lp tumor mammae

20
LAPORAN PENDAHULUAN A. PENGERTIAN Tumor payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2007, hal : 39- 40) Suatu keadaan di mana sel kehilangan kemampuannya dalam mengendalikan kecepatan pembelahan dan pertumbuhannya.Normalnya, sel yang mati sama dengan jumlah sel yang tumbuh. Apabila sel tersebut sudah mengalami malignansi/ keganasan atau bersifat kanker maka sel tersebut terus menerus membelah tanpa memperhatikan kebutuhan, sehingga membentuk tumor atau berkembang “tumbuh baru” tetapi tidak semua yang tumbuh baru itu bersifat karsinogen. (Daniele gale 2008). Ketika sejumlah sel di dalam payudara tumbuh dan berkembang dengan tidak terkendali, inilah yang disebut kanker payudara. Sel-sel tersebut dapat menyerang jaringan sekitar dan menyebar ke seluruh tubuh. Kumpulan besar dari jaringan yang tidak terkontrol ini disebut tumor atau benjolan. Akan tetapi, tidak semua tumor

Upload: andi-surya-abdi

Post on 07-Aug-2015

2.123 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lp Tumor Mammae

LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN

Tumor payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh

berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan

kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-

bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di

atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan

bawah kulit. (Erik T, 2007, hal : 39-40)

Suatu keadaan di mana sel kehilangan kemampuannya dalam mengendalikan kecepatan

pembelahan dan pertumbuhannya.Normalnya, sel yang mati sama dengan jumlah sel yang

tumbuh. Apabila sel tersebut sudah mengalami malignansi/ keganasan atau bersifat kanker maka

sel tersebut terus menerus membelah tanpa memperhatikan kebutuhan, sehingga membentuk

tumor atau berkembang “tumbuh baru” tetapi tidak semua yang tumbuh baru itu bersifat

karsinogen. (Daniele gale 2008).

Ketika sejumlah sel di dalam payudara tumbuh dan berkembang dengan tidak terkendali,

inilah yang disebut kanker payudara. Sel-sel tersebut dapat menyerang jaringan sekitar dan

menyebar ke seluruh tubuh. Kumpulan besar dari jaringan yang tidak terkontrol ini disebut tumor

atau benjolan. Akan tetapi, tidak semua tumor merupakan kanker karena sifatnya yang tidak

menyebar atau mengancam nyawa. Tumor ini disebut tumor jinak. Tumor yang dapat menyebar

ke seluruh tubuh atau menyerang jaringan sekitar disebut kanker atau tumor ganas. Teorinya,

setiap jenis jaringan pada payudara dapat membentuk kanker, biasanya timbul pada saluran atau

kelenjar susu (www.pitapink.com, situs resmi Yayasan Kanker Payudara Jakarta, diakses tanggal

24 desember 2008).

Page 2: Lp Tumor Mammae

B. ETIOLOGI

Belum ada penyebab spesifik Tumor payudara yang diketahui, para peneliti telah

mengidentifikasi sekelompok faktor resiko. Riset lebih lanjut tentang faktor-faktor resiko akan

membantu dalam mengembangkan strategi yang efektif untuk mencegah Tumor payudara.

Faktor-faktor resiko mencakup :

1. Tinggi melebihi 170 cm

Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena

pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur

genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.

2. Anak perempuan dari ibu dengan kanker payudara (herediter)

3. Menarke dini. Resiko Tumor payudara meningkat pada wanita yang mengalami

menstruasi sebelum usia 12 tahun.

4. Nulipara dan usia maternal. Lanjut saat kelahiran anak pertama. Wanita yang melahirkan

setelah usia 30 tahun lebih berisiko mengalami Tumor payudara.

5. Menopause pada usia lanjut. Menopause setelah usia 50 tahun.

6. Hormon, diduga tidak adanya keseimbangan estrogen sehingga dapat menyebabkan

Tumor mammae. Oleh sebab itu Tumor mammae lebih banyak perempuan dibandingkan

dengan laki-laki

7. pernah mengalami radiasi didaerah dada.

Page 3: Lp Tumor Mammae

C. PATOFISIOLOGI

Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan cirri-ciri: proliferasi sel

yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan sekitarnya.

Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi yang

tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan

memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel

tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas

tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi

sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal.

Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:

1. Fase induksi: 15-30 tahun

Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi bourgeois lingkungan

mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada manusia.

Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi bisa merubah

jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat, jumlah, dan konsentrasi zat

karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat

karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu.

2. fase in situ: 1-5 tahun

pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous yang bisa

ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung kemih, kulit dan

akhirnya ditemukan di payudara.

3. fase invasi

Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane sel ke

jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.

Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu sampai beberapa

tahun.

4. fase diseminasi: 1-5 tahun

Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat lain

bertambah.

Page 4: Lp Tumor Mammae

D. PENYIMPANGAN KDM

Mendesakjaringan sekitar

MendesakSel syaraf

MendesakPembuluh

darah

Mensuplai nutrisi ke

jaringan ca

Menekan jaringan pada mammae

nyeri

Aliran darah terhambat

Peningkatan konsistensi mammae

Hipermetabolis ke jaringan

Suplai nutrisi jaringan lain

Berat badan turun

Mammae membengkak

Massa tumor mendesak ke jaringan luar

Perfusi jaringan terganggu

Ulkus

Gg integritas kulit/ jaringan

Ukuran mammae abnormal

Mammae asimetrik

Gg body image

hipoxia

Necrose jaringan

Infeksi

Nutrisi kurang dari kebutuhan

Interupsi sel saraf

Kurang pengetahuan

cemas

Infiltrasi pleura parietale

Expansi paru menurun

Gg pola nafas

Bakteri Patogen

Page 5: Lp Tumor Mammae

E. MANIFESTASI KLINIS

Pasien biasanya datang dengan benjolan/massa di payuidara, rasa sakit, keluar cairan dari

puting susu, kulit sekung (lesung), retraksi atau deviasi putting susu, nyeri tekan atau rabas

khususnya berdarah, dari putting. Kulit Peau d’ orange, kulit tebal dengan pori-pori yang

menonjol sama dengan kulit jeruk, dan atau ulserasi pada payudara keduanya merupakan tanda

lanjut dari penyakit.

Tanda dan gejala metastasis yang luas meliputi pembesaran kelenjar getah bening, nyeri

pada daerah bahu, pinggang, punggung bagian bawah, atau pelvis, batuk menetap, anoreksi atau

berat badan yang turun, gangguan pencernaan, pusing,  penglihatan yang kabur dan sakit kepala.

Tumor payudara dapat terjadi dibagian mana saja dalam payudara tetapi mayoritas terjadi

pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan payudara terdapat. Tumor payudara

umumnya terjadi pda payudara sebelah kiri. Umumnya lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi dan

keras dengan batas yang tidak teratur. Keluhan nyeri yang menyebar pada payudara dan nyeri

tekan yang terjadi pada saat menstruasi biasanya berhubungan dengan penyakit payudara jinak.

Metastasis ke kulit dapat dimanifestasikan adanya Tumor payudara pada tahap lanjut

Page 6: Lp Tumor Mammae

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium meliputi:

a. Morfologi sel darah

b. Laju endap darah

c. Tes faal hati

d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma

e. Pemeriksaan sitologik

Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang keluar

spontan dari putting payudar, cairan kista atau cairan yang keluar dari ekskoriasi

2. Mammagrafi

Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi secara dini.

Memperlihatkan struktur internal mammae untuk mendeteksi kanker yang tidak teraba

atau tumor yang terjadi pada tahap awal. Mammografi pada masa menopause kurang

bermanfaat karean gambaran kanker diantara jaringan kelenjar kurang tampak.

3. Ultrasonografi

Biasanya digunakan untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat pada mammae

ultrasonography berguna untuk membedakan tumor sulit dengan kista. kadang-kadang

tampak kista sebesar sampai 2 cm.

4. Thermography

Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae atau

mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena peningkatan suplay

darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.

5. Xerodiography

Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara pembuluh-

pembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan peningkatan sirkulasi sekitar sisi

tumor.

6. Biopsi

Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas, dengan

cara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif terhadap massa dan berguna

klasifikasi histogi, pentahapan dan seleksi terapi.

Page 7: Lp Tumor Mammae

7. CT. Scan

Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain

8. Pemeriksaan hematologi

Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah

dengan sendimental dan sentrifugis darah.

G. PENCEGAHAN

Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya benjolan di

payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri. Sebaiknya pemeriksaan

dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi, payudara agak membengkak

sehingga menyulitkan pemeriksaan. Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :

1. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara. Biasanya

kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian yang sama.

Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila

terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke

dokter.

2. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara.

3. Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa lagi.

4. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan sebuah

bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan.

Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga apakah ada

benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri.

5. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila diraba

dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor,

maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari

tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke

dokter. Makin dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara

sempurna. Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan

Page 8: Lp Tumor Mammae

H. ASUHAN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN

Pengkajian pada klien dengan kanker payudara menurut Doenges, Marilynn E (2000)

diperoleh data sebagai berikut:

1.  Aktifitas/istirahat:

Gejala: kerja, aktifitas yang melibatkan banyak gerakan tangan/pengulangan, pola

tidur (contoh, tidur tengkurap).

2.  Sirkulasi

Tanda: kongestif unilateral pada lengan yang terkena (sistem limfe).

3.  Makanan/cairan

Gejala: kehilangan nafsu makan, adanya penurunan berat badan.

4.  Integritas Ego

Gejala: stresor konstan dalam pekerjaan/pola di rumah. Stres/takut tentang

diagnosa, prognosis, harapan yang akan datang.

5.  Nyeri/kenyamanan

Gejala: nyeri pada penyakit yang luas/metastatik (nyeri lokal jarang terjadi pada

keganasan dini). Beberapa pengalaman ketidaknyamanan atau perasaan lucu pada

jaringan payudara. Payudara berat, nyeri sebelum menstruasi biasanya

mengindikasikan penyakit fibrokistik.

6.  Keamanan

Tanda: massa nodul aksila. Edema, eritema pada kulit sekitar.

7.  Seksualitas

Gejala: adanya benjolan payudara, perubahan pada ukuran dan

kesimetrisan payudara. Perubahan pada warna kulit payudara atau suhu, rabas

puting yang tak biasanya, gatal, rasa terbakar atau puting meregang. Riwayat

menarke dini (lebih muda dari usia 12 tahun), menopause lambat (setelah 50

tahun), kehamilan pertama lambat (setelah usia 35 tahun). Masalah tentang

seksualitas/keintiman.

Page 9: Lp Tumor Mammae

Tanda: perubahan pada kontur/massa payudara, asimetris. Kulit cekung,

berkerut, perubahan pada warna/tekstur kulit, pembengkakan, kemerahan atau

panas pada payudara. Puting retraksi, rabas dari puting (serosa, serosangiosa,

sangiosa, rabas berair meningkatkan kemungkinan kanker, khususnya bila disertai

benjolan)

8.  Penyuluhan/pembelajaran

Gejala: riwayat kanker dalam keluarga (ibu, saudara wanita, bibi dari ibu

atau nenek). Kanker unilateral sebelumnya kanker endometrial atau ovarium.

Pertimbangan Rencana Pemulangan: DRG menunjukkan rata-rata lama dirawat 4

hari. Membutuhkan bantuan dalam pengobatan/rehabilitasi, keputusan, aktivitas

perawatan diri, pemeliharaan rumah.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.  Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.

2.  Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.

3.  Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.

4.  Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah

5.  Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.

6.  Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan

penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.

7.  Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake tidak

adekuat.

III. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa

tumor ditandai dengan :

DS : Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri menjalar ke kanan.

DO :

· Klien nampak meringis

· Klien nampak sesak

Page 10: Lp Tumor Mammae

· Nampak luka di verban pada payudara sebelah kiri

Tujuan : Nyeri teratasi

Kriteria :

· Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang

· Nyeri tekan tidak ada

· Ekspresi wajah tenang

· Luka sembuh dengan baik

Intervensi :

a.   Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.

Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang

dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi

selanjutnya.

b.  Beri posisi yang menyenangkan.

Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks/istirahat secara

efektif dan dapat mengurangi nyeri.

c.   Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.

Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan memperlancar

sirkulasi O2 ke seluruh jaringan.

d.  Ukur tanda-tanda vital

Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya peningkatan

nyeri.

e.   Penatalaksanaan pemberian analgetik

Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri tidak

dipersepsikan.

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu Ditandai

dengan :

DS :

· Klien mengeluh sakit jika lengan digerakkan.

· Klien mengeluh badan terasa lemah.

Page 11: Lp Tumor Mammae

·Klien tidak mau banyak bergerak.

DO : klien tampak takut bergerak.

Tujuan : Klien dapat beraktivitas

Kriteria :

·Klien dapat beraktivitas sehari – hari.

·Peningkatan kekuatan bagi tubuh yang sakit.

Intervensi :

a.   Latihan rentang gerak pasif sesegera mungkin.

Rasional : Untuk mencegah kekakuan sendi yang dapat berlanjut pada

keterbatasan gerak.

b.  Bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan

Rasional : Menghemat energi pasien dan mencegah kelelahan.

c.   Bantu ambulasi dan dorong memperbaiki postur.

Rasional : Untuk menghindari ketidakseimbangan dan keterbatasan dalam

gerakan dan postur.

3.  Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh Ditandai dengan :

DS :

· Klien mengatakan takut ditolak oleh orang lain.

· Ekspresi wajah tampak murung.

·Tidak mau melihat tubuhnya.

DO : klien tampak takut melihat anggota tubuhnya

Tujuan : Kecemasan dapat berkurang

Kriteria :

·  Klien tampak tenang

·  Mau berpartisipasi dalam program terapi

Intervensi :

a.   Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya

Rasional : Proses kehilangan bagian tubuh membutuhkan penerimaan, sehingga

pasien dapat membuat rencana untuk masa depannya.

b.  Diskusikan tanda dan gejala depresi.

Page 12: Lp Tumor Mammae

Rasional : Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan dapat dikenali dan

diukur.

c.   Diskusikan tanda dan gejala depresi

Rasional : Kehilangan payudara dapat menyebabkan perubahan gambaran diri, takut

jaringan parut, dan takut reaksi pasangan terhadap perubahan tubuh.

d.  Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau pemakaian prostetik.

Rasional : Rekonstruksi memberikan sedikit penampilan yang lengkap, mendekati

normal.

4.  Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah Ditandai dengan :

DS : klien mengatakan malu dengan keadaan dirinya

DO :

·  Klien jarang bicara dengan pasien lain

·   Klien nampak murung

Tujuan : klien dapat menerima keadaan dirinya

Kriteria :

·  Klien tidak malu dengan keadaan dirinya.

· Klien dapat menerima efek pembedahan

Intervensi :

a.   Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap penyakitnya

Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses

pemecahan masalah

b.  Tinjau ulang efek pembedahan

Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien memulai proses adaptasi.

c.   Berikan dukungan emosi klien.

Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.

d.  Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.

Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang memperhatikannya.

5.  Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi Ditandai dengan :

DS : Klien mengeluh nyeri pada daerah sekitar operasi.

Page 13: Lp Tumor Mammae

DO :

· Adanya balutan pada luka operasi.

·Terpasang drainase

· Warna drainase merah muda

Tujuan : Tidak terjadi infeksi.

Kriteria :

·  Tidak ada tanda – tanda infeksi.

·  Luka dapat sembuh dengan sempurna.

Intervensi :

a.   Kaji adanya tanda – tanda infeksi.

Rasional : Untuk mengetahui secara dini adanya tanda – tanda infeksi sehingga

dapat segera diberikan tindakan yang tepat.

b.  Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan.

Rasional : Menghindari resiko penyebaran kuman penyebab infeksi.

c.   Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik.

Rasional : Untuk menghindari kontaminasi dengan kuman penyebab infeksi.

d.  Penatalaksanaan pemberian antibiotik.

Rasional : Menghambat perkembangan kuman sehingga tidak terjadi proses infeks

Page 14: Lp Tumor Mammae

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall (2005), Buku saku diagnosa keperawatan dan dokumentasi, edisi 4, Alih Bahasa Yasman Asih, Jakarta, EGC

C. J. H. Van de Velde (2006), Ilmu bedah, Edisi 5, Alih Bahasa “ Arjono”Penerbit Kedokteran, Jakarta, EGC

Carpenito, Lynda Juall (2008), Buku saku diagnosa keperawatan, edisi 8, alih Bahasa Monica Ester, Jakarta, EGC

Daniell Jane Charette (2006), Ancologi Nursing Care Plus, Elpaso Texas, USA Alih Bahasa Imade Kariasa, Jakarta, EGC

Theodore R. Schrock, M. D (2007), Ilmu Bedah, Edisi 7, Alih Bahasa Drs. Med Adji Dharma, dr. Petrus Lukmanto, Dr gunawan. Penerbit Kedokteran Jakarta, EGC

Thomas F Nelson, Jr M. D (2007), Ilmu Bedah, edisi 4, Alih Bahasa Dr. Irene Winata, dr. Brahnu V Pendit. Penerbit Kedokteran, Jakarta, E G C