lp cairan & elektrolit

20
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA HEMATEMESIS MELENA DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT DI RUANG NAKULA II RSUD KOTA SEMARANG STASE KEBUTUHAN DASAR MANUSIA Disusun Guna Memenuhi Tugas Kebutuhan Dasar Manusia III Oleh: FARA DILA SANTI P17420613055

Upload: faraa-dila-santi

Post on 07-Nov-2015

50 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

cairan & elektrolit

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN PADA HEMATEMESIS MELENA DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT DI RUANG NAKULA IIRSUD KOTA SEMARANG

STASE KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Kebutuhan Dasar Manusia IIIOleh:FARA DILA SANTIP17420613055

PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN SEMARANGJURUSAN KEPERAWATANPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG2013/ 2014A. KONSEP DASAR1. DefinisiCairan merupakan suatu jenis benda yang fluiditasnya (daya alirnya), yang bertentangan dengan kekakuan padatan, yang bervolume tertentu tetapi bentuknya tidak tentu, dan jika dibawah tegangan ia akan mudah mengalir. (Gillis & Oxtoby ,2001)Elektrolit merupakan suatu zat yang dalam larutannya dapat menghantarkan arus listrik (Gillis & Oxtoby, 2001)

2. Jenis CairanCairan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:a. Cairan NutrienPasien yang istirahat di tempat tidur memerlukan 450 kalori/ hari. Cairan nutrient terdiri atas:1) Karbohidrat dan air2) Asam amino3) Lemakb. Blood Volume ExpandersBlood Volume Expanders merupakan bagian dari jenis cairan yang berfungsi meningkatkan volume pembuluh darah setelah kehilangan darah/ plasma dan apabila keadaan darah sudah tidak sesuai (peredaran darah berat)

3. Sistem yang Berperan dalam Kebutuhan Cairan dan ElektrolitMenurut Aziz Alimul .H 2006, pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh manusia diatur oleh:a. GinjalProses pengaturan kebutuhan keseimbangan cairan diawali oleh kempuan bagian ginjal seperti gromerulus, dalam menyaring cairan. Rata-rata setiap 1 L darah mengandung 500 cc plasma yang mengalir melalui glomerulus, 10% darinya disaring keluar. Cairan yang tersaring kemudian mengalir melalui tubuli renalis yang sel-selnya menyerap semua bahan yang dibutuhkan. Jumlah urine yang diproduksi ginjal dapat dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron dengan rata-rata 1 mL/ Kg/ BB/ jam.b. KulitKeringan merupakan sekresi aktif yang dihasilkan oleh kelenjar keringat yang terdapat pada lapisan kulit dan dikendalikan oleh saraf simpatis. Melalui kelenjar ini suhu dapat diturunkan dengan jumlah air yang dapat dilepaskan, L/ hari. c. ParuOrgan paru mengeluarkan cairan dengan menghasilkan insensible water lost 400 ml/ hari dengan proses pengeluaran cairan yang terkait dengan respons akibat perubahan upaya kemampuan bernapas.d. GastrointestinalMelalui proses pengerapan dan pengeluaran airlah sistem gastrointestinal berperan. Dalam kondisi normal, cairan yang hilang dalam sistem ini sekitar 100/ 200 ml/ hari.

3. Cara Perpindahan Cairan Tubuha. Difusi, merupakan proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan bergerak dari kosentrasi tinggi ke kosentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Kecepatan difusi dipengaruhi oleh ukuran molekul, kosentrasi larutan dan temperaturb. Osmosis, merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air melalui membran semipermiabel dari larutan yang berkosentrasi lebih rendah ke kosentrasi yang lebih tinggi, dimana sifatnya menarikc. Transpor aktif, merupakan perpindahan partikel dari kosentrasi rendah ke tinggi karena adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung

4. Kebutuhan Cairan Tubuh bagi ManusiaMenurut Behrman, RE, dkk pada tahun 1996 kebutuhan air bedasarkan umur dan berat badan adalahUmurKebutuhan Air

Jumlah air/ 24 jam (ml)ml/ Kg Berat Badan

3 hari250-30080-100

1 tahun1150-1300120-135

2 tahun1350-1500115-125

4 tahun1600-1800100-110

10 tahun2000-270070-85

14 tahun2200-270050-60

18 tahun2200-270040-50

Dewasa2400-260020-30

5. Pengaturan Volume Cairan TubuhKeseimbangan cairan dalam tubuh dihitung dari keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan jumlah cairan yang keluar.a. Asupan Cairan (intake cairan)Kondisi normal: 2500 cc/ hari. Pengaturannya menggunakan mekanisme haus yang diatur oleh hipotalamus dan apabila terjadi ketidakseimbangan volume cairan tubuh dimana asupan cairan kurang/ adanya perdarahan, maka curah jantung menurun dan menyebabkan terjadinya penurunan tekanan darah.b. Pengeluaran Cairan (output cairan)Kondisi normal: 2300 cc/ hari.Jumlah air yang banyak keluar adalah dari sekresi ginjal (1500cc/ hari), dan dapat pula melalui kulit (keringat) dan saluran pencernaan (feses).

6. Masalah Kebutuhan CairanTerdapat beberapa masalah yang diakibatkan oleh terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, diantaranya:

a. Hipovolume/ dehidrasiKekurangan cairan terjadi karena penurunan asupan cairan dan kelebihan pengeluaran cairan. Tubuh akan merespon kekurangan cairan tubuh dengan mengosongkan cairan vaskuler, sebgai kompensasi akibat penurunan cairan interstisial maka tubuh akan mengalirkan cairan keluar sel. Pengosongan cairan ini bisa terjadi karena pasien diare atau muntahTerdapat tiga macam gangguan kekurangan cairan eksternal, yaitu: Dehidrasi isotonik: tubuh kehilangan sejumlah cairan dan elektrolit secra seimbang Dehidrasi hipertonik: tubuh kehilangna lebih banyak air dibandingkan elektrolit Dehidrasi hipotonik: tubuh kehilangan lebih banyak elektrolit daripada airMacam dehidrasi bedasarkan derajatnya:(1) Derajat berat, ciri: Kehilangan cairan sebanyak 4-6 L ( kehilangan cairan mencapai > 10% BB) Serum Na mencai 159-166 mEq/ L Hipotensi Turgor buruk Oliguria Nadi dan pernapasan meningkat(2) Dehidrasi sedang, ciri: Kehilangan cairan 2-4 L Serum Na mencapai 152-158 mEq/ L Mta cekung(3) Dehidrasi ringan, ciri: Kehilangan cairan mencapai 5% BB (1,5-2 L)b. Hipervolume/ overhidrasiNormalnya, cairan intertsisial tidak terikat dengan air, tetapi elastic dan hanya terdapat dalam jaringan.

7. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan dan ElektrolitTanda dan gejala yang dapat ditemukan pada gangguan oksigen yang sering terjadi yaitu :a. Gagal nafasKetidakmampuan tubuh dalam mempertahankan tekanan parsial normal O2 dan CO2 di dalam darah, disebabkan oleh gangguan pertukaran O2 dan CO2 sehingga sistem pernapasan tidak mampu memenuhi metabolisme tubuh.b. Gangguan jantung (gagal jantung)Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi nutrien dan oksigen.c. Kelumpuhan alat pernafasanSuatu keadaan dimana terjadi kelumpuhan pada alat pernapasan untuk memenuhi kebutuhan oksigen karena kehilangan kemampuan ventilasi secara adekuat sehingga terjadi kegagalan pertukaran gas O2 dan CO2.d. Perubahan pola napas.Hipoksia (kekurangan oksigen dalam jaringan), dyspnea (kesulitan bernapas, misal pada pasien asma),sianosis (perubahan warna menjadi kebiru-biruan pada permukaan kulit karena kekurangan oksigen), apnea (tidak bernapas/ berhenti bernapas), bradipnea (pernapasan lebih lambat dari normal dengan frekuensi kurang dari 16x/menit), takipnea (pernapasan lebih cepat dari normal dengan frekuensi lebih dari 24x/menit.e. Keadaan gawat (misalnya : koma)Pada keadaan gawat, misal pada pasien koma tidak dapat mempertahankan sendiri jalan napas yang adekuat sehingga mengalami penurunan oksigenasi.f. Trauma paruParu-paru sebagai alat penapasan, jika terjadi benturan atau cedera akan mengalami gangguan untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi.g. Metabolisme yang meningkat : luka bakarPada luka bakar, konsumsi oksigen oleh jaringan akan meningkat dua kali lipat sebagai akibat dari keadaan hipermetabolisme.h. Post operasiSetelah operasi, tubuh akan kehilangan banyak darah dan pengaruh dari obat bius akan mempengaruhi aliran darah ke seluruh tubuh, sehingga sel tidak mendapat asupan oksigen yang cukup.i. Keracunan karbon monoksidaKeberadaan CO di dalam tubuh akan sangat berbahaya jika dihirup karena akan menggantikan posisi O2 yang berikatan dengan hemoglobin dalam darah.

8. Kebutuhan ElektrolitKomposisi elektrolit dalam plasma adalah sebagai berikut:Natrium: 135-145 mEq/ LKalium: 3,5-5,3 mEq/ LKalsium: 4-5 mEq/ LMagnesium: 1,5-2,5 mEq/ LKlorida: 100-106 mEq/ LBikarbonat: 22-26 mEq/ LFosfat: 2,5-4,5 mg/ 100 ml

B. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PEMBERIAN OKSIGENASIProsedur pemberian oksigenasi dibagi menjadi 2 sistem, yaitu:a. Sistem Aliran RendahSistem aliran rendah ditujukan pada klien yang memerlukan oksigen dan masih mampu bernapas sendiri dengan pola pernapasan yang normal. Sistem ini diberikan untuk menambah konsentrasi udara ruangan. Contoh sistem aliran rendah ini adalah:1) Kateter NasalSuatu alat yang memberikan oksigen secara kontinu dengan aliran 1-6 liter/menit dengan konsentrasi 24% - 44%.Prosedur kerja : Jelaskan prosedur yang akan dilakukan Cuci tangan Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 1 - 6 liter/menit. Kemudian observasi humidifier dengan melihat air yang bergelembung Atur posisi pasin dengan semi fowler Ukur kateter nasal dimulai dari lubang telinga sampai ke hidung dan berikan tanda Buka saluran udara dari tabung oksigen Berikan minyak pelumas (Vaselin / jelly) Masukkan ke dalam hidung sampai batas tadi yang ditentukan Lakukan pengecekan kateter apakah sudah masuk atau belumengan menekan lidah pasien menggunakan spatel (akan terlihat posisinya di belakang uvula) Fiksasi pada daerah hidung Periksa kateter nasal setiap 6 - 8 jam Kaji cuping, septum dan mukos hidung serta periksa kecepatan aliran oksigen setiap 6 - 8 jam Catat kecepatan aliran oksigen, rute dan respon pasien Cuci tangan setelah prosedur dilakukan2) Kanula NasalSuatu alat yang memberikan oksigen secara kontinu dengan aliran 2 - 6 liter/menit dengan konsentrasi 24% - 44%.Prosedur kerja : Jelaskan prosedur pada klien Cuci tangan Atur posisi klien yang nyaman (semi fowler) Atur peralatan oksigen dan humidiflier Hubungkan kanula dengan selang oksigen ke humidiflier dengan aliran oksigen yang rendah,beri pelicin(jelly) pada kedua ujung kanula Masukan ujung kanula ke lubang hidung Fiksasi selang oksigen Alirkan oksigen sesuai yang diingiinkan Catat kecepatan aliran oksigen, rute dan respon pasien Cuci tangan setelah prosedur dilakukan3) Masker OksigenMasker oksigen terdiri dari beberapa jenis, yaitu:a) Masker Wajah SederhanaSuatu alat yang memberikan oksigen secara kontinu/ selang-seling dengan aliran 5 - 8 liter/menit, konsentrasi 30% - 60%.b) Masker Partial RebreathingSuatu alat yang memberikan oksigen secara kontinu/ selang-seling dengan aliran 8 - 12 liter/menit, konsentrasi 60% - 80%.c) Masker NonrebreathingSuatu alat yang memberikan oksigen secara dengan aliran 10 - 25 liter/menit dengan konsentrasi 95% - 100%.Prosedur kerja : Jelaskan prosedur pada klien Cuci tangan Atur posisi yang nyaman pada klien (semi fowler) Hubungkan selang oksigen pada sungkup muka sederhana dengan humidiflier Tepatkan sungkup muka sederhana, sehingga menutupi hidung dan mulut klien Lingkarkan karet sungkup kepada kepala klien agar tidak lepas Alirkan oksigen sesuai kebutuhan Catat kecepatan aliran oksigen, rute dan respon pasien Cuci tangan setelah prosedur dilakukanb. Sistem Aliran TinggiSistem aliran rendah ini adalah:1) Masker Venturi Yaitu teknik pemberian oksigen dengan gas yang dialirkan dari tabung akan menuju ke sungkup yang kemudian akan dihimpit untuk mengatur suplai O2 sehingga tercipta tekanan negative, akibatnya udara luar dapat diisap dan aliran udara yang dihasilkan lebih banyak. Aliran udara pada alat ini sekitar 4 14 L/menit dengan konsentrasi 30% - 55%.

C. PROSES KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN1. PengkajianSecara umum pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data tentang :a. Biodata pasienUmur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik secara fisik maupun psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui hubungan dan pengaruhnya terhadap terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang masalahnya/penyakitnyab. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST)Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien pada saat perawat mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat keluhan utama seharusnya mengandung unsur PQRST (Paliatif/Provokatif, Quality, Regio, Skala, dan Time).c. Riwayat perkembangan Neonatus : 30 - 60 x/mnt Bayi : 44 x/mnt Anak : 20 - 25 x/mnt Dewasa : 15 - 20 x/mnt Dewasa tua : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun

d. Riwayat kesehatan keluargaDalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang mengalami masalah / penyakit yang sama.e. Riwayat sosialPerlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya, misalnya : merokok, pekerjaan, rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-faktor alergen.f. Riwayat psikologisDisini perawat perlu mengetahui tentang : Perilaku / tanggapan klien terhadap masalahnya/penyakitnya Pengaruh sakit terhadap cara hidup Perasaan klien terhadap sakit dan therapi Perilaku / tanggapan keluarga terhadap masalah/penyakit dan terapig. Riwayat spiritualPerlu dikaji bagaimana cara klien dapat memenuhi kebutuhan spiritualnya sperti beridadah, berdoa, dll.h. Pemeriksaan fisik Hidung dan sinusInspeksi : cuping hidung, deviasi septum, perforasi, mukosa (warna, bengkak, eksudat, darah), kesimetrisan hidung.Palpasi : sinus frontalis, sinus maksilaris FaringInspeksi : warna, simetris, eksudat ulserasi, bengkak TrakheaPalpasi : dengan cara berdiri disamping kanan pasien, letakkan jari tengah pada bagian bawah trakhea dan raba trakhea ke atas, ke bawah dan ke samping sehingga kedudukan trakhea dapat diketahui. ThoraksInspeksi : Postur, bervariasi misalnya pasien dengan masalah pernapasan kronis klavikulanya menjadi elevasi ke atas. Pola napas, dalam hal ini perlu dikaji kecepatan/frekuensi pernapasan apakah pernapasan klien eupnea yaitu pernapasan normal dimana kecepatan 16 - 24 x/mnt, klien tenang, diam dan tidak butuh tenaga untuk melakukannya, atau tachipnea yaitu pernapasan yang cepat, frekuensinya lebih dari 24 x/mnt, atau bradipnea yaitu pernapasan yang lambat, frekuensinya kurang dari 16 x/mnt, ataukah apnea yaitu keadaan terhentinya pernapasan. Status sirkulasi, dalam hal ini perlu dikaji heart rate/denyut nadi apakah takhikardi yaitu denyut nadi lebih dari 100 x/mnt, ataukah bradikhardi yaitu denyut nadi kurang dari 60 x/mnt.

2. Diagnosa Keperawatana. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan: Pengeluaran urine secara berlebihan akibat penyakit diabetes mellitus atau lainnya Peningkatan permeabilitas kapiler dan hilangnya evaporasi pada pasien luka bakar atau meningkatnya kecepatan metabolisme Pengeluaran cairan secara berlebihan Asupan cairan yang tidak adekuat Perdarahan b. Kelebihan volume cairan berhubungam dengan: Penurunan mekanisme regulator akibat kelainan pada ginjal Penurunan curah jantung akibat penyakit jantung Gangguan aliran balik vena akibat penyakit veskular periver atau thrombus Retensi natrium dan air akibat terapi kortikosteroid Tekanan osmotic koloid yang rendah

3. Perencanaan KeperawatanTujuan:Mempertahankan volume cairan dalam tubuh secara seimbangRencana tindakan:a. Memonitor jumlah asupan dan pengeluaran cairan serta perubahan status keseimbangan cairanb. Memperthanakan keseimbangan cairanBila kekurangan volume cairan lakukan: Rehidrasi oral atau parenteral sesuai dengan kebutuhan Memonitor kadar elektrolit darah (urea nitrogen darah, urine, serum, osmolaritas, kreatinin, hematocrit, dan Hb) Menghilangkan faktor penyebab kekurangan volume cairanBila kelebihan cairan lakukan: Pengurangan asupan garam Menghilangkan faktor penyebab kelebihancairan dengan cara melihat kondisi penyakit pasien terlebih dahulu Mengurangi konstruksi pembuluh darah sperti pada penggunaan kaos kaki yang ketatc. Melakukan mobilisasi melalui pengaturan posisid. Menganjurkan cara mempertahankan keseimbangan cairan

DAFTAR PUSTAKA

Alimul,Aziz.2006. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.Brenda Goodner. linda skidmore. 2002. Panduan tindakan keperawatan klinik praktis. Jakarta: EGC.Perry, Potter.2002. Fundamental of Nursing. Jakarta: EGC.Wartonah, Tarwoto.2006. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.Kliegman, Beherman. 1996. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC.Gillis, Oxtoby. 2001. Kimia Modern. Jakarta: Erlangga