lt morfo vani
DESCRIPTION
SANMDHASMNTRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIKUM TEKNIK BIOPROSES
Identitas Praktikan
Nama : Sthevanie
NIM : 03101003001
Kelompok/Shift : II (Dua)/ Jumat Siang
I. Nama Percobaan : Morfologi Sel
II. Tujuan Percobaan
1. Mengenal berbagai macam bentuk sel-sel mikroorganisme.
2. Dapat mengenal bagian-bagian dari mikroskop dan mampu menggunakan
mikroskop untuk perbesaran berbagai jenis mikroorganisme.
3. Melakukan pewarnaan untuk mengetahui morfologi bakteri.
III. Dasar Teori
3.1. Introduksi Morfologi Sel
Morfologi dipakai oleh berbagai cabang ilmu. Menurut asal katanya dari
bahasa Yunani yaitu morphe yang berarti bentuk dan logos yang berarti ilmu,
morfologi berarti ilmu tentang bentuk. Sedangkan dalam Biologi, Sel berasal dari
kata cella, yang berarti rongga kecil dan secara harfiah adalah kumpulan materi
paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk
hidup. Jadi, morfologi sel adalah ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk dari
kumpulan materi paling sederhana yang menyusun makhluk hidup.
Sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke pada tahun 1655. Ukuran sel
sangat kecil, sehingga untuk melihatnya harus menggunakan alat mikroskop.
Namun, dengan ukurannya yang sangat kecil sel mampu melakukan semua
aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan
kehidupan berlangsung di dalam sel. Berikut ini adalah Teori Sel (Sel Sebagai
Unit Struktur Fungsionil Dan Hereditas) yang dinyatakan oleh para peneliti antara
lain :
1. Menurut Robert Brown
Menemukan inti sel (nukleus) yang merupakan struktur penting dari sel
2. Menurut Rudolf Virchow
Menyatakan sel merupakan kesatuan pertumbuhan makhluk hidup.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sel merupakan kesatuan
hereditas, artinya tiap-tiap sifat yang diturunkan selalu melalui sel. Kebanyakan
makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut organisme unicelluler,
misalnya bakteri dan amoeba. Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan,
dan manusia, merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel
terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing. Tubuh manusia, misalnya,
tersusun atas lebih dari 1013 sel. Namun demikian, seluruh tubuh semua organisme
berasal dari hasil pembelahan satu sel. Contohnya, tubuh bakteri berasal dari
pembelahan sel bakteri induknya, sementara tubuh tikus berasal dari pembelahan
sel telur induknya yang sudah dibuahi.
Sel-sel pada organisme multiseluler tidak akan bertahan lama jika masing-
masing berdiri sendiri. Sel yang sama dikelompokkan menjadi jaringan, yang
membangun organ dan kemudian sistem organ yang membentuk tubuh organisme
tersebut. Contohnya, sel otot jantung membentuk jaringan otot jantung pada
organjantung yang merupakan bagian dari sistem organ peredaran darah pada
tubuh manusia. Sementara itu, sel sendiri tersusun atas komponen-komponen
yang disebut organel.
Sel terkecil yang dikenal manusia ialah bakteri Mycoplasma dengan diameter
0,0001 sampai 0,001 mm. Sedangkan salah satu sel tunggal yang bisa dilihat
dengan mata telanjang ialah telur ayam yang belum dibuahi. Akan tetapi, sebagian
besar sel berdiameter antara 1 sampai 100µm (0,001–0,1 mm) sehingga hanya
bisa dilihat dengan mikroskop. Penemuan dan kajian awal tentang sel
memperoleh kemajuan sejalan dengan penemuan dan penyempurnaan mikroskop
pada abad ke-17.
Bentuk mikroba bervariasi yang didapatkan pada sel bakteria, yaitu bulat
(coccus) dan batang (basil). Dari kedua bentuk umum tersebut didapatkan bentuk
variasi seperti :
1. Diplococcus , jika dua sel berdempetan
2. Petracoccus, jika empat sel berdempetan
3. Sarcina, jika delapan buah sel berdempetan, empat di bagian bawah dan
empat lagi di bagian atas.
Sesudah penelitian Scheilden dan Schwan, para peneliti mengungkapkan
bahwa setiap sel biasanya terbentuk dengan teratur melalui pembagian sel induk.
Tidak lama setelahnya segera ditetapkan penyataan sebai berikut : yaitu bahwa
semenjak permulaan hidup, penurunan sel hidup dari sel lain yang ada lebih
dahulu tidak pernah putus dan semua unsur pewarisan dan evolusi harus terdapat
dalam sel. Pada saat ini teori sel mungkin dapat disimpulkan dalam tiga
pengertian utama, yaitu :
1. Sel adalah satuan struktur organisme hidup
2. Sel adalah satuan fungsi dalam organisme hidup
3. Semua sel berasal dari sel yang telah ada.
Di antara sel-sel terdapat banyak perbedaan dalam ukuran, bentuk dan
struktur dalam. Hampir setiap sel mengandung sedikitnya satu nukleus. Nukleus
sel hidup biasanya sukar dilihat di bawah mikroskop, tetapi akan lebih mudah
dilihat setelah diwarnai. Bahan nukleus bereaksi lain terhadap zat warna atau
banyaknya zat warna yang diserapnya, berbeda jika dibandingkan dengan bagian-
bagian sel lainnya. Hal ini menyebabkan adanya suatu kontras antara nukleus dan
bagian-bagian sel di sekelilingnya.
3.2. Jenis-jenis Sel
Semua sel dibatasi oleh suatu membran yang disebut membran plasma,
sementara daerah di dalam sel disebut sitoplasma. Setiap sel, pada tahap tertentu
dalam hidupnya, mengandung DNA sebagai materi yang dapat diwariskan dan
mengarahkan aktivitas sel tersebut. Selain itu, semua sel memiliki struktur yang
disebut ribosom yang berfungsi dalam pembuatan protein yang akan digunakan
sebagai katalis pada berbagai reaksi kimia dalam sel tersebut. Setiap organisme
tersusun atas salah satu dari dua jenis sel yang secara struktur berbeda: sel
prokariotik atau sel eukariotik. Kedua jenis sel ini dibedakan berdasarkan posisi
DNA di dalam sel; sebagian besar DNA pada eukariota terselubung membran
organel yang disebut nukleus atau inti sel, sedangkan prokariota tidak memiliki
nukleus. Di dunia ini hanya bakteri dan arkea sajalah yang memiliki sel
prokariotik, sementara protista, tumbuhan, jamur, dan hewan memiliki sel
eukariotik. Berikut ini adalah penjelasan lebih rinci mengenai kedua jenis sel
tersebut :
1. Sel Prokariota
Pada sel prokariota (dari bahasa Yunani, pro, 'sebelum' dan karyon, 'biji'),
tidak ada membran yang memisahkan DNA dari bagian sel lainnya, dan daerah
tempat dimana DNA terkonsentrasi di sitoplasma disebut nukleoid. Kebanyakan
prokariota merupakan organisme uniseluler dengan sel berukuran kecil
(berdiameter 0,7–2,0 µm dan volumenya sekitar 1 µm3) serta umumnya terdiri
dari selubung sel, membran sel, sitoplasma, nukleoid, dan beberapa struktur lain.
Hampir semua sel prokariotik memiliki selubung sel di luar membran selnya. Jika
selubung tersebut mengandung suatu lapisan kaku yang terbuat dari karbohidrat
atau sebuah kompleksitas dari karbohidrat-protein, peptidoglikan, lapisan itu
disebut sebagai dinding sel.
Kebanyakan bakteri memiliki suatu membran luar yang menutupi lapisan
peptidoglikan, dan ada pula bakteri yang memiliki selubung sel dariprotein.
Sementara itu, kebanyakan selubung sel arkea berbahan protein, walaupun ada
juga yang berbahan peptidoglikan. Selubung sel prokariota mencegah sel pecah
akibat adanya suatu tekanan osmotik pada lingkungan yang memiliki konsentrasi
lebih rendah daripada isi sel. Sejumlah prokariota memiliki struktur lain di luar
selubung selnya. Banyak jenis bakteri memiliki lapisan di luar dinding sel yang
disebut kapsul yang membantu sel bakteri melekat pada permukaan benda dan sel
lain. Kapsul juga dapat membantu sel bakteri menghindar dari sel kekebalan
tubuh manusia jenis tertentu. Selain itu, sejumlah bakteri melekat pada permukaan
benda dan sel lain dengan benang protein yang disebut pilus (jamak: pili) dan
fimbria (jamak: fimbriae). Banyak jenis bakteri bergerak menggunakan flagelum
(jamak: flagela) yang melekat pada dinding selnya dan berputar seperti motor.
Prokariota umumnya memiliki satu molekul DNA dengan struktur lingkar
yang terkonsentrasi pada nukleoid. Selain itu, prokariota sering kali juga memiliki
bahan genetik tambahan yang disebut plasmid yang juga berstruktur DNA lingkar.
Pada umumnya, plasmid tidak dibutuhkan oleh sel untuk pertumbuhan meskipun
sering kali plasmid membawa gen tertentu yang memberikan keuntungan
tambahan pada keadaan tertentu, misalnya resistansi terhadap antibiotik.
Prokariota juga memiliki sejumlah protein structural yang disebut sitoskeleton,
yang pada mulanya dianggap hanya ada pada eukariota. Protein skeleton tersebut
meregulasi pembelahan sel dan berperan menentukan bentuk sel.
2. Sel eukariota
Tidak seperti prokariota, sel eukariota (bahasa Yunani, eu, 'sebenarnya' dan
karyon) memiliki nukleus. Diameter sel eukariota biasanya 10 hingga 100 µm,
sepuluh kali lebih besar daripada bakteri.Sitoplasma eukariota adalah daerah di
antara nukleus dan membran sel. Sitoplasma ini terdiri dari medium semicair yang
disebut sitosol, yang di dalamnya terdapat organel-organel dengan bentuk dan
fungsi terspesialisasi serta sebagian besar tidak dimiliki prokariota. Kebanyakan
organel dibatasi oleh satu lapis membran, namun ada pula yang dibatasi oleh dua
membran, misalnya nukleus.
3.3. Bagian-bagian Sel
Secara umum, sel tersusun atas 3 bagian besar, yaitu :
1. Selaput plasma atau membran plasma
Selaput sel merupakan bagian sel yang paling luar. Elaput plasma berfungsi
mengatur zat yang masuk dan keluar sel dan memungkinkan oksigen dan zat
makanan masuk ke dalam sel, dan zat-zat sisa keluar dari sel.
2. Inti sel (Nukleus)
Inti sel merupakan pusat pengatur seluruh kegiatan sel. Di dalamnya terdapat
kromosom yang berfungsi membawa penentu sifat yang dapat diturunkan.
Sedangkan secara spesifik sel memiliki organel-organel sel yang memiliki dan
menjalankan fungsinya masing-masing untuk kelangsungan proses kehidupan
suatu makhluk hidup.
3. Protoplasma
Protoplasma adalah bagian sel yang hidup dan berfungsi mengatur semua
kegiatan sel. Bagian ini berupa cairan yang tersusun atas air, protein, karbohidrat,
lemak, mineral dan vitamin. Protoplasma dibedakan atas :
a. Nukleoplasma
Merupakan bahan yang terdapat di dalam inti sel
b. Sitoplasma
Merupakan bahan kental yang berada di luar inti sel. Pada sitoplasma rongga-
rongga sel yang disebut vakuola dan organel-organel sel.
Organel-organel sel itu adalah sebagi berikut :
1. Membran plasma
Membran sel yang membatasi sel disebut sebagai membran plasma dan
berfungsi sebagai rintangan selektif yang memungkinkan aliran oksigen, nutrien,
dan limbah yang cukup untuk melayani seluruh volume sel. Membran sel juga
berperan dalam sintesis ATP, pensinyalan sel, dan adhesi sel. Membran sel berupa
lapisan sangat tipis yang terbentuk dari molekul lipid dan protein. Membran sel
bersifat dinamik dan kebanyakan molekulnya dapat bergerak di sepanjang bidang
membran. Molekul lipid membran tersusun dalam dua lapis dengan tebal sekitar 5
nm yang menjadi penghalang bagi kebanyakan molekulhidrofilik.
Molekul-molekul protein yang menembus lapisan ganda lipid tersebut
berperan dalam hampir semua fungsi lain membran, misalnya mengangkut
molekul tertentu melewati membran. Ada pula protein yang menjadi pengait
struktural ke sel lain, atau menjadireseptor yang mendeteksi dan menyalurkan
sinyal kimiawi dalam lingkungan sel. Diperkirakan bahwa sekitar 30% protein
yang dapat disintesis sel hewan merupakan protein membran.
2. Membran inti
Membran inti adalah suatu membrane atau lapisan pembungkus inti sel
dimana ia menjadi gate atau pintu gerbang masuknya nutrisi untuk inti sel ataupun
pembawa perintah dari inti sel untuk organel sel lain.
3. Dinding sel
Suatu lapisan kaku yang berfungsi memberi bentuk sel dan juga sebagai
pelindung dari organel-organel sel lainnya. Dinding sel umunya hanya dimiliki
oleh sel tumbuhan.
4. Inti sel (nukleus)
Nukleus mengandung sebagian besar gen yang memiliki fungsi untuk
mengendalikan sel eukariota (sedangkan sebagian lain gen terletak di dalam
mitokondria dan kloroplas). Dengan diameter yang rata-rata lima µm,organel ini
umumnya adalah organel yang paling mencolok dalam sel eukariota. Kebanyakan
sel memiliki satu nukleus, namun ada pula yang memiliki banyak nukleus,
contohnya sel otot rangka, dan ada pula yang tidak memiliki nukleus, contohnya
sel darah merah matang yang kehilangan nukleusnya saat berkembang. Selubung
nukleus melingkupi nukleus dan memisahkan isinya (yang disebut nukleoplasma)
dari sitoplasma. Selubung ini terdiri dari dua membran yang masing-masing
merupakan lapisan ganda lipid dengan protein terkait. Membran luar dan dalam
selubung nukleus dipisahkan oleh ruangan sekitar 20–40 nm. Selubung nukleus
memiliki sejumlah pori yang berdiameter sekitar 100 nm dan pada bibir setiap
pori, kedua membran selubung nukleus menyatu.
Di nukleus, DNA terorganisasi bersama dengan protein menjadi kromatin.
Sewaktu sel siap untuk membelah, kromatin kusut yang berbentuk benang akan
menggulung, menjadi cukup tebal untuk dibedakan melalui mikroskop sebagai
struktur terpisah yang disebut kromosom. Struktur yang menonjol di dalam
nukleus sel yang sedang tidak membelah ialah nukleolus, yang menjadi suatu
tempat untuk sejumlah komponen ribosom untuk disintesis dan dirakit.
Komponen-komponen ini kemudian dilewatkan melalui pori nukleus ke
sitoplasma, tempat semuanya bergabung menjadi ribosom. Kadang-kadang
terdapat lebih dari satu nukleolus, bergantung pada spesiesnya dan tahap
reproduksi sel tersebut.
Nukleus mengendalikan sintesis protein di dalam sitoplasma dengan cara
mengirim molekul pembawa pesan berupa RNA, yaitu mRNA, yang disintesis
berdasarkan "pesan" gen pada DNA. RNA ini lalu dikeluarkan ke sitoplasma
melalui pori nukleus dan melekat pada ribosom, tempat pesan genetik tersebut
diterjemahkan menjadi urutan asam amino protein yang disintesis.
5. Mitokondria
Sebagian besar sel eukariota mengandung banyak mitokondria,yang
menempati sampai 25 persen volume sitoplasma. Organel ini termasuk organel
yang besar, secara umum hanya lebih kecil dari nukleus, vakuola, dan kloroplas.
Nama mitokondria berasal dari penampakannya yang seperti benang (bahasa
Yunani mitos, 'benang') di bawah mikroskop cahaya. Organel ini memiliki dua
macam membran, yaitu membran luar dan membran dalam, yang dipisahkan oleh
ruang antarmembran. Luas permukaan membran dalam lebih besar daripada
membran luar karena memiliki lipatan-lipatan, atau krista, yang menyembul ke
dalam matriks, atau ruang dalam mitokondria.
Mitokondria adalah tempat berlangsungnya respirasi seluler, yaitu suatu
proses yang bersifat kimiawi dan berfungsi untuk memberi energi pada sel.
Karbohidratdan lemak merupakan contoh molekul makanan berenergi tinggi yang
dipecah menjadi air dan karbon dioksida oleh reaksi-reaksi di dalam mitokondria,
dengan pelepasan energi. Kebanyakan energi yang dilepas dalam proses itu
ditangkap oleh molekul yang disebutATP. Mitokondria-lah yang menghasilkan
sebagian besar ATP sel. Energi kimiawi ATP nantinya dapat digunakan untuk
menjalankan berbagai reaksi kimia dalam sel. Sebagian besar tahap pemecahan
molekul makanan dan pembuatan ATP tersebut dilakukan oleh enzim-enzim yang
terdapat di dalam krista dan matriks mitokondria.
6. Anak inti sel (nukleolus)
Nukleolus merupakan wadah atau penjaga bagi DNA atau RNA yang
merupakan pembawa sifat-sifat genetik suatu sel.
7. Ribosom
Ribosom merupakan tempat sel dalam mensintesa atau membuat protein. Sel
dengan laju sintesis protein yang tinggi memiliki banyak sekali ribosom,
contohnya sel hati manusia yang memiliki beberapa juta ribosom. Ribosom
sendiri tersusun atas berbagai jenis protein dan sejumlah molekul RNA. Ribosom
termasuk organel sel yang paling penting di tubuh makhluk hidup.
8. Lisosom
Lisosom pada sel hewan merupakan vesikel yang memuat lebih dari 30 jenis
enzim hidrolitik untuk menguraikan berbagai molekul kompleks. Sel
menggunakan kembali subunit molekul yang sudah diuraikan lisosom itu.
Bergantung pada zat yang diuraikannya, lisosom dapat memiliki berbagai ukuran
dan bentuk. Organel ini dibentuk sebagai vesikel yang melepaskan diri dari badan
Golgi.
Lisosom menguraikan molekul makanan yang masuk ke dalam sel melalui
endositosis ketika suatu vesikel endositosis bergabung dengan lisosom. Dalam
suatu proses yang disebut autofagi, lisosom mencerna organel yang tidak
berfungsi dengan benar. Lisosom juga berperan dalam fagositosis, proses yang
dilakukan sejumlah jenis sel untuk menelan bakteri atau fragmen sel lain untuk
diuraikan. Contoh sel yang melakukan fagositosis ialah sejenis sel darah putih
yang disebut fagosit, yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.
9. Retikulum endoplasma
Retikulum endoplasma merupakan perluasan selubung nukleus yang terdiri
dari jaringan atau dalam istilah kata asingnya yaitu reticulum = 'jaring kecil'
saluran bermembran dan vesikel yang saling terhubung. Terdapat dua bentuk
reticulum endoplasma, yaitu reticulum endoplasma kasar dan reticulum
endoplasma halus.
10. Badan golgi
Badan Golgi (diberikan nama menurut nama penemunya yaitu Camillo
Golgi) tersusun atas setumpuk kantong pipih dari membran yang disebut sisterna.
Biasanya terdapat tiga sampai delapan sisterna, tetapi terdapat juga sejumlah
organisme yang memiliki badan Golgi dengan puluhan sisterna. Jumlah dan
ukuran badan Golgi bergantung pada jenis sel dan aktivitas metabolismenya.
Mikroorganisme yang memiliki sel yang aktif melakukan sekresi protein dapat
memiliki puluhan hingga ratusan badan Golgi. Organel sel ini biasanya terletak di
antara retikulum endoplasma dan membran plasma.
11. Vakuola
Membran vakuola merupakan bagian dari system endo membrane. Disebut
tonoplas Vakuola berasal dari kata bahasa Latin vacuolum yang berarti 'kosong'
dan dinamai demikian karena organel ini tidak memiliki struktur internal.
Umumnya vakuola lebih besar daripada vesikel, dan kadang kala terbentuk dari
gabungan banyak vesikel
12. Kloroplas
Kloroplas merupakan salah satu jenis organel sel yang disebut plastid pada
tumbuhan dan alga. Kloroplas mengandung klorofil atau pigmen hijau yang
memiliki fungsi untuk menangkap energy cahaya pada fotosintesis, yaitu
serangkaian reaksi yang mengubah energi cahaya menjadi energi kimiawi yang
disimpan dalam molekul karbohidrat dan senyawa organik lain.
Baik sel tumbuhan maupun sejumlah eukariota uniseluler memiliki satu atau
lebih vakuola, yaitu organel tempat menyimpan nutrien dan limbah serta tempat
terjadinya sejumlah reaksi penguraian. Jaringan protein serat sitoskeleton
mempertahankan bentuk sel dan mengendalikan pergerakan struktur di dalam sel
eukariota. Sentriol, yang hanya ditemukan pada sel hewan di dekat nukleus, juga
terbuat dari sitoskeleton. Dinding sel yang kaku, terbuat dari selulosa dan polimer
lain, mengelilingi sel tumbuhan dan membuatnya kuat dan tegar. Fungi juga
memiliki dinding sel, namun komposisinya berbeda dari dinding sel bakteri
maupun tumbuhan. Di antara dinding sel tumbuhan yang bersebelahan terdapat
saluran yang disebut plasmodesmata.
3.4. Mikroskop
1. Sejarah Mikroskop
Alat yang dipergunakan untuk melihat bentuk dan struktur sel dari suatu
benda ialah mikroskop. Mikroskop ini digunakan untuk memperoleh bayangan
yang sangat halus dari suatu benda dengan demikian kita dapat melihat susunan
yang halus dari benda tersebut atau bagian dari benda yang tak dapat dilihat
dengan mata biasa. Mikroskop majemuk dengan dua lensa telah ditemukan pada
akhir abad ke-16 dan selanjutnya dikembangkan di Belanda, Italia, dan Inggris.
Hingga pertengahan abad ke-17 mikroskop sudah memiliki kemampuan
perbesaran citra sampai 30 kali.
Ilmuwan Inggris, Robert Hooke kemudian merancang mikroskop majemuk
yang memiliki sumber cahaya sendiri sehingga lebih mudah digunakan. Ia
mengamati irisan-irisan tipis gabus melalui mikroskop dan menjabarkan struktur
mikroskopik gabus sebagai "berpori-pori seperti sarang lebah tetapi pori-porinya
tidak beraturan" dalam makalah yang diterbitkan pada tahun 1665. Hooke
menyebut pori-pori itu cells karena mirip dengan sel (bilik kecil) di dalam biara
atau penjara. Ia juga mengamati bahwa di dalam tumbuhan hijau terdapat sel yang
berisi cairan.
Pada masa yang sama di Belanda, Antony van Leeuwenhoek, seorang
pedagang kain, menciptakan mikroskopnya sendiri yang berlensa satu dan
menggunakannya untuk mengamati berbagai hal. Ia berhasil melihat sel darah
merah, spermatozoid, khamir bersel tunggal, protozoa, dan bahkan bakteri. Pada
tahun 1673 ia mulai mengirimkan surat yang memerinci kegiatannya kepada
Royal Society, perkumpulan ilmiah Inggris, yang lalu menerbitkannya. Pada salah
satu suratnya, Leeuwenhoek menggambarkan sesuatu yang bergerak-gerak di
dalam air liur yang diamatinya di bawah mikroskop. Ia menyebutnya diertjen atau
dierken (bahasa Belanda: 'hewan kecil', diterjemahkan sebagai animalcule dalam
bahasa Inggris oleh Royal Society), yang diyakini sebagai bakteri oleh ilmuwan
modern.
2. Bagian-bagian mikroskop
Mikroskop sebagi suatu alat yang fungsionil memiliki bagian-bagian tertentu
yaitu sebagai berikut :
a. Statief
Stafief adalah bagian dari mikroskop, dimana terpasang bagian-bagian lain
seperti: Kaki berfungsi untuk menjaga mikroskop agar berdiri dengan mantap di
atas meja yang datar. Tiang dilengkapi dengan alat pengatur untuk menempatkan
kyker pada jarak yang tertentu dari benda yang akan diselidiki. Alat pengatur ini
terdiri dari skrup kasar (macrometer sckruf) untuk menggerakkan kyker dengan
cepat naik turun pada tiang, sehingga benda dapat terlihat dengan cepat dan scruf
halus (micrometer sckruf) untuk menempatkan kyker setepat-tepatnya terhadap
benda yang sejelas-jelasnya dari objek yang diteliti. Meja benda (objective table)
merupakan tempat menaruh benda yang diselidiki. Meja ini ditengahnya
mempunyai lobang untuk meneruskan cahaya, yang dipergunakan untuk
menerangi benda yang dilihat.
b. Cermin
Berbentuk datar dan cekung untuk menangkap cahaya dietruskan melalui
benda kemata kita. Cermin ini dapat berputar kesegala arah. Bagian cermin
cekung dapat ditangkap lebih banyak daripada cermin datar.
c. Diaphragma
Untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang dibutuhkan.
d. Condensor
Sebuah lensa untuk memusatkan cahaya yang dipergunakan untuk
menaikturunkan dan dengan cara inipun dapat diatur masuknya cahaya.
e. Tabung Mikroskop
Untuk mengatur fokus, dapat dinaikkan dan turunkan
f. Kyker (Optika)
Kyker adalah bagian yang terpenting dari mikroskop dimana terdapat alat alat
pembesaran benda yang terdiri dari :
1) Oculair
Lensa okuler dipasang dalam pembuluh oculair ini dapat digerakkan terhadap
tubus dari kyker juga dapat diatur panjangnya. Oculair dapat lepas didalam
tubusnya sehingga tubus itu akan jatuh jika mikroskop itu dibalik, oculair itu
diberi tanda yang menunjukkan kekuatan pembesarannya yang berupa huruf,
angka rum atau angka biasa. Biasanya oculair itu mempunyai pembesaran 5x, 6x,
dan 12x. Sifat-sifat bayangan yang dihasilkan adalah :
a) Maya
b) Terbalik
c) Diperkecil
2) Objective
Lensa objektif yang dipasang pada sebelah bawah dari tubus kyker dan
biasanya beberapa objektif (satu sampai empat) dipasang bersama dan merupakan
suatu alat yang dapat digerakkan (berputar) terhadap tubus kyker dan dinamakan
revolver, dengan alat ini tak perlu tiap-tiap kali memasang objektif baru jika
pembesarannya yang lain, tinggal memutar revolver saja dan menempatkan objektif
yang dikehendaki pembesarannya pada tempatnya. Objektif juga diberi tanda
menunjukkan kekuatan pembesarannya seperti pada oculair dan biasanya
mempunyai kekuatan pembesarannya : 10, 40, 60, 90, sampai 100 x. Pembesaran
dengan mikroskop yang diperoleh secara kasar dapat ditentukan dengan
mengalikan kekuatan pembesaran objektif dan oculair yang dipakai. Sifat-sifat
yang dihasilkan oleh lensa objektif ialah:
a) Nyata
b) Tegak
c) Diperbesar
Contohnya: Objektif 20 x, oculair 5 x, pembesaran yang diperoleh 100 x.
Perhitungan semacam ini sebenarnya tidak tepat, sebab pembesaran dari
mikroskop masih dipengaruhi oleh : panjangnya tubus kyker, ialah jarak antara
oculair sampai pada bagian dari revolver yang dapat berputar bagian atas objektif.
Untuk panjang tubus kyker biasanya ditentukan menurut macam mikroskop,
biasanya mikroskop keluaran pabrik leitz 170 mm, untuk zeiss 160 mm, pada
oculair buis biasanya terdapat suatu garis tanda yang menunjukkan panjang tubus
kyker yang tepat.
g. Penjepit objek
Untuk menjepit preparat di atas meja preparat agar kedudukan preparat stabil
dan tidak bergeser.
h. Revolver
Untuk memilih lensa objektif yang akan digunakan
i. Tombol pengatur fokus kasar
Untuk menfokuskan bayangan objek secara cepat sehingga tabung mikroskop
turun atau naik dengan cepat.
j. Tombol pengatur fokus halus
Untuk menfokuskan bayangan objek secara lambat sehingga tabung
mikroskop turun atau naik dengan lambat.
k. Lengan mikroskop
Sebagai pegangan ketika mikroskop diangkat atau dipindahkan.
Sistem pengamatan dengan menggunakan mikroskop ada dua macam, yaitu:
1. Sistem kering
Dengan tidak mempergunakan cairan preparat dan lensa objektif.
2. Sistem basah
Dengan mempergunakan cairan antara objektif dan preparat. Cairan dapat
berupa air, tetapi yang lazim dipergunakan ialah minyak cadar (cadar olie).
Dengan immerses system dapat diperoleh pembesaran yang jauh lebih besar dari
system kering, sampai 1000 x atau lebih. Sehabis bekerja dengan immerses olie,
lensa harus dibasahi dengan alkohol absolut atau dengan xylol.
Alat-alat optik yang dipakai untuk mengamati benda-benda kecil, antara lain:
1. Kaca pembesar
Merupakan sebuah alat yang terdiri dari sebuah atau dua buah lensa yang
tersusun dan bertangkai, mempunyai pembesaran yang bermacam-macam.
2. Mikroskop biasa
Merupakan suatu alat yang mempunyai bagian-bagian tertentu yang terdiri
dari alat optic dan non-optik.
3. Mikroskop Binokuler
Merupakan mikroskop yang mempunyai lensa okuler yang ganda. Gunanya
untuk mengamati sel-sel yang hidup.
4. Mikroskop kontras phase
Merupakan mikroskop biasa yang pada permukaan bawah meja objek dan
lensa objektifnya dipasang sebuah perlengkapan kontras phase. Gunanya untuk
mengamati sel-sel hidup tanpa menggunakan bahan pewarna.
5. Mikroskop electron
Merupakan mikroskop yang daya pembesaran yang sangat kuat. Gunanya
untuk mengamati sel-sel yang sangat kecil seperti virus.
3.4. Air
Air merupakan bahan yang sangat vital bagi kehidupan semua mahluk hidup.
Air juga mempunyai sifat yang unik, antara lain:
1. Setiap zat jika dibekukan akan menyusut, tetapi air jika dibekukan justru
memuai.
2. Air mempunyai titik didih dan titik beku yang relative lebih tinggi dibanding
dengan senyawa yang massa molekul relatifnya tidak jauh berbeda
dengannya.
3. Selain itu, air juga merupakan pelarut yang efektif untuk senyawa ion
dan kovalen.
Didalam kehidupan sehari-hari air dipergunakan untuk berbagai macam
pemakaian. Karena itu diperlukan air yang sehat, yang mempunyai ciri-ciri :
1. Air bersifat netral
2. Kesadahan ditekan sekecil mungkin
3. Oksigen yang terkandung harus sesuai dengan yang dibutuhkan mahluk hidup
itu sendiri.
4. Tidak mengandung bakteri yang membahayakan
5. Mengandung berbagai mineral yang diperlukan oleh tubuh mahluk hidup
secara wajar dan tidak berlebihan.
IV. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan, yaitu:
1. Mikroskop
2. Api Bunsen
3. Tabung Reaksi.
4. Jarum Ose
5. Pipet Tetes
6. Pinset
7. Pisau Cutter Tajam
Bahan yang digunakan, yaitu:
1. Aquadest
2. Serat Kapas
3. Methilen Blue
4. Daun
5. Minyak Emersi
6. Roti (Segar dan Rusak)
7. Air Comberan
8. Tempe (Segar dan Rusak)
9. Bawang Merah (Segar dan Rusak)
10. Kentang (Segar dan Rusak)
11. Lendir Makanan basi
12. Batang Ubi Kayu
V. Prosedur Percobaan
1. Simple staining (pewarnaan sederhana)
a. Bersihkan kaca objek dengan alkohol 95 %
b. Siapkan setetes air comberan atau lendir makanan basi yang akan diwarnai.
c. Ambil 1 atau 2 ose biakan dan letakkan ditengah-tengah gelas objek.
d. Dengan menggunakan ujung jarum ose, sebarkan biakan hingga melebar
dan diperoleh apusan tipis berdiameter 1-2 cm.
e. Lakukan fiksasi dengan mengangin-anginkan atau dengan melewatkannya
diatas nyala api bunsen hingga apusan tampak kering dan transparan.
f. Teteskan methilen blue keatas kaca objek tadi.
g. Semprotkan sedikit aquadest.
h. Keringkan hati-hati dengan tissue (jangan sampai terkena apusan).
i. Amati dengan mikroskop dengan variasi perbesaran dan bantuan minyak
emersi.
j. Gambar bentuk sel yang terlihat.
2. Pengamatan Sel bawang merah, daun, dan serat kapas
a. Bersihkan kaca objek.
b. Iris tipis helaian bawangmerah atau daun atau serat kapas.
c. Ambil pinset dan letakkan di kaca objek.
d. Tetesi aquadest.
e. Amati di bawah mikroskop dengan variasi perbesaran.
f. Gambarkan bentuk sel yang terlihat.
3. Pengamatan untuk roti, tempe, kentang (segar dan rusak)
a. Bersihkan kaca objek
b. Ambil sedikit preparat yang segar
c. Tetesi dengan aquadest
d. Amati di bawah mikroskop dengan variasi perbesaran.
e. Lakukan hal yang sama untuk prefarat yang rusak.
f. Bandingkan hasilnya.
g. Gambarkan bentuk sel yang terlihat.
VII. PEMBAHASANPada praktikum morfologi sel, dilakukan pengamatan struktur dan bentuk sel
dengan alat mikroskop. Struktur dan bentuk sel yang diamati merupakan sel pada
bawang dan kentang baik yang masih bagus maupun yang sudah busuk.
Sebenarnya pengamatan akan dilakukan juga pada sel pada roti baik dan roti
busuk serta juga pada kulit gabus batang ubi kayu. Tetapi hal ini tidak dilakukan
karena keterbatasan waktu dan juga sulitnya mengiris tipis roti dan kulit gabus.
Pada praktikum morfologi sel ini digunakan mikroskop untuk mengamati
struktur dan bentuk dari masing – masing sel. Penggunaan mikroskop dikarenakan
ukuran sel yang sangat kecil tidak dapat dilihat dengan kasat mata sehingga perlu
mikroskop yang dapat melakukan perbesaran – perbesaran pada tiap – tiap sel.
System penggunaan mikroskop sendiri ada 2 yaitu system kering dan system
basah. System kering tidak menggunakan cairan pada preparat saat mengamati,
sementara system basah menggunakan cairan saat melakukan pengamatan. Pada
percobaan yang kami lakukan, kami menggunakan system kering dan system
basah. Cairan yang digunakan pada sistem basah yakni methilen blue.
Pengamatan dengan mikroskop tidak semudah yang dibayangkan, preparat
yang digunakan harus diiris tipis agar dapat meneruskan cahaya yang kemudian
dapat terlihat pada lensa okuler di mikroskop. Selain itu pengaturan cahaya pada
mikroskop juga harus dilakukan dengan baik agar sel dapat terlihat dengan jelas
pada lensa okuler,
Pada lensa objektif terdapat beberapa perbesaran yakni perbesaran 10 x,
perbesaran 40 x, dan perbesaran 100 x. Dimana perbesaran ini dapat diatur hanya
dengan memutar revolver yang terdapat pada leher lensa objektif. Biasanya sel
tidak terlihat dengan jelas hanya dengan perbesaran 10 x, dan hanya berupa garis-
garis halus. Tetapi akan lebih baik bila diamati dengan perbesaran 40 atau bahkan
100 x. Objek yang akan diselidiki dan diamati harus selalu dilihat dengan
pembesaran yang lemah dahulu.
Melalui pengamatan ini dapat dilihat bahwa masing-masing organisme
memiliki bentuk sel yang berbeda. Sel-sel itu ada yang berbentuk memanjang atau
biasa disebut basil (untuk bakteri) dan filamen atau miselium (untuk jamur) , mau
pun bulatan-bulatan yang tersusun secara beraturan maupun tidak yang biasa
disebut kokus.
Pada pengamatan dengan menggunakan system kering dan system basah
terdapat banyak perbedaan. Pada system kering, bentuk sel tidak terlihat begitu
jelas tetapi pada system basah yang pewarnaan dilakukan dengan methilen blue
bentuk sel tergambar dengan jelas. Dengan menggunakan methilen blue, bentuk
sel yang terlihat pada mikroskop sangat jelas dengan warna biru keunguan yang
membentuk molekul – molekul tia bakteri seperti kristal.
Pada pengamatan terlihat adanya perbedaan antara preparat yang segar dan
preparat yang sudah busuk. Pada preparat yang segar, terlihat warna preparatnya
baik dan posisi selnya tersusun dengan baik. Selain itu bentuk sel tidak terlalu
menonjol dalam artian tidak terlalu banyak (sederhana). Sedangkan preparat yang
sudah rusak, bentuk sel yang tergambar begitu rumit dan kompleks. Bentuk sel
pada preparat rusak seperti susunan – susunan kristal yang begitu banyak. Hal ini
terjadi karena pada preparat yang telah rusak banyak sekali ditumbuhi oleh jamur
dan bakteri dimana jamur ini terbentuk karena adanya kelembaban diatas batas
yang wajar yang mendukung berlangsungnya aktivitas jamur ataupun bakteri.
Pada pengamatan kali ini bentuk sel yang didapat tidak terlalu jelas, hal ini
mungkin disebabkan oleh potongan preparatnya yang ketebalan atau kurang tipis
sehingga bentuk selnya kurang dapat dilihat atau mungkin juga karena kurang
banyaknya cahaya yang diserap oleh mikroskop. Untuk itu saat pemotongan
preparat disarankan untuk menggunakan pisau cutter yang tajam sehingga
preparat dapat diiris dengan tipis sehingga bisa terlihat dengan jelas pada
mikroskop.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam praktikum morfologi sel ini yakni
jumlah cahaya yang masuk dan diserap oleh diafragma harus sesuai. Untuk itu
mikroskop yang digunakan sebaiknya diletakkan pada tempat yang menyerap
banyak cahaya sehingga tidak begitu sulit lagi untuk mengatur posisi meja objek
preparat. Selain itu posisi lensa okuler yang harus dekat dengan posisi objek yang
akan diamati sehingga objek dapat terlihat dengan jelas. Penggambaran sel pun
akan lebih mudah bila menggunakan cairan daripada kering.
VIII.KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
1. Penggunaan mikroskop dikarenakan ukuran sel yang sangat kecil tidak dapat
dilihat dengan kasat mata sehingga perlu mikroskop yang dapat melakukan
perbesaran – perbesaran pada tiap – tiap sel.
2. Preparat yang digunakan harus diiris tipis agar dapat meneruskan cahaya
yang kemudian dapat terlihat pada lensa okuler di mikroskop.Jamur yang
digunakan dalam pembuatan cuka apel yaitu jamur yang terkandung dalam
ragi roti, Saccharomyses cerevisiae yang bekerja dengan baik pada suhu
kamar.
3. Pada system kering, bentuk sel tidak terlihat begitu jelas tetapi pada system
basah yang pewarnaan dilakukan dengan methilen blue bentuk sel tergambar
dengan jelas.
4. Pada preparat yang segar, terlihat warna preparatnya baik dan posisi selnya
tersusun dengan baik.
5. Preparat yang sudah rusak, bentuk sel yang tergambar begitu rumit dan
kompleks.
8.2. Saran
1. Sebaiknya dalam melakukan praktikum ini, praktikan berhati-hati dan teliti
dikarenakan kaca preparat yag mudah pecah
2. Sebaiknya pengamatan dilakukan lebih dari sekali, agar gambar yang
didapatkan lebih jelas
IX. DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, Hatta. 2007. Penuntun Praktikum Teknologi Bioproses. Laboratorium
Teknologi Bioproses : Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya.
Feni.2011. Pewarnaan Bakteri (online) (http://www.deherba.com/tahukah-anda-
berbagai-manfaat-dari-cuka-apel.html, diakses pada 19 April 2013 pukul
21.48 wib).
Husada, Dian. 2012. Macam-macam Teknik Pewarnaan Bakteri (online)
(http://rikedianhusada.blogspot.com/p/cara-pewarnaan-bakteri.html,
diakses pada 19 April 2013 pukul 21.46 wib).
Serindang, Putri. 2012. Pewarnaan Bakteri Secara Gram (online)
(http://farmasiputri.blogspot.com/2012/05/pewarnaan-bakteri-secara-
gram.html, diakses pada 19 April 2013 pukul 21.41 wib)
Wikipedia Indonesia. Struktur Sel Bakteri (online)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_sel_bakteri, diakses pada 19 April
2013 pukul 19.52 wib)
Volk dan Wheeler.1993.Mikrobiologi Dasar I. Erlangga : Jakarta.