leukim siap tempur

19
PENGERTIAN Leukemia adalah proliferasi sel darah putih yang masih immature dalam jaringan pembentukan darah (Suriadi, & Yuliani R, 2006: hal. 175) Leukimia adalah proliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas, sering disertai bentuk leukosit yang tidak normal, jumlahnya berlebihan, dapat menyebabkan amenia, trombositotemia, dan diakhiri dengan kematian (Arif Mansjoer et al., 1999) ETIOLOGI Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat factor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia yaitu - Factor genetik : virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen (T cell leukemia lymphoma virus/HTLV) - RADIASI - Obat-obat imunosupresif, obat-obat karsinogenik seperti diethylstilbestrol - Factor herediter, misalnya pada kembar monozigot - Kelainan kromosom pada down syndrome PATOFISIOLOGI - Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang maligna, imaturnya sel blast. Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga akan menimbulkan anemia dan trombositopenia. - Sistim retikuloendotelial akan terpengaruh dan menyebabkan gangguan sistim pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi

Upload: rafikahfika

Post on 17-Feb-2015

23 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

askp

TRANSCRIPT

Page 1: Leukim Siap Tempur

PENGERTIAN

Leukemia adalah proliferasi sel darah putih yang masih immature dalam jaringan pembentukan

darah (Suriadi, & Yuliani R, 2006: hal. 175)

Leukimia adalah proliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas, sering disertai bentuk leukosit

yang tidak normal, jumlahnya berlebihan, dapat menyebabkan amenia, trombositotemia, dan

diakhiri dengan kematian (Arif Mansjoer et al., 1999)

ETIOLOGI

Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat factor predisposisi yang menyebabkan

terjadinya leukemia yaitu

- Factor genetik : virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen (T cell

leukemia lymphoma virus/HTLV)

- RADIASI

- Obat-obat imunosupresif, obat-obat karsinogenik seperti diethylstilbestrol

- Factor herediter, misalnya pada kembar monozigot

- Kelainan kromosom pada down syndrome

PATOFISIOLOGI

- Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang maligna, imaturnya sel blast.

Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga akan

menimbulkan anemia dan trombositopenia.

- Sistim retikuloendotelial akan terpengaruh dan menyebabkan gangguan sistim pertahanan

tubuh dan mudah mengalami infeksi

- Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ, sisiti

saraf pusat. Gangguan nutrisi dan metabolisme. Depresi sumsum tulang yang akan

berdampak pada penurunan lekosit, eritrosit, factor pembekuan dan peningkatan tekanan

jaringan.

- Adanya infiltrasi pada ekstramedular akan berakibat terjadinya pembesaran hati, limfe,

dan nodus limfe, dan nyeri persendian. (Suriadi, & Yuliani R, 2006: hal. 175)

Page 2: Leukim Siap Tempur

PATHWAY

Page 3: Leukim Siap Tempur

KOMPLIKASI

- Sepsis

- Perdarahan

- Gagal organ

- Iron deficiency anemia (IDA)

- Kematian

MANIFESTASI KLINIK

Penderita leukemia umumnya pertama-tama akan merasakan badan yang panas/ hangat lebih dari

3 minggu berturut-turut tanpa sebab yang jelas. Artinya anak tidak flu, diare atau terkena

penyakit infeksi lain. Muka pucat, badan lemah, anak tidak aktif.

Bila diperiksa lebih jauh, perut tampak membuncit, akibat pembesaran hati dan limpa. Anak jadi

cengeng dan rewel, susah makan-minum dan susah tidur…

Setelah diperiksa darahnya, biasanya akan tampak penurunan pada kadar hemoglobin dan

trombosit (bisitopenia) dengan sel darah putih yang sangat meningkat. Pembekuan darahpun

terganggu, terlihat dari sering mimisan, bab berdarah, lebam-lebam dikulit

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

- Px darah tepi : terdapat lekosit yang imatur

- Aspirasi sumsum tulang (BMP) Bone Marrow Puncture : hiperseluler terutama banyak

terdapat sel muda

- Biopsy sumusum tulang

- Lumbal pungsi untuk mengetahui apakah sistim saraf pusat terinfiltrasi

KLASIFIKASI

leukimia mielogenus

o Suatu kondisi leukimia yang mengenai sel stem hemapoetik yang kelak

berdiferensiasi ke semua sel mieloid

o Insiden ; mengenai semua usia sesuai dengan pertambahan usia

Page 4: Leukim Siap Tempur

o Merupakan leukimia nonlimfositik yang paling sering terjadi

Manifestasi klinik

– Gejala timbul tanpa peringatan dalam periode 1 – 6 bulan

– Penurunan produksi eritrosit

•Gejala : sama dengan anemia

– Granulositopenia

•Kepekaan terhadap infeksi >>>

– Trombositepenia

•Kecendrungan terjadinya perdarahan

– Nyeri limfa dan sumsum tulang

– Nyeri kepala, muntah

penatalaksanaan

– Kemoterapi :

•Daunorrubicin Hydrochloride (Cerubidine)

•Cytarabine (Cytosar-U)

•Mercaptopurine (Purinethol)

– Pemberian produk darah

– Penanganan infeksi

– Tranplantasi sumsum tulang

prognosis

– Kematian erjadi akibat perdarahan dan infeksi

– Pasien yang mendapatkan penangan dapat bertahan selama 1 tahun

leukimia mielogenus kronis

• Akibat adanya keterlibatan genetik, yaitu kromosom Philadelphia (90 – 95 %)

• Menyerang usia > 20 tahun dan insiden meningkat seiring pertambahan usia

manifestasi klinis

– Gambaran klinis mirip dengan AML tetapi lebih ringan

– Leukositosis

– Pembesaran limfe

penatalaksanaan

– Kemoterapi :

Page 5: Leukim Siap Tempur

•Busulfan (Myleran)

•Hidroxyurea

•Chlorambucil (Leukeran)

•+ Kortikosteroid

– Transplantasi sumsum tulang

prognosis

– Kematian akibat infeksi dan perdarahan

– Pasien dapat bertahan selama3 – 4 tahun

leukimia limfositik akut (all)

• Suatu proliferasi ganas limfoblast

• Insidensi :

– Sering mengenai anak-anak

– Puncak insidensi 4 – 15 tahun

manifestasi klinis :

– Gangguan hematopoesis

•Anemia

•Leukopenia

•Trombositopenia

– Hepatomegali

– Splenomegali

– Nyeri kepala, muntah

– Nyeri tulang

penatalakanaan

– Kemoterapi

Kombinasi awal :

•Vincristine

•Prednison

•Daunorubicine

•Aparaginase

Kombinasi lanjut :

Page 6: Leukim Siap Tempur

•Mercaptopurine

•Methotrexate

•Vincristine

•Prednison

– Radioterapi

prognosis

– 60 % penderita mencapai ketahanan hidup 5 tahun

leukimia limfositik kronik

Suatu kelainan limfositik yang lebih ringan

manifesatasi klinis

– Anemia

– Infeksi >>>

– Perdarahan

– Pembesaran nodus limfe

– Pembesaran organ abdominal

– Limfositopenia

penatalaksanaan

– Ringan : tidak memerlukan penanganan

– Kemoterapi :

•Kortikosteroid + Chlorambucil

•Fludarabine Monofosfat

•2-Chorodeoxyadenosine (2-CDA)

•Pentostatin

prognosis

– Angka ketahanan hidup mencapai 7 tahun

PENGOBATAN

Protokol pengobatan bervariasi sesuai jenis leukemia dan jenis obat yang diberikan pada anak.

Proses induksi remisi pada anak terdiri dari tiga fase : induksi, konsolidasi, dan rumatan. Selama

fase induksi (kira-kira 3 sampai 6 minggu) anak menerima berbagai agens kemoterapeutik untuk

Page 7: Leukim Siap Tempur

menimbulkan remisi. Periode intensif diperpanjang 2 sampai 3 minggu selama fase konsolidasi

untuk memberantas keterlibatan sistem saraf pusat dan organ vital lain. Terapi rumatan diberikan

selama beberapa tahun setelah diagnosis untuk memperpanjang remisi. Beberapa obat yang

dipakai untuk leukemia anak-anak adalah prednison (antiinflamasi), vinkristin (antineoplastik),

asparaginase (menurunkan kadar asparagin (asam amino untuk pertumbuhan tumor), metotreksat

(antimetabolit), merkaptopurin, sitarabin (menginduksi remisi pada pasien dengan leukemia

granulositik akut), alopurinol, siklofosfamid (antitumor kuat), dan daunorubisin (menghambat

pembelahan sel selama pengobatan leukemia akut). (Betz, Cecily L. 2002: 302).

Kemoterapi

Sebagian besar pasien leukemia menjalani kemoterapi. Jenis pengobatan kanker ini

menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel leukemia. Tergantung pada jenis leukemia,

pasien bisa mendapatkan satu jenis obat atau kombinasi dari dua obat atau lebih.

Pasien leukemia bisa mendapatkan kemoterapi dengan berbagai cara:

Melalui mulut

Dengan suntikan langsung ke pembuluh darah balik (atau intravena)

Melalui kateter (tabung kecil yang fleksibel) yang ditempatkan di dalam pembuluh darah balik

besar, seringkali di dada bagian atas - Perawat akan menyuntikkan obat ke dalam kateter, untuk

menghindari suntikan yang berulang kali. Cara ini akan mengurangi rasa tidak nyaman dan/atau

cedera pada pembuluh darah balik/kulit.

Dengan suntikan langsung ke cairan cerebrospinal – jika ahli patologi menemukan sel-sel

leukemia dalam cairan yang mengisi ruang di otak dan sumsum tulang belakang, dokter bisa

memerintahkan kemoterapi intratekal. Dokter akan menyuntikkan obat langsung ke dalam cairan

cerebrospinal. Metode ini digunakan karena obat yang diberikan melalui suntikan IV atau

diminum seringkali tidak mencapai sel-sel di otak dan sumsum tulang belakang.

Terapi Biologi

Orang dengan jenis penyakit leukemia tertentu menjalani terapi biologi untuk meningkatkan

daya tahan alami tubuh terhadap kanker. Terapi ini diberikan melalui suntikan di dalam

pembuluh darah balik.

Bagi pasien dengan leukemia limfositik kronis, jenis terapi biologi yang digunakan adalah

antibodi monoklonal yang akan mengikatkan diri pada sel-sel leukemia. Terapi ini

memungkinkan sistem kekebalan untuk membunuh sel-sel leukemia di dalam darah dan sumsum

Page 8: Leukim Siap Tempur

tulang. Bagi penderita dengan leukemia myeloid kronis, terapi biologi yang digunakan adalah

bahan alami bernama interferon untuk memperlambat pertumbuhan sel-sel leukemia.

Terapi Radiasi

Terapi Radiasi (juga disebut sebagai radioterapi) menggunakan sinar berenergi tinggi untuk

membunuh sel-sel leukemia. Bagi sebagian besar pasien, sebuah mesin yang besar akan

mengarahkan radiasi pada limpa, otak, atau bagian lain dalam tubuh tempat menumpuknya sel-

sel leukemia ini. Beberapa pasien mendapatkan radiasi yang diarahkan ke seluruh tubuh.

(Iradiasi seluruh tubuh biasanya diberikan sebelum transplantasi sumsum tulang.)

Transplantasi Sel Induk (Stem Cell)

Beberapa pasien leukemia menjalani transplantasi sel induk (stem cell). Transplantasi sel induk

memungkinkan pasien diobati dengan dosis obat yang tinggi, radiasi, atau keduanya. Dosis

tinggi ini akan menghancurkan sel-sel leukemia sekaligus sel-sel darah normal dalam sumsum

tulang. Kemudian, pasien akan mendapatkan sel-sel induk (stem cell) yang sehat melalui tabung

fleksibel yang dipasang di pembuluh darah balik besar di daerah dada atau leher. Sel-sel darah

yang baru akan tumbuh dari sel-sel induk (stem cell) hasil transplantasi ini.

Setelah transplantasi sel induk (stem cell), pasien biasanya harus menginap di rumah sakit

selama beberapa minggu. Tim kesehatan akan melindungi pasien dari infeksi sampai sel-sel

induk (stem cell) hasil transplantasi mulai menghasilkan sel-sel darah putih dalam jumlah yang

memadai.

ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan

1. Risiko tinggi kekurangan volume cairan b.d intake dan output cairan, kehilangan

berlebihan: muntah, perdarahan, diare, penurunan pemasukan cairan: mual, anoreksia,

peningkatan kebutuhan cairan: demam, hipermetabolik.

Tujuan: volume cairan terpenuhi

Kriteria hasil:

- Volume cairan adekuat

- Mukosa lembab

- Tanda vital stabil: TD 90/60 mmHg, nadi 100x/menit, RR 20x/menit

- Nadi teraba

Page 9: Leukim Siap Tempur

- Pengeluaran urin 30 ml/jam

- Kapileri refill <2 detik

Intervensi:

a. Monitor intake dan output cairan

b. Monitor berat badan

c. Monitor TD dan frekuensi jantung

d. Evaluasi turgor kulit, pengisian kapiler dan kondisi membran mukosa

e. Beri masukan cairan 3-4 L/hari

f. Inspeksi kulit/membran mukosa untuk petekie, area ekimosis; perhatikan perdarahan gusi,

darah warna karat atau samar pada feses dan urin, perdarahan lanjut dari sisi tusukan invasif.

g. Implementasikan tindakan untuk mencegah cidera jaringan/perdarahan

h. Batasi perawatan oral untuk mencuci mulut bila diindikasikan

i. Berikan diet makanan halus

j. Kolaborasi:

- Berikan cairan IV sesuai indikasi

- Awasi pemeriksaan laboratorium: trombosit, Hb/Ht, pembekuan

- Berikan SDM, trombosit, faktor pembekuan

- Pertahankan alat akses vaskuler sentral eksternal (kateter arteri subklavikula, tunneld, port

implan)

- Berikan obat sesuai indikasi: allopurinol, kalium asetat atau asetat, natrium bikarbonat, pelunak

feses.

2. Nyeri b.d agen cidera fisik

Tujuan: nyeri teratasi

Kriteria hasil:

- Pasien menyatakan nyeri hilang atau terkontrol

- Menunjukkan perilaku penanganan nyeri

- Tampak rileks dan mampu istirahat

Intervensi:

a. Kaji keluhan nyeri, perhatikan perubahan pada derajat nyeri (gunakan skala 0-10)

b. Awasi tanda vital, perhatikan petujuk non-verbal misal tegangan otot, gelisah

c. Berikan lingkungan tenang dan kurangi rangsangan penuh stres.

Page 10: Leukim Siap Tempur

d. Tempatkan klien pada posisi nyaman dan ganjal sendi, ekstremitas dengan bantal.

e. Ubah posisi secara periodik dan bantu latihan rentang gerak lembut.

f. Berikan tindakan kenyamanan (pijatan, kompres dingin dan dukungan psikologis)

g. Kaji ulang/tingkatkan intervensi kenyamanan klien

h. Evaluasi dan dukung mekanisme koping klien

i. Dorong menggunakan teknik manajemen nyeri. Contoh: latihan relaksasi/nafas dalam,

sentuhan.

j. Bantu aktivitas terapeutik, teknik relaksasi.

k. Kolaborasi:

- Awasi kadar asam urat, berikan obat sesuai indikasi: analgesik (asetaminofen), narkotik

(kodein, meperidin, morfin, hidromorfin), agen ansietas (diazepam, lorazepam)

3. Risiko tinggi infeksi b.d menurunnya sistem pertahanan tubuh sekunder (gangguan

pematangan SDP, peningkatan jumlah limfosit immatur, imunosupresi, penekanan

sumsum tulang)

Tujuan: klien bebas dari infeksi

Kriteria hasil:

- Keadaan temperatur normal

- Hasil kultur negatif

- Peningkatan penyembuhan

Intervensi:

a. Tempatkan pada ruangan khusus. Batasi pengunjung sesuai indikasi

b. Cuci tangan untuk semua petugas dan pengunjung

c. Awasi suhu, perhatikan hubungan antara peningkatan suhu dan pengobatan

kemoterapi. Observasi demam sehubungan dengan takikardia, hipotensi, perubahan

mentak samar.

d. Cegah menggigil: tingkatkan cairan, berikan kompres

e. Dorong sering mengubah posisi, napas dalam, dan batuk

f. Auskultasi bunyi nafas, perhatikan gemericik, ronchi; inspeksi sekresi terhadap

perubahan karakteristik, contoh peningkatan sputum atau sputum kental.

Page 11: Leukim Siap Tempur

g. Inspeksi kulit untuk nyeri tekan, area eritematosus; luka terbuka. Bersihkan kulit

dengan larutan antibakterial.

h. Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan sikat gigi halus.

i. Tingkatkan kebersihan perianal

j. Diet tinggi protein dan cairan

k. Hindari prosedur invasiv (tusukan jarum dan injeksi) bila mungkin

l. Kolaborasi

- Awasi pemeriksaan lab. Misal: hitung darah lengkap, apakah SDP turun atau tiba-tiba

terjadi perubahan pada neutrofil; kultur gram/sensitivitas.

Kaji ulang seri foto dada, berikan obat sesuai indikasi, hindari antipiretik yang

mengandung aspirin, berikan diet rendah bakteri, misal makanan dimasak.

4. Risiko terjadi perdarahan b.d trombositopenia

Tujuan: klien bebas dari gejala perdarahan

Kriteria hasil:

- TD 90/60 mmHg

- Nadi 100x/menit

- Ekskresi dan sekresi negatif terhadap darah

- Ht 40-54%(laki-laki), 37-47%(perempuan)

- Hb 14-18 gr%

Intervensi:

a. Pantau hitung trombosit dengan jumlah 50.000/ml, risiko terjadi perdarahan. Pantau Ht

dan Hb terhadap tanda perdarahan.

b. Minta klien untuk mengingatkan perawat bila ada rembesan darah dari gusi

c. Inspeksi kkulit, mulut, hidung, urin, feses, muntahan, dan tempat tusukan IV terhadap

perdarahan.

d. Gunakan jarum ukuran kecil

e. Jika terjadi perdarahan, tinggikan bagian yang sakit dan berikan kompres dingin dan

tekan perlahan

f. Beri bantalan tempat tidur untuk mencegah trauma

g. Anjurkan pada klien untuk menggunakan sikat gigi halus atau pencukur listrik.

5. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum

Page 12: Leukim Siap Tempur

Tujuan: klien mampu menoleransi aktivitas

Kriteria hasil:

- Peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur

- Berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari sesuai tingkat kemampuan

- Menunjukkan penurunan tanda fisiologis tidak toleran misal nadi, pernafasan, dan TD

dalam batas normal

Intervensi:

a. Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam

aktivitas. Berikan lingkungan tenang dan periode istirahat tanpa gangguan.

b. Implementasikan teknik penghematan energi. Contoh: lebih baik duduk daripada

berdiri.

c. Jadwalkan makan sekitar kemoterapi. Jaga kebersihan mulut. Berikan antiemetik

sesuai indikasi.

d. Kolaborasi: berikan oksigen tambahan.

Page 13: Leukim Siap Tempur

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN

GANGGUAN SISTIM HEMATOLOGI: LEUKIMIA

Martha Dwi Idayanti (08.7.015)

Pujiati (08.7.016)

Puspita Sista Ekasari (08.7.017)

Rafika Harianti (08.7.018)

Suciana Titis Dilian (08.7.020)

Sunu Harsutantyo W. (08.7.021)

Suparningsih (08.7.022)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES WIDYA HUSADA

Page 14: Leukim Siap Tempur

2010

Daftar pustaka

Suriadi & Rita. 2005. Asuhan Keperawatan pada Anak, CV Sagung Seto : Jakarta.

___________.Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Leukemia.

http://dezlicious.blogspot.com. Diakses pada 15 Oktober 2010.

___________. Leukimia. http://www.parkwaycancercentre.com. Diakses pada 16 Oktober 2010.

___________.Leukemia, kanker tersering pada anak. Bagaimana gejala & menghindari?

http://www.sukmamerati.com. Diakses pada 15 Oktober 2010.