lbm 5 kgd yusuf
TRANSCRIPT
-
8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF
1/19
1. Indikasi dari VS RR 50X/menit, TD:90/50mmHg, N:140X/menit2. Apakah yang membuat kondisipasien tersebut tidak sadarkan diri?3. Yang dimaksud initial assesment pada trauma multiple ?
Penderita trauma/multitrauma memerlukan penilaian danpengelolaan yang cepat dan tepat
untuk menyelamatkan jiwa penderita. Waktu berperan sangat penting, oleh karena itu diperlukan
cara yang mudah, cepat dan tepat. Proses awal ini dikenal denganInitial assessment( penilaian
awal ).
Penilaian awal meliputi:
1.Persiapan2. Triase3. Primary survey (ABCDE)4. Resusitasi5. Tambahan terhadapprimary survey dan resusitasi6. Secondary survey7. Tambahan terhadapsecondary survey8. Pemantauan dan re-evaluasi berkesinarnbungan9. Transfer ke pusat rujukan yang lebih baikUrutan kejadian diatas diterapkan seolah-seolah berurutan namun dalam praktek sehari-hari
dapat dilakukan secara bersamaan dan terus menerus.
I. PERSIAPANA. Fase Pra-Rumah Sakit
1. Koordinasi yang baik antara dokter di rumah sakit danpetugas lapangan2. Sebaiknya terdapat pemberitahuan terhadap rumah sakit sebelum penderita mulai
diangkut dari tempat kejadian.3. Pengumpulan keterangan yang akan dibutuhkan di rumah sakit seperti waktu
kejadian, sebab kejadian, mekanisme kejadian dan riwayat penderita.
B. Fase Rumah Sakit1. Perencanaan sebelumpenderita tiba2. Perlengkapan airway sudah dipersiapkan, dicoba dan diletakkan di tempat yang
-
8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF
2/19
mudah dijangkau
3. Cairan kristaloid yang sudah dihangatkan, disiapkan dan diletakkan pada tempatyang mudah dijangkau
4. Pemberitahuan terhadap tenaga laboratorium dan radiologi apabila sewaktu-waktudibutuhkan.
5. Pemakaian alat-alat proteksi diri
II. TRIASETriase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber daya
yang tersedia. Dua jenis triase :
A. Multiple CasualtiesJumlah penderita dan beratnya trauma tidak melampaui kemampuan rumah sakit.
Penderita dengan masalah yang mengancam jiwa dan multi trauma akan mendapatkan
prioritaspenanganan lebih dahulu.
B. Mass CasualtiesJumlah penderita dan beratnya trauma melampaui kemampuan rumah sakit. Penderita
dengan kemungkinan survival yang terbesar dan membutuhkan waktu, perlengkapan
dan tenaga yangpaling sedikit akan mendapatkanprioritaspenanganan lebih dahulu.
Pemberian label kondisipasienpada musibah massal :
A. Label hijauPenderita tidak luka . Ditempatkan di ruang tunggu untuk dipulangkan.
B. Label kuningPenderita hanya luka ringan. Ditempatkan di kamar bedah minor UGD.
C. Label merahPenderita dengan cedera berat. Ditempatkan di ruang resusitasi UGD dan disiapkan
dipindahkan ke kamar operasi mayor UGD apabila sewaktu-waktu akan dilakukan
operasi
D. Label biruPenderita dalam keadaan berat terancam jiwanya. Ditempatkan di ruang resusitasi
UGD disiapkan untuk masuk intensive care unit atau masuk kamar operasi.
-
8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF
3/19
E. Label hitamPenderita sudah meninggal. Ditempatkan di kamar jenazah.
III.PRIMARYSURVEYA.Airwaydengan kontrol servikal
1. Penilaiana. Mengenalpatensi airwayb. Penilaian secara cepat dan tepat akan adanya obstruksi
2. Pengelolaan airwaya. Lakukan chin lift dan atau jaw thrust dengan kontrol servikal in-line
immobilisasi
b. Bersihkan airway dari benda asing bilaperlusuctioningdengan alat yang rigidc. - Pasangpipa nasofaringeal atau orofaringeal
- Pasang airway definitifsesuai indikasi3. Fiksasi leher4. Anggaplah bahwa terdapat kemungkinan fraktur servikal pada setiappenderita
multi trauma, terlebih bila ada gangguan kesadaran atau perlukaan diatas
klavikula.
5. EvaluasiB. Breathingdan Ventilasi-Oksigenasi
1. Penilaiana. Buka leher dan dada penderita, dengan tetap memperhatikan kontrol servikal
in-line immobilisasi
b. Tentukan laju dan dalamnyapernapasanc. Inspeksi danpalpasi leher dan thoraks untuk mengenali kemungkinan terdapat
deviasi trakhea, ekspansi thoraks simetris atau tidak, pemakaian otot-otot
tambahan dan tanda-tanda cedera lainnya.
d. Perkusi thoraks untuk menentukan redup atau hipersonore. Auskultasi thoraks bilateral
2. Pengelolaana. Pemberian oksigen konsentrasi tinggi ( nonrebreathermask11-12 liter/menit)b. Ventilasi dengan BagValveMask
-
8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF
4/19
c. Menghilangkan tensionpneumothoraxd. Menutupopenpneumothoraxe. Memasang pulse oxymeter
3. Evaluasi
C. Circulation dengan kontrol perdarahan1. Penilaian
a. Mengetahui sumberperdarahan eksternal yang fatalb. Mengetahui sumberperdarahan internalc. Periksa nadi : kecepatan, kualitas, keteraturan, pulsus paradoksus. Tidak
diketemukannya pulsasi dari arteri besar merupakan pertanda diperlukannya
resusitasi masif segera.
d. Periksa warna kulit, kenali tanda-tanda sianosis.e. Periksa tekanan darah
2. Pengelolaana. Penekanan langsungpada sumberperdarahan eksternalb. Kenali perdarahan internal, kebutuhan untuk intervensi bedah serta konsultasi
pada ahli bedah.
c. Pasang kateter IV 2 jalur ukuran besar sekaligus mengambil sampel darahuntukpemeriksaan rutin, kimia darah, tes kehamilan (pada wanita usia subur),
golongan darah dan cross-match sertaAnalisis Gas Darah (BGA).
d. Beri cairan kristaloid yang sudah dihangatkan dengan tetesan cepat.e. Pasang PSAG/bidai pneumatik untuk kontrol perdarahan pada pasien-pasien
frakturpelvis yang mengancam nyawa.
f. Cegah hipotermia3. Evaluasi
D. Disability1. Tentukan tingkat kesadaran memakai skor GCS/PTS2. Nilai pupil : besarnya, isokor atau tidak, reflek cahaya dan awasi tanda-tanda
lateralisasi
3. Evaluasi dan Re-evaluasi aiway, oksigenasi, ventilasi dan circulation.
-
8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF
5/19
E. Exposure/Environment1. Bukapakaianpenderita2. Cegah hipotermia : beri selimut hangat dan tempatkan pada ruangan yang cukup
hangat.
IV.RESUSITASIA. Re-evaluasiABCDEB. Dosis awal pemberian cairan kristaloid adalah 1000-2000 ml pada dewasa dan 20
mL/kgpada anak dengan tetesan cepat
C. Evaluasi resusitasi cairan1. Nilailah responpenderita terhadappemberian cairan awal2. Nilai perfusi organ ( nadi, warna kulit, kesadaran dan produksi urin ) serta awasi
tanda-tanda syok
D. Pemberian cairan selanjutnya berdasarkan respon terhadappemberian cairan awal.1. Respon cepat
- Pemberian cairan diperlambat sampai kecepatan maintenance- Tidak ada indikasi bolus cairan tambahan yang lain ataupemberian darah- Pemeriksaan darah dan cross-match tetap dikerjakan- Konsultasikan pada ahli bedah karena intervensi operatif mungkin masih
diperlukan
2. Respon Sementara- Pemberian cairan tetap dilanjutkan, ditambah denganpemberian darah- Respon terhadappemberian darah menentukan tindakan operatif- Konsultasikan pada ahli bedah
3. Tanpa respon- Konsultasikan pada ahli bedah- Perlu tindakan operatif sangat segera- Waspadai kemungkinan syok non hemoragik seperti tamponade jantung
atau kontusio miokard
- PemasanganCVP dapat membedakan keduanya-
-
8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF
6/19
V. TAMBAHAN PADAPRIMARYSURVEY DAN RESUSITASI
A. Pasang EKG1. Bila ditemukan bradikardi, konduksi aberan atau ekstrasistole harus dicurigai
adanya hipoksia dan hipoperfusi
2. Hipotermia dapat menampakkan gambaran disritmiaB. Pasang kateter uretra
1. Kecurigaan adanya ruptur uretra merupakan kontra indikasi pemasangankateter urine
2. Bila terdapat kesulitan pemasangan kateter karena striktur uretra atau BPH, jangan dilakukan manipulasi atau instrumentasi, segera konsultasikan pada
bagian bedah3. Ambil sampel urine untukpemeriksaan urine rutine4. Produksi urine merupakan indikator yang peka untuk menilai perfusi ginjal dan
hemodinamikpenderita
5. Output urine normal sekitar 0,5 ml/kgBB/jampada orang dewasa, 1 ml/kgBB/jampada anak-anak dan 2 ml/kgBB/jampada bayi
C. Pasang kateter lambung1. Bila terdapat kecurigaan fraktur basis kranii atau trauma maksilofacial yang
merupakan kontraindikasipemasangan nasogastric tube, gunakan orogastric tube.
2. Selalu tersedia alat suction selama pemasangan kateter lambung, karena bahayaaspirasi bilapasien muntah.
D. Monitoring hasil resusitasi dan laboratoriumMonitoring didasarkan atas penemuan klinis; nadi, laju nafas, tekanan darah, Analisis
Gas Darah (BGA), suhu tubuh dan output urine danpemeriksaan laboratorium darah.
E. Pemeriksaan foto rotgen dan atau FAST1. Segera lakukan foto thoraks, pelvis dan servikal lateral, menggunakan mesin x-ray
portabel dan atau FAST bila terdapat kecurigaan trauma abdomen.
2. Pemeriksaan foto rotgen harus selektif dan jangan sampai menghambat prosesresusitasi. Bila belum memungkinkan, dapat dilakukanpada saatsecondary survey.
3. Pada wanita hamil, foto rotgen yang mutlak diperlukan, tetap harus dilakukan.
-
8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF
7/19
VI.SECONDARYSURVEYA. Anamnesis
Anamnesis yang harus diingat :
A : Alergi
M :Mekanisme dan sebab trauma
M :Medikasi ( obat yang sedang diminum saat ini)
P : Past illness
L : Last meal (makan minum terakhir)
E : Event/Environtment yang berhubungan dengan kejadianperlukaan.
B. Pemeriksaan FisikPemeriksaan Fisik pada Secondary Survey
Hal yang
Dinilai
Identifikasi/
tentukanPenilaian
Penemuan
Klinis
Konfirmasi
dengan
Tingkat
Kesadaran
Beratnya
trauma kapitis
Skor GCS e 8, cedera
kepala berat
9 -12, cedera
kepala sedang 13-15, cedera
kepala ringan
CT Scan
Ulangi tanpa
relaksasi Otot
Pupil Jenis cedera
kepala
Luka pada mata
Ukuran
Bentuk
Reaksi
"mass effect"
Diffuse axional
injury
Perlukaan mata
CT Scan
Kepala Luka pada kulit
kepala
Fraktur tulang
tengkorak
Inspeksi
adanya luka
dan fraktur
Palpasi adanya
fraktur
Luka kulit
kepala
Fraktur impresi
Fraktur basis
CT Scan
Maksilofasi Luka jaringan Inspeksi : Fraktur tulang Foto tulang
-
8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF
8/19
al lunak
Fraktur
Kerusakan
syaraf
Luka dalam
mulut/gigi
deformitas
Maloklusi
Palpasi :
krepitus
wajah
Cedera jaringan
lunak
wajah
CT Scan tulang
wajah
Leher Cedera pada
faring
Fraktur servikal
Kerusakan
vaskular
Cedera
esofagus
Gangguan
neurologis
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
Deformitas
faring
Emfisema
subkutan
Hematoma
Murmur
Tembusnya
platisma
Nyeri, nyeri
tekan C spine
Foto servikal
Angiografi/
Doppler
Esofagoskopi
Laringoskopi
Toraks Perlukaan
dinding toraks
Emfisema
subkutan
Pneumo/
hematotoraks
Cedera
bronchus
Kontusio paru
Kerusakan
aorta torakalis
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
Jejas,
deformitas,
gerakan
Paradoksal
Nyeri tekan
dada, krepitus
Bising nafas
berkurang
Bunyi jantung
jauh
Krepitasi
mediastinum
Nyeri
punggung hebat
Foto toraks
CT Scan
Angiografi
Bronchoskopi
Tube
torakostomi
Perikardio
sintesis
USG Trans-
Esofagus
-
8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF
9/19
Pemeriksaan Fisik pada Secondary Survey ( lanjutan )
Hal yang
Dinilai
Identifikasi/
tentukan
Penilaian Penemuan klinis Konfirmasi
dengan
Abdomen/
pinggang
Perlukaan dd.
Abdomen
Cedera intra-
peritoneal
Cedera
retroperitoneal
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
Tentukan arah
penetrasi
Nyeri, nyeri
tekan abd.
Iritasi
peritoneal
Cedera organ
viseral
Cedera
retroperitoneal
DPL
FAST
CT Scan
Laparotomi
Foto dengan
kontras
Angiografi
Pelvis Cedera Genito-
urinarius
Frakturpelvis
Palpasi simfisis
pubis untuk
pelebaran
Nyeri tekan
tulang elvis
Tentukan
instabilitas
pelvis (hanya
satu kali)
Inspeksi
perineum
Pem.
Rektum/vagina
Cedera Genito-
rinarius
(hematuria)
Frakturpelvis
Perlukaan
perineum,
rektum, vagina
Foto pelvis
Urogram
Uretrogram
Sistogram
IVP
CT Scan
dengan kontras
Medula
Spinalis
Trauma kapitis
Trauma medulla
spinalis
Trauma syaraf
perifer
Pemeriksaan
motorik
Pemeriksaan
sensorik
"mass effect"
unilateral
Tetraparesis
Paraparesis
Cedera radiks
syaraf
Foto polos
MRI
-
8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF
10/19
Kolumna
Vertebralis
Fraktur
lnstabilitas
kolumna
Vertebralis
Kerusakan
syaraf
Respon verbal
terhadap nyeri,
tanda lateralisasi
Nyeri tekan
Deformitas
Fraktur atau
dislokasi
Foto polos
CT Scan
Ekstremitas Cedera jaringan
lunak
Fraktur
Kerusakan sendi
Defisit neuro-
vascular
Inspeksi
Palpasi
Jejas,
pembengkakan,
pucat
Mal-alignment
Nyeri, nyeri
tekan,
Krepitasi
Pulsasi hilang/
berkurang
Kompartemen
Defisit
neurologis
Foto ronsen
Doppler
Pengukuran
tekanan
kompartemen
Angiografi
VII. TAMBAHAN PADASECONDARYSURVEYA. Sebelum dilakukan pemeriksaan tambahan, periksa keadaan penderita dengan teliti
danpastikan hemodinamik stabil
B. Selalu siapkan perlengkapan resusitasi di dekat penderita karena pemeriksaantambahan biasanya dilakukan di ruangan lain
C. Pemeriksaan tambahan yang biasanya diperlukan :1. CT scan kepala, abdomen2. USG abdomen, transoesofagus3. Foto ekstremitas4. Foto vertebra tambahan5. Urografi dengan kontras
-
8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF
11/19
VIII.RE-EVALUASI PENDERITAA. Penilaian ulang terhadappenderita, dengan mencatat dan melaporkan setiapperubahan
pada kondisipenderita dan respon terhadap resusitasi.
B. Monitoring tanda-tanda vital dan jumlah urinC. Pemakaian analgetik yang tepat diperbolehkan
IX. TRANSFER KEPUSAT RUJUKAN YANG LEBIHBAIK
A. Pasien dirujuk apabila rumah sakit tidak mampu menangani pasien karenaketerbatasan SDM maupun fasilitas serta keadaan pasien yang masih memungkinkan
untuk dirujuk.
B. Tentukan indikasi rujukan, prosedur rujukan dan kebutuhan penderita selamaperjalanan serta komunikasikan dengan dokterpadapusat rujukan yang dituju.
4. Bagaimana langkah2 terhadapprimary surveynya?apa saja yang dinilai?5. Apakah yang mungkin terjadi pada trauma multiple terhadap masing2 organ yang
terkena?manakah yg paling mengancam jiwa?
6. Pada kasus apa sajakah yang mungkin menyebabkan terjadinya trauma multiple?7. Kenapa dada asimetris ?8. Bagaimana pengelolaan dari trauma kepala?9. Apa saja yang mungkin terjadi pada trauma kepala?10.Bagaimana penatalaksanaan trauma kepala menurut klasifikasinya?
Algoritme 1
Penatalaksanaan Cedera Kepala Ringan
Definisi : Penderita sadar dan berorientasi (GCS 14-15) Riwayat
Nama, umur, jenis kelamin, ras, pekerjaan Tingkat kewaspadaan Mekanisme cedera Amnesia: Retrograde, Antegrade
Waktu cedera Sakit kepala: ringan, sedang, berat Tidak sadar segera setelah cedera
-
8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF
12/19
Pemeriksaan umum untuk menyingkirkan cedera sistemik. Pemeriksaan neurologis terbatas. Pemeriksaan rontgen vertebra servikal dan lainnya sesuai indikasi. Pemeriksaan kadar alkohol darah dan zat toksik dalam urine Pemeriksaan CT scan kepala sangat idealpada setiappenderita,kecuali bila memang sama sekali asimtomatik dan pemeriksaan neurologis normal
Observasi atau dirawat di RS Dipulangkan dari RS
CT scan tidak ada Tidak memenuhi kriteria rawat. CT scan abnormal Diskusikan kemungkinan kembali
Semua cedera tembus Ke rumah sakit bila memburuk dan Riwayat hilang kesadaran berikan lembar observasi
Kesadaran menurun J
adwalkan untuk kontrol ulang Sakit kepala sedang-berat
Intoksikasi alkohol/obat-obatan Kebocoran likuor: Rhinorea-otorea
Cedera penyerta yang bermakna Tak ada keluarga di rumah
GCS
-
8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF
13/19
Bila kondisi membaik (90%) Bila kondisi memburuk (10%)
Pulang bila memungkinkan Bilapenderita tidak mampu melakukan
Kontrol di poliklinik perintah lagi, segera lakukan pemeriksaan
CT scan ulang dan penatalaksanaansesuaiprotokol cedera kepala berat.
Penatalaksanaan Awal Cedera Otak Berat
Definisi : Penderita tidak mampu melakukan perintah sederhanakarena kesadaran yang menurun (GCS 3-8)
Pemeriksaan danpenatalaksaany ABCDEy PrimarySurveydan resusitasiy SecondarySurveydan riwayat AMPLEy Rawat pada fasilitas yang mampu melakukan tindakan perawatan definitifBedah sarafy Reevaluasi neurologis: GCSy Respon buka matay Respon motoriky Respon verbaly Refleks cahaya pupily Obat-obatany Manitoly Hiperventilasi sedang (PCO2
-
8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF
14/19
Intruksi penderita cedera kepala di luar RS
Kami telah memeriksa dan ternyata tidak ditemukan indikasi bahwa cedera
kepala anda serius. Namun gejala-gejala baru dan komplikasi yang tidakterduga dapat muncul dalam beberapa jam atau beberapa hari setelah
cedera. 24 jam pertama adalah waktu yang kritis dan anda harus tinggalbersama keluarga atau kerabat dekat anda sedikitnya dalam waktu itu. Bila
kelak timbul gejala-gejala berikut seperti tertera di bawah Ini maka andaharus segera menghubungi dokter anda atau kembali ke RS.
1.Mengantuk berat atau sulit dibangunkan (penderita harus dibangunkansetiap 2 jam selama periode tidur).
2.Mual dan muntah.3.Kejang.4.Perdarahan atau keluar cairan dari hidung atau telinga.5.Sakit kepala hebat.6.Kelemahan atau rasa baalpada lengan atau tungkai.7.Bingung atau perubahan tingkah laku.8.Salah satu pupil mata (bagian mata yang gelap) lebih besar dari yang
lain, gerakan gerakan aneh bola mats, melihat dobel atau gangguanpenglihatan lain.
9.Denyut nadi yang sangat lambat atau sangat cepat, atau pola nafas yangtidak teratur.
Bila timbul pembengkakan pada tempat cedera, letakkan kantung es di atas
selembar kain/handuk pada kulit tempat cedera. Bila pembengkakansemakin hebat walau telah dibantu dengan kantung es, segera hubungi RS.
Anda boleh makan dan minum seperti biasa namun tidak diperbolehkan
minum minuman yang mengandung alkohol sedikitnya 3 had setelahcedera.
Jangan minum obat tidur atau obat penghilang nyeri yang lebih kuat dari
Acetaminophen sedikitnya 24 jam setelah cedera. Jangan minum obatmengandung aspirin.
Bila ada hal yang ingin anda tanyakan, atau dalam keadaan gawat darurat,
kami dapat dihubungi di nomor telepon :
Nama dokter :
11.Apakah cukup hanya diberikanperban tekan saja untuk menghentikan perdarahan12.Apa yang menyebabkanpenderita itu tampak sesak?
-
8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF
15/19
13.Bagaimana derajat dari cedera kepala?ada/tidak?
14.Apa sajakah manifestasi klinis dari trauma thorak?y sesak napas paru-paru tidak bisa mengembang, rusaknya otot-otot pernapasan,
gangguan pada dinding dada, gangguanpada persarafan yang mempersarafi otot-
otot pernapasan, gangguanpada jalan napas
y nyeri dada laserasipada otot dinding dada, gangguan pada saraf dinding daday pernapasan cuping hidungy retraksipada supra klavikula,
15.Bagaimanakah penanganan dari trauma thorak?1. Pneumotoraks- Tension Pneumotoraks
: Suatu keadaan dimana rongga pleura yang teriai oleh udara dan tidak bisa keluarsehingga dapat mendesak mediastinum dan menyebabkan penderita sesak
napas,syok,trakea bergeser ke sisi yang sehat dan pelebaran vena2 di leher.( sesaknafas,syok, nafas tidak terdengar, perkusi hipersonor)
Terapi : Dengan Needle Toracosentesispada sela iga 2 di linea
midclavicula dan dilanjutkan dengan pemasangan chest tube/WSD.
-
8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF
16/19
Komplikasi toraksosentesis
1. Hematom lokal2. Infeksi pleura, empiema3. Pneumotoraks
Mekanisme ventil : udara masuk ke rongga pleura ttp tidak dpt keluar Paru kuncup, paru sebelahnya tertekan Mediastinum terdorong : jantung dan pembuluh darah besar terdorong; trakhea
terdorong sesak, shock, trakhea terdorong ke sisi sehat, pelebaran vena leher Perlu penanganan segera keluarkan udara dari rongga pleura
- Open pneumotoraks: Suatu keadaan dimana terdapat luka terbuka dan bersifat mengisap/sucking chest
wound dimana udara tidak bisa ikut dalam ventilasi (suarapernafasan menghisap dr lukaterbuka thorak)
Terapi : Ditutup luka dengan kassa 3 sisi agar saat inspirasi dapat menutup
2. Masif Hemotoraks
Sesak, nafas tak terdengar, perkusi redup/pekak, syok- Ukuran : Kecil ( bayangan foto rontgen 0-15% )
Pem.fisik : Perkusipekak sampai iga IXPenanganan : Gerakan aktif (fisioterapi)
- Ukuran : Sedang ( bayangan foto rontgen 15-35% )Pem.fisik : Perkusipekak sampai iga VI
Penanganan : Aspirasi dan transfusi- Ukuran : Besar ( bayangan foto rontgen > 35% )
Pem.fisik : Perkusipekak sampai kranial,iga IVPenanganan : Penyalir sekat air di ruang antariga,transfusi
Terjadiperdarahan hebat yg menyebabkan problem B (reathing) danproblem C(irculation)
Pada fase pra-RS tidak banyak yg dpt dilakukan infus Pisau jangan dicabut!!Flail chest
Pernafasanparadoksal (tersengal2)
Tulang iga patah lebih dari 2 tempat pada 2 iga atau lebih Ada segmen dada yg tertinggal pd pernapasan Pd ekspirasi menonjol danpd inspirasi masuk kedalam (paradoksal)
-
8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF
17/19
Tamponade jantung
Khasnya syok, vena leher melebar, suara jantung kecil dan jauh
Luka tajam Darah terkumpul pd rongga perikardium kontraksi jantung terganggu Menyebabkan syok Vena leher melebar dan bunyi jantung terdengar jauh Dilakukanperikardiosentesis
16.Dari berbagai macam trauma yang ada,manakah yang paling utama didahulukanpenanganannya?
PRINSIP IMOBILISASI EKSTREMITAS
y Periksa ABCDE dan terapi keadaan yangmengancam nyawa terlebih dahulu.y Buka semua pakaian seluruhnya termasuk ekstremitas. Lepaskan jam, cincin, kalung
dan semua yang dapat menjepit. Ingat cegah terjadinya hipotermia.
y Periksa keadaan neurovaskular sebelum memasang bidai. Periksa pulsasi perdarahaneksternal yang harus dihentikan, dan periksa sensorik dan motorik dari ekstremitas.
y Tutup luka dengan balutan steril.y Pilih jenis dan ukuran bidai yang sesuai dengan ekstremitas yang trauma. Bidai harus
mencakup sendi di atas dan di bawah ekstremitas yangtrauma.
y Pasang bantalan di atas tonjolan tulang.y Bidai ekstremitas pada posisi yang ditemukan jika pulsasi distal ada. Jika pulsasi distal
-
8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF
18/19
tidak ada, coba luruskan ekstremitas. Traksi secara hati-hati dan pertahankan sampai
bidai terpasang.
y Bidai dipasang pada ekstremitas yang telah lurus, jika belum lurus coba luruskan.y Jangan meluruskan secara paksa, jika mengalami kesulitan, pasang bidai pada posisi
yang ditemukan.
y Konsulkan ke ahli Orthopedi.y Catat status neurovaskular sebelum dan setelahpemasangan bidai atau manipulasi.y Berikan profilaksis Tetanus.
Biomekanik traumaLima fase gerakanpengemudipada tabrakan dari atau ke depan yang mengakibatkan trauma
y Korban akan tersungkur ke depan dengan lutut membentur dasbor sehingga terjadi frakturpadapatella dan atau luksasi sendipanggul
y Kepala membentur bingkai kaca depan dan dapat terjadi trauma kepala, cedera otak, danfraktur cervical
y Dadanya membentur kemudi sehingga dapat terjadi fraktur sternum, fraktur iga, dan cederajantung danparuparu
y Kepala membentur kaca depan sehingga terjadi trauma mukay Korban terbanting kembali ke tempat duduk, dan kalau tidak ada sandaran kepala maka
terjadi cedera gerak cambukpada tulang leher (whiplash)
Manitol dengan penurunan TIKEfek yang ditimbulkan oleh manitol sehubungan dengan penurunan TIK adalah
y Efek dehidrasi otak, dengan mengurangi penumpukan cairan di ruang interstisialsehingga volume jaringan otak relative berkurang
y Efek meningkatkan sirkulasi mikro sehingga memperbaiki kemampuan penetrasi seldarah merah yg pada gilirannya akan menjamin oksigenasi jaringan dan memelihara
pompa Na
Disamping manfaat manitol yg diharapkan, perlu juga diwaspadai beberapa efek samping yangmungkin muncul, antara lain :
y Vasodilatasi sistemik dan serebral sesaat bilamana diberikan dalam dosis besar dan cepaty Hipovolemia intravaskuler sesaat yang dilanjutkan dengan dieresis dan hipovolemia yang
persisten
y Gangguan elektrolit serumy Keadaan hiperosmotiky Tekanan tinggi intracranial berulang (rebound phenomenon) pada penghentian pemberian
yang mendadak
-
8/3/2019 LBM 5 KGD YUSUF
19/19
y Eksaserbasiperdarahan intracranial yang aktify Dalam dosis tinggi resiko juga dapat berupa hipovolemi, hiperglikemia, asidosis
metabolic, gagal ginjal