lemas dan lelah otot pada sekujur tubuh

Upload: jojoclaudia

Post on 14-Jan-2016

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pbl

TRANSCRIPT

Lemas dan Lelah Otot pada Sekujur Tubuh Josephine Claudia 102013396 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510 Telephone : (021) 5694 2061 Email : jojo .claudia12 @gmail .comPendahuluanDalam melaksanakan sebuah aktivitas, otot akan mengalami kontraksi dan relaksasi secara bergantian dan terus menerus untuk menggerakkan anggota tubuh yang digunakan dalam melakukan kegiatan tertentu. Kontraksi dan relaksasi terjadi pada sel-sel otot rangka, yang seperti halnya neuron, dapat dirangsang secara kimiawi, listrik, dan mekanik untuk menghasilkan potensial aksi yang dihantarkan di sepanjang membrane selnya. Namun, berbeda dengan neuron, otot memiliki mekanisme kontraktil yang diaktifkan oleh potensial aksi. Protein kontraktil aktin dan miosin, yang menghasilkan kontraksi, terdapat dalam jumlah yang sangat banyak di otot. Mekanisme kontraktil di otot rangka bergantung pada protein miosin-II, aktin, tropomiosin, dan troponin. Troponin terdiri dari 3 subunit, Troponin I, troponin T, dan troponin C. Protein penting lain di otot berperan dalam mempertahankan protein kontraktil agar berhubungan secara benar satu sama lain dan dengan matriks ekstrasel.1Struktur Tulang pada Ekstremitas Atas secara MakroskopisEkstremitas superior berfungsi secara khusus untuk mengangkat beban dan membantu dalam melakukan aktivitas. Ekstremitas superior terdiri dari Scapula, Clavicula, Humerus, Radius, Ulna, Carpal, Metacarpal dan Felanges. Scapula adalah tulang pipih yang dipertahankan oleh otot otot yang melekatkannya pada iga dan columna vertebralis. Hal ini memungkinkan gerakan yang bebas pada gelang bahu, gerakan menggapai ke depan dan ke belakang serta ke samping. Clavicula merupakan tulang panjang berbentuk huruf S. Tulang Clavicula terletak persis di bawah kulit dan mudah diraba sepanjang strukturnya. Clavicula merupakan satu satunya tulang yang menghubungkan tulang tulang ekstremitas atas dengan rangka aksila karena scapula tidak berartikulasi dengan iga maupun Columna Vertebralis.2Humerus merupakan tulang terbesar dan terpanjang pada ekstremitas atas. Ujung atasnya memiliki kepala berbentuk hemisferis, dilapisi tulang rawan hialin, yang berartikulasi dengan kavum Glenoid Scapula untuk membentuk sendi bahu. Shaft Humerus mempunyai sejumlah permukaan kasar untuk tempat perlekatan otot.2Radius merupakan tulang bagian luar pada lengan bawah. Leher Radius merupakan bagian yang menyempit di bawah kepala dan pada sisi Ulna terdapat tonjolan yang merupakan empat insersi otot biseps. Ujung bawah Radius berukuran lebih besar dan berperan dalam pembentukan sendi pergelangan tangan dan memiliki tonjolan yang dapat diraba pada basis ibu jari. Sementara Ulna terletak pada sisi dalam dari lengan bawah. Shaft Ulna memiliki pinggir tajam tempat melekat membrana interossea yang membentang antara kedua tulang tersebut. 2Tulang tulang carpal terdiri dari 8 tulang yang tersusun dalam 2 baris (masing masing terdiri atas 4 tulang). Tulang tulang barisan proksimal adalah Scaphoideum, Lunatum, Triquetrum dan Pisiforme. Tulang tulang barisan distal terdiri dari Trapezium, Trapezoideum, Capitum dan Hamatum. Tulang tulang Metakarpal adalah 5 tulang panjang mini yang terletak membujur di telapak tangan. Metakarpal pertama yang berartikulasi dengan 2 falang pembentuk ibu jari dan dapat bergerak lebih bebas dibanding 4 metakarpal lain serta dapat dipertemukan dengan jari jari lain sehingga meningkatkan tenaga genggaman. Falangs juga merupakan tulang panjang mini, 3 untuk masing masing jari dan 2 untuk ibu jari.2 Otot Anggota Gerak AtasOtot ekstremitas atas dapat dibagi menjadi otot lengan atas, lengan bawah dan tangan.2Otot lengan atasOtot lengan adalah bagian ekstremitas yang paling besar dan kuat dan meliputi otot- otot diantaranya adalah Bisep, Trisep, Deltoid dan Brakialis. Bisep disebut otot yang mempunyai dua kepala atau caput. Otot ini membentang ke bagian bawah di depan lengan dan dapat dengan mudah di raba saat otot tersebut kontraksi. Otot ini muncul melalui dua kepala, satu dari Cavum Glenoid dan satu lagi dari prosesus korakoid Scapula dan otot ini diinsersi ke dalam tuberositas radialis di lengan bawah, menyilang bagian depan sendi siku. Otot ini memfleksi siku dan bahu serta mensupinasi tangan. 2Trisep disebut sebagai otot yang mempunyai tiga kepala. Trisep berada di belakang lengan. Trisep muncul dengan tiga kepala, satu dari Scapula dan dua dari Humerus dan otot ini diinsersi ke dalam olekranon ulna pada bagian belakang sendi siku. Trisep mengekstensi siku dan bahu dan merupakan antagonis bisep.2Deltoid berada di atas bahu dan melekat pada girda deltoid, tepat di atas sendi bahu. Kerja deltoid ialah mengabduksi bahu ke sudut kanan. Bagian depan deltoid membantu memfleksi bahu, menggerakkan humerus ke depan, dan bagian belakang, juga membantu mengekstensi bahu, menggerakkan humerus ke belakang dan ke arah garis tengah.2Brakialis terletak lebih rendah daripada bisep yakni di depan lengan, muncul dari humerus dan diinsersi ke dalam prosesus koronoid Ulna. Brakialis membantu bisep dalam kerja fleksi siku yang kuat.2

Gambar.1 Otot pada Regio Brachium2Otot Lengan BawahLengan bawah mengandung banyak otot polos yang kurang kuat untuk gerakan pergelangan tangan dan jari. Di bagian depan, terdapat fleksor pergelangan tangan, fleksor umum jari, fleksor panjang ibu jari dan otot pronator pergelangan tangan. Pada bagian belakang terdapat ekstensor pergelangan tangan, ekstensor umum jari jari, ekstensor ibu jari dan jari pertama dan suponator pergelangan tangan. Tendori otot yang menyilang pergelangan tangan diikat ke bawah oleh retinakulum fleksor tepat di atas sendi pergelangan.2Otot TanganTangan terdiri dari otot yang sangat halus yang membuatnya cenderung kaku dan mempengaruhi fungsinya dalam menggengam dan mengangkat. Oleh karena itu, banyak otot yang menggerakkannya berada di lengan bawah. Tangan hanya mengandung fleksor pendek ibu jari serta abduktor dan adduktor otot untuk jari. Yang terakhir disebut otot interseroseus dan berkembang baik pada dasar ibu jari dan sedikit meluas ke dasar jari kelingking. Di sini otot membentuk tenar dan hipotenar eminen dan memberi kekuatan untuk menggenggam. Di sini aduksi ibu jari sangat penting.2

Gambar.7 Otot pada Regio Antebrachium dan Regio Manus2Struktur Tulang pada Tungkai Bawah secara MakroskopisExtremitas inferior khusus berfungsi untuk lokomosi, penopang beban, dan mempertahankan keseimbangan. Extremitas inferior terdiri dari empat bagian yaitu Pelvis, yang terdiri dari os coxae yang menghubungkan kerangka extremitas inferior dengan columna vertebralis, paha dengan femur yang menghubungkan panggul(pelvis) dengan lutut(genu) dan patella. Tungkai bawah dengan tibia dan fibula yang menghubungkan lutut dengan ossa tarsi. Kaki dengan ossa tarsi, ossa metatarsi, dan phalanx yang merupakan ujung distal extremitas inferior.3Tibia, yang besar dan merupakan penyangga beban, proksimal bersendi dengan condylus femur dan distal dengan talus. Foramen nutriens tibia yang paling besar pada seluruh kerangka, terletak pada permukaan posterior bagian sepertiga proksimal tulang tersebut. Canalis nutriens melintas cukup jauh kearah distal dalam tulang sebelum memasuki cavities medullaris tibia. Fibula yang ramping, terletak posterolateral dan tibia dan terutama berguna sebagai tempat lekat untuk otot dan tidak atau hanya sedikit berguna untuk menopang berat tubuh. Corpus tibiae dan corpus fibulae dihubungkan oleh selembar membrane interossea cruris.3Otot-Otot pada Tungkai BawahFascia cruris, yakni fascia profunda tungkai bawah, melekat pada tepi anterior dan tepi medial tibia; disini fascia cruris membaur dengan periosteum tibiae. Di bagian proksimal aspek anterior tungkai bawah fascia cruris amat tebal dan berfungsi sebagai tempat lekat proksimal bagi otot di bawahnya. Meskipun fascia lata di bagian distal tungkai bawah tipis, fascia ini menjadi lebih tebal pada tempat dibentuknya retinaculum musculorum extensorum superius dan retinaculum musculorum extensorum inferius. Dari permukaan dalam fascia crusis dilepaskan septum intermusculare cruris anterius dan septum intermusculare cruris posterius ke dalam untuk melekat pada tepi fibula yang sesuai. Septum intermusculare cruris anterior dan intermusculare cruris posterius bersama membrane interossea cruris membagi tungkai bawah menjadi kompartemen-kompartemen: Compartementum anterius, Compartementum laterale, dan Compartementum posterius yang terbagi lagi menjadi pars superficialis dan pars profunda.3Pada Compartimentum anterius terdapat M. tibialis anterior yang berfungsi untuk dorsofleksi pergelangan kaki dan inversi kaki, M. extensor hallucis longus yang berfungsi untuk ekstensi digitus primus dan dorsofleksi pergelangan kaki, M. ekstensor digitorum longus yang berfungsi untuk ekstensi keempat jari kaki lateral dan dorsofleksi pergelangan kaki, dan M. fibularis tertius yang berfungsi untuk dorsofleksi pergelangan kaki dan membantu eversi kaki.3Pada bagian Compartimentum laterale, terdapat M. fibularis longus dan M. fibularis brevis yang berfungsi untuk eversi kaki dan sedikit plantarfleksi pada pergelangan kaki.3Selain itu ada juga M. flexor hallucis longus yang berfungsi untuk fleksi digius primus (hallux) pada semua sendi dan fleksi plantar pada pergelangan kaki, menunjang lengkung kaki longitudinal medial. M. flexor digitorum longus yang begfunsi untuk laterofleksi keempat jari kaki lateral dan fleksi plantar pergelangan kaki, menyokong lengkung-lengkung kaki longitudinal, dan M. tibialis posterior yang berfungsi untuk fleksi plantar pergelangan kaki dan inversi kaki. 3Struktur Mikroskopis Otot dan TulangOtot secara umum dibagi atas 3 jenis, yaitu otot rangka, otot jantung, dan otot polos; meskipun otot polos bukan termasuk katergori tunggal yang homogeny. Otot rangka merupakan massa besar yang menyusun jaringan otot somatic. Otot ini memiliki gambaran serat-lintang yang sangat jelas, biasanya tidak berkontraksi tanpa rangsangan dari saraf, tidak memilki hubungan anatomic dan fungsional di antara serabut ototnya, dan umumnya di bawah kendali volunter. Otot rangka tersusun dari serabut otot yang merupakan balok penyusun sistem otot dalam arti yang sama dengan neuron merupakan balok penyusun sistem saraf. Setiap serabut otot merupakan sel tunggal yang berinti banyak, memanjang, silindrik, dan diliputi oleh membrane sel yang dinamakan sarkolema. Diantara sel-selnya tidak terdapat jembatan sinsitium. Serabut otot tersusun atas myofibril yang terbagi menjadi filament. Filament-filamen ini tersusun dari protein-protein kontraktil.1Otot polos adalah otot yang tidak berlurik dan kerjanya involunter (tidak sadar). Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding organ berongga seperti kandung kemih dan uterus. Otot polos memiliki ciri ciri yaitu serabut ototnya berbentuk spindel dengan panjang yang bervariasi, satu sel otot polos mengandung satu nukleus yang terletak di tengah (sentral), bekerja secara tidak sadar, kontraksinya kuat dan lamban serta tidak mudah lelah. Jenis otot ini dapat berkontraksi tanpa adanya rangsangan saraf. Secara fisiologis, kontraksinya lamban namun tahan lama.1Otot jantung adalah otot yang hanya ditemukan di jantung. Otot ini bergaris atau memiliki lurik seperti otot lurik. Perbedaannya adalah bahwa serabutnya bercabang dan saling bersambung satu sama lain. Otot jantung memiliki kemampuan khusus untuk mengadakan kontraksi otomatis dan ritmis tanpa tergantung pada ada atau tidaknya rangsangan saraf. Ciri lain adalah nukleusnya terletak di tengah. 1Pada otot rangka ada otot serat-lintang yang khas. Pita I yang terang terbagi oleh garis Z yang gelap, dan ditengah pita A yang gelap tampak pita H yang lebih terang. Garis melintang M tampak di tengah pita H, dan garis ini dengan daerah terang yang sempit di kedua sisinya kadang-kadang dinamakan daerah pseudo-H. daerah di antara dua garis Z yang bersebelahan dinamakan sarkomer. Filament tebal, yang berdiameter lebih kurang 2 kali diameter filament tipis, tersusun dari miosin, filament tipis tersusun dari aktin, tropomiosin, dan troponin. Filamen tebal berjajar untuk membentuk pita A, sedangkan susunan filament tipis membentuk pita I yang kurang padat. Pita H yang lebih terang, di tengah pita A, merupakan daerah yang apabila otot melemas, filament-filamen tipis tidak bertumpang tindih dengan filament tebal.garis Z memotong fibril dan terhubung ke filament tipis.1Jenis miosin yang terdapat di otot adalah miosin II, dengan dua kepala berbetuk globular serta ekor yang panjang. Kepala molekul miosin memebentuk ikatan silang dengan aktin. Miosin memiliki rantai berat dan rantai ringan, dan kepalanya terdiri dari rantai ringan dan bagian terminal amino rantai berat. Dikepala globular ini terdapat tempat-tempat yang dapat berikatan dengan aktin dan tempat yang bersifat katalik yang dapat menghidrolisis ATP.1Molekul tropmiosin merupakan filament panjang yang terletak di alur di antara dua rantai di aktin. Molekul troponin merupakan unit kecil globular yang terletak dengan jarak tertentu di sepanjang molekul tropomiosin. Troponin T mengikatkan komponen troponin lain ke tropomiosin, troponin I menghalangi interaksi miosin dengan aktin, dan troponin C mengandung tempat pengikatan untuk Ca2+ yang memicu kontraksi. Aktimin, mengikatkan aktin ke garis Z. Titin yang merupakan protein besar, menghubugkan garis Z ke garis M dan membentuk lipatan untuk sarkomer. Protein ini mengandung dua jenis domain yang terlipat, dan hal ini menyebabkan otot memiliki elastisitas. Desmin mengikatkan garis Z ke membran plasma.1Tulang mengandung materi organic dan anorganik. Materi organiknya sebagian besar merupakan protein. Kolagen tipe I adalah protein terbanyak, yang membentuk 90-95% materi organic. Sedangkan materi anorganik nya adalah kalsium hidroksiapatit bersama dengan natrium, magnesium, karbonat, dan fluoride. Jenis sel utama yang berperan dalam penyerapan dan pengendapan tulang adalah osteoklas dan osteoblas. Osteoklas berhubungan dengan resorpsi dan osteoblas dengan pengendapan tulang. Osteosit berasal dari osteoblas.4Mekanisme Kerja OtotOtot adalah transduser biokimia utama yang mengubah energy potensial menjadi energy kenetik, otot, jaringan tunggal terbesar di dalam tubuh manusia, membentuk sekitar 25% massa tubuh saat lahir, lebih dari 40% pada manusia dewasa muda, dan sedikit lebih kecil dari 30% pada usia lanjut.1Mekanisme Kontraksi OtotKontraksi otot meliputi pemendekan elemen kontraktil otot. Namun, karena otot mempunyai elemen elastic dan kenyal yang tersusun serial dengan mekanisme kontraksi, kontraksi dapat terjadi tanpa pemendekan yang berarti di seluruh berkas otot. Kontraksi semacam itu disebut sebagai kontraksi isometric( dengan ukuran/panjang yang sama). Kontraksi melawan beban yang tetap, yang disertai pemendekan otot, dinamakan kontraksi isotonic(tegangan yang sama).5Kontraksi semua otot terjadi dengan Ca2+ berperan penting dalam regulasi. Terdapat dua mekanisme umum mengenai regulasi kontraksi otot, berbasis aktin dan berbasis miosin. Mekanisme pertama bekerja di otot rangka dan jantung, dan yang kedua bekerja di otot polos.5Pada proses kontraksi juga berperan Asetilkolin( acetylcholine) yang merupakan asam ester asetat dari kolin yang reversible, merupakan agonis kolinergik dan bertindak sebagai neurotransmitter pada taut otot-saraf pada otot lurik, sel-sel efektor autonomic yang disarafi oleh saraf parasimpatis, pada sinaps preganglionik susunan saraf simpatis maupun parasimpatis, dan berbagai tempat di susunan saraf pusat. Ach hanya sedikit digunakan dalam terapi karena cara kerjanya yang difus dan dihidrolisis dengan cepat oleh asetil-kolinesterase(AChE), derivate sintetiknya digunakan untuk kerja yang lebih spesifik dan lebih lama. Ach digunakan sebagai vasodilator pada farmakoangiografi, dan diberikan melalui infuse intra-arterial.6Otot mulai berkontraksi apabila terkena rangsang. Kontraksi otot dikenal dengan nama model pergeseran filamen (sliding filament mode). Kontraksi otot diawali oleh datangnya impuls saraf. Pada saat datang impuls, sinapsis atau daerah hubungan antara saraf dan serabut otot dipenuhi oleh asetil-kolin. Asetil- kolin ini akan membereskan ion ion kalsium (Ca2+) ke serabut otot. Ion kalsium akan bersenyawa dengan molekul, toponim dan tropiomiosin yang menyebabkan adanya sisi aktif pada filamen tipis (aktin). Kepala miosin (filamen tebal), segera bergabung dengan filamen tipis tepat pada sisi aktif. Gabungan sisi aktif dengan kepala miosin disebut jembatan penyebrangan. (cross bridges). Segera setelah terbentuk, jembatan penyebrangan tersebut membebaskan sejumlah energi dan menyampaikan energi tersebut ke arah filamen tipis. Proses ini menyebabkan filamen tipis mengerut. Secara keseluruhan sarkomer ikut mengerut yang mengakibatkan otot pun berkerut.7Mekansime Relaksasi OtotMekansime relaksasi terjadai dalam keadaan normal pada otot yang hidup adalah dimana secara potensial aksi di serat otot yang memulai proses kontraksi dengan mencetuskan pengeluaran Ca++ dari kantung lateral ke dalam sitosol, proses kontraksi dihentikan ketika Ca++ ke kantung lateral karena aktivitas listrik lokal berhenti. Retikulum sarkoplasma memiliki suatu pembawa yang memerlukan energi, yaitu pompa Ca++ ATPase, yang secara aktif mengangkut Ca++ dan memusatkannya di dalam kantung lateral. Ketika asetilkolinesterase menyingkirkan ACh dari taut neuromuskulus, potensial aksi di serat otot berhenti. Apabila tidak lagi ada potensial aksi lokal di tubulus T yang mencetuskan pengeluaran Ca++, aktivitas pompa Ca++ dalam retikulum sarkolasma mengembalikan Ca++ yang telah dikeluarkan ke kantung lateral. Pembersihan Ca++ sitososil ini memungkinkan kompleks troponin miosin bergeser kembali ke posisi menghambatnya, sehingga aktin dan miosin tidak lagi berikatan di jembatan silang. Filamen tipis, yang terbebas dari pengikatan dan penarikan jembatan silang, dapat kembali ke posisi istirahatnya kemudian terjadilah relaksasi.5 Setelah kontraksi terjadi, maka akan diikuti dengan tahapan relaksasi yang terjadi ketika Ca2+ dipompa kembali ke dalam reticulum sarkoplasma, dan kemudian diikuti oleh pelepasan Ca2+ dari troponin dan penghentian interaksi antara aktin dan miosin. Pompa yang mengembalikan Ca2+ ke dalam reticulum, sehingga menimbulkan relaksasi adalah Ca2+-Mg2+ ATPase. Apabila tidak ada rangsangan maka ion kalsium akan direabsorpsi. Pada saat itu pun troponin dan tropomiosin tidak memiliki sisi aktif lagi dan sarkomer dalam keadaan istirahat memanjang atau relaksasi.7Glikolisis Aerob dan AnaerobGlikolisis merupakan proses penguraian gula enam karbon menjadi dua molekul asam piruvat berkarbon 3. Dalam reaksi glikolisis, glukosa akan diubah menjadi piruvat yang diikuti dengan produksi ATP.8Glikolisis AerobPada keadaan aerob, glikolisis akan dilanjutkan dengan siklus asam sitrat (siklus krebs) dan proses fosforilasi oksidatif. Piruvat akan masuk ke dalam mitokondria dan dioksidasi secara lengkap menjadi CO2 dan H2O. Dalam keadaan aerob, maka dalam siklus Krebs akan dihasilkan 2 ATP sedangkan dalam proses fosforilasi oksidatif akan dibentuk 32 ATP. Dengan demikian, total ATP yang dihasilkan dari oksidasi satu molekul glukosa adalah 36 ATP.8Glikolisis AnaerobSaat berolahraga atau melakukan aktivitas berat, sel sel otot rangka membutuhkan energi (ATP) dalam jumlah yang banyak untuk berkontraksi, sedangkan suplai oksigen yang diperlukan untuk proses respirasi aerob tidak mencukupi. Oleh karena itu, sel sel otot rangka akan mengambil jalan pintas dengan melakukan respirasi secara anaerob. Glikolisis anaerob berlangsung cepat tetapi tidak efisien karena hanya menghasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa. Jika suatu otot berkontraksi dalam medium anaerob, yaitu medium dengan oksigen yang telah dikeluarkan, glikogen akan lenyap dan muncul laktat. Jika pasokan oksigen berkurang, reoksidasi NADH di mitokondria yang terbentuk selama glikolisis terhambat, dan NADH direoksidasi dengan mereduksi piruvat menjadi laktat sehingga glikolisis dapat berlanjut. Meskipun begitu, pengorbanan diperlukan karena hal ini membatasi jumlah ATP yang dibentuk per mol glukosa yang teroksidasi sehingga jauh lebih banyak glukosa yang harus dimetabolisme.9

Mekanisme Penumpukan Asam LaktatKetika produk akhir glikolisis anaerob, asam piruvat tidak dapat diproses lebih lanjut oleh jalur fosforilasi oksidatif, molekul ini diubah menjadi asam laktat. Akumulasi asam laktat diperkirakan berperan menimbulkan nyeri otot yang dirasakan ketika seseorang melakukan aktivitas berat yang intens. Penimbunan asam laktat pada otot menyebabkan elastisitas otot menjadi berkurang dan menimbulkan gejala kram serta kelelahan.5Kelelahan otot terjadi jika otot yang beraktivitas tidak lagi dapat berespons terhadap rangsangan dengan derajat kontraksi yang sama. Kelelahan otot adalah suatu mekanisme pertahanan yang melindungi otot agar otot tidak mencapai titik di mana ATP tidak lagi dapat diproduksi. Ketidakmampuan menghasilkan ATP dapat menyebabkan rigor mortis (kaku mayat). Hal ini dikarenakan akumulasi asam laktat yang dapat menghambat enzim enzim kunci di jalur penghasil energi atau proses penggabungan eksitasi-kontraksi. Di samping itu, terkurasnya cadangan energi glikogen dapat menyebabkan kelelahan otot pada aktivitas yang berat.5Mekansime kerja impuls dari pusat motorik ke ototKontrol gerakan motorik, apapun tingkat kerumitannya, bergantung pada konvergensi masukan yang masuk ke neuron motorik unit unit motorik spesifik. Neuron neuron motorik pada gilirannya memicu kontraksi serat otot di dalam unit unit motorik masing masing melalui proses proses yang terjadi di taut neuromuskular.5 Satu satunya bagian otak yang secara langsung mempengaruhi neuron motorik adalah korteks motorik primer dan batang otak; regio regio otak lain berperan secara tak langsung mengatur aktivitas motorik dengan menyesuaikan sinyal motorik dari korteks motorik dan batang otak.5Aktivitas otot rangka yang terkoordinasi dan bertujuan bergantung pada masukan aferen dari berbagai sumber. Di tingkat sederhana, sinyal aferen akan memicu aktivitas kontraktil refleks di otot otot lengan yang sesuai. Contohnya adalah saat tangan menyentuh kompor panas dimana sinyal aferen akan memicu kita untuk menarik tangan dari rangsangan yang mencederai tangan kita. Di tingkat yang lebih kompleks, sistem motorik otak anda harus memprogram perintah motorik sekuensial yang akan menggerakkan dan memposisikan tubuh anda dengan tepat. Sebagai contoh jika anda ingin menangkap sebuah bola, sistem motorik anda akan memprogram perintah untuk menangkap bola dengan menggunakan perkiraan arah dan kecepatan bola.5Untuk membuat program aktivitas otot yang sesuai, Sistem Saraf Pusat harus mengetahui posisi awal tubuh. Selanjutnya Sistem Saraf Pusat harus terus menerus diberi tahu tentang kemajuan gerakan yang telah dimulai sehingga sistem saraf pusat dapat melakukan penyesuaian yang diperlukan. Otak menerima informasi ini, yang dikenal sebagai masukan proprioseptif dari reseptor di mata, sendi, perangkat vestibularis, dan kulit serta dari otot otot itu sendiri.5PenutupUntuk dapat bergerak, dibutuhkan proses kontraksi dan relaksasi pada otot-otot dan rangka yang bersangkutan secara berkesinambungan dan saling berkaitan satu sama lain sehingga dihasilkan gerakan yang sesuai dengan keinginan.Daftar Pustaka1. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke- 22. Jakarta: EGC; 2008. h. 67-86.2. Tindall B. Anatomi dan fisiologi. Edisi ke- 10. Jakarta: EGC; 2003. h. 165-9.3. Moore KL. Anatomi klinis dasar. Jakarta : Penerbit Hipokrates; 2002. h.217-66.4. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia herper Edisi 27. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009. h. 582-99.5. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2001. h.212-36.6. Dorland WAN. Kamus kedokteran dorland Edisi 31. Jakarta: EGC; 2010. h.118.7. Firmansyah R, Mawardi A, Riandi U. Mudah dan aktif belajar biologi. Jakarta: PT. Setia Purna; 2005. h.45-7.8. Yuwono T. Biologi molekuler. Jakarta: Erlangga; 2010. h.16.9. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi ke- 27. Jakarta: EGC; 2009. h.158.

11