lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2758/5/bab iv.pdf · team...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
10
BAB IV HASIL PELAKSANAAN KERJA MAGANG
4.1 Hasil Analisis Jaringan Eksisting PT Berau Coal Di dalam jaringan PT Berau Coal (seperti yang digambarkan pada bagan 9, jalur VoIP/Video
Conference dan jalur user data dipisahkan. Routing protocol yang digunakan di dalam jaringan PT
Berau Coal adalah static routing. Router yang digunakan ada 2 jenis yaitu CISCO dan MIKROTIK.
Dan subnet yang digunakan adalah 10.0.0.0/8.
Dari bagan 9 kita mengetahui bahwa untuk Jalur dari Lati ke HO, Binungan ke HO, dan Jakarta
ke HO menggunakan 2 jalur.Hal ini dilakukan untuk membuat failover link karena routing yang
digunakan adalah static. Untuk jalur VoIP/Video Conference yang menjadi primary link adalah
jalur seperti terlihat pada bagan 10 dan secondary link-nya adalah Jalur User Data. Jalur user
data mempunyai primary link sesuai dengan jalur pada bagan 11 dengan secondary link Jalur
User Data.
Koneksi yang digunakan untuk menghubungkan kantor – kantor di PT Berau Coal adalah sebagai
berikut : Koneksi E1 (2,048 Mbps) untuk koneksi Head Office Tanjung Redeb dengan site di
Suaran, Lati, dan Binungan; Koneksi WLAN (3 Mbps) untuk koneksi Head Office Tanjung Redeb
dengan site di Sambarata, Lati, dan Binungan; Koneksi MPLS yang menggunakan layanan dari PT
Telkom (1,726 Mbps) dan PT Excelcomindo (2,048 Mbps) untuk menghubungkan HO Tanjung
Redeb dan HO Jakarta.
Untuk jalur koneksi internet menggunakan layanan dari 2 ISP yaitu LINTAS ARTA dan XL.
Pengaturan QoS untuk PT Berau Coal sebelumnya masih berupa pemberian policy sederhana
seperti terlihat di bagan 12, bagan 13, bagan 14, dan bagan 15. Sehingga lalu lintas jaringan di
PT Berau Coal masih berantakan dan belum sepenuhnya teratur. Bagan – bagan mengenai
topology PT Berau Coal mulai dari bagan 9 sampai bagan 15 bisa dilihat di lampiran 4 (halaman
32 - 38).
Setelah mempelajari dan memahami topology PT Berau Coal maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa jaringan PT Berau Coal memiliki permasalahan sebagai berikut :
a) Subnet dari Video Conference dan Server Farm yang masih menjadi satu dengan subnet
user;
b) Firewall belum terimplementasi dengan baik;
c) Subnet antar departemen yang belum terbagi;
Optimalisasi jaringan..., Ciptoning Hestomo, FTI UMN, 2010
11
d) Jalur data yang belum diberikan QoS sehingga masih packet – packet yang ada masih
berebutan untuk traffic di masing – masing link.
Maka projek ini difokuskan untuk membuat konsep DMZ serta re-subnetting (poin a,b, dan c)
dan membangun sistem QoS di jaringan PT Berau Coal (poin d).
4.2 Solusi Jaringan PT Berau Coal Seperti tergambar di bagan 10 lampiran 4 halaman 33 dan bagan 11 lampiran 4 halaman 34
penulis mencoba untuk mengajukan 2 alternatif dalam desain DMZ dual Firewall yang nantinya
akan diimplementasikan di HO Jakarta dan HO Tanjung Redeb. DMZ ini berfungsi sebagai
penjaga keamanan jaringan PT Berau Coal. Dikarenakan PT Berau Coal masih belum melakukan
implementasi untuk firewall, maka DMZ dual Firewall dipilih sebagai bahan pertimbangan untuk
diimplementasikan nanti.
Alternatif pertama penulis menempatkan Subnet Server Farm di Router yang tersambung
dengan subnet user data sehingga dapat diakses lebih mudah oleh user sehingga tidak perlu
memakan banyak waktu dalam melakukan transmisi data. Subnet Video Conference dipisahkan
dari subnet user data dan digabungkan dengan subnet VoIP(di HO Tanjung Redeb). Hal tersebut
dilakukan dengan maksud memisahkan jalur transmisi data user dan Video Conference/VoIP.
Kelemahannya adalah subnet Server Farm dan subnet VoIP/Video Conference hanya
menggunakan sedikit dari jatah yang seharusnya dipakai, maka dibutuhkan re-subnetting
kembali sehingga dapat digunakan lebih efisien.
Alternatif kedua penulis menggabungkan Server Farm dengan VoIP dan Video Conference. Hal
ini dilakukan dengan alasan subnet yang disediakan untuk VoIP dan Video Conference masih
tersisa banyak dan sebaiknya dimanfaatkan. Kelemahannya adalah jika pengguna (pegawai
perusahaan) sedang mengakses aplikasi dari server dan sedang terjadi aktivitas Video
Conference maupun VoIP maka akan terjadi delay yang lama dirasakan oleh pengguna.
Implementasi QoS dilakukan dengan menggunakan metode prioritas setiap paket. Paket –
paket yang melewati router PT Berau Coal dikelompokkan berdasarkan jenisnya. Hal ini
dilakukan dengan menentukan dan menandai paket berdasarkan port yang digunakan,
kemudian diatur juga minimal bandwidth dari setiap prioritas yang ada tersebut. Penulis juga
mengkonfigurasi QoS supaya hanya berlaku apabila traffic yang melalui router tersebut tinggi.
Untuk menentukan Prioritas maka diambil informasi aplikasi apa saja yang digunakan setelah itu
tangkap melewati port mana saja. Ditambah juga dengan membaca dokumentasi mengenai
Optimalisasi jaringan..., Ciptoning Hestomo, FTI UMN, 2010
12
aplikasi yang digunakan di dalam PT Berau Coal. Oleh karena itu, dapat ditentukan prioritas –
prioritas seperti berikut ini1
Prioritas 1 :
ICMP = Internet Control Message Protocol
Voice
SIP (TCP) = Session Initiation Protocol (5060 - 5061)
RTP (UDP) = Real-Time Protocol (16384 - 16392)
... (dapat ditambah sesuai kebutuhan PT Berau Coal)
*Prioritas satu adalah Voice (VoIP) dan ICMP (ping) ditaruh di nomor satu untuk menjamin
kualitas dari suara VoIP. ICMP digunakan untuk mengetahui keadaan hidup matinya jaringan
di suatu device.
Prioritas 2 :
Video Conference
NTP (UDP) = Network Time Protocol (123)
AudioVideoDataViCon (UDP) = Streaming (2326 - 2500)
... (dapat ditambah sesuai kebutuhan PT Berau Coal)
*Fasilitas Video Conference diberi prioritas kedua untuk menjamin kualitas dari transmisi
suara, gambar, dan data.
Prioritas 3 :
Komunikasi antar server
DNS (UDP) = Domain Name System (53)
AOCP (TCP) = Axapta Object Communication Protocol (2714-2715)
SSH (TCP) = Secured Shell (22)
Telnet (TCP) = Telecomunication Network (23)
1 Tabel kode (Mikrotik dan CISCO) bisa dilihat di Tabel 5 sampai dengan Tabel 8 (halaman 27 – halaman 30)
Optimalisasi jaringan..., Ciptoning Hestomo, FTI UMN, 2010
13
Monitor Temp. (8888)
... (dapat ditambah sesuai kebutuhan PT Berau Coal)
*Komunikasi antar server ditaruh di prioritas ketiga untuk menjamin aktivitas antar server
dapat berjalan dengan baik.
Prioritas 4 :
SMTP (TCP) = Simple Mail Transfer Protocol (25)
POP3 (TCP) = Post-Office Protocol (110)
IMAP (TCP) = Internet Message Access Protocol (143)
HTTPS(TCP) = Hyper Text Transfer Procol Secured (443)
EPMAP (TCP) = Endpoint Mapper (135)
Information Email (1266)
... (dapat ditambah sesuai kebutuhan PT Berau Coal)
*Email dijamin di nomor 4. Email merupakan fasilitas yang sering digunakan dan memakan
bandwidth terbanyak kedua di PT Berau Coal ini.
Prioritas 5 :
Axapta
ARDP (TCP) = Axapta Remote Desktop Protocol (3389)
... (dapat ditambah sesuai kebutuhan PT Berau Coal)
*Yang ke 5 adalah Axapta khusus bagi user yang mengaksesnya langsung di server dengan
protocol RDP. Diberi prioritas 5 karena user hanya membutuhkan akses remote ke desktop
Prioritas 6 :
CCTV
CCTV (UDP) = CCTV Control Port (3559) CCTV
Optimalisasi jaringan..., Ciptoning Hestomo, FTI UMN, 2010
14
... (dapat ditambah sesuai kebutuhan PT Berau Coal)
*Ditambahkan CCTV untuk berjaga – jaga karena nantinya akan dipasang CCTV
Prioritas 7 :
Web Service
HTTP (TCP) = Hyper Text Transfer Protocol (80)
HTTP (TCP) = Hyper Text Transfer Protocol (8080)
HTTP (TCP) = Hyper Text Transfer Protocol (3128)
HTTP (TCP) = Hyper Text Transfer Protocol (8009)
File Transfer
FTP-DC(TCP) = File Transfer Protocol-Data Control (20)
FTP (TCP) = File Transfer Protocol (21)
Remote VNC
VNC (TCP) = Virtual Network Connection (5900)
*Prioritas ke 7 dimana service – service untuk web browser dan koneksi FTP diatur
Prioritas 8 :
Packet - packet yang tidak termasuk di priority
1 – 7
TCP = Transfer Control Protocol
UDP = User Datagram Protocol
*Paket – paket yang tidak terdaftar tidak dibiarkan liar tetapi juga ditangkap melalui 2
protocol yang ada di Network Layer yaitu TCP dan UDP
Menggunakan sistem monitoring dari “ManageEngine NetFlow Analyzer Proffesional Plus 8”.
Pada saat implementasi pertama kali maka tampilannya seperti bagan 18 [halaman 41] Setelah
semua router dikonfigurasi dengan QoS maka transmisi data dapat dijamin kualitas dan
kecepatannya berdasarkan prioritas yang dikenakan ke paket data tersebut. Hasil ketika
Optimalisasi jaringan..., Ciptoning Hestomo, FTI UMN, 2010
15
jaringan komputer PT Berau Coal menggunakan QoS adalah seperti bagan 19 lampiran 4
halaman 42 dan bagan 20 lampiran 4 halaman 44 (untuk router Cisco dan router Mikrotik).
Di bagan 19 terlihat bahwa tidak terlihat perbedaan untuk sebelum dan sesudah dilakukan
implementasi QoS. Hal ini sesuai dengan topology PT Berau Coal yang tergambar di bagan 10
lampiran 4 halaman 33, dimana bagan 19 itu menunjukkan router Cisco dengan ip 10.10.1.70
yang utamanya dilewati oleh 2 jenis paket (VoIP dan ViCon). Dikarenakan fasilitas ViCon
perusahaan sedang tidak digunakan pada saat itu maka yang terlihat di grafik hanyalah untuk
VoIP dan beberapa jenis paket lainnya. Selain itu, grafik pre-policy dan post-policy juga tidak
berbeda, karena penulis melakukan konfigurasi dimana QoS hanya akan berjalan bila traffic
yang melalui router tersebut tinggi.
Sedangkan untuk bagan 20 terlihat bahwa traffic yang melalui router tersebut cukup tinggi.
Karena selain berfungsi sebagai jalur data PT Berau Coal (lihat bagan 11 lampiran 4 halaman 34)
juga terdapat fasilitas ViCon yang melalui jalur tersebut. Sebelum menggunakan QoS transmisi
gambar untuk ViCon yang melalui router ini mengalami gambar patah – patah dan suara yang
tidak jelas. Setelah QoS diimplementasikan maka gambar menjadi jelas dan tidak ada lagi
gangguan suara yang dialami PT Berau Coal.
Optimalisasi jaringan..., Ciptoning Hestomo, FTI UMN, 2010