tugas lp cairan elektrolit ileus.doc

25
LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT PADA KLIEN DENGAN ILEUS OBSTRUKTIF Disusun Oleh : Tri Winugroho.,S.Kep NIM.108053

Upload: jokos

Post on 24-Sep-2015

41 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TINJAUAN TEORI

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLITPADA KLIEN DENGAN ILEUS OBSTRUKTIF

Disusun Oleh :

Tri Winugroho.,S.Kep

NIM.108053

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN ( Ners )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA

SEMARANG

2011LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

I. PENGERTIAN

Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuhtetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikelbermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairandan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolitsaling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairaninterstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan didalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel,sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairanserebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.

Prosentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan tergantung beberapa hal antara lain :a.Umurb.Kondisi lemak tubuhc.SexPerhatikan Uraian berikut ini :No. Umur Prosentase1. Bayi (baru lahir) 75 %2. Dewasa :a.Pria (20-40 tahun) 60 %b.Wanita (20-40 tahun) 50 %3. Usia Lanjut 45-50 %

Pada orang dewasa kira-kira 40 % baerat badannya atau 2/3 dari TBW-nya berada di dalam sel (cairan intraseluler/ICF), sisanya atau 1/3 dari TBW atau 20% dari berat badannya berada di luar sel (ekstraseluler) yaig terbagi dalam 15 % cairan interstitial, 5 % cairan intavaskuler dan 1-2 % transeluler.

ElektrolitUtamaTubuhManusia Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan nonelektrolit. Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik, seperti : protein, urea,glukosa, oksigen, karbon dioksida dan asam-asam organik. Sedangkanelektrolit tubuh mencakup natrium (Na+), kalium (K+), Kalsium (Ca++), magnesium (Mg++), Klorida (Cl-), bikarbonat (HCO3-), fosfat (HPO42), sulfat (SO42-).

Konsenterasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan bagian yang lainnya, tetapi meskipun konsentrasi ion pada tiap-tiap bagian berbeda, hukum netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah muatan-muatan negatif harus sama dengan jumlah muatan-muatan positif.

Komposisi dari elektrolit-elektrolit tubuh baik pada intarseluler maupun pada

plasma terinci dalam tabel di bawah ini :

No. Elektrolit Ekstraseluler IntraselulerPlasma Interstitial1. Kation : Natrium (Na+) 144,0 mEq 137,0 mEq 10 mEq Kalium (K+) 5,0 mEq 4,7 mEq 141 mEq Kalsium (Ca++) 2,5 mEq 2,4 mEq 0 Magnesium (Mg ++) 1,5 mEq 1,4 mEq 2. Anion : Klorida (Cl-) 107,0 mEq 112,7 mEq 4 mEq Bikarbonat (HCO3-) 27,0 mEq 28,3 mEq 10 mEq Fosfat (HPO42-) 2,0 mEq 2,0 mEq 11 mEq Sulfat (SO42-) 0,5 mEq 0,5 mEq 1 mEq Protein 1,2 mEq 0,2 mEq 4 mEq

Perpindahan Cairan dan Elektrolit Tubuh Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu

a.Fase I : Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.

b.Fase II :

Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel

c.Fase III : Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk ke dalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan membrane semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah. Metode perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh dengan cara : Diffusi Filtrasi Osmosis Aktiv TransportDiffusi dan osmosis adalah mekanisme transportasi pasif. Hampir semua zat berpindah dengan mekanisme transportasi pasif. Diffusi sederhana adalah perpindahan partikel-partikel dalam segala arah melalui larutan atau gas. Beberapa faktor yang mempengaruhi mudah tidaknya difusi zat terlarut menembus membran kapiler dan sel yaitu : Permebelitas membran kapiler dan sel Konsenterasi Potensial listrik Perbedaan tekanan.Osmosis adalah proses difusi dari air yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi. Difusi air terjadi pada daerah dengan konsenterasi zat terlarut yang rendah ke daerah dengan konsenterasi zat terlarut yang tinggi.Perpindahan zat terlarut melalui sebuah membrane sel yang melawan perbedaan konsentrasi dan atau muatan listrik disebut transportasi aktif. Transportasi aktif berbeda dengan transportasi pasif karena memerlukan energi dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP). Salah satu contonya adalah transportasi pompa kalium dan natrium.

Natrium tidak berperan penting dalam perpindahan air di dalam bagian plasma dan bagian cairan interstisial karena konsentrasi natrium hampir sama pada kedua bagian itu. Distribusi air dalam kedua bagian itu diatur oleh tekanan hidrostatik yang dihasilkan oleh darah kapiler, terutama akibat oleh pemompaan oleh jantung dan tekanan osmotik koloid yang terutama disebabkan oleh albumin serum. Proses perpindahan cairan dari kapiler ke ruang interstisialdisebut ultrafilterisasi. Contoh lain proses filterisasi adalah pada glomerolus ginjal. Meskipun keadaan di atas merupakan proses pertukaran dan pergantian yang terus menerus namun komposisi dan volume cairan relatif stabil, suatu keadaan yang disebut keseimbangan dinamis atau homeostatis.II. FAKTOR PREDISPOSISI / PENYEBABFaktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuhantara lain :a. Umur : Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.

b. Iklim : Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranyarendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.c. Diet : Diet seseorang berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.d. Stress : Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.

e. Kondisi Sakit :

Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan danelektrolit tubuh Misalnya :- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh

Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguanpemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.

f. Tindakan Medis : Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.

g. Pengobatan : Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.h.Pembedahan : Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.III. KLASIFIKASI GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Tiga kategori umum yang menjelaskan abnormalitas cairan tibuh adalah: :VolumeOsmolalitas KomposisiKetidakseimbangan volume terutama mempengaruhi cairan ekstraseluler (ECF) dan menyangkut kehilangan atau bertambahnya natrium dan air dalam jumlah yang relatif sama, sehingga berakibat pada kekurangan atau kelebihan volume ekstraseluler (ECF).

Ketidakseimbangan osmotik terutama mempengaruhi cairan intraseluler (ICF) dan menyangkut bertambahnya atau kehilangan natrium dan air dalam jumlah yang relatif tidak seimbang. Gangguan osmotik umumnya berkaitan dengan hiponatremia dan hipernatremia sehingga nilai natrium serum penting untuk mengenali keadaan ini.

Kadar dari kebanyakan ion di dalam ruang ekstraseluler dapat berubah tanpa disertai perubahan yang jelas dari jumlah total dari partikel-partikel yang aktif secara osmotik sehingga mengakibatkan perubahan komposisional. a. Ketidakseimbangan Volume a.1 Kurangan Volume Cairan Ekstraseluler (ECF)/ Hipovolemia Kekurangan volume ECF atau hipovolemia didefinisikan sebagai kehilangan cairan tubuh isotonik, yang disertai kehilangan natrium dan air dalam jumlah yang relatif sama. Kekurangan volume isotonik sering kali diistilahkan dehidrasi yang seharusnya dipakai untuk kondisi kehilangan air murni yang relative mengakibatkan hipernatremia.- airan Isotonis adalah cairan yang konsentrasi/kepekatannya sama dengan cairan tubuh, contohnya : larutan NaCl 0,9 %, Larutan Ringer Lactate(RL).- Cairan hipertonis adalah cairan yang konsentrasi zat terlarut/kepekatannyamelebihi cairan tubuh, contohnya Larutan dextrose 5 % dalam NaCl normal,Dextrose 5% dalam RL, Dextrose 5 %dalamNaCl0,45%.- Cairan Hipotonis adalah cairan yang konsentrasi zat terlarut/kepekataannya kurang dari cairan tubuh, contohnya : larutan Glukosa 2,5 %., NaCl.0,45 %, NaCl 0,33 %a.2 Kelebihan Volume ECF/Hipervolemia : Kelebihan cairan ekstraseluler dapat terjadi bila natrium dan air kedua-duanya tertahan dengan proporsi yang kira- kira sama.Dengan terkumpulnya cairan isotonik yang berlebihan pada ECF (hipervolumia) maka cairan akan berpindah ke kompartement cairan interstitial sehingga mnyebabkan edema. Edema adalah penunpukan cairan interstisial yang berlebihan. Edema dapat terlokalisir atau generalisata.

b.Ketidakseimbangan Osmolalitas dan perubahan komposisional Ketidakseimbangan osmolalitas melibatkan kadar zat terlarut dalam cairan- cairan tubuh. Karena natrium merupakan zat terlarut utama yang aktif secara osmotik dalam ECF maka kebanyakan kasus hipoosmolalitas (overhidrasi) adalah hiponatremia yaitu rendahnya kadar natrium di dalam plasma dan hipernatremia yaitu tingginya kadar natrium di dalam plasma. Pahami juga perubahan komposisional di bawah ini : Hipokalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum kurang dari 3,5mEq/L. Hiperkalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum lebih dari atau sama dengan 5,5 mEq/L . Hiperkalemia akut adalah keadaan gawat medik yang perlu segera dikenali, dan ditangani untuk menghindari disritmia dan gagal jantung yang fatal.IV. PATOFISIOLOGI/ PATHWAY

Volvulus yang menjadi penyebab obstruksi illeus secara progesif akan teregang oleh cairan dan gas akibat peningkatan tekanan intralumen, yang menurunkan pengaliran air dan natrium dari lumen usus ke darah. Oleh karena sekitar 8 literr cairan diekskresi ke dalam saluran cerna setiap hari, tidak adanya absorbsi mengakibatkan penimbunan di intralumen dengan cepat. Muntah dan penyedotan usus setelah pengobatan dimulai merupakan sumber kehilangan utama cairan dan elektrolit. Pengaruh atas kehilangan ini adalah penciutan ruang, cairan ekstrasel yang mengakibatkan syok-hipotensi, penurunan curah jantung, penurunan perfusi jaringan dan asiidosis metabolic. Peregangan usus yang terus menerus mengakibatkan penurunan absorbsi cairan dan peningkatan sekresi cairan ke dalam usus. Efek local peregangan usus adalah iskemia akibat distensi dan peningkatan permebialitas akibat nekrsosis, distensi absorbsi toksin-toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum dan sirkulasi sistemik.V. PENGKAJIAN PERAWATANPengkajian Fokus

Pengkajian fokus pada penderita Ileus meliputi :

1. Anamnesa

Meliputi nama , umur, jenis kelamin, pendidikan, tanggal masuk, nomor

register, diagnosa, agama, suku bangsa

2. Riwayat penyakit sekarang

Klien dengan post laparotomi mempunyai keluhan utama nyeri yang disebabkan insisi abdomen

3. Riwayat penyakit dahulu

Pada penderita ileus perlu ditanya adanya riwayat pembedahan

sebelumnya, riwayat operasi pada abdomen

4. Riwayat penyakit keluarga

Perlu ditanyakan adanya riwayat ileus pada salah satu anggota

keluarga atau penyakit kronis lainnya.5. Pola fungsi kesehatan

a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Kebiasaan klien seperti merokok, penggunaan obat obatan dan alkohol dapat mempengaruhi lamanya penyembuhan luka.

b. Pola tidur dan istirahat

Insisi pembedahan dapat menimbulkan nyeri yang sangat sehingga dapat mengganggu kenyamanan pola tidur klien

c. Pola aktifitas dan latihan

Aktivitas klien dengan laparotomi biasanya terjadi pembatasan aktivitas akibat rasa sakit pada luka post operasi sehingga keperluan klien harus dibantu

d. Pola hubungan dan peran

Dengan keterbatasan penderita tidak bisa melakukan peran baik dalam keluarga dan dalam masyarakat, penderita mengalami emosi yang tidak stabil

e. Pola sensori dan kognitif

Pada penderita ileus biasanya klien merasakan nyeri pada abdomen kuadran kanan bawah

f. Pola penanggulangan stress

Kebiasaan klien yang digunakan dalam mengatasi masalah

g. Pola eliminasi

Urine akibat penurunan daya kontraksi kandung kemih rasa nyeri

atau karena tidak biasa buang air kecil ditempat tidur akan mempengaruhi pola eliminasi urine, pola eliminasi alvi akan mengalami gangguan yang sifatnya sementara karena pengaruh anastesi sehingga terjadi penurunan fungsi

h. Pola nutrisi dan metabolik

Klien biasanya akan mengalami gangguan pemenuhan nutrisi akibat

pembatasan pemasukan makanan atau minuman sampai peristaltic usus kembali normal.

i. Pola reproduksi seksual

Pada penderita post operasi adanya larangan untuk berhubungan seksual selama beberapa waktu

j. Pola terhadap keluarga

Perawatan dan pengobatan memerlukan biaya yang banyak yang

harus ditanggung oleh keluarga juga perasaan cemas keluarga terhadap klien

k. Pola nilai kepercayaan

Bagaimana keyakinan klien pada agamanya, dan bagaimana cara

klien mendekatkan diri dengan tuhan selama sakit. Pada penderita post operasi laparotomia. Respiratory

Pada penderita ileus ditemukan adanya tanda takipnea, pernapasan dangkalb. Sirkulasi Dijumpai adanya takikardi pada penderita ileusc. Balutan

Biasanya terpasang tube drainage, pantau keadaan drainage

d. Keadaan luka

Adanya jahitan, pus, dan kemerahan sekitar luka operasi

e. Rasa nyaman

Pada penderita ileus dijumpai adanya nyeri abdomen sekitar

epigastrium dan umbilikus yang meningkat berat bersin, Batuk,

sedangkan pada penderita post laparotomy didapatkan adanya nyeri pada sekitar luka operasi

f. Psikologis

Biasanya klien mengatakan takut dengan penyakit yang diderita

g. Eliminasi

Klien dengan post operasi biasanya terjadi konstipasi pada awitan

karena peristaltik usus belum kembali normal

h. Aktivitas dan istirahat

Kebutuhan aktivitas klien menjadi terganggu karena keterbatasan

gerak akibat operasi dan kebutuhan istirahat klien terganggu akibat

nyeri yang dirasakan6. Pemeriksaan fisik

a. Status kesehatan umum

Kesadaran biasanya composmentis, ekspresi wajah menahan sakit

b. Integumen

Ada tidaknya edema, sianosis, pucat, kemerahan pada luka post

operasi

c. Kepala dan leher

Ekspresi wajah kesakitan, pada konjungtiva lihat apakah pucat

d. Thorak dan paru

Apakah bentuknya simetris, ada tidaknya sumbatan jalan nafas,

gerakan cuping hidung maupun alat bantu nafas frekuensi

pernapasan biasanya normal, apakah ada ronchi, whezing, stridor

e. Abdomen

Pada post operasi biasanya sering terjadi ada tidaknya peristaltik

pada usus ditandai dengan distensi abdomen, tidak flatus dan mual,

apakah bisa kencing spontan atau retensi urine, distensi supra pubis,

periksa apakah produksi urine cukup, keadaan urine apakah jernih

f. Ekstremitas

Biasanya klien dengan post operasi pada ekstremitas terpasang infus7. Pemeriksaan penunjang

a. Sel darah putih : lekositosis diatas 12000 /mm3

netrofil meningkat sampai 75 %

b. Urinalisis: normal, tetapi eritrosit / lekosit mungkin ada

c. Foto abdomen; adanya pergeseran material pada ileus(Doenges, 2000; Smeltzer & Bare, 2002)I. VI. DIAGNOSA KEPERAWATANDiagnosis keperawatan yang umum terjadi pada klien dengan resiko ataugangguan keseimbangan cairan dan elektrolit adalah :1 Defisit Volume CairanDefinisi : Penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intrasellular. Ini mengarah ke dehidrasi, kehilangan cairan dengan pengeluaran sodiumBatasan Karakteristik : - Kelemahan - Haus - Penurunan turgor kulit/lidah - Membran mukosa/kulit kering - Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah, penurunan volume/tekanan nadi - Pengisian vena menurun - Perubahan status mental- Konsentrasi urine meningkat - Temperatur tubuh meningkat - Hematokrit meninggi - Kehilangan berat badan seketika (kecuali pada third spacing)Faktor-faktor yang berhubungan: - Kehilangan volume cairan secara aktif - Kegagalan mekanisme pengaturan NOC: ( Fluid balance( Hydration( Nutritional Status : Food and Fluid Intake2 Kelebihan Volume CairanDefinisi : Retensi cairan isotomik meningkatBatasan karakteristik : - Berat badan meningkat pada waktu yang singkat - Asupan berlebihan dibanding output - Tekanan darah berubah, tekanan arteri pulmonalis berubah, peningkatan CVP - Distensi vena jugularis - Perubahan pada pola nafas, dyspnoe/sesak nafas, orthopnoe, suara nafas abnormal (Rales atau crakles), kongestikemacetan paru, pleural effusion - Hb dan hematokrit menurun, perubahan elektrolit, khususnya perubahan berat jenis - Suara jantung SIII- Reflek hepatojugular positif - Oliguria, azotemia - Perubahan status mental, kegelisahan, kecemasan Faktor-faktor yang berhubungan : - Mekanisme pengaturan melemah - Asupan cairan berlebihan - Asupan natrium berlebihan NOC : ( Electrolit and acid base balance( Fluid balance( HydrationVII. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN1 Defisit Volume CairanDefinisi : Penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intrasellular. Ini mengarah ke dehidrasi, kehilangan cairan dengan pengeluaran sodiumBatasan Karakteristik : - Kelemahan - Haus - Penurunan turgor kulit/lidah - Membran mukosa/kulit kering - Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah, penurunan volume/tekanan nadi - Pengisian vena menurun - Perubahan status mental- Konsentrasi urine meningkat - Temperatur tubuh meningkat - Hematokrit meninggi - Kehilangan berat badan seketika (kecuali pada third spacing)Faktor-faktor yang berhubungan: - Kehilangan volume cairan secara aktif - Kegagalan mekanisme pengaturan NOC: ( Fluid balance( Hydration( Nutritional Status : Food and Fluid IntakeKriteria Hasil :( Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal( Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal( Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihanNIC :Fluid management Timbang popok/pembalut jika diperlukan Pertahankan catatan intake dan output yang akurat Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN , Hmt , osmolalitas urin ) Monitor vital sign Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian Kolaborasi pemberian cairan IV Monitor status nutrisi Berikan cairan Berikan diuretik sesuai interuksi Berikan cairan IV pada suhu ruangan Dorong masukan oral Berikan penggantian nesogatrik sesuai output Dorong keluarga untuk membantu pasien makan Tawarkan snack ( jus buah, buah segar ) Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk Atur kemungkinan tranfusi Persiapan untuk tranfusi2 Kelebihan Volume CairanDefinisi : Retensi cairan isotomik meningkatBatasan karakteristik : - Berat badan meningkat pada waktu yang singkat - Asupan berlebihan dibanding output - Tekanan darah berubah, tekanan arteri pulmonalis berubah, peningkatan CVP - Distensi vena jugularis - Perubahan pada pola nafas, dyspnoe/sesak nafas, orthopnoe, suara nafas abnormal (Rales atau crakles), kongestikemacetan paru, pleural effusion - Hb dan hematokrit menurun, perubahan elektrolit, khususnya perubahan berat jenis - Suara jantung SIII- Reflek hepatojugular positif - Oliguria, azotemia - Perubahan status mental, kegelisahan, kecemasan Faktor-faktor yang berhubungan : - Mekanisme pengaturan melemah - Asupan cairan berlebihan - Asupan natrium berlebihan NOC : ( Electrolit and acid base balance( Fluid balance( HydrationKriteria Hasil:( Terbebas dari edema, efusi, anaskara( Bunyi nafas bersih, tidak ada dyspneu/ortopneu( Terbebas dari distensi vena jugularis, reflek hepatojugular (+)( Memelihara tekanan vena sentral, tekanan kapiler paru, output jantung dan vital sign dalam batas normal( Terbebas dari kelelahan, kecemasan atau kebingungan( Menjelaskanindikator kelebihan cairan NIC :Fluid management Timbang popok/pembalut jika diperlukan Pertahankan catatan intake dan output yang akurat Pasang urin kateter jika diperlukan Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN , Hmt , osmolalitas urin ) Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP, PAP, dan PCWP Monitor vital sign Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles, CVP , edema, distensi vena leher, asites) Kaji lokasi dan luas edema Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian Monitor status nutrisi Berikan diuretik sesuai interuksi Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatrermi dilusi dengan serum Na < 130 mEq/l Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk Fluid Monitoring Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminaSi Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidak seimbangan cairan (Hipertermia, terapi diuretik, kelainan renal, gagal jantung, diaporesis, disfungsi hati, dll ) Monitor berat badan Monitor serum dan elektrolit urine Monitor serum dan osmilalitas urine Monitor BP, HR, dan RR Monitor tekanan darah orthostatik dan perubahan irama jantung Monitor parameter hemodinamik infasif Catat secara akutar intake dan output Monitor adanya distensi leher, rinchi, eodem perifer dan penambahan BB Monitor tanda dan gejala dari odema Beri obat yang dapat meningkatkan output urinVIII. EVALUASIPada kasus ileus dengan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit evaluasi yang dapat di lakukan atau di observasi adalah :

Intake dan output dalam batas keseimbangan Elektrolit serum dalam batas normal

Rujukan : Barbara Kozier, Fundamental Of Nursing Concept, Process and Practice, Fifth Edition, Addison Wsley Nursing, California,2001 Sylvia Anderson Price, Alih : Peter Anugerah, Pathofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi kedua, EGC, Jakarta, 2000Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.Arjatmo Tjokronegoro. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2002 Gleadle, Jonathan.2005. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik.Jakarta: Air langga

E. Path Ways

Volume ECF

Kehilangan H2O dan elektrolit

Peritonitis

Septikemia

Pelepasan bakteri& toksin dari usus yang nekrose ke dalam peritonium&sirkulasi sistemik

Kehilangan cairan menuju ruang peritoneal

Iskemi dinding usus

Tekanan intra Lumen

Proliferasi bakteri yang sangat cepat

Akumulasi gas&cairan dlm lumen proksimal dari letak obstruksi

Obstruksi Lumen Usus

Faktor Makanan, hiperplasi,limfoid,benda asing, tumor

Gangguan Keseimbangan cairan da elektrolit kurang

Syok Hipololemik

Ruptur Usus

Resti Infeksi

Peristaltik usus besar dan asam lambung

Respon Mual Muntah

Anoreksi

Perub nutrisi < keb

Aliran Usus

Penurunan Suplay drh

Nekrosis dan perforasi

Laparotomi

Rasa nyaman Nyeri