lp-hdr
DESCRIPTION
jiwaTRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN HARGA DIRI RENDAH
Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang
Disusun oleh :
Wiwit Puryawati
P.17420107245
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SEMARANG
1
2009
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH
A. Pengertian
Harga diri rendah adalah perilaku negatif terhadap diri dan
perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif, yang dapat
diekspresikan secara langsung maupun tak langsung. (Towsend, M.C.
1998).
Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian
diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal
diri. (Keliat BA, 1999)
B. Etiologi
Koping mekanisme individu tak efektif.
1. Faktor Predisposisi:
Berbagai faktor penunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri
seseorang yaitu :
Faktor yang meliputi pada harga diri meliputi:
-Penolakan orang tua
- Harapan orang tua
- Kegagalan yang berulang kali
-Kurang mempunyai tanggung jawab personal
- Ketergantungan pada orang lain
-Ideal diri yang tidak realistik ( Stuart and sundeen, 1991)
2. Faktor Pencetus:
a. Trauma
Seperti penganiayaan seksual dan psikologis
2
b. Ketegangan peran
Berhubungan dengan peran/ posisi yang diharapkan dimana
mengalaminya sebagai frustasi
- Transisi peran perkembangan
Perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini
termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga
dan norma budaya, nilai-nilai dan tekanan untuk penyesuaian diri
- Transisi Peran Situasi
Terjadi bertambah / berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran
atau kematian
- Transisi Peran sehat sakit
Contoh: - kehilangan anggota tubuh
- Perubahan ukuran, bentuk serta penampilan dan fungsi tubuh
- Perubahan fisik berhubungan dengan tumbuh kembang
normal
- Prosedur medis keperawatan ( Stuart & Sundeen, 1991)
C. Manifestasi Klinis
Ada 10 cara individu mengekspresikan secara langsung harga diri
rendah (Stuart dan Sundeen, 1995)
1. Mengejek dan mengkritik diri sendiri
2. Merendahkan atau mengurangi martabat diri sendiri
3. Rasa bersalah atau khawatir
4. Manifestasi fisik : tekanan darah tinggi, psikosomatik, dan
penyalahgunaan zat.
5. Menunda dan ragu dalam mengambil keputusan
6. Gangguan berhubungan, menarik diri dari kehidupan sosial
7. Menarik diri dari realitas
8. Merusak diri
3
9. Merusak atau melukai orang lain
10. Kebencian dan penolakan terhadap diri sendiri.
D. Penyebab terjadinya masalah
1. Gangguan citra tubuh.
Mekanisme : gangguan citra tubuh merupakan perubahan
persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan ukuran,
bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan makna dan objek yang
sering kontak dengan tubuh, klien biasanya tidak dapat menerima
kondisinya, merasa kurang sempurna kemudian akan timbul harga
diri rendah.
2. Ideal diri tidak realistic
Mekanisme : ideal diri yang terlalu tinggi sukar dicapai dan tidak
realitas, ideal diri yang suram dan tidak jelas, cenderung
menuntut. Kegagalan – kegagalan yang dialami dan fantasi yang
terlalu tinggi yang tidak dapat dicapai membuat frustasi dan
timbul harga diri rendah.
E. Akibat terjadinya masalah.
1. Perubahan penampilan peran.
Mekanisme : berubah atau berhentinya fungsi peran seseorang
yang disebabkan oleh penyakit merupakan akibat dari harga diri
rendah.
2. Keputusasaan
4
Mekanisme : merupakan persepsi bahwa tindakan seseorang tidak
akan mempengaruhi hasil karena kurang percaya diri dengan
kemampuannya karena menganggap dirinya tidak mampu.
3. Menarik diri.
Mekanisme : perilaku menarik diri merupakan percobaan untuk
menghindari interaksi dengan orang lain, karena menganggap
dirinya tidak pantas berada dilingkungan tersebut, yang
merupakan akibat dari harga diri rendah
F. Pohon masalah
Isolasi sosial : menarik diri akibat
Gangguan konsep diri : harga diri rendah core problem
Gangguan citra tubuh penyebab
(Keliat, 1998)
G. Masalah keperawatan
1. Perubahan penampilan peran
Data :
Mengingkari kemampuan menjalankan peran.
Ketidakpuasan peran.
Kegagalan menjalankan peran yang baru.
Ketegangan menjalankan peran yang baru.
Kurang tanggung jawab.
Apatis, bosan, jenuh dan putus asa.
5
2. Menarik diri
Data :
Apatis, ekspresi sedih, efek tumpul.
Komunikasi kurang atau tidak ada.
Tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk.
Berdiam diri dikamar/ tempat terpisah ; klien kurang
mobilisasi.
Menolak berhubungan dengan orang lain.
Tidak melakukan kegiatan sehari- hari.
Posisi janin pada saat tidur.
3. Ketidakberdayaan
Data :
Mengekspresikan secara verbal ketidakmampuan
mengkontrol atau mempengaruhi situasi atau hasil.
Enggan mengekspresikan perasaan- perasaan yang
sebenarnya.
Pasif.
Menyatakan secara verbal tidak ada cara untuk
memperoleh hubungan dengan orang lain.
Takut terhadap keamanan pribadi.
4. Harga diri rendah.
Data :
Perasaan malu terhadap diri sendiri.
Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik diri).
Merendahkan martabat.
6
Gangguan hubungan social, menarik diri, lebih suka
sendiri.
Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
Menciderai diri akibat harga diri rendah serta tatapan yang
suram.
5. Gangguan citra tubuh
Data :
Menolak melihat, menyentuh bagian tubuh yang berubah.
Menolak penjelasan perubahan tubuh.
Persepsi negative terhadap perubahan tubuh.
Mengungkapkan keputusasaan.
Mengungkapkan ketakutan.
H. Fokus Pengkajian
1. Data mayor:
a. Subjektif : - Mengeluh hidup tidak bermakna
- Tidak memiliki kelebihan apapun
- merasa jelek
b. Objektif : - Kontak mata kurang
- Tidak berinisiatif berinteraksi dengan orang lain
2. Data minor:
a. Subjektif : - Mengatakan malas
- Putus asa
- Ingin mati
b. Objektif : - Tampak malas-malasan
- Produktivitas menurun
7
(Workshop Standar Asuhan & Bimbingan Keperawatan Jiwa)
I. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan gangguan konsep
diri : harga diri rendah.
2. Harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh.
J. Intervensi Keperawatan
Strategi pelaksanaan Tindakan Keperawatan:
Pasien
SP I pasien
1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat
digunakan
3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan pasien
4. Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih
5. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien
6. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP II pasien
1. Mengevaluasi kegiatan jadwal harian pasien
2. Melatih kemampuan kedua
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Keluarga
SP I Keluarga
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami
pasien beserta proses terjadinya
8
3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah
SP II Keluarga
1. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan harga diri
rendah
2. Melatih keluarga melakukan cara mrawat langsung kepada pasien harga
diri rendah
SP III keluarga
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum
obat
2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
a. Tindakan Psikoterapeutik
Pasien:
1. Membina hubungan saling percaya
2. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
(individu, keluarga dan masyarakat)
3. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat
digunakan
4. Membantu pasien memilih kegiatan dan melatih sesuai dengan
kemampuan pasien
5. Melatih kemampuan kedua
6. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiata harian
Keluarga:
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami
pasien beseta proses terjadinya
3. Menjelaskan dan melatih keluarga cara-cara merawat pasien harga diri
rendah
9
4. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas pasien di rumah termasuk
minum obat (discharge planning)
5. Menjelaskan follow up setelah pasien setelah pulang
b. Tindakan Psikofarmaka
1. Memberikan obat-obatan penenang sesuai program pengobatan pasien
2. Memantau keefektifan dan efek samping obat yang diminum
3. Mengukur vital sign secara periodik ( tekanan darah, nadi, dan
pernafasan)
c. Tindakan Manipulasi lingkungan
1. Bersikap menerima pasien dan negativismenya
2. Melibatkan pasien dalam setiap aktivitas kelompok dan di ruangan
3. Memberi kesempatan pada pasien untuk mengerjakan tugas dan
tanggung jawabnya sendiri, contoh : menata tempat tidur, membersihkan
alat makan, meminum obat
4. Memberikan umpan balik positif untuk tugas-tugas yang dilakuka secara
mandiri
(Workshop Standar Asuhan & Bimbingan Keperawatan Jiwa)
DAFTAR PUSTAKA
10
Keliat dkk, (1998), Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Maramis, WF, (2004), Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Airlangga University Press,
Surabaya.
Stuart, GW, Sundeen, SJ, (1995), Pocket Guide To Psychiatric Nursing, Edisi 3, Alih
Bahasa Achir Yani S. Hamid, Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Townsend, Mary C, (1998), Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan
Psikiatrik, Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
Workshop Standar Asuhan & Bimbingan Keperawatan Jiwa.(2007). Departemen
Kesehatan Republik Indonesia RS Jiwa. Prof. Dr. Soeroyo Magelang tahun
2007
11