lo. 4 chapter 9 revenue

Upload: iwan-putra

Post on 02-Jun-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 LO. 4 Chapter 9 Revenue

    1/3

    LO.4. TANTANGAN BAGI PEMBUAT STANDAR (STANDARD SETTERS)

    A. Perkembangan dalam Pengakuan & Pengukuran Pendapatan

    IASB/ dan FASB telah menekankan proyek bersama (joint project) dalam kaitannya dengan

    pengakuan dan pengukuran pendapatan karena transaksi pendapatan tidak tersedia dengan

    baik oleh panduan literatur yang ada. Selain itu, transaksi menjadi lebih kompleks, misalnya

    mereka dapat menggabungkan barang, jasa dan transaksi keuangan. Standard setters telah

    menyatakan bahwa terdapat ketidakkonsistenan antara kerangka IASB dan beberapa standar.

    Misalnya kriteria pengakuan dalam kerangka IASB dan IAS 18 mungkin terjadi deferred

    asset and liabilities(aset dan kewajiban tangguhan) yang tidak sejalan dengan defenisi asset

    dan liabilitas dalam kerangka-kerangka konseptual.

    Selanjutnya, standar tidak menangani dengan baik transaksi yang melibatkan komponen

    (penyusunan multi elemen pendapatan). Misalnya, 'bundling' dari produk pokok dengan

    tambahan produk dan jasa yang sedang berlangsung, seperti yang terjadi di sektor teknologi,

    membuat pengakuan pendapatan menjadi rumit.

    FASB dan IASB telah melakukan sebuah proyek untuk mengembangkan seperangkat

    prinsip untuk pengakuan pendapatan yang akan menghilangkan ketidakkonsistenan dalam

    literatur yang ada dan praktek-praktek yang berlaku. Proyek ini menangani isu-isu kunci

    yang mendasari konseptual pelaporan keuangan, termasuk perbedaan antara kewajiban dan

    ekuitas, pengakuan liabilitas (termasuk pedoman yang berkaitan dengan kriteria definisi dan

    pengakuan), dan prinsip umum untuk pengakuan pendapatan.

    FASB dan IASB telah mengajukan prinsip-prinsip dasar berikut ini untuk pengakuan dan

    pengukuran pendapatan:

    Sebuah pelaporan entitas harus mengakui pendapatan dalam periode akuntansi di mana

    mereka muncul dan mengukur mereka sebesar nilai wajarnya pada tanggal tersebut jika

    dapat menentukan keterjadian dan pengukurannya dengan keandalan yang cukup.

    Pelaporan entitas harus mengukur pendapatan yang timbul dari peningkatan aset ataupenurunan kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) pada nilai wajar.

  • 8/10/2019 LO. 4 Chapter 9 Revenue

    2/3

    Prinsip-prinsip ini merupakan kelanjutan dari panduan sebelumnya. Namun, mencakup

    penekanan perubahan di beberapa area, yang dapat menyebabkan perubahan dalam praktek

    akuntansi. Sebagai contoh:

    Pendapatan diakui dalam periode yang timbul. terdapat penekanan pada waktu

    pengakuan pendapatan, bukan pada realisasi pendapatan

    Pendapatan muncul dari peningkatan aset atau penurunan kewajiban. Pendapatan dapat

    dihasilkan dari perubahan nilai aset yang terjadi dalam siklus produksi dan kepemilikan

    aset (Pengukuran kembali). Kedua unsur pendapatan tersebut termasuk dalam

    pengukuran pendapatan komprehensif.

    Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan mencerminkan nilai wajar. Pendekatan nilai

    wajar telah diadopsi sebagai prinsip kerja, tetapi ini akan terpengaruh di masa depan

    dengan keputusan dalam proyek pengukuran. Pendekatan nilai wajar kontroversial dan

    tidak memiliki dukungan bulat dari pengatur standar. Sebagai contoh, Dewan Pembuat

    Standar Akuntansi Jepang telah menyatakan keprihatinan tentang penggunaan nilai

    wajar dan meminta agar itu dihentikan.

    Pengukuran harus dapat diandalkan. Hal ini konsisten dengan karakteristik kualitatif

    informasi keuangan yang ada dalam kerangka.

    lebih lanjut, IASB untuk sementara setuju bahwa dua kriteria yang harus dipenuhi untukmengakui pendapatan. yaitu:

    Kriteria unsur, yang membutuhkan perubahan aset atau kewajiban untuk terjadi, yaitu

    (1) semua peningkatan aset telah terjadi sehingga meningkatkan ekuitas, tanpa investasi

    yang sepadan oleh pemilik, dan (2) penurunan kewajiban telah terjadi sehingga

    meningkatkan ekuitas, tanpa investasi yang sepadan oleh pemilik.

    Kriteria pengukuran, yang mengharuskan perubahan aset atau kewajiban dapat diukur

    dengan tepat, yaitu (1) aset atau kewajiban diukur dengan menggunakan atribut yang

    relevan, dan (2) peningkatan aset atau penurunan kewajiban dapat diukur dengan

    keandalan cukup.

  • 8/10/2019 LO. 4 Chapter 9 Revenue

    3/3

    B. Pengukuran Nilai Wajar

    Munculnya aset dengan karakteristik yang berbeda (seperti instrumen keuangan) dan

    penggunaan yang lebih bagus dari pengukuran nilai wajar dalam standar tertentu seperti IAS

    39/AASB 139 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, IAS 140 40/AASB

    Properti Investasi, dan IAS 41/AASB 141 Agriculture telah menghasilkan bunga yang

    cukup besar dalam pengakuan pendapatan dan isu-isu terkait tentang kapan dan bagaimana

    perubahan nilai aset dan kewajiban harus diakui dan diukur.Dalam suatu model pengukuran

    atribut campuran, semua item di ukur dengan nilai wajar pada saat akuisisi.

    C. Penyajian F inancial Statement

    IASB memiliki proyek bersama FASB dalam kaitannya dengan penyediaan statement

    keuangan. Proyek ini relevan terhadap diskusi pengakuan pendapatan berkenaan dengan

    bagaimana unsur pendapatan akan dilaporkan dalam statement keuangan.

    Proyek tersebut menekankan standar penyajian informasi dalam statemen keuangan yang

    kemudian akan bermanfaat untuk menilai kinerja dan posisi dari entitas. Proyek juga

    mencakup keterkaitan dengan penyajian statement keuangan dari setiap perubahan

    pengakuan asset dan liabilitas dari transaksi atau peristiwa lain, kecuali berkenaan dengan

    transaksi dengan pemilik.

    Dalam kaitannya dengan penyajian statement keuangan, dewan telah mencapai kesimpulan

    tentatif berikut:

    In-all inclusive, single income statement. Ini adalah perubahan dari praktik sebelumnya

    dimana laporan laba rugi berbentuk multipletelah disajikan. Setiap perubahan asset dan

    liabilitas akan ditunjukkan dalam statement keuangan. Sementara di masa lampau hanya

    beberapa item yang dimasukkan dalam laporan laba rugi

    Realisation is not the basis for inclusion of items. Tujuan dari laporan laba rugi adalah

    untuk menyediakan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputuan. Faktanya

    item tidak terealisasi tidak akan dikecualikan dari cakupan statement keuangan.

    Separate disclosure of performance and remeasurement. laporan laba rugi akan

    membedakan antara arus pendapatan dan penyesuaian penilaian. Perubahan dalam nilai

    wajar akan menyebabkan perubahan: kinerja selama periode, perubahan kondisi

    ekonomi, atau perubahan dalam ekspektasi pasar.