lptk.doc

43
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya kongkrit dalam meningkatkan mutu pendidikan telah menjadi fokus pemerintah, untuk itu pemerintah telah melakukan perbaikan kurikulum, pemerataan tenaga pendidik, pelatihan dan keterampilan, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan. Sejalan dengan itu, diikuti dengan lahirnya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Peran utama masyarakat sebagai stakeholder pendidikan tidak dapat mendukung berbagai program yang telah dikeluarkan oleh pemerintah. Masyarakat lebih mempertanyakan dan menuntut pemerintah untuk memenuhi segala kebutuhan dunia pendidikan. Sementara peran serta elemen masyarakat dalam menjalankan berbagai program dirasa sangat kurang. Lahirnya UU No. 22 Tahun 1999 dan UU No. 25 Tahun 2002 tentang otonomi daerah dan perimbangan keuangan antara pusat dan daerah membuka peluang bagi masyarakat untuk menjadi pelaku dalam bidang pendidikan yang sesuai dengan kondisi dan situasi yang berkembang pada masyarakat. Menurut Hudoyo (1999:5) pola pendidikan diserahkan pada sekolah itu sendiri, karena: 1) sekolah lebih mengetahui potensi

Upload: zikriguci

Post on 29-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

lptk.doc

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya kongkrit dalam meningkatkan mutu pendidikan telah menjadi

fokus pemerintah, untuk itu pemerintah telah melakukan perbaikan kurikulum,

pemerataan tenaga pendidik, pelatihan dan keterampilan, peningkatan sarana

dan prasarana pendidikan. Sejalan dengan itu, diikuti dengan lahirnya UU No.

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Peran utama masyarakat

sebagai stakeholder pendidikan tidak dapat mendukung berbagai program yang

telah dikeluarkan oleh pemerintah. Masyarakat lebih mempertanyakan dan

menuntut pemerintah untuk memenuhi segala kebutuhan dunia pendidikan.

Sementara peran serta elemen masyarakat dalam menjalankan berbagai

program dirasa sangat kurang.

Lahirnya UU No. 22 Tahun 1999 dan UU No. 25 Tahun 2002 tentang

otonomi daerah dan perimbangan keuangan antara pusat dan daerah membuka

peluang bagi masyarakat untuk menjadi pelaku dalam bidang pendidikan yang

sesuai dengan kondisi dan situasi yang berkembang pada masyarakat. Menurut

Hudoyo (1999:5) pola pendidikan diserahkan pada sekolah itu sendiri, karena:

1) sekolah lebih mengetahui potensi dan pola pengembangan potensi dalam

sekolah tersebut, 2) pengembangan potensi sumber daya sekolah dapat

sentuhan lebih dalam, perhatian yang diberikan ke sekolah secara lebih intens.

Di sekolah guru mempunyai peran penting dalam pelaksanaan proses

pendidikan. Interaksi antara guru dan anak didik menuju peserta didik yang

lebih kompeten adalah tuntutan utama. Selama ini menurut Sidi, (2003:49)

pendidik :

1) hanya memiliki target maksimal dalam upaya pengajaran, yaitu

siswa dapat mengerjakan soal saat ujian.

2) tidak suka beralih dalam melakukan pengajaran dari sistem yang

pernah diterapkannya.

3) sering mengeluh akan kurangnya buku-buku teks dalam upaya

menambah referensi dalam melakukan pengajaran.

4) tidak merefleksikan kekurangan pengalaman mengajar yang pernah

mereka lakukan dan kekurangan itu diketahuinya.

5) melakukan pembelajaran “hanya” memindah informasi dan ilmu

pengetahuan yang telah diperolehnya dari buku-buku teks saja.

Kelemahan selama ini dalam pembelajaran adalah penyampaian materi

oleh pendidik dalam kelas hanya bersifat satu arah dengan menggunakan

metode ceramah. Hamalik (2003:201) berpendapat bahwa dalam rangka

meningkatkan hasil belajar, usaha yang dapat dilakukan oleh pendidik adalah

mengoptimalkan potensi siswa, dimana metode pembelajaran harus

dititikberatkan pada kegiatan siswa pada proses pembelajaran.

Prestasi dan hasil belajar yang dicapai seorang individu merupakan

hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam

diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu.

Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

penting sekali artinya dalam rangka membantu siswa dalam mencapai prestasi

belajar yang sebaik-baiknya. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu:

a. Faktor-faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari individu anak

itu sendiri yang meliputi :

1. Faktor Jasmaniah (fisiologis)

Yang termasuk faktor ini antara lain: penglihatan, pendengaran,

struktur tubuh dan sebagainya.

2. Faktor Psikologis

Yang termasuk faktor psikologis antara lain:

- Intelektul (taraf intelegensi, kemampuan belajar, dan cara belajar).

- Non Intelektual (motifasi belajar, sikap, perasaan, minat, kondisi

psikis, dan kondisi akibat keadaan sosiokultur).

- Faktor kondisi fisik.

b. Faktor-faktor Eksternal

Yang termasuk faktor eksternal antara lain:

1. Faktor pengaturan belajar disekolah ( kurikulum, disiplin sekolah,

guru, fasilitas belajar, dan pengelompokan siswa ).

2. Faktor sosial disekolah ( sistem sosial, status sosial siswa, dan interaksi

guru dan siswa ).

3. Faktor situasional ( keadaan politi ekonomi, keadaan waktu dan tempat

atau iklim). (W. S. Winkel, 1983: 43).

Dalam proses pembelajaran di SMKN 5 Padang pada umumnya dan

pembelajaran Perbaikan kelistrikan Otomotif di kelas XII Perbaikan

kelistrikan Otomotif pada khususnya, tingkat keaktifan siswa untuk menyerap

dan mengembangkan materi pembelajaran belum terjadi.

Menyikapi permasalahan tersebut penulis sangat tertarik untuk

berupaya memperbaiki cara belajar siswa melalui Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) mengenai faktor internal berupa faktor psikologis non intelektual yaitu

tentang motivasi belajar dari siswa. Hal ini tidak lain karena keterbatasan

penulis yang hanya mampu menjelaskan tentang motivasi belajar tersebut.

Penelitian ini dilakukan dengan cara menerangkan secara umum materi yang

akan dibahas, kemudian memberikan contoh dengan menggunakan gambar

atau media lain seperti slide Power Point. Dari penjelasan melalui media

pembelajaran tersebut, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengajukan pertanyaan, jawaban maupun tanggapan atas materi yang telah

disampaikan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dapat

diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Kurangnya motivasi belajar siswa dalam mengikuti pelajaran

2. Siswa kurang aktif dan tidak berani mengeluarkan pendapat.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan

metode Tanya jawab

2. Apakah dengan meningkatnya motivasi belajar akan memberikan

perubahan pada hasil belajar siswa?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan penelitian tindakan kelas ini adalah

untuk mengetahui apakah motivasi siswa dapat mengalami peningkatan

dengan digunakannya metode Tanya Jawab.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh penulis antara lain :

1. Agar di masa datang kita sebagai calon pendidik dapat menerapkan

metode Tanya jawab dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat

lebih berperan aktif di dalam kelas.

2. Sebagai bahan masukan untuk para pendidik di SMKN 5 Padang

dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran.

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hakekat Belajar

Belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri individu.

Berlangsungnya proses belajar ini tidak dapat kita amati secara langsung.

Menurut Gagne (1985), belajar merupakan suatu perubahan dalam

kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasal dari pertumbuhan. Hanya

dari sikap dan tingkah laku yang terbentuk terlihat bahwa seseorang telah

belajar. Kalau kita buatkan skemanya adalah sebagai berikut:

Input Proses Output

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar tidak

hanya berkenaan dengan jumlah pengetahuan tetapi juga meliputi seluruh

kemampuan, berdasarkan pengertian diatas memusatkan kita pada tiga hal

yang megindikasikan bahwa belajar bercirikan:

1. Adanya perubahan tingkah laku.

Belajar harus memungkinkan terjaadinya perubahan tingkah laku pada

diri individu. Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek pengetahuan

dan kognitif saja tetapi meliputi aspek sikap dan nilai (afektif) serta

keterampilan (psikomotor).

2. Hasil pengalaman

Perubahan itu harus merupakan buah pengalaman. perubahan perilaku

yang terjadi pada individu karena adanya interaksi antara dirinya

dengan lingkungan. Interaksi ini dapat berupa interaksi fisik.

Disamping interaksi fisik, perubahan kemapuan tersebut dapat

diperoleh dari interaksi psikis.

3. Relatif menetap

Perubahan yang dialami relatif menetap. perubahan yang disebabkan

karena proses belajar akan lebih bersifat permanen.

Berkenaan dengan proses belajar yang terjadi pada diri siswa, Gagne

mengemukakan delapan jenis belajar. Kedelapan jenis belajar tersebut adalah:

1. Belajar isyarat (signal learning)

Belajar melalui isyarat adalah melakukan atau tidak melakukan

sesuatu karena adanya tanda atau isyarat. Misalnya berhenti berbicara

ketika mendapat isyarat telunjuk menyilang mulut sebagai tanda tidak

boleh ribut atau berhenti mnendarai motor di perempatan jalan pada

saat tanda lampu merah menyala.

2. Belajar stimulus-respon (stimulus-response learning)

Belajar stimulus-respon terjadi individu karena rangsangan dari luar.

Misalnya, menendang bola ketika ada bola didepan kaki, berbaris rapi

karena ada komando, berlari karena mendengar suara anjing

menggonggong dibelakang, dan sebagainya.

3. Belajar rangkaian (chaining learning)

Belajar rangkaian terjadi melalui perpaduan berbagai stimulus-respon

(S-R)yang dipelajari sebelumnya sehingga melahirkan prilaku yang

segera atau spontan seperti konsep merah-putih, panas-dingin, bapak-

ibu, kaya-miskin, dan sebagainya.

4. Belajar asosiasi verbal (verbal association learning)

Belajar verbal terjadi apabila individu telah mengetahui sebutan

bentuk dan dapat menangkap makna yang bersikap verbal. Misalnya

perahu itu seperti badan itik atau kereta api seperti keluang (kaki

seribu) atau wajahny seperti bulan kesiangan.

5. Belajar membedakan (discrimination learning)

Belajar diskriminasi terjadi bila individu berhadapan dengan benda,

suasana,atau pengalaman yang luas dan mencoba membeda bedakan

hal-hal yang jumlahnya banyak itu. Misalnya membedakan jenis

tumbuhan atas dasar urat daunnya, dan sebagainya.

6. Belajar konsep (concept learning)

Belajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau

data yang kemudian ditafsirkan kedalam suatu pengertian atau makna

yang abstrak. Misalnya, binatang, tumbuhan, dan manusia termasuk

makhluk hidup., dan sebagainya.

7. Belajar hukum dan aturan (rule learning)

Belajar aturan/ hukum terjadi apabila individu menggunakan beberapa

rangkaian peristiwa atau perangkat data yang terdahulu atau diberikan

sebelumnya dan menerapkannya atau menarik kesimpulan dari data

tersebut menjadi suatu suatu aturan.

Proses belajar yang berlangsung pada diri seseorang tidaklah sama.

Ada prosesnya yang berlangsung cepat dan ada pula yang prosesnya lambat.

Dalam proses pembelajaran ini banyak hambatan yang dialami oleh individu.

Marjohan (1991:36) mengelompokkam faktor-faktor yang mempengaruhi

proses belajar siswa sebagai berikut :

Kecerdasan

Bakat

Internal Minat

Kesehatan

Faktor Cara Belajar

Lingkungan

Eksternal Sekolah

Peralatan Belajar

Sedangkan Rahayu (1991:124) mengelompokkan faktor belajar tersebut

sebagai berikut :

Kesehatan

Biologis

Endogen Cacat Badan

Intelegensi

Perhatian

Psikologis Minat

Bakat

Konstelasi Psikis

Faktor Orang Tua

Keluarga Suasana rumah

Ekonomi

Metode

Interaksi

Standar Pelajaran

Sekolah Alat Pelajaran

Kurikulum

Waktu Belajar

Eksogen Keadaan Gedung

Disiplin Sekolah

Mass Media

Teman

Masyarakat Aktifitas

Corak Kehidupan

Faktor lain Cara Belajar Anak

Tugas Rumah

B. Metode Pembelajaran

Menurut Sujana (2002), metode pembelajaran adalah cara yang

digunakan guru dalam melakukan interaksi dengan peserta didik dalam kelas.

Oleh karena itu, peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan

proses mengajar dan belajar. Dengan metode ini diharapkan tumbuh sebagai

kegiatan belajar peserta didik yang berkaitan dengan kegiatan mengajar.

Dalam interaksi ini pendidik berperan lebih banyak atau pembimbing,

sedangkan siswa berperan sebagai bimbingan. Belajar ini akan lebih bermakna

bila siswa lebih aktif dibanding dengan guru. Oleh karena itu, metode

mengajar yang baik adalah bila peralihan pembelajaran dari guru sebagai

pemberi infomasi tetapi siswa lebih banyak berpendapat dan mengemukakan

apa yang ada dalam pikirannya.

Menurut Sujana (2002), jenis-jenis metode mengajar meliputi:

a. Metode ceramah

Ceramah adalah sebuah bentuk interaksi malalui penerangan

dan penuturan lisan dari guru pada peserta didik. Dalam

pelaksanaanya metode ceramah guru hanya menjelaskan uraian materi

yang akan menjadi bahasan dari mata pelajaran yang akan diajarkan.

Selain itu alat Bantu yang dapat dipergunakan guru dapat berupa

gambar dan alat audiovisual.

b. Metode tanya jawab

Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang

memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way

traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa.

Guru bertanya dan siswa menjawab atau sebaliknya sehingga akan

tercipta sebuah iklim yang berlandaskan pada saling membantu dan

mengisi antara siswa dan guru.

c. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah petunjuk pada proses terjadinya

suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku, yang

dicontohkan agar dapat diketahui atau dipahami oleh peserta didik

secara nyata. Dalam metode demonstrasi peserta didik berkesempatan

mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang sedang

terlibat dalam proses serta dalam mengambil kesimpulan-kesimpulan

yang diharapkan.

d. Metode sosiodrama

Metode sosiodrama merupakan penyajian bahan pelajaran

dengan mempertunjukkan dan mempertontonkan atau

mendramatisasikan cara tingkah laku dalam hubungan sosial. Jadi

sosiodrama adalah metode mengajar yang dalam pelaksanaannya

peserta didik dalam mendramatisasikan suatu situasi sosial yang

mengandung sebuah problem, agar peserta didik dapat memecahkan

masalah yang muncul dari suatu situasi sosial.

e. Metode kerja kelompok

Istilah metode kelompok dipakai untuk merangkum pengertian

dimana anak didik dalam suatu kelompok dipandang sebagai suatu

kesatuan tersendiri. Untuk mencari satu tujuan pelajaran tertentu

dengan gotong royong. Metode kerja kelompok mengandung

pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu

kesatuan tersendiri, ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil.

f. Metode latihan

Model latihan atau training merupakan satu cara mengajar yang

baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Metode latihan

pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan dari

apa yang telah dipelajari.

g. Metode pemberian tugas

Metode pemberian tugas atau resitasi adalah cara penyajian

bahan pelajaran dimana guru membarikan tugas tertentu agar murid

melakukan kegiatan belajar, kemudian tugas yang diberikan tersebut

harus dipertanggung jawabkannnya. Tugas yang diberikan oleh guru

dapat memperluas bahan dan memperdalam bahan pelajaran, dan

dapat pula mencetak bahan yang telah dipelajari. Tugas yang baik

dapat merangsang siswa untuk aktif dalam belajar baik secara individu

maupun kelompok.

Metode pembelajaran ini akan membawa siswa dalam menentukan

sikap dan tingkah laku dalam melakukan pembelajaran, sehingga siswa akan

lebih mendukung dalam upaya menciptakan kreaktifitas yang lebih dinamis

dan bersinergi.

C. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh setelah melakukan

kegiatan belajar. Hasil belajar dari aspek kognitif merupakan kemampuan

siswa dalam bidang pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis. Untuk

membuat keputusan prestasi individu banyak diperlukan keterangan yang

relevan. Keterangan itu banyak diperoleh dengan pengukuran dan

menggunakan alat ukur yang disebut tes. Proses pengukuran yang berkenaan

dengan mengkonstruksi, mengadminstrasikan dan menskorkan tes (Hamalik,

1989:1).

Sujana (1992:22) menjelaskan hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengalami proses pembelajaran.

Selain itu Sujana (1992:23) juga membagi keterampilan dalam tiga macam

yaitu, 1) keterampilan dan kebiasaan, 2) pengetahuan dan pengertian, dan 3)

sikap dan cita-cita. Sedangkan menurut Gagne (1992:22) membagi 5 kategori

dalam belajar yakni, 1) informasi verbal, 2) keterampilan intelektual, 3)

strategi kognitif, 4) sikap, dan 5) keterampilan motoris. Dalam sistem

pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun

tujuan intruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Bunyamin

Bloom dalam gagne (1992:23) yang secara garis besar dibagi menjadi tiga

ranah (kognitif, afektif, dan psikomotor).

Ranah kognitif biasanya berkenaan dengan hasil belajar intelektual

yang terdiri dari enem aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman,

aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Ranah kognitif berkenaan dengan

sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi,

penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotorik berkenaan dengan

hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek

psikomotor yaitu gerakan rileks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan

perspektual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks,

gerakan aspiratif dan gerakan interprestatif.

Hasil belajar seorang peserta didik biasanya dinyatakan dengan angka,

untuk mendapatkan nilai tersebut dilakukan penilaian. Penilaian adalah upaya

atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu

tercapai, dengan kata lain tujuan itu adalah sebagai alat untuk mengetahui

keberhasilan proses pembelajaran yang terjadi antara pendidik dan peserta

didik. Penilaian kegiatan belajar dan penilaian hasil dapat dilakukan dengan

suatu alat evaluasi yang berupa tes.

Dari hasil evaluasi didapatkan berupa data kuantitatif, yakni angka-

angka sebagai indikator yang mencerminkan kemampuan peserta didik dalam

menyerap materi pelajaran. Angka atau bilangan numerik dalam hasil belajar

disebut data mentah. Agar skor ini mempunyai nilai sehingga dapat ditafsirkan

untuk menentukan prestasi peserta didik perlu diolah menjadi skor masak.

Purwanto (1991:7) berpendapat bahwa hasil belajar dapat diketahui

dengan mengunkan salah satu indikator tes, hasilnya kemudian diolah oleh

guru dan diberikan penilaian. Adapun tujun penilaian menurut Arikunto

(1992:7) adalah mengetahui siswa mana yang berhak melanjutkan pelajaran

karena telah menguasai meteri dan siswa mana yang harus mengulang materi \

pelajaran, serta untuk mengetahui apakah metode yang di gunakan dalam

pembelajaran telah sesuai. Sujana (2002:2) menjelaskan tujuan penilaian

adalah untuk mengukur sejauh mana ketercapaian tujuan intruksional oleh

siswa. Hasil belajar yang dikuasai sesuai target adalah 65% untuk individu dan

untuk klasikal adalah 85%.

Dalam menilai keberhasilan sebuah pembelajaran dapat dilakukan di

kelas dengan teknik evaluasi yang di lakukan oleh seorang pendidik, guna

menilai keberhasilan metode pembelajaran yang diterapkan dalam

pembelajarann.

D. Hipotesis

Berdasarkan hal-hal yang dibahas dalam kajian teori diatas maka

penulis mengajukan hipotesis yaitu “Terdapat peningkatan minat siswa dalam

bertanya dan mengeluarkan pendapatnya selama proses pembelajaran

berlangsung”.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian praktik dalam

bentuk penelitian tindakan (action research) dengan jenis diagnostik.

Menurut Arikunto (1999) Penelitian tindakan ini bertujuan untuk

memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh

dosen atau guru. Dengan adanya penelitian tindakan kelas tenaga pengajar

dapat memprediksi dan mengarahkan perkembangan pendidikan dan

pengajaran yang ia lakukan. Sedangkan menurut Almash (1998: 4), PTK itu

bersifat luwes dan fleksibel sebagaimana sifat penelitian kualitatif. Jadi

perubahan-perubahan dapat dilakukan selama penelitian berlangsung.

B. Subyek, Tempat dan Waktu Penelitian

a. Subyek penelitian

Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XII Otomotif

SMKN 5 Padang yang terdaftar pada tahun ajaran 2010/2011. Alasan

dalam pemilihan kelas ini adalah: kemampuan yang dimiliki siswa dalam

kelas cenderung bervariasi dari yang rendah, sedang, dan tinggi. Hal ini

terlihat dari rata-rata hasil ujian semester yang dicantumkan dalam rapor

siswa semester Januari-Juni 2010 yaitu 6,00. Dengan nilai tertinggi 8 dan

nilai terendah 6, jumlah siswa dalam satu kelas adalah 27, sedangkan

siswa yang memiliki nilai 8 sebanyak 2 orang, dan nilai terendah atau

nilai 6 sebanyak 18 orang, dan sedang sebanyak 7 orang.

b. Tempat penelitian adalah Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Padang.

c. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai pada bulan

November 2010 semester Juli-Desember 2010.

C. Diagnosa Masalah

1. Masalah aktual yang ditemukan di kelas

a. Tidak adanya siswa yang mau bertanya.

b. Sangat sedikitnya siswa yang mau menjawab pertanyaan dan

memberi tanggapan secara perorangan.

2. Penyebab

a. Kurangnya rasa percaya diri siswa dalam mengemukakan

pendapat, pertanyaan, ataupun menjawab pertanyaan yang diberikan.

b. Kurangnya rasa kompetisi/persaingan pada diri siswa.

3. Pemecahan Masalah

a. Membangkitkan motivasi siswa untuk aktif dalam belajar dengan

menerapkan metode tanya jawab.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian didahului dengan analisis segala permasalahan yang

berkaitan dengan proses pembelajaran pada ruang kelas. Selanjutnya

permasalahan yang terdeteksi akan dilakukan perumusan masalah, rencana

tindakan yang akan diterapkan pada kelas sebagai upaya dalam memecahkan

masalah yang dihadapi oleh siswa dalam proses pembelajaran.

Rencana penelitian direncanakan adalah seperti model penelitian yang

dikembangkan oleh Lewin dalam Arikunto (1999: 83) dengan empat

komponen pokok yang dapat menunjang langkah-langkah penelitian yaitu, (1)

perencanaan, (2) tindakan,(3) pengamatan, (4) refleksi.

1. Perencanaan

Menurut Arikunto (2000) rencana penelitian tindakan merupakan

tidakan yang tersusun, teratur yang akan diterapkan dalam penelitian, dan

pandangan kedepan dalam sebuah tindakan. Dalam penelitian ini rencana

penelitian yang akan diaplikasikan dalam penelitian adalah:

Kegiatan awal

a. Peneliti mempelajari silabus mata pelajaran yang akan diajarkan pada

peserta didik.

b. Mempersiapkan segala sesuatu yang nantinya dibutuhkan dalam

kegiatan observasi seperti blangko observasi, media pembelajaran,

c. Membuat modul bahan ajar tentang sub kompetensi yang akan

diajarkan.

d. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada siswa dan memotivasi siswa

dengan menetapkan standar kompetensi siswa sebagai tujuan akhir dari

pembelajaran.

e. Mengajukan pertanyaan pada siswa (seberapa dalam pengetahuan

siswa tetang kompetensi yang akan dipelajari).

Kegiatan inti dalam proses pembelajaran

a. Memberikan test awal pada siswa tentang kompetensi yang akan

diajarkan.

b. Membagikan modul pada siswa

c. Menjelaskan materi umum kepada siswa tanpa mengunakan media

pembelajaran

d. Menganjurkan siswa untuk berdiskusi tentang materi sub kompetensi

yang telah dijelaskan

e. Mendiskusikan hasil materi yang telah di bahas

f. Dianjurkan pada siswa menarik kesimpulan setelah diskusi dengan

guru yang telah dilakukan sebelumnya

Kegiatan akhir

a. Memberikan tes akhir setelah pembelajaran

b. Mengevaluasi kegiatan pembelajaran sebagai pedoman dalam

pembelajaran selanjutnya.

2. Tindakan

Menurut Madya (1994:20) action (tindakan) dalam penelitian

tindakan kelas adalah upaya yang dilakukan secara sadar dengan

perencanaan yang matang. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah aplikasi dari perencanaan yang telah direncanakan dalam

perancanaan. Tindakan yang akan dilakukan adalah:

a. Menerangkan materi secara umum

b. Memberikan contoh dengan menggunakan media Power Point

c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan

d. Memberikan pertanyaan dari siswa ke siswa yang lain agar

menanggapi atau menjawab pertanyaan tersebut

e. Memantau siswa dalam berdiskusi dan memberikan arahan bila terjadi

sesuatu kendala pada siswa

3. Pengamatan (Observasi)

Menurut Madya (1994:22) observasi dilakukan untuk

mendokumentasikan pengaruh tindakan yang berkaitan. Pemantauan

dilakukan oleh peneliti dengan mencatat segala sesuatu yang terjadi pada

lembar observasi yang telah disediakan sebelumnya, pemantauan

dilakukan ketika jam pembelajaran sedang berlangsung (dilakukan dari

awal sampai akhir). Pemantauan yang dilakukan meliputi:

Aspek Siswa

a. Keadaan siswa dalam kelas ketika terjadi interaksi pembelajaran yang

dilakukan

b. Keadaan siswa ketika diskusi

c. Keaktifan siswa dalam memberikan tanggapan dan pertanyaan pada

siswa lain

d. Prilaku siswa dalam pembelajaran

Aspek Pembelajaran

a. Kesesuaian perencanaan pembelajaran yang direncanakan.

b. Kondisi kelas saat pembelajaran

c. Pelaksanaan evaluasi

4. Refleksi

Refleksi menurut Arikunto (2000:29) adalah mendapatkan data

hasil pengamatan yang telah dilakukan dan kemudian dijadikan dasar

dalam menentukan tindakan selanjutnya. Sedangkan menurut

(Madya.1994:23) refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali

suatu tindakan yang persis seperti yang telah dicatat dalam observasi.

Refleksi berusaha memahami proses, masalah dan persoalan serta tindakan

dalam tindakan strategi.

Refleksi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

mengumpulkan data secara kuantitatif (nilai-nilai siswa pada tes awal dan

tes akhir) dan data secara kualitatif yaitu dengan membuat catatan-catatan

pada lembar observasi. Dengan adanya kegiatan ini akan didapatkan

sebuah hasil yang dapat disesuaikan dengan hipotesis serta titik tolak bagi

pelaksanaan atau siklus selanjutnya.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian tindakan kelas yang akan direncanakan

adalah berupa catatan anekdot. Menurut Madya (1994:33) catatan anekdot

adalah deskriptif tetang apa yang perseorangan dalam situasi nyata tertentu

dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Dalam upaya merealisasikan

penelitian ini maka peneliti membuat catatan anekdot sebagai gambaran dalam

melakukan analisis data lebih mendalam. Catatan yang mencakup catatan

lapangan dan segala kejadian dalam pembelajaran. Format dokumenter

digunakan untuk mentabulasi hasil test yang telah diberikan. Format

dokumentasi dipergunakan untuk mengumpulkan segala arsip yang akan

dianalisis menjadi hasil penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif dan analisis

persentasi, analisis deskriptif untuk mendapatkan gambaran data yang

menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Sedangkan

analisis persentase untuk mendapatkan seberapa persentase perkembangan

peserta didik dalam meningkatkan hasil belajar.

G. Desain Penelitian

Kondisi Awal

Perencanaan

Tindakan

Observasi

Refleksi Siklus 1

PerencanaanYang direvisi

Tindakan

Observasi

Refleksi Siklus 2

STOP

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Siklus I

A. Hasil Penelitian

1. Perencanaan

Program pembelajaran yang dibuat oleh penulis dalam melaksanakan

pembelajaran Perbaikan kelistrikan Otomotif dalam upaya peningkatan

motivasi belajar siswa adalah membuat Rancangan Program Pembelajaran

(RPP).

Tabel 1. Perencanaan Pembelajaran

Pembelajaran Kegiatan guru Kegiatan siswa

Materi Menjelaskan materi

secara umum

Mendengarkan dan

mencatat materi

Diskusi Memberikan

kesempatan kepada

siswa bertanya

Bertanya,

menjawab, dan

menanggapi

pertanyaan

Menyimpulkan hasil

diskusi

Bersama siswa

menyimpulkan hasil

Bersama guru

menyimpulkan

hasil diskusi

Tugas membuat

kesimpulan dirumah

Menjelaskan tugas Mendengarkan dan

bertanya bila

kurang jelas.

Proses pembelajaran yang diterapkan adalah proses pembelajaran

tanya jawab dalam diskusi kelas yang melibatkan semua siswa di dalam

kelas. Dalam kelas siswa diberi kebebasan untuk mengeluarkan

pendapatnya baik bertanya atau memberikan jawaban pertanyaan dari

siswa lain, dalam diskusi ini guru hanya berperan mengawasi jalannya

diskusi agar diskusi berjalan dengan baik dan memberikan pelurusan atas

jawaban-jawaban yang meragukan atau tidak dimengerti siswa. Metode

pembelajaran yang digunakan adalah konvensional. Pada pembelajaran ini

penjelasan yang dilakukan disertai dengan modul pembelajaran dan

masing-masing siswa mempunyai satu modul pembelajaran.

Proses diskusi dalam satu kelas di pimpin oleh seorang moderator

dan notulen untuk mencatat semua pertanyaan, jawaban maupun

tanggapan dari siswa dalam diskusi

2. Pelaksanaan (Action)

Dari perencanaan yang telah ditetapkan, proses pembelajaran

dilakukan dengan membuat kesepakatan berupa aturan-aturan yang harus

disepakati bersama, aturan ini dibuat agar siswa dapat mengikuti proses

pembelajaran dengan tertib. Kesepakatan ini dibuat selama 15 menit.

Menjelaskan materi pelajaran dilakukan selama 15 menit dengan

menggunakan metode ceramah. Tanya jawab dilakukan setelah guru

memberikan penjelasan materi pelajaran kepada siswa. Tanya jawab

dilakukan selama 40 menit. Pada pertemuan ini hal yang dilaksanakan

adalah menjelaskan materi secara umum untuk membuka pengetahuan

siswa dan menarik minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran,

dilanjutkan dengan diskusi Tanya jawab kemudian dilakukan pemberian

tugas rumah yang berfungsi untuk mengetahui hasil dari proses

pembelajaran siswa selama berdiskusi. Pelaksanaan observasi dilakukan

peneliti dan guru mata pelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat

diarahkan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

3. Pengamatan (Observasi )

Dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, penulis

menemukan hal-hal sebagai berikut :

1) Siswa mulai merasa tertarik dan senang belajar

2) Siswa semakin aktif dan termotivasi untuk belajar cepat dan tidak

main-main.

3) Siswa semakin antusias dalam belajar, semakin tinggi

keingintahuannya terhadap materi dan media yang dipelajarinya.

4) Siswa dapat mengerjakan latihan dengan baik dan bersemangat

dalam mengerjakan latihan yang diberikan.

Data aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar pada siklus 1

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2. Aktifitas Siswa

Aktivitas siswa Ada Pers

(%)

Tida

k

Pers

(%)

Hadir tepat waktu 20 74.0

7

7 25.9

3

Bertanya 8 29.6

3

19 70.3

7

Berbicara tanpa

memperhatikan pelajaran

16 59.2

6

11 40.7

4

Meminta izin keluar saat

belajar

8 29.6

3

19 70.3

7

Menanggapi 9 33.3

3

18 66.6

7

B. Pembahasan

a. Evaluasi

1. Analisis Data

Aktifitas siswa selama diterapkan tindakan dianalisis

menggunakan lembaran observasi yang diisi pada saat proses belajar

mengajar berlangsung. Keberhasilan tindakan yang diterapkan dalam

usaha peningkatan aktifitas belajar siswa di kelas dilihat dari

banyaknya siswa yang aktif dalam proses belajar mengajar. Dilihat

dari aktifitas siswa secara individu terutama pada kehadiran siswa

ditemukan yang hadir tepat waktu 74.67 % sementara yang tidak

hadir tepat waktu 25.93 %. Jumlah siswa yang bertanya hanya 8 siswa

dengan persentase sebesar 29.63 % pada dua jam pelajaran. Hal ini

menunjukkan bahwa tingkat keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran kurang baik. Hal ini diperkuat dengan banyaknya siswa

yang berbicara tanpa memperhatikan materi pelajaran yaitu sebesar

59.26 % dengan jumlah siswa 16 orang.

Kurangnya gairah dalam pembelajaran ditunjukkan pada

banyaknya siswa yang diam baik saat guru menyampaikan materi

pembelajaran, diskusi dengan siswa, dan diskusi siswa dengan guru

yaitu sebesar 66.67 %, jumlah siswa yang tidak menanggapi dan

kurang bertanya. Sebanyak 9 orang dengan persentase 33.3%, siswa

yang menangapi usul atau pertanyaan dari teman atau guru.

Berdasarkan hasil pengamatan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

tindakan yang dilakukan belum berhasil sehingga harus

dikembangkan lagi berbagai upaya untuk mencapai sasaran

pembelajaran mata pelajaran Perbaikan Kelistrikan Otomotif. Untuk

itu penulis akan melakukan siklus yang ke-2 dengan harapan terdapat

kenaikan persentase siswa yang aktif dalam proses pembelajaran.

2. Dampak

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, terlihat bahwa

penggunaan metode Tanya Jawab pembelajaran Perbaikan kelistrikan

otomotif pada siklus pertama belum meningkatkan motivasi siswa di

kelas XII Otomotif SMK 5 Padang. Pada saat belajar siswa masih

banyak yang menunggu untuk ditanya dan masih sedikit yang

mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan.

b. Refleksi

1) Keberhasilan Guru

a) Bisa membuat pembelajaran lebih menyenangkan

b) Penguasaan konsep dikuasai dengan baik

2) Kendala yang dihadapi

a) Masih ada siswa yang malu-malu bertanya dan tidak berani

menjawab pertanyaan dari guru.

3) Rencana Perbaikan

Mencari solusi dan kendala yang dihadapi pada siklus I.

Menerapkan pendekatan individual sesuai dengan pelaksanaannya dan

akan menerapkan kembali pelaksanaan pembelajaran yang ada pada

siklus I ke dalam siklus II dengan cara yang lebih baik lagi.

Siklus II

A. Hasil Penelitian

1. Perencanaan (Planing)

Melihat hasil yang dicapai dalam pembelajaran yang dilakukan

pada siklus I, maka direncanakan siklus II dengan rencana pembelajaran

yang lebih kompleks dan tetap mengunakan metode belajar Tanya jawab.

Hanya pola pembelajaran dalam kelas yang mendapatkan perbaikan

sebagai upaya memperbaiki pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Data

aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar pada siklus II dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

Tabel. 2. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa Ada Pers

(%)

Tida

k

Pers

(%)

Hadir tepat waktu 25 92.5

9

2 7.41

Bertanya 22 81.4

8

5 18.5

2

Berbicara tanpa

memperhatikan pelajaran

10 37.0

4

17 62.9

6

Meminta izin keluar saat

belajar

4 14.8

1

23 85.1

9

Menanggapi 15 55.5

6

12 44.4

4

2. Pelaksanaan (Action)

Dari perencanaan yang telah ditetapkan, proses pembelajaran

dilakukan dengan membuat kesepakatan berupa aturan-aturan yang harus

disepakati bersama, aturan ini dibuat agar siswa dapat mengikuti proses

pembelajaran dengan tertib. Kesepakatan ini dibuat selama 15 menit.

Menjelaskan materi pelajaran dilakukan selama 15 menit dengan

menggunakan metode ceramah dan media slide Power Point. Tanya jawab

dilakukan setelah guru memberikan penjelasan materi pelajaran kepada

siswa. Tanya jawab dilakukan selama 55 menit. Pada pertemuan ini hal

yang dilaksanakan adalah menjelaskan materi secara umum untuk

membuka pengetahuan siswa dan menarik minat siswa untuk mengikuti

proses pembelajaran, dilanjutkan dengan diskusi Tanya jawab kemudian

dilakukan pemberian tugas rumah yang berfungsi untuk mengetahui hasil

dari proses pembelajaran siswa selama berdiskusi. Pelaksanaan observasi

dilakukan peneliti dan guru mata pelajaran, sehingga proses pembelajaran

dapat diarahkan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

3. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan yang dilakukan pada siklus ke II dilakukan mencakup

aktivitas siswa dalam bertanya, memperhatikan dan menjawab pertanyaan

serta memberikan tanggapan dan sanggahan. Kesesuaian pembelajaran

dalam siklus ke II dilihat dari metode pembelajaran yang dilakukan

kesesuaian antara yang diterapkan dengan kondisi siswa sangat berbeda.

Dengan mengunakan alat bantu media slide Power Point

diharapkan siswa dapat lebih tertarik dan dapat mengikuti proses metode

Tanya jawab dengan baik. Pelaksanaan metode Tanya jawab pada siklus II

ini dapat berjalan lebih baik dari siklus I. Hal ini dapat dilihat dari antusias

siswa dalam bertanya dan menyampaikan pendapatnya.Hasil pengamatan

pada siswa pada aktivitas siswa didapatkan peningkatan yang cukup

berarti diantaranya kehadiran siswa menjacapai hampir 100%. Dimana

persentase yang tepat pada waktunya adalah 92.59 % dan keaktifan siswa

untuk bertanya sebesar 81.48%. Motivasi belajar yang lebih baik

diperlihatkan pada sedikitnya siswa yang meminta izin keluar, sementara

itu jumlah siswa yang menangapi baik pertanyaan teman dalam satu

bangku atau pertanyaan guru mengalami peningkatan 15 siswa dengan

persentase 55.56%.

B. Pembahasan

a. Evaluasi

Pola (metode) pembelajaran sangat menentukan keberhasilan siswa

dalam mencapai tujuan pembelajaran. Metode yang baik akan merangsang

siswa untuk aktif dan berperan dalam melaksanakan pembelajaran. Pada

awal siklus pertama metode pembelajaran yang disampaikan pada pola

pembelajaran Tanya jawab hanya bersifat konvensional, Artinya pola

penyampaian materi dalam pembalajaran hanya bersifat ceramah tanpa

mengunakan media pembalajaran.

Setelah diadakan perlakuan dengan menerapkan metode balajar

Tanya jawab keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sangat

meningkat. Sehingga siswa tidak hanya menunggu apa yang guru

sampaikan namun mampu mengembangkan serta membagi pengetahuan

mereka kepada siswa lainnya.

Setelah siklus yang pertama belum mendapatkan hasil yang

optimal dan melihat beberapa kekurangan dalam upaya merangsang

kreaktifitas siswa maka peneliti memutuskan untuk melakukan menambah

siklus ke II dengan menambah beberapa kegiatan belajar yang dapat

merangsang kreaktifits siswa. Penambahan beberapa kegiatan tersebut

diantaranya adalah penyampaian materi dengan mengunakan slide Power

Point. Proses diskusi Tanya jawab dilakukan selama 55 menit.

Adanya perbaikan pada proses pembelajaran tersebut didapatkan

peningkatan siswa dalam mengemukakan jawaban atau tanggapan dalam

proses pembelajaran, dari 29.62 % menjadi 81.48 %. hal ini berarti terjadi

peningkatan sebesar 51.85 %.

Melihat keberhasilan yang telah ditunjukkan maka pola

pembelajaran Tanya jawab benar-benar mampu meningkatkan keaktifan

belajar siswa dan mampu menigkatkan kreaktifitas siswa dalam

pembelajaran. Tetapi dalam penyampaian pembelajaran pada metode

belajar Tanya jawab perlu mengunakan berbagai alat bantu seperti media

pembelajaran. Guna media pembelajaran tersebut adalah agar siswa terus

terfokus pada materi pelajaran dan pandangan serta konsentrasi dapat

terarah pada materi pelajaran

b. Refleksi

Melihat hasil yang diperoleh pada siklus ke II baik pada aktifitas

siswa secara individu maupun aktivitas siswa secara kelompok telah

terjadi peningkatan dan masuk dalam kategori ketuntasan hasil belajar.

Dari siklus ke II diperoleh bahwa peningkatan aktifitas individu siswa

yang semula siswa hanya diam dan tidak memperhatikan pelajaran

jumlahnya 16 orang, pada siklus ke II jumlah siswa yang hanya diam

adalah 10 orang. Sesuai dalam komitmen sebuah penelitian tindakan kelas

dan telah mencapai standar ketuntasan hasil belajar maka siklus dalam

pembelajaran dapat dihentikan. Dengan demikian siklus pada penelitian

tindakan kelas ini hanya terdiri dari 2 siklus dan dinyatakan berhasil.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan, diperoleh gambaran sebagai

berikut :

1. Menggunakan metode Tanya Jawab Dalam Diskusi Kelas dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Metode Tanya Jawab Dalam Diskusi Kelas juga dapat

menumbuhkan kepercayaan diri siswa.

3. Metode Tanya jawab yang lebih intens dapat lebih meningkatkan

pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah dikemukakan oleh penulis, maka penulis

memberikan saran sebagai berikut :

1. Dari permasalahan kurangnya konsentrasi siswa dalam belajar atau

menerima pelajaran kita perlu memberikan variasi pembelajaran kepada

siswa seperti menggunakan metode Tanya jawab dengan lebih intens.

2. Membantu mengatasi masalah yang dihadapi siswa dengan melakukan

pendekatan dan wawancara dengan mereka.

3. Dari pihak sekolah juga harus memperhatikan sarana dan prasarana

sekolah seperti alat-alat praktikum, ketersedian buku bacaaan dan suasana

ruang belajar yang nyaman sehingga siswa lebih tertarik untuk belajar,

disamping itu guru juga harus mampu menciptakan hubungan guru dan

siswa yang harmonis dan tidak kaku sehingga fakta selama ini bahwa

sebagian siswa takut dengan guru dapat dikurangi.