118922173 limfoma non hodgkin

13

Click here to load reader

Upload: muhammad-iqbal-arief

Post on 29-Oct-2015

167 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

hbjb

TRANSCRIPT

Page 1: 118922173 Limfoma Non Hodgkin

GAMBARAN SITOPATOLOGI LIMFOMA MALIGNA DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN

BANDA ACEH TAHUN 2008-2010

Nurul Falah 1, Istanul Badiri 2

1)Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, 2)Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala

ABSTRAK

Limfoma maligna adalah kelompok keganasan dari sistem limfatik yaitu sel-sel limforetikuler seperti sel B, sel T, dan histiosit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sitopatologi limfoma maligna pada tahun 2008-2010 di Laboratorium Patologi Anatomi RSUDZA Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif gambaran hasil sitopatologi. Dari hasil pengolahan data didapatkan: 1) gambaran sitopatologi limfoma maligna terbanyak adalah limfoma non Hodgkin sebesar 74,74%; 2) prevalensi limfoma maligna pada Laboratorium Patologi Anatomi RSDUZA Banda Aceh pada tahun 2009 adalah 1,97% dan meningkat pada tahun 2010 yakni 2,37%; 3) secara keseluruhan, usia tersering pasien dengan limfoma maligna adalah 50-59 (23,14%); 4) laki-laki lebih sering daripada perempuan untuk menderita limfoma maligna, yakni 56,85%; 5) berdasarkan lokasi temuannya, kasus limfoma maligna di RSUDZA pada tahun 2008 sampai tahun 2010 paling sering ditemukan di limfonodi, yakni sebanyak 76 kasus (80%), dari lokasi tersebut yang terbanyak adalah limfoma non Hodgkin sebanyak 54 kasus (56,84%). Kesimpulan didapatkan gambaran sitopatologi limfoma maligna terbanyak adalah limfoma non Hodgkin, prevalensi penderita limfoma maligna meningkat pada tahun 2010, usia yang lebih sering adalah 50-59, laki-laki lebih sering daripada perempuan, dan lebih sering ditemui pada biopsi limfonodi.

Kata kunci : Limfoma maligna, limfoma non Hodgkin, limfoma Hodgkin.

ABSTRACTMalignant lymphomas are a group of cancers in which cells of the lymphatic system

like B cell, T-cell, and histiocyte. The purpose of this study is to know the cytopathology description of malignant lymphomas patients from 2008-2010 in Pathology Anatomy Laboratory of Dr. Zainoel Abidin Hospital. The method of this study is descriptive. The results from this study are: 1) non Hodgkin lymphoma is the most frequent diagnosis found in cytopathologic examination (74,56%); 2) prevalence of malignant lymphoma in Pathology Anatomy Laboratory of Dr. Zainoel Abidin Hospital in 2009 is 1,97% and increase in 2010 to be 2,37%; 3) the most frequent age is 50-59; 4) the male is more frequent than female, is about 56,85%; 5) the vast majority of patients (76, 80%) had diagnosis made based upon results of a lymph node biopsy, and from that case, the most frequent is non Hodgkin lymphoma (56,84%). Conclusion: The obtained description of Cytopathology of malignant lymphoma is the most non-Hodgkin's lymphoma, increased prevalence of patients with malignant lymphoma in 2010, which more often is the age 50-59, men more often than women, and more often found in lymph node biopsies.

Keywords : malignant lymphoma, non Hodgkin lymphoma, Hodgkin lymphoma.

1

Page 2: 118922173 Limfoma Non Hodgkin

PENDAHULUANLatar Belakang

Limfoma (kanker kelenjar getah bening) merupakan bentuk keganasan dari sistem limfatik yaitu sel-sel limforetikuler seperti sel B, sel T, dan histiosit sehingga muncul istilah limfoma maligna. Ironisnya, pada orang sehat sistem limfatik tersebut justru merupakan komponen sistem kekebalan tubuh. Tumor ini bersifat heterogen, ditandai dengan kelainan umum yaitu pembesaran kelenjar limfe diikuti splenomegali, hepatomegali dan kelainan sumsum tulang. Tumor ini dapat juga dijumpai ekstra nodul yaitu diluar sistem limfatik dan imunitas antara lain pada traktus digestivus, paru, kulit dan organ lain (Freedman and Nadler, 2006).

Secara histopatologi, limfoma terdiri dari sebuah campuran dariidentik (monoklonal) sel-sel ganas dengan jumlah variabel reaktif limfoid sel dan stroma. Jenis limfoma dibedakan oleh patolog menjadi sekitar 20 jenis yang berbeda berdasarkan pewarnaan sitologi konvensional, pewarnaan khusus untukmenentukan subtipe dan garis keturunan, dan kelainan kromosom. (Freedman and Nadler, 2006).

Ada dua jenis penyakit yang termasuk limfoma maligna yaitu Limfoma Hodkin (LH) dan limfoma non Hodgkin (LNH). Sampai saat ini, kajian biologik belum dapat menjelaskan secara pasti alasan adanya perbedaan antara LNH dan LH. Sejumlah besar penelitian telah meneliti asal sel dari tumor ini dalam usaha mengaitkan sel neoplastik dengan padanan normalnya. Keduanya dibedakan berdasarkan pemeriksaan patologi anatomi, dimana pada PH ditemukan sel Reed Sternberg (Vujovic, 2010). Tahun 1984-1986 Sunardhi dan Tanwir Y. Mukawi melaporkan 89,7% limfoma non Hodgkin, tahun 1987-1988 Tanwir Y. Mukawi melaporkan 240 kasus limfoma maligna dari 2384 kasus tumor ganas dan menduduki urutan ke 4 dari tumor-tumor ganas. (Nazir dkk, 1992).

Sebagian besar limfoma ditemukan pada stadium lanjut yang merupakan penyulit dalam terapi kuratif. Penemuan penyakit pada stadium awal masih merupakan faktor penting dalam terapi kuratif walaupun tersedia berbagai jenis kemoterapi dan radioterapi (Dessain, 2009). Seperti semua kanker, prognosis untuk limfoma maligna tergantung pada stadium kanker, dan usia pasien dan kesehatan umum. Ketika telah dilakukan pemeriksaan biopsi maupun radiologi, hanya 50% dari pasien bertahan hidup 5 tahun atau lebih setelah diagnosis awal. Hal ini karena beberapa jenis limfoma yang lebih agresif daripada yang lain (Maule et al., 2007).

Angka harapan hidup pada anak-anak terlihat lebih baik daripada di kalangan orang tua. Sekitar 90% anak didiagnosis dengan penyakit tahap awal bertahan hidup 5 tahun atau lebih, sementara hanya 60-70% dari orang dewasa didiagnosis dengan limfoma derajat rendah bertahan hidup selama 5 tahun atau lebih. Tingkat kelangsungan hidup untuk anak-anak dengan derajat tinggi adalah sekitar 75-85%, sementara di kalangan orang dewasa itu adalah 40-60% (Maule et al., 2007).

Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas

terlihat bahwa limfoma maligna perlu mendapat perhatian dan penanganan yang serius, mengingat jumlah kasus yang semakin meningkat. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai gambaran sitopatologi limfoma maligna di Laboratorium Patologi Anatomi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2008-2010.

Tujuan PenelitianUntuk Mengetahui perbandingan

limfoma non-Hodgkin dan penyakit Hodgkin dari berbagai sediaan sitopatologi limfoma maligna di Laboratorium Patologi

2

Page 3: 118922173 Limfoma Non Hodgkin

Anatomi RSUDZA Banda Aceh tahun 2008-2010.

Manfaat Penelitian1. Gambaran klasifikasi patologi

berdasarkan sitopatologi limfoma non Hodgkin dan penyakit Hodgkin di Laboratorium Patologi Anatomi RSUDZA Banda Aceh tahun 2008-2010.

2. Gambaran prevalensi dan distribusi penderita limfoma maligna di Laboratorium Patologi Anatomi RSUDZA Banda Aceh tahun 2008-2010.

3. Gambaran lokasi biopsi sitopatologi limfoma maligna di Laboratorium Patologi Anatomi RSUDZA Banda Aceh tahun 2008-2010.

METODOLOGI PENELITIANJenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode survei gambaran hasil sitopatologi limfoma maligna.

Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian ini dilakukan pada

Bagian / SMF Patologi Anatomi di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh untuk pengambilan data dari hasil Laboratorium periode 1 Januari 2008 sampai dengan 31 Desember 2010.

Populasi dan Sampel1. PopulasiPopulasi penelitian adalah seluruh pasien yang memeriksa kesehatannya di semua Poli dan atau Ruang Rawat Inap RSUDZA yang kemudian dirujuk untuk pemeriksaan hasil biopsi di Laboratorium Patologi Anatomi RSUDZA.

2. SampelSampel penelitian adalah berupa data sekunder yang didapatkan dari hasil pemeriksaan Laboratorium Patologi

Anatomi penderita di RSUDZA periode Januari 2008 – Desember 2010 yang didiagnosis secara sitopatologis sebagai limfoma maligna, yang tercantum biodata, hasil rujukan, serta hasil patologi anatomi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Kriteria Inklusi Sampel:1. Sediaan sitopatologi limfoma maligna

yang memiliki identitas lengkap (identitas pasien, keterangan klinik singkat, diagnosis penyakit, serta lokasi pengambilan jaringan).

2. Terdiagnosis secara sitopatologi sebagai limfoma non Hodgkin dan/atau limfoma Hodgkin.

3. Merupakan pasien baru dan belum pernah diperiksa secara histopatologis dan sitopatologis sebelumnya.

Alat/Instrumen dan Bahan PenelitianAlat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:1. Alat tulis 2. Buku register dan rekam medik pasien

Prosedur Penelitian

Gambar 1 Skema Alur Penelitian

Hasil Pemeriksaan Laboratorium Patologi Anatomi RSUD dr. Zainoel

Abidin

Memenuhi Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Mencatat Identitas, Diagnosa Klinis Limfoma Maligna dan Hasil

Sitopatologi

Populasi

3

Page 4: 118922173 Limfoma Non Hodgkin

Analisa DataData yang telah diperoleh disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan persentase, dan distribusi frekuensi.

HASIL DAN PEMBAHASANKasus Limfoma MalignaData diperoleh berdasarkan rekam medis pasien yang terdiagnosa limfoma maligna di Laboratorium Patologi Anatomi sebanyak 95 sampel. Tabel 1. Frekuensi limfoma maligna secara umum di Laboratorium Patologi Anatomi RSUDZA Banda Aceh Tahun 2008-2010.Limfoma Maligna   Jumlah   Persentase

Limfoma non Hodgkin   71   74,74%

Limfoma Hodgkin 24 25,26%

Total   95   100%

Dari Tabel 1 dapat dilihat Berdasarkan hasil penelitian didapatkan persentase limfoma maligna secara umum yaitu, 74,74% limfoma non Hodgkin dan 25,66% limfoma Hodgkin (penyakit Hodgkin). berat sebesar 10% dari keseluruhan kasus cedera kepala yang terjadi. Pada setiap tahunnya, limfoma non Hodgkin merupakan tipe yang paling banyak ditemukan.

Gambar 1. Limfoma Non Hodgkin(Pembesaran 20x)

Gambar 2. Limfoma Hodgkin(Pembesaran 40x)

Perbandingan Klasifikasi Sitopatologi Limfoma MalignaDari 95 kasus limfoma maligna pada tahun 2008 hingga 2009, didapatkan insidensi pada tahun 2009 meningkat dari tahun 2008, yakni 47 kasus, dan menurun menjadi 37 kasus pada tahun 2010.

Pada setiap tahunnya, limfoma non Hodgkin merupakan tipe yang paling banyak ditemukan. Pada tahun 2008 didapatkan tipe limfoma non Hodgkin sebanyak 13 kasus (13,68%), tahun 2009 sebanyak 34 kasus (35,79%), dan pada tahun 2010 sebanyak 24 kasus (25,26%).

Gambar 3. Perbandingan klasifikasi sitopatologi limfoma maligna berdasarkan tahun di Laboratorium Patologi Anatomi RSUDZA Banda Aceh Tahun 2008-2010.

Sementara itu, klasifikasi sitopatologi untuk subtipe tiap jenis limfoma maligna tidak dapat dilakukan

4

Page 5: 118922173 Limfoma Non Hodgkin

karena hanya terdapat 25 kasus yang terdapat keterangan terkait subtipenya.

Tabel 2. Proporsi klasifikasi subtipe limfoma maligna di Laboratorium Patologi Anatomi RSUDZA Banda Aceh Tahun 2008-2010.

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat 114 kasus limfoma maligna di Laboratorium Patologi Anatomi RSUDZA Banda Aceh pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010.

Prevalensi Limfoma MalignaDari hasil analisis prevalensi kasus

limfoma maligna di Laboratorium Patologi Anatomi RSUDZA didapatkan prevalensi pada tahun 2009 adalah 1,97% dan meningkat pada tahun 2010 yakni 2,37%. Sementara itu, pada prevalensi tahun 2008 tidak dapat dihitung dikarenakan data pada tahun sebelumnya, yaitu tahun 2007 tidak ada.

Distribusi Penderita Limfoma MalignaResponden atau subjek dalam

penelitian ini adalah dara sekunder pasien-pasien, baik laki-laki maupun perempuan yang didiagnosis sebagai limfoma maligna secara histopatologis dari Laboratorium Patologi Anatomi RSUDZA Banda Aceh yang memenuhi kriteria penelitian. Jumlah seluruh subjek penelitian adalah 95 data sekunder pasien yang didiagnosis limfoma maligna secara histopatologis.

Tabel 3 Distribusi Pasien Limfoma Maligna berdasarkan hasil pemeriksaan sitopatologi dari tahun 2008 sampai dengan 2010.

DistribusiPasien Klasifikasi Sitopatologi

TotalLNH LH

Usia Jumlah % Jumlah % Jumlah %0-9 2 2.11% 1 1.05% 3 3.16%

10-19 7 7.37% 3 3.16% 10 10.53%20-29 6 6.32% 4 4.21% 10 10.53%30-39 7 7.37% 3 3.16% 10 10.53%40-49 13 13.68% 6 6.32% 19 20%50-59 17 17.89% 5 5.25% 22 23.14%60-69 11 11.58% 2 2.11% 13 13.69%

>70 8 8.42% 0 0% 8 8.42%Jenis Kelamin            

Laki-laki 37 38.95% 17 17.90% 54 56.85%Perempuan 34 35.79% 7 7.36% 41 43.15%

Kelompok usia termuda yang didapatkan adalah kelompok usia 0-9 tahun sementara kelompok usia tertinggi adalah kelompok usia di atas 70 tahun. Kelompok usia tersering yang menderita limfoma maligna adalah kelompok usia

50-59 tahun, yakni 22 kasus (23,14%). Dari jumlah tersebut 17 kasus (17,89%) merupakan limfoma non Hodgkin, dan 5 kasus (5,25%) merupakan limfoma Hodgkin. Sementara berdasarkan jenis kelamin, laki-laki terlihat lebih sering menderita limfoma maligna daripada

5

Page 6: 118922173 Limfoma Non Hodgkin

perempuan, yakni 54 kasus (56,85%) pada laki-laki, dan 41 kasus (43,15%) pada perempuan.

Secara keseluruhan, usia median pasien dengan limfoma maligna adalah 57,5 Rasio laki-laki terhadap perempuan untuk menderita limfoma maligna terlihat lebih tinggi pada laki-laki yakni 54:41 (1,32). Dengan rincian, 37:34 (1,09) pada limfoma non Hodgkin dan 17:7 (2,43) pada limfoma Hodgkin.

Distribusi Gambaran Sitopatologi Limfoma Maligna berdasarkan Lokasi Biopsi

Lokasi biopsi limfoma maligna terbanyak adalah di organ limfoid primer. Bila dilihat berdasarkan lokasi temuannya, kasus limfoma maligna di RSUDZA pada tahun 2008 sampai tahun 2010 paling sering ditemukan di limfonodi, yakni sebanyak 76 kasus (80%). Dengan

klasifikasi terbanyak dari lokasi tersebut adalah limfoma non Hodgkin sebanyak 54 kasus (56,84%) dan diikuti Limfoma

Hodgkin sebanyak 22 kasus (23,16%). Selain itu, kasus limfoma maligna juga terlihat ditemukan pada kelenjar tonsil, yakni sebanyak 5 kasus (5,26%). Dari jumlah tesebut, semuanya merupakan tipe limfoma Non Hodgkin.Tabel 4 Gambaran Sitopatologi Limfoma Maligna berdasarkan Lokasi Biopsi di Laboratorium Patologi Anatomi RSUDZA Banda Aceh Tahun 2008-2010.

Berdasarkan lokasi temuannya, kasus limfoma maligna di RSUDZA pada tahun 2008 sampai tahun 2010 paling sering ditemukan di limfonodi, yakni sebanyak 76 kasus (80%). Dengan klasifikasi terbanyak dari lokasi tersebut adalah limfoma non Hodgkin sebanyak 54 kasus (56,84%) dan diikuti Limfoma Hodgkin sebanyak 22 kasus (23,16%).Hal ini sesuai pula dengan penelitian Anderson dkk (1982) bahwa lokasi biopsi terbanyak dari pasien limfoma maligna adalah 316 kasus (66,8%). Bagaimanapun, lokasi ekstranodal lainnya yang terlihat beragam menjelaskan bahwa terdapat kemungkinan bahwa keganasan ini telah mengalami metastase dari lokasi asalnya.

Tabel 4. Gambaran Sitopatologi Limfoma Maligna berdasarkan Lokasi Biopsi di Laboratorium Patologi Anatomi RSUDZA Banda Aceh Tahun 2008-2010.

6

Page 7: 118922173 Limfoma Non Hodgkin

SaranDiharapkan dengan adanya data penderita limfoma maligna ini dapat membantu pihak kesehatan untuk mengenali sejak dini perkembangan penyakit ini dan mencegah untuk berkembangnya penyakit ini ke arah yang lebih ganas. Diperlukan juga penelitian lebih lanjut dengan menambah jumlah sampel dan variable penelitian dengan cara metode yang berbeda. Diharapakan pada masa mendatang akan lebih tersedia alat yang memadai sehingga subtipe dari tiap klasifikasi sitopatologi limfoma maligna dapat diketahui sehingga mendukung terapi yang adekuat untuk penderita limfoma maligna.

DAFTAR PUSTAKAAmerican Cancer Society. 2011. Hodgkin

Disease.

(http://www.cancer.org/Cancer/HodgkinDisease/DetailedGuide/hodgkin-disease-references)[diakses pada: 5 Oktober 2011]

Anderson T, Chabner BA, Young RC, Berard CW, Garvin AJ, Simon RM, and Devita VT. 1982. Malignant Lymphoma: The Histology and Staging of 473 Patients at the National Cancer Institute. J N Cancer I 50: 2699-2707.

BAKORNAS HOMPEDIN. 2010. Limfoma Burkitt. Available at http://www.hompedin.org/archive-events.php [accessed at Octobe 5th, 2011]

Baratawidjaja, KG. 2006. Imunologi Dasar. Edisi VII. Balai Penerbit FKUniversitas Indonesia. Jakarta.

Chang ET, Hjalgrim H, Smedby KE, Akerman M, Tani E, Johnsen

HE,Glimelius B, Adami HO, and Melbye M. 2005. Body Mass Index and Risk of Malignant Lymphoma in Scandinavian Men and Women. JNCI February 2; 97 (3); p 210-217

Dessain, SK. 2009. Hodgkin Disease. [serial online].

http://emedicine.medscape.com/article/201886-overview. [diakses pada: 25 Juli 2010].

Freedman AS, Nadler LM. 2006. Limfoma Maligna. dalam: Harrison’s Principles of Internal Medicine, 17th edition. USA, The McGraw-Hill Companies, Inc. p 1973-1988.

Freedman AS. 2005. Biology of Management Histologic Transformation of Indolent Lymphoma. American Society of Hematology.

Gardner RJM and Sutherland GR. 2004. Chromosome Abnormalities and Genetic Counseling. 3rd edition. Oxford University Press, Inc. New York.

Ginsberg JP and Kramer D. 2003. Hodgkin Lymphoma In: The 5-Minute Pediatric Consult. 2nd

edition. USA, Lippincott Williams & Wilkins, Inc.

Ginsberg JP and Kramer D. 2003. Non Hodgkin Lymphoma in: The 5-Minute Pediatric Consult. 2nd

edition. USA, Lippincott Williams & Wilkins, Inc.

Grogan TM and Jaramillo MA. 2003. Pathology of non Hodgkin Lymphoma. W.B. Saunders Company.

Page 8: 118922173 Limfoma Non Hodgkin

Maule M, Scelo G, Pastore G, Brennan P, Hemminki K, Tracey E, Sankila R, Weiderpass E, Olsen JH, McBride MLm Brewster DH, Pompe-Kim V, Kliewer EV, Chia KS. Tonita JM, Martos. Jonnason JG, Merletti F, and Boffetta P. 2007. Risk of Second Malignant Neoplasms After Childhood Leukemia and Lymphoma: An International Study. JNCI J Natl Cancer Inst 99 (10): 790-800.

Mead GM. 2003. Malignant Lymphomas and Chronic Lymphocytic Leukaemia. In: ABC of Clinical Haematology. Appleton and Lange.

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi cetakan ketiga.

Jakarta: Rhineka Cipta.

Skarin AT and Dorfman DM. 1997. Non-Hodgkin Lymphomas: Current Complication and Management. C A C a n c e r J C l i n 47: 351 – 372.

Sukardja IDG and Pusztai L. 2009. Onkologi Klinik. Airlangga University Press. Surabaya

Vujovic O. 2010. Malignant Lymphomas. Downloaded from: http://www.uwo.ca/oncology/undergraduate/pdf_documents/Lymphomas.pdf [accessed at: 25 July 2011].