termasuk organel sel yang paling penting di tubuh makhluk hidup.

8. Lisosom

Lisosom pada sel hewan merupakan vesikel yang memuat lebih dari 30 jenis

enzim hidrolitik untuk menguraikan berbagai molekul kompleks. Sel

menggunakan kembali subunit molekul yang sudah diuraikan lisosom itu.

Bergantung pada zat yang diuraikannya, lisosom dapat memiliki berbagai ukuran

dan bentuk. Organel ini dibentuk sebagai vesikel yang melepaskan diri dari badan

Golgi.

Page 9: LT Morfo Vani

Lisosom menguraikan molekul makanan yang masuk ke dalam sel melalui

endositosis ketika suatu vesikel endositosis bergabung dengan lisosom. Dalam

suatu proses yang disebut autofagi, lisosom mencerna organel yang tidak

berfungsi dengan benar. Lisosom juga berperan dalam fagositosis, proses yang

dilakukan sejumlah jenis sel untuk menelan bakteri atau fragmen sel lain untuk

diuraikan. Contoh sel yang melakukan fagositosis ialah sejenis sel darah putih

yang disebut fagosit, yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.

9. Retikulum endoplasma

Retikulum endoplasma merupakan perluasan selubung nukleus yang terdiri

dari jaringan atau dalam istilah kata asingnya yaitu reticulum = 'jaring kecil'

saluran bermembran dan vesikel yang saling terhubung. Terdapat dua bentuk

reticulum endoplasma, yaitu reticulum endoplasma kasar dan reticulum

endoplasma halus.

10. Badan golgi

Badan Golgi (diberikan nama menurut nama penemunya yaitu Camillo

Golgi) tersusun atas setumpuk kantong pipih dari membran yang disebut sisterna.

Biasanya terdapat tiga sampai delapan sisterna, tetapi terdapat juga sejumlah

organisme yang memiliki badan Golgi dengan puluhan sisterna. Jumlah dan

ukuran badan Golgi bergantung pada jenis sel dan aktivitas metabolismenya.

Mikroorganisme yang memiliki sel yang aktif melakukan sekresi protein dapat

memiliki puluhan hingga ratusan badan Golgi. Organel sel ini biasanya terletak di

antara retikulum endoplasma dan membran plasma.

11. Vakuola

Membran vakuola merupakan bagian dari system endo membrane. Disebut

tonoplas Vakuola berasal dari kata bahasa Latin vacuolum yang berarti 'kosong'

dan dinamai demikian karena organel ini tidak memiliki struktur internal.

Umumnya vakuola lebih besar daripada vesikel, dan kadang kala terbentuk dari

gabungan banyak vesikel

12. Kloroplas

Kloroplas merupakan salah satu jenis organel sel yang disebut plastid pada

tumbuhan dan alga. Kloroplas mengandung klorofil atau pigmen hijau yang

Page 10: LT Morfo Vani

memiliki fungsi untuk menangkap energy cahaya pada fotosintesis, yaitu

serangkaian reaksi yang mengubah energi cahaya menjadi energi kimiawi yang

disimpan dalam molekul karbohidrat dan senyawa organik lain.

Baik sel tumbuhan maupun sejumlah eukariota uniseluler memiliki satu atau

lebih vakuola, yaitu organel tempat menyimpan nutrien dan limbah serta tempat

terjadinya sejumlah reaksi penguraian. Jaringan protein serat sitoskeleton

mempertahankan bentuk sel dan mengendalikan pergerakan struktur di dalam sel

eukariota. Sentriol, yang hanya ditemukan pada sel hewan di dekat nukleus, juga

terbuat dari sitoskeleton. Dinding sel yang kaku, terbuat dari selulosa dan polimer

lain, mengelilingi sel tumbuhan dan membuatnya kuat dan tegar. Fungi juga

memiliki dinding sel, namun komposisinya berbeda dari dinding sel bakteri

maupun tumbuhan. Di antara dinding sel tumbuhan yang bersebelahan terdapat

saluran yang disebut plasmodesmata.

3.4. Mikroskop

1. Sejarah Mikroskop

Alat yang dipergunakan untuk melihat bentuk dan struktur sel dari suatu

benda ialah mikroskop. Mikroskop ini digunakan untuk memperoleh bayangan

yang sangat halus dari suatu benda dengan demikian kita dapat melihat susunan

yang halus dari benda tersebut atau bagian dari benda yang tak dapat dilihat

dengan mata biasa. Mikroskop majemuk dengan dua lensa telah ditemukan pada

akhir abad ke-16 dan selanjutnya dikembangkan di Belanda, Italia, dan Inggris.

Hingga pertengahan abad ke-17 mikroskop sudah memiliki kemampuan

perbesaran citra sampai 30 kali.

Ilmuwan Inggris, Robert Hooke kemudian merancang mikroskop majemuk

yang memiliki sumber cahaya sendiri sehingga lebih mudah digunakan. Ia

mengamati irisan-irisan tipis gabus melalui mikroskop dan menjabarkan struktur

mikroskopik gabus sebagai "berpori-pori seperti sarang lebah tetapi pori-porinya

tidak beraturan" dalam makalah yang diterbitkan pada tahun 1665. Hooke

menyebut pori-pori itu cells karena mirip dengan sel (bilik kecil) di dalam biara

atau penjara. Ia juga mengamati bahwa di dalam tumbuhan hijau terdapat sel yang

berisi cairan.

Page 11: LT Morfo Vani

Pada masa yang sama di Belanda, Antony van Leeuwenhoek, seorang

pedagang kain, menciptakan mikroskopnya sendiri yang berlensa satu dan

menggunakannya untuk mengamati berbagai hal. Ia berhasil melihat sel darah

merah, spermatozoid, khamir bersel tunggal, protozoa, dan bahkan bakteri. Pada

tahun 1673 ia mulai mengirimkan surat yang memerinci kegiatannya kepada

Royal Society, perkumpulan ilmiah Inggris, yang lalu menerbitkannya. Pada salah

satu suratnya, Leeuwenhoek menggambarkan sesuatu yang bergerak-gerak di

dalam air liur yang diamatinya di bawah mikroskop. Ia menyebutnya diertjen atau

dierken (bahasa Belanda: 'hewan kecil', diterjemahkan sebagai animalcule dalam

bahasa Inggris oleh Royal Society), yang diyakini sebagai bakteri oleh ilmuwan

modern.

2. Bagian-bagian mikroskop

Mikroskop sebagi suatu alat yang fungsionil memiliki bagian-bagian tertentu

yaitu sebagai berikut :

a. Statief

Stafief adalah bagian dari mikroskop, dimana terpasang bagian-bagian lain

seperti: Kaki berfungsi untuk menjaga mikroskop agar berdiri dengan mantap di

atas meja yang datar. Tiang dilengkapi dengan alat pengatur untuk menempatkan

kyker pada jarak yang tertentu dari benda yang akan diselidiki. Alat pengatur ini

terdiri dari skrup kasar (macrometer sckruf) untuk menggerakkan kyker dengan

cepat naik turun pada tiang, sehingga benda dapat terlihat dengan cepat dan scruf

halus (micrometer sckruf) untuk menempatkan kyker setepat-tepatnya terhadap

benda yang sejelas-jelasnya dari objek yang diteliti. Meja benda (objective table)

merupakan tempat menaruh benda yang diselidiki. Meja ini ditengahnya

mempunyai lobang untuk meneruskan cahaya, yang dipergunakan untuk

menerangi benda yang dilihat.

b. Cermin

Berbentuk datar dan cekung untuk menangkap cahaya dietruskan melalui

benda kemata kita. Cermin ini dapat berputar kesegala arah. Bagian cermin

cekung dapat ditangkap lebih banyak daripada cermin datar.

c. Diaphragma

Page 12: LT Morfo Vani

Untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang dibutuhkan.

d. Condensor

Sebuah lensa untuk memusatkan cahaya yang dipergunakan untuk

menaikturunkan dan dengan cara inipun dapat diatur masuknya cahaya.

e. Tabung Mikroskop

Untuk mengatur fokus, dapat dinaikkan dan turunkan

f. Kyker (Optika)

Kyker adalah bagian yang terpenting dari mikroskop dimana terdapat alat alat

pembesaran benda yang terdiri dari :

1) Oculair

Lensa okuler dipasang dalam pembuluh oculair ini dapat digerakkan terhadap

tubus dari kyker juga dapat diatur panjangnya. Oculair dapat lepas didalam

tubusnya sehingga tubus itu akan jatuh jika mikroskop itu dibalik, oculair itu

diberi tanda yang menunjukkan kekuatan pembesarannya yang berupa huruf,

angka rum atau angka biasa. Biasanya oculair itu mempunyai pembesaran 5x, 6x,

dan 12x. Sifat-sifat bayangan yang dihasilkan adalah :

a) Maya

b) Terbalik

c) Diperkecil

2) Objective

Lensa objektif yang dipasang pada sebelah bawah dari tubus kyker dan

biasanya beberapa objektif (satu sampai empat) dipasang bersama dan merupakan

suatu alat yang dapat digerakkan (berputar) terhadap tubus kyker dan dinamakan

revolver, dengan alat ini tak perlu tiap-tiap kali memasang objektif baru jika

pembesarannya yang lain, tinggal memutar revolver saja dan menempatkan objektif

yang dikehendaki pembesarannya pada tempatnya. Objektif juga diberi tanda

menunjukkan kekuatan pembesarannya seperti pada oculair dan biasanya

mempunyai kekuatan pembesarannya : 10, 40, 60, 90, sampai 100 x. Pembesaran

dengan mikroskop yang diperoleh secara kasar dapat ditentukan dengan

mengalikan kekuatan pembesaran objektif dan oculair yang dipakai. Sifat-sifat

yang dihasilkan oleh lensa objektif ialah:

Page 13: LT Morfo Vani

a) Nyata

b) Tegak

c) Diperbesar

Contohnya: Objektif 20 x, oculair 5 x, pembesaran yang diperoleh 100 x.

Perhitungan semacam ini sebenarnya tidak tepat, sebab pembesaran dari

mikroskop masih dipengaruhi oleh : panjangnya tubus kyker, ialah jarak antara

oculair sampai pada bagian dari revolver yang dapat berputar bagian atas objektif.

Untuk panjang tubus kyker biasanya ditentukan menurut macam mikroskop,

biasanya mikroskop keluaran pabrik leitz 170 mm, untuk zeiss 160 mm, pada

oculair buis biasanya terdapat suatu garis tanda yang menunjukkan panjang tubus

kyker yang tepat.

g. Penjepit objek

Untuk menjepit preparat di atas meja preparat agar kedudukan preparat stabil

dan tidak bergeser.

h. Revolver

Untuk memilih lensa objektif yang akan digunakan

i. Tombol pengatur fokus kasar

Untuk menfokuskan bayangan objek secara cepat sehingga tabung mikroskop

turun atau naik dengan cepat.

j. Tombol pengatur fokus halus

Untuk menfokuskan bayangan objek secara lambat sehingga tabung

mikroskop turun atau naik dengan lambat.

k. Lengan mikroskop

Sebagai pegangan ketika mikroskop diangkat atau dipindahkan.

Sistem pengamatan dengan menggunakan mikroskop ada dua macam, yaitu:

1. Sistem kering

Dengan tidak mempergunakan cairan preparat dan lensa objektif.

2. Sistem basah

Dengan mempergunakan cairan antara objektif dan preparat. Cairan dapat

berupa air, tetapi yang lazim dipergunakan ialah minyak cadar (cadar olie).

Dengan immerses system dapat diperoleh pembesaran yang jauh lebih besar dari

Page 14: LT Morfo Vani

system kering, sampai 1000 x atau lebih. Sehabis bekerja dengan immerses olie,

lensa harus dibasahi dengan alkohol absolut atau dengan xylol.

Alat-alat optik yang dipakai untuk mengamati benda-benda kecil, antara lain:

1. Kaca pembesar

Merupakan sebuah alat yang terdiri dari sebuah atau dua buah lensa yang

tersusun dan bertangkai, mempunyai pembesaran yang bermacam-macam.

2. Mikroskop biasa

Merupakan suatu alat yang mempunyai bagian-bagian tertentu yang terdiri

dari alat optic dan non-optik.

3. Mikroskop Binokuler

Merupakan mikroskop yang mempunyai lensa okuler yang ganda. Gunanya

untuk mengamati sel-sel yang hidup.

4. Mikroskop kontras phase

Merupakan mikroskop biasa yang pada permukaan bawah meja objek dan

lensa objektifnya dipasang sebuah perlengkapan kontras phase. Gunanya untuk

mengamati sel-sel hidup tanpa menggunakan bahan pewarna.

5. Mikroskop electron

Merupakan mikroskop yang daya pembesaran yang sangat kuat. Gunanya

untuk mengamati sel-sel yang sangat kecil seperti virus.

3.4. Air

Air merupakan bahan yang sangat vital bagi kehidupan semua mahluk hidup.

Air juga mempunyai sifat yang unik, antara lain:

1. Setiap zat jika dibekukan akan menyusut, tetapi air jika dibekukan justru

memuai.

2. Air mempunyai titik didih dan titik beku yang relative lebih tinggi dibanding

dengan senyawa yang massa molekul relatifnya tidak jauh berbeda

dengannya.

3. Selain itu, air juga merupakan pelarut yang efektif untuk senyawa ion

dan kovalen.

Didalam kehidupan sehari-hari air dipergunakan untuk berbagai macam

pemakaian. Karena itu diperlukan air yang sehat, yang mempunyai ciri-ciri :

Page 15: LT Morfo Vani

1. Air bersifat netral

2. Kesadahan ditekan sekecil mungkin

3. Oksigen yang terkandung harus sesuai dengan yang dibutuhkan mahluk hidup

itu sendiri.

4. Tidak mengandung bakteri yang membahayakan

5. Mengandung berbagai mineral yang diperlukan oleh tubuh mahluk hidup

secara wajar dan tidak berlebihan.

Page 16: LT Morfo Vani

IV. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan, yaitu:

1. Mikroskop

2. Api Bunsen

3. Tabung Reaksi.

4. Jarum Ose

5. Pipet Tetes

6. Pinset

7. Pisau Cutter Tajam

Bahan yang digunakan, yaitu:

1. Aquadest

2. Serat Kapas

3. Methilen Blue

4. Daun

5. Minyak Emersi

6. Roti (Segar dan Rusak)

7. Air Comberan

8. Tempe (Segar dan Rusak)

9. Bawang Merah (Segar dan Rusak)

10. Kentang (Segar dan Rusak)

11. Lendir Makanan basi

12. Batang Ubi Kayu

V. Prosedur Percobaan

1. Simple staining (pewarnaan sederhana)

a. Bersihkan kaca objek dengan alkohol 95 %

b. Siapkan setetes air comberan atau lendir makanan basi yang akan diwarnai.

c. Ambil 1 atau 2 ose biakan dan letakkan ditengah-tengah gelas objek.

d. Dengan menggunakan ujung jarum ose, sebarkan biakan hingga melebar

dan diperoleh apusan tipis berdiameter 1-2 cm.

e. Lakukan fiksasi dengan mengangin-anginkan atau dengan melewatkannya

diatas nyala api bunsen hingga apusan tampak kering dan transparan.

Page 17: LT Morfo Vani

f. Teteskan methilen blue keatas kaca objek tadi.

g. Semprotkan sedikit aquadest.

h. Keringkan hati-hati dengan tissue (jangan sampai terkena apusan).

i. Amati dengan mikroskop dengan variasi perbesaran dan bantuan minyak

emersi.

j. Gambar bentuk sel yang terlihat.

2. Pengamatan Sel bawang merah, daun, dan serat kapas

a. Bersihkan kaca objek.

b. Iris tipis helaian bawangmerah atau daun atau serat kapas.

c. Ambil pinset dan letakkan di kaca objek.

d. Tetesi aquadest.

e. Amati di bawah mikroskop dengan variasi perbesaran.

f. Gambarkan bentuk sel yang terlihat.

3. Pengamatan untuk roti, tempe, kentang (segar dan rusak)

a. Bersihkan kaca objek

b. Ambil sedikit preparat yang segar

c. Tetesi dengan aquadest

d. Amati di bawah mikroskop dengan variasi perbesaran.

e. Lakukan hal yang sama untuk prefarat yang rusak.

f. Bandingkan hasilnya.

g. Gambarkan bentuk sel yang terlihat.

Page 18: LT Morfo Vani

VII. PEMBAHASANPada praktikum morfologi sel, dilakukan pengamatan struktur dan bentuk sel

dengan alat mikroskop. Struktur dan bentuk sel yang diamati merupakan sel pada

bawang dan kentang baik yang masih bagus maupun yang sudah busuk.

Sebenarnya pengamatan akan dilakukan juga pada sel pada roti baik dan roti

busuk serta juga pada kulit gabus batang ubi kayu. Tetapi hal ini tidak dilakukan

karena keterbatasan waktu dan juga sulitnya mengiris tipis roti dan kulit gabus.

Pada praktikum morfologi sel ini digunakan mikroskop untuk mengamati

struktur dan bentuk dari masing – masing sel. Penggunaan mikroskop dikarenakan

ukuran sel yang sangat kecil tidak dapat dilihat dengan kasat mata sehingga perlu

mikroskop yang dapat melakukan perbesaran – perbesaran pada tiap – tiap sel.

System penggunaan mikroskop sendiri ada 2 yaitu system kering dan system

basah. System kering tidak menggunakan cairan pada preparat saat mengamati,

sementara system basah menggunakan cairan saat melakukan pengamatan. Pada

percobaan yang kami lakukan, kami menggunakan system kering dan system

basah. Cairan yang digunakan pada sistem basah yakni methilen blue.

Pengamatan dengan mikroskop tidak semudah yang dibayangkan, preparat

yang digunakan harus diiris tipis agar dapat meneruskan cahaya yang kemudian

dapat terlihat pada lensa okuler di mikroskop. Selain itu pengaturan cahaya pada

mikroskop juga harus dilakukan dengan baik agar sel dapat terlihat dengan jelas

pada lensa okuler,

Pada lensa objektif terdapat beberapa perbesaran yakni perbesaran 10 x,

perbesaran 40 x, dan perbesaran 100 x. Dimana perbesaran ini dapat diatur hanya

dengan memutar revolver yang terdapat pada leher lensa objektif. Biasanya sel

tidak terlihat dengan jelas hanya dengan perbesaran 10 x, dan hanya berupa garis-

garis halus. Tetapi akan lebih baik bila diamati dengan perbesaran 40 atau bahkan

100 x. Objek yang akan diselidiki dan diamati harus selalu dilihat dengan

pembesaran yang lemah dahulu.

Melalui pengamatan ini dapat dilihat bahwa masing-masing organisme

memiliki bentuk sel yang berbeda. Sel-sel itu ada yang berbentuk memanjang atau

biasa disebut basil (untuk bakteri) dan filamen atau miselium (untuk jamur) , mau

Page 19: LT Morfo Vani

pun bulatan-bulatan yang tersusun secara beraturan maupun tidak yang biasa

disebut kokus.

Pada pengamatan dengan menggunakan system kering dan system basah

terdapat banyak perbedaan. Pada system kering, bentuk sel tidak terlihat begitu

jelas tetapi pada system basah yang pewarnaan dilakukan dengan methilen blue

bentuk sel tergambar dengan jelas. Dengan menggunakan methilen blue, bentuk

sel yang terlihat pada mikroskop sangat jelas dengan warna biru keunguan yang

membentuk molekul – molekul tia bakteri seperti kristal.

Pada pengamatan terlihat adanya perbedaan antara preparat yang segar dan

preparat yang sudah busuk. Pada preparat yang segar, terlihat warna preparatnya

baik dan posisi selnya tersusun dengan baik. Selain itu bentuk sel tidak terlalu

menonjol dalam artian tidak terlalu banyak (sederhana). Sedangkan preparat yang

sudah rusak, bentuk sel yang tergambar begitu rumit dan kompleks. Bentuk sel

pada preparat rusak seperti susunan – susunan kristal yang begitu banyak. Hal ini

terjadi karena pada preparat yang telah rusak banyak sekali ditumbuhi oleh jamur

dan bakteri dimana jamur ini terbentuk karena adanya kelembaban diatas batas

yang wajar yang mendukung berlangsungnya aktivitas jamur ataupun bakteri.

Pada pengamatan kali ini bentuk sel yang didapat tidak terlalu jelas, hal ini

mungkin disebabkan oleh potongan preparatnya yang ketebalan atau kurang tipis

sehingga bentuk selnya kurang dapat dilihat atau mungkin juga karena kurang

banyaknya cahaya yang diserap oleh mikroskop. Untuk itu saat pemotongan

preparat disarankan untuk menggunakan pisau cutter yang tajam sehingga

preparat dapat diiris dengan tipis sehingga bisa terlihat dengan jelas pada

mikroskop.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam praktikum morfologi sel ini yakni

jumlah cahaya yang masuk dan diserap oleh diafragma harus sesuai. Untuk itu

mikroskop yang digunakan sebaiknya diletakkan pada tempat yang menyerap

banyak cahaya sehingga tidak begitu sulit lagi untuk mengatur posisi meja objek

preparat. Selain itu posisi lensa okuler yang harus dekat dengan posisi objek yang

akan diamati sehingga objek dapat terlihat dengan jelas. Penggambaran sel pun

akan lebih mudah bila menggunakan cairan daripada kering.

Page 20: LT Morfo Vani

VIII.KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

1. Penggunaan mikroskop dikarenakan ukuran sel yang sangat kecil tidak dapat

dilihat dengan kasat mata sehingga perlu mikroskop yang dapat melakukan

perbesaran – perbesaran pada tiap – tiap sel.

2. Preparat yang digunakan harus diiris tipis agar dapat meneruskan cahaya

yang kemudian dapat terlihat pada lensa okuler di mikroskop.Jamur yang

digunakan dalam pembuatan cuka apel yaitu jamur yang terkandung dalam

ragi roti, Saccharomyses cerevisiae yang bekerja dengan baik pada suhu

kamar.

3. Pada system kering, bentuk sel tidak terlihat begitu jelas tetapi pada system

basah yang pewarnaan dilakukan dengan methilen blue bentuk sel tergambar

dengan jelas.

4. Pada preparat yang segar, terlihat warna preparatnya baik dan posisi selnya

tersusun dengan baik.

5. Preparat yang sudah rusak, bentuk sel yang tergambar begitu rumit dan

kompleks.

8.2. Saran

1. Sebaiknya dalam melakukan praktikum ini, praktikan berhati-hati dan teliti

dikarenakan kaca preparat yag mudah pecah

2. Sebaiknya pengamatan dilakukan lebih dari sekali, agar gambar yang

didapatkan lebih jelas

Page 21: LT Morfo Vani

IX. DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, Hatta. 2007. Penuntun Praktikum Teknologi Bioproses. Laboratorium

Teknologi Bioproses : Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya.

Feni.2011. Pewarnaan Bakteri (online) (http://www.deherba.com/tahukah-anda-

berbagai-manfaat-dari-cuka-apel.html, diakses pada 19 April 2013 pukul

21.48 wib).

Husada, Dian. 2012. Macam-macam Teknik Pewarnaan Bakteri (online)

(http://rikedianhusada.blogspot.com/p/cara-pewarnaan-bakteri.html,

diakses pada 19 April 2013 pukul 21.46 wib).

Serindang, Putri. 2012. Pewarnaan Bakteri Secara Gram (online)

(http://farmasiputri.blogspot.com/2012/05/pewarnaan-bakteri-secara-

gram.html, diakses pada 19 April 2013 pukul 21.41 wib)

Wikipedia Indonesia. Struktur Sel Bakteri (online)

(http://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_sel_bakteri, diakses pada 19 April

2013 pukul 19.52 wib)

Volk dan Wheeler.1993.Mikrobiologi Dasar I. Erlangga : Jakarta.