deformasi alat tempur amerika serikat dan …digilib.isi.ac.id/2768/1/bab i.pdfdeformasi alat tempur...
TRANSCRIPT
i
DEFORMASI ALAT TEMPUR AMERIKA SERIKAT
DAN JEPANG ERA PERANG PASIFIK DALAM
KARYA LOGAM
PENCIPTAAN
Jefriana Rum Wandansari
NIM 1211678022
TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI S-1 KRIYA SENI
JURUSAN KRIYA FAKULTAS SENI RUPA
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
2017
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
ii
DEFORMASI ALAT TEMPUR AMERIKA SERIKAT
DAN JEPANG ERA PERANG PASIFIK DALAM
KARYA LOGAM
PENCIPTAAN
Oleh:
Jefriana Rum Wandansari
NIM 1211678022
Tugas Akhir ini Diajukan kepada Fakultas Seni Rupa
Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana S-1 dalam Bidang Kriya Seni
2017
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tugas akhir penciptaan karya seni ini dipersembahkan kepada kedua
orang tua saya, dan seluruh keluarga serta semua pihak yang telah
membantu.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
v
MOTTO
“Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang
boleh direbut oleh manusia ialah menundukkan diri sendiri.”
(Kartini)
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
vi
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam laporan Tugas Akhir ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
Perguruan Tinggi. Sepanjang pengetahuan saya tidak ada karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain. Kecuali yang secara tertulis
menjadi acuan dalam laporan Tugas Akhir ini disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, Januari 2017
Jefriana Rum Wandansari
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas lindungan, rahmat, dan kasih-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir penciptaan karya seni
sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana S-1 Kriya seni, Jurusan
Kriya, Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat dalam bidang
pendidikan khususnya kriya seni. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih
jauh dari sempurna karena itu masih perlunya perbaikan dalam berbagai hal.
Tugas akhir ini dapat terselesaikan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang Maha Kuasa atas segala kemudahan dalam penyelesaian
tugas akhir ini.
2. Nabi Besar Muhammad SAW, sosok pemberi contoh dan suri tauladan
bagi umatnya.
3. Prof. Dr. M. Agus Burhan, M.Hum., Rektor Institut Seni Indonesia
Yogyakarta.
4. Dr. Suastiwi, M.Des., Dekan Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia
Yogyakarta..
5. Yulriawan, Dr., Ir., M.Hum. Ketua Jurusan S-1 Kriya Seni Fakultas seni
Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta..
6. Dra. Titiana Irawani, M.Sn. Dosen Pembimbing I.
7. Budi Hartono, S.Sn, M.Sn. Dosen Pembimbing II.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
viii
8. Dr. Supriaswoto, M.Hum., Cognate
9. Suryo Tri Widodo, S.Sn., M.Hum., Dosen Wali.
10. Kedua orang tua, dan seluruh keluarga, terima kasih atas dukungan dan
doanya.
11. Yulian Nandika yang membantu, memberi saran,dan masukan dalam
mengerjakan tugas akhir ini.
12. Destinar Wulandari yang selalu memberikan semangat.
13. Novika, Mas Usmanto, Prisman, Dwi Fajar, Ucha, Uchiel, dan semua
teman yang telah membantu kelancaran tugas akhir.
14. D’Mbik Community yang selalu memberi saran-saran anehnya.
15. “Komedi Puter” yang tidak berhenti muter : Bunga Kusuma, Lian, Dhana.
16. Teman “Kos Ngijo RT 05” : Silfa Ayu, Nur Alifah, Miss Deski.
17. Teman-teman Kriya: Dimas Putranto, Alam Wisesa, Anne Kresandini,
Bintang Wisesa, semua teman-teman kriya angkatan 2012 lainnya yang
tidak bisa disebutkan satu persatu.
18. Staf Kriya : Bapak Parto, Bapak Sumadi, Bapak Jas, Bapak Edi, Bapak
Tambang.
19. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya tugas akhir.
Yogyakarta, 22 Desember 2016
Jefriana Rum Wandansari
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LUAR i
HALAMAN JUDUL DALAM ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN PERSEMBAHAN iv
MOTTO v
PERNYATAAN KEASLIAN vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii
INTISARI xiv
ABSTRACT xv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Penciptaan 1
B. Rumusan Penciptaan 2
C. Batasan Masalah 3
D. Tujuan dan Manfaat 3
E. Metode Penciptaan 4
BAB II KONSEP PENCIPTAAN 14
A. Sumber Penciptaan 14
B. Landasan Teori 19
BAB III PROSES PENCIPTAAN 27
A. Data Acuan 28
B. Analisis Data 29
C. Rancangan Karya 33
D. Proses Perwujudan 41
1. Bahan dan Alat 41
2. Teknik Pengerjaan 46
3. Tahap Perwujudan 47
4. Tahap-tahap Proses Perwujudan Setiap Karya 51
E. Kalkulasi Biaya Pembuatan Karya 64
BAB IV TINJAUAN KARYA 69
A. Tinjauan Umum 69
B. Tinjauan Khusus 71
BAB V PENUTUP 79
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
x
A. Kesimpulan 79
B. Saran 80
DAFTAR PUSTAKA 82
LAMPIRAN 85
A. Foto Poster Pameran 85
B. Katalog Pameran 86
C. Foto Situasi Pameran 88
D. Curriculum Vitae 90
E. CD 92
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kalkulasi Biaya Karya 1 64
Tabel 2. Kalkulasi Biaya Karya 2 64
Tabel 3. Kalkulasi Biaya Karya 3 65
Tabel 4. Kalkulasi Biaya Karya 4 ` 65
Tabel 5. Kalkulasi Biaya Karya 5 66
Tabel 6. Kalkulasi Biaya Display Keseluruhan Karya 66
Tabel 7. Biaya Tambahan Karya 66
Tabel 8. Rekapitulasi Biaya Karya Keseluruhan 67
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
xii
DAFTAR GAMBAR
Gb. 1. Foto Peta PD II Kawasan Pasifik 14
Gb. 2. Foto Suasana Saat PD II 15
Gb. 3. Data acuan 1, Browning 12.7 mm (0.5-in) 28
Gb. 4. Data Acuan 2, Tank , 28
Gb. 5. Data Acuan 3, Battle Ship 28
Gb. 6. Data Acuan 4, Pesawat Pembom (Boomber). 29
Gb. 7. Data Acuan 5,Pesawat Petarung (Fighter) 29
Gb. 8. Bagan Proses Penciptaan Karya 32
Gb. 9. Sketsa Alternatif 1 33
Gb. 10. Sketsa Alternatif 2 34
Gb. 11. Sketsa Alternatif 3 34
Gb. 12. Sketsa Alternatif 4 35
Gb. 13. Sketsa Alternatif 5 35
Gb. 14. Sketsa Alternatif 6 36
Gb. 15. Sketsa Alternatif 7 36
Gb. 16. Sketsa Alternatif 8 37
Gb. 17. Sketsa Alternatif 9 37
Gb. 18 Sketsa Alternatif 10 38
Gb. 19. Sketsa Terpilih 1 38
Gb. 20. Sketsa Terpilih 2 39
Gb. 21. Sketsa Terpilih 3 39
Gb. 22. Sketsa Terpilih 4 40
Gb. 23. Sketsa Terpilih 5 40
Gb. 24. Foto Bahan Logam Alumunium 45
Gb. 25. Foto Bahan Resin 45
Gb. 26. Foto Bahan Silikon Rubber 45
Gb. 27. Foto Alat Tunner dan Butsir 46
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
xiii
Gb. 28. Bagan Proses Perwujudan Karya 48
Gb. 29. Proses Pembuatan Model 60
Gb. 30. Proses Pembuatan Model 60
Gb. 31. Proses Pembuatan Model 61
Gb. 32. Proses Pembuatan Model 61
Gb. 33. Proses Membuat Cetakan Silikon 61
Gb. 34. Proses Membuat Cetakan Silikon 62
Gb. 35. Proses Perekaman Model 62
Gb. 36. Proses Pengecoran Logam 62
Gb. 37. Hasil Cor Logam 63
Gb. 38. Proses Pembersihan Logam 63
Gb. 39. Proses Pewarnaan 63
Gb. 40. Proses Pembuatan Display 63
Gb. 41. Membabi Buta 71
Gb. 42. Message of Death 71
Gb. 43. Message in a Battle 74
Gb. 44. Penguasa 75
Gb. 45. Sang Pemburu 77
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
xiv
INTISARI
Tugas akhir penciptaan ini berjudul “Deformasi Alat Tempur Amerika
Serikat dan Jepang Era Perang Pasifik dalam Karya Logam”. Mengambil ide dari
alat tempur yang digunakan saat perang, ada empat jenis pesawat yang digunakan
sebagai data acuan untuk membuat karya, yaitu tank, senapan mesin, pesawat
tempur, dan kapal perang. Keempat jenis alat tempur dideformasi menjadi karya
yang berbeda. Deformasi adalah perubahan bentuk dari asli kedalam bentuk baru
namun tidak meninggalkan bentuk dasar aslinya. Deformasi alat tempur dipilih
sebagai objek karena memiliki karakteristik yang sama dengan logam, mewakili
karakter kerasnya logam dan kuatnya alat tempur tersebut. Karya yang dibuat
diharapkan memberikan pesan tersendiri sesuai dengan tema yang diangkat. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam pembuatan karya ini adalah
dokumentasi, studi lapangan atau observasi,dan studi pustaka. Metode pendekatan
yang dipakai ialah pendekatan estetis, pendekatan semiotika, pendekatan historis.
Sedangkan untuk metode penciptaannya menggunakan metode Practice Based
Research yang dikemukakan oleh Malins Ure dan Gray yaitu penelitian berbasis
praktek Selain itu digunakan pula metode milik S.P. Gustami yaitu tiga tahap enam
langkah. Teknik perwujudan yang diterapkan dalam pembuatan karya logam ini ialah
teknik cor dan teknik tatah.
Karya tugas akhir ini tercipta lima karya, yang masing-masing memiliki
karakter seperti alat tempur Amerika Serikat dan Jepang dengan finishing karya
menggunakan cat duco yang diaplikasikan ke logam.
Kata kunci: Deformasi, Alat tempur, Amerika Serikat –Jepang, Perang Pasifik, Cor
logam
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
xv
ABSTRACT
This Thesis titled Deformation of Warfare Weapons of the United States
and Japan in the Pacific War Era into Metal Works. Taking the idea of warfare
equipment they used during the war, there are four types of armaments used as
reference data to create the assignment. Such as tanks, machine guns, aircrafts
and battleships. These four types of armaments are deformed into different works.
Deformation is a change from the original form into the new form without leaving
the basic shape of the original. Deformation method of armaments chosen
because it has the same characteristics as metals, it represents the character and
strength of the warfare tools. The metal work that has been made was expected to
give the impression of its own in accordance with the theme.
Data collection methods used in the preparation of this thesis was
documentation, field study or observation, and study of the library. The approach
methods used in this thesis are the aesthetic approach, semiotic approach,
historical approach. As for the method of creation refers to the method of Practice
Based Research by Malins Ure and Gray which is based practice. In addition, the
method used refers to the opinion of S.P. Gustami which are three stages of six
steps. Mechanical embodiment applied in creating of these metals was cast
technique and inlay technique.
In this thesis created five metal works, each one has the character like
warfare tools of the United States and Japan with the finishing work using Duco
paint which was applied to the metal.
Keywords: Deformation, Weapons, US-Japan, Pacific War, Metal casting
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penciptaan
Ada banyak hal yang mempengaruhi ide seseorang dalam
menciptakan karya seni, berupa pengalaman ataupun sebuah bentuk respon
dari apa yang menarik perhatian untuk kemudian dijadikan sebuah konsep
penciptaan karya dengan kreativitas yang dimiliki oleh seseorang..
Salah satu hal yang menarik bagi penulis adalah Perang Pasifik, yang
dimulai pada tanggal 15 September 1944 dan berakhir pada bulan Agustus
1945. Peperangan ini menyeret dua kekuatan yang saling menyerang yakni
Sekutu di satu pihak dan Jepang di pihak lain. Pertempuran tersebut
merupakan bagian dari rangkaian serangan balik Sekutu di bawah kendali
Jenderal Douglas MacArthur. Kedatangan puluhan ribu tentara Sekutu di
wilayah Pasifik membawa cerita tersendiri dalam sejarah masa lalu.
Peperangan identik dengan kekerasan, liar, kesakitan, brutal dan segala hal
yang menunjukkan hilangnya rasa kemanusiaan. Munculnya pasukan dengan
segenap alat tempur yang canggih dan mematikan, seperti senapan mesin,
pesawat, kapal perang, dan bom, memusnahkan puluhan ribu bahkan lebih
nyawa melayang.
Pembinasaan jutaan nyawa dengan peralatan tempur modern pada era
tersebut telah menarik perhatian penulis, khususnya adanya peralatan tempur
yang dipakai saat Perang Pasifik. Beberapa peralatan tempur yang digunakan
pada saat perang, khususnya peralatan yang memiliki karakter bentuk yang
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
2
kuat dan mempunyai sisi menarik seperti browning, tank, aircraf, dan
battleship, dipilih penulis untuk dieksplorasi ke dalam bentuk lain. Peralatan
tempur mempunyai karakter kuat, keras, brutal dan mematikan sehingga
menarik untuk dideformasikan menjadi sebuah karya yang mempunyai cerita
ke dalam karya seni logam. Dari hasil analisis memahami sumber ide secara
mendalam dan kritis, kemudian dikembangkan sesuai imajinasi dalam
merancang karya, sehingga tercipta karya yang menarik, kreatif, dan
mempunyai pesan-pesan tertentu yang dapat ditangkap oleh publik.
Seni tidak terlepas dari kreativitas karena kreativitas itu sendiri yang
menjadi nilai dari sebuah seni. Kepekaan dan kejelian seseorang dalam
mengeksplorasi dan mengeksekusi ide menjadi sebuah karya yang bernilai,
dan dapat dinikmati oleh penikmat seni hingga masyarakat umum, sangat
dibutuhkan. Berkaitan dengan pemaparan di atas, penulis berusaha
memvisualisasikan alat tempur sebagai sumber ide kreatif dalam penciptaan
karya seni logam kali ini.
B. Rumusan Penciptaan
1. Bagaimana mendeformasikan alat tempur Amerika Serikat dan Jepang di
era Perang Pasifik ke dalam karya seni logam?
2. Bagaimana proses perwujudan karya seni berupa deformasi alat tempur
Amerika Serikat dan Jepang di era Perang Pasifik dalam karya logam?
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
3
C. Batasan Masalah
Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis hanya akan mengambil beberapa
jenis alat tempur yang dijadikan sebagai ide dasar pembuatan karya seni
logam agar nantinya penciptaan karya Tugas Akhir ini tidak meluas dari
tujuan yang semula direncanakan, sehingga penulis bisa lebih fokus serta
mempermudah dalam memperoleh data yang dibutuhkan. Penulis
menetapkan batasan-batasan alat tempur yang dimaksud sebagai berikut :
1. Pesawat tempur (pesawat petarung, pesawat pengebom) jenis pesawat
Mitsubishi A6M Zeke, dan Martin B-26 Marauder
2. Kapal perang atau battle ship
3. Senapan mesin atau machine guns jenis Browning 12.7 mm (0.5-in)
4. Tank jenis LVT Mark 2
D. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
a. Menciptakan karya deformasi alat tempur Amerika Serikat dan Jepang
yang bersumber ide dari alat tempur di era Perang Pasifik.
b. Mewujudkan karya deformasi alat tempur Amerika Serikat dan Jepang
di era Perang Pasifik dalam karya seni logam.
2. Manfaat
a. Memberikan khazanah baru dalam perkembangan seni rupa pada
umumnya dan kriya logam pada khususnya.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
4
b. Menambah pengalaman berkesenian bagi penulis khususnya, dan
memberikan penyampaian pesan ide penulis kepada masyarakat agar
tulisan ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran, referensi, dan
sumber pengetahuan tentang karakteristik media, dengan bentuk-
bentuk eksploratif karya deformasi.
E. Metode Pendekatan dan Penciptaan
1. Metode pendekatan
Dalam menciptakan karya seni metode pendekatan diperlukan sebagai
penunjang terjadinya proses kreatif guna mendukung terciptanya karya seni.
Di bawah ini adalah metode pendekatan yang digunakan dalam menciptakan
karya seni logam. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
a. Pendekatan Estetis
Pendekatan estetis dalam proses penciptaan karya, mengacu pada
unsur-unsur kesenirupaan yang meliputi unsur garis, bidang, ruang,
warna, tekstur, irama, ritme, dan bentuk. Hal ini dimaksudkan agar
karya yang diciptakan memunculkan ciri khas dan nilai keindahan.
Mengacu pendapat A.A.M. Djelantik (2004:37) pada tiga unsur estetik
yang mendasar, yaitu keutuhan atau kebersatuan (unity), penonjolan
atau penekanan (dominance), dan keseimbangan (balance) menjadi
bagian dari proses penciptaan. Pengalaman estetis perupa menjadi
kekuatan tersendiri dan memiliki pengaruh besar terhadap karya yang
diciptakan.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
5
Selain hal tersebut diatas seorang perupa juga harus mengetahui
secara pasti asas-asas pengorganisasian bentuk berupa harmonis,
kontras, gradasi, repetisi, serta hukum keseimbangan, unity, dan
variaty. Menghindari kemonotonan, kesenadaan dan kekontrasan yang
berlebihan dalam karya seni, penulis mengadopsi pendapat Stephen C.
Pepper dalam The Liang Gie dalam kutipan Dharsono Sony Kartika
dan Nanang Ganda Prawira, yang mengemukakan bahwa penyusun
karya harus mampu dan berusaha untuk menampilkan keanekaan
(variaty) dan kesatuan (unity) yang semuanya tetap
mempertimbangkan keseimbangan. (Kartika Dharsono Sony, dan
Nanang G.P 2004:20).
b. Pendekatan Semiotika
Pendekatan semiotika menjadi rujukan menyelami makna yang
ada pada sebuah karya seni dengan melihat tanda-tanda atau simbol
yang terkandung di dalamnya. Arthur Asa Berger (2010:27)
menerangkan pendapat yang dikemukakan oleh Saussure bahwa
simbol adalah jenis tanda di mana hubungan antara penanda dan
petanda seakan-akan bersifat arbitrer. Saussure menerangkan sebagai
berikut :
“Salah satu karakteristik dari simbol adalah simbol tidak pernah benar-
benar arbitrer. Hal ini bukannya tanpa alasan karena ada
ketidaksempurnaan ikatan alamiah antara penanda dan petanda”.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
6
Simbol-simbol membantu kita untuk tanggap terhadap sesuatu
dan mempertajam dalam menilai sebuah karya seni melalui tanda yang
ada.
2. Metode Penciptaan
Metode penciptaan diperlukan untuk melaksanakan suatu proses
perwujudan suatu karya sesuai dengan sistem tertentu. Dalam menciptakan
karya seni yang memiliki nilai estetika dan makna yang terkandung
didalamnya, penulis menggunakan metode Pratice Based Research, seperti
yang diungkapkan Malins, Ure, dan Gray (1996:1) dalam Jurnal Perintis
Pendidikan (2010: vol 18.1),
Penelitian berbasis praktek merupakan penelitian yang paling tepat
untuk para perancang karena pengetahuan baru yang didapat dari
penelitian dapat diterapkan secara langsung pada bidang yang
bersangkutan dan peneliti melakukan yang terbaik menggunakan
kemampuan mereka dan pengetahuan yang telah dimiliki pada subjek
kajian tersebut.
Ekperimen yang dilakukan selama proses pembuatan karya akan
menghasilkan banyak bahan yang kemudian bisa diolah menjadi bahan
penciptaan selanjutnya.
Profesor Ramlan Abdullah dalam Jurnal Perintis Pendidikan (2010:
vol 18.1) mengatakan:
Practice Based Research as translated encompasses three
essential research elements that I would categorized in a triangle as
the first layer of understanding of what practice based research is all
about. These are research question, research metods, and research
context. The heart of this triangle is the practice based research itself.
The outcome of practice based research should profess these points
(although not exclusively limited to). There are creative visual
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
7
documentations, either traditional or digital outputs as interpreted,
produced and developed by the artist /researchers; artwork or
artifacts either supporting the research or manisfested from the
research; and lastly, experiental manisfestation through curatorial
programmes, an organized and a well-thought-of presentations,
exhibitions or visual manifestation originating from the research.
dikatakan juga,
The best part I committing practice based research is the
manifestations possible from such study. Pure research would only
concern on the thesis (insight, findings, analysis, synthesis, suggestion,
conclusion etc) but practice based research welcomes visual
manifestations such as documentations (artworks, commisssion or
special projects, digital output, installation, virtual
reality/presentation, performance, books, videos, photos, etc) as part
of the thesis which I gather would be the greatest motivation for
practitioners in the visual arts to seriously commit themselves to such
undertaking.
Metode practice based research ini menyebutkan bahwa manifestasi
visual seperti dokumentasi berupa karya seni, proyek penciptaan, hasil digital,
instalasi, presentasi, pertunjukan, buku, video, foto merupakan bagian dari
suatu penelitian atau penciptaan yang dapat dijadikan manifestasi, motivasi
serta referensi seorang praktisi seni untuk serius menekuni bidangnya. Penulis
juga melakukan percobaan untuk mengolah material serta teknik yang sesuai
dalam pembuatan karya, serta mengalami dan membuktikan sendiri proses
sampai dengan hasil dari percobaan tersebut.
Selain itu, penulis juga menambahkan metode penciptaan milik SP
Gustami (2004:30) yang sering disebut dengan “Tiga Tahap – Enam Langkah
Proses Penciptaan Seni Kriya”, yang dijabarkan sebagai berikut :
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
8
a. Eksplorasi, yang terdiri dari 2 langkah:
1. Pengembaraan jiwa, pengamatan lapangan, dan penggalian
sumber informasi terkait dengan bentuk alat tempur Perang
Pasifik.
2. Penggalian landasan teori dan acuan visual yang berkaitan
dengan bentuk alat tempur Perang Pasifik yang lebih dahulu
tercipta.
b. Perancangan, yang terdiri dari 2 langkah:
1. Penuangan ide ke dalam sketsa, di dalam dunia ide seniman
membutuhkan pengembaraan alam pikiran yang pada akhirnya
menghasilkan beberapa sketsa.
2. Penuangan sketsa ke dalam desain, dari beberapa sketsa yang
dihasilkan seniman melakukan pengendapan (incubation)
pikiran untuk memilih salah satu sketsa yang sesuai dengan
suara hati dan tema yang ingin diangkat, yang pada akhirnya
sketsa terpilih dijadikan gambar desain.
c. Perwujudan, yang terdiri dari 2 langkah:
1. Mewujudkan berdasarkan desain, dalam proses perwujudan
karya seni kriya yang sifatnya nonfungsional praktis ini atau
seni kriya sebagai ekspresi diri, maka sangat besar kemungkinan
terjadi perubahan di luar perancangan pada saat berlangsungnya
proses perwujudan.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
9
2. Evaluasi tentang kesesuaian ide dan wujud karya seni, dan juga
ketepatan fungsi yang mencakup berbagi aspek, baik dari segi
tekstual maupun kontekstual. Untuk karya seni kriya yang
berfungsi sebagai ekspresi pribadi, penilaian terletak pada
kekuatan dan kesuksesan mengemas segi spirit, ruh dan segi
penjiwaannya, termasuk penuangan wujud fisik, makna, dan
pesan sosial kultural yang dikandungnya.
Melalui tahapan-tahapan tersebut kemudian dijelaskan menjadi
beberapa metode penciptaan, sebagai berikut:
a. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara atau teknik yang
dilakukan untuk mengumpulkan data. Sugiyono (2013:224) menjelaskan
teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian atau penciptaan suatu karya, karena tujuan utamanya adalah
mendapatkan data. Dalam hal ini penulis menggunakan beberapa metode
pengumpulan data yang dilakukan dengan beberapa teknik yakni :
1) Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2013:240) dokumentasi merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,
gambar, atau karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang
berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life
histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang
berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
10
Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat
berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Studi dokumen
merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif. Dalam hal ini penulis
menggunakan metode dokumentasi dengan mencari data atau
informasi yang berhubungan dengan ide yang akan diwujudkan
dalam karya deformasi alat tempur.
2) Studi Lapangan atau Observasi
Studi lapangan atau observasi dengan cara menyeleksi objek-
objek yang akan dipilih sebagai studi bentuk, melalui pengamatan
karakter bentuk, tekstur, serta warna diperoleh banyak data yang
akan digunakan dalam membuat karya. Observasi dilakukan dengan
melihat secara langsung berbagai contoh karya deformasi yang ada
sebelumnya. Tahapan ini dilakukan agar mendapatkan gambaran
yang lebih jelas tentang karya deformasi logam.
3) Studi pustaka
Mempelajari berbagai buku dan melihat video atau film yang
mendukung dalam pengerjaan penciptaan karya. Studi pustaka
dilakukan dengan melihat film atau video tentang Perang Pasifik.
Setelah itu dilakukan pengamatan alat tempur yang dipakai saat
perang, dengan membuat catatan dan sketsa kasar tentang bentuk-
bentuk alat tempur yang berkaitan dengan sumber ide yaitu karya
kriya logam khususnya bentuk alat tempur. Selain dari film atau
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
11
video, data yang diperoleh juga berupa kartu katalog, referensi
umum dan khusus, buku-buku pedoman, buku petunjuk, laporan-
laporan penelitian, jurnal, ensiklopedia, artikel maupun ulasan dari
buku, majalah, serta foto dan gambar dari internet. Data-data yang
ada kemudian dianalisis sesuai dengan ide yang akan diwujudkan
dalam karya.
b. Metode Analisis Data
Analisis data ini perlu dilakukan karena untuk mereduksi data
menjadi perwujudan yang lebih dapat dipahami dan diinterpretasikan
dengan cara tertentu sehingga hubungan dari masalah penelitian dapat
ditelaah serta diuji (Silalahi, 2006:304). Dengan demikian data perlu
dianalisis agar berbagai data yang telah diperoleh dapat disederhanakan
sehingga nantinya dapat lebih mudah untuk dipahami.
c. Metode Perancangan
1) Pembuatan Sketsa Alternatif
Langkah pertama dalam pengerjaan Tugas Akhir ini dilakukan
dengan cara pembuatan beberapa sketsa alternatif atau desain
alternatif, dengan tujuan untuk mengolah ide dasar dan bentuk
karya yang akan diwujudkan, sehingga nantinya akan didapatkan
sketsa terpilih yang terbaik.
2) Pemilihan Sketsa
Tahap berikut ini merupakan langkah kedua yaitu memilih
sketsa atau desain dari sketsa-sketsa alternatif yang telah dibuat
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
12
untuk diproses ke tahap pembuatan desain dengan membuat
gambar kerja dari sketsa atau desain yang terpilih.
3) Pembuatan Purwarupa atau Prototype
Pembuatan purwarupa atau prototype merupakan tahap yang
dilakukan sebagai percobaan pembuatan karya dari desain yang
terpilih. Pembuatan purwarupa atau prototype ditekankan kepada
pembuatan bentuk karya dari bahan tanah liat. Purwarupa atau
prototype karya tersebut sebagai contoh dan percobaan sebelum ke
langkah pembuatan karya logam.
d. Metode Perwujudan
1) Pemilihan Bahan Baku
Pemilihan bahan baku sangat dibutuhkan karena
mempengaruhi kelancaran dalam pembuatan karya. Bahan baku
dalam pembuatan karya ini menggunakan logam alumunium,
dikarenakan jenis logam tersebut merupakan jenis logam yang
tahan terhadap korosi. Alumunium memiliki sifat ringan, lunak,
dan mudah dibentuk. Selain bahan logam digunakan juga bahan
keramik sebagai bahan pelengkap untuk membuat karya menjadi
lebih artistik dan unik.
2) Pembentukan
Pembentukan dalam karya deformasi ini menggunakan
berbagai teknik, seperti teknik cor atau casting, teknik tatah logam.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
13
Dalam proses pembentukan model dilakukan dengan percobaan
berbagai macam material seperti kayu, dempul plastik, dan resin.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui material dan teknik apa yang
sesuai untuk digunakan dalam pembuatan karya deformasi tersebut.
Sehingga nantinya didapatkan hasil yang sesuai dengan gagasan ide
awal.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta