lipid

17
III. Landasan Teori Lipid adalah sekelompok senyawa organic yang terdapat dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan memegang peranan penting dalam struktur dan fungsi sel. Senyawa lipid tidak mempunyai rumus empiris tertentu dan struktur yang serupa, tetapi terdiri atas beberapa golongan. Berbeda dengan karbohidrat dan protein, lipid mempunyai sifat tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic nonpolar seperti eter, kloroform, aseton dan benzene. Berdasarkan sifat demikian, lipid dapat diperoleh dengan cara ekstraksi dari jaringan hewan atau tumbuhan menggunakan eter atau pelarut nonpolar lainnya. Lipid merupakan komponen penting dalam membrane sel, termasuk diantaranya fosfolipid, glikolipid, dan dalam sel hewan adalah kolesterol. Fosfolipid mempunyai banyak kerangka gliserol( fosfogliserida) atau sfingosina (sfingomyelin). Serebrosida mengandung glukosa dan galaktosa dan dengan kerangka sfingosina termasuk dalam glikolipid. Kolesterol merupakan senyawa induk bagi steroid lain yang disintesis dalam tubuh. Steroid tersebut adalah hormone-hormon yang penting seperti hormone korteks adrenal serta hormone seks, vitamin D, dan asam empedu. Lemak dan minyak merupakan bagian terbesar dan terpenting kelompok lipid, yaitu sebagai komponen makanan utama bagi organism hidup. Lemak dan minyak penting bagimanusia karena adanya sam-asam lemak esensial yang terkandung didalamnya. Fungsinya dapat melarutkan vitamin A,D,E, dan K yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Kemudian, lemak dan minyak

Upload: anggun

Post on 09-Jul-2016

21 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

lipid

TRANSCRIPT

Page 1: Lipid

III.      Landasan Teori

Lipid adalah sekelompok senyawa organic yang terdapat dalam tumbuhan, hewan

atau manusia dan memegang peranan penting dalam struktur dan fungsi sel. Senyawa lipid

tidak mempunyai rumus empiris tertentu dan struktur yang serupa, tetapi terdiri atas beberapa

golongan. Berbeda dengan karbohidrat dan protein, lipid mempunyai sifat tidak larut dalam

air, tetapi larut dalam pelarut organic nonpolar seperti eter, kloroform, aseton dan benzene.

Berdasarkan sifat demikian, lipid dapat diperoleh dengan cara ekstraksi dari jaringan hewan

atau tumbuhan menggunakan eter atau pelarut nonpolar lainnya.

Lipid merupakan komponen penting dalam membrane sel, termasuk diantaranya

fosfolipid, glikolipid, dan dalam sel hewan adalah kolesterol. Fosfolipid mempunyai banyak

kerangka gliserol( fosfogliserida) atau sfingosina (sfingomyelin). Serebrosida mengandung

glukosa dan galaktosa dan dengan kerangka sfingosina termasuk dalam glikolipid. Kolesterol

merupakan senyawa induk bagi steroid lain yang disintesis dalam tubuh. Steroid tersebut

adalah hormone-hormon yang penting seperti hormone korteks adrenal serta hormone seks,

vitamin D, dan asam empedu.

Lemak dan minyak merupakan bagian terbesar dan terpenting kelompok lipid, yaitu

sebagai komponen makanan utama bagi organism hidup. Lemak dan minyak penting

bagimanusia karena adanya sam-asam lemak esensial yang terkandung didalamnya.

Fungsinya dapat melarutkan vitamin A,D,E, dan K yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan tubuh. Kemudian, lemak dan minyak merupakan sumber energy yang lebih efisien

dibandingakan karbohidrat dan protein. Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9

kkal, sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal setiap gram..

Secara kimiawi, lemak dan minyak adalah trigliserida yang merupakan ester dari

gliserol dan asam lemak rantai panjang. Senyawa terbentuk dari hasil kondensasi satu

molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak.

Lipid dapat diklasifikasikan menjadi 3 golongan besar, yaitu:

1.      Lipid sederhana : senyawa ester asam lemak dan berbagai alcohol. Contoh : lemak atau

minyak dan lilin (wax).

2.      Lipid kompleks (gabungan) : senyawa ester asam lemak yang mempunyai gugus lain

disamping alcohol dan asam lemak, misalnya krbohidrat atau protein. Contoh fosfolipid,

glikolipid dan lipoprotein.

3.      Derivat lipid : senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid. Contoh : asam lemak,

gliserol, aldehida lemak, keton, hodrokarbon, sterol, vitamin larut lemak dan beberapa

hormon.

Page 2: Lipid

Selain menurut penggolongan diatas berdasarkan sifat kimianya lipid dapat pula

dibedakan menjadi 2, yaitu lipid yang dapat disabunkan atau dapat dihidrolisis dengan basa.

Contohnya: lemak atau minyak, dan lipid yang tidak dapat disabunkan, contohnya sterol dan

terpena.

Asam lemak dapat dibentuk dari senyawa-senyawa yang mengandung karbon seperti

asetat, asetaldehid, dan etanol yang merupakan hasil respirasi tanaman. Asam lemak dalam

tanaman disintesis dalam keadaaan anaerob dengan bantuan bakteri tertentu seperti

Clostridium kluyver. Asam-asam lemak yang ditemukan dialam umumnya merupakan asam-

asam monokarboksilat dengan rantai yang tidak bercabang dan mempunyai jumlah atom

karbon genap. Asam lemak dialam dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:

1.      Asam lemak jenuh : asam lemak yang tidak mempunyai ikatan rangkap. Contoh : asam

palmitat, asam stearat, dan asam kaprat. Sumber sebagian besar pada lemak hewani.

2.      Asam lemak tidak jenuh : asam lemak yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap.

Contoh : asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat. Sumber minyak nabati pada biji-

bijian atau kacang-kacangan.

Sifat fisikokimia lemak dan minyak berbeda satu sama lain, tergantung pada

sumbernya. Secara umum, bentuk trigliserida lemak dan minyak sama, tetapi wujudnya

berbeda. Dalam pengertian sehari-hari, disebut lemak jika berbentuk padat pada suhu kamar

dan disebut minyak jika berbentuk cair pada suhu kamar.

Trigliserida dapat berbentuk padat atau cair berhubungan dengan asam lemak

penyusunnya. Minyak nabati sebagian besar berbentuk cair karena mengandung sejumlah

asam lemak tidak jenuh seperti asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat. Asam-asam

lemak termasuk asam lemak essensial yang dapat mencegah timbulnya gejala arteriosklerosis

karena penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol. Sebaliknya asam lemak

hewani umumnya pada suhu kamar berbentuk padat karena banyak mengandung asam lemak

jenuh seperti asam stearat dan asam palmitat. Asam lemak jenuh mempunyai titik lebur lebih

tinggi daripada asam lemak tidak jenuh.

Lemak dan minyak dapat mengalami ketengikan, karena dapat terhidrolisis dan

teroksidasi bila dibiarkan terlalu lama kontak dengan udara. Pada proses hidrolisis, lemak

atau minyak akan diubah menjadi asam lemak bebas dab gliserol. Reaksi hidrolisis dapat

mengakibatkan kerusakan lemak atau minyak karena terdapat sejumlah air didalamnya,

sehingga menimbulkan bau tengik. Reaksi demikian dikatalisis oleh asam, basa, atau enzim

tertentu seperti enzim lipase.

Page 3: Lipid

Lemak dan minyak yang teroksidasi akan membentuk peroksida dan hidroperoksida

yang dapat terurai menjadi aldehida, keton, dan asam-asam lemak bebas. Hasil oksidasi tidak

hanya mengakibatkan rasa bau yang tidak enak, tetapi dapat pula menurunkan nilai gizi

karena kerusakan vitamin dan asam-asam lemak essensial dalam lemak. Reaksi oksidasi

dipercepat dengan adanya cahaya, pemanasan atau katalis logam seperti Cu, Fe, Co, dan Mn.

Lemak dan minyak yang sangat tengik mempunyai keasaman yang rendah. Proses ketengikan

dapat dihambat salah satunya dengan penambahan zat anti oksidan seperti vitamin E, vitamin

C, polifenol dan hidroquinon.

Pada uji kelarutan lipid, umumnya lemak dan minyak tidak larut dalam air, tetapi

sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam pelarut organik seperti eter,kloroform,

aseton, benzene, atau pelarut nonpolar lainnya. Minyak dalam air akan membentuk emulsi

yang tidak stabil karenabila dibiarkan, maka kedua cairan akan memisah menjadi dua lapisan.

Sebaliknya, minyak dalam soda (Na2CO3) akan membentuk emulsi yang stabil karena asam

lemak yang bebas dalam larutan lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun

mempunyai daya aktif permukaan, sehingga tetes-tetes minyak tersebar seluruhnya.

Pada uji pembentukan emulsi, dimana emulsi adalah dispersi atau suspensi metastabil

suatu cairan dalam cairan lain di mana keduanya tidak saling melarutkan. Agar terbentuk

emulsi yang stabil, diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulsifying

agent, yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Bahan

emulsifier dapat berupaprotein, brom, sabun, atau garam empedu. Daya kerja emulsifier

terutama disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat, baik pada minyak maupun

air. Emulsifier akan membentuk lapisan di sekeliling minyak sebagai akibat menurunnya

tegangan permukaan dan diadsorpsi melapisi butir-butir minyak, sehingga mengurangi

kemungkinan bersatunya butir-butir minyak satu sama lain.

Pada uji keasaman minyak, Minyak murni umumnya bersifat netral, sedangkan

minyak yang sudah tengik bersifat asam. Hal ini disebabkan minyak mengalami hidrolisis

dan oksidasi menghasilkan aldehida, keton, dan asam-aasm lemak bebas. Proses ketengikan

pada lemak atau minyak dapat dipercepat oleh adanya cahaya, kelembaban, pemanasan, aksi

mikroba, dan katalis logam tertentu, seperti Fe, Ni, atau Mn. Sebaliknya, zat-zat yang dapat

menghambat terjadinya proses ketengikan disebut antioksidan, misalnya tokoferol (vitamin

E), asam askorbat (vitamin C), polifenol, hidroquinon, dan flavonoid (Yazid, 2006).

Pada uji sifat ketidakjenuhan minyak menyatakan adanya ikatan tak jenuh dalam

suatu lemak. Dimana reaksi yang terjadi adalah reaksi adisi oleh iodium. Iodium akan

memutus ikatan rangkap yang terdapat molekul zat, kemudian iodium tersebut akan

Page 4: Lipid

menggantikan posisi dari ikatan rangkap tersebut melalui reaksi adisi sehingga jumlah ikatan

rangkap dalam molekul zat akan berkurang atau menjadi tidak ada sama sekali (jika

semuanya teradisi oleh iodium). Dengan adanya reaksi ini, maka warna larutan iodium akan

hilang. Minyak mengandung triasil gliserol dengan 80-85 % asam lemak jenuh. Asam lemak

utama yang terdapat dalam minyak adalah asam laurat dan asam miristat (merupakan asam

lemak dengan bobot molekul rendah dan memiliki bilangan penyabunan yang tinggi). Selain

itu, minyak kelapa juga mengandung asam kaprilat, asam kaprat, dan asam oleat.Margarin

merupakan salah satu produk makanan konsumsi sehari-hari yang dibuat dengan

menggunakan bahan baku lemak nabati. Margarin dibuat melalui proses hidrogenasi asam

lemak tak jenuh yang bersumber dari tanaman. Margarin adalah emulsi air dalam minyak

yang berbentuk padat

Pada uji penyabunan, lemak dan minyak dapat terhidrolisis menjadi asam lemak dan

gliserol. Proses hidrolisis salah satunya bisa dilakukan dengan penambahan basa kuat, seperti

NaOH dan KOH, melalui pemanasan dan menghasilkan gliserol dan sabun. Proses hidrolisis

minyak oleh alkali disebut reaksi penyabunan atau safonifikasi. Kata saponifikasi atau

saponify berarti membuat sabun (Latin sapon, = sabun dan –fy adalah akhiran yang berarti

membuat). Bangsa Romawi kuno mulai membuat sabun sejak 2300 tahun yang lalu dengan

memanaskan campuran lemak hewan dengan abu kayu. Pada abad 16 dan 17 di Eropa sabun

hanya digunakan dalam bidang pengobatan. Barulah menjelang abad 19 penggunaan sabun

meluas. Sabun dibuat dari proses saponifikasi lemak hewan (tallow) dan dari minyak. Gugus

induk lemak disebut fatty acids yang terdiri dari rantai hidrokarbon panjang (C-12 sampai C-

18) yang berikatan membentuk gugus karboksil. Asam lemak rantai pendek jarang

digunakan, karena menghasilkan sedikit busa. Reaksi saponifikasi adalah hidrolisis suatu

ester (asam lemak) dengan alkali kuat (NaOH, KOH) reaksi umumnya adalah:

Asam lemak + Alkali kuat + Kalor Gliserol + Sabun

Uji penyabunan minyak meliputi 2 tahap, yakni safonifikasi minyak kelapa dan uji sifat

kesadahan. Pada percobaan hidrolisis minyak kelapa, digunakan NaOH untuk menghidrolisis

minyak kelapa dalam pelarut alkohol. Alkohol di sini berfungsi untuk mempercepat reaksi

hidrolisis. Reaksi positif ditandai dengan munculnya busa dan lama-kelamaan alkohol akan

menguap. Air sadah adalah air yang mengandung ion Ca2+ atau Mg2+. Air sadah tidak

berbahaya karena ion-ion tersebut dapat larut dalam air. Akan tetapi dengan kadar Ca2+ yang

tinggi akan menyebabkan air menjadi keruh. Walaupun tidak berbahaya, air sadah dapat

menyebabkan kerugian yaitu sabun menjadi kurang berbuih. Hal ini terjadi karena ion Ca2+

Page 5: Lipid

atau Mg2+ dapat bereaksi dengan sabun membentuk endapan. Contoh persamaan reaksinya

adalah:

Ca2+(aq) + 2RCOONa(aq) Ca(RCOO)2(s) + 2Na+

(aq)

Dengan terbentuknya endapan, maka fungsi sabun sebagai pengikat kotoran menjadi kurang

atau bahkan tidak efektif. Sabun akan berbuih kembali setelah semua ion Ca2+ atau Mg2+ yang

terdapat dalam air mengendap. Lain halnya dengan detergen, deterjen tidak bereaksi dengan

ion Ca2+ atau Mg2+ sehingga deterjen tidak terpengaruh oleh air sadah. Kerugian lainnya

adalah air sadah dapat menyebabkan terbentuknya kerak pada dasar ketel yang selalu

digunakan untuk memanaskan air. Sehingga untuk memanaskan air tersebut diperlukan

pemanasan yang lebih lama. Hal ini merupakan pemborosan energi. Timbulnya kerak pada

pipa uap dapat menyebabkan penyumbatan sehingga dapat menyebabkan pipa tersebut

meledak.

Pada uji kolesterol, kelompok lipid seperti fosfolipid dan sterol merupakan komponen

penting yang terdapat dalam membran semua sel hidup. Kolesterol adalah sterol utama yang

banyak terdapat di alam. Untuk mengetahui adnaya sterol dan kolesterol, dapat dilakukan uji

kolesterol menggunakan reaksi warna. Salah satu di antaranya ialah reaksi Liebermann

Burchard. Uji ini positif bila reaksi menunjukkan warna yang berubah dari merah, kemudian

biru dan hijau. Warna hijau yang terjadi sebanding dengan konsentrasi kolesterol dalam

bahan.

Pada uji kristal kolesterol, Kolesterol terdapat pada hampir semua sel hewan dan

manusia. Pada tubuh manusia, kolesterol terdapat dalam darah, empedu, kelenjar adrenalin

bagian luar (adrenal cortex), dan jaringan syaraf. Jika kadar kolesterol dalam darah terlalu

tinggi, maka akan mengendap membentuk kristal. Endapan membentuk kristal. Endapan

kolesterol dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah (arteriosclerosis) karena

dindingnya menjadi tebal. Akibatnya, elastisitas pembuluh darah menjadi berkurang,

sehingga aliran darah terganggu. Kolesterol dalam serum tidak terdapat bebas, melainkan

berkonjugasi sebagai lipoproteida, yaitu pembentuk protein yang terdiri atas 25% kolesterol

dan 75% ester asam lemak tidak jenuh (Yazid, 2006).

Pembahasan

Dari pengamatan diatas diperoleh pembahasan bahwa pada uji kelarutan minyak,

tabung 1 (air suling+ minyak kelapa) menunjukkan bahwa minyak kelapa tidak larut dalam

Page 6: Lipid

air suling. Hal ini disebabkan minyak yang berada dalam air suling akan membentuk emulsi

yang tidak stabil setelah dilakukan pengocokan, kedua larutan tersebut memisah menjadi dua

lapisan. Disini air tidak dapat tercampur dengan minyak karena air merupakan senyawa yang

bersifat polar sedangkan minyak bersifat nonpolar. Pada tabung 2 (alcohol 96%+ minyak

kelapa) menunjukkan bahwa minyak kelapa tidak larut dalam alcohol tapi membentuk emulsi

stabil karena alcohol bersifat semipolar. Pada tabung 3 (eter+minyak kelapa) dan tabung 4

(kloroform+minyak kelapa), minyak kelapa terlarut sempurna dalam eter dan kloroform

karena kedua larutan sama-sama bersifat nonpolar begitupun dengan minyak yang bersifat

nonpolar. Pada tabung 5 (Na2CO3 0,5% + minyak kelapa), minyak kelapa tidak larut dalam

Na2CO3 0,5%. % tapi membentuk emulsi stabil dikarenakan asam lemak yang bebas dalam

larutan lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun mempunyai daya aktif

permukaan, sehingga tetes-tetes minyak menjadi tersebar seluruhnya.

Pada uji pembentukan emulsi, tabung 1 (air suling+minyak kelapa) membentuk

emulsi tidak stabil karena minyak kelapa bersifat nonpolar dan air suling bersifat polar.

Larutan yang bersifat polar tidak dapat larut dalam larutan nonpolar sehingga kedua lapisan

tersebut memisah. Pada tabung 2 (air suling+minyak kelapa+Na2CO3 0,5%) terbentuk emulsi

yang tidak stabil. Akan tetapi, seharusnya minyak kelapa dengan penambahan Na2CO3 0,5%

akan membentuk emulsi stabil. Terbentuknya emulsi tidak stabil ini karena terdapat air pada

campuran tersebut. Pada tabung 3 (air suling+minyak kelapa+larutan sabun), tabung 4

(minyak kelapa+larutan protein), dan tabung 5(minyak kelapa+larutan empedu) terbentuk

emulsi stabil. Hal ini dikarenakan larutan sabun, protein dan empedu termasuk emulsifier

sehingga dapat menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Emulsifier akan

membentuk lapisan di sekeliling minyak sebagai akibat menurunnya tegangan permukaan

dan diadsorpsi melalui butir-butir minyak, sehingga mengurangi kemungkinan bersatunya

butir-butir minyak satu sama lain.

Pada uji keasaman minyak ini dilakukan untuk mengetahui sifat asam basa minyak

kelapa. Pada minyak kelapa dihasilkan sifat netral yaitu pH 7, hal ini disebabkan karena

minyak kelapa (minyak murni) tidak mengalami hidrolisis dan oksidasi sehingga warna

lakmus merah tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru tetap berwarna biru yang

menandakan sifat netral dari minyak kelapa. Sedangkan pada minyak tengik di hasilkan pH 6

(asam), hal ini karena minyak mengalami hidrolisis dan oksidasi menghasilkan aldehida,

keton, dan asam-asam lemak bebas. Proses ketengikan pada lemak atau minyak dipercepat

oleh adanya cahaya, kelembaban, pemanasan, aksi mikroba, dan katalis logam tertentu seperti

fe, Ni atau Mn. Sebaliknya zat-zat yang dapat menghambat terjadinya proses ketengikan

Page 7: Lipid

disebut antioksidan. Misalnya tokoferol (vitamin E), asam askorbat (vitamin C), polifenol,

hidroquinon, dan flavonoid.

Pada uji sifat ketidakjenuhan minyak, tabung 1 (minyak kelapa+kloroform) terdapat

asam lemak tidak jenuh setelah ditetesi dengan iodine. Hal ini dikarenakan iodine dapat

bereaksi dengan ikatan rangkap dalam asam lemak. Tiap molekul iodium mengadakan reaksi

adisi pada suatu ikatan rangkap. Oleh karena itu, semakin banyak ikatan rangkap, maka

semakin banyak pula iodine yang dapat bereaksi. Sedangkan pada tabung 2

(margarin+kloroform) terdapat asam lemak jenuh karena tidak mempunyai ikatan rangkap.

Selain itu, kejenuhan ini dapat dilihat dari kepekatan warna, dimana pada tabung 2 warnanya

lebih pekat daripada tabung 1.

Pada uji penyabunan minyak Penyabunan lemak atau safonifikasi yang kami lakukan

berhasil dan menghasilkan sabun dengan bentuk fasa gel berwarna kekuningan. Setelah

dilakukan uji kesadahan sabun, ditemukan hasil bahwa pada pada tabung yang berisi deterjen

tidak terbentuk endapan melainkan banyak busa berwarna putih yang muncul di permukaan

larutan, sedangkan pada tabung yang berisi Pb-asetat 5%, CaCl2 5% dan MgSO4 masing-

masing terbentuk endapan berwarna putih. Pada tabung yang berisi Pb-asetat 5% endapan

terbentuk di bagian dasar larutan, sedangkan pada tabung yang berisi CaCl2 5% dan MgSO4

masing-masing terbentuk di bagian permukaan larutan. Pb-asetat 5%, CaCl2 5% dan MgSO4

masing-masing merupakan garam basa yang akan membentuk endapan apabila bereaksi

dengan sabun. Sedangkan deterjen merupakan segolongan dengan sabun dan tidak

membentuk endapan apabila bereaksi dengan sabun. Kesadahan dapat diukur berdasarkan

berat molekul, terbentuknya endapan dan dihasilkannya busa. Semakin besar berat molekul,

semakin banyak endapan yang terbentuk dan semakin sedikit busa yang dihasilkan, maka

tingkat kesadahannya semakin tinggi. Pada tabung yang berisi deterjen tidak terbentuk

endapan dan dihasilkan banyak busa. Pada tabung yang berisi Pb-asetat 5% mempunyai berat

molekul paling besar, terbentuk paling banyak endapan dan sedikit dihasilkan busa. Pada

tabung yang berisi MgSO4 mempunyai berat molekul lebih kecil dibandingkan dengan berat

molkul Pb-asetat, terbentuk banyak endapan dan sedikit dihasilkan busa. Pada tabung yang

berisi CaCl2 5% mempunyai berat molekul paling kecil, terbentuk banyak endapan dan

sedikit dihasilkan busa. Pada percobaan kami, sedikit busa yang dihasilkan tersebut terbentuk

saat tabung dikocok dan menghilang dengan cepat setelah didiamkan.

Pada percobaan uji kolesterol ini, didapatkan hasil positif pada tabung nomor 3 yang

menggunakan bahan berupa kolesterol 0,5 % dalam kloroform yang ditandai dengan

perubahan warna menjadi hijau pekat, sedangkan pada uji menggunakan minyak kelapa dan

Page 8: Lipid

minyak ikan menunjukkan hasil negative. Berdasarkan hasil percobaan pada tabung

1(minyak kelapa) dan tabung 2 (minyak ikan) ternyata tidak terjadi perubahan warna yang

menunjukkan adanya kolesterol, ini dikarenakan kemungkinan rendahnya kadar kolesterol

yang dimiliki minyak kelapa dan minyak ikan sehingga membuatnya tidak nampak jelas

perubahan warnanya pada hasil percobaan. Hal ini sesuai dengan teori yaitu adanya

kolesterol dalam suatu bahan dapat di tentukan dengan reaksi Salkowski yaitu reaksi antara

kloroform dengan H2SO4 pekat, adanya kolesterol ditandai dengan adanya perubahan warna

menjadi merah, biru dan hijau yang telah ditunjukkan pada tabung nomor 3.

Pada percobaan uji kristal kolesterol ini, didapatkan hasil bahwa tampak ada kristal

pada pengamatan (gambar 1) yaitu pada uji kristal menggunakan margarin, yang diamati di

bawah mikroskop. Sedangkan pada pengamatan (gambar 2) yaitu uji kristal menggunakan

kolesterol tidak tampak kristal ketika di amati dibawah mikroskop, hal ini mungkin

disebabkan karena kesalahan pada saat melakukan percobaan. Menurut teori, kadar kolesterol

yang tinggi akan mengendap lalu membentuk kristal. Kolesterol dapat larut dalam pelarut

lemak, misalnya eter, kloroform, benzene dan alcohol panas. Apabila terdapat dalam

konsentrasi tinggi, kolesterol mengkristal dalam bentuk Kristal yang tidak berwarna, tidak

berasa dan tidak berbau. Namun hasil yang diperoleh pada pengamatan (gambar 2) antara

hasil dan teori tidak sesuai.

VII.      Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa uji lipid dapat dilakukan dengan

cara diantaranya: uji kelarutan lipid, uji pembentukan emulsi, uji keasaman minyak, uji

kejenuhan minyak, uji penyabunan minyak, uji kolesterol, dan uji Kristal kolesterol. Pada uji

kelarutan lipid menunjukkan bahwa minyak kelapa terlarut pada eter, kloroform, Na2CO3

0,5% dan tidak larut pada air suling dan alcohol 96%. Pada uji pembentukan emulsi yang

terbentuk emulsi stabil pada tabung 3 (air+minyak kelapa+larutan sabun), pada tabung 4

(larutan protein+minyak kelapa), pada tabung 5 (larutan empedu+minyak kelapa) dan yang

tidak stabil pada tabung 1 (air+minyak kelapa) serta yang sedikit stabil pada tabung 2

(air+tetes minyak+Na2CO3 0,5%). Pada uji keasaman minyak, minyak kelapa bersifat netral

yaitu pada pH 7, sedangkan pada minyak tengik bersifat asam yaitu pada pH 6. Pada uji sifat

ketidakjenuhan minyak, tabung 1 (minyak kelapa+kloroform) terdapat asam lemak tidak

jenuh sedangkan pada tabung 2 (margarin+kloroform) terdapat asam lemak jenuh. Pada uji

penyabunan minyak, urutan kesadahan dari yang tertinggi yaitu; Pb-asetat > MgSO4 > CaCl2

> Deterjen. Pada uji koesterol didapatkan hasil positif pada tabung nomor 3 yang

Page 9: Lipid

menggunakan bahan berupa kolesterol 0,5 % dalam kloroform sedangkan pada tabung

1(minyak kelapa) dan tabung 2 (minyak ikan) menunjukkan hasil negative. Pada uji kristal

kolesterol ini, didapatkan hasil bahwa tampak ada kristal pada pengamatan (gambar 1) yaitu

pada uji kristal menggunakan margarine sedangkan pada pengamatan (gambar 2) yaitu uji

kristal menggunakan kolesterol tidak tampak Kristal.

VIII.   Daftar Pustaka

Anonim. 2013. Biokimia Part Lipid. Dalam

http://sahabat-ilmu-kita.blogspot.com/2013/11/biokimia-part-lipid.html. diakses pada 22

September 2014

Anonim. tt. Reaksi Saponifikasi Pada proses Pembuatan Sabun. Dalam

http://yprawira.wordpress.com/reaksi-saponifikasi-pada-proses-pembuatan-sabun/. Diakses

pada 22 September 2014

Lasinrangaditia. Tt. Biokimia. Dalam

http://lasinrangaditia.blogspot.com/search/label/Biokimia. diakses pada 23 September 2014

Lehninger, Albert L.1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga

Putrawan. 2013. Lipid. Dalam

http://putrawan-bachriul999.blogspot.com/2013/08/lipid.html. diakses pada 23 September

2014

Yazid,Estien. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia. Yogyakarta: ANDI

Page 10: Lipid

Uji kualitatif lipid lainnya adalah uji akrolein, Uji akrolein untuk menentukan keberadaan glycerin atau lemak. Parameternya adalah akan menimbulkan bau akrolein yaitu seperti bau alcohol. Hasil uji akrolein, gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat dalam lemak atau minyak akan mengalami dehidrasi membentuk aldehid akrilat atau akrolein. Senyawa pendehidrasi dalam uji tersebut adalah KHSO4 yang menarik molekul air dari gliserol. Pada teorinya, hanya gliserol dalam bentuk bebas atau yang terikat berupa senyawa yang akan membentuk akrolein, sedangkan asam-asam lemak tidak. Dalam percobaan tersebut, minyak seperti minyak kelapa memberikan hasil uji positif untuk akrolein. Penyebab kesalahan tersebut adalah kesalahan praktikan dalam mengidentifikasi bau akrolein. Percobaan menunjukkan hasil bahwa minyak kelapa dan gliserol membentuk akrolein, sedangkan lemak hewan, asam palmitat, asam stearat, dan pati tidak membentuk akrolein. Pati digunakan sebagai sampel karena jika pati dipanaskan akan terbentuk asap putih tapi asap putih yang dihasilkan ini bukanlah suatu akrolein tetapi SO2. Hal inilah yang menyebabkan pati digunakan sebagai sampel. Pada uji akrolein, ada penambahan kristal KHSO4. Fungsi penambahan KHSO4 yaitu sebagai senyawa pendehidrasi yang menarik molekul air dari gliserol

Uji akrolein selain untuk mengetahui gliserol bebas juga dapat digunakan untuk

mengetahui kualitas minyak atau lemak yang digunakan. Semakin  tinggi akrolein maka

kualitas dari minyak atau lemak semakin baik dan begitu pula sebaliknya. Berdasarkan

teorinya, hanya gliserol dalam bentuk bebas atau yang terikat berupa senyawa yang akan

membentuk akrolein, sedangkan asam-asam lemak tidak. Asam palmitat dan asam stearat

memberikan hasil yang negatif karena kedua sampel ini merupakan asam lemak bukan

gliserol, karena bukan gliserol jadi tidak mengandung akrolein dan pada saat pemanasan

tidak akan menghasilkan asap putih.

Uji ketidakjenuhan merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui kandungan

asam lemak yang ada pada sampel yang diuji. Trigliserida yang mengandung asam lemak

tidak jenuh (mempunyai ikatan rangkap) dapat diadisi oleh golongan halogen. Sampel yang

digunakan yang termasuk asam lemak jenuh yaitu asam palmitat. Asam palmitat memiliki

jumlah karbon sebanyak 16

Sampel yang digunakan yaitu minyak kelapa, lemak hewan, mentega, margarin, asam palmitat, dan asam oleat. Sampel dikatakan tidak jenuh jika menunjukkan perubahan warna menjadi merah setelah penambahan pereaksi Jod Hubl dan akan kembali ke warna semula. Pereaksi Jod Hubl akan mengoksidasi asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya menjadi berikatan tunggal. Warna merah muda yang hilang selama reaksi menunjukkan bahwa asam lemak tak jenuh telah mereduksi pereaksi iod huble. Berdasarkan percobaan, semua sampel memberikan hasil yang positif ( tidak jenuh ) kecuali asam palmitat. Dari hasil uji ketidakjenuhan, asam oleat, blue band, menbtega, lemak hewan, minyak kelapa menunjukkan hasil positif, yaitu bahwa ia mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya, sedangkan bahan asam palmitat yang diujikan menunjukkan hasil negatif, yaitu tidak adanya ikatan rangkap pada molekulnya

Page 11: Lipid

Uji Lieberman Buchard, kolesterol dan ester kolesterol diekstraksi dengan menggunakan campuran alkohol eter. Reaksi positif yang menunjukkan adanya kolesterol pada sampel yang diuji yaitu terbentuknya warna hijau pada larutan setelah ditambah asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat. Berdasarkan data percobaan dapat diketahui bahwa semua sampel positif terhadap pereaksi liberman denga perubahan warna pada larutan menjadi hijau sedangkan pada uji salkowski sampel positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna biru menjadi merah pada bagian kloroform dan warna kuning pada bagina asam, terbentuknya dua (warna merah,kuning) atau 3 fase (merah,coklat,kuning).