lesi karies

11
LESI NON KARIES 1. Pengertian : Kehilangan struktur gigi yang terjadi bukan karena proses karies dimulai ketika gigi erupsi dan bentuknya berariasi tergantung dr makanan! pengunyahan! dan kebiasaan buruk Ketiga penyakit ini bersifat irreversibel "# Klasi$kasi dan gambaran klinis : A # Abrasi %# &e$nisi : Merupakan keadaan abnormal di mana ada lapisan gigi yaitu email yang hilang dan terkikis, atau terkadang hingga lapisan yang lebih dalam dari email yaitu dentin. Abrasi adalah kehilangan jaringan keras gigi yang berhubungan dengan kesalahan teknik menyikat gigi yang sering ditemukan pada bidang bukal atau labial dan bagian leher gigi. Abrasi adalah kerusakan pada jaringan gigi akibat benda asing, seperti s dan pasta gigi "# Etiologi : - Abrasi gigi disebabkan oleh gaya friksi (gesekan) langsung antara gigi dan objek eksternal, atau karena gaya friksi antara bagian gigi yang berkontak dengan benda abrasif. Abrasi dapat terjadi dari : 1. ara atau teknik menyikat gigi yang tidak tepat, !. Kebiasan buruk seperti menggigit pensil, ". Mengunyah tembakau, #. Kebiasaan menggunakan tusuk gigi yang berlebihan diantara gigi, $. %enggunaan gigi tiruan lepasan yang menggunakan &engkeram

Upload: yessi-idha-martha

Post on 06-Oct-2015

37 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

MEDICINE

TRANSCRIPT

LESI NON KARIES1. Pengertian : Kehilangan struktur gigi yang terjadi bukan karena proses karies dimulai ketika gigi erupsi dan bentuknya bervariasi tergantung dr makanan, pengunyahan, dan kebiasaan buruk Ketiga penyakit ini bersifat irreversibel2.Klasifikasi dan gambaran klinis :A.Abrasi1.Definisi : Merupakan keadaan abnormal di mana ada lapisan gigi yaitu email yang hilang dan terkikis, atau terkadang hingga lapisan yang lebih dalam dari email yaitu dentin. Abrasi adalah kehilangan jaringan keras gigi yang berhubungan dengan kesalahan teknik menyikat gigi yang sering ditemukan pada bidang bukal atau labial dan bagian leher gigi. Abrasi adalah kerusakan pada jaringan gigi akibat benda asing, seperti sikat gigi dan pasta gigi

2.Etiologi :- Abrasi gigi disebabkan oleh gaya friksi (gesekan) langsung antara gigi dan objek eksternal, atau karena gaya friksi antara bagian gigi yang berkontak dengan benda abrasif. Abrasi dapat terjadi dari :1. Cara atau teknik menyikat gigi yang tidak tepat,2. Kebiasan buruk seperti menggigit pensil,3. Mengunyah tembakau,4. Kebiasaan menggunakan tusuk gigi yang berlebihan diantara gigi,5. Penggunaan gigi tiruan lepasan yang menggunakan cengkeram

Gambaran klinis :

a. Biasanya terdapat pada daerah servikal gigi.

b. Lesi cenderung melebar daripada dalam. c. Gigi yang sering terkena P dan C

4.Patofisiologi : Ada tekanan mekanis yg menyebabkan mineral gigi di email terkikis didekat gusi sampai ke dentin tubulus dentin terbuka.5.Penatalaksanaan :- Cuma cukup menghilangkan etiologi, atau pake SIK dan kompomer- Kalo cekungan masih kecil dan sdh mengalami gigi sensitive bs digunakan flour topical yg bs dipakaikan dokter / dipake sendiri pakai pasta gigi untuk gigi sensitive (tdk ada kandungan flournya, mengandung potassium sulfat yg menutup tubuli dentin dan mengurangi rasa ngilu karena tubulus nya terbuka)- Kalo cekungan agak dalam, direstorasi pakai SIK / kompomer.6.Akibat :- Gigi sensitive.- Mengganggu estetik karena gigi terlihat lebih panjang.B.Erosi / korosi1.Definisi : hilangnya jaringan keras gigi (enamel dan dentin) melalui reaksi kimia tanpa melibatkan aktivitas bakteri, yang disebut erosi. Erosi adalah kerusakan yang parah pada jaringan keras gigi akibat dari proses kimia tetapi tidak disebabkan oleh aktivitas bakteri Erosi gigi merupakan penyakit yang mengakibatkan keausanpada jaringan keras gigi yang bersifat irreversibel yang disebabkan oleh karena kontak yang lama antara asam dengan permukaan gigi. Tingkat keparahan erosi gigi dapat ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah lama paparan terhadap zat asam tersebut. Pada atrisi dan erosi, keausan gigi sering ditemukan pada dua permukaan yang mengadakan kontak yaitu bidang lingual dan oklusal. erosi gigi adalah kehilangan jaringan keras gigi oleh karena proses kimia dimana tidak melibatkan peranan bakteri2.Etiologi : Rasa nyeri juga dapat dipicu oleh rangsangan kimiawi seperti mengkonsumsi makanan yang mengandung asam yaitu buah-buahan terutama buah jeruk; minuman bersoda yang mengandung asam karbonat dan asam sitrat; saus salad; teh herbal; dan alkohol Lingkungan rongga mulut yang asam Berdasarkan sumbernya asam dibagi menjadi 2 yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.3 Faktor intrinsik adalah asam-asam yang berasal dari dalam tubuh, misalnya asam lambung atau kandungan lain dari lambung yang memiliki PH 1 yang kemudian naik sampai menyentuh permukaan gigi yang terjadi pada orang-orang yang mengalami muntah-muntah, regurgitasi, dan penyakit gastroesophageal reflux (GERD).4 Faktor ekstrinsik adalah asam-asam yang berasal dari luar tubuh, misalnya dari lingkungan,makanan, terapi pengobatan atau gaya hidup seseorang3.Gambaran klinis : Gambaran klinis erosi, sebagai berikut: a. Bentuk lesi cekung yang luas dan permukaan enamel yang licin. b. Permukaan oklusal yang melekuk (insisal yang beralur) dengan permukaan dentin yang terbuka. c. Meningkatnya translusensi pada insisal (Gambar 4). d. Permukaan restorasi amalgam yang bersih dan tidak terdapat tarnish (Gambar 5). e. Rusaknya karakteristik enamel pada gigi anak- anak. f. Sering ditemui enamel cuff atau ceruk pada permukaan servikal. g. Terbukanya pulpa pada gigi desidui

4.Akibat :- Mengganggu estetik- Gigi sensitive.Patofisiologi :Terdapatnya hubungan yang bermakna ini disebabkan karena bila semakinlama terpapar oleh zat asam maka saliva akan semakin jenuh dan kemudian akanberkurang kemampuan dari saliva untuk menetralisir asam dalam rongga mulut,sehingga elemen gigi atau jaringan keras gigi akan semakin banyak kehilanganmineralnya. Hal tersebut akan memperparah kerusakan pada erosi gigi.6.Penatalaksanaan :- Faktor etiologi dihilangkan sperti minum+makan yg asam- Restorasi : RK, Kompomer, SIKC.Atrisi1.Definisi : Atrisi adalah kehilangan jaringan keras gigi yang bersifat fisiologis dalam penggunaan normal, kerusakannya bertambah seiring dengan bertambahnya usia.

Atrisi merupakan kerusakan pada permukaan gigi atau restorasi akibat kontak antar gigi selama pengunyahan atau karena adanya parafungsi/kelainan fungsi, seperti bruksism 2.Etiologi :- Bruxism- Clenching- Gesekan antar gigi akibat pengunyahan yg salahatrisi terjadi akibat proses fisik gesekan antara gigi, sehingga permukaan gigi terkikis.3.Gambaran klinis :

Kerusakan yang terjadi sesuai dengan permukaan gigi yang berkontak saat pemakaian. Permukaan enamel yang rata dengan dentin. Kemungkinan terjadinya fraktur pada tonjol gigi atau restorasi. Atrisi sangat sering terjadi pada permukaan atas gigi akibat kebiasaan mengunyah yang salah dan kebiasaan menggerakkan gigi yang berulang-ulang

4.Akibat :- TMJ- Estetik- Gigi sensitive- Open bite- Edge to edge5.Patofisiologis : Dari etiologi karena gesekan antar gigi mengakibatkan hilangnya mineral gigi kerusakan gigi6.Penatalaksanaan :- Menghilangkan badhabit- Dibuat mahkota jaket tp jangan sampai traumatic oklusi, jgn melebihi gigi atrisinya karena bs mengakibatkan TMJ- Pada bagian anterior pakai jaket porselin fused metal.D.Abfraksi1.Definisi :

abfraksi merupakan kerusakan permukaan gigi pada daerah servikal akibat tekanan tensile dan kompresif selama gigi mengalami flexure atau melengkung.

Etiologi :- Traumatic oklusi- Clenching3.Gambaran klinis :- Kelainan ditemukan pada daerah servikal labial/bukal gigi. Berupa parit yang dalam dan sempit berbentuk huruf V Pada umumnya hanya terjadi pada satu gigi yang mengalami tekanan eksentrik pada oklusal yang berlebihan atau adanya halangan yang mengganggu oklusi

4.Akibat- Gigi sensitive- Mengganggu estetik- Terganggu oklusi- Terganggu TMJ nya5.Patofisiologis : Disebabkan karena tekanan fleksural di CEJ email tipis , jd tidak kuat sehingga rusak mineralnya di servikal kerusakan gigi.6.Penatalaksanaan :- Restorasi : komposit, kompomer, SIK.- Etiologi dihilangkan.HIPERSENSITIVITAS DENTIN1. Definisi :- Hipersensitif dentin ditandai dengan rasa sakit pendek yang timbul dari dentin yang terpapar dan biasanya karena rangsangan thermal, uap, taktil, osmotik atau kimia dan tidak dihubungkan dengan kerusakan gigi dan patologinya

Hipersensitif dentin adalah kondisi klinis gigi yang relatif umum pada gigi permanen yang disebabkan oleh dentin yang terpapar akibat hilangnya enamel atau sementum. Kebanyakan pd wanita usia 20-50 tahun karena wanita ingin selalu terlihat cantik shg melakukan bleching dll

Hipersensitif dentin merupakan suatu kondisi gigi yang umum terjadi dan menyakitkan.1 Hipersensitif dentin digambarkan sebagai rasa nyeri yang berlangsung singkat dan tajam yang timbul akibat dentin yang terpapar terkena rangsangan seperti panas, dingin, uap, sentuhan, atau kimiawi, yang tidak dapat dianggap berasal dari kerusakan gigi atau keadaan patologis gigi lainnya (Karies, fraktur, atau trauma karena oklusi)

Secara klinis, didefinisikan sebagai rasa nyeri yang akut, terlokaliser, cepat menyebar, dan berdurasi singkat.11 Walaupun rangsangan yang memicu rasa nyeri tersebut bisa bermacam-macam, tetapi rangsangan dingin merupakan pemicu yang paling sering dikeluhkan

Hipersensitif dentin bisa terjadi pada daerah gigi manapun, tetapi daerah yang paling sensitif adalah daerah servikal dan permukaan akar gigi

Secara makroskopis tidak terlihat adanya perbedaan antara dentin yang hipersensitif dengan dentin yang tidak sensitif.1,2,10 Secara histologis dentin yang sensitif menunjukkan adanya pelebaran tubulus dentin dua kali lebih lebar dibandingkan tubulus pada dentin normal- 2.Etiologi :. Ada berbagai faktor yang bisa menyebabkan gigi sensitif, antara lain kebiasaan menggosok gigi dengan cara yang salah, penyakit gusi yang membuat terbukanya permukaan akar gigi yang mengarah langsung ke syaraf gigi, serta penumpukan plak. Makanan yang terlalu asam jika terlalu sering dikonsumsi juga bisa membuat erosi email gigi dan memicu penyakit gusi Rangsangan yang memicu timbulnya rasa nyeri dapat berupa rangsangan panas atau dingin, kimiawi, taktil atau sentuhan (Selain itu, pemeriksaan gigi dengan alat-alat tertentu yang terbuat dari logam, seperti sonde dan eksplorer, juga dapat meningkatkan sensitivitas pada gig), serta rangsangan udara atau uap (Terhirupnya udara bebas pada pasien dengan kebiasaan bernapas melalui mulut, terutama pada cuaca dingin,2 atau semprotan udara dari syringe atau kompresor ketika prosedur pengeringan permukaan gigi, juga dapat memicu timbulnya rasa nyeri pada kasus hipersensitif dentin) Terjadi karena lubang pada gigi, akar gigi terbuka setelah pembersihankarang gigi, cara menyikat yang salah dan retraksi atau penyusutan gusipada usia lanjut. Kondisi tersebut mengakibatkan gigi ngilu jika terkena rangsangan panas, dingin, manis, asam, ataupun sikat gigi Resesi gingiva merupakan salah satu etiologi terjadinya hipersensitif dentin.7 Resesi gingiva adalah terpaparnya permukaan akar gigi oleh karena hilangnya jaringan gingiva dan/atau penyusutan margin gingiva dari mahkota gigi. Resesi gingiva umumnya terjadi pada orang dewasa berumur lebih dari 40 tahun, tetapi bisa juga mulai terjadi dari masa remaja. Resesi gingiva bisa diikuti oleh resesi tulang alveolar ataupun tidak.

Resesi gingiva adalah penurunan tinggi tepi gingiva/marginal gingiva ke arah apikal hingga ke bawah Batas Sementum Enamel (BSE). Resesi gingiva merupakan penyebab hipersensitif dentin yang paling sering terjadi.

Pemicu dan mulai terjadinya hipersensitif dentin Pemicunya berupa rangsangan terhadap tubulus dentin yang terbuka seperti taktil atau sentuhan, uap, kimiawi dan rangsangan panas atau dingin. Namun, rangsangan dingin merupakan rangsangan yang paling sering menyebabkan hipersensitif dentin.13 Dimanarangsangan dingin menyebabkan gerakan cairan ke luar dan menghasilkan respon saraf lebih cepat dan besar bila dibandingkan dengan rangsangan panas yang menyebabkan gerakan cairan ke arah dalam.14,15 Hal ini dapat menjelaskan bahwa adanya respon yang cepat dan hebat terhadap rangsangan dingin dibandingkan dengan respon yang lambat terhadap rangsangan panas. Oleh karena itu, perubahan tekanan sepanjang dentin akan mengubah reseptor nyeri pada daerah pulpodentinal Etiologi hipersensitif dentin adalah adanya pergerakan cairan tubulus dentin akibat adanya rangsangan terhadap dentin yang terpapar atau terbuka

Kelainan yang memungkinkan terjadinya hipersensitif dentin dibatasi dengan yang ada kaitan dengan kelainan periodonsium, yaitu: Resesi gingiva Mula-mula hipersensitif dentin diakibatkan oleh resesi gingiva. Dimana menurut Loe et al. menyatakan bahwa resesi dapat dijumpai pada penduduk negara industry maupun non industry dan mendefinisikan resesi gingiva sebagai pergeseran tepi gingiva dari posisi normal pada permukaan mahkota gigi ke arah apikal (permukaan akar) di bawah Batas Sementum Enamel (BSE).Carranza juga membagi resesi menjadi dua, yaitu: resesi yang dapat terlihat secara klinis seperti pada kelainan periodontal dengan sebagian akar terbuka dan yang tersembunyi yaitu tertutup oleh dinding poket yang terinflamasi dan hanya dapat diketahui dengan cara memasukkan probe periodontalResesi gingiva menyebabkan tersingkapnya akar gigi terhadap kontaminasi lingkungan rongga mulut. Akibat kelainan ini dentin akan menjadi hipersensitif yang disebut dengan hipersensitif dentin.5 Dimana hipersensitif dentin ini adalah keausan sementum akar yang menjadi tersingkap oleh resesi akan menyingkapkan permukaan dentin yang sangat sensitif, terutama terhadap sentuhan dan menyebabkan rasa tidak nyaman sampai timbulnya rasa sakit.6 Hipersensitif dentin akan menyebabkan berbagai persoalan pada penderita seperti rasa sakit yang timbul karena perubahan suhu, trauma sikat gigi, makanan dan minuman yang manis atau asam dan lain-lain.

Penyakit periodontal Selain resesi gingiva, tersingkapnya permukaan akar gigi juga dapat disebabkan oleh prosedur perawatan periodontal, seperti skeling dan penyerutan akar. Prosedur skeling dan penyerutan akar dapat menyebabkan hilangnya perlekatan jaringan periodontal dan terkikisnya sementum. Oleh karena itu, dokter gigi harus hati-hati dalam melakukan prosedur perawatan periodontal. 8,9,10,11 Dentin atau permukaan akar, pada keadaan biasa bisa menyebabkan gigi sensitif setelah prosedur perawatan periodontal. Pasien pada umumnya kembali pada kunjungan kedua atau ketiga selama perawatan tidak dengan pembedahan dan melaporkan sensitivitas terhadap dingin atau menyikat gigi pada daerah perawatan. Banyak sensitivitas ringan dan berubah pada beberapa minggu. Bagaimanapun, ada beberapa kasus sensitivitas yang berat dan menghalangi pasien untuk melakukan kontrol plak. Sensitivitas ini dapat mengakibatkan nilai pengobatan yang sedikit dan memungkinkan pembentukan karies. Ahli kesehatan gigi harus bisa mengetahui kasus-kasus dan pengobatan-pengobatan yang tersedia untuk sensitivitas dentin dan berkembangnya strategi-strategi yang berhubungan dengan masalah.123.Patofisiologis : Dentin terbuka ada rangsangan cairan tubulus bergerak sampai reseptor saraf perifer pd pulpa. Tubuli yg normal bergerak keatas karena tekanan, itu tdk sakit , ketika merasa sakit ada 2 faktor : dingin menyebabkan rangsangan tubuli bergerak kluar ke arah permukaan luar dingin yg tiba cairan bergerak lebih cepat cairan pd dentin bersifat hipo osmotik ke hiper osmotik ngirim rangsangan ke otak timbul resepsi rasa sakit.

Teori transduser dengan odontoblas Transduser odontoblas mekanisme yang diajukan oleh Rappet al., menyatakan bahwa odontoblas bertindak sebagai reseptor sel, perubahan yang tidak langsung dalam potensi membran odontoblas melalui sambungan sinaptik dengan saraf. Hal ini dapat mengakibatkan rasa sakit dari ujung-ujung saraf yang terletak di batas pulpodentinal. Namun bukti dari teori transduser dengan odontoblas mekanisme ini kurang dan tidak meyakinkan

Teori hidrodinamik Sakit yang disebabkan oleh pergerakan cairan di dalam tubulus dentin, dapat dijelaskan dan dapat diterima secara luas yaitu teori hidrodinamik yang diusulkan oleh Brannstrom dan Astron pada tahun 1964. Menurut teori ini, lesi melibatkan enamel dan hilangnya sementum didaerah servikal dan akibatnya tubulus dentin terbuka di rongga mulut, di bawah rangsangan tertentu, yang memungkinkan pergerakan cairan di dalam tubulus dentin secara tidak langsung merangsang ektremitas dari saraf pulpa menyebabkan sensasi rasa sakit.1 Teori ini juga menyimpulkan bahwa hipersensitif dentin dimulai dari dentin yang terpapar mengalami rangsangan, lalu cairan tubulus bergerak menuju reseptor syaraf perifer pada pulpa yang kemudian melakukan pengiriman rangsangan ke otak dan akhirnya timbul persepsi rasa sakit Seperti yang dijelaskan pada teori hidrodinamik bahwa pergerakan cairan dalam tubulus dentin (ke dalam dan ke luar) akan menyebabkan stimulus pada saraf pulpa.15 Dan teori hirodinamik juga menyimpulkan bahwa hipersensitif dentin dimulai dari dentin yang terpapar mengalami rangsangan, lalu cairan tubulus bergerak menuju reseptor saraf perifer pada pulpa yang kemudian melakukan pengiriman rangsangan ke otak dan akhirnya timbul persepsi rasa sakit4.Penatalaksanaan :- pakai pasta gigi untuk gigi sensitive (tdk ada kandungan flournya, mengandung potassium sulfat yg menutup tubuli dentin dan mengurangi rasa ngilu karena tubulus nya terbuka)- Flour topical. Kalau disebabkan karena kesalahan dalam menyikat gigi maka cara menyikatknya diperbaiki. Selain menghindari makanan yang terlalu asam, terlalu panas atau dingin, gigi sensitif juga dapat dicegah dengan penggunaan pasta gigi khusus gigi sensitif.Pasta gigi yang mengandung garam-garam potasium sangat dianjurkan untuk orang dengan keluhan ngilu karena kandungan ini dapat menurunkan sensitivitas dentin dan mempercepat penutupan tubulus dentin. Berdasarkan teori hidrodinamik tersebut, rasa nyeri terjadi akibat pergerakan cairan di dalam tubulus dentin (Gambar 2).1-3,9,10,13 Pergerakan cairan di dalam tubulus dentin diakibatkan adanya rangsangan yang mengakibatkan perubahan tekanan di dalam dentin dan mengaktifkan serabut syaraf tipe A yang ada disekeliling odontoblas atau syaraf di dalam tubulus dentin, yang kemudian direspon sebagai rasa nyeri (Gambar 3).1,3,5,7,8,13 Aliran hidrodinamik ini akan meningkat bila ada pemicu seperti perubahan temperatur (panas atau dingin), kelembaban, tekanan udara dan tekanan osmotik atau tekanan yang terjadi di gigi Ada dua cara utama perawatan hipersensitif dentin yaitu pertama menghalangi syaraf merespon rasa nyeri (Gambar 10) dan yang kedua menutup tubulus dentin untuk mencegah terjadinya mekanisme hidrodinamik (Gambar 11).5,8 Perawatan tersebut juga harus dapat menghilangkan faktor-faktor predisposisi penyebab hipersensitif dentin, sekaligus mencegah terjadinya rekurensi. Perawatan hipersensitif dentin bisa bersifat invasif dan non-invasifManifestasi

Manifestasinya bisa secara fisik dan secara psikologis tidak nyaman bagi pasien dan dapat didefinisikan sebagai nyeri akut durasi pendek yang disebabkan oleh terbukanya tubulus dentin pada permukaan dentin. Beberapa pasien yang terkena termal dingin dan panas biasanya giginya terasa ngilu. Jika permukaan marginal pada bukal gigi akan sensitif untuk dingin atau sentuhan mekanis, kasus yang utama permukaan akar sensitif menyebabkan resesi gingiva. Biasanya pada kasus yang lain diakui hipersensitivitas adalah bleaching (pemutihan) gigi. Ketika sensitivitas dapat membuat pasien mulai menyikat gigi pada daerah yang sensitif maka hal itu akan menambah perkembangan dari inflamasi gingiva dan sensitivitas meningkat. Termal sensitivitas di atas permukaan oklusal mungkin mengindikasi restorasi yang salah atau pemakaan pada permukaan oklusal yang berlebihan mempengaruhi nervus pada gigi. Tekanan sensitivitas dapat diindikasi dengan kuat atau restorasi fraktur atau fraktur gigi. Banyak pasien biasanya bertanya apa yang membuat gigi mereka sensitif. Respon yang positif harus diikuti dengan teliti pada gigi dari berbagai sudut untuk mendeteksi vertikal dan horizontal yang benar atau fraktur enamel. Kaca gigi dapat digunakan untuk melihat kondisi gigi dengan bantuan cahaya lampu. Daerah sensitif harus dicatat pada rekam medik pasien dan dipertimbangkan untuk rencana perawatan yang selanjutnya. Menurut ahli kesehatan gigi, bila masalah gigi sensitif tidak diatasi, maka bisa memicu terjadinya radang di jaringan pulpa (jaringan lunak dalam gigi) sehingga terjadi sakit yang berkepanjangan, bahkan kematian gigi