leuk osito sis

6
LEUKOSITOSIS Definisi Leukositosis adalah meningkatnya jumlah sel-sel darah putih sebanyak 15.000 selama persalinan. Jumlah leukosit akan tetap tinggi selama beberapa hari pertama masa post partum. Jumlah sel darah putih akan tetap bisa naik lagi sampai 25.000 hingga 30.000 tanpa adanya kondisi patologis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama. Pada awal post partum, jumlah hemoglobin, hematokrit dan eritrosit sangat bervariasi. Hal ini disebabkan volume darah, volume plasenta dan tingkat volume darah yang berubah-ubah. Tingkatan ini dipengaruhi oleh status gizi dan hidarasi dari wanita tersebut. Jika hematokrit pada hari pertama atau kedua lebih rendah dari titik 2 persen atau lebih tinggi daripada saat memasukipersalinan awal, maka pasien dianggap telah kehilangan darah yang cukup banyak. Etiologi Leukositosis umumnya terjadi pada berbagai keadaan inflamasi. Seri tertentu leukosit yang terkena bergantung pada penyebab yang mendasari: 1. Leuositosis polimorfonuklear (granulositosis neutrofil, neutrofilia) menyertai inflamasi akut yang berkaitan dangan infeksi atau nekrosis jaringan. Sepsis atau

Upload: imeldha-mayasari-purba

Post on 22-Dec-2015

3 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

interna

TRANSCRIPT

Page 1: Leuk Osito Sis

LEUKOSITOSIS

Definisi

Leukositosis adalah meningkatnya jumlah sel-sel darah putih sebanyak 15.000 selama

persalinan. Jumlah leukosit akan tetap tinggi selama beberapa hari pertama masa post partum.

Jumlah sel darah putih akan tetap bisa naik lagi sampai 25.000 hingga 30.000 tanpa adanya

kondisi patologis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama.

Pada awal post partum, jumlah hemoglobin, hematokrit dan eritrosit sangat bervariasi.

Hal ini disebabkan volume darah, volume plasenta dan tingkat volume darah yang berubah-

ubah. Tingkatan ini dipengaruhi oleh status gizi dan hidarasi dari wanita tersebut.

Jika hematokrit pada hari pertama atau kedua lebih rendah dari titik 2 persen atau lebih tinggi

daripada saat memasukipersalinan awal, maka pasien dianggap telah kehilangan darah yang

cukup banyak. 

Etiologi

Leukositosis umumnya terjadi pada berbagai keadaan inflamasi. Seri tertentu leukosit

yang terkena bergantung pada penyebab yang mendasari:

1. Leuositosis polimorfonuklear (granulositosis neutrofil, neutrofilia) menyertai

inflamasi akut yang berkaitan dangan infeksi atau nekrosis jaringan. Sepsis atau

kelainan inflamasi yang berat menyebabkan terbentuknya sel-sel neutrofil yang

dinamakan “perubahan toksik”:

- Granul neutrofilik yang berwarna gelap dan secara abnormal tampak kasar

(granulasi toksik).

- Bercak-bercak reticulum endoplasma yang berdilatasi dan berwarna biru pada

sitoplasma.

- Vakuola dalam sitoplasma.

2. Leukositosis eosinofilik (eosinofilia) terlihat pada:

- Kelainan alergi (misalnya asma, penyakit alergi kulit).

- Investasi parasit

- Reaksi obat

- Keganasan tertentu (misal limfoma Hodgkin dan beberapa limfoma non-Hodgkin)

Page 2: Leuk Osito Sis

- Kelainan vascular kolagen dan beberapa vaskulitis

- Penyakit ateroemboli (secara transien)

3. Leukositosis basofilik jarang ditemukan; keadaan ini menunjukkan kelainan

mieloproliferasi yang mendasari (misalnya leukemia mielogenik kronik).

Etiologi leukositosis pada kehamilan belum jelas. Leukositosis yang terjadi selama persalinan

menyerupai leukositosis yang berhubungan dengan latihan fisik berat dimana sel darah putih

yang sebelumnya tidak tampak kembali masuk ke sirkulasi aktif.

Patofisiologi

Kenaikan jumlah neutrofil yang beredar dalam darah (bentuk leukositosis yang paling sering

ditemukan) terjadi karena berbagai makanisme :

1. Ekspansi sel progenitor neutrofilik sumsum tulang dan depot simpanan terjdai dalam

waktu beberapa jam hingga beberapa hari akibat kenaikan faktor-faktor penstimulasi

koloni yang dilepas dari unsure-unsur stroma sumsum tulang. Zat-zat stimulant yang

merangsang faktor penstimulasi koloni meliputi kenaikan persisten interleukin-1 (IL1)

dan tumor necrosis factor (TNF) misalnya pda penyakit infeksi dan kelainan

inflamasi.

2. Peningkatan pelepasan sel-sel neutrofil matur dari depot simpanan sumsum tulang

terjdai dengan cepat sesudah kenaikan IL1 dan TNF.

3. Peningkatan demarginasi sel-sel neutrofil darah perifer terlihat dalam keadaan stress

akut atau setelah pemberian glukokortikoid.

4. Faktor-faktor lain menyebabkan berbagai bentuk leukositosis; IL5 menyebabkan

leukositosis eosinofilik sementara ligan c-kit dan IL7 menginduksi limfopoiesis.

Manifestasi Klinis

- Kesulitan Bernapas

- Berkeringat

- Kelemahan

- Berat Badan Berkurang

- Rasa Geli

- Gangguan Visual

- Kehilangan nafsu makan

- Pusing

Page 3: Leuk Osito Sis

- Perdarahan

- Demam

- Kebingungan

Pemeriksaan Diagnosis

Pemeriksaan diagnostic untuk leukositosis yaitu dengan pemeriksaan laboratorium.

Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan laboratorium rutin, laboratorium khusus meliputi

biopsy jaringan, pemeriksaan sitologi. Pemeriksaan laboratorium rutin meliputi:

1. Pemeriksaan darah.

a. Darah lengkap, dilakukukan untuk mengetahui adanya anemia, adanya

leukositosis. Leukositosis yang berlebihan ada kemungkinan leukemia, terutama

bila disertai anemia.

b. Waktu perdarahan dan pembekuan, dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan

pembekuan darah.

2. Pemeriksaan urin

Adanya leukosit dalam urin memungkinkan adanya infeksi kandung kemih atau

ginjal.

3. Kultur/ bakteriologis

Dilakukan bila dipandang perlu untuk mengetahui infeksi.

Penatalaksanaan

1. Memberikan terapi antibiotic seperti cefotaxim, Ceftriaxon, dan lain-lain

2. Melakukan pemeriksaan laboratorium secara rutin untuk memeriksa jumlah leukosit

3. Mengobservasi adanya tanda-tanda infeksi pada ibu post partum

4. Melakukan monitor tanda-tanda vital

Page 4: Leuk Osito Sis

DAFTAR PUSTAKA

http://www.medicinesia.com/kedokteran-dasar/reproduksi-kedokteran-dasar/fisiologi-awal-

kehamilan-implantasi-plasenta-dan-adaptasi-maternal/

Bahiyatun. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Penerbit Buku Kedokteran

EGC, Jakarta, Indonesia.

Heffner LJ and Schust DJ. At Glance Sistem Reproduksi Edisi Kedua. Erlangga Medikal

Series, Jakarta, Indonesia.

Mitchell, Kumar, Abbas, Fausto. 2006. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit Robbins &

Cotran, Edisi Ketujuh. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, Indonesia.