lipid ai
DESCRIPTION
lipidaTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
PERCOBAAN VIII
LIPID
NAMA : AULIA INSANI
NIM : H411 10 275
KELOMPOK : III (TIGA)
HARI/TGL. PERC. : KAMIS, 23 NOVEMBER 2011
ASISTEN : ASMAN KUMIK
LABORATORIUM BIOKIMIAJURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan,
hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah
lipid. Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar sebab
senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau
mirip. Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikian
para ahli biokimia sepakat bahwa lemak dan senyawa organik yang mempunyai
sifat fisika seperti lemak, dimasukkan dalam satu kelompok yang disebut lipid
Lemak dan minyak merupakan senyawa lipid yang berperan sebagai zat
makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia dan juga sumber
energi yang dibutuhkan oleh tubuh dan lebih tinggi kalorinya dibanding protein
dan karbohidrat.
Lemak berasal dari hewan, dan lemak bersifat jenuh dan merupakan
padatan lunak pada suhu ruangan dan minyak berasal dari tumbuhan dan minyak
bersifat tak jenuh dan berwujud cair pada suhu ruangan. Lemak dan minyak
berfungsi sebagai pelarut pada vitamin A,D E, dan K.
Suatu senyawa lipid pada umumnya mengandung gliserol. Gliserol jika
dicampur dengan KHSO4 dan dipanaskan hati-hati akan timbul bau tajam yang
khas yang disebabkan oleh terbentuknya akrilaldehida. Untuk lebih mengetahui
cara menentukan adanya kandungan gliserol dalam suatu lipid, maka dilakukanlah
percobaan ini.
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
1.2.1 Maksud Percobaan
Mengidentifikasi adanya gliserol dalam lipid melalui tes Acrolein dan tes
Kalorimetri.
1.2.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah sebagai berikut:
- Menentukan adanya gliserol dalam lemak melalui tes Acrolein.
- Menentukan adanya gliserol melalui tes Kolorimetri.
1.3 Prinsip Percobaan
Pada tes Acrolein adanya gliserol ditentukan dengan mereaksikan larutan
contoh yaitu: lilin, minyak kelapa, minyak wijen, gliserol, dan margarin dengan
pereaksi KHSO4 yang ditandai dengan adanya bau karakteristik yang khas. Dan
pada tes kalorimetri adanya gliserol ditentukan dengan mereaksikan larutan
contoh yaitu: lilin, minyak kelapa, minyak wijen, gliserol, margarin dan aquadest
dengan pereaksi NaOCL, HCl pekat, dan alfa naftol dan yang ditandai dengan
terbentuknya hijau zamrud.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan komponen dasarnya, lipid terbagi ke dalam lipid sederhana
(simple lipid), lipid majemuk (compound lipid), dan lipid turunan (derived lipid).
Berdasarkan sumbernya, lipid dikelompokkan sebagai lemak hewan (animal fat),
lemak susu (milk fat), minyak ikan (fish oil), dll. Klasifikasi lipid ke dalam lipid
majemuk karena lipid tersebut mengandung asam lemak yang dapat disabunkan,
sedangkan lipid sederhana tidak mengandung asam lemak dan tidak dapat
disabunkan (Jatilaksono, 2011).
Senyawa-senyawa yang termasuk lipid ini dapat dibagi dalam beberapa
golongan. Ada beberapa cara penggolongan yang dikenal. Bloor membagi lipid
dalam tiga golongan besar yakni: (1) lipid sederhana, yaitu ester asam lemak
dengan berbagai alkohol, contohnya lemak atau gliserida dan lilin (waxes), (2)
lipid gabungan yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan,
contohnya fosfolipid, serebsida. (3) derivat lipid, yaitu senyawayang dihasilkan
oleh proses hidrolisis lipid, contohnya asam lemak, gliserol, dan sterol. Di
samping itu berdasarkan sifat kimia yang penting, lipid dapat dibagi dalam dua
golongan yangbesar, yakni lipid dapat dibagi dalam dua golongan yangbesar,
yakni lipid yang dapat disabunkan, yakni dapat dihidrolisis dengan basa,
contohnya lemak, dan lipidyang tidak dapat disabunkan, contohnya steroid
(Poedjiadi, 1994).
Dalam tubuh, lemak berfungsi sebagai berikut (Linder, 1992):
- Trigliserida : adalah bentuk lemak yang paling efisien untuk menyimpan kalor
yang penting untuk proses-proses yang membutuhkan energi dalam tubuh.
Trigliserida bersifat tidak banyak membutuhkan tempat, kurang teroksidasi.
Trigliserida dapat dikonversi menjadi kolesterol, fosfolipid dan bentuk lipida
lainnya kalau dibutuhkan. Adapun fungsi fisik lainnya adalah sebagai bantalan
tulang-tulang dan organ vital, melindungi organ dari goncangan. Lemak
bawah kulit berfungsi sebagai insulator dari panas atau dingin.
- Fosfolipid dan kolesterol : mempunyai fungsi pokok dalam pembentukan
semua membran sel (bagian dalam/interior dan bagian luar/eksterior).
Merupakan substrat untuk pembentukan prostaglandin leukotrion dan
tromboksan yang esensial untuk tubuh normal. Sedangkan kolester
merupakan substrat untuk pembentukan enzim empedu yang dibuat oleh hati.
Lipid seperti lilin (wax), lemak, minyak, dan fosfolipid adalah ester yang
jika dihidrolisis dapat menghasilkan asam lemak dan senyawa lainnya termasuk
alkohol. Steroid tidak mengandung asam lemak dan tidak dapat dihidrolisis
(Jatilaksono, 2011).
Lemak dan minyak dibuat dari dua jenis molekul yaitu gliserol (jenis
alkohol dengan sebuah gugus hidroksil yang masing-masing memiliki tiga
karbon) yang dilakukan oleh sintesis dehidrasi (dehydration synthesis) (Anonim,
2011).
Minyak dan lemak merupakam molekul amfipatik karena mengandung
gugus karboksilat ionok yang hidrofilik (suka air) pada satu ujung dan rantai
hidrofobik (benci air). Lipid atau lemak merupakan 15 % dari tubuh. Senyawa ini
terutama terdiri atas hidrokarbon dan mempunyai afinitas yang kecil terhadap air.
Beraneka ragam molekul termasuk dalam kelompok lipid ini. Yang paling
sederhana ialah asam-asam lemak (Winarno, 2004).
Lemak adalah suatu ester asam lemak dengan gliserol, sedangkan gliserol
adalah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri dari tiga atom karbon. Jadi setiap
atom karbon dapat mengikat satu, dua, atau tiga molekul asam- asam lemak dalam
bentuk ester, yand disebut monogliserida, digliserida atau trigliserida. Pada lemak,
satu molekul gliserol mengikat tiga molekul asam lemak oleh karena itu asam
lemak adalah suatu trigliserida. R1-COOH, R2-COOH dan R3-COOH ialah
molekul asam lemak yang terikat pada gliserol. Ketiga molekul asam lemak
tersebut boleh sama dan boleh berbeda. Pada umunya lemak pada hewan berupa
zat pada suhu kamar sedangkan lemak yang berasal tumbuhan berupa zat cair.
Lemak yang mempunyai titik lebur yang tinggi mengandung asam lemak jenuh
sedangkan lemak cair atau yang biasa disebut minyak mengandung asam lemak
tak jenuh (Hawab, 2000).
Lemak hewan pada umumnya berupa zat pada suhu ruangan, sedangkan
lemak yang berasal dari tumbuhan berupa zat cair lemak hewan tumbuhan
mempunyai susunan asam lemak yang berbeda-beda, unutk meningkatkan derajat
ketidakjenuhan asam lemak yang terkandung di dalamnya diukur dengan bilangan
iodine. Iodium dapat bereaksi dengai ikatan rangkap dalam asam lemak. Tiap
molekul iodium mengadakan reaksiadisi pada suatu ikatan rangkap. Oleh
karenanya makin banyak ikatan rangkap, makin banyak pula iodium yang
bereaksi. Seperti halnya lipid pada umumnya, lemak atau gliserida asam lemak
pendek dapat larut dalam air, sedangkan gliserida asam lemak panjang tidak larut.
Semua gliserida larut dalam eter, kloroform atau benzene alcohol panas adalah
pelarut lemak yang baik (Ketaren, 2005).
Minyak dan lemak apabila mengalami perubahan akan mempengaruhi bau
dan rasa suatu bahan makanan, baik yang bersifat menguntungkan atau tidak.
Umumnya penguraian lemak dan minyak menghasilkan zat yang tidak dapat
dimakan, sehingga dengan demikian kerusakan lemak dan minyak dapat
menurunkan nilai gizi, rasa dan bau dari lemak yang bersangkutan. Penyebab
kerusakan lemak dan minyak (Ketaren, 2005):
1. Hidrolisis
Lemak dengan adanya air akan terhidrolisa menjadi gliserol dan asam
lemak, reaksi hidrolisis ini dipercepat dengan adanya enzim.
2. Oto-oksidasi
Selama reaksi oto-oksidasi terbentuk radikal-radikal bebas dari asam
lemak tidak jenuh dalam lemak akibat adanya factor panas, cahaya, peroksida
lemak atau hidropoksida logam berat seperti Fe,Co,Cu dan Mn .
Lemak dan minyak meskipun serupa dalam kimianya, menunjukkan
keragaman yang besar dalam sifat-sifat fisiknya (Ketaren, 2005):
a. Tidak larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh adanya asam lemak berantai
karbon panjang dan tidak adanya gugus –gugus polar.
b. Viskositas minyak dan lemak cair biasanya bertambah dengan bertambahnya
panjang rantai karbon dan berkurang dengan naiknya suhu serta berkurang
dengan tidak jenuhnya rantai karbon.
c. Berat jenis lemak dan minyak lebih tinggi untuk trigliserida dengan berat
molekul rendah dan trigliserida tak jenuh. Berat jenis bertambah dengan
bertambahnya suhu.
d. Jumlah benda pada dalam lemak berubah-ubah menurut suhunya demikian
pula sifat-sifat plastiknya. Pada umumnya lemak bersifat seperti plastik bila
kandungan padatnya antara 10% dan 50%.
e. Titik cair minyak dan lemak ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu
makin pendek rantai asam lemak makin rendah titik cair trigliserida tersebut,
cara-cara penyebaran asam-asam lemak dalam suatu asam lemak juga
mempengaruhi titik cairnya.
f. Polimorfis merupakan sifat asam lemak yang berhubungan dengan sifat
minyak atau lemak sebaga kristal
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011, Lipids, http://biology.clc.uc.edu/Courses/bio104/lipids.htm, diakses pada hari Minggu tanggal 27 November 2011, pukul 16.00 WITA.
Hawab, HM., 2000, Dasar-Dasar Biokimia umum Bagian pertama. Akademi Kimia Analisis. Bogor.
Jatilaksono, M., 2011, Lipid, http://jlcome.blogspot.com/2007/10/lipid.html, diakses pada hari Minggu tanggal 27 November 2011, pukul 17.00 WITA.
Ketaren, S., 2005, Minyak dan Lemak Pangan, UI-Press, Jakarta.
Linder, M.C, 1992, Biokimia Nutrisi dan Metabolisme, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Poedjiadi, A., 1994, Dasar-Dasar Biokimia, UI press, Jakarta.
Winarno, FG., 2004, Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes,
rak tabung, korek api, gegep, lampu spritus, sikat tabung, water bath, dan
penangas air.
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah lilin (waxes), margarine,
minyak kelapa, minyak wijen, gliserol 10%, air, HCl pekat, α- Naftol 0,1 %,
KHSO4, NaOCl 2%, H2SO4, dan kertas label.
3.3 Cara Kerja
a. Tes Acrolein
Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 1 ml masing-masing larutan contoh:
lilin, margarine, minyak kelapa, minyak wijen dan gliserol. Kemudian
ditambahkan + 0,5 gram KHSO4 ke dalam larutan contoh. Kemudian dipanaskan
dengan api kecil. Timbulnya bau karakteristik menandakan adanya gliserol.
b. Tes Kolorimeteri
Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 1 ml masing-masing larutan contoh:
lilin, margarine, minyak kelapa,minyak wijen, gliserol dan aquades. Kemudian
ditambahkan 1 mL NaOCL 2 %. Setelah 2 – 3 menit, ditambahkan lagi beberapa
tetes HCL pekat, dan dididihkan selama 1 menit untuk membuang kelebihan
asam. Kemudian ditambahkan 0,2 ml α- Naftol, lalu ditambahkan beberapa tetes
H2SO4 pekat. Selanjutnya diaduk dengan hati-hati, hingga terbentuknya larutan
hijau zamrud yang menandakan adanya gliserol.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tes Acrolein
Tabel 1. Data Pengamatan Untuk tes Acrolein
Contoh 0,5 gram KHSO4 Dipanaskan (Bau)Lilin
Minyak kelapaMargarine
Minyak wijengliserol
BeningKuning Bening
KuningKuningBening
++++
+++++++++
+++
Keterangan:++ : Agak tengik+++ : Tengik++++ : Sangat tengik
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: 1. Lilin
O
CH3 – (CH2)14 – C – O CH2 – (CH2)14 – CH3 + KHSO4
2. Minyak Kelapa
O
H2C – O – C
R1
O H2C – OH O
HC – O – C + KHSO4 HC – OH + R – C
R2 H2C – OH OH
O
H2C – O – C
O
C +2H2O
H
CH
CH2
R3
3. Margarin
O
H2C – O – C
R1
O H2C – OH O
HC – O – C + KHSO4 HC – OH + R – C
R2 H2C – OH OH
O
H2C – O – C
R3
4. Gliserol
O
C +2H2O
H
CH
CH2
O
C +2H2O
H
CH
CH2
H2C – OH
HC – OH + KHSO4
H2C – OH
Tes acrolin dilakukan pada lima sampel yaitu margarin, minyak kelapa,
gliserol, minyak wijen, dan lilin. Tes ini dilakukan dengan cara menambahkan 0,5
gram KHSO4 yang berfungsi sebagai katalisator pembentukan gliserol pada
sampel yang mengandung gliserol tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan
diperoleh sampel lilin dan minyak kelapa mengandung bau yang agak tengik,
gliserol dengan bau tengik, dan bau paling tengik ditunjukkan oleh sample minyak
wijen dan margarine. Lilin memberikan bau yang kurang tengik disbanding
sample yang lainnya dan itupun diperoleh dalam jangka waktu yang lama, ini
berarti bahwa lilin tidak mengandung flatogliserol dan tidak terbentuk gugus
alkilaldehid. Pada tes akrolein dengan lilin sebagai sampel tidak diperoleh adanya
gliserol karena pada lilin memang tidak terbentuk trigliserida tetapi yang
terbentuk adalah alkohol monohidrat. Lilin merupakan monogliserol alkohol dan
ester. Margarin, minyak wijen, dan minyak kelapa merupakan triester dari asam
lemak dan gliserol. Pada percobaan dengan tes acrolein minyak wijen dan
margarin setelah ditetesi KHSO4 dan dipanaskan menimbulkan bau yang sangat
tengik. Ini menandakan bahwa margarine dan minyak wijen mengandung gliserol.
Bau tengik ini menandakan terbentuknya akrilaldehid atau acrolein. Bila lemak
dan minyak dicampurkan akan terjadi acrolein juga setelah ditambahkan KHSO4.
4.2 Tes Kolorimetri
Tabel 2. data Pengamatan untuk Tes Kalorimetri
Contoh Warna yang terbentuk Hasil Reaksil
GliserolMinyak wijen
Minyak kelapa
Wax (lilin)
Margarin
Balanko
hijau bening2 fase, coklat di atas, hijau
di bawah2 fase, kuning di atas, hijau di bawah2 fase, putih di atas, hijau di bawah.2 fase, kuning di atas hijau di bawahBening
++
+
+
+
-Keterangan:- : tidak mengandung gliserol+ : mengandung gliserol
Reaksi yang terjadi adalah:
1. Lilin
O HCl (p)
CH3 – (CH2)14 – C – O CH2 – (CH2)14 – CH3 + NaOCl
ONa OH H2SO4 (p)
CH3 – (CH2)14 – C – O CH2 – (CH2)14 – CH3 +
OCl
O
CH3 – (CH2)14 – C – O CH2 – (CH2)14 – CH3 + NaOH
OCl2. Minyak Kelapa
O
H2C – O – C
R1
O H2C – ONa O
HC – O – C + 3NaOCl HC – ONa + 3R – C + 3/2 O2
R2 H2C – ONa OH
O
H2C – O – C
R3
H2C – ONa OH
HC – ONa + 3
H2C – ONa
2. Gliserol
H2C – ONa H2C – OH
HC – OH + 3NaOCl HC – ONa + 3HCl + 3/2 O2
H2C – OH H2C – ONa
H2C – ONa OH
HC – ONa + 3
HCl (p)
H2SO4 (p)
H2C – O
HC – O
H2C – O
+ 3 NaOH
HCl (p)
H2SO4 (p)
H2C – O
HC – O
H2C – O
+ 3 NaOH
H2C – ONa
4. Margarin
O
H2C – O – C
R1
O H2C – ONa O
HC – O – C + 3NaOCl HC – ONa + 3R – C + 3/2 O2
R2 H2C – ONa OH
O
H2C – O – C
R3
H2C – ONa OH
HC – ONa + 3
H2C – ONa
Pada tes ini dilakukan pada enam sampel yaitu margarin, minyak kelapa,
gliserol, lilin, minyak wijen, dan blanko (air) sebagai pembanding. Pada mentega
terbagi dua fase yaitu larutan di atas berwarna kuning dan dibawah berwarna
hijau. Pada lilin terbagi dua fase, larutan di atas berwarna putih keruh dan
HCl (p)
H2SO4 (p)
H2C – O
HC – O
H2C – O
+ 3 NaOH
dibawah berwarna hijau. Gliserol berwarna kuning kecokelatan. Minyak wijen
terbagi dua fase, larutan di atas berwarna orange dan di bawah berwarna hijau.
Minyak kelapa terbagi dua fase, larutan di atas berwarna kuning dan di bawah
berwarna hijau. Pada blanko (air), larutannya homogen dan berwarna kuning
kehijauan. Pada lilin seharusnya tidak terbentuk warna hijau zamrud karena lilin
tidak mengandung gliserol. Lilin merupakan ester asam lemak dengan
monohidroksi alkohol yang mempunyai rantaii karbon panjang. Lilin tidak larut
dalam air, tetapi larut dalam pelarut lemak. Pada gliserol seharusnya terbentuk
warna hijau zamrud karena merupakan salah satu penyususn lemak dan minyak.
Pada blanko seharusnya tidak terbentuk warna hijau zamrud Karena gliserol tidak
dapat larut dalam larutan polar, tetapi larut dalam senyawa atau larutan nonpolar.
Ini disebabkan karena air yang digunakan sudah terkontaminasi dengan lemak dan
tabung reaksi yang digunakan kurangbersih.
Kegagalan ini disebabkan karena pipet yang digunakan tidak bersih,
jumlah larutan H2SO4 yang digunakan terlalu sedikit, dan pemanasan yang kurang
sempurna.
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Berdasrkan hasil pengamatan yang diperoleh, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Sampel yang mengandung gliserol berdasarkan tes acrolein adalah minyak
kelapa, margarin, minyak wijen dan gliserol ditandai dengan adanya bau
tengik.
2. Sampel yang mengandung gliserol berdasarkan tes kolorimetri adalah
margarine, lilin, minyak wijen dan minyak kelapa ditandai dengan adanya
warna hijau zamrud.
V.2. Saran
Sebaiknya asisten mendampingi praktikan pada waktu penambahan
larutan ataupun reagen yang berbahaya, agar hasl-hsl ysng tidsk diinginkan dapat
dihindari.
LAMPIRAN BAGAN KERJA
1. Tes Acrolein
Lilin 1 ml
Gliserol 1ml
Margarin 1 ml
Minyak kelapa 1 ml
Minyak wijen 1ml
dipanaskan
2. Tes Kolorimeter
Dididihkan 1 menit
+ 0,5 gr KHSO4
Hasil Hasil Hasil Hasil Hasil
Margarin 1 ml
Lilin 1ml
Gliserol 1ml
Minyak wijen 1ml
Minyak kelapa
1ml
Blanko (air) 1ml
+ 1 ml NaOCl 2%
+ 3-4 tetes HCl pekat
+ 0,2 ml -naftol
+ 4 ml H2SO4
pekat
Hasil Hasil Hasil Hasil Hasil Hasil