documentli

8
NAMA : Carollius P. Putra NIM : 04111001120 INKONTINENSIA URIN Definisi Inkontinenensia urin adalah pengeluaran urin tanpa disadari dalam jumlah dan frekuensi yang cukup sehingga mengakibatkan masalah gangguan kesehatan dan atau sosial. Epidemiologi Inkontinensia urin biasanya terjadi 2 - 3 x lebih banyak pada wanita dibandingkan pria Cara Penegakkan diagnosis Anamnesis Riwayat penyakit dahulu mencakup masalah medis lainnya seperti: Diabetes mellitus (menyebabkan timbulnya diuresis osmotik jika kontrol glukosa buruk), Insufisiensi vaskuler (menyebabkan timbulnya inkontinensia pada malam hari saat edema perifer dimobilisasi ke sistem vaskuler, sehingga menyebabkan peningkatan diuresis), Penyakit paru kronis (yang dapat menyebabkan stress incontinence karena batuk kronis), Cerebro Vascular Accident (CVA) sebelumnya, Hipertensi. Riwayat pernah menjalani operasi yang dapat mempengaruhi proses berkemih juga harus digali, seperti reseksi prostat transuretra, operasi untuk kondisi stress incontinence, atau operasi pelvis. Riwayat fungsi buang air besar dan erektil.

Upload: carollius-pratama-putra

Post on 10-Apr-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

LI

TRANSCRIPT

Page 1: DocumentLI

NAMA : Carollius P. Putra

NIM : 04111001120

INKONTINENSIA URIN

Definisi

Inkontinenensia urin adalah pengeluaran urin tanpa disadari dalam jumlah dan frekuensi yang cukup sehingga mengakibatkan masalah gangguan kesehatan dan atau sosial.

Epidemiologi

Inkontinensia urin biasanya terjadi 2 - 3 x lebih banyak pada wanita dibandingkan pria

Cara Penegakkan diagnosis

Anamnesis

Riwayat penyakit dahulu mencakup masalah medis lainnya seperti:

Diabetes mellitus (menyebabkan timbulnya diuresis osmotik jika kontrol glukosa buruk),

Insufisiensi vaskuler (menyebabkan timbulnya inkontinensia pada malam hari saat edema perifer dimobilisasi ke sistem vaskuler, sehingga menyebabkan peningkatan diuresis),

Penyakit paru kronis (yang dapat menyebabkan stress incontinence karena batuk kronis),

Cerebro Vascular Accident (CVA) sebelumnya,

Hipertensi.

Riwayat pernah menjalani operasi yang dapat mempengaruhi proses berkemih juga harus digali, seperti reseksi prostat transuretra, operasi untuk kondisi stress incontinence, atau operasi pelvis.

Riwayat fungsi buang air besar dan erektil.

Riwayat obstetrik seperti jumlah paritas, riwayat persalinan sulit, riwayat persalinan lama perlu dicari pada wanita dengan stress incontinence.

Riwayat penggunaan obat-obatan yang dapat mempengaruhi traktus urinarius bagian bawah.

Riwayat kondisi fisik yang mempengaruhi kemampuan fungsional berkemih seperti fungsi tangan, kemampuan berpakaian, keseimbangan duduk, kemampuan untuk melakukan transfer dan ambulasi juga perlu diketahui untuk mencari kemungkinan mengapa pasien menjadi inkontinensia dan untuk merencanakan manajemen terapi.

Riwayat nyeri atau ketidaknyamanan area suprapubik atau perineal (karsinoma kandung kemih, batu atau distensi akut kandung kemih).

Page 2: DocumentLI

Mencari tahu keterbatasan sosial yang disebabkan oleh karena inkontinensia. Hal ini penting karena akan menentukan strategi manajemen.

Pemeriksaan Fisik

Abdomen, ada tidanya distensi kandung kemih, nyeri tekan suprasimphisis, massa regio abdomen bagian bawah.

Rectal toucehe (sensasi perineal, tonus sfincter ani, impaksi feses, massa, prostat).

Pemeriksaan neurologis (pemeriksaan saraf lumbosakral).

Pemeriksaan pelvis (prolaps vagintis, massa, kelainan anatomi, tes batuk).

Pemeriksaan genitalia eksterna.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan urodinamik sebagai suatu pengujian faktor normal dan abnormal pada proses

pengisian, transpor, dan pengosongan urin pada kandung kemih

Stress testing (batuk, bersin)

Postvoid residual measurement

USG

Cystografi

Etiologi

Penyebab utama dari terjadinya inkontinensia urgensi adalah kontraksi otot detrusor yang

involunter dan tidak tepat waktu serta kerusakan persarafannya atau keduanya. Keadaan ini bisa

disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:

a. Penyakit yang berhubungan dengan sistem saraf, seperti Sklerosis Multipel, Parkinson,

Alzheimer, dan Stroke

b. Trauma pada daerah panggul

c. Infeksi atau inflamasi pada kandung kemih

d. Menopause, diduga berkaitan dengan penipisan lapisan vagina (atrofi) karena

penurunan kadar hormon estrogen

e. Idiopatik (tidak jelas)

Terjadinya inkontinensia urgensi juga bisa dipicu oleh beberapa keadaan seperti minum minuman

tertentu (teh, kopi, kola, dan alkohol), obat diuretik, stres, serta menyentuh atau mendengar air

mengalir.

Page 3: DocumentLI

DD

Tipe urgensia Tipe stress Tipe overflow Tipe fungsional

Urin keluar

pada saat

Ada keinginan untuk

kencing (tidak

mampu

menunda)>8x sehari

Tekanan

intraabdomen

meningkat (batuk,

bersin,

mengangkat

beban)

Vesika urinaria

mencapai

kapasitas

maksimum tetapi

tidak dapat keluar

semuanya

Pada orang usia

lanjut yg tidak

mampu atau

tidak mau

mencapai toilet

pada waktunya

Menopause Factor risiko Factor risiko - -

Obesitas - Factor risiko - -

Penyebab Overactive bladder :

aktivitas detrusor

berlebihan selama

fase

pengisian/penyimpa

nan

Kelemahan otot

panggul yang

menyebabkan

gangguan fungsi

sfingter uretra

Obstruksi parsial

atau otot vesika

urinaria yang

inaktif

Kelainan saluran

kemih bg bawah

spt hiperaktivitas

detrusor

Terdapat

pada

Non neurogenik ;

• Inflamasi atau

iritasi pada

kandung kemih

• Proses menua :

Kelemahan

otot dasar

panggul

• Idiopatik

Neurogenik ;

• Ssp yg

menghambat

kontraksi

kandung kemih

terganggu

• Prolaps

Hipermobilitas

uretra

• Perubahan

posisi uretra

dan kandung

kemih

• Defisiensi

intrinsik

sfingter(konge

nital)

• Denervasi

akibat obat

penghambat

adrenagik

• Menurunnya

kontraksi

kandung

kemih

sekunder

akibat obat

obatan yg

merelaksasi

otot detrusor

kandung

kemih

• Denervasi

pada detrusor

akibat

kelainan

• Gangguan

fisis :

gangguan

immobilitas

akibat

arthritis,

paraplegia

inferior,

stroke

• Gangguan

kognitif

akibat

delirium

atau

demensia

Page 4: DocumentLI

Kelainan neurologik

akibat lesi

suprapontin

(stroke,parkinson)

Trauma medulla

spinalis

Obat obatan

Kelainan metabolik

spt hipoksemia dan

ensefalopati

alfa ,trauma

bedah,

radiasi .

• Predisposisi :

obesitas ,

batuk kronik ,

trauma

perineal,

melahirkan

pervaginam ,t

erapi radiasi

keganasan

neurologis

yang

mempengaru

hi inervasi

kandung

kemih

• Obtruksi

anatomik

pada

perempuan

prolapspelvis

dan distorsi

uretra

• Neuropati

diabetes

melitus

• Obat

Patogenesis (kasus)

Penatalaksanaan

1. Pemanfaatan kartu catatan berkemih

Page 5: DocumentLI

Yang dicatat pada kartu tersebut misalnya waktu berkemih dan jumlah urin yang keluar, baik yang keluar secara normal, maupun yang keluar karena tak tertahan, selain itu dicatat pula waktu, jumlah dan jenis minuman yang diminum.

2. Terapi non farmakologi

Dilakukan dengan mengoreksi penyebab yang mendasari timbulnya inkontinensia urin, seperti hiperplasia prostat, infeksi saluran kemih, diuretik, gula darah tinggi, dan lain-lain. Adapun terapi yang dapat dilakukan adalah :

Melakukan latihan menahan kemih (memperpanjang interval waktu berkemih) dengan teknik relaksasi dan distraksi sehingga frekwensi berkemih 6-7 x/hari. Lansia diharapkan dapat menahan keinginan untuk berkemih bila belum waktunya. Lansia dianjurkan untuk berkemih pada interval waktu tertentu, mula-mula setiap jam, selanjutnya diperpanjang secara bertahap sampai lansia ingin berkemih setiap 2-3 jam.

Membiasakan berkemih pada waktu-waktu yang telah ditentukan sesuai dengan kebiasaan lansia.

Promted voiding dilakukan dengan cara mengajari lansia mengenal kondisi berkemih mereka serta dapat memberitahukan petugas atau pengasuhnya bila ingin berkemih. Teknik ini dilakukan pada lansia dengan gangguan fungsi kognitif (berpikir).

Melakukan latihan otot dasar panggul dengan mengkontraksikan otot dasar panggul secara berulang-ulang.

Terapi farmakologi

Obat-obat yang dapat diberikan pada inkontinensia urgen adalah antikolinergik seperti Oxybutinin, Propantteine, Dicylomine, flavoxate, Imipramine.

Terapi bedah

Terapi ini dapat dipertimbangkan pada inkontinensia tipe stress dan urgensi, bila terapi non farmakologis dan farmakologis tidak berhasil. Inkontinensia tipe overflow umumnya memerlukan tindakan pembedahan untuk menghilangkan retensi urin. Terapi ini dilakukan terhadap tumor, batu, divertikulum, hiperplasia prostat, dan prolaps pelvic (pada wanita).

Komplikasi

Page 6: DocumentLI

Infeksi saluran kemih, urosepsis

Infeksi kulit daerah kemaluan

Gangguan tidur

Masalah psikososial seperti depresi, mudah marah dan rasa terisolasi

Dehidrasi karena pasien mengurangi minum karena khawatir terjadi inkontinensia urin

Ulkus dekubitus à pada pasien yang kurang aktifitas, hanya

berbaring