team instruction
DESCRIPTION
asdTRANSCRIPT
TEAM
INSTRUCTIONS
FOOTBALL MANAGER
2015
POSSESSION
Go Route One:
memicu urgensi pemain untuk segera mencapai 1/3 pertahanan lawan (terhitung 35-36 meter
dari gawang lawan). Bahkan, jika bola masih berada di wilayah pertahanan sendiri pun pemain
akan berusaha agar bola segera mencapai 1/3 pertahanan lawan. Efek berikutnya, dari
instruksi ini adalah; bertambahnya rata-rata panjang umpan yang dilepaskan, bahasa
mudahnya, memicu umpan jarak jauh.
Instruksi ini, pada umumnya digunakan oleh manajer tim pada saat timnya dalam keadaan
tertinggal dan berada pada menit-menit akhir pertandingan. Contoh: seperti yang dilakukan
oleh Dortmund pada babak 8-besar Liga Champions 2013 menghadapi Malaga. Dalam
keadaan membutuhkan gol untuk lolos, Dortmund meletakkan sebanyak mungkin pemain di
kotak penalti. Mereka juga memerintahkan Mats Hummels untuk memberi umpan jauh
langsung dari pertahanan sendiri ke kotak penalti Malaga.
Attribute pemain seperti composure, passing, dan technique, sangat berperan dalam
keberhasilan instruksi ini. Di sisi lain, lebih disarankan untuk memiliki pemain dengan jumping,
heading, strength, technique, anticipation, dan decision bagus untuk menerima umpan.
Efeknya, bola lebih cepat mencapai pertahanan lawan, cocok untuk kondisi lapangan basah
(buruk), tetapi, mengurangi kemungkinan passing completed dan ball possession.
Jika anda bukan tim yang memiliki pemain-pemain berteknik bagus, ada baiknya bisa coba
instruksi ini. Memang, di satu sisi, kemungkinan umpan tepat menjadi kecil (karena go route
one memicu umpan jauh). Di sisi lain, bila anda memaksakan bermain extremely-possession
semacam Barcelona atau Bayern Munchen, dengan pemain-pemain yang jauh dari mumpuni
dan menghadapi tim yang jauh lebih kuat, dalam Football Manager, hal tersebut bukan sesuatu
yang bijak.
More Direct Passing:
Memicu pemain untuk melakukan umpan lebih segera, ketimbang memainkan bola perlahan.
Terhubung dengan meningkatnya jumlah umpan jauh, walaupun tidak selalu secara langsung,
berhubungan dengan umpan jauh (macam Kick n' Rush). Pada era modern ini, Jurgen Klopp,
Roger Schmidt, dan Diego Simeone merupakan manajer-manajer yang mengimplementasikan
direct play ke dalam alternatif taktik tim.
Efek: Bola lebih cepat mencapai advanced area (area yang lebih depan). Akan tetapi, sekaligus
mengurangi kemungkinan passing completed dan ball possession. Juga, memicu naiknya tempo
permainan, yang pada taraf tertentu sangat mungkin berpengaruh pada stamina.
Retain Possession:
Perintah agar pemain lebih lama dalam memainkan/menahan bola (dwells on ball). Sebuah tim
taktiknya yang berlandaskan pada ball possession ekstrem, merupakan contoh sederhana dari
cerminan instruksi ini. Pemain lebih berhati-hati dalam memutuskan apa yang mereka lakukan,
terutama dalam hal mengumpan. Karenanya, lebih berhati-hati, karena pada gilirannya,
instruksi ini memicu bertambahnya umpan pendek.
Efek: Persentase passing completed dan penguasaan bola bisa sangat tinggi. Kemungkinan efek
buruknya, memberi kesempatan lebih pada lawan untuk berpikir dan mengatur formasi
bertahan. Karena itu, banyak umpan pendek dilepaskan, instruksi ini kurang ideal untuk
lapangan basah (buruk).
Shorter Passing:
Umpan pendek. Ya,
penjelasannya sesederhana
itu. Sama seperti retain
possession, instruksi ini juga
berpengaruh pada tempo
permainan (menjadi lebih
lambat).
Efek: Sama dengan pada
penjelasan retain possession.
Bedanya, pada retain
possession, pemain akan lebih
berhati-hati dalam menjaga
bola untuk tidak lepas pada
lawan.
Pass Into Space:
Umpan terobosan (through ball/killer ball). Istilah lain dalam sepa kbola Indonesia adalah umpan
daerah. Umpan yang ditujukan tidak langsung ke kaki target (pass to feet), tapi ke ruang
kosong (space) di sekitar target.
Efek: Cocok untuk skema serangan
balik cepat, terutama saat lawan masih
dalam fase transisi bertahan yang
kemungkinan banyak vulnerable space
tercipta di pertahanan. Namun, bila
dilakukan oleh pemain dengan
kombinasi attribute buruk (anticipation,
decision, flair, vision/creativity,
teamwork, dan passing) kemungkinan
kegagalan umpan bisa lebih besar.
Work Ball Into Box:
Berusaha memainkan bola hingga masuk ke kotak penalti lawan. Instruksi ini punya banyak
efek. Pertama, sangat mungkin mengurangi intensitas umpan silang lambung (baik dari byline
maupun deep area). Kenapa? Karena pemain diinstruksikan untuk memainkan bola hingga
masuk ke kotak penalti lawan.
Efek lainnya, sangat mungkin meningkatkan jumlah umpan pendek, karena, sekali lagi, pemain
diinstruksikan untuk memainkan bola hingga masuk ke area penalti lawan dengan sabar.
Barcelona merupakan contoh ekstrem penggunaan instruksi ini.
Efek lainnya adalah pada tempo permainan yang sangat mungkin lebih rendah (lebih lambat),
ketimbang memainkan direct play, misalnya. Mungkin jadi kurang menguntungkan bila,
misalnya, anda seharusnya bermain crossing, yang sangat cocok dalam mengeksploitasi
kelemahan lawan dalam mengantisipasi bola-bola udara.
Play Out of Defense:
Memainkan bola dari belakang. Instruksi ini membuat pemain-pemain bertahan (bek dan
gelandang yang bertugas bertahan), untuk lebih berhati-hati dalam melepaskan umpan.
Contoh di dunia nyata, adalah, Bayern, Barcelona, dan tim-tim lain yang melakukan possession
football dengan lini pertahanan sebagai insiator serangan.
Efek: Berpengaruh pada panjang umpan, tempo permainan, dan meningkatkan ball possession.
Tapi, bila lawan memainkan strategi pressing intensitas tinggi, ada baiknya pertimbangkan lagi
penggunaan instruksi ini. Pastikan lagi, anda memiliki pemain bertahan dengan kombinasi
attribute yang mumpuni untuk menghadapi pressing ketat. Sehingga, saat di-pressing, pemain
(pemegang bola) tidak panik, yang berakibat, mengumpan/membuang bola ke daerah yang
membahayakan pertahanan sendiri.
Pump Ball into Box:
Kebalikan dari work ball into box atau play out of defense. Instruksi ini memicu pemain untuk
segera mengarahkan bola ke kotak penalti lawan melalui umpan-umpan lambung. Sedikit
berbeda dengan go route one, adalah, pump into box lebih ditujukan agar permainan (bola)
lebih segera masuk ke kotak penalti lawan.
Clear Ball to Flanks:
Mengarahkan bola ke kedua sayap. Instruksi ini berpengaruh pada arah (tujuan) umpan si
pemegang bola. Real Madrid terlihat sering melakukan hal ini saat mereka membangun
serangan, dengan Cristiano Ronaldo dan Gareth Bale sebagai target. Instruksi ini cocok
dilakukan dalam kondisi seperti: anda kuat di sayap, sedangkan lawan sangat lemah.
Kuat/lemah di sayap bisa berarti: anda menang jumlah (2 vs 1 situation) atau sayap-sayap anda
punya technical atau mental attribute lebih baik dari lawan.
Hit Early Cross:
Pemain-pemain sayap yang menerima umpan saat bola berada di 1/3 pertahanan lawan,
memiliki kecenderungan untuk segera melepaskan umpan silang (crossing), tanpa berusaha
mengolahnya terlalu lama. Instruksi ini berbanding terbalik dengan work ball into box. Bila (1)
anda memiliki target man atau pemain lain yang berkemampuan aerial duel mumpuni, (2)
memiliki crosser andal macam David Beckham, dan (3) bek lawan sangat lemah dalam duel
udara, instruksi ini sangat disarankan untuk anda mengeksploitasi kelemahan lawan tersebut.
Dari sisi 'possession', shorter passing, retain possession, work ball into box, dan play out of defence,
merupakan instruksi yang pas bila anda berniat memiliki ball possession banyak.
Direct passing, pass into space, clear ball to flanks, cocok untuk skema serangan balik. Kenapa?
Dari sisi pertahanan, area tengah merupakan area krusial yang umumnya dijaga lebih ketat.
Anda perhatikan, bila sebuah tim memainkan skema empat bek, pemain belakang yang paling
umum bergerak naik (ikut menyerang) adalah bek sayap. Dalam situasi tertentu, saat serangan
gagal area sayap merupakan yang paling terbuka. Eksploitasi area tersebut dengan permainan
cepat (vertical-play). Pass into space dan direct pass merupakan kombinasi yang pas. Clear ball
to flanks, mengarahkan bola ke sisi sayap.
Float Cross:
Merupakan jenis umpan silang melambung. Kurva busur tinggi merupakan ciri utama crossing
ini. Bila anda memiliki pemain dengan kemampuan duel udara hebat, jenis crossing ini cocok
digunakan. Dalam kondisi lapangan basah sekali, ada baiknya anda coba float cross play.
Bila pemain depan anda bertubuh kecil dan tak bagus dalam duel udara, Low cross atau
Whipped Cross merupakan pilihan bijak. Tapi, perhatikan baik-baik. Terutama whipped cross,
instruksi ini akan bekerja maksimal untuk pemain yang punya kecepatan dan kelincahan
mumpuni, anticipation, dan decision merupakan attribute krusial lainnya.
Whipped cross merupakan jenis crossing yang memiliki kecepatan tinggi dan menukik.
Kemungkinan berhasilnya paling rendah di antara tiga jenis crossing yang ada. Tapi, juga sangat
mungkin menimbulkan situasi panik di pertahanan lawan. Low cross, merupakan jenis umpan
silang mendatar tanah. Apabila, anda mengarahkan crossing ke tiang dekat, low cross
merupakan jenis crossing yang sesuai, tapi angat mungkin gagal dalam kondisi lapangan becek.
Run at Defence:
Dengan instruksi ini, pemain anda akan melakukan dribble lebih banyak/sering. Bila anda
memiliki pemain dengan kemampuan dribble baik (dribbling, technique, decision, flair,
acceleration, agility, dan pace) dan anda ingin memaksimalkannya, bisa coba gunakan instruksi
ini. Bila anda tidak banyak memiliki pengumpan bagus, run at defence bisa membantu anda
menutupi kelemahan ini. Kurang disarankan bila anda bermain dalam kondisi lapangan buruk.
Lapangan kering cocok instruksi ini.
Shot on Sight:
Pemain melakukan tembakan langsung begitu kesempatan terbuka. Memicu banyaknya jumlah
tembakan yang dilepaskan. Baik tembakan jarak dekat maupun jarak jauh. Bila kiper lawan
memiliki kemampuan handling sangat rendah dan anda bermain dalam kondisi lapangan licin,
bisa masukkan instruksi ini dalam pilihan strategi tim.
PENETRATION
Exploit Flanks, Exploit Right Flank, dan Exploit Left Flank.
Semua merupakan instruksi untuk mengeksploitasi sisi sayap lawan. Exploit flanks
berarti mencoba mengeksploitasi lawan dari ke-dua sisi sayapnya. Exploit right flank
berarti mencoba menghajar lawan, dari sisi kanan anda (kiri lawan). Sebaliknya dengan
exploit left flank.
Salah satu tips dalam memaksimalkan strategi ini adalah, berikan perintah pada kiper
anda untuk mengarahkan bola ke sisi tertentu. Maksudnya begini, bila anda ingin
menghajar sisi kiri lawan, sudah tentu, anda ingin bola lebih banyak dimainkan dari
dan berada di sisi kiri area lawan. Untuk memaksimalkan hal ini, anda bisa memulainya
dari belakang (kiper), dengan memerintahkan kiper memberikan bola ke bek kiri
anda.
Exploit Middle.
Menyerang lewat area tengah, atau middle area. Dengan fokus pada area tengah,
bentuk tim akan lebih narrow ketimbang saat bermain melebar. Ini merupakan akibat
tidak langsung dari instruksi ini.
GAMBAR: Middle (area kotak merah) dan flanks (area kotak kuning).
Look for Overlap.
Instruksi yang memicu pemain untuk mengarahkan bola ke sisi sayap. Ke lapisan
terluar dari formasi. Instruksi yang sebaiknya digunakan, bila, anda punya pemain-
pemain sayap bagus dan lawan anda lemah di sayap. Instruksi ini bisa membantu tim
untuk memastikan ada coverage cukup yang dilakukan pada wide area.
Makna sederhana dari look for overlap adalah, pemegang bola menunggu pemain-
pemain yang beroperasi di sayap untuk mengambil posisi pada area yang seharusnya
mereka berada, sebelum melepaskan umpan ke sayap. Pemain sayap, dalam hal ini,
bisa berarti bek sayap maupun sayap serang.
GAMBAR: Look for overlap.
Yang harus diperhatikan dari Team Instruction (TI) 'Penetration', adalah, instruksi-instruksi
ini, memicu beberapa hal dan memiliki dua sisi berbeda.
1) Pemain-pemain di area terkait untuk bermain lebih agresif dalam menyerang. Bila
anda exploit flanks, semua pemain sayap anda akan lebih agresif dalam menyerang.
Run from deep (RFD) dan individual mentality masing-masing pemain terkait akan
meningkat. Bila, anda tidak dengan pasti memahami sampai di mana efek negatif dari
instruksi-instruksi ini, sebaiknya, pelajari secara seksama dan dievaluasi.
2) Bila anda memutuskan exploit flanks, pastikan anda unggul di wilayah tersebut.
Contoh bila anda bermain dengan formasi 3-5-2 dan lawan bermain dengan formasi
4-1-4-1. Ada baiknya, hindari exploit flanks. Kenapa? Karena, pada dasarnya anda
kalah jumlah di sisi sayap. Anda hanya punya 1 layer, sementara lawan punya 2 layer.
Dengan fakta ini, sangat mungkin banyak tercipta situasi 1v2 yang menguntungkan
lawan.
Bila, baik anda maupun lawan, bermain dengan formasi yang memiliki 2 layer di
sayap (4-4-2 v 4-4-2, 4-5-1 v 4-1-4-1, atau 3-5-2 v 3-5-2), pastikan kekuatan
(attribute) anda lebih baik di sana. Baik technical maupun mental, sebelum anda
putuskan exploit flanks.
3) Terkait nomor 2 di atas. Prinsip yang sama berlaku untuk exploit middle.
SHAPE
Play Wider dan Play Narrower.
Self explanatory. Play Wider akan membuat formasi anda (secara horisontal) lebih
melebar, sebaliknya, dengan play narrower. Play wider memiliki kecenderungan
mengarahkan bola ke sayap. Dengan play narrower, fokus bola lebih banyak ke tengah.
Bedanya dengan exploit flanks, play wider tidak meningkatkan agresivitas pemain-
pemain di sayap. Setinggi yang bisa dilakukan exploit flanks.
Salah satu tips mendasar dari pemakaian instruksi ini, adalah, bila anda bermain
dengan formasi narrow (contoh 4-1-2-1-2 narrow), anda perlu pastikan coverage
pemain pada wilayah melebar mencukupi. Untuk itu, anda bisa mengombinasikan
antara formasi 4-1-2-1-2 narrow dengan instruksi play wider atau biarkan default.
Much Higher Defensive Line dan Push Higher Up.
Bila anda pernah familiar dengan istilah blok pertahanan tinggi, medium, dan rendah,
instruksi-instruksi inilah yang membantu anda mewujudkan hal tersebut. Mari kita
coba bedah satu per satu.
Much higher defensive line, berarti anda bermain dalam blok pertahanan yang ekstrem
tinggi. Nyaris sama dengan push higher up. Tetapi, dengan adanya kandungan “much
higher”, bisa dipastikan instruksi ini mendorong lapis terbelakang dari pertahanan tim
akan berdiri sangat jauh ke depan, ke wilayah lawan, lebih jauh dari yang mungkin
push higher up lakukan.
High defensive line
Bila anda berniat untuk menekan lawan untuk tetap berada di pertahanan mereka,
instruksi 2 instruksi ini cocok untuk anda gunakan. Tetapi, di sisi lain, bila lawan bermain
sangat deep (parking bus), instruksi mungkin tidak menolong anda. Kenapa? Saat lawan
bermain deep, sangat sulit mencari celah di pertahanan mereka. Tidak banyak space (di
belakang pertahanan) tercipta. Dengan bermain blok pertahanan tinggi, Area permainan
yang sudah sangat sempit, akan makin padat dan mempersulit tim penyerang. Lantas,
bagaimana anda bisa coba merespons hal ini?
Di sinilah Drop Deeper dan Much Deeper Line datang menawarkan solusi lain. Perhatikan
2 instruksi ini. Keduanya, merupakan instruksi agar blok pertahanan tim berada pada level
rendah/dalam (low/deep). Dengan bermain lebih rendah, anda memerintahkan pemain
untuk menjauh dari pertahanan lawan. Dengan bermain menjauh, ada kemungkinan lawan
terpancing keluar. Dengan terpancingnya lawan keluar, anda bisa berharap, space di
belakang pertahanan lawan akan terbuka.
Dengan memadukan drop deeper, play wider, short passing, lower tempo, dan tanpa
playmaker misalnya, anda sedang bermain possession, dari flank ke flank, dengan tempo
lamban. Cara main seperti ini, memiliki kemungkinan memancing musuh untuk (1) keluar
dan bermain lebih agreasif ke depan (2) memperbesar gap horisontal di pertahanan lawan,
yang berarti anda sedang dalam usaha menciptakan ruang (create space).
Low defensive line.
Kegunaan lain dari drop deeper dan much deeper line adalah, anda bisa gunakan instruksi
ini sebagai bagian dari strategi serangan balik. Contoh, saat anda unggul dan pertandingan
memasuki menit-menit terakhir, artificial intelligence (AI), akan terdorong maju menyerang
dan lakukan pressing lebih intense. Dengan bermain lebih deep, anda punya kesempatan
lebih banyak melihat celah di belakang pertahanan lawan. Kombinasikan dengan tempo
yang lebih cepat dan direct pass, sangat mungkin memberikan banyak keuntungan taktikal
bagi tim anda.
Stick to Position. Pemain anda diperintahkan untuk berada pada area di mana seharusnya
mereka berada. Dengan kata lain, bentuk permainan lebih terjaga. Instruksi ini baik bagi
tim yang ingin bertahan total atau tim yang para pemainnya kurang memiliki attribute
bagus dalam anticipation, decision, dan off the ball. Roam from Position merupakan kebalikan
dari stick to position. Bila dianalogikan ke dunia nyata, Bayern Munchen merupakan contoh
tim yang mengizinkan pemainnya bebas bergerak keluar dari posisinya dalam level
ekstrem.
DEFENDING
Close Down Much More, Close Down More, Close Down Less, Close Down Much Less, dan
Prevent Short GK Distribution. Ini semua merupakan instruksi-instruksi yang berhubungan
dengan pressing (closing down). More/much more, sudah pasti memerintahkan pemain
untuk lebih banyak lakukan pressing intensitas tinggi. Sebaliknya, dengan less/much less.
Hati-hati dalam menggunakan semua instruksi ini. Closing down intensitas tinggi memang
berpotensi membuat lawan lakukan mistake/blunder, tapi, bila anda berhadapan dengan
tim yang cerdas dan berteknik baik, pressing intensitas tinggi akan jadi bumerang yang
tidak bisa ditangani dan malah melukai diri sendiri. Prevent short GK distribution, berarti
pemain depan akan berusaha lebih sering/selalu melakukan closing down pada kiper lawan.
Hal ini bertujuan untuk memaksa kiper lawan melakukan umpan jauh ke depan (saat bola
gawang).
Closing down yang lebih ringan, lebih cocok bagi tim yang berniat bertahan total
(contohnya: parking bus). Tim-tim yang sedang berusaha bertahan sudah jamak akan
berusaha mempertahankan bentuknya. Contoh sederhana, Juventus dalam partai
menghadapi Dormund di Signal Iduna Park.
Closing down intensitas tinggi, memerlukan attribute spesifik guna menjamin keberhasilan
penggunaannya. Aggression, anticipation, decision, positioning, workrate, teamwork, dan
stamina, merupakan attribute yang harus diperhatikan. Tackling, bila diperlukan akan
sangat berguna dalam merebut bola sebagai bagian dari closing down (pressing).
Bila anda bermain bertahan dan berniat mempertahankan bentuk main, marking, tackling,
anticipation, concentration, composure, positioning, teamwork, jumping, dan heading,
merupakan attribute yang sangat penting.
Soal tackling. Ada dua instruksi terkait tackling. Get Stuck In dan Stay on Feet. Get stuck in
berarti tackling keras. Sliding tackle/dive into tackle merupakan hal yang sama. Sisi buruk
dari get stuck in (sliding tackle), adalah, bila tackling tersebut gagal sama sekali, tim akan
kehilangan bentuk. Bila salah sasaran (kaki), lebih berpotensi melahirkan kartu
kuning/merah. Stay on feet. Pemain tidak akan buru-buru melakukan tackling, mereka lebih
berusaha berdiri pada posisinya, kecuali diperlukan, barulah pemain akan lakukan sliding
tackle.
Use Tighter Marking. Pemain-pemain yang berada dalam satu garis (vertikal) yang sama
dengan lawan akan lakukan penjagaan lebih ketat. Contoh, 4-4-2 vs 4-4-2. Sayap kanan
akan lebih ketat dan memperpendek jarak dengan sayap kiri lawan, saat off possession.
Satu sisi, akan membuat lawan kesulitan mengembangkan permainan. Tapi, di sisi lain, bisa
berakibat tim kehilangan bentuk apabila si marker terpancing (dragged) keluar dari
posisinya dan tidak ada cover mencukupi untuk posisi yang kosong.
GENERAL
Take a Breather sejalan dengan Lower Tempo dan Much Lower Tempo. Much breather sering
dipakai atau lebih cocok dipakai saat tim berusaha 'mengerem' tempo ke titik terendah,
dengan tujuan, (1) menghabiskan waktu pada menit-menit akhir pertandingan atau, (2)
merasa kelelahan akibat bermain terlalu cepat dan agresif. Bisa sejalan dengan lower/much
lower tempo. Tetapi, ada perbedaan di antara mereka.
Take a breather lebih pada bermain pada tempo 0 (berhenti/membuang waktu) saat
bertahan. Sementara ke-2 instruksi tempo lainnya, merupakan instruksi agar tim bermain
lebih lambat/teratur dalam membangun serangan/memainkan bola. Persamaannya, ke-3
instruksi ini akan memperbanyak umpan pendek yang dihasilkan. Higher/Much Higher
Tempo. Sederhana, tempo tinggi/lebih cepat. Instruksi seperti ini berpotensi menaikkan
jumlah umpan (lebih) panjang yang dilepaskan. Cocok bila anda berniat lakukan serangan
yang cepat.
Be More Expressive. Pemain dibebaskan berimprovisasi lebih. Kalau anda familiar dengan
FM versi sebelum 2014, ada creative freedom dalam tactical-slider, yang bisa diatur oleh
user. Creative freedom inilah yang terimbas paling besar dalam instruksi ini. Sesuai bila
anda ingin menyerang dan menghabisi lawan dengan segala daya upaya dan kemungkinan.
Berpotensi memicu banyak aksi di luar rencana/taktik, seperti tendangan jarak jauh,
umpan jauh (padahal para pemain diperintahkan umpan pendek), sampai pemain yang
keluar dari posisinya untuk mengeksploitasi area lemah lawan, misalnya.
Be More Discipline merupakan kebalikannya. Berada pada kutub yang berbeda. Be more
discipline jelas merupakan instruksi yang lebih sesuai untuk strategi bertahan. Be more
discipline dipadukan dengan stick to position akan membantu tim anda memiliki
permainan/pertahanan yang lebih teroganisir. (@id_fm dan @MSportsnet)