limfoma non hodgkin
TRANSCRIPT
LIMFOMA NON HODGKIN
DEFINISI
Limfoma non Hodgkin (LNH) adalah kelompok keganasan(Kanker) primer limfosit yang
dapat berasal dari sistem kelenjar getah bening dan biasanya menyebar ke seluruh tubuh.
Limfoma non Hodgkin berasal dari limfosit B, limfosit T, dan terkadang berasal dari sel Nk
(Natural Killer cell) yang berada dalam system limfe. Pada Limfoma non hodgkin, sebuah
limfosit berproliferasi secara tak terkendali yang mengakibatkan terbentuknya tumor. Seluruh sel
LNH berasal dari satu sel limfosit, sehingga semua sel dalam tumor paasien LNH sel B memiliki
immunoglobulin yang sama pada permukaan selnya. Limfoma non hodgkin ini masuk dalam
kelainan limfoproliferatif. Kelainan limfoproliferatif yaitu lekemia limfoid dan limfoma maligna
merupakan keganasan sel limfoid yang terjadi pada tahap diferensiasi yang berbeda.
EPIDEMIOLOGI
Limfoma merupakan peyakit keganansan yang sering ditemukan pada sepertiga anak yang
menderita leukemia dan keganasan susunan saraf pusat. Angka kejasian tertinggi pada anak
berumur 7-10 tahun, dan sangat jarang dijumpai pada anak berumur di bawah 2 tahun. Laki-laki
lebih sering terkena dibandungkan dengan wanita dengan perbandingan 2,5 : 1.
Pada tahun 2000 di Amerika Serikat diperkirakan terdapat 544.900 kasus baru, dan 26.100
orang meninggal karena LNH. Di Amerika Serikat, 5% kasus baru LNH terjadi pada pria, dan
4% terjadi pada wanita per tahunnya. Pada tahun 1997, LNH dilaporkan sebagai peyebaba
kematian akibat kanker utama pada pria usia 20-39 tahun. LNH secara umum lebih sering trejadi
pada pria. Insidensi LNH di Amerika meningkat seiring dengan bertambahnya usia dan
mencapai puncak pada usia 8084 tahun. Saat ini, angka pasien LNh semakin meningkat atara 5-
10 % per tahunnya, dengan angka 12-15 per 100.000 penduduk. Sedangkat di Indonesia sendiri,
LNH bersama penyakit Hodgkin dan leukemia menduduki urutan ke enam tresering.
LIMFOMA NON HODGKINKELOMPOK 20 Page 1
Sampai saat ini belum diketahui sepenuhnya mengapa angka kejadian LNH terus
meningkat. Adanya hubungan erat antara antata penyakit AIDS dan LNH memperkuat dugaan
adanya hunungan antara LNH dengan infeksi.
ETIOLOGI
Etiologi sebagian besar LNH ini tidak diketahui. Namun, ada beberapa factor risiko
terjadinya LNH, anatara lain :
Immunodefisiensi
2 % kelainan herediter langka yang berhubungan dengan terjadinya LNH antara lain
adalah severe combined immunodeficiency hypogamma globulinemia, common variable
immunodeficiency, Wiskot-Alderich syndrome, dan Ataxia-telengiectasia. Limfoma yang
terjadi sringkali dihubungkan dengan Epstein-Barr Virus (EBV) dan jenisnya beragam,
mulai dari hyperplasia poloklonal B hingga limfoma monoclonal.
Agen infeksius
EBV DNA ditemukan pada 95 % limfoma Burkitt endemic. Sebuah hipotesis menyatak
bahwa infeksi awal EBV dan factor lingkungan dapat meningkatkan jumlah precursor
yang terinfeksiEBV dan mneingkatkan risiko terjadinya kelainan genetic.
Paparan lingkungan dan pekerjaan
Beberpa pekerjaan yang sering dihubungkan dengan risiko tinggi adalah peternak serta
pekerja hutan dan pertanian. Hal ini disebabkan oleh karena adanya paapran herbisida
dan pelarut organic.
Diet dan paparan lainnya
Risiko LNH meningkat pada orang yang mengkonsumsi makanan tinggi lemak
hewani,merokok, dan papaaran ultraviolet (sinar UV).
PATOFISIOLOGI
??????????????????????????????????????????????????????????????
LIMFOMA NON HODGKINKELOMPOK 20 Page 2
GAMBARAN KLINIS
Gejala awal yang dapat dikenali adalah pembesaran kelenjar getah bening di suatu tempat
(misalnya leher atau selangkangan) atau di seluruh tubuh. Kelenjar membesar secara perlahan
dan biasanya tidak menyebabkan nyeri. Pembesaran kelenjar getah bening di tonsil (amandel)
menyebabkan gangguan menelan. Sedangkan, pembesaran kelenjar getah bening jauh di dalam
dada atau perut bisa menekan berbagai organ dan menyebabkan:
- gangguan pernafasan
- berkurangnya nafsu makan
- sembelit berat
- nyeri perut
- pembengkakan tungkai.
Jika limfoma menyebar ke dalam darah bisa terjadi leukemia. Limfoma dan leukemia
memiliki banyak kemiripan. Limfoma non-Hodgkin lebih mungkin menyebar ke sumsum tulang,
saluran pencernaan dan kulit.
Pada anak-anak, gejala awalnya adalah masuknya sel-sel limfoma ke dalam sumsum
tulang, darah, kulit, usus, otak dan tulang belakang. Masuknya sel limfoma ini
menyebabkan anmeia, ruam kulit dan gejala neurologis (misalnya kelemahan dan sensasi yang
abnormal). Pada anak juga sering ditemuka masa mediastinal (25-35%) khususnya pada limfoma
limfoblastik sel T. gejala yang menonjol adalah nyeri, disfagi, sesak napas, pembengkakan
daerah leher, uka, da sekitar leher akibat obstruksi vene cava superior.
Biasanya yang membesar adalah kelenjar getah bening di dalam, yang menyebabkan:
- pengumpulan cairan di sekitar paru-paru sehingga timbul sesak nafas
LIMFOMA NON HODGKINKELOMPOK 20 Page 3
- penekanan usus sehingga terjadi penurunan nafsu makan atau muntah
- penyumbatan kelenjar getah bening sehingga terjadi penumpukan cairan
Pembesaran kelenjar limpa dan hepar menunjukkan keterlibatan sum-sum tulang yang
menunjukkan adanya leukemia limfoblastik akut (LLA). Gambara laboratorium dalam batas
normal, kadar LDH dan asam urat meggambrkan adaya tumor lisis ,aupun nekrosis jaringan.
Gejala PenyebabKemungkinan timbulnya gejala
Gangguan pernafasan Pembengkakan wajah
Pembesaran kelenjar getah bening di dada 20-30%
Hilang nafsu makan Sembelit berat Nyeri perut atau perut kembung
Pembesaran kelenjar getah bening di perut 30-40%
Pembengkakan tungkaiPenyumbatan pembuluh getah bening di selangkangan atau perut
10%
Penurunan berat badan Diare Malabsorbsi
Penyebaran limfoma ke usus halus 10%
Pengumpulan cairan di sekitar paru-paru (efusi pleura)
Penyumbatan pembuluh getah bening di dalam dada
20-30%
Daerah kehitaman dan menebal di kulit yang terasa gatal
Penyebaran limfoma ke kulit 10-20%
Penurunan berat badan Demam Keringat di malam hari
Penyebaran limfoma ke seluruh tubuh 50-60%
Anemia (berkurangnya jumlah sel darah merah)
Perdarahan ke dalam saluran pencernaan Penghancuran sel darah merah oleh limpa yang membesar & terlalu aktif Penghancuran sel darah merah oleh antibodi abnormal (anemia hemolitik) Penghancuran sumsum tulang karena penyebaran limfoma Ketidakmampuan sumsum tulang untuk
30%, pada akhirnya bisa mencapai 100%
LIMFOMA NON HODGKINKELOMPOK 20 Page 4
menghasilkan sejumlah sel darah merah karena obat atau terapi penyinaran
Mudah terinfeksi oleh bakteri
Penyebaran ke sumsum tulang dan kelenjar getah bening, menyebabkan berkurangnya pembentukan antibody
20-30%
Klasifikasi Limfoma Non Hodgkin
Limfoma non-Hodgkin dikelompokkan berdasarkan tampilan mikroskopik dari kelenjar
getah bening dan jenis limfositnya (limfosit T atau limfosit B). Salah satu dari pengelompokkan
yang digunakan menghubungkan jenis sel dan prognosisnya:
- Limfoma tingkat rendah, memiliki prognosis yang baik
- Limfoma tingkat menengah, memiliki prognosis yang sedang
- Limfoma tingkat tinggi, memiliki prognosis yang buruk.
Perkembangan terakhir klasifikasi yang banyak digunakan adalah formulasi praktis
(Working Formulation / WF) dan REAL WHO. WF menjabarkan karakteristik klinis dan
deskriptif histopatologis. WF membagi LNH atas derajat keganasan rendah, meengah, dan
tinggi yang mencerminkan derajat agresifitas mereka.
No. Penulis Tahun Nama Klasifikasi1. Rappaport 1966 dan 1976 Modified rappaport2. Lukes 1974 Lukes-Collins3. Lennert 1974 Lennert4. Gerard Merchant 1974 Kiel5. Bennet 1974 BNLC*6. Dorfman 1974 Dorfman7. WHO 1976 WHO8. Formulasi praktis 1982 Formulai praktis /working
formulation / WF9. REAL / Revised 1993 REAL10. WHO / REAL 1997 WHO / REAL
Pada saat terdiagnosis, biasanya limfoma non-Hodgkin sudah menyebar luas; hanya
sekitar 10-30% yang masih terlokalisir (hanya mengenai salah satu bagian tubuh). Untuk
LIMFOMA NON HODGKINKELOMPOK 20 Page 5
menentukan luasnya penyakit dan banyaknya jaringan limfoma, biasanya dilakukan CT
scan perut dan panggul atau dilakukan skening gallium.
Hal yang penting adalah 25 % pasien LNH menunjukkan gambaran sel limfoma yang
bermacam-macam pada satu lokasi yang sama. Maka dalam hal ini, pengobatannya harus
berdasarkan gambaran histologis yang dominan. Oleh karena itu, diagnosis klasifikasi LNH
harus seallu berdasarkan biopsi KGB.
KRITERIA DIAGNOSIS LNH
Riwayat pembesaran kelenjar getah bening atau timbulnya massa tumor di tempat lain
Riwayat demam yang tidak jelas
Penurunan berat badan 10 % dalam waktu 6 bulan
Keringat malam yang banyak tanpa sebab yang sesuai
Pemeriksaan histopatologis tumor, sesuai dengan LNH
Ideal : jika klafisikasi menurut REAL, gradasi malignitas menurut International Working
Formulation
LANGKAH PENTAHAPAN (STAGING)
Pemeriksaan Laboratorium lengkap, meliputi :
Darah tepi lengkap termasuk retikulosit dan LED
Gula darah
Fungsi hati termasuk y – GT, albumin, dan LDH
Fungsi ginjal
Imunoglobulin
LIMFOMA NON HODGKINKELOMPOK 20 Page 6
Pemeriksaan biopsi kelenjar atau massa tumor untuk mengetahui sub type LNH, bila
perlu sitologi jarum halus (FNAB) ditempat lain yang dicurigai
Aspirasi dan biopsi sunsum tulang
Ct – Scan atau USG abdomen, untuk mengetahui adanya pembesaran kelenjar getah
bening pada aorta abdomonal atau KGB lainnya massa tumor abdomen dan metastases ke
bagian intra abdominal
Pencitraan thoraks (PA & lateral) untuk mengatahui pembesaran kelenjar media stinum,
b/p CT scan thoraks
Pemeriksaan THT untuk melihat keterlibatan cincin waldeyer terlibat dilanjutkan dengan
tindakan gstroskopy
Jika diperlukan pemeriksaamn bone scan atau bone survey untuk melihat keterlibatan
tulang
Jika diperlukan biopsi hati ( terbimbing )
Catat performance status
Stadium berdasarkan Aun Amor
Untuk ekstra nodal stadium berdasarkan kriteria yang ada
PENATALAKSANAAN
LYMFOMA NON HODGKIN
1. Therapy Medik
Konsultasi dengan ahli onkology medik ( di RS type A dan B)
Limfoma non hodkin derajat keganasan rendah (IWF)
LIMFOMA NON HODGKINKELOMPOK 20 Page 7
Tanpa keluhan : tidak perlu therapy
Bila ada keluhan dapat diberi obat tunggal siklofosfamide dengan dosis permulaan po
tiap hari atau 1000 mg/m 2 iv selang 3 – 4 minggu.
Bila resisten dapat diberi kombinasi obat COP, dengan cara pemberian seperti pada LH
diatas
Limfona non hodgkin derajat keganasan sedang (IWF)
Untuk stadium I B, IIB, IIIA dan B, IIE A da B, terapi medik adalah sebagai terapy
utama
Untuk stadium I A, IE, IIA diberi therapy medik sebagai therapy anjuran
Minimal : seperti therapy LH
Ideal : Obat kombinasi cyclophospamide, hydrokso – epirubicin, oncovin, prednison
(CHOP) dengan dosis :
C : Cyclofosfamide 800 mg/m 2 iv hari I
H : hydroxo – epirubicin 50 mg/ m 2 iv hari I
O : Oncovin 1,4 mg/ m 2 iv hari I
P : Prednison 60 mg/m 2 po hari ke 1 – 5
Perkiraan selang waktu pemberian adalah 3 – 4 minggu
Lymfoma non – hodgkin derajat keganasan tinggi (IWF)
Stadium IA : kemotherapy diberikan sebagai therapy adjuvant
Untuk stadium lain : kemotherapy diberikan sebagai therapy utama
LIMFOMA NON HODGKINKELOMPOK 20 Page 8
Minimal : kemotherapynya seperti pada LNH derajat keganasan sedang (CHOP)
Ideal : diberi Pro MACE – MOPP atau MACOP – B
2. Therapy radiasi dan bedah
Konsultasi dengan ahli radiotherapy dan ahli onkology bedah, selanjutnya melalui yim
onkology ( di RS type A dan B)
Kemoterapi dengan menggunakan protocol COMP yang terdiri dari :
1. Fase Induksi
Siklofosfamid 1,2 g / m2 iv (hari ke01)
Vinkristin 2 mg / m2 iv (hari ke-3, 10, 18, 26)
Metotreksat 300 mg/m2 iv (hari ke-12)
Metotreksat 6,25 mg/ m2 it (hari ke-4,30, 34)
Prednison 60 mg/ m2 po (hari ke-3 sampai 30 kemudian bertahap sampai hari ke-
40)
2. Fase Rumatan
Siklofosfamid 1,0 g/ m2 iv (inggu ke-0, , 8, 12, 16, 20)
Vinkristin 1,5 mg/ m2 iv (minggu ke-0,2,4,6,8,10,12,14,16,18,20)
Metotreksat 300 mg/m2 iv (minggu ke-2,6,10,14,18)
Metotreksat 6,25 mg/m2 iv (minggu ke-4,8,12,64,20)
Prednison 60 mg/ m2 po selam 5 hari (hari ke-0,4,8,12,16,20)
Selama kemoterapi dilakuka pemeriksaan fungsi hati dan ginjal setiap bulan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
* Pemeriksaan sitologi kelenjar/ massa tumor untuk mengetahui LNH tersebut serta
keterlibatan kelenjar lainyang membesar * Laboratorium: darah tepi lengkap, gula darah,
fungsihati, fungsi ginjal* Aspirasi dan biopsi sumsum tulang* CT scan atau USG
abdomen untuk mengetahui adanyapembesaran kelenjar getah bening (KGB)
paraaortaabdominal atau KGB lainnya, massaa tumor dalamabdomen* Foto toraks untuk
LIMFOMA NON HODGKINKELOMPOK 20 Page 9
mengetahui pembesaran KGBmediastinum* Pemeriksaan telinga hidung tenggorok
(THT) untuk melihat keterlibatan cincin Waldeyer * Gastroskopi bila perlu untuk melihat
keterlibatanlambung*
Bone scan atau foto bone survey bila perlu untuk melihatketerlibatan tulang
PENDEKATAN DIAGNOSTIK
Anamnesis
Umum :
Pembesaran kelenjar getah bening dan malaise umum
Keluhan anemia
Keluhan organ (misalnya lambung, nasofaring)
Penggunaan obat (Diphantoine)
Khusus :
Pe nyakit autoimun ( SLE, Reuma )
Kelinan darah
Penyakit infeksi (toksoplasma, tuberculosis)
Pemeriksaan fisik
Pembesaran KGB
Kelainan / pembesaran organ
Pemeriksaan diagnostic
a. Laboratorium
b. Biopsi
c. Aspirasi sum-sum tulang (BMP)
d. Radiologi
e. Konsultasi THT
f. Cairan tubuh lain
LIMFOMA NON HODGKINKELOMPOK 20 Page 10
g. Immunophenotyping : paraffin panel :CD 20, CD 3
PENYULIT
Akibat langsung penyakitnya :
1. Penekanan terhadap organ, khususnya jalan nafas, usus dan saraf
2. Mudah terjadi infeksi, bisa total
Akibat efek samping pengobatan
1. Aplasi sunsum tulang
2. Gagal jantung akibat golongan obat antrasiklin
3. Gagal ginjal akibat sisplatinum
4. Kluenitis akibat obat vinkristin
5. dll
LIMFOMA NON HODGKINKELOMPOK 20 Page 11