pengaruh model problem based instruction (pbi) terhadap

13
1 Pengaruh Model Problem Based Instruction (PBI) Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa Biologi STKIP PGRI Lubuklinggau Oleh: Linna Fitriani 1 , Destien Atmi Arisandy, M. Pd 2 , Dyani Triwulan S.W.S ([email protected], [email protected] ) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Model Problem Based Instruction (PBI) terhadap Kemampuan Kreatif Mahasiswa Biologi STKIP PGRI Lubuklinggau. Jenis penelitian ini ekperimen yang diawali dengan pemberian soal pretes dan penerapan model pembelajaran pada kedua kelas penelitian yang diakhiri dengan kegiatan postest. Pengolahan data pretes dan postes dengan menghitung jumlah skor dan dikonversikan kedalam bentuk nilai kemudian menginterpretasi nilai tersebut berdasarkan predikat. Dengan membandingkan hasil analisis data setiap kelas diketahui adanya perbedaan pada setiap kelas, sehingga diperoleh kesimpulan ada pengaruh yang signifikan model problem based instruction (PBI) terhadap kemampuan berpikir kreatif mahasiswa biologi STKIP PGRI Lubuk linggau. Kata Kunci: Berpikir Kreatif, Problem Based Instruction A. Pendahuluan Hakikat belajar diperguruan tinggi adalah untuk membangun pola berpikir dan struktur kognitif dan mengembangkan kecakapan berpikir mahasiswa yang merupakan alat utama dalam belajar (Nurhayati, 2011). Dengan kecakapan berpikir mahasiswa diharapkan mampu mengintegrasikan pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki sebelumnya dengan sikap dan tatanan nilai yang ada di lingkungannya untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi dalam belajar dan masalah kehidupan pada umumnya. Semakin baik kecakapan dalam menggunakan dan memanfaatkan informasi, semakin banyak informasi dan pengetahuan potensial yang dapat digunakan untuk memecahkan persoalan hidup dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk mencapai kemajuan hidupnya. Saat ini masih banyak dijumpai pembelajaran dikelas-kelas diperguruan tinggi yang lebih diarahkan untuk mentransfer pengetahuan sebanyak- banyaknya kepada pembelajar daripada mentransfer keterampilan untuk memperoleh, menata, memanfaatkan pengetahuan secara optimal dan efektif. Strategi pembelajaran

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Model Problem Based Instruction (PBI) Terhadap

1

Pengaruh Model Problem Based Instruction (PBI)

Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa Biologi STKIP PGRI

Lubuklinggau

Oleh: Linna Fitriani1 , Destien Atmi Arisandy, M. Pd

2, Dyani Triwulan S.W.S

([email protected], [email protected] )

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Model Problem Based

Instruction (PBI) terhadap Kemampuan Kreatif Mahasiswa Biologi STKIP PGRI

Lubuklinggau. Jenis penelitian ini ekperimen yang diawali dengan pemberian soal

pretes dan penerapan model pembelajaran pada kedua kelas penelitian yang diakhiri

dengan kegiatan postest. Pengolahan data pretes dan postes dengan menghitung jumlah

skor dan dikonversikan kedalam bentuk nilai kemudian menginterpretasi nilai tersebut

berdasarkan predikat. Dengan membandingkan hasil analisis data setiap kelas diketahui

adanya perbedaan pada setiap kelas, sehingga diperoleh kesimpulan ada pengaruh yang

signifikan model problem based instruction (PBI) terhadap kemampuan berpikir kreatif

mahasiswa biologi STKIP PGRI Lubuk linggau.

Kata Kunci: Berpikir Kreatif, Problem Based Instruction

A. Pendahuluan

Hakikat belajar diperguruan tinggi adalah untuk membangun pola berpikir dan

struktur kognitif dan mengembangkan kecakapan berpikir mahasiswa yang merupakan

alat utama dalam belajar (Nurhayati, 2011). Dengan kecakapan berpikir mahasiswa

diharapkan mampu mengintegrasikan pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki

sebelumnya dengan sikap dan tatanan nilai yang ada di lingkungannya untuk dapat

memecahkan masalah yang dihadapi dalam belajar dan masalah kehidupan pada

umumnya.

Semakin baik kecakapan dalam menggunakan dan memanfaatkan informasi,

semakin banyak informasi dan pengetahuan potensial yang dapat digunakan untuk

memecahkan persoalan hidup dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk mencapai

kemajuan hidupnya. Saat ini masih banyak dijumpai pembelajaran dikelas-kelas

diperguruan tinggi yang lebih diarahkan untuk mentransfer pengetahuan sebanyak-

banyaknya kepada pembelajar daripada mentransfer keterampilan untuk memperoleh,

menata, memanfaatkan pengetahuan secara optimal dan efektif. Strategi pembelajaran

Page 2: Pengaruh Model Problem Based Instruction (PBI) Terhadap

2

yang demikian tidaklah salah tetapi dengan strategi ini, pembelajar akan tumbuh

menjadi kurang kreatif, miskin ide, dan pembelajaran menjadi kurang bermakna.

Nasution (2004:4) mengemukakan pendapatnya bahwa tujuan pelajaran bukan

hanya penguasaan prinsip-prinsip yang fundamental itu, melainkan juga

mengembangkan sikap positif belajar, penelitian, penemuan, serta pemecahan masalah

atas kemampuan sendiri. Ini berarti dalam proses belajar mengajar tidak hanya

ditekankan pada prinsip-prinsip fundamental, pengetahuan dan informasi yang

bersumber dari dosen, melainkan lebih menekankan pada usaha mahasiswa dalam

memperoleh pengetahuan dengan usahanya sendiri.

Fisiologi Tumbuhan merupakan salah satu cabang biologi yang mempelajari

tentang proses metabolisme pada tubuh tumbuhan, Lakitan (2010:12). Sehingga pokok

bahasan di dalamnya meliputi aspek-aspek yang harus dipahami mahasiswa agar bisa

memecahkan berbagai masalah yang berkaitan dengan metabolisme pada tumbuhan.

Mahasiswa harus memiliki keterampilan dalam belajarnya agar dapat mencari

informasi, memanfaatkan dan mengolahnya agar dapat menjawab berbagai macam

masalah dalam pembelajaran Fisiologi Tumbuhan tersebut.

Berdasarkan observasi awal dimata kuliah Fisiologi Tumbuhan dosen sudah

memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan yang

dimilikinya dengan menerapkan metode kooperatif yang memberikan kesempatan bagi

mahasiswa untuk berdiskusi dalam membahas suatu permasalahan. Dari data yang di

dapat saat observasi awal nilai semester untuk dua tahun terakhir ini, yaitu tahun

2013/2014 nilai rata-rata dari sebagian mahasiswa mata kuliah fisiologi tumbuhan

masih dalam kategori cukup.

Hasil observasi lanjutan menunjukkan keterampilan berpikir kreatif mahasiswa

tahun pelajaran 2013/2014 masih rendah Hal ini ditunjukkan dari hasil pengamatan

melalui lembar observasi menggunakan indikator aspek kemampuan berpikir kreatif

yaitu hanya 7,06% siswa yang menampakkan aspek kemampuan berpikir lancar

(fluency), sedangkan aspek kemampuan berpikir luwes (flexibility), kemampuan berpikir

orisinil (originality), kemampuan memeperinci (elaboration) dan kemampuan menila

(evaluation) masih belum nampak. Kemampuan berpikir tingkat tinggi sangat penting

bagi perkembangan mental dan perubahan pola pikir siswa sehingga diharapkan proses

pembelajaran dapat berhasil. Salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dapat

Page 3: Pengaruh Model Problem Based Instruction (PBI) Terhadap

3

digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan adalah keterampilan berpikir

kreatif.

Penyebab masih rendahnya keterampilan berpikir kreatif siswa tersebut antara lain

adalah pembelajaran yang belum memberdayakan kemampuan berpikir kreatif

mahasiswa. Melihat pentingnya berpikir kreatif ini, maka diupayakan adanya inovasi

dalam proses pembelajaran biologi khususnya pada mata kuliah fisiologi tumbuhan,

yaitu dengan adanya proses belajar yang menunjang mahasiswa untuk berpikir kreatif

dan memperoleh hasil belajar yang baik dalam situasi yang diorientasikan pada

masalah. Inovasi ini yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based

Instuction (PBI).

B. Landasan Teori

1. Hakikat Belajar

Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat adanya

latihan dan pengalaman. Belajar sesungguhnya dilakukan oleh manusia seumur

hidupnya, kapan saja dimana saja, baik di sekolah maupun di rumah dalam waktu yang

sudah ditentukan. Namun satu hal yang pasti bahwa belajar yang dilakukan oleh

manusia senantiasa dilandasi oleh itikad dan maksud tertentu (Hamalik, 2001:23).

Menurut Udin (2003) menyatakan bahwa : Belajar adalah suatu perubahan

tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari sebuah

pengalaman. Menurut Anthony Robbins yang dikutip oleh Trianto (2007) menyatakan

bahwa : Belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan)

yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru.

Hamalik (2011:60) menyatakan bahwa belajar dalam konteks ilmu pendidikan

adalah proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman dan latihan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat penulis simpulkan pengertian belajar

secara umum diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku mengenai hal yang sudah

dipahami maupun yang baru sebagai hasil dari pengalaman.

Hal ini sesuai dengan pendapat Nurhayati (2011) yang menyatakan bahwa belajar

adalah suatu proses aktif yang dilakukan oleh individu secara sengaja, berlangsung

secara kesinambungan dan bertujuan untuk memperoleh perubahan pengetahuan,

Page 4: Pengaruh Model Problem Based Instruction (PBI) Terhadap

4

keterampilan dan sikap positif sebagai pengalaman dan berinteraksi dengan

lingkungannya.

2. Pembelajaran Kooperatif ( Cooperative Learning )

Menurut Slavin (1995) dalam Trianto (2007), Pembelajaran kooperatif adalah

pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh

antar siswa untuk memahami materi pelajaran biologi, unsur-unsur pembelajaran

kooperatif diantaranya: saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka, dan

akuntabilitas individual.

3. Model problem based instruction (PBI)

Problem Based Instruction (PBI) merupakan model pembelajaran yang

diorientasikan pada penyelesaian masalah (problem solving). Problem Based Instruction

dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir,

pemecahan masalah dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran, melalui

pengalaman belajar dalam kehidupan nyata. Arends dalam Trianto (2007:68)

menjelaskan bahwa problem based instruction merupakan pendekatan belajar yang

menggunakan permasalahan autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan

siswa, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir kreatif, mengembangkan

kemandirian dan percaya diri. Peranan pengajar dalam PBI adalah mengajukan masalah,

memfasilitasi penyelidikan dan dialog mahasiswa. Adapun ciri-ciri utama PBI meliputi

suatu pengajuan pertanyaan atau masalah, suatu pemusatan antar disiplin, penyelidikan

autentik, kerjasama (kolaborasi), serta menghasilkan karya dan peragaan, (Trianto,

2007).

Model pengajaran ini sangat efektif untuk mengajarkan proses-proses berpikir

tingkat tinggi, membantu mahasiswa memproses informasi yang telah dimilikinya, dan

membantu mahasiswa membangun sendiri pengetahuannya tentang dunia sosial dan

fisik di sekelilingnya. PBI utamanya dikembangkan untuk membantu mahasiswa

mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan

intelektual. Belajar secara otonom dan mandiri, (Ibrahim, 2001:7). Tugas Dosen adalah

membantu mahasiswa merumuskan tugas-tugas, dan bukan menyajikan tugas-tugas

pelajaran.

Arends dalam Trianto (2007:69-70) menyatakan bahwa pengembangan Problem

Based Instruction (PBI) memiliki karakteristik sebagai berikut: Pengajuan pertanyaan

Page 5: Pengaruh Model Problem Based Instruction (PBI) Terhadap

5

atau masalah, Adanya keterkaitan atar disiplin ilmu, Penyelidikan Autentik,

Menghasilkan dan Memamerkan Hasil Suatu Karya, dan Kolaborasi

Tabel 2.1 Tahapan Problem Based Instruction

Fase-Fase Tingkah Laku Guru

Fase 1

Orientasi mahasiswa kepada

masalah

Dosen menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan

logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau

cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi

mahasiswa untuk terlibat pada aktivitas pemecahan

masalah yang dipilih

Fase 2

Mengorganisasikan mahasiswa

untuk belajar

Dosen membantu siswa dalam mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan

dengan permasalahan yang muncul pada aktivitas

belajar tersebut

Fase 3

Membimbing penyelidikan

individu maupun kelompok

Dosen mendorong mahasiswa untuk mengumpulkan

informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen,

untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan

masalah

Fase 4

Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

Dosen membantu mahasiswa dalam merencanakan

dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,

video, dan model serta membantu mereka untuk

berbagai tugas dengan rekannya

Fase 5

Menganalisis dan mengevaluasi

proses pemecahan masalah

Dosen membantu mahasiswa untuk melakukan refleksi

atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan

proses-proses yang mereka gunakan

(Adopsi dan adaptasi : Ibrahim & Nur, 2000 : 13)

4. Berpikir kreatif

Munandar (2001), menyatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan yang

berdasarkan pada data atau informasi yang tersedia, untuk menentukan banyak

kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada

kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban. Ini berarti bahwa makin banyak

kemungkinan jawaban yang diberikan terhadap suatu masalah makin kreatiflah

seseorang, tetapi juga harus disertai mutu atau kualitas jawabannya.

Menurut struktur model intelek dari Guilford (1959:216), yang dijadikan

sebagai sumber utama gagasan tentang kreatifitas, dimana gambaran tentang intelegensi

manusia terdiri dari beberapa factor yang termasuk operasi produk divergen (berpikir

divergen) yang terdiri dari fluency, flexibility, dan elaboration. Menurut Evans (1991:4)

dalam Ratnaningsih (2007), komponen berfikir divergen terdiri atas problem sensitivity,

Fluency, Flexibility, Originality.

Tahap berpikir kreatif menurut Campbell David (Surya, 2013: 126): Persiapan

yaitu peletakan dasar, mempelajari masalah seluk beluk dan problematiknya.

Page 6: Pengaruh Model Problem Based Instruction (PBI) Terhadap

6

Konsentrasi dengan memikirkan, meresapi masalah yang dihadapi. Inkubasi dengan

cara mengambil waktu untuk meninggalkan masalah, istirahat, waktu santai. Iluminasi

yaitu tahap menemukan ide gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja dan jawaban

baru. Verifikasi atau produksi: dengan menghadapi dan memecahkan masalah-masalah

praktis sehubungan dengan perwujudan ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian dan cara

kerja.

Dalam prosesnya, hasil kreativitas meliputi ide-ide yang baru, cara pandang

berbeda, memecahkan rantai permasalahan, mengkombinasi kembali gagasan-gagasan.

Empat komponen kreativitas yaitu: (1) Kelancaran (fluency) yaitu mempunyai banyak

gagasan dalam berbagai kategori. (2) Keluwesan (flexibility) mempunyai gagasan-

gagasan yang beragam; (3) Keaslian (originality) yaitu mempunyai gagasan-gagasan

baru untuk memecahkan persoalan; (4) Elaborasi (elaboration) yaitu mampu

mengembangkan gagasan untuk memecahkan masalah secara rinci (Budiman, 2011: 2).

Kelancaran merujuk pada kemudahan untuk menghasilkan ide atau

menyelesaikan masalah. Keluwesan merujuk pada memunculkan ide-ide atau cara

berpikir baru, ditunjukkan juga dengan adanya ide yang beragam. Keaslian merujuk

pada kemampuan untuk menghasilkan ide-ide yang tidak biasa, juga terkait dengan

seberapa unik ide yang dihasilkan. Elaborasi merujuk pada kemampuan untuk

memberikan penjelasan secara detail atau rinci.

5. Kerangka Konseptual

Berikut kerangka konseptual dari penelitian ini :

6. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah ada pengaruh pembelajaran Problem Based

Instruction (PBI) terhadap kemampuan berpikir kreatif mahasiswa di STKIP PGRI

Lubuklinggau.

Model PBI

(Eksperimen)/X1

Konvensinal

(Kontrol)/X2

Kemampuan

Berpikir

Kreatif/Y

Perkuliahan

Fisiologi

Tumbuhan

Page 7: Pengaruh Model Problem Based Instruction (PBI) Terhadap

7

7. Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan di

semester IV program studi biologi pada mata kuliah fisiologi tumbuhan di STKIP PGRI

Lubuklinggau. Sebelum memulai proses pembelajaran, terlebih dahulu diberikan tes

awal (pretest) yang sama kepada setiap kelas yang telah ditentukan di semester IV

program studi biologi di STKIP PGRI Lubuklinggau. Mengenai materi yang akan

diajarkan yaitu pada sub pokok bahasan Fisiologi Tumbuhan. Setelah tes awal (pretest)

selesai dilaksanakan, kedua kelas diberikan pembelajaran yang berbeda metodenya.

Kelas eksperimen pertama menggunakan model PBI dan kelas kontrol menggunakan

model pembelajaran konvensional yang tetap menerapkan pembelajaran yang biasa

dilakukan dosen.

Setelah kegiatan pembelajaran selesai dilaksanakan, kedua kelas diberikan tes

akhir (postest) yang sama untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan

antara kemampuan berpikir kreatif mahasiswa yang menggunakan model PBI dan

kemampuan berpikir kreatif mahasiswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

Sehingga dengan membandingkan keduanya, selain bisa mengetahui apakah ada

perbedaan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol juga bisa diketahui adakah pengaruh model PBI terhadap kemampuan berpikir

kreatif mahasiswa pada mata kuliah fisiologi tumbuhan tersebut.

Teknik Analisis Data diawali dengan uji prasyarat yaitu uji normalitas, uji

homogenitas dan uji hipotesis menggunakan Uji t. Hipotesis statistik yang diajukan:

H0 : : Hipotesis nol atau pembanding, rata-rata kemampuan berpikir kreatif

mahasiswa biologi menggunakan model PBI lebih kecil atau sama

dengan model pembelajaran konvensional

Hi : > : Hipotesis alternatif atau kerja, rata-rata kemampuan berpikir kreatif

mahasiswa biologi menggunakan model PBI lebih besar dari model

pembelajaran konvensional.

8. Hasil Penelitian dan Pembahasan

A. Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa

Data hasil penelitian diperoleh dari pelaksanaan tes awal (pretest) dan tes akhir

(postest) kemampuan berpikir kreatif terhadap mahasiswa yang memperoleh

pembelajaran yang menggunakan model PBI dan mahasiswa yang memperoleh

Page 8: Pengaruh Model Problem Based Instruction (PBI) Terhadap

8

pembelajaran konvensional. Dari hasil tes awal dapat dilihat bahwa perbandingan nilai

tes awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol relatif sama, data tes akhir

memperlihatkan bahwa rata-rata nilai kelompok kelas eksperimen lebih tinggi daripada

kelompok kelas kontrol.

Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran PBI terhadap hasil kemampuan

berpikir kreatif mahasiswa, maka dilakukan analisis terhadap data hasil post-test

mahasiswa yang memperoleh pembelajaran PBI dan Konvensional.

Tabel 1

Uji Normalitas Skor post-test Kemampuan Berpikir Kreatif

Aspek

Kemampuan Kelompok

Kolmogorov-

Smirnov Kesimpulan Ket.

Stad. Sig(2-

tailed).

Berpikir

Kreatif

PBI 2.27 0,894 Terima H0 Normal

Konv. 2.07 0,895 Terima H0 Normal

Berdasarkan kriteria normalitas, pembelajaran kooperatif model PBI dan

pembelajaran konvensional berdistribusi normal.

Tabel 2

Uji Homogenitas Varians Skor post-test Kemampuan Berpikir Kreatif

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.354 1 54 .554

Hasil perhitungan uji Levene data post-test kemampuan berpikir kreatif

mahasiswa dengan pembelajaran model PBI maupun pembelajaran konvensional

mempunyai varians homogen

Tabel 3

Uji Independent Sample T-Test Rata-rata Post-test Kemampuan Berpikir Kreatif

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t Df Sig. (2-tailed)

Nilai Equal variances assumed

.354 .554 -2.856 54 .006

Equal variances not assumed

-2.866 53.972 .006

Page 9: Pengaruh Model Problem Based Instruction (PBI) Terhadap

9

Dari hasil uji t dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya bahwa

terdapat perbedaan antara rata-rata post-test kemampuan berpikir kreatif kelas konvensional

dan kelas PBI. Salah satu kelas yang rata-rata skor kemampuan awal berpikir kreatif yang

lebih tinggi dari yang lainnya artinya skor kemampuan akhir yang berbeda. Sehingga

dengan melihat perbedaan tersebut dapat dilihat ada pengaruh pembelajaran model PBI

terhadap kemampuan berpikir kreatif mahasiswa.

B. Deskripsi Komponen Kemampuan Berpikir Kreatif

1. Kelas Problem Based Instruction (PBI)

Pada kelas ini, indikator kemampuan berpikir kreatif yang paling tinggi

skornya adalah kemampuan untuk mengenal adanya suatu masalah dengan

perolehan skor sebesar 3,38 dan yang terendah adalah kemampuan untuk

membangun banyak ide yang beragam dan terperinci yaitu dengan skor 2,83.

Keterangan: (1). mengenal adanya suatu masalah., (2). Membangun banyak ide

secara mudah, (3). Mampu merincikan suatu masalah, (4). Membangun

banyak ide secara terperinci, (5). Menghasilkan ide-ide yang tidak umum /

luar biasa

Gambar 4.1 Diagram Rata-rata Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa Kelas

PBI

2. Kelas Konvensional

Pada kelas dengan pembelajaran konvensional, komponen kemampuan

berpikir kreatif yang paling menonjol adalah kemampuan mahasiswa untuk

2,4

2,6

2,8

3

3,2

3,4

3,6

1 2 3 4 5

3,38 3,17 3,24 2,83 2,90

kelompok berpikirkreatif

Page 10: Pengaruh Model Problem Based Instruction (PBI) Terhadap

10

membangun ide secara mudah dengan perolehan skor sebesar 2,81 sementara

yang terendah adalah kemampuan dalam membangun banyak ide yang tidak

umum/luar biasa dengan skor 2,67.

Keterangan: : (1). mengenal adanya suatu masalah., (2). Membangun banyak ide

secara mudah, (3). Mampu merincikan suatu masalah, (4). Membangun

banyak ide secara terperinci, (5). Menghasilkan ide-ide yang tidak umum /

luar biasa.

Gambar 4.3 Diagram Rata-rata Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa Kelas

Konvensional

1. Pengaruh Model PBI terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif.

Penerapan pembelajaran model PBI mengkondisikan mahasiswa agar

berkolaborasi bersama kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Pada awal pertemuan

terlihat kebingungan pada mahasiswa dengan soal-soal bentuk berpikir kreatif dan

sedikit berbeda. Namun setelah diberikan arahan proses pembelajaran pun berjalan

dengan baik. Adanya perbedaan hasil post-test menunjukkan bahwa pembelajaran

model PBI lebih efektif dan berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif pada

mahasiswa.

2. Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa

Berdasarkan skor hasil post-tes Kemampuan berpikir kreatif mahasiswa ada

perbedaan hasil antara kelas yang diberikan pembelajaran model PBI dan model

konvensional. Kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen lebih baik dari pada

mahasiswa pada kelas kontrol. Jika dilihat dari data primer, mahasiswa pada kelas PBI

memperoleh rata-rata skor 15,51 dengan skor maksimal 20 dan skor minimal 12,

sementara mahasiswa pada kelas Konvensional memperoleh rata-rata 13,85 dengan skor

2,55

2,6

2,65

2,7

2,75

2,8

2,85

2,9

1 2 3 4 5

2,78 2,85 2,67 2,81 2,74

KelompokBerpikir Kreatif

Page 11: Pengaruh Model Problem Based Instruction (PBI) Terhadap

11

maksimal 18 dan skor minimal 10. Hal tersebut dikarenakan pengajaran berdasarkan

masalah akan membantu mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir

sehingga bisa memecahkan permasalahan yang diberikan dalam proses pembelajaran.

(Trianto, 2007). Didukung oleh keunggulan dalam kolaborasi menurut Priyanto dalam

(Wena, 2011) yaitu pembelajaran kooperatif memiliki prinsip dasar yaitu mahasiswa

membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk tujuan bersama,

kemudian mahasiswa pandai dapat mengajar siswa yang kurang pandai tanpa merasa

dirugikan.

Berdasarkan post-test mahasiswa pada kelas PBI memperoleh rata-rata skor

15,51 dengan skor maksimal 20 dan skor minimal 12, jika dilihat dari rata-rata skor

yang diperoleh maka ada pengaruh yang signifikan pada kelas eksperimen. Berbeda

dengan kelas konvensional yang memperoleh skor rata-rata 13,85, skor maksimum 18

dan minimum 10, perolehan rata-rata nilai lebih rendah

Dari lima komponen kemampuan berpikir kreatif, mahasiswa pada kelas

eksperimen memiliki kemampuan mengenal adanya suatu masalah lebih baik

dibandingkan dengan kelas kontrol. Ini sesuai dengan karakteristik PBI yang menuntut

mahasiswa untuk lebih aktif dalam memecahkan masalah secara mandiri maupun

terbimbing (Trianto, 2007), dan juga berpikir kreatif mempunyai hubungan yang sangat

kuat dalam pemecahan masalah, (Rustaman, 2009). Mahasiswa dari kedua kelas

tersebut sama-sama memiliki kemampuan terendah untuk menghasilkan ide-ide yang

beragam dan terinci dan dalam menghasilkan ide-ide yang tidak umum/luar biasa.

Ketidakmampuan mereka dapat disebabkan oleh kemungkinan lemahnya persepsi dan

pola berpikir dari tiap individu dalam memahami dan menyikapi soal akibat kolaborasi

dengan masing-masing kelompok sehingga kurang menonjolkan originality dari setiap

mahasiswa. Akan tetapi, hal itu tetap sesuai dengan elemen dasar dari kemampuan

berpikir kreatif yaitu sensitivity, elaboration, originality, fluency dan fleksibelity.

Berpikir kreatif merupakan kebiasaan berpikir yang bersifat menggali,

menghidupkan imaginasi, intuisi, menumbuhkan potensi-potensi baru, membuka

pandangan-pandangan yang menimbulkan kekaguman, merangsang pikiran-pikiran

yang tidak terduga. Pada pelaksaan pembelajaran, selain menggunakan pembelajaran

kooperatif juga dikondisikan pemberian permasalahan yang membangkitkan berpikir

kreatif mahasiswa, yaitu dengan memberikan lembar kerja mahasiswa (LKM 1) untuk

Page 12: Pengaruh Model Problem Based Instruction (PBI) Terhadap

12

setiap kelompok mahasiswa, yang berisikan suatu uraian soal yang harus dicari rumusan

masalahnya, kemudian dilanjutkan dengan penerapan pembelajaran model PBI dengan

pembagian kelompok dan diberikan lembar kerja mahasiswa (LKM 2) yang tujuannya

adalah untuk menggali keluwesan (flexibility), keaslian (originality), kefasihan

(fluency), kepekaan (sensitivity) mahasiswa terhadap banyak ide juga menggali

kemampuan mahasiswa menyatakan banyak gagasan secara terperinci (elaboration).

Mengetahui pengaruh model PBI terhadap kemampuan berpikir kreatif

mahasiswa berdasarkan rata-rata skor post-test pada kedua kelompok yang lebih

dispesifikkan menjadi dua kelompok, diperoleh bahwa ada perbedaan yang signifikan

rata-rata skor post-test juga pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok

kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa model PBI berpengaruh secara sinifikan terhadap

kemampuan berpikir kreatif.

9. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat dikemukakan

Terdapat perbedaan yang signifikan hasil tes kemampuan berpikir kreatif antara

mahasiswa yang diajarkan dengan pembelajaran model Problem Based Instruction

(PBI) dan mahasiswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Nilai rata-rata

hasil tes kemampuan berpikir kreatif pada kelas dengan pembelajaran model Problem

Based Instruction (PBI) sebesar 15,51 dan nilai rata-rata mahasiswa yang diajarkan

dengan pembelajaran konvensionai 13,85. Ada pengaruh yang signifikan Model

Problem Based Instruction (PBI) terhadap Kemampuan berpikir kreatif mahasiswa

Bilogi STKIP PGRI Lubuklinggau

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta. Bumi Aksara

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Bosch, N. 2008. Rubric for Creative Thinking Skills Evaluation. Diakses dari:

http://www.icyte.com/saved/adifferentplace/597016. (20 Februari 2015)

Budiman, H. 2011. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis

Siswa Melalui Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan

Software Cabri 3d. Jurnal Pendidikan MIPA 13 (1): 1-80.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta.

Page 13: Pengaruh Model Problem Based Instruction (PBI) Terhadap

13

Guilford, J.P. (1950). Creativity, American Psychologist, Volume 5, Issue 9, 444– 454.

Guilford, J.P. (1956). Fundamental Statistics in Phsycology and Education. New York.

Mc. Graw-Hill Book Co. Inc.

Hamalik O, . 2011. Psikologi Belajar dan Mengajar, Cetakan Pertama, Bandung Sinar

Baru.

Ibrahim, M & Nur, H. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya. Penerbit Unesa-

Universitas Press.

Karyanto, dkk. 2004. Bioedukasi Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi. FKIP UNS.

Lakitan, B. 2010. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta. PT. Gramedia.

Munandar, U. S. 2001. Kreativitas dan Keterbakatan, strategi mewujudkan potensi

kreatif dan Bakat. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.

Nurhayati, E. 2011. Psikologi Pendidikan Inovatif. Yogyakarta. Pustaka Belajar.

Nasution, F. 2001. Hubungan Metode Mengajar Dosen, Keterampilan Belajar, Sarana

Belajar dan Lingkungan Belajar Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa. Jurnal

IlmuKependidikan. Jilid 8 , tahun 2001- No. 1. Jakarta: LPTK.

Priyatno D, 2008. Mandiri Belajar SPSS, PT. Buku Kita. Yogyakarta

Ratnaningsih, N. 2007. Pengaruh Pembelajaran Kontektual Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematik Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah

Menengah Atas. Disertasi . Universitas Pendidikan Indonesia.

Rustaman, N. (1995). Pengembangan Butir Soal Keterampilan Proses Sains. Jurusan

Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Bandung : tidak diterbitkan.

Rustaman, N.(2009). Pendidikan Biologi

http://file.upi.edu/Direktori/sps/prodi.pendidikan_ipa/195012311979032.nuryani_r

ustaman/pendidikan_biologi_dan_trend_penelitiannyav.pdf. (diakses, 6 Januari

2015).

Suherman dan Sukjaya. 1990. Petunjuk Praktis Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi

Peserta Didik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Suprijono. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Putaka Belajar

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta. Prestasi Pustaka Publisher.

Udin, dkk. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas

Terbuka