polio - fakultas kedokteran unissula semarang · terjadi pada tungkai bawah, asimetris, lemas tanpa...

19
Polio 1

Upload: others

Post on 15-Feb-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Polio

    1

  • 2

    DEFINISI

    Poliomyelitis (bhs Yunani); polio = abu-2, myelon =

    saraf perifer penyakit akut yang menyerang sistem

    saraf perifer

    = paralysis infantil

    Gejala Utama ; kelumpuhan (flaccid paralysis akut)

    yang dapat mengalami penyembuhan, namun bila

    dalam 60 hari masih ada, paralysis mungkin menetap

  • 3

    EPIDEMIOLOGI

    Polio tersebar di seluruh dunia

    Polio banyak menyerang bayi dan anak-2

    Di negara endemis, 70-80% pdrt usia < 3 th, 80-90%

    usia < 5 th.

    Kelompok rentan; anak-2 yg tdk terdaftar, menolak

    immunisasi, minoritas, migran musiman, nomaden,

    pengungsi dan masyarakat miskin perkotaan

  • 4

    EPIDEMIOLOGI (2)

    WHO menyatakan th 2000 sbg tahun eradikasi polio

    global, ttp th 2002 tercatat masih ada 7 negara

    endemis, antara lain Afghanistan, Mesir, India,

    Nigeria,Pakistan dan Somalia.

    Data terakhir sampai Juni 2007 terdapat 243 kasus

    polio liar. Negara penyumbang terbesar Nigeria 114

    kasus, India 82 kasus dan Korea Utara 13 kasus

  • 5

    EPIDEMIOLOGI (3)

    Di Indonesia pernah terjadi polio akibat virus 3 di Jawa Tengah tahun 1995.

    Tahun 2005 tercatat sampai 303 kasus, dan terjadi pertama kali di Cidahu, Sukabumi.

    Menurut penyelidikan WHO dan Depkes RI, virus polio liar di Indonesia tahun 2005 berasal dari Sudan atau Nigeria, yang ditularkan oleh jemaah haji, umroh atau tenaga kerja.

  • 6

    ETIOLOGI

    Genus enterovirus

    Tipe 1,2,3

    Bertahan 48 jam (kemarau), 2 minggu (hujan)

    Tahan terhadap sabun, detergen, alkohol, eter dan

    chloroform

    Tdk tahan formaldehida 0,3%, klorin, pemanasan

    dan ultraviolet

  • 7

    INFEKTIVITAS

    Masa inkubasi: 7-14 hari (3 – 35 hr)

    Manusia satu-satunya reservoir

    Penularan route : oro-fekal, ttp dapat melalui sekret faring pd sanitasi yg baik

    Susu, makanan & bahan tercemar dpt menularkan, ttp blm ada bukti penularan melalui serangga

    Potensial menular : pada akhir masa inkubasi & pada awal gejala, terutama penderita yg tanpa gejala (inapparent)

  • 8

    INFEKTIVITAS (2)

    Semua orang rentan terinfeksi, namun kelumpuhan

    hanya terjadi skt 1%.

    Sebagian pdrt sembuh, namun yg tetap lumpuh

    berkisar 0,1-1%.

    Kelumpuhan pd org dewasa non-imun lebih tinggi dari

    anak/bayi non-immun.

    Serangan kedua polio jarang terjadi, umumnya akibat

    tipe virus yang berbeda

  • 9

    GEJALA & TANDA

    Gejala awal ; nyeri tenggorok, rasa tdk enak di perut, demam ringan, lemas, nyeri kepala ringan.

    Gejala klinis yg mengarah pada polio : demam, kelumpuhan akut.

    Kelumpuhan umumnya bersifat lumpuh layuh (flaccid), terjadi pada tungkai bawah, asimetris, lemas tanpagangguan saraf perasa, otot dapat mengecil, refleksnegatif

    Dapat disertai nyeri kepala, muntah, kekakuan leherdan punggung

  • 10

    DIAGNOSIS BANDING

    Acute flaccid paralysis (AFP)

    Myelitis transversa

    Guillain Barré Syndrome (GBS)

    Meningitis non-bakterial akut

    Toxic encephalopathy

    Diagnosis pasti pemeriksaan laboratorium

    terakreditasi WHO; Lab Biofarma, BBLK Surabaya

    atau Lab Puslit Penyakit Jakarta

  • 11

    PENGOBATAN

    Tdk spesifik

    Simptomatik ; meredakan gejala

    Suportif ; meningkatkan stamina

    Fisioterapi ; meminimalkan kelumpuhan dan

    mengurangi atrofi otot

    Ortopedik ; utk kelumpuhan yg menetap

  • 12

    PENCEGAHAN & PEMBERANTASAN

    1. Eradikasi Polio (erapo)

    keadaan di mana suatu negara bebas kasus polio liar

    selama 3 tahun berturut-turut dan didukung sistem

    surveilans yang mantap

    Sistem surveilans mantap :

    - Zero report ; lap mingguan lengkap & tepat

    - AFP rate 1 (100%) ; hrs bs menemukan kasus AFP

    dan membuktikan dgn lab penyebabnya bukan polio

  • 13

    Strategi erapo :

    a. Mempertahankan immunisasi rutin dengan

    cakupan yang tinggi

    b. Melaksanakan program immunisasi tambahan;

    PIN, sub-PIN, mopping up

    c. SAFP sesuai standar sertifikasi

    d. Pengamanan virus polio di laboratorium

  • 14

    2. SAFP (Surveilance Acute Flaccid Paralysis)

    Pengamatan ketat pada semua kasus kelumpuhan akut

    yang mirip polio ; akut (< 2 mgg), flaccid, pada anak < 15

    th

    Dimaksudkan untuk mengidentifikasi daerah berisiko

    tinggi akan transmisi virus polio liar

    Memantau perkembangan program erapo

    Alat pembuktian Indonesia Bebas Polio

  • 15

    Satu kasus AFP =KLB

    Tiap menemukan 1 AFP, petugas harus

    mendapatkan spesimen tinja penderita dlm 24-48

    jam (maks 2 mgg), lalu dikirim ke lab, kmd visitasi

    ulang setelah 60 hr.

    3. Immunisasi

    Mrpk faktor terpenting dalam pemberantasan polio

    Tdp 2 jenis vaksin; OPV (oral polio vaccine) dan IPV

    (injection polio vaccine)

  • 16

    Oral Polio Vaccine (OPV)

    Merangsang pembentukan antibodi humoral yg

    menghambat virus ke otak

    Menstimulasi terbentuknya antibodi lokal di usus (slg

    A) yg menghambat penempelan virus polio pada

    dinding usus

    Dari virus hidup yg dilemahkan, berisiko Vaccine

    derived polio virus (VDPV)

  • 17

    Injection Polio Vaccine (IPV)

    Merangsang pembentukan antibodi humoral dgn

    sangat baik

    Juga dapat merangsang kekebalan intestinal

    Dibuat berdasarkan virus yang dimatikan

    Harga mahal tdk dianjurkan untuk program erapo

  • 18

    IMMUNITAS

    Antibodi usus lokal hanya bertahan 100 hari pd dinding usus,setelah itu VPL (virus polio liar) dapat masuk & bereplikasi pada dinding usus.

    Antibodi humoral yg sudah terbentuk akan menghalangi VPL masuk jaringan saraf. Ttp virus yg berkembang di usus dapat keluar melalui tinja dan menginfeksi org lain

  • 19

    IMMUNITAS (2)

    Kekebalan spesifik yang terbentuk akan

    bertahan seumur hidup

    Oleh karena itu PIN sebaiknya dilakukan secara

    serentak, karena tdk memberi kesempatan VPL

    berkembang biak