lipid cecy
DESCRIPTION
LIPIDTRANSCRIPT
![Page 1: Lipid Cecy](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082417/563db9b1550346aa9a9f02ed/html5/thumbnails/1.jpg)
LIPID
A. Judul :
Lipid
B. Tujuan :
a. Identifikasi senyawa lipid
b. Penentuan bilangan peyabunan dan bilangan peroksida
C. Dasar teori
Senyawa satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam
tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan
manusia ialah lipid. Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat
sukar, sebab senyawayang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur
yang serupa atau mirip. Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda.
Walaupun demikian, para ahli biokimia bersepakat bahwa lemak dan senyawa
organik yang kelompok yang disebut lipid. Adapun sifat fisika yang dimaksud
adalah (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009)
Lipid adalah suatu golongan senyawa organic yang meliputi sejumlah
senyawa yang terdapat dialam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-pelarut
organic tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air. Pelarut organic yang
dimaksud adalah pelarut organic nonpolar, seperti benzene, pentane, dietil eter,
dan karbon tetraklorida. Dengan pelarut-pelarut tersebut lipid dapat diekstraksi
dari sel dan jaringan tumbuhan ataupun hewan (Team teaching, 2013).
Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab
senyawa yang termasuk lipid sangat sukar tidak mempunyai rumus struktur
yang serupa atau mirip. Sifat kimia dan fungsi biologisnya juga berbeda-beda.
Adapun sifat yang dimaksud adalah sebagai berikut (Poedjiadi, 2009):
1. Tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut
organik misalnya eter, aseton, kloroform, benzena yang sering juga disebut
pelarut lemak.
2. Ada hubungan dengan asam-asam lemak atau esternya.
3. Mempunyai kemungkinan digunakan oleh makhluk hidup.
![Page 2: Lipid Cecy](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082417/563db9b1550346aa9a9f02ed/html5/thumbnails/2.jpg)
Lipid merupakan komponen penting dalam membran sel termasuk di
antaranya fosfolipid, glikolipid dan dalam sel hewan adalah
kolesterol.Fosfolipid memiliki banyak kerangka gliserol (fosfogliserida) atau
sfingosina (sfingomylin).Kolesterol merupakan senyawa induk bagi steroid lain
yang disintesis dalam tubuh.Steroid tersebut adalah hormon-hormon korteks
adrenal serta hormon seks, vitamin D dan asam empedu (Lehninger, 1992).
Lipid adalah salah satu kategori molekul biologis yang besar yang tidak
mencakup polimer. Senyawa yang disebut lipid dikelompokkan bersama
karena memiliki satu ciri penting: lipid tidak memiliki atau sedikit sekali
afinitasnya terhadap air. Perilaku hidrofobik lipid didasarkan pada struktur
molekulernya (Ketaren, 1986).
Senyawa-senyawa yang termasuk lipid dapat dibagi dalam beberapa
golongan. Ada beberapa cara penggolongan yang dikenal. Bloor membagi lipid
dalam tiga golongan besar yakni: (1) lipid sederhana yaitu ester asam lemak
dengan berbagai alkohol, contohnya lemak atau gliserida dan lilin (waxes); (2)
lipid gabungan yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan,
contohnya fosfolipid, serebrosida; (3) derivat lipid yaitu senyawa yang
dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, contohnya asam lemak, gliserol dan
sterol. Di samping itu, berdasarkan sifat kimia yang penting lipid dapat dibagi
dalam dua golongan besar yakni lipid yang dapat disabunkan (dapat
dihidrolisis dengan basa), contohnya lemak dan lipid yang tidak dapat
disabunkan, contohnya steroid (Poedjiadi, 2009).
Terdapat berbagai macam uji yang berkaitan dengan lipid yang meliputi
analisis kualitatif maupun kuantitatif. Uji-uji kualitatif lipid diantaranya adalah
sebagai berikut(Fessenden, 1982):
1. Uji kelarutan lipid
Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid
terdahadap berbagai macam pelarut.Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan
oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar
maka hasilnya lipid tersbut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid
![Page 3: Lipid Cecy](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082417/563db9b1550346aa9a9f02ed/html5/thumbnails/3.jpg)
memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-
sama nonpolar.
2. Uji acrolein
Uji kualitatif lipid lainnya adalah uji akrolein.Dalam uji ini terjadi
dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau dalam lemak/minyak
menghasilkan aldehid akrilat atau akrolein. Menurut Scy Tech
Encyclopedia, uji akrolein digunakan untuk menguji keberadaan gliserin
atau lemak. Ketika lemak dipanaskan setelah ditambahkan agen
pendehidrasi (KHSO4) yang akan menarik air, maka bagian gliserol akan
terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai
akrolein (CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak terbakar dan
ditandai dengan asap putih.
3. Uji kejenuhan pada lipid
Uji ketidakjenuhan digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji
apakah termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan
pereaksi Iod Hubl.Iod Hubl ini digunakan sebagai indikator perubahan.
Asam lemak yang diuji ditambah kloroform sama banyaknya. Tabung
dikocok sampai bahan larut.Setelah itu, tetes demi tetes pereaksi Iod Hubl
dimasukkan ke dalam tabung sambil dikocokdan perubahan warna yang
terjadi terhadap campuran diamati. Asam lemak jenuh dapat dibedakan dari
asam lemak tidak jenuh dengan cara melihat strukturnya. Asam lemak tidak
jenuh memiliki ikatan ganda pada gugus hidrokarbonnya.Reaksi positif
ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna merah asam
lemak, lalu warna kembali lagi ke warna awal kuning bening.Warna merah
yang kembali pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap
pada rantai hidrokarbon asam lemak.
Trigliserida yang mengandung asam lemak yang mempunyai ikatan
rangkap dapat diadisi oleh golongan halogen. Pada uji ketidakjenuhan,
pereaksi iod huble akan mengoksidasi asam lemak yang mempunyai ikatan
rangkap pada molekulnya menjadi berikatan tunggal. Warna merah
![Page 4: Lipid Cecy](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082417/563db9b1550346aa9a9f02ed/html5/thumbnails/4.jpg)
mudayang hilang selama reaksi menunjukkan bahwa asam lemak tak jenuh
telah mereduksi pereaksi iod huble.
4. Uji ketengikan
Uji kualitatif lipid lainnya adalah uji ketengikan.Dalam uji ini,
diidentifikasi lipid mana yang sudah tengik dengan yang belum tengik yang
disebabkan oleh oksidasi lipid. Minyak yang akan diuji dicampurkan
dengan HCl. Selanjutnya, sebuah kertas saring dicelupkan ke larutan
floroglusinol. Floroglusinol ini berfungsi sebagai penampak bercak.Setelah
itu, kertas digantungkan di dalam erlenmeyer yang berisi minyak yang
diuji.Serbuk CaCO3 dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan segera ditutup.
HCl yang ditambahkan akan menyumbangkan ion-ion hidrogennya yang
dapat memecah unsur lemak sehingga terbentuk lemak radikal bebas dan
hidrogen radikal bebas. Kedua bentuk radikal ini bersifat sangat reaktif dan
pada tahap akhir oksidasi akan dihasilkan peroksida.
5. Uji salkowski untuk kolesterol
Uji Salkowski merupakan uji kualitatif yang dilakukan untuk
mengidentifikasi keberadaan kolesterol. Kolesterol dilarutkan dengan
kloroform anhidrat lalu dengan volume yang sama ditambahkan asam sulfat.
Asam sulfat berfungsi sebagai pemutus ikatan ester lipid.Apabila dalam
sampel tersebut terdapat kolesterol, maka lapisan kolesterol di bagian atas
menjadi berwarna merah dan asam sulfat terlihat berubah menjadi kuning
dengan warna fluoresens hijau.
6. Uji lieberman buchard
Uji Lieberman Buchard merupakan uji kuantitatif untuk
kolesterol.Prinsip uji ini adalah mengidentifikasi adanya kolesterol dengan
penambahan asam sulfat ke dalam campuran.Sebanyak 10 tetes asam asetat
dilarutkan ke dalam larutan kolesterol dan kloroform (dari percobaan
Salkowski).Setelah itu, asam sulfat pekat ditambahkan.Tabung dikocok
perlahan dan dibiarkan beberapa menit.
Mekanisme yang terjadi dalam uji ini adalah ketika asam sulfat
ditambahkan ke dalam campuran yang berisi kolesterol, maka molekul air
![Page 5: Lipid Cecy](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082417/563db9b1550346aa9a9f02ed/html5/thumbnails/5.jpg)
berpindah dari gugus C3 kolesterol, kolesterol kemudian teroksidasi
membentuk 3,5-kolestadiena. Produk ini dikonversi menjadi polimer yang
mengandung kromofor yang menghasilkan warna hijau.Warna hijau ini
menandakan hasil yang positif.Reaksi positif uji ini ditandai dengan adanya
perubahan warna dari terbentuknya warna pink kemudian menjadi biru-
ungu dan akhirnya menjadi hijau tua.
7. Uji bilangan iod
Lemak hewan pada umumnya berupa zat padat pada suhu
ruangan,sedangkan lemak yang barasal dari tumbuhan berupa zat cair.
Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak
jenuh,sedangkan lemak cair atau yang basa disebut minyak mengandung
asam lemak tidak jenuh. Lemak hewan dan tumbuhan mempunyai susunan
asam lemak yang berbeda-beda.Untuk menentukan derajat ketidakjenuhan
asam lemak yang terkandung didalamnya diukur dengan bilangan
iodium.Iodium dapat bereaksi dengan ikatan rangkap dalam asam
lemak.Tiap molekul iodium mengadakan reaksi adisi pada suatuikatan
rangkap. Oleh karenanya makin banyak ikatan rangkap,makin banyak pula
iodium yang dapat bereaksi.
D. Alat dan Bahan
1. Alat
No Nama Alat kategori Gambar Fungsi
1.
Gelas kimia (Beaker)
1
Sebagai wadah untuk larutan yang akan dipakai
3.
Gelas ukur
1
Untuk tempat mengukur larutan atau zat
![Page 6: Lipid Cecy](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082417/563db9b1550346aa9a9f02ed/html5/thumbnails/6.jpg)
4.
Penjepit tabung
1
Untuk menjepit tabung
5.
Penangas air
2
Tempat untuk memanaskan air atau larutan.
6.
Tabung reaksi
1
Untuk mereaksikan larutan atau cairan
7. Rak tabung
1
Tempat untuk meletakan tabung reaksi.
8. Pipet tetes
1
Untuk memindahkan cairan kedalam suatu wadah dalam jumlah yang kecil.
9. Neraca Analitik
2
Untuk menimbang sampel dalam bentuk gram
2. Bahan
1. Aquadest
Sifat Fisik : Berat molekulnya 18, densitas 1,08, titik leleh 00C dan
titik didih 1000C
Sifat Kimia: Bersifat polar dan sebagai pelarut universal
2. Indikator Phenolftalein (PP)
![Page 7: Lipid Cecy](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082417/563db9b1550346aa9a9f02ed/html5/thumbnails/7.jpg)
Sifat Fisik : Padatan kristal tak berwarna, berbentuk larutan dan larut
dalam air.
Sifat Kimia: Tidak dapat bereaksi dengan larutan yang direaksikan,
hanya sebagai indikator, tidak berwana saat asam dan
berwarna merah rosa saat basa.
3. Asam Klorida (HCl)
Sifat Fisik : Tidak berwarna dan berbau tajam.
Sifat Kimia: Larut dalam pelarut air, termasuk asam kuat, dilarutkan
dengan mereaksikan NaCl dan H2SO4.
4. Kalium Hidroksida (KOH)
Sifat Fisik : Berbentuk bubuk putih halus.
Sifat Kimia: Bila dipanaskan pada suhu 4500C akan terurai menjadi
CaO dan air, menyerap CO2 dan membentuk kalsium
karbonat.
E. Prosedur Kerja
1. Uji Lipid
- Dimasukkan 0,5 gram minyak (sampel) kedalam tabung reaksi
- Ditambahkan 0,5 gram KHSO4, lalu panaskan
- Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
2. Penentuan Bilangan Penyabunan
- Dimasukkan 5 gram minyak (sampel) kedalam Erlenmeyer
250 mL
- Ditambahkan 50 mL larutan KOH alkoholis 10%, dikocok
- Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
- Dicampurkan kemudian direfluks selama 30-60 menit
- Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi, didinginkan
Sampel
Hasil Pengamatan
Sampel
![Page 8: Lipid Cecy](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082417/563db9b1550346aa9a9f02ed/html5/thumbnails/8.jpg)
- Ditambahkan indicator fenoftalein sebanyak 1 mL
- Dititrasi dengan larutan HCl 0,5 N
- Dicatat volume HCl yang dibutuhkan untuk titrasi
- Diulangi langkah-langkah diatas untuk blangko
- Dihitung bilangan peyabunannya
F. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
1. Tabel pengamatan
Uji Lipid
Sampel Uji Lipid
Kelarutan Perubahan bau
Minyak Jelantah Sedikit larut Tengik
Minyak Bimoli Larut Tidak berbau
Minyak Zaitun Larut Tengik
Minyak Kampung Larut Tengik
Margarin Tidak larut Tidak berbau
Hasil Pengamatan Penentuan Bilangan Penyabunan
Sampel (Minyak Bimoli) Perubahan yang terjadi
5 gram sampel dicampurkan dengan
larutan KOH alkoholis 10% sebanyak
10 mL dan dikocok
- Berubah warna larutan dari kuning
jernih menjadi kuning pekat
- Setelah homogen, lama kelamaan
larutan menjadi mengental
Pada saat direfluks selama 30 menit - Sampel menjadi encer dan
warnanya menjadi pekat dari
sebelumnya
Ditambahkan indikator fenolftalein
sebanyak 3 tetes
- Berubah menjadi warna ungu
Dititrasi dengan larutan HCl 0,5 N - Berubah warna dari warna ungu
menjadi warna kuning jerami
Hasil Pengamatan
![Page 9: Lipid Cecy](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082417/563db9b1550346aa9a9f02ed/html5/thumbnails/9.jpg)
Perhitungan Bilangan Penyabunan
[(B-S)xNx56]W
=[ (11- 8.8 ) x0,5x56]5
=61,65
= 12.32 mL/gram
2. Pembahasan
1. Uji akrolein
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya senyawa
glyceril atau lemak.Sampel yang digunakan adalah mentega, minyak
jelantah, minyak goreng, minyak zaitun, dan minyak kelapa kampung.
Langkah pertama dimasukkan sampel kedalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan 0,5 gram KHSO4, tujuan penggunaannya yaitu untuk
menarik molekul air dari gliserol. Selanjutnya dipanaskan tujuan
pemanasan yaitu untuk mempercepat terjadinya reaksi.
Dari hasil percobaan yang dilakukan didapatkan hasil bahwa
minyak jelantah, minyak goreng, minyak kampung, minyak bimoli dan
margarin positif mengandung lemak, hal ini ditunjukkan oleh bau yang
menyengat dan tengik pada masing-masing sampel setelah proses
pemanasan
Adapun reaksi yang terbentuk yaitu :
2. Penentuan bilangan penyabunan
![Page 10: Lipid Cecy](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082417/563db9b1550346aa9a9f02ed/html5/thumbnails/10.jpg)
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan bilangan
penyabunan.pertama sampel sebanyak 5 g dimasukkan kedalam
erlenmeyer 250 ml , kemudian ditambahlan KOH alkoholis 10 %, tujuan
penggunaan KOH yaitu sebagai pelarut untuk memudahkan pencampuran
KOH dengan sampel minyak selama proses refluks. Selanjutnya larutan
dikocok agar tercampur rata. Dicampurkan kemudian direfluks semala 30
menit.Proses refluks bertujuan untuk mereaksikan sampel minyak dengan
larutan KOH-Alkohol agar proses saponifikasi tersebut dapat berlangsung
secara sempurna. Karena dalam proses saponifikasi tersebut, reaktan yang
digunakan yaitu KOH-alkohol bersifat mudah menguap bila dipanaskan,
sehingga untuk mencegah reaktan tersebut menguap selama proses
pemanasan maka dilakukanlah proses refluks. Selanjutnya ditambahkan
ndikator penofthalein yang bertujuan untuk memudahkan menentukan
titik akhir titrasi.Lalu di titrasi dengan dengan larutan HCl. Selanjutnya
dihitung bilangan penyabunan.
Dari hasil percobaan yang dilakukan didapatkan hasil dari bilangan
penyabunan yaitu 12,32. Angka penyabunan tersebut menunjukkan berat
molekul lemak dan minyak secara kasar. Minyak yang disusun oleh asam
lemak berantai karbon yang pendek berarti mempunyai berat molekul
yang relatif kecil, akan mempunyai angka penyabunan yang besar dan
sebaliknya bila minyak mempunyai berat molekul yang besar, maka
angka penyabunan relatif kecil.
G. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Minyak goreng, minyak kelapa kampung, minyak jelantah, minyak bimoli
positif mengandung lemak atau griserol yang ditandai dengan timbulnya
bau yang menyengat atau tengik.
2. Bilangan penyabunan dari minyak adalah 12,32 ml/g
![Page 11: Lipid Cecy](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082417/563db9b1550346aa9a9f02ed/html5/thumbnails/11.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden. 1982. Kimia Organik II edisi ketiga. Jakarta: Erlangga
Ketaren.1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta:
Universitas Indonesia press
Lehninger, Albert. 1992. Dasar-dasarBiokimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Pramarsh. 2008. Dasar-Dasar Biokimia Jilid I. Jakarta: Erlangga
Pudjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia
Team Teaching. 2013. Penuntun Praktikum Biokimia. Gorontalo: Universitas
Negeri Gorontalo