asuhan keperawatan pada tn s dengan gagal nafas

25
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN S DENGAN GAGAL NAFAS DI RUANG ICU RUMAH SAKIT I. PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan pada hari tanggal A. Identitas Klien Nama : Tn. S Umur : 77 tahun Agama : Islam Pekerjaan : Pensiunan PNS Alamat : Tanggal Masuk: 14 Juni 2005 jam 14.45 WIB DX Medis : Gagal Nafas, PSA/SH, Sepsis, MRSA No Register : 5103659 B. Riwayat Keperawatan 1. Keluhan Utama: klien tidak sadar 2. Riwayat Penyakit Sekarang Sebelum masuk RS klien terjatuh terpeleset di kamar mandi terus tidak sadar, setelah beberapa jam klien mengalami demam, nafas sesak kemudian dibawa ke RSDK lewat IGD. Di IGD diberikan tindakan pasang ET, periksa darah lengkap, pasang infuse, kemudian dirawat di ICU sampai pengkajian dilakukan 3. Riwayat Penyakit Dahulu

Upload: febby-qisty

Post on 08-Apr-2016

326 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

gagal nafas

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Gagal Nafas

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN S DENGAN GAGAL NAFASDI RUANG ICU RUMAH SAKIT

I. PENGKAJIAN

Pengkajian dilakukan pada hari tanggal

A. Identitas Klien

Nama : Tn. S

Umur : 77 tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Pensiunan PNS

Alamat :

Tanggal Masuk: 14 Juni 2005 jam 14.45 WIB

DX Medis : Gagal Nafas, PSA/SH, Sepsis, MRSA

No Register : 5103659

B. Riwayat Keperawatan

1. Keluhan Utama: klien tidak sadar

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Sebelum masuk RS klien terjatuh terpeleset di kamar mandi terus tidak sadar, setelah beberapa

jam klien mengalami demam, nafas sesak kemudian dibawa ke RSDK lewat IGD. Di IGD

diberikan tindakan pasang ET, periksa darah lengkap, pasang infuse, kemudian dirawat di ICU

sampai pengkajian dilakukan

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit jantung sudah 5 tahun

Riwayat Parkinson sudah 2 tahun

Riwayat Hemiparese sudah 2 tahun

C. Pengkajian Primer

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Gagal Nafas

1. Airways

Jalan nafas secret kental produktif, ada reflek batuk bila dilakukan isap lendir

2. Breathing

Memakai ET no 7,5 dengan ventilator mode CPAP, FiO2: 30 %, nafas mesin:10, nafas klien: 28

x/mnt, SaO2: 96, bunyi ronchi kasar seluruh area paru.

3. Circulation

TD: 147/86 mmHg, HR: 100 x/mnt, MAP: 94, suhu: 36,5 oC, edema ekstremitas atas dan bawah,

capillary refill <>

D. Pengkajian sekunder

1. Kepala : Mesosefal, tidak ada hematom/luka pada kepala

2. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak icterik, pupil isokor 2 mm, tidak ada hematom kelopak mata

3. Hidung : Terpasang NGT, ada lendir kental saat dilakukan isap lendir

4. Telinga : Tampak bersih, tidak ada discharge

5. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, JVP meningkat

6. Thorak :

Paru

Inspeksi : Pengembangan paru simetris kanan dan kiri

Palpasi : Sterm fremitus kanan dan kiri sama

Perkusi : Sonor seluruh lapang pandang paru

Auskultasi : Ronchi terdengar seluruh lapang paru

Jantung

Inspeksi : iktus cordis tak tampak

Palpasi : Iktus kordis teraba pada SIC 5, 2 cm LMCS

Perkusi : Suara pekak, konfigurasi dalam batas normal

Auskultasi : Bunyi jantung I dan II murni, gallops (-), murmur (-)

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Gagal Nafas

7. Abdomen

Inspeksi : Datar

Auskultasi : Bising usus normal, 15 x/menit

Perkusi : Timpani

Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar dan lien

8. Ekstremitas : Edema ekstremitas atas dan bawah

9. Data Penunjang:

a. Laboratorium:

Tanggal 21Juni 2005:

Kultur steril tidak ada kuman

Tanggal 5 Juli 2005:

Kultur darah: ditemukan kuman Stapilokokus Epidedermis

Kultur urin: ditemukan kuman Stapilokokus Aeureus

Kuman resisten terhadap semua Cephalosforin dan Beta Lactam

MRSA dan MRSE

Tanggal 7 Juli 2005

Darah

Hb : 8,7 gr%

Ht : 26,3 %

Eritro : 2,67 jt/mmk

MCH : 32,70 pg

MCV : 98,70

Leuko : 11,0 rb/mmk

Urea : 104 mg/dl

Urin

PH : 6

Prot : 30 mg/dl

Red : negative

Sediment

Ep cell : 7 – 10 LPK

Leuko : 10 – 15 LPB

Eritrosit : 30 – 40 LPB

Ca ox : -

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Gagal Nafas

Creatin : 0,99 mg/dl

Na : 130 mmol/L

K : 5,0 mmol/L

Cl : 106 mmol/L

Ca : 2,1 mmol/L

Mg : 0,91 mmol/L

Asam urat : -

Triple phosfat: -

Amorf : -

Sel hialin : -

Sel granula: -

Bakteri : positif

BGA tanggal 5 Juli 2005 jam 09.45 wib

PH : 7,36

PCO2 : 37,4 mmHg

PO2 : 58,6 mmHg

HCO3 : 24,5

BE : 0,7

BE ecf : - 0,5

AaDO2: 143

SaO2 : 93 %

b. Foto Rontgen

CT Scan tanggal 15 Juni 2005

Perdarahan intra serebral region transversal kiri dengan edema

Perdarahan subarachnoid

Subdural higroma region fronto temporal kanan, temporo parietal kiri dan interhemisfer serebri

Foto Thorak 15 Juni 2005

Bronkiektasis kanan dan kiri, gambaran pneumonia

c. Terapi

Program Infus:

Comafusin I

Oral:

Tequien 400 mg tiap 24 jam

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Gagal Nafas

Kalbumin I

Fima Hes I

RL I

Injeksi:

Amikin 1 gr/ 24 jam

Nootrophyl 3 gram /6 jam

Vit C 1 amp / 8 jam

Vit K 1 amp /8 jam

Ticlopidin 200 mg / 24 jam

ASA 80 gr / 24 jam

CaCO3 500 mg / 8 jam

Propranolol 10 mg / 8 jam

Repirator

CPAP

FiO2 30 %

II. ANALISA DATA

NO DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH

1 DS:

DO:

Jalan nafas secret kental produktif

Ada reflek batuk bila dilakukan isap lendir

Sumbatan jalan nafas

dan kurangnya

ventilasi sekunder

terhadap retensi

lendir

Bersihan jalan

nafas tidak efektif

2 DS:

DO:

Ronchi terdengar seluruh lapang paru

Bronkiektasis kanan dan kiri, gambaran

pneumonia

BGA tanggal

Akumulasi protein

dan cairan dalam

interstitial / area

alveolar

Gangguan

pertukaran gas

3 DS:-

DO:

Terpasang NGT

Klien tidak sadar reflek menelan tidak ada

CT Scan tanggal 15 Juni 2005:

Ketidakmampuan

menelan

Perubahan pola

nutrisi

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Gagal Nafas

Perdarahan intra serebral region transversal

kiri dengan edema

Perdarahan subarachnoid

Subdural higroma regio fronto temporal kanan,

temporo parietal kiri dan interhemisfer

serebri

4 DS:

DO:

Memakai ventilator mode CPAP, FiO2: 30 %,

nafas mesin: 10, nafas klien: 28 x/mnt, SaO2:

96.

Penggunaan ventilasi

mekanik

Resiko cidera

5 DS:

DO:

Klien tidak sadar

Klien terpasang DC, NGT, Infus

Klien terpasang ET dan ventilator

Leukosit: 11,0 rb/mmk

Gagal Nafas, PSA/SH,

Pemasangan selang

ET dengan kondisi

lemah

Resiko tinggi

terhadap infeksi

6 DS:

DO:

DX Medis: Sepsis, MRSA

Tanggal 5 Juli 2005:

Kultur darah: ditemukan kuman Stapilokokus

Epidedermis

Kultur urin: ditemukan kuman Stapilokokus

Aeureus

Kuman resisten terhadap semua Cephalosforin

Adanya sumber

penularan dari

kuman stapilokokus

Resiko terhadap

penularan lewat

udara

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Gagal Nafas

dan Beta Lactam

MRSA dan MRSE

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sumbatan jalan nafas dan kurangnya

ventilasi sekunder terhadap retensi lendir

b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan akumulasi protein dan cairan dalam interstitial /

area alveolar

c. Perubahan pola makan berhubungan dengan ketidakmampuan menelan

d. Resiko cidera berhubungan dengan penggunaan ventilasi mekanik

e. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pemasangan selang ET dengan kondisi lemah

f. Resiko terhadap penularan lewat udara berhubungan dengan adanya sumber penularan dari kuman

stapilokokus

IV. RENCANA TINDAKAN

TGL DP TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI

9/7/05 1 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama jalan nafas

efektif.

Kriteria hasil:

Bunyi nafas bersih

Secret berkurang atau hilang

Catat karakteristik bunyi nafas

Catat refleks batuk dan lendir yang keluar

Monitor status hidrasi untuk mencegah sekresi

kental

Berikan humidifikasi pada jalan nafas

Pertahankan posisi tubuh / kepala dan gunakan

ventilator sesuai kebutuhan

Observasi perubahan pola nafas dan upaya bernafas

Berikan cairan garam faaal sesuai indiaksi untuk

membuang skresi yang lengket

Berikan O2 sesuai kebutuhan tubuh

Berikan fisioterapi dada

9/7/05 2 Setelah dilakukan tindakan Kaji status pernafasan

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Gagal Nafas

keperawatan selama 1x24 jam

pertukaran gas adekuat

Criteria hasil:

Perbaikan oksigenasi adekuat:

akral hangat, peningkatan

kesadaran

BGA dalam batas normal

Bebas distres pernafasan

Kaji penyebab adanya penurunan PaO2 atau yang

menimbulkan ketidaknyaman dalam pernafasan

Catat adanya sianosis

Observasi kecenderungan hipoksia dan hiperkapnia

Berikan bantuan nafas dengan ventilator mekanik

Kaji seri foto dada

Awasi BGA / saturasi oksigen (SaO2)

9/7/05 3 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

klien mempertahankan

kebutuhan nutrisi

Criteria hasil:

Laborat Hb, protein dalam batas

normal

Makanan dapat masuk sesuai

dietnya

Kaji status gizi klien

Kaji bising usus

Hitung kebutuhan gizi tubuh atau kolaborasi tim

gizi

Pertahankan asupan kalori dengan makan per sonde

atau nutrisi perenteral sesuai indikasi

Periksa laborat darah rutin dan protein

9/7/05 4 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

klien bebas dari cidera selama

ventilasi mekanik

Criteria hasil:

Tidak ada cidera pada pernafasan

Pernafasan klien terkendali

normal

Monitor ventilator terhadap peningkatan tajam pada

ukuran tekanan

Observasi tanda dan gejala barotrauma

Posisikan selang ventilator untuk mencegah

penarikan selang endotrakeal

Kaji panjang selang ET dan catat panjang tiap shift

Berikan antasida dan beta bloker lambung sesuai

indikasi

Monitor terhadap distensi abdomen

9/7/05 5 Setelah dilakukan tindakan Evaluasi warna, jumlah, konsistensi sputum tiap

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Gagal Nafas

keperawatan selama 1x24 jam

infeksi nosokomial dapat

terkendali

Criteria hasil:

Tidak ada tanda-tanda infeksi

Leukosit dalam batas normal

penghisapan

Tampung specimen untuk kultur dan sensitivitas

sesuai indikasi

Pertahankan teknik steril bila melakukan

penghisapan (pakai sarung tangan steril)

Ganti sirkuit ventilator tiap 72 jam

Lakukan pembersihan oral tiap shift

Monitor tanda vital terhadap infeksi

Pantau keadaan umum

Pantau hasil pemeriksaan laborat untuk kultur dan

sensitivitas

Berikan antibiotic amikin 1 gram/ 24 jam

9/7/05 6 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam

penularan tidak terjadi

Criteria hasil:

Klien berada di kamar isolasi

Semua bahan dan alat yang

dipakai klien ditempatkan

tersendiri

Tersedianya baju khusus untuk

perawat maupun pengunjung

Pertahankan klien di ruang isolasi

Lakukan pemantauan alat dan bahan yang

digunakan klien

Tempatkan tersendiri baju dan alat lain yang sudah

dipakai klien

Hindari kontak secara langsung dengan klien dan

alat serta bahan yang dipakai klien

Berikan penkes terhadap keluarga maupun

pengunjung

Pantau hasil laborat kultur dan sensitivitas, baik

darah maupun urin

Pakai sarung tangan, masker, dan jas yang tersedia

setiap melakukan tindakan keperawatan

V. IMPLEMENTASI & EVALUASI TANGGAL 9 JULI 2005

TGL DP IMPLEMENTASI & RESPON KLIEN EVALUASI TTD

Page 10: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Gagal Nafas

JAM

9/7/05

21.00

24.00

05.00

07.00

1 Mencatat karakteristik bunyi nafas

R: ronchi (+) paru kanan dan kiri

Mencatat karakteristik batuk, dan lendir

R: reflek batuk (+) bila isap lendir, lendir keluar

Memberikan cairan garam faal sesuai indiaksi

untuk membuang sekresi yang lengket

R: lendir dapat keluar lebih encer

Memberikan humidifikasi pada jalan nafas

R: aguades masuk kedalam penampung sesuai

level

Mempertahankan posisi tubuh/kepala dan gunakan

ventilator sesuai kebutuhan

R: posisi kepala tempat tidur tetap elevasi 300

Mengobservasi perubahan pola nafas dan upaya

bernafas

R: pola nafas memakai mode CPAP, F: 12, klien

14 x/mnt, FiO2 30%

Memberikan fisioterapi dada

R: fisioterapi dada sudah dilakukan klien batuk-

batuk

Memonitor status hidrasi untuk mencegah sekresi

kental

R: BC + 107, turgor baik

10/7/05 jam 07.00

WIB

S: -

O:

Ronchi (+)

Lendir keluar lebih

encer

Posisi elevasi 300

A:

Masalah teratasi

sebagian

P:

Lanjutkan intervensi

sebelumnya

9/7/05 2 Mengkaji status pernafasan

R: memakai mode CPAP, F: 12, klien 14 x/mnt,

10/7/05 jam 07.00

WIB

Page 11: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Gagal Nafas

21.00

24.00

05.00

07.00

FiO2 30%

Mengkaji penyebab adanya penurunan PaO2

R: adanya gangguan ventilasi dan perfusi paru

Mencatat adanya sianosis

R: tidak ada sianosis

Mengobservasi kecenderungan hipoksia dan

hiperkapnia

R: SaO2 96%, BGA: dalam batas normal

Mempertahankan bantuan nafas dengan ventilator

mekanik

R: ventilator terpasang sesuai kebutuhan klien

S: -

O:

Respirasi dengan

vent.mode CPAP,

FiO2 30 %

Tidak ada sianosis

A:

Masalah teratasi

sebagian

P:

Lanjutkan intervensi

sebelumnya

9/7/05

21.00

24.00

05.00

07.00

3 Mengkaji kebutuhan gizi klien

R: 1400 kkal, 60 gr protein

Mengkaji bising usus klien

R: BU normal, 20 x/mnt, residu negatif

Mempertahankan asupan kalori dengan makan per

sonde atau nutrisi perenteral sesuai indikasi

R: diet masuk, residu negative, tidak ada muntah

Memantau hasil darah rutin dan protein

R: Hb 10,3 gr%, Albumin: 2,8 mg/dl

10/7/05 jam 07.00

WIB

S: -

O:

Diit masuk

Tidak ada muntah

Residu negative

BU 20 x/mnt

A:Masalah teratasi

sebagian

P:Lanjutkan intervensi

sebelumnya

9/7/05

21.00

4 Memonitor ventilator terhadap peningkatan tajam

pada ukuran tekanan

10/7/05 jam 07.00

WIB

Page 12: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Gagal Nafas

24.00

05.00

07.00

R: tidak ada peningkatan tekanan yang tajam

Mengobservasi tanda dan gejala barotrauma

R: tidak ada tanda dan gejala barotrauma

Memposisikan selang ventilator untuk mencegah

penarikan selang endotrakeal

R: sirkuit letak lebih rendah dari ET, plester

terpasang kuat, balon ET terisi cukup

Mengkaji panjang selang ET dan catat panjang

R: ET posisi tetap pada angka 21, paru kanan

dan kiri terdengar sama

Memberikan antasida dan beta bloker lambung

sesuai indikasi

R: sukralfat 500 mg sudah masuk

Memonitor terhadap distensi abdomen

R: tidak ada distensi abdomen

S: -

O:

Tidak ada peningkatan

tekanan yang tajam

Tidak ada barotrauma

ET terpasang tetap

A:

Masalah teratasi

sebagian

P:

Lanjutkan intervensi

sebelumnya

9/7/05

21.00

24.00

05.00

07.00

5 Mengevaluasi warna, jumlah, konsistensi sputum

tiap penghisapan

R: warna putih, lendir keluar 5 cc an

Menampung specimen untuk kultur dan

sensitivitas sesuai indikasi

Mempertahanakan teknik steril bila melakukan

penghisapan (pakai sarung tangan steril)

R: sudah memakai sarung tangan dan masker

tiap melakukan tindakan

Memberikan injeksi antibiotic Amikin 1 gr

R: obat masuk tidak ada alergi

10/7/05 jam 07.00

WIB

S: -

O:

Lendir dapat keluar

Teknik steril dilakukan

Tanda vital dalam

batas normal

Kultur MRSA &

MRSE

A:

Page 13: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Gagal Nafas

Melakukan pembersihan oral

R: mulut klien tampak bersih

Memantau keadaan umum

R: KU lemah, kesadaran sopor

Memantau hasil pemeriksaan laborat untuk kultur

dan sensitivitas

R: kultur ada kuman stapilokokus (MRSA &

MRSE)

Memonitor tanda vital terhadap infeksi

R: TD: 112/63 mmHg, MAP: 75, HR: 83 x/mnt,

suhu: 36,8 0C

Masalah teratasi

sebagian

P:

Lanjutkan intervensi

sebelumnya

9/7/05

21.00

24.00

07.00

6 Mempertahankan klien di ruang isolasi

R: klien tetap di ruang tersendiri dan kamar

tertutup

Melakukan pemantauan alat dan bahan yang

digunakan klien

R: tempat yang tersedia sudah digunakan

Menempatkan tersendiri baju dan alat lain yang

sudah dipakai klien

R: alat dan bahan dimasukkan dalam bak khusus

Menghindari kontak secara langsung dengan klien

dan alat serta bahan yang dipakai klien

R: sudah memakai masker, sarung tangan dan

jas setiap melakukan tindakan

Memberikan penkes terhadap keluarga maupun

pengunjung

10/7/05 jam 07.00

WIB

S: -

O:

Klien dirawat di ruang

isolasi

Bahan dan alat

disendirikan

Masker, jas, sarung

tangn dipakai setiap

tindakan

Keluarga dapat

mengerti dan

mengangguk

Kultur MRSA &

MRSE

Page 14: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Gagal Nafas

R: keluarga dapat memahami dan setuju.

Memantau hasil laborat kultur dan sensitivitas,

baik darah maupun urin

R: kultur ditemukan adanya kuman stapilokokus

(MRSA & MRSE)

Memakai sarung tangan, masker, dan jas yang

tersedia setiap melakukan tindakan keperawatan

R: sudah dilakukan perawat jaga ruang isolasi

A:

Masalah teratasi

sebagian

P:

Lanjutkan intervensi

sebelumnya

VII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TANGGAL 10 JULI 2005

TGLJAM

DP IMPLEMENTASI & RESPON KLIEN EVALUASI TTD

10/7/05

21.00

24.00

05.00

07.00

1 Mencatat karakteristik bunyi nafas

R: ronchi (+) paru kanan dan kiri

Mencatat karakteristik batuk, dan lendir

R: reflek batuk (+) bila isap lendir, lendir keluar

Memberikan cairan garam faal sesuai indiaksi

untuk membuang skresi yang lengket

R: lendir dapat keluar lebih encer

Memberikan humidifikasi pada jalan nafas

R: aguades masuk kedalam penampung sesuai

level

Mempertahankan posisi tubuh/kepala dan gunakan

ventilator sesuai kebutuhan

R: posisi kepala tempat tidur tetap elevasi 300

Mengobservasi perubahan pola nafas dan upaya

bernafas

R: pola nafas memakai mode CPAP, F: 12, klien

11/7/05 jam 07.00

WIB

S: -

O:

Ronchi (+)

Lendir keluar lebih

encer

Posisi elevasi 300

A:

Masalah teratasi

sebagian

P:

Lanjutkan intervensi

sebelumnya

Page 15: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Gagal Nafas

14 x/mnt, FiO2 30%

Memberikan fisioterapi dada

R: fisioterapi dada sudah dilakukan klien batuk-

batuk

Memonitor status hidrasi untuk mencegah sekresi

kental

R: BC + 107, turgor baik

10/7/05

21.00

24.00

05.00

07.00

2 Mengkaji status pernafasan

R: memakai mode CPAP, F: 12, klien 14 x/mnt,

FiO2 30%

Mengkaji penyebab adanya penurunan PaO2

R: adanya gangguan ventilasi dan perfusi paru

Mencatat adanya sianosis

R: tidak ada sianosis

Mengobservasi kecenderungan hipoksia dan

hiperkapnia

R: SaO2 96%, BGA: dalam batas normal

Mempertahankan bantuan nafas dengan ventilator

mekanik

R: ventilator terpasang sesuai kebutuhan klien

11/7/05 jam 07.00

WIB

S: -

O:

Respirasi dengan

vent.mode CPAP,

FiO2 30 %

Tidak ada sianosis

A: Masalah teratasi

sebagian

P: Lanjutkan intervensi

sebelumnya

10/7/05

21.00

24.00

05.00

07.00

3 Mengkaji kebutuhan gizi klien

R: 1400 kkal, 60 gr protein

Mengkaji bising usus klien

R: BU normal, 20 x/mnt, residu negatif

Mempertahankan asupan kalori dengan makan per

sonde atau nutrisi perenteral sesuai indikasi

11/7/05 jam 07.00

WIB

S: -

O:

Diit masuk

Tidak ada muntah

Page 16: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Gagal Nafas

R: diet masuk, residu negative, tidak ada muntah

Memantau hasil darah rutin dan protein

R: Hb 10,3 gr%, Albumin: 2,8 mg/dl

Residu negative

BU 20 x/mnt

A: Masalah teratasi

sebagian

P: Lanjutkan intervensi

sebelumnya

10/7/05

21.00

24.00

05.00

07.00

4 Memonitor ventilator terhadap peningkatan tajam

pada ukuran tekanan

R: tidak ada peningkatan tekanan yang tajam

Mengobservasi tanda dan gejala barotrauma

R: tidak ada tanda dan gejala barotrauma

Memposisikan selang ventilator untuk mencegah

penarikan selang endotrakeal

R: sirkuit letak lebih rendah dari ET, plester

terpasang kuat, balon ET terisi cukup

Mengkaji panjang selang ET dan catat panjang

R: ET posisi tetap pada angka 21, paru kanan

dan kiri terdengar sama

Memberikan antasida dan beta bloker lambung

sesuai indikasi

R: sukralfat 500 mg sudah masuk

Memonitor terhadap distensi abdomen

R: tidak ada distensi abdomen

11/7/05 jam 07.00

WIB

S: -

O:

Tidak ada peningkatan

tekanan yang tajam

Tidak ada barotrauma

ET terpasang tetap

A:

Masalah teratasi

sebagian

P:

Lanjutkan intervensi

sebelumnya

10/7/05

21.00

24.00

5 Mengevaluasi warna, jumlah, konsistensi sputum

tiap penghisapan

R: warna putih, lendir keluar 5 cc an

Menampung specimen untuk kultur dan

11/7/05 jam 07.00

WIB

S: -

Page 17: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Gagal Nafas

05.00

07.00

sensitivitas sesuai indikasi

Mempertahanakan teknik steril bila melakukan

penghisapan (pakai sarung tangan steril)

R: sudah memakai sarung tangan dan masker

tiap melakukan tindakan

Memberikan injeksi antibiotic Amikin 1 gr

R: obat masuk tidak ada alergi

Melakukan pembersihan oral

R: mulut klien tampak bersih

Memantau keadaan umum

R: KU lemah, kesadaran sopor

Memantau hasil pemeriksaan laborat untuk kultur

dan sensitivitas

R: kultur ada kuman stapilokokus (MRSA &

MRSE)

Memonitor tanda vital terhadap infeksi

R: TD: 112/63 mmHg, MAP: 75, HR: 83 x/mnt,

suhu: 36,8 0C

O:

Lendir dapat keluar

Teknik steril dilakukan

Tanda vital dalam

batas normal

Kultur MRSA &

MRSE

A:

Masalah teratasi

sebagian

P:

Lanjutkan intervensi

sebelumnya

10/7/05

21.00

24.00

07.00

6 Mempertahankan klien di ruang isolasi

R: klien tetap di ruang tersendiri dan kamar

tertutup

Melakukan pemantauan alat dan bahan yang

digunakan klien

R: tempat yang tersedia sudah digunakan

Menempatkan tersendiri baju dan alat lain yang

sudah dipakai klien

11/7/05 jam 07.00

WIB

S: -

O:

Klien dirawat di ruang

isolasi

Bahan dan alat

disendirikan

Masker, jas, sarung

Page 18: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Gagal Nafas

R: alat dan bahan dimasukkan dalam bak khusus

Menghindari kontak secara langsung dengan klien

dan alat serta bahan yang dipakai klien

R: sudah memakai masker, sarung tangan dan

jas setiap melakukan tindakan

Memberikan penkes terhadap keluarga maupun

pengunjung

R: keluarga dapat memahami dan setuju.

Memantau hasil laborat kultur dan sensitivitas,

baik darah maupun urin

R: kultur ditemukan adanya kuman stapilokokus

(MRSA & MRSE)

Memakai sarung tangan, masker, dan jas yang

tersedia setiap melakukan tindakan keperawatan

R: sudah dilakukan perawat jaga ruang isolasi

tangn dipakai setiap

tindakan

Keluarga dapat

mengerti dan

mengangguk

Kultur MRSA &

MRSE

A:

Masalah teratasi

sebagian

P:

Lanjutkan intervensi

sebelumnya