lp bblr

35
BAB I KONSEP MEDIS BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH A. Pengertian Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gr tanpa memandang masa gestasi (Wong,2009). Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. Menurut Merenstein, 2002 BBLR terdiri dari 2 kategori,: 1. Prematuritas murni, adalah semua bayi yang dilahirkan sebelum mencapai usia kehamilan 37 minggu (< 37 minggu) dan mempunyai BB yang sesuai dengan BB masa kehamilan atau neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan (SMK). 2. Dismatur, adalah semua bayi cukup bulan yang dilahirkan dengan BB kurang dari BB seharusnya, dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilan (KMK). B. Klasifikasi 1. Klasifikasi Menurut Berat Badan Berat badan lahir sangat rendah sekali atau bayi berat badan lahir ekstrem rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 1000 gr. Berat badan lahir sangat rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang 1000 sampai 1500 gr. Berat badan lahir sangat rendah sedang adalah bayi yang lahir dengan berat badan antara 1501 - 2500 gr. 2. Klasifikasi Menurut Usia Gestasi 1

Upload: slamet-katib

Post on 15-Jan-2016

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan pendahuluan BBLR

TRANSCRIPT

Page 1: LP BBLR

BAB I KONSEP MEDIS

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

A. Pengertian

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari

2500 gr tanpa memandang masa gestasi (Wong,2009). Berat lahir adalah berat bayi yang

ditimbang dalam 1 jam setelah lahir.

Menurut Merenstein, 2002 BBLR terdiri dari 2 kategori,:

1. Prematuritas murni, adalah semua bayi yang dilahirkan sebelum mencapai usia

kehamilan 37 minggu (< 37 minggu) dan mempunyai BB yang sesuai dengan BB

masa kehamilan atau neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan (SMK).

2. Dismatur, adalah semua bayi cukup bulan yang dilahirkan dengan BB kurang dari BB

seharusnya, dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilan (KMK).

B. Klasifikasi

1. Klasifikasi Menurut Berat Badan

Berat badan lahir sangat rendah sekali atau bayi berat badan lahir ekstrem rendah

adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 1000 gr.

Berat badan lahir sangat rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang

1000 sampai 1500 gr.

Berat badan lahir sangat rendah sedang adalah bayi yang lahir dengan berat badan

antara 1501 - 2500 gr.

2. Klasifikasi Menurut Usia Gestasi

Bayi prematur ( praterm ) adalah bayi yang lahir sebelum gestasi minggu ke-37,

tanpa memperhatikan berat badan lahir.

Bayi cukup bulan / full –term ( aterm ) adalah bayi yang lahir umur kehamilan 37

minggu (antara awal minggu ke-38) sampai akhir gestasi minggu ke-42, tanpa

memperhatikan berat badan lahir.

Bayi lebih bulan / serotinus ( post term ) adalah bayi yang lahir setelah minggu

ke-42 dari usia gestasi tanpa memperhatikan berat badan lahir.

3. Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah dibedakan

dalam:

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500-2499 gram.

Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gram.

Bayi Berat Lahir Ekstrim rendah (BBLER), berat lahir < 1000 gram.

1

Page 2: LP BBLR

4. Berdasarkan berat badan menurut usia kehamilan dapat digolongkan (Wong, 2009):

Kecil Masa Kehamilan (KMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB dibawah

persentil ke-10 kurva pertumbuhan janin.

Sesuai Masa Kehamilan (SMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB diantara

persentil ke-10 dan ke-90 kurva pertumbuhan janin.

Besar Masa Kehamilan (BMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB diatas persentil

ke-90 pada kurva pertumbuhan janin.

5. Klasifikasi Menurut Mortalitas

Lahir hidup adalah kelahiran dimana neonatus memanifestasikan adanya denyut

jantung, pernapasan, atau menunjukan gerakan volunter tanpa memperhatikan usia

gestasi

Kematian janin adalah kematian janin setelah gestasi 20 minggu dan sebelum

persalinan dengan tidak adanya tanda-tanda kehidupan setelah lahir

Kematian neonatus adalah kematian yang terjadi dalam 27 hari pertama

kehidupan, kematian neonatus dini terjadi pada minggu pertama kehidupan,

kematian neonatus akhir terjadi pada 7 sampai 27 hari

Mortalitas perinatal adalah menggambarkan jumlah total janin dan neonatus awal

yang meninggal per 100 kelahiran hidup

Kematian postnatal adalah kematian yang terjadi pada hari ke-28 sampai 1 tahun.

C. Penilaian Masa Gestasi

1. HPHT ( Hari pertama haid terakhir ) untuk menentukan tafsiran persalinan ( TP ).

2. Ballard Score berdasarkan

a. Kematangan neuromuskuler

b. Maturitas fisik

D. Penilaian Pertumbuhan Janin Dalam Rahim

Berdasarkan kurva Lubchenco

1. Berat badan sesuai dengan usia gestasi adalah bayi yang lahir dengan berat badan

diantara persentil ke - 10 dan ke - 90 pada kurva pertumbuhan intrauterin

2. Bayi kecil untuk kelahiran atau kecil untuk usia gestasi adalah bayi yang lahir dengan

berat badan berada dibawah persentil ke -10 pada kurva pertumbuhan intra uterin

3. Bayi besar untuk usia gestasi adalah bayi yang berat badan lahirnya berada diatas

persentil ke -90 pada kurva pertumbuhan intrauterin.

2

Page 3: LP BBLR

E. Etiologi

Faktor–faktor yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan preterm (prematur)

atau berat badan lahir rendah adalah :

1. Faktor ibu.

Gizi saat hamil kurang (malnutrisi), anemia

Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun.

Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.

Polihidramnion, KPD

Infeksi

Penyakit kronis : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah, penyakit ginjal,

Perokok, alkohol, narkotik

Faktor pekerja yang terlalu berat.

2. Faktor kehamilan.

Hamil dengan hidramnion.

Hamil ganda.

Perdarahan ante partum.

Komplikasi hamil : pre- eklampsia/eklampsia, ketuban pecah dini.

3. Faktor janin .

Gawat janin

Kehamilan multiple

Kelainan kromosom

Infeksi

4. Faktor plasenta

Plasenta previa

Abrupsio plasenta

Disfungsi plasenta

5. Faktor rahim

Uterus bikorniks

Inkompetensi cerviks

F. Manifestasi Klinis

Berat badan < 2500 gr

Panjang badan < 45 cm

Lingkar dada < 30 cm, lingkar kepala < dari 33 cm

Masa gestasi < 37 minggu

3

Page 4: LP BBLR

Frekuensi pernafasan bervariasi terutama pada hari–hari pertama, walaupun demikian

bila frekuensi nafas terus meningkat atau selalu diatas 60x/menit harus waspada

terhadap kemungkinan terjadinya penyakit membrane hialin (syndrome gangguan

pernafasan idiopatik) atau gangguan pernafasan karena sebab lain.

Kepala relative lebih besar daripada badan.

Kulit tipis transparan, lanugo banyak, lemak subkutan kurang.

Oksifikasi tengkorak sedikit,ubun – ubun dan sutura lebar.

Alat kelamin pada laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang. Testis belum

turun ke dalam skrotum. Untuk bayi perempuan labia minora belum tertutup

sempurna oleh labia mayora dan klitoris menonjol

Rambut biasanya tipis, halus dan teranyam, sehingga sulit terlihat satu persatu

Tulang rawan dan daun telinga belum cukup sehingga elastisitas daun telinga masih

kurang

Jaringan mamae belum sempurna,demikian pula puting susu belum terbentuk dengan

baik

Tangis lemah

Pernafasan belum teratur dan sering terdapat serangan apnue

Otot masih hipotonik,sehingga sikap selalu dalam keadaan kedua tungkai dalam

abduksi,sendi lutut dan sendi kaki fleksi dan kepala menghadap kesatu jurusan

Tonic neck reflks biasanya lemah, refleks moro (+), refleks mengisap dan menelan

belum sempurna demikian pula refleks batuk.

Bila lapar biasanya menangis,gelisah,aktifitas bertambah;bila dalam waktu 3 hari

tanda kelaparan tidak terdapat kemungkinan besar bayi menderita infeksi atau

perdarahan intracranial.

Seringkali terdapat edema pada anggota gerak ,yang menjadi lebih nyata sesudah 24 –

48 jam

Kulit tampak mengkilat dan licin, terdapat piting edema dapat berubah sesuai

perubahan posisi, edema biasanya berhubungan dengan DM dan toksemia gravidarum

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam BBLR adalah :

1. Suhu tubuh

Pusat mengatur napas badan masih belum sempurna .

Luas badan bayi relatif besar sehingga penguapannya bertambah .

Otot bayi masih lemah.

4

Page 5: LP BBLR

Lemak kulit dan lemak coklat kurang, sehingga cepat kehilangan panas badan.

Kemampuan metabolisme panas masih rendah , sehingga bayi dengan berat badan

lahir rendah perlu diperhatikan agar tidak terlalu banyak kehilangan panas badan

dan dapat dipertahankan sekitar

2. Pernapasan

Fungsi pengatur pernapasan belum sempurna

Surfaktan paru – paru masih kurang, sehingga perkembangannya tidak sempurna

Otot pernapasan dan tulang iga lemah

Dapat disertai penyakit : penyakit hialin membaran, mudah infeksi paru – paru

dan gagal pernapasan

3. Alat pencernaan makanan

Belum berfungsi sempurna sehingga penyerapan makanan dengan banyak lemah/

kurang baik

Aktivitas otot pencernaan makanan masih belum sempurna, sehingga

pengosongan lambung berkurang

Mudah terjadi regurgitasi isi lambung dan dapat menimbulkan aspirasi

pneumonia.

4. Hepar yang belum matang (immatur)

Mudah menimbulkan gangguan pemecahan billirubin, sehingga mudah terjadi

hiperbillirubinemia (kuning) sampai kernikterus.

5. Ginjal masih belum matang.

Kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan air masih belum

sempurna sehingga mudah terjadi oedema.

6. Perdarahan dalam otak.

Pembuluh darah bayi BBLR masih rapuh, dan mudah pecah.

Sering mengalami gangguan pernapasan, sehingga memudahkan terjadinya

perdarahan dalam otak.

Perdarahan dalam otak memperburuk keadaan dan menyebabkan kematian bayi.

Pemberian O2 belum mampu diatur sehingga mempermudah tejadi perdarahan

dan nekrosis.

7. Infeksi

Bayi kurang bulan (BKB) mempunyai system imun yang masih imatur.

5

Page 6: LP BBLR

G. Patofisiologi

Neonatus dengan imaturitas pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat menghasilkan

kalori melalui peningkatan metabolisme. Hal ini disebabkan oleh karena respon

menggigil bayi tidak ada atau kurang sehingga tidak dapat menambah aktivitas. Sumber

utama kalori bila ada stress dingin atau suhu lingkungan rendah adalah thermogenesis

nonshiver. Sebagai respon terhadap rangsangan dingin, tubuh bayi akan mengeluarkan

norepinefrin yang menstimulus metabolisme lemak dari cadangan lemak cokelat untuk

menghasilkan kalori yang kemudian dibawa oleh darah ke jaringan.

H. Komplikasi pada BBLR

Semua penyakit pada neonatus dapat mengenai bayi premature, tetapi ada beberapa

penyakit tertentu yang terutama terdapat pada bayi premature,hal ini disebabkan oleh

faktor pertumbuhan, misalnya belum cukup surkatan terbentuk pada penyakit membrane

hialin, berikut ini diuraikan beberapa penyakit yang ada hubungannya dengan

prematuritas:

1. Sindrome gangguan Pernafasan idiopatik

Disebut juga membrane hialin karena pada stadium terakhir akan terbentuk membrane

hialin yang melapisis alveolus paru.

2. Pneumonia aspirasi

Sering ditemukan pada premature,karena refleks menelan dan batuk belum sempurna,

penyakit ini dapat dicegah dengan perawatan yang baik.

3. Perdarahan intraventrikuler

Perdarahan spontan diventrikel otak lateral biasanya disebabkan oleh karena anoksia

otak, biasanya terjadi bersaman dengan pembentukan membrane hialin pada paru.

4. Fibroplasia retrolental

Penyakit ini terutama ditemukan pada bayi premature dan disebabkan oleh gangguan

oksigen yang berlebihan, dengan menggunakan oksigen dalam konsentrasi tinggi,

akan terjadi vasokontriksi pembuluh darah retina, kemudian setelah bayi bernafas

dengan udara biasa lagi, pembuluh darah ini akan mengalami vasodilatasi yang

selanjutnya akan disusul dengan proliferasi pembuluh darah baru secara tidak teratur.

Kelainan ini biasanya terjadi pada bayi dengan berat badan kurang dari 2 kg dan telah

mendapat oksigen dengan konsentrasi tiggi ( > dari 40 % ). Stadium akut penyakit ini

dapat terlihat pada umur 3–6 minggu dalam bentuk dilatasi arteri dan vena retina,

kemudian diikuti oleh pertumbuhan kapiler baru ini tumbuh kearah korpus vitreus dan

6

Page 7: LP BBLR

lensa. Selanjutnya akan terjadi edema ada retina dapat terlepas dari dasarnya dan

keadaan ini merupakan keadaan yang ireversibel.

5. Hiperbillirubinemia

Bayi premature lebih sering mengalami hiperbilirubinemia dibanding dengan bayi

cukup bulan. Hal ini disebabkan faktor kematangan hepar sehingga konjugasi

billirubin indirek menjadi billirubin direk belum sempurna.

Pada dasarnya ikterus yang ditemukan pada bayi lahir dapat merupaka gejala

fisiologis ( terdapat pada 25 - 50% neonatus cukup bulan dan lebih tinggi pada

neonatus kurang bulan ), ikterus fisiologis ialah ikterus yang timbul pada hari kedua

dan ketiga yang tidak mempunyai dasar patologi, kadarnya tidak melewati kadar yang

membahayakan atau mempunyai potensial menjadi kernicterus .

Ikterus yang kemungkinan besar menjadi patologis adalah :

1. Ikterus yang terjadi pada 24 jam pertama

2. Ikterus dengan kadar billirubin melebihi 12,5 mg, pada neonatus cukup bulan dan

10 mg pada neonatus kurang bulan ikterus dengan peningkatan billirubin lebih dari

5 g%/hari

3. Ikterus yang menetap setelah 2 minggu pertama

4. Ikterus yang mempunyai hubungan dengan proses hemolitik ,infeksi atau keadaan

patologis lain yang telah diketahui

5. Kadar billirubin direk melebihi 1 mg%

Mengatasi Hiperbillirubinemia :

1. Mempercepat proses konjugasi, misalnya dengan pemberian fenobarbital, obat ini

bekerja sebagai enzyme inducer sehingga konjugasi dapat dipercepat

2. Melakukan dekomposisi billirubin dengan fototerapi / terapi sinar

Cara kerja terapi sinar :

Terapi sinar dengan mempergunakan kekuatan 400–500 nanometer secara invitro

dapat menimbulkan dekomposisi billirubin dari suatu senyawaan tetrapirol yang

sulit larut dalam air menjadi senyawa dipirol yang mudah larut dalam air. Perubahan

kimia tersebut terjadi karena adanya oksidasi dari billirubin indirek sehingga pada

terapi sinar perubahan yang terjadi pada ikterus tersebut adalah akibat foto oksidasi,

para ahli lain menyatakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya isomerasi

7

Page 8: LP BBLR

billirubin indirek yang mudah larut dalam plasma dan lebih mudah diekskresi oleh

hati.

I. Perawatan BBLR

Dengan memperhatikan gambaran klinik diatas dan berbagai kemungkinan yang

dapat terjadi pada bayi BBLR, maka perawatan dan pengawasan bayi BBLR ditujukan

pada pengaturan panas badan , pemberian makanan bayi, dan menghindari infeksi.

1. Pengaturan suhu tubuh bayi BBLR

BBLR mudah dan cepat sekali menderita Hypotermia bila berada di lingkungan

yang dingin. Kehilangan panas disebabkan oleh permukaan tubuh bayi yang relatif

lebih luas bila dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak dibawah

kulit dan kekurangan lemak coklat ( brown fat ). Untuk mencegah hipotermi, perlu

diusahakan lingkungan yang cukup hangat untuk bayi dan dalam keadaan istirahat

konsumsi oksigen paling sedikit, sehingga suhu tubuh bayi tetap normal. Bila bayi

dirawat dalam inkubator, untuk pengaturan suhu berdasarkan umur dan berat badan

pada tabel berikut :

Umur & BBTemperatur

Awal Kisaran0 – 6 jam

o < 1200 gro 1201 – 1500 gro 1501 – 2500 gro > 2500 gr

35,034,133,432,9

34,0 – 35,433,9 – 34,432,8 – 33,832,0 – 33,8

6 – 12 jam o < 1200 gro 1201 – 1500 gro 1501 – 2500 gro > 2500 gr

35,034,033,132,8

34,0 – 35,433,5 – 34,432,2 – 33,831,4 – 33,8

12 – 24 jam o < 1200 gro 1201 – 1500 gro 1501 – 2500 gro > 2500 gr

34,0 33,832,832,4

34,0 – 35,433,2 – 34,331,8 – 33,831,0 – 33,7

24 12 – 24 jam o < 1200 gro 1201 – 1500 gro 1501 – 2500 gro > 2500 gr – 36 jam

34,0 33,632,632,1

34,0 – 35,033,2 – 34,231,6 – 33,630,7 – 33,0

Bayi dalam inkubator hanya dipakaikan popok. Hal ini penting untuk

memudahkan pengawasan mengenai keadaan umum, perubahan tingkah laku, warna

8

Page 9: LP BBLR

kulit, pernapasan, kejang dan sebagainya sehingga penyakit yang diderita dapat

dikenal sedini mungkin dan tindakan serta pengobatan dapat dilaksanakan secepatnya.

2. Pencegahan infeksi.

Infeksi adalah masuknya bibit penyakit atau kuman kedalam tubuh, khususnya

mikroba. Bayi BBLR sangat mudah mendapat infeksi. Infeksi terutama disebabkan

oleh infeksi nosokomial. Kerentanan terhadap infeksi disebabkan oleh kadar

imunoglobulin serum pada BBLR masih rendah, aktifitas baktersidal neotrofil, efek

sitotoksik limfosit juga masih rendah dan fungsi imun belum berpengalaman.

Infeksi lokal bayi cepat menjalar menjadi infeksi umum. Tetapi diagnosis dini

dapt ditegakkan jika cukup waspada terhadap perubahan (kelainan) tingkah laku bayi

sering merupakan tanda infeksi umum. Perubahan tersebut antara lain : malas

menetek, gelisah, letargi, suhu tubuh meningkat, frekwensi pernafasan meningkat,

muntah, diare, berat badan mendadak turun.

Fungsi perawatan disini adalah memberi perlindungan terhadap BBLR dari

infeksi. Oleh karena itu, BBLR tidak boleh kontak dengan penderita infeksi dalam

bentuk apapun. Digunakan masker dan baju khusus dalam penanganan bayi,

perawatan luka tali pusat, perawatan mata, hidung, kulit, tindakan aseptik dan

antiseptik alat – alat yang digunakan, isolasi pasien, jumlah pasien dibatasi, rasio

perawat pasien yang ideal, mengatur kunjungan, menghindari perawatan yang terlalu

lama, mencegah timbulnya asfiksia dan pemberian antibiotik yang tepat sesuai

kebutuhan.

3. Pengaturan intake

Pengaturan intake adalah menetukan pilihan susu, cara pemberian dan jadwal

pemberian yang sesuai dengan kebutuhan bayi BBLR

ASI (Air Susu Ibu) merupakan pilihan pertama jika bayi mampu mengisap.

ASI juga dapat dikeluarkan dan diberikan pada bayi jika bayi tidak cukup mengisap.

Jika ASI tidak ada atau tidak mencukupi khususnya pada bayi BBLR dapat digunakan

susu formula yang komposisinya mirip ASI atau susu formula khusus bayi BBLR.

Cara pemberian makanan bayi BBLR harus diikuti tindakan pencegahan

khusus untuk mencegah terjadinya regurgitasi dan masuknya udara dalam usus. Pada

bayi dalam inkubator dengan kontak yang minimal, tempat tidur atau kasur inkubator

harus diangkat dan bayi dibalik pada sisi kanannya. Sedangkan pada bayi lebih besar

dapat diberi makan dalam posisi dipangku. Pada bayi BBLR yang lebih kecil, kurang

9

Page 10: LP BBLR

giat mengisap dan sianosis ketika minum melalui botol atau menetek pada ibunya,

makanan diberikan melalui NGT.

Jadwal pemberian makanan disesuaikan dengan kebutuhan dan berat badan

bayi BBLR. Pemberian makanan interval tiap jam dilakukan pada bayi dengan Berat

Badan lebih rendah.

4. Pernapasan

Jalan napas merupakan jalan udara melalui hidung, pharing, trachea,

bronchiolus, bronchiolus respiratorius, dan duktus alveolaris ke alveoli.

Terhambatnya jalan nafas akan menimbulkan asfiksia, hipoksia dan akhirnya

kematian. Selain itu bayi BBLR tidak dapat beradaptasi dengan asfiksia yang terjadi

selama proses kelahiran sehingga dapat lahir dengan asfiksia perinatal. Bayi BBLR

juga berisiko mengalami serangan apneu dan defisiensi surfakatan, sehingga tidak

dapat memperoleh oksigen yang cukup yang sebelumnya di peroleh dari plasenta.

Dalam kondisi seperti ini diperlukan pembersihan jalan nafas segera setelah lahir

(aspirasi lendir), dibaringkan pada posisi miring, merangsang pernapasan dengan

menepuk atau menjentik tumit. Bila tindakan ini gagal , dilakukan ventilasi, intubasi

endotrakheal, pijatan jantung dan pemberian natrium bikarbonat dan pemberian

oksigen dan selama pemberian intake dicegah terjadinya aspirasi. Dengan tindakan ini

dapat mencegah sekaligus mengatasi asfiksia sehingga memperkecil kematian bayi

BBLR.

BAB II ASKEP PADA BBLR

10

Page 11: LP BBLR

A. Pengkajian

1. Biodata

2. Riwayat kehamilan

Mulai HPHT – umur kehamilan < 37 minggu

Ibu menderita : hipertensi( toksemia gravidarum ), kelainan jantung, DM,

penyakit menular

Riwayat obstetric kurang baik

Kehamilan multigravida dengan jarak kelahiran < 2 tahun

Umur ibu < 20 tahun dan >35 tahun

Nutrisi ibu kurang

Pemeriksaan/ pengawasan antenatal tidak teratur

3. Status gestasi / usia kehamilan

Usia kehamilan < 37 minggu, dengan pemeriksaan

Kepala relative lebih besar dari pada badan

Kulit tipis transparan,lanugo dan verniks caseosa banyak, lemak subkutan kurang

Oksifikasi tengkorak sedikit, ubun – ubun dan sututra lebar

Tulang rawan dan daun telinga belum matur sehingga kurang elastis

Gusi : makroglosia

Jaringan mamae belum sempurna, demikian pula puting susu belum terbentuk

dengan baik

Posisi masih posisi fetal (dekubitus lateral )

Lipatan bawah kaki lebih sedikit.

Pergerakan kurang dan masih lemah (tonus otot kurang )

Bayi laki-laki Desensus testikulorum

Bayi perempuan klitoris dan labia minora belum tertutup labia mayora.

4. Riwayat persalinan

5. Keadaan bayi saat lahir

6. Apgar skor

KETERANGAN 0 1 2

A Apperarance

(warna kulit)

Seluruh tubuh

biru/pucat

Tubuh

kemerahan,

ektrimitas biru

Seluruh tubuh

kemerahan

P Pulse

(laju jantung)

Tidak ada <100x / menit ≥100x/menit, bayi

terlihat bugar

G Grimace Tidak bereaksi Gerakan sedikit Reaksi melawan

11

Page 12: LP BBLR

(reflex)

A Activity

(tonus otot)

Lumpuh Ekstremitas fleksi

sedikit

Gerakan aktif

R Respiration

(usaha bernapas)

Tidak ada lambat Menangis kuat

Tidak asfiksia ≥ 7, Asfiksia ringan sedang 4-6, Asfiksia berat ≤ 3

7. Pemeriksaan fisik yaitu :

a. Aktifitas istirahat

Status sadar, bayi tampak semi koma saat tidur dalam, meringis atau tersenyum,

adalah bukti tidur dengan gerakan mata cepat (REM), tidur sehari rata-rata 20 jam.

b. Sirkulasi

Rata-rata nadi apikal 120-160 dpm, dapat berfluktuasi 70-100 dpm (tidur) sampai

180 dpm (menangis), nadi perifer mungkin lemah, nadi brachialis dan radialis

lebih muda dipalpasi daripada nadi femoralis, mur-mur jantung

c. Eliminasi

Abdomen lunak tanpa distensi, bising usus aktif, urine tidak berwarna atau kuning

pucat, dengan 6-10 popok basah / 24 jam.

d. Makanan / Cairan

Berat badan rerata 2500 - 4000 gram, kurang dari 2500 gram menunjukkan KMK

(prematur, sindrom rubella, gameli) lebih dari 4000 gram menunjukkan BMK

(diabetes maternal atau dapat dihubungkan dengan herediter), pada mulut : saliva

banyak.

e. Neurosensori

Lingkar kepala 32-37 cm, fontanel anterior dan posterior lunak dan datar, caput

suksadaneum mungkin ada selama 3-4 hari, mata dan kelopak mata mungkin

edema, strabismus dan fenomena mata boneka mungkin ada, lipatan epicantus,

adanya refleks (moro, plantar, palmar, babinski) tidak adanya kegugupan, letargi

hipotonia, parese.

f. Pernafasan

Takipnea sementara dapat terlihat, khususnya setelah kelahiran sesaria dan

presentase bokong, pola pernafasan diafragmatik dan abdominal dengan gerakan

sinkron dari dada dan abdomen, pernafasan dangkal dan cuping hidung, retraksi

dinding dada, dan ronchi pada inspirasi atau ekspirasi dapat menandakan aspirasi.

12

Page 13: LP BBLR

g. Keamanan

Karena kulit kemerahan atau kebiruan, cepal hematom tampak sehari setelah

kelahiran, peningkatan ukuran pada usia 2-3 hari kemudian direabsorbsi perlahan

lebih dari 1-6 bulan, pergerakan ekstremitas dan tonus otot baik.

h. Seksualitas

Genetalia wanita : labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda vagina/hymen

dapat telihat

Genetalia pria : testis turun, scrotum tertutup dengan rugae, fimosis juga biasa

terjadi.

i. Pemeriksaan diagnostik

Leukosit : 18.000/mm3

Hemaglobin : 15-20 gram/dl

Hematokrit : 43%-61%

Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari

dan 12 mg/dl pada 3-5 hari

Dektroksit : tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama

kelahiran rata- rata 40-50 mg/dl, meningkat 60-70 mg/dl pada hari ke-3

B. Diagnosa keperawatan yang sering muncul

1. Risiko gangguan nutrisi / cairan

2. Risiko Inefektif Thermoregulator (hipotermi)

3. Risiko infeksi

4. Risiko aspirasi

5. Pola napas tak efektif

6. Risiko peningkatan bilirubin

7. Risiko tinggi cedera

8. Kecemasan orang tua

9. Perubahan proses keluarga

C. Rencana keperawatan.

1. Risiko gangguan nutrisi/cairan kurang dari kebutuhan b/d imaturitas,

ketidakmampuan mencerna nutrisi karena imaturitas dan atau penyakit.

Tujuan : Mencerna masukan nutrisi adekuat untuk penambahan berat badan.

Kriteria hasil :

Berat badan meningkat 750 – 1000 gr / bulan

13

Page 14: LP BBLR

Berat badan naik 30 gr / hari

BAK > 6 kali dalam 24 jam

Intervensi Rasional 1. Kaji pola minum bayi dan

kebutuhan-kebutuhan nutrisi- Kaji volume, durasi dan upaya

selama pemberian minum, kaji respon bayi.

- Kaji masukan kalori / nutrisi yang lalu, kenaikan / penurunan BB selalu dicatat

2. kaji pola eliminasi

3. Ajarkan pada orang tua tentang tehnik –tehnik pemberian Asi/ Pasi yang efektif

4. Berikan Intervensi spesifik untuk meningkatkan pemberian makanan peroral yang efektif :- Pemberian dengan sendok secara

bertahap- Kontroll stimulasi setiap

pemberian makanan- Anjurkan pada ibu untuk sering –

sering meneteki anaknya5. Tingkatkan tidur dan kurangi

pemakaian energi yang berlebih

6. Berikan pemberian makan / nutrisi dengan proses adaptasi secara bergantian ASI- PASI ( sesuai keb. Perhari X BB : Pemberian susuai umur masa kehamilan.

7. Timbang BB bayi sebelum dan sesudah makan

1. Untuk menentukan berapa kebutuhan nutrisi bayi perhari atau kebutuhan minum (cc/ KgBb ) sehingga dapat diberikan nutrisi sesuai dengan kebutuhannya dengan tidak terlepas dari intervensi yang lain yang dapat meningkatkan kenaikan berat badan bayi.

2. perlu untuk menentukan fungsi ginjal, kebutuhan penggantian cairan.

3. Setelah pulang nanti orang tua tidak kaku dan sudah terbiasa memberikan Asi / Pasi pada bayi, dan mengerti kapan bayi sudah mulai haus : misal pada saat menangis.

4. Pemberian minum/ makan lewat sendok agar anak tidak bigung dengan puting susu ibu, dan pemberian secara bertahap mengurangi risiko aspirasi. Asi yang kandungannya lebih baik dari makan pengganti Asi.

5. Tidur yang banyak akan membuat energi yang masuk dirubah menjadi lemak sehingga dapat dipakai sebagai cadangan makanan.

6. Mengadaptasikan bayi dengan putting susu supaya tidak bigung, dan melatih reflek mengisap yang baik. Mengetahui kenaikan BB bayi dan keefektifan pemberian nutrisi baik asi maupun Pasi dan mengetahui Jumlah pemasukan.

7. Untuk megetahui seberapa banyak asupan nutrisi yang masuk

2. Risiko Inefektif Thermoregulator (hipotermi) b/d kontrol suhu yang imatur dan

penurunan lemak tubuh subkutan

Tujuan : Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal

14

Page 15: LP BBLR

Kriteria :

Bebas dari tanda – tanda stres dingin atau hipotermia

Suhu tubuh : 36,5 – 37,50C

Intervensi Rasional 1. Minitor suhu bayi

a. Jika subuh dibawah normal : Selimuti dengan 2 selimut. Pasang tutup kepala.

b. Jika suhu di atas normal : Lepaskan selimut. Lepaskan tutup kepala.

2. Keringkan setiap bagian untuk mengurangi evaporasi Kurangi dan hindarkan sumber – sumber kehilangan panas pada bayi seperti a. Evaporasi.

Saat mandi, sipakan lingkungan yang hangat.

b. Konveksi Hindari aliran udara (pendingin

udara, jendela, kipas angin ) yang langsung mengenai bayi.

c. Konduksi Hangatkan seluruh barang –

barang dan bahan – bahan untuk perawatan ( baju, sprei, dll ).

Kurangi benda – benda diruangan yang menyerap panas ( logam ).

d. Radiasi Pertahan suhu ruangan.

3. Pertahankan suhu incubator.

1. Fluktuasi suhu tubuh pada bayi sering terjadi, dengan mengenali suhu tubuh ( panas atau dingin ) maka akan dapat dihindari terjadinya komplikasi hypothermia atau hyperthermia

2. Kehilangan panas pada bayi terjadi sangat cepat, peningkatan suhu 10

C suhu tubuh akan kehilangan 12 cc / jam.

Dengan intervensi tersebut maka dapat direncanakan dengan baik hal– hal yang perlu diperhatikan untuk mengurangi sumber – sumber kehilangan panas pada bayi.

3. Inkubator dapat dimanajemenkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi bayi.

3. Risiko infeksi b/ d pertahanan imunologis yang kurang

Tujuan : Bebas dari tanda – tanda infeksi

Kriteria :

Menujukkan pemulihan tepat waktu pada puntung tali pusat dan sisi sirkumsisi

bebas dari drainase atau eritema

TTV dalam batas normal

15

Page 16: LP BBLR

N = 30 – 60 x/mt

R = > 100 x/mt, S = 36,5 – 37,5 OC

Intervensi Rasional 1. Kaji faktor – faktor yang dapat

membawa infeksi,seperti :- Tindakan non steril.- Pengunjung yang banyak- Lingkungan kotor dll.- Posisi saat memberi minum

2. Kaji tanda – tanda vital bayi setiap 4 jam .

3. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi dan melakukan tindakan.

4. Pertahankan tindakan tekhnik antiseptik dalam setiap tindakan (seperti : sterilisasi alat dan desinfeksi)

5. Bersihkan mulut bayi setelah pemberian nutrisi

6. Pisah bayi – bayi yang mengalami penyakit infeksi.

7. Rawat bekas tali pusat dengan menggunakan bethadine dan dibungkus dengan kasa steril.

8. Lindungi bayi yang mengalami defisit imun dari infeksi :- Instruksikan pengunjung untuk

cuci tangan sebelum mendekati bayi.

- Batasi pengunjung bila memungkinkan.

- Batasi alat – alat infasif ( IV, NGT, specimen Lab dll ) untuk yang benar – benar perlu saja.

9. Kurangi kerentanan individu terhadap infeksi seperti : pertahankan masukan nutrisi ASI dan PASI

1. Untuk menentukan intervensi yang akan diberikan pada bayi.

2. Mengetahui fungsi vital organ – organ tubuh terutama termostat regulator suhu tubuh.

3. Mencegah masuknya organisme – organisme penyebab infeksi (cros infeksi).

4. Meminimalkan dan membunuh bakteri, jamur dan untuk mencegah infeksi akibat kontaminasi nasokomial.

5. Mencegah terjadinya infeksi dan perkembangbiakan kuman akibat susu basi.

6. Mengurangi risiko penularan penyakit pada bayi lain.

7. Mencegah masuknya kuman dan berkembangnya bakteri oleh karena media yang lembab.

8. Mengurangi kontak dengan agen penyebab infeksi dan sumber infeksi.

9. Nutrisi yang baik, daya tahan tubuh meningkat dan infeksi tidak terjadi.

4. Risiko aspirasi

Tujuan : Bebas dari cedera aspirasi

Kriteria :

Melakukan adaptasi lingkungan atau kewaspadaan untuk mencegah cedera

kecelakaan.

16

Page 17: LP BBLR

Intervensi Rasional 1. Berikan posisi kepala sedikit

ditinggikan pada saat bayi diberi minum

2. Diskusikan bahaya berkenaan dengan aspirasi serta penggunaan dan penyimpanan bedak bayi yang tepat

3. Berikan bimbingan antisipasi perlunya menepuk bayi supaya sendawa sebelum menempatkan ditempat tidur, posisi yang tepat.

1. Ketidaktepatan posisi bayi saat diberi minum dapat menimbulkan aspirasi.

2. Bahaya aspirasi pada bulan pertama paling sering karena wadah bedak bayi yang karena bentuknya dianggap seperti botol, sehingga membuat risiko inhalasi, aspirasi, dan kemungkinan asfiksia fatal.

3. Regurgitasi berkenaan dengan peristaltik balik dan spinter kardia rileks atau imatur meningkatkan resiko aspirasi.

5. Pola napas tidak efektif b/d imanuritas paru neuromuskuler, penurunan energi,

dan keletihan.

Tujuan : Mempertahankan pola pernapasan periodik ( periode apnoe berakhir 5 – 10

detik diikuti dengan periodik pendek ventilasi cepat ).

Kriteria :

Membran mukosa merah muda

Prekwensi jantung normal.

Intervensi Rasional 1. Kaji frekwensi pernapasan dan pola

pernapasan, perhatikan adanya apnea dan perubahan frekwensi jantung tonus otot dan warna kulit berkenaan dengan prosedur atau perawatan. Lakukan pemantauan jantung dan pernapasan yang kontinyu

2. Isap jalan napas sesuai kebutuhan

3. Tinjau ulang riwayat ibu terhadap obat – obatan yang dapat memperberat depresi pernapasan pada bayi

4. Posisikan bayi pada abdomen atau posisi terlentang dengan gulungan popok dibawah bahu untuk menghasilkan sedikit hiperekstensi

5. Berikan rangsang taktil yang segera ( mis : gosokkan punggung bayi ) bila terjadi Apnea. Perhatikan adanya

1. Membantu dalam membedakan periode perputaran pernapasan normal dari serangan apneik sejati, yang terutama sering terjadi sebelum gestasi minggu ke 30

2. Menghilangkan mukus yang menyumbat jalan napas

3. Magnesium sulfat dan narkotik menekan pusat pernapasan dan aktivitas SSP

4. Posisi ini dapat memudahkan pernapasan dan menurunkan episode apneik khususnya pada adanya hipoksia, asidosis metabolik atau hiperkapnia.

5. Merangsang SSP untuk meningkatkan gerakan tubuh dan kembalinya pernapasan spontan.

17

Page 18: LP BBLR

sianosis, bradikardia atau hipotonia.6. Tempatkan bayi pada matras yang

bergelombang

7. Pantau pemeriksaan laboratorium ( GDA, glukosa serum, elektrorit, kultur, dan kadar obat )sesuai indikasi

8. Beri oksigen sesuai indikasi.

6. Gerakan memberikan rangsangan, yang dapat menurunkan kejadian apneik.

7. Hipoksia, asidosis metabolik, hiperkapnia, hipoglikemia, hipokalsemia, dan sepsis dapat meperberat serangan apneik.

8. Perbaikan kadar oksigen dan karbon dioksida dapat meningkatkan fungsi pernapasan

6. Risiko peningkatan bilirubin

Tujuan : Bilirubin dalam batas normal

Kriteria :

Tanda kremer tidak ada

Intervensi Rasional 1. Kaji tingkatan dari pada ikterus Total

billirubun Normal darah perifer : 0-1 hari6 mg/dl, 1-2 hari : 8 mg/dl, 3-5 hari : 12 mg/dl patologis bila :Terjadi peningkatan 5-7 mg atau lebih pada 24 jam pertama dilahirkan. Konsentrasi billirubin bayi aterm 10 mg % dan , 12,5 % pada premature

2. Pertahankan Asupan nutrisi / Asi atau Pasi yang adekuat

3. Lakukan prosedur fototerapi sesui instruksi dokter dalam 24 jam meliputi:

Telentang + luminal Istirahat /minum Miring kiri Istirahat/ minum Miring kanan Istirahat minum Telentang Istirahat /minum Miring kiri + Luminal Istirahat minum Tengkurap Istirahat minum Miring kanan Istirahat minum Terlentang Istirahat/ minum

1. Mengetahui tingkatan ikterus pada kremer I – V, dan mengetahui patologis dari munculnya tanda billirubin.

2. Agar billirubin mudah larut dalam plasma dan mudah diekstrak ke seluruh empedu

3. Fototerapi menyebabkan terjadinya isomerisasi billirubin sehingga billirubin mudah dihantarkan ke empedu dan dikeluarkan dalam saluran pencernaan

18

Page 19: LP BBLR

7. Risiko tinggi cedera karena peningkatan tekanan intrakranial b/d sistem syaraf

pusat imatur dan respon stress fisiologis.

Tujuan : Pasien menujukan tekanan intrakranial normal ( kecuali jika peningkatan

TIK berhubungan dengan penyakit bayi ) dan tidak ada bukti hemoragi intraventrikel

( kecuali jika terdapat kondisi sebelumnya )

Kriteria :

bayi tidak menunjukkan tanda-tanda peningkatan TIK dan hemoragik

intraventrikuler

No Intervensi Rasional

19

Page 20: LP BBLR

1.

2.

3.

4.

5.6.

7.

8.

9.

10.11.

12.

Kurangi stimulasi lingkungan

Tetapkan suatu rutinitas yang memberikan periode tidur / istrahat tampa gangguanAtur ( kumpulkan ) perawatan selama jam bangun yang normal sebanyak mungkinTutupi inkubator dengan kain serta tempat tanda “ jangan ganggu “ didekatnya

Hindari bicara keras dan ketawaBatasi jumlah pengunjung dan staf didekat bayi pada sekali waktuHindari kebisingan yang keras dan tiba-tiba seperti menjatuhkan benda, membuang sampah, menutup pintu dan lemari, matikan radio, TV dllKenali tanda-tanda strees fisik dan stimulasi yang berlebihan Hindari obat hipertonik dan cair

Tinggikan kepala di tempat tidur Pertahankan oksigenasi yang adekuat

Hindari membalik miring kepala dengan tiba-tiba

Karena respon strees khususnya peningkatan tekanan darah meningkatan resiko peningkatan TIKUntuk menghilangkan atau meminimalkan strees

Untuk meminimalkan gangguan tidur dan kebisingan intermiten yang seringUntuk menurunkan sinar dan menyandarkan orang lain pada periode istrahat bayi.

Untuk melakukan intervensi yang tepat dengan segeraKarena meningkatkan aliran darah serebralUntuk menurunkan TIKKarena hipoksia akan meningkatkan aliran darah serebral dan TIKUntuk membatasi aliran darah arteri karotis dan oksigensi yang adekuar ke otak

8. Kecemasan orang tua b/d kelahiran bayi beresiko tinggi yang tidak diperkirakan,

prognosis kematian, atau kematian bayi.

Tujuan : Kecemasan berkurang / teratasi

Kriteria :

Ibu mengerti tentang kondisi bayinya

Ibu mengetahui cara perawatan bayi dalam incubator.

Ekspresi tampak tidak cemas

Intervensi Rasional 1. Kaji tingkat kecemasan orang tua

2. Jelaskan tentang :- Kondisi bayinya sekarang- Perawatan bayi di incubator

3. Beri support mental dari petugas 4. Beritahu hasil pemeriksaan yang

didapatkan.

1. Menentukan sejauh mana tingkatan dari pada klien, apakah sudah memasuki tahap yang lebih tinggi atau tidak

2. Meningkatkan kepercayaan ibu akan kondisi bayinya

3. Meningkatkan harga diri klien sehingga tidak mudah putus asa

4. Meyakinkan klien tentang kondisi –kondisi yang bermasalah dalam kesehatan

20

Page 21: LP BBLR

9. Perubahan proses keluarga b/d krisis situasi/maturasi, kurang pengetahuan

(kelahiran bayi preterm dan atau sakit ), gangguan proses kedekatan orang tua.

Tujuan 1

Pasien ( keluarga ) mendapat informasi tentang kemajuan bayi

kriteria :

Bayi menunjukan penambahan BB mantap saat

Orang tua mengekpresikan perasaan dan kekhawatiran mengenai bayi dan

prognosis, serta menunjukan pemahaman dan keterlibatan dalam perawatan.

No Intervensi Rasional1

2

3

4

Prioritas informasi

Dorong orang tua untuk mengajukan pertanyaan mengenai status bayi serta menjawab pertanyaan dengan benarDorong ibu dan ayah untuk berkunjung unit kesehatan dengan seringTekankan aspek postif dan status bayi

Untuk membantu orang tua memahami aspek paling penting dalam perawatan, tanda perbaikan, atau penyimpanan pada kondisi bayiUntuk menciptakan rasa percaya

Sehinggga mereka mendapat informasi tentang kemajuan bayi

Untuk mendorong rasa pengharapan.

Tujuan : 2

Pasien atau keluarga menunjukan perilaku kedekatan yang positif

Kriteria :

Orang tua mengunjungi bayi segera setelah kelahiran dan pada interval sering

Orang tua berhubungan positif dengan bayi ( mis. Memangil bayi dengan

namanya, melihat dan menyentuh bayi )

Orang tua memberikan perawatan untuk bayi dan menunjukan sikap nyaman dan

hubungan dengan bayi

Orang tua mengidentifikasi tanda-tanda stress atau keletihan pada bayi

No Intervensi Rasional

21

Page 22: LP BBLR

1

2

Dorong kunjungan orang tua sesegera mungkinDorong keluarga agar melakukan hal-hal sebagai berikut :- Mengunjungi bayi dengan sering- Menyentuh mengendong, dan merawat

bayi- Bersikap aktif dalam perawatan bayi- Membawa pakaian untuk memakainya - Waspadai tanda ketegangan dan strees

pada orang tua- Izinkan orang tua untuk menghabiskan

waktu sendiri bersama bayi- Bantu orang tua untuk mendemotrasikan

tehnik-tehnik perawatan bayi

Agar proses kedekatan dimulai sesegera mungkinKedekatan orang tua terhadap bayi akan menumbuhkan kedekatan yang erat antara keduanya.

Tujuan : 3

Pasien (saudara kandung) menunjukan perilaku kedekatan yang positif

Kriteria :

Saudara kandung mengunjungi bayi di NICU atau ruang perawatan

Saudara kandung menunjukan pemahaman tentang penjelasan

Saudara kandung mendapatkan benda yang berhubungan dengan bayi

No Intervensi Rasional1

2

3

Dorong saudara kandung untuk mengunjungi bayi bila mungkinJelaskan lingkungan, kejadian, penampilan bayi, dan mengapa bayi dapat pulang kerumahBerikan foto bayi bila saudara tidak dapat berkunjung

Untuk menyiapkan merekan untuk berkunjung

Tujuan : 4

Pasien (keluarga) siap untuk perawatan di rumah

Kriteria :

Keluarga menunjukan kemampuan melakukan perawatan untuk bayi

Anggota keluarga menyebutkan bagaimana dan kapan menghubungi pelayanan

yang tersedia

anggota keluarga mengenali pentingnya tindak lanjut perawatan medis

22

Page 23: LP BBLR

No Intervensi Rasional1

2

3

Kaji kesiapan keluarga untuk merawat bayiAjarkan tehnik perawatan bayi dan observasi yang diperlukanDorong dan fasilitas keterlibatan dengan kelompok pendukung orang tua atau rujuk kekelompok yang tepat

Untuk mempermudah transisi orang tua kerumah bersama bayiUntuk mendapatkan dukungan secara terus menerus

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, L. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Penerbit buku kedokteran, EGC : Jakarta.

23

Page 24: LP BBLR

Carpenito, L. (1997). Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. Penerbit buku kedokteran, EGC : Jakarta.

Doengoes, M. (2001). Rencana Perawatan Maternal / Bayi. Penerbit buku kedokteran, EGC : Jakarta.

Perinasia. (2006). Penatalaksanaan Bayi Berat Lahir Rendah.

Prawirohardjo, S. (1999). Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka : Jakarta.

Pantiawati, I. (2010). Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (I ed.). Yogyakarta, DIY, Republik Indonesia: Nusa Medika.

Proverawati, A., & Sulistyorini, C. I. (2010). Berat badan lahir rendah (BBLR) (Ind Edition ed.). Yogyakarta: Nuha medica.

Setianingrum. (2005). Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Kejadian Berat Badan Bayi Baru Lahir. Makassar: FK-UH.

Wong, L. D. 2009. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 4. EGC. Jakarta

24