lp kebutuhan rasa aman
DESCRIPTION
amanTRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN
A. Pengertian
Keamanan adalah suatu keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Lingkungan pelayanan kesehatan dan komunitas yang aman merupakan hal penting untuk kelangsungan hidup klien. Perawat harus mengkaji bahaya yang mengancam keamanan dan lingkunagn selanjutnya melakukan intervensi.
Kemampuan individu untuk melindungi dirinya sendiri dari cedera dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti usia dan perkembangan, gaya hidup, mobilitas dan status kesehatan, perubahan sensori-persepsi, kesadaran kognitif, status psikososial, kemampuan komunikasi, kesadaran terhadap keamanan, dan faktor lingkungan. Perawat harus mengkaji setiap faktor ini saat mereka menyusun rencana asuhan keperawatan atau memberi penyuluhan kepada klien mengenai cara melindungi dirinya sendiri.
1) Usia dan Perkembangan
Individu belajar melindungi diri mereka sendiri dari berbagai cedera melalui pengetahuan dan pengkajian yang akurat terhadap lingkungan. Anak-anak yang berjalan kaki ke sekolah belajar untuk berhenti sebelum menyebrang jalan dan menunggu kendaraan yang akan melintas. Mereka juga belajar untuk tidak menyentuh kompor yang panas. Bagi individu yang sangat muda, sangat penting untuk belajar mengenai lngkungan di sekitar mereka. Anak-anak yang hanya dapat belajar mengenai hal-hal dalam lingkungan yang mungkin berbahaya bagi mereka lewat pengetahuan dan pengalaman. Individu lanjut usia mungkin mengalami hambatan pergerakan dan mengalami penurunan ketajaman sensori sehingga berisiko terhadap cedera.
2) Gaya Hidup
Faktor gaya hidup yang membuat individu berisiko terhadap cedera adalah lingkungan kerja yang tidak aman, tinggal di lingkungan rawan kejahatan, kemudahan memiliki senjata dan amunisi, pendapatan yang kurang memadai untuk membeli perlengkapan keselamatan atau memiliki perbaikan alat tertentu dan kemudahan untuk mendapatkan obat terlarang, yang juga dapat terkontaminasi oleh zat aditif yang berbahaya. Perilaku berisiko merupakan salah satu faktor dalam beberapa kecelakaan.
3) Mobilitas dan Status Kesehatan
Individu yang mengalami hambatan mobilitas akibat paralisis, kelemahan otot, dan keseimbangan atau koordinasi yang buruk sangat rentan terhadap cedera. Klien yang mengalami cedera korda spinal dan paralisis pada kedua kakinya, mungkin tidak mampu bergerak kendati merasa tidak nyaman. Klien hemiplegi atau klien yang terpasang gips pada tungkai sering kali memiliki keseimbangan yang buruk dan mudah jatuh. Klien yang lemah akibat penyakit atau pembedahan tidak selalu sadar penuh terhadap kondisi mereka.
4) Perubahan Sensori-Persepsi
Persepsi sensori yang akurat terhadap stimulus lingkungan sangat penting terhadap keamanan. Individu yang mengalami gangguan persepsi peraba, pendengar, perasa, pencium, dan penglihatan sangat rentan terhadap cedera. Individu yang tidak melihat dengan baik akan terpeleset mainan atau tidak melihat kabel listrik. Individu yang tuli mungkin tidak mendengar klakson di jalan, dan individu yang mengalami gangguan indra pencium mungkin tidak mencium bau masakan yang gosong atau aroma belerang dari kebocoran gas.
5) Kesadaran Kognitif
Kesadaran merupakan kemampuan untuk merasakan stimulus lingkungan dan reaksi tubuh serta untuk berespons secara tepat lewat proses pikir dan tindakan. Klien yang mengalami gangguan kesadaran meliputi individu yang kurang tidur, individu tak sadar atau semi taksadar, individu yang disorientasi (individu yang tidak tahu darimana mereka berada atau apa yang harus mereka lakukan untuk menolong diri merea sendiri). Individu yang merasakan stimulus yang tidak ada, dan individu yang mengalami hambatan penilalian akibat proses penyakit atau pengobatan, seperti narkotik, hipnotik, obat penenang, dan sedative. Klien yang sedikit bingung mungkin sementara lupa di mana mereka berada, mempertanyakan di mana letak kamar mereka, salah mengenali barang milik pribadi dan lain sebagainya.
6) Status Emosi
Status emosi yang ekstrem dapat mengganggu kemampuan untuk merasakan bahaya yang terdapat dalam lingkungan. Situasi yang penuh tekanan dapat menurunkan tingkat konsentrasi individu, menyebabkan kesalahan penilaian, dan penurunan kesadaran terhadap stimulus eksternal. Individu yang mengalami depresi dapat berpikir dan dan bereaksi terhadap stimulus lingkungan lebih lambat daripada biasanya.
7) Kemampuan Komunikasi
Individu yang mengalami hambatan kemampuan untuk menenrima dan menyampaikan informasi termasuk klien afasia, individu dengan hambatan bahasa, dan mereka yang tidak dapat membaca juga berisiko terhadap cedera. Sebagai contoh, individu yang tidak dapat menerjemahkan tanda dilarang merokok-Oksigen sedang digunakan dapat menyebabkan ledakan dan kebakaran.
8) Kesadaran terhadap Keamanan
Informasi sangat penting terhadap keamanan. Klien yang berada di lingkungan asing sering kali membutuhkan informasi keamanan yang spesifik. Kurang pengetahuan mengenai peralatan asing, seperti tabung oksigen, slang intravena, dan bantal panas, dapat menimbulkan bahaya. Klien yang sehat harus mendapat pengetahuan mengenai keamanan air, keamanan dalam mobil, pencegahan kebakaran, cara mencegah ingesti zat yang berbahaya, dan beberapa tindakan pencegahan yang berhubungan dengan bahaya pada usia tertentu.
9) Faktor Lingkungan
Rumah yang aman adalah rumah yang memiliki lantai dan karpet yang terpasang dengan baik, permukaan bath-tub atau shower yang tidak licin alarm asap yang berfungsi dan dan terletak strategis, serta pengetahuan mengenai rute penyelamatan diri apabila terjadi kebakaran. Keamanan area luar rumah, seperti kolam renang harus terjaga dan terpelihara. Pencahayaan yang adekuat, baik di dalam maupun di luar, meminimalkan kemungkinan terjadinya kecelakaan.
Di tempat kerja, mesin, sabuk keselamatan kerja dan katrol, serta zat kimia dapat dapat menimbulkan bahaya. Kelemahan pekerja, polusi suara dan udara, atau bekerja di ketinggian atau di bawah tanah juga dapat menyebabkan bahaya okupasional. Lingkungan kerja perawat juga tidak aman. Personel layanan kesehatan perlu mempertahankan kesadaran akan risiko yang mungkin terjadi.
Cahaya lampu jalan yang adekuat, air yang aman dan pengaturan pembuangan sampah serta pengaturan sanitasi dalam pembelian dan pengolahan makanan mempengaruhi komnitas yang sehat dan bebas dari bahaya. Komunitas yang aman dan terlindungi harus berjuang untuk terbebas dari kebisingan, kejahatan, kemacetan lalu intas, rumah yang bobrok, atau anak sungai atau timbunan tanah yang tidak terlindungi. (Kozier, 2010: 58-60).
B. Tanda dan Gejala
1. Risiko cedera:
a. Faktor Risiko
Internal:
Profil darah yang tidak normal (mis. Leukositosis atau leukopenia)
Gangguan faktor pembekuan
Disfungsi biokimiawi (mis, disfungsi sensori)
Penurunan kadar hemoglobin
Usia perkembangan (fisiologis, psikososial)
Disfungsi efektor
Penyakit imun atau autoimun
Disfungsi integratif
Malnutrisi
Fisik (mis, kulit rusak, hambatan)
Psikologis (orientasi afektif)
Sel sabit
Talasemia
Trombositopenia
Hipoksia jaringan
Eksternal
Biologis:
Tingkat imunisasi komunitas
Mikroorganisme
Kimia
Obat-obatan (misalnya, agens farmasi, alkohol, kafein, nikotin, bahan pengawet, kosmetik dan pewarna)
Zat gizi (misalnya, vitamin dan jenis makanan)
Racun
Polutan
Fisik
Rancangan, struktur dan penataan komunitas, bangunan, atau peralatan
Jenis kendaraan atau transportasi
Individu atau penyedia layanan kesehatan (agens nosocomial; pola pengaturan staf, pola kognitif, afektif dan psikomotor)
2. risiko keracunan
faktor risiko
internal (individual)
kesulitan kognitif atau emosional
kurang tindakan kewaspadaan yang sesuai
kurang edukasi tentang keamanan atau obat
penglihatan menurun
mengungkapkan secara verbal tentang lingkungan kerja yang tanpa usaha perlindungan yang adekuat
eksternal (lingkungan)
ketersediaan obat-obat terlarang yang berpotensi terkontaminasi aditif beracun
produk berbahaya yang ditempatkan atau disimpan dalam jangkauan anak dan dalam jangkauan orang yang bingung
[Kondisi finansial yang tidak mencukupi]
banyaknya suplai obat-obatan di rumah
tempat penyimpanan obat di tempat yang tidak terkunci dan dapat diakses oleh anak-anak atau oleh orang yang bingung
3. risiko asfiksia
faktor risiko
eksternal
membuang kulkan tanpa melepas pintunya
melahap makanan berukuran besar ke dalam mulut penuh
menggantung dot di sekita mulut bayi
kebocoran gas di rumah
memasukkan benda berukuran kecil ke dalam jalan napas
meninggalkan anak tanpa pengawasan saat berada di dalam air
tali jemuran yang dipasang rendah
bantal yang diletakkan di dalam ranjang bayi
bermain dengan kantong plastik
botol susu yang diletakkan di atas ranjang bayi
merokok di tempat tidur
pemanas yang berbahan bakar
memanaskan kendaraan di dalam garasi tertutup
internal
kesulitan kognitif
proses penyakit
gangguan emosi
proses cedera
kurangnya pendidikan tentang keselamatan
kurangnya kewaspadaan keamanan/keselamatan
penurunan kemampuan motorik
penurunan sensasi penciuman
4. risiko trauma
faktor risiko
eksternal
aksesibilitas senjata
mandi dengan air yang sangat panas (mis, anak kecil mandi tanpa pengawasan)
kurang peralatan antislip di kamar mandi
anak bermain dengan objek yang berbahaya
tidak ada pintu pada bagian atap tangga
saat mengendarai mobil, anak diletakkan di bangku depan mobil
kontak dengan zat korosif
kontak dengan suhu dingin yang intens
kontak dengan alat/mesin yang bergerak sangat cepat
alat rumah tangga yang rusak
kompor gas yang rusak
mengendarai kendaraan yang secara mekanik tidak aman
mengendarai dengan kecepatan tinggi
mengendarai ketika mabuk
mengendarai tanpa alat bantu penglihatan yang diperlukan
memasuki ruangan tanpa pencahayaan/gelap
melakukan percobaan dengan zat kimia
terpajan mesin yang membahayakan
salah memasang kabel listrik
pakaian anak yang mudah terbakar
mainan anak yang mudah terbakar
kabel listrik yang menjuntai
sisa minyak yang terakumulasi di kompor
kaki tempat tidur yang tinggi
lingkunga yang tingkat kriminalitasnya tinggi
mekanisme bantuan via telepon yang tidak tepat untuk klien tirah baring
pagar tangga yang tidak adekuat
bahan yang mudah terbakar yang disimpan secara tidak adekuat, (mis, korek api, karpet minyak)
zat korosif yang disimpan secara tidak adekuat (mis, larutan alkali)
pisau yang disimpan tanpa sarung
kurang perlindungan dari sumber panas
bekuan es yang besar yang tergantung di atap
penyalahgunaan tutup kepala yang diperlukan
penyalahgunaan sabuk keselamatan
tidak menggunakan sabuk keselamatan
jalanan yang terhalang
pemajanan berlebihan terhadap radiasi
stopkontak listrik yang kelebihan beban
sekring yang kelebihan muatan
jarak fisik yang berdekatan dengan jalur kendaraan (mis, jalan mobil, jalan kecil, jalan rumah yang dekat dengan jalur kereta api)
bermain dengan zat yang mudah meledak
pegangan panci yang menghadap bagian depan kompor
kebocoran gas yang berpotensi terbakar
lantai licin karena basah dan sangat licin
merokok di tempat tidur
merokok di dekat tabung oksigen
sabuk keselamatan yang sulit dipasang
kabel listrik yang terkelupas
karpet yang terlipat
jalan yang tidak aman
jalan untuk pejalan kaki yang tidak aman
pelindung/terali jendela di rumah yang tidak aman untuk anak
menggunakan piring yang retak
penggunaan kursi yang tidak aman
penggunaan tangga yang tidak kuat
pemakaian baju yang melambai di sekitar api
tidak tersedia alat antislip di shower
internal
kesulitan keseimbangan
keulitan kognitif
kesulitan emosional
riwayat trauma sebelumnya
ketidakcukupan finansial
kurang pendidikan tentang keselamatan/keamanan
kurang kewaspadaan keamanan/keselamatan
penglihatan yang buruk
penurunan koordinasi mata dan tangan
penurunan koordinasi otot
penurunan sensasi
kelemahan
5. Gangguan proses pikir
Batasan karakteristik
Subjektif
Ketidaksesuaian kognitif
Ketidakakuratan interpretasi lingkungan
Ketidaksesuaian pemikiran
Objektif
Mudah distraksi
Egosentris
Terlampau atau kurang waspada
Defisit atau masalah memori
6. Perubahan manajemen pemeliharaan rumah
Batasan karakteristik
Subjektif
Anggota keluarga menjelaskan utang yang belum dilunasi atau krisis keuangan
Anggota keluarga mengungkapkan kesulitan dalam mempertahankan penataan yang nyaman di rumah mereka
Anggota keluarga meminta bantuan untuk pemeliharaan rumah
Objektif
[Menumpuknya kotoran, sisa makanan atau limbah]
Lingkungan sekitar tidak teratur atau kotor
Suhu di rumah yang tidak tepat
Kekurangan peralatan yang diperlukan
Bau yang menyengat
Anggota keluarga bekerja terlalu berat (misalnya keletihan dan cemas)
Adanya serangga atau hewan pengerat
Gangguan kebersihan atau infeksi berulang
Alat-alat masak, pakaian, linen yang belum dicuci atau tidak tersedia
7. Defisit pengetahuan
Batasan karakteristik
Subjektif
Mengungkapkan masalah secara verbal
Objektif
Tidak mengikuti instruksi yang diberikan secara akurat
Performa uji tidak akurat
Perilaku yang tidak sesuai atau terlalu berlebihan (sebagai contoh, histeris, bermusuhan, agitasi atau apatis)
8. Risiko perubahan suhu tubuh
Faktor risiko
Objektif
Perubahan laju metabolisme
Dehidrasi
Terpajan suhu lingkungan yang dingin, sejuk, hangat atau panas
Usia yang ekstrem
Kesakitan atau trauma yang memengaruhi pusat pengatur suhu
[Imaturasi system regulasi suhu bayi]
[Ketidakmampuan untuk berkeringat]
Inaktivitas
Pakaian yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan
[Berat badan bayi yang rendah (neonatus)]
Pengobatan yang menyebabkan vasokonstriksi atau vasodilatasi
Sedasi
Aktivitas berlebihan
C. Patofisiologi
Infeksi saluran pernapasan
Peningkatan secret pada saluran penapasan
Berkurangnya mekanisme pembersihan silia
Tersumbatnya jalan napas
Ketidakefektifan jalan napas
D. Pemeriksaan Diagnostik
E. Penatalaksanaan Medis
F. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian terhadap klien yang berisiko terhadap kecelakaan dan cedera meliputi:
1) Menentukan indikator penting dalam riwayat keperawatan dan pemeriksaan fisik
2) Menggunakan instrument pengkajian risiko yang dikembangkan secara khusus,
3) Mengevaluasi lingkungan rumah klien
I. Riwayat keperawatan dan pemeriksaan fisik
Riwayat keperawatan dan pemeriksaan fisik dapat mengungkap data penting mengenai praktik keamanan klien dan risiko klien terhadap cedera. Data yang perlu dikaji meliputi usia dan tingkat perkembangan; status kesehatan umum; status mobilitas; ada tidaknya gangguan fidiologis atau defisit persepsi, seperti pencium, penglihat, taktil, perasa atau gangguan sensori lainnya; gangguan proses pikir atau gangguan kognitif lain atau gangguan kecakapan emosi; penyalahgunaan zat; semua indikasi penganiayaan atau pengabaian; serta riwayat kecelakaan dan cedera. Riwayat mengenai keamanan juga harus meliputi kesadaran klien terhadap bahaya, pengetahuan mengenai tindakan kewaspadaan keamanan di rumah dan di tempat kerja, dan semua persepsi ancaman terhadap keamanan.
II. Instrumen pengkajian risiko
Instrumen pengkajian risiko juga tersedia untuk menentukan klien yang berisiko terhadap beberapa cedera tertentu, seperti jatuh, atau untuk pengkajian umum yang penting untuk menjaga klien tetap aman di rumah mereka dan di tatanan layanan kesehatan. Pada umumnya, instrument pengkajian ini dapat mengarahkan perawat untuk mengkaji faktor yang memengaruhi keamanan yang telah didiskusikan sebelumnya. Instrument pengkajian tersebut merangkum data khusus yang terdapat dalam riwayat keperawatan dan pemeriksaan fisik klien.
III. Pengkajian Bahaya dalam Rumah
Bahaya dalam rumah merupakan penyebab utama jatuh, kebakaran, keracunan, sufokasi dan kecelakaan lain, misalnya akibat penggunaan peralatan dan perlengkapan rumah tangga serta alat masak yang tidak tepat. (Kozier, 2010: 60)
G. Diagnosis
a. Risiko cedera yang berhubungan dengan:
Perubahan mobilisasi
Penataan lingkungan fisik di rumah
b. Risiko keracunan yang berhubungan dengan:
Kontaminasi zat kimia pada makanan atau air
Penyimpanan obat-obatan yang mudah dijangkau oleh anak-anak
Penurunan penglihatan
c. Risiko asfiksia yang berhubungan dengan:
Penurunan kemampuan motoric
Bantal yang terletak di atas tempat tidur bayi
Ventilasi alat pemanas yang tidak tepat
d. Risiko trauma yang berhubungan dengan:
Kontak dengan udara dingin yang ekstrem
Obstruksi jalan nafas
e. Gangguan proses pikir yang berhubungan dengan:
Kehilangan memori
Kesulitan tidur
Efek samping obat
f. Perubahan manajemen pemeliharaan rumah yang berhubungan dengan:
Keuangan yang tidak memadai
Perubahan fungsi kognitif
g. Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan:
Salah interpretasi informasi
Tidak terbiasa dengan tindakan pencegahan untuk anak-anak
h. Risiko perubahan suhu tubuh yang berhubungan dengan:
Paparan terhadap lingkungan panas atau dingin yang ekstrem
Mekanisme kontrol suhu tubuh yang tidak matang
H. Rencana Keperawatan
1) Risiko cedera
Peningkatan Komunikasi: gangguan pendengaran: membantu dalam menerima dan mempelajari metode alternative agar dapat hidup dengan penurunan kemampuan penengaran
Fasilitas komunikasi: gangguan penglihatan: membantu dalam menerima dan mempelajari metode alternative agar dapat hidup dengan penurunan kemampuan melihat
Pemantauan janin elektronik: intrapartum: mengevaluasi dengan alat elektronik respons denyut jantung janin terhadapkontraksi uterus selama asuhan intrapartum
Manajemen lingkungan: keamanan: memantau dan memanipulasi lingkungan fisik untuk memfasilitasi keamanan
Pencegahan jatuh: mempraktikan tindakan kewaspadaan khusus bersama pasien yang berisiko terhadap cedera akibat terjatuh
Edukasi kesehatan: mengembangkan dan memberikan bimbingan dan pengalaman belajar untuk memfasilitasi adaptasi secara sadar perilaku yang kondusif untuk kesehatan individu, keluarga, kelompok, komunitas.
Perawatan intrapartum: pelahiran risiko-tinggi: membantu kelahiran pervagina pada janin lebih dari satu atau janin kelainan letak
Induksi persalinan: menginisiasi atau mengaugmentasi persalinan dengan metode mekanis atau farmakologis.
2) Risiko keracunan
Manajemen lingkungan, keamanan: memantau dan memanipulasi lingkungan fisik untuk meningkatkan keamanan fisik
Edukasi kesehatan: mengembangkan dan memberikan bimbingan dan pengalaman belajar untuk memfasilitasi adaptasi secara sadar perilaku yang kondusif untuk kesehatan individu, keluarga, kelompok dan komunitas
Surveilans keamanan: mengumpulkan dan menganalisis informasi mengenai pasien dan lingkungan secara terarah dan kontinu untuk dimanfaatkan dalam meningkatkan dan memelihara keamanan pasien.
3) Risiko asfiksia
Manajemen jalan napas: memfasilitasi kepatenan jalan napas
Kewaspadaan aspirasi: mencegah atau meminimalkan faktor risiko pada pasien yang berisiko terhadap aspirasi
Manajemen asma: mengidentifikasi, menangani, dan mencegah reaksi terhadap radang atau konstriksi pada saluran napas
Pemantauan pernapasan: mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk memastikan kepatenan jalan napas dan keadekuatan pertukaran gas.
Penyuluhan keamanan bayi: menganjurkan tentang keamanan selama tahun pertama kehidupan
4) Risiko trauma
Manajemen lingkungan, keamanan: memantau dan memanipulasi lingkungan fisik untuk meningkatkan keamanan
Manajemen penekanan: meminimalkan penekanan terhadap bagian tubuh
Surveilans kulit: mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mempertahankan kintegritas kulit serta membran mukosa
Penyuluhan: keamanan bayi: mengajarkan tentang keselamatan selama tahun pertama kehidupan
Penyuluhan: keamanan toddler: mengajarkan tentang keselamatan selama tahun kedua dan ketiga kehidupan
Promosi keamanan berkendara: membantu individu, keluarga dan komunitas untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap tindakan untuk mengurangi cedera kecelakaan kendaraan bermotor dan kendaraan tak bermotor
5) Gangguan Proses Pikir
Penurunan ansietas: meminimalkan ketakutan, kekhawatiran, firasat, atau ketidaknyamanan terkait perkiraan sumber bahaya yang tidak jelas.
Manajemen perilaku: overaktivitas/kurang perhatian: menyediakan lingkungan terapeutik yang secara aman mengakomodasi deficit perhatian pasien dan/atau overaktifitas pasien sambil meningkatkan fungsi optimal.
Promosi perfusi serebral: meningkatkan perfusi yang adekuat dan meminimalkan komplikasi pada pasien yang mengalamni atau berisiko mengalami ketidakadekuatan perfusi serebral
Restrukturisasi kognitif: menantang pasien untuk mengubah distorsi pola pikir dan memandang diri sendiri dan dunia secara lebih realistis
Stimulasi kognitif: meningkatkan kewaspadaan dan pemahaman terhadap lingkungan sekitar melalui penggunaan stimulus terencana
Dukungan pembuatan putusan: memberi informasi dari dukungan kepada pasien yang membuat keputusan terkait layanan kesehatan
Manajemen waham: meningkatkan kenyamanan, keamanan dan orientasi realitas pasien yang mengalami keyakinan yang salah dan kuat, yang mempunyai sedikit dasar atau sama sekali tidak berdasar pada realitas
Manajemen demensia: melakukan modifikasi lingkungan untuk pasien yang mengalami kondisi konfusi kronis
Manajemen lingkungan: keamanan: memantau dan memodifikasi lingkungan fisik untuk meningkatkan keamanan
Manajemen halusinasi: meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan orientasi realitas pasien yang mengalami halusinasi
Pelatihan memori: memfasilitasi memori
Pemantauan neurologis: mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mencegah atau meminimalkan komplikasi neurologis
Orientasi realitas: meningkatkan kesadaran pasien terhadap identitas personal, waktu, dan lingkungan
Peningkatan kesadaran diri: membantu pasien menggali dan memahami gagasan, perasaan, motivasi, dan perilaku mereka
Peningkatan harga diri: membantu pasien meningkatkan penilaian pribadi tentang harga diri
6) Perubahan manajemen pemeliharaan rumah
Manajemen lingkungan: keamanan: memantau dan memanipulasi lingkungan fisik untuk memfasilitasi keamanan
Promosi integritas keluarga: meningkatkan ikatan dan keutuhan keluarga
Promosi integritas keluarga: childbearing family: memfasilitasi pertumbuhan individu atau keluarga yang menambahkan kehadiran bayi ke dalam unit keluarga
Bantuan pemeliharaan rumah: membantu pasien dan keluarga untuk memelihara rumah sebagai tempat tinggal yang bersih, aman dan menyenangkan
Edukasi orang tua: remaja: membantu orang tua memahami dan membantu anak remaja mereka
Edukasi orang tua: childbearing family: membantu orang tua memahami dan meningkatkan tumbuh-kembang fisik, psikologis, dan sosial anak toddler, prasekolah, atau anak usia sekolah mereka.
Promosi menjadi orang tua: menyediakan layanan informasi bagaimana menjadi orang tua, bantuan, dan koordinasi yang komprehensif bagi keluarga yang berisiko tinggi
Identifikasi risiko: childbearing family: mengidentifikasi kecenderungan individu atau keluarga mengalami kesulitan dalam berperan menjadi orang tua dan memprioritaskan strategi untuk mencegah masalah peran menjadi orang tua
Peningkatan peran: membantu pasien, orang terdekat, atau keluarga untuk memperbaiki hubungan dengan mengklarifikasi dan menambahkan perilaku peran yang spesifik
7) Defisit pengetahuan
Edukasi kesehatan: mengembangkan dan memberikan bimbingan dan pengalaman belajar untuk memfasilitasi adaptasi secara sadar perilaku yang kondusif untuk kesehatan individu, keluarga, kelompok atau komunitas
Edukasi orang tua: remaja: membantu orang tua memahami dan membantu anak remaja mereka
Edukasi orang tua: childbearing family: membantu orang tua memahami dan meningkatkan tumbuh-kembang fisik, psikologis, dan sosial toddler, anak prasekolah, atau anak usia sekolah mereka
Edukasi orang tua: bayi: memberi instruksi mengenai pengasuhan dan perawatan fisik yang diperlukan selama tahun pertama usia anak
8) Risiko perubahan suhu tubuh
Perawatan bayi baru lahir: menatalaksana neonatus selama masa transisi ke kehidupan ekstrauteri dan periode stabilisasi selanjutnya
Regulasi suhu: mencapai atau mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal
Regulasi suhu: intraoperatif: mencapai atau mempertahankan suhu tubuh intraoperatif yang diharapkan
Pemantauan tanda vital: mengumpulkan dan menganalisis data kardiovaskular, pernapasan, dan suhu tubuh untuk menentukan dan mencegah komplikasi