lp gagal nafas

11
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Gagal napas merupakan kegagalan sistem respirasi dalam pertukaran gas O2 dan CO2serta masih menjadi masalah dalam penatalaksanaan medis. Secara praktis, gagal napas didefinisikan sebagai PaO2 < 60 mmHg atau PaCO2 > 50 mmHg. Walaupun kemajuan teknik diagnosis dan terapi intervensi telah berkembang pesat, tetapi gagal napas masih merupakan penyebab angka kesakitan dan kematian yang tinggi di instalasi perawatan intensif (Rusmiati, 2008). Gagal nafas ada dua macam yaitu gagal nafas akut dan gagal nafas kronik, dimana msing-masing mempunyai pengertian yang berbeda. Gagal nafas akut adalah gagal nafas yang timbul pada pasien yang parunya normal secara structural maupun fungsional sebelum awitan penyakit timbul. Sedangkan gagal nafas kronik terjadi pada pasien dengan penyakit paru

Upload: evans-satria-abdi

Post on 16-Nov-2015

25 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

laporan pendahuluan

TRANSCRIPT

BAB IITINJAUAN TEORI

A. PengertianGagal napas merupakan kegagalan sistem respirasi dalam pertukaran gas O2 dan CO2serta masih menjadi masalah dalam penatalaksanaan medis. Secara praktis, gagal napas didefinisikan sebagai PaO2 < 60 mmHg atau PaCO2 > 50 mmHg. Walaupun kemajuan teknik diagnosis dan terapi intervensi telah berkembang pesat, tetapi gagal napas masih merupakan penyebab angka kesakitan dan kematian yang tinggi di instalasi perawatan intensif (Rusmiati, 2008).Gagal nafas ada dua macam yaitu gagal nafas akut dan gagal nafas kronik, dimana msing-masing mempunyai pengertian yang berbeda. Gagal nafas akut adalah gagal nafas yang timbul pada pasien yang parunya normal secara structural maupun fungsional sebelum awitan penyakit timbul. Sedangkan gagal nafas kronik terjadi pada pasien dengan penyakit paru kronik seperti bronchitis kronis, emfisema dan lain-lain. (Ali, 2005).Gagal nafas merupakan kegagalan sistem respirasi dalam memenuhi kebutuhan pertukaran gas oksigen dan karbondioksida antara udara dan darah, sehingga terjadi gangguan dalam asupan oksigen dan ekskresi karbondioksida, keadaan ini ditandai dengan abnormalitas nilai PO2 dan PCO2. Gagal nafas dapat disebabkan oleh penyakit paru yang melibatkan jalan nafas, alveolus, sirkulasi paru atau kombinasi ketiganya. Gagal nafas juga dapat disebabkan oleh gangguan fungsi otot pernafasan, gangguan neuromuskular dan gangguan sistem saraf pusat (Kliegman, 2007).

B. Etiologi (Muttaqin, 2009)1. Penyebab sentral a. Trauma kepala : contusio cerebri b. Radang otak : encephalitis c. Gangguan vaskuler : perdarahan otak , infark otak d. Obat-obatan : narkotika, anestesi 2. Penyebab perifer a. Kelainan neuromuskuler : GBS, tetanus, trauma cervical, muscle relaxans b. Kelainan jalan nafas : obstruksi jalan nafas, asma bronchialec. Kelainan di paru : edema paru, atelektasis, ARDSd. Kelainan tulang iga/thoraks: fraktur costae, pneumo thorax, haematothoraks e. Kelainan jantung : kegagalan jantung kiriPada gagal nafas akut, dapat disebabkan oleh beberapa keadaan, diantaranya adalah ventilasi yang tidak adekuat. Salah satu penyebab yang paling penting pada ventilasi yang tidak adekuat adalah adanya obstruksi pada saluran pernapasan atas. Depresi saraf pusat juga akan mengakibatkan ventilasi yang tidak adekuat. Pusat pernapasan yang mengendalikan pernapasan berada di bagian bawah batang otak (pons pada medulla oblongata). Takar dosis pada obat, anastesi, cedera kepala, stroke, tumor otak, meningitis, hipoksia, dan hiperkapnea mempunyai kemampuan untuk menekan pernapasan, sehingga nafas menjadi cepat dan dangkal. Pada pasien pasien tertentu dapat menimbulkan henti napas.

C. Patofisiologis (Pathways)

Penekanan puusat pernapasanKelainan neuromuskolarKelainan pleura dan dinding dadaKelainan obstruksi difusKelainan vascular paru - paru

Penekanan dorongan pernafasan sentralGangguan pada respon ventilasi

Hipoventilasi alveolarKetidaksemimabngan rasio Ventilasi/Perfusi

Ventilasi tidak adekuat

Gangguan pertukaran GasKetidakefektifan Pola NapasHipoksemiaHiperkapnea

Peningkatan usaha frekuensi nafas, penggunaan otot bantu pernafasanPenurunan kemampuan batuk efektif

Respon sistematis dan psikologis

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

Keluhan psikososial, kecemasan, ketidaktahuan akan prognosisKeluhan sistematis, mual, intake gizi tidak adekuat, kelemahan dan keletihan fisik

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhanGangguan pemenuhan ADL

Sumber : Muttaqin, 2009KecemasanKurang PengetahuanD. Tanda dan Gejala1. Tandaa.) Gagal nafas total Aliran udara di mulut, hidung tidak dapat didengar/dirasakan. Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikuladan sela iga serta tidak ada pengembangan dada pada inspirasi Adanya kesulitasn inflasi parudalam usaha memberikan ventilasi buatanb.) Gagal nafas parsial Terdenganr suara nafas tambahan gargling, snoring, Growing dan whizing. Ada retraksi dada2. Gejalaa.) Hiperkapnia yaitu penurunan kesadaran (PCO2)b.) Hipoksemia yaitu takikardia, gelisah, berkeringat atau sianosis (PO2 menurun)

E. PengkajianPengkajian Primer1. Airwaya.) Peningkatan sekresi pernapasanb.) Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi2. Breathinga.) Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung, takipneu/bradipneu, retraksi.b.) Menggunakan otot aksesori pernapasanc.) Kesulitan bernafas : lapar udara, diaforesis, sianosis

3. Circulationa.) Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardiab.) Sakit kepalac.) Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental, mengantukd.) Papiledemae.) Penurunan haluaran urine

F. Pemeriksaan Penunjang1. Analisa Gas Darah (AGD)a. pH dibawah 7,35 atau di atas 7,45 b. Pao2 di bawah 80 atau di atas 100 mmHg c. Pco2 di bawah 35 atau di atas 45 mmHg d. BE di bawah -2 atau di atas +22. Foto ThoraxTerdapat gambaran akumulasi udara/cairan , dapat terlihat perpindahan letak mediastinum3. HemodinamikTipe I : peningkatan PCWP4. EKGMungkin memperlihatkan bukti-bukti regangan jantung di sisi kanan Disritmia

G. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane kapiler-alveolarIntervensi : Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Keluarkan sekret dengan batuk atau suction Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan Monitor respirasi dan status O2 Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot supraclavicular dan intercostals Monitor suara nafas, seperti dengkur Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul, hiperventilasi

2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas, sekresi tertahan.Intervensi : Berikan O2 Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Lakukan fisioterapi dada jika perlu Keluarkan sekret dengan batuk atau suction Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan Berikan bronkodilator: ventolin, pulmicort

3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi sindrom, disfungsi neuromuskular, kelelahanIntervensi: Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Lakukan fisioterapi dada jika perlu Keluarkan sekret dengan batuk atau suction Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan Berikan bronkodilator: ventolin, pulmicort Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan. Monitor respirasi dan status O2

DAFTAR PUSTAKA

Rusmiati , Kosasih A, Susanto AD, Pakki TR, Martini T. 2008. Diagnosis dan tatalaksana kegawatdaruratan paru dalam praktek sehari-hari. Banten: cv sagung seto; hal 29-35.Ali J, Summer WR, Levitzky MG. 2005. Pulmonary pathophysiology. 2th ed. New Orleans: The McGraw Hill companies; 2005. p. 232-48Kliegman R, Behrman R, Jenson H, Stanton B. 2007. Nelson textbook of pediatrics. Edisi 18. Philadelphia: Sunders Elsevier; page. 421- 4.Muttaqin A. 2009. Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem pernafasa. Jakarta: Salemba Medika.Doengoes, E. Marilyn. 1989. Nursing Care Plans, Second Edition, FA Davis, PhiladelphiaSuprihatin, Titin (2000), Bahan Kuliah Keperawatan Gawat Darurat PSIK Angkatan I, Universitas Airlangga, SurabayaNANDA. NANDA International: Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC; 2012.