daftar isisiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_dien_maulidina.docx · web viewtanpa mengetahui...

87
ANALISIS PUISI “PERJAMUAN KHONG GUAN” KARYA JOKO PINURBO : KAJIAN STRUKTURAL DAN STILISTIKA Disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia PROPOSAL SKRIPSI Oleh Nama : Dien Maulidina NIM : 1688201100 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

Upload: others

Post on 06-May-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

ANALISIS PUISI “PERJAMUAN KHONG GUAN” KARYA JOKO PINURBO : KAJIAN STRUKTURAL

DAN STILISTIKADisusun untuk memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh

Nama : Dien Maulidina

NIM : 1688201100

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA

DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2020

Page 2: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI...................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Fokus Penelitian............................................................................................6

C. Rumusan Penelitian.......................................................................................6

D. Tujuan Penelitian..........................................................................................7

E. Manfaat Penelitian........................................................................................7

BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................9

A. Landasan Teori..............................................................................................9

1. Hakikat Puisi.............................................................................................9

2. Struktural.................................................................................................20

3. Stilistika...................................................................................................29

B. Penelitian Yang Relevan.............................................................................39

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................41

A. Pendekatan dan Jenis Metode Penelitian....................................................41

B. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................................42

C. Sumber dan Jenis Data Penelitian...............................................................43

D. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................44

E. Instrumen Penelitian...................................................................................44

i

Page 3: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

F. Teknik Analisis Data...................................................................................46

G. Keabsahan Data...........................................................................................47

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................50

ii

Page 4: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama Mahasiswa : DIEN MAULIDINA

Nomor Pokok Mahasiswa : 1688201100

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Judul Skripsi : ANALISIS PUISI “PERJAMUAN KHONG GUAN” KARYA JOKO PINURBO: KAJIAN STRUKTUR DAN STILISTIKA

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Skripsi untuk mengikuti Sidang Skripsi.

Tangerang,

Tim Pembimbing Tanda Tangan

Pembimbing I

Soleh Ibrahim, M.PdNBM.121 1173

........................................................

Pembimbing II

Nori Anggraini, S.Pd., MANBM. 114 6136

.........................................................

Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Blewuk Setyo Nugroho, M.PdNBM.1094914

iii

Page 5: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara mengenai sastra tidak akan lepas dari manusia dan

masyarakat. Sastra terlahir melalui ungkapan ekspresi manusia dan

masyarakat sendirilah yang akan menilai kehadiran karya sastra tersebut.

Karya sastra merupakan produk imajinatif pengarang terhadap buah pikir

yang ia tuangkan dalam bentuk karya sastra. Perasaan, emosi, dan pesan

yang akan disampaikan lewat karyanya. Sastra merupakan suatu kegiatan

kreatif yang menghasilkan sebuah karya sastra. Karya sastra diciptakan

untuk dinikmati dan diapresiasi. Dalam hal ini setiap pengarang memiliki

cara dalam mengamukakan gagasan dan gambarannya untuk menimbulkan

efek-efek tertentu bagi pembacanya. Karya sastra dibedakan menjadi dua

macam, yaitu sastra tulis dan sastra lisan. Karya sastra tulis memiliki tiga

bentuk seperti puisi, prosa, dan drama. Tujuan karya sastra adalah hasil

pengekpresian seorang pengarang ke dalam puisi, prosa atau pun drama.

Puisi merupakan bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran

dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan

mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian

struktur fisik dan struktur batinnya serta penggunaan pada gaya bahasa

1

Page 6: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

yang digunakan pengarang. Puisi adalah karya sastra yang mengalami

perkembangan baik dari segi strukturnya maupun segi makna.

Puisi merupakan salah satu karya sastra yang sekaligus menjadi

media dalam sastra untuk mengekspresikan perasaan, ide, gagasan

seseorang. Puisi dituangkan dalam media bahasa yang indah dan diksi

yang memiliki makna seperti teka-teki. Puisi berbeda dengan jenis karya

satra lain dikarenakan struktur fisiknya yang memiliki kaidah-kaidah yang

menyusun larik dalam bait. Puisi sebagai salah satu karya seni sastra yang

dapat dikaji dari bermacam-macam aspeknya. Puisi dapat dikaji

strukturnya dan unsur-unsurnya, dapat dikaji dengan stilistika melihat

keindahan dalam pemakaian gaya bahasanya.

Setiap karya sastra mempunyai unsur pembangun yang secara

bersama-sama membentuk kesatuan dan susunan yang indah sehingga

dapat dinikmati pembaca. Analisis struktural merupakan kajian kesustraan

yang menitikberatkan pada hubungan antar unsur pembangun sebuah

karya sastra. Struktur karya sastra yang hadir dihadapan pembaca harus

dipandang sebagai sebuah totalitas yang saling berhubungan. Dalam kajian

struktur puisi adalah hal terpenting karena mampu mengungkapkan makna

secara menyeluruh dan memiliki keterkaitan dan keterjalalinan semua

unsur dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna

secara utuh. Dengan mengkaji struktur, kita akan memperoleh gambaran

yang dimaksud oleh pengarang akan puisinya. Kajian struktur puisi

merupakan unsur paling penting dalam membangun puisi. Kajian struktur

2

Page 7: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

puisi dalam hal ini dapat dengan menguraikan Unsur atau struktur fisik

puisi (Diksi, Imaji, Kata Kongret, Gaya Bahasa) dan struktur batin puisi

( Tema, Rasa, Nada, Amanat). Struktur fisik dan struktur batin puisi

ditelaah unsur-unsurnya. Struktur fisik puisi terdiri atas baris-baris yang

bersama-sama membangun bait-bait puisi. Struktur fisik puisi adalah

media pengungkap struktur batin puisi. Struktur batin puisi merupakan apa

yang hendak disampaikan oleh penyair dengan perasaan dan suasana

jiwanya. Kedua struktur itu harus mempunyai kepaduan dan unsur-unsur

puisi tidaklah berdiri sendiri, tetapi merupakan sebuah struktur yang sudah

tersusun dan merupakan kesatuan yang menunjukan hubungan keterjalinan

antar unsur satu dengan yang lainnya.

Stilistika adalah ilmu yang membahas tentang penggunaan bahasa

dan gaya bahasa di dalam karya sastra. Stilistika dimaksudkan untuk

mengungkapkan berbagai makna gaya bahasa dan efeknya. Puisi sebagai

kajian dari stilistika menggunakan gaya bahasa sastra sebagai media untuk

menemukan nilai estetisnya. Puisi disampaikan melalui kata-kata karena

puisi adalah keindahan yang menjelma dalam kata-kata. Bahasa

merupakan media pembangun. Sebagai media, bahasa berfungsi untuk

mengungkapkan atau mengekspresikan sebuah gagasan yang ada dalam

pikiran pengarang untuk disampaikan kepada pembaca dan setiap penulis

mempunyai cara masing-masing dalam mengekspresikan sebuah gagasan

yang ada dalam pikirannya dan menuangkannya kedalam kata-kata yang

dapat disebut gaya bahasa. Puisi memiliki ciri khas kepadatan pemakaian

3

Page 8: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

bahasa, sehingga paling besar kemungkinannya untuk menampilkan ciri-

ciri stilistika dibandingkan dengan karya sastra yang lainnya puisilah yang

paling dominan. Melalui gaya bahasa sastra yang memiliki kekhasan serta

kekuatan estetik yang ada dalam puisi membuat seakan-akan gaya bahasa

memiliki kekuasaan yang kuat. Adapun aspek-aspek dalam gaya bahasa

yang dikaji dalam stilistika adalah gaya bunyi, gaya leksikal, gaya

gramatikal, kohsei dan bahasa figuratif (pemajasan), penyiasatan struktur

dan citraan.

Joko Pinurbo lahir di Sukabumi, Jawa Barat pada 11 Mei 1962.

Penyair yang populer dengan panggilan Jokpin memulai kariernya dengan

menekuni dunia jurnalistik dan menjadi redaktur di majalah Basis hingga

1992, kemudian sempat bergabung dengan penerbit Grasindo, dan pada

2008 merupakan editor pada Biro Naskah Gramedia. Joko Pinurbo

dianggap sebagai salah satu penyair generasi 2000-an yang terpenting.

Sajak-sajaknya yang dikenal karena gaya, bahasa dan tema khas yang

digunakan.

Joko Pinurbo telah menerbitkan belasan buku puisi, antara lain:

Celana, Tahilalat, Surat Kopi, Bulu Matamu: Padang Ilalang, Selamat

Menunaikan Ibadah Puisi, Malam Ini Aku Akan Tidur di Matamu, Buku

Latihan Tidur, dan sebuah buku cerita berjudul Srimenanti. Jokpin telah

menerima berbagai penghargaan: Hadiah Sastra Lontar (2001),

Penghargaan Sastra Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan (2002, 2014), Kusala Sastra Khatulistiwa (2005, 2015), South

4

Page 9: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

East Asian ( SEA) Write Award (2014), dan Anugerah Kebudayaan

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (2019). Karya-karyanya telah

diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Jerman, Mandarin, dll.

Buku kumpulan puisi “Perjamuan Khong Guan” yang di tuliskan

oleh penyair kondang Joko Pinurbo diterbitkan pada awal tahun 2020 oleh

Gramedia Pustaka Utama. Melihat sampul depan buku “Perjamuan Khong

Guan” karya Joko Pinurbo, seketika langsung teringat pada kaleng biskuit

Khong Guan. Berwarna merah dengan desain gambar keluarga yang terdiri

atas ibu dan dua anak dalam lingkaran sedang minum teh. Buku kumpulan

puisi “Perjamuan Khong Guan” terdiri atas empat kaleng (sebagai kata

ganti bab), dengan jumlah total sebanyak 80 puisi dengan variasi panjang

dan pendek. Kaleng pertama menjelaskan mengenai kehidupan sehari-hari

manusi, rasa kemanusiaan yang sebagian besar ditulis pada tahun 2018.

Pada kaleng kedua, Joko Pinurbo menyajikan permainan bunyi bahasa

Indonesia yang unik ditulis pada tahun 2017. Kaleng ketiga berisi

hubungan seseorang dengan buku yang diwujudkan dalam sosok Minnah

yang ditulis pada tahun 2019. Pada kaleng keempat mengenai segala hal

yang berkaitan dengan Khong Guan, yang ditulis hanya rentang dua bulan

sejak september 2019. Buku kumpulan puisi “Perjamuan Khong Guan”

yang diambil dari salah satu puisinya dengan judul yang sama. Selebihnya

puisi-puisi Khong Guan lain sangat menarik untuk disimak dan dibaca.

Dari kaleng Khong Guan, ternyata bisa bercerita mengenai banyak hal.

5

Page 10: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

Berdasarkan uraian di atas peneliti memilih judul “ Analisis Puisi

Perjamuan Khong Guan Karya Joko Pinurbo: Kajian Struktural dan

Stiliska”. Puisi ini sangat menarik untuk dianalisis. Dalam penelitian ini

penulis akan menganalisis struktur batin puisi dan menganalisis

penggunaan stilistika pada bahasa figuratif (pemajasan) dan citraan yang

terdapat pada puisi Perjamuan Khong Guan Karya Joko Pinurbo.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka untuk

menghindari pembahasan yang terlalu luas, peneliti akan memfokuskan

dalam penelitian ini adalah:

1. Mengkaji struktur batin puisi yang mencangkup (tema, nada, perasaan,

dan amanat) dalam “Analisis Puisi Perjamuan Khong Guan Karya

Joko Pinurbo”.

2. Mengkaji stilistika yang mencangkup bahasa figuratif (pemajasan) dan

citraan dalam “Analisis Puisi Perjamuan Khong Guan Karya Joko

Pinurbo”.

C. Rumusan Penelitian

Berdasarkan fokus masalah tersebut, dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana struktur batin puisi yang terdapat dalam puisi Perjamuan

Khong Guan Karya Joko Pinurbo ?

2. Apa saja bahasa figuratif (pemajasan) dan citraan yang terdapat pada

puisi Perjamuan Khong Guan Karya Joko Pinurbo ?

6

Page 11: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian dan rumusan penelitian yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan dan menganalisis struktur batin puisi yang terdapat

pada puisi Perjamuan Khong Guan Karya Joko Pinurbo.

2. Mendeskripsikan dan menganalisis bahasa figuratif (pemajasan) dan

citraan puisi yang terdapat pada puisi Perjamuan Khong Guan Karya

Joko Pinurbo.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh

penulis adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan dalam

kesusastraan khususnya hasil karya sastra yang berbentuk puisi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, kajian ini dapat menambah pengetahuan dalam

menganalisis karya sastra dan dapat menjadi referensi dalam

mengkaji karya sastra khususnya puisi.

b. Bagi institusi, dengan adaya penelitian ini berarti pihak lembaga

dapat menambah koleksi kepustakaan yang bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan karya sastra khususnya puisi.

c. Bagi pecinta dan pembaca karya sastra, kajian ini dapat menjadi

referensi dalam memberikan peniliaian terhadap karya sastra.

7

Page 12: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

d. Bagi masyrakat, dapat meningkatkan kecintaan masyarakat akan

karya sastra Indonesia khususnya puisi.

8

Page 13: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Hakikat Puisi

Puisi adalah bentuk karya sastra yang berasal dari hasil ekspresi

pemikiran yang dapat membangkitkan perasaan, merangsang imajinasi

melalui panca indera. Puisi adalah bagian dari hasil penggambaran

yang diungkapkan melalui bahasa yang dirangkai dengan indah

sehingga kata-kata yang diungkapkan bermakna dan mewakilkan

perasaan penyair.

a. Pengertian Puisi

Dibia (2018) mengatakan “Puisi adalah salah satu bentuk

kesustraan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair

secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua

kekuatan bahasa, yakni dengan mengonsentrasikan struktur fisik

dan struktur batinnya” (h.77). Pendapat ahli di atas puisi adalah

suatu kekuatan bahasa untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan

dengan tetap memerhatikan struktru fisik dan struktur batin puisi.

Zulfahnur (2016) berpendapat “Puisi termasuk salah satu

sastra yang berisi ungkapan penyair mengandung rima dan irama.

9

Page 14: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

Serta diungkapkan dalam pilihan kata yang cermat dan tepat.

Bahasa yang dipergunakan penyair harus mewakili rasa dan pesan

yang hendak disampaikan” (h.5.2). Maksud Zulfahnur puisi adalah

karya sastra yang diungkapkan dengan pemilihan kata dan bahasa

yang tepat sehingga dapat mewakili rasa dan pesan yang hendak

disampaikan.

Pradopo (2014) mengemukakan “Puisi itu mengekspresikan

pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang

imajinasi pancaindra dalam susunan yang berirama. Semua itu

merupakan sesuatu yang penting yang direkam dan diekspresikan,

dinyatakan dengan menarik dan memberikan kesan. Puisi itu

merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang

penting. Digubah dalam wujud yang paling berkesan” (h.7).

Maksud Pradopo puisi adalah bentuk dari mengekspresikan

perasaan dengan menggunakan imajinasi pancaindra yang berirama

untuk pengalaman yang memberikan kesan.

Berdasarkan pendapat ketiga ahli tersebut puisi adalah

bentuk karya sastra yang berisi ungkapan-ungkapan dan

pengalaman penyair dalam mengungkapkan perasaan melalui

imajinasi pancaindra, pemilihan kata, dan permainan bahasa.

Namun, tetap memperhatikan struktur fisik puisi dan struktur batin

puisi untuk menyampaikan kesan dan pesan yang terdapat

didalamnya.

10

Page 15: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

b. Jenis-jenis Puisi

Dibia (2018) mengemukakan berdasarkan bentuknya kita

mengenal puisi terikat dan puisi bebas. Puisi terikat dapat

dikatakan sebagai puisi lama, puisi yang diciptakan oleh

masyarakat lama, seperti pantun, syair, dan gurindam. Puisi lama

merupakan puisi yang terikat oleh syarat-syarat, seperti jumlah

lirik dalam setiap bait, jumlah suku kata dalam setiap lirik, pola

rima dan irama, serta muatan setiap bait. Sedangkan puisi baru,

puisi bebas atau yang dikenal sebagai puisi modern merupakan

bentuk pengucapan puisi yang tidak menginginkan pola-pola

estetika yang kaku dan patokan-patokan yang membelenggu

kebebasan jiwa penyair. Dengan demikian, nilai puisi modern

dapat dilihat pada keutuhan, keselarasan, dan kepadatan ucapan,

dan bukan terletak pada jumlah bait dan lirik yang membangunnya

(h.78).

Zulfahnur (2016) menggolongkan puisi berdasarkan

kemunculannya. Diantaranya:

1) Puisi lama

Puisi lama telah lahir sebelum kesustraan Indonesia mendapat

pengaruh dari kebudayaan barat. Masyarakat pada masa itu

yang cenderung bersifat kolektif, melahirkan bentuk puisi yang

sangat terikat oleh berbagai aturan. Puisi lama juga harus

11

Page 16: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

mengandung rima, memiliki jumlah larik tertentu, bahkan juga

ditentukan jumlah suka kata dalam larik terutama dalam

pantun. Ada beberapa jenis pantun lama, diantaranya:

a) Mantra

Mantra ialah susunan kalimat yang mengandung

kekuatan gaib. Biasanya mantra diucapkan oleh orang

tertentu. Pada waktu dam tempat yang tertentu pula. Mantra

baru diucapkan jika ada kegiatan dengan maksud khusus.

Orang yang bertugas mengucapkan mantra dinamakan

pawang. Jenis mantra yang dinamakan sesuai dengan

kegiatan yang dilakukan. Misalnya mantra pengusir setan,

mantra penolak hujan, ataupun mantra nyrirep.

b) Bidal

Bidal ialah susunan kalimat yang mengandung

kiasan, dipergunakan untuk menyatakan sesuatu namun

tidak berterus terang, melainkan melalui sindiran ataupun

perlambangan. Jenis bidal ini mencakup peribahasa,

pepatah, tamsil, perumpamaan, ibarat, serta pemeo. Seluruh

jenis tersebut dinyatakan dalam kalimat-kalimat singkat.

c) Pantun dan Karmina

Pantun dipergunakan untuk menyatakan berbagai

perasaan untuk menasihati. Pantun merupakan jenis sastra

yang sangat terikah oleh berbagai aturan, diantaranya:

12

Page 17: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

(1) Tiap larik hanya terdiri atas 8-12 suku kata;

(2) Tiap bait terdiri dari 4 larik;

(3) Dua larik pertama merupakan sampiran, sedangkan dua

larik berikutnya merupakan isi pantun, dan

(4) Bersajak sengkelang dengan rumusan a-b-a-b

Adapun pantun yang terdiri dari 2 larik disebut pantun kilat.

Karmina merupakan pantun yang terdiri dari 2 larik, yang

masing-masing larik berupa sampiran dan isi serta bersajak

sama a-a.

d) Talibun

Talibun termasuk jenis pantun yang jumlah lariknya

selalu genap dengan jumlah minimal 6 larik dalam 1 bait.

Dengan demikian jumlah larik talibun dapat terdiri 6,7,8,10

dan seterusnya dalam 1 bait. Seperti layaknya pantun,

talibun juga terdiri dari sampiran dan isi yang masing-

masing setengah bagian. Apabila sebuah talibun terdiri dari

6 larik maka 3 larik pertama merupakan sampiran. Talibun

bersajak a-b-c-a-b-c atau a-b-c-d-a-b-c-d.

e) Seloka

Sekola ialah susunan kalimat yang berisi nasihat,

sindiran, ataupun seloroh. Tiap bait terdiri dari 4 larik,

perbedaannya dengan pantun ialah bersajak a-a-a-a, ada

sebagaian pakar yang berpendapat bahwa seloka

13

Page 18: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

merupakan pantun berkait. Jenis sekola yang aslinya

berasal dari India ini memang kurang populer di Indonesia.

f) Gurindam

Gurindam ialah susunan kalimat yang berisi nasihat

atau petuah yang setiap baitnya terdiri dari 2 larik. Larik

pertama merupakan sebab atau alasan, sedangkan larik

kedua merupakan akibat atau balasan. Kebanyakan

gurindam bersajak sempurna a-a, namun ada pula yang

bersajak a-b. Penyair gurindam yang sangat terkenal ialah

Raja Ali Haji, dengan karyanya yang berjudul Gurindam

XII. Sesuai dengan judulnya, gurindam ini memiliki 12

pasal.

g) Syair

Syair adalah susunan kalimat yang dipergunakan

untuk melukiskan atau menceritakan sesuatu yang

mengandung unsur mitos atau sejarah. Setiap bait terdiri

dari 4 larik, yang setiap lariknya terdiri 8-12 suku kata.

syair bersajak sama a-a-a-a, serta tidak memiliki sampiran.

Keempat larik syair merupakan satu rangkaian cerita yang

utuh. pengguban syair yang terkena; diantaranya bernama

Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi dan Hamzah Fansuri.

14

Page 19: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

2) Puisi Baru

Puisi baru banyak mendapat pengaruh dari kebudayaan

Eropa. Puisi ini lahri pada masa penjajahan Belanda, dengan

demikian sulit dielakan adanya pengaruh kebudayaan Eropa

terhadap puisi baru yang masih mendapat persamaan bentuk

antara puisi lama dengan puisi baru, yaitu masih terikat pada

jumlah larik dalam satu bait. Namun jumlah suka kata dalam

setiap larik serta rima sudah tidak lagi terikat oleh aturan yang

ketat.

Ada delapan jenis puisi baru, di antaranya:

a) Disticon

Puisi yang terdiri dari 2 larik dalam 1 bait atau disebut juga

sajak 2 seuntai.

b) Terzina

Puisi yang terdiri dari 3 larik dalam 1 bait atau disebut juga

sajak 3 seuntai.

c) Quatrain

Puisi yang terdiri dari 4 larik dalam 1 bait atau disebut juga

sajak 4 seuntai.

d) Quint

Puisi yang terdiri dari 5 larik dalam 1 bait atau disebut juga

sajak 5 seuntai.

15

Page 20: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

e) Sextet

Puisi yang terdiri dari 6 larik dalam 1 bait atau disebut juga

sajak 6 seuntai.

f) Septima

Puisi yang terdiri dari 7 larik dalam 1 bait atau disebut juga

sajak 7 untai.

g) Stanza atau Oktaf

Puisi yang terdiri dari 8 larik dalam 1 bait atau disebut juga

sajak 8 seuntai.

h) Soneta

Puisi yang dalam satu bait mengandung 14 larik. Biasanya

soneta dibagi menjadi 4 bait yang terdiri dari 2 quatrain dan

2 sextet. Bentuk soneta di Indonesia tidak terlalu sama

dengan soneta asli yang berasal dari Italia.

3) Puisi Modern

Puisi modern bercirikan bentuk puisi yang bebas dari

aturan, baik bentuk maupun aturan isi. Bahkan dalam puisi

modern ada yang hanya memiliki beberapa kata atau bahkan

hanya terdiri dari satu kalimat saja. Puisi modern memang lebih

mementingkan isi dibandingkan dengan bentuk. Namun,

bentuk fisik puisi atau tipografi yang dibuat secara khas oleh

penyair, digunakan untuk mendukung isi puisi.

16

Page 21: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

Puisi modern dapat digolongkan berdasarkan cara pengungkapan

penyair, yaitu terdiri dari:

a) Puisi epik adalah puisi puisi yang mengandung unsur-unsur

epik dan narasi. Puisi ini disebut puisi kiasan, karena

dipergunakan penyair untuk mengisahkan suatu peristiwa.

Yang termasuk jenis puisi ini adalah: puisi epik, balada, dan

roman.

b) Puisi lirik adalah puisi yang mengandung curhatan rasa dan

suasan hati, sebagai cetusan isi hati penyairnya. Yang termasuk

kedalam jenis puisi lirik adalah hymne, ode, soneta, dan elegi.

c) Puisi dramatik menekankan pada unsur-unsur dramatik, berupa

tikaian emosi akulirik. Unsur dramatik yang dipergunakan

terutama adalah monolog dan dialog untuk mengungkapkan

sikap akulirik puisi dramatik berupaya mengungkapkan

suasana atau peristiwa tertentu dan analisis akulirik tentang

peristiwa yang dihadapi.

Sedangkan menurut Kokasih (2012) berdasarkan cara

penyair mengungkapkan isi atau gagasan yang hendak

disampaikan, puisi terbagi ke dalam jenis-jenis puisi. sebagai

berikut:

17

Page 22: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

1) Puisi Naratif

Puisi naratif mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair.

puisi ini terbagi ke dalam beberapa macam, yakni balada dan

romansa. Balada adalah puisi yang berisi cerita tentang orang-

orang perkasa ataupun tokoh pujian. Contohnya Balada Orang-

Orang Tercinta dan Blues untuk Bonnie Karya W.S Rendra.

Romansa adalah jenis puisi cerita yang menggunakan bahasa

romantik yang berisi kisah percintaan yang menggunakan

bahasa romantik yang berisi kisah percintaan, yang diselingi

perkelahian dan petualangan. Rendra juga banyak menulis

romansa. Kirdjomuljo menulis romansa yang berisi kisah

petualangan dengan judul Romance Perjalanan. Kisah cinta ini

juga dapat berarti kisah cinta tanah kelahiran seperti puisi-puisi

Ramadhan K.H.

2) Puisi Lirik

Jenis puisi ini terbagai ke dalam beberapa macam, misalnya

elegi, ode, dan serenada. Elegi adalah puisi yang

mengungkapkan perasaan duka. Misalnya Elegi Jakarta karya

Asrul Sani yang mengungkapkan perasaan duka penyair di

Kota Jakarta. Serenada ialah sajak percintaan yang dapat

dinyanyikan. Kata “serenada” berarti nyanyian yang teoat

dinyanyikan pada waktu senja. Ode adalah puisi yang berisi

pujaan terhadap seseorang, sesuatu hal atau sesuatu keadaan

18

Page 23: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

yang banyak ditulis ialah pemujaan terhadap tokoh-tokoh yang

dikagumi.

3) Puisi Deskriptif

Dalam jenis puisi ini, penyair bertindak sebagai pemberi kesan

terhadap keadaan/peristiwa, benda, atau suasana yang

dipandang menarik perhatiannya. Puisi yang termasuk ke daam

jenis puisi deskriptif, misalnya adalah satire, puisi yang bersifat

kritik sosial, dan puisi-puisi impresionistik.

Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas

penyair terhadap suatu keadaan, namun dengan cara menyindir

atau menyatakan keadaan sebaliknya. Puisi kritik sosial adalah

puisi yang juga menyatakan ketidaksenangan penyair terhadap

keadaan atau terhadap diri seseorang, namun dengan cara

membeberkan kepincangan atau ketidakberesan keadaan/orang

tersebut. Kesan penyair juga dapat kita hayati dalam puisi-puisi

impresionistik yang mengungkapkan kesan (impres) penyair

terhadap suatu hal.

4) Puisi Kontemporer

Dalam jenis puisi ini, puisi kontemporer lebih mengutamakan

kekuatan bunyi daripada makna. Puisi ini dapat dirumuskan

sebagai puisi yang mengutamakan permainan bunyi dan

mengabaikan arti.

19

Page 24: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

2. Struktural

Pendekatan struktrual dipelopori oleh kaum Formalis Rusia dan

Strukturalisme Praha. Ia mendapat pengaruh langsung dari teori

Saussure yang mengubah studi lingustik dari pendekatan diakronik ke

sinkronik. Pada pendekatan ini unsur-unsur pembangun karya sastra

merupakan hal terpenting dalam penyajian makna. Kesatuan karya

sastra mampu mengungkapkan makna secara menyeluruh.

Nurgiyantoro (2015) mengemukakan “Kajian struktural teks-teks

kesastraan penting untuk memahami makna keseluruhan karya yang

bersangkutan.” (h.61). Pendapat di atas bahwa kajian struktural sangat

penting dalam memahami makna sebuah karya sastra.

Winarni (2013) mengungkapkan bahwa kajian strukturalisme

bertujuan dalam memaparkan secermat dan sedetail mungkin

keterkaitan dan keterjalinan semua unsur dan aspek karya sastra yang

bersama-sama menghasilkan makna secara utuh. (Hudhana, 2018,

h.78). Maksud Winarni kajian strukturalisme merupakan sebuah kajian

yang sangat detail hubungannya dengan semua unsur dan aspek yang

terdapat dalam karya sastra untuk menghasilkan makna secara utuh.

Suhardiyanto dan Yundi Fitrah (2018) berpendapat bahwa

pendekatan struktural adalah suatu pendekatan dalam ilmu sastra yang

cara kerjanya menganalisis unsur-unsur struktur yang membangun

karya sastra dari dalam, serta mencari relevansi atau keterkaitan unsur-

unsur tersebut dalam rangka mencapai kebulatan makna.(h.85).

20

Page 25: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

Maksud pendapat di atas bahwa pendekatan struktural adalah

menganalisis unsur-unsur yang membangun untuk mencari keterkaitan

antar unsur dan kebulatan makna.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas kajian struktural sangat penting

dalam memahami sebuah karya sastra dengan menguraikan secara

detail hubungannya dengan semua unsur dan aspek yang terdapat

dalam karya sastra untuk mencari keterkaitan antar unsur dan

menghasilkan makna secara utuh.

a. Struktur Puisi

Nurgiyantoro (2015) mengemukakan bahwa struktur

pembangun sastra terdiri dari unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Yang termasuk unsur instrinsik adalah unsur yang secara langsung

membangun cerita dari dalam karya sastra itu. Ada pula unsur yang

berada diluar karya sastra tetapi turut membangun karya sastra

tersebut dari luar, dinamakan unsur ekstrinsik. Meskipun unsur

ekstrinsik berada diluar karya sastra namun tetap memiliki peran

penting bagi karya tersebut.

1) Unsur Instrinsik Puisi

Pendapat yang berkembang bahwa puisi dibangun oleh unsur

instrinsik dan unsur ekstrinsik yang termasuk unsur instrinsik

ialah tema, amanat, sikap atau nada, perasaan, tipografi,

ejambemen, akulirik, citraan, serta gaya bahasa.

21

Page 26: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

a) Tema, ialah persoalan pokok yang mendasari suatu karya

sastra. tema muncul di awal kegiatan penciptaan karya

sastra, karena adanya dorongan yang kuat pada diri penyair

untuk mengungkapkan apa yang dirasakannya. Oleh sebab

itu, tema bersifat khusus atau khas untuk setiap penyair.

Dengan kata lain tema berkaitan erat dengan keyakinan

penyair dalam memaknai hidup dan kehidupan.

b) Amanat, adalah pesan yang ingin disampaikan penyair

kepada pembaca melalui karyanya. Dalam karya sastra

lama, amanat lebih banyak disampaikan penyair secara

langsung atau tersurat di dalam puisinya. Sedangkan pada

karya sastra modern, lebih bayak menuangkan amanat

secara samar yaitu tersembunyi di dalam puisi atau tersirat.

c) Sikap penyair yang tertuang di dalam puisi disebut juga

sebagai nada puisi, karena sikap penyair turut menentukan

nada setiap karyanya.

d) Perasaan penyair selalu terekspresikan dalam puisi-puisi

ciptaannya. Perasaan ini pulalah yang membedakan satu

penyair dengan penyair lainnya dalam memilih kata.

Meskipun melukiskan objek yang sama, namun latar

belakang pengalaman serta pandangan hidup penyair turut

berperan membedakan ekspresi mereka dalam berkarya.

22

Page 27: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

e) Tipografi, salah satu pembeda antara puisi dengan prosa

adalah tipografi. Tiporgrafi disebut juga ukiran bentuk puisi

yang tidak membentuk kesatuan sintaksis melainkan tertata

ke bawah membentuk bait.

f) Enjambemen, pemindahan bagian kalimat pada larik

berikutnya dinamakan enjambemen. Selain dapat

menimbulkan nuansa makna, enjambemen juga berfungsi

mempererat hubungan makna antar larik. Penciptaan

enjambemen tidak memiliki aturan yang khusus. Penyair

dapat menggunakan enjambemen pada puisinya untuk

menciptakan efek tertentu, atau bahkan tidak ingin

menggunakannya.

g) Akulirik, tokoh yang berbicara dalam puisi disebut akulirik.

Akulirik tidak selalu identik dengan penyairnya, meskipun

penyair dapat sekaligus bertindak sebagai akulirik.

h) Rima, ialah persamaan bunyi yang berulang secara teratur

pada kata yang letaknya berdekatan, baik yang terdapat

pada satu larik atau antarlarik. Pada puisi lama rima

merupakan sarana struktrual terpenting, namun sekarang

kedudukannya mulai bergeser. Puisi modern tetap

mengandung rima, namun tidak terlalu mementingkan

unsur rima.

23

Page 28: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

i) Citraan, penyair menciptakan puisi bukan sekedar untuk

dibaca, melainkan juga untuk dipahami dan dihayati oleh

pembacanya. Salah satu upaya penyair agar pembaca

mampu memahami dan menghayati puisi, dilakukan

melalui penggunaan citraan-citraan yang kuat. Pilihan kata

yang tepat agar dapat menimbulkan kiasan gambaran dalam

pikiran pembaca dinamakan citraan. Citraan atau disebut

juga imaji dapat digolongkan menjadi empat kelompok,

yaitu:

(1) Citraan Penglihatan (visual imagery)

Apabila pembaca seolah-olah dapat melihat objek yang

digambarkan penyair dalam puisinya.

(2) Citraan Pendengaran (audiotory imagery)

Apabila pembaca seolah-olah dapat mendengar bunyi-

bunyian dibalik kata yang dipergunakan oleh penyair.

(3) Citraan Penciuman (smell imagery)

Apabila pembaca seolah-olah dapat mencium bau yang

muncul dari kata-kata yang dipilih oleh penyair.

(4) Citraan Perasaan (tactile imagery)

Apabila pembaca seolah-olah dapat merasakan objek

yang diungkapkan oleh penyair dalam puisinya.

24

Page 29: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

j) Gaya Bahasa, Cara khas yang dipakai penyair untuk

menimbulkan efek estetis. Seperti halnya dengan citraan,

gaya bahasa berfungsi menghimbau pancaindra pembaca

agar lebih cepat dapat memahami puisi. Penyair berusaha

memanfaatkan kekayaan bahasa yang dimilikinya, dalam

menciptakan puisi dengan gaya yang menawan.

2) Unsur Ekstrinsik Puisi

Unsur ekstrinsik cukup berpengaruh terhadap keutuhan isi

puisi. Oleh sebab itu, harus dipandang sebagai sesuatu yang

penting perannya. Unsur ekstrinsik dapat terdiri dari unsur

biografi penyair yang turut mempengaruhi puisinya, unsur

kesjahteraan yang menggambarkan keadaan zaman pada saat

puisi tersebut diciptakan, dan unsur kemasyarakatan. (h.4.2-

4.11)

Menurut kokasih (2019) unsur puisi meliputi unsur fisik

dan unsur batin. Selain itu, secara tidak langsung unsur

ekstrinsik pun berpengaruh pada sebuah puisi.

1) Unsur fisik

Unsur fisik puisi meliputi hal-hal sebagai berikut:

a) Perwajahan puisi (tipografi), adalah bentuk puisi seperti

halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan kiri,

pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu

25

Page 30: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda

titik. Hal tersebut menentukan pemaknaan terhadap puisi.

b) Diksi ialah pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh

penyair dalam puisinya. Puisi menggunakan sedikit kata-

kata yang dapat mengungkapkan banyak hal sehingga kata-

kata tersebut harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan

kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna,

keselarasan bunyi, dan urutan kata.

c) Citraan (imaji) yaitu kata atau susunan kata yang

mengungkapkan pengalama indrawi, misalnya penglihatan,

pendengaran dan perabaan. Citraan-citraan itu

mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar,

dan merasakan sesuatu yang dialami penyair.

d) Kata konkret adalah kata yang dapat memunculkan imaji

karena dapat dianggap indra. Kata ini berhubungan dengan

kiasan atau lambang. Seperti kata konkret “salju” di mana

melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup; atau

kata “rawa-rawa” melambangkan tempat kotor, tempat

hidup bumi, kehidupan, dan lain-lain.

e) Gaya bahasa adalah penggunaan bahasa dengan

menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan

konotasi tertentu dengan bahasa figuratif yang

menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya

26

Page 31: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

memancarkan banyak makna atau kaya makna. Gaya

bahasa disebut dengan majas. Macam-macam majas yang

mungkin digunakan dalam puisi yaitu metafora, simile,

personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi,

anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks,

satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.

f) Rima/irama ialah persamaan bunyi puisi baik diawal,

tengah, maupun akhir baris puisi. rima sangat menonjol

dalam pembacaan puisi. Rima mencangkup onomatope

(aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak

berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repitisi bunyi

(kata), dan sebagainya); pengulangan kata/ungkapan selain

rima dikenal pula ritma. Ritma merupakan tinggi rendah,

panjang pendek, atau keras lemahnya bunyi.

2) Unsur Batin

Unsur batin puisi, meliputi hal-hal berikut.

a) Tema merupakan gagasan pokok atau subject-matter yang

dikemukakan pengarang. Kalaulah teks itu berbentuk puisi,

tema puisi merupakan pokok pikiran yang mendesak kuat

dalam jiwa penyair sehingga menjadi landasan utama

dalam pengungkapan puisinya.

b) Rasa (feeling) yaitu sikap penyair mengenai pokok

permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan

27

Page 32: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial

dan psikologi penyair, seperti latar belakang pendidikan,

agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam

masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis,

dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan teman dan

ketetapan dalam menyikapi suatu masalah tidak tergantung

dari kemampuan penyair memilih kata-kata, rima, gaya

bahasa, dan bentuk puisi saja. Namun juga dari wawasan,

pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk

oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.

c) Nada (tone) adalah sikap penyair terhadap pembacanya.

Nada berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat

menyampaikan tema baik dengan nada yang menggurui,

mendikte, bekerja sama dengan pembaca dalam pemecahan

masalah, menyerahkan masalah kepada pembaca, dan lain-

lain.

d) Amanat (intention) adalah pesan dalam puisi yang hendak

disampaikan penyair kepada pembaca (h.463-470).

28

Page 33: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

3. Stilistika

Stiliska (stylistic) adalah ilmu tentang gaya, sedangkan stile

(style) adalah cara-cara yang khas, bagaimana segala sesuatu

diungkapkan dengan cara tertentu, sehingga tujuan yang dimaksudkan

dapat dicapai secara maksimal. Stilistika berkaitan erat dengan stile.

Bidang garapan stilistika adalah stile, bahasa yang dipakai dalam

konteks tertetu, dalam ragam bahasa tertentu. jika style di

Indonesiakan dengan diadaptasikan menjadi ‘stile’ atau ‘gaya bahasa’,

istilah stylistic juga dapat diperlakukan sama, yaitu diadaptasi menjadi

‘stilistika’. Istilah stilistika juga lebih singkat dan efisien daripada

terjemahannya yang “kajian gaya bahasa’ atau ‘kajian stile’.

Menurut Ratna (2017) “dengan singkat stilistika berkaitan dengan

pengertian ilmu tentang gaya secara umum, meliputi seluruh aspek

kehidupan manusia. Stilistika dalam karya sastra merupakan bagian

stiliska budaya itu sendiri. Meskipun demikian, dengan adanya

intensitas penggunaan bahasa dalam karya sastralah pemahaman

stilistika paling banyak dilakukan” (h.5-6). Maksud Ratna bahwa

stilistika adalah ilmu tentang gaya bahasa yang meliputi aspek

kehidupan manusia dengan menggunakan bahasa sebagai intensitas

pemahamannya.

Nurgiyantoro (2019) berpendapat “kajian stilistika dimaksudkan

untuk menjelaskan fungsi keindahan penggunaan bentuk kebahasaan

tertentu. Mulai dari aspek bunyi, leksikal, struktur, bahasa figuratif,

29

Page 34: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

sarana retorika, sampai grafologi. Hal ini dapat dipandang sebagai

bagian terpenting dalam analisis bahasa sebuah teks dengan

pendekatan stilistika” (h.75-76). Pendapat Nurgiyanto dimaksudkan

bahwa stilistika adalah suatu penggunaan bahasa yang memiliki

keindahan pada bentuk kebahasaan yang meliputi berbagai aspek.

Tarigan (2013) mengemukakan “gaya bahasa merupakan bentuk

retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk

meyakinkan atau mempengaruhi penyimak dan pembaca” (h.4).

Maksud Tarigan Gaya bahasa adalah penggunaan kata-kata untuk

mempengaruhi pembaca.

Berdasarkan pendapat ketiga Ahli di atas bahwa stilistika adalah

ilmu tentang gaya bahasa yang menggunakan kata-kata sebagai bentuk

bahasa yang memiliki keindahan pada bentuk kebahasaannya yang

dipandang sebagai intensitas pemahamannya. Gaya bahasa meliputi

beberapa aspek mulai dari aspek bunyi, leksikal, struktur, bahasa

figuratif, sarana retorika, sampai grafologi.

a. Tujuan Kajian Stilistika

Nurgiyantoro (2019) mengemukakan kajian stilistika dapat

juga bertujuan untuk menentukan seberapa jauh dan dalam hal apa

serta bagaimana pengarang mempergunakan tanda-tanda linguistik

untuk memperoleh efek khusus. Ada asumsi bahwa ketika

pengarang menggunakan bentuk-bentuk bahasa tertentu, memilih

berbagai bentuk komponen bahasa tertentu. Misalnya kata dan

30

Page 35: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

ungkapan itu adalah sesuatu yang disengaja. Maka, pemilihan itu

memiliki tujuan tertentu, memiliki tujuan untuk mencapai efek

khusus, efek estetis. Hasil kajian stile akan memperkaya

pengetahuan, bahasa dalam suatu teks (sastra) (h.76).

Masih pendapat Nurgiyantoro bahwa tujuan kajian stile

(stilistika) adalah untuk mengapresiasi teks kesastraan. Hal itu

berarti kita harus menganalisis berbagai aspek bahasa teks. Aspek

yang dianalisis untuk teks sastra adalah berbagai tanda linguistik

(linguistik features) yang meliputi bunyi, diksi, struktur, bahasa

figuratif (pemajasan), sarana retorika (penyiasatan struktur), serta

konteks dan kohesi. Berbagai aspek inilah yang dikaji untuk

ditemukan keberadaannya dalam sebuah teks yang bersangkutan.

Hasilnya di deskripsikan dalam bentuk deskripsi kebahasaan

(linguistik description). Tujuan ini dimaksudkan untuk

menunjukan keunggulan dan atau ketepatan penggunaan berbagai

aspek kebahasaan dalam teks yang bersangkutan sehingga gagasan

dan pikiran yang dikemukakan jelas, dan karenanya dapat

dipahami oleh pembaca dengan baik (h.101-102).

b. Kajian (Unsur) Stile

Nurgiyantoro (2019) mengungkapkan Kajian terhadap stile

sebuah teks dilakukan dengan menganalisis unsur stile teks yang

bersangkutan. Teks-teks yang dikaji haruslah teks-teks yang jelas

konteksnya. Artinya, teks dengan ragam bahasa tertentu, misalnya

31

Page 36: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

ragam bahasa sastra. unsur-unsur stile yang penting yang

dibicarakan di bawah ini adalah unsur bunyi, leksikal, struktur,

bahasa figuratif (pemajasan) dan sarana retorika (penyiasatan

struktur), citraan, serta kohesi.

1) Bunyi

Bahasa pertama-tama adalah bunyi, maka bunyi adalah

aspek penting dalam eksistensi bahasa. Bahasa terbentuk

karena adanya sistem konvensi masyarakat pemakai yang

bersangkutan lewat bunyi yang dihasilkan alat ucap. Bunyi

kemudian dikenal dengan dilambangkan lewat huruf-huruf dan

dikenal dengan bahasa tulis.

Unsur bunyi yang diidentifikasi antara lain mencakup hal-hal

sebagai berikut:

a) Persajakan dalam segala bentuknya, misalnya unsur bunyi

yang berwujud sajak awal, tengah, dan akhir untuk kata

larik, alitrasi, asonansi, dan lain-lain yang dapat ditemukan.

b) Irama dan semua cara untuk mencapainya. Misalnya

bentuk-bentuk bunyi yang menghasilkan suara melodis,

merdu, berirama, efoni atau kakafoni, bahkan mungkin juga

periodus, dan lain-lain.

c) Nada dan suasana yang terbangkitkan, misalnya nada dan

suasana riang gembira, bersemangat, romantis, rindu,

kagum, sedih, sendu, pasrah, tidak berdaya, dan lain-lain.

32

Page 37: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

2) Leksikal

Aspek leksikal adalah satuan bentuk terkecil dalam konteks

struktur sintaksis dan wacana. Kalimat dibangun dan

dihadirkan lewat kata. Maka pemilihan kata-kata tersebut mesti

dilakukan secara hati-hati dan ketat dengan melewati

pertimbangan perihal ketepatan untuk memperoleh efek

tertentu yang diinginkan, khususnya efek estetis. Unsur leksikal

yang dimaksud adalah sama dengan pengertian diksi, yaitu

mengacu pada pengertian penggunaan kata-kata tertentu yang

sengaja dipilih oleh pengarang untuk mencapai tujuan tertentu.

3) Gramatikal

Aspek gramatikal yang dimaksud dalam unsur stile ini

adalah struktur sintaksis yang di dalamnya terdapat unsur frase,

klausa, dan kalimat. Aspek struktur sintaksis merupakan

struktur yang lebih tinggi tingkatannya daripada unsur leksikal.

Struktur sintaksis tidak lain adalah susunan kata menurut aturan

tertentu. Artinya, kata-kata tidak dapat asal dideretkan begitu

saja tanpa tunduk pada sistem kaidah suatu bahasa. Sebuah kata

boleh saja sudah memiliki makna referensial, namun makna

yang secara pasti dikandungnya sebenarnya baru dapat

ditentukan setelah berada dala struktur kalimat atau bahkan

wacana yang memuatnya.

33

Page 38: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

4) Kohesi

Kohesi merupakan hal penting dalam kaitannya dengan

wacana dan analisis wacana. Stilistika pada hakikatnya juga

merupakan analisis wacana. Maka kajian stilistika mesti juga

menempatkan khose sebagai salah satu unsur stile yang perlu

mendapat perhatian.

5) Bahasa Figuratif dan Sarana Retorika

Penggunaan bahasa figuratif dan sarana retorika dalam

bahasa sastra merupakan sesuatu yang sudah dikenal secara

umum. Bahkan tidak sedikit orang yang beranggapan bahasa

sastra mesti berwujud berbagai macam unsur bahasa figuratif

dan sarana retorika itu. Sebenarnya, kedua hal tersebut juga

banyak dimanfaatkan dalam bahasa nonsastra. Penggunaan

bahasa figuratif dan sarana retorika merupakan sarana untuk

memperoleh efek keindahan teks yang bersangkutan. Dalam

kenyataannya penggunaan stile sebuah penuturan, aspek

pemajasan (bahasa figuratif) dengan penyiasatan struktur

(sarana retorika) terjalin secara erat bahkan dalam satu kalimat.

Sebuah kalimat mungkin saja mengandung dan mendayakan

lebih dari satu unsur stile, yaitu yang berupa pemajasan dan

penyiasatan struktru sekaligus. Selanjutnya difokuskan pada

unsur stile pemajasan (bahasa figuratif) dan penyiasatan

struktur (sarana retorika).

34

Page 39: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

a) Pemajasan

Istilah yang dipakai dapat majas atau bentuk

jadiannya pemajasan. Cakupan makna yang ditunjuk lebih

luas pemajasan. Pemajasan merupakan teknik

pengungkapan bahasa, penggayabahasaan, yang maknanya

tidak menunjuk pada mkan harfiah kata-kata yang

mendukungnya, melainkan pada makna yang ditambahkan

atau makna yang tersirat. Jadi pemajasan merupakan stile

yang bermain dengan makna, yaitu dengan menunjuk

makna yang dimaksud secara tidak langsung.

Dalam puisi kata dan bahasa adalah segalanya.

Keindahan puisi adalah keindahan bahasa. Tuntutan bahasa

puisi yang harus disingkat padat merupakan sebuah

konsentrasi seolah-olah “mengaharuskan” penggunaan

pemajasan agar dapat membangkitkan makna asosiatif yang

lebih luas. Maka pemajasan merupakan hal yang penting

kehadirannya. Penggunaan stile yang berwujud pemajasan,

apalagi dalam puisi, secara umum tampak memengaruhi

gaya dan keindahan teks-teks yang bersangkutan.

Majas memiliki bermacam jenis yang jumlahnya relatif

banyak, bahkan tidak sedikit literatur dan orang yang

memasukan stile yang bermain dengan struktur juga

sebagai pemajasan. Dari sekian banyak bentuk pemajasan,

35

Page 40: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

tampak bahwa majas-majas itu pada umunya berupa majas

perbandingan dan sebagaian yang majas pertautan.

Ratna mengungkapkan Majas (figure of speech)

adalah pilihan kata tertentu sesuai dengan maksud penulis

atau pembicara dalam rangka memperoleh aspek

keindahan. Majas lebih banyak berkaitan dengan aspek

kebahasaan. Pada umumnya majas dibagi menjadi empat

macam, yaitu: a) majas penegasan, b) majas perbandingan,

c) majas pertentangan, d) majas sindiran. Dengan kalimat

lain, majas disamakan dengan gaya bahasa. Namun ruang

lingkup gaya bahasa lebih luas, sebaliknya majas lebih

sempit, sehingga majas bersifat membantu gaya bahasa. Di

dalam gaya bahasa inilah dimasukan penggunaan majas,

seperti repetisi, hiperbola, dan lainnya.

6) Citraan

Selain berbagai bentuk pemajasan dan penyiasatan struktur

cara khas lain yang laim digunakan dalam teks-teks sastra

adalah penggambaran secara konkret sesuatu yang sebenarnya

abstrak. Melalui ungkapan-ungkapan bahasa tertentu yang

ditampilkan dalam teks-teks sastra itu dapat merasakan indera

ikut terangsang, terbangkitkan seolah-olah ikut melihat atau

mendengar apa yang dilukiskan dalam teks tersebut.

36

Page 41: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

Citraan merupakan suatu stile, gaya penuturan yang banyak

dimanfaatkan dalam penulisan sastra. Ia dapat dipergunakan

untuk mengkonkretkan pengungkapan gagasan-gagasan yang

sebenarnya abstrak melalui kata-kata dan ungkapan yang

mudah membangkitkan tanggapan imajinasi. Citra memberikan

kemudahan bagi pembaca. Citra terkait dengan panca indera

manusia, maka macam citraan juga ada lima buah. Kelima jenis

indera manusia dan kelima jenis citraan itu adalah:

a) Citraan penglihatan (visual)

Citraan visual adalah citraan yang terkait dengan

pengongkretan objek yang dapat dilihat oleh mata, objek

yang dapat dilihat secara visual. Jadi, objek visual adalah

objek yang tampak seperti meja, jendela, kursi, pintu, dan

lain-lain.

b) Citra Pendengaran (auditoris)

Citra pendengaran adalah pengkonkretan objek bunyi yang

didengar oleh telinga. Citra auditif terkait usaha

pengkonkretan bunyi-bunyi tertentu baik ditunjukan lewat

deskripsi verbal maupun tiruan, sehingga seolah-olah

pembaca dapat mendengar bunyi-bunyi itu walau hanya

secara mental rongga imajinasi.

37

Page 42: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

c) Citraan Gerak (kinestetik)

Citraan gerak (kinestetik) adalah citraan yang terakit

dengan pengkonkretan objek gerak yang dapat dilihat oleh

mata. Hal itu mirip dengan citraan visual yang juga terkait

dengan penglihatan. Namun, dalam citraan gerak yang

dibangkitkan untuk dilihat adalah suatu aktivitas, gerak

motorik, bukan objek diam. Lewat penggunaan kata-kata

yang menyarankan pada suatu aktivitas, lewat kekuatan

iamjinasinya, pembaca (seolah-olah) juga dapat melihat

aktvitas yang dilukiskan.

d) Citraan Rabaan (taktil termal) dan Penciuman (olfaktori)

Citraan rabaan dan penciuman. Kedua citraan itu menunjuk

pada pelukisan rabaan dan penciuman secara konkret walau

hanya terjadi di rongga imajinasi pembaca. Tidak berbeda

dengan jenis-jenis citraan sebelumnya, kedua citraan itu

juga dimaksudkan untuk mengonkretkan dan

menghidupkan sebuah penuturan.

38

Page 43: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

B. Penelitian Yang Relevan

Dalam penelitian proposal skripsi yang berjudul “Analisis Puisi

Perjamuan Khong Guan Karya Joko Pinurbo: Kajian Struktural dan

Stilistika”. Penelitian ini bukanlah satu-satunya yang membahas mengenai

Kajian Struktural dan Stilistika. Penelitian yang dijadikan sebagai

penelitian relevan, penelitian tersebut antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Muamar Ahmad Gardhafi mahasiswa

Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun 2019 dengan judul

“Majas dan Citraan Dalam Antologi Puisi Surat Kopi Karya Joko

Pinurbo: Kajian Stilistika dan Relevansinya Sebagai Pembelajaran

Karya Sastra Di SMA”. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa Majas yang terkandung dalam 15 puisi dalam antologi puisi

Surat Kopi Karya Joko Pinurbo antara lain: hiperbola, personifikasi,

metafora, antitesis, ironi, repetisi, indo, klimaks, dan paradoks. Majas-

majas tersebut digunakan untuk memperindah menyampaikan makna

melalui bahasa kiasan yang indah dan menarik. Citraan yang terdapat

dalam 15 puisi dalam antologi puisi Surat Kopi Karya Joko Pinurbo

antara lain: citraan intelektual, pengecapan, penglihatan, pendengaran

dan perabaan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan

menganalisis dengan kajian stilistika pada penggunaan majas dan

citraan masih paling dominan dan banyak ditemukan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Aditya Krisna Bayu mahasiswa Ilmu

Budaya Universitas Diponegoro dengan judul “Puisi “Batas” Dan

39

Page 44: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

“Tidak Ada New York Hari Ini” Karya M. Aan Mansyur: Kajian

Struktur dan Stilistika”. Hasil analisis diksi dan gaya bahasa puisi

“Tidak Ada New York Hari Ini” banyak menggunakan diksi konotatif.

Puisi “Batas” lebih banyak menggunakan diksi dengan makna

denotatif. Pada puisi “Tidak Ada New York Hari Ini” gaya bahasa

yang paling sering digunakan adalah gaya bahasa berdasarkan tidak

langsungnya makna. Pada puisi “Batas” gaya bahasa juga lebih banyak

menggunakan gaya bahasa berdasarkan tidak langsung maknanya.

Dengan demikian, penelitian ini dilakukan dengan menganalisis

struktur fisik puisi yang berupa penggunaan diksi dan gaya bahasa

sebagai kajian dari stilistika.

Berdasarkan kedua penelitian relevan di atas, maka dapat dilihat

bahwa kajian struktur dan stilistika dengan memfokuskan kepada

majas dan citraan dapat membantu memecahkan masalah gaya bahasa

yang terdapat di dalam puisi, serta struktur yang dapat menjadi acuan

pertama untuk menemukan unsur pembangun pada puisi untuk

mengungkapkan keutuhan puisi.

40

Page 45: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif

dengan metode penelitian deskriptif kualitatif yang mendeskripsikan hasil

analisis puisi. Menurut Mahmud (2011) “Penelitian kualitatif merupakan

suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang berorientasi pada

fenomena atau gejala yang bersifat alami. Karena orientasinya demikian,

sifatnya mendasar dan naturalistis atau bersifat kealamian, serta tidak bisa

dilakukan di laboratorium, melainkan di lapangan” (h.89). Sedangkan

metode deskriptif menurut Sumanto (1995) Penelitian deskriptif adalah

suatu penelitian yang diupayakan untuk mencandra atau mengamati

permasalahan secara sistematis dan akurat mengenai fakta dan sifat objek

tertentu. Metode ini berusaha menggambarkan dan menginterpretasi apa

yang ada atau mengenai kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang

sedang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek

yang terjadi, atau kecenderungan yang tengah berkembang, (Mahmud,

2011, h.100)

Ada beberapa hal yang dipandang sebagai ciri pokok metode

deskriptif, yaitu :

41

Page 46: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada

masa sekarang, pada masalah aktual;

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, dan kemudian

dianalisis (sehingga metode ini sering disebut metode analitik).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1) Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tidak terikat pada suatu tempat karena objek yang

dikaji berupa naskah (teks) sastra, yaitu puisi Perjamuan Kong Guan

Karya Joko Pinurbo. Penelitian ini bukan penelitian yang analisisnya

bersifat statis melainkan sebuah analisis yang dinamis yang dapat terus

dikembangkan.

2) Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dimulai dari pengajuan judul proposal sampai

pada ujian skripsi. Waktu penelitian dapat dilihat dalam tabel

penelitian berikut:

Tabel. 3.1

Jadwal Penelitian

No KegiatanBulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov

1 Pengajuan judul

2 Bimbingan proposal

3 Seminar Proposal

42

Page 47: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

Skripsi4 Bimbingan

dan revisi hasil seminar

5 Pembuatan Instrumen Penelitian

6 Pengumpulan Data

7 Pengumpulan dan Analisis

Data8 Ujian Skripsi

C. Sumber dan Jenis Data Penelitian

Sumber data penelitian ini yaitu Puisi “Perjamuan Khong Guan”

Karya Joko Pinurbo yang diterbitkan oleh penerbit PT Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta pada tahun 2020. Puisi ini tebalnya 130 halaman dengan

empat bab/kaleng. Adapun Jenis data penelitian ini dapat dikelompokan

menjadi data primer dan data sekunder, yaitu sebagai berikut:

1) Data primer, yaitu data pokok yang menjadi objek penelitian ini. Data

penelitian ini adalah struktur batin puisi dan stilistika bahasa figuratif

(pemajasan) dan citraan yang terdapat dalam Puisi “Perjamuan Khong

Guan” Karya Joko Pinurbo. Sumber data primer berhubungan dengan

struktur dan stilistika bahasa figuratif (majas) serta citraan dalam puisi

Perjamuan Khong Guan” Karya Joko Pinurbo.

43

Page 48: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

2) Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber lain yang sudah

diteliti, serta data penunjang lainnya yang diperoleh dari buku atau

tulisan yang bermanfaat untuk mendapatkan teori maupun hal yang

dapat mendukung data sesuai dengan topik penelitian ini, yakni Jurnal,

Buku Puisi “Perjamuan Khong Guan” Karya Joko Pinurbo, dan buku-

buku referensi lainnya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2017) “Teknik pengumpulan data merupakan langkah

yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian

adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data,

maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data

yang ditetapkan” (h.224). Teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah teknik pustaka dan catat. Dalam hal ini kajian terhadap puisi

Perjamuan Khong Guan” Karya Joko Pinurbo sebagai data utama atau

data primer. Dalam penelitian ini, penulis menganalisis data dengan

menggunakan tahap-tahap sebagai berikut:

1. Membaca puisi Perjamuan Khong Guan Karya Joko Pinurbo;

2. Memahami teks berdasarkan struktur batin dan stilistika bahasa

figuratif (pemajasan) serta citraan pada puisi;

3. Mengklasifikasikan data sesuai dengan instrumen yang digunakan;

4. Mendeskripsikan dan menganalisis data;

5. Memaparkan hasil penelitian secara menyeluruh serta membuat

kesimpulan.

44

Page 49: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

E. Instrumen Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan

berperan serta, namun peranan penelitilah yang menentukan keseluruhan

skenarionya. Instrumen dalam penelitian ini merupakan penelitian sendiri

dan dibantu dengan tabel analisis yang menekankan pada struktur puisi

dan stilistika bahasa figuratif (majas) yang terdapat dalam puisi yang

dianalisis. Menurut sugiyono (2017) dalam penelitian kualitatif segala

sesuatu yang akan dicari dari obyek penelitian belum jelas dan pasti

masalahnya, sumber datanya, hasil yang diharapkan semuanya belum jelas

(h.223).

Tabel 3.2Instrumen Penelitian Struktur Batin Puisi

NO STRUKTUR BATIN KUTIPAN PUISI KET

1 Tema

2 Nada

3 Perasaan

4 Amanat

Tabel 3.3

Instrumen Penelitian Bahasa Figuratif (Pemajasan)

NO MAJAS KUTIPAN PUISI KET

1 Penegasan

2 Perbandingan

45

Page 50: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

3 Pertentangan

4 Sindiran

3.4

Instrumen Penelitian Citraan

NO JENIS CITRAAN TEMUAN PUISI KET

1 Penglihatan

2 Pendengaran

3 Gerak

4 Perabaan

5 Penciuman

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti mengarah pada kajian

analisis deskriptif. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam

menganalisis data adalah sebagai berikut:

1. Reduksi data

Setelah data-data dikumpulkan, maka tahap selanjutnya yaitu

mereduksi data tersebut. Reduksi data berarti merangkum, memilih

hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting. Dalam penelitian

data yang diperoleh adalah struktur batin puisi, tema, nada, rasa, dan

amanat, serta penggunaan bahasa figuratif (majas) dan citraan.

2. Penyajian Data

46

Page 51: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

menyajikan data. Pada tahap ini peneliti membaca keseluruhan puisi

“Perjamuan Khong Guan” Karya Joko Pinurbo, kemudian peneliti

menganalisis mengenai struktur batin dan stilistika bahasa figuratif

(pemajasan) dan citraan yang terdapat dalam puisi “Perjamuan Khong

Guan” Karya Joko Pinurbo, sehingga dapat memperoleh data yang

berkenaan dengan struktur batin puisi (tema, nada, rasa, amanat) dan

bahasa figuratif (pemajas) dan citraan.

3. Menarik Kesimpulan/Verifikasi

Setelah reduksi dan penyajian data, maka langkah akhir dalam

analisis data adalah tahap menarik kesimpulan. Pada tahap ini, peneliti

melakukan penarikan simpulan berdasarkan analisis data yang telah

diperoleh sejak awal hingga akhir penelitian. Simpulan ini masih

bersifat sementara, untuk itu perlu adanya verifikasi selama penelitian

berlangsung.

G. Keabsahan Data

Keabsahan data adalah suatu bukti untuk meyakinkan temuan-temuan

dalam penelitian dapat dipercaya ataupun dipertimbangkan. Untuk

meyakinkan bahwa deskripsi data yang telah disajikan di atas adalah data

yang absah dan memiliki derajat kepercayaan dilakukan teknik

penjaminan keabsahan melalui objektivitas (confirmability) dan kesahihan

internal (credibility).

1) Objektivitas (confirmability)

47

Page 52: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

Untuk menjamin objektivitas hasil penelitian, desain penelitian telah

dibuat secara sistematis, fokus penelitian telah disesuaikan dengan

tujuan penelitian, kajian literatur yang relevan, teknik pengumpulan

data telah disesuaikan dengan fokus permasalahan penelitian.

Penelitian ini dari awal sampai akhir selalu merujuk pada puisi

“Perjamuan Khong Guan” Karya Joko Pinurbo.

2) Kesahihan Internal (credibility)

Sebuah hasil penelitian diperlukan validitas internal, dalam penelitian

ini, peneliti telah menyesuaikan data yang relevan dan telah

mengkonfirmasikan data. Adapun yang dilakukan peneliti untuk

mencapai kredibilitas sebagai berikut:

a. Triangulasi (peer debriefing)

Untuk mencapai keabsahan data, triangulasi salah satu teknik

pengecekan sebagai perbandingan terhadap data yang telah

diambil.

Berikut adalah sumber yang akan diwawancarai dengan dasar

kualifikasi pemilihannya, yaitu berdasarkan pendidikan dan latar

belakang narasumber:

1) Nama : Nori Anggraini, M.A

Alamat :

Pekerjaan : Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia-

Univeristas Muhammadiyah Tangerang.

2) Nama :

48

Page 53: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

Alamat :

Pekerjaan :

b. Diskusi dengan teman sejawat

Mendeskripsikan hasil penelitian yang bersifat sementara untuk

mendapatkan saran dan berbagai pendapat dari hasil diskusi untuk

dijadikan bahan perbaikan dalam hasil penelitian sementara.

3) Kesahihan External (transferability)

Tahap ini berkomitmen dengan hasil penelitian yang dapat ditransfer

oleh orang lain dapat diaplikasikan dalam situasi lain. Untuk mencapai

kesahihan ekternal tersebut, penulis mewawancarai narasumber yang

berkompeten dibidangnya.

4) Keterandalan (dependability)

Keterandalan adalah berupa bentuk untuk menguji dan sudah

tercapainya keterandalan data dalam penampilan. Maka dengan ini,

peneliti siap apabila yang disajikan akan dilakukan audit kembali

terhadap keseluruhan penelitian yang dimulai dari menentukan fokus

masalah, memasuki lapangan pengambilan data penelitian, analisis

data penelitian, uji keabsahan penelitian sampai pada simpulan

penelitian.

49

Page 54: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Dibia, I Ketut. (2018). Apresiasi Bahasa dan Sastra Indonesia. Depok: PT. Raja

Grafindo.

Hudhana, Winda Dwi. (2018). Metode Penelitian Sastra: Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Samudra Biru.

Kokasih, E. (2012). Dasar-Dasar Keterampilan Bersastra. Bandung:Yrama Widya.

Kokasih, E & Endang Kurniawan. (2019). 22 Jenis Teks. Bandung:Yrama Widya.

Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Nurgiyantoro, Burhan. (2015). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

Univercity Press.

Nurgiyantoro, Burhan. (2019). Stilistika. Yogyakarta: Gadjah Mada Univercity

Press.

Pinurbo, Joko. (2020). Kumpulan Puisi Perjamuan Khong Guan. Jakarta:PT

Gramedia Pustaka Utama.

Pradopo, Rachmat Djoko. (2014). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

50

Page 55: DAFTAR ISIsiasat.fkip-umt.ac.id/.../pdf/1688201100_DIEN_MAULIDINA.docx · Web viewTanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

Ratna, Nyoman Kutha. (2017). Stilistika, Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan

Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suhardiyanto, Yundi Fitrah (2018). “Seloko Adat Jambi: Kajian Struktur, Fungsi

Pragmatik dan Fungsi Sosial.” Jurnal DIKBASTRA: Pendidikan Bahasa dan

Sastra 1(1): 79-97.

https://online-journal.unja.ac.id/index.php/dikbastra

(diakses 07 April 2020)

Tarigan, Henry Guntur. (2013). Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: CV.

Angkasa.

Zulfahnur, dkk. (2016). Teori Sastra. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

51