local level politic_tugas kelompok 2_print 5x

55
PENDAHULUAN Konferensi di Burg Wartenstein di bulan Juli 1966, memunculkan berbagai pengertian dengan apa yang disebut “politik tingkat- lokal”. Suatu bentuk politik tingkat lokal yang lebih mengarah pada hubungan komunitas yang majemuk ketimbang simplex *Gluckman, 1955b, p. 19. dengan pelaku dan kelompok masyarakat yang berada di luar, hubungan multiplex ini menjadi sangat vital dan langsung terlibat dalam proses politik kelompok lokal tersebut. Politik tingkat lokal berbeda dari politik lokal meski kita ketahui bahwa politik lokal bisa juga terjadi dalam kontek hubungan majemuk, meski tidak selengkap politik tingkat lokal. Sebagian besar masyarakat di bumi lebih banyak dipengaruhi oleh politik tingkat lokal ketimbang jenis politik lainnya meskipun besarnya jumlah penduduk yang tinggal di dalam suatu kelompok tempat hubungan yang terjadi bukanlah majemuk seperti perkotaan, perindustrian ataupun justru dalam suatu hubungan majemuk. Pengertian atas politik dalam makalah ini memang tidak akan berupa pengertian tunggal. Penulis menekankan bahwa banyak fitur terkait pengertian politik. Untuk itu, Penulis percaya bahwa pengertian yang digunakan dalam makalah ini senada dengan pengertian Turner (1966a, pp. 4-8), dengan beberapa perubahan dan penekanan untuk memberikan kejelasan atas isu yang muncul terkait pengertian politik. Penulis menggunakan istilah politik merujuk pada kejadian/kegiatan yang melibatkan penetapan dan pelaksanaan tujuan publik dan/atau distribusi differensial dan penggunaan kekuasaan didalam satu kelompok 1

Upload: hendrickjhon

Post on 04-Jan-2016

218 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Politik

TRANSCRIPT

Page 1: Local Level Politic_tugas Kelompok 2_Print 5X

PENDAHULUAN

Konferensi di Burg Wartenstein di bulan Juli 1966, memunculkan berbagai pengertian

dengan apa yang disebut “politik tingkat-lokal”. Suatu bentuk politik tingkat lokal yang lebih

mengarah pada hubungan komunitas yang majemuk ketimbang simplex *Gluckman, 1955b,

p. 19. dengan pelaku dan kelompok masyarakat yang berada di luar, hubungan multiplex ini

menjadi sangat vital dan langsung terlibat dalam proses politik kelompok lokal tersebut.

Politik tingkat lokal berbeda dari politik lokal meski kita ketahui bahwa politik lokal bisa

juga terjadi dalam kontek hubungan majemuk, meski tidak selengkap politik tingkat lokal.

Sebagian besar masyarakat di bumi lebih banyak dipengaruhi oleh politik tingkat lokal

ketimbang jenis politik lainnya meskipun besarnya jumlah penduduk yang tinggal di dalam

suatu kelompok tempat hubungan yang terjadi bukanlah majemuk seperti perkotaan,

perindustrian ataupun justru dalam suatu hubungan majemuk.

Pengertian atas politik dalam makalah ini memang tidak akan berupa pengertian tunggal.

Penulis menekankan bahwa banyak fitur terkait pengertian politik. Untuk itu, Penulis percaya

bahwa pengertian yang digunakan dalam makalah ini senada dengan pengertian Turner

(1966a, pp. 4-8), dengan beberapa perubahan dan penekanan untuk memberikan kejelasan

atas isu yang muncul terkait pengertian politik. Penulis menggunakan istilah politik merujuk

pada kejadian/kegiatan yang melibatkan penetapan dan pelaksanaan tujuan publik dan/atau

distribusi differensial dan penggunaan kekuasaan didalam satu kelompok atau beberapa

kelompok bergantung dengan tujuan yang akan dicapai.

Beberapa isu mungkin muncul terkait penekanan arti politik. Pada tempat pertama, perlu

ditekankan bahwa politik merujuk pada kejadian bukan pada struktur atau fungsi (cf. Cohen

dan Middleton, 1967, p. Ix). Terlihat jelas, tapi perlu banyak upaya khususnya dalam

antropologi, termasuk studi yang dilakukan oleh Smith, 1960 bahkan di banyak studi ilmu

politik, menyatakan bahwa politik adalah apa yang disebut dengan kegiatan “pemerintah”

atau paling tidak hal yang berhubungan dengan “pemerintah”. Definisi yang Penulis sebutkan

tidak banyak berhubungan dengan pemerintah atau bentuk khusus suatu struktur. Definisi

yang digunakan adalah apapun yang berhubungan dengan tujuan publik dan/atau sesuatu

yang berhubungan dengan distribusi dan/atau penggunaan kekuasaan publik, kegiatan ini

dianggap sebagai hal politis meski terjadi atau tidak di dalam atau memiliki relevansi dengan

berbagai bentuk struktur pemerintahan.

1

Page 2: Local Level Politic_tugas Kelompok 2_Print 5X

Tidak berarti bahwa pertimbangan struktural tersebut tidak memiliki tempat dalam studi

politik. Titik masalahnya adalah kehadiran “pemerintah” dalam berbagai bentuk bukan lah

menjadi atribut atas definisi suatu politik. Meski politik, sebagai aktivitas sosial, bersifat

universal dan berhubungan personal, tingkat munculnya suatu lembaga atas hubungan

tersebut, kemampuan ketahanan dan menjadi permanen, seperti juga tingkat pemahaman

mereka atas fenomena politik, semuanya merupakan hal penting dan harus ditetapkan secara

empiris di tiap kasusnya ketimbang harus ditetapkan secara atribut definisi. Smith (1956)

merupakan orang pertama yang menyatakan bahwa analisis yang cepat dan ringkas yang

seluruhnya bergantung pada struktur yang tidak mandiri dan tujuan disini adalah untuk

memasukkan aspek ini ke dalam studi politik dalam perspektif yang wajar.

Konsep mengenai “struktur” ini bersandar pada asumsi terdekat mengenai tempat “struktur”

memiliki banyak definisi dalam politik. Konsep utama yang digunakan disini adalah

“tujuan”. Dengan menelusuri tujuan publik para peneliti yang mengadopsi pandangan politik

seperti ini akan dapat mengidentifikasi aktivitas politik. Nadel (1953, pp. 98-100)

menyebutnya cluster “hubungan-penunjuk politis”, apakah mereka yang terlibat adalah

hubungan pemimpin-pengikut, para kompetitor, kolega, atau apapun. Lebih lagi, seluruh

proses politik (apakah itu penaklukan rival, alokasi kekuasaan atau beberapa proses lainnya)

terhubung dengan tujuan publik.

Macam hubungan yang mungkin terjadi yang melibatkan tujuan publik dan jenis serta tingkat

penyertaannya terhadap tujuan tersebut sangat bervariasi. Tujuan kelompok dapat disebutkan

oleh sang juru bicara atau cara lain agar orang lain memahami, dan bisa jadi bukan

merupakan tujuan seluruh orang dalam kelompok tersebut bahkan hanya tujuan satu individu

dalam kelompok. Tujuan publik kadangkala banyak mengalami kendala agar dapat diketahui

dengan mudah. Variasi nya bisa bermacam-macam. Karenanya, seringkali kita sulit

memahami untuk mulai menelusuri proses politik. Bagaimana orang terlibat sebenarnya

dengan tujuan kelompok atau beberapa orang dan mengumumkannya sebagai tujuan publik

merupakan isu penting dalam investpigasi empiris, tetapi dari sisi pendefinisian “politik” apa

yang harus kita tetapkan adalah keberadaan tujuan publik untuk kemudian kita uji apa yang

sebenarnya terlibat dalam pelaksanaan dan penetapannya, bersama dengan berbagai hal

terkait dalam penggunaan dan pencapaian kekuasaan.

Muncul pertanyaan, mengapa kita mengesampingkan struktur politik dan mengubahnya ke

arah “tujuan publik”. Jawabnya pastilah pada pandangan berpusat pada tujuan akan lebih

2

Page 3: Local Level Politic_tugas Kelompok 2_Print 5X

bermanfaat ketimbang pandangan “terpusat struktur” mengingat kemanfaatan merupakan

kriteria utama dalam menetapkan nilai definisi relatif. Untuk lebih meyakinkan mengapa kita

lebih condong pada alasan kemanfaatan ini adalah dengan membandingkan hasil sejumlah

studi atas aktivitas politik dengan beberapa studi yang menggunakan satu jenis definisi dan

beberapa jenis yang lain.

Hanya saja, mengapa alasan memahami “tujuan” menjadi sangat sentral dalam memahami

politik? Jawabnya, perilaku politik dipandang sebagai sesuatu yang memiliki tujuan/maksud

dan meskipun banyak hubungan yang terjadi antara tujuan-tujuan publik yang telah

ditetapkan dengan para aktor pelaksana, uji perilaku politik yang berpusat pada tujuan publik

memungkinkan kita melihat aktivitas politis dalam satu cara yang terhubung secara langsung

pada kejadian aktual. Azas penentuan-tujuan, tentu saja berjalan di banyak tingkat tempat

publik dan politis hanya, tetapi dengan melihat konteks sosial orientasi kita akan bisa melihat

perilaku sosial yang terlibat dalam kegiatan politik tersebut. Tentu, azas penentuan-tujuan

bukanlah suatu kegiatan politik (cf. Scwartz, Turner, and Tuden, 1966a, p. 7), tetapi terdapat

banyak kegiatan penentuan tujuan publik di setiap masyarakat dan hal ini menjadi hal yang

sangat penting untuk dipelajari. Saat kita menentukan tujuan sebagai pusat dari pandangan

studi kita, kita tidak akan berpikir terbatas pada tujuan yang signifikan di dalam suatu

kerangka kerja yang telah ditetapkan dalam suatu tatanan aktor pelaksana. Untuk itu, dalam

sudi politis hal pertama yang kita lakukan adalah menentukan apa tujuan publik yang ada dan

beranjak dari sini kita mulai menginvestigasi tatanan sosial, prinsip yang berjalan, dan nilai

yang terlibat dalam proses penentuan tujuan tersebut.

Bila kita memulai dengan tujuan publik ketimbang struktur dalam memahami politik, hal ini

akan menuntun kita pada dasar kendaraan yang akan mengarahkan kita pada tujuan tersebut,

kita akan membuka dunia politik masuk ke dalam investigasi kita dan kita akan dapat

mengerti lebih lanjut mengenai mekanisme dasar pencapaian tujuan atau, sedikitnya, kemana

mekanisme ini akan ditemukan.

Tanpa bermaksud mendukung positifisme radikal di abad ke sembilan belas, terlihat dapat

dipertahankan definisi politik berdasar pada tujuan publik ketimbang pemerintah, atau

fungsionalitas, untuk melihat pada apa yang sebenarnya terjadi. Sejauh ini, dalam definisi

yang digunakan mengenai “politik” yang mengesampingkan, atau mempertahankan

perhatiannya diarahkan pada tatanan struktural yang sedang berjalan, dan tidak juga terdapat

hal-hal yang secara otomatis menyetujui hal ini sebagai suatu posisi khusus. Menurut

3

Page 4: Local Level Politic_tugas Kelompok 2_Print 5X

pandangan strukturalis, sebaliknya, melakukan investigasi langsung dari aktivitas terpusat

tujuan publik diluar struktur yang berjlan dan distribusi otoritas nya. Sehingga, terlihat oleh

Penulis bahwa pandangan politik terpusat-tujuan memusatkan pada apa yang berharga di

dalam suatu pandangan terpusat-struktur dan pada saat bersamaan memberikan perhatian

pada macam aktivitas krusial yang tidak termasuk dalam pandangan tersebut.

Dua hal yang memerlukan penekanan sebelum kembali pada definisi politik adalah

bagaimana kegiatan politis dapat dikonsepkan secara penuh manfaat. Pertama, tujuan publik

bisa jadi atau tidak suatu obyek dari konflik, kompetisi, upaya bertahan atau bentuk lain

proses pemisahan. Kebanyakan, proses tersebut akan muncul pada tingkat yang sama, tetapi

tidak secara universal terjadi. Kedua, meski penggunaan kekuasaan sering terlibat dalam

proses penentuan tujuan publik, tidak merupakan persyaratan khusus bahwa ia akan menjadi

bagian dari proses tersebut. Saat kekuasaan publik menjadi tujuan ia akan memenuhi status

yang sama tujuan lainnya dan proses pemusatan disekitarnya merupakan kegiatan politis.

Selain itu, politik tidak definisikan sebagai sebagai kegiatan yang sangat membutuhkan

kekuasaan. Sehingga, ada dua hal yang perlu ditekankan kembali, bahwa jelas sekali tujuan

publik memunculkan persetujuan universal dan tidak peduli apakah terdapat keterlibatan

kekuasaan atau pemisahan. Tujuan seperti itu bisa jadi sangat singkat menurut durasinya,

tetapi keberadaanya akan jadi fundamental bagi tujuan lainnya.

Makalah Spiro yang dipaparkan dalam makalah Penulis ini banyak membahas mengenai

perseturuan faksi yang muncul di desa Burmese, tetapi datanya menyatakan bahwa

keberadaan nyata desa tersebut adanya tujuan yang dibagi secara nyata semua orang yang

tinggal di desa tersebut tanpa penyetaraan faksi. Tujuan ini jelas terlihat saat penduduk desa

memandang mereka sendiri sebagai suatu kelompok yang menghadapi dunia yang lebih besar

dengan tetap mempertahankan nama baik mereka sebagai satu unit korporat dan terlihat jelas

pula dalam hal penolakan mereka terhadap perselisihan faksional dalam memperluas aktivitas

perekonomian. Peristiwa proses faksional jelas-jelas bergantung pada lawan faksi yang saling

kontak satu dengan lainnya, dan tujuan penduduk desa untuk tetap menjadi satu unit adalah

hal yang penting. Terlihat bahwa tidak terdapat penggunaan kekuasaan dalam pencapaian

tujuan kesatuan desa – atau mungkin “keberlanjutan desa” agar lebih akurat – di setiap orang

yang terlibat untuk mencapai nya dan tak seorang pun menggunakan hubungan asimetris

dengan lain untuk mencapainya.

4

Page 5: Local Level Politic_tugas Kelompok 2_Print 5X

Tak perlu disebutkan disini bahwa basis untuk keberlanjutan seluruh kelompok harus

berbentuk politik bisa jadi dalam bentuk keberlanjutan kelompok tersebut karena adanya

anggota dalam kelompok tersebut yang memunculkan secara sadar suatu tujuan dan atau

distribusi dan penggunaan kekuasaan yang bisa jadi akan memiliki peran yang signifikan

dalam pemeliharaan kelompok seperti itu. Tanpa perlu bertanya, banyak kelompok bersifat

politik saat pendiriannya baik salah bentuk diatas atau bahkan keduanya, tetapi kelompok lain

secara relatif terbebas dari halini hingga tantangan dari luar mengganggu keberlangsungan

keberadaannya hingga tingkat yang mengkhawatirkan sehingga perlu ditetapkan suatu tujuan

(lihat Emmett, 1958, pp. 110 ff.)

Referensi penting dari desa yang dibahas oleh Spiro adalah untuk menekankan kemungkinan

bahwa terdapat tujuan publik yang dapat terbentuk tanpa perlu mensyaratkan adanya konflik

atau bentuk lain dari perselisihan, bahwa tujuan publik dibentuk tanpa keterlibatan kekuasaan

dalam proses yang berhubungan dengan tujuan seperti ini, dan tujuan seperti ini dapat

menjadi begitu fundamental tanpa adanya kekuasaan dan perselisihan.

Seperti yang disebutkan oleh Tinker dalam konferensi tersebut, bagian penting dari studi

politik adalah berhubungan dengan harmoni, kesepakatan dan pencapaian atas kompromi

hingga dampak hasil kerja Machiavelli merubah penekanan investigasi pada masalah

diseputaran kelompok dan individu yang mencari tujuan akhir atas pihak berlawanan mereka.

Jelasnya, harmoni mungkin melibatkan penggunaan kekuasaan dan kompromi terkait dengan

bentuk perselisihan, tetapi nampaknya perlu sekali untuk menekankan bahwa terdapat proses

politik yang berjalan pada basis lainnya dan bila kita mengesampingkan hal ini akan

melencengkan pemahaman kita.

Proses politis berjalan sepanjang waktu dan, seperti di desanya Spiro, saat tujuan

keberlanjutan suatu desa hendak dicapai meski perselisihan faksi tetap berjalan, beberapa

diantara nya akan berkembang secara simultan. Saat proses tertentu berkembang, perselisihan

bisa jadi menjadi penting atau malah hilang dan perlunya penggunaan kekuasaan akan

meningkat atau malah menurun. Bisa jadi, beberapa proses yang terjadi pada waktu tertentu

akan penuh dengan perselisihan dan penggunaan kekuasaan, sementara hal-hal tersebut bisa

jadi menjadi tidak penting atau tak perlu dihadirkan pada proses yang senada. Definisi yang

disebutkan disini diharapkan dapat memberikan peringatan kepada pada peneliti atas

kompleksitas sehingga temuan empiris yang lebih kaya akan menghasilkan dan mengarah

pada teori politis yang lebih kuat.

5

Page 6: Local Level Politic_tugas Kelompok 2_Print 5X

“BIDANG” POLITIS

Sejauh ini kita telah dapat menentukan apa yang dimaksud dengan politis. Tetapi kemudian

muncul pertanyaan yang terkait dengan apa yang menjadi unit tindakan politis. Para

strukturalis tidak memiliki masalah dalam menentukan apa itu unit politis. Unit analisis nya

berupa pemerintah, garis keturunan, partai atau apapun pertanyaannya mengenai unit yang

mungkin dipertanyakan. Tetapi, bila pandangan strukturalis tidak diambil atau bila asumsi

bahwa dampak dari suatu unit kegiatan politis tidak mengandung mekanisme pengembalian-

titik ekuilibrium akan menjadi penting untuk mempertimbangkan munculnya pertanyaan

terkait dengan ruang spasial dan berbasis waktu (temporal) proses politis.

Pada konferensi tersebut, Turner mengemukakan suatu solusi mengenai masalah tersebut

yang berpusat pada “bidang”konsep. Suatu bidang tersusun atas para aktor pelaksana yang

terlibat langsung dalam proses yang sedang diteliti. Ruang lingkup sosial dan teritorial dan

wilayah perilaku melibatkan perubahan aktor-aktor tambahan ke dalam proses atau partisipan

yang meninggalkan proses tersebut dan sejalan dengan masuknya kegiatan baru ke dalam

interaksi mereka. Saat ini bergabung, proses berkembang seiring waktu dengan atau tanpa

perluasan atau penyusutan, dna tidak terdapat kondisi tertentu yang dapat diasumsikan lebih

bertahan lama atau “normal” dari yang lainnya. Akan lebih mudah menyebutkan suatu bidang

bila aktor pelaksananya lebih banyak atau sedikit diam antara satu dan lainnya atau bila

proses yang melibatkan mereka mengarah pada kondisi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Tetapi, saat kita melakukannya, Turner menyebutkan: “Kita harus dasari bahwa apa yang

disebut dengan ekuilibrium partai pesaing mewakili gencatan senjata sementara antara partai

pesaing atau orang ketimbang suatu kondisi alam atau kondisi yang sehat” (Alderman, 1966,

p. 54; lihat pula Swartz, Turner and Tuden, 1966a, pp. 30-31, 247-53).

Bila diakui bahwa hasil dari proses hanya dapat ditetapkan dengan meneliti peristiwa nya dan

bahwa politik dicirikan baik dengan periode istirahat dan periode konflik, kita harus memiliki

dimensi historis atas karakterisasi bidang sehingga kondisi saat ini dapat dipahami dalam

perspektif pendahulunya. “Bidang” merupakan suatu konsep yang memungkinkan keduanya

baik keberlangsungan dan perubahan dalam hubungan diantara para partisipan dalam politik

dan hal ini tidak memiliki pengertian “sistem politis” atau “struktur politis”. Bila kita

menginginkan mempelajari proses politis seiring perkembangannya, kita akan dituntut untuk

memahami bahwa proses nya bisa saja terjadi bersamaan dengan perubahan dalam struktur

suatu kelompok yang asalnya diteliti dan dalam struktur kelompok lain sesuai dengan apa

6

Page 7: Local Level Politic_tugas Kelompok 2_Print 5X

yang telah mereka kembangkan. Saat proses politik berjalan, tidak hanya mungkin Kepala

Suku A akan diambil alih oleh Kepala Suku B, tetapi kondisi keketuaan tersebut bisa saja

tidak terjadi dan begitu suku mandiri masuk dengan unit lainnya akan membentuk distrik

independen. Tidak saja akan terjadi individu yang berbeda akan menduduku posisi otoritas,

tetapi kode otoritas sendiri (semisal aturan penetapan status kekuasaan) akan berubah dalam

jenisnya, jumlahnya dan komposisi kelompoknya melalui ruang lingkup kantor-kantor

tertentu. Tentunya tidak perlu terjadi perubahan ini dalam hal jenis dan hubungan

pemerintahan dalam hal berkembangnya proses politis, tetapi catatan sejarah menunjukkan

bahwa hal tersebut terjadi dan suatu kerangka konseptual yang tidak menginginkan peristiwa

tersebut terjadi tidak bisa berjalan.

Tidak hanya pergantian dalam hubungan dan cara memerintah yang menjadi perubahan

utama saat proses politis berkembang. Kelompok dan individu baru akan bergabung dan

partisipan yang lama akan keluar. Sumberdaya yang bukan menjadi bagian dalam proses

politis akan diboyong masuk dan sumberdaya yang telah digunakan dalam proses politis

sebelumnya akan digunakan, dibuang atau diarahkan ke tempat lain. Nilai, hukum, aturan dan

kode yang telah digunakan untuk memerintah akan diubah seluruhnya atau sebagian dengan

berbagai cara.

Turner menekankan bahwa “bidang politis” memiliki aplikasi yang luas dan siginfikan.

Penulis memandangnya sebagai konsep umum proses politis yang menggunakan

“keterlibatan bidang-suatu respon atas perubahan dalam nilai dan kepentingan” yang sama

penting dengan kerangka kerja yang mencukupi untuk melihat proses politis. Banyak

partisipan dalam konferensi memandang evaluasi Penulis atas elemen dasar Turner mengenai

“bidang politis” meski beberapa mengkonsep nya sedikit berbeda.

Titik penting mengenai bidang politis adalah bahwa batas politis struktural tertentu tidak

memberikan masalah terhadap berkembangnya proses politis dan bahwa manfaat proses ini

akan bisa mengubah tatanan struktural yang sudah ada sejak awal. Dalam istilah “bidang”

kita akan mengatakan bahwa komponen bidang dapat meningkatkan atau menurunkan jumlah

dan dapat mengubah hubungannya antara satu dengan lainnya. Secara universal pengertian

bidang politis seperti ini telah diterima. Hanya saja masih banyak pekerjaan yang harus

dikerjakan khususnya mengenai “alokasi otoritatif” yang menurut para antroplogis dan

ilmuwan politis akan banyak melibatkan struktur tertentu, apa yang terjadi di dalam struktur

tersebut dan khususnya penugasan otoritas di dalam struktur tersebut.

7

Page 8: Local Level Politic_tugas Kelompok 2_Print 5X

Nilai terbesar dalam pandangan “bidang politis” adalah ruang lingkup pengumpulan data

yang lebih luas yang dalam waktu yang bersamaan akan memberikan perilaku sosial dan

pengawasan yang lebih ketat yang sebelumnya diabaikan akibat asumsi kita yang sebelumnya

telah mengetahui batasan kegiatan politis atau manfaat dasar kegiatan tersebut (semisal

bahwa struktur otoritas akan dikelola seperti apa).

Sebelum kita melangkah jauh dalam memahami proses politis, bila kita ingin memahami

proses politis kita harus meneliti secara dekat kegiatan yang menyusunnya dan kita harus

ikuti kegiatan tersebut yang akan mengantar kita melalui ruang dan waktu. Buku Turner yang

penting Schism and Continuity in an African Society (1957) memberikan contoh terpublikasi

yang menurut para ethnografi dan bidang kerja lainnya memberikan panduan mengenai

kriteria intuitif dalam penentuan pengambilan data.

Struktur Sosial & Arena

1. Satu masalah yang paling penting yang harus dilakukan kaitanya dengan suatu

lingkungan adalah struktur social. selain daripada adanya desakan bahwa studi

tentang politik, tidak selalu berkaitan dengan struktur khusus, tidak ada usaha untuk

menolak komitmen struktural dalam proses politik. Proses ini melintasi batasan

struktural dan struktur tersebut dapat berubah, akan tetapi faktanya para pelaku politik

dipengaruhi oleh aktifitas politik. Oleh karena komitmen dalam hubungan yang

mereka rawat. Melalui konferensi sebagian besar partisipan menitik beratkan

pentingnya konsiderasi struktural. Ketika memelihara hubungan yang tidak statis

terhadap sebuah pandangan politik. Sama halnya tentang pengaruh besar dari sebuah

nilai, dan kepercayaan yang dianut oleh aktor-aktor politik tersebut.

2. Dalam politik Antropologi, kita membahas tentang struktur politik wilayah dan

membahas tentang sebuah ide yang mempengaruhi budaya dan struktur saat

interpretasi prinsip organisasi, konflik nilai, kepercayaan dan ketidak sepahaman

pandangan adalah hal biasa.

Sebuah kawasan didefinisikan sebagai ketertarikan dan pelibatan masyarakat terkait

dalam proses yang dipelajari, yang mana didalamnya terdapat nilai, makna, sumber-

sumber dan hubungan terkait antar aktor tersebut dalam proses tersebut. Baik isi dari

sebuah organisasi maupun organisasi itu sendiri dan keanggotaan organisasi di sebuah

8

Page 9: Local Level Politic_tugas Kelompok 2_Print 5X

kawasan dapat berubah setiap saat, ketika berlangsung pelibatan pelibatan anggota

baru, sumberdaya yang baru, aturan, makna atau nilai adalah hal-hal yang

mempengarusi perubahan itu sendiri

3. Penulis Berpandangan bahwa nilai sebuah konsep dapat berkembang dari penemuan

sebuah sistem sosial dan budaya. Yang menyesuaikan ruang dan waktu. Sebuah arena

bergantung pada, relasi partisipan dalam sebuah kawasan. Beberapa penulis

menggunakan istilah arena dan kawasan yang dapat dipertukarkan. Ini merujuk pada

tipe perilaku, atau dipengaruhi oleh sebuah proses. Baylley & Nikolas menggunakan

terminologi arena sebagai cara yang sama untuk menginterpretasikan kawasan. Dalam

pendahuluan bagian 4 buku ini, terminologi arena dibedakan menjadi dua pandangan

yang berbeda. Pertama identik dengan pandangan kawasan itu sendiri dan yang kedua

sangat erat kaitanya dengan terminologi arena. Kondisi yang stail maupun berubah

ubah pada situasi politik, mungkin dapat direfleksikan sebagai sebuah moment,

dimana arena menjadi bagian penting untuk memainkan pengaruh pengaruh atau

memfasilitasi sebuah proses dimana hal ini berkaitan dengan basis kawasan. Pada

pandangan yang lebih luas terhadap arti enting arena, dapat dilihat dari perbedaan

antara proses politik yang ditemui disebuah arena, dimana aktor aktornya secara

bersama dalam ikatan yang besar dengan sebuah komitmen yang menyebabkan aktor-

aktor itu terlibat dalam aktifitas politik.

4. Glukman (1995) menginterpretasikan proses politik sebagai ikatan kompleks dan

sederhana.

Kawasan politik tidak dapat dimengerti tanpa referensi norma nilai dan aturan yang

diperankan oleh aktor aktor di arena tersebut. Dalam pengertian lain, struktur arena

dapat dimengerti dari prinsip pemerintahan yang berlangsung dalam sebuah kawasan.

Penulis mencontohkan Struktur kelompok masyarakat Eskimo yang berinteraksi dan

berfungsi fungsi dan formasi dari tiap anggota mengasilkan satu cara berupa ritual

dalam kelompok masyarakat tersebut.

5. Hughes menyatakan adanya interaksi antar Arena dan kawasan. Arena nya berisi

aktor yang terlibat dalam bidangnya (ritual) meski bidang nya terbentuk dari hanya

beberapa personal dari arena di setiap satuan waktu. Arena disini berisi ketiadaan

hubungan sosial di dalam arena dan melibatkan jenis perilaku yang seluruhnya tidak

berlaku di luar bidang tersebut (semisal aturan dan norma memerintah perilaku di

dalam bidang akan berbeda dengan yang berlaku di arena), tetapi hubungan antara

9

Page 10: Local Level Politic_tugas Kelompok 2_Print 5X

bidang dan arena, termasuk batasan tiap-tiapnya, secara relatif mudah untuk

menentukan sepanjang bidang tersebut dibatasi oleh partisipasi proses yang berjalan

di dalam ritual.

6. Makalah Gluckman memberikan contoh situasi dengan penetapan batasan bidang dan

arena mungkin kurang jelas terlihat tapi karakteristik macam politik tingkat lokal akan

lebih terlihat. Satu keprihatinan yang jadi perhatiannya adalah petugas yang memiliki

pengaruh di kawasan suku-suku dan pengaruh pemikiran atas tugasnya dan tanggung

jawab dalam adminstrasi mereka atas penduduka tempat mereka ditempatkan. Dia

menunjukkan bahwa komisioner asal negara tersebut di Afrika Selatan memiliki etika

profesional yang mengarahkan mereka pada diri mereka sendiri sebagai perwakilan

dari subyek mereka dan dalam tingkat tertentu pada pemerintah nasional yang

memperkerjakan mereka untuk mengelola keputusannya. Mereka dapat melakukan ini

karena sistem lokaol terisolasi dari pengaruh utama. Tidak adanya konsensus dari

pemerintah pusat atas petugas lokal. Mereka tidak melakukan hal yang

membahayakan. Kasus ini tidak seperti negara merdeka di Afrika karena tidak

terdapat daerah kesukukan atau pelindungan dan area di bawah administrasi

merupakan arus utama. Etika partai nasional negara ini membutuhkan entusiasme

untuk program dan konsensus yang diinginkan, sehingga sang administrator, yang

berasal dari kondisi de facto dan de jure partai tunggal suatu negara, sepertinya akan

menjadi kurang toleran terhadap program dan tujuan pemerintah dan partai. Karena

perbedaan etika profesional dan etika partai dari perwakilan perwakilan pemerintahan

seperti juga perbedaan hubungan antara orang-orang kesukuan dan pemerintahan

suatu negara, Gluckman pun mempertanyakan apak administrator suatu negara

merdeka akan secara aktif mewakilkan kepentingan khusus dan kesejahteraan atas

pengikut nya senada dengan apa yang komisioner setempat perlakukan subyeknya.

7. Terkait kepentingan “arena” dan “bidang”, Gluckman menyatakan adanya beberapa

masalah serius. Apa hubungan bidang dengan administrator, orang yang berada di

yurisdiksinya, kepala suku, dan pemerintah yang menunjuk adminstrator dan

memformulasikan kebijakan untuk para administrator yang akan mempengaruhi area

tersebut? Apa yang menjadikannya lebih jelas dan menjadi penyusun arena dalam

bidang ini? Dalam kasus Hughes kita dapati pulau dengan sejumlah orang yang

memiliki kontak erat dan bila kita katakan bidang ritual yang dia gambarkan, arena

tidaklah sulit untuk ditetapkan. Tetapi, saat kita harus menghadapi pemerintahan

10

Page 11: Local Level Politic_tugas Kelompok 2_Print 5X

nasional, administrator, sekelompok orang yang lebih besar dengan hirarki mereka

sendiri dibawah otoritas administrator, dan bahkan lingkup yang lebih besar bila kita

mulai membandingkan “etika profesional” dan “etika partai”.

8. Menurut Penulis, untuk dapat membedakan masalah bidang-arena dapat secara jelas

melalui spesifikasi proses yang sedang diuji. Penulis mencontohkan dengan proses

yang berhubungan dengan penjualan ternak untuk Zulu yang dilakukan oleh

komisioner setempat seperti yang disebutkan oleh Gluckman. Arena akan berisi

individu dan kelompok yang secara langsung terlibat dengan partisipan di dalam suatu

bidang tetapi bukan mereka sendiri yang terlibat dalam proses yang dipertanyakan.

Muatan dalam arena bisa berisi sumberdaya, nilai, dan aturan para konstituen dari

arena itu sendiri tetapi tidak digunakan di dalam bidang sedangkan hubungan para

anggota dari arena satu dengan lainnya dan sumberdaya akan menjadi strukturnya.

Bidang-bidang dimasukkan ke dalam arena sehingga para partisipan di dalam satu

bidang mengoperasikan sedikitnya dua tatanan hubungan dari tiap-tiap individi,

kelompok, sumberdaya, aturan dan nilai yang terhubung di tiap tatanan.

9. Bidang tersebut akan berkembang begitu aktor dan kelompok baru menjadi terlibat

didalam proses. Muatannya akan berkembang dan menyusut sebagai satu bentuk

sumberdaya, aturan dan nilai baru yang dibawa ke dalam proses dan yang sudah tua

akan dikeluarkan, baik melalui perubahan sumberdaya yang mereka gunakan. Arena

juga akan berkembang dan menyusut sejalan dengan perubahan yang terjadi didalam

bidang, perubahan di dalam komposisi bidang, dan perubahan perbendaharaan di

dalam arena. Perluasan dan penyusutan bidang ini dapat terjadi di dalam atau di luar

arena, tetapi bidang dan arena dapat berkembang dan menyusut secara simultan.

10. Di dalam kasus arenanya Hughes terlihat homogen, mengingat seluruh penduduk St.

Lawrence Eskimos memiliki macam yang serupa dan terikat satu dengan lainnya.

Sedangkan arenanya Gluckman tidak dianggap sebagai sesuatu yang bersifat tunggal.

Komisioner setempat di salah satu sisi dan berbagai macam orang-orang Zulu terlibat

dalam penjualan ternak di sisi lain. Arena disini bisa dianggap sebagai gabungan

bermacam delapan figur dengan dua bagian yang tidak berhubungan satu sama

lainnya (semisal pemerintah Afrika Selatan, asosiasi profesional komisioner,

universita, dll dengan perbendaharaannya di sisi lain yang berisi nilai, aturan, dan

sumberdaya serta pemiliki ternak Zulu, hubungan kekerabatan, tetangga, petugas

11

Page 12: Local Level Politic_tugas Kelompok 2_Print 5X

politis suku, dll dengan perbendaharaannya di sisi lain) saling bersilangan melalui

bidang/medan.

11. Tetapi, fakta yang tertinggal menyatakan bahwa bidang/medan Gluckman lebih

komplek ketimbang arena yang dibangun oleh Hughes dan penggunaan konsep “inter-

hirarki” nya Gluckman mengambil peran penting akibat ketiadaan macam homogen di

dalam arena Hughes. Terkait dengan pengertian fungsi peran “inter-hirarki”,

“perantara” atau “broker” (sebagai posisi-posisi yang disebut berbeda-beda oleh

Penulis) yang jelas menunjukkan keterlibatan utama dan langsung dalam proses

pembentukan arena, makalah yang akan dibahas dalam Bagian III banyak membahas

sejumlah masalah penting lainnya yang berhubungan denan heterogenitas arena yang

mereka uji.

12. Seluruh makalah dalam Bagian III banyak berbicara mengenai arena dan terbagi

dalam dua bagian: desa di pinggiran diluar arus utama sosial dan budaya. Aspek

lainnya dari hubungan antara konstituen arena ini banyak dibahas. Frederich dan

Swartz banyak berhubungan dengan peran pemerintahnasional dan perwakilan

lokalnya dalam pemilihan dan dukungan individu yang berperan sebagai broker utama

dalam hubungan antara desa dan pemerintah pusat. Eidheim membahas transformasi

progresif yang secara inisial sangat longgar membentuk arena di seputaran

bidang/medan yang terdiri dari tatanan proses dalam kelompok kecil pemimpin

Lappish dalam interaksi dengan kelompok minoritas mereka di satu sisi dan

pemerintah Norwegia di sisi lain.

13. Makalah Tinker sebenarnnya serupa dengan pembahasan yang dilakukan oleh

Eidheim dalam kerangka hubungan alamia antara bagian suatu arena dan

perbendaharaan para partisipan yang secara eksplisit menyatakan suatu tujuan publik

dari mereka yang terlibat dalam proses terhubungnya arena bersama-sama. Dia lebih

tertarik dalam pendekatan para politisi di periode yang berbeda atas distribusi

diferensial sumberdaya dan nilai antara penduduk pedesaan, di satu sisi, dan pejabat

pemerintah di sisi lainnya. Makalah ini membahas tiga cara yang mungkin terjadi

dalam mereorganisasi arena yang diusulkan oleh pemimpin paska kemerdekaan yang

menemukan status bagian pedesaan dari arena tersebut yang tidak dapat diterima.

Sejumlah pendekatan untuk reorganisasi yang diinginkan telah dicoba dengan tujuan

unruk mencapai suatu eliminasi, atau sedikitnya keterhubungan yang efektif, antara

12

Page 13: Local Level Politic_tugas Kelompok 2_Print 5X

kesenjangan nilai antara bagian pedesaan dari arena tersebut dengan bagian

pemerintahan.

14. Penulis kemudian menjadikan tujuan publik sebagai fokus dalam menentukan

medan/bidang politis yang mengarahkan orang dan kelompok, bersama dengan

perbendaharaan mereka atas sumberdaya, aturan dan nilai yang langsung terlibat

dalam proses atau proses pemusatan tujuan ini; arena mengarahkan medan/bidang dan

membuatnya dengan individu dan kelompok (dengan perbendaharaannya) langsung

terlibat dengan konstituen medan/bidang tetapi bukan mereka yang terlibat di dalam

prosesnya. Batasan diantara bidang dan arena tidak dipandang semata-mata “normal”

atas perantara pergerakan dalam proses yang sedang dipelajari. Suatu hal yang

sederhana, untuk mengungkapnya. Batasan antara arena dan apa yang terletak

diluarnya adalah hal yang penting untuk penentuan empiris. Akan menjadi hal yang

sangat bergunan bila skema ini dikembangkan dan bisa mengatur keadaan diluar

arena kedalam bentuk sekunder, tersier dan kuaterner, arena akan bergantung pada

keterlibatan anggota dari perubahan bidang/medan. Nilai untuk melakukan hal ini

akan bergantung pada demonstrasi dampak yang saling menguntungkan arena yang

ada.

15. Perhatian yang diberikan terkait ketidakstabilan batasan tidak harus ditafsirkan

sebagai sesuatu yang hanya dilihat melalui pergerakan batasan dari arena dan

bidang/medan yang saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Di kasus Eskimonya

Hugehs, bidang/medan terpusat pada ritual perburuan yang berasal dari basis motivasi

nya dari tiap kejadian, struktur, dan status emosional diluar bidang/medan di dalam

arena dan proses bidang/medan memberi dampak proses di dalam arena melalui

penyebaran kekuasaannya. Hubungan antara bidang/medan tersebut serupa dengan

hubungan antara lingkungan dan budaya dalam konsepsi “ekosistem” nya Geertz.

16. Macam permasalahan yang diungkap Geertz memiliki jenis yang sama dengan yang

Penulis percaya sebagai bagian yang penting dalam menentukan definisi “inti budaya”

– “lingkungan relevan” dan “bidang/medan” – “arena”. Makalah Turner menunjukkan

kompleksitas yang berada di dalam permasalahan tersebut sebagai “tingkat dan jenis

stabilitas apa yang bisa berjalan” dan “mekanisme apa yang bisa mengatur fungsi

nya?”

17. Turner kembali membahas mengenai hal tersebut dalam aspek politisnya suatu ritual

Ndembu, Mukanda, tempat anak laki-laki disunat untuk menjadikan mereka seorang

13

Page 14: Local Level Politic_tugas Kelompok 2_Print 5X

dewasa. Dia gunakan istilah Lewin “dorongan medan” sama dengan apa yang penulis

sebut dengan “bidang/medan” dan meski istilah “kekuasaan medan” tidak sama

dengan “arena”, tetap serupa. Ritual tersebut memiliki dua tujuan. Pertama, Mukanda

disebut sebagai alat untuk memutuskan hubungan dengan anak lelaki dengan ibu

mereka dan perempuan lainnya dan membawa anak lelaki tersebut ke dua pria

dewasa. Sedangkan tujuan lainnya berkisar pada usaha individual dan kelompok

dalam memperluas posisi mereka, dan menghilangkan rival nya, prestise dan klaim

atas barang-barang langka, khususnya melalui pencapaian peran penting dalam ritual.

18. Turner menggunakan dua tujuan yang berbeda ini untuk membedakan medan/bidang

ritual yang lebih luas ke dalam dua bidang/medan politis yang diambil dari koleksi

penduduk dikelompokkan dalam “ruang sekeliling” yang menjadi arena kedua

medan/bidang. Kegiatan di dalam ritual itu sendiri merupakan alat untuk mencapai

tujuan yang berhubungan dengan pembuatan anak laki-laki menjadi pria dewasa dan

karenanya akan mengubah kondisi keseimbangan sosial keberadaan jumlah

substansial anak lelaki diluar struktural kategori pria dewasa. Pencarian prestise dan

kegiatan “selfish biasanya terjadi diantara episode Mukanda dan jauh diluar batasan

spasial. Tetapi, dua bidang/medan akan saling menutupi di beberapa cara. Pertama,

kegiatan yang membentuk Mukanda pada saat yang bersamaan kondusif terhadap

tujuan pembersihan anak lelaki dan membuatnya menjadi pria dewasa. Melalui

pencapaian peran dalam ritual, individu dan kelompok dengan keunggulan sosial dan

klaim atas beberapa hak. Kedua, mereka tumpang tindih dalam prinsip-prinsip dasar

yang mengatur perilaku dalam masing-masing bidang - ini dapat dicirikan dengan

jelas sebagai "altruisme" dan "keegoisan" –berada di pria dengan medan/bidang yang

sama dan mereka mengalami "kekurangan" dari satu bidang/medan ke yang lain dan

begitu mereka melakukan modifikasi perilaku di bidang/medan tempat mana mereka

dianggap "tidak cocok".

19. Tanpa melakukan analisis Turner yang rinci dan sugestif lebih lanjut tentang cara

bagaimana dua tatanan tujuan mempengaruhi satu sama lain dan bagaimana tujuan-

tujuan tertentu dalam setiap tatanan berinteraksi satu sama lain dan dengan tatanan

yang lain, maka akan jelas bahwa ketika kita bertanya tentang tingkat dan jenis

stabilitas bidang-arena, kita mengajukan pertanyaan yang sangat bercabang. Derajat

dan tipe stabilitas dapat ditemukan dalam ritual Turner mungkin tidak seragam di

seluruh proses yang saling berhubungan yang membentuk seluruh bidang ritual dan

14

Page 15: Local Level Politic_tugas Kelompok 2_Print 5X

dua bidang politik yang terpisah tetapi yang saling berpenetrasi.Baik hubungan antara

medan/bidang dan arena mereka tetap stabil atau berubah pada tingkat yang sama

sebagai medan/bidang itu sendiri atau hubungan antar bidang/medan. Tatanan tujuan

yang berada dalam ritual muncul di arena dan sejauh mana mereka dapat dicapai atau

tidak dicapai akan mempengaruhi hubungan di luar kedua bidang tersebut (di arena).

Satu fungsi tatanan tujuan –pembersihan dan perubahan ketetapan dari anak laki-laki

ke dewasa - untuk memperbaiki keseimbangan (secara sosial serta psikologis) dalam

arena dan untuk mempromosikan harmoni, sedangkan tatanan lain –untuk mencari

prestise diferensial dan hak - tampaknya berhasil mengekspresikan ketidakharmonisan

berpola dan kompetisi (secara sosial dan psikologis). Turner mempertahankan

perbedaan yang selalu hadir di antara prinsip-prinsip struktur masyarakat dan bahwa

"kebutuhan dan dorongan bio-psikologis, di satu sisi, dan rangsangan sosial budaya

eksternal, di sisi lain, menjamin selalu terjadinya gangguan di setiap masyarakat"

20. Perlu diperhatikan bahwa baik posisi Turner maupun yang terkait dengannya,

berasumsi tentang stabilitas atau kelangsungan jenis kegiatan politik and/atau

pengaturan struktural tertentu yang ditemukan di arena dan di lapangan. Apa yang

kita cari adalah untuk menjelaskan dan memahami proses yang benar-benar terjadi.

Bisa atau tidak kita memberikan pandangan Turner bahwa masyarakat digerogoti oleh

cacing yang tidak mati, posisinya, seperti saya sendiri, menganggap tidak ada yang

namanya ekuilibrium. Usaha di sini adalah untuk merumuskan skema konseptual

yang akan memungkinkan pandangan yang paling mungkin berbeda atas fenomena

politik dan makalahnya menunjukkan analisis rinci mengenai dinamika politik dengan

konsep "medan/bidang" dan "arena" dimaksudkan agar dapat berkontribusi.

21. Arena dapat memuat satu atau lebih bidang/medan pada waktu tertentu dan proses

dalam bidang apapun, dalam interaksi beberapa bidang, atau dalam arena secara

keseluruhan mungkin atau tidak berada di kesetimbangan pada waktu tertentu.

Dengan demikian, meskipun pada waktu tertentu beberapa bidang politik di arena

dapat berubah secara radikal, satu atau lebih bidang lain di arena tersebut tidak

mungkin berubah. Pada kasus tertentu, misalnya, beberapa ritual politik tetap stabil di

tengah-tengah transformasi radikal dalam proses politik lainnya yang melibatkan

aktor dan sumber daya dari arena yang sama (misalnya Abrahams, 1966). Selalu ada

kekuatan yang berkontribusi terhadap stabilitas dan kontinuitas dan selalu ada

kekuatan yang bertentangan. Konsep yang dikemukakan di sini dimaksudkan untuk

15

Page 16: Local Level Politic_tugas Kelompok 2_Print 5X

membantu memberikan sebisa mungkin perbedaan pandangan atas anggapan dari

kekuatan-kekuatan ini tanpa asumsi, seperti yang biasa dilakukan oleh pandangan

strukturalis. Berdasar pandangan ini, keseimbangan adalah salah satu kemungkinan

dan ketika hal itu muncul skema konseptual yang diusulkan dimaksudkan untuk

memberikan sarana atau alat untuk memeriksanya. Ketidakseimbangan adalah

kemungkinan lain dan skema yang dibayangkan dimaksudkan untuk mendorong dan

memfasilitasi studi dan analisis empiris.

Proses dan Tahapan Pengembangan

Pengembangan fase politik adalah proses terkait yang terjadi dari waktu ke waktu di bidang

yang mungkin atau tidak memiliki kelompok konstituen, individu berasal dari arena tunggal,

apakah arena yang berada dalam masyarakat tunggal atau tersusun dari beberapa masyarakat.

Tahap pertama fase politik adalah “mobilisasi modal politis”. Pada tahap ini individu atau

kelompok membangun dukungan untuk mereka sendiri dan tahapan dengan individu dan

kelompok tertentu. Sementara itu mereka memperkirakan rival-rival mereka. Tahap

mobilisasi diikuti dengan “perpecahan masa damai” dan kemudian dengan “krisis”. Tahap

berikutnya adalah timbu karakteristik kemasyarakatan yang khusus yang multifungsi dan

hubungan yang majemuk. Dalam tahap ini, perpecahan yang dimunculkan dari tahap

sebelumnya diperhalus dengan hubungan sosial lain nya. Tahap selanjutnya, “mekanisme

ganti rugi atau penyesuaian” berjalan pada tujuan yang sama, dan bila berhasil, tahap akhir

yang berhubungan dengan tatanan proses akan disebut dengan “restorasi perdamaian”. Tahap

final ini akan melibatkan penetapan kembali hubungan antara pihak/partai yang bertentangan,

sedikitnya melibatkan perubahan di batasan bidang dan arena, organisasi kelompok

didalamnya, dan alokasi kekuasaan, perstise, dan sumberdaya lainnya.

Dukungan

“Dukungan” adalah segala sesuatu yang berkontribusi pada penyusunan dan/atau

pelaksanaan suatu “tujuan akhir politik. Sehingga dukungan jelas-jelas sebuah aspek dari

seluruh proses politik. “Tujuan akhir politis” berkutat diantara pertanyaan mengenai proses

pemisahan (seperti pada perselisihan faksi, dan kompetisi untuk mendapatkan barang langka),

16

Page 17: Local Level Politic_tugas Kelompok 2_Print 5X

proses penyatuan (seperti pembentukan dan pengelolaan tujuan khusus suatu kelompok

contohnya koperasi, atau komunitas politik) atau sebuah kombinasi atas keduanya.

Dalam Political Anthropology dukungan dibedakan menjadi dukungan “langsung” dan “tidak

langsung”. Pada dasarnya, dukungan langsung berbeda dari yang tidak langsung karena

dukungan langsung tidak dimediasi melalui suatu proses dan lembaga tambahan. Dukungan

tidak langsung berasal dari obyek di luar obyek dukungan itu sendiri.

Pembahasan Middleton atas penyelesaian perselisihan di daerah Lugbara memberikan contoh

mengenai perbedaan antara dukungan langsung dan tidak langsung. Lugbara menggunakan

penyelesaian perselisihan dengan sanksi mistik dengan melibatkan sesepuh, sementara di luar

lingkungannya perpecahan diselesaikan melalui kekuatan terorganisir atau pertenungan

(suatu teknik yang melibatkan sihir ketimbang intervensi sesepuh). Prosedur penyelesaian

pertikaian ini langsung didukung oleh aplikasi sistem nilai kepada para anggota

lingkungannya. Suatu penelitian atas tiga wilayah berbeda di dalam teritorial Lugbara

menunjukkan bahwa pola pemukiman berbeda tergantung faktor demografik dan ekologis,

tingkat mobilitas sosial dan teritorial, dan hal lainnya. Faktor penentu pola permukiman inilah

yang disebut dukungan tidak langsung dalam prosedur penyelesaian pertikaian mengingat

kontribusinya terhadap prosedur dimediasi melalui pola permukiman

Epstein juga membahas masalah yang berhubungan dengan dukungan berhubungan dengan

dua kelompok yang sangat berbeda; Ndembu di Zambia dan Tolai di New Britain. Epstein

meneliti hubungan antara dukungan yang terlibat dalam proses yang dapat dibandingkan

tetapi berbeda yang terpusat pada pemimpin dan kepemimpinan di tiap kelompok dan sumber

non politik atas dukungan tersebut. Epstein memfokuskan perhatiannya pada kompetisi

kepemimpinan di dalam dua kemasyarakatan tersebut dan menunjukkan bahwa meski

keduanya merupakan berbasis garis keturunan ibu dan virilocal, perkawinan yang rapuh dan

stabilitas rumah tangga yang rendah merupakan ciri orang-orang Ndembu. Dia

menghubungkan ketiadaan karakteristik arena ini diantara Tolai pada kenyataan bahwa

kompetisi antara suami Tolai dan saudara laki-laki istrinya untuk mengatur si perempuan dan

anak-anaknya kurang terlihat dan memberikan lebih sedikit tekanan dalam perkawinan.

Kepala desa Ndembu akan membawa saudara perempuan dan anak saudara perempuannya

untuk tinggal bersama dalam rangka untuk mendapatkan dukungan mereka memenangkan

dan mempertahankan posisi kepemimpinan desa jelas berpengaruh pada hubungan antara

saudara perempuan dan suami saudara perempuan (yang tentunya tinggal di desa lain

17

Page 18: Local Level Politic_tugas Kelompok 2_Print 5X

mengingat permukimannya virilocal) dan hubungan kekerabatan suami saudara

perempuannya. Hubungan ini disebut juga dengan hubungan status kepemimpinan desa

berdasar hubungan kekerabatan. Di Tolai, pemimpin juga mencari dukungan melalui

pengikutnya, tetapi disini mereka direkrut melalui hubungan non-keluarga dan dicari melalui

hubungan perekonomian. Kegiatan dalam ruang lingkup persaudaraan dan perkawinan di

arena Ndembu sangat erat berhubungan dan berinteraksi dengan medan/bidang yang

diharapkan dibangun atas kompetisi posisi pemimpin, sementara itu aktivitas dalam

perekonomian di arena Tolai yang krusial atas proses kompetisi kepemimpinan.

Epstein menyatakan terdapat hubungan antara dukungan dan obyeknya. Hal tesebut adalah

dukungan apa yang dikerahkan kepada pimpinan, bisa landasan pemberian dukungan untuk

pimpinan lainnya dalam hal mendapatkan kekuasaan dan karenanya bisa jadi akan

diperlemah atau bahkan menghilangkan posisi yang pertama. Sehingga, di Ndembu seorang

pimpinan yang lebih berhasil adalah mereka yang bisa memberdayakan hubungan

persaudaraannya, ukuran yang lebih besar dari pengikutnya dan desa yang lebih besar.

Tetapi, lebih banyak orang tertarik untuk ikut menjadi pengikutnya, lebih besar pula desa

tersebut akan membagi kekuasaannya ke dalam bagian-bagian dan pertikaian antar orang

yang berpeluang menjadi pimpinan akan menjadi dasar pecahnya mereka ke desa yang baru

dan membentuk desa mereka sendiri. Bahasan tersebut menjelaskan tidak hanya obyek

sebuah dukungan tetapi juga menguji hubungan antara dukungan dan obyek dari waktu ke

waktu. Terdapat perbedaan dalam hal dampak yang berhubungan dengan seberapa lama

dukungan telah dapat berjalan dan apa yang mereka bawa saat berjalan.

Makalah Tuden memberikan contoh suatu proses pemberian dukungan, dengan memberikan

konsekuensi di Lla of Zambia. Hubungan kerabat diantara Lla diwujudkan melalui ternak dan

kegagalan pemimpin untuk menyediakan ternak saat pengikutnya membutuhkannya akan

memutuskan hubungan diantara keduanya, membahayakan posisi kepemimpinannya dan

hilangnya kelompok yang dia pimpin. Pada tingkat maksimum, pemimpin berhasil

menyediakan ternak akan dapat mempertahankan posisinya dan pengikutnya selama masa

kepemimpinannya. Bila sang pemimpin meninggal, pewaris nya akan mewarisi tugas ternak

nya sekaligus ternaknya.

Dukungan dan Perubahan

18

Page 19: Local Level Politic_tugas Kelompok 2_Print 5X

Konsep “dukungan” tidak melibatkan banyak persyaratan bahwa tujuan akhir politik yang

didukung untuk dicapai, biasanya terjadi jika tujuan akhirnya adalah pengelolaan atas proses

yang sudah berjalan atau penetapan suatu proses baru. Suatu karakteristik penting mengenai

politik yang berubah adalah dapat diidentifikasi dan dianalisa dukungan melalui pengamatan

dampak atas penarikan dukungan atau penambahan dukungan dari bidang.

Studi diakronik mengacu pada deskripsi lengkap mengenai bagaimana bidang tertentu

berjalan sebelum suatu dukungan tertentu untuk beberapa komponen bidang atau komponen

yang ditambahkan, diambil alih, atau diubah dan bagaimana suatu bidang beroperasi setelah

kejadian ini. Studi ini dapat memahami fungsi dukungan, obyeknya, dan proses yang lebih

komprehensif sebagai bagian dari dukungan tersebut. Studi sinkronik memiliki nilai yang

besar, khususnya bila mereka berhubungan dengan variasi dalam satu kelompok atau lintas

budaya, mengingat studi ini dapat memberikan kemungkinan untuk membandingkan dengan

apa yang studi diakronik lakukan. Analisis sinkronik akan selalu menjadi bagian dari

berbagai studi lengkap mengenai politik yang ditemukan pada kelompok tertentu, tetapi

analisa diakronik menambahkan dimensi penting pada studi dukungan dan seluruh prosesnya.

Pembahasan Gallin mengenai politik di sebuah desa Taiwan berhubungan dengan perubahan

signifikan dalam proses pemilihan umum dan dukungannya yang telah terlaksana disana

dalam lima belas tahun terakhir. Pengelompokan politis baru telah muncul dan yang sudah

tua kehilangan kepentingannya, jenis orang-orang baru mulai membangun kantor politis, dan

beberapa aturan perilaku politis (disebut dengan “rezim”) berubah. Bermula tidak lebih dari

akhir tahun 1940-an, kantor-kantor desa dan dewan tempat di perkotaan/kabupaten diduduki

oleh petugas yang terpilih di dalam desa melalui pemilihan atas garis keturunan

konstituennya. Anggota keturunan memberikan suara untuk pasangan keturunannya saat

terdapat kantor yang perlu diperebutkan. Jika tidak ada kandidatnya, mereka akan memilih

sebagai satu kelompok untuk kandidat yang telah disetujui dari garis keturunan lainnya.

Penduduk desa biasanya menerima penataan ini mengingat pengelolaan perdamaian dan

harmoni di desa sangat tinggi dan kerjasama garis keturunan utama dipastikan saat pemilihan

desa tanpa tekanan kompetisi terbuka. Analisa ini dapat dilakukan pada status sementara saat

stabil atau yang bertahan lama.

Namun mungkin untuk mengindikasikan bagaimana dukungan untuk rezim lama ditekan dan

mengalihkan dukungan untuk rezim baru (mereka yang mengatur termasuk dalam pembelian

suara, pemilih yang menerima “hadiah” dari hanya satu kandidat, dan kelompok bertikai

19

Page 20: Local Level Politic_tugas Kelompok 2_Print 5X

politis yang dibentuk dari berbagai dasar kekerabatan ketimbang dasar lainnya). Dukungan

akan bervariasi seiring waktu menurut obyeknya dan satu dukungan tunggal akan menjadi

penting untuk beberapa obyek, seperti juga satu obyek tunggal akan memiliki beberapa

dukungan.

Akhirnya Undang-undang pemilihan umum diumumkan di awal pendudukan China atas

Taiwan pada akhir Perang Dunia II dianggap sebagai dukungan untuk setiap terbukanya

kompetisi pemilihan orang-orang Masyarakat Hitam ketika orang ini menjadi sadar bahwa

terdapat peraturan pemerintah yang menahan pemilihan ini terbuka untuk semua.

Kontes Politik

Dalam makalah Gallin, orang-orang Masyarakat Hitam membawa undang-undang pemilihan

umum ke dalam bidang pemilihan desa yang secara nyata membantu mencapai tujuan akhir

mereka dalam menggantikan para bangsawan di kantor-kantor lokal. “Penyusunan dukungan”

mempunyai karakteristik: (1) pengaktifan dukungan, dan (2) ditujukan untuk pencapaian

tujuan. Beberapa dukungan bisa jadi secara sengaja dimunculkan (semisal penetapan kembali

tahap perdamaian), tetapi kedua karakteristik tersebut ditemukan hanya pada tahap

“penyusunan” yang selalu dihubungkan dengan kontes politik. Karenanya, dukungan yang

diluar kesengajaan yang terlibat dalam kontes dan dukungan tambahan yang menyertai proses

mengarah pada tujuan non-kompetitif (semisal pengelolaan beberapa kesatuan kelompok)

sementara itu kontes tetap berjalan.

kontes politik sebagai jenis bidang tertentu dan penyusunan dukungan melibatkan partisipan

dalam bidang, yang membawa ke dalam sumberdaya untuk membantu mencapai tujuan akhir

yang dituju. Sumberdaya utama, biasanya disebut dengan nilai, aturan yang bersifat hukum

(semisal pemahaman terkait hak asasi dan kewajiban), ‘barang-barang” (sebuah istilah yang

juga digunakan dalam perekonomian), penduduk dan hubungan antar penduduk (baik

berdasarkan kekerabatan, emosional atau ikatan lainnya). Ketersediaan sumberdaya untuk

kontes politis dan limitasi dalam penggunaannya sebagian diatur melalui peraturan yang

berasal dari nilai dan peraturan berbau hukum dan sebagian lain tentunya melalui kehadiran

atau ketidakhadiran aktual atas barang, orang, dan jenis hubungan diantara orang-orang.

Peraturan merupakan sebagian dari rezim (yang juga berisi peraturan mengenai penggunaan

dan distribusi sumberdaya untuk proses politik yang jelas tidak kompetitif) dan keberadaan

20

Page 21: Local Level Politic_tugas Kelompok 2_Print 5X

sumberdaya nya seperti apa yang disebut “fakta teknis” atau “keteraturan” akan bergantung

pada kesadaran aktor. Pada pembahasan Nicholas, “Fakta teknis” dianggap oleh para aktor

yang terlibat dalam proses, tetapi “keteraturan” tidak dianggap oleh mereka, sehingga,

penduduk India tidak melihat hubungan antara ukuran kesehatan seperti penyemprotan DDT,

peningkatan populasi, dan tekanan yang lebih besar atas sumberdaya perekonomian. Meski

mereka secara jelas berhadapan dengan fakta adanya kemiskinan, dan itu memasuki kedalam

kompetisi politis, hanya para pemerhati yang dapat menghubungkan antara kesehatan dan

kemiskinan. Nicholas membuat beberapa pertimbangan yang penting terkait dengan

transformasi sumberdaya menjadi dukungan untuk tujuan kontes dan menelitinya dalam

sebuah pembahasan mengenai usaha kasta yang lebih rendah di dua desa India untuk

mengatasi monopoli kekuasaan virtual dari kasta yang lebih tinggi. Suatu basis penting untuk

perbedaan ini adalah bahwa rezim yang terlibat dalam kompetisi yang hanya berdasar pada

sumberdaya desa tidak akan memiliki peraturan yang jelas untuk penggunaan sumberdaya

desa tambahan sehingga mereka yang menggunakannya akan dipandu oleh kriteria

efektifitas, atau disebut oleh Nicholas dengan “peraturan pragmatis”. Upaya kontestan untuk

mengalihkan sumberdaya “baru ke dalam dukungan untuk tujuan mereka sendiri tidak bisa

bebas dari pertimbangan moral atau peraturan berbau hukum. Satu-satunya cara aktor dapat

menentukan apakah dukungan baru ini dan alat mereka untuk pencapaian tujuan akhir dapat

diterima adalah dengan mencoba menggunakannya. Bila ternyata efektif, mereka mungkin

akan menggunakannya kembali dan peraturan untuk mobilisasi akan tergantikan dengan

peraturan yang telah diterima.

Nicholas menerangkan bahwa “kasta” dengan persyaratan hubungan hirarki nya diantara

kelompok-kelompok adalah dasar bagi nilai dan berbagai aturan yang digunakan di seluruh

desa India. Hanya saja hukum kesetaraan antar manusia yang telah ditetapkan mempengaruhi

peraturan ini. Jelasnya, usaha untuk menggunakan hukum nasional tidak selalu berhasil dan

dalam dua kasus Nicholas yang dianggap saling konflik, hasilnya sangat bergantung pada

ketersediaan sumberdaya manusia yang ada di kasta yang lebih rendah. DI kedua desa

tersebut kasta yang lebih rendah memenangkan pemilihan yang diberikan padanya,

ketimbang kasta yang lebih tinggi, dan membuat kasta yang lebih rendah mengawasi dewan

desanya. Di satu desa anggota kasta yang lebih tinggi direspon dengan mengindahkan dewan

dan upaya untuk menggunakan hukum nasional sebagai suatu dukungan untuk tujuan kasta

yang lebih rendah mengalami kegagalan. Dalam kasus lainnya, meski kemenangan pemilihan

umum bukan lah sebagai jalan pintas, dampaknya pada dominasi politisi Brahmana sangat 21

Page 22: Local Level Politic_tugas Kelompok 2_Print 5X

menentukan. Di satu tempat, Madras, tempat kasta yang lebih rendah telah menetapkan

pergerakan anti Brahmana yang berhasil dan tempat tidak ada kondisi elit Brahmana.

Sedangkan kasus lainnya, Uttar Pradesh, tidak terdapat pergerakan seperti itu dan elit nya

berasal dari kelompok dominan tradisional. Upaya penduduk Madras yang berkasta lebih

rendah untuk mengalihkan hukum nasional ke dalam suatu bentuk dukungan untuk

perubahan pengawasan para kasta yang lebih tinggi sangat berhasil karena hubungan mereka

dengan anggota elit negara bagian, sementara elit Uttar Pradesh memberikan hubungan untuk

kasta yang lebih tinggi.

Makalah Swartz menggambarkan kompetisi untuk suatu jabatan ketua kantor desa di suatu

desa di Suku Bena, Tanzania. Pemerintah Tanzania memiliki aturan bahwa kantor tidak dapat

diduduki dengan basis suksesi turun temurun tetapi melalui penunjukan pejabat pemerintahan

dan perwakilan partai politik nasional.

NETWORK AND POLITCAL PROCESS

Kelompok (Cluster)

Dalam studi mengenai kehidupan sosial sebuah kota di Afrika, Epstein (1961, pp. 57-59)

menggambarkan sebuah perbedaan antara apa yang dia sebut jejaring efektif (inti) dan

jejaring tambahan atas manusia. Perbedaan nyata adalah antara kelompok utama yang disebut

Alpha yang saling berdekatan satu dengan lainnya dengan kelompok kontak lainnya yang

tidak saling berdekatan. Bila seorang Alpha merupakan anggota kelompok elit, maka dia dan

jejaring efektif (inti) nya, atau lingkaran inti teman-teman dekat nya, melalui cerita mulut ke

mulut akan menentukan dan menyatakan suatu tatanan norma dan nilai-nilai sosial yang

berlaku yang kemudian akan didiseminasikan ke publik yang lebih luas melalui teman-teman

Alpha lainnya. Dalam pelaksanaannya tidak selalu sebagian orang dari seluruh kontak yang

dimiliki seorang Alpha berada dalam satu tempat yang sama, tidak juga selalu tiap-tiap

anggotanya saling berdekatan dengan seluruh anggota yang lain, dan bisa jadi pada bagian

komunitas masyarakat lainnya, tak satupun dari anggota Alpha saling mengenal satu dengan

lainnya. Bisa jadi dalam intermediate configuration, seperti yang tergambar pada Gambar 3, 22

Page 23: Local Level Politic_tugas Kelompok 2_Print 5X

dimana Alpha, C, D, E dan F memiliki beberapa jaringan diantara mereka tetapi tidak

terdapat satu anggota dari C, D, E dan F (berjumlah empat orang) saling berdekatan antara

satu dengan lainnya. Istilah “clique” biasanya digunakan untuk orang-orang dalam satu

tatanan yang satu dari masing-masingnya berdekatan dengan yang lainnya, sedangkan untuk

suatu tatanan yang berbeda dengan kondisi “clique” penggunaan istilah Epstein berupa

“cluster” menjadi sesuatu yang lebih masuk akal. Arti sebenarnya adalah satu tatanan orang-

orang yang berhubungan antara satu dan lainnya yang secara komparatif berdekatan (padat),

tanpa perlu mencari hubungan clique (persekongkolan) dalam arti yang lebih ketat. Untuk

mengidentifikasi suatu cluster sebagai sesuatu yang secara relatif sangat dekat satu dengan

lainnya dan memenuhi area suatu jejaring, kita perlu satu ukuran kepadatan yang berdasar

pada seluruh anggota dalam cluster tersebut ketimbang berdasar hanya pada satu referensi

orang, baik orang yang berpengaruh (berada di pusat) atau justru ornag pinggiran (tidak

berpengaruh). Kita dapat mengambil satu tatanan orang dalam suatu jejaring dan kita lihat

seberapa dalam hubungan diantara mereka. Secara teoritis, sangat mungkin untuk

menentukan seseorang masuk dalam cluster apa melalui hubungan yang mungkin timbul

diantara mereka, semisal, dalam suatu cluster dengan anggota lima orang atau lebih, berapa

besar mereka saling berkontribusi kepada jejaring, katakanlah, 80% atau lebih. Nilai ini, 5

(jumlah anggota dalam suatu cluster) dan 80 (prosentase kontribusi dalam jejaring),

merupakan nilai acak yang telah ditetapkan, dan pengalaman menunjukkan bahwa akan lebih

mudah membuat perbedaan yang jelas antar anggota bila parameter yang digunakan diberi

nilai lain yang berbeda.

Pada Gambar 1, jaring hubungan kepadatan komparatif antara mereka menggambarkan

bahwa C, D, P, Q, R, S dan X akan membentuk suatu cluster dengan tujuh anggota. Dari 21

jejaring yang mungkin terjadi diantaranya, 17 jelas terlihat memberikan derajat kepadatan

81%. Tatanan tujuh anggota tersebut terjadi hanya untuk memenuhi kondisi suatu cluster.

Alpha terhubung dengan dua anggota dari cluster ini, C dan D, dan kita dapat menguji untuk

bisa melihat apakah penambahan Alpha kepada tatanan tersebut akan membawa kepadatan

menurun hingga di bawah nilai cluster. Kita dapat lihat melalui Gambar 6 bahwa dengan

ditambahkannya Alpha pada tujuh anggota asal dalam tatanan tersebut, kita akan memiliki 19

hubungan nyata dari 28 hubungan yang mungkin terbentuk, memberikan kepadatan hanya

67%. Nilai tersebut dibawah nilai kontribusi (80%) sehingga Alpha bukanlah anggota dari

cluster tersebut. Sebaliknya, dengan menambahkan T kita akan dapatkan 23 hubungan nyata

dari 28 hubungan yang mungkin terbentuk, memberikan kepadatan 82%. Maka, kita dapat 23

Page 24: Local Level Politic_tugas Kelompok 2_Print 5X

katakan bahwa T adalah anggota dari cluster tersebut. Secara umum, kita tidak dapat

mempelajari keseluruhan dari jejaring total atau sebagian dan harus membatasi

penyidikannya pada bagian cluster yang telah ditentukan. Kita harus memperkirakan bahwa

batasan yang kita tetapkan dalam melakukan studi akan memotong/melewati beberapa

cluster.

Tidak seluruh anggota suatu cluster memiliki kontiribusi yang sama terhadap kepadatannya.

Sehingga, contohnya, dalam suatu cluster yang tergambar pada Gambar 6, Q terhubung

dengan seluruh tujuh anggota lainnya, yaitu D, P, R, T dan X yang tiap-tiapnya memiliki

enam hubungan, S memiliki lima, dan C yang hanya memiliki empat. Kita akan menyatakan

Q sebagai anggota inti suatu cluster dan C sebagai anggota tambahan (pinggiran). Kita juga

bisa menyatakan Q sebagai anggota penting, sehingga bila kita mengeluarkan Q, maka

kepadatan tatanan yang terbentuk oleh tujuh sisa anggota lainnya menurun hingga 76%,

sementara kita mengetahui nilai kritis nya adalah 80%. Hal ini menyebabkan tak satupun

anggota cluster lainnya menjadi penting dalam situasi ini.

Nilai, Harapan, dan Dukungan

Salah satu elemen penting dalam studi politik adalah nilai dan harapan yang berhubungan

dengan partisipasi setiap aktor dalam setiap proses politik. Variabel ini dianggap penting

karena dianggap berpotensi untuk membedakan dukungan-dukungan politik yang terkait

dengan peraturan yang bersifat empiris.

Dalam Political Anthropology, Swartz mendebat Parsons yang menganggap bahwa

legitimasi, merupakan satu-satunya dukungan yang paling penting dan tidak menghiraukan

faktor lain seperti adanya paksaan (coercion). Baik paksaan dan legitimasi berasal dari

harapan yang diinginkan ataupun yang tidak diinginkan oleh para aktor atau masyarakat

dalam sebuah komunitas. Namun demikian, konsekuensi dari kedua hal tersebut (paksaan dan

legitimasi) berbeda. Legitimasi adalah suatu bentuk dukungan yang melekat pada suatu objek

melalui pertukaran simbolik antara seseorang yang memberikan dukungan tersebut kepada

penerima dukungan. Pada pertukaran ini, si pemberi dukungan akan memberikan energy dan

24

Page 25: Local Level Politic_tugas Kelompok 2_Print 5X

sumber dayanya sehingga bermanfaat dalam penegasan legitimasi suatu proses politik

sehingga di masa depan dapat bermanfaat bagi aktor-aktor yang terlibat.

Dukungan yang berdasarkan adanya paksaan juga berasal dari pertukaran antara si pemberi

dukungan berikut sumber dayanya dan berharap adanya keuntungan yang akan dia dapatkan.

Walaupun kedua variabel tersebut melibatkan pertukaran secara simbolik, keduanya dapat

terjadi dalam waktu, tempat, rezim, batas kelompok tertentu dimana harapan ditumbuhkan.

Oleh sebab itu, terlepas dari kenyataan bahwa interaksi terjadi hanya antar manusia, harapan

dapat terjadi tidak hanya pada antar manusia tetapi juga antar aksi dan reaksi yang terjadi

diantara manusia tersebut. Dimana pun lokasinya, dukungan yang berupa legitimasi lebih

bersifat fleksibel dari pada dukungan yang berdasarkan paksaan. Ketika suatu peran atau

fungsi dalam sistem didukung oleh adanya legitimasi, maka kemampuan aktor tersebut untuk

membuat keputusan yang mengikat disebut “consensual power”, sedangkan kekuatan

lawannya (dalam hal ini yang menentang kekuasaan tersebut) yang bersifat adanya paksaan

disebut “opposed power”.

Contoh dari penerapan adanya legitimasi dan coercion (paksaan), dijelaskan dari kasus yang

dikemukakan oleh Cohen dan Friedrich. Cohen mengemukakan tentang kelompok Ibadan

Hausa di Nigeria yang merupakan salah contoh yang baik dalam penerapan legitimasi sebagai

basis kekuatan dan proses politik lainnya. Selain itu dalam kasus ini juga dijelaskan dua tipe

dukungan legitimasi dan paksaan dan membantu menjelaskan keuntungan dari harapan-

harapan yang diajukan. Komunitas Hausa menempati seperempat bagian kota di Negara

Nigeria dan memiliki pemimpin yang ditunjuk oleh pemerintah kolonial. Anggota komunitas

ini memiliki status native stranger karena Ibadan merupakan bagian dari kota Yoruba.

Pemisahan komunitas ini dengan daerah sekelilingnya berdasarkan status spesial dari

masyarakatnya dan keistimewaan dalam kepemerintahannya, merupakan hal yang penting

bagi partisipasi komunitas dalam aktivitas utamanya: perdagangan jarak jauh yang dilakukan

antara kaum Hausa di wilayahnya dengan komunitasnya sendiri yang berada di wilayah lain.

Pemisahan ini serta peraturan yang dimiliki oleh kaum ini sangat penting mengingat kaum

Hausa hanya mau berdagang dengan kaum sesamanya.

Ketika kemerdakaan tercapai, pemerintah Nigeria menghilangkan status spesial yang dimiliki

oleh Hausa. Pada saat yang sama, berkembangnya perkotaan di kawasan Yoruba

menyebabkan penduduk lokal Yoruba terdesak dan mengalami Islamisasi besar-besaran.

25

Page 26: Local Level Politic_tugas Kelompok 2_Print 5X

Juga pada saat yang sama, pemujaan Moslem, Tijaniyya, yang sudah terlebih dahulu ada di

wilayah Nigeria, memiliki kontrol pada kaum Hausa. Salah satu aspek dalam pemujaan atau

ritual ini adalah ketika setiap orang diprakarsai oleh seorang malam yang kemudian menjadi

penasehat dalam hidupnya. Ketika seseorang tidak mengikuti nasihat yang diberikan oleh

seorang malam, maka dia akan tertimpa suatu bencana namun jika dia mengikuti nasehat

malam maka kesejahteraan dan keberuntungan akan menimpa dirinya.

Ketika pemimpin kaum Hausa bergabung ke dalam pemujaan tersebut, rakyatnya pun dengan

sukarela ikut bergabung. Penasehat utama dari pemimpin tersebut juga menjadi ketua dari

seluruh malam. Walaupun pemimpin ini sudah kehilangan dukungan dari pemerintah,

kekuasaannya di wilayahnya tidak hilang. Walaupun kepemimpinannya sudah kehilangan

dukungan, tapi komunitas secara sukarela mengikuti pimpinannya didasarkan atas kesetiaan

pimpinan tersebut terhadap agamanya. Dalam tulisannya, Cohen tidak berfokus pada

kekuasaan yang digunakan oleh seorang pemimpin, namun sebaliknya pemimpin tersebut

dapat memperluas kekuasaannya ke daerah baru dan kekuasaan tersebut digunakan bilamana

malam menyetujuinya. Oleh sebab itu dengan kata lain, legitimasi yang dimiliki oleh

pemimpin tersebut memberikan fleksibilitas yang besar dalam hal penggunaan kekuasaan

yang dimilikinya terutama dengan adanya dukungan dari malam.

Poin penting dari kasus yang dikemukakan oleh Cohen adalah benefit yang diperoleh dari

adanya legitimasi ada dua yaitu baik positif ataupun negatif. Hal ini dapat terlihat dari

kekuasaan yang dimiliki malam. Ketika seseorang mematuhi petunjuk malam maka hidupnya

akan sejahtera, tapi ketika petunjuk tersebut tidak dipatuhi maka bencana menimpanya. Jika

kita mempertimbangkan paksaan sebagai basis dari dukungan, keuntungan dan ekspektasi

yang ditimbulkan juga memiliki efek positif dan negatif. Hal ini dicontohkan oleh kasus

orang pedesaan di Meksiko yang dikemukakan oleh Friedrich.

Political Groups

Hubungan ‘local level politics’ dalam suatu komunitas adalah hubungan yang terdiri dari

berbagai element yang bersifat kompleks. Proses politik di dalam suatu komunitas lokal ,

yang berbeda dari ‘local politics’. Strategi yang digunakan oleh Swartz adalah peristiwa atau

keputusan yang diambil atau diputuskan berdasarkan:

26

Page 27: Local Level Politic_tugas Kelompok 2_Print 5X

1. Penentuan dan pelaksanaan tujuan publik atau kelompok.

2. Penggunaan kekuatan antar kelompok yang mempertimbangkan tujuan yang akan

dicapai.

Politik yang dimaksud dalam buku ‘local-level politics’ adalah mengacu pada peristiwa,

bukan pada struktur atau fungsi atau keputusan yang dibuat oleh pihak yang lebih berkuasa

dalam hal ini pemerintah. Semua aktifitas yang berhubungan dengan perumusan dan

pelaksanaan untuk mencapai keputusan masyarakat atau publik dan atau peristiwa yang

berkaitan dengan distribusi dan atau penggunaan kekuatan publik walau tidak berkaitan

dengan struktur pemerintah.

Politik pencapaian tujuan melalui proses melalui interaksi antar personel baik hubungan kuat-

lemah, pemimpin-masyarakat, pesaing-pendukung, untuk mecapai tujuan. Politik adalah

pencapaian tujuan bersama, bukan adanya satu pihak yang mendukung tujuan tertentu.

Proses yang berkaitan dengan usaha untuk menentukan dan mempengaruhi kepentingan

umum, artiannya adalah politik lebih dilihat sebagai suatu proses pengambilan keputisan,

proses mempengaruhi kepentingan umum, serta proses pembagian dan penggunaan

kekuasaan bagi yang mempunyai kepentingan dalam pencapaian tujuan tersebut.

Kepentingan umum dapat diartikan sebagai kelompok yang bermusyawarah untuk

menentukan kesepakatan.

Pencapaian tujuan bersama dalam satu kelompok lebih penting karena keberhasilan

pencapaian tujuan bersama lebih penting dibandingkan dengan pencapaian secara individu

dan setiap anggota dalam kelompok tersebut ikut andil dalam pencapaian tujuan. .

Hal yang ditekankan untuk memahami konsep aktifitas politik antara lain:

1. Proses pencapaian tujuan publik/kelompok. Proses ini dapat meliputi cara-cara

kompetisi,konflik, atau bertahan.

2. Penggunaan ‘public power’ untuk pencapaian tujuan. Kekuasaan kelompok dapat

berwujud simbolik, dalam artian dapat dikembangkan, dipertahankan, disamarkan

melalui makna simbolik dari bentuk-bentuk dan pola-pola tindakan simbolik.

Musyawarah untuk mencapai mufakat pada kepentingan kelompok atau lebih akan selalu

menghadapi perbedaan, dan terjadi oposisi antara satu dengan yang lainnya. Hal ini

menimbulkan kelemahan karena egoisme suatu aktor atau kelompok akan muncul. Hambatan

27

Page 28: Local Level Politic_tugas Kelompok 2_Print 5X

ini dapat diatasi dengan adanya penengah yang tidak berkaitan dengan kepentingan dengan

kelompok atau aktor yang berbeda pendapat. Penengah ini tentunya mempunyai keterkaitan

dengan dua kelompok yang berbeda pendapat, tetapi tidak mempunyai pretensi untuk

memihak di dalam kelompok yang berkonflik, atau dapat disebut sebagai pihak yang lebih

berkuasa atau dituakan.

Skema kelompok politis di lapangan digambarkan pada penilaian relasi antar individu/aktor

dan grup tidak dibatasi oleh metode interpretasi dan analisis aspek-aspek pengetahuan

tentang manusia, budaya,perilaku dan pengalaman yang berfokus pada perbandingan

hubungan antara sistem konseptual yang berpola pada keragaman antar kelompok.

Komposisi kelompok politik ditentukan dengan keterlibatan dalam proses-proses tertentu

yang menuju pada kestabilan kelompok dalam berbagai macam proses, tetapi keterlibatan

kelompok tidak didasarkan pada asumsi keberadaan dan persamaan yang baik antar

hubungan individu.

Politik biasanya dilihat sebagai bagian dari konflik dan konflik adalah serangkaian proses

pencapaian kata sepakat untuk mendapatkan tujuan kelompok, maka formulasi dari politik

adalah struktur dari konflik kelompok.

Ada tiga cara untuk mendapatkan isu besar dalam organisasi kelompok politik, yaitu:

1. Pertanyaan mengenai hal-hal yang ada dalam kelompok atau organisasi (internal

organization).

2. Pertanyaan mengenai bidang yang menjadi ketertarikan dari kelompok atau organisasi

(field organization).

3. Pertanyaan mengenai aktor yang berperan dalam kelompok atau organisasi (arena

field).

1. Internal Organization

a. Aspek apa saja yang dapat menunjang keberlangsungan anggota untuk tetap

berada dalam suatu kelompok?

Isu ini penting karena adanya batasan keberlangsungan anggota dalam suatu

kelompok. Acuan apa saja yang menjadi daya tarik suatu anggota kelompok untuk

tetap tinggal dalam suatu kelompok, atau bagaimana mengeluarkan anggota

28

Page 29: Local Level Politic_tugas Kelompok 2_Print 5X

kelompok yang sudah tidak diperlukan atau tidak sejalan dengan tujuan yang akan

dicapai oleh kelompok, atau bagaimana mendapatkan anggota baru untuk masuk

dalam kelompok.

Aspek krusial dari pertanyaan ini adalah bahwa setiap kelompok mempunyai ciri

khas sendiri atau indentitas sendiri yang menyebabkan kelompok ini stabil dan

kesetiaan anggota kelompok terhadap kelompoknya.

b. Adakah ikatan materi, emosi, dan jural anta anggota kelompok?

Ikatan antar anggota dapat bersifat multi kompleks (multiplex) atau simpel

kompleks (simplex) merupakan satu dimensi dari permasalahan dan ikatan khusus

merupakan kekuatan antar anggota.Pertanyaan pertama menekankan keseluruhan

anggota kelompok

c. Adakah distribusi kekuasaan sumber daya dan anggota di dalam kelompok?

Pertanyaan ini berhubungan dengan status dan kontribusi antar anggota tergantung

dari posisi anggota dalam kelompok tersebut. Aspek yang penting dalam

pertanyaan ini adalah peran spesifik apa saja yang dimiliki anggota untuk

kemajuan kelompoknya. Hal ini berguna karena tiap anggota harus mempunyai

peran dalam tiap kelompok, dan peran tersebut harus sejalan dengan tujuan yang

akan dicapai oleh kelompok.

d. Adakah norma dan atau jural yang menyebabkan perilaku-perilaku antar anggota?

e. Adakah sumber daya yang dimiliki oleh kelompok dan berapa banyak sumber

daya tersebut dapat digunakan oleh anggota kelompok untuk menjalankan usaha

mencapai tujuan kelompok?

Spiro dan Graham melakukan penelitian dengan kelompok yang mempunyai kesamaan kasus

dalam penyelesaian konflik. Dua kasus ini digunakan karena ketertarikan mereka terhadap

variasi yang sama dalam kelompok sehingga mudah dibandingkan.

Kelompok penelitian oleh Spiro, adalah sebuah desa di Myanmar. Desa ini terdiri dari

berbagai strata sosial. Pusat ‘pemerintah’ terdiri dari anggota-anggota kelompok yang lebih

tinggi strata sosialnya. Dukungan utama dari keanggotaan di desa ini adalah hubungan antara

ketua dengan pengikutnya yang tergantung pada ketertarikan pada satu hal yang spesifik.

Ketua kelompok yang menetapkan tujuan. Hubungan antara ketua kelompok dengan

pengikutnya relatif lemah karena hanya tergantung pada hal-hal yang umum, dan anggota

kelompok berpartisipasi hanya untuk hal-hal yang umum sehingga tidak ada keterikatan

29

Page 30: Local Level Politic_tugas Kelompok 2_Print 5X

mereka pada kelompok. Ketua kelompok harus membuat anggota kelompoknya ikut

berpartisipasi dalam pencapaian tujuan dengan membagi posisi kepada tiap anggota

kelompok sehingga anggota kelompok ikut berpartisipasi dalam segala kegiatan untuk

pencapaian tujuan kelompok.Pembagian posisi kepada anhgota kelompok dapat berupa

pemberian hak istimewa, pembagian keuntungan dan lain sebagainya. Ikatan semacam ini

lebih kuat dibandingkan hanya satu ketua kelompok yang menentukan arah dan tujuan

kelompok. Ikatan fisik, emosi, dan jural antar anggota bersifat heterogen, walaupun ada

beberapa anggota kelompok mempunyai kesamaan seperti kekerabatan, ketergantungan

ekonomi, atau ikatan emosional bukan merupakan karakteristik kelompok secara keseluruhan

karena hanya sedikit unit pengikat antar kelompok. Hubungan antar anggota lemah, dan

persaingan ekonomi antar anggota adalah hal yang biasa dan merupakan kerjasama antar

anggota kelompok. Norma dan peraturan dalam kelompok tidak jelas, dan pencapaian tujuan

kelompok adalah tujuan satu individu bukan kelompok. Kelompok yang diamati oleh Spiro

bukan kelompok kerjasama yang anggota kelompoknya memenuhi persyaratan ketua

kelompok dengan berbagai ragam prinsip.

Graham mengamati partai Congress di Uttar Pradesh bagian utara India dan menilai

perubahan mereka dari waktu ke waktu. Graham menemukan dua variasi dalam perekrutan

anggota kelompok. Satu variasi adalah kepatuhan anggota kelompok terhadap ketua

kelompok, variasi kedua adalah ketua kelompok merupakan asisten dari ketua kelompok

utama. Ketua kelompok utama mendapatkan kepatuhan dari ketua kelompok di bawahnya

dan pengikutnya. Anggota kelompok yang diamati oleh Graham sebenarnya dapat keluar dari

kelompoknya secara mudah tetapi karena norma dalam kelompok tidak membolehkan

mereka keluar masuk kelompok seperti kelompok yang diamati oleh Spiro. Jumlah Anggota

kelompok yang diamati oleh Graham dapat berubah, tetapi perubahan itu diganti oleh

anggota kelompok lain yang mempunyai keterkaitan dengan kelompok yang diikutinya dalam

hal ini adalah partai Congress. Graham mengamati perbedaan antar dua kelompok.

Kelompok pertama tetap eksis dan sukses dalam waktu yang lama, karena adanya

peningkatan sumberdaya dan personil. Kelompok lainnya tidak eksis lama karena kelompok

ini lebih banyak melakukan struktur birokrasi dengan batasan atas keterkaitan tiap anggota di

dalam kelompok tersebut.

2. Field Organization

30

Page 31: Local Level Politic_tugas Kelompok 2_Print 5X

a. Adakah hubungan kelompok dengan pengambilan keputusan atau pencapaian

tujuan yang secara politis?

Pertanyaan ini memiliki 2 aspek , aspek pertama adalah apa yang kelompok

lakukan untuk mencapai tujuan?apakah dengan berkompetisi melawan kelompok

lain?apakah anggota di luar kelompok dapat menerima ide ini atau menolaknya?

Aspek kedua adalah bagaimana tujuan mempengaruhi perilaku kelompok?Apakah

anggota kelompok menggunakan pengaruh untuk mendapatkan sumberdaya atau

melalui advokasi?apakah efek tujuan mempengaruhi hubungan antar anggota?

Berdasarkan hal ini Bailey memperkirakan konsesus antar anggota dalam

kelompok sulit tercapai jika hanya memperhatikan sumberdaya dibandingkan

tujuan untuk mendapatkan sesuatu dari kelompok lain.

b. Jika ada beberapa kelompok dalam satu tempat yang sama , adakah hubungan

alami diantara kelompok tersebut?

Pertanyaan ini jelas untuk mendapatkan gambaran kompetisi/kerjasama antar

kelompok dalam satu tempat yang sama.

c. Adakah hubungan antar anggota kelompok tersebut sesuai norma dan peraturan

jika teryata dalam tempat tersebut mempunyai lebih dari 1 kelompok?

Bailey menunjukkan bahwa jika ada peraturan dan norma yang diikuti oleh

anggota suatu partai pada pemilihan umum, maka ada perbedaan ketika mereka

tidak lagi di dalam kelompo yang sama. Kelompok desa yang diamati Spiro

mengikuti norma yang sama walau mereka berlomba sebagai satu tanda

kepatuhan. Kelompok partai yang diamati oleh Graham juga memberikan hasil

yang sama , walau melalui periode yang panjang. Hal yang penting adalah adanya

batasan proses dalam tempat tersebut.

d. Adakah karakteristik perilaku kelompok atau diantara kelompok?

Pertanyaan ini detail pada apa yang dilakukan kelompok untuk mempertahankan

tujuan. Penelitian Nicholas mendiskusikan tentang inter alia, tipe moral, jural,

atau pragmatis untuk mencapai tujuan.Penelitian Bailey menilai konfrontasi dan

encounters antar kelompok. Spiro menggambarkan perhatian tentang penggunaan

sumberdaya untuk mencapai tujua.

e. Adakah rentang proses partisipasi yang dimiliki oleh kelompok?

Ada dua dimensi dari pertanyaan ini. Dimensi pertama adalah apa yang disebut

domain oleh Spiro yang menunjukkan kepatuhan untuk tujuan menarik

31

Page 32: Local Level Politic_tugas Kelompok 2_Print 5X

wisatawan.Graham menunjukkan kepatuhan pada satu kelompok dan menghargai

setiap kelompok yang mempunyai tujuan yang sama.

3. Arena-Field

a. Bagaimana sebuah kelompok dapat menggamnbarkan anggota kelompoknya?

Beberapa perbedaan yang spesifik dalam kelompok dan pelaksanaan yang dapat

dipantau apakah tiap kelompok memperlakukan anggota dalam kedudukan yang

sama dan penggunaan sumberdaya dari arena yang homogen antara lain ‘figure-

eight-arena (sebagai contoh sebuah komunitas pedesaan sebagai arena dan

pemerintahnya seperti desa dengan lurah atau bupati), atau tipe lainnya adalah

arena heterogen , yaitu memberikan satu personel untuk mengawasi partai

Congress di Uttar Pradesh, atau ritual inisiasi Turner atau ritual Wilson. Nicholas

melakukan hipotesis seperti dalam hubungan arena tipe ‘figure-eight’ dengan

sumberdaya ekonomi yang lemah dan terdiri dari petani atau masyarakat adat

(lokal) dengan perwakilan dari perkotaan, kumpulan industri di lain pihak,

menghasilkan konflik sementara. Kepatuhan sementara dari kelompok diarahkan

atau berdasarkan peraturan yang lemah dan ambigu di arena kompetisi atas

ketersediaan sumberdaya yang terbatas.

b. Asal sumberdaya arena dan bagaimana kelompok penggambaran anggota

kelompok?

Pertanyaan ini berhubungan erat dengan perbedaan komposisi anggota kelompok

antar kelompok dalam satu arena. Bidang-bidang antara anggota kelompok terdiri

dari kelompok lainnya.

c. Hubungan apa yang terjadi antara kelompok-kelompok dengan konstituen yang

menggambarkan ciri khas anggota kelompoknya?

Isu spesifik yang ditonjolkan dari pertanyaan ini adalah keberadaan atau ketiadaan

keberpihakan abadi, kebiasaan, atau perbedaan kepentingan, dan pembagian

kekuasaan antar anggota kelompok. Diskusi Graham mengenai kepatuhan dan

kecenderungan untuk berfraksi contohnya adalah penyelesaian konflik antara

partai Kongres di Uttar Pradesh. Kepatuhan partai Kongres yang dipimpin oleh

berbagai macam tipe pemimpin kelompok. Graham menunjukkan bahwa variasi

kelompok bergantung pada tipe dan tingkat pemerintah yang dapat mengontrol

32

Page 33: Local Level Politic_tugas Kelompok 2_Print 5X

perubahan sumberdaya dan variasi bidamg dalam kelompok, dan bukan

didasarkan atas asas kepatuhan.

Penelitian Spiro menunjukkan pengaruh kekuatan,keberpihakan abadi dan

persamaan ketertarikan dalam arena dibentuk dari terbatasnya konflik di daerah

penelitiannya di Myanmar. Kepatuhan antar kelompok lebih mengdepankan

kompetisi domain yang terbatas yaitu hanya unjuk gigi dalam domain parawisata,

dan keberadaan mereka hanya terdiri dari ancaman pihak di luar daerah tersebut.

d. Adakah norma, nilai dan atau aturan jural yang dapat diaplikasikan pada

kelompok?

Graham menunjukkan kepatuhan bukan merupakan hal yang utama pada tahap

pertama pembentukan kelompok partai kongres. Perilaku kepatuhan tersembunyi

dan keanggotaan kelompok dengan asas kepatuhan seperti ini biasanya tidak

dalam keadaan stabil. Hal ini disebabkan karena perilaku anggota tidak dapat

digambarkan arahnya dan tidak terbuka dalam suatu kelompok. Lain dengan

perilaku desa di Myanmar yang merupakan objek dari Spiro, yang memiliki

norma mengedepankan perdamaian, persatuan, dan persahabatan. Perilaku ini

tidak mengedapankan kepatuhan dalam kasus yang diteliti oleh Spiro, tetapi

menunjukkan konflik kepatuhan tersembunyi dibandingkan konflik terbuka.

e. Adakah peraturan dan teknik untuk menggerakan sumberdaya di arena yang

digunakan dalam bidang yang terbatas untuk menggerakan sumberdaya?

Graham mencatat bahwa hal yang menjadi perhatian antara pemimpin partai untuk

menjaga kepatuhan antar kelompok yang sangat menghabiskan sumberdaya

kelompok yang pada akhirnya membahayakan keberadaan kelompok itu sendiri.

Penelitian mengenai kepatuhan tersembunyi pada kasus Myanmar dan penolakan

anggota kelompok untuk meminta pertolongan pemerintah daerah untuk

menghadapi konflik dengan ‘lawan’ mereka dan ketiadaan kemampuan mereka

untuk mengumpulkan energi dan ikatan sosial untuk mendapatkan sumberdaya

dalam pencapaian tujuan. Spiro mencatat bahwa keterbatasan menentukan aspek

variasi dalam aspek kelompok, kebudayaan, dan kepribadian di Myanmar.

Peraturan dan teknik merupakan jalan keluar untuk mendapatkan sumberdaya

muncul di bidang dan keterbatasan untuk mendapatkan sumberdaya itu sendiri.

33