limbah logam dan non logam

8
1 Limbah Logam dan Non Logam Limbah Logam Berat atau heavy metal termasuk golongan limbah B3. Limbah yang mengandung logam berat adalah issue lingkungan yang menjadi perhatian banyak pihak, utamanya bagi industri-industri di tanah air. Masalah limbah logam berat sangat serius diperhatikan mengingat dampak yang ditimbulkannya begitu nyata bagi kehidupan makhluk hidup, termasuk manusia. Beberapa kegiatan industri di tanah air saat ini masih mencari cara untuk mereduksi dampak negatif dari logam berat, berbagai cara sudah dilakukan, namun masih belum maksimal. Selain karena teknologi yang kurang tepat guna, teknologi yang ada masih tergolong mahal. Beberapa literatur tentang logam berat, salah satunya menurut Vouk (1986) yang mengatakan bahwa terdapat 80 jenis dari 109 unsur kimia di muka bumi ini yang telah teridentifikasi sebagai jenis logam berat. Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam berat ini dapat dibagi dalam dua jenis. Jenis pertama adalah logam berat esensial, di mana keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun. Contoh logam berat ini adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn dan lain sebagainya. Sedangkan jenis kedua adalah logam berat tidak esensial atau beracun, di mana keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya atau bahkan dapat bersifat racun, seperti Hg, Cd, Pb, Cr dan lain-lain. Logam berat ini dapat menimbulkan efek kesehatan bagi manusia tergantung pada bagian mana logam berat tersebut terikat dalam tubuh. Daya racun yang dimiliki akan bekerja sebagai penghalang kerja enzim, sehingga proses metabolisme tubuh terputus. Lebih jauh lagi, logam berat ini akan bertindak sebagai penyebab alergi, mutagen, teratogen atau karsinogen bagi manusia. Jalur masuknya adalah melalui kulit, pernapasan dan pencernaan. Menurut Nordberg., et. al (1986) logam berat jika sudah terserap ke dalam tubuh maka tidak dapat dihancurkan tetapi akan tetap tinggal di dalamnya hingga nantinya dibuang melalui proses ekskresi. Hal serupa juga terjadi apabila suatu lingkungan terutama di perairan telah terkontaminasi (tercemar) logam berat maka proses pembersihannya akan sulit sekali dilakukan. Kontaminasi logam berat ini dapat berasal dari faktor alam seperti kegiatan gunung berapi dan kebakaran hutan atau faktor manusia seperti pembakaran minyak bumi, pertambangan, peleburan, proses industri, kegiatan pertanian, peternakan dan kehutanan, serta limbah buangan termasuk sampah rumah tangga. Hingga saat ini, limbah kimia bahan beracun dan berbahaya (B3) menjadi masalah besar bagi kita karena material limbah memberikan efek buruk terhadap lingkungan dan kesehatan. Hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian dan pengetahuan mengenai manajemen pengolahan limbah. Pada dasarnya penanganan limbah bukanlah hal yang sulit dilakukan, namun demikian pelaksanaannya perlu kesungguhan dan niat untuk menyelamatkan kesehatan dan lingkungan kita.

Upload: rossyana-muchlis

Post on 28-Dec-2015

474 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

limbah logam dan non logam

TRANSCRIPT

Page 1: Limbah Logam Dan Non Logam

1

Limbah Logam dan Non Logam

Limbah Logam Berat atau heavy metal termasuk golongan limbah B3. Limbah yang

mengandung logam berat adalah issue lingkungan yang menjadi perhatian banyak pihak,

utamanya bagi industri-industri di tanah air. Masalah limbah logam berat sangat serius

diperhatikan mengingat dampak yang ditimbulkannya begitu nyata bagi kehidupan makhluk

hidup, termasuk manusia.

Beberapa kegiatan industri di tanah air saat ini masih mencari cara untuk mereduksi dampak

negatif dari logam berat, berbagai cara sudah dilakukan, namun masih belum maksimal. Selain

karena teknologi yang kurang tepat guna, teknologi yang ada masih tergolong mahal.

Beberapa literatur tentang logam berat, salah satunya menurut Vouk (1986) yang mengatakan

bahwa terdapat 80 jenis dari 109 unsur kimia di muka bumi ini yang telah teridentifikasi sebagai

jenis logam berat. Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam berat ini dapat dibagi dalam

dua jenis. Jenis pertama adalah logam berat esensial, di mana keberadaannya dalam jumlah

tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah yang berlebihan dapat

menimbulkan efek racun. Contoh logam berat ini adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn dan lain

sebagainya. Sedangkan jenis kedua adalah logam berat tidak esensial atau beracun, di mana

keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya atau bahkan dapat bersifat racun,

seperti Hg, Cd, Pb, Cr dan lain-lain. Logam berat ini dapat menimbulkan efek kesehatan bagi

manusia tergantung pada bagian mana logam berat tersebut terikat dalam tubuh. Daya racun

yang dimiliki akan bekerja sebagai penghalang kerja enzim, sehingga proses metabolisme tubuh

terputus. Lebih jauh lagi, logam berat ini akan bertindak sebagai penyebab alergi, mutagen,

teratogen atau karsinogen bagi manusia. Jalur masuknya adalah melalui kulit, pernapasan dan

pencernaan.

Menurut Nordberg., et. al (1986) logam berat jika sudah terserap ke dalam tubuh maka tidak

dapat dihancurkan tetapi akan tetap tinggal di dalamnya hingga nantinya dibuang melalui proses

ekskresi. Hal serupa juga terjadi apabila suatu lingkungan terutama di perairan telah

terkontaminasi (tercemar) logam berat maka proses pembersihannya akan sulit sekali dilakukan.

Kontaminasi logam berat ini dapat berasal dari faktor alam seperti kegiatan gunung berapi dan

kebakaran hutan atau faktor manusia seperti pembakaran minyak bumi, pertambangan,

peleburan, proses industri, kegiatan pertanian, peternakan dan kehutanan, serta limbah buangan

termasuk sampah rumah tangga.

Hingga saat ini, limbah kimia bahan beracun dan berbahaya (B3) menjadi masalah besar

bagi kita karena material limbah memberikan efek buruk terhadap lingkungan dan kesehatan.

Hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian dan pengetahuan mengenai manajemen

pengolahan limbah. Pada dasarnya penanganan limbah bukanlah hal yang sulit dilakukan, namun

demikian pelaksanaannya perlu kesungguhan dan niat untuk menyelamatkan kesehatan dan

lingkungan kita.

Page 2: Limbah Logam Dan Non Logam

2

Berikut ini sedikit saya uraikan selengkapnya mengenai klasifikasi, sifat, sumber limbah dan

pengelolaannya.

Definisi limbah adalah produk buangan yang telah terpakai. Limbah ini bisa berasal dari pabrik,

pertambangan, pertanian, medis, laboratorium, dll.

Sedangkan jenis limbah bisa merupakan bahan beracun dan berbahaya (B3) maupun limbah non

B3. Limbah yang mengandung B3 ini tentunya harus mendapat perhatian khusus karena secara

langsung maupun tak langsung dapat mencemari, merusak, termasuk membahayakan bagi

linkungan hidup, kesehatan dan kelangsungan hidup manusia maupun makhluk hidup lain.

Tingkat bahaya ini dapat diketahui dari material limbah berdasarkan sifat (misal air raksa/Hg),

konsentrasi (misalnya tembaga/Cu) ataupun jumlahnya (misal fenol, arsen).

Karakteristik Limbah

Mudah meledak (eksplosif) (misal : bahan peledak)

Mudah terbakar ( misal: bahan bakar, solvent)

Bersifat reaktif (misal: bahan-bahan oksidator)

Berbahaya/harmful (misal logam berat)

Menyebabkan infeksi (misal :bakteri /limbah rumah sakit)

Bersifat korosif (misal : asam kuat)

Bersifat irritatif (misal : basa kuat)

Beracun (misal : HCN, As)

Karsinogenik, Mutagenik dan Teratogenik (misal : merkuri, turunan benzena)

Bahan Radioaktif (misal : Uranium, plutonium,dll)

Sumber penghasil limbah antara lain dari :

Rumah Sakit Kendaraan Bermotor Laboratorium

Page 3: Limbah Logam Dan Non Logam

3

Industri Domestik Perdagangan

Sifat dan efek limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) golongan Logam Berat antara lain :

Sifat dan efek limbah B3 golongan Non Logam antara lain :

Penggolongan fase limbah dibedakan menjadi :

1. Fase Gas seperti SO2, NO2 ,H2S, NH3, Debu C, Pb atau Hg.

2. Fase Cair seperti asam, basa, zat warna, solven organik, ion logam, anion, zat organik.

3. Fase Padat seperti Sludge, protein, Endapan kimia, adsorben, Bahan kimia kadaluarsa.

Secara umum sumber limbah B3 berasal dari industri/pabrik, kendaraan bermotor, domestic,

pertambangan, rumah sakit/medis, laboratorium kimia, dll.

Page 4: Limbah Logam Dan Non Logam

4

Selengkapnya sumber limbah dalam bentuk logam terinci sebagai berikut :

Sedang sumber limbah non logam antara lain :

Pembuangan dan Pengelolaan Limbah

Apapun bentuk limbah maka haruslah dikelola secara benar. Ini dimaksudkan agar

lingkungan kita tetap terjaga, disamping efek buruk bagi kesehatan bisa ditekan. Bagaimanapun

juga, manajemen limbah yang baik mengurangi efek buruk dari material terhadap lingkungan di

masa datang karena secara hukum alam, suatu zat tidak ada yang lenyap (nothing vanishes).

Pembuangan limbah memang bisa langsung ke lingkungan seperti sumur resapan, sungai, danau

ataupun laut asalkan limbah tersebut sudah memenuhi syarat baku mutu dan ijin yang

berwenang. Membuang limbah yang tanpa ijin dan mengganggu pencemaran merupakan

kategori tindak kriminal.

Pengelolaan limbah B3 sudah diatur oleh PP 18 jo PP 85 th 1999 yang meliputi:

Page 5: Limbah Logam Dan Non Logam

5

Reduksi /pengurangan limbah B3

Penyimpanan limbah B3

Pengumpulan limbah B3

Pengangkutan limbah B3

Pengolahan limbah B3

Perlakuan/treatment hasil pengolahan limbah B3

Untuk reduksi limbah dapat dilakukan dengan berbagai antara lain dengan :

1. Pengurangan kuantitas zat kimia yang digunakan

2. Pengurangan jumlah zat kimia yang digunakan

3. Proses dengan zero emission

Sedangkan proses pengolahan limbah B3 dapat dilakukan dengan cara mengubah jenis, jumlah

dan karakteristik limbah B3 menjadi tidak berbahaya dan atau tidak beracun. Proses lain yang

bisa dilakukan yaitu Immobilisasi (pengukungan) limbah B3 sebelum ditimbun dan atau

memungkinkan agar limbah B3 dimanfaatkan kembali (daur ulang).

Mengenai metode/tehnik pengolahan limbah B3 tergantung dari material limbah yaitu fase gas,

cair ataupun padat. Uraiannya seperti ini :

1. Pengolahan Limbah Gas B3

Pengolahan limbah gas B3 bisa dilakukan dengan cara diadsorpsi melalui media karbon aktif.

2. Pengolahan Limbah Cair B3

Jika limbah dalam keadaan keruh, pengolahan yang tidak spesifik dengan cara :

Page 6: Limbah Logam Dan Non Logam

6

Koagulasi

Flokulasi

Sedimentasi

Sentrifugasi

Filtrasi

Sedang pengolahan yang spesifik menggunakan :

1. Pengendapan

2. Penetralan

3. Adsorpsi

4. Pertukaran ion

5. Biodegradasi

3. Pengolahan Limbah Padat B3 Cara pengolahan limbah B3 padat melalui tahapan berikut :

Pengumpulan bahan sejenis

Reuse

Recycle

Pengolahan

Untuk bahan organik dilakukan insenerasi dalam ruang khusus tanur pembakaran insenerator

agar terurai menjadi abu.

Insenerator

Selanjutnya untuk golongan senyawa anorganik dilakukan solidifikasi/stabilisasi yang bertujuan

untuk mengubah sifat fisik dan kimia limbah B3. Caranya dengan menambahkan senyawa

pengikat B3 agar pergerakan senyawa B3 ini terhambat atau terbatasi dan membentuk massa

monolit dengan struktur yang kekar.

Page 7: Limbah Logam Dan Non Logam

7

Bahan-bahan yang digunakan untuk proses stabilisasi/solidifikasi ini berupa bahan pencampur

dan perekat.

Bahan pencampurnya antara lain :

gipsum

pasir

lempung

abu terbang.

Sedang bahan perekat/pengikatnya yaitu

semen

kapur

tanah liat dll.

Pemanfaatan monolit bisa untuk penimbunan tanah/urug (land fill) dan pengerasan jalan.

Itulah uraian beberapa cara penanganan limbah B3 agar limbah tetap aman dan mengurangi

resiko terhadap kerusakan lingkungan dan aman bagi kesehatan manusia serta makhluk hidup

lain. Dengan demikian memperlakukan limbah secara sembarangan merupakan larangan, seperti

misalnya membuang limbah cair langsung ke wastafel, selokan, sumur resapan maupun sungai.

Termasuk juga membuang limbah padat langsung ke tempat sampah, tempat pembakaran atau

ditimbun dalam tanah.

Page 8: Limbah Logam Dan Non Logam

8

Referensi :

http://www.citrabening.com/about-us/info-terkini/

http://www.lumasmultisarana.com/index.php/component/content/article/41-faq-xado/54-apa-

yang-dimaksud-revitalisasi.pdf

http://journal.unair.ac.id/filerPDF/KESLING-2-2-03.pdf

http://id.wikipedia.org/wiki/Logam

http://cvlumas.com/blog/65-heavy-metal-removal-in-waste-water-treatment.html