asuhan keperawatan pada tn s dengan gagal nafas
DESCRIPTION
gagal nafasTRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN S DENGAN GAGAL NAFASDI RUANG ICU RUMAH SAKIT
I. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada hari tanggal
A. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Umur : 77 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiunan PNS
Alamat :
Tanggal Masuk: 14 Juni 2005 jam 14.45 WIB
DX Medis : Gagal Nafas, PSA/SH, Sepsis, MRSA
No Register : 5103659
B. Riwayat Keperawatan
1. Keluhan Utama: klien tidak sadar
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Sebelum masuk RS klien terjatuh terpeleset di kamar mandi terus tidak sadar, setelah beberapa
jam klien mengalami demam, nafas sesak kemudian dibawa ke RSDK lewat IGD. Di IGD
diberikan tindakan pasang ET, periksa darah lengkap, pasang infuse, kemudian dirawat di ICU
sampai pengkajian dilakukan
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit jantung sudah 5 tahun
Riwayat Parkinson sudah 2 tahun
Riwayat Hemiparese sudah 2 tahun
C. Pengkajian Primer
1. Airways
Jalan nafas secret kental produktif, ada reflek batuk bila dilakukan isap lendir
2. Breathing
Memakai ET no 7,5 dengan ventilator mode CPAP, FiO2: 30 %, nafas mesin:10, nafas klien: 28
x/mnt, SaO2: 96, bunyi ronchi kasar seluruh area paru.
3. Circulation
TD: 147/86 mmHg, HR: 100 x/mnt, MAP: 94, suhu: 36,5 oC, edema ekstremitas atas dan bawah,
capillary refill <>
D. Pengkajian sekunder
1. Kepala : Mesosefal, tidak ada hematom/luka pada kepala
2. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak icterik, pupil isokor 2 mm, tidak ada hematom kelopak mata
3. Hidung : Terpasang NGT, ada lendir kental saat dilakukan isap lendir
4. Telinga : Tampak bersih, tidak ada discharge
5. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, JVP meningkat
6. Thorak :
Paru
Inspeksi : Pengembangan paru simetris kanan dan kiri
Palpasi : Sterm fremitus kanan dan kiri sama
Perkusi : Sonor seluruh lapang pandang paru
Auskultasi : Ronchi terdengar seluruh lapang paru
Jantung
Inspeksi : iktus cordis tak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba pada SIC 5, 2 cm LMCS
Perkusi : Suara pekak, konfigurasi dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II murni, gallops (-), murmur (-)
7. Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus normal, 15 x/menit
Perkusi : Timpani
Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar dan lien
8. Ekstremitas : Edema ekstremitas atas dan bawah
9. Data Penunjang:
a. Laboratorium:
Tanggal 21Juni 2005:
Kultur steril tidak ada kuman
Tanggal 5 Juli 2005:
Kultur darah: ditemukan kuman Stapilokokus Epidedermis
Kultur urin: ditemukan kuman Stapilokokus Aeureus
Kuman resisten terhadap semua Cephalosforin dan Beta Lactam
MRSA dan MRSE
Tanggal 7 Juli 2005
Darah
Hb : 8,7 gr%
Ht : 26,3 %
Eritro : 2,67 jt/mmk
MCH : 32,70 pg
MCV : 98,70
Leuko : 11,0 rb/mmk
Urea : 104 mg/dl
Urin
PH : 6
Prot : 30 mg/dl
Red : negative
Sediment
Ep cell : 7 – 10 LPK
Leuko : 10 – 15 LPB
Eritrosit : 30 – 40 LPB
Ca ox : -
Creatin : 0,99 mg/dl
Na : 130 mmol/L
K : 5,0 mmol/L
Cl : 106 mmol/L
Ca : 2,1 mmol/L
Mg : 0,91 mmol/L
Asam urat : -
Triple phosfat: -
Amorf : -
Sel hialin : -
Sel granula: -
Bakteri : positif
BGA tanggal 5 Juli 2005 jam 09.45 wib
PH : 7,36
PCO2 : 37,4 mmHg
PO2 : 58,6 mmHg
HCO3 : 24,5
BE : 0,7
BE ecf : - 0,5
AaDO2: 143
SaO2 : 93 %
b. Foto Rontgen
CT Scan tanggal 15 Juni 2005
Perdarahan intra serebral region transversal kiri dengan edema
Perdarahan subarachnoid
Subdural higroma region fronto temporal kanan, temporo parietal kiri dan interhemisfer serebri
Foto Thorak 15 Juni 2005
Bronkiektasis kanan dan kiri, gambaran pneumonia
c. Terapi
Program Infus:
Comafusin I
Oral:
Tequien 400 mg tiap 24 jam
Kalbumin I
Fima Hes I
RL I
Injeksi:
Amikin 1 gr/ 24 jam
Nootrophyl 3 gram /6 jam
Vit C 1 amp / 8 jam
Vit K 1 amp /8 jam
Ticlopidin 200 mg / 24 jam
ASA 80 gr / 24 jam
CaCO3 500 mg / 8 jam
Propranolol 10 mg / 8 jam
Repirator
CPAP
FiO2 30 %
II. ANALISA DATA
NO DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH
1 DS:
DO:
Jalan nafas secret kental produktif
Ada reflek batuk bila dilakukan isap lendir
Sumbatan jalan nafas
dan kurangnya
ventilasi sekunder
terhadap retensi
lendir
Bersihan jalan
nafas tidak efektif
2 DS:
DO:
Ronchi terdengar seluruh lapang paru
Bronkiektasis kanan dan kiri, gambaran
pneumonia
BGA tanggal
Akumulasi protein
dan cairan dalam
interstitial / area
alveolar
Gangguan
pertukaran gas
3 DS:-
DO:
Terpasang NGT
Klien tidak sadar reflek menelan tidak ada
CT Scan tanggal 15 Juni 2005:
Ketidakmampuan
menelan
Perubahan pola
nutrisi
Perdarahan intra serebral region transversal
kiri dengan edema
Perdarahan subarachnoid
Subdural higroma regio fronto temporal kanan,
temporo parietal kiri dan interhemisfer
serebri
4 DS:
DO:
Memakai ventilator mode CPAP, FiO2: 30 %,
nafas mesin: 10, nafas klien: 28 x/mnt, SaO2:
96.
Penggunaan ventilasi
mekanik
Resiko cidera
5 DS:
DO:
Klien tidak sadar
Klien terpasang DC, NGT, Infus
Klien terpasang ET dan ventilator
Leukosit: 11,0 rb/mmk
Gagal Nafas, PSA/SH,
Pemasangan selang
ET dengan kondisi
lemah
Resiko tinggi
terhadap infeksi
6 DS:
DO:
DX Medis: Sepsis, MRSA
Tanggal 5 Juli 2005:
Kultur darah: ditemukan kuman Stapilokokus
Epidedermis
Kultur urin: ditemukan kuman Stapilokokus
Aeureus
Kuman resisten terhadap semua Cephalosforin
Adanya sumber
penularan dari
kuman stapilokokus
Resiko terhadap
penularan lewat
udara
dan Beta Lactam
MRSA dan MRSE
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sumbatan jalan nafas dan kurangnya
ventilasi sekunder terhadap retensi lendir
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan akumulasi protein dan cairan dalam interstitial /
area alveolar
c. Perubahan pola makan berhubungan dengan ketidakmampuan menelan
d. Resiko cidera berhubungan dengan penggunaan ventilasi mekanik
e. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pemasangan selang ET dengan kondisi lemah
f. Resiko terhadap penularan lewat udara berhubungan dengan adanya sumber penularan dari kuman
stapilokokus
IV. RENCANA TINDAKAN
TGL DP TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI
9/7/05 1 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama jalan nafas
efektif.
Kriteria hasil:
Bunyi nafas bersih
Secret berkurang atau hilang
Catat karakteristik bunyi nafas
Catat refleks batuk dan lendir yang keluar
Monitor status hidrasi untuk mencegah sekresi
kental
Berikan humidifikasi pada jalan nafas
Pertahankan posisi tubuh / kepala dan gunakan
ventilator sesuai kebutuhan
Observasi perubahan pola nafas dan upaya bernafas
Berikan cairan garam faaal sesuai indiaksi untuk
membuang skresi yang lengket
Berikan O2 sesuai kebutuhan tubuh
Berikan fisioterapi dada
9/7/05 2 Setelah dilakukan tindakan Kaji status pernafasan
keperawatan selama 1x24 jam
pertukaran gas adekuat
Criteria hasil:
Perbaikan oksigenasi adekuat:
akral hangat, peningkatan
kesadaran
BGA dalam batas normal
Bebas distres pernafasan
Kaji penyebab adanya penurunan PaO2 atau yang
menimbulkan ketidaknyaman dalam pernafasan
Catat adanya sianosis
Observasi kecenderungan hipoksia dan hiperkapnia
Berikan bantuan nafas dengan ventilator mekanik
Kaji seri foto dada
Awasi BGA / saturasi oksigen (SaO2)
9/7/05 3 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x24 jam
klien mempertahankan
kebutuhan nutrisi
Criteria hasil:
Laborat Hb, protein dalam batas
normal
Makanan dapat masuk sesuai
dietnya
Kaji status gizi klien
Kaji bising usus
Hitung kebutuhan gizi tubuh atau kolaborasi tim
gizi
Pertahankan asupan kalori dengan makan per sonde
atau nutrisi perenteral sesuai indikasi
Periksa laborat darah rutin dan protein
9/7/05 4 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x24 jam
klien bebas dari cidera selama
ventilasi mekanik
Criteria hasil:
Tidak ada cidera pada pernafasan
Pernafasan klien terkendali
normal
Monitor ventilator terhadap peningkatan tajam pada
ukuran tekanan
Observasi tanda dan gejala barotrauma
Posisikan selang ventilator untuk mencegah
penarikan selang endotrakeal
Kaji panjang selang ET dan catat panjang tiap shift
Berikan antasida dan beta bloker lambung sesuai
indikasi
Monitor terhadap distensi abdomen
9/7/05 5 Setelah dilakukan tindakan Evaluasi warna, jumlah, konsistensi sputum tiap
keperawatan selama 1x24 jam
infeksi nosokomial dapat
terkendali
Criteria hasil:
Tidak ada tanda-tanda infeksi
Leukosit dalam batas normal
penghisapan
Tampung specimen untuk kultur dan sensitivitas
sesuai indikasi
Pertahankan teknik steril bila melakukan
penghisapan (pakai sarung tangan steril)
Ganti sirkuit ventilator tiap 72 jam
Lakukan pembersihan oral tiap shift
Monitor tanda vital terhadap infeksi
Pantau keadaan umum
Pantau hasil pemeriksaan laborat untuk kultur dan
sensitivitas
Berikan antibiotic amikin 1 gram/ 24 jam
9/7/05 6 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam
penularan tidak terjadi
Criteria hasil:
Klien berada di kamar isolasi
Semua bahan dan alat yang
dipakai klien ditempatkan
tersendiri
Tersedianya baju khusus untuk
perawat maupun pengunjung
Pertahankan klien di ruang isolasi
Lakukan pemantauan alat dan bahan yang
digunakan klien
Tempatkan tersendiri baju dan alat lain yang sudah
dipakai klien
Hindari kontak secara langsung dengan klien dan
alat serta bahan yang dipakai klien
Berikan penkes terhadap keluarga maupun
pengunjung
Pantau hasil laborat kultur dan sensitivitas, baik
darah maupun urin
Pakai sarung tangan, masker, dan jas yang tersedia
setiap melakukan tindakan keperawatan
V. IMPLEMENTASI & EVALUASI TANGGAL 9 JULI 2005
TGL DP IMPLEMENTASI & RESPON KLIEN EVALUASI TTD
JAM
9/7/05
21.00
24.00
05.00
07.00
1 Mencatat karakteristik bunyi nafas
R: ronchi (+) paru kanan dan kiri
Mencatat karakteristik batuk, dan lendir
R: reflek batuk (+) bila isap lendir, lendir keluar
Memberikan cairan garam faal sesuai indiaksi
untuk membuang sekresi yang lengket
R: lendir dapat keluar lebih encer
Memberikan humidifikasi pada jalan nafas
R: aguades masuk kedalam penampung sesuai
level
Mempertahankan posisi tubuh/kepala dan gunakan
ventilator sesuai kebutuhan
R: posisi kepala tempat tidur tetap elevasi 300
Mengobservasi perubahan pola nafas dan upaya
bernafas
R: pola nafas memakai mode CPAP, F: 12, klien
14 x/mnt, FiO2 30%
Memberikan fisioterapi dada
R: fisioterapi dada sudah dilakukan klien batuk-
batuk
Memonitor status hidrasi untuk mencegah sekresi
kental
R: BC + 107, turgor baik
10/7/05 jam 07.00
WIB
S: -
O:
Ronchi (+)
Lendir keluar lebih
encer
Posisi elevasi 300
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
sebelumnya
9/7/05 2 Mengkaji status pernafasan
R: memakai mode CPAP, F: 12, klien 14 x/mnt,
10/7/05 jam 07.00
WIB
21.00
24.00
05.00
07.00
FiO2 30%
Mengkaji penyebab adanya penurunan PaO2
R: adanya gangguan ventilasi dan perfusi paru
Mencatat adanya sianosis
R: tidak ada sianosis
Mengobservasi kecenderungan hipoksia dan
hiperkapnia
R: SaO2 96%, BGA: dalam batas normal
Mempertahankan bantuan nafas dengan ventilator
mekanik
R: ventilator terpasang sesuai kebutuhan klien
S: -
O:
Respirasi dengan
vent.mode CPAP,
FiO2 30 %
Tidak ada sianosis
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
sebelumnya
9/7/05
21.00
24.00
05.00
07.00
3 Mengkaji kebutuhan gizi klien
R: 1400 kkal, 60 gr protein
Mengkaji bising usus klien
R: BU normal, 20 x/mnt, residu negatif
Mempertahankan asupan kalori dengan makan per
sonde atau nutrisi perenteral sesuai indikasi
R: diet masuk, residu negative, tidak ada muntah
Memantau hasil darah rutin dan protein
R: Hb 10,3 gr%, Albumin: 2,8 mg/dl
10/7/05 jam 07.00
WIB
S: -
O:
Diit masuk
Tidak ada muntah
Residu negative
BU 20 x/mnt
A:Masalah teratasi
sebagian
P:Lanjutkan intervensi
sebelumnya
9/7/05
21.00
4 Memonitor ventilator terhadap peningkatan tajam
pada ukuran tekanan
10/7/05 jam 07.00
WIB
24.00
05.00
07.00
R: tidak ada peningkatan tekanan yang tajam
Mengobservasi tanda dan gejala barotrauma
R: tidak ada tanda dan gejala barotrauma
Memposisikan selang ventilator untuk mencegah
penarikan selang endotrakeal
R: sirkuit letak lebih rendah dari ET, plester
terpasang kuat, balon ET terisi cukup
Mengkaji panjang selang ET dan catat panjang
R: ET posisi tetap pada angka 21, paru kanan
dan kiri terdengar sama
Memberikan antasida dan beta bloker lambung
sesuai indikasi
R: sukralfat 500 mg sudah masuk
Memonitor terhadap distensi abdomen
R: tidak ada distensi abdomen
S: -
O:
Tidak ada peningkatan
tekanan yang tajam
Tidak ada barotrauma
ET terpasang tetap
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
sebelumnya
9/7/05
21.00
24.00
05.00
07.00
5 Mengevaluasi warna, jumlah, konsistensi sputum
tiap penghisapan
R: warna putih, lendir keluar 5 cc an
Menampung specimen untuk kultur dan
sensitivitas sesuai indikasi
Mempertahanakan teknik steril bila melakukan
penghisapan (pakai sarung tangan steril)
R: sudah memakai sarung tangan dan masker
tiap melakukan tindakan
Memberikan injeksi antibiotic Amikin 1 gr
R: obat masuk tidak ada alergi
10/7/05 jam 07.00
WIB
S: -
O:
Lendir dapat keluar
Teknik steril dilakukan
Tanda vital dalam
batas normal
Kultur MRSA &
MRSE
A:
Melakukan pembersihan oral
R: mulut klien tampak bersih
Memantau keadaan umum
R: KU lemah, kesadaran sopor
Memantau hasil pemeriksaan laborat untuk kultur
dan sensitivitas
R: kultur ada kuman stapilokokus (MRSA &
MRSE)
Memonitor tanda vital terhadap infeksi
R: TD: 112/63 mmHg, MAP: 75, HR: 83 x/mnt,
suhu: 36,8 0C
Masalah teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
sebelumnya
9/7/05
21.00
24.00
07.00
6 Mempertahankan klien di ruang isolasi
R: klien tetap di ruang tersendiri dan kamar
tertutup
Melakukan pemantauan alat dan bahan yang
digunakan klien
R: tempat yang tersedia sudah digunakan
Menempatkan tersendiri baju dan alat lain yang
sudah dipakai klien
R: alat dan bahan dimasukkan dalam bak khusus
Menghindari kontak secara langsung dengan klien
dan alat serta bahan yang dipakai klien
R: sudah memakai masker, sarung tangan dan
jas setiap melakukan tindakan
Memberikan penkes terhadap keluarga maupun
pengunjung
10/7/05 jam 07.00
WIB
S: -
O:
Klien dirawat di ruang
isolasi
Bahan dan alat
disendirikan
Masker, jas, sarung
tangn dipakai setiap
tindakan
Keluarga dapat
mengerti dan
mengangguk
Kultur MRSA &
MRSE
R: keluarga dapat memahami dan setuju.
Memantau hasil laborat kultur dan sensitivitas,
baik darah maupun urin
R: kultur ditemukan adanya kuman stapilokokus
(MRSA & MRSE)
Memakai sarung tangan, masker, dan jas yang
tersedia setiap melakukan tindakan keperawatan
R: sudah dilakukan perawat jaga ruang isolasi
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
sebelumnya
VII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TANGGAL 10 JULI 2005
TGLJAM
DP IMPLEMENTASI & RESPON KLIEN EVALUASI TTD
10/7/05
21.00
24.00
05.00
07.00
1 Mencatat karakteristik bunyi nafas
R: ronchi (+) paru kanan dan kiri
Mencatat karakteristik batuk, dan lendir
R: reflek batuk (+) bila isap lendir, lendir keluar
Memberikan cairan garam faal sesuai indiaksi
untuk membuang skresi yang lengket
R: lendir dapat keluar lebih encer
Memberikan humidifikasi pada jalan nafas
R: aguades masuk kedalam penampung sesuai
level
Mempertahankan posisi tubuh/kepala dan gunakan
ventilator sesuai kebutuhan
R: posisi kepala tempat tidur tetap elevasi 300
Mengobservasi perubahan pola nafas dan upaya
bernafas
R: pola nafas memakai mode CPAP, F: 12, klien
11/7/05 jam 07.00
WIB
S: -
O:
Ronchi (+)
Lendir keluar lebih
encer
Posisi elevasi 300
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
sebelumnya
14 x/mnt, FiO2 30%
Memberikan fisioterapi dada
R: fisioterapi dada sudah dilakukan klien batuk-
batuk
Memonitor status hidrasi untuk mencegah sekresi
kental
R: BC + 107, turgor baik
10/7/05
21.00
24.00
05.00
07.00
2 Mengkaji status pernafasan
R: memakai mode CPAP, F: 12, klien 14 x/mnt,
FiO2 30%
Mengkaji penyebab adanya penurunan PaO2
R: adanya gangguan ventilasi dan perfusi paru
Mencatat adanya sianosis
R: tidak ada sianosis
Mengobservasi kecenderungan hipoksia dan
hiperkapnia
R: SaO2 96%, BGA: dalam batas normal
Mempertahankan bantuan nafas dengan ventilator
mekanik
R: ventilator terpasang sesuai kebutuhan klien
11/7/05 jam 07.00
WIB
S: -
O:
Respirasi dengan
vent.mode CPAP,
FiO2 30 %
Tidak ada sianosis
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Lanjutkan intervensi
sebelumnya
10/7/05
21.00
24.00
05.00
07.00
3 Mengkaji kebutuhan gizi klien
R: 1400 kkal, 60 gr protein
Mengkaji bising usus klien
R: BU normal, 20 x/mnt, residu negatif
Mempertahankan asupan kalori dengan makan per
sonde atau nutrisi perenteral sesuai indikasi
11/7/05 jam 07.00
WIB
S: -
O:
Diit masuk
Tidak ada muntah
R: diet masuk, residu negative, tidak ada muntah
Memantau hasil darah rutin dan protein
R: Hb 10,3 gr%, Albumin: 2,8 mg/dl
Residu negative
BU 20 x/mnt
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Lanjutkan intervensi
sebelumnya
10/7/05
21.00
24.00
05.00
07.00
4 Memonitor ventilator terhadap peningkatan tajam
pada ukuran tekanan
R: tidak ada peningkatan tekanan yang tajam
Mengobservasi tanda dan gejala barotrauma
R: tidak ada tanda dan gejala barotrauma
Memposisikan selang ventilator untuk mencegah
penarikan selang endotrakeal
R: sirkuit letak lebih rendah dari ET, plester
terpasang kuat, balon ET terisi cukup
Mengkaji panjang selang ET dan catat panjang
R: ET posisi tetap pada angka 21, paru kanan
dan kiri terdengar sama
Memberikan antasida dan beta bloker lambung
sesuai indikasi
R: sukralfat 500 mg sudah masuk
Memonitor terhadap distensi abdomen
R: tidak ada distensi abdomen
11/7/05 jam 07.00
WIB
S: -
O:
Tidak ada peningkatan
tekanan yang tajam
Tidak ada barotrauma
ET terpasang tetap
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
sebelumnya
10/7/05
21.00
24.00
5 Mengevaluasi warna, jumlah, konsistensi sputum
tiap penghisapan
R: warna putih, lendir keluar 5 cc an
Menampung specimen untuk kultur dan
11/7/05 jam 07.00
WIB
S: -
05.00
07.00
sensitivitas sesuai indikasi
Mempertahanakan teknik steril bila melakukan
penghisapan (pakai sarung tangan steril)
R: sudah memakai sarung tangan dan masker
tiap melakukan tindakan
Memberikan injeksi antibiotic Amikin 1 gr
R: obat masuk tidak ada alergi
Melakukan pembersihan oral
R: mulut klien tampak bersih
Memantau keadaan umum
R: KU lemah, kesadaran sopor
Memantau hasil pemeriksaan laborat untuk kultur
dan sensitivitas
R: kultur ada kuman stapilokokus (MRSA &
MRSE)
Memonitor tanda vital terhadap infeksi
R: TD: 112/63 mmHg, MAP: 75, HR: 83 x/mnt,
suhu: 36,8 0C
O:
Lendir dapat keluar
Teknik steril dilakukan
Tanda vital dalam
batas normal
Kultur MRSA &
MRSE
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
sebelumnya
10/7/05
21.00
24.00
07.00
6 Mempertahankan klien di ruang isolasi
R: klien tetap di ruang tersendiri dan kamar
tertutup
Melakukan pemantauan alat dan bahan yang
digunakan klien
R: tempat yang tersedia sudah digunakan
Menempatkan tersendiri baju dan alat lain yang
sudah dipakai klien
11/7/05 jam 07.00
WIB
S: -
O:
Klien dirawat di ruang
isolasi
Bahan dan alat
disendirikan
Masker, jas, sarung
R: alat dan bahan dimasukkan dalam bak khusus
Menghindari kontak secara langsung dengan klien
dan alat serta bahan yang dipakai klien
R: sudah memakai masker, sarung tangan dan
jas setiap melakukan tindakan
Memberikan penkes terhadap keluarga maupun
pengunjung
R: keluarga dapat memahami dan setuju.
Memantau hasil laborat kultur dan sensitivitas,
baik darah maupun urin
R: kultur ditemukan adanya kuman stapilokokus
(MRSA & MRSE)
Memakai sarung tangan, masker, dan jas yang
tersedia setiap melakukan tindakan keperawatan
R: sudah dilakukan perawat jaga ruang isolasi
tangn dipakai setiap
tindakan
Keluarga dapat
mengerti dan
mengangguk
Kultur MRSA &
MRSE
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
sebelumnya