lembar persetujuansiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · web view10,67 dari...

141
PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MAKE A MATCH TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V DI SDN PORISGAGA 3 KOTA TANGERANG Proposal Skripsi Disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam bidang Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh Nama : Riska Damayanti NIM : 1686206179 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG 2020

Upload: others

Post on 29-Aug-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MAKE A MATCH TERHADAP

KETERAMPILAN MENULIS PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V

DI SDN PORISGAGA 3 KOTA TANGERANG

Proposal Skripsi

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam bidang Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Nama : Riska Damayanti

NIM : 1686206179

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2020

Page 2: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

1 LEMBAR PERSETUJUAN

2 SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Riska Damayanti

Nomor Pokok Mahasiswa : 1686206179

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Judul Skripsi : Perbedaan Model Pembelajaran Scramble

Dengan Make A Match Terhadap Keterampilan

Menulis Pada Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia Siswa Kelas V Di SDN Porisgaga 3

Kota Tangerang

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Skripsi untuk mengikuti Seminar Proposal

Skripsi.

Tangerang, Mei 2020

Tim Pembimbing : Tanda Tangan :Pembimbing I,Nur Latifah, M.PdNBM. ………………………………Pembimbing II,Sunaryo, M.DsNBM. ………………………………

Ketua Program StudiPGSD

Dr. Ina Magdalena, M.PdNBM. 136 0574

i

Page 3: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

3 LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : Riska Damayanti

NIM : 1686206179

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Jenjang Studi : S1

Judul Skripsi

:

Perbedaan Model Pembelajaran Scramble

Dengan Make A Match Terhadap Keterampilan

Menulis Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Siswa Kelas V Di SDN Porisgaga 3 Kota

Tangerang

Tanggal Sempro Skripsi :

Tangerang, Mei 2020

Tanda TanganPenguji I,…………………………NBM. ……………………………………………Penguji II,…………………………NBM. ……………………………………………Pembimbing I,Nur Latifah, M.PdNBM. ……………………………………………Pembimbing II,Sunaryo, M.DsNBM. ……………………………………………

Mengesahkan,Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Ketua Program Studi PGSD

Dr. Enawar, S.Pd., MM., MOSNBM. 819 887

Dr. Ina Magdalena, M.PdNBM. 136 0574

ii

Page 4: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

4 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Riska Damayanti

Nomor Induk Mahasiswa : 1686206179

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Fakultas : FKIP

Universitas : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Dengan ini menyatakan bahwa judul skripsi “Perbedaan Model

Pembelajaran Scramble Dengan Make A Match Terhadap Keterampilan Menulis

Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Di SDN Porisgaga 3 Kota

Tangerang” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri dan bukan

merupakan hasil jiplakan atau plagiat dari karya orang lain karena hal tersebut

melanggar etika yang berlaku dalam kaidah keilmuan. Atas pernyataan ini, saya

siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila

dikemudian hari ternyata terdapat pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam

karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya ini.

Tangerang, Mei 2020

Riska Damayanti

NIM. 1686206179

iii

Page 5: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

5 KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal skripsi ini yang berjudul “Perbedaan Model Pembelajaran Scramble

Dengan Make A Match Terhadap Keterampilan Menulis Pada Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Di SDN Porisgaga 3 Kota

Tangerang”. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad

SAW beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya.

Adapun penyusunan proposal skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana dalam bidang Pendidikan Guru Sekolah Dasar di

Universitas Muhammadiyah Tangerang. Pada awalnya, penulis mengalami

berbagai macam kesulitan karena keterbatasan ilmu yang dimiliki. Namun, berkat

dorongan dan petunjuk dari berbagai pihak, akhirnya proposal skripsi ini dapat

diselesaikan walaupun masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis

ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Kedua orang tua yaitu bapak Dwi Suryanto dan Ibu Yayah Nurhayati, serta

keluarga penulis yang telah memberikan semangat, serta doa kepada penulis.

2. Dr. H. Ahmad Amarullah, M.Pd., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Tangerang.

3. Dr. Enawar, S.Pd., MM., MOS., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang.

iv

Page 6: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

4. Dr. Ina Magdalena, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Tangerang.

5. Nur Latifah, M.Pd, dan Sunaryo, M.Ds, selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak membantu, memberi motivasi, pengarahan dan masukan.

6. Calonku Mamat, untuk semangat serta dukungan baik dari segi waktu, tenaga,

biaya, dan lain-lain yang tiada henti diberikan sampai penulis dapat

menyelesaikan skripsinya ini.

7. Nia Ailia, Siti Yoyoh Namiroh, Wilda Maulika, Sifa Nursinah, dan Raisha

Gebby Andari, untuk waktu, motivasi, dukungan, dan semangat yang telah

kalian berikan kepada penulis, semoga jarak tidak memisahkan atau

menghalangi kita untuk tetap bersahabat, semoga kalian ingat apa yang sudah

kita lakukan bersama-sama selama tiga tahun ini.

8. Kak Arika Novinda Putri, untuk dukungan, motivasi, semangat dan

pembelajaran yang telah diberikan selama proses penyusunan skripsi ini.

9. Orang-orang yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu, memberikan motivasi, dan memberikan arahan.

Semoga Allah SWT senantiasa membalas apa yang telah mereka berikan

dengan ikhlas dan tulus kepada penulis. Akhir kata penulis berharap semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta orang banyak dan dapat dijadikan

bahan atau acuan dalam dunia pendidikan pada umumnya.

v

Page 7: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

Tangerang, Mei 2020

Penulis

Riska Damayanti

vi

Page 8: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

6 DAFTAR ISILEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI.......................i

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................iii

KATA PENGANTAR...........................................................................................iv

DAFTAR ISI........................................................................................................vii

DAFTAR TABEL.................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................1

B. Identifikasi Masalah...................................................................................6

C. Pembatasan Masalah..................................................................................6

D. Perumusan Masalah...................................................................................6

E. Tujuan Penelitian........................................................................................7

F. Manfaat Penelitian......................................................................................7

BAB II KERANGKA TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS..................................................................................9

A. Deskripsi Teori............................................................................................9

1. Pengertian Keterampilan Menulis.........................................................9

2. Pengertian Model Pembelajaran Scramble.........................................20

3. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Scramble............................23

4. Pengertian Model Pembelajaran Make A Match................................24

5. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Make A Match..................25

6. Materi Ajar............................................................................................26

vii

Page 9: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

7. Karakteristik Siswa Kelas V................................................................32

8. Pengertian Bahasa Indonesia...............................................................33

B. Penelitian yang Relevan............................................................................35

C. Kerangka Berpikir....................................................................................39

D. Hipotesis Penelitian...................................................................................42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................43

A. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................43

B. Metode Penelitian......................................................................................44

C. Populasi dan Sampel.................................................................................45

D. Teknik Pengumpulan Data......................................................................46

E. Instrumen Variabel Terikat.....................................................................47

1. Definisi Konseptual...............................................................................47

2. Definisi Operasional..............................................................................48

3. Kisi-kisi Instrumen................................................................................48

4. Uji Validitas Instrumen dan Reliabilitas.............................................49

F. Instrumen Variabel Bebas........................................................................51

1. Definisi Konseptual...............................................................................51

2. Definisi Operasional..............................................................................51

G. Hipotesis Statistik..................................................................................54

H. Teknik Analisis Data.............................................................................56

1. Statistik Deskriptif................................................................................56

2. Statistik Inferensial...............................................................................60

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................65

LAMPIRAN..........................................................................................................67

DOKUMENTASI.................................................................................................81

viii

Page 10: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

7 DAFTAR TABEL

Tabel 3.1................................................................................................................43

Tabel 3.2................................................................................................................44

Tabel 3.3................................................................................................................49

Tabel 3.4................................................................................................................53

ix

Page 11: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

8 DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1...........................................................................................................42

x

Page 12: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

9 DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Soal Uji Coba Instrumen................................................................68

Lampiran 2 Lembar Hasil Wawancara Kelas V A...........................................70

Lampiran 3 Lembar Hasil Wawancara Kelas V B...........................................74

Lampiran 4 Jurnal Bimbingan...........................................................................79

xi

Page 13: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan pengetahuan,

sosial, dan emosional peserta didik dalam mempelajari semua bidang

studi. Untuk berbahasa dengan baik dan benar, diperlukan pendidikan dan

pembelajaran bahasa Indonesia. Pendidikan dan pembelajaran Bahasa

Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada

siswa di sekolah. Dalam UU RI No 20 Tahun 2003 tentang kurikulum

pada pasal 37 tentang muatan wajib kurikulum pendidikan dasar

menengah dan pendidikan tinggi salah satu diantaranya adalah tentang

bahasa. penyelenggaraan pendidikan, pemerintah membuat kurikulum

bahasa Indonesia yang wajib untuk diajarkan kepada siswa pada setiap

jenjang pendidikan, yakni dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai dengan

Perguruan Tinggi (PT).

Salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan di sekolah dasar

yaitu bahasa Indonesia. Pendidikan bahasa Indonesia merupakan salah

satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada para siswa di sekolah

khususnya sekolah dasar. Mata pelajaran ini diberikan sejak masih di

bangku sekolah dasar karena siswa diharapkan mampu untuk menguasai,

memahami dan dapat mengimplementasikan keterampilan berbahasa.

Seperti membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Permendiknas No.

1

Page 14: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

22 Tahun 2006, bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan

intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang

keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa

diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan

budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, serta dapat

berpartisipasi dalam masyarakat dengan menggunakan bahasa tersebut.

Menulis adalah suatu keterampilan yang mempunyai peran sangat

penting dalam dunia pendidikan. Karena dapat melatih peserta didik

berfikir secara kritis, logis, dan lain sebagainya. Keterampilan menulis

merupakan bagian dari KD menulis yang harus dikuasai siswa kelas V SD.

Keterampilan menulis juga merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Karena

komunikasi tidak dilakukan secara langsung dengan percakapan namun

dengan bahasa tulis. Walaupun begitu, keterampilan menulis

membutuhkan ketelitian yang tinggi. Karena susunan kata, penulisan EYD

yang tepat serta tanda baca, kemudian keindahan, keruntutan, kesesuaian

tulisan dan masih banyak hal yang penting menjadi hal yang sangat

diperhatikan dalam keterampilan menulis agar pesan dalam komunikasi

tersebut dapat tersampaikan secara tepat dan benar.

Disini peranan guru dalam memilih atau menerapkan model

pembelajaran yang mampu mengatasi penyebab-penyebab kegagalan

dalam keterampilan menulis siswa sangat penting. Guru harus

menggunakan model pembelajaran yang dapat merangsang kemauan

2

Page 15: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

menulis dalam diri siswa sehingga semangat/kemauan dalam diri siswa

tetap terjaga dan siswa mampu termotivasi untuk menuangkan pikiran atau

gagasannya untuk menulis.

Namun dalam kenyataannya guru belum banyak menerapkan

model pembelajaran inovatif dalam proses pembelajaran di sekolah dasar

khususnya dalam pelajaran bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil

wawancara dengan guru kelas V dan pengamatan diketahui bahwa

ditemukan masalah antara lain : kegiatan belajar bahasa Indonesia yang

biasa dilakukan di kelas V SDN Porisgaga 3 menggunakan model

pembelajaran konvensional (ceramah), namun sebelum memulai

pembelajaran guru membiasakan kegiatan literasi yaitu membaca selama

±10 menit tetapi masih banyak siswa yang kurang minat dalam membaca,

kurangnya motivasi siswa dalam menulis, pemilihan kata kurang tepat dan

kurang variatif sehingga penulisan menjadi kurang menarik, serta

pemberian contoh penulisan pada peserta didik kurang bervariasi. Selain

itu hasil nilai UTS bahasa Indonesia terakhir yang menunjukkan bahwa

hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia belum

memuaskan. Sebagian besar dari mereka hanya mendapatkan nilai sebatas

kriteria ketuntasan minimal (KKM) saja.

Kesulitan dalam keterampilan menulis yang dialami oleh peserta

didik diakibatkan oleh faktor internal yang timbul dari diri mereka sendiri

dan faktor eksternal yang dipengaruhi oleh segala sesuatu dari luar diri

para peserta didik salah satunya adalah model pembelajaran yang

3

Page 16: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

digunakan oleh guru. Pembelajaran yang masih menggunakan model

konvensional dirasa kurang menarik dan kurang efektif diterapkan dalam

keterampilan menulis yang memerlukan pengembangan ide yang akan

dituangkan dalam tulisan.

Berkaitan dengan masalah di atas, maka perlu upaya untuk

mewujudkan agar siswa selalu aktif dalam pembelajaran, dapat

mengemukakan pemikirannya, saling bekerja sama, dan memahami

pembelajaran dengan seutuhnya sehingga pembelajaran akan lebih

bermakna. Maka perlu diterapkan suatu model pembelajaran dan

pendekatan yang cocok untuk menyampaikan berbagai konsep yang

diajarkan, yang melibatkan peran siswa secara aktif dalam kegiatan proses

pembelajaran, guna meningkatkan prestasi keterampilan menulis pada

pelajaran bahasa Indonesia.

Salah satu alternatif pembelajaran yang mungkin dapat

memecahkan permasalahan di atas adalah model pembelajaran kooperatif.

Melalui model pembelajaran ini siswa dapat mengemukakan

pemikirannya, saling bertukar pendapat, saling bekerja sama jika ada

teman dalam kelompoknya yang mengalami kesulitan.

Model pembelajaran kooperatif yang menitikberatkan interaksi

dalam proses pembelajaran, aktif dengan bekerja sama maupun diskusi

kelompok dalam memahami materi maupun menyelesaikan soal latihan

dengan suasana dan cara yang menyenangkan adalah model pembelajaran

tipe Make A Match. Model pembelajaran tipe Make A Match atau mencari

4

Page 17: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

pasangan adalah model pembelajaran yang merupakan rumpun dari model

pembelajaran kooperatif yang menggunakan kartu-kartu dengan

mencocokkan jawaban dengan soal. Sehingga proses pembelajaran pun

tidak akan membuat siswa terbebani karena adanya proses kerjasama antar

teman untuk memahami materi maupun menyelesaikan latihan soal bahasa

Indonesia lebih baik lagi. Dengan bekerja sama tersebut, tingkat

pemahaman siswa akan meningkat. Selain itu model pembelajaran Make A

Match menjadikan siswa lebih berani dan selalu mengemukakan pendapat,

lebih termotivasi karena adanya permainan yaitu mencari pasangan. Siswa

dibuat penasaran sehingga ingin terus dan terus mendapatkan soal dan

mencari jawabannya.

Selain model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match ada

model pembelajaran lain yang dapat membantu peserta didik untuk

berpikir dan menggunakan kemampuan kedua otaknya yaitu model

pembelajaran scramble. Model pembelajaran scramble merupakan model

pembelajaran yang membagikan lembar soal dan jawaban yang tersedia,

siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal

yang ada. Scramble dipakai untuk jenis permainan anak-anak yang

merupakan latihan pengembangan dan peningkatan wawasan pemikiran

kosa kata.

Kedua model pembelajaran ini mudah diterapkan, tidak

memerlukan biaya banyak, efisien, efektif dan mampu memperbaiki model

kooperatif yang telah umum dilakukan. Melihat pentingnya penggunaan

5

Page 18: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

model pembelajaran yang menyenangkan dalam meningkatkan

keterampilan menulis siswa, penulis akan melakukan penelitian dengan

judul : “Perbedaan Model Pembelajaran Scramble Dengan Make A Match

Terhadap Keterampilan Menulis Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Siswa Kelas V Di SDN Porisgaga 3 Kota Tangerang”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka peneliti

mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Apakah model pembelajaran dapat mempengaruhi keterampilan

menulis siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia?

2. Apakah penerapan model pembelajaran scramble dan Make A Match

dapat mempengaruhi keterampilan menulis siswa pada mata pelajaran

bahasa Indonesia?

3. Apakah terdapat perbedaan antara model pembelajaran scramble

dengan model pembelajaran Make A Match terhadap keterampilan

menulis siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dalam penelitian

ini peneliti hanya meneliti :

1. Model pembelajaran yang diteliti adalah model pembelajaran

scramble dan model pembelajaran Make A Match.

2. Keterampilan menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa

kelas V di SDN Porisgaga 3 kota Tangerang.

6

Page 19: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan

di atas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah penelitian ini adalah :

Apakah terdapat perbedaan keterampilan menulis pada mata pelajaran

bahasa Indonesia antara siswa yang diberi model pembelajaran scramble

dengan siswa yang diberi model pembelajaran Make A Match?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan

keterampilan menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia antara siswa

yang diberi model pembelajaran scramble dengan siswa yang diberi model

pembelajaran Make A Match.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis diharapkan penelitian ini dapat :

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

pencapaian tujuan pendidikan dan memperkaya hasil penelitian

yang ada.

b. Untuk menambah konsep dalam mengajar

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis yang dapat diberikan sebagai berikut :

a. Bagi Peneliti

7

Page 20: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

Untuk menambah pengalaman karena sesuai dengan profesi yang

ditekuni yakni calon guru atau pendidik sehingga nantinya dapat

diterapkan di lapangan.

b. Bagi Siswa

Melatih siswa agar mampu meningkatkan keterampilan menulis

pada mata pelajaran bahasa Indonesia sehingga siswa kreatif dan

aktif dalam mengikuti pembelajaran.

c. Bagi Guru

Untuk mengetahui perbedaan antara model pembelajaran scramble

dengan Make A Match dalam pembelajaran serta dapat

memberikan masukan untuk meningkatkan keterampilan menulis

pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

d. Bagi Sekolah

Dalam rangka perbaikan pembelajaran bahasa Indonesia dan

menambah inovasi dalam penggunaan model pembelajaran

sehingga dapat meningkatkan kualitas dan tujuan pendidikan di

sekolah.

e. Bagi Institusi

Dapat menambah wawasan untuk meningkatkan kemampuan

kinerja guru dalam memberikan pendidikan.

f. Bagi Pembaca

8

Page 21: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

Dapat menambah pengetahuan tentang model pembelajaran

scramble dan Make A Match terhadap keterampilan menulis pada

mata pelajaran bahasa Indonesia.

BAB II

KERANGKA TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori

1. Pengertian Keterampilan Menulis

Keterampilan berbahasa terbagi menjadi 4, yaitu : 1) keterampilan

menyimak/mendengarkan (listening skills); 2) keterampilan berbicara

(speaking skills); 3) keterampilan membaca (reading skills); dan 4)

keterampilan menulis (writing skills).

Menurut (Rosnaningsih, 2017), “Keterampilan yaitu kemampuan

untuk melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan fisik dan mental.” (h.

27). keterampilan adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh setiap

orang secara berbeda-beda, namun disisi lain kemampuan juga

memerlukan skill/keterampilan seseorang untuk membuktikannya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988: 968), menulis

mempunyai arti : 1) membuat huruf (angka, dan sebagainya) dengan pena

9

Page 22: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

(pensil, kapur, dan sebagainya); 2) melahirkan pikiran atau perasaan

(seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan; 3) menggambar,

melukis; dan 4) membatik (kain) mengarang cerita, membuat surat,

berkirim surat (Susanto, 2013, h. 247). Menulis adalah sebuah

keterampilan yang unik dan berasal dari suatu pikiran atau perasaan kita

sehingga kita dapat menuangkannya dengan cara menulis, melukis,

menggambar ataupun yang lainnya yang dibantu dengan suatu

alat/perantara yang dapat menghasilkan sebuah warna ke dalam tulisan

tersebut seperti pulpen, pensil, spidol, dan lain sebagainya.

Menurut Rosidi (2009) menulis adalah salah satu bentuk berpikir,

yang juga merupakan alat untuk membuat orang lain atau pembaca

berpikir. Dengan menulis, siswa mampu mengkonstruksi berbagai ilmu

atau pengetahuan yang dimilikinya dalam sebuah tulisan, baik dalam

bentuk esai, artikel, laporan ilmiah, berita, cerpen, puisi dan sebagainya.

Menulis merupakan alat untuk berpikir, karena akan membuat kinerja otak

pembaca mengkonstruk dengan sendirinya tulisan tersebut. (Sari, Wagiran,

& Baehaqie, 2016)

Keterampilan menulis merupakan media komunikasi yang perlu

dipelajari secara khusus, di samping tiga keterampilan lainnya yakni

berbicara, menyimak dan membaca. Melalui kegiatan menulis informasi

dan pengetahuan yang berguna bagi kehidupan dapat kita diperoleh

(Multafifin, 2015, h. 12). Keterampilan menulis adalah sebuah perantara

atau alat komunikasi yang perlu dipelajari secara terpisah selain dari ketiga

10

Page 23: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

keterampilan lainnya, selain itu di dalam keterampilan ini dapat

menambah pengetahuan yang lebih banyak lagi.

Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan dalam

berbahasa yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena

menulis adalah sarana untuk berkomunikasi secara tidak langsung

(Himawati, Markamah, & Hartono, 2019, h. 1). Keterampilan menulis

adalah suatu hal yang sangat penting untuk kepentingan sehari-hari, selain

itu keterampilan ini dapat menjadi sarana atau media untuk berkomunikasi

dengan orang lain.

Menurut pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

keterampilan menulis merupakan suatu kemampuan yang didapatkan

melalui proses belajar dan berlatih untuk mengungkapkan gagasan/ide

yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dengan

menggunakan alat bantu seperti pulpen, pensil atau spidol yang bertujuan

untuk meyakinkan atau memberitahu pembaca melalui sebuah tulisan.

a. Manfaat Menulis

Sama seperti keterampilan berbahasa yang lainnya, menulis

juga memiliki manfaat yang sangat banyak. Menurut Sabarti, dkk

(1988), manfaat menulis ada delapan, diantaranya :

1) Mengetahui kemampuan dan potensi diri serta pengetahuan tentang

topik yang dipilih. Dengan mengembangkan topik itu kita terpaksa

11

Page 24: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

berpikir, menggali pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan di

bawah sadar.

2) Dengan mengembangkan berbagai gagasan kita terpaksa bernalar,

menghubung-hubungkan serta membandingkan fakta-fakta yang

mungkin tidak pernah kita lakukan kalau kita tidak menulis.

3) Lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi

sehubungan dengan topik yang ditulis,

4) Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta

mengungkapkan secara tersusun. Dengan demikian, permasalahan

yang pemula masih samar menjadi lebih jelas.

5) Melalui tulisan kita dapat menjadi peninjau dan penilai gagasan kita

secara objektif.

6) Lebih mudah memecahkan masalah dengan menganalisisnya secara

tersurat dalam konteks yang lebih konkret.

7) Dengan menulis kita aktif berpikir sehingga kita dapat menjadi

penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar penyadap

informasi.

8) Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir dan

berbahasa secara tertib. (h.2) (Fadhillah, Lathifah, & Hamsanah, 2019,

h. 53)

Sedangkan menurut (Susanto, 2013, h. 254), dalam dunia

pendidikan, menulis sangat berharga, sebab menulis membantu

seseorang berpikir lebih mudah. Menulis sebagai suatu alat dalam

12

Page 25: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

belajar dengan sendirinya memainkan peranan yang sangat penting.

Dilihat dari sudut pandang ini, kegunaan menulis dapat diperinci

sebagai berikut :

1) Menulis membantu kita menemukan kembali apa yang pernah kita

ketahui. Menulis mengenai suatu topik, merangsang pemikiran kita

mengenai topik tersebut dalam membantu kita membangkitkan

pengetahuan dari pengalaman masa lalu.

2) Menulis menghasilkan ide-ide. Tindakan menulis merangsang pikiran

kita untuk mengadakan hubungan, mencapai pertalian dan menarik

kesamaan (analogi) antara ide-ide yang tidak pernah akan terjadi,

seandainya kita tidak menulis.

3) Menulis membantu kita mengorganisasikan pikiran dan

menempatkannya dalam suatu wacana yang berdiri sendiri.

4) Menulis membuat pikiran seseorang siap untuk dibaca dan dievaluasi.

Kita dapat membuat jarak dengan ide kita sendiri dan melihatnya lebih

objektif pada waktu kita siap menuliskannya.

5) Menulis membantu kita menyerap dan menguasai informasi baru. Kita

akan dapat menyimpannya lebih lama, jika kita menuangkannya dalam

bentuk tulisan.

6) Menulis membantu kita memecahkan masalah dengan jalan

memperjelas unsur-unsurnya dan menempatkannya dalam suatu

konteks visual, sehingga dapat diuji.

13

Page 26: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa manfaat dari menulis adalah untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan. Dengan kegiatan menulis, siswa dapat menuangkan ide,

gagasan, perasaan dan pikiran yang terencana sehingga dapat

terkonstruk dengan tertib dan teratur, sehingga dapat meningkatkan

kemampuan berpikir, mengembangkan potensi yang dimiliki dan dapat

menuangkannya melalui sebuah tulisan agar dapat dipublikasikan

kepada orang lain.

b. Tujuan Menulis

Hartig dalam Tarigan (1991 : 24-25) mengungkapkan tujuan

menulis sebagai berikut :

1) Tujuan Penugasan. Penulis tidak memiliki tujuan, untuk apa ia

menulis. Penulis hanya menulis, tanpa mengetahui tujuannya. Ia

menulis karena mendapat tugas, bukan atas kemauan sendiri.

2) Tujuan Altruistik. Bertujuan untuk menyenangkan para pembaca,

menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para

pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin

membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan

dengan karyanya itu.

3) Tujuan Persuasif. Bertujuan mempengaruhi pembaca, agar para

pembaca yakin akan kebenaran gagasan atau ide yang diutarakan oleh

penulis. Tujuan persuasif ini dikenal juga dengan bahasa iklan yang

harus menarik pembaca, agar mengikuti arahan penulis.

14

Page 27: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

4) Tujuan Informasional atau Tujuan Penerangan. Untuk memberikan

informasi atau keterangan kepada pembaca. Informasi yang ditulis

biasanya menggunakan kata-kata informatif agar mudah dipahami oleh

semua kalangan pembaca.

5) Tujuan Pernyataan Diri. Untuk memperkenalkan atau menyatakan

dirinya sendiri kepada pembaca. Dengan melalui tulisannya, pembaca

dapat memahami “siapa” sebenarnya sang penulis.

6) Tujuan Kreatif. Bertujuan agar pembaca dapat memiliki nilai-nilai

artistik atau nilai-nilai kesenian dengan membaca tulisan si penulis.

Dalam informasi yang disajikan penulis, para pembaca bukan hanya

sekedar tahu apa yang disajikan penulis, tetapi juga merasa terharu

membaca tulisan tersebut.

7) Tujuan Pemecahan Masalah. Penulis berusaha memecahkan masalah

yang dihadapi. Dengan tulisannya, penulis berusaha memberi

kejelasan pada pembaca tentang bagaimana cara pemecahan suatu

masalah. (Fadhillah, Lathifah, & Hamsanah, 2019, h. 55)

Sedangkan menurut (Susanto, 2013, h. 253), yang dimaksud

dengan maksud atau tujuan penulis adalah respons atau jawaban yang

diharapkan oleh penulis akan diperolehnya dari pembaca. Tujuan

menulis dapat dikategorikan ke dalam empat macam, antara lain :

1) Untuk memberitahukan atau mengajar, disebut wacana informatif

(information discourse). Tulisan yang bertujuan memberi informasi

atau keterangan penerangan kepada para pembaca.

15

Page 28: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

2) Untuk meyakinkan atau mendesak para pembaca akan kebenaran

gagasan yang diutarakan, disebut wacana persuasif (persuasive

discourse).

3) Untuk menghibur atau menyenangkan atau yang mengandung tujuan

estetik disebut tulisan literer atau wacana kesastraan (literacy

discourse). Tujuan penulisan untuk menyenangkan ini disebut juga

tujuan altruistis (altruistic purpose), yaitu penulis bertujuan untuk

menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para

pembaca, dan penalarannya ingin membuat hidup para pembaca lebih

mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.

4) Tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau

berapi-api disebut wacana ekspresif (expressive discourse). Sebagai

gambaran, menulis puisi dapat termasuk menulis yang bertujuan untuk

pernyataan diri dengan pencapaian nilai-nilai artistik.

Jadi, kesimpulan dari pendapat beberapa ahli di atas bahwa

menulis bertujuan agar seseorang dapat

menginformasikan/mengkomunikasikan ide, gagasan, penghayatan dan

pengalaman keberbagai pihak. Selain itu, menulis juga bertujuan untuk

dapat memahami bahasa tulis. Dengan belajar menulis, maka

seseorang akan dapat melakukan komunikasi secara tidak langsung

dalam kehidupan sosial sehari-harinya.

16

Page 29: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

c. Langkah - Langkah Menulis

Menurut (Fadhillah, Lathifah, & Hamsanah, 2019, h. 57),

langkah-langkah dalam proses menulis sebagai berikut:

1) Pra-Menulis

Pra-menulis merupakan tahap persiapan. Pada tahap ini seorang

penulis melakukan berbagai kegiatan, misalnya menemukan ide

gagasan menentukan judul karangan, menentukan judul, memilih

bentuk atau jenis tulisan, membuat kerangka, dan mengumpulkan

bahan-bahan. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui berbagai aktivitas,

misalnya membaca buku, surat kabar, majalah, dan sejenisnya;

menyimak warta berita, pidato, khutbah, disukusi, dan seminar; karya

wisata dan rekreasi; dan sebagainya. Sementara itu, pola

pengembangan rasional, dapat dilakukan berdasarkan (1) urutan sebab

akibat atau sebaliknya, (2) problem solving atau pemecahan masalah,

(3) aspek, dan (4) topik.

2) Saat Menulis

Tahap penulisan dimulai dengan menjabarkan ide ke dalam bentuk

tulisan. Ide-ide itu dituangkan dalam bentuk kalimat paragraf

Selanjutnya, paragraf-paragraf itu dirangkaikan menjadi satu karangan

yang utuh. Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan pada saat

menentukan judul, antara lain (1) singkat, (2) provokatif, dan (3)

relevan dengan isi. Di samping itu, perlu diingat bahwa judul

sebaiknya disusun dalam bentuk frase bukan kalimat.

17

Page 30: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

3) Pascamenulis

Pascamenulis terdiri atas tiga, yaitu; (a) merevisi atau mengubah, (b)

mengedit, dan (c) menyajikan atau mempublikasikan tulisan. Ketiga

langkah pascamenulis dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Merevisi atau Mengubah. Pada tahap merevisi dilakukan koreksi

terhadap keseluruhan karangan. Struktur karangan meliputi

penataan ide pokok dan ide penjelas, serta sistematika dan

penalarannya. Pada tahap revisi masih dimungkinkan mengubah

judul yang telah ditentukan dirasakan kurang tepat.

b) Mengedit. Dalam pengeditan ini diperlukan format buku yang akan

menjadi acuan, misalnya ukuran kertas, bentuk tulisan, dan

pengaturan spasi.

c) Menyajikan atau Mempublikasikan Tulisan. Mempublikasikan

tulisan mempunyai dua pengertian. Pengertian pertama, berarti

menyampaikan karangan kepada publik dalam bentuk cetakan,

sedangkan pengertian kedua menyampaikan karangan tidak dalam

bentuk cetakan.

Tompkins dalam Resmini dkk. (2006 : 226) menguraikan

proses menulis menjadi lima tahap yang diidentifikasikan melalui

serangkaian penelitian tentang proses menulis yang meliputi :

1) Tahap Pra-Menulis (prewriting). Tahap pra-menulis merupakan tahap

siap menulis, atau disebut juga dengan tahap penemuan menulis.

Aktivitas dalam tahap ini meliputi : 1) memilih topik; 2) memikirkan

18

Page 31: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

tujuan, bentuk dan audiensi; 3) memanfaatkan dan mengorganisasikan

gagasan-gagasan. Pada tahap pra-menulis siswa berusaha

mengemukakan apa yang akan mereka tulis.

2) Tahap Penyusunan Draf Tulisan (drafting). Dalam proses menulis,

siswa menulis dan menyaring tulisan mereka melalui sejumlah konsep.

Selama tahap penyusunan konsep siswa terfokus dalam pengumpulan

gagasan. Perlu disampaikan kepada siswa bahwa pada tahap ini tidak

perlu merasa takut melakukan kesalahan. Aktivitas dalam tahap ini

meliputi : 1) menulis draf kasar; 2) menulis konsep utama; dan 3)

menekankan pada pengembangan isi.

3) Tahap Perbaikan (revisi). Dalam tahap ini, penulis menyaring ide-ide

dalam tulisan mereka. Siswa biasanya mengakhiri proses menulis

begitu mereka mengakhiri dan melengkapi draf kasar, mereka percaya

bahwa tulisan mereka telah lengkap. Revisi bukan penyempurnaan

tulisan, revisi adalah mempertemukan kebutuhan pembaca dengan

menambah, mengganti, menghilangkan, dan menyusun kembali bahasa

tulisan. Aktivitas ini meliputi : 1) membaca ulang draf kasar; 2)

menyempurnakan draf kasar dalam proses menulis; dan 3)

memerhatikan bagian yang mendapat balikan kelompok menulis.

4) Tahap Penyuntingan (editing). Pada tahap keempat ini, siswa

menyempurnakan tulisan mereka dengan mengoreksi ejaan dan

kesalahan mekanikal yang lain. Tujuannya agar tulisan menjadi ‘siap

baca secara optimal’ (optimally readable). Aktivitas dalam tahap ini

19

Page 32: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

meliputi : 1) mengambil jarak dari tulisan; 2) mengoreksi awal dengan

menandai kesalahan; dan 3) mengoreksi kesalahan.

5) Tahap Pemublikasian (publishing). Pada tahap akhir ini, siswa sudah

siap mempublikasikan tulisan mereka dan menyempurnakan dengan

membaca pendapat dan komentar yang diberikan teman atau siswa

lain, orangtua, dan komunitas mereka sebagai penulis. Hasil

penulisannya melalui kegiatan berbagai hasil tulisan (sharing), yaitu

dilakukan dengan melalui kegiatan penugasan siswa untuk membaca

hasil karangan di depan kelas. (Susanto, 2013, h. 256)

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pada

proses menulis memiliki langkah-langkah yang harus dilakukan,

karena menulis adalah kegiatan yang membutuhkan proses yang

dilakukan dengan latihan terus-menerus. Berdasarkan langkah-

langkah menulis yang telah dipaparkan tersebut, menulis terbagi

menjadi beberapa tahapan yakni pramenulis, menulis, pascamenulis,

dan publikasi. Kegiatan yang dilakukan dalam menulis dimulai dari

menentukan topik, tujuan, mengumpulkan bahan, menyusun dan

mengembangkan ide, gagasan, dan perasaan menjadi sebuah karangan

utuh mulai awal sampai akhir, mengoreksi dan merevisi karangan

apabila terdapat kesalahan, kemudian menerbitkan tulisan yang sudah

selesai dibuat.

20

Page 33: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

2. Pengertian Model Pembelajaran Scramble

Istilah scramble berasal dari bahasa Inggris yang diterjemahkan

dalam bahasa Indonesia berarti perebutan, pertarungan atau perjuangan.

Soeparno (1998) berpendapat bahwa model scramble adalah salah satu

permainan Bahasa, yang pada hakikatnya permainan. Scramble merupakan

model mengajar dengan membagikan lembar soal dengan lembar jawaban

yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara

penyelesaian dari soal yang ada. Scramble dipakai untuk jenis permainan

anak-anak yang merupakan latihan pengembangan dan peningkatan

wawasan pemikiran kosa kata. Sesuai dengan sifat jawabannya scramble

terdiri atas bermacam-macam bentuk yakni :

a. Scramble kata, yakni sebuah permainan menyusun kata-kata dan

huruf-huruf yang telah dikacaukan letaknya sehingga membentuk suau

kata tertentu yang bermakna, misalnya :

1) Alpjera = pelajar

2) Kubu = buku

b. Scramble kalimat, yakni sebuah permainan menyusun kalimat kata-

kata acak. Bentuk kalimat hendaknya logis, bermakna, tepat, dan

benar.

c. Scramble wacana, yakni sebuah permainan menyusun wacana logis

berdasarkan kalimat-kalimat acak. Hasil susunan wacana hendaknya

logis, bermakna. (Fathurrohman, 2018, h. 192)

21

Page 34: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model

scramble merupakan model yang berbentuk permainan acak kata, kalimat

atau paragraf yang dimainkan secara berkelompok dan memerlukan

kerjasama tim yang baik.

Sedangkan menurut Kurniasih (2015), “Model pembelajaran

scramble tampak lebih mirip dengan model pembelajaran word square,

hanya saja terlihat berbeda karena jawaban soal tidak dituliskan di dalam

kotak-kotak jawaban, tetapi sudah dituliskan namun dengan susunan yang

acak. Siswa hanya ditugaskan mengoreksi (membolak-balik huruf)

jawaban tersebut sehingga menjadi jawaban yang tepat dan benar” (h. 99).

Model pembelajaran scramble adalah model pembelajaran yang menuntut

siswa untuk membenarkan atau mencari jawaban yang benar dari jawaban

yang sudah diacak oleh guru sebelumnya dengan baik dan benar.

Sedangkan menurut Robert B. Taylor (2001), scramble merupakan

salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan konsentrasi dan

kecepatan berpikir siswa. Model ini mengharuskan siswa unuk

menggabungkan otak kanan dan otak kiri. Dalam model ini, mereka tidak

hanya diminta untuk menjawab soal, tetapi juga menerka dengan cepat

jawaban soal yang sudah tersedia namun masih dalam kondisi acak (Huda,

2014, h. 303). Model pembelajaran scramble adalah sebuah model yang

mengharuskan kedua otak siswa bekerja secara maksimal, karena pada

model ini dapat meningkatkan kinerja otak serta melatih siswa untuk fokus

dan berkonsentrasi pada sebuah pembelajaran.

22

Page 35: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

model scramble adalah salah satu pembelajaran kooperatif yang disajikan

dalam bentuk kartu yang dilengkapi dengan pertanyaan dan alternatif

jawaban yang disusun secara acak. Model ini pun menekankan pada

latihan soal berupa permainan yang dikerjakan secara berkelompok. Siswa

bekerjasama dengan teman kelompoknya untuk mencari jawaban yang

benar untuk pertanyaan-pertanyaan pada kartu soal.

3. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Scramble

Menurut Fathurrohman (2018), adapun langkah-langkah model

pembelajaran scramble sebagai berikut :

a. Guru menyajikan materi sesuai topik, misalnya guru menyajikan materi

pelajaran tentang “karnivora”, namun setelah selesai menjelaskan

tentang “karnivora”, guru membagikan lembar kerja dengan jawaban

yang diacak susunannya.

b. Media yang digunakan dalam model pembelajaran scramble : dengan

membuat pertanyaan yang sesuai dengan topik dan kemudian membuat

jawaban yang acak.

c. Mempersiapkan media : buatlah pertanyaan sesuai dengan kompetensi

yang ingin dicapai serta membuat jawaban yang diacak hurufnya.

d. Langkah berikutnya, guru menyajikan materi sesuai kompetensi yang

ingin dicapai. Kemudian membagikan lembar kerja sesuai contoh.

e. Kemudian susunlah huruf-huruf pada kolom B sehingga merupakan

kata kunci (jawaban) dari pertanyaan pada kolom A.

23

Page 36: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

f. Contoh soal untuk kolom A

1) Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran dengan cara

….

2) …. digunakan sebagai alat pembayaran sah

3) Nilai yang tertulis pada uang disebut nilai ….

g. Contoh jawaban untuk kolom B

1) TARREB (contoh : jawaban yang benar adalah BARTER)

2) GANU (contoh : jawaban yang benar adalah UANG)

3) MINALON (contoh : jawaban yang benar adalah NOMINAL) (h.

100)

4. Pengertian Model Pembelajaran Make A Match

Menurut Krisno (2019), “Model pembelajaran kooperatif tipe

make a match adalah teknik mencari pasangan sambil belajar mengenai

suatu konsep atau topik dalam semua mata pelajaran dan tingkatan kelas.

Model ini dapat melatih siswa untuk berpartisipasi aktif dalam

pembelajaran secara merata serta menuntut siswa bekerjasama dengan

anggota kelompoknya agar tanggung jawab dapat tercapai, sehingga

semua siswa aktif dalam proses pembelajaran” (h. 156). Model

pembelajaran Make A Match adalah model yang membuat siswa aktif

untuk berinteraksi dengan temannya, siswa diharuskan untuk mencari

pasangan dari apa yang telah didapatnya.

Sedangkan menurut Huda (2014), “Strategi make a match saat ini

menjadi salah satu strategi penting dalam ruang kelas. Tujuan dari strategi

24

Page 37: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

ini antara lain : 1) pendalaman materi; 2) penggalian materi; dan 3)

edutainment” (h. 251). Model pembelajaran make a match adalah salah

satu model yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

mempelajari suatu materi.

Dan menurut (Shoimin, 2014), “Model pembelajaran Make A

Match merupakan model pembelajaran yang dikembangkan Lorna Curran.

Karakteristik model pembelajaran Make A Match adalah memiliki

hubungan yang erat dengan karakteristik siswa yang gemar bermain.

Pelaksanaan model Make A Match harus didukung dengan keaktifan siswa

untuk bergerak mencari pasangan dengan kartu yang sesuai dengan

jawaban atau pertanyaan dalam kartu tersebut (h. 98). Model pembelajaran

Make A Match adalah suatu model yang bersifat permainan/games, disini

siswa harus mencocokkan kartu yang dimilikinya dengan kartu yang

dimiliki oleh temannya.

Menurut pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

model make-a match adalah teknik kooperatif bersifat permainan/games

yang dilakukan dengan cara siswa mencari pasangan kartu yang cocok

dengan kartu yang dipegangnya sambil mempelajari suatu konsep atau

topik tertentu dalam suasana yang menyenangkan. Siswa yang

menemukan pasangannya dalam waktu terbatas dan benar maka akan

diberi poin dan hadiah.

25

Page 38: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

5. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Make A Match

Menurut Kurniasih (2015), adapun langkah-langkah model

pembelajaran Make A Match sebagai berikut :

a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi konsep atau topik yang

cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu

jawaban.

b. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal atau

jawaban.

c. Tiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang.

d. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.

Misalnya : pemegang kartu yang bertuliskan “kepercayaan pada Tuhan”

akan berpasangan dengan kartu yang bertuliskan soal “UUD 1945”.

e. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu

diberi poin.

f. Jika siswa tidak mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak

dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan

hukuman, yang telah disepakati.

g. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu

yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

h. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang

memegang kartu yang cocok.

i. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap

materi pelajaran. (h. 57)

26

Page 39: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

6. Materi Ajar

a. Pengertian Pantun

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas

dikenal dalam bahasa-bahasa nusantara. Pantun juga merupakan jenis

puisi Indonesia yang berarti perumpamaan atau laksana berbentuk

untaian dan diikat oleh ikatan tertentu. Ikatan tersebut adalah ciri-ciri

pantun. Pantun terbagi atas dua bagian, yaitu bagian sampiran dan isi.

Sampiran merupakan pengantar menuju isi pantun. Umumnya

sampiran hanya memiliki hubungan persamaan bunyi pada isi dan

tidak memiliki hubungan makna.

b. Ciri - Ciri Pantun

Sebelum siswa menyusun kalimat acak menjadi sebuah pantun,

siswa tersebut harus memahami pantun terlebih dahulu. Ciri-ciri

pantun adalah sebagai berikut:

1) Tiap baris terdiri dari 8 sampai 12 suku kata, tapi yang lazim 10

2) Setiap bait pantun terdiri dari 4 larik/baris

Contoh :

Kalau ada kembang yang baru

Bunga kenanga dikupas jangan

Kalau ada sahabat baru

Sahabat lama ditinggalkan jangan

3) 2 baris pertama (baris pertama dan kedua) merupakan sampiran

atau biasanya berupa kiasan-kiasan. Kerap kali berkaitan dengan

27

Page 40: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan

biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang

menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak.

Contoh sampiran:

Kalau ada kembang yang baru

Bunga kenanga dikupas jangan

4) 2 baris terakhir (baris ketiga dan keempat) merupakan isi. Apa

yang akan disampaikan oleh pembuat pantun dituangkan di baris

ini atau merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun

tersebut.

Contoh isi :

Kalau ada sahabat baru

Sahabat lama ditinggalkan jangan

5) Bersajak akhir dengan pola a-b-a-b. Sajak (bunyi) pada pantun

harus beraturan. Sajak atau bunyi terakhir baris pertama sama

dengan baris ketiga. Sedangkan baris ke dua sama bunyi akhirnya

dengan baris keempat. Maka pantun bersajak a-b-a-b.

Contoh:

Kalau ada kembang yang baru --------------------------------- a

Bunga kenanga dikupas jangan --------------------------------b

Kalau ada sahabat baru ----------------------------------------- a

Sahabat lama ditinggalkan jangan ------------------------------b

28

Page 41: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

c. Jenis – Jenis Pantun Berdasarkan Usia

1) Pantun Anak-anak menggambarkan dunia anak-anak yang

biasanya berisi rasa senang dan sedih. Pantun anak berfungsi

sebagai lagu mainan, mantra pada permainan anak, dan syair senda

gurau. Oleh karena itu jenis pantun anak dibagi menjadi dua yaitu

pantun bersuka cita dan pantun berduka cita,

- Pantun Bersuka Cita adalah pantun yang isinya mengungkapkan

perasaan gembira/bahagia

Contoh :

Terbang rendah burung kutilang

Hinggap di dahan sambil

menoleh

Hatiku senang tidak kepalang

Ayah pulang membawa oleh-

oleh

Burung merpati burung dara

Terbang menuju angkasa luas

Hati siapa takkan gembira

Karena aku telah naik kelas

- Pantun Berduka Cita adalah pantun yang berisi ungkapan

kesedihan hati atau berduka.

Contoh :

Memetik manggis di kota Kedu

Membeli tebu uangnya hilang

Menangis adik tersedu-sedu

Mencari ibu belum juga pulang

29

Page 42: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

2) Pantun Muda/ Remaja/ Dewasa berisi kehidupan remaja/ dewasa.

Pantun remaja berfungsi sebagai ungkapan jenaka untuk menggoda,

ungkapan kerinduan, ungkapan cinta, ungkapan janji, ungkapan

kesedihan, ungkapan kegelisahan, ungkapan pujian, dan ungkapan

sindiran. Pantun ini di bagi menjadi beberapa jenis, yaitu pantun nasib,

pantun perkenalan, dan pantun percintaan.

- Pantun nasib (pantun dagang) adalah pantun yang merupakan

penggambaran keadaan seseorang.

Contoh :

Pergi sekolah mampir Cimahi

Depan bukit lihat ilalang

Mungkin sudah takdir Illahi

Badan sakit tinggal tulang

- Pantun perkenalan adalah pantun yang berisi ungkapan untuk

mengenal seseorang dan ucapannya berupa pantun.

Contoh :

Dari mana hendak kemana

Manggis dipetik dengan pisau

Kalau boleh kami bertanya

Gadis cantik siapa namamu

- pantun percintaan

contoh :

30

Page 43: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

Hujan turun rintik-rintik

Ada gubug di tepi sawah

Wahai dinda berwajah cantik

Bolehkah kanda main ke rumah

3) Pantun orang tua berisi pendidikan dan ajaran agama. Pantun orang tua

berfungsi sebagai sarana dakwah dan nasihat. Pantun ini terdiri dari:

pantun nasihat, adat, agama, budi, kepahlawanan, kias, dan peribahasa.

- Pantun nasihat

Contoh :

Enak benar tinggal di Batujajar

Segar udaranya, indah, dan permai

Anak sekolah rajinlah belajar

Agar cita-citanya kelak tercapai

- Pantun agama

- Pantun kepahlawanan

d. Langkah – Langkah Menulis Pantun

1) Merangkai kosakata di baris 3-4 (isi)

2) Mencari kosakata untuk ditempatkan di akhir baris pertama dan

kedua

3) Dianjurkan memilih kosakata yang sama suku katanya

4) Mencari kosakata yang dapat dirangkai dengan kata yang

ditemukan pada langkah kedua

5) Pemilihan suku kata minimal sama huruf akhir katanya

31

Page 44: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

Pantun dikatakan baik jika memenuhi syarat minimal yaitu

kosa kata di baris pertama dan ketiga serta kedua dan keempat bersajak

akhir sama.

Teknis penulisan pantun terdiri dari beberapa langkah: (1) Cari

kata terakhir pada baris ketiga dan keempat lalu sesuaikan dengan

tema. Meski ada pantun yang bersajak aa-aa, akan lebih baik jika

persajakan pantun yang akan ditulis bersajak ab-ab. Persajakan

(persamaan bunyi) akan menimbulkan efek irama yang unik sekaligus

langsung menunjukkan bahwa pola persajakan ini adalah pola

persajakan sebuah pantun; (2) buat kalimat dengan kata yang telah

ditentukan. Lakukan seperti menyusun kalimat biasa, namun harus

memperhatikan syarat pantun (terdiri dari 8 - 12 suku kata); (3) Cari

kata terakhir untuk sampiran (baris pertama dan kedua). Sesuai syarat

persajakan sebuah pantun (ab-ab), syarat mutlak untuk kedua kata

tersebut adalah harus sesuai persajakannya dengan kata terakhir baris

ketiga dan keempat. Kata terakhir baris pertama harus mengacu kepada

kata terakhir baris ketiga, sedangkan kata terakhir baris kedua harus

mengacu kepada kata terakhir baris keempat. Suku kata terakhir pada

kata terakhir di baris ketiga dan keempat yang menjadi acuan mencari

kata; (4) Buat kalimat dengan kata-kata yang telah ditemukan; (5)

Periksa kembali pantun yang telah dibuat, pastikan memenuhi syarat

sebagai sebuah pantun.

32

Page 45: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

Indikator yang dinilai pada keterampilan menulis pantun adalah

sebagai berikut: (1) Jumlah baris pada pantun; (2) Sajak pantun; (3)

Jumlah kata tiap baris; (4) Jumlah suku kata tiap baris; (5) Keterkaitan

antar baris.

7. Karakteristik Siswa Kelas V

Menurut Rusman (2014), “Anak pada usia Sekolah Dasar (7-11

tahun) berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia ini tingkah

laku anak yang tampak yaitu : 1) anak mulai memandang dunia secara

obyektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek yang lain secara

reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, 2) anak mulai

berpikir secara operasional, 3) anak mampu mempergunakan cara berpikir

operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, 4) anak dapat

membentuk dan menggunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip

ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab-akibat, dan 5)

anak dapat memahami konsep substansi, panjang, lebar, luas, tinggi,

rendah, ringan, dan berat” (h. 251). Anak pada usia ini memiliki tahapan-

tahapan yang konkret, sehingga anak dapat membedakan konsep-konsep

dan dapat menggunakan otaknya untuk berpikir secara operasional.

Sedangkan menurut Sumantri (2017), “Bentuk-bentuk karakteristik

siswa Sekolah Dasar yaitu : 1) senang bermain; 2) senang bergerak; 3)

anak senang bekerja dalam kelompok; dan 4) senang merasakan atau

melakukan /memperagakan sesuatu secara langsung” (h. 154). Dari uraian

tersebut dapat kita ketahui bahwa siswa Sekolah Dasar sebenarnya

33

Page 46: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

memerlukan pembelajaran yang menyenangkan yang menuntut anak untuk

merasa senang dalam pembelajaran di dalam maupun di luar kelas.

8. Pengertian Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah pengertian sosial dan bukan pengertian

linguistik/kebahasaan atau metaforis (Daniel, 1996). Pengertian bahasa

menekankan bahasa sebagai sarana berkomunikasi dan berpikir, dan

sarana pemersatu bahasa Indonesia. Pada hakikatnya belajar bahasa adalah

belajar berkomunikasi. Oleh karena itu pembelajaran Bahasa Indonesia

diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi

dengan bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tertulis. Pembelajaran

bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah pengajaran keterampilan

berbahasa, bukan pembelajaran tentang bahasa Indonesia (Juliani, Murda,

& Widiana, 2016). Bahasa Indonesia merupakan sarana atau alat bantu

untuk pemersatu bangsa, adanya bahasa Indonesia sendiri untuk

berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama warga negara Indonesia.

Pranowo (2009) menyatakan, bahwa bahasa merupakan cermin

kepribadian seseorang, bahkan lebih luas lagi, bahwa bahasa adalah

sebagai cermin kepribadian bangsa. Artinya, melalui bahasa seseorang

atau suatu bangsa dapat diketahui kepribadiannya. Bangsa Indonesia

memiliki berbagai ragam bahasa, suku, dan budaya. Terkait dengan

bahasa, di Indonesia terdapat banyak bahasa daerah yang dipergunakan

sebagai alat komunikasi oleh berbagai suku dan sekaligus sebagai

khasanah kekayaan bangsa. Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi

34

Page 47: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

antara warga yang satu dengan warga yang lain, dan merupakan budaya,

ciri khas sekaligus kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang dijadikan sebagai

bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia.

Bahasa Indonesia ialah bahasa yang awalnya berasal dari bahasa Melayu,

karena mungkin sangat cocok dengan orang-orang di Indonesia ini, maka

dijadikanlah bahasa resmi untuk bangsa Indonesia.

Menurut pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

bahasa Indonesia adalah alat bantu yang digunakan untuk berkomunikasi,

serta budaya, kekayaan, sekaligus ciri khas yang membedakan Indonesia

dengan negara lainnya.

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian Santika Damayanti Sari (2016), yang berjudul “Peningkatan

Keterampilan Menulis Teks Berita Melalui Model Think Talk Write

Dengan Pemanfaatan Media Kliping Foto Jurnalistik Pada Siswa Kelas

VII C SMP Negeri 8 Batang”. Simpulan dari hasil penelitian tentang

keterampilan menulis teks berita melalui model think talk write dan media

kliping foto jurnalistik pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 8 Batang

adalah sebagai berikut. (1) Proses pembelajaran menulis teks berita

melalui model think talk write dan media kliping foto jurnalistik budaya

pada siklus II diketahui mengalami perubahan ke arah positif dibanding

siklus I. Perubahan tersebut dapat diketahui dari catatan observasi yang

peneliti tulis setelah melakukan proses pembelajaran menulis teks berita

35

Page 48: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

melalui model think talk write dan media kliping foto jurnalistik; (2)

Terdapat peningkatan keterampilan menulis siswa kelas VIII C SMP

Negeri 8 Batang setelah dilakukan tindakan penelitian menulis teks berita

menggunakan model think talk write dan media kliping foto jurnalistik.

Peningkatan keterampilan menulis teks berita tersebut dapat diketahui dari

hasil pra siklus, siklus I, dan siklus II. Nilai rata-rata tes menulis teks

berita pada tahap pra siklus sebesar 60,5 yang masuk dalam kategori

cukup dan ketuntasan sebesar 4,167%. Pada siklus I nilai rata-ratanya

mencapai 67,3 dengan kategori cukup dan ketuntasan sebesar 20,833%.

Pada siklus II, nilai rata-rata mengalami peningkatan 10,67 dari siklus I

menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3)

Terdapat perubahan perilaku siswa kelas VIII C SMP Negeri 8 Batang

setelah mengikuti pembelajaran menulis teks berita melalui model think

talk write dan media kliping foto jurnalistik mengalami perubahan

perilaku jujur, tanggung jawab, kreatif, komunikatif, mandiri, toleransi,

dan demokratis ke arah positif. Perubahan tingkah laku siswa ini dapat

dibuktikan dengan data nontes. Data nontes tersebut antara lain berupa

lembar observasi perilaku, lembar wawancara, jurnal guru dan jurnal

siswa, serta dokumentasi foto. Berdasarkan hasil data nontes pada siklus I,

perilaku siswa pada tiap langkah pembelajaran sudah meningkat meskipun

tidak signifikan. pada siklus II, peilaku meningkat pada tiap langkah

pembelajaran secara signifikan ke arah positif.

36

Page 49: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

Penelitian di atas mempunyai kesamaan dan perbedaan dengan penelitian

yang dilakukan oleh penulis. Persamaannya adalah penelitian

menggunakan keterampilan menulis, sedangkan perbedaannya adalah pada

satuan Pendidikan yang dilakukan peneliti adalah tingkat SMP kelas VIII.

2. Penelitian yang dilakukan oleh M. Fakhrur Saifudin “Strategi

Pembelajaran Keterampilan Menulis Narasi Dengan Teknik Urai Ruang

Waktu (URW) Di Kelas III Sekolah Dasar”. Dapat disimpulkan bahwa

penggunaan teknik URW menunjukkan keberhasilan yang signifikan. Hal

ini terbukti dengan meningkatnya nilai mengarang narasi siswa dengan

teknik URW. Beberapa hal yang ditemukan bahwa penggunaan media

sangat berpengaruh penting dalam keberhasilan Teknik ini. Media

pembelajaran yang berfungsi sebagai penguat materi menjadi salah satu

bahan untuk meningkatkan pemahaman, logika, dan imajinasi siswa dalam

menyusun karangan narasi yang baik. Implementasi keterampilan menulis

narasi dengan teknik URW di kelas III sekolah dasar menunjukkan

peningkatan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dalam analisis data dari

tiga lokasi pengambilan data yang menunjukkan peningkatan. Peningkatan

tertinggi berada di SD Muhammadiyah Pajangan sebesar 92%. Kemudian

di SD muhammadiyah Senggotan sebesar 88% dan di SD Muhammadiyah

3 Ambarketawang sebesar 77%. Peningkatan tersebut dipengaruhi

beberapa hal antara lain, penggunaan media yang berkualitas,

pendampingan guru dalam proses pembelajaran, dan pemberian instrumen

soal yang sesuai dengan tingkat kompetensi siswa.

37

Page 50: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

Penelitian di atas mempunyai kesamaan dan perbedaan dengan penelitian

yang dilakukan oleh penulis. Persamaannya adalah penelitian

menggunakan keterampilan menulis, sedangkan perbedaannya adalah

penelitian tersebut menggunakan sampel kelas III sedangkan penulis

menggunakan sampel kelas V untuk penelitiannya.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Puri, N., A., H. Hariyanti, D., P., D. &

Azizah, M., yang berjudul “Keefektifan Model Pembelajaran Scramble

dengan Permainan Teka-Teki Silang Terhadap Pemahaman Cerita

Rakyat”. Berdasarkan analisis data, hasil penelitian dan pembahasan, maka

dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran scramble dengan

permainan teka-teki silang efektif terhadap pemahaman cerita rakyat kelas

IV SD N Tlogosari Wetan 01 Semarang. Hal tersebut dapat ditunjukkan

dengan adanya hasil perhitungan uji t, yaitu = 6,5016> =1,99394 artinya

H0 ditolak dan Ha diterima yaitu hasil pemahaman cerita rakyat pada kelas

eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol, sehingga model pembelajaran

scramble lebih efektif dari pada hasil pemahaman cerita rakyat yang tidak

menggunakan model pembelajaran scramble. Nilai rata-rata kelas

eksperimen 82,083 dan kelas kontrol dengan nila rata-rata 61,25. Dengan

demikian, ada perbedaan rata-rata pemahaman cerita rakyat peserta didik

kelas eksperimen dan peserta didik kelas

Penelitian di atas mempunyai kesamaan dan perbedaan dengan penelitian

yang dilakukan oleh penulis. Persamaannya adalah penelitian

menggunakan model pembelajaran kooperatif yaitu scramble, sedangkan

38

Page 51: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

perbedaannya adalah peneliti menggunakan kelas IV sebagai sampelnya

sedangkan penulis menggunakan kelas V sebagai sampel dalam

penelitiannya.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Aprilian Wahyu Hartina, Mawardi, dan

Suhandi Astuti, yang berjudul “Perbedaan Model Pembelajaran Make A

Match Dan Index Card Match Dalam Pembelajaran Tematik Kelas 4 SD

Yang Ditinjau Dari Hasil Belajarnya”. Dari penelitian tersebut dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar menggunakan model pembelajaran Index

Card Match tidak lebih tinggi secara signifikan dari pada model

pembelajaram Make a Match pada peserta didik kelas 4 SD Gugus Ki

Hajar Dewantara Bancak. Hal tersebut dapat dibuktikan setelah dilakukan

uji Ancova diperoleh hasil F hitung dalam muatan Ilmu Pengetahuan Alam

1,570 taraf signifikansi atau probabilitas 0,214. Oleh karena probabilitas

0,214 > 0,05, maka H0 diterima, dan Ha ditolak. Sedangkan pada muatan

Bahasa Indonesia F hitung 0,334 taraf signifikansi atau probabilitas 0,565.

Oleh karena probabilitas 0,565 > 0,05, maka H0 diterima, dan Ha ditolak.

Maknanya hasil belajar menggunakan model pembelajaran Index Card

Match tidak lebih tinggi secara signifikan daripada menggunakan model

Make a Match ditinjau dari hasil belajar Tematik pada peserta didik kelas

4 SD Gugus Ki Hajar Dewantara Bancak.

Penelitian di atas mempunyai kesamaan dan perbedaan dengan penelitian

yang dilakukan oleh penulis. Persamaannya adalah penelitian

menggunakan model pembelajaran Make A Match, dan perbedaannya

39

Page 52: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

adalah penelitian tersebut menggunakan sampel kelas IV sedangkan

penulis menggunakan sampel kelas V untuk penelitiannya.

C. Kerangka Berpikir

Keterampilan menulis bahasa Indonesia masih dianggap sebagai

bagian yang tidak begitu mudah baik untuk siswa yang mempelajarinya

maupun untuk guru dalam mengajari siswa. Rendahnya keterampilan menulis

bahasa Indonesia disebabkan oleh salah satu model pembelajaran yang kurang

tepat. Sehingga siswa kurang bisa menggunakan ide-ide dalam keterampilan

menulis bahasa Indonesia, sehingga berpengaruh dengan nilai siswa.

Model pembelajaran yang tepat agar dapat meningkatkan keterampilan

menulis bahasa Indonesia. Ada beberapa model pembelajaran yanag tepat

untuk meningkatkan keterampilan menulis bahasa Indonesia adalah model

pembelajaran scramble dan model pembelajaran make a match yang

merupakan model yang di dalamnya melibatkan siswa untuk aktif dalam

proses pembelajaran, siswa dapat berdiskusi, berinteraksi satu sama lain,

bekerjasama dengan teman-teman yang lainnya, serta dapat menyampaikan

gagasan, konsep, dan keahlian sampai benar-benar memahaminya sehingga

mendorong siswa mengembangkan keterampilan dan daya pikir sendiri.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diduga bahwa model

pembelajaran scramble dan make a match berpengaruh terhadap keterampilan

menulis siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas V di SDN

Porisgaga 3 Kota Tangerang. Berdasarkan kerangka berpikir di atas dapat

disimpulkan dengan bagan berikut :

40

Page 53: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

41

Page 54: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

42

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN

MAKE A MATCH TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PADA

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V DI

SDN PORISGAGA 3 KOTA TANGERANG

a. Guru menyajikan materi sesuai topik, misalnya guru menyajikan materi pelajaran tentang “karnivora”, namun setelah selesai menjelaskan tentang “karnivora”, guru membagikan lembar kerja dengan jawaban yang diacak susunannya.

b. Media yang digunakan dalam model pembelajaran scramble : dengan membuat pertanyaan yang sesuai dengan topik dan kemudia membuat jawaban yang acak.

c. Mempersiapkan media : buatlah pertanyaan sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai serta membuat jawaban yang diacak hurufnya.

d. Langkah berikutnya, guru menyajikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai. Kemudian membagikan lembar kerja sesuai contoh.

e. Kemudian susunlah huruf-huruf pada kolom B sehingga merupakan kata kunci (jawaban) dari pertanyaan pada kolom A.

a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.

b. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal atau jawaban.

c. Tiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang.

d. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya : pemegang kartu yang bertuliskan “kepercayaan pada Tuhan” akan berpasangan dengan kartu yang bertuliskan soal “UUD 1945”.

e. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.

f. Jika siswa tidak mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman.

Keterampilan Menulis

Page 55: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka peneliti

mengajukan hipotesis penelitian ini sebagai berikut :

Hipotesis Penelitian Pretes

H0 : Tidak terdapat perbedaan keterampilan menulis bahasa Indonesia antara

kelas kontrol dan kelas eksperimen.

H1 : Terdapat perbedaan keterampilan menulis bahasa Indonesia antara kelas

kontrol dan kelas eksperimen.

Hipotesis Penelitian Postes

H0 : Tidak terdapat perbedaan keterampilan menulis bahasa Indonesia antara

siswa yang diberi model pembelajaran scramble dengan siswa yang

diberi model pembelajaran make a match.

H1 : Terdapat perbedaan keterampilan menulis bahasa Indonesia antara siswa

yang diberi model pembelajaran scramble dengan siswa yang diberi

model pembelajaran make a match.

43

Page 56: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

10. BAB III

11. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat pada penelitian ini adalah SDN Porisgaga 3 Kota

Tangerang, Jln. KH. Maulana Hasanudin, No. 66, Rt/Rw : 001/009,

Porisgaga, Kec. Batuceper, Kota Tangerang, Banten, 15122.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan September – Agustus

tahun ajaran 2019/2020. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel di

bawah ini :

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Waktu pelaksanaan

1. Pengajuan judul September 2019

2. Bimbingan proposal Januari – April 2020

3. Seminar proposal skripsi Mei 2020

4. Bimbingan dan revisi hasil

seminar proposal skripsi

Mei 2020

5. Pembuatan instrumen penilaian Mei 2020

6. Pengumpulan data Juli 2020

44

Page 57: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

7. Pengolahan analisis data Juli – Agustus 2020

8. Ujian skripsi Agustus 2020

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena dalam

pengolahan datanya berupa angka-angka dalam statistik. “Adapun jenis

metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental jenis

nonequivalent control group design. Desain ini hampir sama dengan pretest-

posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen

maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random” (Sugiyono, 2016, h.

79). Pada desain ini juga digunakan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan model pembelajaran scramble dengan make a match terhadap

keterampilan menulis bahasa Indonesia pada siswa kelas V yang terbagi

menjadi 2 kelas yaitu kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Adapun

rancangan penelitian dapat dilihat di bawah ini :

Tabel 3.2

Desain Penelitian

Kelompok Pretes Perlakuan Postes

Eksperimen Pertama E1 X1 E3

Eksperimen Kedua E2 X2 E4

Keterangan :

E1 = Data hasil pretes kelompok eksperimen pertama

E2 = Data hasil pretes kelompok eksperimen kedua

45

Page 58: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

X1 =Perlakuan kelas eksperimen pertama menggunakan model

pembelajaran scramble

X2 =Perlakuan kelas eksperimen pertama menggunakan model

pembelajaran make a match

E3 = Data hasil postes kelompok eksperimen pertama

E4 = Data hasil postes kelompok eksperimen kedua

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut (Sugiyono, 2016), “Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulan” (h. 80). Dalam penelitian ini populasinya adalah

siswa kelas V A dan siswa kelas V B SDN Porisgaga 3 Kota Tangerang.

2. Sampel

Menurut (Sugiyono, 2016), “Sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi

besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada

populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu” (h.

81). Maka, yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah kelas A

berjumlah 28 siswa dan kelas B berjumlah 31 siswa.

46

Page 59: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Observasi

Observasi dilaksanakan unuk mengamati proses pembelajaran dan

pengajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru. Dalam kegiatan ini

peneliti bertindak sebagai partisipan pasif. Peneliti tidak melakukan

tindakan yang dapat mempengaruhi proses kegiatan yang sedang

berlangsung di kelas.

Peneliti mengambil posisi di tempat duduk yang paling belakang

selama pembelajaran di kelas sambil mencatat segala sesuatu yang terjadi

selama pembelajaran berlangsung. Hasil observasi peneliti selanjutnya

didiskusikan dengan guru kelas yang bersangkutan untuk kemudian

dianalisis.

2. Teknik Interview (Wawancara)

Wawancara ditujukan terhadap siswa dan guru. Teknik ini

dilakukan untuk memperoleh data dan informasi tentang pelaksanaan

pembelajaran menulis deskripsi, informasi tentang kesulitan-kesulitan

yang dihadapi siswa dan guru di kelas serta faktor-faktor penyebabnya.

Selain itu peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa untuk

mengetahui jawaban dari pertanyaan si peneliti.

3. Tes/Unjuk Kerja

47

Page 60: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

Menurut (Hermawan, 2017), “Tes adalah seperangkat pertanyaan

atau pernyataan yang menuntut siswa untuk memberikan jawaban yang

dapat dinilai benar atau salah” (h. 10.34). Tes digunakan untuk

mengetahui perbedaan dan perkembangan atau keberhasilan dari

penelitian ini. Usaha yang dilakukan peneliti yaitu untuk mengetahui hasil

kegiatan pembelajaran sebelum dan sesudah penelitian. Dalam hal ini

penelitian dilaksanakan dua kali tes, yaitu pretes yang dilakukan sebelum

pembelajaran dimulai dengan cara memberikan tugas yang berkaitan

dengan keterampilan menulis bahasa Indonesia yang bertujuan untuk

mengetahui keterampilan awal siswa. Selanjutnya postes, untuk

mengetahui keterampilan siswa setelah mengikuti pembelajaran

keterampilan menulis bahasa Indonesia dengan menggunakan model

pembelajara scramble dan make a match. Jenis tes pada penelitian ini

adalah tes subjektif dengan bentuk tes uraian yang jawabannya berupa

unjuk kerja.

E. Instrumen Variabel Terikat

1. Definisi Konseptual

Keterampilan menulis merupakan suatu kemampuan yang

didapatkan melalui proses belajar dan berlatih untuk mengungkapkan

gagasan/ide yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak

langsung dengan menggunakan alat bantu seperti pulpen, pensil atau

spidol yang bertujuan untuk meyakinkan atau memberitahu pembaca

melalui sebuah tulisan.

48

Page 61: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

49

Page 62: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

2. Definisi Operasional

Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan dalam

berbahasa yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena

menulis adalah sarana untuk berkomunikasi secara tidak langsung.

3. Kisi-kisi Instrumen

Adapun kisi-kisi instrumen penelitian sebagai berikut :

Nama Sekolah : SDN Porisgaga 3

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kompetensi

Dasar

: 3.6 Menggali isi dan amanat pantun yang disajikan

secara lisan dan tulis dengan tujuan untuk

kesenangan

4.6 Melisankan pantun hasil karya pribadi dengan

lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat sebagai

bentuk ungkapan diri

Kelas / Semester : V / 1

Materi Pokok : Pantun

50

Page 63: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Soal Uji Coba Instrumen

IndikatorBentuk

Tes

Aspek Nomor

SoalC1 C2 C3 C4 C5 C6

3.6.1 Mengidentifikasi

bentuk-bentuk

pantun.Uraian

√1

4.6.1 Membuat pantun. √

4. Uji Validitas Instrumen dan Reliabilitas

a. Uji Validitas Instrumen

Menurut (Sugiyono, 2016), “Instrumen yang valid berarti alat

ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur

apa yang seharusnya diukur” (h. 121). Untuk mengetahui validitas

instrumen, menggunakan rumus korelasi product moment sebagai

berikut :

r xy=N ∑ XY −¿¿¿

Keterangan :

r xy =koefisien korelasi antara variabel X dan variabel

Y, dua variabel yang dikorelasikan

51

Page 64: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

X2 = kuadrat dari X

Y 2 = kuadrat dari Y

∑ XY = standar deviasi dari skor total kriteria uji

Jika rhitung > rtabel = soal valid

Jika rhitung < rtabel = soal tidak valid

b. Uji Reliabilitas

Menurut (Achdiyat, 2017), “Reliabilitas diambil dari kata

“Reliability” dalam bahasa Inggris, dari kata asal “relible” yang

artinya dapat dipercaya. Sebuah tes dapat dipercaya (reliable)

apabila memberikan hasil yang tetap atau konsisten ketika diteskan

berulang-ulang. Jika siswa diberikan tes yang sama pada waktu yang

berbeda, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan

(rangking) yang sama dalam kelompoknya” (h.113). Teknik yang

digunakan dalam pengujian reliabilitas dengan menggunakan rumus

alfa cronbach seperti di bawah ini : (Suryabrata, 2015, h. 59)

r i= k(k−1)

(1−∑ S i2

S t 2 )

Dimana :

Ri = reliabilitas tes secara keseluruhan

K = mean kuadrat antara subyek

St2 = varians total

∑Si2 = mean kuadrat kesalahan

52

Page 65: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

F. Instrumen Variabel Bebas

1. Definisi Konseptual

a. Model Pembelajaran Scramble

Model pembelajaran scramble adalah salah satu

pembelajaran kooperatif yang disajikan dalam bentuk kartu yang

dilengkapi dengan pertanyaan dan alternatif jawaban yang disusun

secara acak. Model ini pun menekankan pada latihan soal berupa

permainan yang dikerjakan secara berkelompok. Siswa bekerjasama

dengan teman kelompoknya untuk mencari jawaban yang benar

untuk pertanyaan-pertanyaan pada kartu soal.

b. Model Pembelajaran Make a match

Model pembelajaran make-a match adalah teknik kooperatif

bersifat permainan/games yang dilakukan dengan cara siswa mencari

pasangan kartu yang cocok dengan kartu yang dipegangnya sambil

mempelajari suatu konsep atau topik tertentu dalam suasana yang

menyenangkan. Siswa yamg menemukan pasangannya dalam waktu

terbatas dan benar maka akan diberi poin dan hadiah

2. Definisi Operasional

1) Langkah – Langkah Model Pembelajaran Scramble

Menurut Fathurrohman (2018), adapun langkah-langkah model

pembelajaran scramble sebagai berikut :

53

Page 66: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

a) Guru menyajikan materi sesuai topik, misalnya guru menyajikan

materi pelajaran tentang “karnivora”, namun setelah selesai

menjelaskan tentang “karnivora”, guru membagikan lembar kerja

dengan jawaban yang diacak susunannya.

b) Media yang digunakan dalam model pembelajaran scramble :

dengan membuat pertanyaan yang sesuai dengan topik dan

kemudia membuat jawaban yang acak.

c) Mempersiapkan media : buatlah pertanyaan sesuai dengan

kompetensi yang ingin dicapai serta membuat jawaban yang

diacak hurufnya.

d) Langkah berikutnya, guru menyajikan materi sesuai kompetensi

yang ingin dicapai. Kemudian membagikan lembar kerja sesuai

contoh.

e) Kemudian susunlah huruf-huruf pada kolom B sehingga

merupakan kata kunci (jawaban) dari pertanyaan pada kolom A.

2) Langkah – Langkah Model Pembelajaran Make a match

Menurut Kurniasih (2015), adapun langkah-langkah model

pembelajaran Make a match sebagai berikut :

a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi konsep atau topik

yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian

lainnya kartu jawaban.

b) Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal

atau jawaban.

54

Page 67: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

c) Tiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang

dipegang.

d) Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan

kartunya. Misalnya : pemegang kartu yang bertuliskan

“kepercayaan pada Tuhan” akan berpasangan dengan kartu yang

bertuliskan soal “UUD 1945”.

e) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas

waktu diberi poin.

f) Jika siswa tidak mencocokkan kartunya dengan kartu temannya

(tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan

mendapatkan hukuman, yang telah disepakati.

g) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat

kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

h) Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang

memegang kartu yang cocok.

i) Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap

materi pelajaran. (h. 57)

Tabel 3.4

Instrumen Penilaian Pantun

55

Page 68: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

No. IndikatorSkor Skor yang

diperoleh1 2 3 4

1.Jumlah baris

pada pantun

2. Sajak pantun

3.Jumlah kata tiap

baris

4.Jumlah suku kata

tiap baris

5.Keterkaitan antar

baris

Jumlah skor

Jumlah skor maksimal = 20

Nilai = jumlah skor yangdiperoleh

skor maksimal x 100

(Achdiyat, 2017)

G. Hipotesis Statistik

Selanjutnya untuk mengetahui apakah hipotesis yang dirumuskan ada

atau tidaknya perbedaan, maka dapat dilihat hipotesis statistiknya, sebagai

berikut :

Hipotesis Statistik Pretes

H0 : µ1 = µ2

56

Page 69: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

H1 : µ1 ≠ µ2

Hipotesis Statistik Postes

H0 : µ1 = µ2

H1 : µ1 ≠ µ2

Keterangan :

1. Hipotesis Statistik Pretes

H0 : Tidak terdapat perbedaan keterampilan menulis antara kelas

eksperimen A dan kelas eksperimen B.

H1 : Terdapat perbedaan keterampilan menulis antara kelas

eksperimen A dan kelas eksperimen B.

2. Hipotesis Statistik Postes

H0 : Tidak terdapat perbedaan keterampilan menulis antara siswa

yang diberi model pembelajaran scramble dengan siswa

yang diberi model pembelajaran make a match.

H1 : Terdapat perbedaan keterampilan menulis antara siswa yang

diberi model pembelajaran scramble dengan siswa yang

diberi model pembelajaran make a match.

57

Page 70: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

H. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara deskripsi

atas dasar secara kuantitatif kemudian diolah menggunakan statistik. Teknik

analisis data digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian dan

menguji hipotesis.

1. Statistik Deskriptif

a. Penyajian Data

1) Tabel Distribusi Frekuensi

Untuk membuat tabel distribusi frekuensi kelompok dapat

disusun melalui langkah-langkah berikut :

a) Menentukan data terkecil (Dmin) dan data terbesar (Dmax)

b) Menentukan rentang data, yaitu R=Dmin – Dmax

c) Menentukan banyaknya kelas dengan menggunakan kaidah

empiris sturgess: k= 1 + 3,3 log (n), dengan k = banyak kelas

dan n = banyak data. Jika hasil k bukan merupakan bilangan

bulat maka k dibulatkan.

d) Menentukan panjang kelas interval (I) dengan aturan I = rk

e) Menentukan kelas-kelas sedemikian sehingga mencakup semua

data.

Keterangan:

Data terbesar (Dmax)

Data terkecil (Dmin)

58

Page 71: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

Banyak data (n)

Banyak kelas (k)

Logaritma (log)

Kelas interval (I)

Rentang data (r)

2) Diagram Histogram

Adalah grafik yang menggambarkan suatu distribusi frekuensi

dengan bentuk beberapa segiempat.

3) Diagram Polygon

Adalah grafik garis yang menghubungkan nilai tengah tiap sisi atas

yang berdekatan dengan nilai tengah jarak frekuensi mutlak

masing-masing.

4) Diagram Ogive

Adalah distribusi frekuensi kumulatif yang menggambarkan

diagramnya yaitu sumbu tegak dan mendatar. Untuk membentuk

ogive positif gunakan frekuensi kumulatif kurang dari (<),

sedangkan untuk membentuk ogive negatif gunakan frekuensi

kumulatif lebih dari (>).

b. Ukuran Pemusatan Data

1) Mean

59

Page 72: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

Menghitung nilai mean atau nilai rata-rata agar perhitungannya

mudah dilakukan maka data disusun menjadi tabel. Berikut

rumus rata-rata data perkelompok:

x=∑ f i x i

∑ f i

Keterangan:

x = Mean untuk data kelompok

f i = menyatakan frekuensi untuk nilai x i yang bersesuaian

x i = menyatakan nilai

2) Median

Me = b + p ( n2−F

fm )Keterangan:

b = batas bawah kelas median

p = panjang kelas interval

F = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil

dari tanda kelas median

fm = frekuensi kelas median

n = banyaknya data

3) Modus

Mo = b + p ( b1

b1+b2)

Keterangan:

60

Page 73: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

b = batas bawah kelas modus adalah kelas interval dengan

frekuensi terbanyak

p = panjang kelas modus

b1 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas

sebelumnya.

b2 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas

sesudahnya.

c. Ukuran Penyebaran Data

1) Rentang Data

2) Varians

s2 ¿ n ∑fix i2−(∑ fixi) ²n(n−1)

Keterangan :

xi = tanda kelas

fi = frekuensi sesuai tanda kelas xi

n = jumlah data

3) Standar Deviasi

Simpangan baku adalah ukuran sebaran statistik yang mengukur

bagaimana data tersebut tersebar atau rerata jarak penyimpangan

titik-titik data diukur dari nilai rerata data tersebut. Simpangan

61

Page 74: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

baku dari distribusi frekuensi data kelompok dapat dhitung

dengan menggunakan rumus:

S = √∑ (xi−x )²n−1

Keterangan:

x = rata-rata

xi = tanda kelas

n = banyak sampel/data

2. Statistik Inferensial

Untuk menganalisis data peneliti menggunakan statistik

inferensial meliputi uji persyaratan data yaitu normalitas dan

homogenitas. Dan untuk menguji hipotesis pretes dan postes

menggunakan uji-t.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang

diteliti berdistribusi normal atau tidak. Statistik yang digunakan dalam

uji normalitas adalah uji Chi Kuadrat, yaitu sebagai berikut :

1) Buatlah hipotesis penelitian terlebih dahulu

2) Data sampel dikelompokkan dalam daftar distribusi frekuensi dan

tentukan batas intervalnya

3) Tentukan nilai z dari masing-masing batas interval

z = xi−x

S

62

Page 75: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

63

Page 76: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

keterangan :

x = rata-rata

xi= tanda kelas

s = simpangan baku

4) Hitung besar peluang untuk tiap-tiap nilai z (luas daerah)

berdasarkan tabel z (F(z))

5) Hitung besar peluang untuk masing-masing kelas interval sebagai

selisih luas

6) Tentukan f e untuk tiap kelas interval sebagai hasil kali peluang

tiap kelas (d) dengan n (ukuran sampel). f e = selisih luas x n

7) Gunakan rumus Chi-kuadrat dengan dk = ( α; k – 1 )

X2= ∑ ( fo−fe)²fe

Keterangan :

f e = Frekuensi ekspetasi

f o = Frekuensi observed (absolut)

8) Bandingkan nilai chi-kuadrat (X2) hitung dengan (X2) tabel.

9) Apabila Xh2< Xt 2maka sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal, begitupun sebaliknya.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas menggunakan Uji Fisher (Uji-F) dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

64

Page 77: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

1) Merumuskan hipotesis dalam bentuk kalimat dan dalam bentuk

statistik

H0 : Tidak terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2

Ha : Terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2

Maka :

H0 : σ12 = σ2

2

Ha : σ12 ≠ σ2

2

2) Cari harga Fhitung dengan menggunakan rumus :

F = S2terbesar

S2terkecil

Keterangan:

S2= varians populasi atau sampel

3) Tetapkan taraf signifikasi (α)

4) Hitung Ftabel dengan rumus sebagai berikut :

Ftabel ( 12 α ; dk (A) – 1 ; dk (B) – 1 )

dk (A) = n (A) – 1

dk (B) = n (B) – 1

5) Tentukan kriteria pengujian yaitu sebagai berikut :

Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima

Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak

6) Bandingkan Fhitung dengan Ftabel

7) Buat kesimpulan

65

Page 78: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

c. Uji Perbedaan Dua Rata – Rata (Uji-t)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah rata-rata dua

populasi sama atau berbeda. Berikut ini merupakan rumus uji-t untuk

dua sampel bebas (two sample independent) :

1) Untuk populasi yang varians nya tidak homogen

t = X1−X2

√ S12

n1+

S22

n2

2) Untuk populasi yang varians nya homogen

t =

X1−X2

√ (n1−1 ) S12+( n2−1 ) S2

2

n1+n2−2 ( 1n1

+1n2 )

Keteragan:

X1 = Rata-rata sampel kelas eksperimen

X2 = Rata-rata sampel kontrol

n1 = Jumlah sampel kelas eksperimen A

n2 = Jumlah sampel kelas eksperimen B

S12 = Varians kelas eksperimen A

S22 = Varians kelas eksperimen B

66

Page 79: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

Dengan t = thitung

Setelah harga thitung diperoleh, maka menentukan nilai ttabel:

ttabel = t (α , dk) =t (α , n1+n2−2).

Pada taraf signifikasi α = 5% atau 0,05

67

Page 80: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

12.DAFTAR PUSTAKA

Achdiyat, M. (2017). Evaluasi Dalam Pembelajaran. Tangerang: Pustaka Mandiri.

Fadhillah, D. (2019). Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi. Yogyakarta: Samudra Biru.

Fathurrohman, M. (2018). Mengenal Lebih Dekat Pendekatan dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Kalimedia.

Hartina, A. W., Mawardi., & Astuti, S. (2018). Perbedaan Model Pembelajaran Make A Match Dan Index Card Match Dalam Pembelajaran Tematik Kelas 4 SD Yang Ditinjau Dari Hasil Belajarnya. Jurnal Mitra Pendidikan 2 (3) : 333-344.

http://e-jurnalmitrapendidikan.com (Diakses 28 Maret 2020)

Hermawan, A. H. (2017). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Himawati, A., Markamah, E. S., & Hartono. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Pantun pada Siswa Sekolah Dasar. Didaktika Dwija Indria, 1–7.

Huda, M. (2014). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Juliani, N. W., Murda, I. N., & Widiana, I. W. (2016). Analisis Gaya Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas V SD Gugus VI Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem Tahun Pelajaran 2015/2016. E-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD V, 4(1), 1–12.

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/download/7494/5117&ved (Diakses pada 27 Maret 2020)

Krisno, A. (2019). Sintaks 45 Metode Pembelajaran. Malang: UMM Press.

Kurniasih, I. (2015). Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk Peningkatan Profesionalitas Guru. Kata Pena.

Multafifin. (2015). Kemampuan Menulis Pantun Siswa Kelas VII SMP Negeri 52 Konawe Selatan. Humanika, 3(1), 11–17.

http://ojs.uho.ac.id/index.php/HUMANIKA/article/view/587/pdf

(Diakses pada 28 Maret 2020)

Puri, N., Hariyanti, D., & Azizah, M. (2018). Keefektifan Model Pembelajaran Scramble dengan Permainan Teka-Teki Silang terhadap Pemahaman Cerita

68

Page 81: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

Rakyat. Jurnal PGSD, 12 (2), 93-104.

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pgsd/article/view/7921

(Diakses pada 27 Maret 2020)

Rosnaningsih, A. (2017). Perencanaan Pembelajaran. Tangerang: El-Nisa Media Utama & Pupa Media.

Rusman. (2014). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung: RajaGRrafindo Persada.

Saifudin, M. F. (2015). Strategi Pembelajaran Keterampilan Menulis Narasi Dengan Teknik Urai Ruang Waktu (URW) Di Kelas III Sekolah Dasar. Jurnal, 2(2), 80–86.

http://journals.ums.ac.id/index.php/ppd/article/view/1642

(Diakses pada 27 Maret 2020)

Sari, S. D., Wagiran, & Baehaqie, I. (2016). Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Think Talk Write Dengan Pemanfaatan Media Kliping Foto Jurnalistik Pada Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 8 Batang. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 5(1), 26–30.

http://digilib.unimed.ac.id/37610/ (Diakses pada 28 Maret 2020)

Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumantri, S. M. (2017). Strategi Pembelajaran.

Suryabrata, S. (2015). Metodologi Penelitian. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Susanto, A. (2013). Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.

69

Page 82: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

13.14.

LAMPIRAN

70

Page 83: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

Lampiran 1 Soal Uji Coba Instrumen

Soal Uji Coba 1

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : V/1

Petunjuk!

1. Tulislah identitas pada tempat yang disediakan!

2. Tidak diperbolehkan menyontek buku!

3. Tidak diperbolehkan menyontek teman!

Soal!

1. Buatlah pantun anak dengan tema bebas

2. Perhatikan hal-hal berikut:

a. Tema Pantun

b. Ciri-ciri Pantun

Pantun Anak

Tema : Bebas

Nama Siswa :

No. Absen :

Tanggal :

Tema :

………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………….

71

Page 84: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

Soal Uji Coba 2

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : V/1

Petunjuk!

1. Tulislah identitas pada tempat yang disediakan!

2. Tidak diperbolehkan menyontek buku!

3. Tidak diperbolehkan menyontek teman!

Soal!

1. Buatlah pantun anak dengan tema bebas

2. Perhatikan hal-hal berikut:

a. Tema Pantun

b. Ciri-ciri Pantun

Pantun Anak

Tema : Tubuh Sehat

Nama Siswa :

No. Absen :

Tanggal :

Tema :

………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………….

72

Page 85: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

Lampiran 2 Lembar Hasil Wawancara Kelas V A

LEMBAR HASIL OBSERVASI KELAS V A

Detail Wawancara :

1. Tanggal : 10 Januari 2020

2. Tempat : SDN Poris Gaga 3

3. Tujuan : Observasi Awal

No.Aspek yang

diobservasiDeskripsi Hasil Observasi Keterangan

1. Persiapan

mengajar

(Silabus dan

RPP)

Guru mengikuti aturan menurut

silabus dan RPP.

Selalu ada RPP

dan silabus.

2. Kondisi Kelas Cukup kondusif, tenang, dan

bersih.

Siswa dapat

mengikuti

pembelajaran

mengikuti

intruksi dari guru.

3. Aktivitas Guru Guru menguasai kelas, menguasai

materi pembelajaran, dapat

berinteraksi dengan siswa.

Guru aktif

bertanya jawab

dengan siswa.

4. Aktivitas dan

Respon Siswa

Siswa mengikuti pembelajaran

dengan tertib, tenang, respon

siswa pun aktif dan siswa mampu

menyimak dan mendengarkan

penjelasan dari guru.

Respon siswa

cukup aktif,

namun ada

beberapa siswa

yang mengantuk.

5. Pengelolaan

Kelas

Manajemen kelas seperti tempat

duduk sudah rapih dan terdapat

beberapa media yang ada di

Guru mampu

menguasai kelas.

73

Page 86: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

dalam kelas.

LEMBAR HASIL WAWANCARA SISWA KELAS V A

Detail Wawancara :

1. Narasumber :

2. Tanggal : 10 Januari 2020

3. Tempat : SDN Poris Gaga 3

4. Tujuan : Observasi Awal

No. Pertanyaan Jawaban

1.

Menurut kamu apakah mata

pelajaran Bahasa Indonesia

sulit?

Kadang sulit kadang gampang.

2.

Mengapa mata pelajaran

Bahasa Indonesia kamu

anggap sulit?

Karena banyak bacaannya bikin

males untuk baca soalnya.

3.

Menurut kamu materi apa

dalam Bahasa Indonesia

yang sulit? Bagaimana

dengan menyambung

kata/cerita/pantun?

Sambung kata cukup sulit jika tidak

ada alternatif jawabannya. Pantun

sulit bikin kata-katanya.

4.

Apa metode yang biasa

digunakan guru pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia?

Apakah menurutmu

menyenangkan?

Metode ceramah, kadang metode

diskusi juga. Kadang-kadang

menyenangkan.

5.

Upaya apa yang kamu

lakukan agar lebih semangat

dalam pembelajaran di

kelas? Khususnya Bahasa

Indonesia.

Lebih giat belajar.

74

Page 87: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

LEMBAR HASIL WAWANCARA GURU KELAS V A

Detail Wawancara :

1. Narasumber : Dini Fathini, S.Pd

2. Tanggal : 10 Januari 2020

3. Tempat : SDN Poris Gaga 3

4. Tujuan : Observasi Awal

No. Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana kondisi

kemampuan awal siswa ketika

mengikuti pembelajaran di

kelas?

Berbeda-beda, ada siswa yang

langsung mengerti, dan ada juga

yang lama menangkap pelajarannya.

2. Bagaimana dengan aktivitas

belajar siswa ketika proses

pembelajaran?

Tergantung siswanya, ada yang aktif,

pasif, biasa saja, bahkan ada siswa

yang diam saja.

3. Apakah guru menggunakan

berbagai metode dalam

penyampaian materi?

Khususnya Bahasa Indonesia

Banyak, seperti metode diskusi,

ceramah, tanya jawab, demonstrasi.

Tetapi untuk bahasa Indonesia, kita

selalu ada literasi, seperti membaca

10 menit sebelum masuk ke materi

pembelajaran.

4. Adakah perbedaan dari

pemahaman siswa terhadap

materi yang disampaikan jika

digunakan oleh berbagai

metode yang berbeda?

Ada perbedaan pemahaman siswa

jika menggunakan metode ceramah,

ada siswa yang langsung paham dan

ada yang tidak. Dengan metode

diskusi juga ada yang langsung

paham dan ada yang tidak. Jadi

semuanya tergantung kepada siswa

itu sendiri.

75

Page 88: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

5. Apakah ada kendala yang

dialami guru ketika mengajar

mata pelajaran Bahasa

Indonesia?

Ada, guru sering mengalami

kesulitan dengan siswa yang kurang

dalam proses pembelajaran.

6. Terkait keterampilan menulis,

apakah ada anak yang

terkendala akan hal tersebut?

Apa penyebabnya?

Di kelas ini ada, siswa tersebut

terkendala akan fisiknya.

7. Bagaimana cara guru

mengatasi anak yang kurang

dalam keterampilan

menulisnya?

Guru memberikan bimbingan,

arahan, tambahan belajar,

pemantauan kefokusan siswa

tersebut. Misalnya, panggil si siswa

khusus itu, beri pertanyaan, lalu

berikan contohnya.

76

Page 89: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

Lampiran 3 Lembar Hasil Wawancara Kelas V B

LEMBAR HASIL OBSERVASI KELAS V B

Detail Wawancara :

1. Tanggal : 10 Januari 2020

2. Tempat : SDN Poris Gaga 3

3. Tujuan : Observasi Awal

No.Aspek yang

diobservasiDeskripsi Hasil Observasi Keterangan

1. Persiapan

mengajar

(Silabus dan

RPP)

Guru selalu menyiapkan silabus

dan RPP.

RPP masih dalam

bentuk softcopy

dikarenakan

format yang

berubah dari

kementrian.

2. Kondisi Kelas Kurang kondusif, kadang ketika

guru menyampaikan

materi/berbicara, banyak siswa

berbicara/sibuk sendiri

(mayoritas laki-laki).

3. Aktivitas Guru Guru hanya mondar-mandir di

depan kelas, jarang sekali jalan

ke barisan belakang.

Guru menggunakan metode

ceramah dan tanya jawab.

4. Aktivitas dan

Respon Siswa

Siswa kurang aktif dalam

pembelajaran, guru harus selalu

menunjuk siswa agar menjawab

pertanyaan yang guru ajukan,

selain itu siswa yang lain berisik,

Pemberian reward

seperti tepuk

tangan, siswa yang

berani menjawab

pertanyaan dengan

77

Page 90: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

tidak mendengarkan guru

berbicara, bahkan asik dengan

dunianya sendiri.

inisiatifnya sendiri

maka guru akan

memberikan

reward tersebut.

5. Pengelolaan

Kelas

Guru melakukan pembukaan

dengan menanyakan siswa

tentang kehadiran/absensi.

Siswa kurang siap mengikuti

pelajaran, seperti belum siap

untuk menyiapkan buku saat

pembelajaran akan dimulai,

bahkan pada saat guru

membahas materi, siswa malah

masih sibuk mencari buku dan

menanyakan halaman.

78

Page 91: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

LEMBAR HASIL WAWANCARA SISWA KELAS V B

Detail Wawancara :

1. Narasumber :

2. Tanggal : 10 Januari 2020

3. Tempat : SDN Poris Gaga 3

4. Tujuan : Observasi Awal

No. Pertanyaan Jawaban

1.

Menurut kamu apakah mata

pelajaran Bahasa Indonesia

sulit?

Kadang sulit kadang gampang.

2.

Mengapa mata pelajaran

Bahasa Indonesia kamu

anggap sulit?

Terlalu banyak bacaan, membuat

pusing.

3.

Menurut kamu materi apa

dalam Bahasa Indonesia yang

sulit? Bagaimana dengan

menyambung

kata/cerita/pantun?

Yang banyak bacaannya, sambung

kata/cerita cukup mudah, pantun

gampang tetapi susah jika disuruh

membuat pantun sendiri.

4.

Apa metode yang biasa

digunakan guru pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia?

Apakah menurutmu

menyenangkan?

Biasanya metode ceramah, tanya

jawab, penugasan. Biasa saja.

5.

Upaya apa yang kamu

lakukan agar lebih semangat

dalam pembelajaran di kelas?

Khususnya Bahasa Indonesia.

Guru bisa membuat suatu games.

79

Page 92: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

LEMBAR HASIL WAWANCARA GURU KELAS V B

Detail Wawancara :

1. Narasumber : Siti Qohriyah, S.Pd

2. Tanggal : 10 Januari 2020

3. Tempat : SDN Poris Gaga 3

4. Tujuan : Observasi Awal

No. Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana kondisi

kemampuan awal siswa ketika

mengikuti pembelajaran di

kelas?

Bervariasi ada siswa yang

kemampuannya di atas rata-rata,

adapula yang sedang, bahkan ada

yang kurang.

2. Bagaimana dengan aktivitas

belajar siswa ketika proses

pembelajaran?

Ada yang aktif, yang hanya

mendengarkan, dan biasa saja

(menjawab apabila ditanya).

3. Apakah guru menggunakan

berbagai metode dalam

penyampaian materi?

Khususnya Bahasa Indonesia

Metode utama yaitu metode ceramah,

tanya jawab, penugasan,

demonstrasi, biasanya disesuaikan

dengan RPP. Namun pada pelajaran

bahasa Indonesia, hanya

menggunakan metode ceramah, tanya

jawab, dan penugasan.

4. Adakah perbedaan dari

pemahaman siswa terhadap

materi yang disampaikan jika

digunakan oleh berbagai

metode yang berbeda?

Ada, tergantung siswanya, ada yang

langsung mengerti jika menggunakan

metode ceramah, ada juga yang harus

menggunakan metode demonstrasi.

5. Apakah ada kendala yang

dialami guru ketika mengajar

mata pelajaran Bahasa

Ada, seperti alat peraga dan

kemampuan dari siswa itu sendiri.

80

Page 93: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

Indonesia? Dipelajaran bahasa Indonesia ini

jarang sekali guru menggunakan alat

peraga, bahkan mungkin tidak

pernah, karena kita semua tahu

bahwa di dalam pelajaran bahasa

Indonesia hanya terdapat bacaan-

bacaan saja, sehingga guru pun hanya

menggunakan metode yang itu-itu

saja, kemampuan siswa pun hanya

pas rata-rata.

81

Page 94: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

Lampiran 4 Jurnal Bimbingan

82

Page 95: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

83

Page 96: LEMBAR PERSETUJUANsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web view10,67 dari siklus I menjadi 78 dengan kategori baik dan ketuntasan sebesar 95,833%; dan (3) Terdapat

15.16. DOKUMENTASI

84