lp rpk

5
A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan emosi yang merupakan campuran perasaan frustasi dan benci atau marah. Hal ini didasarkan keadaan emosi yang mendalam dari setiap orang sebagai bagian penting dari keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, kedalam diri atau destruktif (Yoseph, Iyus, 2010). Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasanatau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman (Stuart & Sundeen, 2007). Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan baik verbal maupun non verbal yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan yang muncul akibat perasaan jengkel / kesal / marah. B. Etiologi Faktor Predisposisi a) Faktor Psikologis Psiconalytical Theory : teori ini mendukung bahwa perilaku agresif merupakan akibat dari instructual drives. Freud berpendapat bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh dua insting, pertama insting hidup yang diekspresikan dengan seksualitas ; dan kedua : insting kematian yang diekspresikan dengan agresifitas.

Upload: mus-likah

Post on 26-Jan-2016

11 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

RR

TRANSCRIPT

Page 1: LP RPK

A. Pengertian

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan emosi yang merupakan

campuran perasaan frustasi dan benci atau marah. Hal ini didasarkan keadaan

emosi yang mendalam dari setiap orang sebagai bagian penting dari keadaan

emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, kedalam diri atau

destruktif (Yoseph, Iyus, 2010).

Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap

kecemasanatau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai

ancaman (Stuart & Sundeen, 2007).

Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku kekerasan adalah suatu keadaan

dimana seseorang melakukan tindakan baik verbal maupun non verbal yang

dapat membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan yang muncul

akibat perasaan jengkel / kesal / marah.

B. Etiologi

Faktor Predisposisi

a) Faktor Psikologis

Psiconalytical Theory : teori ini mendukung bahwa perilaku agresif merupakan

akibat dari instructual drives. Freud berpendapat bahwa perilaku manusia

dipengaruhi oleh dua insting, pertama insting hidup yang diekspresikan dengan

seksualitas ; dan kedua : insting kematian yang diekspresikan dengan agresifitas.

b) Faktor Sosial Budaya

Ini mengemukakan bahwa agresif tidak berbeda dengan respon-respon yang lain.

Agresif dapat dipelajari melalui observasi atau imitasi, dan semakin sering

mendapatkan penguatan maka semakin besar kemungkinan untuk terjadi. Jadi

seseorang akan berespon terhadap keterbangkitan emosionalnya secara agresif

sesuai dengan respon yang dipelajarinya. Kultur dapat pula mempengaruhi

perilaku kekerasan, adanya norma dapat membantu mendefinisikan ekspresi

agresif mana yang diterima atau tidak dapat diterima sehingga dapat membantu

individu untuk mengekspresikan marah dengan cara yang asertif.

Page 2: LP RPK

c) Faktor biologis

Ada beberapa penelitian membuktikan bahwa dorongan agresif mempunyai dasar

biologis, penelitian neurobiologis mendapatkan bahwa adanya pemberian stimulus

elektris ringan pada hipotalamus (yang berada ditengah sistem limbik).

· Faktor Presipitasi

Secara umum seseorang akan berespon dengan marah apabila merasa dirinya

terancam. Ancaman tersebut dapat berupa injury secara psikis, atau lebih dikenal

dengan adanya ancaman terhadap konsep diri seseorang, ketika sesorang merasa

terancam, mungkin dia tidak menyadari sama sekali apa yang menjadi sumber

kemarahannya. Ancaman dapat berupa internal ataupun eksternal, contoh stressor

eksternal : serangan secara psikis, kehilangan hubungan yang dianggap bermakna

dan adanya kritikan dari orang lain, sedangkan contoh dari stressor internal :

merasa gagal dalam bekerja, merasa kehilangan seseoranga yang dicintai, dan

ketakutan terhadap penyakit yang diderita. Bila dilihat dari sudut pandang

perawat-klien, maka faktor yang mencetuskan terjadinya perilaku kekerasan

terbagi dua yaitu :

a) Klien : kelemahan fisik, keputusasaan, ketidak berdayaan, kurang percaya diri.

b) Lingkungan : ribut, kehilangan orang atau objek yang berharga, konflik

interaksi social.

C. Manifestasi Klinis

Menurut Keliat (2006) adalah:

a. Klien mengatakan benci / kesal dengan seseorang

b. Suka membentak

c. Menyerang orang yang sedang mengusiknya jika sedang kesal atau

kesal

d. Mata merah dan wajah agak merah

e. Nada suara tinggi dan keras

f. Bicara menguasai

g. Pandangan tajam

h. Suka merampas barang milik orang lain

Page 3: LP RPK

i. Ekspresi marah saat memnicarakan orang

D. Psikopatoligi

(Depkes, 2000) mengemukakan bahwa stress, cemas dan merah merupakan

bagian kehidupan sehari-hari yang harus dihadapi oleh setiap individu. Stress

dapat menyebabkan kecamasan yang menimbulkan perasaan tidak menyenangkan

dan terancam. Kecemasan dapat menimbulkan kemarahan yang mengarah pada

perilaku kekerasan.

Respon terhadap marah dapat diekspresikan secara eksternal maupun internal.

Secara eksternal dapat barupa perilak kekerasan sedangkan secara internal dapat

berupa perilaku depresi dan penyakit fisik. Mengekspresiakan marah dengan

perilaku konstruktif dengan menggunakan kata- kata yang dapat dimengerti dan

diterima tanpa menyakiti orang lain, akan member perasaan lega, menurunkan

ketegangan, sehingga perasaan marah dapat diatasi.

E. Pohon Masalah

Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan

Akibat

Perilaku kekerasan Core problem

Gangguan persepsi sensori: Halusinasi Penyebab

( Sumber: Keliat, B. A., 2006)

Page 4: LP RPK

Daftar pusaka

Keliat, B. A. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. (Edisi 2). Jakarta: EGC.

Stuart & Sudart. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa.(Edisi 5). Alih Bahasa:

Ramona P, Kapoh. Jakarta: EGC.