lipid cecy

16
LIPID A. Judul : Lipid B. Tujuan : a. Identifikasi senyawa lipid b. Penentuan bilangan peyabunan dan bilangan peroksida C. Dasar teori Senyawa satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia ialah lipid. Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawayang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikian, para ahli biokimia bersepakat bahwa lemak dan senyawa organik yang kelompok yang disebut lipid. Adapun sifat fisika yang dimaksud adalah (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009) Lipid adalah suatu golongan senyawa organic yang meliputi sejumlah senyawa yang terdapat dialam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-pelarut organic tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air. Pelarut organic yang dimaksud adalah pelarut organic nonpolar, seperti benzene, pentane, dietil eter, dan karbon tetraklorida. Dengan pelarut-pelarut tersebut

Upload: iyanpanai

Post on 10-Dec-2015

16 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

LIPID

TRANSCRIPT

Page 1: Lipid Cecy

LIPID

A. Judul :

Lipid

B. Tujuan :

a. Identifikasi senyawa lipid

b. Penentuan bilangan peyabunan dan bilangan peroksida

C. Dasar teori

Senyawa satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam

tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan

manusia ialah lipid. Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat

sukar, sebab senyawayang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur

yang serupa atau mirip. Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda.

Walaupun demikian, para ahli biokimia bersepakat bahwa lemak dan senyawa

organik yang kelompok yang disebut lipid. Adapun sifat fisika yang dimaksud

adalah (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009)

Lipid adalah suatu golongan senyawa organic yang meliputi sejumlah

senyawa yang terdapat dialam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-pelarut

organic tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air. Pelarut organic yang

dimaksud adalah pelarut organic nonpolar, seperti benzene, pentane, dietil eter,

dan karbon tetraklorida. Dengan pelarut-pelarut tersebut lipid dapat diekstraksi

dari sel dan jaringan tumbuhan ataupun hewan (Team teaching, 2013).

Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab

senyawa yang termasuk lipid sangat sukar tidak mempunyai rumus struktur

yang serupa atau mirip. Sifat kimia dan fungsi biologisnya juga berbeda-beda.

Adapun sifat yang dimaksud adalah sebagai berikut (Poedjiadi, 2009):

1. Tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut

organik misalnya eter, aseton, kloroform, benzena yang sering juga disebut

pelarut lemak.

2. Ada hubungan dengan asam-asam lemak atau esternya.

3. Mempunyai kemungkinan digunakan oleh makhluk hidup.

Page 2: Lipid Cecy

Lipid merupakan komponen penting dalam membran sel termasuk di

antaranya fosfolipid, glikolipid dan dalam sel hewan adalah

kolesterol.Fosfolipid memiliki banyak kerangka gliserol (fosfogliserida) atau

sfingosina (sfingomylin).Kolesterol merupakan senyawa induk bagi steroid lain

yang disintesis dalam tubuh.Steroid tersebut adalah hormon-hormon korteks

adrenal serta hormon seks, vitamin D dan asam empedu (Lehninger, 1992).

Lipid adalah salah satu kategori molekul biologis yang besar yang tidak

mencakup polimer. Senyawa yang disebut lipid dikelompokkan bersama

karena memiliki satu ciri penting: lipid tidak memiliki atau sedikit sekali

afinitasnya terhadap air. Perilaku hidrofobik lipid didasarkan pada struktur

molekulernya (Ketaren, 1986).

Senyawa-senyawa yang termasuk lipid dapat dibagi dalam beberapa

golongan. Ada beberapa cara penggolongan yang dikenal. Bloor membagi lipid

dalam tiga golongan besar yakni: (1) lipid sederhana yaitu ester asam lemak

dengan berbagai alkohol, contohnya lemak atau gliserida dan lilin (waxes); (2)

lipid gabungan yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan,

contohnya fosfolipid, serebrosida; (3) derivat lipid yaitu senyawa yang

dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, contohnya asam lemak, gliserol dan

sterol. Di samping itu, berdasarkan sifat kimia yang penting lipid dapat dibagi

dalam dua golongan besar yakni lipid yang dapat disabunkan (dapat

dihidrolisis dengan basa), contohnya lemak dan lipid yang tidak dapat

disabunkan, contohnya steroid (Poedjiadi, 2009).

Terdapat berbagai macam uji yang berkaitan dengan lipid yang meliputi

analisis kualitatif maupun kuantitatif. Uji-uji kualitatif lipid diantaranya adalah

sebagai berikut(Fessenden, 1982): 

1. Uji kelarutan lipid

Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid

terdahadap berbagai macam pelarut.Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan

oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar

maka hasilnya lipid tersbut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid

Page 3: Lipid Cecy

memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-

sama nonpolar.

2. Uji  acrolein

Uji kualitatif lipid lainnya adalah uji akrolein.Dalam uji ini terjadi

dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau dalam lemak/minyak

menghasilkan aldehid akrilat atau akrolein. Menurut Scy Tech

Encyclopedia, uji akrolein digunakan untuk menguji keberadaan gliserin

atau lemak. Ketika lemak dipanaskan setelah ditambahkan agen

pendehidrasi (KHSO4) yang akan menarik air, maka bagian gliserol akan

terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai

akrolein (CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak terbakar dan

ditandai dengan asap putih.

3. Uji kejenuhan pada lipid 

Uji ketidakjenuhan digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji

apakah termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan

pereaksi Iod Hubl.Iod Hubl ini digunakan sebagai indikator perubahan.

Asam lemak yang diuji ditambah kloroform sama banyaknya. Tabung

dikocok sampai bahan larut.Setelah itu, tetes demi tetes pereaksi Iod Hubl

dimasukkan ke dalam tabung sambil dikocokdan perubahan warna yang

terjadi terhadap campuran diamati. Asam lemak jenuh dapat dibedakan dari

asam lemak tidak jenuh dengan cara melihat strukturnya. Asam lemak tidak

jenuh memiliki ikatan ganda pada gugus hidrokarbonnya.Reaksi positif

ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna merah asam

lemak, lalu warna kembali lagi ke warna awal kuning bening.Warna merah

yang kembali pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap

pada rantai hidrokarbon asam lemak.  

Trigliserida yang mengandung asam lemak yang mempunyai ikatan

rangkap dapat diadisi oleh golongan halogen. Pada uji ketidakjenuhan,

pereaksi iod huble akan mengoksidasi asam lemak yang mempunyai ikatan

rangkap pada molekulnya menjadi berikatan tunggal. Warna merah

Page 4: Lipid Cecy

mudayang hilang selama reaksi menunjukkan bahwa asam lemak tak jenuh

telah mereduksi pereaksi iod huble.

4. Uji ketengikan

Uji kualitatif lipid lainnya adalah uji ketengikan.Dalam uji ini,

diidentifikasi lipid mana yang sudah tengik dengan yang belum tengik yang

disebabkan oleh oksidasi lipid. Minyak yang akan diuji dicampurkan

dengan HCl. Selanjutnya, sebuah kertas saring dicelupkan ke larutan

floroglusinol. Floroglusinol ini berfungsi sebagai penampak bercak.Setelah

itu, kertas digantungkan di dalam erlenmeyer yang berisi minyak yang

diuji.Serbuk CaCO3 dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan segera ditutup.

HCl yang ditambahkan akan menyumbangkan ion-ion hidrogennya yang

dapat memecah unsur lemak sehingga terbentuk lemak radikal bebas dan

hidrogen radikal bebas. Kedua bentuk radikal ini bersifat sangat reaktif dan

pada tahap akhir oksidasi akan dihasilkan peroksida. 

5. Uji salkowski untuk kolesterol

Uji Salkowski merupakan uji kualitatif yang dilakukan untuk

mengidentifikasi keberadaan kolesterol. Kolesterol dilarutkan dengan

kloroform anhidrat lalu dengan volume yang sama ditambahkan asam sulfat.

Asam sulfat berfungsi sebagai pemutus ikatan ester lipid.Apabila dalam

sampel tersebut terdapat kolesterol, maka lapisan kolesterol di bagian atas

menjadi berwarna merah dan asam sulfat terlihat berubah menjadi kuning

dengan warna fluoresens hijau.

6. Uji lieberman buchard 

Uji Lieberman Buchard merupakan uji kuantitatif untuk

kolesterol.Prinsip uji ini adalah mengidentifikasi adanya kolesterol dengan

penambahan asam sulfat ke dalam campuran.Sebanyak 10 tetes asam asetat

dilarutkan ke dalam larutan kolesterol dan kloroform (dari percobaan

Salkowski).Setelah itu, asam sulfat pekat ditambahkan.Tabung dikocok

perlahan dan dibiarkan beberapa menit.

Mekanisme yang terjadi dalam uji ini adalah ketika asam sulfat

ditambahkan ke dalam campuran yang berisi kolesterol, maka molekul air

Page 5: Lipid Cecy

berpindah dari gugus C3 kolesterol, kolesterol kemudian teroksidasi

membentuk 3,5-kolestadiena. Produk ini dikonversi menjadi polimer yang

mengandung kromofor yang menghasilkan warna hijau.Warna hijau ini

menandakan hasil yang positif.Reaksi positif uji ini ditandai dengan adanya

perubahan warna dari terbentuknya warna pink kemudian menjadi biru-

ungu dan akhirnya menjadi hijau tua.

7. Uji bilangan iod

Lemak hewan pada umumnya berupa zat padat pada suhu

ruangan,sedangkan lemak yang barasal dari tumbuhan berupa zat cair.

Lemak  yang mempunyai titik lebur  tinggi mengandung asam lemak

jenuh,sedangkan lemak cair atau yang basa disebut minyak mengandung

asam lemak tidak jenuh. Lemak hewan dan tumbuhan mempunyai susunan

asam lemak yang berbeda-beda.Untuk menentukan derajat ketidakjenuhan

asam lemak yang terkandung didalamnya diukur dengan bilangan

iodium.Iodium dapat bereaksi dengan ikatan rangkap dalam asam

lemak.Tiap molekul iodium mengadakan reaksi adisi pada suatuikatan

rangkap. Oleh karenanya makin banyak ikatan rangkap,makin banyak pula

iodium yang dapat bereaksi.

D. Alat dan Bahan

1. Alat

No Nama Alat kategori Gambar Fungsi

1.

Gelas kimia (Beaker)

1

Sebagai wadah untuk larutan yang akan dipakai

3.

Gelas ukur

1

Untuk tempat mengukur larutan atau zat

Page 6: Lipid Cecy

4.

Penjepit tabung

1

Untuk menjepit tabung

5.

Penangas air

2

Tempat untuk memanaskan air atau larutan.

6.

Tabung reaksi

1

Untuk mereaksikan larutan atau cairan

7. Rak tabung

1

Tempat untuk meletakan tabung reaksi.

8. Pipet tetes

1

Untuk memindahkan cairan kedalam suatu wadah dalam jumlah yang kecil.

9. Neraca Analitik

2

Untuk menimbang sampel dalam bentuk gram

2. Bahan

1. Aquadest

Sifat Fisik : Berat molekulnya 18, densitas 1,08, titik leleh 00C dan

titik didih 1000C

Sifat Kimia: Bersifat polar dan sebagai pelarut universal

2. Indikator Phenolftalein (PP)

Page 7: Lipid Cecy

Sifat Fisik : Padatan kristal tak berwarna, berbentuk larutan dan larut

dalam air.

Sifat Kimia: Tidak dapat bereaksi dengan larutan yang direaksikan,

hanya sebagai indikator, tidak berwana saat asam dan

berwarna merah rosa saat basa.

3. Asam Klorida (HCl)

Sifat Fisik : Tidak berwarna dan berbau tajam.

Sifat Kimia: Larut dalam pelarut air, termasuk asam kuat, dilarutkan

dengan mereaksikan NaCl dan H2SO4.

4. Kalium Hidroksida (KOH)

Sifat Fisik : Berbentuk bubuk putih halus.

Sifat Kimia: Bila dipanaskan pada suhu 4500C akan terurai menjadi

CaO dan air, menyerap CO2 dan membentuk kalsium

karbonat.

E. Prosedur Kerja

1. Uji Lipid

- Dimasukkan 0,5 gram minyak (sampel) kedalam tabung reaksi

- Ditambahkan 0,5 gram KHSO4, lalu panaskan

- Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi

2. Penentuan Bilangan Penyabunan

- Dimasukkan 5 gram minyak (sampel) kedalam Erlenmeyer

250 mL

- Ditambahkan 50 mL larutan KOH alkoholis 10%, dikocok

- Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi

- Dicampurkan kemudian direfluks selama 30-60 menit

- Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi, didinginkan

Sampel

Hasil Pengamatan

Sampel

Page 8: Lipid Cecy

- Ditambahkan indicator fenoftalein sebanyak 1 mL

- Dititrasi dengan larutan HCl 0,5 N

- Dicatat volume HCl yang dibutuhkan untuk titrasi

- Diulangi langkah-langkah diatas untuk blangko

- Dihitung bilangan peyabunannya

F. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

1. Tabel pengamatan

Uji Lipid

Sampel Uji Lipid

Kelarutan Perubahan bau

Minyak Jelantah Sedikit larut Tengik

Minyak Bimoli Larut Tidak berbau

Minyak Zaitun Larut Tengik

Minyak Kampung Larut Tengik

Margarin Tidak larut Tidak berbau

Hasil Pengamatan Penentuan Bilangan Penyabunan

Sampel (Minyak Bimoli) Perubahan yang terjadi

5 gram sampel dicampurkan dengan

larutan KOH alkoholis 10% sebanyak

10 mL dan dikocok

- Berubah warna larutan dari kuning

jernih menjadi kuning pekat

- Setelah homogen, lama kelamaan

larutan menjadi mengental

Pada saat direfluks selama 30 menit - Sampel menjadi encer dan

warnanya menjadi pekat dari

sebelumnya

Ditambahkan indikator fenolftalein

sebanyak 3 tetes

- Berubah menjadi warna ungu

Dititrasi dengan larutan HCl 0,5 N - Berubah warna dari warna ungu

menjadi warna kuning jerami

Hasil Pengamatan

Page 9: Lipid Cecy

Perhitungan Bilangan Penyabunan

[(B-S)xNx56]W

=[ (11- 8.8 ) x0,5x56]5

=61,65

= 12.32 mL/gram

2. Pembahasan

1. Uji akrolein

Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya senyawa

glyceril atau lemak.Sampel yang digunakan adalah mentega, minyak

jelantah, minyak goreng, minyak zaitun, dan minyak kelapa kampung.

Langkah pertama dimasukkan sampel kedalam tabung reaksi kemudian

ditambahkan 0,5 gram KHSO4, tujuan penggunaannya yaitu untuk

menarik molekul air dari gliserol. Selanjutnya dipanaskan tujuan

pemanasan yaitu untuk mempercepat terjadinya reaksi.

Dari hasil percobaan yang dilakukan didapatkan hasil bahwa

minyak jelantah, minyak goreng, minyak kampung, minyak bimoli dan

margarin positif mengandung lemak, hal ini ditunjukkan oleh bau yang

menyengat dan tengik pada masing-masing sampel setelah proses

pemanasan

Adapun reaksi yang terbentuk yaitu :                        

2. Penentuan bilangan penyabunan

Page 10: Lipid Cecy

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan bilangan

penyabunan.pertama sampel sebanyak 5 g dimasukkan kedalam

erlenmeyer 250 ml , kemudian ditambahlan KOH alkoholis 10 %, tujuan

penggunaan KOH yaitu sebagai pelarut untuk memudahkan pencampuran

KOH dengan sampel minyak selama proses refluks. Selanjutnya larutan

dikocok agar tercampur rata. Dicampurkan kemudian direfluks semala 30

menit.Proses refluks bertujuan untuk mereaksikan sampel minyak dengan

larutan KOH-Alkohol agar proses saponifikasi tersebut dapat berlangsung

secara sempurna. Karena dalam proses saponifikasi tersebut, reaktan yang

digunakan yaitu KOH-alkohol bersifat mudah menguap bila dipanaskan,

sehingga untuk mencegah reaktan tersebut menguap selama proses

pemanasan maka dilakukanlah proses refluks. Selanjutnya ditambahkan

ndikator penofthalein yang bertujuan untuk memudahkan menentukan

titik akhir titrasi.Lalu di titrasi dengan dengan larutan HCl. Selanjutnya

dihitung bilangan penyabunan.

Dari hasil percobaan yang dilakukan didapatkan hasil dari bilangan

penyabunan yaitu 12,32. Angka penyabunan tersebut menunjukkan berat

molekul lemak dan minyak secara kasar. Minyak yang disusun oleh asam

lemak berantai karbon yang pendek berarti mempunyai berat molekul

yang relatif kecil, akan mempunyai angka penyabunan yang besar dan

sebaliknya bila minyak mempunyai berat molekul yang besar, maka

angka penyabunan relatif kecil.

G. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Minyak goreng, minyak kelapa kampung, minyak jelantah, minyak bimoli

positif mengandung lemak atau griserol yang ditandai dengan timbulnya

bau yang menyengat atau tengik.

2. Bilangan penyabunan dari minyak adalah 12,32 ml/g

Page 11: Lipid Cecy

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden. 1982. Kimia Organik II edisi ketiga. Jakarta: Erlangga

Ketaren.1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta:

Universitas Indonesia press

Lehninger, Albert. 1992. Dasar-dasarBiokimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Pramarsh. 2008. Dasar-Dasar Biokimia Jilid I. Jakarta: Erlangga

Pudjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia

Team Teaching. 2013. Penuntun Praktikum Biokimia. Gorontalo: Universitas

Negeri Gorontalo