intergovernmental revenue, ketetapan sasaran anggaran …

124
INTERGOVERNMENTA L REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN DAN SISTEM PELAPORAN TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA KEUANGAN DENGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PEMERINTAHAN KABUPATEN TANA TORAJA SKRIPSI OLEH SUKMAWATI NIM 105731109316 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 01-Dec-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN

DAN SISTEM PELAPORAN TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA

KEUANGAN DENGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN

PADA PEMERINTAHAN KABUPATEN

TANA TORAJA

SKRIPSI

OLEH

SUKMAWATI

NIM 105731109316

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2020

Page 2: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

ii

INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN

DAN SISTEM PELAPORAN TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA

KEUANGAN DENGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN

PADA PEMERINTAHAN KABUPATEN

TANA TORAJA

SKRIPSI

Oleh

SUKMAWATI

NIM 105731109316

Diajukan Sebagai Salah satu Syarat Dalam Rangka Menyelesaikan Studi

Pada Program Studi Strata 1 Akuntansi

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHMAKASSAR

MAKASSAR

2020

Page 3: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO HIDUP

“Pedang terbaik yang dimiliki ialah sebuah kesabaran tanpa batas”.

“Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar (Qs. Ar-Rum: 60)

Persembahan:

Karya ilmiah ini kupersembahkan untuk:

Kepada Ayahanda Sarlan Makkawaru dan Ibunda Marjati tercinta sebagai

rasa hormat dan baktiku, terimakasih atas segala doa dan kasih sayang

yang telah engkau berikan yang tak pernah ada hentinya.

Saudara saya Adnan Makkawaru dan Nurazizah Makkawaru, yang telah

memberikan dukungan dan doa dalam proses penyelesaian karya ilmiah

ini.

Bapak dan Ibu Dosen, terkhusus kedua pembimbing yang selama ini

tulus dan ikhlas dalam meluangkan waktunya menuntun dan memberi

arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

Para sahabat yang selalu memberikan bantuan dan semangan

kupersembahkan karya ilmiah ini sebagai semangat perjuangan.

Page 4: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

iv

Page 5: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

v

Page 6: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

vi

Page 7: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

vii

ABSTRAK

Sukmawati, 2020.Intergovernmental Revenue, Ketetapan Sasaran

Anggaran dan Sistem Pelaporan terhadap Akuntabilitas Kinerja keuangan Sebagai Sistem Pengendalian Intern Pada Pemerintahan Kabupaten Tana Toraja. Skripsi Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Muchran dan Pembing II: Mira.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intergovernmental revenue, ketetapan sasaran anggaran dan sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja keuangan dengan sistem pengendalian intern pada Pemerintahan Kabupaten Tana Toraja.Metode dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan eksplanatori dengan menggunakan analisis linear berganda dan analisis moderating. Populasi dalam penelitian ini adalah dua puluh kantor dinas yang terdaftar pada SKPD Kabupaten Tana Toraja.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh.

Hasil penelitian manunjukkan bahwa intergovernmental revenue, ketetapan sasaran anggaran dan sistem pelaporan berpengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas kinerja keuangan.Sedangkan analisis variabel moderating menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal tidak mampu memoderasi intergovernmental revenue dan ketetapan sasaran anggaran.Sedangkan sistem pengendalian internal mampu memoderasi sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerje keuangan.

Kata kunci :intergovernmental revenue, ketetapan sasaran anggaran, sistem pelaporan, sistem pengendalian internal, akuntabilitas kinerja keuangan.

Page 8: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

viii

ABSTRACK

Sukmawati, 2020.Intergovernmental Revenue, Budget Target Determination and Reporting System on Financial Performance Accountability as Internal Control System in Tana Toraja Regency Government.Thesis Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by: I: Muchran and II: Mira.

This study aims to determine the effect of intergovernmental revenue, budget targeting and reporting systems on financial performance accountability with the internal control system in the Tana Toraja Regency Government. The method in this research is a quantitative method with an explanatory approach using multiple linear analysis and moderating analysis. The population in this study were twenty official offices registered in the SKPD of Tana Toraja Regency. The sampling technique in this study used saturated samples.

The results of this study indicate that intergovernmentalrevenue, budget targeting and reporting systems have a positive and significant effect on financial performance accountability. meanwhile, moderating variable analysis shows that the internal control system is not able to moderate intergovernmental revenue and budget target setting. Meanwhile, the internal control system is able to moderate the reporting system for financial performance accountability.

Keywords: intergovernmental revenue, budget target setting, reporting system, internal control system, financial performance accountability.

Page 9: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

ix

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya.

Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad

SAW beserta para keluarganya, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan

nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul

“Intergovernmental Revenue, Ketetapan Sasaran Anggaran dan Sistem

Pelaporan terhadap Akuntabilitas Kinerja Keuangan dengan Sistem

Pengendalian Intern pada Pemerintahan Kabupaten Tana Toraja”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih

kepada kedua Orang Tua penulis bapak Sarlan Makkawaru dan Ibu Marjati yang

senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus

tak pamrih. Saudara-saudaraku tercinta Adnan Makkawaru dan Nurazizah

Makkawaru yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga

akhir studi ini dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanannya,

dukungan dan do’a restu yang telah diberikan dengan keberhasilan penulis

dalam menuntut ilmu. Sahabat- sahabat ku selama kuliah Cici, Mala, Kasma dan

Nirma yang senantiasa meluangkan waktunya yang tidak pernah kenal hujan dan

panas yang selalu memberikan dukungan dan selalu menemani hingga akhir

studi ini dan juga untuk orang terdekat Syafrullah yang selalu memberikan

semangat, dukungan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. Semoga apa

Page 10: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

x

yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang

kehidupan didunia dan akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula

penghargaan yang setinggi-tingginya dan terimakasih banyak disampaikan

dengan hormat kepada:

1. Bapak Prof Dr. H. Ambo Asse,M.Ag Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE., M. Si. Ak.CA. CSP, selaku ketua program

studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr.Muchran BL, M.Si, selaku pembimbing I yang senantiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis sehingga

skripsi selesai dengan baik.

5. Ibu Mira, SE.,M.Ak.Ak selaku pembimbing II yang berkenaan membantu

selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

7. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi

Akuntansi Angkatan 2016 terkhusus kela AK16.C yang selalu belajar

bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi

penulis.

Page 11: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

xi

8. Terimakasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu

yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukungan

sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih

sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, penulis mengharapkan saran

dan kritikannya yang sifatnya masukan dan dapat membangun demi

kesempurnaam skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap, apabila terdapat kesalahan dan kata –

kata yang kurang berkenan dalam penulisan skripsi ini mohon dimaafkan dan

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar, 16 Januari 2021

Penulis

Page 12: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL .................................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... ii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................ iii

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ...................... Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................... Error! Bookmark not defined.

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ............................................................................................................. vii

ABSTRACK ......................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ix

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 8

A. Tinjauan Teori ..................................................................................................... 8

B. Tinjauan Empiris ............................................................................................... 17

C. Kerangka Konsep ............................................................................................. 19

D. Hipotesis ............................................................................................................ 20

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................... 25

A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 25

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................... 25

C. Defenisi Operasional Variable dan Pengukuran .......................................... 25

D. Populasi dan Sampel ....................................................................................... 27

E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 29

Page 13: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

xiii

F. Teknik Analisis .................................................................................................. 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 36

A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian ........................................................ 36

B. Deskripsi Data ................................................................................................... 41

C. Statistik Deskriptif ............................................................................................. 42

D. Hasil Uji Kualitas Data...................................................................................... 50

E. Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................................................... 52

F. Uji Hipotesis....................................................................................................... 55

G. Pembahasan ..................................................................................................... 62

BAB V PENUTUP ................................................................................................. 70

A. Simpulan ............................................................................................................ 70

B. Saran .................................................................................................................. 71

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 73

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... 76

Page 14: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 17

Tabel 3. 1 Operasional dan pengukuran .............................................................. 26

Tabel 3. 2 Populasi ............................................................................................... 28

Tabel 4. 1 Statistik Deskriptif Responden Berdasarkan Umur ............................. 42

Tabel 4. 2 Statistik Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............... 43

Tabel 4. 3 Statistik Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan.................... 43

Tabel 4. 4 Statistik Deskriptif Responden Berdasarkan Masa Kerja ................... 44

Tabel 4. 5 Statistik Deskriptif Variabel .................................................................. 45

Tabel 4. 6 Deskripsi Pernyataan Intergovernmental Revenue ............................ 46

Tabel 4. 7 Deskripsi Pernyataan Ketetapan Sasaran Anggaran ......................... 47

Tabel 4. 8 Deskripsi Pernyataan Sistem Pelaporan ............................................. 48

Tabel 4. 9 Deskripsi Pernyataan Akuntabilitas Kinerja Keuangan ....................... 49

Tabel 4. 10 Deskripsi Pernyataan Sistem Pengendalian Internal ........................ 50

Tabel 4. 11 Hasil Uji Validitas ............................................................................... 51

Tabel 4. 12 Hasil Uji Realibilitas ........................................................................... 52

Tabel 4. 13 Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 53

Tabel 4. 14 Hasil Uji Multikoleniaritas ................................................................... 55

Tabel 4. 15 Hasil Uji Koefisien Determinasi ......................................................... 56

Tabel 4. 16 Hasil Uji T- Parsial ............................................................................. 57

Tabel 4. 17 Hasil Uji Koefisien Determinasi ......................................................... 59

Tabel 4. 19 Hasik Uji T- Parsial ............................................................................ 60

Page 15: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Konsep ................................................................................... 20

Page 16: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerintah sebagai organisasi yang memegang peran utama

dalam pemberian jasa dan pelayanan kepada masyarakat mempunyai

lingkungan yang berbeda dengan sektor swasta.Hal ini menjadi

perimbangan dengan sektor swasta.Struktur pemerintahan pada umumnya

diperlukan untuk melindungi dan melayani kebutuhan-kebutuhan warga

negaranya (Nisjar, 1998: 8-9).

Pemerintah daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban

daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-

undangan (Febrianto, 2018: 21).Pemerintah daerah adalah penyelenggara

urusan pemerintahan oleh pembantuan dengan prinsip ekonomi seluas-

luasnya dalam sistem dan prinsip NKRI (Nordiawan dan Hertianti, 2010: 55).

Penyelenggaraan pemerintah dalam hal pertanggungjawaban

tidak terhindar dari anggaran pemerintah karena sangat dibutuhkan dan

menjadi isu yang sangat penting yang menjadi sorotan dimasyarakat.

Anggaran merupakan suatu proses pengalokasian sumber daya yang

terbatas untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya tidak terbatas.

Anggaran juga dapat dikatakan sebagai pernyataan mengenai

estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu dalam ukuran

finansial. Pembuatan anggaran dalam organisasi sektor publik, terutama

pemerintah, merupakan sebuah proses yang cukup rumit dan mengandung

Page 17: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

2

muatan politis yang cukup signifikan. Bagi sektor publik seperti pemerintah,

anggaran tidak hanya sebuah rencana tahunan, tetapi juga merupakan

bentuk akuntabilitas atas pengelolaan dana publik yang dibebankan

kepadanya (Nordiawan dan Hertianti, 2010: 69).Anggaran patutu menjadi

tolak ukur dalam tercapainya kinerja yang diinginkan sehingga persiapan

suatu anggaran di daerah harus memberikan gambaran mengenai tujuan

dari sebuah kinerjanya secara jelas. Tidakjelasnya tujuan dari anggaran

akan menyebabkan pengelolah anggaran merasa bingung, tidak sabar dab

belum merasa puas dalam kinejanya. Hal tersebut dapat membuat

pengelolah anggaran tidak terdorong untuk mencapai tujuan yang di

inginkan (Nengsih, 2017).

Penelitian yang dilakukan oleh indrayani (2017) mengatakan

bahwa perkembangan organisasi yang banyak menghadapi masalah yang

timbul akibat kelompok-kelompok kecil yang tidak membentuk organisasi

yang bertambah mudah menyesuaikan diri dan keadaan, melainkan mala

menjadikan kebutuhan organisasi tersebut.Hal ini terjadi karena adanya

suatu perbedaan harapan dan persepsi para anggota kelompok.Dalam

beberapa tahun terakhir sering terjadi permasalahan hukum yang selalu

berkaitan dengan pelaksanaan kinerja keuangan daerah menjadi perhatian

dimasyarakat.Berbagai macam peraturan keuangan yang diterbitkan

ternyata tidak selalu diiringi dengan hasil kerja keuangan.Di sisi lain

penelitian yang dilakukan oleh Sari (2017) mengatakan bahwa hal ini

nampaknya dengan sedang banyaknya masalah yang dialami oleh

pemerintah daerah seperti munculnya berbagai kesalahan dan

Page 18: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

3

pengungkapan- pengungkapan yang tidak pasti dalam pengelolaan

keuangan.

Permasalahan yang dihadapi sekarang adalah publikasi laporan

keuangan oleh pemerintah terlihat belum menjadi halyang umum.Peran

laporan keuangan dalam melaksanakan akuntabilitas, tidak saja disebabkan

karena laporan tahunan yang tidak memuat semua informasi yang relevan

yang dibutuhkan para pengguna, tetapi juga karena laporan tersebut tidak

dapat secara langsung tersedia pada para pengguna potensial.Sebagai

akibatnya, penyajian laporan keuangan yang tidak lengkap dan tidak

fleksibel dapat menurunkan kualitas dari akuntabilitas pengelolaan

keuangan.

Akuntabilitas keuangan dan tindakan yang mempunyai ikatan

erat dengan anggaran serta penyelenggaraan keuangan Negara karena

laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dibuat berdasarkan laporan

keuangan sesuai dengan PP Nomor 8 Tahun 2006. Disisi lain pandangan

berbeda diungkapkan oleh Paramitha dan Gayatri (2016) menyatakan

bahwa akuntabilitas juga merupakan salah satu unsur pokok yang harus

dipenuhi dalam mewujudkan good governance yang saat ini sedang

diupayakan Indonesia. Melalui laporan akuntabilitas masyarakat dapat

menilai apakah pemerintah daerah telah mencapai tujuan yang diharapkan,

dan apakah kepercayaan yang diberikan untuk mengelola sumber daya yang

telah ada telah dimanfaatkan dengan baik, dengan kata lain apakah

pemerintah telah bekerja secara ekonomis, efisien dan efektif. Pengelolaan

pemerintah daerah yang berakuntabilitas memiliki keterkaitan dengan

anggaran pemerintah daerah.Di samping itu, penelitian yang dilakukan oleh

Page 19: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

4

Novyandra (2016) mengemukakan bahwa “pemerintah tidak hanya

mempertanggungjawabkan uang yang dipungut dari rakyat, tapi juga dituntut

untuk mempertanggungjawabkan hasil-hasil yang dicapai”.

Alasan penulis memilih Pemerintah daerah Tana Toraja sebagai

objek peneliti karena, penulis ingin mengetahui bagaimana ketetapan tujuan

anggaran, laporan serta tanggungjawabannya dalam masing - masing

tindakan yang dilakukanserta penulis ingin melihat tingkat ketergantungan

Pemerintah kabupaten Tana Toraja dalam hal suntikan dana atau transfer

dari pemerintah pusat.Serta alasan penulis menggunakan realisasi anggaran

dikarenakan anggaran dalam suatu pemerintahan sangat penting, karena

berhubungan dengan fungsi dari pemerintah untuk memberikan pelayanan

kepada masyarakat.

Kabupaten Tana Toraja mendapat predikat WDP (wajar dengan

pengecualian) selama empat tahun berturut-turut atas laporan keuangan

pemerintah daerah (LKPD). Anggota DPRD Tana Toraja menjelaskan prinsip

dasar opini audit yang diterbitkan jika sebagian besar informasi dalam

laporan keuangan bebas dari salah saji material, kecuali untuk rekening atau

item tertentu yang menjadi pengecualian. Menurutnya akuntan pada BPKAD

memberikan julukan little adverse atau ketidakwajaran yang kecil terhadap

opini untuk menunjukkan adanya ketidakwajaran dalam item tertentu. Ketua

komisi 3 DPRD ini juga menambahkan ketidakwajaran tersebut tidak

mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan dan salah

satu item adalah tidak teratur dalam hal administrasi, dimana neraca

keuangan masih muncul asset dan utang tahun sebelumnya yang masih

muncul dan tidak ada upaya penyelesaian (UpdateKareba, Mei 2019).

Page 20: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

5

Melihat berbagai permasalahan maka pemerintah wajib memperbaiki

administrasinya agar lebih tertib lagi. Dalam melaksanakan perbaikan

tersebut maka perlu memperbaiki atau menyempurnakan untuk menciptakan

sistem pengelolaan anggaran yang mampu untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat, yaitu dengan terbentuknya semangat desentralisasi,

demokratisasi, transparansi dan akuntabilitas dalam proses

penyelenggaraan pemerintahan pada umumnya dan proses pengelolaan

keuangan daerah.

Menurut Dewi et al (2016) mengemukakan selain sistem

pengendalian intern yang lemah, pengawasan laporan keuangan pemerintah

juga lemah.Hal ini terjadi karena adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan dalam pengelolaan keuangan daerah.Pengawasan

laporan keuangan daerah juga dapat mempengaruhi nilai informasi laporan

keuangan pemerintah.Sistem pengawasan keuangan daerah terdiri dari

internal dan eksternal.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil judul

“intergovernmental revenue, ketetapan sasaran anggaran dan sistem

pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja keuangan dengan sistem

pengendalian internal pada pemerintahan kabupaten Tana Toraja”.

B. Rumusan Masalah

Proses penyusunan anggaran sering kali menjadi isu yang

penting yang menjadi sorotan dimasyarakat. Dalam suatu anggaran sektor

publik, sistematika dan klasifikasi mempunyai fungsi penting. Selain sebagai

suatu alat pengelompokan akun, sistematika anggaran juga mengarahkan

proses analisis sehingga fungsi anggaran sebagai alat kebijakan dapat

Page 21: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

6

berjalan dengan baik. Anggaran sektor publik juga harus menggambarkan

perubahan utama dari kepentingan dan harapan suatu masyarakatnya, serta

menentukan penghasilan dan pengeluaran pemerintah daerah.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh intergovernmental revenueterhadap akuntabilitas

kinerja keuangan?

2. Bagaimana pengaruh ketetapan sasaran anggaran terhadap

akuntabilitas kinerja keuangan.

3. Bagaimana pengaruh sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja

keuangan.

4. Bagaimana sistem pengendalian intern dapat memoderasi

intergovernmental revenue terhadap akuntabilitas kinerja keuangan.

5. Bagaimana sistem pengendalian intern dapat memoderasi ketetapan

sasaran anggaran terhadap akuntabilitas kinerja keuangan.

6. Bagaimana sistem pengendalian dapat memoderasi sistem pelaporan

terhadap akuntabilitas kinerja keuangan.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan berdasarkan penulisan masalah diatas adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh intergovernmentalrevenue terhadap

akuntabilitas kinerja keuangan.

2. Untuk mengetahui pengaruh ketetapan sasaran anggaran berpengaruh

terhadap akuntabilitas kinerja keuangan.

3. Untuk mengetahuisistem pelaporan berpengaruh terhadap akuntabilitas

kinerja keuangan.

Page 22: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

7

4. Untuk mengetahui sistem pengendalian intern dapat memoderasi

intergovernmentalrevenue terhadap akuntabilitas kinerja keuangan.

5. Untuk mengetahui sistem pengendalian intern dapat memoderasi

ketetapan sasaran anggaran terhadap akuntabilitas kinerja keuangan.

6. Untuk mengetahui sistem pengendalian dapat memoderasi sistem

pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja keuangan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menambah

gagasan bagaimanakah akuntabilitas kinerja keuangan kabupaten Tana

Toraja serta dapat menjadi acuan bagi peneliti lainnya mengenai

akuntabilitas kinerja keuangan.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pihak-pihak yang berkepentingan terutama bagi pengawas Satuan Kerja

Perangkat Daerah Kabupaten Tana Toraja, sehingga bisa dijadikan

bahan evaluasi, pertimbangan dan masukan bagi penyelenggaraan

pemerintah dalam berusaha menyikapi peningkatan akuntabilitas kinerja

keuangan yang jujur, adil dan melaksanan amanah sesuai dengan

peraturan pemerintah daerah.

Page 23: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Intergovernmental Revenue

Intergovernmental Revenue adalah sejumlah transfer dana

dari pusat yang sengaja dibuat untuk membiayai program-program

pemerintah daerah. Intergovernmental Revenue atau dana perimbangan

merupakan salah satu sumber penerimaan daerah yang memiliki

kontribusi besar terhadap struktur APBD. Apabila pengelolaan daerah

dilakukan dengan baik sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan,

maka tentunya akan meningkatkan kinerja pemerintah daerah itu sendiri

(febrianto, 2018: 5).

Kebijakan atas dana perimbangan meliputi tiga komponen

utama yaitu Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK)

dan Dana Bagi Hasil (DBH) yang terdiri Bagi Hasil Pajak dan Bukan

Pajak (Sumber Daya Alam). Selain ketiga jenis dana perimbangan ini,

belanja ke daerah dalam APBN memasukkan komponen dana otonomi

khusus dan penyesuaian. Secara spesifik peraturan mengenai dana

perimbangan dan besaran porsi masing-masing pemerintah, pemerintah

provinsi dan kabupaten/ kota atas DBH diatur dan ditetapkan dalam UU

No. 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan pemerintah pusat

dan pemerintahan daerah (Pamungkas, 2013: 40-41).

Dana perimbangan selain dimaksudkan untuk membantu

daerah dalam mendanai kewenangannya juga bertujuan untuk

Page 24: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

9

mengurangi ketimpangan sumber pendanaan pemerintahan antara

pusat dan daerah.serta untuk mengurangi kesenjangan pendanaan

pemerintahan antar daerah. Ketiga komponen dana perimbangan ini

merupakan sistem transfer dana dari pemerintah serta merupakan satu

kesatuan yang utuh (Pamungkas, 2013: 43).

a. Dana Alokasi Umum

DAU bertujuan untuk pemerataan kemampuan

keuangan antar daerah yang dimaksudkan untuk mengurangi

ketimpangan kemampuan keuangan antar- daerah melalui

penerapan formula yang mempertimbangkankebutuhan dan potensi

daerah.DAU suatu daerah ditentukan atas besar kecilnya celah

fiskal (fiscal gap) dan potensi daerah (fiscal capacity). Alokasi DAU

bagi daerah yang potensi fiskalnya besar tetapi kebutuhan fiskal

kecil akan memperoleh alokasi DAU relatif kecil. Sebaliknya, daerah

yang potensi fiskalnya kecil, namun kebutuhan fiskal besar akan

memperoleh alokasi DAU relatif besar. Secara implisit, prinsip

tersebut menegaskan fungsi DAU sebagai faktor pemerataan

kemampuan fiskal (Pamungkas, 2013: 44)

b. Dana Alokasi Khusus

Dana alokasi khusus dimaksudkan untuk membantu

membiayai kegiatan-kegiatan khusus daerah tertentu yang

merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional,

khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan

prasaranapelayanan dasar masyarakat, yang belum mencapai

Page 25: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

10

standar tertentu atau untuk mendorong percepatan pembangunan

daerah.

Selain DAU, pemerintah juga memberikan transfer

kepada pemerintahan daerah dalam bentuk Dana Alokasi Khusus

(DAK). Menurut UU No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan

keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah,

disebutkan bahwa Dana Alokasi Khusus adalah dana yang

bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada

daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan

khusus yang merupakan urusan daerah sesuai dengan prioritas

nasional. Hal ini di pertegas dipasal 51 Peraturan Pemerintah (PP)

nomor 55 Tahun 2005 tentang dana perimbangan yang

menyebutkan bahwa DAK dialokasikan kepada daerah tertentu

untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian dari

program yang menjadi prioritas nasional dan menjadi urusan daerah

(Pamungkas, 2013: 49-50).

c. Dana Bagi Hasil

Dana bagi hasil (DBH) adalah dana yang bersumber

dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah dengan

angka persentase tertentu didasarkan atas daerah penghasil untuk

mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan

desentralisasi. pengaturan DBH mempertegaskan sumber

pembagian berasal dari APBN berdasarkan angka persentase

tertentu dengan lebih memperhatikan potensi daerah penghasil.

Jenis pendapatan dalam APBN yang dibagi hasil meliputi beberapa

Page 26: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

11

jenis potensi pajak dan potensi sumber daya alam yang dikelola

oleh pusat. Berjalan-nya sistem transfer dalam DBH mencerminkan

adanya otonomi yang seluas-luasnya dalam upaya meningkatkan

pertumbuhan ekonomi daerah. Tujuan utama dana bagi hasil

adalah untuk mengurangi ketimpangan fiskal vertikal antara

pemerintah pusat dan daerah (Pamungkas, 2013: 50)

2. Ketetapan Sasaran Anggaran

Keterbukaan anggaran sudah banyak dijalankan, sedangkan

pengkajian tentang ketetapan sasaran anggaran belum banyak

dilakukan (Paramita ,2016: 7). Keterbukaan dari anggaran merupakan

sejauh mana arah anggaran pengaplikasiannya secara jelas dan rinci

dengan tujuan arah anggaran tersebut dapat dipahami oleh pengelolah

yang mempunyai tugas atas tercapainya tujuan anggaran tersebut.

Keterbukaan sasaran anggaran dapat mendukung pejabat, pengelolah

anggaran dalam realisasinya.Kejelasan tujuan anggaran dapat

membantu pegawai untuk mencapai kinerja yang diharapakan, dimana

dengan mengetahui sasaran anggaran tingkat kinerja dapat tercapai.

Pencapaian kinerja ini akan terkait dengan motivasi, dimana hal ini

disebabkan motivasi yang tinggi akan membantu pegawai untuk

mencapai kinerja yang diharapkan. Dengan kata lain, kinerja manajerial

akan dipengaruhi oleh kejelasan sasaran anggaran (indrayani et al:

2017).

sistem anggaran harus menjamin dilakukannya

pengendalian belanja secara memadai. Setiap pengeluaran harus dapat

dilacak prosesnya mulai dari adanya kelengkapan dokumen anggaran,

Page 27: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

12

otorisasi dari pejabat yang berwenang dan adanya bukti transaksi yang

valid.Anggaran balanja seharusnya dilaksanakan tepat

waktu.Pergeseran anggaran dimungkinkan asal tidak mengubah

prioritas program dan mengganggu proses anggaran. Anggaran belanja

harusnya digunakan sesuai peruntukannya.Fungsi Verifikasi anggaran

sangat penting untuk pengendalian anggaran mulai dari pengajuan

anggaran hingga pertanggungjawaban-nya. Penyerapan anggaran yang

terlalu cepat atau lambat dari target yang direncanakan mengindikasikan

kurang bagusnya pelaksanaan anggaran (Amin, 2018:30).

Dari segi disiplin anggaran, anggaran belanja yang

dianggarkan merupakan batas tertinggi.Penganggaran belanja daerah

secara keseluruhan harus juga didukung dengan adanya kepastian

tersedianya penerimaan. Ini bermakna bahwa daerah sebaiknya

menghindari anggaran defisit yang melebihi cadangan yang tersedia

sehingga terhindar dari penciptaan utang daerah.(Amin, 2018:28)

3. Sistem Pelaporan

Sistem pelaporan merupakan refleksi kewajiban akan

memaparkan dan megungkapkan kinerjanya atas semua kegiatan dan

sumber daya yang harus dipertanggungjawabkan. Undang- undang

Nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara menjelaskan bahwa

laporan keuangan meliputi realisasi anggaran pendapatan dan belanja

daerah, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan

yang dilampiri dengan laporan keuangan pemerintah daerah.

pemerintah daerah juga harus andal dalam hal akuntansi.

Page 28: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

13

Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan

informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai

akuntabilitas dan membuat keputusan, baik keputusan ekonomi, sosial,

maupun politik.Sistem pelaporan merupakan rangkaian aktivitas dalam

pelaporan reviu dititikberatkan pada pertanggungjawaban pelaksanaan

reviu yang pada pokoknya mengungkapkan prosedur reviu yang

dilakukan, kesalahan atau kelemahan yang ditemui, langkah perbaikan

yang disepakati, langkah perbaikan yang telah dilakukan, dan saran

perbaikan yang tidak atau belum dilaksanakan.

4. Akuntabilitas Kinerja Keuangan

Akuntabilitas adalah kriteria pembagian urusan

pemerintahan dengan memperhatikan kebertanggunggugatan

pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah

kabupaten/ kota dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan tertentu

kepada masyarakat (Pamungkas, 2013: 37).

Dalam prinsip akuntabilitas, pengambilan suatu keputusan

sesuai dengan mandat yang diterima.Kebijakan harus dapat diakses

dan dikomuniskasikan serta dipertanggungjawabkan (khusaini, 2018: 3).

5. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Sistem pengendalian intern menurut Peraturan pemerintah

No. 60 Tahun 2008 yang mengatur tentang sistem pengendalian intern

pemerintah (SPIP) adalah proses yang integral pada kegiatan dan

tindakan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan

tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien,

Page 29: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

14

keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara dan

kebiksanaan yang telah ditetapkan pimpinan.

Sistem pengendalian intern pemerintah merupakan sistem

pengendalian yang harus diterapkan dalam lingkungan Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) dalam meningkatkan transparansi dan

akuntabilitas dalam penyusunan laporan keuangan, serta dalam

peningkatan kualitas laporan keuangan.

Dalam pasal 3 PP No. 60 Tahun 2008 disebutkan bahwa

SPIP meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk

semua komponen pengendalian intern yang lain, menyediakan

disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian meliputi penegakan

integritas dan nilai etika, komitmen terhadap kompetensi,

kepemimpinan yang kondusif, pembentukan struktur organisasi

yang sesuai kebutuhan, pendelegasian wewenang dan

tanggungjawab yang tepat, penyusunan dan penerapan kebijakan

yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia, perwujudan

peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif dan

hubungan kerja yang baik dengan instansi Pemerintah terkait.

b. Penilaian Resiko

Penilaian risiko diawali dengan penetapan maksud dan

tujuan Instansi Pemerintah Yang jelas dan konsisten baik pada

tingkat instansi maupun pada tingkat kegiatan.Selanjutnya instansi

pemerintah mengidentifikasi secara efisien dan efektif risiko yang

Page 30: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

15

dapat menghambat pencapaian tujuantersebut, baik yang

bersumber dari dalam dari luar instansi.Terhadap risiko yang telah

diidentifikasi, dianalisis untuk mengetahui pengaruhnya terhadap

pencapaian tujuan.Pimpinan Instansi Pemerintah merumuskan

pendekatan manajemen risiko dan kegiatan pengendalian risiko

yang diperlukan untuk memperkecil risiko.

c. Kegiatan Pengendalian

Kegiatan pengendalian merupakan kebijakan dan

prosedur yang memastikan dilaksanakannya arahan pimpinan

instansi pemerintah untuk mengurangi risiko yang telah

diidentifikasi selama proses penilaian risiko. Kegiatan

pengendalian yang diterapkan dalam suatu instansi pemerintah

dapat berbeda dengan yang diterapkan instansi lainnya.

Perbedaan penerapan ini antara lain disebabkan oleh perbedaan

visi, misi dan tujuan, lingkungan dan cara beroperasi, tingkat

kerumitan organisasi, sejarah dan latar belakang serta budaya,

serta risiko yang dihadapi.

d. Informasi dan Komunikasi

Informasi yang berhubungan perlu diidentifikasi,

ditanggap dan dikomunikasikan dalam bentuk dan kerangka waktu

yang memungkinkan para pihak memahami tanggung

jawab.Sistem informasi menghasilkan laporan, kegiatan usaha,

keuangan dan informasi yang cukup untuk memungkinkan

pelaksanaan dan pengawasan kegiatan instansi

Page 31: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

16

pemerintah.Informasi yang dibutuhkan tidak hanya internal namun

juga eksternal.

Komunikasi yang efektif harus meluas diseluruh jajaran

organisasi dimana seluruh pihak harus menerima pesan yang jelas

dari manajemen puncak yang bertanggung jawab pada

pengawasan.Semua pegawai harus paham peran mereka dalam

sistem pengendalian intern seperti juga hubungan kerja antar

individu.Mereka harus memiliki alat yang menyebarluaskan

informasi penting.

e. Monitoring/ Pemantauan

Pemantauan sistem pengendalian intern dilaksanakan

melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak

lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya. Pemantauan

berkelanjutan diselenggarakan melalui kegiatan pengelolaan rutin,

supervisi, perbandingan, rekonsiliasi dan tindakan lain yang terkait

dalam pelaksanaan tugas. Evaluasi terpisah diselenggarakan

melalui penilaian sendiri, riviu dan penguraian efektifitas sistem

pengendalian intern yang dapat dilakukan oleh aparat

pengawasan intern pemerintah dengan menggunakan daftar uji

pengendalian intern (Afrida, 2016:14).

Page 32: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

17

B. Tinjauan Empiris

Tabel 2.1 PENELITIAN TERDAHULU

No Judul/ Peneliti/

TahunPeneltian

Jenis

Penelitian

Hasil Penelitian

1. Pengaruh ukuran

pemerintah daerah,

pendapatan asli daerah

(PAD), belanja modal dan

ukuran legislatif dan

intergovernmental

revenueterhadap kinerja

keuangan pemerintahan

daerah/ Nova Febrianti

(2018).

Kuantitatif

dengan

metode

purpusive

sampling

dengan

regresi

linear

berganda.

Pendapatan asli daerah,

belanja modal, ukuran

legislatif dan

intergovernmental revenue

tidak berpengaruh terhadap

kinerja keuangan pemerintah

daerah.

2. Pengaruh pendapatan asli

daerah, dana

perimbangan atau belanja

modal terhadap kinerja

keuangan pemerintah

daerah/ Fisa Aprilia

Muhayanah (2016)

Kuantitatif

dengan

menggunak

an

pusposive

sampling.

Dana perimbangan tidak

berpengaruh terhadap

kinerja keuangan,

pemerintah daerah

kabupaten dan kota.

3. Pengaruh kejelasan

sasaran anggaran,

akuntabilitas publik dan

sistem pelaporan terhadap

kinerja manajerial/ Rona

Efrizar (2017)

Metode

yang

digunakan

adalah

metode

kuantitatif.

Kejelasan sasaran anggaran,

akuntabilitas publik dan

sistem pelaporan

berpengaruh signifikan

terhadap kinerja manajerial.

4. Pengaruh ketetapan

sasaran anggaran, sistem

pengendalian manajerial

sektor publik dan sistem

pelaporan pada

akuntabilitas kinerja/ Ida

Ayu Made Dwiki

Paramitha, Gayatri (2016)

Metode

kuantitatif.

Ketetapan sasaran

anggaran, sistem

pengendalian manajerial

sektor publik dan sistem

pelaporan berpengaruh

positif terhadap akuntabilitas

kinerja keuangan SKPD

Kabupaten Tabanan.

5. Dampak komitmen

organisasi, sistem

pengendalian intern

Metode

kuantitatif

Komitmen organisasi, sistem

pengendalian intern

pemerintah, kejelasan

Page 33: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

18

pemerintah, akuntabilitas

publik, partisipasi

anggaran dan kejelasan

sasaran anggaran

terhadap kinerja

manajerial/ Desy Amalia

Candrakusuma (2017).

sasaran anggaran

berpengaruh positif terhadap

kinerja manajerial pada

SKPD sedangkan

akuntabilitas publik dan

partisipasi anggaran tidak

berpengaruh terhadap

kinerja manajerial ada

SKPD.

6. Pengaruh pengendalian

akuntansi, sistem

pelaporan dan kejelasan

sasaran anggaran

terhadap akuntabilitas

kinerja instansi pemerintah

kabupaten Padang/ Rio

Pratama, Henri Agustin,

Salma Taqwa (2019)

Metode

kuantitatif

dengan

pendekatan

kausatif.

Pengendalian akuntansi dan

sistem pelaporan

berpengaruh terhadap

akuntabilitas kinerja

keuangan kab. Padang.

Sedangkan kejelasan

anggaran tidak berpengaruh

terhadap akuntabilitas kinerja

keuangan.

7. Pengaruh komitmen

organisasi, kejelasan

sasaran anggaran dan

efektivitas pengendalian

internal terhadap

akuntabilitas kinerja

organisasi publik (studi

empiris pada SKPD

kabupaten Gianyar/ Lu

Ferbri Indrayani, Putu

Gede Diatmika, Made Arie

Wahyuni (2017).

Kuantitatif

metode

purposive

sampling

Komitmen organisasi,

kejelasan sasaran anggaran,

efektifitas pengendalian

internal,dan komitmen

organisasi berpengaruh

signifikan dan positif

terhadap akuntabilitas kinerja

organisasi publik pada SKPD

Kabupaten Gianyar.

8. Pengaruh ukuran

pemerintah daerah, PAD,

Laverage, dana

perimbangan dan ukuran

lagislatif terhadap kinerja

keuangan pemerintah

daerah (studi pada Kab/

Kota Pulau Sumatra)/

Indah Puspita Sari (2016)

Kuantitatif

metode

purposive

sampling

Ukuran pemerintah daerah,

PAD, Dana Perimbangan

berpengaruh terhadap

kinerja keuangan pemerintah

daerah kabupaten pulau

Sumatra sedangkan Laverge

dan ukuran legislatif tidak

berpengaruh terhadap

kinerja keuangan pemerintah

daerah pulau Sumatra.

Page 34: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

19

9. Pengaruh ukuran

pemerintah daerah,tingkat

kekayaan daerah, tingkat

ketergantungan daerah,

belanja modal dan temuan

audit BPK terhadap

akuntabilitas kinerja

pemerintah daerah

provinsi Jambi/ Kusnadewi

Lestari, Sri Rahayu, Yudi

(2019)

Metode

kuantitatif.

Ukuran pemerintah daerah,

tingkat kekayaan daerah,

tingkat ketergantungan

daerah berpengaruh positif

dan signifikan terhadap

akuntabilitas kinerja

keuangan daerah dan tingkat

kekayaan, tingkat

ketergantungan, belanja

modal tidak berpengaruh

terhadap akuntabilitas kinerja

keuangan Provinsi Jambi.

10. Pengaruh sistem

pengendalian intern

terhadap kecurangan

laporan keuangan

pemerintah daerah/ Fitri

Jumi Rahayu, Tri Jatmiko

Wahyu Prabowo (2018)

Metode

kuantitatif

Lingkungan, penelitian risiko.

kegiatan pengendalian,

informasi dan komunikasi

dan pemantauan

berpengaruh negatif pada

tingkat penipuan dalam

laporan keuangan daerah.

C. Kerangka Konsep

Kerangka fikir ini akan menjelaskan bahwa dalam penelitian ini

akan mengetahui intergovernmental revenue(X1) ketetapan sasaran

anggaran (X2) dan sistem pelaporan (X3) apakah berpengaruh terhadap

akuntabilitas kinerja keuangan (Y) dengan sistem pengendalian internal

sebagai variable pemoderasi yang akan memperkuat atau memperlemah

variable independen. Adapun kerangka fikir dalam penelitian ini yang

dijelaskan secara sederhana, melalui gambar dibawah ini:

Page 35: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

20

Gambar 2.1

KERANGKA KONSEP

D. Hipotesis

1. Intergovernmental Revenue terhadap akuntabilitas kinerja keuangan

Intergovernmental Revenue atau dana perimbangan

merupakan salah satu sumber penerimaan daerah yang memiliki

kontribusi besar terhadap struktur APBD. Apabila pengelolaan daerah

dilakukan dengan baik sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan,

maka tentunya akan meningkatkan kinerja pemerintah daerah itu sendiri

(febrianto, 2018: 22).

Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2016) mengemukakan

bahwa dana perimbangan terbukti berpengaruh positif terhadap

akuntabilitas kinerja keuangan pemerintah daerah. Dikarenakan

semakin tinggidana perimbangan maka pengamatan oleh pemerintah

pusat semakin selektif dan teliti sehingga menjadi harapan membuat

Intergovernmental

Revenue (X1)

Ketetapan Sasaran

Anggaran (X2)

Sistem Pelaporan

(X3)

Akuntabilitas

Kinerja Keuangan

(Y)

Sistem Pengendalian

Internal (Z)

Page 36: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

21

pemerintah daerah akan semakin berwaspada dalam pengoperasian

pada program kerjanya. Hal tersebut dapat memotivasi pemerintah

daerah untuk hal kinerjanya sebagai bentuk tanggungjawabnyadalam

mengelolah keuangan daerah karena sumber keuangannya berasal dari

pihak eksternal.

H1: Intergovernmental revenue berpengaruh positif dan signifikan

terhadap akuntabilitas kinerja keuangan

2. Ketetapan sasaran anggaran terhadap akuntabilitas kinerja keuangan

Ketetapan tujuan anggaran dalam sistem pemerintah daerah

adalah hal yang perlu untuk mengetahui kinerja yang terjadi dilapangan

apakah tepat tujuan pembangunannya dan perkembangan masyarakat.

Penelitian yang dilakukan oleh Paramitha dan Gayatri (2016)

menemukan bahwa ketetapan sasaran anggaran dengan akuntabilitas

kinerja SKPD dan memiliki hubungan positif.Mengukur kinerja pegawai

dan penganggaran, yaitu kinerja mereka dalam mencapai target

anggaran melibatkan penilaian terhadap ketepatan sasaran anggaran

dan peramalan selama periode tertentu yang dibandingkan dengan hasil

realisasi. Hasil salam penelitian ini adalah ketetapan sasaran anggaran

memiliki pengaruh yang positif dan signifikan dalam mempengaruhi

akuntabilitas kinerja SKPD.

H2: Ketetapan sasaran anggaran berpengaruh positif dan signifikan

terhadap akuntabilitas kinerja.

3. Sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja keuangan

Sistem pelaporan merupakan suatu tanggungjawab untuk

mempersentasikan dan memaparkan kinerja atas kegiatan dan sumber

Page 37: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

22

daya yang perlu dipertanggungjawabkan.Sistem pelaporan yang jelas

perlu agar bisa melihat dan memantau kinerja dalam

mempertanggungjawabkan anggaran tersebut..

Penelitian yang dilakukan oleh Paramitha dan Gayatri (2016)

mengemukakan bahwa hasil pengujian -nya terdapat pengaruh

signifikan antara sistem pelaporan dengan akuntabilitas kinerja SKPD

dan memiliki hubungan yang positif.Sistem pelaporan yang baik

diperlukan agar dapat memantau dan mengendalikan kinerja manajerial

dalam mengimplementasikan anggaran yang telah dihapus.Sistem

pelaporan merupakan sistem pertanggungjawaban dari bawahan

kepada atasan.Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sistem

pelaporan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan dalam

mempengaruhi akuntabilitas kinerja SKPD.

H3: Sistem pelaporan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

akuntabilitas kinerja keuangan.

4. Intergovernmental revenue terhadap akuntabilitas kinerja keuangan

dengan sistem pemoderasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Mulyadi (2017)

mengemukakan bahwa dana perimbangan berpengaruh negatif

signifikan terhadap kinerja keuangan kabupaten kota diprovinsi Jawa

Tengah.Besarnya Integovermental revenue pemerintah daerah tidak

berpengaruh terhadap kinerja keuangan daerah, hal ini dikarenakan

pemerintah daerah kabupaten/kota belum dapat menggunakan dana

dari pemerintah pusat dengan baik. Bisa dilihat pemerintah daerah

belum bisa mengalokasikan dana transfer yang diberikan pemerintah

Page 38: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

23

daerah yang diberikan dari pemerintah pusat sesuai dengan kebutuhan

pemerintah daerah tersebut. Terlihat dari besarnya jumlah belanja

pegawai tidak sebanding dengan belanja pelayanan publik yang

dilakukan pemerintah daerah kabupaten/kota. Dana transfer dan

pemerintah pusat sebagian besar masih digunakan untuk belanja

aparatur daerah. Akibatnya dana untuk pelayanan publik menjadi lebih

sedikit sehingga besar kecilnya intergovernmental revenue tidak

mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah daerah.

H4= Sistem pengendalian internal memoderasi Intergovernmental

Revenue berpengaruh positif terhadap akuntabilitas kinerja keuangan.

5. Ketetapan sasaran anggaran terhadap akuntabilitas kinerja keuangan

dengan sistem pengendalian internal pemoderasi

Ketetapan sasaran anggaran merupakan hal yang sangat

penting dan haru diperhatikan oleh pemerintah daerah untuk

mengetahui bagaimana kinerja yang akan terjadi dilapangan. Sistem

pengendalian intern berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

manajerial pada satuan kerja perangkat daerah. Hal ini menunjukkan

bahwa sistem pengendalian intern pemerintah kabupaten telah

dilakukan secara efisien dan efektif sesuai dengan kompleksitas, ukuran

dan fungsi kabupaten sehingga manajemen mendapatkan keyakinan

dan kepastian keandalan pelaporan keuangan dan kepatuhan terhadap

UU serta hukum yang berlaku (candrakusuma dan Jatmiko: 2017).

H5:Sistem pengendalian internal memoderasi Ketetapan sasaran

anggaran berpengaruh positif terhadap akuntabilitas kinerja keuangan.

Page 39: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

24

6. Sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja keuangan dengan

sistem pengendalian internal pemoderasi

Sistem pelaporan merupakan suatutanggungjawab

dalampelaporan hasil atas semua kegiatan dan sumber daya yang perlu

untuk dilaporkan atau dipaparkan. Sistem pelaporan berpengaruh positif

signifikan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dengan

adanya sistem pengelolaan keuangan daerah yang mencakup sistem

pelaporan, akan menciptakan pengelolaan keuangan yang transparan

dan akuntabel. Dimana sistem pelaporan baik akan mencantumkan

penjelasan mengenai penyebab terjadinya penyimpangan, tindakan yang

diambil untuk mengoreksi penyimpangan yang tidak menguntungkan dan

waktu yang dibutuhkan agar tindakan koreksi lebih efektif demi

meningkatkan akuntabilitas kinerja (Mikoshi: 2020).

H6: Sistem pengendalian internal memoderasi sistem pelaporan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas kinerja

keuangan.

Page 40: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksplanatori.Dalam penelitian ini

nantinya akan dijelaskan mengenai adanya hubungan interaktif atau timbal

balik antara variabel yang akan diteliti dan sejauh mana hubungan tersebut

saling mempengaruhi. Dalam hal ini, data dapat dijelaskan secara rinci dan

dengan baik sesuai dengan kebenarannya artinya data tersebut sudah diuji.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Kantor dinas yang terdaftar di

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Tana Toraja. Waktu

pelaksanaan dalam penelitian ini yaitu selama dua (2) bulan dimulai dari

bulan September -November 2020.

C. Defenisi Operasional Variable dan Pengukuran

Defenisi operasional variable adalah pengertian suatu variabel

yang diungkap dalam defenisi konsep, secara operasional, secara praktik,

secara nyata dalam lingkup objek yang diteliti. Defenisi operasional dalam

penelitian ini bias dilihat pada table berikut ini.

Page 41: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

26

Tabel 3.1 OPERASIONAL DAN PENGUKURAN

No Variabel Defenisi Pengukuran dan

Keterangan

1. Intergover

nmental

revenue

( )

Intergovernmental Revenue adalah

sejumlah transfer dana dari pusat yang

sengaja dibuat untuk membiayai

program-program pemerintah daerah.

Intergovernmental revenue atau dana

perimbangan merupakan salah satu

sumber penerimaan daerah yang

memiliki kontribusi besar terhadap

struktur APBD. Apabila pengelolaan

daerah dilakukan dengan baik sesuai

dengan peraturan yang ditetapkan,

maka tentunya akan meningkatkan

kinerja pemerintah daerah itu sendiri.

Besarnya dana

alokasi umum

(DAU), dana

alokasi khusus

(DAK) dan dana

bagi hasil (DBH)

yang diberikan

pemerintah pusat/

Ferbrianto (2018).

2. Sasaran

Anggaran

( )

Anggaran adalah pedoman tindakan

yang akan dilaksanakan pemerintah

meliputi rencana pendapatan, belanja,

transfer dan pembiayaan yang diukur

dalam satuan rupiah, yang disusun

menurut klasifikasi tertentu secara

sistematis untuk suatu periode.

Tujuan anggaran,

kinerja, standar,

waktu, tujuan

prioritas, tingkat

kesusahan

danperaturanTanj

ung (2011: 90-

91).

3. Sistem

Pelaporan

( )

Sistem pelaporan merupakan laporan

yang menggambarkan sistem

pertanggungjawaban dari bawahan

(pimpinan unit anggaran) kepada

atasan (kepala bagian anggaran).

Sistem pelaporan

ini adalah

penyebab

terjadinya

penyimpangan,

tindakan yang

sudah diambil

dan lamanya

waktu

mengoreksi/

Nengsih (2017).

4. Akuntabilit

as kinerja

keuangan

(Y)

Akuntabilitas adalah kriteria pembagian

urusan pemerintahan dengan

memperhatikan kebertanggung

gugatan pemerintah, pemerintah

Akuntabilitas

kejujuran,

akuntabilitas

hukum,

Page 42: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

27

daerah provinsi dan pemerintah daerah

kabupaten/ kota dalam

penyelenggaraan urusan pemerintahan

tertentu kepada masyarakat.

akuntabilitas

proses,

akuntabilitas

progam dan

akuntabilitas

kebijakan/

Pamungkas,

2013: 37).

5. Sistem

Pengendal

ian Intern

(Z)

Sistem pengendalian merupakan reflesi

keajaiban untuk mempersentasekan

dan melaporkan kinerja semua aktivitas

dan sumber daya yang perlu

dipertanggungjawabkan.

Sekir lingkungan,

perbandingan

risiko, aktivitas

pengendalian,

informasi dan

komunikasi

pemantauan

pengendalian

internal/ Murtanto

(2005: 26).

Sumber: Data primer yang diolah (2020)

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh wilayah yang terdiri dari subjek atau

objek yang mempunyai ruang lingkup yang ingin diteliti.Populasi

diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.populasi yang saya angkat dalam penelitian ini

digambarkan dengan tabel sebagai berikut:

Page 43: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

28

Tabel 3.2

POPULASI

No Nama Dinas Jumlah Responden

1 Dinas Pendidikan 3

2 Dinas Kesehatan 3

3 Dinas Koperasi dan UKM 3

4 Dinas Dukcapil 3

5 Dinas Perhubungan 3

6 Dinas social 3

7 Dinas pemberdayaan masyarakat dan

Lembang

3

8 Dinas Pertanian 3

9 Dinas PU dan Tataruang 3

10 Dinas Kebudayaan dan Parawisata 3

11 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak

3

12 Dinas pengendalian Penduduk dan KB 3

13 Dinas Komunikasi dan Informatika 3

14 Dinas Perumahan dan Kawasan

Pemukiman

3

15 Dinas Perdagangan dan Perindustrian 3

16 Dinas Ketahanan Pangan dan

Perikanan

3

17 Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Satu Pintu

3

18 Dinas Lingkungan Hidup 3

19 Dinas Pemuda dan Olahraga 3

20 Dinas Kebudayaan 3

Sumber: Data primer yang diolah (2020)

2. Sampel

Page 44: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

29

Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi wakil

dari populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah 20 kantor

dinas yang terdaftar di satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pada

Kabupaten tana Toraja. Dalam penelitian ini semua anggota populasi

dijadikan sebagai sumber data, yaitu sebagai sampel peneliti.Peneliti

mengambil sampel dengan menggunakan teknik sampel jenuh.Dalam

hal ini semua populasi dijadikan sebagai sampel.

Pemilihan dinas ini dilakukan dengan alasan instansi

tersebut merupakan satuan kerja perangkat daerah mempunyai

tugasdalam hal menyusun, penggunaan serta pelaporan keuangan atau

sebagai pelaksana pemerintah daerah yang lingkungan kerjanya sangat

luas dengan pelayanan kepada masyarakat, sehingga dianggap sudah

bisa mewakili untuk menggambarkan tanggungjawab dalam mengelolah

anggaran. Dan dapat menggambarkan ketetapan sasaran anggaran dan

pelaporan yang jelas dan pertanggungjawaban dalam kinerjanya yang

dilaksanakan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan 2 (dua) teknik pengumpulan data

yaitu diantaranya, angket (kuesioner) dan dokumen.

1. Angket (kuesioner)

Kuesionerberbentuk daftar pertanyaan tertulis dan sudah

diolah menggunakan angka-angka.Kuesioner diberikan langsung

kepada responden.Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam hal ini

laporan tentang pribadinya atas hal-hal yang dia ketahui.

Page 45: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

30

2. Dokumen

Dokumen digunakanuntuk mendapatkan informasi yang

berkaitan dengan pelaksanaan sistem manajemen pada pemerintah

kabupaten Tana Toraja.Dokumen dalam penelitian ini sebagai

pengumpulan dokumen pendukung rata-rata penelitian yang dibutuhkan.

F. Teknik Analisis

1. Analisis Data Deskriptif

Analisis data deskriptif ini digunakan untuk menjelaskan

mengenai variabel-variabel yang diteliti. Uji statistik deskriptif dilihat dari

nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean) dan nilai standar

deviasi dari data penelitian.

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validitas dimaksudkan untuk menilai sejauh mana

suatu alat ukur diyakini dapat dipakai sebagai alat untuk mengukur

item-item pernyataan atau pernyataan kuesioner dalam penelitian.

Teknik yang digunakan dalam mengukur validitas pernyataan atau

pertanyaan kuesioner adalah korelasi product moment dari Karl

Pearson dengan ketentuan: jika r hitung lebih besar dari r tabel,

maka skor butir pertanyaan atau pernyataan kuesioner valid tetapi

sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel, maka skor butir

pernyataan atau pertanyaan kuesioner tidak valid. Selain itu untuk

kuesioner yang di disain sendiri akan dilakukan uji pratest sebelum

dilakukan pengujian statistik lebih lanjut.

Page 46: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

31

b. Uji Reliabilitas

Pengujian Reliabilitas dilakukan untuk menguji

kestabilan dan konsisten instrumen dalam mengukur konsep. Selain

itu, pengujian reliabilitas dilakukan untuk membantu menerapkan

kesesuaian pengukur. Pengujian reliabilitas setiap variabel

dilakukan dengan teknik Cronbach Alpha. Teknik ini merupakan

pengujian yang paling umum dilakukan pada pengujian reliabilitas

antar item, yaitu menggunakan item-item pernyataan yang berskala

multipoint. Suatu instrumen dinyatakan reliabel jika memiliki nilai

Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6.

3. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan

menggunakan analisis regresi berganda, maka diperlukan pengujian

asumsi klasik yang meliputi pengujian normalitas, multikolinearitas,

hetoroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Setelah data diuji validitas dan reliabilitas, maka data

tersebut diuji normalitasnya. Uji normalitas perlu dilakukan untuk

menentukan alat statistik yang dilakukan, jika data yang diperoleh

untuk terdistribusi normal dan variasinya sama, maka pengujian

hipotesis dilakukan dengan alat statistik parametik. Jika data yang

diperoleh itu tidak terdistribusi normal dan atau variasinya tidak

sama, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan alat statistik

nonparametik. Normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov-

Smirnov(uji KS). Pedoman pengambilan keputusan tentang data

Page 47: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

32

tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal dapat dilihat

dari:

1) Nilai Sig atau signifikan atau probabilitas <0,05, maka distribusi

data adalah tidak normal.

2) Nilai Sig atau signifikan atau probabilitas >0,05, maka distribusi

data adalah normal.

b. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel-

variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam

hal ini kita sebut variabel-variabelbebas ini tidak ortogonal. Variabel-

variabel bebas yang bersifat ortogal adalah variabel bebas yang

memiliki nilai korelasi diantara sesama variabel bebas, maka

konsekuensinya adalah sebagai berikut:

1) Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.

2) Nilai standart error setiap koefisien regresi menjadi tak

terhingga. Pengujian ini bermaksud untuk menguji apakah pada

model regresi ditentukan adanya korelasi antar variabel

independent.

c. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah

dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari

residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika

varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya

tetap, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik

Page 48: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

33

adalah tidak terjadi heterokskedisitas. Pada penelitian ini, uji

heteroskastisitas dilakukan dengan melihat scatterplot.

4. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Linear Berganda

Pengujian hipotesis terhadap pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen dilakukan dengan

menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis regresi

digunakan untuk memprediksi pengaruh lebih dari satu variabel

bebas terhadap satu variabel tergantung, baik secara persial

maupun simultan.

Rumus untuk menguji pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen yaitu:

Y= +1X1+ 2X2 + 3X3 + e

Keterangan:

Y =Akuntabilitas Kinerja Keuangan a =kosntanta = Intergovernmental revenue

= Ketetapan Sasaran Anggaran

= Sistem Pelaporan

= Koefisien regresi berganda e = error term

b. Analisis Regresi Moderasi dengan Pendekatan Nilai Selisih Mutlak

Langkah uji nilai selisih mutlak dalam penelitian ini dapat

digambarkan dengan persamaan regresi sebagai berikut:

Y = + 1ZX1+ 2ZX2 + 3ZX3 + 4ZM+ 5(ZX1-ZM) + 6(ZX2-ZM)+

7(ZX3-ZM) + e

Keterangan:

Page 49: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

34

Y = Akuntabilitas Kinerja Keuangan

ZX1 = Standardize intergovemental revenue

ZX2 = Standardize ketepatan sasaran anggaran

ZX3 = Standardize Sistem Pelaporan

ZM = Standardize Sistem Pengendalian Internal

(ZX1-ZM) = Merupakan interaksi yang diukur dengan nilai absoluteperbedaan antara ZX1 dan ZM

(ZX2-ZM) = Merupakan interaksi yang diukur dengan nilai absoluteperbedaan antara ZX2 dan ZM

(ZX2-ZM) = Merupakan interaksi yang diukur dengan nilai absoluteperbedaan antara ZX2 dan ZM

a = konstan

= koefisienregresi

e = eror term.

Uji hipotesis dilakukan melalui uji koefisien determinasi

dan uji regresi Parsial (t-test):

1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi ( ) bertujuan untuk

menentukan kemampuan variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen.Nilai koefisien

determinasi dalam menjelaskan variasi variabel dependen.Nilai

koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu) .nilai

koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu).Nilai ( )

yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam

menjelaskan variabel dependen sangat terbatas.Nilai yang

mendekati 1 (satu) berarti variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variasi variabel dependen.

Page 50: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

35

2. Uji Regresi Parsial

Uji T digunakan untuk menguji hipotesis secara

parsial guna menunjukkan pengaruh tiap variabel independen

terhadap variabel dependen.Uji statistic t untuk menunjukkan

seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara

individual dalam menerangkan variabel dependen. Uji t dapat

dilakukan dengan melihat melihat nilai probabilitas signifikan t

masing-masing variabel yang terdapat pada output hasil regresi

menggunakan SPSS. Penetapan untuk mengetahui hipotesis

diterima atau ditolak dapat dilihat dengan membandingkan t

hitung dengan t table yaitu: Jika t hitung > t table maka hipotesis

diterima. Artinya ada pengaruh signifikan dari variabel

independen secara individual terhadap variabel dependen dan

sebaliknya.

Selain itu juga dapat dilihat dengan probabilitas value

yaitu: Jika probabilitas > 0.05 maka hipotesis tersebut ditolak,

sebaliknya jika probabilitas < 0,05 maka hipotesis tersebut

tersebut diterima dan jika hasil penelitian tidak sesuai dengan

arah hipotesis (positif atau negatif) walaupun berada dibawah

tingkat signifikan maka hipotesis ditolak.

Page 51: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian

1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik

Kabupaten Tana Toraja merupakan salah satu Kabupaten

diProvinsi Sulawesi Selatan, yang terletak dibagian Utara Provinsi

Sulawesi selatan. Ibukotanya adalah Makale, sebuah kota berhawa

sejuk yang berada pada daerah ketinggian sekitar 125-3.075 mdpl.

Kabupaten Tana Toraja secara geografis terletak antara

119 22”14,322’- 120 2”37,566’ Bujur Timur dan 2 44”21,296’-

3 23”23,505 Lintang Selatan dan sebagai pintu gerbang antara Sulawesi

Barat dan Sulawesi Selatan. Secara administrative wilayah, Kabupaten

Tana Toraja berbatasan dengan:

a) Sebelah Utara berbatasan dengan kabupaten Tana Toraja.

b) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Mamasa Provinsi

Sulawesi Barat.

c) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Enrekang dan

Kabupaten Pinrang.

d) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Luwu.

Kondisi topografi Kabupaten Tana Toraja relatif bergelombang

dan berbukit, sedangkan topografi datar relative sedikit.Kawasan yang

mempunyai kemiringan lahan datar (0-8%) pada umumnya berada di

sebelah Timur dan lahan-lahan sepanjang poros. Selanjutnya kawasan

yang mempunyai kemiringan lahan 8-15% tersebar diseluruh wilayah

Page 52: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

37

Kabupaten Tana Toraja, sedangkan kemiringan lahan di atas 40%

padaumumnya berada disebelah Barat Kecamatan Simbuang,

Kecamatn Bonggakaradeng, kecamatan Masanda dan beberapa

kecamatan lainnya merupakan kawasan lindung.

Keadaan hidrologi di Kabupaten Tana Toraja diamati dengan

adanya air tanah yang bersumber dari air hujan yang sebagian mengalir

dipermukaan (run off) dan sebagian lagi meresap kebumi. Pada

umumnya air permukaan yang terdapat di Kabupaten Tana Toraja

berasal dari sungai saddang yang merupakan salah satu sungai

terpanjang yang berada di Sulawesi Selatan serta beberapa sungai-

sungai yang mengalir diwilayah tersebut diantaranya sungai Mai’ting,

sungai Saluputti, sungai Maulu, Sungai Surame, Sungai Sarambu yang

pada umumnya bersumber dari mata air pegunungan. Untuk jenis air ini

sebagian besar dipergunakan untuk keperluan pertanian, parawisata

(arung jeram) dan rumah tangga, sedangkan untuk air dipergunakan

oleh sebagian besar masyarakat sebagai sumber air untuk keperluan

rumah tangga.

Luas wilayah kabupaten Tana Toraja tercatat 205.430 Ha

dengan luas area terbangun 2.956 Ha, meliputi 19 kecamatan yang

terdiri atas:

a) Kecamatan Bonggakaradeng

b) Kecamatan Simbuang

c) Kecamatan Rano

d) Kecamatan Mappak

e) Kecamatan Mengkendek

Page 53: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

38

f) Kecamatan Gandang Batu Sillanan

g) Kecamatan Sangalla

h) Kecamatan Sangalla Selatan

i) Kecamatan Sangalla Utara

j) Kecamatan Makale

k) Kecamatan makale Selatan

l) Kecamatan Makale Utara

m) Kecamatan Saluputti

n) Kecamatan Bittuang

o) Kecamatan Rembon

p) Kecamatan Masanda

q) Kecamatan Malimbong Balepe

r) Kecamatan Rantetayo

s) Kecamatan Kurra

2. Kondisi Demografis

Kabupaten Tana Toraja dengan pusat pemeritahan di

Kecamatan Makale merupakan wilayah dengan tingkat penduduk

tertinggi, yakni mencapai 89,38 jiwa/Ha. Jumlah rumah tangga yang

tercatat sebanyak 8.504 KK, dengan jumlah penduduk 34.305 jiwa. Luas

wilayah Kecamatan Makale tercatat 3.975 Ha (1,93 persen dari luas

wilayah Kabupaten Tana Toraja).

3. Logo Kabupaten Tana Toraja

Berdasarkan peraturan Daerah Kabupaten Tingkat II Tana

Toraja Nomor: 7 Tahun 1978 terdiri dari 5 (lima) bahagian pokok yang

menggambarkan unsure-unsur sejarah, sosiologis, kultural, ekonomis

Page 54: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

39

dan patriotic yang keseluruhannya adalah merupakan bagian mutlak

yang tak dapat dipisahkan dari Kebupaten Tana Toraja dan Negara

Republik Indonesia. Arti lambang adalah sebagai berikut:

a) BINTANG yang berpojok 5 (lima) berwarna kuning, melambangkan

kepercayaan kepada Tuhan Yang Masa Esa.

b) Jalur Merah dan Kuning, lambang upacara untuk Timur (rampe

mataallo), upacara pengucapan syukur (rambu tuka’).

c) Warna Biru (warna cakrawala), melambangkan harapan dan cita-

cita luhur yang tinggi.

d) PADI, lambang Kemakmuran padi sebanyak 45 (empah puluh lima)

butir berwarna kuning, melambangkan detik-detik Proklamasi 17

Agustus 1945.

e) Rumah Toraja (Tongkonan), lambang kebudayaan khas Toraja.

f) Ukiran Pa’yengke Lumu, yang berkait-kaitan lambang kerukunan

kekeluargaan.

g) Jalur hitam, warna hitam lambang upacara ufuk Barat (rampe

matampu), upacara kematian (rambu solo).

h) Kopi lambang Kemakmuran, Daun Kopi sebanyak 17 (tujuh belas)

helai berwarna hijau dan buah kopi 8 (delapan) biji berwarna merah.

i) Dulang, berwarna coklat, lambang susunan hirarki pemerintahan

demokratis menuju masyarakat menuju masyarakata adil dan

makmur.

j) Perisai, lambang keamanan, kejujuran dan keuletan menghadapi

tantangan alam.

k) Tulisan Tana Toraja, diartikan kabupaten Tana Toraja

Page 55: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

40

4. Visi dan Misi Kabupaten Tana Toraja

Visi pembangunan Kabupaten Tana Toraja adalah

“terwujudnya yang kompeten mengelola pembangunan menuju

terciptanya masyarakat Religius, Sejahtera, Berkeadilan sesuai

karakteristik ekologis, sosial, ekonomi dan budaya Tana Toraja.

Sedangkan Misi pembangunan daerah Tana Toraja adalah

sebagai berikut:

a) Revitalisasi fungsi birokrasi dan meningkatkan kinerja tata kelola

pemerintahan dalam rangka efektifitas pelaksanaan pembangunan

serta distribusi layanan publik yang bersih, transparan dan

akuntabel.

b) Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan mutu

pendidikan, dan layanan kesutan. Penguatan kapasitas peran

instansi ke-Agamaan, sosial kemasyarakatan, keperluan dan

perempuan dalam rangka terciptanya ketahanan serta

kesetiakawanan sosial.

c) Pemberdayaan masyarakat melalui penyalahgunaan dan

pengembangan sumber daya ekonomi lokal dan pengelolaan

potensi sumber daya alam serta lingkungan hidup dengan

mengandalkan dalam rangka peningkatan kesejahteraan secara

berkelanjutan.

d) Mengoptimalkan pembangunana infrastruktur rata-rata untuk

membuka isolasi wilayah khususnya daerah terpencil guna

mendukung kelancaran akses layanan public, arus barang dan jasa,

Page 56: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

41

pengembangan diverifikasi potensi parawisata serta berbagai

potensi usaha produktif masyarakat.

e) Menjadikan Tana Toraja sebagai Kabupaten terdepan dalam

pengembangan program “Gerakan Hijau” (Go Green) serta

parawisata berbasis Budaya dan Lingkungan (Eco Culture tourism)

di Sulawesi Selatan.

B. Deskripsi Data

Objek yang digunakan dalam penelitin ini adalah Kantor Dinas

pada Kabupaten Tana Toraja. Proses pengumpulan kuesioner (data)

dilakukan secara langsung dengan mendatangi masing – masing kantor

dinas tersebut. Proses Penyebaran kuesioner dilakukan selama 14 hari,

dimulai sejak tanggal 01 September sampai tanggal 14 september 2020.

Penyebaran dan pengumpulan kuesioner dilakukan secara bertahap disetiap

kantornya.Dari penyebaran kuesioner diperoleh 60 kuesioner yang dapat

dolah lebih lanjut.

Page 57: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

42

C. Statistik Deskriptif

1. Statistik Deskriptif Responden

a. Umur

Tabel 4.1 STATISTIK DESKRIPTIF RESPONDEN BERDASARKAN UMUR

Umur

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 20-30 Tahun 2 3.3 3.3 3.3

31-40 Tahun 15 25.0 25.0 28.3

41-50 Tahun 30 50.0 50.0 78.3

>50 Tahun 13 21.7 21.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

Sumber: output SPSS 20 (2020)

Berdasarkan table diatas bahwa persentase responden

menurut umur, yang menunjukkan bahwa tingkat persentase

pengelompokkan responden yang terbesar adalah lebih banyak

didominasi karyawan yang berumur 41-50 tahun dengan persentase

sebesar 50% dengan jumlah responden 30 orang.

Page 58: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

43

b. Jenis Kelamin

Tabel 4.2

STATISTIK DESKRIPTIF RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Laki-Laki 16 26.7 26.7 26.7

Perempuan 44 73.3 73.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

Sumber: output SPSS 20 (2020)

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang telah

mengisi kuesioner pada penelitian ini terdiri dari 16 orang laki-laki

(26,7%) dan 44 orang perempuan (73,3%).

c. Pendidikan

Tabel 4.3

STATISTIK DEKSRIPTIF RESPONDEN BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN

Tingkat Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid D3 7 11.7 11.7 11.7

S1 48 80.0 80.0 91.7

S2 5 8.3 8.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

Sumber: output SPSS 20 (2020)

Pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa pendidikan

terakhir respoden bermacam-macam, mulai dari D3, S1, dan S2.

Jumlah responden dengan pendidikan terakhir D3terdapat sebanyak

Page 59: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

44

7 orang (11,7%), jumlah responden dengan pendidikan terakhir S1

juga terdapat 48 orang (80%). Sementara itu, responden dengan

pendidikan terakhir S2 berjumlah lebih banyak dengan tingkat

pendidikan lainnya yang berjumlah sebanyak 5 orang (8,3%) maka

dapat disimpulkan bahwa responden pada penelitian ini sebagian

besar telah menempuh pendidikan terakhir yaitu S1.

d. Masa Kerja

Tabel 4.4

STATISTIK DESKRIPTIF RESPONDEN BERDASARKAN MASA KERJA

Masa Kerja

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 1-5 Tahun 25 41.7 41.7 41.7

6-10 Tahun 22 36.7 36.7 78.3

> 10 Tahun 13 21.7 21.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

Sumber: output SPSS 20 (2020)

Berdasarkan tabel diatas masa kerja responden

bermacam-macam.Untuk mempermudah, masa kerja responden

pada penelitian ini dikelompokkan menjadi 3 kelompok yakni 1-5

tahun, 6-10 tahun, dan >10 tahun. Responden dengan masa kerja 1-

5 tahun yaitu 25 orang (41,7%) lebih banyak dibandingkan dengan

reponden dengan masa kerja lainnya.

Page 60: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

45

2. Statistik Deskriptif Variabel

a. Analisis Deskriptif Variabel

Tabel 4.5 STATISTIK DESKRIPTIF VARIABEL

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Mean.X1 60 10.00 15.00 12.67 1.258

Mean.X2 60 43.00 59.00 50.38 3.697

Mean.X3 60 11.00 15.00 13.63 1.207

Mean.Y 60 21.00 29.00 24.70 1.871

Mean.Z 60 14.00 30.00 22.17 3.361

Valid N

(listwise)

60

Sumber: output SPSS 20 (2020)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel

Intergovernmental Revenue (X1) dengan jumlah data (N) sebanyak

60 mempunyai rata-rata 12,67 dengan nilai minimum 10 dan

maksimum 5 dengan standar deviasinya 1,258. Pada variabel

ketetapan sasaran anggaran (X2) dengan jumlah data (N) sebanyak

60 mempunyai rata-rata 50,38 dengan nilai minimum 43 dan

maksimum 59 dengan standar deviasinya 3,697. Selanjutnya pada

hasil analisis variabel sistem pelaporan (X3) dengan jumlah data

(N) sebanyak 60 mempunyai rata-rata 13,63 dengan niali minimum

11 dan nilai maksimum 15 dengan standar deviasinya 1,207.

Sedangkan pada variabel akuntabilitas kinerja keuangan (Y)

dengan jumlah data (N) sebanyak 60 mempunyai rata-rata 24,70

Page 61: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

46

dengan nilai minimum 21 dan nilai maksimum 29 dengan standar

deviasinya 1,871. Sedangkan pada variabel pengendalian internal

(Z) dengan jumlah data (N) sebanyak 60 mempnyai rata-rata 22,17

dengan nilai minimum 14 dan nilai maksimum 30 dengan standar

deviasinya 3,361

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai

rata-rata tertinggi berada pada variabel ketetapan sasaran

anggaran (X2) yaitu 50,38 sedangkan, untuk nilai terendah berada

pada variabel Intergovernmental Revenue (X1) yaitu 12,67.Untuk

standar deviasi tertinggi berada pada variabel ketetapan sasaran

anggaranyakni 3,697 dan yang terendah variabel sistem pelaporan

yakni 1,207.

b. Analisis Deskriptif Pernyataan

1. Analisis deskriptif variabel Intergovernmental Revenue ( )

Tabel 4.6 DESKRIPSI ITEM PERNYATAAN VARIABEL

INTERGOVERNMENTAL REVENUE

Presentase tanggapan Responden

Item Frekuensi Dan Persentase

Skor Mean SS S N TS STS

X1.1 21 37 2

259 4,32

X1.2 19 36 5

254 4,23

X1.3 13 41 6

247 4,12

Jumlah Rata - rata Keseluruhan 12,67 Sumber: Data Primer Yang diolah (2020)

Berdasarkan tabel diatas deskripsi jawaban

responden memberikan persepsi yang cukup baik terhadap

intergovernmental revenue pada pemerintahan Kabupaten

Tana Toraja. Pada penggunaan dana perimbangan terlihat

Page 62: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

47

bahwa nilai indeks tertinggi pada SKPD sebesar 4,32 terdapat

item pertama artinya dana alokasi umum yang diberikan

pemerintah pusat sudah dialokasikan secara tepat sesuai

dengan program yang dijalankan. Sementara untuk indeks

terendah sebesar 4,12 pada item ketiga dimana dana bagi

hasil yang diberikan pemerintah pusat sudah dialokasikan

secara tepat sesuai dengan program yang telah dijalankan.

2. Analisis deskriptif variabel ketetapan sasaran anggaran (X2)

Tabel 4.7

DESKRIPSI ITEM PERNYATAAN VARIABEL KETETAPAN SASARAN ANGGARAN

Presentase tanggapan Responden

Item Frekuensi Dan Persentase

Skor Mean SS S N TS STS

X2.1 21 32 7

254 4,23

X2.2 10 39 11

239 3,98

X2.3 10 40 10

240 4,00

X2.4 9 41 10

239 3,98

X2.5 15 38 7

248 4,13

X2.6 10 47 3

247 4,12

X2.7 33 23 4

269 4,48

X2.8 24 33 3

261 4,35

X2.9 18 33 9

249 4,15

X2.10 20 37 3

257 4,28

X2.11 23 34 3

260 4,33

X2.12 21 28 3

260 4,33

Jumlah Rata - rata Keseluruhan 50,38 Sumber: Data Primer Yang diolah (2020)

Berdasarkan tabel diatas bahwa deskriptif jawaban

responden memberikan persepsi cukup baik terhadap ketetapan

sasaran anggaran pada pemerintahan Kabupaten Tana Toraja.

Pada ketetapan sasaran anggaran terlihat bahwa nilai indeks

Page 63: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

48

tertinggi pada SKPD sebesar 4,48 terdapat pada item

ketujuhyakni terdapat kejelasan sasaran perlu dihindari dalam

penentuan rencana anggaran secara dimasing-masing unit.

Sedangkan, untuk indeks pernyataan terendah sebesar 3,98

terdapat pada item kedua dan ke empat yakni adanya spesifikasi

sasaran anggaran pada satuan kerja dan outcama/ hasil yang

dicapai pada setiap program atau kegiatan bisa diketahui.

3. Analisis deskriptif variabel ketetapan sistem pelaporan ( )

Tabel 4.8

DESKRIPSI ITEM PERNYATAAN VARIABEL SISTEM PELAPORAN

Presentase tanggapan Responden

Item

Frekuensi Dan Persentase Skor Mean

SS S N TS STS

X3.1 23 31 6

257 4,28

X3.2 35 25

275 4,58

X3.3 46 14

286 4,77

Jumlah Rata - rata Keseluruhan 13,63 Sumber: Data Primer Yang diolah (2020)

Deskripsi jawaban responden berdasarkan tabel

diatas mengenai variabel sistem pelaporan memberikan persepsi

yang cukup baik pada pemerintahan Kabupaten Tana

Toraja.Pada sistem pelaporan terlihat bahwa nilai indeks tertinggi

pada SKPD sebesar 4,77 berada pada item pernyataan ketiga

yakni kejelasan dalam pencatatan penggunaan anggaran yang

digunakan haruslah jelas dan terperinci. Sedangkan, untuk

indeks terendah sebesar 4,28 berada pada item pernyataan

pertama yakni adanya pembuatan laporan mengenai penerimaan

dan pengeluaran kas yang terjadi.

Page 64: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

49

4. Analisis deskriptif variabel akuntabilitas kinerja keuangan (Y)

Tabel 4.9

DESKRIPSI ITEM PERNYATAAN VARIABEL AKUNTABILITAS KINERJA KEUANGAN

Presentase tanggapan Responden

Item Frekuensi Dan Persentase

Skor Mean SS S N TS STS

Y1 1 19 39 1

220 3,67

Y2 2 46 12

230 3,83

Y3 5 50 5

240 4

Y4 14 43 3

251 4,18

Y5 28 32

268 4,47

Y6 34 25 1

273 4,55

Jumlah Rata - rata Keseluruhan 24,7 Sumber: Data Primer Yang diolah (2020)

Deskripsi jawaban responden berdasarkan tabel

diatas mengenai akuntabilitas kinerja keuangan memberikan

persepsi yang cukup baik pada pemerintahan Kabupaten Tana

Toraja. Pada akuntabilitas kinerja keuangan terihat bahwa

indeks tertinggi pada SKPD sebesar 4,55 terdapat pada item

pernyataan keenam yakni pimpinan dan pegawai selalu terlibat

bersama-sama dalam mengevaluasi hasil suatu program atau

proyek. Sedangkan, pada indeks terendah sebesar 3,67 berada

pada item pernyataan pertama yakni adanya keterkaitan yang

erat antara pencapaian kinerja dengan program dan kebijakan.

Page 65: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

50

5. Analisis deskriptif variabel sistem pengendalian internal (Y)

Tabel 4.10

DESKRIPSI ITEM PERNYATAAN VARIABEL SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

Presentase tanggapan Responden

Item Frekuensi Dan Persentase

Skor Mean SS S N TS STS

Z1 3 27 22 2 6 199 3,32

Z2 5 33 21 1

222 3,7

Z3 13 35 11 1

240 4,00

Z4 6 39 13 2

229 3,82

Z5 6 38 11 5

225 3,75

Z6 11 31 12 5 1 226 3,77

Jumlah Rata - rata Keseluruhan 22,35 Sumber: Data Primer Yang diolah (2020)

Deskripsi jawaban responden berdasarkan tabel diatas

mengenai variabel Z yaitu indeks tertinggi adalah sebesar 4,00

berada pada item ketiga yakni audit atau pemeriksaan itern

digunakan sebagai dasar alat pengambilan keputusan.

Sedangkan nila terendah sebesar 3,07 berada pada item kedua

yakni pengendalian operasi dengan cara penetapan standar

operasi prosedur berdasarkan peraturan dan analisis selisih

digunakan sebagai alat dasar alat pengambilan keputusan.

D. Hasil Uji Kualitas Data

1. Uji validitas

Uji validitas dimaksudkan untuk menilai sejauh mana suatu

alat ukur diyakini dapat dipakai sebagai alat untuk mengukur item-item

pertanyaan atau pernyataan kuesioner dalam penelitian. Item

pernyataan dikatakan valid jika r hitung lebih besar dari r tabel (taraf

signifikan 0,05 atau 5%). Uji validitas dapat dilihat pada tabel 4.7

Page 66: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

51

Tabel 4.11

HASIL UJI VALIDITAS

Indikator Korelasi r tabel Keterangan

X1

Indikator 1 0,787 0,254 Valid

Indikator 2 0,834 0,254 Valid

Indikator 3 0,615 0,254 Valid

X2

Indikator 1 0,486 0,254 Valid

Indikator 2 0,61 0,254 Valid

Indikator 3 0,63 0,254 Valid

Indikator 4 0,642 0,254 Valid

Indikator 5 0,592 0,254 Valid

Indikator 6 0,599 0,254 Valid

Indikator 7 0,374 0,254 Valid

Indikator 8 0,572 0,254 Valid

Indikator 9 0,539 0,254 Valid

Indikator 10 0,516 0,254 Valid

Indikator 11 0,403 0,254 Valid

Indikator 12 0,444 0,254 Valid

X3

Indikator 1 0,773 0,254 Valid

Indikator 2 0,893 0,254 Valid

Indikator 3 0,687 0,254 Valid

Y

Indikator 1 0,595 0,254 Valid

Indikator 2 0,59 0,254 Valid

Indikator 3 0,659 0,254 Valid

Indikator 4 0,727 0,254 Valid

Indikator 5 0,591 0,254 Valid

Indikator 6 0,617 0,254 Valid

Z

Indikator 1 0,716 0,254 Valid

Indikator 2 0,663 0,254 Valid

Indikator 3 0,56 0,254 Valid

Indikator 4 0,694 0,254 Valid

Indikator 5 0,789 0,254 Valid

Indikator 6 0,797 0,254 Valid

Sumber: Data Primer yang diolah (2020)

Page 67: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

52

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa semua nilai korelasi

diatas 0,254. Dengan demikian, seluruh item dan indikator dari lima

variabel yang diuji adalah valid karena memiliki nilai korelasi diatas

0,254 sehingga dapat digunakan analisis tahap selanjutnya.

2. Uji Realibilitas

Tabel 4.12 HASIL UJI REALIBILITAS

Variabel Cronbach Alpha Keterangan

X1 0,602 Reliabel

X2 0,768 Reliabel

X3 0,636 Reliabel

Y 0,698 Reliabel

Z 0,791 Reliabel

Sumber: Data primer yang diolah (2020)

Berdasarkan tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa

pernyataan untuk mengukur variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian ini telah reliabel.Hal ini menunjukkan bahwa nilai dari

Cronbach’s Alpha secara keseluruhan lebih besar dari 0,600.

E. Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji variabel (X) dan data

variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan,

berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Model regresi akan

memenuhi asumsi normalitas jika sig.> 0,05.

Page 68: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

53

Tabel 4.13

HASIL UJI NORMALITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 60

Normal

Parametersa,b

Mean 0E-7

Std. Deviation 1.58365749

Most Extreme

Differences

Absolute .077

Positive .053

Negative -.077

Kolmogorov-Smirnov Z .599

Asymp. Sig. (2-tailed) .865

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Output SPSS 20 (2020)

Tabel 4.13 bahwa hasil uji normalitas dari 60 data

menunjukkan bahwa hasil normalitas dengan menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov (K-S) diperoleh nilai sig. sebesar 0,865 dimana

nilai signifikan > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data tersebut telah

memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Heterokesdastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk memenuhi ada atau

tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu

ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada

model regresi.Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi

adalah tidak adanya gejala heterokesdastisitas.Metode pengujian yang

digunakan uji Glesjer.

Page 69: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

54

Gambar 4.1 Grafik Scatterplot (Uji Heteroskesdastisitas)

Berdasarkan gambar 4.1 dapat disimpulkan bahwa uji regresi

dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas karena data (titik-

titik) menyebar secara merata diatas dan dibawah angka nol (0), tidak

berkumpul pada satu tempat tertentu dan tidak membentuk pola

tertentu.

3. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya hubungan linear antara variabel dependen dan dependennya

(variabel bebas).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

hubungan linear antar variabel independen.Suatu variabel dapat dilihat

ada atau tidaknya hubungan linear dapat dilihat dari nilai Tolerance dan

VIF (Variance Inflation factor). Model regresi dinyatakan memenuhi uji

Page 70: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

55

multikolinearitas jika nilai Tolerance >0,10 dan nilai VIP <0,10. Hasil

pengujian pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.14

HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 Intergovernmental Revenue .888 1.126

Ketetapan Sasaran

Anggaran

.993 1.007

Sistem Pelaporan .892 1.121

a. Dependent Variable: Mean.Y

Sumber: Output SPSS 20 (2020)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa semua variabel

memiliki nilai VIF memiliki nilai <10 pada variabel X1senilai 1,126,

variabel X2 senilai 0,007 dan varabel X3senilai 1,121 berarti dapat

disimpulkan bahwa antara variabel dependen tidak terjadi personal

anmultikolinearitas karena semua variabel memiliki nilai <10.

F. Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan analisis regresi linear berganda dengan menguji hipotesis H1,

H2danH3 (Intergovernmental revenue, ketetapan sasaran anggaran dan

sistem pelapoporan) terhadap variabel dependen (akuntabilitas kinerja

keuangan), sedangkan untuk menguji hipotesisH4, H5danH6 menggunakan

analisis moderasi dengan pendekatan absolute residual atau uji selisih

Page 71: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

56

mutlak.Uji hipotesis ini dibantu dengan menggunakan program SPSS versi

24.

1. Hasil Uji Regresi Berganda Hipotesis Penelitian H1, H2danH3

Pengujian hipotesis H1, H2dan H3 dilakukan dengan analisis

regresi linear berganda.Dalam pengujian ini dapat dilihat pengaruh

intergovernmental revenue, ketetapan sasaran anggaran dan sistem

pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja keuangan. Hasil pengujian

tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.15

HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI ( )

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .508a .259 .219 1.655 1.567

a. Predictors: (Constant), SISTEM PELAPORAN, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN,

INTERGOVERNMENTAL REVENUE

Sumber: Output SPSS 20 (2020)

Berdasarkan tabel diatas bahwa koefisien determinasi ( )

adalah senilai 0,259 menunjukkan bahwa korelasi variabel independen

dengan variabel dependen erat kaitannya dengan variabel X1, X2 dan X3

serta bernilai positif mendekati 1. Sedangkan koefisisen determinasi ( )

adalah 0,259 yang menunjukkan bahwa variasi dari variabel Y dapat

dijelaskan oleh variabel sebesar 21,9% sedangkan

sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam

penelitian ini.

Page 72: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

57

Tabel 4.16

HASIL UJI T- UJI PARSIAL

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 16.578 4.008 4.136 .000

INTERGOVERNMENT

AL REVENUE .573 .181 .385 3.163 .003

KETETAPAN

SASARAN

ANGGARAN

.147 .058 .290 2.519 .015

SISTEM PELAPORAN -.481 .189 -.310 -2.551 .013

a. Dependent Variable: AKUNTABILITAS KINERJA KEUANGAN

Sumber: Output SPSS 20 (2020)

Berdasarkan tabel diatas dapat dianalisis model estimasi

sebagai berikut:

Y= 0,573 + 0,147 + 0,147 + -0,481 + e…….(1)

Keterangan:

Y = Akuntabilitas Kinerja Keuangan

a = Konstanta

= Intergovernmental Revenue

= Ketetapan Sasaran Anggaran

= Sistem Pelaporan

e = Eror Term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam dalam penelitian.

Hasil interpretasi atas hipotesis penelitian ( , dan )

sebagai berikut:

a) Uji hipotesis 1: Pengaruh Intergovernmental Revenue terhadap

akuntabilitas kinerja keuangan

Page 73: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

58

Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.17 dimana

variabel Intergovernmental Revenue (X1) memiliki tingkat signifikan

sebesar 0,003yang lebih kecil 0,05 dan memiliki t hitung sebesar

3,163 yang lebih besar dari 1,672. Sehingga variabel

Intergovernmental Revenue berpengaruh positif dan signifikan

terhadap akuntabilitas kinerja keuangan.

b) Uji hipotesis 2: Pengaruh ketetapatan sasaran anggaran terhadap

akuntabilitas kinerja keuangan

Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.17 variabel

ketetapatan sasaran anggaran memiliki tingkat signifikan 0,015

lebih kecil dari 0,05 dan t hitung sebesar 2,519 lebih besar dari t

tabel 1,672. Sehingga variabel ketetapatan sasaran anggaran

berpengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas kinerja

keuangan.

c) Uji hipotesis 3: Pengaruh sistem pelaporan terhadap akuntabilitas

kinerja keuangan

Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.5 dimana

variabel sistem pelaporan memiliki nilai signifikan sebesar 0,013

lebih kecil dari 0,05 dan t hitung sebesar -2,551 lebih kecil dari t

tabel 1,672. Sehingga variabel sistem pelaporan berpengaruh positif

dan signifikan terhadap akuntabilitas kinerja keuangan.

2. Hasil Uji Regresi Moderasi Dengan Pendekatan Nilai Selisi Mutlak

Terhadap Hipotesis Penelitian H4, H5 dan H6

Untuk menguji variabel moderasi, maka dapat menggunakan

interaksi dalam hal ini menggunakan pendekatan selisih mutlak.

Page 74: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

59

Tabel 4.17

HASIL UJI ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .587a .345 .257 1.613

a. Predictors: (Constant), X3Z, INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN

SASARAN ANGGARAN, SISTEM PELAPORAN, X2Z, SISTEM PENGENDALIAN

INTERNAL, X1Z

Sumber: Output SPSS 20 (2020)

Berdasarkan tabel 4.13 diatas, nilai R2 (Adjusted R Square)

dari model regresi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan variabel bebas terikat dan tabel diatas menunjukkan bahwa

nilai R2 sebesar 0,345 dengan tingkat persentase sebesar 34,5%.

Penelitian ini menunjukkan bahwa akuntabilitas kinerja keuangan

dipengaruhi Intergovernmental Revenue, Ketepatan Sasaran Anggaran,

Sistem Pelaporan dengan Sistem Pengendalian Internal hanyak 34,5%

tingkat persentase yang dimiliki. Sedangkan, sisanya sebesar 65,5%

dipengaruhi oleh variabel lain yang belum diteliti dalam penelitian ini.

Page 75: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

60

Tabel 4.18

HASIL UJI T- UJI PERSIAL

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standar

dized

Coefficie

nts

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 50.573 17.295 2.924 .005

INTERGOVERNMENTAL REVENUE .459 1.412 .309 .325 .746

KETETAPAN SASARAN

ANGGARAN .214 .332 .423 .644 .522

SISTEM PELAPORAN -2.967 1.264 -1.914 -2.348 .023

SISTEM PENGENDALIAN

INTERNAL -1.618 .764 -2.852 -2.117 .039

X1Z .005 .064 .127 .075 .940

X2Z -.002 .015 -.209 -.140 .889

X3Z .115 .056 3.301 2.041 .046

a. Dependent Variable: AKUNTABILITAS KINERJA KEUANGAN

Sumber: Output SPSS 20 (2020)

a) Pengaruh sistem pengendalian internal dalam memoderasi

Intergovernmental Revenue terhadap Akuntabilitas Kinerja

Keuangan (H4)

Hasil uji hipotesis 4 pada tabel 4.15 variabel moderating

X1.M memiliki nilai signifikan 0,940 lebih besar dari 0,05 dan nilai t

hitung sebesar 0,075 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,672.

Sehingga H4 tidak diterima.Hal ini menunjukkan bahwa variabel

sistem pengendalian intern bukan merupakan variabel moderasi

yang dapat memperkuat atau memperlemah variabel

Intergovernmental Revenue terhadap akuntabilitas kinerja

keuangan.Jadi, hipotesis H4 yang menyatakan bahwa sistem

Page 76: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

61

pengendalian internal memoderasi pengaruh Intergovernmental

Revenue terhadap kinerja keuangan pada pemerintahan Kabupaten

Tana Toraja ditolak.

b) Pengaruh sistem pengendalian internal dalam memoderasi

ketetapatan sasaran anggaran terhadap akuntabilitas kinerja

keuangan (H5)

Hasil uji hipotesis 5 pada tabel 4.12 variabel moderating

X2_M memiliki nilai signifikan 0,889 lebih besar dari 0,05 dan nilai t

hitung sebesar -0,140 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,672.

Sehingga H5 tidak diterima.Hal ini menunjukkan bahwa variabel

sistem pengendalian internal bukan variabel moderasi yang dapat

memperkuat atau memperlemah variabel ketepatan sasaran

anggaran terhadap akuntabilitas kinerja keuangan.Jadi, hipotesis H5

yang menyatakan bahwa sistem pengendalian internal memoderasi

pengaruh ketepatan sasaran anggaran terhadap akuntabilitas

kinerja keuangan pada pemerintahan Kabupaten Tana Toraja

ditolak.

c) Pengaruh sistem pengendalian internal dalam memoderasi sistem

pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja keuangan (H6)

Hasil uji hipotesis 6 pada tabel 4.8 variabel moderating X3_M

memiliki nilai signifikan 0,046 lebih kecil dari 0,05 dan t hitung

sebesar 2,041 lebih besar dari t tabel sebesar 1,672 sehingga

H6diterima. Jadi, sistem pengendalian internal merupakan variabel

yang dapat memperkuat atau memperlemah variabel sistem

pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja keuangan.

Page 77: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

62

G. Pembahasan

1. Pengaruh Intergovernmental Revenue terhadap akuntabilitas kinerja

keuangan (H1)

hasil uji hipotesis pertama menyatakan bahwa

Intergovernmental Revenue berpengaruh positif dan signifikan terhadap

akuntabilitas kinerja keuangan. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel

4.17 yang menunjukkan bahwa t hitung pada variabel Intergovernmental

Revenue sebesar 3,163 yang dalam hal ini lebih besar dari t tabel

sebesar 1,672 dan memiliki nilai signifikan sebesar 0,003 yang dalam

hal ini lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis pertama yang menyatakan

Intergovernmental Revenue berpengaruh positif dan signifikan terhadap

akuntabilitas kinerja keuangan dapat terbukti kebenarannya (Hipotesis

diterima).

Tingkat ketergantuangan (Intergovernmental Revenue) yang

semakin meningkat atau menurun pada pemerintahan dapat

berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja keuangan pada

pemerintahan Kabupaten Tana Toraja. Namun disisi lain, suatu daerah

memiliki tingkat ketergantungan kepada pemerintahan pusat tinggi,

sehingga kemandirian yang dimiliki suatu daerah tersebut menurun.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian oleh

(Awaliyah et al, 2019; Sumaryanto, 2019; Ayu, 2018) yang menyatakan

bahwa semakin besar transfer dana perimbangan yang diterima dari

pemerintah maka semakin kuat pemerintah daerah bergantung kepada

pemerintah pusat guna memenuhi kebutuhan daerahnya. Sehingga

pemerintahan Kabupaten Tana Toraja sudah mampu mengelolah

Page 78: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

63

secara maksimal dana yang didapat dari pemerintah pusat dan sudah

mampu mengoptimalkan dana perimbangan.

Anggaran yang terdapat pada instansi pemerintahan, memiliki

fungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian, juga berfungs

sebagai alat dalam hal pengelolaan dana dan sebagai alat suatu

program – program dengan menggunakan dana dari publik.

2. Pengaruh ketetapatan sasaran anggaran terhadap akuntabilitas kinerja

keuangan (H2)

Hasil uji hipotesis kedua menyatakan bahwa ketepatan

sasaran anggaran berpengaruhpositif dan signifikan terhadap

akuntabilitas kinerja keuangan pada pemerintahan Kabupaten Tana

Toraja.Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.12 yang menunjukkan

bahwa nilai t hitung sebesar 2,519 lebih besar dari t tabel 1,672 dan

memiliki nilai signifikan sebesar 0,015 lebih kecil dari 0,05. Dengan

demikian, hipotesis kedua dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa

ketetapatan sasaran anggaran berpengaruh positif terhadap

akuntabilitas kinerja keuanga terbukti kebenarannya (Hipotesis

diterima).

Ketetapan sasaran anggaran memiliki pengaruh dengan

akuntabilitas kinerja keuangan di setiap SKPD, yang artinya setiap

meningkatnya ketetapan sasaran anggaran baik itu dari segi

perencanaan, evaluasi maupun setiap tindakan dalam kegiatan maka

akuntabilitas kinerja SKPD semakin meningkat

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Pratiwi dan

Amanah (2019) yang menyatakan bahwa ketepatan sasaran anggaran

Page 79: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

64

dalam sistem pemerintah daerah merupakan suatu hal yang sangat

penting untuk mengetahui kinerja yang terjadi di lapangan telah tepat

pada sasaran pembangunan dan perkembangan masyarakat yang telah

ditetapkan sebelumya. Ketetapan sasaran anggaran daerah akan

memberikan implikasi terhadap kinerja pemerintah daerah dalam

pengelolaan dan pemerataan daerah yang lebih baik.

3. Pengaruh sistem pelaporan terhadap akutabilitas kinerja keuangan (H3)

Hasil hipotesis ketiga menyatakan bahwa sistem pelaporan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilias kinerja

keuangan pada pemerintahan Kabupaten Tana Toraja. Hasil pengujian

dapat dilihat pada tabel 4.14 yang menunjukkan bahwa t hitung variabel

sistem pelaporan sebasar -2,551 yang dalam hal ini lebih kecil dari t

tabel yaitu 1,672 dan memiliki nilai signifikan sebasar 0,013 lebih kecil

dari 0,05. Dengan demikian, hipotesis ketiga dalam penelitian ini yang

menyatakan sistem pelaporan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap akuntabilitas kinerja keuangan terbukti kebenarannya

(Hipotesis diterima).

Adanya sistem pelaporan yang baik akanmenjamin

terciptanya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel

sehingga akuntabilitas kinerja instansi pemerintah tidak tercapai.Sistem

pelaporan yang baik akan mencantumkan penjelasan mengenai

penyebab terjadinya penyimpangan, tindakan yang diambil, mengoreksi

penyimpangan yang tadi menguntungkan dan waktu yang dibutuhkan

agar tindakan koreksi lebih efektif.

Page 80: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

65

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh (Fitriani et al, 2018) yang menyatakan bahwa sistem pelaporan

yang dilakukan dapat meningkatkan kinerja pada instansi, dengan

adanya peningkatan tersebut dapat terjadi adanya keterbukaan

sehingga mereka mempunyai semangat yang tinggi dalam mengabdi

kepada instansi dan senantian memperbaiki sistem pelaporannya adar

mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.

4. Pengaruh sistem pengendalian intern dalam memoderasi

Intergovernmental Revenue terhadap akuntabilitas kinerja keuangan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini

bahwa hipotesis keempat ditolak.Hal ini, tidak sejalan dengan dugaan

hipotesis yang diajukan dimana sistem pengendalain intern memoderasi

intergovernmental revenue terhadap akuntabilitas kinerja

keuangan.hipotesis ini dpaat dibuktikan dengan niali koefisien beta

unstandardized coefficient sebesar 0,05 dengan tingkat signifikan

sebesar 0,940 lebih besar dari 0,05 artinya H4 ditolak. Hal ini berarti

sistem pengendalian intern tidak dapat memoderasi variabel

intergovernmental revenue terhadap akuntabilitas kinerja keuangan.

Tingkat kinerja yang dimiliki instansi atau organisasi

pemerintah tingkat kinerjanya berbeda – beda. Dilihat dari hasil

penelitian ini yang dilakukan pada pemerintahan Kabupaten Tana Toraja

tingkat ketergantungan dengan adanya sistem pengendalian internal

tidak dapat meningkatkan akuntabilitas kinerja keuangan Kabupaten

Tana Toraja.

Page 81: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

66

Tingkat keberhasilan akuntabilitas kinerja keuangan yang ada

pada instansi dipemerintahan pada Kabupaten Tana Toraja tidak

ditentukan oleh sistem pengendalian internal tetapi ada faktor lain yang

secara tidak langsung mempengaruhinya. Oleh karena itu, suatu sistem

pengendalian internal ada atau tidaknya tidak mempengaruhi

intergovernmental revenue terhadap akuntabilitas kinerja keuangan

pada pemerintahan Kabupaten Tana Toraja.

5. Pengaruh sistem pengendalian internal dalam memoderasi ketepatan

sasaran anggaran terhadap akuntabilitas kinerja keuangan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa hipotesis H5 ditolak.Hal ini tidak sesuai dengan

dugaan hipotesis yang diajukan bahwa sistem pengendalian internal

memoderasi ketepatan sasaran anggaran terhadap akuntabilitas kinerja

keuangan. Hasil pengujian hipotesis tersebut dapat dibuktikan dengan

melihat nilai koefisisen beta undstandardized coefficientas sebesar

0,019 dengan tingkat signifikan 0,790 lebih besar dari 0,05 artinya H5

ditolak. Hal ini berarti sistem pengendalian internal tidak dapat

memoderasi variabel ketepatan sasaran anggaran terhadap

akuntabilitas kinerja keuangan.

Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi dan Amanah (2019)

menyatakan bahwa ketepatan sasaran anggaran dengan sistem

pemerintahan daerah merupakan suatu hal yang sangat penting untuk

mengetahui kinerja yang terjadi dilapangan telah tepat sasaran

pembangunan dan perkembangan masyarakat yang telah ditetapkan

sebelumnya. Ketetapan sasaran anggaran pada pemerintahan

Page 82: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

67

akanmemberikan implikasi terhadap kinerja pemerintah daerah dalam

pengelolaan dan pemerataan daerah yang baik. Walaupun sistem

pengendalian intern tidak memoderasi ketetapan sasaran anggaran,

akan tetapi pemerintah daerah Kabupaten Tana Toraja tetap harus

patuh dan taat dalam mengikuti peraturan perundang – undangan yang

berlaku dalam pemerintah daerah.

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

ketepatan sasaran anggaran dengan adanya sistem pengendalian intern

tidak dapat meningkatkan akuntabilitas kinerja keuangan pada

pemerintahan Kabupaten Tana Toraja. Ini memperlihatkan bahwa

keberhasilan atau kegagalan pada akuntabilitas kinerja keuangan pada

pemerintahan Kabupaten Tana Toraja tidak ditentukan oleh sistem

pengendalian internal tetapi ada faktor lain yang mempengaruhinya

yang belum diteliti dalam penelitian ini. Sehingga dalam variabel sistem

pengendalian internal ini buka variabel yang memperkuat atau

memperlemah variabel ketepatan sasaran anggaran terhadap

akuntabilitas kinerja keuangan.

6. Pengaruh sistem pengendalian internal dalam memoderasi sistem

pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja keuangan (H6)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dalam penelitian

ini menunjukkan bahwa hipotesis keenam (H6) diterima.Hal ini sejalan

dengan dugaan hipotesis yang diajukan bahwa sistem pengendalian

internal memoderasi sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja

keuangan pada pemerintahan Kabupaten Tana Toraja. Hasil pengujian

hipotesis ini dibuktikan dengan nilai koefisisen beta unstandardizet

Page 83: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

68

coefficient adalah 0,115 dengan tingkat signifikan 0,064 lebih kecil dari

0,05 artinya hipotesis diterima. Hal ini sejalan dengan dugaan hipotesis

yang diajukan bahwa sistem pengendalian internal memoderasi sistem

pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja keuangan pada pemerintahan

Kabupaten Tana Toraja.

Berdasarkan hasil analisis pada penelitian ini adalah sistem

pengendalian internal memoderasi variabel sistem pelaporan terhadap

akuntabilitas kinerja keuangan pada pemerintahan Kabupaten Tana

Toraja.Hal ini sejala dengan penelitian yang dilakukan oleh fitri (2018)

yang menyatakan bahwa dalam lingkup akuntabilitas terdapat

lingkungan internal dan eksternal yang membuat memperlemah atau

memperkuat suatu efektifitas tanggungjawab setiap kantor atau instansi

serta ada tanggungjawab sepenuhnya. Semakin efektif dan efisien

pengendalian internal dalam instansi tersebut maka semakn efektif pula

sistem pelaporan yang ada pada suatu instansi di

pemerintahan.Pelaporan yang dilakukan secara jelas dan efektif dalam

pemerintahan maka akan semakin baik pula pelaporan yang ada di

pemerintahan atau instansi. Begitupun sebaliknya instnsi atau

pemerintah melaksanakan pelaporan yang cukup kurang baik akan

menimbutkan hambatan dan informasi yang diberikan akan menjadi

buruk dalam proses pengambilan keputusan.

Dengan munculnya efektifitas dalam pengendalian internal

yang ada pada instansi di pemerintahan akan termotivasinya pengelolah

dalam hal kinerja dalam mengelolah keuangan. pelaporan yang baik

serta jelas akan membuat kinerja pegawai atau para pengelolahnya

Page 84: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

69

menjadi baik sehingga membuat pihak manajer di semua tingkatan

instansi pemerintah Kabupaten Tana Toraja akan meningkat dalam

kinerja manajerialnya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem pengendalian

internal dapat memperkuat sistem pelaporan terhadap akuntabilitas

kinerja keuangan pemeritahan Kabupaten Tana Toraja.Dalam

pengendalian internal dalam laporan keuangan semakin baik makan

pemerintah kabupaten tana toraja sudah menyediakan laporan

keuangan secara jelas dan terperinci dan bisa di pertanggungjawabkan

secara baik dan jelas.

Page 85: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

70

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini,

adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1. Intergovernmental revenue berpengaruh positif dan signifikan terhadap

akuntabilitas kinerja keuangan pada pemerintahan kabupaten Tana

Toraja. Hal ini berarti intergovernmental revenue yang semakin

meningkat atau menurun pada suatu pemerintahan atau instansi itu

sangat berpenaruh terhadap Kabupaten Tana Toraja. Dimana,

pemerintah kabupaten Tana Toraja sudah mampu mengelola secara

maksimal dana yang didapat dari pemerintah pusat.

2. Ketetapatan sasaran anggaran berpengaruh positif dan signifikan

terhadap akuntabilitas kinerja keuangan pada pemerintahan kabupaten

Tana Toraja. Hal ini berarti ketetapan sasaran anggaran semakin

meningkat atau menurun dapat berpengaruh terhadap akuntabilitas

kinerja keuangan.Hal ini dikarenakan kabupaten Tana Toraja mampu

mendorong dan memotivasi pegawainya dalam mempertanggung

jawabkan pelaksanaan tugas organisasi tersebut. Sehingga tujuan dan

sasaran tersebut menjadi gagal dan tidak tercapai dengan baik.

3. Sistem pelaporan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

akuntabilitas kinerja keuangan pada pemerintahan kabupaten Tana

Toraja. Hal ini bahwa adanya sistem pelaporan yang baik akan

menjamin pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel

Page 86: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

71

sehingga akuntabilitas kinerja instansi pemerintah tercapai yang ada

pada pemerintahan Kabupaten Tana Toraja.

4. Sistem pengendalian internal tidak memoderasi intergovernmental

revenue terhadap akuntabilitas kinerja keuangan. kondisi seperti inilah

dapat memperlihatkan bahwa tingkat keberhasilan suatu akuntabilitas

kinerja keuangan pada instansi pemerintahan di kabupaten Tana Toraja

tidak ditentukan oleh sistem pengendalian internal tetapi ada hal lain

atau faktor lain yang secara tidak langsung mempengaruhinya.

5. Sistem pengendalian internal tidak memoderasi ketetapan sasaran

anggaran terhadap akuntabilitas kinerja keuangan. Hal ini berarti tingkat

keberhasilan akuntabilitas kinerja keuangan pada instansi pemerintahan

di kabupaten Tana Toraja tidak ditentukan oleh sistem pengendalian

internal akan tetapi, ada faktor lain yang secara tidak langsung

mempengaruhinya.

6. Sistem pengendalian internal memoderasi sistem pelaporan terhadap

akuntabilitas kinerja keuangan. Hal ini berarti bahwa tingkat

keberhasilan akuntabilitas kinerja keuangan pada instansi pemerintahan

kabupaten Tana Toraja ditentukan oleh sistem pengendalian internal.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis, adapun saran –saran yang diberikan

melalui penelitian ini agar menyajikan hasil penelitian yang berkualitas

adalah sebagai berikut:

1. Bagi Kantor Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Tana

Toraja, diharapkan mampu meningkatkan kinerja pegawainya khusus

Page 87: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

72

pada bagian keuangan dengan cara terbuka kepada masyarakat dan

dapat menempatkan sistem pengendalian internal secara tepat.

2. Bagi penyusun anggaran diharapkan bisa meningkatkan akuntabilitas

kinerja secara baik, efisien serta mampu bersikap jujur agar dapat

terhindar dari kecurangan dalam hal ini penyusunan anggaran.

3. Bagi pemerintahan Kabupaten Tana Toraja diharapkan dapat

memaksimalkan sumber daya manusianya sehingga pada program

kerjanya dapat berdampak kepada masyarakatnya.

Page 88: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

73

DAFTAR PUSTAKA

Afrida, N. (2016). Pengaruh desentralisasi dan sistem pengendalian intern Pemerintah terhadap kinerja manajerial skpd (studi empiris pada pemerintah kota padang). Jurnal Akuntansi, 1(2).

Amin, Fadillah. 2019. Penganggaran Pemerintah Daerah: Malang.

Awaliyah, S. R. Pengaruh Belanja Daerah, Pajak Daerah, Dana Perimbangan Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah.

Candrakusuma, D. A., & Jatmiko, B. (2017). Dampak Komitmen Organisasi, Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Akuntabilitas Publik, Partisipasi Anggaran Dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 24(1).

Dewi, K. F., WidanaPutra, A. A. G. P., & Astika, I. B. P. (2017). Pengaruh Budaya Organisasi, Pengendalian Internal dan Kejelasan Sasaran Anggaran Pada Akuntabilitas Kinerja SKPD Kabupaten Gianyar dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Buletin Studi Ekonomi, 22(1).

Efrizar, R., Hardi, H., & Wiguna, M. (2017). Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Akuntabilitas Publik, dan Sistem Pelaporan terhadap Kinerja Manajerial (Studi Empiris pada Skpd Kabupaten Rokan Hulu) (Doctoral dissertation, Riau University).

Febrianto, N. (2018). Pengaruh Ukuran Pemerintah Daerah, Pendapatan Asli Daerah (Pad), Belanja Modal, Ukuran Legislatif, Dan Intergovernmental Revenue Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Kabupaten dan Kota DiProvinsi DIY Tahun 2009-2016) (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Indrayani, Luh Febri, Putu Gede Diatmika, Made Ari Wahyuni. Pengaruh komitmen organisasi, kejelasan sasaran anggaran dan efektivitas pengendalian internal terhadap akuntabilitas kinerja organisasi public (studi empiris pada satuan kerja perangkat daerah kabupaten Gianyar).e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1. 8(2): 2017. 1-13.

Khairunsyah, K., & Efni, Y. PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, SISTEM PELAPORAN, KOMPETENSI TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIMEDIASI OLEH KOMITMEN ORGANISASI (Studi Pada Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Kampar). Jurnal Tepak Manajemen Bisnis, 10(1), 64-78.

Page 89: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

74

Khusaini, Moh. 2018. Keuangan Daerah. Jilid I. UB Press: Malang.

Lestari, K., & Rahayu, S. (2019). Pengaruh Ukuran Pemerintah Daerah, Tingkat Kekayaan Daerah, Tingkat Ketergantungan Daerah, Belanja Modal dan Temuan Audit BPK terhadap Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah (Studi pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi). jurnal akuntansi & keuangan Unja, 4(2), 53-67.

MUHAYANAH, F. A. (2016). PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA PERIMBANGAN DAN BELANJA MODAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2012-2013.

Mulyadi, Sri danHardiyanto Wibowo. Pengaruh belanja modal, ukuran pemerintah Daerah, Intergovernmental revenue dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Kinerja Keuangan (Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2012-2015). KOMPARTEMEN. 15(1): 2017. 57-66.

Murtanto. 2005. Akuntansi Sektor Publik, Jilid II. Rajawali Press: Yogyakarta.

Nengsih, Herda. Pengaruh kejelasan sasaran anggaran dan akuntabilitas terhadap kinerja manajerial pt. Perkebunan Nusantara V, pekanbaru.Jurnal akuntansi keuangan. 6(2): 2017. 1-6

Nisjar, S.K. 1998. Aplikasi Akuntansi Pemerintahan Di Indonesia. Mandar Maju:

Bandung.

Nordiawan, d., dan Hertianti, A. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Jilid 1. Salemba Empat: Jakarta.

Novyandra, R (2016). Pengaruh Belanja Modal, Intergovermenta Revenue, Leverage, Size dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah dan Kota di Pulau Jawa Tahun 2004 (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Pamungkas, Bambang. 2013. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Pemerintah Daerah. Jilid 1. Kesatuan Pers: Bogor.

Paramitha, I. A. M. D. Pengaruh Ketepatan Sasaran Anggaran, Sistem Pengendalian Manajerial Sektor Publik dan Sistem Pelaporan Pada Akuntabilitas Kinerja. E-Jurnal Akuntansi, 2457-2479.

Pratama, R., Agustin, H., & Taqwa, S. (2019). Pengaruh Pengendalian Akuntansi, Sistem Pelaporan dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. JURNAL EKSPLORASI AKUNTANSI, 1(1), 429-444.

Pratiwi, E. P., & Amanah, L. (2019). PENGARUH KETEPATAN SASARAN ANGGARAN, KUALITAS SDM, DAN PENGENDALIAN MANAJERIAL TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi (JIRA), 8(3).

Page 90: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

75

Purwati, R. (2019). PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH DAN DANA PERIMBANGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PULAU JAWA TAHUN 2017 (Doctoral dissertation, Universitas Ahmad Dahlan).

PUSPITA_AYU, P. U. T. R. I. (2018). Analisis PAD dan Dana Perimbangan Terhadap Kinerja Keuangan Pemda Se-Jawa Barat. Jae (Jurnal Akuntansi Dan Ekonomi), 3(1), 80-96.

Rahayu, F.J., & Prabowo, T. J.W. (2019).Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.Diponogoro Journal of Accounting, 7(4).

Republik Indonesia. PP Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Laporan Keuangan Instansi Pemerintah.

Republik Indonesia. Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 60 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

Sari, indah Puspa.Pengaruh ukuran pemerintah daerah, pad, laverageDana perimbangan dan ukuran legislative terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah (studi pada kab/kota pulau Sumatra). JOM FEON. 3(1): 2016. 679-692.

Tanjung, A.H. 2011. Akuntansi Pemerintahan Daerah Berbasis Akrual. Alfabeta. Bandung: Jawa Barat.

Update Kareba. 2019. Anggota DPRD Tana Toraja tanggapi pemkab Tana Toraja empat kali opini WDP dari BPK, (online). (https://updatekareba.com/anggota-dprd-tana-toraja-tanggapi-soal-pemkab-tana-toraja-empat-kali-opini-wdp-dari-bpk/: diakses 3 mei 2020

Page 91: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1Kuisioner Penelitian

Perihal : Permohonan untuk Mengisi Kuesioner

Kepada

Yth. Bapak/Ibu

Di

Tempat

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Dalam menyelesaikan tugas akhir sebagai strata satu (S1) Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar,

maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul “Intergovernmental

Revenue, Ketetapan Sasaran Anggaran dan Sistem Pelaporan Terhadap

Akuntabilitas Kinerja Keuangan Dengan Sistem Pengendalian Intern Pada

Pemerintahan Kabupaten Tana Toraja”. Data yang penulis peroleh dari

Bapak/Ibu berikan akan dijamin kerahasiannya serta orientitasnyayang hanya

penulis gunakan untuk kepentingan akademis. Kejujuran dan kebenaran data

yang Bapak/Ibu berikan adalah bantuan yang tidak ternilai bagi penulis.

Penulis menyadari kesibukan dan keterbatasan yang Bapak/Ibu

miliki.Namun, penelitian ini tidak dapat penulis lakukan tanpa bantuan

Bapak/Ibu.Oleh karena itu, penulis memohon kesediaannya bapak/Ibu

meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner penelitian ini.

Demikian permohonan ini penulis ajukan, atas bantuan Bapak/Ibu penulis

ucapkan banyak terimakasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Hormat Saya

Makassar, 1 September 2020

Peneliti,

SUKMAWATI

105731109316

Page 92: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

IDENTITAS RESPONDEN

Mohon dijawab pada isian yang telah disediakan dan pililah jawaban pada

pertanyaan pilihan dengan memberikan tanda ( ) pada satu jawaban yang

sesuai dengan kondisi Bapak/Ibu.

1. Nama (boleh tidak diisi) : ……………………………………….

2. Nama SKPD : ……………………………………….

3. Umur : ……………………………………….

4. Jenis Kelamin : Pria Wanita

5. Pendidikan Terakhir : ……………………………………….

6. Jabatan : ……………………………………….

7. Lama Kerja di SKPD : ……. Tahun……..Bulan

Cara Pengisian Kuesioner

Bapak/Ibu cukup memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban yang

tersedia (rentang angka dari 1 sampai 5). Setiap pernyataan mengharapkan

hanya satu jawaban dan setiap angka akan mewakili tingkat kesesuaian dengan

pendapat yang diberikan:

1 = Sangat Tidak Setuju

2 = Tidak Setuju

3 = Ragu-Ragu/Netral

4 = Setuju

5 = Sangat Setuju

Page 93: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

A. DAFTAR PERNYATAAN UNTUK VARIABEL INTERGOVERNMENTAL

REVENUE ( )

No PERNYATAAN PILIHAN

SS

(5)

S

(4)

N

(3)

TS

(2)

STS

(1)

Bagaimana pendapat anda mengenai pernyataan berikut:

1 Dana Alokasi Umum yang diberikan

pemerintah pusat sudah dialokasikan

secara tepat sesuai dengan program

yang dijalankan.

2 Dana Alokasi Khusus yang diberikan

pemerintah pusat sudah dialokasikan

secara tepat sesuai dengan program

yang dijalankan.

3 Dana Bagi Hasil yang diberikan

pemerintah pusat sudah dialokasikan

secara tepat sesuai dengan program

yang dijalankan.

Sumber: Sari (2017)

B. DAFTAR PERNYATAAN UNTUK VARIABEL KETEPATAN SASARAN

ANGGARAN ( )

NO

PERNYATAAN

PILIHAN

SS

(5)

S

(4)

N

(3)

TS

(2)

STS

(1)

Bagaimana pendapat anda mengenai pernyataan berikut:

1 Ada kejelasan sasaran anggaran pada

satuan kerja ini.

2 Adanya spesifikasi sasaran anggaran

pada satuan kerja.

3 Kepentingan sasaran anggaran pada

setiap program bisa diketahui.

Page 94: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

4 Outcame/hasil yang dicapai pada setiap

program/kegiatan bisa diketahui.

5 Anggaran yang dibuat telah

mempertimbangkan skala prioritas.

6 Indikator kinerja untuk setiap kegiatan

yang tercantum dalam anggaran telah

terdefinisi dengan jelas dan terukur.

7 Ketidakjelasan sasaran anggaran perlu

dihindari dalam penentuan rencana

anggaran secara dimasing-masing unit.

8 Untuk membuat suatu laporan keuangan

diperlukan perencanaan secara

komprehensif.

9 Pimpinan dan staf

mempertanggungjawabkan

(accountable) hasil dari suatu program/

kegiatan/ proyek yang telah dilakukan.

10 Kejelasan sasaran anggaran suatu

program harus dimengerti oleh semua

aparat dan pemimpin.

11 Penyusunan laporan keuangan

disesuaikan yang sesuai dengan bidang

organisasi.

12 Pelaksanaan kegiatan telah dikontrol

dengan ukuran atau indikator kinerja

yang jelas untuk menilai tingkat

keberhasilan suatu program.

Sumber: Sari (2017)

C. DAFTAR PENYATAAN UNTUK VARIABEL SISTEM PELAPORAN ( )

NO

PERNYATAAN

PILIHAN

SS

(5)

S

(4)

N

(3)

TS

(2)

STS

(1)

Bagaimana pendapat anda mengenai pernyataan berikut:

1 Adanya pembuatan laporan mengenai

penerimaan dan pengeluaran kas yang

terjadi.

Page 95: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

2 Pertanggungjawaban terhadap

pelaksanaan anggaran harus sesuai

dengan prosedur yang telah ditetapkan

dengan menerbitkan laporan keuangan

sebagai bentuk pertanggungjawaban.

3 Kejelasan dalam pencatatan

penggunaan anggaran yang digunakan

haruslah jelas dan terperinci.

Sumber: Sella (2016)

D. PERNYATAAN UNTUK VARIABEL AKUNTABILITAS KINERJA KEUANGAN

(Y)

NO

PERNYATAAN

PILIHAN

SS

(5)

S

(4)

N

(3)

TS

(2)

STS

(1)

Bagaiamana pendapat anda mengenai pernyataan berikut:

1 Adanya keterkaitan yang erat antara

pencapaian kinerja dengan program dan

kebijakan.

2 Melakukan analisis keuangan setiap

kegiatan atau program selesai

dilaksanakan.

3 Melakukan pengecekan terhadap

jalannya program.

4 Kurangnya insentif berupa imbalan atau

pengakuan positif tidak menghambat

penggunaan informasi kinerja dalam

pengambilan keputusan organisasi.

5 Pimpinan dan pegawai

mempertanggungjawabkan

(accountable) hasil dari program yang

dilakukan.

6 Pimpinan dan pegawai selalu terlibat

bersama-sama dalam mengevaluasi

hasil suatu program/ proyek.

Sumber: Sella (2016)

Page 96: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

E. PERNYATAAN UNTUK VARIABEL MODERASI SISTEM PENGENDALIAN

INTERNAL (Z)

Keterangan:

TPD: Tidak pernah digunakan (1) SD : Sering Digunakan (4)

JSD: Jarang sekali digunakan (2) SLD : Selalu Digunakan (5)

K : Kadang-kadang (3)

NO

PERNYATAAN

PILIHAN

SLD

(5)

SD

(4)

K

(3)

JSD

(2)

TPD

(1)

Bagaiamana pendapat anda mengenai pernyataan berikut:

1 Seberapa seringkah pengendalian

kualitas operasi misalnya dengan

tabulasi data, pengelolaan data

metode sampling atau teknik statistic

lainnya, digunakan sebagai alat bantu

dalam pengambilan keputusan.

2 Seberapa seringkah pengendalian

operasi dengan cara penetapan

standar operasi prosedur berdasarkan

peraturan dan analisis selisih

digunakan sebagai alat dasar alat

pengambilan keputusan.

3 Seberapa seringkah audit atau

pemerikasaan intern digunakan

sebagai dasar alat pengambilan

keputusan.

4 Seberapa seringkah evaluasi yang

sistematis dan terjadwal digunakan

sebagai dasar alat pengambilan

keputusan.

5 Seberapa seringkah penetapan target

anggaran, digunakan sebagai dasar

alat pengambilan keputusan.

6 Seberapa seringkah rencana jangka

pendek dan jangka panjang

digunakan sebagai dasar alat

pengambilan keputusan.

Sumber: Sella (2016)

Page 97: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

Lampiran 2.Tabulasi Kuesioner

INTERGOVERNMENTAL REVENUE

NO IR1 IR2 IR3 TOTAL NO IR1 IR2 IR3 TOTAL

1 4 4 4 12 38 4 4 4 12

2 4 4 4 12 39 5 4 4 13

3 4 4 3 11 40 5 4 4 13

4 5 4 5 14 41 4 4 4 12

5 5 4 4 13 42 4 4 5 13

6 4 4 4 12 43 4 4 5 13

7 4 4 4 12 44 4 3 4 11

8 4 4 4 12 45 4 4 4 12

9 4 4 4 12 46 4 3 4 11

10 4 4 3 11 47 5 5 4 14

11 5 5 4 14 48 4 4 3 11

12 3 4 4 11 49 5 5 4 14

13 5 5 5 15 50 4 5 4 13

14 4 4 4 12 51 4 3 4 11

15 5 5 4 14 52 4 4 3 11

16 5 5 4 14 53 5 5 4 14

17 4 5 4 13 54 4 4 4 12

18 5 5 5 15 55 4 5 5 14

19 4 4 4 12 56 4 4 4 12

20 4 4 4 12 57 5 5 4 14

21 4 3 3 10 58 4 4 4 12

22 4 4 4 12 59 5 4 4 13

23 4 4 5 13 60 5 5 4 14

24 5 4 5 14

25 5 5 4 14

26 4 4 4 12

27 5 5 5 15

28 5 5 4 14

29 4 4 5 13

30 4 4 4 12

31 4 4 5 13

32 4 5 5 14

33 4 4 4 12

34 4 4 4 12

35 5 5 3 13

36 5 5 5 15

37 3 3 4 10

Page 98: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

KETETAPAN SASARA ANGGARAN

NO KS1 KS2 KS3 KS4 KS5 KS6 KS7 KS8 KS9

KS10

KS11

KS12

TOTAL

1 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 45

2 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 54

3 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 52

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 50

5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 46

6 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 53

7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

8 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 54

9 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 52

10 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 54

11 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 51

12 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 55

13 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 54

14 5 4 5 3 3 3 3 4 3 5 5 4 47

15 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 55

16 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 55

17 4 4 4 3 4 4 5 5 5 5 4 4 51

18 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 59

19 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 52

20 4 4 4 4 4 4 5 3 3 3 5 4 47

21 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 52

22 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 50

23 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 57

24 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 59

25 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 53

26 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 49

27 5 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 45

28 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 52

29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

31 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 47

32 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 47

33 3 4 3 4 4 4 5 5 4 4 5 5 50

34 4 4 3 3 3 4 4 5 3 5 4 4 46

35 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 53

36 3 3 3 3 3 3 5 4 5 5 5 5 47

37 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 43

38 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 50

Page 99: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

39 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 50

40 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 56

41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

42 3 3 4 4 4 4 5 3 3 4 4 4 45

43 3 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 53

44 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 53

45 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 3 4 52

46 4 3 4 3 4 4 5 4 5 3 4 4 47

47 3 3 3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 47

48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

49 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 5 5 48

50 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 56

51 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 54

52 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 53

53 4 3 4 3 4 4 5 4 3 4 4 4 46

54 4 4 4 4 3 4 5 5 5 4 4 5 51

55 3 3 3 4 5 4 5 5 4 4 4 4 48

56 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 3 48

57 3 3 3 3 3 3 5 4 5 5 5 4 46

58 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 5 5 48

59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

Page 100: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

SISTEM PELAPORAN

NO SP1 SP2 SP3 TOTAL

1 4 5 5 14

2 4 5 5 14

3 5 5 5 15

4 4 4 5 13

5 5 5 5 15

6 4 5 5 14

7 4 4 4 12

8 5 4 4 13

9 4 5 5 14

10 5 5 5 15

11 4 4 4 12

12 5 4 4 13

13 4 4 5 13

14 4 5 5 14

15 5 5 5 15

16 5 5 5 15

17 4 5 5 14

18 5 5 5 15

19 4 4 5 13

20 5 5 4 14

21 4 4 4 12

22 4 5 5 14

23 4 5 5 14

24 5 5 5 15

25 4 4 5 13

26 4 4 4 12

27 5 5 5 15

28 5 5 5 15

29 4 5 5 14

30 4 4 4 12

31 5 5 5 15

32 5 5 5 15

33 4 4 5 13

34 5 5 5 15

35 3 5 5 13

36 4 4 5 13

37 3 4 4 11

38 4 4 5 13

39 3 4 5 12

Page 101: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

40 3 4 4 11

41 5 5 5 15

42 5 4 5 14

43 5 5 5 15

44 3 4 5 12

45 4 4 4 12

46 4 5 5 14

47 5 5 5 15

48 5 4 5 14

49 4 5 5 14

50 5 5 5 15

51 4 4 4 12

52 4 5 5 14

53 4 5 5 14

54 3 4 5 12

55 5 5 5 15

56 4 4 4 12

57 4 4 4 12

58 4 5 5 14

59 5 5 5 15

60 4 5 5 14

Page 102: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

AKUNTABILITAS KINERJA KEUANGAN

NO AK1 AK2 AK3 AK4 AK5 AK6 TOTAL

1 3 4 4 4 4 4 23

2 4 4 4 4 4 4 24

3 4 4 4 4 4 4 24

4 4 4 4 5 5 5 27

5 4 3 4 4 4 4 23

6 4 4 4 4 5 4 25

7 3 4 4 4 4 4 23

8 4 4 4 4 4 4 24

9 4 4 4 4 4 4 24

10 2 3 3 3 5 5 21

11 4 4 4 3 4 3 22

12 3 3 3 4 5 5 23

13 4 4 4 5 5 5 27

14 3 3 3 4 4 4 21

15 4 4 5 5 5 5 28

16 5 4 4 4 5 5 27

17 4 4 4 4 5 5 26

18 4 4 5 5 5 5 28

19 4 4 4 4 5 5 26

20 4 4 4 4 4 4 24

21 4 4 4 4 4 4 24

22 4 4 4 5 5 5 27

23 4 4 4 5 5 5 27

24 4 5 5 5 5 5 29

25 4 4 4 4 4 5 25

26 4 4 4 4 4 4 24

27 4 5 4 5 4 4 26

28 3 4 3 4 4 4 22

29 3 3 4 4 4 4 22

30 3 4 4 4 4 4 23

31 4 4 4 4 4 4 24

32 4 4 4 4 4 4 24

33 3 4 5 5 5 5 27

34 4 4 4 4 4 4 24

35 4 4 4 4 4 5 25

36 3 4 4 4 5 5 25

37 4 4 4 5 5 5 27

38 4 4 4 4 5 5 26

39 3 4 4 5 5 5 26

Page 103: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

40 4 4 4 5 5 5 27

41 3 4 4 4 4 4 23

42 4 3 4 4 4 5 24

43 3 3 4 4 4 4 22

44 4 4 5 5 5 5 28

45 4 4 4 4 5 5 26

46 3 3 3 4 5 5 23

47 4 4 4 4 4 4 24

48 3 4 4 4 4 4 23

49 4 4 4 4 5 5 26

50 3 3 4 4 5 5 24

51 3 3 4 5 5 5 25

52 3 3 4 4 4 4 22

53 4 4 4 4 4 5 25

54 4 4 4 4 4 5 25

55 4 4 4 4 5 5 26

56 4 4 4 4 4 5 25

57 3 4 4 4 4 5 24

58 4 4 4 4 4 4 24

59 3 3 4 3 5 5 23

60 4 4 4 4 5 5 26

Page 104: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

NO SPI1 SPI2 SPI3 SPI4 SPI5 SPI6 TOTAL

1 4 4 4 3 4 4 23

2 4 4 4 3 4 4 23

3 4 4 4 3 4 4 23

4 3 3 4 4 4 4 22

5 3 3 4 4 4 4 22

6 3 3 4 4 4 4 22

7 4 4 4 4 4 4 24

8 4 4 4 4 4 4 24

9 4 4 4 4 4 4 24

10 4 3 4 4 4 4 23

11 4 4 4 4 4 3 23

12 4 4 4 3 5 5 25

13 4 3 2 3 3 3 18

14 4 3 3 2 2 3 17

15 3 4 4 4 4 4 23

16 3 4 4 4 4 4 23

17 1 2 3 2 4 2 14

18 4 3 3 3 3 3 19

19 1 4 5 4 2 2 18

20 1 4 5 4 2 2 18

21 1 4 5 4 2 2 18

22 1 4 5 4 2 2 18

23 2 3 4 4 4 5 22

24 4 4 5 5 5 4 27

25 4 4 5 4 4 5 26

26 4 4 4 4 4 4 24

27 3 3 3 3 3 3 18

28 3 3 3 3 3 3 18

29 4 4 5 4 3 3 23

30 4 3 4 4 3 4 22

31 4 4 4 3 3 3 21

32 3 4 4 4 3 3 21

33 4 4 3 3 4 4 22

34 5 5 5 5 5 5 30

35 5 5 5 5 5 5 30

36 3 3 3 4 4 3 20

37 2 3 3 3 3 3 17

38 4 4 4 4 4 4 24

39 4 4 4 4 4 4 24

Page 105: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

40 1 4 4 4 3 1 17

41 3 3 3 3 3 3 18

42 3 3 4 4 4 5 23

43 4 5 5 4 4 4 26

44 3 3 4 4 4 4 22

45 4 3 3 4 4 4 22

46 4 4 4 5 4 4 25

47 3 3 4 3 4 4 21

48 3 4 4 4 4 4 23

49 3 3 3 3 3 3 18

50 1 4 5 4 2 2 18

51 4 4 4 4 4 4 24

52 4 4 4 4 4 4 24

53 4 3 3 4 4 4 22

54 4 5 5 4 4 4 26

55 3 3 4 4 4 5 23

56 3 3 4 4 4 4 22

57 3 4 4 4 4 4 23

58 3 4 4 4 4 4 23

59 5 5 5 5 5 5 30

60 3 4 5 5 5 5 27

Page 106: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

Lampiran 3.Statistik Deskriptif Responden dan Variabel

1. Statistik Deskriptif Responden

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid

Percent Cumulative

Percent

Valid Lakii-Laki 16 26.7 26.7 26.7

Perempuan 44 73.3 73.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

Umur

Frequency Percent Valid

Percent Cumulative Percent

Valid 20-30 Tahun 2 3.3 3.3 3.3

31-40 Tahun 15 25.0 25.0 28.3

41-50 Tahun 30 50.0 50.0 78.3

>50 Tahun 13 21.7 21.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

Masa Kerja

Frequency Percent Valid

Percent Cumulative Percent

Valid 1-5 Tahun 25 41.7 41.7 41.7

6-10 Tahun 22 36.7 36.7 78.3

> 10 Tahun 13 21.7 21.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

Page 107: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

Tingkat Pendidikan

Frequency Percent Valid

Percent Cumulative Percent

Valid D3 7 11.7 11.7 11.7

S1 48 80.0 80.0 91.7

S2 5 8.3 8.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

2. Statistik Deskriptif Variabel

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Mean.X1 60 10.00 15.00 12.67 1.258

Mean.X2 60 43.00 59.00 50.38 3.697

Mean.X3 60 11.00 15.00 13.63 1.207

Mean.Y 60 21.00 29.00 24.70 1.871

Mean.Z 60 14.00 30.00 22.17 3.361

Valid N

(listwise)

60

Page 108: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

3. Statistik Deskriptif Pernyataan

a. Intergovernmental Revenue (X1)

Statiscs

IR1 IR2 IR3 TOTAL

N Valid 60 60 60 60

Missing 0 0 0 0

Mean 4.32 4.23 4.12 12.67

Std. Error

of Mean .069 .077 .072 .162

Median 4.00 4.00 4.00 12.50

Mode 4 4 4 12

Std.

Deviation .537 .593 .555 1.258

Variance .288 .351 .308 1.582

Range 2 2 2 5

Minimum 3 3 3 10

Maximum 5 5 5 15

Sum 259 254 247 760

b. Ketetapan Sasaran Anggaran (X2)

KS1 KS2 KS3 KS4 KS5 KS6

N Valid 60 60 60 60 60 60

Missing 0 0 0 0 0 0

Mean 4.23 3.98 4.00 3.98 4.13 4.12

Std. Error of

Mean .084 .077 .075 .073 .077 .059

Median 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00

Mode 4 4 4 4 4 4

Std.

Deviation .647 .596 .582 .567 .596 .454

Variance .419 .356 .339 .322 .355 .206

Range 2 2 2 2 2 2

Minimum 3 3 3 3 3 3

Maximum 5 5 5 5 5 5

Sum 254 239 240 239 248 247

Page 109: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

KS7 KS8 KS9 KS10 KS11 KS12 TOTAL

N

Valid 60 60 60 60 60 60 60

Missin

g 0 0 0 0 0 0 0

Mean 4.48 4.35 4.15 4.28 4.33 4.33 50.38

Std. Error of Mean .081 .075 .085 .072 .074 .066 .477

Median 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 50.00

Mode 5 4 4 4 4 4 48

Std. Deviation .624 .577 .659 .555 .572 .510 3.697

Variance .390 .333 .435 .308 .328 .260 13.664

Range 2 2 2 2 2 2 16

Minimum 3 3 3 3 3 3 43

Maximum 5 5 5 5 5 5 59

Sum 269 261 249 257 260 260 3023

c. Sistem Pelaporan (X3)

Statistics

SP1 SP2 SP3 TOTAL

N Valid 60 60 60 60

Missing 0 0 0 0

Mean 4.28 4.58 4.77 13.63

Std. Error of Mean .083 .064 .055 .156

Median 4.00 5.00 5.00 14.00

Mode 4 5 5 14a

Std. Deviation .640 .497 .427 1.207

Variance .410 .247 .182 1.456

Range 2 1 1 4

Minimum 3 4 4 11

Maximum 5 5 5 15

Sum 257 275 286 818

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Page 110: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

d. Akuntabilitas Kinerja Keuangan (Y)

Statistics

AK1 AK2 AK3 AK4 AK5 AK6 TOTAL

N Valid 60 60 60 60 60 60 60

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Mean 3.67 3.83 4.00 4.18 4.47 4.55 24.70

Std. Error of Mean .070 .059 .053 .065 .065 .069 .242

Median 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 24.00

Mode 4 4 4 4 4 5 24

Std. Deviation .542 .457 .412 .504 .503 .534 1.871

Variance .294 .209 .169 .254 .253 .286 3.502

Range 3 2 2 2 1 2 8

Minimum 2 3 3 3 4 3 21

Maximum 5 5 5 5 5 5 29

Sum 220 230 240 251 268 273 1482

e. Sistem Pengendalian Intern (Z)

Statistics

SPI1 SPI2 SPI3 SPI4 SPI5 SPI6 TOTAL

N Valid 60 60 60 60 60 60 60

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Mean 3.32 3.70 4.00 3.82 3.75 3.77 22.35

Std. Error of Mean .129 .083 .089 .084 .097 .117 .426

Median 3.50 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 23.00

Mode 4 4 4 4 4 4 23

Std. Deviation 1.000 .646 .689 .651 .751 .909 3.298

Variance 1.000 .417 .475 .423 .564 .826 10.875

Range 4 3 3 3 3 4 16

Minimum 1 2 2 2 2 1 14

Maximum 5 5 5 5 5 5 30

Sum 199 222 240 229 225 226 1341

Page 111: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

Lampiran 4.Uji Kualitas Data

1. Uji Validitas Data

a. Intergovernmental Revenue

Correlations

IR1 IR2 IR3 TOTAL

IR1

Pearson

Correlation 1 .616

** .158 .787

**

Sig. (2-tailed) .000 .227 .000

N 60 60 60 60

IR2

Pearson

Correlation .616

** 1 .225 .834

**

Sig. (2-tailed) .000 .084 .000

N 60 60 60 60

IR3

Pearson

Correlation .158 .225 1 .615

**

Sig. (2-tailed) .227 .084 .000

N 60 60 60 60

TOTAL

Pearson

Correlation .787

** .834

** .615

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 60 60 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

b. Ketetapan Sasaran Anggaran

KS1 KS2 KS3 KS4 KS5 KS6 KS7

KS1

Pearson Correlation 1 .625** .495

** .195 .182 .252 -.032

Sig. (2-tailed) .000 .000 .135 .165 .053 .807

N 60 60 60 60 60 60 60

KS2

Pearson Correlation .625** 1 .342

** .300

* .293

* .320

* .068

Sig. (2-tailed) .000 .008 .020 .023 .013 .608

N 60 60 60 60 60 60 60

KS3

Pearson Correlation .495** .342

** 1 .513

** .293

* .320

* .047

Sig. (2-tailed) .000 .008 .000 .023 .013 .723

N 60 60 60 60 60 60 60

KS4 Pearson Correlation .195 .300* .513

** 1 .508

** .468

** .119

Page 112: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

Sig. (2-tailed) .135 .020 .000 .000 .000 .366

N 60 60 60 60 60 60 60

KS5

Pearson Correlation .182 .293* .293

* .508

** 1 .630

** .325

*

Sig. (2-tailed) .165 .023 .023 .000 .000 .011

N 60 60 60 60 60 60 60

KS6

Pearson Correlation .252 .320* .320

* .468

** .630

** 1 .276

*

Sig. (2-tailed) .053 .013 .013 .000 .000 .033

N 60 60 60 60 60 60 60

KS7

Pearson Correlation -.032 .068 .047 .119 .325* .276

* 1

Sig. (2-tailed) .807 .608 .723 .366 .011 .033

N 60 60 60 60 60 60 60

KS8

Pearson Correlation .231 .411** .151 .173 .256

* .359

** .087

Sig. (2-tailed) .075 .001 .248 .185 .048 .005 .508

N 60 60 60 60 60 60 60

KS9

Pearson Correlation .036 .136 .177 .279* .164 .110 .274

*

Sig. (2-tailed) .786 .301 .177 .031 .211 .401 .034

N 60 60 60 60 60 60 60

KS10

Pearson Correlation .143 .219 .262* .069 .089 .068 -.011

Sig. (2-tailed) .276 .092 .043 .600 .500 .604 .936

N 60 60 60 60 60 60 60

KS11

Pearson Correlation -.030 .017 .305* .226 .017 .043 .111

Sig. (2-tailed) .817 .900 .018 .082 .900 .742 .400

N 60 60 60 60 60 60 60

KS12

Pearson Correlation -.086 .130 .114 .313* .074 .122 .071

Sig. (2-tailed) .516 .322 .385 .015 .572 .353 .590

N 60 60 60 60 60 60 60

TOTAL

Pearson Correlation .486** .610

** .630

** .642

** .592

** .599

** .374

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .003

N 60 60 60 60 60 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 113: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

KS8 KS9 KS10 KS11 KS12 TOTAL

KS1

Pearson Correlation .231 .036 .143 -.030 -.086 .486**

Sig. (2-tailed) .075 .786 .276 .817 .516 .000

N 60 60 60 60 60 60

KS2

Pearson Correlation .411** .136 .219 .017 .130 .610

**

Sig. (2-tailed) .001 .301 .092 .900 .322 .000

N 60 60 60 60 60 60

KS3

Pearson Correlation .151 .177 .262* .305

* .114 .630

**

Sig. (2-tailed) .248 .177 .043 .018 .385 .000

N 60 60 60 60 60 60

KS4

Pearson Correlation .173 .279* .069 .226 .313

* .642

**

Sig. (2-tailed) .185 .031 .600 .082 .015 .000

N 60 60 60 60 60 60

KS5

Pearson Correlation .256* .164 .089 .017 .074 .592

**

Sig. (2-tailed) .048 .211 .500 .900 .572 .000

N 60 60 60 60 60 60

KS6

Pearson Correlation .359** .110 .068 .043 .122 .599

**

Sig. (2-tailed) .005 .401 .604 .742 .353 .000

N 60 60 60 60 60 60

KS7

Pearson Correlation .087 .274* -.011 .111 .071 .374

**

Sig. (2-tailed) .508 .034 .936 .400 .590 .003

N 60 60 60 60 60 60

KS8

Pearson Correlation 1 .483** .479

** -.103 .115 .572

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .435 .381 .000

N 60 60 60 60 60 60

KS9

Pearson Correlation .483** 1 .345

** .090 .252 .539

**

Sig. (2-tailed) .000 .007 .495 .052 .000

N 60 60 60 60 60 60

KS10

Pearson Correlation .479** .345

** 1 .391

** .260

* .516

**

Sig. (2-tailed) .000 .007 .002 .045 .000

N 60 60 60 60 60 60

KS11

Pearson Correlation -.103 .090 .391** 1 .600

** .403

**

Sig. (2-tailed) .435 .495 .002 .000 .001

N 60 60 60 60 60 60

KS12

Pearson Correlation .115 .252 .260* .600

** 1 .444

**

Sig. (2-tailed) .381 .052 .045 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60

TOTAL Pearson Correlation .572** .539

** .516

** .403

** .444

** 1

Page 114: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000

N 60 60 60 60 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

c. Sistem Pelaporan

Correlations

SP1 SP2 SP3 TOTAL

SP1

Pearson Correlation 1 .430** .184 .773

**

Sig. (2-tailed) .001 .159 .000

N 60 60 60 60

SP2

Pearson Correlation .430** 1 .573

** .843

**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .000

N 60 60 60 60

SP3

Pearson Correlation .184 .573** 1 .687

**

Sig. (2-tailed) .159 .000 .000

N 60 60 60 60

TOTAL

Pearson Correlation .773** .843

** .687

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 60 60 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

d. Akuntabilitas Kinerja Keuangan

Correlations

AK1 AK2 AK3 AK4 AK5 AK6 TOTAL

AK1

Pearson Correlation 1 .524** .380

** .228 .021 .059 .595

**

Sig. (2-tailed) .000 .003 .080 .875 .657 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

AK2

Pearson Correlation .524** 1 .450

** .356

** -.025 -.035 .590

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .005 .852 .792 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

AK3

Pearson Correlation .380** .450

** 1 .490

** .164 .154 .659

**

Sig. (2-tailed) .003 .000 .000 .211 .240 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

AK4 Pearson Correlation .228 .356** .490

** 1 .392

** .374

** .727

**

Page 115: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

Sig. (2-tailed) .080 .005 .000 .002 .003 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

AK5

Pearson Correlation .021 -.025 .164 .392** 1 .731

** .591

**

Sig. (2-tailed) .875 .852 .211 .002 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

AK6

Pearson Correlation .059 -.035 .154 .374** .731

** 1 .617

**

Sig. (2-tailed) .657 .792 .240 .003 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

TOTAL

Pearson Correlation .595** .590

** .659

** .727

** .591

** .617

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

e. Sistem Pengendalian Internal

Correlations

SPI1 SPI2 SPI3 SPI4 SPI5 SPI6 TOTAL

SPI1

Pearson Correlation 1 .360** .000 .195 .581

** .624

** .716

**

Sig. (2-tailed) .005 1.000 .136 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

SPI2

Pearson Correlation .360** 1 .686

** .512

** .262

* .196 .663

**

Sig. (2-tailed) .005 .000 .000 .043 .133 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

SPI3

Pearson Correlation .000 .686** 1 .643

** .164 .189 .560

**

Sig. (2-tailed) 1.000 .000 .000 .211 .147 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

SPI4

Pearson Correlation .195 .512** .643

** 1 .425

** .385

** .694

**

Sig. (2-tailed) .136 .000 .000 .001 .002 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

SPI5

Pearson Correlation .581** .262

* .164 .425

** 1 .783

** .789

**

Sig. (2-tailed) .000 .043 .211 .001 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

SPI6

Pearson Correlation .624** .196 .189 .385

** .783

** 1 .797

**

Sig. (2-tailed) .000 .133 .147 .002 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

TOTAL Pearson Correlation .716

** .663

** .560

** .694

** .789

** .797

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

Page 116: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

N 60 60 60 60 60 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

2. Uji Reliabilitas

a. Intergovernmental Revenue

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.602 3

b. Ketetapan Sasaran Anggaran

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.768 12

c. Sistem Pelaporan

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.636 3

d. Akuntabilitas Kinerja Keuangan

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.698 6

Page 117: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

e. Sistem Pengendalian Internal

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.791 6

Page 118: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

Lampiran 5.Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 60

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std. Deviation 1.58365749

Most Extreme Differences

Absolute .077

Positive .053

Negative -.077

Kolmogorov-Smirnov Z .599

Asymp. Sig. (2-tailed) .865

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

2. Uji Multikoleniaritas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardiz

ed

Coefficient

s

t Sig. Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta

Tolerance VIF

1

(Constant) 16.962 4.161 4.077 .000

INTERGOVERME

NTAL REVENUE .547 .180 .368 3.035 .004 .888 1.126

KETETAPAN

SASARAN

ANGGARAN

.165 .058 .327 2.855 .006 .993 1.007

SISTEM

PELAPORAN -.436 .187 -.281 -2.325 .024 .892 1.121

SISTEM

PENGENDALIAN

INTERNAL

-.072 .064 -.128 -1.118 .269 .985 1.015

a. Dependent Variable: AKUNTABILITAS KINERJA KEUANGAN

3. Uji Heteroskedastisitas

Page 119: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …
Page 120: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

Lampiran 6.Uji Hipotesis

1. Analisis Regresi Berganda

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .508a .259 .219 1.655 1.567

a. Predictors: (Constant), SISTEM PELAPORAN, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN,

INTERGOVERMENTAL REVENUE

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 16.578 4.008 4.136 .000

INTERGOVERMENTAL

REVENUE .573 .181 .385 3.163 .003

KETETAPAN SASARAN

ANGGARAN .147 .058 .290 2.519 .015

SISTEM PELAPORAN -.481 .189 -.310 -2.551 .013

a. Dependent Variable: AKUNTABILITAS KINERJA KEUANGAN

Page 121: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

2. Analisis Regresi Nilai Selisih Mutlak

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .587a .345 .257 1.613

a. Predictors: (Constant), X3Z, INTERGOVERMENTAL REVENUE, KETETAPAN

SASARAN ANGGARAN, SISTEM PELAPORAN, X2Z, SISTEM PENGENDALIAN

INTERNAL, X1Z

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 50.573 17.295 2.924 .005

INTERGOVERMENTAL

REVENUE .459 1.412 .309 .325 .746

KETETAPAN SASARAN

ANGGARAN .214 .332 .423 .644 .522

SISTEM PELAPORAN -2.967 1.264 -1.914 -2.348 .023

SISTEM PENGENDALIAN

INTERNAL -1.618 .764 -2.852 -2.117 .039

X1Z .005 .064 .127 .075 .940

X2Z -.002 .015 -.209 -.140 .889

X3Z .115 .056 3.301 2.041 .046

a. Dependent Variable: AKUNTABILITAS KINERJA KEUANGAN

Page 122: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …
Page 123: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …
Page 124: INTERGOVERNMENTAL REVENUE, KETETAPAN SASARAN ANGGARAN …

BIOGRAFI PENULIS

Sukmawati, Lahir pada tanggal 23 agustus 1998 di

kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan.

Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara,

buah hati dari pasangan Bapak Sarlan Makkawaru dan

Ibu Marjati. Penulis sekarang bertempat tinggal di RT.

Durian , Kelurahan talion, Kecamatan Rembon, Kabupaten Tana Toraja.

Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-Kanak (TK) Aisyiyah Bustanul

Athfal lulus pada tahun 2004. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di

bangku Sekolah Dasar di Madrasah Ibtidaiyah Rembon lulus pada tahun 2010.

Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah

Negeri Rantepao lulus pada tahun 2013, kemudian penulis melanjutkan

pendidikan ke tingkat SMA di Madrasah Aliyah Negeri Makale lulus pada tahun

2016. Pada tahun 2016 penulis terdaftar sebagai mahasiswa program studi

Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar Program Strata Satu (S1) dan

pada tahun 2021 telah menyandang gelas S.Ak.