lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5711/2/bab ii.pdf, dan . slow...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Freezing
Freezing atau pembekuan menurut Noman N. Potter (1986) dalam bukunya yang
berjudul Food Science, menjelaskan bahwa freezing dapat terjadi ketika sebuah air
berada pada suhu dingin mulai dari 0°C hingga sekitaar -18°C, dan mengalami
proses kristalisasi hingga membeku (hlm. 231). Proses kistalisasi hanya akan
sempurna pada objek air murni, sedangkan objek lainnya hanya akan mengalami
penurunan suhu dan sedikit perubahan pada teksturnya. Media pembekuan akan
membuat objek didalamnya mengeluarkan suhu panas, menguap dan suhu akan
terus menurun hingga mencapai titik beku.
Proses freezing menurut Lester E. Jeremiah dalam bukunnya yang berjudul
Freezing Effects on Food Quality (1996) terjadi karena adanya keterlibatan antara
air dan suhu rendah. Dalam proses freezing pada umumnya dibagi menjadi 2,
yaitu dual cooling rates, dan slow cooling. Dual cooling rates merupakan proses
freezing dengan waktu yang lebih cepat dibanding slow cooling (hlm 92).
Dari penjelasan dua teori tersebut, kesimpulan yang diambil mengenai
pengertian dari freezing adalah proses penurunan suhu pada suatu objek (air)
hingga terjadinya kristalisasi dan seluruh objek membeku.
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
5
2.1.1. Jenis Freezing
Dalam buku berjudul Handbook of Food Products Manufacturing milik Y. H. Hui
tahun 2007, menjelaskan bahwa untuk menyimpan suatu produk dengan
menggunakan metode freezing, dapat membuat produk tersebut lebih lama
disimpan, dan tetap segar (hlm. 899). Terdapat beberapa metode freezing, yaitu :
1. Sharp Freezing
Pembekuan suatu produk yang disusun dalam sebuah rak yang saling
bertimpa dan disimpan dalam sebuah ruangan bersuhu antara -20°C sampai -
40°C dalam kurun waktu 3 - 72 jam.
2. Plate Freezing
Pembekuuan suatu produk dengan cara ditekan dengan lempenan alumunium
dingin dari segala sisi hingga berbentuk kubus.
3. Blast Freezing
Pembekuan dengan menggunakan suhu udara antara 0-40°F untuk
menghilangkan uap panas dari produk. Ada beberapa cara dalam metode
Blast Freezing ini, antara lain :
4. Tunnel Freezing
Produk yang didinginkan dengan cara diletakkan di nampan berjalan
melewati terowongan yang akan meniupkan udara dingin ke produk tersebut
dari segala sisi. Berbagai jenis produk mulai jadi berbeda bentuk dan ukuran,
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
6
dapat menggunakan metode Tunnel Freezing, tetapi proses ini memakan
waktu cukup lama.
5. Fuildized Bed Freezing
Produk yang didinginkan dengan cara digantung, dan ditiup dengan udara
dingin. Metode ini memakan waktu yang lebih sedikit dibanding Tunnel
Freezing, tergantung dari ukuran produk yang didinginkan.
a. Cyogenic Freezing
Pembekuan dengan suhu ekstrim dan memakan waktu yang relatif
cepat.
b. Pressure Shift Freezing
Pembekuan dengan penekanan udara dingin secara tiba-tiba tanpa
melalui proses kristalisasi.
William B. Bald dalam bukunya yang berjudul Food Freezing: Today and
Tomorrow (1991) menjelaskan bahwa produk yang di freeze akan mengalami
pembekuan dari lapisan terluar hingga seluruh bagian ikut membeku (hlm. 19).
Proses yang terjadi pertama adalah pengkristalan air, dan selanjutnya berubah
menjadi es.
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
7
Jenis ukuran freezing dibagi menjadi 3, antara lain:
1. Slow Freezing
Bersuhu antara -1°C sampai -10°C perjam. Proses yang terjadi adalah
kristalisasi es dalam yang semakin membesar dan berkonsentrasi pada titik
tertentu hingga seluruh air mengalami kristalisasi.
2. Commercial Freezing
Bersuhu antara -10°C sampai -50°C.
3. Rapid Freezing
Bersuhu dibawah -50°C. Proses yang terjadi adalah pengkristalan es yang
lebih sedikit dibanding slow freezing. Hal ini dapat menyebabkan berubahnya
bentuk produk yang di freeze.
Berdasarkan penjelasan mengenai jenis freezing diatas, dapat disimpulkan
bahwa jenis freezing pada umumnya dibagi dalam perbedaan suhu, dan waktu.
Faktor seperti ukuran baik tempat penyimpanan atau freezer, ukuran produk dan
packaging atau kemasan juga mempengaruhi.
2.1.2. Efek Freezing
J. S. Pruthi (1999) dalam bukunya yang berjudul Quick Freezing Preservation of
Foods: Principles Practices R&D Needs, mejelaskan efek freezing pada setiap
makanan berbeda (hlm. 151). Seperti pada roti, remah atau ragi akan lebih keras
dan garing bila didinginkan pada suhu -30°C, dan akan terus bertambah keras
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
8
hingga semua permukaan roti membeku. Lamanya proses pembekuan tergantung
dari beberapa faktor seperti tekanan angin, suhu udara, kelembapan, jenis
pembungkus, serta bentuk dan berat dari roti itu sendiri.
Sedangkan pada kue, proses pendinginan pada suhu -26°C dapat
meningkatkan kadar gula, dan mengurangi kadar air. Suhu yang
direkomendasikan adalah sekitar -17°C sampai -18°C. Kue yang didinginkan
sebaiknya tidak melebihi waktu 1 sampai 2 minggu karena dapat mengurangi
kelembapan pada kue sehingga membuat teksturnya berubah drastis. Dan untuk
pelengkap seperti whipped cream, direkomendasikan untuk didinginkan dibawah
suhu -23°C dan jangan melebihi kurun waktu sebulan karena dapat menimbulkan
bau tak sedap.
Lester E. Jeremiah juga menjelaskan efek freezing pada produk daging.
Daging memiliki sifat yang mudah membeku, tetapi sulit untuk diolah karena
harus menunggu cukup lama untuk daging kembali melunak untuk dipotong.
Meskipun begitu, daging yang disimpan dalam freezer bisa bertahan dalam kurun
waktu beberapa hari hingga mingguan.
Kualitas daging yang di freeze berubah tergantung dari proses selama
pembekuan, penyimpanan, pemasakan, penyajian, hingga dikonsumsi (hlm. 96).
Pada umumnya perubahan terjadi pada warna daging dimana tidak menutup
kemungkinan kualitas daging jug berubah.
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
9
Efek freezing juga ditentukan dari ukuran freezer, ukuran objek yang di
freeze, pembungkus atau packaging, suhu, dan waktu proses freezing. Suhu
freezer yang baik untuk penyimpanan makanan adalah sekitar -18°C (10°F).
Dari penjelasan teori mengenai efek freezing diatas, penulis
menyimpulkan efek freezing pada makanan berbeda-beda tergantung dari jenis
makanannya. Pada umumnya efek yang terjadi adalah produk makanan akan
mengeras dan membeku.
2.2. Camilan
Edmund W. Lussas dan Lloyd W. Rooney (2001) dalam bukunya berjudul Snack
Food Processing, menjelaskan cemilan atau snack biasanya dimakan diwaktu-
waktu tertentu, pada umumnya adalah disaat jam 11 atau antara jam sarapan
hingga sebelum makan siang, dan sore hari sekitar jam 3 hingga sebelum makan
malam. Cemilan pada umumnya berbentuk cukup kecil untuk ukuran sekali gigit,
dan mudah dipegang dengan dua jari (hlm. 29).
Awal cemilan muncul adalah pada tahun 1853, dimana keripik kentang
pertama kali disajikan dalam sebuah restoran, dan selanjutnya menjadi terkenal
pada tahun 1895. Tetapi pada tahun 1960-1970, keripik kentang dinilai tidak
memiliki kandungan nutrisi sehingga disebut sebagai junkfood. Pada tahun 1990,
proses pembuatan cemilan mengalami perubahan, dari awalnya menggunakan
metode menggoreng, mejadi metode memanggang.
Menurut R. Gordon Booth (1990) dalam bukunya yang berjudul Snack
Food membagi cemilan dalam berbagai jenis rasa (hlm. 7), antara lain :
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
10
1. Netral , contoh : sereal dan susu
2. Asam , contoh : yogurt
3. Asin , contoh : keju
4. Manis , contoh : cokelat
5. Pahit , contoh : kacang almond
Rasa dalam camilan ini bukan keseluruhan rasanya adalah hanya 1 rasa,
tetapi bisa saja dalam 1 cemilan terdapat berbagai campuran rasa.
Dari penjelasan mengenai teori camilan diatas, penulis menyimpulkan bahwa
camilan adalah makanan yang memiliki ukuran cukup kecil dengan berbagai rasa
yang bisa dipadukan. Camilan biasa dikonsumsi saat waktu luang atau sebagai
makanan penutup.
2.3. Buku
DiMarco dalam bukunya yang berjudul Digital Design for Print and Web (2010),
menjelaskan bahwa buku berisi informasi berupa teks dan gambar yang diurutkan
menjadi suatu kesatuan yang utuh. Dalam perancangan buku, struktur dan
keterbacaan elemen yang terdapat dalam buku tersebut harus diperhatikan agar
dapat memberikan sebuah pengalam pribadi tersendiri bagi pembaca. Buku juga
memiliki banyak jenis dengan fungsi masing-masing, seperti buku pendidikan,
informasi, hiburan, dan lain-lain (hlm 112).
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
11
Buku resep menurut Adam Gopik dalam bukunya yang berjudul What’s
the recipe? Our Hunger for Cookbooks (2010) menjelaskan bahwa buku resep
termasuk kedalam kategori buku masak atau cookbooks (hlm. 16). Buku masak
memiliki kelebihan yaitu simple tetapi tetap menunjukkan sisi elegan sesuai
dengan siapa yang membuat buku tersebut, seperti contohnya koki terkenal.
Makanan pada setiap buku masak harus diuji dari berbagai penilaian seperti rasa,
tampilan, dan kebersihan.
2.3.1. Unsur Buku
Menurut Bienert Andrea Guan (2012) dalam bukunya yang berjudul Book Design,
buku memiliki banyak unsur di dalamnya (hlm. 8), antara lain :
1. Cover
Cover merupakan bagian terpenting karena coverlah yang akan memberikan
kesan ke calon pembaca. Sebuah cover biasanya bertuliskan judul, pengarang,
dan keterangan lainnya beserta gambar dan warna. Warna dalam cover juga
bisa menjadi gambaran dari konten di dalam buku.
2. Fly Page
Fly Page adalah bagian antara cover dan isi buku yang biasanya bertuliskan
judul, pengarang, copyright, dan sebagainya. Beberapa buku menggunakan
kertas special untuk bagian fly page untuk menambah kesan estetisnya.
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
12
3. Konten
Permainan font dan warna banyak digunakan para desainer dalam menyusun
sebuah konten agar pembaca tidak mudah bosan.
4. Copyright
Berisi informasi mengenai siapa pengarang, penerbit, dan dimana buku
tersebut dibuat, dan informasi lain seperti ISBN dan hak cipta.
Dari teori mengenai buku, dapat disimpulkan bahwa buku adalah sebuah
wujud kesatuan yang berisi informasi baik berupa teks atau gambar, dan memiliki
beragam jenis dan fungsi sesuai dengan jenis buku tersebut.
2.3.2. Kertas
Dameria (2008) dalam bukunya yang berjudul Basic Printing menjelaskan
mengenai kertas yang berasal dari serat selulosa dan bahan-bahan lain, dan
kemudian diproses hingga menjadi kertas (hlm. 11). Kertas memiliki banyak
karakteristik dan kualitas tergantung jadi jenis golongannya. Berikut adalah
golongan-golongan pada kertas, antara lain :
1. Permukaan
Permukaan kertas dibagi menjadi dua, yaitu uncoated dan coated. Uncoated
adalah kertas yang memiliki pori-pori yang besar sehingga daya serapnya
tinggi dan mudah robek. Contoh kertas uncoated adalah kertas HVS dan
koran. Sedangkan kertas coated adalah kertas yang memiliki lapisan yang
terbuat dari zat kapur, sehingga pori-porinya tidak besar dan daya serapnya
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
13
juga rendah. Zat kapur ini juga membuat tampilan kertas coated menjadi
mengkilap dan licin. Contoh kertas coated adalah Artpaper.
2. Serat
Serat yag digunakan dalam membuat kertas dibagi menjadi 2, yaitu serat kayu
dan bebas kayu. Kertas yang terbuat dari serat kayu tergolong lebih murah
karena kualitasnya juga tidak sebanding dengan kertas yang menggunakan
serat bebas kayu. Kertas dengan serat kayu dapat menguning bila terkena
matahari atau disimpan terlalu lama, sedangkan kertas dengan serat bebas
kayu lebih tahan lama dan tidak mudah menguning.
3. Ketebalan
Ketebalan kertas dihitung dari berat gram per meter persegi. Kertas dapat
digolongkan menjadi 4 jenis berdasarkan berat dan ketebalannya. 16gr
sampai 200gr adalah berat rata-rata kertas biasa. 140gr sampai 450gr
dikategorikan sebagai kertas karton. Kertas dengan berat lebih dari 500gr
masuk dalam kategori papan.
2.3.3. Binding
Binding menurut Ambrose and Harris pada bukunya yang berjudul Visual
Dictionary of Graphic Design (2006) adalah sebuah teknik yang menyatukan
kertas menjadi buku dengan menggunakan jaitan, lem, kawat, dan lain-lain (hlm.
186). Pada umumnya binding yang sering digunakan ada 2 macam, antara lain :
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
14
1. Perfect Binding
Binding jenis ini banyak digunakan pada buku-buku bersampul tipis seperti
novel dan lain-lain. Teknik ini menggabungkan kertas dengan menggunakan
perekat pada punggung buku.
Gambar 2.1. Perfect Binding
(Sumber: http://www.ecocolourprint.co.uk/perfect-book-binding.php)
2. Canadian atau Ring Binding
Binding jenis ini menggunakan ring berbahan metal atau plastik untuk
menyatukan kertas-kertas yang sebelumnya sudah dilubangi pada sisi
tertentu. Buku yang menggunakan ring binding ini biasanya hanya memiliki
100 lembar, karena keterbatasan ring yang tidak dapat memuat banyak
lembar kertas.
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
15
Gambar 2.2. Ring Binding
(Sumber: http://www.printninja.com/printing-products/spiral-binding)
3. Staples Binding
Binding ini menggunakan staples yang di tekan pada bagian tengah halaman
buku yang sudah dilipat. Binding staples memiliki keterbatasan lembar kertas
yang lebih sedikit dibanding ring.
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
16
Gambar 2.3. Staples Binding
(Sumber: http://www.applevisualgraphics.com/blog/bookbinding-to-perfect-bind-or-to-saddle-
stitch/)
2.4. Fotografi
Menurut John Ingledew (2005) dalam bukunya Photography, fotografi bisa
disebut sebagai sebuah gambar yang bercerita, dimana setiap orang bisa
menciptakan gambar tersebut dengan karakteristik mereka masing-masing (hlm.
10). Fotografi bisa menjadi sarana komunikasi baik di media cetak ataupun media
digital. Fotografi sekarang ini bukan hanya menghasilkan gambar dari berbagai
macam kamera, tetapi kecanggihan komputer juga ikut serta menjadi bagian
dalam membuat foto tesebut, seperti misalnya digital imaging.
Arntson juga menjelaskan mengenai fotografi dalam bukunya yang
berjudul Graphic Design Basics (2007) bahwa fotografi bisa menjadi sebuah alat
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
17
pengekspresian untuk membuktikan sesuatu (hlm. 116). Kegunaan dari fotografi
juga bukan hanya untuk bercerita, tetapi dapat juga digunakan sebagai komersial.
Fotografi pada makanan tak jauh berbeda dengan model fotografi lainnya.
Menurut Teri Campbell (2013) pada bukunya Food Photography & Lighting – A
Commercial Photographer’s Guide to Creating Irresistible Images, beberapa
unsur teknik dalam fotografi bisa mempengaruhi hasil foto dari makanan itu
sendiri. Seperti misalnya pencahayaan dapat mempengaruhi tampilan tekstur,
warna, highlight, transparency, dan sebagainya (hlm. 10).
Lou Manna (2005) dalam bukunya Digital Food Photography, juga
mengatakan selain menggunakan teknik fotografi, perlengkapan untuk
mendukung makan tersebut juga dibutuhkan, seperti alas atau wadah, tema yang
akan digunakan, warna dan tekstur dari setiap peralatan dan makanannya, porsi
ukuran makanan, serta saus dan minuman juga harus diperhatikan (hlm. 126).
Gissemann memberikan tips mengenai food photography yang dijelaskan
dalam bukunya yang berjudul Food Photography (2016) (hlm. 58), yaitu :
1. Potrait atau landscape
Istilah potrait dan landscape sudah biasa digunakan dalam dunia fotografi.
Potrait berbentuk vertikal memanjang kebawah dan memberikan efek
kedalaman dan lebih dinamis. Landscape berbentuk horizontal memanjang
kesamping dan memberikan detail yang lebih banyak dibanding potrait
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
18
2. Sudut pengambilan gambar
Pengambilan gambar pada sudut tertentu dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Eye level
Teknik eye level ini mengambil gambar dari sudut kamera yang
sejajar dengan makanan. Sudut eye level berguna untuk
menunjukkan lapisan pada makanan, seperti tampilan foto pada
burger.
Gambar 2.4. Eye Level
(Sumber: https://pbs.twimg.com/media/Bs0bjpZCAAAyJTV.jpg/)
b. Bird’s-eye View
Sudut bird’s-eye ini mengambil posisi kamera diatas makanan.
Sudut ini berguna untuk menunjukkan permukaan atas padaa
makanan yang biasanya daya tarik makanan berada pada
permukaan atas seperti pizza.
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
19
Gambar 2.5. Bird’s-eye View
(Sumber: https://i2.wp.com/herossportsgrill.com/wp-content/uploads/2015/03/slider2-
pizza.png?w=1170/)
c. Sudut tertentu
Memotret makanan dalam sudut tertentu biasanya menggunakan
sudut antara 30 sampai 70 derajat. Pengambilan gambar makanan
dengan sudut ini memberikan tampilan hampir di seluruh
permukaan makanan pada bagian depan, samping, dan atas.
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
20
Gambar 2.6. Sudut tertentu
(Sumber: http://www.soultravelmultimedia.com/wp-content/uploads/2013/06/Food-Picture-
35.jpg/)
Selain teknik, konsep juga harus diterapkan dalam fotografi. Konsep yang
sering digunakan adalah rule of thirds. Menurut Paula dalam bukunya yang
berjudul The Savvy Guide to Digital Photography (2005), rule of thirds adalah
konsep yang menggunakan pembahian kolom 3x3 dengan menempatkan objek di
salah satu persilangan antar garis yang ada (hlm. 181).
Gambar 2.7. Rule of Thirds
(Sumber:
https://books.google.co.id/books?id=C_f6r9u1BscC&pg=PA181&dq=rule+of+thirds+photograph
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
21
y&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjatYutsvHUAhXIgI8KHRWxD7UQ6AEIOTAF#v=onepage&q=
rule%20of%20thirds%20photography&f=false)
Dari teori mengenai food fotografi diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa
teknik food fotografi bukan hanya sekedar dari teknik fotografi biasa saja.
Diperlukan adanya tema dan properti yang mendukung. Selain itu pengambilan
sudut saat mengambil gambar makanan juga harus diperhatikan sesuai dengan
makanan yang difoto.
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
22
2.5. Ilustrasi
Ilustrasi menurut Amy E. Arntson (2007) dalam bukunya Graphic Design Basics,
adalah sebuah seni yang menggunakan gambar sebagai media pengekspresian
penciptanya (hlm. 154). Ilustrasi bisa berisi pesan atau makna, dan bisa juga
digunakan untuk kepentingan promosi atau komersial. Seorang illustrator
biasanya akan bekerjasama dengan desainer typo, foto, dan lainnya. Ilustrasi
biasanya lebih dipilih dibanding foto dalam beberapa hal seperti mengilustrasikan
suatu proses tertentu yang tak dapat ditangkap dengan kamera. Ilustrasi bisa
berupa karya manual dalam sebuah media nyata, ataupun digital. Ilustrasi tidak
membatasi illustrator dengan berbagai jenis art style nya, baik tradisional maupun
modern.
Setiap illustrator memiliki gaya ilustrasi masing-masing. Gaya ilustrasi ini
menjadi tanda atau ciri khas dari illustrator tersebut. Menurut Alan Male dalam
bukunya yang berjudul Illustration: A Theoretical and Contextual Perspective
(2007) menjelaskan bahwa gaya ilustrasi bersifat variatif, tergantung dari
pengaplikasian ilustrasi tersebut seperti pada musik atau fashion (hlm. 62).
Menurut Wigan dalam bukunya yang berjudul Basic Illustration and Text
(2008), menjelaskan bahwa ilustrasi bersifat ekspresionis dan berfungsi sebagai
media komunikasi kepada audiens dengan tujuan untuk mencapai atau mengubah
sesuatu (hlm. 17). Ilustrasi dapat memberikan emosi dan perasaan kepada audiens
sehingga menarik dan mendorong audiens untuk mendapatkan infomasi yang ada
dalam ilustrasi tersebut.
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
23
Male juga mengatakan bahwa penyampaian informasi akan lebih dapat
mudah diterima dengan menggunakan ilustrasi yang menghibur dan
menyenangkan (hlm. 11).
Jenis ilustrasi menurut Male pada umumnya dibagi menjadi dua, yaitu
historical kontemporer, dan konseptual. Ilustrasi historical kontemporer memiliki
ratusan jenis ilustrasi, tetapi ilustrasi jenis ini hanya menggambarkan kejadian
nyata yang sesungguhnya. Contohnya adalah lukisan realis, impresionis, dan
dekoratif. Sedangkan Ilustrasi konseptual memiliki penjelasan berupa deskripsi
dari konsep, ide, atau teori-teori yang ada pada ilustrasi tersebut. Contohnya
diagram, surealis, dan abstrak.
Dalam jurnal milik Soedarso (2014), ilustrasi berdasarkan bentuk
tampilannya, dibagi dalam beberapa jenis, antara lain (hlm. 566):
1. Naturalis
Bersifat realis demana menggambarkan kenyataan sesuai keadaan aslinya.
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
24
Gambar 2.8. Naturalis
(Sumber: http://4.bp.blogspot.com/-
gCTywmchpTE/TweNFMbqyMI/AAAAAAAAAWE/wp1JrOerihg/s1600/179401%257EJean-
Jacques-Rousseau-after-1753-Posters.jpg/)
2. Dekoratif
Menambahkan hiasan dengan menggunakan bentuk-bentuk tertentu.
Gambar 2.9. Dekoratif
(Sumber: http://images.gofreedownload.net/minority-exquisite-decorative-painting-vector-
50960.jpg/)
3. Kartun
Ilustrasi yang lucu, dan banyak ditemukan pada komik dan buku anak-anak.
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
25
Gambar 2.10. Kartun
(Sumber: http://1.bp.blogspot.com/-
5sJUwnQlTMg/U2ntDOGEB1I/AAAAAAAABNM/UbdC55lHlrs/s1600/mickey%2Bmouse.png/)
4. Karikatur
Gambar tubuh yang tidak proporsional dan digunakan untuk mengkritik dan
menyindir seseorang.
Gambar 2.11. Karikatur
(Sumber: http://3.bp.blogspot.com/-
VKKg5Yk7yLk/UxmPy5w72wI/AAAAAAAACIQ/WYVjzmF2UkM/s1600/om+Bidin.jpg/)
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
26
5. Cerita Bergambar
Gambar yang bercerita dengan bantuan teks sebagai penjelasan.
Gambar 2.12. Cerita Bergambar
(Sumber: http://arykashop.com/wp-content/uploads/2016/08/new2gagak-ingin-jadi-angsa.jpg/)
6. Ilustrasi Buku Pelajaran
Sebagai penjelasan dari suatu teks yang disajikan dalam bentuk gambar, foto, atau
bagan.
Gambar 2.13. Ilustrasi Buku Pelajaran
(Sumber: https://fakhru.files.wordpress.com/2011/09/sample-ilustrasi-10.jp/)
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
27
7. Ilustrasi Khayalan
Bersifat imajinatif dan biasanya memiliki sebuah cerita. Banyak diterapkan dalam
novel, komik, dan roman.
Gambar 2.14. Ilustrasi Khayalan
(Sumber: http://www.caradesain.com/wp-content/uploads/2014/09/ilustrasi-naga-05-h.jpg/)
Line art juga adalah salah satu jenis ilustrasi, menurut Elaine dalam
bukunya yang berjudul The Guild Handbook of Scientific Illustration (2003)
menjelaskan bahwa line art dapat digambarkan dengan menggunakan ketebalan
atau dengan tekstur tertentu seperti pensil, pen, tinta, atau kuas dan degan
perpaduan warna. Sebuah line art bisa lebih cepat dibuat dengan garis sederhana
dibanding dengan titik-titik yang disejajarkan.
Kualitas dari sebuah line art tergantung dari material yang digunakan,
yaitu dari jenis pensil, pen, tinta, dan kuas. Line art memiliki sifat yang lebih
sederhana dengan menyatukan garis-garis dan permainan ketebalan untuk
membuat sebuah dimensi (hlm. 113).
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
28
2.5.1. Kelebihan Ilustrasi
Kelebihan ilustrasi dibandingkan dengan fotografi juga dijelaskan oleh Arntson
(hlm. 154), yaitu :
1. Dapat menjelaskan proses-proses yang sulit untuk difoto, contohnya adalah
proses fotosintesis.
2. Memberikan gambaran yang lebih jelas untuk detail-detail tertentu yang tidak
dapat difoto, contohnya suatu bagian kecil dari sebuah mesin.
3. Memberikan kesan yang lebih kuat dibanding fotografi.
2.6. Layout
Menurut Gavin Ambrose, dan Paul Harris (2005) dalam bukunya Basics Design
02: Layout, layout atau penempatan teks dan gambar yang di desain agar isi
kontennya diterima dengan baik oleh pembaca (hlm. 6). Memposisikan bagian
halaman sebelum menglayout sangat penting agar dapat mengetahui di bagian
mana konten akan muncul saat di print, atau akan ada bagian yang dipotong, dan
dilipat. Di sebuah halaman yang akan dilayout, penempatan grid untuk membagi
proporsi teks dan gambar juga penting, seperti pembagian kolom, margin, dan
sebagainya.
Menurut Amy E. Arntson (2007) dalam bukunya Graphic Design Basic,
terdapat beberapa unsur penting dalam menyusun layout, (hlm. 116) antara lain:
1. Balance (Keseimbangan)
Menglayout sebuah halaman bertujuan untuk memberikan keseimbangan
pada elemen visual yang terkandung didalamnya. Yang dimaksud dengan
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
29
keseimbangan adalah adanya alur dalam sebuah halaman yang dilayout agar
topik yang ingin dikomunikasikan dapat tersampaikan ke pembaca, dan harus
adanya keseimbangan dari setiap elemen dalam satu halaman tersebut, baik
gambar maupun teks.
Gambar 2.15. Balance
(Sumber: https://605.wikispaces.com/Composition+and+Layout)
2. Ukuran dan proporsi
Untuk bisa menciptakan keseimbangan, ukuran dan proporsi dari setiap
elemen harus diperhatikan. Seperti penggunaan huruf yang lebih besar di
beberapa titik, atau memanfaatkan ruang halaman dengan gambar. Proporsi
dalam suatu halaman bisa juga menggunakan teknik pengulangan pada
bentuk simbol sehingga dapat menciptakan alur dalam sebuah halaman.
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
30
Gambar 2.16. Ukuran dan Proporsi
(Sumber: Graphic Design Basics / Amy E. Arntson / http://bookzz.org/ireader/1074701 / 2007)
3. Grid
Grid dalam suatu halaman berfungsi untuk memberikan struktur bayangan
yang akan mengarahkan visual yang akan ditempatkan. Grid tidak hanya
dibatasi pada sebuah garis yang membagi satu halaman saja. Desainer dapat
memanfaatkan grid-grid tersebut untuk sesuai dengan elemen yang akan
digunakan.
Gambar 2.17. Grid
(Sumber: http://pagestream.org/?action=Documents&id=93)
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
31
Menurut Beth Tondreau pada bukunya yang berjudul Layout Essential:
100 Design Principles for Using Grids, terdapat bebeapa jenis grip antara lain :
1. Single Coloumn
Biasa digunakan untuk menyusun essay yang memiliki banyak teks.
Gambar 2.18. Single Coloumn
(Sumber: https://books.google.co.id/books?id=gyi-
DQAAQBAJ&pg=PA16&dq=grid+type+for+layout&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjRv830hobU
AhUHuI8KHe8yA4YQ6AEIRzAG#v=onepage&q=grid%20type%20for%20layout&f=false)
2. Two Coloumn
Dapat membantu mengkontrol teks yang banyak dengan adanya permainan
proporsi.
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
32
Gambar 2.19. Two Coloumn
(Sumber: https://books.google.co.id/books?id=gyi-
DQAAQBAJ&pg=PA16&dq=grid+type+for+layout&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjRv830hobU
AhUHuI8KHe8yA4YQ6AEIRzAG#v=onepage&q=grid%20type%20for%20layout&f=false)
3. Three Coloumn atau Multicoloumn
Memiliki tingkat fleksibilitas yang lebih baik. Sering digunakan dalam
pembuatan majalah dan website.
Gambar 2.20. Multi Coloumn
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
33
(Sumber: https://books.google.co.id/books?id=gyi-
DQAAQBAJ&pg=PA16&dq=grid+type+for+layout&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjRv830hobU
AhUHuI8KHe8yA4YQ6AEIRzAG#v=onepage&q=grid%20type%20for%20layout&f=false)
4. Modular Grids
Kombinasi antar kolom dengan ruang yang cukup kecil, memudahkan
mengkontrol informasi yang komplek seperti koran, kalender, dan tabel.
Gambar 2.21. Modular Grids
(Sumber: https://books.google.co.id/books?id=gyi-
DQAAQBAJ&pg=PA16&dq=grid+type+for+layout&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjRv830hobU
AhUHuI8KHe8yA4YQ6AEIRzAG#v=onepage&q=grid%20type%20for%20layout&f=false)
5. Hierarchical Grids
Berupa kolom berbentuk horizontal dimana banyak ruang kosong yang bisa
digunakan sebagai pemisah antar kolom.
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
34
Gambar 2.22. Hierarchical Grids
(Sumber: https://books.google.co.id/books?id=gyi-
DQAAQBAJ&pg=PA16&dq=grid+type+for+layout&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjRv830hobU
AhUHuI8KHe8yA4YQ6AEIRzAG#v=onepage&q=grid%20type%20for%20layout&f=false)
4. Path
Path layout merupakan bagian dari grid, dimana dalam sebuah halaman
kosong yang kemudian diberi grid, penempatan suatu elemen dapat
ditentukan dari ruang yang dibagi oleh grid-grid tersebut.
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
35
Gambar 2.23. Path
(Sumber: Graphic Design Basics / Amy E. Arntson / http://bookzz.org/ireader/1074701 / 2007)
2.7. Tipografi
Tipografi dibagi menjadi lima jenis menurut Whitbread dalam bukunya yang
berjudul The Design Manual (2001) (hlm. 212). Jenis tipografi antara lain :
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
36
1. Serif
Font serif memiliki ciri kaki kecil pada tiap goresannya. Kaki ini
memberikan kesan formal dan terkesan tua. Penggunaan font serif banyak
diterapkan pada koran, buku, dan majalah.
Gambar 2.24. Serif
(Sumber: https://encrypted-
tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSp5I8wffINVJ_Lny3_kdnZR1Soe69Sj3G1SIpIvmRf8Ltv
TN-Z)
2. Sans Serif
Kebalikan dari serif, sans serif tidak memiliki kaki sehingga lebih muda
dibaca. Kesan yang ditunjukkan juga lebih tidak formal dan ramah.
Penerapan font sans serif banyak diterapkan pada sign system.
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
37
Gambar 2.25. Sans Serif
(Sumber: https://encrypted-
tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSp5I8wffINVJ_Lny3_kdnZR1Soe69Sj3G1SIpIvmRf8Ltv
TN-Z)
3. Script
Script hampir sama dengan kaligrafi dimana tiap huruf saling berkaitan
seperti huruf sambung. Font jenis ini cukup sulit dibaca tetapi memiliki
kesan yang indah sehingga sering digunakan sebagai nama pada kartu
undangan pernikahan.
Gambar 2.26. Script
(Sumber:
http://txt.static.1001fonts.net/txt/dHRmLjcyLjAwMDAwMC5VMk55YVhCMGFXNWhJRkpsWj
NWc1lYSSwuMQ,,/scriptina.regular.png)
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
38
4. Dekoratif
Jenis font ini memiliki hiasan pada hurufnya. Kesan yang ditampilkan
tergantung dari dekorasi apa yang dibuat pada font tersebut.
Gambar 2.27. Dekoratif
(Sumber:
http://photobucket.com/gallery/user/imeily/media/bWVkaWFJZDoyNTAzMjg3NA==/?ref=)
5. Simbol atau gambar
Font ini bukan berupa huruf, melainkan berupa simbol. Simbol yang ada
biasanya adalah simbil yang digunakan pada topik ilmiah seperti
matematika atau fisika. Ada juga simbol hiasan yang biasa digunakan untuk
menghias judul.
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
39
Gambar 2.28. Symbol
(Sumber: http://img.font.downloadatoz.com/download/imgs/w/m/s/wmsymbols-lower.png)
Dari penjelasan mengenai teori tipografi diatas, penulis menarik
kesimpulan bahwa penggunaan tipografi dapat disesuaikan dengan konsep atau
tema tertentu sehingga dapat menimbulkan kesan yang lebih sesuai.
2.8. Warna
Warna menurut Isaac Newton (1642 – 1727) adalah hasil dari refleksi cahaya
melalui prisma yang menghasilkan 7 warna yaitu merah, oranye, kuning, hijau,
biru, indigo, dan ungu.
Pengaruh warna dalam mempengaruhi mood sangat berperan dalam
banyak hal. Warna juga dapat digunakan untuk menarik perhatian, memberikan
pernyataan, atau tanda tertentu. Warna juga dapat mempengaruhi psikologi
seseorang.
Dalam buku berjudul Colors for Your Every Mood: Discover Your True
Decorating Colors milik Leatrice, color mood pada umumnya dibagi menjadi 2,
yaitu energetic dan tenang. Warna yang energetic menciptakan mood yang
bersifat aneh, dinamis, dan sensual. Sedangkan warna yang tenang menciptakan
mood yang damai, renung, romantis, tradisional, dan tentram (hlm. 18).
1. Warna Whimsical
Menimbulkan kesan fun, bebas, dan bahagia. Kombinasi warna yang
digunakan adalah merah, kuning, biru, oranye, hijau, ungu, dengan kontras dan
banyak pencahayaan (hlm. 19).
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
40
2. Warna Dynamic
Kesan yang ditunjukkan adalah kesan energetic, dramatic, dan kuat.
Kombinasi warna yang digunakan adalah warna-warna tua, dan tidak ada warna
cerah (hlm. 21).
3. Warna Sensuous
Menimbulkan kesan kekayaan, mewah, dan eksotis. Menggunakan warna-
warna gelap seperti ungu tua, merah tua, biru tua, dengan perpaduan cahay dari
lilin dan wewangian (hlm. 22).
4. Warna Nurturing
Menciptakan kesan lembut, peduli, aman, dan dicintai. Warna yang
digunakan adalah warna-warna pastel seperti kuning, merah muda, dan biru.
Warna damai biasanya digunakan untuk produk bayi. (hlm.19).
5. Warna Contemplative
Menciptakan kesan yang netral. Warna yang digunakan adalah warna abu,
putih, dan cokelat terang (hlm. 20).
6. Warna Romantic
Berkesan nostalgia dan sentimental dengan menggunakan perpaduan
warna seperti warna pada bunga (hlm. 21).
7. Warna Traditional
Menciptakan kesan tua, berkesinambungan, kesetaraan, klasik, dan kuat.
Warna yang digunakan adalah warna-warna tua seperti cokelat tua atau warna-
warna pada properti kuno (hlm. 20).
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017
41
8. Warna Tranquil
Menciptakan kesan yang tentram, damai, dan seakan dekat dengan alam.
Warnanya didominasi dengan warna yang clear dan lembut seperti hijau daun,
biru langit, dan putih (hlm. 19).
Dari teori diatas, dapat disimpulkan bahwa warna dapat mempengaruhi
mood seseorang dari perpaduan warna yang ada. Dalam pembuatan buku resep
membuat camilan anak dengan metode freezing ini, penulis ingin menerapkan
warna yang bersifat fun dengan menggunakan perpaduan warna-warna cerah
sesuai dengan teori diatas.
Perancangan Buku Resep..., Monica Fietayasa, FSD UMN, 2017