log book kerja batu
DESCRIPTION
Laporan Bengkel Kerja BatuTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Kerja Batu
Kerja batu adalah suatu pekerjaan yang berhubungan dengan peyusunan
pemasangan atau pengaturan batu, baik itu batu alam maupun batu buatan.
Konstruksi bangunan adalah sejenis konstruksi yang sebagian besar
terdapat dalam konstruksi bangunan gedung, jembatan, dan lain-lainnya.
Perkembangan teknologi menuntut manusia untuk dapat membangun suatu
konstruksi bangunan yang kuat dengan biaya yang relatif rendah.
Dalam konstruksi bangunan, mutu bahan dan tenaga kerja sangat memegang
peranan penting dalam menentukan baik buruknya pekerjaan sehingga diperoleh
konstruksi yang indah, kuat dan biaya relatif rendah juga kecepatan pekerjaan atau
produktivitas yang tinggi.
Faktor Kerja Dalam pekerjaan konstruksi batu ini tenagapekerja adalah
merupakan faktor yang memegang peranan penting, terutama kalau kita
membicarakan tentang kekuatan konstruksi. Sebab yang dikatakan memasang
batu tidaklah hanya menyusun batu sedimikian saja, tetapi ada aturan dan teknik
tertentu.
Faktor yang mutlak di ketahui oleh seorang tukang batu adalah :
1. Bagaimana mencampur dan mengaduk mortar yang baik
2. Mengetahui daya hisap 1 cm permukaan bata,agar dia dapat
menentukan keenceran mortar dan lamanya waktu yang di butuhkan
untuk merendam bata sebelum pemasangan
3. Hal hal yang mempengaruhi kekuatan ikatan antara mortar dan batu
sesudah atau selesai pemasangannya
4. Bagaimana mengukur kedataran dan ketegakan pasangan batu
5. Bagaimana macam ikatan yang dalam pasangan,
6. Perawatan pasangan selesai pemasangan batu
7. Teknik pemasangan yang baik dan benar
1
Hal hal yang mempengaruhi daya ikat antara batu dengan mortar antar
lain :
- Pengeringan terlalu cepat pada proses pemlesteran
- Kadar lumpur pada pasir
- Proses penyimpanan pasir
- Semen yang telah terjadi hidrasi atau telah mengering
Bahan-bahan yang umumnya dipakai pada pekerjaan konstruksi batu
adalah sebagai berikut:
1. Batu alam
2. Batu bata
3. Super bata
4. Batako
5. Ubin
6. Semen
7. Kapur
8. Tras
9. Pasir
10. Air
11. dll.
Berikut adalah penjelasan secara umum tentang bahan-bahan tersebut diatas
adalah:
1.2. Bahan Konstruksi
1.2.1 Bahan Batuan
Batu Alam
Batu alam adalah bahan yang didapatkan dari dasar sungai atau dari
gunung. Kegunaannya adalah untuk konstruksi yang memerlukan
tekanan yang kuat, misalnya pasangan pondasi, lantai pemikul dan
untuk penurapan.
2
Batu alam terdiri atas beberapa macam yaitu :
1. Batu kali
Batu kali merupakan batu alam yang dipadatkan dari dasar sungai,
biasanya batu kali tempat pngambilannya diangkut dengan truk.
Kegunaanya adalah untuk pasangan pondasi, lantai pemikul dan lain-
lain. Batu kali yang baik dapat diperiksa dengan visual saja
dilapangan. Yaitu yang pori-porinya tidak terlalu banyak dan
kelihatan keras tidak keropos sedangkan penimbunannya dilapangan
sebaiknya ditempatkan pada tempat yang kering, agar permukaan batu
tidak terkena lumpur. Kalau seandainya batu itu terlalu besar dapat
dipecah dengan martil atau mesin khusus untuk batu. Penumpukan
batu kali dilapangan hendaklah memperhatikan hal-hal sebagai berikut
:
Letakkan batu yang paling besar dibagian bawah.
Hindarkan dari zat kimia seperti oli dan minyak yang dapat
menyebabkan permukaan batu menjadi licin dan adukan semen
tidak melekat pada batu.
Tumpukan batu hendaklah dilindungi dengan ditutupi terpal /
plastik.
Ditempatkan pada tempat yang kering agar batu menjadi lebih
awet.
2. Batu gunung
Merupakan batuan yang berasal dari gunung atau daerah berbukit.
Batu gunung mempunyai bentuk yang tidak beraturan dan untuk
konstruksi yang kuat.
3. Batu belah
Batu belah biasanya digunakan untuk keperluan pasangan yang
bersih tanpa pelesteran. Batu belah mempunyai permukaan yang
padat, keras dan kuat. Selain itu batu belah juga harus cukup bersih
dan tidak boleh terlihat lapuk.
3
Batu bata adalah suatu bahan bangunan yang terbuat dari tanah liat
dengan atau tanpa campuran tambahan. Kemudian dicetak dalam
ukuran tertentu berbentuk balok dalam ukuran tertentu yang dikemas
melalui pembakaran. Sehingga tidak hancur kembali bila direndam
dalam air.
Standar ukuran bata di indonesia adalah :
o 52 mm x 115 mm x 240mm
o 50 mm x 110 mm x 230mm
Adapun keuntungan dari batu bata berongga (berlubang) yaitu :
o Bobot atau beratnya lebih ringan dibandingkan dengan batu bata
yang tak berongga.
o Mortar yang ada dalam rongga akan semakin memperkuat ikatan
mortar dengan bata
o Sebagai isolasi panas dan bunyi.
o Dalam pengeringan dan pembakaran akan lebih cepat dan merata.
Batu bata yang baik mempunyai persyaratan antara lain :
Harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang bidang
sisi yang datar dan tidak menunjukkan retak-retak dan perubahan
bentuk yang berlebihan.
Ukuran merah mutu tingkat I : Tak ada yang meyimpang
Bata merah mutu tingkat II : Satu dari sepuluh benda
Bata merah mutu tingkat III : Dua dari sepuluh benda
Adapun Spesifikasi batu bata yaitu :
o Berat berkisar antara 0.8 – 1.4 Kg
o Untuk pemasangan 1 m2 pasangan bata 1 bata diperlukan 120
buah
o Untuk pemasangan 1 m2 pasangan batu ½ bata diperlukan 60
– 80 buah batu bata
4
Menurut mutunya batu bata dibagi dalam 3 tingkatan yaitu :
Mutu Batu Bata Kuat Tekan Rata-RataTingkatan I >100Tingkatan II 100-80Tingkatan III 80-60
Untuk penyimpanan batu bata , ketiggian maksimun
penyusunan 2 m dan gaya / agar bata yang paling bawah tidak pecah,
selain itu memudahkan dalam pengambilannya nanti. Peyimpanan
batu bata dilapangan harus di beri jarak 30 cm dari permukaan tanah.
Bata disusun berdiri arah lebarnya dan di susun berselang seling, dan
bagian atasnya ditutupi terpal atau pastik agar terlidungi dari cuaca
buruk sehingga dapat mengurangi mutu bata.
Untuk penyusunan bata hendaknya diletakkan didekat daerah
pasangan bata. Untuk diingat bahwa bata yang terlalu hitam (matang )
tidak bagus untuk pasangan karena terlalu padat dan tidak dapat
menyerap air sehingga mengurangi daya ikat semen (mortar).
Super Bata
Super Bata dibuat dengan cara mekanis, terbuat dari lempung
dan di campur dengan pasir halus, kegunaan dan bentuknya sama
dengan bata merah dibandingkan bata yang dibuat secara manual, super
bata memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
o Kekuatan mekanisnya lebih tinggi.
o Sisi dan sudutnya tampak baik.
o Ukurannya lebih seragam.
o Penggunaanya cocok untuk konstruksi yang bersih (mulus), lebih
awet dan lebih bagus penampilannya.
o Dapat digunakan untuk konstruksi tanpa pelesteran.Pekerjaan bata
yang tidak di pelester hampir tidak memerlukan pemeliharaan
5
o Bentuknya bervariasi dan dapat digunakan pemasangan yang
artistik.
o Penimbunan batu super bata sama halnya dengan bata merah, selain
itu kita tidak perlu lagi merendam bata tersebut sebelum
pemasangan, cukup membasahinya saja karena superbata memiliki
lobang-lobang yang akan mengokohkan ikatan antara mortar
dengan bata. Selain itu pembakaranya sempurna dan dapat
menghemat bahan batu.
Tipe dan ukuran super bata :
Tipe Ukuran (cm) Jumlah /m³B - 1 5 x 11 x 24 64 buahB - 4 7 x 11 x 24 52 Buah
C - 7, 8, 9, 10 12 x 11 x 24 32 BuahD - 6 5 x 25 x 24 80 buahD - 7 7 x 3 x 24 64 buah
Klinkes 5 x 5 x 24 80 buah
Batu cetak
Pasangan jauh lebih ringan dari konstruksi batu merah (bisa 50 % lebih
ringan ) sehingga tidak diperlukan lagi pondasi yang terlalu dalam.
Bentuk batu cetak ini juga bermacam -macam dan bervariasi sehingga
dinding tidak perlu lagi plester.
Komposisi mortar untuk pemasangan batu cetak harus sama dengan
komposisi bahan untuk batu cetak itu sendiri, sehingga menghasilkan
ikatan yang kuat antara mortar dengan batu cetak. Pada pemasangan
batu cetak tidak perlu lagi direndam air karena bahan kapur sudah
menyerap air.
Tipe dan bentuk batu cetak :
6
Tipe Ukuran (cm) Digunakan padaA 20 x 20 x 40 Dinding Pemikul dengan tebal 20 cmB 20 x 20 x 40 Dinding sebagai Penutup pada sudut-sudut & PertemuanC 10 x 20 x 40 Dinding Pengisi / PemisahD 10 x 20 x 40 Dinding Pengisi / PemisahE 20 x 20 x 40 Dinding dalam RuanganF 8 x 20 x 40 Dinding Pengisi
1. Batako Press
Batako Press Terbuat dari adukan kapur, Pasir, Tras dan Semen.
Pencetakkanya dilakukan dengan mesin Press, dibuat berlubang
untuk menghemat bahan dan juga untuk isolasi suara dan panas. Dan
biasanya bagian luarnya tidak diplester lagi, kecuali pada bagian
dalam dinding.
Tabel penggunaan Batako Press :
Jenis Jumlah / m³ Mortar Berat Pasangan Waktu PemasanganHB, 10 13 Buah 12 Lt 120 Kg 0,7 JamHB, 20 13 buah 20 lt 200 Kg 1,25 jamBatu Bata60 buah 30 Lt 250 Kg 1,24 Jam
2. Batako Lokal
Terbuat dari bahan Trass dan kapur dengan perbandingan 5:1
Ubin
Ubin yang biasa digunakan dalam konstruksi bangunan yaitu:
1. Ubin Lantai
Ubin lantai adalah bahan bangunan yang terbuat dari adukan
pasir dan semen yang di pakai untuk permukaan lantai.
Pembuatan melalui mesin press dan salah satu permukaan di
finishing dengan semen agar halus.
Untuk menentukkan mutu ubin ini dapat dilakukan dengan :
- Keteguhan kejut
- Lapis Aus
- Kuat Tekan.
Jenis Lantai Ukuran Jumlah (m³) BeratUbin Lantai 20 x 20 cm 25 buah 0,6 KgUbin Plint 15 x 20 cm 5 buah 0,5 Kg
2. Ubin Porselin
7
Ubin Porselin terbuat dari jenis tanah liat putih dengan atau
tanpa bahan campuran yang ditambah melalui proses
pembakaran sedemikian rupa, sehingga tidak dapat hancur
kembali bial direndam dengan air.
Bidang patah yang baru dari ubin harus memperlihatkan hasil
pembakaran yang rata dan baik. Ubin porselin harus rata dan
halus permukaannya dan sisinya harus saling tegak lurus satu
dengan yang lainnya dan tepinya lurus dan tajam. Ubin porselin
harus di simpan dalam kotak sedemikian rupa sehingga tidak
rusak. Ubin porselin biasanya berukuran 10 x 10 cm2.
1.2.2 Bahan Perekat
Kapur
Batu kapur dalam bahasa inggris di sebut “ lime stone “ kapur
berkembang dalam bahasa inggris di sebut lime atau quick lime. Kapur
padam atau kapur yang telah disiram disebut kapur mati atau slaked
lime. Kapur dapat diperoleh dari pembakaran batu kapur atau batu
nepal atau kulit kaleng kemudian dilebur dengan air sehingga menjadi
tepung :
Kapur berfungsi sebagai :
o Bahan pengikat dalam adukan.
o Untuk mencegah penyusutan adukan.
o Untuk memudahkan pekerjaan.
Untuk lebih lengketnya kapur harus dicampur dengan sagu dan
untuk penyimpanannya kapur harus diletakkan pada tempat yang
kering dan beratap agar tidak terpengaruh suhu baik panas ataun hujan.
Pembakaran batu kapur biasa dilakukan 1000- 2000° c .Setelah
dibakar. Batu kapur disiram dengan air kemudian mendidih dan
menjadi adonan / tepung yang lunak dan akan kering dengan
sendirinya menjadi adonan tekpen yang lunak dan akan kering dengan
8
sendirinya menjadi berwarna putih. Biasanya tiap-tiap 100 kg batu
kapur dihasilkan kapur hidup kira- kira 0,53 m3.
Jenis- jenis kapur antar lain :
1. Kapur Gemuk
Kapur gemuk yang waktu pengembangannya yaitu pada waktu
penyiramannya (pemadaman) menghasilkan 3,5 – 4 kali dari
semula dan bersifat sangat lunak dan seakan berminyak kalau
dipegang.
Kegunaanya :
Menjernihkan plesteran
Mengapur garasi
Membuat bata
2. Kapur Kurus
Kapur kurus yaitu kapur yang pada waktu penyiraman
(pemadaman). Menghasilkan 1,5 – 2 kali dari semula dan kalau
dipegang seperti butiran.
3. Kapur Hidrolik
Kapur hidrolik yaitu kapur yang mengandung berbagai macam
bahan. Bahan mentahnya 65 – 75 % berupa batu gamping
/Kalsium karbonat (CaCo) dengan kotoran-kotoran berupa
berupa silikan, magnesium dan Oksida besi serta tanah liat
yang telah menjadi satu sewaktu pembakaran.
Sifat-sifatnya :
o Membantu / Membeku bila terkena air.
o Bersifat hidrolik.
o Kekuatannya rendah.
o Berat jenisnya rata-rata 1 ton / m.
o Dapat terbawa arus dan mudah lapuk.
Kegunaanya :
9
o Untuk adukan tembok.
o Untuk lapisan balok plesteran.
o Sebagai bahan pembantu untuk beton indah.
o Untuk plesteran.
4. Kapur Udara
Kapur udara yaitu kapur yang hanya mengeras di udara dalam
karena dapat mengambil zat orang dari udara. Kapur udara
berguna untuk mencegah penyusutan dalam pasangan dan
memberikan kemampuan kerja. Kapur harus di siram dalam
ruangan yang beratap dan berlantai kedap air karena sifatnya
yang higroskopis dan juga agar di pisahkan antara kapur yang
sudah lama dengan kapur yang baru, gunanya agar mudah
dalam hal pengambilanya untuk menghemat pengeluaran.
1.2.3. Semen Portland / PC
PC merupakan nama tempat ditemukannya semen pertama kali semen
Merupakan bahan pengikat utama dalam adukan yang terbuat dari campuran
antara batu kapur dengan tanah liat yang perbandingannya selalu diteliti dan
dianalisa terlebih dahulu yaitu 4 : 2 , Angka 4 merupakan batu kapur (CaCoP3)
dan angka 1 merupakan tanah liat dan di bakar pada suhu 1400° c - 2000° c .
Cara pembuatan semen yaitu batu kapur dan tanah liat dicampur menjadi
satu dengan perbandingan 4 : 3 yang kemudian dipanaskan atau dipijarkan
hingga lebur dan berubah menjadi tepung yang sangat halus dan terakhir baru
diayak. Semen dinamakan semen hidrolik karena pengikatan dan pengerasan
terjadi karena adanya air sehingga bersifat membantu atau mengeras bila
terkena air atau udara yang lembab.
Sifat-sifat semen :
1. Warna
10
Apabila tidak tercampur bahan-bahan lain berwarna abu-abu kehijauan
dan setelah membantu menjadi abu-abu kebiru-biruan.
2. Berat Jenis
Pada umumnya mempunyai berat jenis 3,12 – 3,25. Angka ini lebih
tinggi dari berat jenis dan bahan – bahan lainya.
3. Pengikatan
Semen Portland yang dicampur dengan air dan menjadi bubur akan
mengeras dan membantu pada waktu tertentu yang disebabkan adanya
suatu reaksi antara senyawa-senyawa dengan air yang saling
memberikan daya ikatan dan adanya proses pengerasan semen.
Perubahan semen dan waktu yang diperlukan disebut “Waktu Ikat
Semen” yaitu 1,5 – 2 jam.
Semen Portland terdiri dari 5 tipe :
1) Tipe I
Tipe ini digunakan pada pemakaian umum tanpa persyaratan yang
khusus. Semen ini adalah yang paling banyak di gunakan masyarakat
contoh : balok, dinding, kolom, pelat dll.
2) Tipe II
Semen tipe II ini digunakan untuk pembuatan pondasi yangberada
didalam tanah yang mengandung garam-garam sulfat. Selain itu juga
digunakan untuk saluran pembuangan dan bangunan yang
berhubungan dengan air rawa. Hal ini dikarenakan semen tipe II ini
ketahanan sedang terhadap garam-garam sulfat didalam air.
3) Tipe III
Semen tipe III ini digunakan untuk daerah yang beriklim dingin
karena semen ini cepat mengeras dan mempunyai kekuatan tinggi
dalam umur muda.
4) Tipe IV
Semen tipe IV mempunyai panas hidrasi yang rendah dan lambat
pengerasanya.
11
5) Tipe V
Semen tipe V ini digunakan untuk bangunan yang berhubungan
dengan air laut,saluran pembuangan industri dan untuk bangunan
mengandung uap kimia.
Untuk menjaga agar semen tidak mudah menyerap air maka semen
haruslah disimpan ditempat yang yang kering dan terlindung dari hujan yaitu
dengan membuat bangunan dari dinding papan. Jika lantainya maka haruslah
dialasi dengan papan setinggi 30 – 40 cm dari permukaan tanah, 50 cm dari
tepi dinding, tinggi tumpukan semen 2 meter dan 1 meter antara tumpukkan
beberapa semen dengan tumpukkan beberapa semen lainnya.
1.2.4. Trass (Pozzolan)
Trass berasal dari penghancuran batu-batu tuf dan batu-batu lain yang
butir-butirnnya tidak berbentuk kristal, tetapi merupakan massa kaca alam.
Selain itu trass dapat diperoleh dari hasil lelehan gunung api.
Selain trass, tanah diatomik juga mempunyai sifat seperti pozzolan, trass
yang ada di Indonesia berbentuk batu-batuan yang diperoleh dari galian lalu
digiling halus sekali. Warna trass yang ada Indonesia biasanya kuning,
merah muda dan abu-abu.Trass juga dibuat melalui pembakaran tanah liat merah
ataupun pecahan bata / genteng yang telah di giling, di tumbuk lalu diayak
sampai halus sehingga dikenal dengan sebutan semen merah. Semen
merah digunakan sebagai bahan campuran pada adukan sehingga campuran
bersifat hidrolik.
Syarat-syarat dan pengujian trass serta semen merah tercantum dalam
“ Peraturan Trass dan Semen Indonesia “ (NILO).
1.2.5. Unsur Pengisi
1.Pasir
Pasir merupakan butiran-butiran mineral / Agregat halus yang mempunyai
kekasaran 0 – 4,8 mm. Sumber pasir dapat berasal dari gunung dan sungai
serta juga dipantai tertentu yang dapat digunakan.
12
Pasir pantai tidak dibuat orang karena mengandung kadar garam yang
tinggi sehingga dapat mengancurkan semen.
2.Air
Syarat-syarat air yang baik untuk adukkan anatar lain :
o Tidak mengandung lumpur yang cepat mengendap.
o Tidak mengandung minyak dan benda-benda lain yang mengapung.
o Bereaksi netral terhadap kertas lakmus.
o Tidak mengandung sulfat lebih dari 5 gr / liter sebagai SO2.
o T1dak mengandung chlorida lebih dari 15 gr / liter sebagai CL
13
BAB II
PENGENALAN ALAT- ALAT PADA PEKERJAAN
KONSTRUKSI BATU
Untuk menghasilkan produktivitas yang tinggi dalam pekerjaan
dibutuhkan peralatan yang lengkap karena apabila tidak lengkap dapat
mengurangi mutu hasil pekerjaan. Alat ini ada yang terbuat dari kayu,
besi, ataupun plat baja tipis dan plastik yang kenyal dan tahan banting
seperti ember, waterpass dibuat dari alumunium yang kuat, ringan dan anti
karat.
Tujuan mempelajari alat-alat yang di gunakan pada konstruksi batu
yaitu :
o Agar dapat mengetahui nama alat, bentuk dan prinsip kerjanya.
o Agar dapat mengetahui cara penggunaannya dengan baik sesuai dengan
fungsinya dan kapasitasnya.
o Agar dapat memperbaiki dan merawat alat dengan baik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan alat antara lain
:
o Menggunakan alat dengan teliti sehingga tidak terjadi kecelakaan.
o Mengikuti petunjuk insruktur jika masih ragu dalam penggunaan alat.
o Tanyakan pada instruktur jika masih ragu dalam penggunaan alat.
o Bersihkan alat sebelum di simpan.
o Bekerja dengan penuh konsentrasi.
2.1 Macam – Macam Alat yang Digunakan
1.Sendok Spesi
14
Sendok Spesi / sendok pasangan bata merupakan alat yang paling penting
dalam pekerjaan konstruksi batu karena berguna untuk mengambil dan
meletakakan mortar dalam pasangan bata.
Alat ini terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai dari kayu. Daun sendok
ini berbentuk segitiga dan sisinya sama panjang dengan bata.
- Daun sendok : Panjang sisi samping 23 cm dan belakang 20cm tebal plat
0,1 cm.
- Tangkai : Panjang tangkai 13 cm dan diameter 3 cm
2. Palu Pemotong Bata
Alat ini terbuat dari baja dengan tangkai dari kayu. Mata palu bagian dapat
dibuat tajam dan bagian belakang dibuat tajam empat persegi dengan
permukaan datar yang berfungsi sebagai palu. Alat ini berguna untuk
memotong, membelah, menajamkan dan membenamkan bataa dalam spesi
sehingga didapat pasangan yang tegak, lurus, dan rata, selain itu juga dapat di
gunakan untuk memukul (bila di perlukan).
Spesifikasi adalah :
- Mata Palu : Panjang muka 12 cm dan belakang 7 1/2 cm
Lebar muka 5 1/2 cm.
- Tangkai : Lebar belakang 3 cm dan panjangnya 23 cm
Diamater tangkai 3 1/2 cm.
3. Waterpass
Waterpass terbuat dari alumuniun yang di lengkapi dengan kotak nivo
15
yaitu sebuah tabung gelas yang berisi cairan eter yang ada gelembung udara di
dalamnya.Waterpass mempunyai tiga tabung nivo yang berguna untuk
mengukur kedataran (horizontal), ketegakan (vertikal), dan kemiringan
dengan sudut 450 dari pasangan bata.
Spesifikasinya adalah :
- Panjang : 60 – 120 cm.
- Lebar : 5 cm.
- Tebal : 3 cm.
- Diameter tabung gelas : 1/2 cm.
4. Plat Siku
Plat siku terbuat dari plat baja yang berbentuk siku-siku (900) dengan
dilengkapi dengan garis-garis ukuran dalam centimeter (cm). Plat siku
berguna untuk menyetel kesikuan pasangan pada sudut-sudut pertemuan
dinding.
Spesifikasinya adalah :
- Panjang sisi masing-masing : 60 – 80 cm
- Lebar plat : 5 cm
- Tebal plat : 2 cm
5. Sendok Plesteran
16
Alat ini terbuat dari plat baja tipis dan di beri tangkai kayu di belakangnya
berguna juga untuk menghaluskan permukaan plesteran. Panjang sisi 25 cm
dan lebar 10 cm sedangkan panjang tangkai 13 cm dan tebal plat 11/2 cm.
6. Sendok Spesi Kecil
Terbuat dari plat baja tipis dengan bentuk oval atau seperti elips dengan
bagian belakang diberi tongkat kayu. Sendok spesi ini di gunakan apabila
sendok spesi besar tidak dapat di gunakan.
7. Blok dan Line Bobbyn
Line Bobbyn terbuat dari plat baja tipis yang berbentuk segitiga dan di
hubungkan dengan benang pula. Block bobbyn terbuat dari 2 buah potongan
kayu yang dihubungkan dengan benang. Kedua alat ini digunakan sebagai
garis petunjuk atau acuan pada pemasangan bata.
17
8. Kotak Spesi
Kotak spesi yang baik terbuat dari pelat baja tipis dengan bentuk trapesium
dan Pada sisinya diberi tongkat untuk pasangan sewaktu mengangkatnya.
Gunanya adalah sebagai tempat untuk meletakkan mortar sewaktu pemasangan.
Spesifikasinya :
- Bagian atas : Panjang 70 cm dan lebar 45 cm.
- Bagian bawah Panjang 50 cm, lebar 30 cm, tinggi 40 cm dan tebal 2 mm.
9. Unting- Unting
Alat ini biasanya terbuat dari besi , timah ataupun kuningan dengan
berat Antara 300 – 500 gr. Berguna sebagai pengganti waterpass
vertikal. Selain itu juga bisa di gunakan untuk mengukur ketepatan suatu
titik bangunan. Alat ini dalam penggunaannya biasanya di beri benang
dan pemisah jarak, agar unting tidak bersentuhan dengan benda yang
sedang di ukur.
Spesikasinya :
- Panjang : 12,5 cm
- Diameter tengah : 4 cm
- Berat : 100 gr
18
10. Ember
Terbuat dari baja tipis atau karet dan plastik dengan bentuk kerucut
terpancung dan pada bagian diameter yang besar di beri tangkai untuk
pegangan gunanya untuk menakari air, pasir, semen dan membawa mortar.
Spesifikasi :
- Diameter atas 25 cm dan diameter bawah 18 cm
- Tinggi 24 cm dan tebal plat 1mm
11.Cangkul Pengaduk
Terdiri dari daun cangkul yang terbuat dari palt baj dan diberi tangkai
kayu. Cangkul ini mempunyai lubang yang berguna untuk memudahkan
mengaduk mortar.
Spesifikasinya :
- Mata cangkul : Panjang sisi 22 cm
19
Lebar 17 cm
Tebal plat 2 mm
- Tangkai : Panjang 80 cm
Diameter tangkai 5 cm
12. Sekop
Sekop terbuat dari plat baja yang di beri tangkai kayu dan matanya
sedikit di lengkungkan, agar mudah dalam mengangkat pasir ataupun
bahan lainnya.
Funsinya untuk mengaduk mortar, mengambil dan memindahkan
pasir,semen dan sebagainya.
Spesifikasinya :
- Daun sekop : Panjang 30 cm dan lebar 24 cm dan tebal 2 mm.
- Tangkai : Panjang 65 cm dan diameter 4 cm.
20
13.Jidar
Jidar terbuat dari kayu yang berbentuk empat persegi panjang
dan di beri Lubang dibagian kiri dan kanan yang berfungsi sebagai
tempat untuk memegang sewaktu menggunakannya,adapun yang diberi
alumunim agar tahan lama. Fungsi alat ini untuk meletakkanya secara
kasar bidang yang diplester.
Spesifikasinya :
- Panjang : 2 m - Tebal : 2 ½ cm
- Lebar : 10 cm
14.Meteran
Meteran ada beberapa macam, ada yang terbuat dari plat besi / baja yang
tipis dan digulung dalam suatu kotak meteran yang berfungsi sebagai
pelindung dan ada pula yang terbuat dari kayu yang biasa disebut meteran
lipat. Fungsi alat ini untuk mengukur benda kerja baik panjang, tebal,
tinggi dsb.
pada dasarnya meteran ini terdapat ukuran dalam cm, inchi dan mm.
Spesifikasiya :
- Panjang : 2 – 5 m.
- Tebal : 0.2 mm.
- Lebar : 1 – 2 cm.
21
15.Joiter
Jointer terbuat dari besi yang bulat dan panjang yang dibengkokkan dan di
beri tongkat kayu.Gunanya untuk membersihkan membentuk siar pada
pasangan bata. Ada juga yang terbuat dari plat besi.
Spesifikasinya :
- Panjang 17 1/2 cm, Lebar 1 cm dan Tebal 2 mm
- Panjang tongkat 13 cm dan diameternya 3 cm
16.Skrap Spesi (Tingle)
Alat ini terbuat dari plat baja yang berbentuk persegi dan salah satu sisinya
bergerigi. Gunanya adalah untuk meletakkan spesi pada permukaan plesteran
pada waktu pemasangan ubin dinding maupun ubin lantai.
Spesifikasinya :
- Daun Skrap : Panjang sisi depan 12 cm, samping 8 cm
Tebal plat1 mm, lebar gerigi 7 mm, dalam gerigi 7mm
- Tangkai : Panjang 7 cm , lebar 6 cm, dan tebal 3 mm
22
17.Ruskam
Ruskam terbuat dari kayu atau papan yang diberi tangkai pada bagian
belakang Gunanya untuk meratakan plesteran dinding dengan cara menggosok-
gosokan secara melingkar pada permukaan plesteran yang lebih dahulu diratakan
dengan jidar. Ruskam juga ada yang terbuat dari besi.
Spesifikasinya :
- Panjang : 24 – 45 cm
- Lebar : 15 – 25 cm
- Tebal : 2 cm
18. Ayakan Pasir
Ayakan Pasir terbuat dari kawat kassa yang di beri bingkai kayu dan
berbentuk empat persegi panjang dan dilengkapi dengan dua pasang tongkat
sebagai pegangan di bagian tepinya. Fungsi alat ini menyaring pasir, semen, kapur
dan lainnya
Spesifikasinya :
- Panjang : 60 – 120 cm
- Lebar : 40 – 80 cm
- Kekasaran : 2,4 – 4,8 mm
23
19. Kotak Adukan
Kotak adukan terbuat dari plat besi berbentuk empat persegi panjang yang
berfungsi sebagai tempat pengaduk mortar atau tempat menampung mortar
yang selesai di aduk oleh mesin pengaduk.
20. Gerobak Dorong
Salah satu jenis pekerjaan yang menghabiskan waktu alam bekerja adalah
pembawaan bahan dari tempat penyimpanan ke lokasi pekerjaan. Umpamanya
untuk mengangkut pasir, besi, kapur dan juga mortar, menggunakan gerobak
dorong merupakan suatu hal yang sangat efektif dalam pengangkutan tersebut.
24
21. Sikat Kawat
Alat ini terbuat dari balok kayu yang di bentuk sedemikian rupa dan pada
salah satu sisinya dipasang kawat-kawat sebagai sikatnya dan terdiri dari tiga
jalur. Gunanya untuk membersihkan permukaan pasangan dari debu, kotoran
atau tanah sebelum diplester.
22. Tongkat Ukur.
Alat ini terbuat dari kayu yang berbentuk balok siku yang lurus dan datar
Dengan panjang 2 m, lebar 5, tebal 3 cm. Berguna untuk menentukan tiap
baris pada tiap pasangan. Dan membantu waterpass dalam menentukan
kedataran dan ketegakan pasangan batu.
25
BAB III
TEKNIK KERJA BATU
Tujuan :
1.Agar dapat menakari bahan dengan jumlah bagian yang sama dengan
perbandingan.
2.Agar dapat mencampur dan menganduk bahan sampai homogen dengan
cara dan teknik yang baik dan benar.
3.Agar mahasiswa dapat mengatur penempatan bahan dan peralatan sewaktu
bekerja.
3.1 Spesi Untuk Pasangan
Spesi atau mortar adalah suatu adonan yang terbuat dari campuran kapur,
semen pasir dan air. Fungsi spesi yaitu sebagai pengisi antara bata yang satu
dengan yang lainnya dalam pasangan batu. Pembuatan mortar yang dilakukan di
bawah atap dengan tangan atau mesin.
3.2 Penakaran Bahan- Bahan
Penakaran mortar yang baik dengan perbandingan berat, tapi di negara kita
dengan perbandingan isi, yaitu dengan memakai kotak, ember dan sekop. Tetapi
penakaran dengan sekop kurang baik, karena satu sekop pasir basah berbeda
dengan satu sekop pasir kering, maka lebih baik memakai kotak yang terbuat dari
papan atau besi.
Takaran yang di gunakan untuk bahan yang basah harus sering dibersihkan
karena sisa-sisa bahan yang lengket pada dinding dan dasar kotak mengakibatkan
penakaran tidak sama.
3.3 Pengadukan Mortar
Pengadukan mortar di lakukan dengan dua cara yaitu :
26
1 Secara manual
Pengadukan secara manual dilakukan dengan menggunakan alat
cangkul atau sekop. Semua bahan – bahan dicampur dengan perbandingan
tertentu dan kemudian dalam keadaan kering, sampai memberikan suatu
warna yang sama dan rata. Kemudian dicampur dengan air sedikit demi
sedikit sambil terus diaduk sehingga adukan menjadi rata dan pulen.
Alat- alatnya :
- Cangkul
- Sekop
- Kotak takaran
- Kotak tempat mengaduk
- Ember
2. Secara Mekanis
Pengadukan secara mekanis yaitu dengan menggunakan mesin yang
dinamakan mesin mollen atau miyer yang banyak dilakukan pada proyek –
proyek berskala besar.
3.4. Pengetesan Mortar
Untuk menghasilkan konstruksi yang baik, diperlukan bahan yang
bermutu baik. Oleh sebab itu harus dites dan diuji dulu bahan – bahan yang
akan digunakan. Pada umumnya mortar menyusut setelah bersinggungan
dengan bata dan mulai mengikat. Tetapi dalam waktu singkat mortar masih
dalam bentuk yang plastis, sehingga penyusutan yang timbul tidak
menyebabkan retak – retak.
Pada dasarnya penyusutan bebas mortar merupakan perpendekan dari kubus
besar / mortar yang terjadi selama masa perawatan. Mortar dari semen
susutannya lebih besar dari mortar yag bahannya dari kapur.
Hal – hal yang dapat mencegah penyusutan mortar adalah :
o Mutu bahan yang digunakan harus baik dan gradasi agregatnya baik.
o Air yang digunakan bersih.
27
o Bahan pengikat hendaknya dicampur dengan kapur atau bahan tambahan lainnya.
o Faktor air semen dalam adukan harus tepat.
o Mortar harus terlindung dari sinar matahari selama masa pengikatannya
berlangsung.
o Melindungi penguapan air dari mortar sehingga pengeringan berjalan sempurna.
3.5.Macam – macam ikatan batu bata
Tujuan :
1. Agar dapat mengetahui ikatan pemasangan batu bata yang kuat dan rapi.
2. Agar dapat membuat ikatan pasangan batu bata yang dapat menahan
beban.
3. Agar dapat mengetahui dan membuat macam ikatan pasangan batu bata
yang indah dan arsitektur.
Adapun ikatan ikataan batu bata tersebut adalah :
1. Ikatan Biasa
Bata dipasang memanjang paada tiap lapisnya dan biasanya tebal dinding 15
cm ( sudah diplester ). Pemasangan batu bata yang terakhir dipasang ½ batu dan
pada lapisan kedu bata ½ batu dipasang batu utuh sehingga menjadikan siar tegak
tidak sejajar dan merupakan zig – zag.
28
2. Ikatan kepala ( Header Bond )
Ikatan ini digunakan untuk dinding yang tebalnya 30 cm atu 1 batu. Bata
dipasang melintang dan setiaap satu lapis awal pemasangan dengan dimulai batu
¼ bata. Jenis ikatan ini digunakan pada pada dinding sebelah bawah, dinding yang
melengkung pada pondasi.
3. Ikatan Inggris
Ikatan ini dipasang dengan berselang – seling yaitu 1 lapis dipasang arah
melintang batu dan yang lain dipasang arah memanjang batu, tetapi pada
melintang batu dan yang lain dipasang bata ¼ yang berguna memenuhkan
permukaan pasangan dan menjaga agar siar tegak tidak segaris.
29
4. Ikatan Flemish
Ikatan flemish adalah ikatan yang memanjang dan melintang dalam satu lapis.
Antara setiap lapis dipasang ¼ bata untuk memenuhkan bata dan membuat siar
tegak tidak segaris. Jenis ikatan ini digunakan pada dinding yang tebalnya 30cm
dan biasanya dipasang pasangan super bata yang bersih tanpa plesteran.
Pada lapisan keempat. Setelah dipasang melintang / memanjang diikuti oleh ½
bata yang melintang. Untuk lapisan satu sama dengan lapisan ketiga yaitu batu ¼
bata yang dipasang melintang. Ikatan ini digunakan untuk dinding yang tebalnya
30 cm dan biasanya merupakan pasangan batu bersih.
30
5. Ikatan Jerman (Dutch)
Ikatan Jerman ini adalah tipe yang hampir sama dengan ikatan Inggris,
dimana bata dipasang berselang-seling tiap lapis antara bata memanjang bata
melintang tetapi disini tidak ada bata ¼ dipasang. Setiap lapisan bata yang
memanjang diawali dengan pasangan bata ¾ dan diikuti oleh sebuah bata
melintang, dan seterusnya dipasang bata melintang biasa saja, siar tegak disini
merupakan tangga. Biasanya ikatan ini digunakan untuk dinding yang
tebalnya 30 cm.
31
3.6 Pengaturan tempat kerja.
Tujuan :
1. Agar dapat menghindari dari kecelakaan dalam bekerja.
2. Agar dapat memudahkan dalam bekerja.
3. Agar dapat meningkatkan produktivitas kerja.
4. Agar dapat menghindari kerusakan alat – alat.
5. Agar dapat meningkatkan mutu kerja.
6. Agar dapat mengurangi kejenuhan dan kelelahan dalam bekerja.
a. Penempatan Bahan – Bahan.
Agar leluasa dalam bekerja maka terlebih dahulu diatur penempatan bahan
– bahan ditempat yang aman dan mudah terjangkau antara lain :
- Kotak spesi ditempatkan sejauh 70 cm dari bidang pasangan.
- Kalau pasangan panjang, mungkin dibutuhkan 2-3 kotak spesi.
- Baru diletakkan disamping kotak spesi dan disusun berdiri menurut arah
lebarnya sebanyak tiga lapis. Air di dalam ember diletakkan dibelakang kotak
spesi.
b. Penempatan Peralatan.
Agar tidak menimbulkan bahaya terhadap si pekerja, maka diatur
penempatan peralatan sebaik – baiknya, antara lain :
- Sendok spesi dicantolkan dipinggir kotak spesi.
- Waterpass dan tongkat ukur ditempatkan diatas permukaan kotak spesi
bagian sisi belakang.
- Plat siku diletakkan diatas lantai dan rapat ke kotak spesi.
3.7. Plesteran
Plesteran termasuk juga dalam pekerjaan finishing dimana tujuan dari
plesteran adalah sebagai berikut :
1. Memperkokoh pasangan batu bata
2. Membuat permukaan pasangan batubata menjadi lebih lurus,
tegak dan rata.
32
3. Memperindah dinding yang diplester menjadi bersih dan rapi
Penyebab dinding plesteran retak, yaitu :
a. Kesalahan dalam mengaduk yang tidak homogen
b. Permukaan yang kita plester kotor
c. Ketebalan permukaan bata
d. Bersentuhan langsung dengan sinar matahari
e. Pasangan dinding kita tidak tegak lurus.
3.8. Pasangan Ubin Lantai
Pasangan ubin lantai adalah susunan dari pada ubin yang dibuat datar
dan membentuk satu kesatuan yang utuh dan terpadu sehingga indah
dipandang mata.
Fungsi dari ubin lantai, yaitu :
a. Meratakan permukaan lantai menjadi datar dan membentuk satu kesatuan
yang utuh dan indah.
b. Mengatasi air tanah yang naik ke permukaan lantai.
Bahan ubin lantai dibuat melalui proses, yaitu :
1) Proses Basah
2) Proses kering
Terdiri dua lapisan yaitu perekat dan pastas semen yang diberi
pewarna sedangkan bagian bawahnya terdiri dari perekat semen dan dicampur
dengan baik. Untuk memperoleh pasangan ubin yang baik harus diperhatikan
perencanaan menyeluruh dari semua ruangan terutama pada ruangan-ruangan
di satu kelompok.
3.9. Pasangan Ubin Dinding
Pasangan ubin dinding adalah sudunan dari pasangan ubin yang
dibuat vertikal dan membuat satu kesatuan yang utuh dan terpadu sehingga
indah dipandang mata dan juga sebagai finishing.
3.10. Pasangan Pondasi Batu Kali dan bata
33
Pondasi dari suatu bangunan khususnya pada bangunan gedung adalah
suatu konstruksi dari bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung
dengan tanah atas bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah
berfungsi meneruskan beban atau gaya di atasnya dan termasuk berat pondasi
ke tanah di bawahnya, sehingga pondasi yang merupakan bagian dari
konstruksi bangunan harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain :
o Cukup kuat untuk mencegah/menghindarkan timbulnya patah geser yang
disebabkan muatan tegak ke bawah.
o Dapat menyesuaikan terhadap kemungkinan terjadinya gerakan-gerakan
tanah antara lain, tanah mengembang, tanah menyusut, tanah yang tidak
stabil, kegiatan pertambangan dan gaya mendatar dari gempa bumi.
o Menahan gangguan dari unsur-unsur kimiawi di dalam tanah baik organik
maupun anorganik.
o Dapat menahan tekanan air yang mungkin terjadi.
Suatu konstruksi pondasi yang tidak cukup kuat dan kurang memenuhi
persyaratan tersebut diatas, dapat menimbulkan kerusakan pada bangunannya.
Akibat yang ditimbulkan oleh kerusakan ini, memerlukan perbaikan dari
bangunannya bahkan kemungkinan terjadi seluruh bangunan menjadi rusak
dan harus dibongkar.
Tanah tempat konstruksi pondasi diletakkan harus cukup kuat. yang di
dasarkan atas kekuatan tanah atau daya dukung tanah. Letak tanah kuat untuk
konstruksi pondasi pada masing-masing tempat, tidak sama. Pada tanah yang
baik dapat dipasang konstruksi pondasi dangkal kedalaman tanah yang kuat
antara 70-100 cm dibawah permukaan tanah. Akan tetapi pada tanah lunak
harus dipasang konstruksi pondasi dalam, dengan kedalaman 20 m atau lebih
dari permukaan tanah keadaan ini tergantung pada jenis susunan tanah
setempat.
Fungsi dari pasangan pondasi, yaitu :
o Agar kedudukan bangunan mantap (stabil)
o Meratakan tekanan apabila turunnya bangunan pada tiap-tiap tempat sama
besar sehingga tidak akan terjadi pecah.
34
Syarat – syarat pasangan pondasi, yaitu :
o Bentuk dan konstruksinya harus kokoh dan kuat untuk mendukung beban
bangunan diatasnya.
o Pondasi harus dibuat dari bahan yang tahan lama dan tidak mudah hancur
sehingga kerusakan pondasi tidak mendahului kerusakan bagian bangunan
diatasnya.
o Tidak mudah terpengaruh terhadap konstruksi disekitar tanah pasangan
pondasi.
o Pondasi harus terletak diatas tanah dasar yang keras sehingga kedudukan
pondasi tidak mudah berubah baik ke samping ataupun ke bawah (turun).
PONDASI BATU KALI
35
PONDASI BATU BATA
36
BAB IV
URAIAN KERJA
4.1 Praktek 1
Judul : Memasang dinding bata ½ batu Lurus
4.1.1 Tujuan :
1. Memasang dinding batu ½ membentuk sudut lurus bata dengan teknik
yang benar.
2. Mengukur ketegakan dan kedataran pemasangan waterpass.
3. Memotong batu bata dengan mengunakan palu pemotong bata.
4.1.2 Instuksi Umum :
1. Teknik perletakan mortar dan batu bata harus benar.
2. Setiap tebal siarnya 1 – 1,5 cm dan harus sama tebal.
3. Penekanan untuk m,enurunkan bata dengan menggeser bata, jangan
diketok karena akan mengurangi kekuatan nantinya.
4. Posisi waktu kerja sebelah kiri dari bidang pasangan dan kotak spesi dari
sebelah kanan.
4.1.3 Peralatan dan Bahan-bahan :
- Sendok spesi - Meteran - Palu Pemotong
baja
- Ember - Sekop - Ayakan Pasir
- Line bobbyn - Cangkul aduk - Waterpass
- Gerobak dorong - Siku- siku - Tongkat ukur
- Kotak spesi - Semen - Pasir
- Batu bata - Air
37
4.1.4 Langkah Kerja :
1. Bersihkan lokasi yang akan digunakan siapkanlah alat dan bahan yang
akan digunakan taruhlah di tempat tersebut.
2. Mengambil satu sendok spesi dan sebuah bata, pasang melintang dengan
jarak 5 – 20 cm dari ujung pasangan bata yang akan di bangun lalu ukur
kedataran dengan waterpass. Begitu juga pada ujung satunya, lalu buat
juga bata dengan membentuk sudut siku dengan menggunakan siku-siku
dengan ketentuan ukuran sisi 7 bata.
3. Mengambil tongkat ukur letakkan diatas waterpass, lihat posisi nivo sudah
ditengah atau belum, jika belum pas ditengah naikkan atau turunkan bata
tsb sampai pas nivo benar- benar ditengah.lakukanlah juga pada bata yang
membentuk sudut siku.
4. Pasanglah line bobbyn pada ujung-ujung bata tersebut.
5. Kemudian letakkan mortar dilantai kerja dengan sisi bata yang panjang
sejajar dengan benang.
6. Pertemuan antar bata pertama dengan bata kedua harus dibatasi oleh spesi
setebal 1 cm sebagai siar sebagai pasangan.
7. Lakukan hal yang sama pada pemasangan bata berikutnya.
Gambar. Tampak atas
8. Untuk memasang pada lapisan berikut, siapkan bata yang telah dibelah
untuk susunan batu awal dan menyiapkan siar pada lapisan kedua yang
tepat ditengah lapisan bata,. Dan siar tersebut harus berisi padat.
38
9. Sisi lapisan pertama harus tegak lurus dengan lapisan kedua dengan
mengunakan waterpass.
10. Pada ujung bata, kita akan mengukur kedataranya dengan waterpass
dengan bantuan tongkat ukur.
11. Selanjutnya pasang line bobbyn pada kedua ujung pasangan yang sudah
sama Kedataranya.
12. Untuk memasang lapisan ketiga pada bagian 7 bata sama seperti lapisan
pertama.
13. Untuk seterusnya lakukan lakukan sesuai dengan lapisan yang lainnya.
14. Memasang selapis demi selapis sampai lapisan kesepuluh.
-
39
4.2 Praktek 2
Judul : Memasang dinding bata ½ batu
Membentuk sudut siku
4.1.1 Tujuan :
4. Memasang dinding batu ½ membentuk sudut siku bata dengan teknik
yang benar.
5. Mengukur ketegakan dan kedataran pemasangan waterpass.
6. Memotong batu bata dengan mengunakan palu pemotong bata.
4.1.2 Instuksi Umum :
5. Teknik perletakan mortar dan batu bata harus benar.
6. Setiap tebal siarnya 1 – 1,5 cm dan harus sama tebal.
7. Penekanan untuk m,enurunkan bata dengan menggeser bata, jangan
diketok karena akan mengurangi kekuatan nantinya.
8. Posisi waktu kerja sebelah kiri dari bidang pasangan dan kotak spesi dari
sebelah kanan.
4.1.3 Peralatan dan Bahan-bahan :
- Sendok spesi - Meteran - Palu Pemotong
baja
- Ember - Sekop - Ayakan Pasir
- Line bobbyn - Cangkul aduk - Waterpass
- Gerobak dorong - Siku- siku - Tongkat ukur
- Kotak spesi - Semen - Pasir
- Batu bata - Air
4.1.4 Langkah Kerja :
40
15. Bersihkan lokasi yang akan digunakan siapkanlah alat dan bahan yang
akan digunakan taruhlah di tempat tersebut.
16. Mengambil satu sendok spesi dan sebuah bata, pasang melintang dengan
jarak 5 – 20 cm dari ujung pasangan bata yang akan di bangun lalu ukur
kedataran dengan waterpass. Begitu juga pada ujung satunya, lalu buat
juga bata dengan membentuk sudut siku dengan menggunakan siku-siku
dengan ketentuan ukuran sisi 6 bat dan 5 bata untuk sisinya.
17. Mengambil tongkat ukur letakkan diatas waterpass, lihat posisi nivo sudah
ditengah atau belum, jika belum pas ditengah naikkan atau turunkan bata
tsb sampai pas nivo benar- benar ditengah.lakukanlah juga pada bata yang
membentuk sudut siku.
18. Pasanglah line bobbyn pada ujung-ujung bata tersebut.
19. Kemudian letakkan mortar dilantai kerja dengan sisi bata yang panjang
sejajar dengan benang.
20. Pertemuan antar bata pertama dengan bata kedua harus dibatasi oleh spesi
setebal 1 cm sebagai siar sebagai pasangan.
21. Lakukan hal yang sama pada pemasangan bata berikutnya hingga selesai.
Gambar. Tampak atas
41
22. Untuk memasang pada lapisan berikut, siapkan siar pada lapisan kedua
yang tepat ditengah lapisan bata, pada bagaian 6 di buat membentuk
tangga dan pada ukuran 5 ujung bata harus tegak lurus, di ukur
menggunakan waterpass. Dan siar tersebut harus berisi padat.
23. Sisi lapisan pertama harus tegak lurus dengan lapisan kedua dengan
mengunakan waterpass.
24. Pada ujung bata, kita akan mengukur kedataranya dengan waterpass
dengan bantuan tongkat ukur.
25. Selanjutnya pasang line bobbyn pada kedua ujung pasangan yang sudah
sama Kedataranya.
26. Untuk memasang lapisan ketiga pada bagian 6 bata dikurang 1 batu dan
pada bagian 5 bata harus tegak lurus dengan lapisan yang lain.
27. Memasang seterusnya pada 6 bata di kurang satu bata terus sehingga
membentuk tangga. Dan pada bagian 5 bata, ½ bata untuk tiap lapisan.
Dan menggunakan waterpass untuk memeriksa kulurusan bata.
28. Untuk seterusnya lakukan lakukan sesuai dengan lapisan yang lainnya.
29. Memasang selapis demi selapis sampai lapisan kedelapan.
42
4.2 Praktek 2
Judul : Memasang Dinding 1 Bata
Ikatan kepala Inggris
4.2.1 Tujuan :
1. Dapat membuat pasangan satu bata dalam ikatan kepala Ingris dengan
baik dan benar.
2. Dapat membentuk akhir pasangan dengan ketegakan serta kedataran yang
baik dan benar.
3. Dapat menghitung kebutuhan bahan yang diperlukan dalam per meter
panjang dan komposisi adukan tertentu.
43
4. Agar mahasiswa mengetahui teknik pemasangan dinding satu bata dengan
baik dan benar.
4.2.2 Instruksi Umum :
1. Pasangan bata harus datar dan tegak lurus dan salah satu sisi yang lebar
diabaikan ketegakan ukuran bata yang relative tidak sama.
2. Pemasangan bata memanjang harus berurutan dan juga harus sejajar.
3. Setiap selesai memasang bata satu lapis dikontrol ketegakan dan
kelurusannya menggunakan waterpass.
4. Perletakan bata pada bagian depan harus lurus dan siarnya sama
ketebalanya.
5. pada kedua ujungnya di buat tegak lurus saja.
4.2.3 Peralatan dan Bahan-Bahan :
Bahan – bahan :
1. Batu
2. semen
3. Pasir
4. Air
Alat – alat yang digunakan :
1. Sekop
2. Sendok spesi
3. Mistar ukur / meteran
4. Pensil
5. Paku 1" ø
6. Paku 2" ø
7. Benang ukur
8. Palu cakar
9. Waterpass
10. Kotak aduk
44
11. Cangkul aduk
12. Kotak aduk
13. Ember
14. Plat siku
15. Tongkat ukur
16. Palu pemotong bata
17. Line bobbyn
18. Siku – siku kecil
4.2.4 Langkah kerja :
1. Siapkan adukan dan bahan-bahan yang diperlukan.
2. Tempatkan perlatan dan bahan sesuai aturan dan lokasi kerja.
3. Gambar dan buatlah rencana kerja pada lokasi kerja menggunakan alat
yang tersedia.
4. Ukurlah besar dan lebar bata dan ambil rata-rata.
5. Rendamlah batu bata yang akan digunakan terlebih dahulu agar batu bata
tersebut jenuh air.
6. Letakan batu pada ujung yang terlebih dahulu di letakkan siar di tiap
pemasangan batu bata, di lakukan peletakan dengan melintang.
7. Letakkan tongkat ukur dan waterpass pada pasangan serta atur kedataran
dan ketinggianya.
8. Memasang line bobbyn lengkap dengan benang ditiap pasangan batu bata.
9. Mulailah pemasangan dengan mengambil benang tadi sebagai patokan
untuk ketinggian batu bata yang akan di pasang.
10. Pemasangan dilakukan dengan tangan kiri memegang, batu bata dan
tangan kanan memegang sendok spesi.
11. Jarak antara batu / siar lebih kurang 1 cm, yang harus diisi dengan spesi
yang penuh dan padat.
12. Letakkan batu bata dengan menekan dan mengeser-geserkanya, tetapi
jangan diketok dan diletakan begitu saja.
45
13. Untuk pasangan lapis satu kita pasang ½ bata
14. Untuk pasangan lapis dua, kita pasang 1 bata, ½ bata, dan seterusnya 1
bata
15. Begitu seterusnya.
Tampak depan
46
4.3 Praktek 3
Judul : Memplester dinding bata
4.3.1 Tujuan :
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara memplester dinding bata dengan
baik dan benar.
2. Agar dapat melakukan perawatan terhadap dinding yang telah di plester.
3. Agar dapat memperkirakan bahan yang di butuhkan dalam memplester
dinding bata.
4.3.2 Instruksi Umum :
1. Memplester permukaan dinding harus bersih dari berbagai jenis sampah
atau kotoran yang berbentuk bongkahan semen atau tanah liat yang berasal
dari pasir.
2. Permukaan dinding yang diplester menambah kekuatan dan kekokohan
dari bangunan itu sendiri.
3. Keawetan suatu plesteran tergantung dari susunan pasaangan adukan atau
campuran adukan, ikatannya yang lembab serta keahlian dalam
pemasangan.
4.3.3 Dasar Teori :
a) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memplester :
- Mutu bahan
- Komposisi adukan bahan yang tepat
- Teknik pemasangan bata yang baik
- Perawatan plesteran
b) Fungsi dari plesteran :
- Untuk keindahan , kenyamanan dan memperkuat / memperkokoh
pasangan dinding.
c) Kerusakan- kerusakan yang sering timbul pada plesteran :
47
- Retak-retak yang disebabkan oleh adukan yang tidak tepat dan proses
dari pengerjaan yang kurang baik.
- Melepuh dan kurang mengembang disebabkan terkena sinar matahari
langsung dan tembok menyusut.
- Lunak dan banyak mengandung butiran yang keras yang disebabkan
oleh pasir atau semen yang tak di ayak.
4.3.4 Peralatan dan Bahan-bahan :
- Sendok spesi - Meteran - Ruskam kayu
- Ember - Sekop - Ayakan Pasir
- Ruskam besi - Palu Pemotong bata - Waterpass
- Kotak spesi - Siku- siku - Jidar
- Air - Semen - Pasir
4.3.5 Langkah Kerja :
1. Sebelum melakukan plesteran dinding harus diperkirakan kelurusan,
kedataran dan ketegakannya.
2. Bila dinding kurang lurus, rata serta dan kurang tegak maka harus dibuat
kepala plesteran sebagai acuan.
3. Semua kotoran yang menempel pada permukaan dinding harus
dibersihkan dengan sikat kawat.
4. Bila permukaan dinding terlalu kering, terlebih dahulu harus diperciki
dengan air, agar ikatan dinding kuat dan mortar menjadi sempurna.
5. Jika dinding terbuat dari batako, sebaiknya permukaan dinding jangan
disiram karena kan menyulitkan proses pengikatan, sebab permukaan
dinding mempunyai daya hisap yang rendah.
6. Buatlah kepala plesteran dengan menentukan titik plesteran pada
permukaan atas dan sisi bawah max 1,5 cm.
7. Membuat kepala plesteran dengan cara mengisi dan menghubungkan
kedua titik tadi, lalu diratakan dengan menggosoknya dengan jidar, arah
atas dan arah bawah dengan pedoman kedataaran kedua titik plesteran tadi.
48
8. Setelah semua plesteran / kepala plesteran selesai, maka kita plester ruang
antara kepala plesterran itu dengan adukan, plesteran adukan mulai dari
sisi bawah sampai sisi atas. Tebal adukan tidak boleh terlalu tinggi
lebihnya dari kepala plesteran tadi.
9. Meratakan adukan tadi dengan menggosokkan memakai jidar, sebagai
pedoman kedataran, kedua kepala plesteran itu, menggosokkan dengan
arah kiri dan kanan sambil didorong keatas.
10. Untuk menghaluskan dan meratakan permukaan plesteran, maka kita
gosok dengan ruskam kayu dengan gosokkan melingkar searah jarum jam.
Secara berulang-ulang.
11. Seandainya dinding yang diplester sewaktu-waktu terkena langsung sinar
matahari, maka perlu dijaga agar air adukan plesteran tidak menguap
secara drastic, maka perlu dijaga agar air adukan plesteran tidak dianggap,
maka harus di tutup dengan lembaran plastic sebelum pekerjaan
ditinggalkan. Supaya proses pengeringanberjalan sempurna.
49
50
4.5 Praktek 5
Judul : Memasang Ubin Lantai
4.5.1 Tujuan :
1. Dapat memasang ubin lantai dengan datar dan rata.
2. Dapat memasang ubin dengan mengunukan peralatan sederhana dan
hasilnya baik.
3. Mengisi celah-celah siar dengan pasta semen dengan baik.
4. Dapat memperkirakan jumlah ubin yang diperlukan.
4.5.2 Peralatan dan Bahan :
- Waterpas. - Paku
- Skrap spesi. - Palu
- Kotak spesi. - Ubin lantai
- Siku-siku - Semen
- Sekop - Pasir
- Ember - Air
4.5.3 Langkah Kerja
1. Sebelum melakukan pekerjaan terlebih dahulu kita periksa lokasi dimana
akan dipasang, jika lantai kerja tidak rata maka kita perlu ratakan dengan
memberi pasir urug kemudian diratakan dan dipadatkan.
2. Setelah pasir dipadatkan buat kepala pasangan diempat sudut ruangan.
Dan jangan lupa ukur kedatarannya dengan line bobbyn, kemudian pasang
line bobbyn pada kepala pasangan pertama, kedua, ketiga dan ukur pula
kesikuannya.
51
Tampak atas
3. Ukur panjang lantai kerja yang akan dipasang ubin lalu bagi dengan lebar
ubin ditambahkan setengah cm, sehingga diketahui jumlah ubin yang akan
dipasang dalam satu baris. Pemasangan ubin pertama kita kasih jarak dari
dinding sebesar lebar ubin ditambah setengah cm sebagai siarnya. Jadi,
lebar ubin 20 cm ditambah lebar siar menjadi 20,5 dari dinding. Ubin
dipasang mulai dari kepala pasangan D dan diberi jarak satu siar dengan
panduan line bobbyn sebagi pedoman kelurusan.
52
4. Setelah jalur pertama terisi semua maka kita memasang ubin kepala
pasangan C dan A. lepaskan line bobbyn pada pemasangan pertama
pindahkan pada jalur C dan A. Dan ukur kesikuanya denagan plat siku dan
mualilah pemesangan ubin satu persatu sampai jalur ini terisi
penuh/semua.
5. Setelah jalur C dan D terisi, sekarang kita isi dari jalur A ke B, sehingga
pemasangan ubin ini seperti huruf U. dan jangan lupa untuk mengecek
kesikuannya dan cantolkan line bobbyn antara A dan B agar pemasanagan
ubin lurus.
6. Setelah pemasangan ubin tersebut huruf U maka kita memasang ubin dari
ujung pintu, sebagai pedoman ubin yang telah lita pasang itu. Secara
berurutan kita memasang ubin dari ujung sampai dekat daun pintu,
usahakan kerjakan dahulu yang jauh dari pintu kemudian mundur
kebelakang hinggga penuh sampai daun pintu. Ini dilakukan agar ubin
yang telah terpasang tidak terinjak. Pemasangan kepala pasangan A tadi
agak rendah dibandingkan kepala pasangan B agar lebih mudah dalam
pembersihan lantai, jika terjadi kebocoran maka akan lebih mudah untuk
air kebawah lantai.
53
54
4.4 Praktek 4
Judul : Memasang Ubin Dinding
4.4.1 Tujuan :
1. Memasang ubin dengan rata.
2. Memasang ubin dengan baik dan benar.
3. Menghitung kebutuhan bahan yang diperlukan dalam ukuran tertentu.
4.4.2 Instruksi Umum :
1. Permukaan ubin satu sama lain harus rata.
2. Srar harus sama tebal dan merupakan garis lurus.
3. Ikatan ubin dan dinding harus kuat dan merata.
4.4.3 Peralatan dan Bahan :
- Waterpas. - Paku
- Skrap spesi. - Palu
- Kotak spesi. - Ubin
- Siku-siku - Semen
- Sekop - Pasir
- Ember - Air
4.4.4 Langkah Kerja :
1. Menyiapakan alat-alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menghitung jumlah bahan yang diperlukan.
3. Meletakkan peralatan sesuai dengan aturan pada loker kerja.
4. Merendam ubin dinding yang akan digunakan dan siramlah dinding kerja
secukupnya.
5. Memasang paku dengan arah horizontal, untuk mendapatkan tinggi yang
sama pergunakan selang yang berisi air.
6. Memasang paku dengan arah vertical kebawah dengan menggunakan
unting .
55
7. Jarak benang ke didnding ± 1 cm.
8. Pekerjaan harus dilaksanakan secara hati-hati tetapi cukup terampil, karena
memerlukan kerja yang cukup cepat.
9. Memasang ubin porselen / keramik pada ujung-ujung tembok sebagai
pedoman dan untuk kedatarannya gunakan waterpas.
10. Pada bagian bawah supaya ubin pada saat dipasang tidak bergerak pasang
papan tipis sebesar penahan.
11. Pemasangan ubin dilakukan kearah samping dan atas membentuk suatu
dengan benang sebagai pedoman.
12. Gunakan skrap untuk meletakkan pasta semen ke ubin.
13. Tempatkan ubin pada dinding yang telah diberi pasta pada yang tempat
yang diinginkan.
14. Untuk jarak siar (nat) antara ubin yang satu dengan yang lain gunakan
paku (paku φ 3' ').
15. Jarak siar / nat 1 cm.
16. Pasanglah benang dan hubungkan antara ubin yang satu dengan ubin yang
lainnya sehingga membentuk garis lurus dan ukur kedatarannya dengan
waterpass.
17. Memasang ubin pengisinya.
18. Lakukan pekerjaan seperti di atas berulang-ulang sampai yang di
kehendaki selesai dengan tetap menjaga kelurusan, kedataran dan kesikuan
dengan menggunakan waterpass dan isi siar dengan adukan 1 Pc + 1 Ps.
19. Dan gosoklah ubin porselen dengan kain hingga mengkilap.
20. Ukurlah ketegakkan masing-masing ubin dengan waterpass.
21. Periksalah pekerjaan kepada instruktur.
56
57
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Mengetahui bahan-bahan yang digunakan atau diperlukan dalam
pekerjaan praktek kerja batu serta mampu memilih bahan yang baik
dan benar serta menggunakan alat sesuai denagn fungsinya.
Dalam melaksanakan pekerjaan praktek kerja batu harus mengacu
pada prinsip kerja praktek konstruksi yang baik.
Pembuatan setiap praktek kerja batu harus diperhatikan dengan tepat
dan benar sesuai dengan petunjuk dibuku atau dari instruktur.
Syarat pemasangan atau penyelesaian akhir setiap perkajaan praktek
konstruksi yang baik batu harus diperhatikan antara lain :
- Kekuatan
- Kerapian dan muda dipasang
Mengetahui dan paham apa yang dimaksud dengan pekerjaan praktek
kerja batu, perencanaan yang tepat akan terbentuk dan menghasilkan
pekerjaan praktek kerja batu yang baik.
5.2 Saran
Gunakan alat sesuai dengan fungsinya masing-masing dan pakailah
bahan sesuai dengan kebutuhan kerja.
Seluruh kegiatan supaya dilaksanakan tanpa membuang waktu dan
selalu tepat waktu.
Setiap pekerjaan selalu didalam pengecekan ulang.
Diharapkan agar dalam pekerjaan praktek kerja batu diperlukan
ketelitian dan ketekunan agar menghasilkan pekerjaan yang baik.
58
Diharapkan kepada Bapak yang memegang peralatan agar
memberikan peralatan yang masih bagus mutunya agar siswa-siswa
yang mengerjakan job yang diberikan oleh instruktur dapat terlaksana
dengan baik, cepat dan rapi.
59
60
TUGAS UJIAN BATU
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAANBERDASARKAN KETENTUAN DINAS PU
Daftar analisa satuan pasangan ½ bata untuk 1 m² adalah 1 : 4
URAIAN HARGA SATUAN JUMLAH HARGA BAHAN
45 buah Batu bata lubang 540 24.3000.0276 m² Pasir 72.500 2.0017,930 kg Semen 1.020 7.537
Hitung :Banyaknya jumlah : Batu bata Pasir Semen Pada pengerjaan pasangan dinding ½ bata ?
Jawab :
Batu bata = analisa jumlah 1m² batu bata x 129m²(luas seluruh dinding)
= 45 x 129 = 5805 buah
Jadi jumlah batu bata yang diperlukan adalah sebanyak 5805 bh batu bata.
Pasir = analisa jumlah pasir x 129 = 0.0276 x 129 = 3,5604 m²Jadi jumlah pasir yang diperlukan adalah sebanyak 3,5604 m².
Semen = analisa jumlah semen x 129 = 7,390 x 129 = 953.31 kg = 19,0662 zak Jadi jumlah semen yang diperlukan adalah sebanyak 19,0662 zak.
61