lbm 5 kgd yusuf

Upload: serigala-hitam

Post on 06-Apr-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF

    1/19

    1. Indikasi dari VS RR 50X/menit, TD:90/50mmHg, N:140X/menit2. Apakah yang membuat kondisipasien tersebut tidak sadarkan diri?3. Yang dimaksud initial assesment pada trauma multiple ?

    Penderita trauma/multitrauma memerlukan penilaian danpengelolaan yang cepat dan tepat

    untuk menyelamatkan jiwa penderita. Waktu berperan sangat penting, oleh karena itu diperlukan

    cara yang mudah, cepat dan tepat. Proses awal ini dikenal denganInitial assessment( penilaian

    awal ).

    Penilaian awal meliputi:

    1.Persiapan2. Triase3. Primary survey (ABCDE)4. Resusitasi5. Tambahan terhadapprimary survey dan resusitasi6. Secondary survey7. Tambahan terhadapsecondary survey8. Pemantauan dan re-evaluasi berkesinarnbungan9. Transfer ke pusat rujukan yang lebih baikUrutan kejadian diatas diterapkan seolah-seolah berurutan namun dalam praktek sehari-hari

    dapat dilakukan secara bersamaan dan terus menerus.

    I. PERSIAPANA. Fase Pra-Rumah Sakit

    1. Koordinasi yang baik antara dokter di rumah sakit danpetugas lapangan2. Sebaiknya terdapat pemberitahuan terhadap rumah sakit sebelum penderita mulai

    diangkut dari tempat kejadian.3. Pengumpulan keterangan yang akan dibutuhkan di rumah sakit seperti waktu

    kejadian, sebab kejadian, mekanisme kejadian dan riwayat penderita.

    B. Fase Rumah Sakit1. Perencanaan sebelumpenderita tiba2. Perlengkapan airway sudah dipersiapkan, dicoba dan diletakkan di tempat yang

  • 8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF

    2/19

    mudah dijangkau

    3. Cairan kristaloid yang sudah dihangatkan, disiapkan dan diletakkan pada tempatyang mudah dijangkau

    4. Pemberitahuan terhadap tenaga laboratorium dan radiologi apabila sewaktu-waktudibutuhkan.

    5. Pemakaian alat-alat proteksi diri

    II. TRIASETriase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber daya

    yang tersedia. Dua jenis triase :

    A. Multiple CasualtiesJumlah penderita dan beratnya trauma tidak melampaui kemampuan rumah sakit.

    Penderita dengan masalah yang mengancam jiwa dan multi trauma akan mendapatkan

    prioritaspenanganan lebih dahulu.

    B. Mass CasualtiesJumlah penderita dan beratnya trauma melampaui kemampuan rumah sakit. Penderita

    dengan kemungkinan survival yang terbesar dan membutuhkan waktu, perlengkapan

    dan tenaga yangpaling sedikit akan mendapatkanprioritaspenanganan lebih dahulu.

    Pemberian label kondisipasienpada musibah massal :

    A. Label hijauPenderita tidak luka . Ditempatkan di ruang tunggu untuk dipulangkan.

    B. Label kuningPenderita hanya luka ringan. Ditempatkan di kamar bedah minor UGD.

    C. Label merahPenderita dengan cedera berat. Ditempatkan di ruang resusitasi UGD dan disiapkan

    dipindahkan ke kamar operasi mayor UGD apabila sewaktu-waktu akan dilakukan

    operasi

    D. Label biruPenderita dalam keadaan berat terancam jiwanya. Ditempatkan di ruang resusitasi

    UGD disiapkan untuk masuk intensive care unit atau masuk kamar operasi.

  • 8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF

    3/19

    E. Label hitamPenderita sudah meninggal. Ditempatkan di kamar jenazah.

    III.PRIMARYSURVEYA.Airwaydengan kontrol servikal

    1. Penilaiana. Mengenalpatensi airwayb. Penilaian secara cepat dan tepat akan adanya obstruksi

    2. Pengelolaan airwaya. Lakukan chin lift dan atau jaw thrust dengan kontrol servikal in-line

    immobilisasi

    b. Bersihkan airway dari benda asing bilaperlusuctioningdengan alat yang rigidc. - Pasangpipa nasofaringeal atau orofaringeal

    - Pasang airway definitifsesuai indikasi3. Fiksasi leher4. Anggaplah bahwa terdapat kemungkinan fraktur servikal pada setiappenderita

    multi trauma, terlebih bila ada gangguan kesadaran atau perlukaan diatas

    klavikula.

    5. EvaluasiB. Breathingdan Ventilasi-Oksigenasi

    1. Penilaiana. Buka leher dan dada penderita, dengan tetap memperhatikan kontrol servikal

    in-line immobilisasi

    b. Tentukan laju dan dalamnyapernapasanc. Inspeksi danpalpasi leher dan thoraks untuk mengenali kemungkinan terdapat

    deviasi trakhea, ekspansi thoraks simetris atau tidak, pemakaian otot-otot

    tambahan dan tanda-tanda cedera lainnya.

    d. Perkusi thoraks untuk menentukan redup atau hipersonore. Auskultasi thoraks bilateral

    2. Pengelolaana. Pemberian oksigen konsentrasi tinggi ( nonrebreathermask11-12 liter/menit)b. Ventilasi dengan BagValveMask

  • 8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF

    4/19

    c. Menghilangkan tensionpneumothoraxd. Menutupopenpneumothoraxe. Memasang pulse oxymeter

    3. Evaluasi

    C. Circulation dengan kontrol perdarahan1. Penilaian

    a. Mengetahui sumberperdarahan eksternal yang fatalb. Mengetahui sumberperdarahan internalc. Periksa nadi : kecepatan, kualitas, keteraturan, pulsus paradoksus. Tidak

    diketemukannya pulsasi dari arteri besar merupakan pertanda diperlukannya

    resusitasi masif segera.

    d. Periksa warna kulit, kenali tanda-tanda sianosis.e. Periksa tekanan darah

    2. Pengelolaana. Penekanan langsungpada sumberperdarahan eksternalb. Kenali perdarahan internal, kebutuhan untuk intervensi bedah serta konsultasi

    pada ahli bedah.

    c. Pasang kateter IV 2 jalur ukuran besar sekaligus mengambil sampel darahuntukpemeriksaan rutin, kimia darah, tes kehamilan (pada wanita usia subur),

    golongan darah dan cross-match sertaAnalisis Gas Darah (BGA).

    d. Beri cairan kristaloid yang sudah dihangatkan dengan tetesan cepat.e. Pasang PSAG/bidai pneumatik untuk kontrol perdarahan pada pasien-pasien

    frakturpelvis yang mengancam nyawa.

    f. Cegah hipotermia3. Evaluasi

    D. Disability1. Tentukan tingkat kesadaran memakai skor GCS/PTS2. Nilai pupil : besarnya, isokor atau tidak, reflek cahaya dan awasi tanda-tanda

    lateralisasi

    3. Evaluasi dan Re-evaluasi aiway, oksigenasi, ventilasi dan circulation.

  • 8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF

    5/19

    E. Exposure/Environment1. Bukapakaianpenderita2. Cegah hipotermia : beri selimut hangat dan tempatkan pada ruangan yang cukup

    hangat.

    IV.RESUSITASIA. Re-evaluasiABCDEB. Dosis awal pemberian cairan kristaloid adalah 1000-2000 ml pada dewasa dan 20

    mL/kgpada anak dengan tetesan cepat

    C. Evaluasi resusitasi cairan1. Nilailah responpenderita terhadappemberian cairan awal2. Nilai perfusi organ ( nadi, warna kulit, kesadaran dan produksi urin ) serta awasi

    tanda-tanda syok

    D. Pemberian cairan selanjutnya berdasarkan respon terhadappemberian cairan awal.1. Respon cepat

    - Pemberian cairan diperlambat sampai kecepatan maintenance- Tidak ada indikasi bolus cairan tambahan yang lain ataupemberian darah- Pemeriksaan darah dan cross-match tetap dikerjakan- Konsultasikan pada ahli bedah karena intervensi operatif mungkin masih

    diperlukan

    2. Respon Sementara- Pemberian cairan tetap dilanjutkan, ditambah denganpemberian darah- Respon terhadappemberian darah menentukan tindakan operatif- Konsultasikan pada ahli bedah

    3. Tanpa respon- Konsultasikan pada ahli bedah- Perlu tindakan operatif sangat segera- Waspadai kemungkinan syok non hemoragik seperti tamponade jantung

    atau kontusio miokard

    - PemasanganCVP dapat membedakan keduanya-

  • 8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF

    6/19

    V. TAMBAHAN PADAPRIMARYSURVEY DAN RESUSITASI

    A. Pasang EKG1. Bila ditemukan bradikardi, konduksi aberan atau ekstrasistole harus dicurigai

    adanya hipoksia dan hipoperfusi

    2. Hipotermia dapat menampakkan gambaran disritmiaB. Pasang kateter uretra

    1. Kecurigaan adanya ruptur uretra merupakan kontra indikasi pemasangankateter urine

    2. Bila terdapat kesulitan pemasangan kateter karena striktur uretra atau BPH, jangan dilakukan manipulasi atau instrumentasi, segera konsultasikan pada

    bagian bedah3. Ambil sampel urine untukpemeriksaan urine rutine4. Produksi urine merupakan indikator yang peka untuk menilai perfusi ginjal dan

    hemodinamikpenderita

    5. Output urine normal sekitar 0,5 ml/kgBB/jampada orang dewasa, 1 ml/kgBB/jampada anak-anak dan 2 ml/kgBB/jampada bayi

    C. Pasang kateter lambung1. Bila terdapat kecurigaan fraktur basis kranii atau trauma maksilofacial yang

    merupakan kontraindikasipemasangan nasogastric tube, gunakan orogastric tube.

    2. Selalu tersedia alat suction selama pemasangan kateter lambung, karena bahayaaspirasi bilapasien muntah.

    D. Monitoring hasil resusitasi dan laboratoriumMonitoring didasarkan atas penemuan klinis; nadi, laju nafas, tekanan darah, Analisis

    Gas Darah (BGA), suhu tubuh dan output urine danpemeriksaan laboratorium darah.

    E. Pemeriksaan foto rotgen dan atau FAST1. Segera lakukan foto thoraks, pelvis dan servikal lateral, menggunakan mesin x-ray

    portabel dan atau FAST bila terdapat kecurigaan trauma abdomen.

    2. Pemeriksaan foto rotgen harus selektif dan jangan sampai menghambat prosesresusitasi. Bila belum memungkinkan, dapat dilakukanpada saatsecondary survey.

    3. Pada wanita hamil, foto rotgen yang mutlak diperlukan, tetap harus dilakukan.

  • 8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF

    7/19

    VI.SECONDARYSURVEYA. Anamnesis

    Anamnesis yang harus diingat :

    A : Alergi

    M :Mekanisme dan sebab trauma

    M :Medikasi ( obat yang sedang diminum saat ini)

    P : Past illness

    L : Last meal (makan minum terakhir)

    E : Event/Environtment yang berhubungan dengan kejadianperlukaan.

    B. Pemeriksaan FisikPemeriksaan Fisik pada Secondary Survey

    Hal yang

    Dinilai

    Identifikasi/

    tentukanPenilaian

    Penemuan

    Klinis

    Konfirmasi

    dengan

    Tingkat

    Kesadaran

    Beratnya

    trauma kapitis

    Skor GCS e 8, cedera

    kepala berat

    9 -12, cedera

    kepala sedang 13-15, cedera

    kepala ringan

    CT Scan

    Ulangi tanpa

    relaksasi Otot

    Pupil Jenis cedera

    kepala

    Luka pada mata

    Ukuran

    Bentuk

    Reaksi

    "mass effect"

    Diffuse axional

    injury

    Perlukaan mata

    CT Scan

    Kepala Luka pada kulit

    kepala

    Fraktur tulang

    tengkorak

    Inspeksi

    adanya luka

    dan fraktur

    Palpasi adanya

    fraktur

    Luka kulit

    kepala

    Fraktur impresi

    Fraktur basis

    CT Scan

    Maksilofasi Luka jaringan Inspeksi : Fraktur tulang Foto tulang

  • 8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF

    8/19

    al lunak

    Fraktur

    Kerusakan

    syaraf

    Luka dalam

    mulut/gigi

    deformitas

    Maloklusi

    Palpasi :

    krepitus

    wajah

    Cedera jaringan

    lunak

    wajah

    CT Scan tulang

    wajah

    Leher Cedera pada

    faring

    Fraktur servikal

    Kerusakan

    vaskular

    Cedera

    esofagus

    Gangguan

    neurologis

    Inspeksi

    Palpasi

    Auskultasi

    Deformitas

    faring

    Emfisema

    subkutan

    Hematoma

    Murmur

    Tembusnya

    platisma

    Nyeri, nyeri

    tekan C spine

    Foto servikal

    Angiografi/

    Doppler

    Esofagoskopi

    Laringoskopi

    Toraks Perlukaan

    dinding toraks

    Emfisema

    subkutan

    Pneumo/

    hematotoraks

    Cedera

    bronchus

    Kontusio paru

    Kerusakan

    aorta torakalis

    Inspeksi

    Palpasi

    Auskultasi

    Jejas,

    deformitas,

    gerakan

    Paradoksal

    Nyeri tekan

    dada, krepitus

    Bising nafas

    berkurang

    Bunyi jantung

    jauh

    Krepitasi

    mediastinum

    Nyeri

    punggung hebat

    Foto toraks

    CT Scan

    Angiografi

    Bronchoskopi

    Tube

    torakostomi

    Perikardio

    sintesis

    USG Trans-

    Esofagus

  • 8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF

    9/19

    Pemeriksaan Fisik pada Secondary Survey ( lanjutan )

    Hal yang

    Dinilai

    Identifikasi/

    tentukan

    Penilaian Penemuan klinis Konfirmasi

    dengan

    Abdomen/

    pinggang

    Perlukaan dd.

    Abdomen

    Cedera intra-

    peritoneal

    Cedera

    retroperitoneal

    Inspeksi

    Palpasi

    Auskultasi

    Tentukan arah

    penetrasi

    Nyeri, nyeri

    tekan abd.

    Iritasi

    peritoneal

    Cedera organ

    viseral

    Cedera

    retroperitoneal

    DPL

    FAST

    CT Scan

    Laparotomi

    Foto dengan

    kontras

    Angiografi

    Pelvis Cedera Genito-

    urinarius

    Frakturpelvis

    Palpasi simfisis

    pubis untuk

    pelebaran

    Nyeri tekan

    tulang elvis

    Tentukan

    instabilitas

    pelvis (hanya

    satu kali)

    Inspeksi

    perineum

    Pem.

    Rektum/vagina

    Cedera Genito-

    rinarius

    (hematuria)

    Frakturpelvis

    Perlukaan

    perineum,

    rektum, vagina

    Foto pelvis

    Urogram

    Uretrogram

    Sistogram

    IVP

    CT Scan

    dengan kontras

    Medula

    Spinalis

    Trauma kapitis

    Trauma medulla

    spinalis

    Trauma syaraf

    perifer

    Pemeriksaan

    motorik

    Pemeriksaan

    sensorik

    "mass effect"

    unilateral

    Tetraparesis

    Paraparesis

    Cedera radiks

    syaraf

    Foto polos

    MRI

  • 8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF

    10/19

    Kolumna

    Vertebralis

    Fraktur

    lnstabilitas

    kolumna

    Vertebralis

    Kerusakan

    syaraf

    Respon verbal

    terhadap nyeri,

    tanda lateralisasi

    Nyeri tekan

    Deformitas

    Fraktur atau

    dislokasi

    Foto polos

    CT Scan

    Ekstremitas Cedera jaringan

    lunak

    Fraktur

    Kerusakan sendi

    Defisit neuro-

    vascular

    Inspeksi

    Palpasi

    Jejas,

    pembengkakan,

    pucat

    Mal-alignment

    Nyeri, nyeri

    tekan,

    Krepitasi

    Pulsasi hilang/

    berkurang

    Kompartemen

    Defisit

    neurologis

    Foto ronsen

    Doppler

    Pengukuran

    tekanan

    kompartemen

    Angiografi

    VII. TAMBAHAN PADASECONDARYSURVEYA. Sebelum dilakukan pemeriksaan tambahan, periksa keadaan penderita dengan teliti

    danpastikan hemodinamik stabil

    B. Selalu siapkan perlengkapan resusitasi di dekat penderita karena pemeriksaantambahan biasanya dilakukan di ruangan lain

    C. Pemeriksaan tambahan yang biasanya diperlukan :1. CT scan kepala, abdomen2. USG abdomen, transoesofagus3. Foto ekstremitas4. Foto vertebra tambahan5. Urografi dengan kontras

  • 8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF

    11/19

    VIII.RE-EVALUASI PENDERITAA. Penilaian ulang terhadappenderita, dengan mencatat dan melaporkan setiapperubahan

    pada kondisipenderita dan respon terhadap resusitasi.

    B. Monitoring tanda-tanda vital dan jumlah urinC. Pemakaian analgetik yang tepat diperbolehkan

    IX. TRANSFER KEPUSAT RUJUKAN YANG LEBIHBAIK

    A. Pasien dirujuk apabila rumah sakit tidak mampu menangani pasien karenaketerbatasan SDM maupun fasilitas serta keadaan pasien yang masih memungkinkan

    untuk dirujuk.

    B. Tentukan indikasi rujukan, prosedur rujukan dan kebutuhan penderita selamaperjalanan serta komunikasikan dengan dokterpadapusat rujukan yang dituju.

    4. Bagaimana langkah2 terhadapprimary surveynya?apa saja yang dinilai?5. Apakah yang mungkin terjadi pada trauma multiple terhadap masing2 organ yang

    terkena?manakah yg paling mengancam jiwa?

    6. Pada kasus apa sajakah yang mungkin menyebabkan terjadinya trauma multiple?7. Kenapa dada asimetris ?8. Bagaimana pengelolaan dari trauma kepala?9. Apa saja yang mungkin terjadi pada trauma kepala?10.Bagaimana penatalaksanaan trauma kepala menurut klasifikasinya?

    Algoritme 1

    Penatalaksanaan Cedera Kepala Ringan

    Definisi : Penderita sadar dan berorientasi (GCS 14-15) Riwayat

    Nama, umur, jenis kelamin, ras, pekerjaan Tingkat kewaspadaan Mekanisme cedera Amnesia: Retrograde, Antegrade

    Waktu cedera Sakit kepala: ringan, sedang, berat Tidak sadar segera setelah cedera

  • 8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF

    12/19

    Pemeriksaan umum untuk menyingkirkan cedera sistemik. Pemeriksaan neurologis terbatas. Pemeriksaan rontgen vertebra servikal dan lainnya sesuai indikasi. Pemeriksaan kadar alkohol darah dan zat toksik dalam urine Pemeriksaan CT scan kepala sangat idealpada setiappenderita,kecuali bila memang sama sekali asimtomatik dan pemeriksaan neurologis normal

    Observasi atau dirawat di RS Dipulangkan dari RS

    CT scan tidak ada Tidak memenuhi kriteria rawat. CT scan abnormal Diskusikan kemungkinan kembali

    Semua cedera tembus Ke rumah sakit bila memburuk dan Riwayat hilang kesadaran berikan lembar observasi

    Kesadaran menurun J

    adwalkan untuk kontrol ulang Sakit kepala sedang-berat

    Intoksikasi alkohol/obat-obatan Kebocoran likuor: Rhinorea-otorea

    Cedera penyerta yang bermakna Tak ada keluarga di rumah

    GCS

  • 8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF

    13/19

    Bila kondisi membaik (90%) Bila kondisi memburuk (10%)

    Pulang bila memungkinkan Bilapenderita tidak mampu melakukan

    Kontrol di poliklinik perintah lagi, segera lakukan pemeriksaan

    CT scan ulang dan penatalaksanaansesuaiprotokol cedera kepala berat.

    Penatalaksanaan Awal Cedera Otak Berat

    Definisi : Penderita tidak mampu melakukan perintah sederhanakarena kesadaran yang menurun (GCS 3-8)

    Pemeriksaan danpenatalaksaany ABCDEy PrimarySurveydan resusitasiy SecondarySurveydan riwayat AMPLEy Rawat pada fasilitas yang mampu melakukan tindakan perawatan definitifBedah sarafy Reevaluasi neurologis: GCSy Respon buka matay Respon motoriky Respon verbaly Refleks cahaya pupily Obat-obatany Manitoly Hiperventilasi sedang (PCO2

  • 8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF

    14/19

    Intruksi penderita cedera kepala di luar RS

    Kami telah memeriksa dan ternyata tidak ditemukan indikasi bahwa cedera

    kepala anda serius. Namun gejala-gejala baru dan komplikasi yang tidakterduga dapat muncul dalam beberapa jam atau beberapa hari setelah

    cedera. 24 jam pertama adalah waktu yang kritis dan anda harus tinggalbersama keluarga atau kerabat dekat anda sedikitnya dalam waktu itu. Bila

    kelak timbul gejala-gejala berikut seperti tertera di bawah Ini maka andaharus segera menghubungi dokter anda atau kembali ke RS.

    1.Mengantuk berat atau sulit dibangunkan (penderita harus dibangunkansetiap 2 jam selama periode tidur).

    2.Mual dan muntah.3.Kejang.4.Perdarahan atau keluar cairan dari hidung atau telinga.5.Sakit kepala hebat.6.Kelemahan atau rasa baalpada lengan atau tungkai.7.Bingung atau perubahan tingkah laku.8.Salah satu pupil mata (bagian mata yang gelap) lebih besar dari yang

    lain, gerakan gerakan aneh bola mats, melihat dobel atau gangguanpenglihatan lain.

    9.Denyut nadi yang sangat lambat atau sangat cepat, atau pola nafas yangtidak teratur.

    Bila timbul pembengkakan pada tempat cedera, letakkan kantung es di atas

    selembar kain/handuk pada kulit tempat cedera. Bila pembengkakansemakin hebat walau telah dibantu dengan kantung es, segera hubungi RS.

    Anda boleh makan dan minum seperti biasa namun tidak diperbolehkan

    minum minuman yang mengandung alkohol sedikitnya 3 had setelahcedera.

    Jangan minum obat tidur atau obat penghilang nyeri yang lebih kuat dari

    Acetaminophen sedikitnya 24 jam setelah cedera. Jangan minum obatmengandung aspirin.

    Bila ada hal yang ingin anda tanyakan, atau dalam keadaan gawat darurat,

    kami dapat dihubungi di nomor telepon :

    Nama dokter :

    11.Apakah cukup hanya diberikanperban tekan saja untuk menghentikan perdarahan12.Apa yang menyebabkanpenderita itu tampak sesak?

  • 8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF

    15/19

    13.Bagaimana derajat dari cedera kepala?ada/tidak?

    14.Apa sajakah manifestasi klinis dari trauma thorak?y sesak napas paru-paru tidak bisa mengembang, rusaknya otot-otot pernapasan,

    gangguan pada dinding dada, gangguanpada persarafan yang mempersarafi otot-

    otot pernapasan, gangguanpada jalan napas

    y nyeri dada laserasipada otot dinding dada, gangguan pada saraf dinding daday pernapasan cuping hidungy retraksipada supra klavikula,

    15.Bagaimanakah penanganan dari trauma thorak?1. Pneumotoraks- Tension Pneumotoraks

    : Suatu keadaan dimana rongga pleura yang teriai oleh udara dan tidak bisa keluarsehingga dapat mendesak mediastinum dan menyebabkan penderita sesak

    napas,syok,trakea bergeser ke sisi yang sehat dan pelebaran vena2 di leher.( sesaknafas,syok, nafas tidak terdengar, perkusi hipersonor)

    Terapi : Dengan Needle Toracosentesispada sela iga 2 di linea

    midclavicula dan dilanjutkan dengan pemasangan chest tube/WSD.

  • 8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF

    16/19

    Komplikasi toraksosentesis

    1. Hematom lokal2. Infeksi pleura, empiema3. Pneumotoraks

    Mekanisme ventil : udara masuk ke rongga pleura ttp tidak dpt keluar Paru kuncup, paru sebelahnya tertekan Mediastinum terdorong : jantung dan pembuluh darah besar terdorong; trakhea

    terdorong sesak, shock, trakhea terdorong ke sisi sehat, pelebaran vena leher Perlu penanganan segera keluarkan udara dari rongga pleura

    - Open pneumotoraks: Suatu keadaan dimana terdapat luka terbuka dan bersifat mengisap/sucking chest

    wound dimana udara tidak bisa ikut dalam ventilasi (suarapernafasan menghisap dr lukaterbuka thorak)

    Terapi : Ditutup luka dengan kassa 3 sisi agar saat inspirasi dapat menutup

    2. Masif Hemotoraks

    Sesak, nafas tak terdengar, perkusi redup/pekak, syok- Ukuran : Kecil ( bayangan foto rontgen 0-15% )

    Pem.fisik : Perkusipekak sampai iga IXPenanganan : Gerakan aktif (fisioterapi)

    - Ukuran : Sedang ( bayangan foto rontgen 15-35% )Pem.fisik : Perkusipekak sampai iga VI

    Penanganan : Aspirasi dan transfusi- Ukuran : Besar ( bayangan foto rontgen > 35% )

    Pem.fisik : Perkusipekak sampai kranial,iga IVPenanganan : Penyalir sekat air di ruang antariga,transfusi

    Terjadiperdarahan hebat yg menyebabkan problem B (reathing) danproblem C(irculation)

    Pada fase pra-RS tidak banyak yg dpt dilakukan infus Pisau jangan dicabut!!Flail chest

    Pernafasanparadoksal (tersengal2)

    Tulang iga patah lebih dari 2 tempat pada 2 iga atau lebih Ada segmen dada yg tertinggal pd pernapasan Pd ekspirasi menonjol danpd inspirasi masuk kedalam (paradoksal)

  • 8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF

    17/19

    Tamponade jantung

    Khasnya syok, vena leher melebar, suara jantung kecil dan jauh

    Luka tajam Darah terkumpul pd rongga perikardium kontraksi jantung terganggu Menyebabkan syok Vena leher melebar dan bunyi jantung terdengar jauh Dilakukanperikardiosentesis

    16.Dari berbagai macam trauma yang ada,manakah yang paling utama didahulukanpenanganannya?

    PRINSIP IMOBILISASI EKSTREMITAS

    y Periksa ABCDE dan terapi keadaan yangmengancam nyawa terlebih dahulu.y Buka semua pakaian seluruhnya termasuk ekstremitas. Lepaskan jam, cincin, kalung

    dan semua yang dapat menjepit. Ingat cegah terjadinya hipotermia.

    y Periksa keadaan neurovaskular sebelum memasang bidai. Periksa pulsasi perdarahaneksternal yang harus dihentikan, dan periksa sensorik dan motorik dari ekstremitas.

    y Tutup luka dengan balutan steril.y Pilih jenis dan ukuran bidai yang sesuai dengan ekstremitas yang trauma. Bidai harus

    mencakup sendi di atas dan di bawah ekstremitas yangtrauma.

    y Pasang bantalan di atas tonjolan tulang.y Bidai ekstremitas pada posisi yang ditemukan jika pulsasi distal ada. Jika pulsasi distal

  • 8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF

    18/19

    tidak ada, coba luruskan ekstremitas. Traksi secara hati-hati dan pertahankan sampai

    bidai terpasang.

    y Bidai dipasang pada ekstremitas yang telah lurus, jika belum lurus coba luruskan.y Jangan meluruskan secara paksa, jika mengalami kesulitan, pasang bidai pada posisi

    yang ditemukan.

    y Konsulkan ke ahli Orthopedi.y Catat status neurovaskular sebelum dan setelahpemasangan bidai atau manipulasi.y Berikan profilaksis Tetanus.

    Biomekanik traumaLima fase gerakanpengemudipada tabrakan dari atau ke depan yang mengakibatkan trauma

    y Korban akan tersungkur ke depan dengan lutut membentur dasbor sehingga terjadi frakturpadapatella dan atau luksasi sendipanggul

    y Kepala membentur bingkai kaca depan dan dapat terjadi trauma kepala, cedera otak, danfraktur cervical

    y Dadanya membentur kemudi sehingga dapat terjadi fraktur sternum, fraktur iga, dan cederajantung danparuparu

    y Kepala membentur kaca depan sehingga terjadi trauma mukay Korban terbanting kembali ke tempat duduk, dan kalau tidak ada sandaran kepala maka

    terjadi cedera gerak cambukpada tulang leher (whiplash)

    Manitol dengan penurunan TIKEfek yang ditimbulkan oleh manitol sehubungan dengan penurunan TIK adalah

    y Efek dehidrasi otak, dengan mengurangi penumpukan cairan di ruang interstisialsehingga volume jaringan otak relative berkurang

    y Efek meningkatkan sirkulasi mikro sehingga memperbaiki kemampuan penetrasi seldarah merah yg pada gilirannya akan menjamin oksigenasi jaringan dan memelihara

    pompa Na

    Disamping manfaat manitol yg diharapkan, perlu juga diwaspadai beberapa efek samping yangmungkin muncul, antara lain :

    y Vasodilatasi sistemik dan serebral sesaat bilamana diberikan dalam dosis besar dan cepaty Hipovolemia intravaskuler sesaat yang dilanjutkan dengan dieresis dan hipovolemia yang

    persisten

    y Gangguan elektrolit serumy Keadaan hiperosmotiky Tekanan tinggi intracranial berulang (rebound phenomenon) pada penghentian pemberian

    yang mendadak

  • 8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF

    19/19

    y Eksaserbasiperdarahan intracranial yang aktify Dalam dosis tinggi resiko juga dapat berupa hipovolemi, hiperglikemia, asidosis

    metabolic, gagal ginjal