lo modul 1 blok 12

21
LO MODUL 1 BLOK 12 1. KLASIFIKASI KAVITAS A. Klasifikasikavitasmenurut G.V Black: KelasI :kavitaspadasemua pit danfisuragigi, terutamapada premolar dan molar KelasII :kavitaspadapermukaanaproksimalgigi posterior yaitupermukaanhalus/lesi mesial danatau distal biasanyaberada di bawahtitikkontak yang sulitdibersihkan. Dapatdigolongkansebagaikavitas MO (mesio-oklusal), DO (disto-oklusal) dan MOD (mesio-oklusal-distal) KelasIII :kavitaspadapermukaanaproksimalgigi-gigidepanjugaterjadi di bawahtitikkontak, bentuknyabulatdankecil. KelasIV :kavitassamadengankelas 3 tetapimeluassampaipadasudutinsisal KelasV :kavitaspadabagian 1/3 gingival permukaanbukalatau lingual, lesilebihdominantimbuldipermukaan yang menghadapkebibir/pipidaripadalidah. Selainmengenai email, jugadapatmengenaisementum. KelasVI :terjadipadaujunggigi posterior danujung edge insisal incisive. Biasanyapembentukan yang tidaksempurnapadaujungtonjol/edge insisalrentanterhadapkaries. B. Klasifikasikariesmenurut G.J Mount dan W.R Hume: 1. Site Site1 :kariesterletakpada pit dan fissure Site2 :kariesterletak di area kontakgigi (proksimal), baik anterior maupun posterior Site 3 :kariesterletak di daerahservikal, termasuk enamel/permukaanakar yang terbuka 2. Size (ukuran) Jikakavitasberkembangdarilesibercakputihmenjadikavitasberlanjutsehinggamenghanc urkanmahkotagigi.Mahkotatersebutdiklasifikasikanmenjadi : Size 0 :lesidini Size 1 :kavitas minimal, melibatkan dentin namunbelumterjadi. Kavitasygmasih minim dapatdilakukanperawatanremineralisasi Size 2 :ukurankavitassedang, dmnmasihterdapatstrukturgigi yang cukupuntukdapatmenyanggarestorasi yang akanditempatkan Size 3 :kavitasygberukuranlebihbesar, shgpreparasikavitas di perluas agar restorasidigunakanuntukmelindungistrukturgigi yang tersisadariretak/patah Size 4 :sudahterjadikehilangansebagianbesarstrukturgigiseperti cups/sudutinsisal. C. KlasifikasikariesmenurutSturdevants: a. Rate

Upload: tika-fauzara

Post on 18-Dec-2015

51 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

ryteythtd

TRANSCRIPT

LO MODUL 1 BLOK 121. KLASIFIKASI KAVITASA. Klasifikasikavitasmenurut G.V Black:KelasI:kavitaspadasemua pit danfisuragigi, terutamapada premolar dan molarKelasII:kavitaspadapermukaanaproksimalgigi posterior yaitupermukaanhalus/lesi mesial danatau distal biasanyaberada di bawahtitikkontak yang sulitdibersihkan. Dapatdigolongkansebagaikavitas MO (mesio-oklusal), DO (disto-oklusal) dan MOD (mesio-oklusal-distal)KelasIII :kavitaspadapermukaanaproksimalgigi-gigidepanjugaterjadi di bawahtitikkontak, bentuknyabulatdankecil.KelasIV :kavitassamadengankelas 3 tetapimeluassampaipadasudutinsisalKelasV :kavitaspadabagian 1/3 gingival permukaanbukalatau lingual, lesilebihdominantimbuldipermukaan yang menghadapkebibir/pipidaripadalidah. Selainmengenai email, jugadapatmengenaisementum.KelasVI :terjadipadaujunggigi posterior danujung edge insisal incisive. Biasanyapembentukan yang tidaksempurnapadaujungtonjol/edge insisalrentanterhadapkaries.

B. Klasifikasikariesmenurut G.J Mount dan W.R Hume:1. SiteSite1:kariesterletakpada pit dan fissureSite2:kariesterletak di area kontakgigi (proksimal), baik anterior maupun posteriorSite 3:kariesterletak di daerahservikal, termasuk enamel/permukaanakar yang terbuka

2. Size (ukuran)Jikakavitasberkembangdarilesibercakputihmenjadikavitasberlanjutsehinggamenghancurkanmahkotagigi.Mahkotatersebutdiklasifikasikanmenjadi :Size 0:lesidiniSize 1:kavitas minimal, melibatkan dentin namunbelumterjadi. Kavitasygmasih minim dapatdilakukanperawatanremineralisasiSize 2:ukurankavitassedang, dmnmasihterdapatstrukturgigi yang cukupuntukdapatmenyanggarestorasi yang akanditempatkanSize 3:kavitasygberukuranlebihbesar, shgpreparasikavitas di perluas agar restorasidigunakanuntukmelindungistrukturgigi yang tersisadariretak/patahSize 4:sudahterjadikehilangansebagianbesarstrukturgigiseperti cups/sudutinsisal.

C. KlasifikasikariesmenurutSturdevants:

a. Rate Acute (rampant) caries:kerusakanbebrapagigisecaracepatdanbiasanyamelibatkanpermukaangigiyangbiasanyabebas karies. Terutamadijumpaipadagigisusu Chronic (slow/arrested) caries :suatukeadaanyangkontrassekalidengankaries rampan, istilah ini menggambarkanlesikariesyangtidakberkembang

b. Location Primary caries:kariesyangterjadipadalokasijaringanyangmasihsehat dan belumpernahmengalamikariessebelumnya. Secondarycaries: kariesyangrekuren, kariesyangtimbulpadalokasiyangtelahmemilikiriwayatkariessebelumnya, ditemukandi tepi tambalan. Enamel smooth surface:kariesyangterjadipadapermukaanhalusgigi Residual caries:(sisakariesdentin), bahanmembusuktersisa di preparasikavitasdan di mana restorasiditempatkan. Root surface caries:kerusakangigiyangterjadipadasebagiandari akar yangterkena. Caries of pit & fissure Backward caries Residual cariesc. Extent Incipient caries :timbulnyaareadekalsifikasi di bawahplakgigiyangmiripdenganpermukaankapuryanglicin. Cavitatedcaries :merupakanlesi yang telahberkembangketahaplanjutan

2. BAHAN RESTORASIA. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN A.1. AmalgamA.1.1 KEUNTUNGAN Kentungan penggunaan amalgam: Mudah digunakan Kekuatan tensile tinggi Resistensi terhadap keausan baik Hasil penelitian klinis jangka panjang baik Biaya lebih rendah dibandingkan restorasi komposit Ikatan amalgam memiliki manfaat: Kebocoran mikro yang kurang Pewarnaan interfasial kurang Kekuatan sisa struktur gigi sedikit meningkat Sensitivitas postoperatif minimal Beberapa manfaat retensi Keuntungan estetis dari amalgam yang tidak merubah warna struktur gigi tetangganya. Dapat dikatakan sejauh ini amalgam adalah bahan tambal yang paling kuat dibandingkan dengan bahan tambal lain dalam melawan tekanan kunyah, sehingga amalgam dapat bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama di dalam mulut (pada beberapa penelitian dilaporkan amalgam bertahan hingga lebih dari 15 tahun dengan kondisi yang baik) asalkan tahap-tahap penambalan sesuai dengan prosedur. Ketahanan terhadap keausan sangat tinggi, tidak seperti bahan lain yang pada umumnya lama kelamaan akan mengalami aus karena faktor-faktor dalam mulut yang saling berinteraksi seperti gaya kunyah dan cairan mulut. Penambalan dengan amalgam relatif lebih simpel dan mudah dan tidak terlalu technique sensitive bila dibandingkan dengan resin komposit, di mana sedikit kesalahan dalam salah satu tahapannya akan sangat mempengaruhi ketahanan dan kekuatan bahan tambal resin komposit. Biayanya relatif lebih rendah

A.1.2 KEKURANGAN

Non isolasi Non estetis Kurang konservatif (pengambilan yang lebih banyak selama preparasi struktur gigi) Melemahkan struktur gigi (kecuali terikat) Teknik yang lebih sensitif jika berikatan Preparasi gigi lebih sulit Kebocoran tepi awal Secara estetis kurang baik karena warnanya yang kontras dengan warna gigi, sehingga tidak dapat diindikasikan untuk gigi depan atau di mana pertimbangan estetis sangat diutamakan. Dalam jangka waktu lama ada beberapa kasus di mana tepi-tepi tambalan yang berbatasan langsung dengan gigi dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi sehingga tampak membayang kehitaman Pada beberapa kasus ada sejumlah pasien yang ternyata alergi dengan logam yang terkandung dalam bahan tambal amalgam. Selain itu, beberapa waktu setelah penambalan pasien terkadang sering mengeluhkan adanya rasa sensitif terhadap rangsang panas atau dingin.Namun umumnya keluhan tersebut tidak berlangsung lama dan berangsur hilang setelah pasien dapat beradaptasi. Hingga kini issue tentang toksisitas amalgam yang dikaitkan dengan merkuri yang dikandungnya masih hangat dibicarakan. Pada negara-negara tertentu ada yang sudah memberlakukan larangan bagi penggunaan amalgam sebagai bahan tambal.Indikasi : Gigi molar (geraham) yang menerima beban kunyah paling besar, dapat digunakan baik pada gigi tetap maupun pada anak-anak.

A. 2 KOMPOSIT

Indikasi restorasi komposit: Restorasi klas I, II, III, IV, V dan VI Membangun foundation atau core Restorasi komposit sealant dan konservatif (Restorasi resin preventif) Prosedur perbaikan estetis (veneer parsial, full veneer, modifikasi kontur gigi, dan penutupan diastema) Sebagai semen (untuk restorasi indirect) Restorasi sementara Splinting periodontal

Kontraindikasi restorasi komposit:Kontraindikasi utama untuk penggunaan komposit sebagai bahan restoratif berhubungan dengan faktor isolasi, oklusi dan operator. Jika daerah operasi tidak dapat diisolasi dari kontaminasi cairan mulut, maka komposit tidak boleh digunakan. Namun membutuhkan penguatan struktur jaringan gigi yang tersisa dengan prosedur ekonomis (dibanding restorasi indirect) dan janji untuk memanggil kembali pasien secara rutin dan pada waktu yang tepat dapat mengesampingkan terhadap kekhawatiran tetntang potensi keausan berlebihan. Perluasan restorasi komposit ke permukaan akar mungkin menunjukkan pembentukan celah pada pertemuan komposit dan akar.

A.2.1 KEUNTUNGAN

Estetik Pembuangan jaringan struktur gigi yang konservatif Preparasi gigi kurang kompleks Isolator, memiliki konduktivitas termal yang rendah Digunakan hampir secara luas Terikat ke struktur gigi, menghasilkan retensi yang baik, kebocoran mikro yang rendah, pewarnaan interfasial yang minimal, dan meningkatkan struktur gigi yang tersisa Memperbaiki

A.2.2 KERUGIAN

Memiliki pembentukan celah, biasanya terjadi pada permukaan akar sebagau hasil dari kekuatan polimerisasi shrinkage dari bahan komposit yang lebih hebat dari kekuatan ikatan awal dari bahan ke dentin Lebih sulit, memakan waktu dan lebih mahal dibanding restorasi amalgam karena: Perawatan membutuhkan beberapa tahap Insersi lebih sulit Menentukan kontak proksimal, kontur aksial, embrasure dan kontak oklusal lebih sulit Prosedur finishing dan polishing lebih sulit Tekniknya lebih sensitif karena daerah operasi harus diisolasi dengan baik dan penempatan etsa, primer dan adesif pada struktur gigi (enamel dan dentin) sangat bergantung pada teknik yang tepat Menunjukkan keausan oklusal yang lebih hebat pada daerah tekanan oklusal yang berat ata ketika semua kontak oklusal gigi pada bahan komposit Memiliki linear coefficient of thermal expansion yang lebih tinggi, yang menghasilkan potensi perkolasi tepi jika teknik bonding tidak adekuat.

A.3 GIC

Indikasi glass ionomer: Restorasi gigi anterior klas I, III dan V Restorasi gigi posterior yang kecil dan dangkal yang tidak membutuhkan tekanan yang besar seperti klas I dan II superfsial Restorasi erosi pada daerah gingival Restorasi gigi sulung Memperbaiki tepi restorasi . a.Lesi erosi servikal 30. Kemampuan semen glass ionomer untuk melekatkan secara kimiawidengan dentin, menyebabkan semen glass ionomer saat ini menjadi pilihan utama dalam merestorasi lesi erosi servikal. Bahan ini juga memiliki kekerasan yang cukuo untuk menahan abrasi akibat sikat gigi. 31. b.Sebagai bahan perekat atau luting (luting agent) 32. Karena semen glass ionomer inimemiliki beberapa keunggulan seperti ikatannya dengan dentin dan email. Aktivitas kariostatik,flowyang lebih baik, kelarutan yang lebih rendah dan kekuatan yang lebih besar maka sebagai luting agent semen ini diindikasikan untuk pasien dengan frekuensi karies tinggi atau pasien dengan resesi ginggiva yang mememrlukan kekuatan dan aktifitas kariostatik misalnya pada pemakai mahkota tiruan ataupun gigi tiruan jembatan. 33. c.Semen glass ionomer dapat digunakan sebagai base atau liner di bawah tambalan komposit resin pada kasus kelas I, kelas II, kelas III, kelas V dan MOD. Bahan ini berikatan secara mikromekanik dengan komposit resin melalui etsa asam dan member perlekatan tepi yang baik. Perkembangan dentin bonding agents yang dapat member perlekatan yang baik antara dentin dan resin hanya dapat digunakan pada lesi erosi servikal. Bila kavitasnya dalam atau luas, bonding sering kali gagal. Untuk memperbaiki mekanisme bonding dan melindungi pulpa dari irirtasi, semen glass ionomer digunakan sebagaibahan sub bonding 34. d.Sebagai base yang berikatan secara kimiawi di bawahrestorasi amalgam mempunyai kerapatan tepi yang kurang baik sehingga dengan adanya base glass ionomer dapat mencegah karies sekunder terutama pada pasien dengan insidens karies yang tinggi. Dalam keadaan sperti ini, proksimal box diisi dengan semen cermet sampai ke dalam 2 mm dan sisanya diisi amalgam. 35. e.Untuk meletakkan orthodontic brackets pada pasien muda yang cenderung mengalami karies melalui etsa asam pada email. Dengan adanya perlepasan fluor maka semen glass ionomer dapat mengurangiwhite spotyang umumnya nampak disekeliling orthondontic brackets. 36. f.Sebagaifissure sealantkarena adanya pelepasan fluor. Rosedur ini memerlukan perluasan fissure sebelum semen glass ionomer diaplikasikan. 37. g.Semen glass ionomer yang diperkuat dengan logam seperti semen cermet dapat digunakan untuk membangun inti mahkota pada gigi yang telah mengalami kerusakan mahota yang parah. 38. h.Restorasi gigi susu. 39. Penggunaan semen glass ionomer pada gigi susu sangat berguna dalam mencegah terjadinya karies rekuren dan melindungi email gigi permanen. 40. i.Untuk perawatan dengan segera pasien yang mengalami trauma fraktur. Dalam hal ini semen menyekat kembali dentin yang terbuk dalam waktu yang singkatKontraindikasi glass ionomer: Semen glass ionomer bersifat brittle sehingga tidak digunakan untuk tambalan dibagian oklusal yang menahan daya kunyah yang besar atau berkontak dengan gigi lawan Semen glass ionomer memiliki kekuatan kompresif dan hardness lebih kecil dari semen silikat sehingga mudah pecah.

A.3.1 KEUNTUNGAN

Melekat pada enamel dan dentin secara fisikokimia. Perlekatan ke email lebih pada ke dentin, karena unsur anorganik lebih banyak pada email. Polyacid memiliki potensi perlekatan ke kalsium yang ada di dalam gigi. Kariostatik oleh karena mengandung fluor Koefisien muai panas rendah Translusen Kekuatan kompresi lebih besar daripada seng fosfat . 1. Bahan tambal ini meraih popularitas karena sifatnya yang dapat melepas fluor yang sangat berperan sebagai antikaries. Dengan adanya bahan tambal ini, resiko kemungkinan untuk terjadinya karies sekunder di bawah tambalan jauh lebih kecil dibanding bila menggunakan bahan tambal lain 43. 2. Biokompatibilitas bahan ini terhadap jaringan sangat baik (tidak menimbulkan reaksi merugikan terhadap tubuh) 44. 3. Material ini melekat dengan baik ke struktur gigi karena mekanisme perlekatannya adalah secara kimia yaitu dengan pertukaran ion antara tambalan dan gigi. Oleh karena itu pula, gigi tidak perlu diasah terlalu banyak seperti halnya bila menggunakan bahan tambal lain. Pengasahan perlu dilakukan untuk mendapatkan bentuk kavitas yang dapat memegang bahan tambal.

A.3.2 KERUGIAN

Rapuh Estetik kurang baik (dibandingkan dengan komposit) Kekuatan tensile kurang Daya abrasi kurang dibanding resin komposit . 1. Kekuatannya lebih rendah bila dibandingkan bahan tambal lain, sehingga tidak disarankan untuk digunakan pada gigi yang menerima beban kunyah besar seperti gigi molar (geraham) 49. 2. Warna tambalan ini lebih opaque, sehingga dapat dibedakan secara jelas antara tambalan dan permukaan gigi asli 50. 3. Tambalan glass ionomer cement lebih mudah aus dibanding tambalan lain

B. JENIS

Ada 2 macam restorasi gigi, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung artinya bahan tambalan diletakkan segera ke lubang gigi yang sudah dibersihkan dalam satu kunjungan. Termasuk di dalamnya adalah amalgam, ionomer kaca, resin ionomer, dan resin komposit. Secara tidak langsung artinya diperlukan dua atau lebih kunjungan. Pada kunjungan pertama, dokter gigi akan mempersiapkan gigi yang akan direstorasi dan membuat cetakan gigi yang akan direstorasi. Pada kunjungan berikutnya, restorasi yang sudah jadi akan direkatkan pada lubang yang sudah disiapkan

a. langsungamalgam, komposit, gicb. tidak langsung

Dalam beberapa kasus, untuk mendapatkan hasil restorasi gigi yang terbaik, digunakan bahan logam tuang yang dikerjakan di laboratorium. Bahan restorasi seperti ini memerlukan 2 atau lebih kunjungan, bentuknya bisa berupa crown (mahkota tiruan), jembatan, inlay atau onlay. Crown meliputi seluruh permukaan gigi yang tampak di rongga mulut, sedangkan inlay bentuknya lebih kecil dan melekat mengikuti bentuk gigi. Onlay mirip dengan inlay, tapi lebih besar, meliputi sebagian atau seluruh permukaan kunyah gigi. Sedangkan yang di maksud dengan jembatan di sini adalah restorasi yang menggantikan satu atau lebih gigi yang sudah hilang, serta meliputi gigi-gigi di sebelahnya yang digunakan sebagai penyangga. Gambar di samping menjelaskan pengertian jembatan. Restorasi terdiri dari 3 unit, yaitu 2 unit crown di kedua ujung untuk meliputi gigi penyanggah dan unit yang ditengah menggantikan gigi yang sudah hilang.

Harga yang harus dibayar untuk restorasi jenis ini umumnya lebih mahal, disebabkan jumlah dan lama kunjungan yang diperlukan serta biaya tambahan untuk mengerjakan restorasi di laboratorium gigi.

Bahan yang digunakan untuk restorasi ini selain logam adalah porselen, logam berlapis porselen, alloy emas dan alloy logam lainnya.Berikut ini merupakan ulasan tetntang bahan-bahan tersebut :

PORSELENPorselen digunakan sebagai inlay, onlay, crown atau veneer, Veneer adalah lapisan porselan sangat tipis yang ditempatkan pada gigi menggantikan email. Biasanya digunakan untuk memperbaiki penampilan gigi yang berwarna kurang baik. Bahan porselen sangat baik secara estetika karena warnanya yang sangat mirip dengan warna gigi. Pemasangan restorasi porselen beresiko pecah bila diletakkan dengan tekanan atau bila terbentur. Kekuatannya tergantung pada ketebalan porselen dan kemampuannya melekat pada gigi. Setelah melekat pada gigi, porselen sangat kuat, tapi akan mengikis gigi antagonisnya bila permukaannya kasar.

LOGAM BERLAPIS PORSELENDibandingkan dengan porselen, restorasi ini sangat kuat karena kombinasinya dengan kekuatan logam, karena itu sering digunakan untuk membuat crown ataujembatan.

Banyak struktur gigi yang harus diambil untuk memberi tempat bagi restorasi jenis ini. Kadang-kadang muncul rasa tidak nyaman bila terkena rangsang panas atau dingin di awal penggunaan dan beberapa orang menunjukkan reaksi alergi terhadap beberapa jenis logam yang digunakan dalam restorasi.

C. ALLOY EMAS Alloy emas terdiri dari emas, tembaga dan logam lain, terutama digunakan untuk crown, inlay, onlay dan jembatan. Alloy ini tahan karat. Kekuatannya yang besar sehingga sulit pecah maupun terkikis, memungkinkan dokter gigi untuk mengambil sesedikit mungkin struktur gigi yang akan direstorasi. Alloy ini tidak merusak gigi antagonis dan tidak pernah memunculkan reaksi alergi. Namun, warnanya tidak bagus karena tidak seperti warna gigi.

ALLOY LOGAM Alloy logam tampak seperti perak, digunakan sebagai crown, jembatan atau rangka gigi palsu. Bahan ini tahan karat, sangat kuat dan tidak mudah patah atau terkikis. Beberapa orang menunjukkan reaksi alergi terhadap bahan ini, dan merasa tidak nyaman terhadap panas dan dingin di awal penggunaan. Warnanya pun tidak baik seperti warna gigi

CROWN, INLAY ATAU ONLAY DARI KOMPOSIT Restorasi yang terbuat dari komposit ini dibuat di laboratorium gigi. Bahan yang digunakan sama dengan yang digunakan sebagai bahan tambalan. Keunggulannya dibanding porselen adalah tidak menyebabkan terkikisnya gigi lawan. Selain itu restorasi ini mudah pecah dan berubah warna.

Secara garis besar bahan restorasi gigi dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu bahan restorasi plastis dan non plastis atau rigid.Yang termasuk dalam kelompok bahan plastis : Amalgam

Sampai saat ini amalgam merupakan bahan tambalan yang paling banyak dikembangkan dan diuji dibandingkan bahan tambalan lain. Bahan ini awat, mudah digunakan, tidak mudah pecah dan relaitf murah. Karena itulah amalgam hingga saat ini masih digunakan.Amalgam merupakan campulan beberapa logam, yaitu air raksa, perak, seng, tembaga dan beberapa logam lainnya. Banyak orang mencurigai amalgam sebagai bahan tambalan yang berbahaya karena kandungan air raksanya. Sesungguhnya, air raksa dalam amalgam terikat dalam ikatan yang stabil dengan logam lainnya sehingga aman untuk dipakai.Hal ini diperkuat oleh pengakuan Perstauan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, bahwa amalgam adalah bahan tambalan yang aman dan baik. Di tingkat duniapun, bahan ini direkomendasikan oleh WHO. Di Amerika, Food and Drug Administration (FDA) juga merekomendasikannya.Amalgam sangat bermanfaat untuk merestorasi gigi geraham karena kemampuannya menahan beban kunyah yang besar. Amalgam mudah ditambalkan ke lubang yang sulit dikeringkan, seperti lubang di bawah tepi gusi. Selain itu, jarang muncul reaksi alergi terhadap bahan amalgam.Segi buruk amalgam adalah warnanya yang keperakan sehingga secara estetik tidak menarik, apalagi kalau digunakan di gigi depan. Kadangkala juga muncul sedikit rasa sensitif terhadap panas atau dingin setelah gigi ditambal amalgam. Selain 2 keburukan di atas, untuk menambalkan amalgam, dokter gigi harus mengambil struktur gigi lebih banyak dibandingkan untuk bahan tambalan lainnya.

composite

Tambalan komposit merupakan campuran bahan kuarsa dengan resin yang menghasilkan tambalan yang berwarna seperti gigi, bahkan dapat meniru warna transparan email. Ada salah kaprah yang berkembang di masyarakat, bahwa tambalan komposit adalah tambalan LASER. Yang benar adalah sinar halogen yang berwarna biru digunakan untuk membantu proses pengerasan komposit. Tambalan komposit yang kecil ataud sedang dapat bertahan terhadap tekanan kunyah. Perlekatan tambalan komposit pada dinding lubang gigi sangat baik. Selain itu tidak banyak struktur gigi yang harus diambil untuk menambalkan komposit pada lubang gigi.Tambalan komposit relatif berharga lebih mahal dibanding bahan amalgam, bergantung pada besar-kecilnya tambalan serta tingkat kesulitan dalam melakukan penambalan. Diperlukan waktu yang lebih lama untuk menambalkan komposit dibanding menambalkan amalgam. Untuk dapat menambalkan komposit, lubang harus bersih dan kering. Karena itu sulit untuk menambal lubang yang berada di bawah tepi gusi. Selain itu tambalan komposit akan akan berubah warna sejalan dengan waktu.

glass ionomer cement (GIC),

sedangkan kelompok non plastis (rigid) : inlay dan onlay, mahkota full veneer, mahkota logam porselen, dan mahkotan jaket porselen.

Dari sekian banyak jenis bahan restorasi, bahan plastis seperti amalgam, komposit dan GIC merupakan bahan restorasi yang paling banyak digunakan dalam dunia kedokteran gigi.

C. SYARAT BAHAN RESTORASI Sedangkan sifat-sifat lainnya adalah: Kekuatan kompresif dan kekuatan tensilnya cukup Tidak larut dan tidak mengalami korosi dalam mulut Sifat eksotermiknya rendah dan perubahan volume selama pengerasannya dapat diabaikan Tidak toksik dan tidak iritan terhadap jaringan pulpa dan gingiva Mudah dipotong dan dipoles Derajat keausannya sama dengan email Mampu melindungi jaringan gigi sekitar dari serangan karies sekunder Koefisien muai termiknya sama dengan di email dan di dentin Difusi termiknya sama dengan yang di email dan di dentin Penyerapan airnya rendah Adhesif terhadap jaringan gigi Radio-opak Warna dan translusennya sama dengan email Tahan lama dalam penyimpanan Murah Harus mudah digunakan dan tahan lama Kekuatan tensil cukup Tidak larut ileh saliva dalam rongga mulut serta tidak korosi di salam rongga mulut Tidak toksik dan iritatif baik pada pulpa maupun pada gingival Mudah dipotong dan dipoles Derajat keausan sama dengan email Mampu melindungi jaringan gigi sekitar dari karies sekunder Koefisien muai termis sama dengan enamel / dentin Daya penyerapan airnya rendah Bersifat adhesive terhadap jaringan gigi Radiopaq

3. TAHAP, TUJUAN, SYARAT PREPARASIA. SYARAT PRAPARASI Syarat yang diperlukan untuk preparasi :1. Cavitas harus bersih2. Tepi cavitas halus dan terletak pada glasir yang sehat3. Glasir harus disokong oleh dentin sesuai arah enamel rods4. Bentuk cavitas harus menanggung tambalan yang kuat, tidak pecah (resisten)5. bentuk tambalan member retensi yang cukup pada tambalan6.tepi cavitas harus diambil di tempat dimana tidak akan terjadi caries sekunder

B. TAHAP PREPARASI

1. Menentukan ouline form Outline form yaitu garis terluar dar hasil preparasi kavitas yang terdapat di permukaan gigi. Penentuan outline form ini meliputi membuka kavitas dengan bor, menghaluskan kavitas, alas dari kavitas diratakan, lalu inggir dari kavitas dihaluskan lagi.

2. Membuat resistence form. Prinsip kedua dalam preparasi kavitas adalah resistance form (bentukresistensi) yatitu bentuk yang dibuat Sedemikian rupa pada kavitas untuk mencegah pecahnya tumpatan atau sisa jaringan gigi. Ini meliputi pembuatan dasar gingival dan pulpa yang horizontal terhadap aksis panjanggigi. Resistensi formadalah bentuk reparasi kavitas dimana sisa Jaringan gigi yang ada tetap kuat dan menerima daya kunyah/ tidak pecah oleh daya kunyah. Jadi pada waktu melakukan peluasan preparasi harus diperhatikan sisa jaringan gigi yang ada cukup tebal.

3. Membuat retention formRetention form dibuat pada kavitas dengan tujuan agar tmpatan mempunyai pegangan yang kuat dan tidak bergeser dari tempatnya bila gigi digunakan mengunyah.Macam bentuk retensi :Frictional wall retentionUndercut mekanisGroovePostholeDovetail Retensi frictional wall disebabkan karena adaya nterlocking dari bahan tupatan. Dari pemikiran ini dinding kavitas yang kasar akan mempunyai retensi yang lih baik. Perhatikan untuk pemilihan bahan restorasinya. Undercat mekanisumumnya dibuat pada sudut preparasiKlas V. Restorasi amalgam pada kavitas yang luas dapat di tambahkan pinuntuk meningkatkan retensinya.

4. Membuat convinence formConveniece form adalaha membentuk kavitas seemikian rupa untuk mempermudah pengerjaan kavitas dan memasukkan bahan tumpatanke dalam kavitas.Convenience Form diperoleh dengan cara :Memperluas preparasi kavitasPemilihan alat yang dapat memudahkan peerjaanPemasangan separator mekanis untuk retraksi gingival

5. Membuang sisa jaringan kariespembuangan jaringan karies dentin dan debris-debris pada dinding aktivitas. Karies tidak boleh ditinggalkan di dalam kavitas. Sebab jika teradi kebocoran, bakteri yang tinggal di dalam kavitas akan aktif dan dapat menimbukan gejala sakit dinding kavitas.

6. Merapikan dan menghaluskan tepi dan dinding kariesTindakan yang dilakukanuntuk membentuk dinding enamel margin yang halus dan rata untukmendapatkan kontak marginal serta adaptasi tumpatan yang baik.Dindingkavitas dibuat lurus dan rata. Tepi cavosurface dibuat bevel atau sudut 900. Untuk meratakan dinding kavitas dapat digunakan bur putaran rendah ataudikombinasi dengan hand cutting instrumen yang tajam contoh pada tumpatan amalgam, dinding kavitas yang agak kasar dapat menambah retensi. Pada tumpatan tuang sebaiknya dinding kavitas dibuat halus.

7. membersihkan kavitasTindakan terakhir dari prinsip preparasi kavitas, yang bertujuan untuk membersihkan kavitas dari debris. Kavitas dibersihkan dengan air hangat. Untukpembersihan yang lebih efektif dianjurkan penggunaan bahan-bahan kimia seperti H2O2 3%

SUMBER 2 AKSES (Membentuk jalan masuk) Pembuangan karies permukaan Pembuatan OUTLINE (ragangan) restorasi Pembuatan bentuk resistensi Pembuatan bentuk retensi Pembuatan bentuk konvinien Pengecekan tepi kavitas Pembuangan karies dalam Pembersihan kavitas

A.AMALGAM Gambaran lebih jelas untuk desain agar tambalan amalgam efektif dan email di dekatnya bisa dipertahankan dapat dilihat pada prinsip desain kavitas sebagai berikut:1. Kedalaman kavitas dijaga keseragamannya dalam setiap gigi : lebih dalam pada gigi dengan email tebal (molar), dangkal pada gigi dengan email tipis (premolar). Kedalaman biasanya tepat berada dibawah pertautan dentin-email. ( Baum, 1994. Hlm 335-348 )2. Kavitas klas I harus cukup lebar sehingga mencakup semua kerusakan atau harus sesempit mungkin, namun tetap memungkinkan dimasukkannya plugger kecil (pemampat) untuk menempatkan amalgam ke dalam preparasi. ( Baum, 1994. Hlm 335-348 )3. Ragangan kavitas harus merupakan perpaduan harmonis dari lengkungan atau garis-garis lurus. Bila ada sudut pada ragangan, dapat ditumpulkan dengan menggunakan bur. (Baum, 1994. Hlm 335-348 )4. Pinggiran mesial dan distal dibuat sejajar dengan linggir tepi, transversal dan oblik. ( Baum, 1994. Hlm 335-348 ) 5. Kontur linggir alami pada email sehat biasanya memisahkan kavitas ceruk dan fisura. Linggir email alami yang bebas dari kerusakan alur (linggir oblik pada molar atas dan linggir melintang pada premolar pertama bawah) biasanya dipertahankan dan tidak dimasukkan pada preparasi. (gambar 1.3) ( Baum, 1994. Hlm 335-348 )6. Dinding mesial dan distal yang berdekatan dengan linggir tepi harus sedikit meruncing keluar dan tidak meluas dibawah email. (Gambar 1.1) ( Baum, 1994. Hlm 335-348 )7. Biasanya dasar pulpa dipotong tegak lurus terhadap sumbu panjang gigi karena kebanyakan tonjol tingginya hampir setara. Bila sebuah tonjol lebih rendah dari yang lain, dasar kamar pulpa dimiringkan untuk mensejajarkan tinggi tonjol dan posisi tangkai bur membagi dua sudut yang dibentuk oleh kemiringan yang berdekatan. ( Baum, 1994. Hlm 335-348 )8. Kavitas pada permukaan fasial dan lingual di preparasi sampai dinding-dinding dalamnya sejajar dengan permukaan luar gigi. ( Baum, 1994. Hlm 335-348 )

4 Preparsi Kelas IVRestorasi komposit kelas IV telah memberikan suatu terobosan pengobatan konservatif untuk memperbaiki retakan , cacat, atau trauma pada gigi anterior, dan suatu mahkota porselen adalah pilihan perawatan. Terdapat 3 macam desain preparasi gigi klas IV, yaitu desain conventional, beveled conventional, dan modified. Desain conventional preparasi gigi kelas IV merupakan desain yang paling sederhana dibanding dengan yang lainnya, kecuali pada daerah-daerah yang memiliki margin pada permukaan akarnya. Desain beveled conventional preparasi gigi biasanya diindikasikan terutama untuk restorasi Kelas IV, sedangkan desain modified preparasi gigi diindikasikan untuk Kelas IV sebagian kecil. Jika sejumlah besar struktur gigi yang hilang, groove retention form dapat diindikasikan bahkan ketika preparasi pada sekeliling pinggiran email. Juga, untuk memberikan retensi tambahan di daerah yang mendapat tekanan tinggi, bevel enamel dapat dilebarkan untuk menyediakan permukaan yang lebih luas untuk mengetsa, agar menghasilkan ikatan yang lebih kuat antara komposit dan gigi. Terakhir, untuk memberikan resistance form yang sesuai, dinding perlu dipreparasi sedemikian rupa untuk menahan kekuatan oklusal. Hal ini sering membutuhkan preparasi pada dinding proksimal dan lingual yang membentuk sudut 90 derajat cavosurface, yang telah dibevel, dan dasar gingiva dipreparasi tegak lurus terhadap sumbu panjang gigi. Bentuk petak ini dapat memberikan resistensi yang lebih besar terhadap restorasi dan gigi yang mengalami retakan dari kekuatan mengunyah.4. SYARAT DAN PROSEDUR RESTORASIA. AMALGAM

B. KOMPOSIT Tahapan Preparasi Restorasi Resin Komposit13 Tahapan IsolasiIsolasi daerah kerja merupakan suatu keharusan. Gigi yang dibasahi saliva dan lidah akan menggangu penglihatan. Gingiva yang berdarah adalah masalah yang harus diatasi sebelum melakukan preparasi. Beberapa metode tepat digunakan untuk mengisolasi daerah kerja yaitu saliva ejector, gulungan kapas atau cotton roll, dan isolator karet atau rubber dam Pembersihan GigiApabila terdapat kotoran seperti debris, plak, atau karang gigi pada daerah kerja, maka dibersihkan terlebih dahulu.

Tahap preparasi13a. Membuat outline form pada oklusal gigi mengikuti bentuk pit dan fissure dengan memperhatikan bentuk resistensi, retensi, konvenien, dan extention for prevention. b. Preparasi menggunakan kontra angle high speed dengan bur bulat sedalam 2-3 mm.c. Membentuk dinding tegak lurus dengan dasar kavitas menggunakan bur fissure silindris.

d. Pada sudut internal dibulatkan dengan bur bulat.e. Dinding pulpa dihaluskan dengan bur invertedf. Bersihkan kavitas dengan semprotan angin secara perlahang. Irigasi dengan aquadest steril kemudian keringkan dengan cotton palate

4. Tahap penumpatan kavitas dengan resin kompositBerikut ini adalah tahapan-tahapan penumpatan dengan resin komposit setelah tahap preparasi selesai dilakukan: Pemberian Liner/ Basis Sebelum dilakukan pemberian liner/basis, kavitas harus dalam keadaan bersih (sudah diirigasi) dan kering.Pada restorasi resin komposit, perlu diplikasikan basis atau liner karena sifat dari resin itu sendiri yang iritan terhadap pulpa sehingga perlu adanya perlindungan sehingga bahan restorasi resin komposit ini tidak secara langsung mengenai struktur gigi. Bahan basis atau liner yang biasanya digunakan adalah kalsium hidroksida, terutama karies yang hampir mencapai pulpa, karena sifatnya yang mampu merangsang pembentukan dentin sekunder. Kalsium hidroksida (Ca(OH)2) sebagai liner berbentuk suspensi dalam liquid organik seperti methyl ethyl ketone atau ether alcohol atau dapat juga dalam larutan encer seperti methyl cellusose yang berfungsi sebagai bahan pengental. Liner ini diaplikasikan dalam konsistensi encer yang mengalir sehingga mudah diaplikasikan ke permukaan dentin. Larutan tersebut menguap meninggalkan sebuah lapisa tipis yang berfungsi memberikan proteksi pada pulpa di bawahnya.Selain liner, perlindungan lain dapat berupa basis. Basis yang dapat digunakan adalah basis dari kalsium hidroksida, semen ionomer kaca, dan seng fosfat. Sebagai basis, kalsium hidroksida berbentuk pasta yang terdiri dari basis dan katalis. Basisnya terdiri dari calcium tungstate, tribasic calcium phosphate, dan zinc oxide dalam glycol salycilate. Katalisnya terdiri dari calcium hydroxide, zinc oxide, dan zinc stearate dalam ethylene toluene sulfonamide. Basis kalsium hidroksida yang diaktivasi dengan sinar biasanya mengandung calcium hydroxide dan barium sulfate yang terdispersi dalam resin urethane dimethacrylate. Kalsium hidroksida sebagai basis mempunyai kekuatan tensile dan kompresi yang rendah dibandingkan dengan basis dengan kekuatan dan rigiditas yang tinggi. Karena itulah, kalsium hidroksida tidak diperuntukkan untuk menahan kekuatan mekanik yang besar, biasanya jika digunakan untuk memberikan tahanan terhadap tekanan mekanik, harus didukung oleh dentin yang kuat. Untuk memberikan perlindungan terhadap termis, ketebalan lapisan yang dianjurka tidak lebih dari 0,5 mm. Keuntungan dari penggunaan kalsium hidroksida adalah sifat terapeutiknya yang mampu merangsang pembentukan dentin sekunder. Setelah itu dilakukan irigasi lalu kavitas dikeringkan.

Tahap etsa asamUlaskan bahan etsa (asam phospat 37%-50%) dalam bentuk gel/cairan dengan pinset dan gulungan kapas kecil (cutton pellet) pada permukaan enamel sebatas 2-3 mm dari tepi kavitas (pada bagian bevel).Pengulasan dilakukan selama 20-30 detik dan jangan sampai mengenai gingival. Lalu dilakukan irigasi dengan air sebanyak 20 cc dan kavitas dikeringkan. Setelah dikeringkan, permukaan gigi yang dietsa akan tampak berwarna putih. Tahap bondingUlaskan bahan bonding menggunakan spon kecil atau kuas / brush kecil pada permukaan yang telah di etsa . Ditunggu 10 detik sambil di semprot udara ringan di sekitar kavitas (tidak langsung mengenai kavitas) .Kemudian dilakukan penyinaran selama 20 detik.Saat ini, pemakaian bahan adhesif pada dentin telah meluas ke seluruh dunia dan perkembangannya pun bervariasi didasarkan pada tahun pembuatan, jumlah kemasan dan sistem etsa. Berdasarkan tahun pembuatan, bahan adhesif dibagi mulai dari generasi I sampai pada generasi VII. Generasi I dan II mulai diperkenalkan pada tahun 1960-an dan 1970-an yang tanpa melakukan pengetsaan pada enamel, bahan bonding yang dipakai berikatan dengan smear layer yang ada. Ikatan bahan adhesif yang dihasilkan sangat lemah (2 MPa-6MPa) dan smear layer yang ada dapat menyebabkan celah yang dapat terlihat dengan pewarnaan pada tepi restorasi.Generasi III mulai diperkenalkan pada tahun 1980-an, mulai diperkenalkan pengetsaan pada dentin dan mulai dipakai bahan primer yang dibuat untuk dapat mempenetrasi ke dalam tubulus dentin dengan demikian diharapkan kekuatan ikatan bahan adhesif tersebut menjadi lebih baik. Generasi III ini dapat meningkatkan ikatan terhadap dentin 12MPa15MPa dan dapat menurunkan kemungkinan terjadinya kegagalan batas tepi bahan adhesif dan dentin (marginal failure). Tetapi seiring waktu tetap terjadi juga kegagalan tersebut.Generasi IV mulai diperkenalkan awal tahun 1990-an. Mulai dipakai bahan yang dapat mempenetrasi baik itu tubulus dentin yang terbuka dengan pengetsaan maupun yang telah mengalami dekalsifikasi dan juga berikatan dengan substrat dentin, membentuk lapisan hybrid. Fusayama dan Nakabayashi menyatakan bahwa adanya penetrasi resin akan memberikan kekuatan ikatan yang lebih tinggi dan juga dapat membentuk lapisan pada permukaan dentin. Kekuatan ikatan bahan adhesif ini rendah sampai dengan sedang sampai dengan 20 MPa dan secara signifikan dapat menurunkan kemungkinan terjadinya celah marginal yang lebih baik daripada sistem adhesif sebelumnya. Sistem ini memerlukan teknik pemakaian yang sensitif dan memerlukan keahlian untuk dapat mengontrol pengetsaan pada enamel dan dentin. Cara pemakaiannya cukup rumit dengan beberapa botol sediaan bahan dan beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan.Generasi V mulai berkembang pada tahun 1990-an. Pada generasi ini bahan primer dan bonding telah dikombinasikan dalam satu kemasan. Pada generasi ini juga mulai diperkenalkan pemakaian bahan adhesif sekali pakai. Generasi VI mulai berkembang pada akhir tahun 1990-an awal tahun 2000, pada generasi ini mulai dikenal pemakaian self etching yang merupakan suatu terobosan baru pada sistem adhesif. Pada generasi VI ini tahap pengetsaan tidak lagi memerlukan pembilasan karena pada generasi ini telah dipakai acidic primer, yaiu bahan etsa dan primer yang dikombinasikan dalam satu kemasan.Generasi VII mulai berkembang sekitar tahun 2002, generasi ini juga dikenal sebagai generasi all in one adhesif, dikatakan demikian karena pada generasi VII ini bahan etsa, primer dan bonding telah dikombinasikan dalam satu kemasan saja, sehingga waktu pemakaian bahan adhesif generasi VII ini menjadi lebih singkat.Berdasarkan jumlah kemasan atau tempat penyimpanan, bahan adhesif dibagi menjadi tiga yakni sistem tiga botol, dua botol dan satu botol. Pada sistem tiga botol, bahan adhesif terdiri dari tiga botol bahan yang terpisah yakni etsa, primer dan bonding. Sistem ini diperkenalkan pertama kali tahun 1990-an. Sistem ini menghasilkan kekuatan ikatan yang baik dan efektif. Namun, kekurangan sistem ini adalah banyaknya kemasan yang ada di meja unit dan waktu pemakaian yang lama dikarenakan sistem ini yang terdiri dari tiga botol dan tidak praktis.Sistem bahan adhesif lainnya yakni sistem dua botol yang terdiri dari dua botol bahan yang terpisah yakni satu botol bahan etsa dan satu botol yang merupakan gabungan antara primer dan bonding. Saat ini, sistem in merupakan bahan adhesif yang paling banyak digunakan di praktek dokter gigi. Hal ini dikarenakan sistem ini lebih simpel dan waktu pemakaiannya lebih cepat. Disamping itu, ikatan yang dihasilkan cukup kuat. Sistem bahan adhesif terakhir yakni sistem satu botol yang hanya terdiri satu botol yang merupakan gabungan etsa, primer dan bonding. Sistem ini merupakan sistem bahan adhesif yang terakhir kali keluar. Kelebihan sistem ini adalah waktu pemakaian yang lebih cepat dan mudah pengaplikasiannya dibandingkan dengan sistem bahan adhesif lainnya. Namun, kekurangan sistem ini adalah kekuatan ikatan yang dihasilkan lebih rendah. Tumpatan Resin KompositPada tahap ini resin komposit diaplikasikan ke dalam kavitas dengan ketebalan sekitar 2 mm. Cek oklusiPengecekan oklusi yang dilakukan bisa menggunakan rubber point composite.

Tahap finishing dan polishing kompositFinishing meliputi shaping, contouring, dan penghalusan restorasi. Sedangkan polishing digunakan untuk membuat permukaan restorasi mengkilat. Alat-alat yang biasa digunakan antara lain : Alat untuk shaping : sharp amalgam carvers dan scalpel blades, atau specific resin carving instrument yang terbuat dari carbide, anodized aluminium, atau nikel titanium. Alat untuk finishing dan polishing : diamond dan carbide burs, berbagai tipe dari flexibe disks, abrasive impregnated rubber point dan cups, metal dan plastic finishing strips, dan pasta polishing. Diamond dan carbide bursDigunakan untuk menghaluskan ekses-ekses yang besar pada resin komposit dan dapat digunakan untuk membentuk anatomi pada permukaan restorasi. Discs Digunakan untuk menghaluskan permukaan restorasi. Bagian yang abrasive dari disk dapat mencapai bagian embrasure dan area interproksimal. Disk terdiri dari beberapa jenis dari yang kasar sampai yang halus yang bisa digunakan secara berurutan saat melakukan finishing dan polishing.

Impregnated rubber points dan cupsDigunakan secara berurutan seperti disk. Untuk jenis yang paling kasar digunakan untuk mengurangi ekses-ekses yang yang besar sedangkan yang halus efektif untuk membuat permukaan menjadi halus dan berkilau. Keuntungan yang utama dari penggunaan alat ini adalah dapat membuat permukaan yang terdapat ekses membentuk groove, membentuk bentuk permukaan yang diinginkan serta membentuk permukaan yang konkaf pada lingual gigi anterior.

Finishing stipsDigunakan untuk mengkontur dan mem-polish permukaan proksimal margin gingival untuk membuat kontak interproksimal. Tersedia dalam bentuk metal dan plastik. Untuk metal biasa digunakan untuk mengurangi ekses yang besar namun dalam menggunakan alat ini kita harus berhati-hati karena jika tidak dapat memotong enamel, cementum, dan dentin. Sedangkan plastic strips dapat digunakan untuk finishing dan polishing. Juga tersedia dalam beberapa jenis dari yang kasar sampai halus yang dapat digunakan secara berurutan.Prosedur finishing dan polishing resin komposit: Sharp-edge hand instrument digunakan untuk menghilangkan ekses-ekses di area proksimal, dan margin gingival dan untuk membentuk permukaan proksimal dari resin komposit. Scalpel blade digunakan untuk menghilangkan flash dari resin komposit pada aspek distal. Alumunium oxide disk digunakan untuk membentuk kontur dan untuk polishing permukaan proksimal dari restorasi resin komposit. Finishing diamond digunakan untuk membentuk anatomi oklusal. Impregnated rubber points dengan aluminium oxide digunakan untuk menghaluskan permukaan oklusal restorasi. Aluminum oxide finishing strips untuk conturing atau finishing atau polishing permukaan proksimal untuk membuat kontak proksimal.