lp leukemia

7
LAPORAN PENDAHULUAN PASIEN DENGAN LEUKEMIA Pengertian Leukemia adalah: penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan abnormal (neoplastik) dari sel darah putih yang ditandai dengan pembelahan abnormal dari sel-sel hematopoetik (sel-sel pembentuk darah, khususnya sel darah putih). Leukemia tidak hanya terkait keganasan limfoid, tetapi juga keganasan sel-sel sumsum tulang dengan unsure- unsur ganas dalam sirkulasi (Anies, 2009) Istilah leukemia menggambarkan suatu bentuk kanker yang timbul pada organ pembentukan darah pada tubuh (limpa, system limfatik, sumsum tulang). Organ ini dibedakan sesuai leukositik yang terlibat. Bentuk umum dari semua leukemia adalah proliferasi tidak teratur dari SDP dalam sumsum tulang yang menggantikan elemen normal. Ada suatu penampilan abnormal dalam sel asal hematopoetik, yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk membedakan dari sel normal. Bila sel normal digantikan oleh sel leukemia, leukemia mielositik akut, yang melibatkan neutrofil, tipe granulosit. Leukemia kronis paling umum adalah leukemia limfositik kronis yang dikarakteristikkan oleh peningkatan abnormal pada limfosit. Klasifikasi leukemia berdasarkan lama waktu terjadinya penyakit, terdiri atas leukemia akut, yaitu leukemia yang terjadi dengan proses waktu yang singkat (dalam hitungan hari – bulan). Kelompok yang lain adalah leukemia kronik, yaitu leukemia yang terjadi dengan proses waktu yang lama (dalam hitungan tahun). Klasifikasi leukemia yang lain adalah berdasarkan jenis sel darah putih matang yang terbanyak. Klasifikasi ini terdiri atas leukemia granulositik/ mielositik dan leukemia limfositik. Etiologi Faktor lingkungan dan lingkungan berperan dalam terjadinya leukemia. Faktor-faktor lingkungan berupa kontak dengan radiasi. Radiasi disini terutama berupa radiasi pengion, meskipun untuk kondisi tertentu juga berasal dari radiasi nonpengion. Radiasi nonpengion, termasuk radiasi elektromagnetik SUTET. Disamping itu, dapat pula berasal dari zat kimia seperti benzene, arsen, kloramfenikol, fenil butason, dsb. Prevalensi 1

Upload: jangnoesa

Post on 21-Jul-2016

28 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

LP Leukemia

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN

PASIEN DENGAN LEUKEMIA

Pengertian

Leukemia adalah: penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan abnormal (neoplastik) dari sel darah putih yang ditandai dengan pembelahan abnormal dari sel-sel hematopoetik (sel-sel pembentuk darah, khususnya sel darah putih). Leukemia tidak hanya terkait keganasan limfoid, tetapi juga keganasan sel-sel sumsum tulang dengan unsure-unsur ganas dalam sirkulasi (Anies, 2009)

Istilah leukemia menggambarkan suatu bentuk kanker yang timbul pada organ pembentukan darah pada tubuh (limpa, system limfatik, sumsum tulang). Organ ini dibedakan sesuai leukositik yang terlibat. Bentuk umum dari semua leukemia adalah proliferasi tidak teratur dari SDP dalam sumsum tulang yang menggantikan elemen normal. Ada suatu penampilan abnormal dalam sel asal hematopoetik, yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk membedakan dari sel normal. Bila sel normal digantikan oleh sel leukemia, leukemia mielositik akut, yang melibatkan neutrofil, tipe granulosit. Leukemia kronis paling umum adalah leukemia limfositik kronis yang dikarakteristikkan oleh peningkatan abnormal pada limfosit.

Klasifikasi leukemia berdasarkan lama waktu terjadinya penyakit, terdiri atas leukemia akut, yaitu leukemia yang terjadi dengan proses waktu yang singkat (dalam hitungan hari – bulan). Kelompok yang lain adalah leukemia kronik, yaitu leukemia yang terjadi dengan proses waktu yang lama (dalam hitungan tahun). Klasifikasi leukemia yang lain adalah berdasarkan jenis sel darah putih matang yang terbanyak. Klasifikasi ini terdiri atas leukemia granulositik/ mielositik dan leukemia limfositik.

Etiologi

Faktor lingkungan dan lingkungan berperan dalam terjadinya leukemia. Faktor-faktor lingkungan berupa kontak dengan radiasi. Radiasi disini terutama berupa radiasi pengion, meskipun untuk kondisi tertentu juga berasal dari radiasi nonpengion. Radiasi nonpengion, termasuk radiasi elektromagnetik SUTET. Disamping itu, dapat pula berasal dari zat kimia seperti benzene, arsen, kloramfenikol, fenil butason, dsb.

Prevalensi

Leukemia dapat menyerang pria maupun wanita, tetapi angka kejadian leukemia pada umumnya menyerang pria sedikit lebih banyak dibandingkan wanita. Angka kejadian leukemia granulositik sering ditemukan pada orang dewasa semua usia. Leukemia limfositik akut lebih sering menyerang anak-anak dibawah umur 15 tahun, dengan puncak kejadian menyerang umur 2 – 4 tahun. Leukemia granulositik kronis paling sering menyerang usia pertengahan, tetapi dapat terjadi pada setiap kelompok umur. Leukemia limfositik kronik ditemukan pada individu yang lebih tua.

Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala leukemia akut adalah infeksi berat yang berulang disertai timbulnya luka pada selaput lender, demam, jantung berdetak cepat dan napas cepat, kemudian timbul juga bintik-bintik perdarahan dikulit, mimisan, dan perdarahan saluran cerna dan system saluran kemih. Tulang mungkin sakit dan lunak yang disebabkan oleh kematian jaringan tulang atau akibat adanya sel-sel tumor dibawah pembungkus tulang. Dapat pula timbul gejala kurang darah seperti pusing, cepat lelah, susah bernapas sewaktu bekerja fisik, dan pucat yang nyata. Sedangkan gejala dan tanda leukemia kronik dapat berupa kelelahan, kehilangan berat badan, produksi keringat yang meningkat, dan tidak tahan panas. Dapat pula timbul gejala cepat kenyang, rasa tidak enak pada perut, dan buang air besar tidak teratur.

1

Semua tanda dan gejala pada leukemia, baik akut maupun kronis, dapat merupakan tanda dan gejala khas dari tiap-tiap leukemia ataupun merupakan tanda dan gejala gabungan dari kedua jenis leukemia.

Diagnosis

Kelainan laboratorium biasanya mula-mula terbatas pada kenaikan hitung leukosit, yang dapat melebihi 100,000/m3, dengan semua bentuk sel mieloid tampak diapus darah. Hitung trombosit juga dapat tinggi secara abnormal. Kelainan laboratorium lain meliputi kenaikan kadar vitamin B12, serum dan asam urat, dan penurunan atau tidak adanya aktifitas fosfatase alkali leukosit. Sumsum tulang hiperselular, dengan sel myeloid yang normal pada semua tingkat diferensiasi, megakariosit dapat lebih bertambah. Pemeriksaan molekular atau sitogenetik yang menunjukkan kromosom philadelpia memastikan diagnosis.

Penatalaksaan

Leukositosis dan gejala dapat dikendalikan dengan kemoterapi busulfan (Myleran) atau hidroksiurea, tetapi kromosom Philadelphia tidak ditekan. Disamping untuk mengendalikan leukositosis, interferon α juga menekan kromosom Philadelphia secara sempurna, pada kira-kira 20% kasus, dan tampaknya memperpanjang fase kronis. Namun satu-satunya terapi kuratif pada waktu ini adalah CST allogenetik. Angka ketahanan hidup jangka panjang penderita anak yang menerima alograf dari saudara kandung identik HLA pada fase kronis sekitar 80%. Ini merupakan terapi pilihan jika terdapat donor yang cocok. Bila donor adalah anggota keluarga yang cocok sebagian atau donor yang tidak ada hubungan yang cocok, mortalitas terkait cangkok sangat tinggi dan angka ketahanan hidup (survival) sekitar 50-60%. Krisis bias limfosid biasanya dapat dibalikkan menjadi fase kronis dengan terapi baku LLA, sedangkan krisis myeloid umumnya refrakter terhadap kemoterapi LMA baku. Median pertahanan hidup hanya 3-4 bulan.

Jika CST ditunda sampai krisis bias terjadi, maka ketahanan hidup hanya 16-20%.

Leukemia congenital (Ching Han Pui)

Leukemia congenital sangat jarang terjadi, didiagnosis pada usia bulan pertama dengan angka 4,7 perjuta kelahiran hidup. Leukemia myeloid tampaknya predominan pada kelompok ini. Umumnya kasus-kasus menunjukkan leukositosis berat, ptechie, ekimosis dan keterrlibatan ekstramodular, dengan hepatosplenomegali massif, nodulus kulit, dan leukemia sss. Neuroblastoma dan reaksi leukomoid akibat eritroblastosis fetalis dan infeksi bakteri atau virus congenital dapat mirip leukemia congenital, tetapi ini dapat disingkirkan dengan pemeriksaan laboratorium yang tepat. Lebih sulit untuk membedakan dengan kelainan mieloproliferatif sementara, yang terutama terjadi pada neonatus dengan trisomi 21 atau mosaikisme kromosom 21. Kebanyakan kelainan mieloproliferatif sementara mengalami remisi spontan dalam beberapa minggu. Jadi penderita harus hanya menerima terapi pendukung (suportif) pada awalnya tetapi memerlukan tindakan lanjut (follow up) yang seksama karena beberapa penderita akan menderita leukemia beberapa bulan atau tahun kemudian.

Leukemia congenital mempunyai prognosis jelek, terutama pada kasus dengan penyusunan kembali (rearrangement) kromosom sel leukemia yang mempengaruhi region q23 dari kromosom 11. Meskipun waktu laten yang pendek member dugaan predisposisi genetic, penelitian member kesan bahwa pemajanan intrauterine terhadap karsinogen bertanggungjawab paling sedikit pada beberapa kasus leukemia anak yang amat muda.

2

Asuhan Keperawatan

Pengkajian

1. Data DemografiUsia merupakan data dasar yang penting, karena ada beberapa gangguan hematologi yang menyebabkan klien tidak berusia panjang (6-7 tahun). Golongan darah sangat penting bila diperlukan transfusi darah. Tempat tinggal juga merupakan data yang perrlu dikaji untuk mengetahui lingkungan klien, karena ada beberapa gangguan hematologi yang dikaitkan dengan faktor lingkungan.

2. Riwayat Kesehatan KeluargaMengkaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan seperti yang dialami klien atau gangguan tertentu yang berhubungan langsung dengan gangguan hematologi seperti perdarahan dan anemia.

3. Riwayat Kesehatan SekarangDisebut juga sebagai keluhan utama, merupakan factor utama yang mendorong klien untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan dipusat pelayanan kesehatan yang meliputi hal-hal berikut:a. Tanda-tanda infeksi seperti demam dan menggigilb. Perdarahan epistaksis, perdarahan gusi, ptechie, ekimosis dan

menoragic. Perut terasa penuh, mudah kenyang ada splenomegali

4. Riwayat Kesehatan DahuluPerawat mengkaji kondisi yang pernah dialami oleh klien yang berhubungan dengan gangguan system hematologi seperti:- Keganasan, kemoterapi- Trombosis vena

5. Pemeriksaan fisikDilakukan untuk membantu menegakkan diagnose gangguan hematologi.

Diagnosa Keperawatan

1. Kelemahan fisik2. Intoleransi aktifitas3. Resiko infeksi4. Hipertermi5. Resiko injury6. Gangguan nutrisi7. Nyeri akut

Rencana Perawatan

1. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolik: illnessPeningkatan suhu tubuh diatas nilai normal.Tujuan: Klien akan mengatakan:- Temperature dalam batas normal- Bebas dari komplikasi termasuk kerusakan neurologi dan ARF- Mengidentifikasi penyebab atau faktor yang berperan dan

penanganan penting terhadap tanda/ gejala sebagai evaluasi dan intervensi berikutnya.

- Menunjukkan kemampuan untuk monitor dan menormalkan suhu- Bebas dari pembatasan aktifitas

Kriteria evaluasi (NOC): Dapat mencegah tindakan yang menyebabkan cedera fisik

Intervensi (NIC): Tindakan pencegahan hipertermi malignant

Ajarkan klien tindakan terbaik:

1. Ajarkan pada orang tua bagaimana mengendalikan suhu anak, obat yang diberikan dan gejala yang perlu dilaporkan pada dokter

2. Jelaskan kembali pada klien penyebab spesifik hipertermi

3

3. Diskusikan pentingnya untuk pemberian cairan yang adequate setiap saat dan jalan untuk memperbaiki hidrasi bila sakit atau stress (mis: latihan, lingkungan panas).

4. Instruksikan keluarga tentang bahaya peningkatan panas dan heatstroke dan cara untuk mengendalikan lingkungan panas

5. Hindari mandi air panas atau sauna jika memungkinkan6. Kaji ulang tanda dan gejala hiperterrmi7. Identifikasi peran komuniti, khususnya pada klien dewasa untuk

memenuhi kebutuhannya.2. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adequate

Resiko meningkat karena masuknya organisme pathogen.Tujuan: klien akan:- Mengerti penyakitnya atau factor resiko- Mengidentifikasi intervensi untuk menghilangkan/ mengatasi resiko

infeksi- Mendemonstrasikan tehnik, perubahan gaya hidup

Kriteria evaluasi (NOC):

- Status imun: menghindari masuknya antigen secara internal dan eksternal

- Pengetahuan: management infeksi: Mengerti penyebab infeksi, penanganan dan komplikasinya.

- Kontrol resiko: Tehnik pencegahan, menghilangkan atau mengurangi faktor resiko

Intervensi (NIC): pengawasan: terarah dan berkelanjutan, interpretasi dan data pasien untuk pengambilan keputusan klinis.

Ajarkan klien untuk meningkatkan status kesehatan:

1. Kaji status nutrisi klien, program latihan yang sesuai dan perlunya istirahat

2. Ajarkan klien tehnik untuk melindungi kulit, perawatan lesi, suhu lingkungan dan pencegahan infeksi dirumah.

3. Kolaborasi untuk pemberian antiviral atau antibiotik bila perlu4. Diskusikan pentingnya untuk tidak minum antibiotik sembarangan

atau berlebihan tanpa intruksi dari pemberi layanan kesehatan.5. Diskusikan bahwa merokok dan perokok pasif dapat menyebabkan

infeksi pernapasan6. Batasi pengunjung yang beresiko termasuk petugas kesehatan yang

sedang influenza dan pneumonia.7. Beri informasi tentang kelompok social dan program pendidikan

nasional.3. Resiko injury berhubungan dengan abnormal blood profile

Resiko injury dikarenakan interaksi kondisi lingkungan dengan adaptasi individu dan pertahanan diriTujuan: Klien akan bebas dari cederaKriteria evaluasi (NOC): Aman dari injury dikarenakan kecelakaan atau trauma.Intervensi (NIC): identifikasi resiko: menganalisa atau kemungkinan

faktor resiko, penentuan resiko kesehatan dan memprioritaskan cara penanganan resiko pada individu atau kelompok.

Membantu klien/ pemberi asuhan untuk mengurangi atau memperbaiki faktor-faktor resiko:1. Memberikan layanan kesehatan sesuai kebutuhan2. Menjaga klien saat duduk, bantu klien memenuhi kebutuhannya bila

memungkinkan.3. Menjaga tempat tidur atau kursi diposisi rendah dengan roda terkunci4. Jaga jalan kekamar mandi dan pastikan pencahayaan cukup5. Instruksikan klien untuk mencari bantuan, bila perlu; yakinkan bel

pemanggil berfungsi dank lien tahu cara menggunakannya6. Monitor lingkungan yang berpotensi menyebabkan ketidaknyamanan

pada klien atau berbahaya, modifikasi bila perlu

4

7. Beri klien informasi tentang penyakit klien secara spesifik atau kondisi dan konsekuensi berlanjutnya tindakan kesehatan

5