lp kebutuhan rasa aman ariyastuti

30
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN OLEH : IDA AYU RIKA KUSUMADEWI DIV KEPERAWATAN REGULER P07120214002 POLTEKKES KEMENKES DENPASAR

Upload: ayu-rahayuni

Post on 12-Jan-2016

83 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

halo

TRANSCRIPT

Page 1: LP Kebutuhan Rasa Aman Ariyastuti

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

RASA AMAN

OLEH :

IDA AYU RIKA KUSUMADEWI

DIV KEPERAWATAN REGULER

P07120214002

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

2014

LAPORAN PENDAHULUAN

Page 2: LP Kebutuhan Rasa Aman Ariyastuti

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN

A. Pengertian

Keamanan adalah suatu keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis

merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Lingkungan

pelayanan kesehatan dan komunitas yang aman merupakan hal penting untuk

kelangsungan hidup klien. Perawat harus mengkaji bahaya yang mengancam

keamanan dan lingkunagn selanjutnya melakukan intervensi.

Kemampuan individu untuk melindungi dirinya sendiri dari cedera

dipengaruhioleh beberapa faktor, seperti usia dan perkembangan, gaya hidup,

mobilitas dan status kesehatan, perubahan sensori-persepsi, kesadaran kognitif,

status psikososial, kemampuan komunikasi, kesadaran terhadap keamanan, dan

faktor lingkungan. Perawat harus mengkaji setiap faktor ini saat mereka

menyusun rencana asuhan keperawatan atau memberi penyuluhan kepada klien

mengenai cara melindungi dirinya sendiri.

1) Usia dan Perkembangan

Individu belajar melindungi diri mereka sendiri dari berbagai cedera

melalui pengetahuan dan pengkajian yang akurat terhadap lingkungan. Anak-anak

yang berjalan kaki ke sekolah belajar untuk berhenti sebelum menyebrang jalan

dan menunggu kendaraan yang akan melintas. Mereka juga belajar untuk tidak

menyentuh kompor yang panas.Bagi individu yang sangat muda, sangat penting

untuk belajar mengenai lngkungan di sekitar mereka.Anak-anak yang hanya dapat

belajar mengenai hal-hal dalam lingkungan yang mungkin berbahaya bagi mereka

lewat pengetahuan dan pengalaman. Individu lanjut usia mungkin mengalami

hambatan pergerakan dan mengalami penurunan ketajaman sensori sehingga

berisiko terhadap cedera.

2) Gaya Hidup

Faktor gaya hidup yang membuat individu berisiko terhadap cedera adalah

lingkungan kerja yang tidak aman, tinggal di lingkungan rawan kejahatan,

kemudahan memiliki senjata dan amunisi, pendapatan yang kurang memadai

untuk membeli perlengkapan keselamatan atau memiliki perbaikan alat tertentu

Page 3: LP Kebutuhan Rasa Aman Ariyastuti

dan kemudahan untuk mendapatkan obat terlarang, yang juga dapat

terkontaminasi oleh zat aditif yang berbahaya. Perilaku berisiko merupakan salah

satu faktor dalam beberapa kecelakaan.

3) Mobilitas dan Status Kesehatan

Individu yang mengalami hambatan mobilitas akibat paralisis, kelemahan

otot, dan keseimbangan atau koordinasi yang buruk sangat rentan terhadap

cedera.Klien yang mengalami cedera korda spinal dan paralisis pada kedua

kakinya, mungkin tidak mampu bergerak kendati merasa tidak nyaman. Klien

hemiplegi atau klien yang terpasang gips pada tungkai sering kali memiliki

keseimbangan yang buruk dan mudah jatuh. Klien yang lemah akibat penyakit

atau pembedahan tidak selalu sadar penuh terhadap kondisi mereka.

4) Perubahan Sensori-Persepsi

Persepsi sensori yang akurat terhadap stimulus lingkungan sangat penting

terhadap keamanan.Individu yang mengalami gangguan persepsi peraba,

pendengar, perasa, pencium, dan penglihatan sangat rentan terhadap cedera.

Individu yang tidak melihat dengan baik akan terpeleset mainan atau tidak melihat

kabel listrik. Individu yang tuli mungkin tidak mendengar klakson di jalan, dan

individu yang mengalami gangguan indra pencium mungkin tidak mencium bau

masakan yang gosong atau aroma belerang dari kebocoran gas.

5) Kesadaran Kognitif

Kesadaran merupakan kemampuan untuk merasakan stimulus lingkungan

dan reaksi tubuh serta untuk berespons secara tepat lewat proses pikir dan

tindakan. Klien yang mengalami gangguan kesadaran meliputi individu yang

kurang tidur, individu tak sadar atau semi taksadar, individu yang disorientasi

(individu yang tidak tahu darimana mereka berada atau apa yang harus mereka

lakukan untuk menolong diri merea sendiri). Individu yang merasakan stimulus

yang tidak ada, dan individu yang mengalami hambatan penilalian akibat proses

penyakit atau pengobatan, seperti narkotik, hipnotik, obat penenang, dan sedative.

Klien yang sedikit bingung mungkin sementara lupa di mana mereka berada,

mempertanyakan di mana letak kamar mereka, salah mengenali barang milik

pribadi dan lain sebagainya.

6) Status Emosi

Page 4: LP Kebutuhan Rasa Aman Ariyastuti

Status emosi yang ekstrem dapat mengganggu kemampuan untuk

merasakan bahaya yang terdapat dalam lingkungan.Situasi yang penuh tekanan

dapat menurunkan tingkat konsentrasi individu, menyebabkan kesalahan

penilaian, dan penurunan kesadaran terhadap stimulus eksternal.Individu yang

mengalami depresi dapat berpikir dan dan bereaksi terhadap stimulus lingkungan

lebih lambat daripada biasanya.

7) Kemampuan Komunikasi

Individu yang mengalami hambatan kemampuan untuk menenrima dan

menyampaikan informasi termasuk klien afasia, individu dengan hambatan

bahasa, dan mereka yang tidak dapat membaca juga berisiko terhadap

cedera.Sebagai contoh, individu yang tidak dapat menerjemahkan tanda “dilarang

merokok-Oksigen sedang digunakan” dapat menyebabkan ledakan dan kebakaran.

8) Kesadaran terhadap Keamanan

Informasi sangat penting terhadap keamanan.Klien yang berada di

lingkungan asing sering kali membutuhkan informasi keamanan yang spesifik.

Kurang pengetahuan mengenai peralatan asing, seperti tabung oksigen, slang

intravena, dan bantal panas, dapat menimbulkan bahaya. Klien yang sehat harus

mendapat pengetahuan mengenai keamanan air, keamanan dalam mobil,

pencegahan kebakaran, cara mencegah ingesti zat yang berbahaya, dan beberapa

tindakan pencegahan yang berhubungan dengan bahaya pada usia tertentu.

9) Faktor Lingkungan

Rumah yang aman adalah rumah yang memiliki lantai dan karpet yang

terpasang dengan baik, permukaan bath-tub atau shower yang tidak licin alarm

asap yang berfungsi dan dan terletak strategis, serta pengetahuan mengenai rute

penyelamatan diri apabila terjadi kebakaran. Keamanan area luar rumah, seperti

kolam renang harus terjaga dan terpelihara.Pencahayaan yang adekuat, baik di

dalam maupun di luar, meminimalkan kemungkinan terjadinya kecelakaan.

Di tempat kerja, mesin, sabuk keselamatan kerja dan katrol, serta zat kimia

dapat dapat menimbulkan bahaya.Kelemahan pekerja, polusi suara dan udara, atau

bekerja di ketinggian atau di bawah tanah juga dapat menyebabkan bahaya

okupasional.Lingkungan kerja perawat juga tidak aman. Personel layanan

kesehatan perlu mempertahankan kesadaran akan risiko yang mungkin terjadi.

Page 5: LP Kebutuhan Rasa Aman Ariyastuti

Cahaya lampu jalan yang adekuat, air yang aman dan pengaturan

pembuangan sampah serta pengaturan sanitasi dalam pembelian dan pengolahan

makanan mempengaruhi komnitas yang sehat dan bebas dari bahaya.Komunitas

yang aman dan terlindungi harus berjuang untuk terbebas dari kebisingan,

kejahatan, kemacetan lalu intas, rumah yang bobrok, atau anak sungai atau

timbunan tanah yang tidak terlindungi. (Kozier, 2010: 58-60).

B. Tanda dan Gejala

1. Risiko cedera:

a. Faktor Risiko

Internal:

Profil darah yang tidak normal (mis. Leukositosis atau

leukopenia)

Gangguan faktor pembekuan

Disfungsi biokimiawi (mis, disfungsi sensori)

Penurunan kadar hemoglobin

Usia perkembangan (fisiologis, psikososial)

Disfungsi efektor

Penyakit imun atau autoimun

Disfungsi integratif

Malnutrisi

Fisik (mis, kulit rusak, hambatan)

Psikologis (orientasi afektif)

Sel sabit

Talasemia

Trombositopenia

Hipoksia jaringan

Eksternal

- Biologis:

Tingkat imunisasi komunitas

Mikroorganisme

- Kimia

Page 6: LP Kebutuhan Rasa Aman Ariyastuti

Obat-obatan (misalnya, agens farmasi, alkohol, kafein, nikotin,

bahan pengawet, kosmetik dan pewarna)

Zat gizi (misalnya, vitamin dan jenis makanan)

Racun

Polutan

- Fisik

Rancangan, struktur dan penataan komunitas, bangunan, atau

peralatan

Jenis kendaraan atau transportasi

Individu atau penyedia layanan kesehatan (agens nosocomial;

pola pengaturan staf, pola kognitif, afektif dan psikomotor)

2. risiko keracunan

faktor risiko

- internal (individual)

kesulitan kognitif atau emosional

kurang tindakan kewaspadaan yang sesuai

kurang edukasi tentang keamanan atau obat

penglihatan menurun

mengungkapkan secara verbal tentang lingkungan kerja yang

tanpa usaha perlindungan yang adekuat

- eksternal (lingkungan)

ketersediaan obat-obat terlarang yang berpotensi

terkontaminasi aditif beracun

produk berbahaya yang ditempatkan atau disimpan dalam

jangkauan anak dan dalam jangkauan orang yang bingung

[Kondisi finansial yang tidak mencukupi]

banyaknya suplai obat-obatan di rumah

tempat penyimpanan obat di tempat yang tidak terkunci dan

dapat diakses oleh anak-anak atau oleh orang yang bingung

3. risiko asfiksia

faktor risiko

- eksternal

Page 7: LP Kebutuhan Rasa Aman Ariyastuti

membuang kulkas tanpa melepas pintunya

melahap makanan berukuran besar ke dalam mulut penuh

menggantung dot di sekita mulut bayi

kebocoran gas di rumah

memasukkan benda berukuran kecil ke dalam jalan napas

meninggalkan anak tanpa pengawasan saat berada di dalam air

tali jemuran yang dipasang rendah

bantal yang diletakkan di dalam ranjang bayi

bermain dengan kantong plastik

botol susu yang diletakkan di atas ranjang bayi

merokok di tempat tidur

pemanas yang berbahan bakar

memanaskan kendaraan di dalam garasi tertutup

- internal

kesulitan kognitif

proses penyakit

gangguan emosi

proses cedera

kurangnya pendidikan tentang keselamatan

kurangnya kewaspadaan keamanan/keselamatan

penurunan kemampuan motorik

penurunan sensasi penciuman

4. risiko trauma

faktor risiko

- eksternal

aksesibilitas senjata

mandi dengan air yang sangat panas (mis, anak kecil mandi

tanpa pengawasan)

kurang peralatan antislip di kamar mandi

anak bermain dengan objek yang berbahaya

tidak ada pintu pada bagian atap tangga

Page 8: LP Kebutuhan Rasa Aman Ariyastuti

saat mengendarai mobil, anak diletakkan di bangku depan

mobil

kontak dengan zat korosif

kontak dengan suhu dingin yang intens

kontak dengan alat/mesin yang bergerak sangat cepat

alat rumah tangga yang rusak

kompor gas yang rusak

mengendarai kendaraan yang secara mekanik tidak aman

mengendarai dengan kecepatan tinggi

mengendarai ketika mabuk

mengendarai tanpa alat bantu penglihatan yang diperlukan

memasuki ruangan tanpa pencahayaan/gelap

melakukan percobaan dengan zat kimia

terpajan mesin yang membahayakan

salah memasang kabel listrik

pakaian anak yang mudah terbakar

mainan anak yang mudah terbakar

kabel listrik yang menjuntai

sisa minyak yang terakumulasi di kompor

kaki tempat tidur yang tinggi

lingkunga yang tingkat kriminalitasnya tinggi

mekanisme bantuan via telepon yang tidak tepat untuk klien

tirah baring

pagar tangga yang tidak adekuat

bahan yang mudah terbakar yang disimpan secara tidak

adekuat, (mis, korek api, karpet minyak)

zat korosif yang disimpan secara tidak adekuat (mis, larutan

alkali)

pisau yang disimpan tanpa sarung

kurang perlindungan dari sumber panas

bekuan es yang besar yang tergantung di atap

penyalahgunaan tutup kepala yang diperlukan

Page 9: LP Kebutuhan Rasa Aman Ariyastuti

penyalahgunaan sabuk keselamatan

tidak menggunakan sabuk keselamatan

jalanan yang terhalang

pemajanan berlebihan terhadap radiasi

stopkontak listrik yang kelebihan beban

sekring yang kelebihan muatan

jarak fisik yang berdekatan dengan jalur kendaraan (mis, jalan

mobil, jalan kecil, jalan rumah yang dekat dengan jalur kereta

api)

bermain dengan zat yang mudah meledak

pegangan panci yang menghadap bagian depan kompor

kebocoran gas yang berpotensi terbakar

lantai licin karena basah dan sangat licin

merokok di tempat tidur

merokok di dekat tabung oksigen

sabuk keselamatan yang sulit dipasang

kabel listrik yang terkelupas

karpet yang terlipat

jalan yang tidak aman

jalan untuk pejalan kaki yang tidak aman

pelindung/terali jendela di rumah yang tidak aman untuk anak

menggunakan piring yang retak

penggunaan kursi yang tidak aman

penggunaan tangga yang tidak kuat

pemakaian baju yang melambai di sekitar api

tidak tersedia alat antislip di shower

- internal

kesulitan keseimbangan

kesulitan kognitif

kesulitan emosional

riwayat trauma sebelumnya

ketidakcukupan finansial

Page 10: LP Kebutuhan Rasa Aman Ariyastuti

kurang pendidikan tentang keselamatan/keamanan

kurang kewaspadaan keamanan/keselamatan

penglihatan yang buruk

penurunan koordinasi mata dan tangan

penurunan koordinasi otot

penurunan sensasi

kelemahan

5. Gangguan proses pikir

Batasan karakteristik

- Subjektif

Ketidaksesuaian kognitif

Ketidakakuratan interpretasi lingkungan

Ketidaksesuaian pemikiran

- Objektif

Mudah distraksi

Egosentris

Terlampau atau kurang waspada

Defisit atau masalah memori

6. Perubahan manajemen pemeliharaan rumah

Batasan karakteristik

- Subjektif

Anggota keluarga menjelaskan utang yang belum dilunasi atau

krisis keuangan

Anggota keluarga mengungkapkan kesulitan dalam

mempertahankan penataan yang nyaman di rumah mereka

Anggota keluarga meminta bantuan untuk pemeliharaan rumah

- Objektif

[Menumpuknya kotoran, sisa makanan atau limbah]

Lingkungan sekitar tidak teratur atau kotor

Suhu di rumah yang tidak tepat

Kekurangan peralatan yang diperlukan

Bau yang menyengat

Page 11: LP Kebutuhan Rasa Aman Ariyastuti

Anggota keluarga bekerja terlalu berat (misalnya keletihan dan

cemas)

Adanya serangga atau hewan pengerat

Gangguan kebersihan atau infeksi berulang

Alat-alat masak, pakaian, linen yang belum dicuci atau tidak

tersedia

7. Defisit pengetahuan

Batasan karakteristik

- Subjektif

Mengungkapkan masalah secara verbal

- Objektif

Tidak mengikuti instruksi yang diberikan secara akurat

Performa uji tidak akurat

Perilaku yang tidak sesuai atau terlalu berlebihan (sebagai

contoh, histeris, bermusuhan, agitasi atau apatis)

8. Risiko perubahan suhu tubuh

Faktor risiko

- Objektif

Perubahan laju metabolisme

Dehidrasi

Terpajan suhu lingkungan yang dingin, sejuk, hangat atau

panas

Usia yang ekstrem

Kesakitan atau trauma yang memengaruhi pusat pengatur suhu

[Imaturasi system regulasi suhu bayi]

[Ketidakmampuan untuk berkeringat]

Inaktivitas

Pakaian yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan

[Berat badan bayi yang rendah (neonatus)]

Pengobatan yang menyebabkan vasokonstriksi atau

vasodilatasi

Sedasi

Page 12: LP Kebutuhan Rasa Aman Ariyastuti

Usia

Bayi

Anak-anak Remaja Dewasa

lansia

Risiko cedera

Risiko asfiksia

Risiko trauma

Gangguan proses

pikir

Gangguan pemeliharaan rumah

Defisit pengetahuan

Risiko keracunan

Perubahan suhu tubuh

Aktivitas berlebihan

C. Pohon Masalah

D. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik tidak dilakukan pada pasien dengan gangguan rasa

aman.

E. Penatalaksanaan Medis

1. Memantau janin elektronik: intrapartum: mengevaluasi dengan alat

elektronik respons denyut jantung janin terhadapkontraksi uterus selama

asuhan intrapartum.

Gangguan Rasa Aman

Page 13: LP Kebutuhan Rasa Aman Ariyastuti

2. Edukasi kesehatan: mengembangkan dan memberikan bimbingan dan

pengalaman belajar untuk memfasilitasi adaptasi secara sadar perilaku

yang kondusif untuk kesehatan individu, keluarga, kelompok, komunitas.

3. Memantau pernapasan: mengumpulkan dan menganalisis data pasien

untuk memastikan kepatenan jalan napas dan keadekuatan pertukaran gas.

4. Surveilans kulit: mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk

mempertahankan kintegritas kulit serta membran mukosa.

5. Manajemen halusinasi: meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan

orientasi realitas pasien yang mengalami halusinasi.

6. Risiko Perubahan Suhu:

- Perawatan bayi baru lahir: menatalaksana neonatus selama masa

transisi ke kehidupan ekstrauteri dan periode stabilisasi selanjutnya

- Regulasi suhu: mencapai atau mempertahankan suhu tubuh dalam

batas normal

- Regulasi suhu: intraoperatif: mencapai atau mempertahankan suhu

tubuh intraoperatif yang diharapkan

- Pemantauan tanda vital: mengumpulkan dan menganalisis data

kardiovaskular, pernapasan, dan suhu tubuh untuk menentukan dan

mencegah komplikasi

F. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian terhadap klien yang berisiko terhadap kecelakaan dan

cederameliputi:

1) Menentukan indikator penting dalam riwayat keperawatan dan

pemeriksaan fisik

2) Menggunakan instrument pengkajian risiko yang dikembangkan secara

khusus,

3) Mengevaluasi lingkungan rumah klien

I. Riwayat keperawatan dan pemeriksaan fisik

Riwayat keperawatan dan pemeriksaan fisik dapat mengungkap data

penting mengenai praktik keamanan klien dan risiko klien terhadap

cedera. Data yang perlu dikaji meliputi usia dan tingkat

Page 14: LP Kebutuhan Rasa Aman Ariyastuti

perkembangan; status kesehatan umum; status mobilitas; ada tidaknya

gangguan fidiologis atau defisit persepsi, seperti pencium, penglihat,

taktil, perasa atau gangguan sensori lainnya; gangguan proses pikir

atau gangguan kognitif lain atau gangguan kecakapan emosi;

penyalahgunaan zat; semua indikasi penganiayaan atau pengabaian;

serta riwayat kecelakaan dan cedera. Riwayat mengenai keamanan

juga harus meliputi kesadaran klien terhadap bahaya, pengetahuan

mengenai tindakan kewaspadaan keamanan di rumah dan di tempat

kerja, dan semua persepsi ancaman terhadap keamanan.

II. Instrumen pengkajian risiko

Instrumen pengkajian risiko juga tersedia untuk menentukan klien

yang berisiko terhadap beberapa cedera tertentu, seperti jatuh, atau

untuk pengkajian umum yang penting untuk menjaga klien tetap aman

di rumah mereka dan di tatanan layanan kesehatan.Pada umumnya,

instrument pengkajian ini dapat mengarahkan perawat untuk mengkaji

faktor yang memengaruhi keamanan yang telah didiskusikan

sebelumnya.Instrument pengkajian tersebut merangkum data khusus

yang terdapat dalam riwayat keperawatan dan pemeriksaan fisik klien.

III. Pengkajian Bahaya dalam Rumah

Bahaya dalam rumah merupakan penyebab utama jatuh, kebakaran,

keracunan, sufokasi dan kecelakaan lain, misalnya akibat penggunaan

peralatan dan perlengkapan rumah tangga serta alat masak yang tidak

tepat. (Kozier, 2010: 60)

G. Diagnosis

a. Risiko cedera yang berhubungan dengan:

Perubahan mobilisasi

Penataan lingkungan fisik di rumah

b. Risiko keracunan yang berhubungan dengan:

Kontaminasi zat kimia pada makanan atau air

Penyimpanan obat-obatan yang mudah dijangkau oleh anak-

anak

Penurunan penglihatan

Page 15: LP Kebutuhan Rasa Aman Ariyastuti

c. Risiko asfiksia yang berhubungan dengan:

Penurunan kemampuan motoric

Bantal yang terletak di atas tempat tidur bayi

Ventilasi alat pemanas yang tidak tepat

d. Risiko trauma yang berhubungan dengan:

Kontak dengan udara dingin yang ekstrem

Obstruksi jalan nafas

e. Gangguan proses pikir yang berhubungan dengan:

Kehilangan memori

Kesulitan tidur

Efek samping obat

f. Perubahan manajemen pemeliharaan rumah yang berhubungan

dengan:

Keuangan yang tidak memadai

Perubahan fungsi kognitif

g. Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan:

Salah interpretasi informasi

Tidak terbiasa dengan tindakan pencegahan untuk anak-anak

h. Risiko perubahan suhu tubuh yang berhubungan dengan:

Paparan terhadap lingkungan panas atau dingin yang ekstrem

Mekanisme kontrol suhu tubuh yang tidak matang

H. Rencana Keperawatan

1) Risiko cedera

- Peningkatan Komunikasi: gangguan pendengaran: membantu dalam

menerima dan mempelajari metode alternatif agar dapat hidup dengan

penurunan kemampuan penengaran

- Fasilitas komunikasi: gangguan penglihatan: membantu dalam

menerima dan mempelajari metode alternatif agar dapat hidup dengan

penurunan kemampuan melihat

Page 16: LP Kebutuhan Rasa Aman Ariyastuti

- Pemantauan janin elektronik: intrapartum: mengevaluasi dengan alat

elektronik respons denyut jantung janin terhadapkontraksi uterus

selama asuhan intrapartum

- Manajemen lingkungan: keamanan: memantau dan memanipulasi

lingkungan fisik untuk memfasilitasi keamanan

- Pencegahan jatuh: mempraktikan tindakan kewaspadaan khusus

bersama pasien yang berisiko terhadap cedera akibat terjatuh

- Edukasi kesehatan: mengembangkan dan memberikan bimbingan dan

pengalaman belajar untuk memfasilitasi adaptasi secara sadar perilaku

yang kondusif untuk kesehatan individu, keluarga, kelompok,

komunitas.

- Perawatan intrapartum: pelahiran risiko-tinggi: membantu kelahiran

pervagina pada janin lebih dari satu atau janin kelainan letak

- Induksi persalinan: menginisiasi atau mengaugmentasi persalinan

dengan metode mekanis atau farmakologis.

2) Risiko keracunan

- Manajemen lingkungan, keamanan: memantau dan memanipulasi

lingkungan fisik untuk meningkatkan keamanan fisik

- Edukasi kesehatan: mengembangkan dan memberikan bimbingan dan

pengalaman belajar untuk memfasilitasi adaptasi secara sadar perilaku

yang kondusif untuk kesehatan individu, keluarga, kelompok dan

komunitas

- Surveilans keamanan: mengumpulkan dan menganalisis informasi

mengenai pasien dan lingkungan secara terarah dan kontinu untuk

dimanfaatkan dalam meningkatkan dan memelihara keamanan pasien.

3) Risiko asfiksia

- Manajemen jalan napas: memfasilitasi kepatenan jalan napas

- Kewaspadaan aspirasi: mencegah atau meminimalkan faktor risiko

pada pasien yang berisiko terhadap aspirasi

- Manajemen asma: mengidentifikasi, menangani, dan mencegah reaksi

terhadap radang atau konstriksi pada saluran napas

Page 17: LP Kebutuhan Rasa Aman Ariyastuti

- Pemantauan pernapasan: mengumpulkan dan menganalisis data pasien

untuk memastikan kepatenan jalan napas dan keadekuatan pertukaran

gas.

- Penyuluhan keamanan bayi: menganjurkan tentang keamanan selama

tahun pertama kehidupan

4) Risiko trauma

- Manajemen lingkungan, keamanan: memantau dan memanipulasi

lingkungan fisik untuk meningkatkan keamanan

- Manajemen penekanan: meminimalkan penekanan terhadap bagian

tubuh

- Surveilans kulit: mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk

mempertahankan kintegritas kulit serta membran mukosa

- Penyuluhan: keamanan bayi: mengajarkan tentang keselamatan selama

tahun pertama kehidupan

- Penyuluhan: keamanan toddler: mengajarkan tentang keselamatan

selama tahun kedua dan ketiga kehidupan

- Promosi keamanan berkendara: membantu individu, keluarga dan

komunitas untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap tindakan untuk

mengurangi cedera kecelakaan kendaraan bermotor dan kendaraan tak

bermotor

5) Gangguan Proses Pikir

- Penurunan ansietas: meminimalkan ketakutan, kekhawatiran, firasat,

atau ketidaknyamanan terkait perkiraan sumber bahaya yang tidak

jelas.

- Manajemen perilaku: overaktivitas/kurang perhatian: menyediakan

lingkungan terapeutik yang secara aman mengakomodasi defisit

perhatian pasien dan/atau overaktifitas pasien sambil meningkatkan

fungsi optimal.

- Promosi perfusi serebral: meningkatkan perfusi yang adekuat dan

meminimalkan komplikasi pada pasien yang mengalamni atau berisiko

mengalami ketidakadekuatan perfusi serebral

Page 18: LP Kebutuhan Rasa Aman Ariyastuti

- Restrukturisasi kognitif: menantang pasien untuk mengubah distorsi

pola pikir dan memandang diri sendiri dan dunia secara lebih realistis

- Stimulasi kognitif: meningkatkan kewaspadaan dan pemahaman

terhadap lingkungan sekitar melalui penggunaan stimulus terencana

- Dukungan pembuatan putusan: memberi informasi dari dukungan

kepada pasien yang membuat keputusan terkait layanan kesehatan

- Manajemen waham: meningkatkan kenyamanan, keamanan dan

orientasi realitas pasien yang mengalami keyakinan yang salah dan

kuat, yang mempunyai sedikit dasar atau sama sekali tidak berdasar

pada realitas

- Manajemen demensia: melakukan modifikasi lingkungan untuk pasien

yang mengalami kondisi konfusi kronis

- Manajemen lingkungan: keamanan: memantau dan memodifikasi

lingkungan fisik untuk meningkatkan keamanan

- Manajemen halusinasi: meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan

orientasi realitas pasien yang mengalami halusinasi

- Pelatihan memori: memfasilitasi memori

- Pemantauan neurologis: mengumpulkan dan menganalisis data pasien

untuk mencegah atau meminimalkan komplikasi neurologis

- Orientasi realitas: meningkatkan kesadaran pasien terhadap identitas

personal, waktu, dan lingkungan

- Peningkatan kesadaran diri: membantu pasien menggali dan

memahami gagasan, perasaan, motivasi, dan perilaku mereka

- Peningkatan harga diri: membantu pasien meningkatkan penilaian

pribadi tentang harga diri

6) Perubahan manajemen pemeliharaan rumah

- Manajemen lingkungan: keamanan: memantau dan memanipulasi

lingkungan fisik untuk memfasilitasi keamanan

- Promosi integritas keluarga: meningkatkan ikatan dan keutuhan

keluarga

Page 19: LP Kebutuhan Rasa Aman Ariyastuti

- Promosi integritas keluarga: childbearing family: memfasilitasi

pertumbuhan individu atau keluarga yang menambahkan kehadiran

bayi ke dalam unit keluarga

- Bantuan pemeliharaan rumah: membantu pasien dan keluarga untuk

memelihara rumah sebagai tempat tinggal yang bersih, aman dan

menyenangkan

- Edukasi orang tua: remaja: membantu orang tua memahami dan

membantu anak remaja mereka

- Edukasi orang tua: childbearing family: membantu orang tua

memahami dan meningkatkan tumbuh-kembang fisik, psikologis, dan

sosial anak toddler, prasekolah, atau anak usia sekolah mereka.

- Promosi menjadi orang tua: menyediakan layanan informasi

bagaimana menjadi orang tua, bantuan, dan koordinasi yang

komprehensif bagi keluarga yang berisiko tinggi

- Identifikasi risiko: childbearing family: mengidentifikasi

kecenderungan individu atau keluarga mengalami kesulitan dalam

berperan menjadi orang tua dan memprioritaskan strategi untuk

mencegah masalah peran menjadi orang tua

- Peningkatan peran: membantu pasien, orang terdekat, atau keluarga

untuk memperbaiki hubungan dengan mengklarifikasi dan

menambahkan perilaku peran yang spesifik

7) Defisit pengetahuan

- Edukasi kesehatan: mengembangkan dan memberikan bimbingan dan

pengalaman belajar untuk memfasilitasi adaptasi secara sadar perilaku

yang kondusif untuk kesehatan individu, keluarga, kelompok atau

komunitas

- Edukasi orang tua: remaja: membantu orang tua memahami dan

membantu anak remaja mereka

- Edukasi orang tua: childbearing family: membantu orang tua

memahami dan meningkatkan tumbuh-kembang fisik, psikologis, dan

sosial toddler, anak prasekolah, atau anak usia sekolah mereka

Page 20: LP Kebutuhan Rasa Aman Ariyastuti

- Edukasi orang tua: bayi: memberi instruksi mengenai pengasuhan dan

perawatan fisik yang diperlukan selama tahun pertama usia anak

8) Risiko perubahan suhu tubuh

- Perawatan bayi baru lahir: menatalaksana neonatus selama masa

transisi ke kehidupan ekstrauteri dan periode stabilisasi selanjutnya

- Regulasi suhu: mencapai atau mempertahankan suhu tubuh dalam

batas normal

- Regulasi suhu: intraoperatif: mencapai atau mempertahankan suhu

tubuh intraoperatif yang diharapkan

- Pemantauan tanda vital: mengumpulkan dan menganalisis data

kardiovaskular, pernapasan, dan suhu tubuh untuk menentukan dan

mencegah komplikasi

DAFTAR PUSTAKA

Kozier. 2010. Fundamental Keperawatan, Jakarta: EGC

Page 21: LP Kebutuhan Rasa Aman Ariyastuti

NANDA. 2012. Diagnosis Keperawatan, Jakarta: EGC

NANDA. 2012. Diagnosis Keperawatan 2012-2014, Jakarta: EGC

Potter Perry. 2005. Fundamental Keperawatan, Jakarta: EGC

Surinati. 2014. Modul Praktik Terintegrasi, Denpasar: Politeknik Kesehatan

Denpasar