tingkat partisipasi penduduk dalam pengelolaan …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the...

181
TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN LIMBAH PETERNAKAN SAPI PERAH SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF BIOGAS DI DUSUN GONDANG DESA UMBULHARJO KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh: Tri Hartanto 12405241029 JURUSAN PENDIDIKAN GEORAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017

Upload: hanhu

Post on 06-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN

LIMBAH PETERNAKAN SAPI PERAH SEBAGAI ENERGI

ALTERNATIF BIOGAS DI DUSUN GONDANG DESA

UMBULHARJO KECAMATAN CANGKRINGAN

KABUPATEN SLEMAN

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan

Disusun Oleh:

Tri Hartanto

12405241029

JURUSAN PENDIDIKAN GEORAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2017

Page 2: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas
Page 3: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas
Page 4: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas
Page 5: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan

baginya jalan ke surga

(HR. Muslim )

Nikmatilah jalan yang engkau lalui meskipun terasa berat, sesungguhnya akan

menjadi sebuah kebanggaan dan kebahagiaan saat engkau mampu

menyelesaikan

(Penulis)

Kupersembahkan karya sederhana ini untuk:

Bapak Sunardi yang senantiasa bersabar membimbing dan terus berusaha memberikan bekal baik

materiil maupun non materiil serta terus memberi motivasi tiada henti hingga saya dapat

mencapai tahap ini dan menyelesaikan amanah ini. Semoga jerih payah bapak mendapatkan

balasan terbaik oleh Allah SWT. Amin

Ibu Priyanti yang selalu mengiringi setiap langkah dengan ketulusan, pengorbanan, doa serta

kasih sayang yang tiada terkira, terimakasih untuk semua pengorbanan yang telah engkau

berikan insyaallah menjadi ladang pahala buat ibu, Amin.

Kubingkiskan karya sederhana ini untuk:

Mas Kristanto, terimakasih telah menjadi teman, saudara dan tempat untuk mencari canda tawa

dan keceriaan pada masa-masa tersulit hingga membuatku mampu melaluinya. Semoga Allah

SWT balas dengan kebaikan tiada kira. Amin

Dek Wahyu Nurhidayah yang selalu ada menemani didalam maupun luar pembuatan skripsi ini

dan tanpa henti memberikan semangat. Semoga kebaikanmu mendapatkan balasan terbaik dari

Allah SWT.

Teman seperjuangan, para pejuang Skripsi, keluarga besar Pendidikan Geografi 2012. Semoga ini

menjadi langkah untuk menjadi lebih baik. Amin

Page 6: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

viii

TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN

LIMBAH PETERNAKAN SAPI PERAH SEBAGAI ENERGI

ALTERNATIF BIOGAS DI DUSUN GONDANG DESA

UMBULHARJO KECAMATAN CANGKRINGAN

KABUPATEN SLEMAN Oleh : Tri Hartanto

NIM 12405241029

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Pengelolaan limbah peternakan

sapi perah oleh penduduk Dusun Gondang, (2) Tingkat partisipasi penduduk dalam

pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif biogas, (3)

Hubungan karakteristik responden dengan tingkat partisipasi penduduk dalam

pengelolaaan limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif biogas.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian

ini adalah populasi non fisik. Populasi non fisik merupakan penduduk Dusun Gondang

yang merupakan pemilik dari instalasi biogas (42 responden). Semua anggota populasi

dijadikan subjek penelitian. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder.

Pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan observasi, dokumentasi dan

wawancara. Analisis data dengan menggunakan analisis deskriptif berdasarkan hasil

tabel silang.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) pengelolaan limbah peternakan sapi

perah sebagai energi alternatif biogas di Dusun Gondang meliputi penimbulan,

penanganan ditempat, pengolahan, pembuangan akhir, (2) Tingkat partisipasi penduduk

dalam pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif biogas di

Dusun Gondang tergolong dalam tingkatan “tinggi” yaitu rata-rata nilai skor nilai

keseluruhan responden pada masing-masing tahapan partisipasi yang menunjukan

angka 23,33, (3) Terdapat hubungan antara karakteristik responden terhadap tingkat

partisipasi penduduk dalam pengelolaan limbah peternakan sebagai energi alternatif

biogas di Dusun Gondang yaitu karakteristik responden berupa pekerjaan, pendapatan

dan umur.

Kata kunci: Tingkat Partisipasi, Penduduk, Biogas, Energi Alternatif, Limbah

Page 7: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

viii

THE LOCAL PEOPLE’S PARTICIPATION LEVEL IN THE WASTE

MANAGEMENT OF DAIRY FARMS AS BIOGAS ALTERNATIVE ENERGY

IN GONDANG VILLAGE, UMBULHARJO, CANGKRINGAN SUBDISTRICT,

SLEMAN REGENCY

By: Tri Hartanto

Student Number 12405241029

ABSTRACT

This research is aimed to find out: (1) the waste management of dairy farms as

performed by the local people in Gondang Village, (2) the level of local people’s

participation in the waste management of dairy farms as biogas alternative energy, (3)

the relationship of respondents’ characteristics and local people’s participation in the

waste management of dairy farms as biogas alternative energy.

This research uses descriptive research type. The population of this research are

non physical populations. They are local people of Gondang Village as the owners of

biogas installation (42 respondents). All population members become the research

subjects. The data which are collected are primary and secondary data. The data

collection techniques are observation, documentation, and interview. The data analysis

uses descriptive analysis based on cross-table result.

The research result indicates that: (1) the waste management of dairy farms as

biogas alternative energy in Gondang Village includes onset, on-site handling,

processing, and ultimate disposal, (2) the local people’s participation level in the waste

management of dairy farms as biogas alternative energy in Gondang Village is

categorized as “high”, which is resulted in total score mean of respondents on each

participation stage that indicates 23.33, (3) There is relationship between respondents’

characteristics and local people’s participation level in the waste management of dairy

farms as biogas alternative energy in Gondang Village which is in forms of

employment, income and age.

Keywords: Participation Level, Local People, Biogas, Alternative Energy, Waste

Page 8: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

x

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan karunia, rahmat, sehat, serta

hidayah-Nya sehingga pada kesempatan ini dengan segenap tekat dan kerja keras, penulis

dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Tingkat Partisipasi Penduduk dalam

Pengelolaan Limbah Peternakan Sapi Perah sebagai Energi Alternatif Biogas di

Dusun Gondang, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman”.

Terselesaikannya karya ini tidak lepas dari bimbingan, nasihat, dukungan dan doa

dari berbagi pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam

penulisan karya ini. Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan

kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin dan kesempatan

kepada penulis untuk menyelesaikan studi pada Jurusan Pendidikan Geografi FIS

UNY.

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta atas segala kemudahan

yang telah diberikan selama proses penulisan dan pelaksanaan penelitian oleh penulis

sehingga karya ini dapat terselesaikan.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Geografi FIS UNY atas segala kemudahan serta kebijakan

yang telah diberikan sehingga karya ini dapat segera terselesaikan.

4. Bapak Nurhadi, M. Si. selaku Pembimbing Akademik dan dosen pembimbing yang

telah memberikan nasihat serta sarannya sehingga karya ini dapat terselesaikan

dengan baik.

5. Ibu Dr. Nurul Khotimah, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan

arahan, bimbingan, nasihat serta motivasi sehingga karya ini dapat terselesaikan

dengan baik.

6. Ibu Sriadi Setyowati, M. Si. selaku Narasumber penulis yang telah memberikan

arahan, saran dan nasihat sehingga karya ini dapat diselesaikan dengan baik.

7. Keluarga dan kawan-kawan seperjuangan Mahasiswa Pendididkan Geografi FIS

UNY pada umumnya dan Kelas Reguler 2012 pada khususnya yang selalu memberi

Page 9: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas
Page 10: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

xii

DAFTAR ISI

Bab Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ iv

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. v

SURAT PENYATAAN KEASLIAN ............................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 9

C. Batasan Masalah ........................................................................... 9

D. Rumusan Masalah ........................................................................ 10

E. Tujuan Penulisan ........................................................................... 10

F. Manfaat Penulisan ......................................................................... 10

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Kajian tentang Geografi ........................................................... 12

a. Pengertian Geografi .............................................................. 12

b. Pendekatan Geografi ............................................................. 13

1) Pendekatan Keruangan/ Spasial ........................................ 13

2) Pendekatan Lingkungan/ Ekologi ..................................... 14

3) Pendekatan Kompleks Wilayah/ Kewilayahan ................. 14

c. Konsep Geografi ................................................................... 15

1) Konsep Lokasi .................................................................. 15

2) Konsep Morfologi ............................................................. 16

3) Konsep Nilai Kegunaan .................................................... 16

4) Konsep Diferensiasi Area .................................................. 17

2. Kajian tentang Lingkungan dan Limbah Peternakan ............... 17

a. Pengertian Lingkungan ......................................................... 17

b. Pengelolaan dan Pelestarian Lingkungan ............................. 18

c. Pengertian Limbah Peternakan ............................................. 20

d. Jenis Limbah Peternakan ...................................................... 20

e. Dampak Limbah Peternakan ................................................. 21

f. Pengelolaan Limbah Peternakan ........................................... 22

3. Kajian tentang Energi Alternatif Biogas ................................... 25

a. Pengertian Biogas ................................................................. 25

b. Input dan Sifat Biogas .......................................................... 26

c. Teknologi Biogas .................................................................. 27

Page 11: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

xiii

d. Manfaat Biogas ..................................................................... 28

e. Pembangunan Instalasi Biogas ............................................. 30

4. Kajian tentang Partisipasi ........................................................... 34

a. Pengertian Partisipasi ............................................................. 34

b. Faktor – Faktor yang Memepengaruhi Partisipasi ................. 37

1) Jenis Kelamin .................................................................... 37

2) Usia .................................................................................... 38

3) Pendidikan ......................................................................... 38

4) Pekerjaan .......................................................................... 38

5) Pendapatan .......................................................................... 39

c. Tahap Partisipasi ..................................................................... 39

1) Partisipasi Inisiasi (Inisiation Participation) ...................... 40

2) Partisipasi Legitimasi (Legitimation Participation) ........... 40

3) Pertisipasi Eksekusi (Execution Participation) .................. 40

B. Penelitian yang Relevan ............................................................... 42

C. Kerangka Pikir .............................................................................. 44

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian .......................................................................... 47

B. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 48

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ................ 48

D. Populasi dan Sampel ..................................................................... 54

E. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian .................. 54

F. Teknik Pengolahan Data ............................................................... 56

G. Teknik Analisis Data .................................................................... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Geografis Lokasi Penelitian ......................................... 66

1. Kondisi Fisik ............................................................................. 66

2. Kondisi Demografi ................................................................... 68

3. Kondisi Infrastruktur ................................................................ 72

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................ 74

1. Karakteristik Responden .......................................................... 74

a. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin ............... 74

b. Karakteristik Responden Menurut Umur ............................ 75

c. Karakteristik Responden Menurut Pendidikan ................... 76

d. Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan ..................... 77

e. Karakteristik Responden Menurut Pendapatan ................... 80

f. Karakteristik Responden Menurut Jumlah Anggota

Keluarga .............................................................................. 82

2. Pengelolaan Limbah Peternakan Sapi Perah di Dusun

Gondang ................................................................................... 83

a. Penimbunan ......................................................................... 83

b. Penanganan di Tempat ........................................................ 84

c. Pengolahan .......................................................................... 85

d. Pembuangan Akhir .............................................................. 86

Page 12: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

xiv

3. Partisipasi Penduduk dalam Pengelolaan Limbah

Peternakan Sapi Perah sebagai Energi Alternatif Biogas

di Dusun Gondang ................................................................... 87

a. Partisipasi Penduduk dalam Tahap Identifikasi Masalah .... 89

b. Partisipasi Penduduk dalam Tahap Perencanaan ................ 98

c. Partisipasi Penduduk dalam Tahap Pelaksanaan ................. 106

d. Partisipasi Penduduk dalam Tahap Pemanfaatan dan

Pemeliharaan ....................................................................... 113

e. Partisipasi Penduduk dalam Tahap Evaluasi ....................... 120

4. Tingkat Partisipasi Penduduk dalam Pengelolaan

Limbah Peternakan Sapi Perah sebagai Energi Alternatif

Biogas ...................................................................................... 125

5. Hubungan Karakteristik Responden Terhadap Tingkat Partisipasi

Penduduk dalam Pengelolaan Limbah peternakan

Sapi Perah sebagai Energi Alternatif Biogas .......................... 129

a. Umur ................................................................................... 129

b. Pendapatan .......................................................................... 131

c. Pekerjaan ............................................................................. 132

6. Implikasi Hasil Analisa Partisipasi Penduduk dalam

Pengelolaan Limbah Peternakan Sebagai Energi Alternatif

Biogas di Dusun Gondang ....................................................... 134

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................... 136

B. Saran ............................................................................................. 138

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 139

LAMPIRAN .................................................................................................... 143

Page 13: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1. Populasi Ternak Di Indonesia Tahun 2015 ......................................... 5

2. Penelitian yang Relevan ....................................................................... 42

3. Rencana Penelitian .............................................................................. 48

4. Skor Indikator Tingkat Partisipasi Masyarakat Tahap

Identifikasi Masalah ............................................................................ 58

5. Skor Kategori Tingkat Partisipasi Masyarakat Tahap

Persiapan Awal ................................................................................... 59

6. Skor Indikator Tingkat Partisipasi Masyarakat Tahap Perencanaan .. 59

7. Skor Kategori Tingkat Partisipasi Masyarakat Tahap Perencanaan ... 60

8. Skor Indikator Tingkat Partisipasi Masyarakat Tahap Pelaksanaan ... 61

9. Skor Kategori Tingkat Partisipasi Masyarakat Tahap Pelaksanaan ... 62

10. Skor Indikator Tingkat Partisipasi Masyarakat Tahap

Pemanfaatan dan Pemeliharaan ........................................................... 62

11. Skor Kategori Tingkat Partisipasi Masyarakat Tahap

Pemanfaatan dan Pemeliharaan .......................................................... 63

12. Skor Indikator Tingkat Partisipasi Masyarakat Tahap Evaluasi ......... 63

13. Skor Kategori Tingkat Partisipasi Masyarakat Tahap Evaluasi ......... 64

14. Skor Kategori Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam

Pengelolaan Limbah Pertanian Sebagai Energi Alternatif Biogas ...... 65

15. Komposisi Penduduk menurut Umur................................................... 70

16. Tingkat Pendidikan Penduduk Dusun Gondang .................................. 71

17. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Dusun Gondang.... 72

18. Karakteristik Responden Menurut Umur ............................................. 75

19. Karakteristik Responden Dusun Gondang Berdasarkan

Tingkat Pendidikan .............................................................................. 76

20. Karakteristik Responden Dusun Gondang Berdasarkan

Pekerjaan Pokok................................................................................... 78

21. Karakteristik Responden Dusun Gondang berdasarkan

Pekerjaan Sampingan ........................................................................... 79

22. Karakteristik Responden Dusun Gondang Berdasarkan

Tingkat Pendapatan .............................................................................. 81

23. Karakteristik Responden Dusun Gondang Berdasarkan

Jumlah Anggota Keluarga .................................................................... 82

24. Data Rata-rata Penimbulan limbah Peternakan di Dusun Gondang .... 84

25. Data Rata-rata Penanganan ditempat limbah Peternakan dan Alasan

Pemanfaatan Limbah di Dusun Gondang ............................................ 85

26. Data Rata-Rata Pengelolaan Limbah Peternakan Dusun Gondang ..... 86

27. Data Rata-Rata Pembuangan Akhir dalam Pengelolaan Limbah

peternakan sebagai energi alternatif biogas ......................................... 87

28. Pertisipasi Penduduk Berdasarkan Indikator Pada Tahap

Identifikasi Masalah ............................................................................. 91

29. Pengetahuan Responden Tentang Kegiatan Pengelolaan

Limbah Peternakan Sapi Perah Sebagai Energi Alternatif Biogas ...... 93

Page 14: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

xvi

30. Keterlibatan dalam tahap identifikasi masalah dan Masukan

Responden dalam Kegiatan Identifikasi Masalah Pengelolaan

Limbah Peternakan Sapi Perah sebagai Energi Alternatif Biogas ....... 96

31. Tingkat Partisipasi Penduduk dalam Tahap Identifikasi Masalah

Pengelolaan Limbah Peternakan di Dusun Gondang........................... 97

32. Partisipasi Penduduk Berdasarkan Indikator Pada Tahap

Perencanaan ......................................................................................... 100

33. Keterlibatan dalam tahap perencanaan dan terlibat Memberikan

Masukan dalam Perencanaan Pengelolaan Limbah Peternakan

Sapi Perah sebagai Energi Alternatif Biogas di Dusun Gondang ........ 102

34. Tingkat Partisipasi Penduduk dalam Tahap Perencanaan Pengelolaan

Limbah Peternakan Sapi Perah sebagai Energi Alternatif Biogas

Di Dusun Gondang .............................................................................. 105

35. Partisipasi Penduduk Berdasarkan Indikator Pada Tahap

Pelaksanaan .......................................................................................... 108

36. Keterlibatan Penduduk dalam Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan

Limbah Peternakan Sapi Perah Sebagai Energi Alternatif Biogas ...... 109

37. Tingkat Partisipasi Penduduk dalam Tahap Pelaksanaan

Pengelolaan Limbah Peternakan Di Dusun Gondang .......................... 112

38. Partisipasi Penduduk Berdasarkan Indikator Pada Tahap Pemenfaatan

dan Pemeliharaan ................................................................................. 115

39. Keterlibatn Penduduk dalam Pemanfaatan Kegiatan Pengelolaan

Limbah Peternakan sebagai Energi Alternatif Biogas ......................... 116

40. Keterlibatan Penduduk Dalam Pemeliharaan Pengelolaan Limbah

Peternakan sebagai Energi Alternatif Biogas ...................................... 117

41. Tingkat Partisipasi Penduduk dalam Tahap Pemanfaatan dan

Pemeliharaan Pengelolaan Limbah Peternakan Sapi Perah sebagai

Energi Alternatif Biogas ..................................................................... 118

42. Partisipasi Penduduk Berdasarkan Indikator pada Tahap Evaluasi ..... 121

43. Katerlibatan dalam Kegiatan Evaluasi dan Terlibat Memberikan

Masukan dalam Kegiatan Evaluasi Pengelolaan Limbah Peternakan

Sapi Perah sebagai Energi Alternatif Biogas ....................................... 122

44. Tingkat Partisipasi Penduduk dalam Tahap Evaluasi Pengelolaan

Limbah Peternakan Sapi Perah sebagai Energi Alternatif Biogas di

Desa Gondang ...................................................................................... 124

45. Tingkat Partisipasi Penduduk dalam Pengelolaan Limbah Peternakan

Sapi Perah sebagai Energi Alternatif Biogas di Dusun Gondang ........ 126

46. Tingkat Partisipasi Penduduk dalam Pengelolaan

Limbah Peternakan Sapi Perah sebagi Energi Alternatif Biogas ......... 127

47. Hubungan Umur dengan Tingkat Partisipasi Penduduk dalam

Pengelolaan Limbah Peternakan sebagai Energi Alternatif Biogas .... 130

48. Hubungan Jumlah Pendapatan dengan Tingkat Partisipasi Penduduk

dalam Pengelolaan Limbah Peternakan Sebagai Energi Alternatif

Biogas .................................................................................................. 131

49. Hubungan Pekerjaan dengan Tingkat Partisipasi Penduduk

dalam Pengelolaan Limbah Peternakan sebagai Energi Alternatif

Page 15: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

xvii

Biogas .................................................................................................. 133

Page 16: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

1. Kerangka Berfikir ....................................................................................... 46

2. Diagram Pie Karakteristik Responden Dusun Gondang Berdasarkan

Kelompok Umur ......................................................................................... 75

3. Diagram Pie Karakteristik Responden Dusun Gondang Berdasarkan

Tingkat Pendidikan .................................................................................... 77

4. Diagram Pie Karakteristik Responden Dusun Gondang Berdasarkan

Pekerjaan Pokok ......................................................................................... 78

5. Diagram Pie Karakteristik Responden Dusun Gondang Berdasarkan

Pekerjaan Sampingan ................................................................................. 79

6. Diagram Pie Karakteristik Responden Dusun Gondang Berdasarkan

Tingkat Pendapatan .................................................................................... 81

7. Diagram Pie Karakteristik Responden Dusun Gondang Berdasarkan

Jumlah Anggota Rumah Tangga ............................................................... 82

8. Diagram Pie Tingkat Partisipasi Penduduk dalam Tahap Identifikasi

Masalah Pengelolaan Limbah Peternakan di Dusun Gondang ............. 97

9. Diagram Pie Tingkat Partisipasi Penduduk dalam Tahap Perencanaan

Pengelolaan Limbah Peternakan Sapi Perah sebagai Energi Alternatif

Biogas di Dusun Gondang ......................................................................... 105

10. Diagram Pie Tingkat Partisipasi Penduduk dalam Tahap Pelaksanaan

Pengelolaan Limbah Peternakan Sapi Perah sebagai Energi Alternatif

Biogas di Dusun Gondang ......................................................................... 112

11. Diagram Pie Tingkat Partisipasi Penduduk dalam Tahap Pemanfaatan

dan Pemeliharaan Pengelolaan Limbah Peternakan Sapi Perah sebagai

Energi Alternatif Biogas di Dusun Gondang .............................................. 119

12. Diagram Pie Tingkat Partisipasi Penduduk dalam Tahap Evaluasi

Pengelolaan Limbah Peternakan Sapi Perah sebagai Energi

Alternatif Biogas di Dusun Gondang .......................................................... 124

13. Diagram Pie Tingkat Partisipasi Penduduk dalam Pengelolaan

Limbah Peternakan Sapi Perah sebagai Energi Alternatif Biogas di

Dusun Gondang .............................................................................................. 126

Page 17: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

1. Kisi-kisi Pedoman Wawancara .................................................................. 144

2. Pedoman Wawancara .................................................................................. 145

3. Tabel 50. Skor dan Klasifikasi Tingkatan Partisipasi Penduduk

dalam Upaya Pengelolaan Limbah Peternakan Sapi Perah

sebagai Energi Alternatif Biogas ............................................................... 154

4. Tabel 51. Data Penimbulan limbah Peternakan di Dusun Gondang ..... 155

5. Tabel 52. Data Penanganan Ditempat Limbah Peternakan

dan Alasan Pemanfaatan Limbah di Dusun Gondang .......................... 156

6. Tabel 53. Data Pengolahan Limbah Peternakan Dusun Gondang ...... 157

7. Tabel 54. Data Pembuangan Akhir dalam Pengelolaan Limbah

Peternakan sebagai Energi Alternatif Biogas. ......................................... 158

8. Surat Ijin Penelitian ..................................................................................... 159

Page 18: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara yang kaya akan potensi sumber energi, baik

alami maupun yang telah mendapat campur tangan manusia. Kekayaan

energi ini masih banyak yang belum optimal di kalangan masyarakat umum

dan cenderung tidak mendapatkan perhatian serius. Salah satu contohnya

hanya terfokus pada energi dari bahan tambang minyak, batu bara dan

sejenisnya. Pemanfaataan energi jenis tambang terus menerus akan

menyebabkan krisis di masa yang akan datang. Andhina Putri Herriyanti

(2015: 39) juga mengemukakan bahwa pemanfaatan energi yang tidak dapat

diperbaharui secara berlebihan dapat menimbulkan masalah krisis energi.

Keberadaan energi memiliki peranan penting dan tidak dapat

dilepaskan dari kehidupan manusia. Hingga saat ini, hampir semua aktivitas

manusia sangat bergantung pada energi, seperti transportasi, rumah tangga,

industri dan hal lainnya. Manusia telah terbiasa menggunakan berbagai

energi seperti energi listrik, energi minyak, bumi dan gas serta batu bara,

untuk kebutuhan sehari hari. Berbagai kegiatan manusia menggunakan

energi ini telah berlangsung sejak dahulu. Sejalan dengan perkembangan

penemuan berbagai energi, terjadi juga berbagai permasalahan kompleks

yang menyertai. Pertumbuhan penduduk yang tinggi di Indonesia menjadi

faktor bertambahnya peningkatan pemanfaatan energi dari tahun ke tahun.

Page 19: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

2

selain itu, dari sektor industri dan rumah tangga juga mendorong tingginya

pemanfaatan energi di Indonesia. Adanya pengaruh tersebut

menyakibatkan krisis energi di indonesia yang terjadi saat ini yaitu

kelangkaan akan Liquid Petroleum Gas (LPG).

Keberadaan LPG di Indonesia tidak lepas dari peran serta

pemerintah. Pada tahun 2006, pemerintah mengambil kebijakan untuk

mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap bahan bakar minyak dan

pengeluaran negara dalam subsidinya. Program ini dikenal sebagai konversi

minyak tanah ke LPG. Departemen ESDM (2007), jika program konversi

minyak ke LPG berhasil akan menghemat dana hingga 15-20 trilyun subsidi

BBM per tahun (Dian Krisnatuti Pranadji, 2010: 173). Program ini diawali

uji coba pada bulan Agustus dan Desember tahun 2006 melalui serangkaian

sosialisasi, diantaranya melalui peran iklan televisi, radio dan penyuluhan

di berbagai tempat. Adanya program ini, masyarakat diharapkan

mendapatkan kemudahan dalam pemanfaatannya seperti lebih murah dan

praktis. Amiruddin (2009), berdasarkan hasil penelitiannya menyatakan

bahwa seseorang lebih suka menggunakan LPG daripada minyak tanah

dengan alasan utama yaitu cepat, hemat, praktis, dan bersih. Selain itu, telah

dilakukan penelitian mengenai aspek sosial budaya program konversi BBM

mengenai kesiapan dan kesediaan berpartisipasi dalam program tersebut

(Diah Krisnatuti Pranadji, 2010: 173).

Program konversi minyak tanah ke gas yang telah dianggap berhasil,

tetap saja ada beberapa wilayah lain yang mengalami kesulitan. Pada

Page 20: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

3

pelaksanaan program konversi minyak tanah ke LPG yang dilakukan di

beberapa wilayah tidak mudah mengubah perilaku konsumsi energi bahan

bakar rumah tangga dari minyak tanah ke LPG. Fakta tersebut diperkuat

oleh Amiruddin (2009), yang menemukan bahwa tingkat penerimaan dan

partisipasi keluarga di berbagai wilayah berbeda-beda, dan tingkat

partisipasi paling rendah yang dilaporkan adalah 30%. Diduga terdapat

sebagian keluarga yang semula mencoba beralih dari minyak tanah ke LPG,

kembali menggunakan bahan bakar minyak (Diah Krisnatuti Pranadji,

2010: 173).

Perkembangan akan keberadaan LPG hingga tahun 2015 telah

mengalami perubahan dan perluasan yang pesat hingga pelosok Indonesia.

Persebaran LPG ini tidak lepas dari peran serta pemerintah dalam

melakukan upaya perluasan distribusi kepada masyarakat. Disamping

perkembangan meluasnya penggunaan LPG, muncul permasalahan di tahun

2015 yaitu tercatat terjadi kelangkaan LPG.

Permasalahan kelangkaan LPG menimbulkan berbagai perdebatan

di berbagai kalangan. Pada awal Januari 2016 harga minyak bumi

mengalami penurunan, tetapi meskipun mengalami penurunan

permasalahan kelangkaan tetap tidak dapat teratasi. Kondisi tersebut

memicu adanya usaha untuk pemecahan akan masalah ini, bahkan pada 27

februari 2015 (cadangan hingga satu tahun ke depan) menurut berita dari

CNNIndonesia.com, Manajemen PT Pertamina (Persero) memperkirakan

angka kebutuhan gas minyak bumi cair atau elpiji Indonesia tahun 2015

Page 21: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

4

mencapai 6,97 juta metrik ton (MT), meningkat 11,3 persen daripada

kebutuhan tahun 2014 yaitu 6,2 juta MT. Untuk memenuhinya, sekitar 60,2

persen dari total kebutuhan atau 4,2 MT akan diimpor oleh perseroan.

Permasalahan kelangkaan minyak bumi dan elpiji kemudian

menarik para ahli untuk mencoba memecahkannya. Kondisi ini menjadi

penting mengingat permasalahan tersebut tidak hanya melibatkan daerah

perkotaan tetapi hingga pelosok desa. Wahyuni (2013: 9) berpendapat

bahwa sebenarnya ada sumber energi alternatif yang relatif sederhana dan

sangat cocok untuk masyarakat pedesaan. Energi alternatif itu adalah

biogas.

Energi biogas adalah salah satu dari banyak macam sumber energi

terbarukan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat saat ini, karena energi

biogas dapat diperoleh dari air buangan rumah tangga, kotoran cair dari

peternakan ayam, sapi, babi, sampah organik dari pasar, industri makanan

dan limbah buangan lainnya (Wahyuni, 2009: 218). Mudahnya

mendapatkan bahan baku biogas menjadikan biogas sangat berpotensi untuk

dikembangkan. Hal positif lainnya adalah berkurangnya limbah akan

memberikan pengaruh positif terhadap daerah di sekeliling tempat limbah

yaitu terjaganya lingkungan. Dengan keberadaan biogas ini diharapkan

dapat memecahkan permasalahan kompleks tentang energi, mengingat

biogas dapat diproduksi dengan skala rumah tangga maupun skala industri

atau besar.

Page 22: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

5

Biogas merupakan suatu bentuk energi gas yang didapatkan dari

hasil fermentasi atau pembusukan dari bahan organik, contohnya

seperti limbah rumah tangga, kotoran manusia maupun hewan. Biogas

bermanfaat salah satunya sebagai pengganti LPG. Dari beberapa kasus,

biogas telah banyak dikembangkan sebagai energi alternatif yang ramah

lingkungan. Di Indonesia telah banyak yang mencoba mengembangkan

biogas sebagai energi alternatif. Kondisi ini tidak lepas dari adanya peran

serta peternak yang banyak dijumpai di Indonesia. Berikut ini disajikan

populasi ternak di Indonesia tahun 2015 yang mampu mendukung

keberadaan biogas.

Tabel 1. Populasi Ternak di Indonesia tahun 2015

No Jenis Tahun Pertumbuhan

2015

terhadap

2014 (%)

2014 2015

1 Sapi perah 502,52 525,17 4,51

2 Sapi potong 14.726, 88 15.494,29 5,21

3 Kerbau 1.335,15 1.381,33 3,46

4 Kambing 18.639,53 18.879,60 1,29

5 Domba 16.091,84 16.509,33 2,59

6 Babi 7.694,13 8.043,79 4,54

7 Kuda 428,05 436,10 1,88

8 Ayam buras 275.116,12 285.021,08 3,60

9 Ayam ras petelur 146.660,42 151.419,00 3,24

10 Ayam ras

pedaging

1.443.349,12 1.497.625,66 3,76

11 Itik 45.268,46 46.875,31 3,55

Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2015

Peternakan pada dasarnya menimbulkan limbah yaitu berupa

kotoran ternak baik cair padat ataupun berupa gas. Pada umumnya peternak

di Indonesia menangani limbah masih sederhana, seperti kotoran ternak

Page 23: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

6

menjadi pupuk kompos ataupun menyebarkan secara langsung di lahan

pertanian. Adanya pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas ini dapat

memberikan nilai tambah pada usaha peternakan. Inovasi pemanfaatan

limbah peternakan berupa kotoran ternak menjadi bahan utama pembuatan

energi alternatif biogas juga dapat menunjang keberadaan biogas agar tetap

terjaga . Sri Wahyuni (2013: 53) menyampaikan hal serupa yaitu dengan

melihat populasi semua ternak hingga tahun 2011 maka pemanfaatan

kotoran ternak sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai sumber

bahan baku pembuatan biogas. Hal diatas diperkuat dengan kapasitas

penghasil kotoran dari sapi seberat diatas 500 kg dapat menghasilkan

kotoran kurang lebih 25 kg.

Dusun Gondang, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan,

Kabupaten Sleman merupakan dusun yang telah terkenal dengan

keberadaan peternakan sapi perah. Peternakan ini sudah ada sejak lama dan

terus berkembang hingga saat ini. Hasil observasi peneliti menemukan

setidaknya setiap peternak di Dusun Gondang rata-rata memiliki 2 sapi

perah, dengan demikian potensi bahan baku biogas diperkirakan mencapai

50kg/peternak. Keberadaan peternakan sapi perah di Dusun Gondang tidak

lepas dari bentang lahan sekitar yang subur sehingga dalam penyediaan

pakan sapi, peternak tidak mengalami kesulitan mencari pakan.

Keberadaan peternakan sapi perah juga membantu dalam

perekonomian masyarakat Dusun Gondang yang umumnya bermata

pencaharian sebagai peternak sapi perah, tetapi disisi lain sapi perah yang

Page 24: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

7

banyak juga menimbulkan limbah yang tidak sedikit. Adapun limbah

peternakan ini yaitu berupa kotoran. Kecenderungan yang ada limbah ini

dikelola secara tradisional.

Pengelolaan limbah peternakan di dusun Gondang dimanfaatkan

sebagai pupuk dan bahkan tidak jarang hanya dibiarkan menumpuk di

kandang. Banyaknya limbah yang dihasilkan dalam peternakan

menimbulkan permasalahan yang beragam, seperti bau tidak sedap, lokasi

peternakan menjadi kurang kondusif dan penataan ruang yang semakin

sempit di area peternakan. Masyarakat yang mulai merasa terganggu dengan

keberadaan limbah mulai mencari alternatif pemecahan. Pada tahun 2009

dengan diawali oleh beberapa warga, berinisiatif memanfaatkan limbah

peternakan sapi perah tersebut sebagai energi alternatif biogas.

Sejalan dengan perkembangan zaman dan guna menunjang

pembangunan berkelanjutan, upaya peternak sapi perah dalam pemanfaatan

limbah kotoran ternak di Dusun Gondang untuk menjadikan biogas sebagai

bahan alternatif yang ramah lingkungan terus ditingkatkan. Pengelolaan

limbah peternakan sebagai energi alternatif biogas ini menarik perhatian

pemerintah untuk ikut andil membantu masyarakat. Dari penuturan salah

satu warga dusun ini, diketahui pemerintah memberikan perhatian serius

yaitu berupa pemberian modal hingga lebih dari 300 juta rupiah untuk

modal pembuatan instalasi biogas. Bantuan ini diharapkan dapat

memberikan kemudahan pada masyarakat dalam upaya mewujudkan

ketahanan energi di dusun ini serta untuk mengurangi limbah peternakan

Page 25: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

8

yang ada dan guna merealisasikannya dipilih 40 rumah tangga sebagai

pionir pembuatan biogas.

Perkembangan ini tidak berhenti sebatas peran dari masyarakat

Dusun Gondang dan pemerintah setempat, tercatat beberapa institusi dan

lembaga tingkat nasional bahkan internasional juga berpartisipasi,

diantaranya Universitas Gadjah Mada dan perwakilan lembaga dari Negara

Jerman. Tingginya peran serta dari berbagai pihak ini menimbulkan adanya

perhatian lebih besar untuk pengembangan. Salah satu bentuk perhatian ini

kembali muncul dari pihak pemerintah. Dikutip dari Repubika.co.id pada

kamis, 15/10/2015 menyatakan bahwa di tahun 2015 Pemda DIY

mengusulkan satu desa mandiri energi berbasis biogas kepada Kementerian

ESDM (Energi Sumber Daya Mineral) yakni Dusun Gondang, Desa

Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai “Tingkat Partisipasi Penduduk dalam

Pengelolaan Limbah Peternakan Sapi Perah Sebagai Energi Alternatif

Biogas Di Dusun Gondang, Desa Umbulharjo, Kecamatan

Cangkringan, Kabupaten Sleman”.

Page 26: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

9

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka dapat

diidentifikasi masalah masalah adalah sebagai berikut :

1. Potensi energi yang belum dioptimalkan.

2. Ketergantungan masyarakat terhadap energi elpiji yang ada.

3. Konversi minyak tanah ke LPG menimbulkan permasalahan.

4. Banyaknya limbah peternakan yang menggangu penduduk.

5. Pengembangan biogas dari kotoran ternak yang belum maksimal

6. Masih sedikinya energi ramah lingkungan untuk dikembangkan saat

ini.

7. Belum diketahuinya pengelolaan limbah peternakan sapi perah oleh

penduduk.

8. Belum diketahuinya tingkat partisipasi penduduk dalam pengelolaan

limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif biogas.

9. Belum diketahuinya faktor partisipasi penduduk dalam pengelolaan

limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif biogas.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan pada identifikasi masalah diatas, penelitian ini

difokuskan pada permasalahan diantaranya sebagai berikut :

1. Belum diketahuinya pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai

energi alternatif biogas oleh penduduk

2. Belum diketahuinya tingkat partisipasi penduduk dalam pengelolaan

limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif biogas

Page 27: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

10

3. Belum diketahuinya hubungan karakteristik responden dengan

partisipasi penduduk dalam pengelolaan limbah peternakan sapi perah

sebagai energi alternatif biogas.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada pembahasan masalah di atas, maka permasalahan

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengelolaan limbah peternakan sapi perah oleh penduduk?

2. Bagaimana tingkat partisipasi penduduk dalam pengelolaan limbah

peternakan sapi perah sebagai energi alternatif biogas?

3. Bagaimana hubungan karakteristik responden yang mempengaruhi

partisipasi penduduk dalam pengelolaaan limbah peternakan sapi perah

sebagai energi alternatif biogas?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Pengelolaan limbah peternakan sapi perah oleh penduduk.

2. Tingkat partisipasi penduduk dalam pengelolaan limbah peternakan

sapi perah sebagai energi alternatif biogas.

3. Hubungan karakteristik responden yang mempengaruhi partisipasi

penduduk dalam pengelolaaan limbah peternakan sapi perah sebagai

energi alternatif biogas.

Page 28: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

11

F. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

a. Mampu memberikan sumbangan pengetahuan bagi ilmu

pengetahuan khususnya mata kuliah studi lingkungan.

b. Sebagai referensi penelitian yang sejenis.

2. Praktis

a. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat

untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan

limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif biogas dan

menjadi evaluasi serta motivasi ke depannya, khususnya

masyarakat Dusun Gondang, Desa Umbulharjo, Kecamatan

Cangkriman, Kabupaten Sleman.

b. Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah

daerah untuk menentukan sebuah kebijakan dan sebagai salah satu

solusi dalam mendukung kegiatan pengelolaan limbah peternakan

sapi perah sebagai energi alternatif di Dusun Gondang, Desa

Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan kabupaten Sleman.

Page 29: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI

1. Kajian Geografi

a. Pengertian Geografi

Kata Geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu geo yang

berarti bumi, dan graphein berarti lukisan atau tulisan (Nursid

Sumaatmadja, 1988: 30). Ungkapan ini pertama kali dikemukakan

oleh Erastothenes yang mengungkapkan kata geografi sebagai

“geographika” (Suharyono dan Moch Amien, 2013: 1).

Richard Hartshorne menyatakan, “Geography is that

discipline that seek to describe and interpret the variable character

from place to place of the earth as the world of man”. Geografi

merupakan suatu disiplin ilmu yang menggambarkan dan

menginterpretasikan karakteristik variabel-variabel dari suatu

tempat ke tempat lain di permukaan bumi sebagai tempat hidup

manusia (Nursid Sumaatmadja, 1988: 32).

Ferdinand von Richthofen mengungkapkan geografi adalah

ilmu yang mempelajari gejala dan sifat-sifat permukaan bumi dan

penduduknya, disusun menurut letaknya, dan menerangkan

kemunculan gejala dan sifat tersebut baik secara bersama-sama

maupun menunjukkan hubungan timbal balik diantara keduanya.

Page 30: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

13

Armin K. Lobeck, mengungkapkan geografi sebagai the

study of the relationships existing bertween life and the physical

environment, atau sebagai ilmu yang mempelajari hubungan –

hubungan yang ada antara kehidupan dengan lingkungan fisiknya

(Suharyono dan Moch. Amien, 2013: 17–18).

b. Pendekatan Geografi

Pendekatan geografi yang dapat digunakan untuk mengkaji

suatu fenomena dalam geografi, adalah:

1) Pendekatan Keruangan (Spasial)

Pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang

atau kerangka analisa yang menekankan eksistensi ruang

sebagai penekanan. Eksistensi ruang dalam geografi dapat

dipandang dari struktur (spatial structure), pola (spatial

pattern), dan proses (spatial processes). Pendekatan keruangan

ini mencakup beberapa pendekatan antara lain pendekatan topik

yaitu dalam mempelajari suatu masalah geografi di suatu

wilayah tertentu dimulai dari suatu topik yang menjadi perhatian

utama, pendekatan aktivitas manusia yaitu pendekatan yang

diarahkan pada aktivitas manusianya dan pendekatan regional

yaitu pendekatan terhadap suatu masalah yang terletak pada

region atau wilayah dimana masalah tersebut terjadi (Nursid

Sumaatmadja, 1988: 77-78).

Page 31: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

14

2) Pendekatan lingkungan ( Ekologi)

Pendekatan ini tidak hanya menekankan pada eksistensi

ruang, namun pada keterkaitan antara fenomena geosfer tertentu

dengan variabel lingkungan yang ada. Lingkungan yang

dimaksud disini adalah baik lingkungan fiskal, lingkungan

biologis dan lingkungan sosial. Analisis pendekatan ini tidak

hanya mengkaitkan hubungan makhluk hidup dengan

lingkungannya saja, tetapi juga mengkaitkan dengan fenomena

yang terjadi dalam perilaku manusia. Menurut Nursid

Sumaatmadja (1988: 82), pendekatan kelingkungan adalah suatu

metodelogi untuk mendekati, menelaah dan menganalisa suatu

gejala atau suatu masalah dengan menerapkan konsep dan

prinsip ekologi.

3) Pendekatan Kompleks Wilayah (Kewilayahan)

Pendekatan ini merupakan kombianasi antara analisa

keruangan dan analisa ekologi, disebut analisa komplek wilayah.

Pada analisa ini wilayah-wilayah tertentu didekati atau

dihampiri dengan pengertian area differentiation, yaitu suatu

anggapan wilayah akan berkembang karena pada hakikatnya

suatu wilayah berbeda dengan wilayah lain, oleh karena itu

terdapat permintaan dan penawaran antar wilayah tersebut.

Perhatian utama dalam analisa ini adalah mengenai penyebaran

fenomena tertentu (analisa keruangan) dan interaksi antara

Page 32: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

15

variabel manusia dan lingkungannya untuk kemudian dipelajari

kaitannya (analisa ekologi). Ramalan wilayah dan perencanaan

wilayah merupakan aspek dalam analisa kompleks wilayah

(Bintarto & Surastopo Hadikusumo, 1991: 24-25).

Penelitian ini menggunakan pendekatan keruangan karena

menekankan pada aktivitas manusia berupa partisipasi penduduk

dalam upaya pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai

energi alternatif biogas di Dusun Gondang, Kecamatan

Cangkringan, Kabupaten Sleman.

c. Konsep Geografi

Konsep geografi menurut Suharyono dan Moch. Amien

adalah sebagai berikut:

1) Konsep Lokasi

Konsep lokasi atau letak merupakan konsep utama yang

sejak awal pertumbuhan geografi telah menjadi ciri khusus ilmu

atau pengetahuan geografi dan merupakan jawaban atas

pertanyaan pertama dalam geografi, yaitu ‘dimana?’. Konsep

lokasi digunakan untuk menunjukkan letak wilayah yang akan

dijadikan sebagai obyek penelitian, tanpa adanya kejelasan letak

wilayah maka penelitian tidak dapat dilakukan (Suharyono dan

Moch. Amien, 2013: 35). Penelitian ini menggunakan konsep

lokasi guna mengetahui keberadaan daerah penelitian baik

Page 33: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

16

secara astronomis maupun secara geografis untuk memudahkan

peneliti meneukan dan menggali daerah penelitian.

2) Konsep Morfologi

Morfologi menggambarkan perwujudan daratan muka

bumi sebagai hasil pengengkatan atau penurunan wilayah

(secara geologi) yang lazimnya disertai dengan erosi dan

sedimentasi sehingga ada yang berbentuk pulau-pulau, daratan

luas yang berpegunungan dan lereng-lereng tererosi, maupun

lembah-lembah dan dataran aluvial. Morfologi juga menyangkut

bentuk lahan yang terkait dengan erosi dan penggenangan,

penggunaan lahan, tebal tanah, ketersediaan air seta jenis

vegetasi yang dominan (Suharyono dan Moch. Amien, 2013:

40). Penelitian ini menggunakan konsep morfologi guna

memberikan informasi terkait kondisi vegetasi yang ada untuk

menopang peternakan yang ada di daerah penelitian.

3) Konsep Nilai Kegunaan

Nilai kegunaan fenomena atau sumber-sumber di muka

bumi bersifat relatif, tidak sama bagi semua orang atau golongan

penduduk tertentu. Daerah pantai berpasir yang landai dengan

perairan jernih belum tentu memiliki nilai kegunaan yang

demikian besar bagi penduduk setempat jika mereka berorientasi

pada kehidupan lain tentang pemanfaatan sumber-sumber di

daratan secara bersahaja dan banyak jalan darat yang dapat

Page 34: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

17

ditempuh dengan mudah (Suharyono dan Moch. Amien, 2013:

42). Penelitian ini menggunakan konsep nilai kegunaan guna

memberikan informasi terkait nilai dari perubahan limbah

peternakan sapi perah menjadi energi alternatif biogas.

4) Konsep Diferensiasi Area

Setiap tempat atau wilayah terwujud sebagai hasil

integrasi berbagai unsur atau fenomena lingkungan baik yang

bersifat alam atau kehidupan. Intergrasi fenomena menjadikan

suatu tempat atau wilayah mempunyai corak individualitas atau

ciri khas tersendiri sebagai suatu region yang berbeda dengan

tempat atau wilayah lain. Unsur atau fenomena lingkungan

bersifat dinamis dan interaksinya atau integrasinya juga

menghasilkan karakteristik yang berubah dari waktu ke waktu

(Suharyono dan Moch. Amien, 2013: 44). Penelitian ini

menggunakan konsep diferensisasi area guna memberikan

gambaran terkait ciri khas area penelitian.

2. Kajian Lingkungan dan Limbah

a. Pengertian Lingkungan

Lingkungan menurut Nursid Sumaatmaja (1981: 230),

meliputi berbagai benda, organisme, tanah, udara dan lain-lain

sebagainya yang merupakan kondisi di sekitar makhluk yang

mempengaruhi kehidupannya. Lingkungan hidup menurut Otto

Page 35: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

18

Soemarwoto (2004: 51-52) adalah ruang yang ditempati suatu

makhluk hidup bersama dengan benda hidup dan tak hidup di

dalamnya. Lingkungan hidup menurut Zoer’ainin Djamal Irwan

(2010: 108) adalah suatu sistem kompleks yang berada di luar

individu yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

organisme.

UU No 29 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup, Lingkungan hidup adalah kesatuan

ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,

termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu

sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia

serta makhluk hidup lain. Lingkungan menurut Karder Eddy

Sontang Manik (2007: 16) merupakan kesatuan ruang dengan semua

benda, daya, keadaan makhluk hidup termasuk manusia dan

perilakunya yang memepngaruhi kelangsungan peri kehidupan dan

kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

b. Pengelolaan dan Pelestarian Lingkungan

Pengelolaan lingkungan hidup menurut Otto Soemarwoto

(2004: 76), dapat diartikan sebagai usaha secara sadar untuk

memelihara atau memperbaiki mutu lingkungan agar kebutuhan

dasar kita dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya. UU No 29 Tahun

2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,

Page 36: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

19

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya

sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi

lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau

kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan,

pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan

penegakan hukum.

Karden Eddy Sontang Manik (2007: 17) berpendapat bahwa

yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan dampak positif dan

meminimalkan dampak negatif terhadap kerusakan lingkungan

adalah dengan pengelolaan lingkungan yang berasaskan pelestarian

lingkungan sehingga diperlukan pemahaman tentang konsep

ekosistem, asas ekologi atau lingkungan dan pengetahuan lainnya

yang berkaitan dengan lingkungan hidup.

Pelestarian lingkungan hidup menurut Karden Eddy Sontang

Manik (2007: 17-18) mengandung pengertian, yaitu :

1) Pelestarian lingkungan hidup yang dilestarikan adalah fungsi

lingkungan hidup itu sendiri. Suatu lingkungan bias saja

berubah karena adanya pembangunan, tetapi fungsi lingkungan

itu tetap dipertahankan.

2) Pelestarian lingkungan hidup yang dilestarikan adalah

lingkungan itu sendiri, ansich. Contohnya adalah keberadaan

hutan lindung, taman nasional, dan cagar alam yang harus

Page 37: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

20

dipertahankan. Artinya kegiatan pembangunan tidak boleh

dilakukan dilingkungan ini, karena fungsinya tidak mungkin

dilestarikan dengan adanya kegiatan pembangunan.

c. Pengertian Limbah Peternakan

Sihombing (2000) dalam Mochamad Ali Mauludin (2009:

15) berpendapat bahwa limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu

kegiatan usaha peternakan seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah

potong hewan, pengolahan produk ternak, dan sebagainya. Limbah

tersebut meliputi limbah padat dan limbah cair seperti feses, urine,

sisa makanan, embrio, kulit telur, lemak, darah, bulu, kuku, tulang,

tanduk, isi rumen, dan lain-lain. Semakin berkembangnya usaha

peternakan, limbah yang dihasilkan semakin meningkat. Total

limbah yang dihasilkan peternakan tergantung dari species ternak,

besar usaha, tipe usaha dan lantai kandang. Kotoran sapi yang terdiri

dari feces dan urine merupakan limbah ternak yang terbanyak

dihasilkan dan sebagian besar manure dihasilkan oleh ternak

ruminansia seperti sapi, kerbau kambing, dan domba. Sihombing

(2000) juga berpendapat dalam Mochamad Ali Mauludin (2009: 15)

umumnya setiap kilogram susu yang dihasilkan ternak perah

menghasilkan 2 kg limbah padat (feses).

d. Jenis Limbah Peternakan

Soehadji (1992) berpendapat dalam Mochamad Ali

Mauludin (2009: 15), limbah peternakan meliputi semua kotoran

Page 38: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

21

yang dihasilkan dari suatu kegiatan usaha peternakan baik berupa

limbah padat dan cairan, gas, maupun sisa pakan.

1) Limbah padat merupakan semua limbah yang berbentuk

padatan atau dalam fase padat (kotoran ternak, ternak yang mati,

atau isi perut dari pemotongan ternak).

2) Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau

dalam fase cairan (air seni atau urine, air dari pencucian alat-

alat).

3) Limbah gas adalah semua limbah berbentuk gas atau dalam fase

gas.

e. Dampak Negatif Limbah Peternakan terhadap Lingkungan

Ade Iwan Setiawan (2007: 7) berpendapat bahwa jika tidak

dikelola dengan baik, kotoran ternak dapat menurunkan mutu

lingkungan (kesehatan) dan mengganggu kenikmatan hidup

masyarakat. Tumpukan kotoran ternak yang tercecer akan terbawa

oleh aliran air hujan ke daerah-daerah yang lebih rendah. Kondisi ini

akan mencemari air tanah dan air sungai yang sebenarnya jauh dari

lokasi peternakan. Pengaruhnya akan semakin besar bila ditunjang

oleh kebiasaan masyarakat yang urang baik, yaitu menggunakan air

sungai untuk kegiaan mandi dan cuci.

Page 39: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

22

f. Pengelolaan Limbah Peternakan

Pengelolaan limbah peternakan yang ramah lingkungan

menurut Bambang Sudiarto (2008: 59), adalah pengelolaan yang

tidak berakibat terhadap menurunnya daya dukung lingkungan.

Dalam pengelolaannya harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Cara pengelolaannya berkesinambungan

2) Hasil yang diperoleh dari pengelolaan limbah dapat menjamin

proses berikutnya

3) Teknologi yang digunakan dapat meningkatkan nilai sumber

daya limbah yang dikelola

4) Dampak negatif akibat pengelolaan limbah dapat dihindari.

Pengelolaan sampah menurut Kuncoro Sejati (2009 : 24),

adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk menangani sampah

sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir. Secara umum,

dalam pengelolaan sampah meliputi pengendalian timbulan

dampah, pengumpulan sampah, transfer dan transport, pengolahan

dan pembuangan akhir, yang diuraikan sebagai berikut :

1) Penimbulan sampah

Pada dasarnya sampah tidak diproduksi, tetapi

ditimbulkan. Oleh karena itu dalam menentukan metode

penanganan yang tepat, penentuan besarnya timbulan sampah

sangat ditentukan oleh jumlah pelaku dan jenis kegiatan

(Kuncoro Sejati, 2009 : 24).

Page 40: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

23

2) Penanganan di tempat

Penanganan sampah ditempat adalah perlakuan terhadap

sampah ditempatkan dilokasi tempat pembuangan. Suatu

material yang sudah dibuang atau tidak dibutuhkan, seringkali

masih memiliki nilai ekonomis. Penanganan sampah ditempat

dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

penanganan sampah pada tahap selanjutnya. Kegiatan dalam

tahap ini bervariasi menurut jenis sampahnya, antara lain

meliputi pemilahan, pemanfaatan kembali, dan daur ulang.

Tujuan utama penanganan ditempat adalah untuk mereduksi

besarnya timbunan sampah (Kuncoro Sejati, 2009 : 25).

3) Pengumpulan

Pengumpulan merupakan tindakan pengumpulan

sampah dari sumbernya menuju ke tempat pembuangan

sementara dengan menggunakan gerobak dorong atau mobil

pick up khusus sampah (Kuncoro Sejati, 2009 : 25).

4) Pengangkutan

Pengangkutan merupakan usaha pemindahan sampah

dari tempat pembuangan sementara menuju tempat

pembuangan akhir dengan menggunakan truk sampah (Kuncoro

Sejati, 2009 : 25).

5) Pengolahan

Page 41: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

24

Kuncoro Sejati (2009: 25-26)berpendapat bahwa

sampah dapat diolah tergantung pada jenis dan komposisinya.

Berbagai alternatif yang tersedia dalam proses pengolahan

sampah adalah :

a) Transformasi Fisik, meliputi pemisahan dan pemadatan

yang bertujuan untuk mempermudah menyimpan dan

pengangkutan.

b) Pembakaran, merupakan teknik pengolahan sampah yang

dapat mengubah sampah menjadi bentuk gas, sehingga

volumenya dapat berkurang hingga 90-95%. Meskipun

pembakaran merupakan teknik yang efektif, tetapi bukan

merupakan teknik yang dianjurkan, kondisi ini disebabkan

karena teknik tersebut sangat berpotensi untuk

menimbulkan pencemaran udara.

c) Pembuatan kompos, yaitu mengubah sampah melalui

proses mikrobiologi enjadi produk lain yang dapat

dipergunakan. Output dari proses ini adalah kompos dan

gas bio.

d) Energy Recovery, yaitu transformasi sampah menjadi

energi, baik energi panas maupun energi listrik. Metode ini

telah banyak dikembangkan di negra maju.

6) Pembuangan akhir

Page 42: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

25

Pembuanagan akhir sampah harus memenuhi syarat

kesehatan dan kelestarian lingkungan. Teknik yang saat ini

dilakukan adalah open dumping yaitu sampah yang ada hanya

ditempatkan begitu saja sehingga menimbulkan gangguan

terhadap lingkungan.

3. Kajian tentang Energi Alternatif Biogas

a. Pengertian Biogas

Biogas adalah campuran gas yang dihasilkan oleh bakteri

metanogenik yang terjadi pada material-material yang dapat terurai

secara alami dalam kondisi anaerobic. Pada umumnya biogas

terdiri atas gas metana (CH4) 50 sampai 70%, gas karbon dioksida

(CO2) 30 sampai 40%, hydrogen (H2) 10%, dan gas-gas lainnya

dalam juumlah yang sedikit. Biogas memiliki berat 20% lebih

ringan dibandingkan dengan udara. Biogas memiliki suhu

pembakaran antara 650-7500. Biogas tidak berbau dan berwarna

serta jika dibakar akan menghasilkan nyala biru cerah seperti LPG.

Nilai kalor gas metana adalah 20 MJ/m3 dengan efisiensi

pembakaran 60% pada konvensional kompor biogas. Gas metana

termasuk gas yang menimbulkan efek rumah kaca yang

menyebabkan terjadinya fenomena pemanasan global. Kondisi ini

karena gas metana memiliki dampak 21 kali lebih tinggi

dibandingkan dengan gas karbon dioksida. Pengurangan gas

metana secara local dapat berperan positif dalam upaya mengatasi

Page 43: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

26

masalah global, terutama efek rumah kaca yang berakibat pada

perubahan iklim global (Wahyuni, 2013 : 16)

Biogas merupakan salah satu sumber energi terbarukan

yang dapat menjawab kebutuhan energi alternatif. Biogas adalah

gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan bahan organik

oleh mikroorganisme dalam keadaan anaerob. Untuk

menghasilkan biogas dibutuhkan reaktor biogas (digester) yang

merupakan suatu instalasi kedap udara sehingga proses

dekomposisi bahan organik dapat berjalan secara optimum. Di

samping itu, digester biogas dapat mengurai emisi gas metana

(CH4) yang merupakan salah satu gas yang yang menimbulkan

efek rumah kaca yang menyebabkan terjadinya fenomena

pemanasan. Untuk mengetahui proses terbentuknya biogas maka

dalam hal ini akan dibahas mengenai prinsip dasar biogas

(Wahyuni, 2013 : 15)

b. Input dan Sifat Biogas

Wahyuni (2013: 17-18) berpendapat bahwa bahan bahan

yang dapat terurai secara organik dapat digunakan sebagai input

bioreactor, namun berdasarkan alasan teknis dan ekonomis,

beberapa bahan lebih dikehendaki sebagai input dari pada bahan

lainnya. Input yang mahal atau perlu dibeli akan berakibat pada

keuntungan ekonomis keluaran seperti gas dan sludge menjadi

rendah. Kondisi sebaliknya, limbah yang mudah tersedia

Page 44: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

27

digunakan sebagai input akan memberikan keuntungan berlipat

yaitu diantaranya:

1) Nilai ekonomis biogas dan lumpur keluaran dari reaktor

2) Harga pencemaran lingkungan dapat dihindari dengan

penguraan keluaran secara organik dari digester dengan cara

ditabur kelahan pertanian.

c. Teknologi Biogas

Teknologi biogas merupakan salah satu teknologi tepat

guna untuk mengolah limbah, baik limbah dari peternakan,

pertanian, limbah industry, dan rumah tangga untuk menghasilkan

energi. Teknologi ini memenfaatkan mikroorganisme yang tersedia

di alam untuk merombak dan mengolah berbagai limbah organik

yang ditempatkan pada ruang kedap udara (anaerob). Selanjutnya

hasil pengolahan limbah tersebut dengan hasil akhir menjadi

produk berdaya guna sebagai bahan bakar gas (biogas) dan pupuk

organik padat/cair bermutu baik (limbah keluaran dari digester).

Dua produk ini sangat membantu permasalahan bahan bakar

(energi) dan kebutuhan pupuk organic (Wahyuni, 2013:21)

Biogas dapat digunakan dengan cara yang sama seperti gas-

gas mudah terbakar lainnya. Pembakaran biogas dilakukan dengan

mencampurnya dengan sebagian oksigen (O2). Namun demikian,

untuk mendapatkan hasil pembakaran yang optimal, perlu

dilakukan prakondisi sebelum biogas dibakar yaitu proses

Page 45: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

28

pemurnian/ penyaringan. Kondisi ini karena biogas mengandung

beberapa gas lain yang tidak yang tidak menguntungka, sebagai

salah satu contoh kandungan gas hydrogen sulfida yang tinggi yang

terdapat dalam biogas jika dicampur dengan oksigen dengan

perbandingan 1 : 20 maka akan menghasilkan gas yang sangat

mudah meledak. Sejauh ini belum pernah dilaporkan terjadinya

ledakan pada sistem biogas sederhana (Wahyuni, 2013:23)

Beberapa hal menarik dari pada teknologi biogas adalah

kemampuannya membentuk biogas dari limbah organik yang

jumlahnya berlimpah dan tersedia secara bebas. Variasi dari sifat

sifat biokimia menyebabkan produksi biogas juga bervariasi.

Sejumlah bahan organik dapat digunakan bersama-sama dengan

beberapa persyaratan produksi gas atau pertumbuhan normal

bakteri metan yang sesuai. Beberapa sifat bahan organik tersebut

mempunyai dampak yang nyata pada tingkat produksi gas

(Wahyuni, 2013:23)

d. Manfaat Biogas

Manfaat pembuatan biogas dari kotoran ternak antara lain

menurut L. Widarto (1997: 11-12) adalah sebagai berikut:

1) Gas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk mengganti kayu

bakar yang tidak menimbulkan jelaga sehingga peralatan dan

ruang dapur tetap bersih. Ditinjau dari segi kesehatan tidak

Page 46: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

29

akan terjadi rasa pedih pada mata dan sesak nafas akibat asap

seperti pembakaran kayu.

2) Limbah digester biogas, baik yang padat maupun cair, dapat

dimanfaatkan sebagai pupuk organic.

a) Limbah padat sangat baik untuk pupuk karena pemrosesan

pupuk lebih sempurna dari pada pupuk kandang yang

ditumpuk diudara terbuka. Pupuk yang dihasilkan dari

digester ini selain mengandung unsur hara yang tinggi jga

dapat berfungsi memperbaiki struktur tanah sehingga

menjadi gembur dan memmpunyai daya pengikat air tinggi.

b) Limbah cair dapat pula dimanfaatkan untuk menyiram

tanaman karena mengandung unsur hara yang dibutuhkan

oleh tanaman. Dinegara-negara maju seperti Jepang, limbah

ini dapt digunakan untuk mengembangkan ganggang bersel

satu, yakni spirulina, chorella, dan scenedesmus yang

menghasilkan bahan makanan yang bernilai gizi sangat

tinggi.

3) Kesehatan dan kebersihan lingkungan terjamin karena semua

kotoran ternak langsung dimasukan ke digester sehingga

parasite-parasit seperti cacing pita, cacing hati dan lain-lain

akan hancur didalam digester. Disamping itu, ruang digester

ini akan mengurangi bau yang menyengat dari kotoran ternak.

Page 47: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

30

e. Pembangunan Instalasi Biogas

1) Penentuan Lokasi

Lokasi yang dibangun sebaiknya tidak jauh dari sumber

bahaan organik. Kondisi ini dimaksudkan agar ketika bahan

baku dibutuhkan agar tidak repot pengadaannya, sebagai

gambaran jika ingin dibangun digester dengan bahan baku

organik dari kotoran sapi, sebaiknya ditempatkan dekat

kandang dan jika memungkinkan, saluran pembuangan

kotoran ternak dihubungkan dengan saluran pemasukan (Inlet)

digester. Dengan demikian, kotoran ternak dapat langsung

disalurkan ke digester dan tidak menutup kemungkinan untuk

membangun instalasi biogas jauh dari sumber bahan organik

jika memang kondisi lokasi terlalu sempit. Namun, terdapat

kendala pada penyediaan bahan organik yaitu perlu diangkut

ke lokasi digester. Solusi lain yang bias diterapkan adalah

membangun bak penampung. Selain bak penampung,

sebaiknya juga dibangun bak penampungan keluaran (sludge)

dari digester. Untuk itu, luas ideal lahan yang baik untuk

pembangunan instalasi digester biogas sekitas 18 m2.

Penentuan lokasi ini memiliki peranan penting mengingat

mudah tidaknya akses bahan terletak pada fase persiapan ini

(Wahyuni, 2013: 39-40).

Page 48: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

31

2) Persiapan Alat dan Bahan

Sejumlah bahan dan alat yang dibutuhkan dalam

membangun digester biogas adalah sebagai berikut (Wahyuni,

2013: 39-41).:

a) Digester (tengki reaktor biogas) yang terbuat dari

fiberglass, dengan kapasitas sesuai bahan organik yang

tersedia. Saat dipasaran sudah tersedia beberapa jenis

digester berdasarkan kapasitasnya, misalnya 5 m3, 6,5

m3, dan 7 m3.

b) Pipa peralon, Kne L, Kne drat, Kran gas, Klem paralon,

klem selang dan Lem paralon

c) Selang gas khusus untuk mengalirkan ke kompor sekitar

2 m dan alat control fiber glas.

d) Semen dan pasir sesuai kebutuhan serta batu kali dan batu

bata.

Pada persiapan ke dua ini diantara keseluruhan alat dan

bahan, peranan digester menjadi paling penting, mengingat

kunci keberhasilan adanya biogas adalah baiknya digester yang

dibuat.

3) Pembuatan Lubang Digester

Pada dasarnya, digester biogas bias dibangun atau

ditanam dalam tanah atau cukup diatas permukaan tanah.

Namun, umumnya digester ditanam dalam tanah. Kondisi ini

Page 49: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

32

dimaksudkan agar kelihatan tidak terlalu mengambil ruang serta

lebih mudah dalam pemasukan bahan organik ke dalam

digester. Dengan demikian, bahan organik yang akan

dimasukan secara otomatis mengalir masuk ke dalam digester

karena posisi digester lebih rendah dari tempat/lubang

pemasukan (Wahyuni, 2013: 40).

Pembuatan lubang atau sumur digester sebaiknya

memperhatikan luas dan kedalamannya. Lubang dibuat

sebaiknya dibuat sesuai ukuran digester, contohnya adalah

sebagai berikut(Wahyuni, 2013: 40-41):

e) Kapasitas digester 5 m3, sebaiknya diameter lubang yang

dibuat adalah 2,10 m dengan kedalaman 2 m.

f) Kapasitas 6,4 m3, sebaiknya diameter lubang yang dibuat

adalah 2,40 m dengan kedalaman 2 m.

g) Kapasitas digester 7 m3, sebaiknya diameter lubang yang

dibuat adalah 2,40 m dengan kedalaman 2 meter.

h) Kapasitas 17 m3, sebaiknya diameter lubang yang dibuat

adalah 3,00 m dengan kedalaman 2,5 m

Kondisi yang perlu diperhatikan adalah jika pada

bagian dasar lubang tanahnya remah atau gembur, sebaiknya

dilakukan pengerasan atau dicor. Kondisi ini dimaksudkan agar

digester tahan lama dan tidak mudah jebol.

Page 50: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

33

4) Pembuatan Saluran Pemasukan

Inlet adalah saluran pemsukan bahan organi ke dalam

digester. Saluran pemasukan ini dibuat dengan lebar antara 20-

30 cm. saluran ini dihubungkan dengan lubang pemasukan yang

sudah ada pada digester biogas. Untuk menghubungkan

keduanya, saluran inlet dibuat dari batu bata yang diplester.

Kedalaman saluran disesuaikan dengan kemiringan agar bahan

organik dan air dapat mengalir dengan lancar ke dalam digester

(Wahyuni, 2013: 42).

5) Pembuatan Saluran Pengeluaran dan Bak Penampungan

Saluran pengeluaran adalah saluran yang

menghubungkan lubang pengeluaran bahan organik yang sudah

tidak mengandung biogas (keluaran/sludge) dari digerster

dengan bak penampungan. Bak penampungan dibuat persegi

panjang dengan ukuran 1 m x 1 m (bahan dari batubata yang

diplester) dan bias dibuat lebih dari satu kotak. Jarak dati lubang

biodigester sekitar 20 cm dengan posisi searah dengan lubang

pemasukan (Wahyuni, 2013: 44).

6) Pemasangan/Instalasi

Setelah dibuat saluran pemasukan dan pengeluaran serta

bak penampungan maka digester langsung dimasukan kedalam

lubang/sumur. Pastikan posisi lubang inlet (pemasukan) dan

outlet (pengeluaran) sudah pas. Untuk penimbungan

Page 51: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

34

disekeliling digester, disarankan dilakukan apabila digester

sudah terisi bahan organik. Kondisi ini dimaksudkan untuk

menghindari kerusakan atau pecahannya digester (Wahyuni,

2013: 44).

7) Pemasangan Pipa Saluran Gas

Digester yang sudah tertanam dengan baik maka

kegiatan selanjutnya adalah pemasangan pipa saluran gas. Pipa

saluran gas yang digunakan diusahakan terbuat dari bahan

polimer (seperti pipa PVC) atau selang PVC. Sementara itu,

ukuran pipa yang digunakan adalah berdiameter 0,5 inci

(Wahyuni, 2013: 44).

Adapun cara pemasangannya adalah sebagai berikut :

pasang kran gas control pada salah satu pipa paralon yang ada

dibagian atas kubah digester, sedangkan satu pipa paralon

lainnya disambungkan dan diarahkan ke dapur (tempat

memasak) atau ke generator untuk menghasilkan listrik. Pada

ujung paralon didapur kemudian dipasang kran gas dan diklem

(Wahyuni, 2013: 44).

4. Kajian tentang Partisipasi

a. Pengertian Partisipasi

Partisipasi menurut Loekman Soetrisno (1995: 223)

adalah kerjasama yang erat antara perencanaan dan masyarakat

dalam merencanakan, melestarikan dan mengembangkan hasil

Page 52: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

35

pembangunan yang telah dicapai. Ukuran tinggi rendahnya

partisipasi diukur dengan ada tidaknya hak masyarakat untuk

ikut menentukan arah dan tujuan proyek yang akan dibangun

disuatu wilayah.

Simatupang (1970: 29-42) dalam Khairudin (1992: 124)

memberikan rincian tentang partisipasi sebagai berikut :

1) Partisipasi berarti apa yang dijalankan adalah bagian dari

usaha bersama yang dijalankan bahu membahu dengan

sandarac kita sebangsa dan setanah air untuk membangun

masa depan bersama.

2) Partisipasi berarti pula sebagai kerja untuk mencapai tujuan

bersama diantara semua warga negara yang mempunyai latar

belakang kepercayaan yang beranekaragam dalam negara

pancasila kita, atau dasar hak dan kewajiban yang sama

untuk memberi sumbangan demi terbinanya masa depan

yang baru bagi bangsa kita.

3) Partisipasi tidak hanya mengambil bagian dalam pelaksnaan

rencana pembangunan. Partisipasi berarti memberikan

sumbangan agar dalam pengertian kita mengenai

pembangunan itu, nilai-nilai kemanusiaan dan cita-cita

mengenai keadilan social tetap dijunjung tinggi.

4) Partisipasi dalam pembangunan berarti mendorong ke arah

pembangunan yang serasi dengan martabat manusia.

Page 53: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

36

Keadilan social dan keadilan nasional dan sebagai

lingkungan hidup manusia, juga untuk generasi-generasi

yang akan datang.

Partisipasi menjadi amat penting menurut Moeljarto

(1987) karena beberapa alasan pembenar bagi partisipasi

masyarakat dalam pembangunan yaitu (Tyahya, 2000: 209-210):

1) Rakyat adalah fokus sentral dan tujuan terakhir

pembangunan, partisipasi merupakan akibat logis dari detail

tersebut.

2) Partisipasi menimbulkan harga diri dan kemampuan pribadi

untuk dating turut serta dalam keputusan penting yang

menyangkut masyarakat.

3) Partisipasi menciptakan suatu lingkungan umpan balik arus

informasi tentang sikap, aspirasi, kebutuhan dan kondisi

daerah yang tanpa keadaannya akan terungkap. Arus

informasi ini tidak dapat dihindari untuk keberhasilan

pembangunan.

4) Pembangunan dilaksanakan lebih baik dengan dimulai

dimana rakyat berada dan dari apa yang mereka miliki.

5) Partisipasi memperluas zone (wawasan) penerima proyek

pembangunan.

6) Partisipasi akan memperluas jangkauan pelayanan

pemerintah kepada seluruh masyarakat.

Page 54: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

37

7) Partisipasi menopang pembangunan.

8) Partisipasi menyediakan lingkungan yang kondusif baik bagi

aktualisasi potensi manusia maupun pertumbuhan manusia.

9) Partisipasi merupakan cara yang efektif membangun

kemampuan masyarakat untuk pengelolaan program

pembangunan guna memenuhi kebutuhan khas daerah.

10) Partisipasi dipandang sebagai pencerminan hak hak

demokratis individu untuk dilibatkan dalam pembangunan

mereka sendiri.

b. Faktor-faktor Partisipasi

Partisipasi masyarakat menurut Slamet (1993) dipengaruhi

oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi kecenderungan

seseorang untuk berpartisipasi antara lain antara lain (St. Rodliyah,

2013: 56-58):

1) Jenis Kelamin

Faktor jenis kelamin antara laki laki dan perempuan akan

mempengaruhi partisipasi yang diberikan. Partisipasi yang

diberikan oleh laki-laki berbeda dengan partisipasi yang

diberikan oleh perempuan karena adanya sistem pelapisan

social yang terbentuk dalam masyarakat yang membedakan

kedudukan dan derajat antara keduanya sehingga menimbulkan

perbedaan hak dan kewajiban.

Page 55: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

38

2) Usia

Faktor usia merupakan fktor yang mempengaruhi sikap

seseorang terhadap kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang

ada. Perbedaan kedudukan dan derajat atas dasar senioritas

dalam masyarakat menimbulkan adanya golongan tua dan

golongan muda yang berbeda dalam hal-hal tertentu. Struktur

usia penduduk dapat dilihat dalam satuan tahun atau apa yang

disebut umur tunggal.

3) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu cara untuk mengembangkan

ketrampilan, kebiasaaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat

membuat seseorang menjadi warga negara yang baik.

Pendidikan dianggap dapat mempengaruhi sikap hidup

seseorang terhadap lingkungan, suatu sikap yang diperlukan

bagi peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat. Latar

belakang pendidikan yang diperoleh seseorang akan

mempengaruhi masyarakat dalam berpartisipasi.

4) Pekerjaan

Pekerjaan (mata pencahariaan) penduduk merupakan

gambaran kegiatan ekonomi suatu daerah sehingga maju

mundurnya dilihat dari sector ekonomi. Jenis pekerjaan

seseorang akan menentukan tingkat penghasilan dan

mempengaruhi waktu luang seseorang dalam berpartisipasi.

Page 56: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

39

5) Pendapatan

Besar kecilnya pendapatan atau penghasilan akan

mempengaruhi partisipasi seseorang. Tingkat pendapatan atau

penghasilan ini akan mempengaruhi kemampuan finansial

seseorang untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan, dalam hal

ini kegiatan pengolahan sampah.

Partisipasi masyarakat ditinjau dari segi motivasinya terjadi

karena (Khairudin, 1992: 126):

1) Takut

Partisipasi dilakukan karena takut dengan perintah atasan

sehingga masyarakat terpaksa melaksanakan rencana yang telah

ditentukan.

2) Ikut-ikutan

Partisipasi dilakukan karena rasa solidaritas tinggi antar

anggota masyarakat.

3) Kesadaran

Partisipasi dilakukan karena kehendak dari pribadi

anggota masyarakat yang timbul dari hati nurani sendiri.

Masyarakat sadar bahwa pembangunan kepentingan bersama,

sehingga mereka tidak hanya ikit-ikutan dalam melaksanakan

suatu kegiatan.

c. Tahap Partisipasi

Hoofsteede (1971: 25) dalam Khairudin (1992: 125)

membagi partisipasi menjadi tiga tahap, antara lain :

Page 57: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

40

1) Partisipasi inisiasi (Initiation Participation) adalah partisipasi

yang mengundang inisiatif dari pimpinan desa, baik formal

maupun informal, atau dari anggota masyarakat mengenai suatu

proyek yang akan menjadi kebutuhan bagi masyarakat.

2) Partisipasi Legitimasi (Legitimation Participation) adalah

partisipasi pada tingkat pembicaraan atau pembuatan keputusan

tentang proyek tersebut.

3) Partisipasi Eksekusi (Execution Participation) adalah

pertisipasi pada tingkat pelaksanaan.

Tahap atau bentuk partisipasi yang dapat dilakukan oleh

masyarakat adalah sebagai berikut (Tjahya, 2002: 212):

1) Partisipasi dalam identifikasi masalah / persiapan awal

Partisipasi dalam tahap identifikasi masalah merupakan

keterlibatan masyarakat dalam mengenal kondisi daerah beserta

permasalahan yang dihadapi, sehingga pembangunan yang

dilaksanakan merupakan kebutuhan masyarakat setelah melihat

permasalahan di daerahnya.

2) Partisipasi dalam perencanaan

Partisipasi dalam tahap perencanaan merupakan

keterlibatan masyarakat dalam rangka menentukan arah dan

strategi serta kebijakan pembangunan. Partisipasi dalam tahap

ini berfungsi untuk memastikan bahwa kondisi dan kebutuhan

setempat benar-benar diperhatikan.

Page 58: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

41

3) Partisipasi pelaksanaan

Partisipasi dalam tahap pelaksanaan merupakan

keterlibatan masyarakat secara langsung dalam proses kegiatan

pembangunan yang telah diterapkan. Partisipasi mayarakat

dalam tahap ini dapat berwujud uang, barang, dan tenaga karena

biaya dan pemerintah tidak mencukupi.

4) Partisipasi pemanfaatan dan pemeliharaan

Partisipasi dalam tahap perencanaan dan pemeliharaan

hasil merupakan keterlibatan masyarakat dalam memanfaatkan

dan ikut serta memelihara hasil pembangunan sehingga

mewakili kewajiban untuk memperbaiki apabila terjadi

kerusakan.

5) Pertisipasi evaluasi hasil pembangunan

Partisipasi masyaraka dalam tahap evaluasi merupakan

keterlibatan masyarakat dalam memberikan penilaian terhadap

hasil pembangunan sehingga dapat menjai tolak ukur dalam

pelaksanaan pembangunan selanjutnya.

Page 59: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

42

B. Penelitian Yang Relevan

Tabel 2. Penelitian yang Relevan

1 Peneliti Weni Lestari

Judul Tingkat Partisipasi Pelaku Pariwisata dalam

Pengelolaan Sampah Di Objek Wisata Pantai

Parangtritis, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek,

Kabupaten Bantul

Metode Penelitian Inferensial kuantitatif

Tujuan 1. Mengkaji jenis sampah yang dihasilkan pelaku

pariwisata

2. Mengkaji partisipasi pelaku pariwisata dalam

bentuk pengelolaan sampah

3. Mengkaji faktor faktor partisipasi pelaku

pariwisata dam pengelolaan sampah

4. Mengkaji tingkat partisipasi pelaku pariwisata

dalam pengelolaan sampah di objek wisata

Parangtritis, DIY.

Hasil (1) jenis sampah yang dibuang di Objek Wisata

Pantai Parangtritis meliputi: (a) sampah organik,

sebagian besar wisatawan (81,44%), sebagian

besar pengelola rumah makan dan penginapan

(89,74%); (b) sampah anorganik, banyak

wisatawan (67,01%), hampir semua pengelola

rumah makan dan penginapan (98,72%); (c)

sampah spesifik/B3, sebagian kecil wisatawan

(12,37%) dan cukup banyak pengelola rumah

makan dan penginapan (38,46%). (2) partisipasi

pelaku pariwisata dalam bentuk pengelolaan

sampah di Objek Wisata Pantai Parangtritis

dikelompokkan menjadi empat tahap yaitu: (a)

mengurangi timbunan (reduce), banyak wisatawan

(52,58%), sebagian besar pengelola rumah makan

dan penginapan (80,77%); (b) menggunakan

kembali (reuse), cukup banyak wisatawan

(44,33%), pengelola rumah makan dan penginapan

meliputi sampah: organik cukup banyak (25,71%),

anorganik banyak (59,74%), spesifik/B3 banyak

(53,33%); (c) mendaur ulang (recycle), wisatawan

tidak ada, pengelola rumah makan dan penginapan

meliputi sampah: organik cukup banyak (27,78%),

anorganik sangat sedikit (6,25%), spesifik/B3

sangat sedikit (6,25%); (d) membuang (disposal),

Page 60: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

43

wisatawan meliputi sampah: organik sebagian

besar (89,74%), anorganik banyak (67,01%),

spesifik/B3 sebagian kecil (12,37%); pengelola

rumah makan dan penginapan meliputi sampah:

organik (88,46%), anorganik (80,65%),

spesifik/B3 (46,67%). (3) faktor yang

mempengaruhi tingkat partisipasi pelaku

pariwisata dalam pengelolaan sampah di Objek

Wisata Pantai Parangtritis adalah jenis kelamin

(pengelola rumah makan dan penginapan), tingkat

pendidikan dan lamanya tinggal(wisatawan serta

pengelola rumah makan dan penginapan). (4)

tingkat partisipasi pelaku pariwisata dalam

pengelolaan sampah di Objek Wisata Pantai

Parangtritis untuk wisatawan hampir semua

(93,81%) adalah partisipasi tinggi; pengelola

rumah makan dan penginapan banyak (56,41%)

yang termasuk kedalam tingkat partisipasi sedang

Persamaan Mengkaji tentang tingkat partisipasi dalam sebuah

pengelolaan sampah di suatu lokasi.

Perbedaan Mengkaji tentang pengelolaan sampah (limbah)

dan tidak menghasilkan produk baru.

2 Peneliti Trias Yunia Mediawati (2011)

Judul Tigakt Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan

Lingkungan pada Program Pemberdayaan (PNPM)

Mandiri Perkotaan ii Kabupaten Jember, Jawa

Timur (Studi Kasus Kelurahan Tegalgede,

Sumbersari dan Desa Pontang Ambulu)

Metode Penelitian Deskriptif kuantitatif dan metode

analisis data yang digunakan adalah diskriptif

kualitatif.

Tujuan Mengkaji tingkatan partisipasi masyarakat dalam

pengelolaan lingkungan.

Hasil Hasil penelitian menunjkan partisipasi dalam tahap

Placation

Persamaan Variabel yang diteliti sama yaitu tentang partisipasi

masyarakt.

Perbedaan Lokasi penelitian yang berbeda

3 Peneliti Ibrahim Surotinojo

Judul Partisipasi Masyarakat Dalam Program Sanitasi

Oleh Masyarakat (SANIMASI) di Desa Bajo,

Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo,

Provinsi Gorontalo

Metode Jenis penelitian menggunakan analisis deskriptif

yang didukung dengan analisis kualitatif

Page 61: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

44

Tujuan Mengkaji bentuk dan tingkat partisipasi

masyarakat serta untuk mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi partisipasi dalam program

sanimasi di Desa Bajo, Kecamatan Tilamuta,

Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo

Hasil Hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi

masyarakat dalam bentuk tenaga diberikan pada

seluruh tahapan program SANIMASI, sumbangan

pikiran dan material diberikan pada tahap

perencanaan dan pelaksanaan serta partisipasi

dalam bentuk uang diberikan pada tahap

pelaksanaan dan pemanfaatan.

Persamaan Adanya kesamaan pada variabel penelitian yaitu

tentang partisipasi masyarakat.

Perbedaan Menggunakan lokasi penelitian yang berbeda serta

didukung dengan analisis kualitatif.

C. Kerangka Pikir

Permasalahan kelangkaan minyak tanah dan LPG menarik berbagai

kalangan untuk memecahkannya, mengingat masalah kelangkaan ini tidak

hanya terjadi di perkotaan melainkan hingga pelosok pedesaan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu diupayakan

pemecahan, di antara inovasi yang ditemukan adalah energi alternatif

biogas. Energi alternatif biogas dinilai mampu memecahkan masalah

kelangkaan akan LPG ini. Selain itu keberadaan biogas dinilai mampu

mengurangi masalah limbah peternakan yang banyak dijumpai.

Dusun Gondang, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan,

Sleman merupakan salah satu daerah yang telah menggunakan biogas

sebagai alternatif pemecahan masalah kelangkaan LPG dari tahun 2009.

Keberadaannya yang telah berkembang pesat menjadikan banyak kalangan

Page 62: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

45

ikut andil dalam pengembangan biogas ini, diantaranya UGM, GIZ dan

Pemerintah Daerah.

Tingginya peran serta berbagai pihak tidak lantas melupakan peran

utama dari penduduk, mengingat penduduk adalah pelaku utama dalam

keberhasilan pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai energi

alternatif biogas. Selain itu limbah peternakan ini telah membawa manfaat

lain seperti menjadi energi pengganti LPG, pupuk, dan mengurangi

pencemaran lingkungan. Berdasarkan hasil observasi awal peneliti,

keberadaan limbah peternakan dimungkinkan memiliki manfaat dan nilai

ekonomis. Kondisi ini menunjukan bahwa keikutsertaan masyarakat dalam

pengelolaan limbah peternakan sebagai energi alternatif biogas perlu

diperhatikan sebagai salah satu penentu keberhasilan pembangunan

berkelanjutan.

Partisipasi masyarakat menjadi hal penting dalam menentukan

keberlanjutan pelaksanaan pengelolaan limbah peternakan. Analisis

partisipasi diamati melalui keaktifan dalam kegiatan pengelolaan limbah

peternakan meliputi partisipasi dalam identifikasi masalah, perencanaan,

pengolahan, pemanfaatan dan pemeliharaan, serta evaluasi.

Analisis partisipasi dilakukan dengan metode analisis data

kuantitatif dengan tabel frekuensi. Metode analisis ini digunakan untuk

mendeskripsikan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan limbah

peternakan sebagai energi alternatif biogas. Partisipasi tersebut diperoleh

dengan asumsi nilai scoring masing-masing tahap partisipasi masyarakat

Page 63: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

46

yang terbagi dalam tiga parameter yaitu rendah, sedang dan tinggi. Skema

kerangka berfikir sesuai dengan uraian yang telah dipaparkan ialah sebagi

berikut:

Gambar 1. Kerangka Berfikir

Penduduk Dusun Gondang

Pengelolaan Limbah

1. Penimbulan

2. Penanganan ditempat

3. Pengumpulan

4. Pengangkutan

5. Pengolahan

a. Pembuatan kompos

b. Energy Recovery

6. Pembuangan akhir

Partisipasi Penduduk dalam Pengelolaan

Limbah Peternakan Sapi Perah sebagai

Energi Alternatif Biogas

1. Identifikasi Masalah

2. Perencanaan

3. Pelaksanaan

4. Pemanfaatan dan Pemeliharaan

5. Evaluasi Hubungan yang

mempengaruhi

Partisipasi Penduduk

1. Usia

2. Jenis kelamin

3. Pendidikan

4. Pekerjaan

5. Pendapatan Tingkat Partisipasi Masyarakat

dalam Pengelolaan Limbah

peternakan sebagai biogas

1. Partisipasi Tinggi

2. Partisipasi Sedang

3. Partisipasi Rendah

Page 64: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

47

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah penjelasan mengenai berbagai komponen

yang digunakan peneliti serta kegiatan yang dilakukan selama proses

penelitian (Nanang Martono, 2010: 117). Penelitian ini menggunakan

pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian kuantitatif sesuai dengan

namanya banyak dituntut untuk menggunakan angka, mulai dari

pengumpulan data, penafsiran, terhadap data tersebut, serta penampilan

dari hasilnya (Suharsimi Arikunto, 2006: 12). Penelitian deskriptif yaitu

penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada

berdasarkan data data, menyediakan data, kemudian diinterpretasi (Cholid

Narbuko dan Abu Achmadi, 2013: 44). Penelitian dengan pendekatan

deskriptif kuantitatif dalam penelitian ini adalah mendiskripsikan dari

perolehan data yang berasal dari fakta-fakta sesuai kondisi yang ada di

lapangan yang berkaitan dengan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan

limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif biogas di Dusun

Gondang, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan. Kabupaten

Sleman.

Penelitian ini menggunakan pendekatan geografi kelingkungan

berupa pengamatan melalui aktivitas manusia terhadap pengelolaan

limbah peternakan yaitu pemilik peternakan dalam pemanfaatan limbah

peternakan sapi perah sebagai energi alternatif biogas.

Page 65: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

48

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Gondang, Desa Umbulharjo,

Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Waktu penelitian ini antara

Desember 2015 dampai Juli 2016.

Tabel 3. Rencana Penelitian

No Uraian Des Jan Feb Mar April Mei Jun Jul

1 Observasi Ѵ

2 Penulisan

dan

Bimbingan

Proposal

Ѵ

3 Seminar

Proposal

Ѵ

4 Penelitian Ѵ Ѵ Ѵ

5 Penyusunan

Laporan

Penelitian

Ѵ Ѵ

6 Ujian

Skripsi

Ѵ

C. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Variabel adalah sebuah konsep yang mempunyai nilai (Husaini

Usman dan Purnomo Setiady Akbar, 2009: 8). Suharsimi Arikunto

(2010: 159) mengartikan bahwa “gejala adalah Objek penelitian,

sehingga variabel adalah objek penelitian yang bervariasi”.

Variabel dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut :

1. Pengelolaan limbah

Pengelolaan limbah peternakan oleh masyarakat untuk

menangani limbah peternakan dari sejak ditimbulkan hingga

pengolahan kembali.

Page 66: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

49

a. Penimbulan

Hasil limbah yang ditimbulkan pada kegiatan peternakan

yang berupa kotoran dan sisa pakan ternak.

b. Penanganan di tempat

Semua perlakuan terhadap sampah yang dilakukan

sebelum sampah ditempatkan dilokasi tempat pembuangan

(Kuncoro Sejati, 2009:24)

c. Pengolahan

Pengolahan merupakan kegiatan mentransformasi

sampah, sehingga sampah dimanfaatkan kembali.

d. Pembuangan akhir

Perlakuan/pemanfaatan terakhir yang dapat dilakukan

setelah dilakukan pengolahan dari limbah peternakan.

2. Faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi, adalah segala hal

yang memiliki keterkaitan dan mempengaruhi seseorang untuk

berpartisipasi, meliputi:

a. Jenis Kelamin

Perbedaan antara laki laki dan perempuan secara biologis

sejak seseorang dilahirkan.

b. Usia

Lamanya keberadaan seseorang diukur dalam satuan

waktu di pandang dari segi kronologik, individu normal yang

Page 67: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

50

memperlihatkan derajat perkembangan anatomis dan fisiologik

sama. Usia dalam penelitian ini diukur dalam satuan tahun.

c. Pendidikan

Suatu tingkatan pengetahuan yang dimiliki seseorang

sebagai hasil dari usaha sadar dan terencana yang dilakukan untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

dirinya mampu secara aktif mengembangkan potensi yang

dimiliki untuk mencapai kekuatan spiritual agama, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, msyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan dalam penelitian ini adalah pendidikan terkhir yang

ditamatkan.

d. Pekerjaan

Suatu yang dilakukan manusia untuk tujuan tertentu yang

dilakukan dengan cara yang baik dan benar. Pekerjaan dalam

penelitian ini adalah pekerjaan pokok maupun sampingan dari

responden.

e. Pendapatan

Jumlah yang ditagih kepada pelanggan atas barang

ataupun jasa yang diberikan kepada mereka. Pendapatan dalam

penelitian ini di ukur dengan jumlah rupiah yang didapat dalam

satu bulan.

Page 68: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

51

3. Partisipasi masyarakat

a. Identifikasi Masalah

1) Pengetahuan tentang pengelolaan biogas

Katerlibatan masyarakat dalam mengenali dan menggali

permasalahan yang ada. Permasalahan tersebut berhubungan

dengan pengelolaan limbah peternakan.

2) Perolehan informasi

Masyarakat memperoleh informasi tentang pengelolaan

limbah peterbakan sebagai energi alternatif biogas.

3) Keterlibatan dalam proses persiapan

Masyarakat ikut serta dalam kegiatan persiapan pengelolaan

limbah peternakan. Kegiatan persiapan tersebut meliputi

pengelolaan limbah serta memberikan masukan persiapan

sebagai salah satu solusi dalam pengelolaan sampah.

4) Motivasi dalam persiapan

Dorongan yang timbul dari diri masyarakt dalam keterlibatan

mengenali dan menggali permasalahan pengelolaan limbah

peternakan yang ada.

b. Perencanaan

1) Keterlibatan dalam proses perencanaan

Keterlibatan masyarakat dalam membahas suatu kegiatan

yang akan dilaksanakan. Kegiatan tersebut meliputi

pengelolaan limbah peternakan.

Page 69: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

52

2) Keterlibatan dalam penentuan kegiatan

Mesyarakat ikut serta memberikan masukan dan usulan

dalam kegiatan perencanaan pengelolaan limbah peternakan.

3) Motivasi dalam persiapan

Dorongan yang timbul dari diri masyarakt dalam keterlibatan

perencanaan pengelolaan limbah peternakan.

c. Pelaksanaan

1) Keterlibatan dalam pelaksanaan

Mesyarakat ikut serta memberikan masukan dan usulan

dalam kegiatan pelaksanaan. Kegiatan tersebut meliputi

bantuan atau sokongan dalam kegiatan pengelolaan sampah.

2) Motivasi dalam pelaksanaan

Dorongan yang timbul dari diri masyarakt dalam keterlibatan

pelaksanaan yang akan dilaksanakan pengelolaan limbah

peternakan. Kegiatan tersebut meliputi bantuan atau

sokongan dalam kegiatan pengelolaan sampah.

d. Pemanfaatan dan Pemeliharaan

1) Keterlibatan dalam pemanfaatan

Keterlibatan masyarakat dalam memanfaatkan hasil

pembangunan atau kegiatan yang dilakukan. Kegiatan

tersebut meliputi pengelolaan limbah peternakan.

Page 70: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

53

2) Keterlibatan dalam pemeliharaan

Keterlibatan masyarakat dalam memelihara sertamelakukan

perbaikan terhadap hasil pembangunan atau kegiatan yang

dilakukan. Kegiatan tersebut meliputi pengelolaan limbah

peternakan.

3) Motivasi dalam pemanfaatan dan pemeliharaan

Dorongan yang timbul dari diri masyarakt dalam keterlibatan

pemanfaatan dan pemeliharaan unit pengelolaan limbah

peternakan.

e. Evaluasi

1) Keterlibatan dalam evaluasi

Keterlibatan masyarakat dalam setiap pertemuan yang

membahas tentang kekurangan dan kelebihan terhadap

kegiatan yang telah dilaksanakan sehingga dapat dilakukan

penilaian serta solusi terhadap kekurangan kegiatan oleh

masyarakat. Kegiatan tersebut meliputi pengelolaan limbah

peternakan.

2) Keterlibatan dalam penyampaian masukan

Keterlibatan masyarakat dalam memberikan masukan dalam

perbaikan terhadap hasil kegiatan pengolahan sampah yang

telah dilakukan dan keberlanjutannnya.

Page 71: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

54

3) Motivasi dalam evaluasi

Dorongan yang timbul dari diri masyarakt dalam

keterlibatan mengevaluasi untuk menemukan kekurangan

dan kelebihan terhadap kegiatan yang telah dilakukan.

Kegiatan tersebut meliputi pengelolaan limbah peternakan.

D. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Suharsimi Arikunto,

2006: 130). Penelitian ini menggunakan teknik penelitian populasi karena

jumlah populasi tidak banyak (42 orang), menurut Suharsimi Arikunto

(2010: 173-174) penelitian populasi meneliti semua elemen yang ada

dalam wilayah penelititan dan hanya dapat dilakukan bagi populasi

terhingga dan subjeknya tidak terlalu banyak.

Populasi pada penelitian adalah Peternak sapi perah yang

mengupayanan pembuatan biogas di Dusun Gondang, Desa Umbulharjo,

Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman yang berjumlah 42 orang.

Semua anggota populasi dijadikan objek penelitian.

E. Metode Pengumpulan Data Dan Instrumen

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah :

1. Wawancara

Peneliti menggunakan teknik wawancara terstruktur,

dimaksudkan untuk memperoleh jawaban atau data informasi dari

pemilik/pengelola lebih mendalam dan mendetail. Wawancara

Page 72: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

55

terstruktur menurut Sugiyono (2010: 194), digunakan apabila

penelitian telah mengetahui data dengan pasti tentang informasi apa

yang aan diperoleh. Peneliti menggunakan kuesioner sebagai

instrument untuk memperoleh data mengenai kegiatan pengelolaan

limbah sebgai energi alternatif biogas.

2. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan observasi menurut Sugiyono

(2014: 145), digunakan apabila penelitian berkenaan dengan perilaku

manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang

diamati tidak terlalu besar. Penggunaan teknik observasi pada

penelitian ini ditujukan kepada instansi desa dalam rangka

mendapatkan data awal dan profil kegiatan kerja yang berkaitan

dengan aktivitas masyarakat dalam pengelolaan limbah ternak sebagai

biogas di Dusun Gondang.

3. Dokumentasi

Pengumpulan data menggunakan dokumentasi menurut

Suharsimi Arikunto (2010: 274), tidak kalah penting yaitu mencari

data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip,

buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, lengger, agenda dan

sebagainya. Dokumen yang diperoleh dari instansi kantor desa berupa

data sekunder yaitu berupa peta administrasi Dusun Gondang, data

demografi, dan data jumlah kepemilikan/pengelola biogas.

Page 73: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

56

F. Teknik Pengolahan Data

1. Editing

Mengedit data adalah kerja memperbaiki kualitas data serta

menghilangkan keraguan dengan cara data atau keterangan yang telah

dikumpulkan dalam record book, daftar pertanyaan ataupun pada

interview guide perlu dicek kembali dan diperbaiki jika terdapat

kesalahan (Moh. Nazir, 2011: 346).

2. Coding dan Frekuensi

Pemberian kode pada jawaban (responden) sangat penting saat

pengolahan data dilakukan dengan computer. Mengkode jawaban

adalah menaruh angka pada tiap jawaban (Moh. Nazir, 2011: 348).

3. Tabulasi

Tabel frekuensi menurut Moh. Nazir (2011: 256) adalah tabel

yang menyajikan berapa kali suatu hal terjadi. Tabel frekuensi sering

digunakan untuk mengecek kesesuaian hubungan antara satu

pertanyaan dengan pertanyaan lain dalam daftar pertanyaan.

G. Teknik Analisis Data

Analisa data merupakan pengolahan dan interpretasi data untuk

menguji kebenaran hipotesa dan untuk menarik kesimpulan hasil

penelitian (Nursid Sumaatmadja, 1988: 114). Teknik analisis data adalah

cara-cara yang digunakan untuk memberi makna pada data-data yang telah

didapat. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif

Page 74: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

57

dan analisis kuantitatif. Analisis deskriptif adalah analisis berdasarkan

gambaran keadaan atau data yang diperoleh di lapangan. Analisis data

kuantitatif dalam penelitian ini meliputi analisis data primer dan data

sekunder yang diperoleh dari lapangan yang berhubungan dengan tujuan

penelitian (Bagong Suyanto dan Sutinah, 2010: 91).

Metode analisis ini dapat digunakan untuk mendeskripsikan

pengolahan limbah peternakan berbasis masyarakat di Dusun Gondang,

Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.

Partisipasi masyarakat tersebut diperoleh dari asumsi nilai skor masing-

masing tahapan tingkat partisipasi masyarakat terhadap pengelola limbah

peternakan sebagai energi alternatif biogas yang terbagi menjadi tiga

parameter dalam tahap rendah, sedang atau tinggi.

Cara yang digunakan untuk mengklasifikasikan atau

mengkelaskan tingkat partisipasi tersebut adalah menentukan kelas

interval skor menggunakan rumus sebagai berikut (Sutrisno Hadi, 1989:

12):

𝑖 = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 (𝑅)

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙

Keterangan

i = lebar interval

R = Nilai tertinggi dikurangi nilai terendah

Page 75: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

58

Asumsi nilai tingkat partisipasi pada masing masing tahapan mulai

dari tahap skor partisipasi persiapan, perencanaan, pengolahan,

pemanfaatan dan pemeliharaan, serta evaluasi sebagai berikut :

1. Asumsi nilai skor tingkat partisipasi masyarakat pada tahap persiapan

Table 4. Skor Indikator Tingkat Partisipasi Masyarakat Tahap

Identifikasi Masalah

No Indikator Partisipasi masyarakat

tahap Persiapan Awal

Skor

1 Pengetahuan

Masyarakat tantang

kegiatan tentang

pengelolaan biogas

Mengetahui kegiatan

tentang pengelolaan

biogas

1

Tidak mengetahui

kegiatan tentang

pengelolaan biogas

0

2 Perolehan informasi

tentang pengolahan

limbah peternakan

sebagai energi alternatif

biogas

Mencari informasi sendiri 3

Pemerintah/ tokoh

masyarakat

2

Tetangga 1

Tidak mengetahui 0

3 Keterlibatan dalam

tahap persiapan awal

Terlibat 1

Tidak terlibat 0

4 Keterlibatan dalam

memberikan

ususlan/masukan

kegiatan persiapan awal

Terlibat 1

Tidak terlibat 0

5 Motivasi terlibat dalam

persiapan

Kesadaran 3

Ikut-ikutan 2

Takut 1

Tidak memiliki motivasi 0

Jumlah Skor tertinggi 9

Skor terendah 0

Sumber : Data primer, 2015

Pada tahap persiapan jumlah interval adalah 3, skor tertinggi

adalah 9 dan terendah adalah 0. Rumus yang digunakan untuk mencari

interval adalah :

Page 76: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

59

𝑖 = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 (𝑅)

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙

𝑖 = 9 − 0

3

𝑖 = 9

3

𝑖 = 3

Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai kelas interval yaitu 3.

Nilai kelas interval tersebut dapat digunakan untuk menentukan

kategori tingkat partisipasi masyarakat dalam tahap persiapan awal

sebagai berikut:

Tabel 5. Skor Kategori Tingkat Partisipasi Masyarakat Tahap

Persiapan Awal

No Interval Skor Kategori Parameter

1. 0-3 Rendah

2. 3,1 – 6,0 Sedang

3. 6,1 – 9,0 Tinggi

Sumber : Data Primer, 2015

b. Asumsi nilai skor tingkat partisipasi masyarakat pada tahap

perencanaan

Table 6. Skor Indikator Tingkat Partisipasi Masyarakat Tahap

Perencanaan

No Indikator Partisipasi masyarakat

tahap Perencanaan

Skor

1 Keterlibatan dalam

tahap perencanaan

kegiatan pengelolaan

limbah

Terlibat 1

Tidak terlibat 0

2 Kegiatan dalam

memberikan

usulan/masukan

Terlibat 1

Tidak terlibat 0

Page 77: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

60

kegiatan

perencanaan

3 Motivasi terlibat

dalam perencanaan

Kesadaran 3

Ikut-ikutan 2

Takut 1

Tidak memiliki motivasi 0

Jumlah Skor tertinggi 5

Skor terendah 0

Sumber : Data primer, 2015

Pada tahap perencanaan jumlah interval adalah 3, skor

tertinggi adalah 5 dan terendah adalah 0. Rumus yang digunakan

untuk mencari kelas interval adalah :

𝑖 = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 (𝑅)

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙

𝑖 = 5 − 0

3

𝑖 = 5

3

𝑖 = 1 ,6

Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai kelas interval yaitu

1,6. Nilai Kelas interval tersebut dapat digunakan untuk menentukan

kategori tingkat partisipasi masyarakat dalam tahap perencanaan

sebagai berikut:

Tabel 7. Skor Kategori Tingkat Partisipasi Masyarakat Tahap

Perencanaan

No Interval Skor Kategori Parameter

1. 0 – 1,6 Rendah

2. 1,7 – 3,4 Sedang

3. 3,5 – 5,0 Tinggi

Sumber : Data Primer, 2015

Page 78: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

61

c. Asumsi nilai skor tingkat partisipasi masyarakat pada tahap

pelaksanaan

Table 8. Skor Indikator Tingkat Partisipasi Masyarakat Tahap

Pelaksanaan

No Indikator Partisipasi masyarakat

tahap Pelaksanaan

Skor

1 Katerlibatan dalam

kegiatan pengelolaan

limbah

Terlibat 1

Tidak terlibat 0

2 Sumbangan yang

diberikan dalam

pelaksanaan

kegiaatan mitigasi

bencana

Tenaga 1

Dana 2

Ide gagasan 3

3 Motivasi terlibat

dalam pelaksanaan

Kesadaran 3

Ikut-ikutan 2

Takut 1

Tidak memiliki motivasi 0

Jumlah Skor tertinggi 7

Skor terendah 0

Sumber : Data primer, 2015

Pada tahap pelaksanaan jumlah interval adalah 3, skor

tertinggi adalah 7 dan terendah adalah 0. Rumus yang digunakan

untuk mencari kelas interval adalah :

𝑖 = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 (𝑅)

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙

𝑖 = 7 − 0

3

𝑖 = 7

3

𝑖 = 2,3

Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai kelas interval yaitu

2,3. Nilai kelas interval tersebut dapat digunakan untuk menentukan

Page 79: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

62

kategori tingkat partisipasi masyarakat dalam tahap pelaksanaan

sebagai berikut:

Tabel 9. Skor Kategori Tingkat Partisipasi Masyarakat Tahap

Pelaksanaan

No Interval Skor Kategori Parameter

1. 0 – 2,3 Rendah

2. 2,4 – 4,7 Sedang

3. 4,8 – 7,0 Tinggi

Sumber : Data Primer, 2015

d. Asumsi nilai skor tingkat partisipasi masyarakat pada tahap

pemanfaatan dan pemeliharaan

Table 10. Skor Indikator Tingkat Partisipasi Masyarakat Tahap

Pemanfaatan dan Pemeliharaan

No Indikator Partisipasi

masyarakat tahap

Pemanfaatan dan

pemeliharaan

Skor

1 Katerlibatan dalam kegiatan

pemanfaatan

Terlibat 1

Tidak terlibat 0

2 Katerlibatan dalam kegiatan

pemeliharaan

Terlibat 1

Tidak terlibat 0

3 Motivasi terlibat dalam

pemanfaatan dan

pemeliharaan

Kesadaran 3

Ikut-ikutan 2

Takut 1

Tidak memiliki

Mmotivasi

0

Jumlah Skor tertinggi 5

Skor terendah 0

Sumber : Data primer, 2015

Pada tahap pemanfaatan dan pemeliharaan jumlah interval

adalah 3, skor tertinggi adalah 8 dan terendah adalah 0. Rumus yang

digunakan untuk mencari kelas interval adalah :

𝑖 = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 (𝑅)

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙

Page 80: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

63

𝑖 = 5 − 0

3

𝑖 = 5

3

𝑖 = 1,6

Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai kelas interval yaitu

1,6. Nilai kelas interval tersebut dapat digunakan untuk menentukan

kategori tingkat partisipasi masyarakat dalam tahap pemanfaatan dan

pemeliharaan sebagai berikut:

Tabel 11. Skor Kategori Tingkat Partisipasi Masyarakat Tahap

Pemanfaatan dan Pemeliharaan

No Interval Skor Kategori Parameter

1. 0 – 1,6 Rendah

2. 1,7 – 3,4 Sedang

3. 3,5 – 5 Tinggi

Sumber : Data Primer, 2015

e. Asumsi nilai skor tingkat partisipasi masyarakat pada tahap Evaluas

Table 12. Skor Indikator Tingkat Partisipasi Masyarakat Tahap

Evaluasi

No Indikator Partisipasi masyarakat

tahap evaluasi

Skor

1 Katerlibatan dalam

kegiatan evaluasi

pengelolaan limbah

peternakan

Terlibat 1

Tidak terlibat 0

2 Katerlibatan dalam

memberikan usulan

kegiatan evaluasi

Terlibat 1

Tidak terlibat 0

3 Motivasi terlibat dalam

Evaluasi

Kesadaran 3

Ikut-ikutan 2

Takut 1

Tidak memiliki motivasi 0

Jumlah Skor tertinggi 5

Skor terendah 0

Sumber : Data primer, 2015

Page 81: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

64

Pada tahap evaluasi jumlah interval adalah 3, skor tertinggi

adalah 5 dan terendah adalah 0. Rumus yang digunakan untuk mencari

kelas interval adalah :

𝑖 = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 (𝑅)

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙

𝑖 = 5 − 0

3

𝑖 = 5

3

𝑖 = 1,6

Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai kelas interval yaitu

1,6. Nilai kelas interval tersebut dapat digunakan untuk menentukan

kategori tingkat partisipasi masyarakat dalam tahap evaluasi sebagai

berikut:

Tabel 13. Skor Kategori Tingkat Partisipasi Masyarakat Tahap

Evaluasi

No Interval Skor Kategori Parameter

1. 0 – 1,6 Rendah

2. 1,7 – 3,4 Sedang

3. 3,5 – 5 Tinggi

Sumber : Data Primer, 2015

Skor total masing masing tahapan partisipasi dapat digunakan

untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan

limbah peternakan sebagai energi alternatif biogas di Dusun Gondang,

Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.

Tingkat partisipasi masyarakat terhadap pengelola limbah

peternakan sebagai energi alternatif biogas yang terbagi menjadi tiga

Page 82: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

65

parameter baik dalam tahap rendah, sedang atau tinggi dengan

menghitung interval skor dari total skor responden pada masing-masing

tahapan partisipasi masyarakat. Jumlah interval untuk menentukan

tingkat partisipasi penduduk dalam pengelolaan limbah peternakan

sebagai energi alternatif biogas adalah 3, skor total responden tertinggi

adalah 31 dan terendah adalah 0, jika dimasukan rumus adalah :

𝑖 = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 (𝑅)

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙

𝑖 = 31 − 0

3

𝑖 = 31

3

𝑖 = 10,3

Nilai kelas interval tersebut dapat digunakan untuk menentukan

kategori tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan limbah

pertanian sebagai energi alternatif biogas sebagai berikut :

Tabel 14. Skor Kategori Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam

Pengelolaan Limbah Pertanian sebagai Energi Alternatif

Biogas

No Interval Skor Kategori Parameter

1. 0 – 10,3 Rendah

2. 10,4 – 20,7 Sedang

3. 20,8 – 31,0 Tinggi

Sumber : Data Primer, 2015

Page 83: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

66

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Daerah Penelitian

1. Kondisi Fisiografis

a. Letak, Luas, Batas Wilayah Penelitian

Letak astronomis atau garis lintang Dusun Gondang terletak

antara 7º 37’ 30” LS - 7º 38’ 55” LS dan 110º 25’ 37” BT - 110º 26’

2” BT. Luas wilayah Dusun Gondang adalah 128 ha. Jarak dari

pusat pemerintahan Kecamatan ke arah Barat Laut yaitu 10

kilometer. Jarak dari pusat Ibu Kota Kabupaten adalah 30 kilometer

dengan waktu tempuh kurang lebih 45 menit, dan dari pusat Ibu

Kota Propinsi 40 kilometer. Batas Dusun Gondang secara

administrasi adalah sebagai berikut :

1) Sebelah Utara : Gunung Merapi

2) Sebelah Timur : Desa Kepuharjo

3) Sebelah Selatan : Desa Wukirsari

4) Sebelah Barat : Desa Hargobinangun

b. Klimatologis

Iklim merupakan rata-rata keadaan cuaca sebagai jangka

waktu yang cukup lama, minimal 30 tahun, yang sifatnya tetap. Ilmu

yang membahas dan mempelajari tentang iklim adalah klimatologi.

Klimatologis tidak terlepas dari meteorologi atau ilmu cuaca yang

menekankan pada proses fisika yang terjadi di atmosfer, misalnya

hujan angin dan suhu (Ance Gunarsih Kartasapoetra, 2006: 1).

Page 84: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

67

Suhu adalah derajat panas atau dingin yang diukur

berdasarkan skala tertentu. Satuan yang biasa digunakan adalah

derajat celcius (0 C). Salah satu faktor yang mempengaruhi suhu

dipermukaan bumi adalah ketinggian tempat. Semakin tinggi suatu

tempat dari permukaan laut maka suhu akan semakin rendah, begitu

pula sebaliknya. Suhu suatu tempat dapat ditentukan menggunakan

rumus Braak, yaitu :

t0 = 26,30C –((0,61.h)/100)

Keterangan :

t0 : Temperatur rata-rata harian

26,30C : Rata-rata temperatur diatas permukaan air laut

0,61 : Angka gradient temperatur anik tiap 100 meter

h : ketinggian rata-rata dalam meter

Dusun Gondang berada pada ketinggian 600-900 m diatas

permukaan air laut sehingga temperatur harian Dusun Gondang

dapat ditentukan menggunakan rumus Break dapat diketahui rata-

rata temperatur hasian Dusun Gondang yaitu 23-29 0C.

c. Kondisi Tata air

Kebutuhan air di Dusun Gondang terpenuhi dari sumber

mata air berasal dari Umbul Wadon yang letaknya di sebelah barat

Dusun Pangukrejo. Pada musim kemarau sumber air tersebut

berkurang sehingga memaksa masyarakat membangun saluran air

(PAM). Keberadaan Dusun Gondang yang tergolong tinggi

membuat masyarakat susah membuat alternatif lain seperti sumur

Page 85: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

68

galian, sehingga masyarakat hingga saat ini tidak pernah membuat

sumur galian.

d. Topografi

Topografi merupakan tinggi rendahnya suatu tempat

terhadap permukaan laut. Dusun Gondang terletak di Desa

Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman secara

umum dusun ini berada di lereng Gunung Merapi yang merupakan

wilayah Kecamatan Cangkringan dengan ketinggian 600-900 meter

diatas permukaan air laut.

2. Kondisi Demografis

a. Penduduk

1) Jumlah Penduduk

Data dari Monografi Dusun Gondang, jumlah penduduk

dusun pada akhir tahun 2015 sebanyak 706 jiwa yang terdiri dari

penduduk 327 laki-laki dan 379 penduduk perempuan dengan

jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 225 KK.

2) Komposisi Penduduk menurut Umur

Komposisi penduduk merupakan gambaran susunan

penduduk di suatu daerah yang dikelompokan berdasarkan

karakteristik karakteristik tertentu. Komposisi penduduk yang

diuraikan dalam penelitian yaitu komposisi penduduk Dusun

Gondang menurut umur, menurut mata pencaharian, dan

menurut tingkat pendidikan.

Page 86: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

69

Umur dan jenis kelamin merupakan karakteristik

penduduk yang penting untuk diketahui. Dengan mengetahui

susunan penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin, dapat di

ketahui perubahan perubahan yang terjadi dari sutu masa ke

masa yang lain. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin

dapat digunakan untuk mengetahui rasio jenis kelamin ( Sex

ratio ). Komposisi penduduk Dusun Gondang menurut jenis

kelamin yang terdiri dari penduduk 327 laki-laki dan 379

penduduk perempuan.

a) Sex Ratio

Dari uraian diatas menggambarkan data jumlah

penduduk laki-laki dan perempuan, sehingga dapat

digunakan untuk mengetahui Sex ratio (SR) yaitu

perbandingan jumlah penduduk laki – laki dan jumlah

penduduk perempuan dengan perhitungan sebagai berikut :

SR =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑙𝑎𝑘𝑖 − 𝑙𝑎𝑘𝑖

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑒𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 𝑋 100

SR =327

379 𝑋 100

SR = 86

Sex Ratio penduduk di Dusun Gondang sebesar 86.

Diartikan bahwa setiap 100 penduduk perempuan terdapat

86 penduduk laki laki.

Page 87: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

70

b) Komposisi Penduduk menurut Umur

Komposisi penduduk menurut umur dapat dilihat

pada tabel 15, sebagai berikut:

Tabel 15. Komposisi Penduduk menurut Umur

No Kelompok

Umur

Jumlah (Jiwa) Persentasi (%)

1 0-5 49 6,9

2 ≥5-7 22 3,2

3 ≥7-≤15 111 15,7

4 >15-56 433 61,3

5 >56 91 12,9

Jumlah 706 100,0

Sumber : Monografi Dusun Gondang 2015

Berdasarkan data tersebut diketahui penduduk Dusun

Gondang didominasi pada umur >15-56 yaitu 61,3%. Data ini

menunjukan bahwa sebagian besar penduduk masih tergolong

pada kategori produktif, meskipun demikian data ini tidak dapat

digunakan untuk mengukur tingkat angka ketergantungan.

b. Kondisi Sosial Ekonomi

1) Tingkat Pendidikan Penduduk

Tingkat pendidikan yang telah ditempuh seseorang

merupakan salah satu penentu kualitas dan status sosial

masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan

semakin baik kualitas sumberdaya manusia dan status sosial

dalam masyarakat akan semakin tinggi. Komposisi penduduk

Dusun Gondang berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat

pada tabel 16 berikut ini:

Page 88: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

71

Tabel 16. Tingkat Pendidikan Penduduk Dusun Gondang

No. Tingkat Pendidikan Dusun Gondang

Jumlah (%)

1 Buta Huruf/ Belum Sekolah 228 32,3

2 SD 209 29,6

3 SMP 92 13,0

4 SMA 144 20,4

5 D1/ Sederajat 3 0,4

6 D2/ Sederajat 1 0,1

7 D3/ Sederajat 3 0,4

8 S1 22 3,1

9 S2 4 0,6

Jumlah 706 100,0

Sumber : Monografi Dusun Gondang 2015

Tingkat pendidikan penduduk Dusun Gondang masih

tergolong rendah karena di dominasi oleh lulusan SD yaitu

sebanyak 29,6% (Buta huruf dan belum sekolah tidak termasuk

perbandingan). Tingkat pendidikan yang masih rendah

menyebabkan kualitas sumber daya manusia di Dusun Gondang

perlu perbaikan. Kualitas masih kurang baik menyebabkan

sebagian besar penduduk Dusun Gondang belum mampu

bersaing untuk mendapatkan pekerjaan.

2) Mata Pencaharian Penduduk

Mata pencaharian penduduk Dusun Gondang sangat

menentukan kondisi sosial ekonomi masyarakatnya. Komposisi

penduduk Dusun Gondang menurut mata pencaharian tahun

2015 dijelaskan pada tabel 17.

Page 89: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

72

Tabel 17. Komposisi Penduduk menurut Mata Pencaharian

Dusun Gondang

No. Jenis Pekerjaan Dusun Gondang

Jumlah (%)

1 Petani 177 33,8

2 Buruh Tani 117 22,3

3 PNS 8 1,5

4 Pengrajin industri rumah tangga 2 0,4

5 Pedagang Keliling 1 0,2

6 Peternak 196 37,4

8 Perawat Swasta 1 0,2

9 Pembantu rumah tangga 2 0,4

10 TNI 1 0,2

11 POLRI 2 0,4

12 Pensiunan PNS/TNI/POLRI 2 0,4

13 Pengusaha Kecil Menengah 14 2,7

19 Karyawan Perusahaan Swasta 1 0,2

Jumlah 524 100,0

Sumber : Data Monografi Dusun Gondang 2015

Data tersebut menunjukkan bahwa paling banyak

penduduk Dusun Gondang peternakan sebesar 37,4% dan petani

sebesar 33,7%. Faktor yang mempengaruhi tingginya

peternakan dan pertanian di Dusun Gondang adalah kondisi

geografis yang memungkinkan adanya pertanian dan

peternakan yaitu wilayah yang subur dan tersedianya pakan

ternak yang melimpah.

3. Kondisi Insfratruktur

a. Sekolah

Sarana pendidikan yang berada di Dusun Gondang yaitu

diantaranya terdapat satu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan

satu Sekolah Dasar (SD). Keberadaan fasilitaspendidikan dirasakan

Page 90: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

73

kurang memenuhi kebutuhan masyarakat Dusun Gondang.

Keberadaan fasilitas yang tidak lengkap membuat masyarakat harus

melakukan mobilitas ke luar Dusun Gondang untuk mendapatkan

pendidikan di jenjang lainnya.

b. Aksesibilitas

Aksesibilitas merupakan mudah tidaknya suatu lokasi untuk

di jangkau. Aksesibilitas sangat berpengaruh terhadap

pembangunan dan perkembangan di suatu daerah. Berdasarkan data

dari Monografi Dusun Gondang 2015 menunjukkan bahwa jalan

yang berada di Dusun Gondang yaitu jalan aspal dan tidak beraspal.

Jalan beraspal sepanjang 2 Km yang menghubungkan antar Dusun.

Jalan yang tidak beraspal berupa jalan dusun atau jalan lingkungan

berupa cor semen dan tanah sepanjang 2 Km. Kondisi jalan beraspal

di Dusun Gondang cukup baik, walaupun terdapat sedikit jalan aspal

yang sudah mulai rusak.

c. Kesehatan

Dusun Gondang telah memiliki fasilitas kesehatan mendasar

yaitu adanya Pos Yandu baik balita maupun lansia. Pos Yandu ini

dikaderi oleh 6 orang yang berasal dari masyarakat dusun Gondang.

Pos yandu dilaksanakan rutin setiap bulan dan sudah berlangsung

lama. Keberadaan pos yandu membantu masyarakat dalam hal

kesehatan terutama balita dan lansia.

Page 91: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

74

d. Tempat Ibadah

Fasilitas peribadatan di Dusun Gondang meliputi 1 Masjid

dan 3 Mushola. Adanya fasilitas ini dirasa sudah mencukupi

kebutuhan rohani untuk umat muslim di Dusun Gondang, sedangkan

untuk fasilitas umat nonmuslim masih dirasa kurang.

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Karakteristik Responden

a. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

Faktor jenis kelamin antara laki laki dan perempuan akan

mempengaruhi partisipasi yang diberikan. Partisipasi yang

diberikan oleh laki-laki berbeda dengan partisipasi yang diberikan

oleh perempuan karena adanya sistem pelapisan sosial yang

terbentuk dalam masyarakat yang membedakan kedudukan dan

derajat antara keduanya sehingga menimbulkan perbedaan hak dan

kewajiban. Berdasarkan hasilpenelitian diperoleh data sebagai

berikut:

Jenis kelamin responden dalam peneliatian ini secara

keseluruhan adalah laki laki yaitu sebesar 100%. Data tersebut

menunjukkan bahwa penduduk yang berpartisipasi atau terlibat

dalam kegiatan pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai

energi alternatif biogas di Dusun Gondang berjenis kelamin laki-

laki. Kondisi ini berkaitan dengan responden yang digunaan dalam

penelitian ini yaitu kepala rumah tangga yang di dominasi oleh laki-

laki.

Page 92: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

75

b. Karakteristik Responden Menurut Umur

Usia merupakan faktor yang mempengaruhi sikap seseorang

terhadap kegiatan sehingga menimbulkan adanya golongan tua dan

muda yang berbeda dalam hal tertentu. Kelompok umur penduduk

dapat dilihat dalam satuan tahun disebut dengan umur tunggal. Usia

dalam penelitian ini merupakan usia atau umur responden sejak

kelahiran sampai dengan penelitian dilaksanakan.

Tabel 18. Karakteristik Responden Menurut Umur

No Kelompok Umur Frekuensi Persentasi

1 31-40 12 28,6

2 41-50 13 31,0

3 51-60 9 21,3

4 61-70 6 14,4

5 >70 2 4,8

Jumlah 42 100,0

Sumber : Data Primer 2016

Gambar 2. Diagram Pie Karakteristik Responden Dusun Gondang

berdasarkan Kelompok Umur

28,6

31,0

21,4

14,34,8

Diagram Pie Karakteristik Responden Dusun Gondang berdasarkan Kelompok Umur

31-40

41-50

51-60

61-70

>70

Page 93: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

76

Tabel 18 menunjukkan bahwa responden yang berpartisipasi

dalam pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai energi

alternatif biogas didaerah penelitian didominasi pada kelompok

umur 40-49 tahun yaitu sebesar 31,0%. Kelompok umur tersebut

tergolong umur produktif sehingga mereka dapat berpartisipasi aktif

dalam kegiatan pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai

energi alternatif biogas di Dusun Gondang.

c. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan

Pendidikan menjadi salah satu perhatian dalam melihat suatu

subjek penelitian. Pendidikan menjadi penting mengingat bahwa

pendidikan mempengaruhi pola fikir seseorang. Pendidikan yang

tinggi dapat memberikan pemikiran yang lebih matang. Adapun

karakteristik responden Dusun Gondang berdasarkan tingjat

pendidikan dapat disajikan sebagai berikut :

Tabel 19. Karakteristik Responden Dusun Gondang Berdasarkan

Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentasi

1 Tidak Sekolah 2 4,8

2 Tamat SD 27 64,3

3 Tamat SMP 3 7,1

4 Tamat SMA 9 21,4

5 Tamat Akademi/PT 1 2,4

Jumlah 42 100,0

Sumber : Data Primer 2016

Page 94: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

77

Gambar 3. Diagram Pie Karakteristik Responden Dusun Gondang

berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 19 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan terendah

adalah SD dan tingkat pendidikan tertinggi adalah tamat akademi

atau PT. Tabel 19 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan

responden yang memiliki persentasi paling besar adalah tamat SD

adalah sebesar 64,3% dan tamat SMA sebesar 21,4%, sedangkan

responden yang paling sedikit tamat akademi atau PT. Secara

keseluruhan, tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini

rendah karena sebagian besar responden masih memiliki pendidikan

mulai dari tamat SD dan sebesar 2,4% responden yang tidak sekolah.

d. Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan

Pekerjaan merupakan gambaran kegiatan ekonomi

seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan pokok

responden merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan sehari-hari

dan merupakan mata pencaharian utama untuk memenuhi

kebutuhan hidup.

4,8

64,3

7,1

21,4

2,4

Diagram Pie Karakteristik Responden Dusun Gondang Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tidak Sekolah

Tamat SD

Tamat SMP

Tamat SMA

Tamat Akademi/PT

Page 95: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

78

Tabel 20. Karakteristik Responden Dusun Gondang Berdasarkan

Pekerjaan Pokok

No Pekerjaan Pokok Frekuensi Persentasi

1 Buruh Tani 1 2,4

2 Petani 21 50,0

3 Peternak 16 38,0

4 PNS 1 2,4

5 Perangkat Desa 2 4,8

6 Tukang Kebun 1 2,4

Jumlah 42 100,0

Sumber : Data Primer 2016

Gambar 4. Diagram Pie Karakteristik Respopnden Dusun Gondang

Berdasarkan Pekerjaan Pokok

Tabel 20 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

dalam penelitian ini memiliki pekerjaan pokok sebagai petani

sebesar 50% dan sebagai peternak sebesar 38%. Pekerjaan pokok

responden dengan persentasi paling rendah adalah buruh tani, PNS,

dan tukang kebun masing masing sebesar 2,4%. Karakteristik

responden berdasarkan pekerjaan pokok, menunjukkan bahwa

pertanian merupakan kegiatan ekonomi utama yang dilakukan

penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kondisi ini tidak

terlepas dari keberadaaan gunung merapi yang memberikan

2,4

50,038,0

2,4

4,762,4

Diagram Pie Karakteristik Responden Dusun Gondang Berdasarkan Pekerjaan Pokok

Buruh Tani

Petani

Peternak

PNS

Perangkat Desa

Tukang Kebun

Page 96: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

79

kesuburan tanah untuk mendukung kegiatan pertanian di Dusun

Gondang. Kesuburan tanah yang tinggi juga berpengaruh terhadap

banyaknya peternakan di Dusun Gondang karena ketersediaaan

pakan ternak yang tercukupi, dan keberadaan pertanian yang saling

menguntungkan untuk peternakan sehingga peternakan juga

berkembang pesat.

Pekerjaan sampingan merupakan pekerjaan atau kegiatan

ekonomi responden yang dilakukan diluar mata pencaharian pokok.

Berdasarkan penelitian diketahui responden memiliki pekerjaan

sampingan sebaga berikut :

Tabel 21. Karakteristik Responden Dusun Gondang berdasarkan

Pekerjaan Sampingan

No Pekerjaan Sampingan Frekuensi Persentasi

1 Petani 1 2,4

2 Peternak 15 35,7

3 Penjual Bambu 1 2,4

4 Tidak Ada 25 59,5

Jumlah 42 100,0

Sumber : Data Primer 2016

Gambar 5. Diagram Pie Karakteristik Responden Dusun Gondang

berdasarkan Pekerjaan Sampingan

2,4

35,7

2,459,5

Diagram Pie Karakteristik Responden Dusun Gondang Berdasarkan Pekerjaan Sampingan

Petani

Peternak

Penjual Bambu

Tidak Ada

Page 97: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

80

Tabel 21 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

dalam penelitian ini tidak memiliki pekerjaan sampingan sebesar

59,5%. Responden dengan pekerjaan sampingan sebagai peternak

sebesar 35,7%, petani sebesar 2,4% dan penjual bambu sebesar

2,4%. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden

dalam penelitian ini tidak memiliki pekerjaan sampingan sehingga

mereka mempunyai waktu untuk ikut serta berpartisipasi aktif dalam

pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif

biogas.

e. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendapatan

(Rumah Tangga/Bulan)

Pendapatan akan berpengaruh terhadap kesejahteraan

seseorang, sehingga akan mempengaruhi kemampuan finansial

seseorang untuk berpartisipasi seseorang dalam hal ini dalam

pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif

biogas. Data yang diperoleh dari lapangan menunjukkan pendapatan

terendah responden Rp 500.000/bulan dan pendapatan tertinggi Rp

2.500.000/bulan diklasifikasikan menjadi 3 kategori, yaitu tingkat

pendapatan rendah < 1.166.666, pendapatan sedang Rp 1.166.667 -

RP 1.833.332 dan pendapatan tinggi adalah > Rp 1.833.332.

Karakteristik Responden berdasarkan tingkat pendapatan dapat

disajikan pada tabel 22 sebagai berikut :

Page 98: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

81

Tabel 22. Karakteristik Responden Dusun Gondang Berdasarkan

Tingkat Pendapatan

No Tingkat Pendapatan Klasifikasi Frekuensi Persentasi

1 < Rp 1.166.666 Rendah 20 47,6

2 Rp 1.166.667- Rp Rp 1.833.332 Sedang 14 33,3

3 > Rp 1.833.332 Tinggi 8 19,1

Jumlah 42 100,0

Sumber : Data Primer 2016

Gambar 6. Diagram Pie Karakteristik Responden Dusun Gondang

Berdasarkan Tingkat Pendapatan

Tabel 22 menunjukkan bahwa hampir sebagian besar

responden mempunyai mempunyai pendapatan < Rp 1.166.666

yaitu sebesar 47,6% dengan klasifikasi rendah. Responden dengan

tingkat pendapatan tinggi sebesar 19,05%. Sebesar 33,3%

pendapatan responden berada pada tingkat sedang. Sebesar 52,1%

pendapatan responden masih berada dibawah UMK Kabupaten

Sleman yaitu sebesar Rp 1.338.000 per bulan (tahun 2016).

Tingkat pendapatan responden yang hampir sebagian besar

tergolong dalam klasifikasi rendah, akan mempengaruhi sumbangan

yang diberikan terutama sumbangan dana dari responden dalam

pelaksanaan kegiatan pengelolaan limbah peternakan sapi perah

47,6

33,3

19,1

Diagram Pie Karakteristik Responden Didusun Gondang Berdasarkan Tingkat Pendapatan

Rendah

Sedang

Tinggi

Page 99: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

82

sebagai energi alternatif biogas. Meskipun demikian dalam

penelitian penduduk yang memiliki pendapatan rendah, sedang dan

tinggi tidak berpengaruh terhadap partisipasi penduduk dalam

pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif

biogas. Kondisi ini dikarenakan pendanaan dalam pembuatan

instalasi biogas sudah ditanggung oleh pemerintah (merupakan

program pemerintah Kementrian ESDM). Pendapatan penduduk ini

lebih berpengaruh terhadap jumlah ternak yang dimiliki.

f. Karakteristik Responden menurut Jumlah Anggota Rumah

Tangga

Tabel 23. Karakteristik Responden Dusun Gondang Berdasarkan

Jumlah Anggota Rumah Tangga

No

Jumlah Anggota Rumah

Tangga

Frekuensi

Persentasi

1 2,0 - 3,0 19 45,2

2 4,0 - 5,0 21 50,0

3 ≥ 6 2 4,8

42 100,0

Sumber : Data Primer

Gambar 7. Diagram Pie Karakteristik Responden Dusun Gondang

berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga

45,250,0

4,8

Diagram Pie Karakteristik Responden Dusun Gondang Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga

2,0 - 3,0

4,0 - 5,0

≥ 6

Page 100: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

83

Tabel 23 menunjukkan bahwa sebanyak 50% dari responden

Dusun Gondang memiliki jumlah anggota keluarga 3-4 jiwa.

Responden dengan jumlah anggota keluarga 2-3 jiwa sebesar

45,24%, sedangkan persentasi responden yang paling rendah adalah

4,76% yaitu responden dengan jumlah anggota keluarga ≥ 6. Jumlah

anggota keluarga menjadi karakteristik responden dalam penelitian

ini karena dalam kegiatan pengelolaan limbah peternakan sapi perah

sebagai energi alternatif biogas semakin banyak yang ikut serta akan

memudahkan dalam pengelolaanya.

2. Pengelolaan Limbah Peternakan Sapi Perah di Dusun Gondang

Pengelolaan limbah peternakan di Dusun Gondang dilakukan

dengan melaksanakan kegiatan kegiatan seperti penimbulan,

penanganan di tempat, pengolahan dan pembuangan akhir. Pengelolaan

limbah peternakan bertujuan untuk meminimalisasi adanya resiko yang

ditimbulkan dari limbah peternakan di Dusun Gondang. Pengelolaan

tersebut diantaranya adalah :

a. Penimbulan

Pada dasarnya sampah tidak diproduksi, tetapi ditimbulkan.

Oleh karena itu dalam menentukan metode penanganan yang tepat,

penentuan besarnya timbulan sampah sangat ditentukan oleh jumlah

pelaku dan jenis kegiatan.

Page 101: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

84

Tabel 24. Data Rata-rata Penimbulan limbah Peternakan di Dusun

Gondang No Aspek Rata-rata

1 Jenis Limbah Padat & cair

2 Kepemilikan Sapi 3-4

3 Jumlah timbulan 145 kg

4 Memikirkan dampak dan

penanganan

85,7%

Sumber: Data Primer 2016 (Rincian dalam lampiran Tabel 51)

Berdasarkan tabel 24 diketahui limbah pada penelitian ini

berupa zat padat dan zat cair, yaitu kotoran dan sisa pakan serta

urine. Rata-rata dalam seminggu pada umumnya setiap sapi perah

menimbulkan limbah kurang lebih 25 - 50 kg. Responden dalam

penelitian ini rata-rata memiliki 3-4 sapi perah yang berarti setiap

minggu dapat menimbulkan limbah sebanyak kurang lebih 75

sampai 200 kg dan berdasarkan perhitungan dapat diketahui bahwa

setiap minggu peternakan menimbulkan sekitar 145 kg/minggu

(Lihat lampiran tabel 51).

Berdasarkan Tabel 24 diketahui sebagian besar 85,71%

responden sebelum memiliki peternakan telah memikirkan dampak

dan penanganan terhadap adanya limbah peternakan yang akan

dihasilkan. Penanganan yang akan dilaksanankan untuk mengatasi

limbah dengan cara dimanfaatkan sebagai pupuk kandang, sehingga

dapat mengurangi jumlah timbunan limbah tersebut.

b. Penanganan di tempat

Penanganan sampah ditempat adalah perlakuan terhadap

sampah ditempatkan dilokasi tempat pembuangan. Suatu material

yang sudah dibuang atau tidak dibutuhkan, seringkali masih

Page 102: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

85

memiliki nilai ekonomis. Penanganan sampah ditempat dapat

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penanganan sampah

pada tahap selanjutnya. Penanganan ditempat dalam penelitian ini

lebih diutamakan pada perlakuan atau penanganan limbah

peternakan di area peternakan.

Tabel 25. Data Rata-Rata penanganan Ditempat Limbah Peternakan

dan Alasan Pemanfaatan Limbah di Dusun Gondang No Aspek Rata-rata

1 Penanganan di tempat Pupuk Kandang dan Biogas

2 Pemanfaatan Biogas Pupuk Kandang

Sumber : Data Primer 2016 (Rincian dalam lampiran Tabel 52)

Data tabel 25 menunjukkan bahwa responden dalam

penanganan penimbulan limbah peternakan, penanganan yang

dilakukan adalah dengan memanfaatkan limbah menjadi pupuk

kandang dan biogas. Kondisi ini dilakukan karena kedua

penanganan tersebut efektif dalam mengatasi limbah peternakan.

Berdasarkan data tabel 25 diketahui bahwa sebelum adanya

pengolahan limbah responden telah memanfaatkan limbah dengan

berbagai alasan. Diketahui responden memanfaatkan limbah

peternakan dengan alasan untuk menjadikannya pupuk kandang.

c. Pengolahan

Pengolahan adalah upaya meningkatkan kualitas nilai guna,

nilai ekonomis dari limbah yang dihasilkan. Pengolahan limbah

peternakan dalam penelitian ini berupa pengolahan limbah

peternakan sebagai energi alternatif biogas. Berikut merupkan data

pengolahan limbah peternakan di Dusun Gondang :

Page 103: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

86

Tabel 26. Data Rata-Rata Pengolahan limbah Peternakan Dusun

Gondang No Aspek Rata-rata

1 Jenis Limbah Organik Kotoran Urine

2 Pengolahan Lmbah Biogas

3 Alasan Penggunaan Biogas Pengganti LPG

4 Kendala pengolahan Kebocoran

Sumber : Data Primer 2016 (Rincian dalam lampiran Tabel 53)

Berdasarkan tabel 26 diketahui bahwa jenis limbah organik

yang ada di peternakan Dusun Gondang adalah berupa padat dan

cair yaitu kotoran dan urine. Diketahui dari tabel 26 bahwa seluruh

responden memiliki instalasi biogas dan menfaatkannya dalam

upaya mengatasi limbah peternakan dan meningkatkan nilai guna

dari limbah peternakan tersebut.

Berdasarkan data tabel 26 diketahui responden

menggunakan biogas dengan alasan utama yaitu sebagai pengganti

LPG. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar

responden mengalami kendala dalam pengolahan limbah peternakan

sapi perah menjadi energi alternatif biogas. Adapun permasalahan

tersebut didominasi oleh kebocoran dalam instalasinya, bahkan

tidak hanya bocor tetapi ditemukan keretakan pada digester dan

membuat responden harus mengeluarkan biaya tambahan untuk

menambalnya.

d. Pembuangan akhir

Pembuangan akhir sampah harus memenuhi syarat

kesehatan dan kelestarian lingkungan. Teknik yang saat ini

dilakukan adalah open dumping yaitu sampah yang ada hanya

Page 104: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

87

ditempatkan begitu saja sehingga menimbulkan gangguan terhadap

lingkungan. Pembuangan penelitian ini tidak hanya dilakukan

dengan open dumping, sisa dari pengolahan limbah peternakan sapi

perah sebagai energi alternatif biogas, oleh responden dimanfaatkan

kembali menjadi pupuk padat.

Tabel 27. Data Rata-rata Pembuangan Akhir dalam Pengelolaan

Limbah peternakan sebagai energi alternatif biogas.

No Aspek Rata-rata

1 Sisa Pengolahan Biogas Sludge

2 Jenis Zat Sisa Padat

3 Dapat dimanfaatkan Iya

4 Pemanfaatan Kembali Pupuk

Sumber : Data Primer 2016 (Rincian dalam lampiran Tabel 54)

Data Tabel 27 tersebut menunjukkan bahwa pengelolaan

limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif biogas masih

memiliki sisa pengolahan berupa zat padat (Sludge). Dengan

keberadaan sisa pengolahan ini dimanfaatkan oleh responden

sebagai pupuk untuk mendukung pertanian.

3. Partisipasi Penduduk dalam Pengelolaan Limbah Peternakan Sapi

Perah sebagai Energi Alternatif Biogas di Dusun Gondang

Partisipasi penduduk dalam kegiatan pengelolaan limbah

peternakan sapi perah senagai energi alternatif biogas merupakan peran

serta secara aktif penduduk dalam kegiatan mengurangi limbah

peternakan. Partisipasi penduduk dalam pengelolaan limbah peternakan

sapi perah sebagai energi alternatif biogas di Dusun Gondang diukur

berdasarkan besarnya keterlibatan penduduk dalam kegiatan

pengelolaan tersebut mulai dari tahap identifikasi masalah,

perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan dan pemeliharaan serta

Page 105: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

88

evaluasi kegiatan pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai

energi alternatif biogas.

Tahapan partisipasi penduduk dalam penelitian ini dari tahap

identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan

dapemeliharaan serta evaluasi dikategorikan dalam tiga kelas, yaitu

rendah, sedang dan tinggi. Kategori tersebut diperoleh berdasarkan

skoring dari masing masing indikator pada setiap tahapan partisipasi

penduduk, yang kemudian diklasifikasikan dalam tingkatan rendah,

sedang dan tinggi.

Skoring merupakan pemberian skor relatif pada setiap jawaban

responden berdasarkan nilai potensi dan asumsi yang digunakan

sehingga memudahkan dalam analisis. Total skor akhir responden pada

setiap tahapan nantinya dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat

partisipasi penduduk dalam pengelolaan limbah peternakan sapi perah

sebagai energi alternatif biogas di Dusun Gondang apakah dalam

tingkatan rendah, sedang atau tinggi.

Tingkat partisipasi penduduk dalam kategori tinggi

menunjukkan bahwa responden terlibat secara aktif dalam kegiatan

pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif

biogas. Tingkat partisipasi penduduk dalam kategori sedang

menunjukkan bahwa keterlibatan responden dalam berbagai tahapan

kegiatan pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai energi

alternatif biogas kurang aktif, karena hanya ikut-ikutan atau ajakan dari

orang lain sehingga kurang memberikan sumbangan pemikiran dalam

Page 106: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

89

berbagai kegiatan pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai

energi alternatif biogas. Partisipasi penduduk dalam kategori rendah

dapat diasumsikan bahwa keterlibatan responden tidak aktif karena

responden tidak mengetahui akan adanya rencana kegitan pengelolaan

limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif biogas,

responden hanya ikut serta memanfaatkan hasil biogas.

a. Partisipasi penduduk dalam tahap identifikasi masalah

Kegiatan pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai

energi alternatif biogas bertujuan untuk mengurangi limbah yang

dihasilkan dari peternakan, membutuhkan peran serta penduduk di

Dusun Gondang dalam persiapan awal atau mengidentifikasi

berbagai masalah yang ada. Kegiatan tersebut sangat penting

dilakukan oleh penduduk yang tinggal di Dusun Gondang, agar

pengelolaan limbah peternakan yang dilakukan sesuai dengan

kondisi dan kebutuhan penduduk. Penduduk harus terlibat dalam

kegiatan persiapan awal atau identifikasi masalah pengelolaan

limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif biogas karena

mereka yang mengetahui kondisi dan permasalahan yang dihadapi

serta kebutuhan yang diperlukan dalam kegiatan pengelolaan limbah

peternakan sapi perah sebagai energi alternatif biogas.

Identifikasi masalah yang dilakukan oleh penduduk dari

tingkat terbawah sangat diperlukan dengan tujuan agar kegiatan

pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif

biogas yang dilaksanakan merupakan aspirasi dari penduduk Dusun

Page 107: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

90

Gondang, sehingga kegiatan yang dilaksanakan dapat dimanfaatkan

secara optimal.

Partisipasi penduduk dalam tahap identifikasi masalah,

merupakan kegiatan awal penduduk dalam perencanaan pengelolaan

limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif biogas yang

akan dilaksanakan. Keterlibatan penduduk dalam menggali masalah

ancaman limbah yang dihadapi dusun Gondang. Besarnya tingkat

partisipasi penduduk dalam tahap identifikasi masalah, dapat dilihat

dari besarnya skor yang diperoleh responden berdasarkan indikator

yang digunakan untuk mengukur tingkat pertisipasi penduduk pada

tahap perencanaan awal.

Hasil penelitian yang dilakukan dilapangan dengan sampel

42 kepala keluarga Dusun Gondang, gambaran partisipasi penduduk

pada tahap identifikasi masalah sebagai berikut:

Page 108: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

91

Tabel 28. Pertisipasi Penduduk berdasarkan Indikator pada Tahap

Identifikasi Masalah

No Indikator Partisipasi penduduk

tahap Persiapan Awal

Frekuensi Persentasi

1 Pengetahuan Penduduk

tantang kegiatan tentang

pengelolaan limbah

peternakan sapi perah

sebagai energi alternatif

biogas

Mengetahui kegiatan

tentang pengelolaan

limbah peternakan sapi

perah sebagai energi

alternatif biogas

34 81,0

Tidak mengetahui

kegiatan tentang

pengelolaan limbah

peternakan sapi perah

sebagai energi alternatif

biogas

8 19,0

Jumlah 42 100,0

2 Perolehan informasi tentang

pengolahan limbah

peternakan sebagai energi

alternatif biogas

Mencari informasi

sendiri

1 2,4

Pemerintah/ tokoh

penduduk

33 78,6

Tetangga 0 0,0

Tidak Mengetahui 8 19,0

Jumlah 42 100,0

3 Keterlibatan dalam tahap

identifikasi masalah

Terlibat 25 59,5

Tidak terlibat 17 40,5

Jumlah 42 100,0

4 Keterlibatan dalam tahap

identifikasi masalah dan

terlibat dalam memberikan

usulan/ masukan kegiatan

identifikasi masalah

Terlibat dalam

identifikasi dan

masukan

20

47,6

Terlibat dalam

identifikasi tetapi tidak

memberi masukan

5 11,9

Tidak terlibat dalam tahap identifikasi masalah dan tidak

terlibat dalam memberikan usulan

17 40,5

Jumlah 42 100,0

5 Motivasi terlibat dalam tahap

identifikasi masalah

Kesadaran 20 47,6

Ikut-ikutan 5 11,9

Takut 0 0,0

Tidak memiliki

motivasi

17 40,5

Jumlah 42 100,0

Sumber : Data Primer 2016

Tabel 28 menunjukkan bahwa dari 42 responden, yang

mengetahui tentang rencana kegiatan pengelolaan limbah

Page 109: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

92

peternakan sapi perah sebagai energi alternatif biogas di Dusun

Gondang sebesar 81% dan yang tidak mengetahui sebesar 19 %.

Respondenyang mengetahui kegiatan tentang pengelolaan limbah

peternakan sapi perah sebagai energi alternatif biogas yang

diketahui oleh responden sebagai berikut :

Page 110: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

93

Tabel 29. Pengetahuan Responden tentang Kegiatan Pengelolaan

Limbah Peternakan Sapi Perah sebagai Energi Alternatif

Biogas.

No Kegiatan Pengelolaan Limbah Frekuensi Persentasi

1 Mengetahui Penentuan Lokasi 34 81,0

Tidak mengetahui penentuan

lokasi

8 19,0

Jumlah 42 100,0

2 Mengetahui persiapan alat dan

bahan

24 57,1

Tidak mengetahui persiapan alat

dan bahan

18 42,9

Jumlah 42 100,0

3 Mengetahui pembuatan lubang

digester

25 59,5

Tidak mengetahui pembuatan

lubang digester

17 40,5

Jumlah 42 100,0

4 Mengetahui pembuatan saluran

pemasukan

26 61,9

Tidak mengetahui pembuatan

saluran pemasukan

16 38,1

Jumlah 42 100,0

5 Mengetahui pembuatan saluran

pengeluaran dan penampungan

26 61,9

Tidak mengetahui pembuatan

saluran pengeluaran dan

penampungan

16 38,1

Jumlah 42 100,0

6 Mengetahui instalasi 28 66,7

Tidak mengetahui instalasi 14 33,3

Jumlah 42 100,0

7 Mengetahui pembuatan pipa

saluran gas

28 66,7

Tidak mengetahui pembuatan

pipa saluran gas

14 33,3

Jumlah 42 100,0

Sumber :Data Primer 2016

Tabel 29 menunjukkan bahwa pengetahuan

responden tentang rencana kegiatan pengelolaan limbah

peternakan sapi perah sebagai energi alternatif biogas di

Dusun Gondang berupa penentuan Lokasi 81%, persiapan

Page 111: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

94

alat dan bahan 57,1%, pembuatan lubang digester 59,5%,

pembuatan saluran pemasukan 61,9%, pembuatan saluran

pengeluaran dan penampungan 61,9%, pemasangan

/instalasi 66,7%, dan pembuatan pipa saluran gas 66,7%.

Penentuan lokasi merupakan kegiatan pengelolaan

limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif biogas

yang paling awal dan mendasar. Semua penduduk

mengetahui tentang penentuan lokasi mengingat penentuan

lokasi ini tidak boleh jauh dari sumber bahan baku biogas

sehingga memudahkan dalam pelaksanaannya. Tabel 29

juga menunjukkan lebih dari setengah responden yang

mengetahui kegiatan pengelolaan limbah peternakan sapi

perah sebagai energi alternatif biogas sudah memahami

hampir secara keseluruhan. Penduduk dalam hal ini sudah

mengetahui tentang tahapan kegiatan pengelolaan limbah

peternakan sapi perah sebagai energi alternatif biogas

dikarenakan telah dilakukan penyuluhan dari pihak

pemerintah selaku penyelenggara kegiatan.

Responden yang mengetahui rencana kegiatan

pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai energi

alternatif biogas di dusun Gondang, sebesar 78,6% mendapat

informasi dari pemerintah (kementrian ESDM) dan

responden yang aktif mencari informasi sendiri melalui

berbagai media hanya sebesar 2,4%.

Page 112: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

95

Partisipasi penduduk pada tahap identifikasi masalah, dapat

dilihat dari keterlibatan penduduk Dusun Gondang dalam

megidentifikasi masalah pengelolaan limbah peternakan sapi perah

sebagai energi alternatif biogas. Tabel 28 menunjukkan dari 42

responden yang terlibat dalam kegiatan identifikasi masalah

pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif

biogas sebesar 81%, sedangkan yang tidak terlibat dalam

identifikasi masalah sebesar 19%. Responden yang terlibat dalam

kegiatan identifikasi masalah, sebesar 59,5% aktif dalam

memberikan usulan atau pendapat dalam kegiatan identifikasi

masalah pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai energi

alternatif biogas di Dusun Gondang dan sebesar 40,5% tidak aktif

dalam memberikan usulan atau pendapat. Masukan atau usulan yang

diberikan responden Dusun Gondang sebagai berikut :

Page 113: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

96

Tabel 30. Keterlibatan dalam Tahap Identifikasi Masalah dan

Masukan Responden dalam Kegiatan Identifikasi

Masalah Pengelolaan Limbah Peternakan Sapi Perah

sebagai Energi Alternatif Biogas

No Masalah Pengelolaan Limbah

Peternakan

Frekuensi Persentasi

1 Masukan Terlibat dalam

identifikasi

masalah dan

memberikan

masukan limbah

dapat menurunkan

mutu lingkungan

dan kesehatan

13 31,0

Mengganggu

kenikmatan hidup

penduduk

5 11,9

Mengurangi

pengeluaran

ekonomi

2 4,7

2 Tidak terlibat dalam

memberikan masukan

5 11,9

3 Tidak terlibat dalam identifikasi

masalah dan tidak memberikan

masukan

17 40,5

Jumlah 42 100,0

Sumber : Data Primer 2016

Tabel 30 menunjukkan bahwa masalah pengelolaan

limbah peternakan yang di identifikasi oleh responden yang

terlibat aktif dalam memberikan masukan atau usulan dalam

kegiatan identifikasi masalah adalah bahaya limbah

peternakan yang dapat menurunkan mutu lingkungan dan

kesehatan yaitu sebesar 31%, serta adanya masalah

mengganggu kenikmatan hidup penduduk sebesar 11,9%.

Motivasi responden yang terlibat dalam kegiatan identifikasi

masalah antara lain kesadaran sebesar 47,6% dan ikut-ikutan sebesar

11,9%. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk

Page 114: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

97

Dusun Gondang menyadari bahwa mereka memiliki peternakan

yang mempunyai banyak masalah dan harus diselesaikan.

Tingkat partisipasi penduduk Dusun Gondang dalam tahap

persiapan awal atau identifikasi masalah dalam pengelolaan limbah

peternakan sapi perah sebagai energi alternatif biogas, berdasarkan

skor yang telah ditentukan, dapat disajikan pada tabel 31 sebagai

berikut :

Tabel 31. Tingkat Partisipasi Penduduk dalam Tahap Identifikasi

Masalah Pengelolaan Limbah Peternakan di Dusun

Gondang

No Tingkat partisipasi

Penduduk

Frekuensi Persentasi

1 Rendah 17 40,5

2 Sedang 5 11,9

3 Tinggi 20 47,6

Jumlah 42 100,0

Sumber : Data Primer 2016

Gambar 8. Diagram Pie Tingkat Partisipasi Penduduk dalam Tahap

Identifikasi Masalah Pengelolaan Limbah Peternakan

sebagai Energi Alternatif Biogas di Dusun Gondang

Tabel 31 menunjukkan bahwa partisipasi penduduk dalam

tahap identifikasi masalah di Dusun Gondang, yang berada pada

40,5

11,9

47,6

Diagram Pie Tingkat Partisipasi Penduduk dalam Tahap Identifikasi Masalah Pengelolaan Limbah Peternakan di

Dusun Gondang

Rendah

Sedang

Tinggi

Page 115: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

98

tingkatan rendah 40,5%, tingkatan sedang 11,9% dan yang berda

pada tingkatan tinggi sebesar 47,6%. Sebesar 47,6% penduduk pada

tahap identifikasi masalah berada pada tingkat tinggi, artinya

penduduk Dusun Gondang hampir sebagian besar terlibat secara

aktif dalam mengidentifikasi masalah pengelolaan limbah

peternakan sapi perah sebagai energi alternatif biogas di Dusun

Gondang. Kondisi tersebut membuktikan bahwa penduduk hampir

sebagian besar sudah memiliki kepedulian dan kepekaan dalam

menemukan dan mengidentifikasi masalah pengelolaan limbah

peternakan sapi perah sebagai energi alternatif biogas yang harus

diselesaikan.

b. Partisipasi Penduduk dalam Tahap Perencanaan

Perencanan dalam kegiatan pengelolaan limbah peternakan

sapi perah sebagai energi alternatif biogas merupakan suatu proses

mempersiapkan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam

pengurangan resiko dari limbah peternakan melalui pengelolaan

limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif biogas.

Perencanaan berfungsi memberikan pedoman atau petunjuk untuk

menentukan kegiatan-kegiatan pengelolaan limbah peternakan yang

akan dilakukan agar efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang

diharapkan.

Proses perencanaan kegiatan pengelolaaan limbah

peternakan sebagai energi alternatif biogas harus melibatkan

penduduk agar dapat diketahui informasi mengenai kondisi dan

Page 116: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

99

kebutuhan penduduk dalam menghadapi limbah peternakan.

Perencanaan yang melibatkan penduduk menunjukkan bahwa ide

dan aspirasi yang datang dari penduduk tidak diabaikan, namun

tersalurkan sesuai dengan kebutuhan sebagian besar penduduk.

Partisipasi penduduk dalam tahap perencanaan kegiatan

pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif

biogas menunjukkan bahwa pendudu terlibat aktif dan peduli bahwa

permasalahan limbah peternakan merupakan tanggung jawab

bersama. Permasalahan limbah peternakan merupakan masalah

yang harus dihadapi, salah satunya dengan merencanankan kegiatan

pengelolaan limbah petrnakan menjadi energi alternatif biogas yang

tepat dan didukung oleh semua pihak baik pemerintah maupun

penduduk.

Kenyataanya tidak semua penduduk erpartisipasi pada tahap

perencanaan ini dengan berbagai alasan. Besarnya partisipasi

penduduk dapat diukur menggunakan indikator yang digunakan

untuk mengukur tingkat partisipasi penduduk dalam tahap

perencanaan.

Hasil penelitian yang dilakukan di lapangan dengan

responden 42 kepala keluarga Dusun Gondang menunjukkan

gambaran partisipasi penduduk pada tahap perencanaan kegiatan

pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif

biogas adalah sebagi berikut :

Page 117: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

100

Tabel 32. Partisipasi Penduduk Berdasarkan Indikator Pada Tahap

Perencanaan.

No Indikator Partisipasi

penduduk

dalam tahap

perencanaan

Frekuensi Persentasi

1 Keterlibatan dalam tahap perencanaan

kegiatan pengelolaan limbah

Terlibat 36 85,7

Tidak Terlibat 6 14,3

Jumlah 42 100,0

2

Perencanaan

kegiatan

pengelolaan

limbah

peternakan sapi

perah sebagai

energi alternatif

biogas yang

diikuti

Penentuan lokasi Terlibat 36 85,7

Tidak Terlibat 6 14,3

Jumlah 42 100,0

Persiapan Alat dan

Bahan

Terlibat 27 64,3

Tidak Terlibat 15 35,7

Jumlah 42 100,0

Pembuatan Lubang

digester

Terlibat 27 64,3

Tidak Terlibat 15 35,7

Jumlah 42 100,0

Pembuatan saluran

pemasukan

Terlibat 30 71,4

Tidak terlibat 12 28,6

Jumlah 42 100,0

Pembuatan saluran

pengeluaran dan bak

penampungan

Terlibat 29 69,0

Tidak Terlibat 13 31,0

Jumlah 42 100,0

Pemasangan/

instalasi

Terlibat 30 71,4

Tidak terlibat 12 28,6

Jumlah 42 100,0

Pemasangan pipa

saluran gas

Terlibat 27 64,3

Tidak Terlibat 15 35,7

Jumlah 42 100,0

3

Keterlibatan dalam tahap

perencanaan kegiatan

pengelolaan limbah dan

terlibat dalam memberikan

usulan/masukan kegiatan

perencanaan

Terlibat dalam

perencanaan dan

masukan

31 73,8

Terlibat dalam

perencanaan tetapi tidak

memberikan ususlan

5 11,9

Tidak terlibat dalam tahap perencanaan dan tidak terlibat

dalam memberikan usulan

6 14,3

Jumlah 42 100,0

4

Motivasi terlibat dalam perencanaan Takut 0 0,0

Ikut-ikutan 6 14,3

Kesadaran 30 71,4

Tidak terlibat dalam perencanaan 6 14,3

Jumlah 42 100,0

Sumber : Data primer 2016

Page 118: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

101

Tabel 32 menunjukkan bahwa dari 42 responden Dusun

Gondang, responden yang terlibat dalam perencanaan kegiatan

pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif

biogas sebesar 85,7%, sedangkan yang tidak terlibat dalam kegiatan

perencanaan sebesar 14,3%. Responden yang terlibat dalam

kegiatan perencanaan sebesar 73,8 % aktif memberikan usulan dan

masukan dalam perencanaan kegiatan pengelolaan limbah

peternakan sapi perah sebagai energi alternatif biogas, sedangkan

sisanya sebesar 11,9 % tidak aktif dan hanya sekedar terlibat tanpa

memberikan ide atau usulan dalam perencanaan kegiatan

pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif

biogas. Usulan atau masukan dalam perencanaan kegiatan

pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif

biogas yang diberikan oleh responden sebagai berikut :

Page 119: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

102

Tabel 33. Keterlibatan dalam Tahap Perencanaan dan terlibat

Memberikan Masukan dalam perencanaan

Pengelolaan Limbah Peternakan Sapi Perah sebagai

Energi Alternatif Biogas di Dusun Gondang

No Masalah

Pengelolaan

Limbah Peternakan

Keterlibatan Frekuensi Persentasi

1 Lokasi dekat

dengan kandang

peternakan

Terlibat 19 45,2

Tidak Terlibat 12 28,6

Terlibat dalam tahap perencanaan

dan tidak terlibat dalam memberikan

usulan

5 11,9

Tidak terlibat dalam tahap

perencanaan dan tidak terlibat dalam

memberikan usulan

6 14,3

Jumlah 42 100,0

2 Kapasitas digester

yang lebih besar

Terlibat 14 33,3

Tidak Terlibat 17 40,5

Terlibat dalam tahap perencanaan

dan tidak terlibat dalam memberikan

usulan

5 11,9

Tidak terlibat dalam tahap

perencanaan dan tidak terlibat dalam

memberikan usulan

6 14,3

Jumlah 42 100,0

3 Pemilihan alat dan

bahan yang baik

Terlibat 9 21,4

Tidak Terlibat 22 52,4

Terlibat dalam tahap perencanaan

dan tidak terlibat dalam memberikan

usulan

5 11,9

Tidak terlibat dalam tahap

perencanaan dan tidak terlibat dalam

memberikan usulan

6 14,3

Jumlah 42 100,0

4 Pekerja borongan

yang baik

Terlibat 6 14,3

Tidak Terlibat 25 61,9

Terlibat dalam tahap perencanaan

dan tidak terlibat dalam memberikan

usulan

5 11,9

Tidak terlibat dalam tahap

perencanaan dan tidak terlibat dalam

memberikan usulan

6 14,3

Jumlah 42 100,0

Sumber : Data Primer 2016

Page 120: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

103

Tabel 33 menunjukkan bahwa responden yang

terlibat secara aktif dalam memberikan masukan

perencanaan pengelolaan limbah peternakan sebagai energi

alternatif biogas, sebesar 45,2% mengusulkan lokasi yang

berdekatan dengan kandang peternakan. Lokasi yang dekat

dengan kandang peternakan sangat penting untuk

memudahkan dalam kegitan pegolahan biogas dalam hal ini

agar bahan baku tidak terlalu jauh mengangkut atau bahkan

tidak perlu diangkut. Selai itu usulan kapasitas digester yang

lebih besar mempunyai persentasi 33,3%, karena dengan

kapasitas digester yang besar akan menyerap limbah

peternaka yang besar sehingga dapat mengurangi limbah

dengan skala lebih besar. Usulan untuk pekerja yang baik

hanya diusulkan oleh 6 jiwa (14,3%), kondisi ini mengingat

proyek pengelolaan limbah peternakan merupakan program

dari pemerintah.

Penduduk yang terlibat pada tahap perencanaan, keseluruhan

penduduk terlibat dalam perencanaan penentuan lokasi pembuatan

instalasi biogas yaitu sebesar 85,7%, pemasangan instalasi sebesar

64,3%, pembuatan saluran pemasukan sebesar 64,3%, pembuatan

saluran pengeluaran dan bak penampungan sebesar 71,4%,

sedangkan persiapan alat dan bahan sebesar 69%, pembuatan lubang

digester 71,4% dan pemasangan pipa saluran gas 64,3%. Data

tersebut menunjukkan bahwa penduduk terlibat aktif dilihat dari

Page 121: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

104

besarnya persentasi yang diperoleh dilapangan. Selain itu juga

diketahui penduduk sebagian besar sudah berperan aktif dalam

kegiatan perencanaan.

Motivasi penduduk yang telibat dalam kegiatan pengelolaan

limbah peternakan sebagi energi alternatif biogas antara lain karena

kesadaran sebesar 71,4 % dan ikut-ikutan sebesar14,3%. Sebagian

besar penduduk motivasinya adalah kesadaran, karena penduduk

sadar bahwa kegiatan pengelolaan limbah peternakan sapi perah

sebagai energi alternatif biogas harus direncanakan sebaik mungkin

agar memberikan manfaat yang optimal serta efektif dan efisien

sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Responden yang terlibat

dalam kegiatan perencanaan mempunyai kesadaran yang tinggi

karena sebagian besar penduduk yang telibat biasanya adalah

peternak sapi perah yang aktif dan mmemiliki bahan baku yang

melimpah sehingga kegiatan pengelolaan limbah peternakan sapi

perah sebagai energi alternatif biogas yang dilakukan dapat

bermanfaat dan mewakili aspirasi serta kepentingan penduduk.

Tingkat partisipsi penduduk Dusun Gondang dalam

perencanaan kegiatan kegiatan pengelolaan limbah peternakan sapi

perah sebagai energi alternatif biogas, berdasarkan skor katergori

yang telah ditentukan, dapat disajikan pada tabel 34 sebagai berikut:

Page 122: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

105

Tabel 34. Tingkat Partisipasi Penduduk dalam Tahap Perencanaan

Pengelolaan Limbah Peternakan Sapi Perah sebagai

Energi Alternatif Biogas Di Dusun Gondang.

No Tingkat partisipasi

Penduduk

Frekuensi Persentasi

1 Rendah 5 11,9

2 Sedang 4 9,5

3 Tinggi 33 78,6

Jumlah 42 100,0

Sumber : Data Primer 2016

Gambar 9. Diagram Pie Tingkat Partisipasi Penduduk dalam Tahap

Perencanaan Pengelolaan Limbah Peternakan Sapi

Perah sebagai Energi Alternatif Biogas di Dusun

Gondang

Tabel 34 menunjukkan bahwa partisipasi penduduk dalam

tahap perancanaan di Dusun Gondang, yang berada pada tingkatan

rendah 11,9%, tingkatan sedang 9,5% dan yang berada pada

tingkatan tinggi sebesar 78,6%. Data tersebut menunjukkan bahwa

sebesar 78,6% tingkat partisipasi penduduk pada tahap perencanaan

tergolong dalam klasifikasi tinggi. Kondisi tersebut disebabkan

karena penduduk yang terlibat dalam tahap perencanaan

pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif

11,9

9,5

78.6

Diagram Pie Tingkat Partisipasi Penduduk dalam Tahap Perencanaan Pengelolaan Limbah Peternakan sebagai Energi Alternatif Biogas Di Dusun Gondang

Rendah

Sedang

Tinggi

Page 123: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

106

biogas semuanya memiliki bahan baku yang dapat dijadikan energi

alternatif biogas dan hasilnya akan bermanfaat bagi peternak.

c. Partisipasi Penduduk dalam Tahap Pelaksanaan

Partisipasi penduduk pada tahap pelaksanaan merupakan

ketrlibatan penduduk dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan

limbah peternakan menjadi energi alternatif biogas, yang telah

direncanakan di Dusun Gondang. Keterlibatan penduduk dalam

tahap pelaksanaan merupakan realisasi perencanan kegiatan yang

biasanya melibatkan seluruh elemen penduduk. Tahapan ini

membutuhkan dukungan yang cukup besar dari penduduk sat

pelaksanaan kegiatan dilapangan, baik berupa sumbangan tenaga,

dana maupun ide gagasan terkait dengan pengelolaan limbah

paternakan sebagai energi alternatif biogas.

Penduduk Dusun Gondang yang tinggal di daerah pedesaan

diharapkan memiliki partisipasi yang tinggi, karena masih kuatnya

nilai gotong royong antar penduduk dalam hal ini pemilik

peternakan. Tahap pelaksanaan ini membutuhkan keinginan dan

kemauan dari peternak untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan

pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif

biogas dengan kesadaran yang penuh bahwa masalah limbah

peternakan adalah tanggung jawab bersama para peternak.

Kegiatan pelaksanaan pengelolaan limbah peternakan

sebagai energi laternatif biogas di Dusun Godang membutuhkan

dukungan dari semua lapisan baik pemerintah maupun peternak.

Page 124: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

107

Dukungan dari peternak sangat berperan dalam pelaksanaan

kegiatan pengelolaan limbah peternakan menjadi energi alternatif

biogas. Keterlibatan penduduk dalam tahap ini, sangat bermanfaat

dalam meningkatkan tanggung jawab dan rasa memiliki dalam

berbagai kegiatan pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai

energi alternatif biogas yang dilaksanakan.

Partisipasi penduduk dalam tahap pelaksanaan dapat diukur

dengan menggunakan beberapa indikator, untuk mengukur tingkat

partisipasi penduduk pada tahap pelaksanaan kegiatan pengelolaan

limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif biogas di

Dusun Gondang.

Hasil penelitian dilapangan dengan sampel 42 kepala

keluarga Dusun Gondang menunjukkan gambaran partisipasi

penduduk pada tahap pelaksanaan kegiatan pengelolaan limbah

peternakan sebagai energi alternatif sebagi berikut :

Page 125: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

108

Tabel 35. Partisipasi Penduduk berdasarkan Indikator pada Tahap

Pelaksanaan

No Indikator Partisipasi

penduduk tahap

Pelaksanaan

Frekuensi Persentasi

1 Katerlibatan dalam kegiatan

pelaksanaan pengelolaan

limbah

Terlibat 38 90,5

Tidak terlibat 4 9,5

Jumlah 42 100,0

2

Katerlibatan

dalam kegiatan

pengelolaan

limbah dan

memberikan

Sumbangan

dalam

pelaksanaan

kegiaatan

mitigasi

bencana

Tenaga Terlibat 21 50,0

Tidak Terlibat 17 40,5

Tidak Terlibat Sama Sekali 4 9,5

Jumlah 42 100,0

Dana Terlibat 18 42,9

Tidak Terlibat 20 47,6

Tidak Terlibat sama Sekali 4 9,5

Jumlah 42 100,0

Ide

gagasan

Terlibat 5 11,9

Tidak Terlibat 33 78,6

Tidak Terlibat Sama Sekali 4 9,5

Jumlah 42 100,0

3 Motivasi terlibat dalam

pelaksanaan

Takut 0 0,0

Ikut-ikutan 8 19,0

Kesadaran 30 71,4

Tidak Terlibat 4 9,5

Jumlah 42 100,0

Sumber : Data primer 2016

Tabel 35 menunjukkan bahwa dari 42 responden Dusun

Gondang, responden yang terlibat dalam kegiatan pelaksanaan

pengelolaan limbah peternakan sebagai energi alternatif biogas

sebesar 90,5%, sedangkan yang tidak terlibat dalam kegiatan

pelaksanaan sebesar 9,5%. Pelaksanaan program pengelolaan

limbah peternakan sebagi energi alternatif biogas yang diikuti oleh

responden dapat disajikan pada tabel 36 sebagai berikut:

Page 126: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

109

Tabel 36. Keterlibatan Penduduk dalam Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Limbah Peternakan Sapi Perah sebagai

Energi Alternatif Biogas

No Kegiatan

Pengelolaan

Limbah

Keterlibatan Frekuensi Persentasi

1 Penentuan Lokasi Terlibat 38 90,5

Tidak Terlibat 0 0,0

Tidak terlibat dalam pelaksanaan 4 9,5

Jumlah 42 100,0

2 Persiapan Alat

dan Bahan

Terlibat 32 76,2

Tidak Terlibat 6 14,3

Tidak terlibat dalam pelaksanaan 4 9,5

Jumlah 42 100,0

3 Pembuatan

Lubang Digester

Terlibat 33 78,6

Tidak Terlibat 5 11,9

Tidak terlibat dalam pelaksanaan 4 9,5

Jumlah 42 100,0

4 Pembuatan

Saluran

Pemasukan

Terlibat 32 76,2

Tidak Terlibat 6 14,3

Tidak terlibat dalam pelaksanaan 4 9,5

Jumlah 42 100,0

5 Pembuatan

Saluran

Pengeluaran dan

Penampungan

Terlibat 35 83,3

Tidak Terlibat 3 7,1

Tidak terlibat dalam pelaksanaan 4 9,5

Jumlah 42 100,0

6 Pemasangan /

Instalasi

Terlibat 31 73,8

Tidak Terlibat 7 16,7

Tidak terlibat dalam pelaksanaan 4 9,5

Jumlah 42 100,0

7 Pembuatan Pipa

Saluran Gas

Terlibat 33 78,6

Tidak Terlibat 5 11,9

Tidak terlibat dalam pelaksanaan 4 9,5

Jumlah 42 100,0

Sumber : Data Primer 2016

Tabel 36 menunjukkan bahwa penduduk Dusun

Gondang sebagian besar berpartisipasi dalam pelaksanaan

kegiatan pengelolaan limbah peternakan sebagai energi

altenatif biogas berupa berpartisipasi dalam kegiatan

Page 127: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

110

penentuan lokasi sebesar 90,5%, pembuatan saluran

pengeluaran dan penampungan sebesar 83,3%, pembuatan

lubang disester sebesar 78,86%, pembuatan pipa saluran gas

78,6%, persiapan alat dan bahan 76,2%, dan pemasangan/

instalasi 73,8%. Dari data tersebut diketahui hampir seluruh

responen berpartisipasi dalam kegiatan pelaksanaan,

meskipun diketahui sudah disediakan para petugas dari

pemerintah sebagai tenaga dalam pembuatan instalasi

biogas. Kondisi ini dikarenakan masih tingginya nilai gotong

royong para peternak sehingga banyak peternak yang ikut

andil dalam pembuatan instalasi biogas tersebut.

Tingkat partisipasi penduduk dalam tahap

pelaksanaan tergolong tinggi melihat hasil dari data melebihi

70% disetiap indikatornya. Selain diperkuat dengan gotong

royong yang tinggi, tingginya partisipasi dalam pelaksanaan

juga didasari rasa ingin tahu dari penduduk yang tinggi

sehingga penduduk tidak sungkan untuk ikut dalam

pembuatan. Alasan lain adalah karena penduduk bisa belajar

mengetahui detil pembuatan instalasi, sehingga jika terjadi

kerusakan dapat memperbaikinya sendiri.

Sumbangan yang diberikan oleh penduduk dalam

pelaksanaan kegiatan pengelolaan limbah peternakan sapi perah

sebagai energi alternatif biogas berupa tenaga sebesar 50 %,

sumbangan dana sebesar 42,9% dan sumbangan ide atau gagasan

Page 128: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

111

sebesar 11,9%. Data tersebut menunjukkan tidak semua penduduk

menyumbangkan tenaga dikarenakan setiap penduduk tidak

berkewajiban membuat sendiri dan telah disediakan petugas dari

pemerintah untuk pemasangan instalasi biogas. Walaupun demikian,

sebagian penduduk tetap ikut menyumbangkan tenaganya dalam

tahap pelaksanaan. Selain itu, penduduk juga menyumbangkan dana

dalam tahap pelaksanaan ini. Kondisi ini dikarenakan beberapa

kendala diantanya jauhnya lokasi biogas dengan dapur sehingga

membutuhkan tambahan dana untuk membeli bahan yang

dibutuhkan. Sebagian kecil penduduk juga menyumbangkan ide

atau gagasan dalam pelaksaan biasanya hanya dilakukan oleh orang

tertentu, contohnya kepala desa maupun tokoh penduduk karena

mereka dipandang memiliki pengalaman atau pengetahuan yang

lebih sehingga dapat mewakili kepentingan penduduk.

Motivasi penduduk Dusun Gondang yang terlibat dalam

kegiatan pelaksanaan kegiatan pengelolaan limbah peternakan

sebagi energi alternatif biogas antara lain karena kesadaran sebesar

71,4% dan ikut-ikutan sebesar 19%. Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa penduduk dusun Gondang dalam pelaksanaan kegiatan

pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif

biogas masih menjunjung tinggi nilai gotong royong. Penduduk

dengan suka rela atau kesadaran tinggi ikut berpartisipasi dalam

kegiatan pelaksanaan contohnya dalam pembuatan lubang digester

Page 129: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

112

dilakukan bersama-sama dan bergantian hingga selesai, sehingga

mempercepat pembuatan instalasi biogas.

Tingkat partisipasi penduduk Dusun Gondang dalam

pelaksanaan kegiatan pengelolaan limbah peternakan sapi perah

sebagai energi alternatif biogas, berdasarkan skor kategori yang

telah ditentukan dapat disajikan pada tabel 37 sebagai berikut:

Tabel 37. Tingkat Partisipasi Penduduk dalam Tahap Pelaksanaan

Pengelolaan Limbah Peternakan di Dusun Gondang

No Tingkat partisipasi

Penduduk

Frekuensi Persentasi

1 Rendah 3 7,1

2 Sedang 6 14,3

3 Tinggi 33 78,6

Jumlah 42 100,0

Sumber : Data Primer 2016

Gambar 10. Diagram Pie Tingkat Partisipasi Penduduk dalam Tahap

Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Peternakan di Dusun

Gondang

Tabel 37 menunjukkan tingkat partisipasi penduduk dalam

tahap pelaksanaan pengelolaan limbah peternakan di Dusun

Gondang berada pada tingkatan rendah sebesar 7,1%, sedang

7,1

14,3

78,6

Diagram Pie Tingkat Partisipasi Penduduk dalam Tahap Pelaksanaan Pengelolaan Limbah

Peternakan di Dusun Gondang

Rendah

Sedang

Tinggi

Page 130: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

113

sebesar 14,3%, dan tinggi sebesar 78,6%. Data tersebut

menunjukkan bahwa Tingkat partisipasi penduduk dalam tahap

pelaksanaan pengelolaan limbah peternakan di Dusun Gondang

sebagian besar berada pada tingkatan tinggi (78,6%). Kondisi ini

disebabkan karena masih tingginya nilai gotong royong sehingga

para peternak tidak merasa terpaksa terlibat dalam kegiatan

pelaksanaan pengelolaan limbah peternakan di Dusun Gondang.

Mereka menyadari bahwa pelaksanaan kegiatan pengelolaan limbah

peternakan sapi perah sebagai energi alternatif biogas merupakan

tanggung jawab bersama, sehingga didukung oleh semua elemen

penduduk karena dapat memberikan manfaat yang cukup besar serta

merupakan kepentingan dan kebutuhan penduduk sebagai

pengurang resiko limbah peternakan.

d. Partisipasi Penduduk dalam Tahap Pemanfaatan dan

Pemeliharaan

Partisipasi penduduk dalam tahap pemanfaatan dan

pemeliharaan merupakan keterlibatan penduduk Dusun Gondang

dalam memanfaatkan serta memelihara pengelolaan limbah

peternakan sapi perah sebagi energi alternatif biogas. Kegiatan

pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif

biogas yang bertujuan mengurangi limbah peternakan harus

memberikan manfaat sebesar-besarnya pada penduduk sekitar.

Manfaat kegiatan pengelolaan limbah peternakan sapi perah

sebagai energi alternatif biogas bagi penduduk dapat dirasakan

Page 131: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

114

secara langsung dengan adanya pembangungan instalasi

pengelolaan biogas. Contohnya, pengurangan limbah peternakan

secara signifikan dan juga pengalihan kayu bakar ataupun LPG ke

biogas yang berdampak pada pengeluaran ekonomi yang semakin

sedikit. Manfaat lain yang didapat dari pengelolaan biogas ini adalah

sisa pengelolaan biogas yang dapat dimanfaatkan menjadi pupuk

padatmaupun pupuk cair.

Besarnya manfaat yang diberikan dalam kegiatan

pengelolaan limbah peternakan diharapkan dapat menimbulkan rasa

memiliki penduduk terhadap pengelolaan limbah peternakan sapi

perah sebagai energi alternatif biogas yang dilaksanakan. Kegiatan

yang secara langsung melibatkan pendudk, bertujuan agar penduduk

dapat berperan aktif dalam kegiatan pengelolaan limbah peternakan

sapi perah sebagai energi alternatif biogas, termasuk dalam

pemanfaatan dan pemeliharaan.

Penduduk yang terlibat dalam pemanfaatan dan

pemeliharaan berbagai pengelolaan limbah peternakan adalah

mereka yang memiliki rasa kecintaan terhadap lingkungan tempat

mereka tinggal, sehingga mereka perlu untuk hidup harmonis

berdampingan bersama alam (lingkungan area peternakan

mengingat mereka mayoritas adalah peternak). Penduduk

berkewajiban ikut serta dalam pemeliharaan berbagai penanganan

limbah peternakan yang dilaksanakan di daerahnya. Pemeliharaan

pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif

Page 132: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

115

biogas merupakan tanggung jawab bersama setiap penduduk

maupun pemerintah.

Partisipasi penduduk dalam tahap pemanfaatan dan

pemeliharaan dapat di ukur dengnan menggunakan beberapa

indikator, untuk mengukur tingkat partisipasi penduduk dalam

pemanfaatan dan pemeliharaan kegiatan pengelolaan limbah

peternakan sapi perah sebagai energi alternatif biogas di Dusun

Gondang.

Hasil penelitian dengan sampel 42 kepala keluarga

menunjukkan partisipasi penduduk pada tahap pemanfaatan dan

pemeliharaan pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai

energi alternatif biogas sebagai berikut :

Tabel 38. Partisipasi Penduduk berdasarkan Indikator pada Tahap

Pemenfaatan dan Pemeilharaan

No Indikator Partisipasi masyarakat

tahap Pemanfaatan dan

pemeliharaan

Frekuensi Persentasi

1 Katerlibatan

dalam kegiatan

pemanfaatan

Terlibat 42 100,0

Tidak terlibat 0 0,0

Jumlah 42 100,0

2 Katerlibatan

dalam kegiatan

pemeliharaan

Terlibat 39 93,0

Tidak terlibat 3 7,0

Jumlah 42 100,0

3 Motivasi terlibat

dalam

pemanfaatan dan

pemeliharaan

Takut 0 0,0

Ikut-ikutan 10 23,8

Kesadaran 32 76,2

Jumlah 42 100,0

Sumber : Data Primer 2016

Page 133: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

116

Tabel 38 menunjukkan bahwa dari 42 responden, seluruh

responden terlibat dalam pemanfaatan berbagai hasil dari

pengelolaan limbah peternakan. Artinya pengelolaan limbah

peternakan sapi perah memberikan manfaat yg optimal bagi

penduduk. Berbagai kegiatan pemanfaatan tersebut yaitu sebagai

berikut :

Tabel 39. Keterlibatan Penduduk dalam Pemanfaatan Kegiatan

Pengelolaan Limbah Peternakan Sebagai Energi

Alternatif Biogas

No Kegiatan

Pemanfaatan

Keterlibatan Frekuensi Persentasi

1 Pengalihan kayu

bakar maupun

LPG ke biogas

Terlibat 42 100

Tidak Terlibat 0 0

Jumlah 42 100

2 Pemanfaatan sisa

pengelolaan

biogas sebagai

pupuk cair

maupun padat

Terlibat 16 38,1

Tidak Terlibat 26 61,9

Jumlah 42 100,0

Sumber : Data Primer 2016

Tabel 39 menunjukkan bahwa penduduk Dusun

Gondang dalam melakukan kegiatan pemanfaatan tercatat

sebesar 100% berupa pengalihan kayu bakar atau LPG ke

biogas dan sebesar 38,1% berupa pemanfaatan sisa

pengelolaan limbah peternakan sebagai energi alternatif

biogas menjadi pupuk padat dan pupuk cair. Kondisi ini

menunjukkan bahwa penduduk Dusun Gondang sebagian

besar telah beralih menggunakan biogas dan dapat dikatakan

pengelolaan limbah peternakan sebagai energi alternatif

Page 134: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

117

biogas dapat memberikan manfaat yang berarti bagi

penduduk.

Pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai energi

alternatif biogas yang dimanfaatkan oleh penduduk wajib sebaik

mungkin sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab. Penduduk

yang terlibat dalam pemeliharaan pengelolaan limbah peternakan

sapi perah sebagai energi alternatif biogas di Dusun Gondang

berdasarkan tabel 36 sebesar 93%, sedangkan yang tidak terlibat

sebesar 7%. Keterlibatan responden dalam pemeliharaan

pengelolaan limbah peternakan sebagai energi alternatif biogas

dapat disajikan pada tabel 40 sebagai berikut:

Tabel 40. Keterlibatan Penduduk dalam Pemeliharaan Pengelolaan

Limbah Peternakan sebagai Energi Alternatif Biogas

No Kegiatan pemanfaatan Frekuensi Persentasi

1 Membersihkan daerah sekitar

lokasi pengelolaan limbah

peternak

20 47,7

2 Pengecekan instalasi

pengelolaan limbah biogas

14

33,3

3 Mengikuti butir 1 dan 2 5 11,9

Tidak Terlibat 3 7,1

Jumlah 42 100,0

Sumber : Data Primer 2016

Tabel 40 menunjukkan bahwa partisipasi responden dalam

pemeliharaan didominasi membersihkan daerah sekitar lokasi

pengelolaan biogas sebesar 47,7% dan pengecekan instalasi

pengelolaan biogas sebesar 33,3%. Membersihkan lokasi

pengelolaan limbah bertujuan agar tidak tercampurnya bahan

organik dari kotoran maupun urine sapi dengan bahan anorganik

Page 135: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

118

seperti bahan kimia (sabun bekas mencuci sapi, air yang

terkontaminasi bahan kimia lainnya). Bahan baku biogas jika

bercampur dengan bahan kimia yang berasal dari cairan kimia

berpotensi mematikan bakteri pengurai yang ada dalam bahan baku

sehingga dapat mematikan proses penguraian dalam digester.

Pengecekan berkala pada instalasi pengelolaan limbah bertujuan

mengurangi kemungkinan kerusakan yang terjadi, misalnya

kebocoran, tersumbatnya lubang saluran instalasi.

Motivasi penduduk Dusun Gondang yang terlibat pada tahap

pemanfaatan dan pemeliharaan antara lain karena kesadaran sebesar

76,2% dan ikut-ikutan sebesar 23,8%. Sebagian besar responden

memiliki motivasi kesadaran karena mereka menyadari bahwa

kegiatan pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagi energi

alternatif biogas memberikan manfaat yang cukup besar bagi

penduduk dalam mengurangi resiko limbah peternakan dan

memberikan keringanan pengeluaran (ekonomi bulanan dan

pengadaan pupuk) sehingga mereka berusaha memelihara dengan

rasa tanggung jawab dan saling memiliki.

Tingkat partisipasi penduduk Dusun Gondang dalam

pemanfaatan dan pemeliharaan berbagai pengelolaan limbah

peternakan sapi perah sebagai energi alternatif biogas, berdasarkan

skor kategori yang telah ditentukan, dapat disajikan pada tabel 41

sebagai berikut :

Page 136: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

119

Tabel 41. Tingkat Partisipasi Penduduk dalam Tahap Pemanfaatan

dan Pemeliharaan Pengelolaan Limbah Peternakan Sapi

Perah sebagai Energi Alternatif Biogas

No Tingkat partisipasi

Penduduk

Frekuensi Persentasi

1 Rendah 0 0,0

2 Sedang 3 7,1

3 Tinggi 39 92,9

Jumlah 42 100,0

Sumber : Data Primer

Gambar 11. Diagram Pie Tingkat Partisipasi Penduduk dalam Tahap

Pemanfaatan dan Pemeliharaan Pengelolaan Limbah

Peternakan Sapi Perah sebagai Energi Alternatif Biogas

Tabel 41 menunjukkan bahwa sebesar 92,9% penduduk

Dusun Gondang memiliki tingkat partisipasi yang tinggi pada tahap

pemanfaatan dan pemeliharaan pengelolaan limbah peternakan sapi

perah sebagi energi alternatif biogas. Penduduk dengan tingkat

partisipasi sedang sebesar 7,1%, sehingga tidak ada penduduk yang

tingkat partisipasinya rendah. Sebagian besar penduduk tingkat

partisipasinya tinggi karena mereka sadar bahwa berbagai

pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagi energi alternatif

harus dijaga dan dipelihara agar memberikan manfaat yang lebih

7,1

92,9

Diagram Pie Tingkat Partisipasi Penduduk dalam Tahap Pemanfaatan dan Pemeliharaan

Pengelolaan Limbah Peternakan Sapi Perah sebagai Energi Alternatif Biogas

Sedang

Tinggi

Page 137: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

120

lama. Data tersebut menunjukkan bahwa tidak ada penduduk yang

termasuk tingkatan partisipasi rendah yang berarti bahwa

pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif

di Dusun Gondang dapat memberikan manfaat yang besar bagi

penduduk, sehingga sebagian besar penduduk terlibat dalam

kegiatan pemeliharaan karena merasa memiliki dan bertanggung

jawab untuk ikut menjaga berbagai kegiatan yang dilaksanakan.

e. Partisipasi Penduduk dalam Tahap Evaluasi

Partisipasi penduduk dalam tahap evaluasi merupakan tahap

dimana penduduk terlibat dalam kegiatan pengelolaan limbah

peternakan untuk memberikan penilaian terhadap berbagai kegiatan

yang telah dilaksanakan apakah sudah sesuai dengan kebutuhan atau

masih ada yang harus diperbaiki. Keterlibatan penduduk pada tahap

evaluasi menunjukkan kepedulian dan perhatian penduduk terhadap

pengelolaan limbah peternakan yang telah dilaksanakan, sehingga

dapat dilakukan tindak lanjut yang sesuai dengan kebutuhan.

Tingkat partisipasi penduduk pada tahap evaluasi dapat diketahui

dengan melihat skor yang diperoleh responden, berdasarkan

indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat partisipasi

penduduk dalam tahap evaluasi di Dusun Gondang.

Hasil penelitian yang dilakukan dengan responden sejumlah

42 kepala keluarga Dusun Gondang menunjukkan gambaran

partisipasi penduduk pada tahap evaluasi kegiatan pengelolaan

Page 138: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

121

limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif biogas

sebagai berikut :

Tabel 42. Partisipasi Penduduk Berdasarkan Indikator Pada Tahap

Evaluasi

No Indikator Partisipasi

masyarakat

tahap evaluasi

Frekuensi Persentasi

1 Katerlibatan

dalam kegiatan

evaluasi

pengelolaan

limbah

peternakan

Terlibat 41 97,6

Tidak terlibat 1 2,4

42 100,0

2 Katerlibatan

dalam kegiatan

evaluasi dan

terlibat dalam

memberikan

usulan

kegiatan

evaluasi

Terlibat 34 81,0

Tidak terlibat 7

16,6

Tidak terlibat tahap evaluasi 1 2,4

42 100,0

3 Motivasi

terlibat dalam

Evaluasi

Takut 0 0,0

Ikut-ikutan 8 19,0

Kesadaran 33 78,6

Tidak Terlibat tahap evaluasi 1 2,4

Jumlah 42 100,0

Sumber : Data Primer 2016

Tabel 42 menunjukkan bahwa dari 42 responden Dusun

Gondang, responden yang terlibat dalam kegiatan evaluasi

pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif

biogas sebesar 97,6%, sedangkan yang tidak terlibat sebesar 2,4%.

Penduduk yang terlibat dalam kegiatan evaluasi, sebesar 81%

terlibat aktif dalam memberikan usulan/ masukan, sedangkan

sebesar 16,6% tidak aktif memberikan usulan atau masukan dalam

Page 139: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

122

kegiatan pengelolaan limbah peternakan sebagai energi alternatif

biogas. Masukan atau usulan responden yang terlibat dalam tahap

evaluasi pengelolaan limbah peternakan sebagi energi alternatif

biogas adalah sebagi berikut :

Tabel 43. Katerlibatan dalam Kegiatan Evaluasi dan Terlibat

Memberikan Masukan dalam Kegiatan Evaluasi

Pengelolaan Limbah Peternakan Sapi Perah sebagai

Energi Alternatif Biogas

No Kegiatan Pemeliharaan Frekuensi Persentasi

1 Kegiatan penyuluhan dan

sosialisai pengelolaan limbah

dilakukan secara berkala

22 79,4

2 Berbagi pengalaman antar sesama

pemilik instalasi biogas

7 35,3

3 Memberikan saran butir 1 dan 2 5 11,9

4 Tidak terlibat dalam evaluasi

tanpa memberikan usulan

7 16,7

5 Tidak terlibat dalam Evaluasi

keseluruhan

1 2,4

Jumlah 42 100,0

Sumber : Data Primer 2016

Masukan atau usulan responden berdasarkan tabel 43

dapat diketahui bahwa sebesar 79,4% mengusulkan kegiatan

sosialisasi penyuluhan dan sosialisasi pengolahan limbah

dilakukan secara berkala, sebesar 35,3% mengusulkan

adanya acara untuk saling berbagi pengalaman antar pemilik

instalasi biogas. Kegiatan penyuluhan dan sosialisasi

pengelolaan limbah dilakukan secara berkala memilki

persentasi cukup besar dikarenakan agar penduduk

mendapatkan bekal pengetahuan dan adanya pengawasan

pada warga yang mengalami kendala. Kegiatan ini sangat

dibutuhkan karena peran serta pemerintah dalam

Page 140: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

123

menggerakkan penduduk menjadi awal yang baik agar

pengelolaan limbah peternakan terus berlangsung dan bisa

terus terjaga kelangsungannya. Usulan untuk mengadakan

acara saling berbagi pengalaman menjadi masukan yang

perlu dipertimbangkan karena dengan adanya acara serupa

akan membantu penduduk dalam mengelola limbah

peternakan menjadi lebih baik selain itu kendala yang

dihadapi penduduk dalam pengelolaan limbah dapat

dipecahkan atau diselesaikan bersama.

Motivasi penduduk Dusun Gondang terlibat kegiatan

evaluasi pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai energi

alternatif antara lain karena kesadaran 78,6% dan ikut-ikutan sebesar

19%. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar motivasi

penduduk yang telibat dalam kegiatan evaluasi adalah kesadaran

(80,5%), artinya penduduk memiliki kepedulian yang tunggi

terhadap hasil kegiatan yang dilaksanakan di Dusun Gondang.

Tingkat partisipasi penduduk Dusun Gondang dalam

evaluasi pengelolaan limbah peternakan sebagai energi alternatif

biogas, berdasarkan skor kategori yang telah ditentukan, dapat

disajikan pada tabel 44 sebagai berikut:

Page 141: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

124

Tabel 44. Tingkat Partisipasi Penduduk dalam Tahap Evaluasi

Pengelolaan Limbah Peternakan Sapi Perah Sebagai

Energi Alternatif Biogas Di Desa Gondang

No Tingkat partisipasi

Penduduk

Frekuensi Persentasi

1 Rendah 1 2,4

2 Sedang 4 9,5

3 Tinggi 37 88,1

Jumlah 42 100,0

Sumber : Data Primer 2016

Gambar 12. Diagram Pie Tingkat Partisipasi Penduduk dalam Tahap

Evaluasi Pengelolaan Limbah Peternakan Sapi Perah

sebagai Energi Alternatif Biogas

Tabel 44 menunjukkan bahwa sebesar 88,10% penduduk

Dusun Gondang memiliki tingkat partisipasi yang tinggi pada tahap

evaluasi pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagi energi

alternatif biogas. Sedangkan, penduduk dengan partisipasi sedang

sebesar 9,5%. Pada tahap evaluasi sebagian besar pada tingkatan

tinggi yaitu 88,1%, kondisi ini menunjukkan bahwa penduduk

Dusun Gondang memiliki kepedulian dan kesadaran untuk

menindak lanjuti berbagai kegiatan yang dilaksanakan. Keterlibatan

penduduk pada tahap evaluasi bertujuan untuk meningkatkan

2,38

9,52

88,10

Diagram Pie Tingkat Partisipasi Penduduk dalam Tahap Evaluasi Pengelolaan Limbah Peternakan

Sapi Perah sebagai Energi Alternatif Biogas

Rendah

Sedang

Tinggi

Page 142: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

125

kemampuan masyarakat untuk menilai kesesuaian maupun

kekurangan terhadap hasil kegiatan pengelolaan limbah peternakan,

apakah sesuai kebutuhan ataukah belum. Kegiatan evaluasi ini,

apabila belum tercapai, maka dapat digunakan sebagai pedoman

perencanaan kegiatan pengelolaan limbah dimasa yang akan datang

agar lebih sesuai dengan kebutuhan penduduk.

4. Tingkat Partisipasi Penduduk dalam Pengelolaan Limbah

peternakan Sapi Perah sebagai Energi Alternatif Biogas

Kegiatan pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai

energi alternatif biogas, merupakan kepentingan dan kebutuhan bagi

penduduk mengingat di Dusun Gondang memiliki potensi limbah

peternakan yang dapat mengganggu keberlangsunan hidup penduduk.

Berbagai upaya pengelolaan limbah peternakan yang dilaksanakan

dapat berhasil dan tepat sasaran, apabila melibatkan penduduk dalam

berbagai kegiatan. Partisipasi penduduk dalam kegiatan pengelolaan

limbah peternakan sapi perah sebagi energi alternatif biogas dapat

dilihat dari keikutsertaan penduduk dalam setiap tahapan mulai dari

identifikasi masalah, perencanaa, pelaksanaan, pemanfaatan dan

pemeliharaan derta evaluasi.

Tingkat partisipasi penduduk Dusun Gondang dalam

pengelolaan limbah peternakan sebagai energi alternatif biogas,

berdasarkan skor kategori yang telah ditentukan, dapat disajikan pada

tabel 45 sebagai berikut :

Page 143: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

126

Tabel 45. Tingkat Partisipasi Penduduk dalam Pengelolaan Limbah

Peternakan Sapi Perah sebagai Energi Alternatif Biogas Di

Dusun Gondang

No Tingkat partisipasi

Penduduk

Frekuensi Persentasi

1 Rendah 1 2,4

2 Sedang 7 16,7

3 Tinggi 34 80,9

Jumlah 42 100,0

Sumber : Data Primer 2016

Gambar 13. Diagram Pie Tingkat Partisipasi Penduduk dalam

Pengelolaan Limbah Peternakan sebagai Energi Alternatif

Biogas

Tabel 45 menunjukan bahwa besarnya tingkat partisipasi

penduduk Dusun Gondang dalam pengelolaan limbah peternakan sapi

perah sebagai energi alternatif biogas, yang tergolong dalam tingkat

partisipasi tinggi sebesar 80,9%, tingkat partisipasi sedang sebesar

16,7% dan partisipasi rendah 2,4%. Data secara keseluruhan maka

dapat disimpulkan bahwa tingkat partisipasi penduduk dalam

pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagi energi alternatif

biogas di Dusun Gondang tergolong dalam tingkatan Tinggi yaitu

sebesar 80,9%. Kondisi ini dapat dijelaskan menggunakan tabel tingkat

2,4

16,7

80,9

Diagram Pie Tingkat Partisipasi Penduduk Dalam pengelolaan Limbah Peternakan sebagai Energi

Alternatif Biogas

Rendah

Sedang

Tinggi

Page 144: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

127

partisipasi penduduk dalam pengelolaan limbah peternakan sapi perah

sebagai energi alternatif biogas pada masing masing tahapan partisipasi

sebagai berikut:

Tabel 46. Tingkat Partisipasi Penduduk dalam Pengelolaan Limbah

Peternakan Sapi Perah sebagai Energi Alternatif Biogas.

No Kategori

Parameter

Tahapan partisipasi Penduduk

Identifikasi

Masalah

Perencanaan Pelaksanaan Pemanfaatan dan

Pemeliharaan

Evaluasi

Jiwa % Jiwa % Jiwa % Jiwa % Jiwa %

1 Rendah 17 40,5 5 11,9 3 7,1 0 0,0 1 2,4 2 Sedang 5 11,9 4 9,5 6 14,3 3 7,1 4 9,5 3 Tinggi 20 47,6 33 78,6 33 78,6 39 92,9 37 88,1

Jumlah 42 100,0 42 100,0 42 100,0 42 100,0 42 100,0 Sumber : Data Primer 2016

Tingkat partisipasi penduduk Dusun Gondang dikategorikan

dalam tingkatan tinggi karena dalam tahapan kegiatan partisipasi

penduduk, keikutsertaan penduduk cenderung pada kategori tinggi.

Pada tahap identifikasi masalah, tingkat partisipasi penduduk tinggi

(47,6%), karena masyarakat mempunyai kepedulian terhadapa masalah

pengelolaan limbah peternakan yang harus dihadapi di daerahnya.

Begitu pula pada tahap perencanaan berbagai kegiatan pengelolaan

limbah peternakan, bukan hanya orang tertentu seperti kepala dusun

dan beserta perangkatnya tetapi hingga setiap orang memiliki

kepedulian untuk ikut andil dalam perencanaan.

Pada tahap pelaksanaan, tingkat partisipasi penduduk tergolong

tinggi (78,6%), kondisi ini menunjukkan nilai-nilai gotong royong dan

kerjasama masih dijunjung tinggi oleh penduduk Dusun Gondang.

Tahap pelaksanaan ini, juga ditemukan kerjasama yang baik antara

penduduk satu dengan yang lain, dimana dalam pembuatan istalasi

Page 145: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

128

biogas mereka tidak segan untuk saling membantu. Pada tahap

pemanfaatan dan pemeliharaan, hampir seluruh penduduk yang

menjadi responden berada pada tingkatan tinggi (92,9%). Kondisi ini

dikarenakan penduduk menyadari bahwa berbagai kegiatan

pengelolaan limbah peternakan akan memberikan manfaat yang

signifikan dalam mengurangi limbah peternakan, sehingga pengelolaan

limbah peternakan harus dipertahankan dan dijaga kelestariannya.

Selain itu, dalam tahap pemanfaatan dan pemeliharaan yang tergolong

tinggi juga dikarenakan penduduk yang terlibat dalam tahap

pelaksanaan secara otomatis memiliki rasa tanggung jawab dan

memiliki terhadap berbagai kegiatan pengelolaan limbah peternakan

yang dilaksanakan. Keberadaan rasa memiliki dan tanggung jawab

yang tinggi memberikan dorongan kepada penduduk untuk memelihara

dan memanfaatkan secara optimal.

Tahap terakhir dalam partisipasi penduduk adalah tahap

evaluasi. Pada tahap ini, penduduk hampir seluruhnya berada pada

tingkatan tinggi (88,1%). Kondisi ini berarti penduduk memiliki

kepedulian dan kepekaan yang tinggi dalam mengevaluasi berbagai

kegiatan pengelolaan limbah peternakan yang telah dilaksanakan,

sehingga dapat dilakukan upaya-upaya perbaikan jika diperlukan sesuai

dengan kebutuhan penduduk Dusun Gondang.

Kesimpulan dari penjelasan diatas adalah tingkat partisipasi

penduduk dalam pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai

energi alternatif biogas di Dusun Gondang tergolong dalam tingkatan

Page 146: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

129

“Tinggi”. Tingkat partisipasi penduduk dalam pengelolaan limbah

peternakan sapi perah sebagai energi alternaif biogas yang tergolong

tinggi tersebut, dapat dilihat dari rata-rata skor nilai keseluruhan

responden pada masing masing tahapan partisipasi yang menunjukkan

angka 23,3 (Lihat lampiran Tabel 50). Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa keterlibatan responden dalam berbagai tahapan kegiatan

pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif

biogas memiliki pertisipasi tinggi, yang berarti penduduk aktif dari

tahap indetifikasi masalah hingga evaluasi.

5. Hubungan Karakteristik Responden terhadap Tingkat Partisipasi

Penduduk dalam Pengelolaan Limbah Peternakan sebagai Energi

Alternatif Biogas

a. Umur

Umur merupakan karakteristik responden yang

mempengaruhi sikap seseorang terhadap kegiatan-kegiatan

kemasyarakatan yang ada. Kelompok usia menengah ke atas pada

umumnya memiliki keterikatan moral kepada nilai dan norma

masyarakat yang lebih mantap, sehingga cenderung lebih banyak

yang berpartisipasi daripada mereka yang dari kelompok usia

lainnya. Umur seseorang sangat berpengaruh terhadap

partisipasinya dalam pengelolaan limbah peternakan sapi perah

sebagai energi alternatif biogas di Dusun Gondang. Data hasil

penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan hal tersebut dapat

dilihat pada keterangan berikut:

Page 147: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

130

Tabel 47. Hubungan Umur Dengan Tingkat Partisipasi Penduduk

dalam Pengelolaan Limbah Peternakan sebagai Energi

Alternatif Biogas

No.

Umur

Tingkat Partisipasi

31-40 41-50 51-60 61-70 >70

∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %

1. Tinggi 9 75,0 10 76,9 8 88,9 5 83,3 2 100,0

2. Sedang 2 16,7 3 23,1 1 11,1 1 16,7 0 0,0

3. Rendah 1 8,3 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

Jumlah 12 100,0 13 100,0 9 100,0 6 100,0 2 100,0

Sumber : Data Primer 2016

Tabel 47 menunjukkan bahwa pada kelompok umur 31

sampai 40 tahun, responden (75,0 persen) yang memiliki partisipasi

tinggi dalam pengelolaan limbah peternakan sebagai energi

alternatif biogas, sedangkan pada kelompok umur 41 tahun hingga

50 tahun, banyak responden (76,9 persen) memiliki partisipasi

tinggi. Kelompok usia 51 sampai 60 tahun hampir semua responden

(88,9 persen) yang memiliki partisipasi tinggi. Kelompok umur 61

sampai 70 tahun hampir semua responden (83,3 persen) memiliki

partisipasi tinggi, sedangkan kelompok umur lebih 70 tahun semua

responden berpartisipasi aktif dalam pengelolaan limbah peternakan

sebagai energi alternatif biogas.

Data tersebut menunjukkan bahwa semakin tua umur

responden, maka tingkat partisipasinya cenderung tinggi. Kondisi

ini kemudian mengindikasikan bahwa antara umur responden

dengan tingkat partisipasi pada responden dalam pengelolaan

limbah peternakan sebagai energi alternatif biogas menunjukkan

kecenderungan hubungan yang positif.

Page 148: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

131

b. Pendapatan

Besar kecilnya pendapatan atau penghasilan akan

mempengaruhi partisipasi seseorang. Tingkat pendapatan atau

penghasilan ini akan mempengaruhi kemampuan finansial

seseorang untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan, dalam hal ini

kegiatan pengolahan sampah.

Tabel 48. Hubungan Jumlah Pendapatan dengan Tingkat Partisipasi

Penduduk dalam Pengelolaan Limbah Peternakan sebagai

Energi Alternatif Biogas

No.

Pendapatan

Tingkat

Partisipasi

< Rp

1.166.666

Rp

1.166.667-

Rp 1.833.332

> Rp 1.833.332

∑ % ∑ % ∑ %

1. Tinggi 14 70 12 85,7 7 87,5

2. Sedang 6 30 1 7,1 1 12,5

3. Rendah 0 0 1 7,1 0 0,0

Jumlah 20 100 14 100 8 100

Sumber : Data Primer 2016

Tabel 48 menunjukkan bahwa responden (70 %) dengan

pendapatan < Rp 1.166.666 yang memiliki partisipasi tinggi.

Responden dengan kelompok pendapatan Rp 1.166.667 - Rp

1.833.332 sebesar 85,7 % memiliki tingkat partisipasi tinggi.

Sedangkan pada kelompok pendapatan > Rp 1.833.332 sebesar 87,5

% memiliki tingkat partisipasi tinggi dalam pengelolaan limbah

peternakan sebagai energi alternatif biogas.

Tingkat partisipasi sedang pada responden dengan kelompok

pendapatan < Rp 1.166.666 terdapat 30 % dan tidak ada responden

yang memiliki partisipasi rendah. Responden dengan kelompok

pendapatan Rp 1.166.667 - Rp 1.833.332 terdapat 7,1 % memiliki

Page 149: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

132

tingkat partisipasi sedang dan hanya 7,1 % responden dengan

partisipasi rendah. Sedangkan pada kelompok pendapatan > Rp.

1.841.000 sebesar 12,5% dengan tingkat partisipasi sedang dan tidak

ada responden yang memiliki partisipasi rendah dalam pengelolaan

limbah peternakan sebagai energi alternatif biogas. Data di atas

menunjukkan adanya kecenderungan hubungan antara tingkat

pendapatan dan tingkat partisipasi pada pengelolaan limbah

peternakan sebagai energi alternatif biogas.

Data tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi

pendapatan responden, maka tingkat partisipasinya cenderung

semakin tinggi. Kondisi ini kemudian mengindikasikan bahwa

antara pendapatan dengan tingkat partisipasi pada responden dalam

pengelolaan limbah peternakan sebagai energi alternatif biogas

menunjukkan kecenderungan hubungan yang positif.

c. Pekerjaan

Pekerjaan (mata pencahariaan) penduduk merupakan

gambaran kegiatan ekonomi suatu daerah sehingga maju mundurnya

dilihat dari sector ekonomi. Jenis pekerjaan seseorang akan

menentukan tingkat penghasilan dan mempengaruhi waktu luang

seseorang dalam berpartisipasi.

Page 150: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

133

Tabel 49. Hubungan Pekerjaan dengan Tingkat Partisipasi

Penduduk dalam Pengelolaan Limbah Peternakan

sebagai Energi Alternatif Biogas

No.

Pekerjaan

Tingkat

Partisipasi

Buruh tani Petani Peternak PNS Perangkat

desa

Tukang

Kebun

∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %

1. Tinggi 1 100 18 85,7 12 75,0 0 0 2 100 1 100

2. Sedang 0 0 3 14,3 3 18,8 1 100 0 0 0 0

3. Rendah 0 0 0 0,0 1 6,3 0 0 0 0 0 0

Jumlah 1 100 21 100 16 100 1 100 2 100 1 100

Sumber : Data Primer 2016

Tabel 49 menunjukkan bahwa pada buruh tani sebesar 100%

memiliki partisipasi tinggi dalam pengelolaan limbah peternakan

sebagai energi alternatif biogas. Jenis pekerjaan petani sebesar 85,7

% banyak responden memiliki tingkat partisipasi tinggi. Sebesar

75% dari responden yang bekerja sebagai peternak memiliki tingkat

partisipasi tinggi dan yang bekerja sebagai PNS tidak ada responden

yang memiliki partisipasi tinggi, sedangkan perangkat desa dan

tukang kebun semua responden memiliki tingkat partisipasi tinggi

dalam pengelolaan limbah peternakan sebagai energi alternatif

biogas.

Data tersebut menunjukkan bahwa jenis pekerjaan

mempengaruhi tingkat partisipasi sebagai pengelolaan limbah

peternakan sebagai energi alternatif biogas. Kondisi ini dibuktikan

dengan tingkat partisipasi yang tinggi dari pekerjaan yang

mendukung adanya pengelolaan limbah peternakan yaitu peternakan

dan pertanian.

Page 151: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

134

6. Implikasi Hasil Analisa Partisipasi Penduduk dalam Pengelolaan

Limbah Peternakan sebagai Energi Alternatif Biogas Di Dusun

Gondang

Kegiatan pengelolaan limbah peternakan sebagai energi

alternatif biogas merupakan suatu upaya mengurangi limbah peternakan

di Dusun Gondang. Kegiatan pengelolaan limbah peternakan

menimbulkan hubungan yang menguntungkan antara program

pemerintah dalam mengatasi limbah peternakan sekaligus menciptakan

energi ramah lingkungan di Dusun Gondang dengan keterlibatan

partisipasi penduduk dalam pengelolaan limbah peternakan.

Keuntungan bagi program pemerintah adalah program

penanggulangan limbah peternakan sekaligus energi ramah lingkungan

dapat terlaksana dengan melibatkan penduduk sehingga penduduk

bukan lagi menjadi objek tetapi menjadi subjek kegiatan

penganggulangan limbah peternakan karena partisipasi penduduk

merupakan suatu cara yang efektif pada tingkatan lokal untuk

mengurangi resiko limbah peternakan dan menciptakan energi yang

ramah lingkungan.

Keuntungan bagi penduduk dengan adanya kegiatan

pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagi energi alternatif

biogas adalah mengurangi limbah peternakan yang berpotensi

mencemari lingkungan, dapat mengurangi pengeluaran ekonomi

bulanan karena pergantian LPP ke biogas serta kemudahan penduduk

Page 152: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

135

mencari pupuk dengan kualitas baik karena telah tersedia berkat sludge

yang dihasilkan.

Kegiatan pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai

energi alternatif biogas diharapkan dapat menimbulkan rasa memiliki

di dalam diri penduduk sehingga berbagai kegiatan yang telah

dilaksanakan dapat terjaga kelestariannya. Disisi lain, keterlibatan atau

partisipasi penduduk dalam pengelolaan limbah peternakan sapi perah

sebagai energi alternatif biogas merupakan salah satu bentuk

pelaksanaan pembangungan dan pengembangan yang berasal dari

bawah (penduduk) atau bottom up yang sesuai dengan kebutuhan

penduduk serta didukung secara penuh oleh semua pihak baik

pemerintah maupun penduduk itu sendiri. Kegiatan pengelolaan limbah

peternakan sebagai energi alternatif diharapkan dapat memberikan

manfaat yang optimal baik bagi pemerintah maupun bagi penduduk

sebagai upaya penanggulangan limbah peternakan serta menciptakan

energi ramah lingkungan.

Page 153: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

136

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

1. Upaya pengelolaan limbah peternakan sapi perah

Upaya pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai energi

alternatif biogas di Dusun Gondang :

a. Penimbulan

Variasi volume timbulan sampah tergantung dari jumlah banyaknya

sapi ternak yang dimiliki responden. Volume timbulan limbah

peternakan sapi perah rata-rata perminggunya setiap peternakan

adalah 140kg/minggu.

b. Penanganan di tempat

Penanganan yang dilakukan oleh responden adalah dengan

memanfaatkan limbah menjadi pupuk kandang dan biogas. Hal ini

diperkuat dengan data bahwa seluruh responden (100%) melakukan

penanganan ditempat yaitu dengan memanfaatkan limbah

peternakan sebagai pupuk kandang dan biogas.

c. Pengolahan

1) Jenis limbah peternakan yang dimanfaatkan dalam pengelolaan

limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif biogas

adalah kotoran sapi, urine dan sisa pakan.

2) Seluruh responden memiliki instalasi biogas dan menfaatkannya

sebagai upaya mengatasi limbah peternakan dan meningkatkan

nilai guna dari limbah peternakan tersebut.

Page 154: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

137

3) Sebagian besar responden mengalami kendala dalam

pengolahan limbah peternakan sapi perah menjadi energi

alternatif biogas. Adapun permasalahan tersebut didominasi

oleh kebocoran dalam instalasinya

d. Pembuangan akhir

Sisa dari pengolahan limbah peternakan sapi perah sebagai energi

alternatif biogas, oleh responden dimanfaatkan kembali menjadi

pupuk padat.

2. Tingkat partisipasi penduduk dalam pengelolaan limbah peternakan sapi

perah sebagai energi alternatif biogas di Dusun Gondang tergolong

dalam tingkatan “tinggi” yaitu rata-rata nilai skor nilai keseluruhan

responden pada masing-masing tahapan partisipasi yang menunjukan

angka 23,33. Hal tersebut menunjukan bahwa keterlibatan responden

dalam berbagai kegiatan pengelolaan limbah peternakan sapi perah

sebagai energi alternatif biogas seragam (tinggi), sehingga penduduk

aktif dalam memberikan masukan dan upaya pengelolaan limbah

peternakan sapi perah sebagai energi alternatif.

3. Faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi penduduk dalam

pengelolaan limbah peternakan sebagai energi alternatif biogas di

Dusun Gondang adalah jenis kelamin, pekerjaan, pendapatan dan umur.

Page 155: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

138

B. SARAN

1. Bagi Masyarakat

a. Perlunya mempertahankan dan meningkatkan partisipasi penduduk

dalam pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai energi

alternatif biogas terutama untuk mengurangi jumlah limbah

peternakan yang terus meningkat.

b. Bagi penduduk yang memiliki peternakan tetapi belum memiliki

instalasi biogas, diharapkan dapat berperan aktif mengusulkan

pembuatan instalasi biogas kepada pemerintah.

2. Bagi Pemerintah

a. Perlunya upaya perluasan/ penambahan instalasi biogas agar

penduduk yang belum memiliki instalasi dapat ikut menikmati dan

bepartisipasi dalam pengelolaan limbah peternakan sapi perah

sebagai energi alternatif biogas.

b. Perlu adanya sosialisasi dan pelatihan teknik cara pengelolaan

biogas secara berkelanjutan dan menjadi upaya untuk pengawasan

program yang telah dilaksanakan.

c. Menambah instalasi pembangkit listrik tenaga biogas untuk

memaksimalkan potensi biogas yang sudah ada.

Page 156: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

139

Daftar Pustaka

Jurnal, Skripsi, Tesis

Andhina Putri Herriyanti. 2015. Majalah Ilmiah Pawiyatan Vol XXII:

Pengelolaan Limbah Sapi Ternak Menjadi Biogas. IKIP

Veteran Semarang: Fakultas Ilmu Pendidikan.

Bambang Sudiarto. 2008. Pengelolaan Limbah Peternakan Terpadu

dan Agribisnis yang Berwawasan Lingkungan. Universitas

Padjadjaran: Fakultas Peternakan.

Diah Krisnatuti Pranadji; Muhammad Djemdjem Djamaludin; Nuriza

Kiftiah. 2010. Ilmu Keluarga dan Konsumen Vol 3: Analisis

Perilaku Penggunaan LPG pada Rumah Tangga di Kota Bogor.

Mochamad Ali Mauludin. 2009. Peranan Peternak Sapi Perah dalam

Pengelolaan Lingkungan yang Adaptif. Universitas Padjadjaran

: Fakultas Peternakan.

Kurnia Putra Bangun. (2008). Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap

Partisipasi Politik Masyarakat Dalam Pemilihan Kepala Daerah

Secara Langsung 2005 di Kabupaten Karo (Studi Kasus Pada

Masyarakat Desa Batukarang Kecamatan Payung). Skripsi tidak

diterbitkan. Universitas Sumatera Utara.

Sri Wahyuni; Suryahadi; Amiruddin Saleh. 2009. Manajemen IKM Vol

4: Analisis Kelayakan Pengembangan Biogas Sebagai Energi

Alternatif Berbasis Individu dan Kelompok Peternak.

Buku

Ade Iwan Setiawan. 2007. Memanfaatkan Kotoran ternak (edisi revisi).

Jakarta : Penebar Swadaya

Bagong, Suyanto dan Sutinah. 2010. Metode Penelitian Sosial

(Berbagai Alternatif. Pendekatan). Jakarta : Kencana.

Bintarto & Surastopo Hadikusumo. 1991. Metode Analisa Geografi.

Jakarta: LP3S.

Page 157: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

140

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. 2013. Metodologi Penelitian.

Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hadi Sabari Yunus . 2010. Metodologi Penelitian Wilayah

Kontemporer. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar. 2009. Metodologi

Penelitian Sosial Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara.

Karder Eddy Sontang Manik. 2007. Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Jakarta: Penerbit Djambatan.

Khairudin. 1992. Pembangunan Masyarakat Tinjauan Aspek:

Sosiologi, Ekonomi dan Perencanaan. Yogyakarta: liberty.

Kuncoro Sejati. 2009. Pengolahan Sampah Terpadu, Kanisius,

Yogyakarta

Loekman Soetrisna. 1995. Menuju Masyarakat Partisipatif.

Yogyakarta: Kanisius.

Moh. Nazir. 2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nanang Martono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan

Analisis Data Sekunder. Jakarta: Rajawali Pers.

Nursid Sumaatmaja. 1981. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan

Analisa Keruangan. Bandung: Penerbit Alumni.

Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan

Analisa Keruangan. Bandung: Penerbit Alumni.

Otto, Soemarwoto. 2004. Buku Ekologi Lingkungan Hidup Dan

Pembangunan. Jakarta; Djambatan

St. Rodliyah. 2013. Partisipasi Masyarakat dalam Pengambilan

Keputusan dan Perencanaan di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Page 158: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

141

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik Edisi Revisi 2010. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Suharyono dan Moch. Amien. 2013. Pengantar Filsafat Geografi.

Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Tyahya. 2000. Strategi Pembangunan dan Kemiskinan. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Widarto L dan FX. Sudarto C.Ph. 1997. Membuat biogas. Yogjakarta :

Penerbit Kanisius.

Sri Wahyuni. 2013. Panduan Praktis Biogas. Jakarta: Penebar Swadaya

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung : Penerbit. CV Alfabeta.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sutrisno Hadi. 1989. Metodologi Research Jilid I & II. Yogyakarta :

Andi Offset.

Zoer’ainin Djamal Irwan. 2010. Prinsip-Prinsip Ekologi Ekosistem,

Lingkungan dan Pelestariannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Peraturan, Undang-undang

UU No 29 Tahun 2009 Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup.

Website

Diemas Kresna Duta. 2015. diakses pada 20/10/2015 20:07 WIB

http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150227161904-85-

35441/penuhi-kebutuhan-2015-pertamina-impor-42-metrik-

ton-elpiji/

http://www.pertanian.go.id/Indikator/tabel-4-pop-prod-nak.pdf diakses

pada 20/10/2015 20:10

Page 159: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

142

Neni Ridarineni. 2015. diakses pada 20/10/2015 pukul 20:46 WIB

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/15/02/19/

nk0g1h-desa-umbulharjo-diusulkan-jadi-desa-mandiri-

berbasis-biogas.

Page 160: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

144

LAMPIRAN 1

Kisi-Kisi Intrumen Penelitian Pedoman Wawancara

1. Kisi-kisi instrumen pedoman wawancara

No Variabel Indikator Butir

Soal

1 Identitas Responden Nama 1

Pekerjaan 2

Jenis Kelamin 3

Usia 4

Tingkat Pendidikan 5

Pendapatan 6

Jumlah Anggota

Keluarga

7

2 Pengelolaan limbah Penimbulan kategori Limbah 8

Berat Limbah 9

Dampak 10

Alasan 11

Penanganan di tempat Penanganan Pertama 12

Pemanfaatan secara

langsung

13

Penanganan lanjutan 14

Pengolahan Jenis limbah 15

Pengolahan limbah 16

Pemanfaatan biogas 17

Kendala pengolahan

biagas

18

Pembuangan Akhir Limbah biagas 19

Jenis limbah biogas 20

Pemanfaatan kembali

limbah biogas

21

Jenis pemanfaatan

limbah biogas

22

3 Partisipasi

penduduk

Identifikasi Masalah Pengetahuan tentang

pengelolaan biogas

23-

24

Perolehan informasi 25

Keterlibatan dalam

proses persiapan

26-

28

Motivasi 29

Perencanaan Keterlibatan dalam

proses perencanaan

30-

31

Keterlibatan dalam

penentuan kegiatan

32-

33

Motivasi 34

Page 161: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

145

Pelaksanaan Keterlibatan dalam

pelaksanaan

35-

37

Motivasi 38

Pemanfaatan dan

Pemeliharaan

Keterlibatan dalam

pemanfaatan

39-

40

Keterlibatan dalam

pemeliharaan

41-

42

Motivasi 43

Evaluasi Keterlibatan dalam

evaluasi

44

Keterlibatan dalam

penyampaian masukan

45-

46

Motivasi 47

Page 162: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

PEDOMAN WAWANCARA

PEDOMAN WAWANCARA MENGENAI PENGELOLAAN LIMBAH

PETERNAKAN SEBAGAI ENERGI ALTERNATIVE BIOGAS DI DUSUN

GONDANG, DESA UMBULHARJO, KECAMATAN CANGKRINGAN,

KABUPATEN SLEMAN

I. Identitas Responden

No responden :…………….

RT :…………….

1. Nama :…………….

2. Pekerjaan :…………….

3. Jenis Kelamin : a. Laki laki b. Perempuan

4. Usia :…………….Tahun

5. Tingkat Pendidikan : a. Tidak Sekolah

b. SD

c. SMP

d. SMA

e. S1

6. Pendapatan :

7. Jumlah anggota keluarga :

II. Cara Pengelolaan Sampah

8. Apakah limbah yang dihasilkan dari peternakan sapi perah yang bapak/ibu

kerjakan?

a. Padat (kotoran ternak, sisa pakan)

b. Cair (urine, sisa minum ternak)

c. Gas

(Jawaban bisa lebih dari satu)

9. Berapa banyak (berat) limbah rata rata peternakan yang dihasilkan dari

peternakan setiap minggunya?

.......................................................................................................................

......................................................................................................................

Page 163: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

10. Apakah sebelum memulai peternakan, bapak/ibu memikirkan timbulan

sampah peternakan?

a. Iya

b. Tidak

11. Jika iya, apakah alasan bapak atau ibu?

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

12. Bagaimana penanganan bapak/ibu dari limbah yang dihasilkan dari

peternakan sapi perah?

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

13. Apakah bapak/ibu memanfaatkan kembali limbah peternakan sapi perah?

a. Iya, mengapa? Untuk apa?

b. Tidak, mengapa?

.................................................................................................................

.................................................................................................................

14. Apakah penanganan limbah tersebut membutuhkan pengolahan atau

proses?

a. Iya

b. Tidak

..................................................................................................................

..................................................................................................................

15. Jenis sampah organik apa saja yang ditimbulkan dari peternakan sapi

perah ?

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

Page 164: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

16. Bagaimana bapak/ibu dalam melakukan proses pengelolaan sampah dari

peternakan?

a. Dibuat kompos

b. Ditimbun

c. Dibuat biogas

d. Lainnya

17. Jika dibuat biogas, apakah jenis penggunaannya ?

a. Bahan bakar penganti gas elpiji

b. Pembangkit listrik

c. Bahan bakar transportasi

d. Lainnya

18. Apakah kendala bapak/ibu dalam mengelola biogas?

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

19. Apakah terdapat sisa hasil pengolahan biogas?

a. Iya, sebutkan!

b. Tidak

..................................................................................................................

..................................................................................................................

20. Jika iya, apakah sisa hasil pengolahan tersebut?

a. Zait cair

b. Zat padat

c. Zat gas

21. Apakah sisa hasil pengelolaan biogas dapat dimanfaatkan kembali?

a. Iya, untuk apa?

b. Tidak, mengapa?

..................................................................................................................

..................................................................................................................

Page 165: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

22. Jika iya, apakah pemanfaatan sisa hasil pengelolaan biogas?

a. Pupuk cair

b. Pupuk padat

c. Laiinya

III. Partisipasi Masyarakat dalam pengelolaan Limbah Peternakan sebagai Energi

Alternatif Biogas.

A. Tahap Persiapan Awal

23. Apakah bapak/ibu mengetahui tentang rencana kegiatan pengelolaan

limbah peternakan sapi perah sebagai energi alternatif biogas?

a. Iya

b. Tidak

24. Jika iya, apa saja rencana kegiatan pengelolaan limbah peternakan sapi

perah sebagai energi alternatif biogas?

a. Penentuan lokasi

b. Persiapan alat dan bahan

c. Pembuatan lubang digester

d. Pembuatan saluran pemasukan

e. Pembuatan saluran pengeluaran dan bak penampungan

f. Pemasangan atau instalasi

g. Pembuatan pipa saluran gas

25. Dari manakah bapak/ibu memperoleh informasi tentang pengelolaan

limbah peternakan sebagai energy alternatif biogas tersebut?

a. Mencari sendiri

b. Pemerintah

c. Tetangga

d. Lainnya

Page 166: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

26. Apakah bapak/ibu terlibat dalam kegiatan perencanaan awal

pengelolaan limbah peternakan menjadi energi alternative biogas?

a. Iya, sebagai apakah?

b. Tidak, mengapa?

27. Apakah bapak/ibu memberikan usulan atau pendapat dalam kegiatan

identifikasi masalah pengelolaan limbah peternakan sapi perah sebagai

energi alternatif biogas?

a. Iya

b. Tidak

28. Jika iya, masukan apa saja yang bapak/ibu berikan?

a. Limbah dapat menurunkan mutu lingkungan dan kesehatan

b. Mengganggu kenikmatan hidup masyarakat (polusi udara)

c. Lainnya

............................................................................................................

............................................................................................................

29. Apakah motivasi bapak/ibu terlibat dalam kegiatan persiapan

pengelolaan limbah tersebut?

a. Takut

b. Ikut-ikutan

c. Kesadaran

d. Lainnya

B. Tahap Perencanaan

30. Apakah bapak/ibu terlibat dalam perencanaan kegiatan pengelolaan

limbah peternakan sebagai energy alternative biogas?

a. Iya

b. Tidak, mengapa?

............................................................................................................

...........................................................................................................

Page 167: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

31. Jika iya, apakah keterlibatan anda dalam tahap perencanaan?

a. Penentuan lokasi

b. Persiapan alat dan bahan

c. Pembuatan lubang digester

d. Pembuatan saluran pemasukan

e. Pembuatan saluran pengeluaan dan bak penampungan

f. Pemasangan atau instalasi

g. Pemasangan pipa saluran gas

32. Jika bapak/ibu terlibat dalam kegiatan perencanaan tersebut, apakah

bapak/ibu memberikan usulan atau masukan?

a. Iya

b. Tidak

33. Jika iya masukan apa yang bapak ibu berikan?

a. Limbah dapat menurunkan mutu lingkungan dan kesehatan

b. Mengganggu kenikmatan hidup masyarakat (polusi udara)

c. Lainnya

............................................................................................................

............................................................................................................

34. Apa motivasi bapak/ibu terlibat dalam kegiatan perencanaan

pengelolaan limbah peternakan sebagai energi alternatif biogas?

a. Takut

b. Ikut-ikutan

c. Kesadaran

d. Laininya

Page 168: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

C. Tahap Pelaksanaan

35. Apakah bapak/ibu terlibat dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan

limbah peternakan sebagai energi alternatif biogas?

a. Iya

b. Tidak

36. Jika iya, pelaksanaan pembuatan instalasi biogas apa yang bapak/ibu

ikuti?

a. Penentuan lokasi

b. Persiapan alat dan bahan

c. Pembuatan lubang digester

d. Pembuatan saluran pemasukan

e. Pembuatan saluran pengeluaan dan bak penampungan

f. Pemasangan atau instalasi

g. Pemasangan pipa saluran gas

37. Sumbangan apakah yang bapak/ibu berikan dalam pengolahan limbah

peternakan sebagai energy alternative biogas?

a. Tenaga

b. Dana

c. Ide gagasan

38. Apa motivasi bapak/ibu terlibat dalam kegiatan pelaksanaan

pengelolaan limbah peternakan sebagai energy alternative biogas?

a. Takut

b. Ikut-ikutan

c. Kesadaran

d. Lainnya

Page 169: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

D. Tahap Pemanfaatan dan Pemeliharaan

39. Apakah bapak/ibu terlibat dalam memanfaatkan hasil pengolahan

biogas?

a. Iya

b. Tidak

40. Jika iya, apakah bentuk pemanfaatan biogas yang bapak/ibu lakukan?

a. Pengalihan kayu bakar maupun LPG ke biogas

b. Pemanfaatan sisa pengelolaan biogas sebagai pupuk cair maupun

padat

c. Lainnya

...........................................................................................................

...........................................................................................................

41. Ketika bapak ibu memanfaatkan, apakah bapak/ibu ikut memelihara

upaya pengelolaan biogas?

a. Iya

b. Tidak

42. Jika iya apakah bentuk pemeliharaan yang bappak ibu lakukan?

a. Membersihkan daerah sekitar lokasi pengelolaan biogas

b. Pengecekan terhadap alat alat pengelolaaan biogas

c. Lainnya

...........................................................................................................

...........................................................................................................

43. Apa motivasi anda terlibat dalam kegiatan pemanfaatan dan

pemeliharaan pengelolaan limbah peternakan sebagai energy alternative

biogas?

a. Takut

b. Ikut-ikutan

c. Kesadaran

d. Lainnya

Page 170: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

E. Tahap Evaluasi

44. Apakah anda terlibat dalam evaluasi kegiatan pengelolaan limbah

peternakan sebagai energy alternative biogas?

a. Iya

b. Tidak

45. Apakah bapak ibu terlibat dalam penyampaian saran/masukan bagi

upaya perbaikan pengelolaan limbah peternakan sebagai energy

alternative biogas ini?

a. Iya

b. Tidak

46. Jika iya masukan apa saja yang bapak ibu berikan bagi upaya perbaikan

pengelolaan limbah peternakan sebagai energy alternative biogas ini?

c. Kegiatan penyuluhan dan sosialisasi pengelolaan limbah harus

dilakukan secara berkelanjutan.

d. Berbagi pengalaman dalam kelompok

e. Lainnya

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

47. Apa motivasi bapak ibu terlibat dalam kegiatan evaluasi pengelolaan

limbah peternakan sebagai energi alternatif biogas?

a. Takut

b. Ikut-ikutan

c. Kesadaran

d. Lainnya

Page 171: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

Tabel 50. Skor dan Klasifikasi Tingkatan Partisipasi Penduduk dalam Upaya Pengelolaan

Limbah Peternakan Sapi Perah sebagai Energi Alternatif Biogas

No Responden

Tahap

Persiapan

Awal

Tahap

Perancanaan

Tahap

Pelaksanaan

Tahap

Pemanfaatan

dan

Pemeliharaan

Tahap

Evaluasi

Skor Total

Tingkat

Partisipasi

Skor

Kela

s

Sko

r

Kela

s Skor

Kela

s Skor Kelas Skor

Kela

s Skor

Kela

s

Responden 1 3 1 5 3 4 2 4 3 3 2 19 3

Responden 2 3 1 0 1 0 1 3 2 4 3 10 2

Responden 3 8 3 5 3 5 3 5 3 5 3 28 3

Responden 4 8 3 5 3 7 3 5 3 5 3 30 3

Responden 5 6 2 5 3 5 3 5 3 5 3 26 3

Responden 6 0 1 0 1 0 1 5 3 4 3 9 1

Responden 7 3 1 0 1 7 3 5 3 4 3 19 3

Responden 8 6 2 0 1 5 3 5 3 0 1 16 2

Responden 9 3 1 3 2 5 3 4 3 5 3 20 3

Responden 10 8 3 5 3 5 3 5 3 5 3 28 3

Responden 11 6 2 4 3 4 2 4 3 4 3 22 3

Responden 12 8 3 5 3 5 3 5 3 5 3 28 3

Responden 13 8 3 5 3 6 3 5 3 5 3 29 3

Responden 14 8 3 5 3 6 3 5 3 5 3 29 3

Responden 15 3 1 5 3 7 3 5 3 5 3 25 3

Responden 16 8 3 5 3 7 3 5 3 5 3 30 3

Responden 17 0 1 0 1 5 3 5 3 5 3 15 2

Responden 18 0 1 4 3 6 3 5 3 4 3 19 2

Responden 19 8 3 5 3 5 3 5 3 5 3 28 3

Responden 20 8 3 5 3 5 3 5 3 5 3 28 3

Responden 21 6 2 3 2 4 2 3 2 3 2 19 2

Responden 22 0 1 5 3 5 3 5 3 5 3 20 3

Responden 23 8 3 5 3 6 3 5 3 5 3 29 3

Responden 24 0 1 5 3 5 3 5 3 5 3 20 3

Responden 25 7 3 4 3 4 2 4 3 4 3 23 3

Responden 26 7 3 3 2 4 2 3 2 4 3 21 3

Responden 27 3 1 3 2 4 2 4 3 3 2 17 2

Responden 28 9 3 5 3 6 3 5 3 5 3 30 3

Responden 29 8 3 5 3 6 3 5 3 5 3 29 3

Responden 30 8 3 5 3 6 3 5 3 5 3 29 3

Responden 31 0 1 4 3 5 3 4 3 3 2 16 2

Responden 32 3 1 5 3 0 1 5 3 5 3 18 3

Responden 33 8 3 5 3 5 3 5 3 5 3 28 3

Responden 34 3 1 5 3 6 3 5 3 5 3 24 3

Responden 35 7 3 4 3 7 3 5 3 5 3 28 3

Responden 36 8 3 5 3 6 3 5 3 5 3 29 3

Responden 37 7 3 5 3 6 3 5 3 5 3 28 3

Responden 38 3 1 4 3 5 3 4 3 4 3 20 3

Responden 39 0 1 5 3 6 3 5 3 5 3 21 3

Responden 40 0 1 5 3 6 3 5 3 5 3 21 3

Responden 41 8 3 5 3 5 3 5 3 5 3 28 3

Responden 42 4 2 5 3 6 3 5 3 4 3 24 3

RATA-RATA SKOR TOTAL TINGKAT PRATISIPASI PENDUDUK 980 23,33

Page 172: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

Tabel 51. Data Penimbulan limbah Peternakan di Dusun Gondang

No Responden

Jenis Limbah Jumlah

Sapi

Penimbulan

(Kg)

Memikirkan timbulan dan

pemanfaatan sebelum

adanya peternakan Padat Cair Gas

Responden 1 1 1 0 2 75 -

Responden 2 1 1 0 2 75 -

Responden 3 1 1 0 2 85 Pupuk Kandang

Responden 4 1 1 0 5 225 Pupuk Kandang

Responden 5 1 1 0 3 130 Pupuk Kandang

Responden 6 1 1 0 3 120 Pupuk Kandang

Responden 7 1 1 0 9 350 Pupuk Kandang

Responden 8 1 1 0 2 75 Pupuk Kandang

Responden 9 1 1 0 7 300 -

Responden 10 1 1 0 2 75 Pupuk Kandang

Responden 11 1 1 0 3 75 Pupuk Kandang

Responden 12 1 1 0 3 150 Pupuk Kandang

Responden 13 1 1 0 2 85 Pupuk Kandang

Responden 14 1 1 0 3 120 Pupuk Kandang

Responden 15 1 1 0 2 90 Pupuk Kandang

Responden 16 1 1 0 2 70 Pupuk Kandang

Responden 17 1 1 0 4 160 Pupuk Kandang

Responden 18 1 1 0 2 70 -

Responden 19 1 1 0 2 50 Pupuk Kandang

Responden 20 1 1 0 3 125 Pupuk Kandang

Responden 21 1 1 0 2 50 Pupuk Kandang

Responden 22 1 1 0 5 250 -

Responden 23 1 1 0 3 105 Pupuk Kandang

Responden 24 1 1 0 2 75 -

Responden 25 1 1 0 3 120 Pupuk Kandang

Responden 26 1 1 0 2 75 Pupuk Kandang

Responden 27 1 1 0 4 175 -

Responden 28 1 1 0 5 250 Pupuk Kandang

Responden 29 1 1 0 3 120 Pupuk Kandang

Responden 30 1 1 0 4 150 Pupuk Kandang

Responden 31 1 1 0 2 85 -

Responden 32 1 1 0 11 500 -

Responden 33 1 1 0 3 120 Pupuk Kandang

Responden 34 1 1 0 3 125 Pupuk Kandang

Responden 35 1 1 0 8 300 Pupuk Kandang

Responden 36 1 1 0 8 275 Pupuk Kandang

Responden 37 1 1 0 2 75 Pupuk Kandang

Responden 38 1 1 0 3 130 -

Responden 39 1 1 0 9 300 -

Responden 40 1 1 0 3 130 -

Responden 41 1 1 0 2 70 Pupuk Kandang

Responden 42 1 1 0 3 125 Pupuk Kandang

Rata-rata 3,6 145

Sumber : Data Primer 2016

Page 173: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

Tabel 52. Data Penanganan Ditempat Limbah Peternakan dan Alasan

Pemanfaatan Limbah di Dusun Gondang No Responden Penanganan di tempat Pemanfaatan Limbah

Responden 1 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 2 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 3 Pupuk dan biogas Ekonomi

Responden 4 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 5 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 6 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 7 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 8 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 9 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 10 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 11 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 12 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 13 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 14 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 15 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 16 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 17 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 18 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 19 Pupuk dan biogas Ekonomi

Responden 20 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 21 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 22 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 23 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 24 Pupuk dan biogas pupuk

Responden 25 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 26 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 27 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 28 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 29 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 30 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 31 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 32 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 33 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 34 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 35 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 36 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 37 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 38 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 39 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 40 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 41 Pupuk dan biogas Pupuk

Responden 42 Pupuk dan biogas Pupuk

Rata-rata

Sumber : Data Primer 2016

Page 174: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

Tabel 53. Data Pengolahan Limbah Peternakan Dusun Gondang No

Responden

Jenis Limbah

Organik

Pengolahan Penggunaan

Biogas

Kendala

Responden 1 Kotoran Biogas Pengganti LPG -

Responden 2 Kotoran dan Urine Biogas Pengganti LPG Pengecekan

Responden 3 Kotoran dan Urine Biogas Pengganti LPG Bocor

Responden 4 Kotoran dan Urine Kompos, Biogas Pengganti LPG Bahan susah

Responden 5 Kotoran dan Urine Biogas Pengganti LPG Pengecekan

Responden 6 Kotoran dan Urine Kompos, Biogas Pengganti LPG Pengecekan

Responden 7 Kotoran dan Urine Kompos, Biogas Pengganti LPG Ukuran Kecil

Responden 8 Kotoran dan Urine Biogas Pengganti LPG Bocor

Responden 9 Kotoran dan Urine Kompos, Biogas Pengganti LPG Saluran tersumbat

Responden 10 Kotoran dan Urine Biogas Pengganti LPG Saluran tersumbat

Responden 11 Kotoran dan Urine Biogas Pengganti LPG Bocor

Responden 12 Kotoran dan Urine biogas Pengganti LPG Bocor

Responden 13 Kotoran dan Urine Biogas Pengganti LPG -

Responden 14 Kotoran dan Urine Biogas Pengganti LPG Bocor

Responden 15 Kotoran dan Urine Kompos, Biogas Pengganti LPG -

Responden 16 Kotoran dan Urine Biogas Pengganti LPG Bocor

Responden 17 Kotoran dan Urine Kompos, Biogas Pengganti LPG Sisa mengganggu

Responden 18 Kotoran dan Urine Kompos, biogas Pengganti LPG -

Responden 19 Kotoran dan Urine biogas Pengganti LPG -

Responden 20 Kotoran dan Urine Biogas Pengganti LPG Bocor

Responden 21 Kotoran dan Urine Biogas Pengganti LPG Bocor

Responden 22 Kotoran dan Urine Biogas Pengganti LPG -

Responden 23 Kotoran dan Urine Biogas, Kompos Pengganti LPG -

Responden 24 Kotoran dan Urine Kompos, biogas Pengganti LPG -

Responden 25 Kotoran dan Urine Biogas Pengganti LPG Bocor

Responden 26 Kotoran dan Urine Biogas Pengganti LPG Bocor

Responden 27 Kotoran dan Urine Biogas Pengganti LPG Bocor

Responden 28 Kotoran dan Urine Biogas, Kompos Pengganti LPG Bocor

Responden 29 Kotoran dan Urine Biogas Pengganti LPG -

Responden 30 Kotoran dan Urine Biogas Pengganti LPG -

Responden 31 Kotoran dan Urine Biogas Pengganti LPG -

Responden 32 Kotoran dan Urine Biogas Pengganti LPG Bocor

Responden 33 Kotoran dan Urine Biogas Pengganti LPG Bocor

Responden 34 Kotoran dan Urine Kompos, biogas Pengganti LPG -

Responden 35 Kotoran dan Urine Kompos Pengganti LPG -

Responden 36 Kotoran dan Urine Kompos, biogas Pengganti LPG Bocor

Responden 37 Kotoran dan Urine Biogas Pengganti LPG Bocor

Responden 38 Kotoran dan Urine Kompos, biogas Pengganti LPG -

Responden 39 Kotoran dan Urine Biogas Pengganti LPG -

Responden 40 Kotoran dan Urine Biogas, Kompos Pengganti LPG -

Responden 41 Kotoran dan Urine Biogas Pengganti LPG Bocor

Responden 42 Kotoran dan Urine Biogas Pengganti LPG Bocor

Sumber : Data Primer 2016

Page 175: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

Tabel 54. Data Pembuangan Akhir dalam Pengelolaan Limbah

Peternakan sebagai Energi Alternatif Biogas. No Responden

Sisa Jenis Zat

Sisa

Manfaatkan

Kembali

Pemanfaatan

kembali

Responden 1 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 2 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 3 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 4 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 5 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 6 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 7 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 8 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 9 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 10 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 11 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 12 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 13 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 14 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 15 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 16 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 17 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 18 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 19 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 20 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 21 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 22 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 23 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 24 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 25 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 26 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 27 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 28 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 29 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 30 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 31 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 32 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 33 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 34 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 35 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 36 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 37 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 38 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 39 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 40 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 41 Iya Padat Iya Pupuk

Responden 42 Iya Padat Iya Pupuk

Sumber : Data Primer 2016

Page 176: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

Peternakan Sapi Perah

Instalasi Biogas

Page 177: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

Kompor Tenaga Biogas

Penampung Limbah Peternakan

Page 178: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas

12405241029

Page 179: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas
Page 180: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas
Page 181: TINGKAT PARTISIPASI PENDUDUK DALAM PENGELOLAAN …library.fis.uny.ac.id/bebas/etas.pdf · viii the local people’s participation level in the waste management of dairy farms as biogas