lp cairan elektrolit 2

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkungan luar (milieu exterior) dan sel- selnya pun hidup dalam milieu interior yang berupa darah dan cairan tubuh lainnya. Cairan dalam tubuh, termasuk darah, meliputi lebih kurang 60% dari total berat badan laki-laki dewasa. Dalam cairan tubuh terlarut zat-zat makanan dan ion-ion yang diperlukan oleh sel untuk hidup, berkembang dan menjalankan tugasnya. Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik sangat dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya. Semua pengaturan fisiologis untuk mempertahankan keadaan normal disebut homeostasis. Homeostasis ini bergantung pada kemampuan tubuh mempertahankan keseimbangan antara subtansi-subtansi yang ada di milieu interior. Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter penting, yaitu: volume 1

Upload: dian-cahyo-wibowo

Post on 02-Aug-2015

177 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lp Cairan Elektrolit 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkungan luar

(milieu exterior) dan sel-selnya pun hidup dalam milieu interior yang berupa

darah dan cairan tubuh lainnya. Cairan dalam tubuh, termasuk darah, meliputi

lebih kurang 60% dari total berat badan laki-laki dewasa. Dalam cairan tubuh

terlarut zat-zat makanan dan ion-ion yang diperlukan oleh sel untuk hidup,

berkembang dan menjalankan tugasnya.

Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik sangat dipengaruhi oleh

lingkungan di sekitarnya. Semua pengaturan fisiologis untuk mempertahankan

keadaan normal disebut homeostasis. Homeostasis ini bergantung pada

kemampuan tubuh mempertahankan keseimbangan antara subtansi-subtansi yang

ada di milieu interior.

Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter

penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ektrasel. Ginjal

mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan

garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan

keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan

mengatur keluaran garam dan urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi

asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.

Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-

basa dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion karbonat dalam urine sesuai

1

Page 2: Lp Cairan Elektrolit 2

kebutuhan. Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbangan asam-basa

adalah paru-paru dengan mengekskresikan ion hidrogen dan CO2, dan sistem

dapar (buffer) kimi dalam cairan tubuh.

.

1.2. TUJUAN

- Tujuan Umum

Mengetahui bagaimana proses asuhan keperawatan pada pasien dengan

gangguan cairan dan elektrolit

- Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi konsep masalah kebutuhan cairan dan elektrolit

meliputi definisi, anatomi fisiologi, etiologi, patofisiologi,

manifestasi klinis, dan diagnosis keperawatan dan intervensi.

2. Mengidentifikasi proses keperawatan pada masalah kebutuhan cairan

dan elektrolit meliputi, analisis data, diagnosis, intervensi,

implementasi, dan evaluasi. 

1.3. TINJAUAN TEORI

1. DEFINISI

Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena

metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon

terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling

berhubungan, ketidakseimbangan yang terdiri sendiri jarang terjadi dalam

bentuk kelebihan dan kekurangan ( Tarwoto dan Martonah, 2003).

Agar dapat mempertahankan kesehatan dan kehidupan, manusia

membutuhkan cairan dan elektrolit dalam jumlah dan proporsi yang tepat

di berbagai jaringan tubuh hal ini disebut dengan serangkaian maneuver

2

Page 3: Lp Cairan Elektrolit 2

fisika kimia yang komplek. Air menempati proporsi yang besar dalam

tubuh seseorang dengan berat badan 70 kg bisa memiliki sekitar 50 l air

dalam tubuhnya (Mubarok, 2007).

2. ANATOMI FISIOLOGI

Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh diatur oleh ginjal,

kulit, paru, dan gastrointestinal.

a. Ginjal

Ginkal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar

dalam mengatur kebutuhan cairan dan elektrolit. Hal ini terlihat pada

fungsi ginjal, yaitu sebagai pengatur air, pengatur konsentrasi garam

dalam darah, pengatur keseimbangan asam-basa dalam darah, dan

ekskresi bahan buangan atau kelebihan garam.

Proses pengaturan kebutuhan keseimbangan air ini diawali

oleh kemampuan bagian ginjal, seperti glomerulus, dalam menyaring

cairan. Rata-rata setiap satu liter darah mengandung 500 cc plasma

yang mengalir melalui glomerulus, 10 persennya disaring keluar.

Cairan yang tersaring (filtrat glomerulus), kemudian mengalir melalui

tubuli renalis yang sel-selnya menyerap semua bahan yang

dibutuhkan. Jumlah urine yg diproduksi ginjal dapat dipengaruhi oleh

ADH dan aldosteron dengan rata-rata 1 ml/kg/bb/jam.

b. Kulit

Kulit merupakan bagian penting pengaturan cairan yang

terkait dengan proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat

pengatur panas yang disarafi oleh vasomotorik dengan kemampuan

mengendalikan arteriol kutan dengan cara vasodilatasi dan

vasokontriksi. Proses pelepasan panas dapat dilakukan dengan cara

3

Page 4: Lp Cairan Elektrolit 2

penguapan. Jumlah keringat yang dikeluarkan tergantung pada

banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh darah dalam kulit.

Proses pelepasan panas lainnya dapat dilakukan melalui cara

pemancaran panas ke udara sekitar, konduksi (yaitu, pengalihan

panas ke benda yang disentuh), dan konveksi (yaitu, pengaliran udara

panas ke permukaan yang lebih dingin).

Keringat merupakan sekresi aktif dari kelenjar keringat di

bawah pengendalian saraf simpatis. Melalui kelenjar keringat ini suhu

dapat diturunkan dengan jumlah air yang dapat dilepaskan, kurang

lebih setengah liter sehari. Perangsangan kelenjar keringat yang

dihasilkan dapat diperoleh melalui aktivitas otot, suhu lingkungan,

dan kondisi tubuh yang panas.

c. Paru

Organ paru berperan mengeluarkan cairan dengan

menghasilkan insensible water loss kurang lebih 400 ml/hari. Proses

pengeluaran cairan terkait dengan respons akibat perubahan upaya

kemampuan bernapas.

d. Gastrointestinal

Gastrointestinal merupakan organ saluran pencernaan yang berperan

dalam mengeluarkan cairan melalui proses penyerapan dan

pengeluaran air. Dalam kondisi normal, cairan yanghilang dalam

system ini sekitar 100-200 ml/hari.

Pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui system endokrin,

seperti system hormonal (anti diuretic hormon-ADH), aldosteron,

prostaglandin, glukokortikoid, dan mekanisme rasa haus.

- ADH

Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air

sehingga dapat mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh.

4

Page 5: Lp Cairan Elektrolit 2

Hormone ini dibentuk oleh hipotalamus di hipofisis posterior,

yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan

menurunkan cairan ekstrasel.

- Aldosteron

Hormone ini berfungsi sebagai absorpsi natrium yang disekresi

oleh kelenjar adrenal di tubulus ginjal. Proses pengeluaran

aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium,

natrium, dan system angiotensin renin.

- Prostaglandin

Prostaglandin merupakan asam lemak yang terdapat pada jaringan

yang berfungsi merespons radang, mengendalikan tekanan darah

dan kontraksi uterus, serta mengatur pergerakan gastrointestul.

Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi

ginjal.

- Glukokortikoid

Hormone ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium

dan air yang menyebabkan volume darah meningat sehingga

terjadi retensi natrium.

- Mekanisme Rasa Haus

Mekanisme rasa haus diatur dalam rangka memenuhi kebutuhan

cairan dengan cara merangsang pelepasan renin yang dapat

menimbulkan produksi angiotensin II sehingga merangsang

hipotalamus untuk rasa haus.

3. CARA PERPINDAHAN CAIRAN TUBUH

Pertukaran cairan tubuh terjadi karena danya pergerakan cairan antara

kompartemen. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi cairan.

5

Page 6: Lp Cairan Elektrolit 2

Pertukaran cairan tubuh terjadi melalui proses difusi,osmosis,dan filtrasi dan

transport aktif.

a.       Difusi

Gerakan partikel dari larutan maupun gas secara acak dari area dengan

konsentrasi tinggi ke area dengan konsentrasi rendah. Proses difusi terjadi

ketika partikel melewati lapisan yang tipis. Kecepatan difusi ditentukan oleh

ukuran molekul,konsentrasi larutan dan suhu larutan. Semakin besar molekul

kecepatannya berkurang. Meningkatnya temperature akan meningkatkan

pergerakan molekul dan mempercepat difusi.

b.      Osmosis

Gerakan air yang melewati membran semipermeabel dari area yang

berkonsentrasi rendah ke area dengan berkonsentrasi tinggi. Pergerakan

cairan dalam proses osmosis tidak terlepas adanya tekanan osmotik dan

tekanan onkotik. Proses osmotic tidak terlepas dari adanya osmolaritas cairan

dan tonisitas.

c.       Filtrasi

Gerakan cairan dari area yang mepunyai tekanan hidrostatik tinggi ke area

yang bertekanan hidrostatik rendah

d.      Transport Aktif

Perpindahan partikel terlarut melalui membran sel dari konsentrasi rendah ke

daerah dengan konsentrasi tinggi dengan menggunakan energi. Proses ini

sangat penting dalam keseimbangan cairan intrasel dan ekstrasel terutama

dalam perbedaan kadar sodium dan potassium. Untuk mempertahankan

porposi ion tersebut diperlukan mekanisme pompa sodium-potasium,dimana

potassium akan masuk dalam sel dan sodium keluar sel.

6

Page 7: Lp Cairan Elektrolit 2

4. ETIOLOGI

Kebutuhan cairan elektrolit dalam tubuh dipengaruhi oleh faktor-faktor :

a. Usia

Perbedaan usia menentukan luas permukaan tubuh serta aktivitas organ,

sehingga dapat memengaruhi jumlah kebutuhan cairan dan elektrolit.

b. Temperatur

Temperatur yang tinggi menyebabkan proses pengeluaran cairan

melalui keringat cukup banyak, sehingga tubuh akan banyak kehilangan

cairan.

c. Diet

Apabila kekurangan nutrien, tubuh akan memecah cadangan makanan

yang tersimpan di dalamnya sehingga dalam tubuh terjadi pergerakan

cairan dari interstisial ke interseluler, yang dapat berpengaruh pada

jumlah pemenuhan kebutuhan cairan.

d. Stress

Stress dapat memngaruhi pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit

melalui proses peningkatan produksi ADH, karena proses ini dapat

meningkatkan metabolisme sehingga mengakibatkan terjadinya

glikolisis otot yang dapat menimbulkan retensi sodium dan air.

e. Sakit

Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk

memperbaiki sel yang rusak tersebut dibutuhkan adanya proses

pemenuhan kebutuhan cairan yang cukup. Keadaan sakit menimbulkan

ketidakseimbangan system dalam tubuh, seperti ketidakseimbangan

hormonal, yang dapat mengganggu keseimbangan kebutuhan cairan.

7

Page 8: Lp Cairan Elektrolit 2

5. PATOFISIOLOGI

6. PATHWAYS

7. MANIFESTASI KLINIS

8

Page 9: Lp Cairan Elektrolit 2

BAB II

RESUME KASUS

Ketika Anda jaga sore jam 16.00 datang An. Dony (5 tahun) dengan keluhan

muntah tiap kali makan minum, BAB dengan konsistensi cair sudah 10 x sejak jam

05.00, kondisi klinis lemah, mata cekung, mukosa bibir kering, turgor kulit tidak

elastis, klien belum buang air kecil sejak pukul 06.00, suhu 39 0 C, Nadi 124 x/menit.

Dokter mendiagnosis An. Dony dengan diare.

9

Page 10: Lp Cairan Elektrolit 2

BAB III

PEMBAHASAN

1. Apakah yang dimaksud dengan Diare?

Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal

(lebih dari 3 kali/hari) serta perubahan dan isi (lebih dari 200 gr/hari) dan

konsistensi feses cair (Suzanne C Smeltzer, 2001).

Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuknya encer

dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya. Neonatus dikatakan

diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali sehari,

sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan bila frekuensinya lebih

dari 3 kali sehari (Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 2000).

2. Apakah penyebab diare?

Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam 6 golongan besar

yaitu infeksi (disebabkan oleh bakteri, virus atau infestasi parasit), mal

absorpsi, alergi, keracunan, imunodefisiensi dan sebab-sebab lainnya.

Penyebab yang sering ditemukan di lapangan ataupun secara klinis adalah

diare yang disebabkan infeksi dan keracunan.

3. Apa saja jenis-jenis diare?

Jenis diare ada dua, yaitu : diare akut dan diare persisten atau diare kronik.

Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari, sementara

diare persisten atau diare kronis adalah diare yang berlangsung lebih dari

14 hari.

10

Page 11: Lp Cairan Elektrolit 2

4. Bagaimana cara menolong diare ?

Minumlah garam ORALIT untuk mencegah terjadinya kekurangan

cairan tubuh sebagai akibat diare. Minumkanlah cairan oralit sebanyak

mungkin penderita mau. 1 bungkus kecil oralit dilarutkan ke dalam 1

gelas air masak (200 cc) Kalau oralit tidak ada buatlah : LARUTAN

GARAM GULA. Ambillah air teh (masak) 1 gelas. Masukkan dua

sendok teh peres gula pasir, dan seujung sendok teh garam dapur.

Diaduk rata dan diberikan kepada penderita sebanyak mungkin ia mau

minum. Bila diare tak terhenti dalam sehari atau penderita lemas sekali

bawalah segera ke Puskesmas

5. Apa tanda dan gejala diare?

Tanda dan gejala diare adalah buang air besar dengan konsistensi cair,

kadang disertai darah, nanah, atau materi lainnya dengan frekuensi lebih

dari 3x dalam sehari. Penderita biasanya lemah, mual dan dapat disertai

dengan gejala dehidrasi seperti membrane mukosa kering, turgor kulit

inlastis, kulit pucat.

6. Apakah diagnose yang dapat muncul pada klien dengan masalah diare?

Kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan pengeluaran aktif

Diare yang berhubungan dengan stress dan ansietas

Mual yang berhubungan dengan iritasi gastrointestinal

Hipertermia yang berhubungan dengan dehidrasi

Nyeri akut yang berhubungan dengan agen cidera biologis

11

Page 12: Lp Cairan Elektrolit 2

BAB IV

12

Page 13: Lp Cairan Elektrolit 2

PENUTUP

i. KESIMPULAN

ii. SARAN

13

Page 14: Lp Cairan Elektrolit 2

14

Page 15: Lp Cairan Elektrolit 2

LAMPIRAN

15