layanan pastoral memang suatu keterlibatan, keterlibatan ......injil sehingga mereka dapat...

13
6 BAB II PERKUNJUNGAN PASTORAL BAGI NARAPIDANA II.1 Perkunjungan Pastoral Perkunjungan adalah bentuk nyata dari pelayanan pastoral yang dilakukan oleh pekerja gereja (pendeta, diaken) terhadap warga jemaat. 1 Pelayanan Pastoral memungkinkan kehidupan yang berpusat pada Kristus. 2 Layanan pastoral memang suatu keterlibatan, keterlibatan dalam relasi/hubungan antar manusia. 3 Pertemuan pastoral adalah tentang hubungan antara Allah dan manusia, dan harus dipahami sebagai penerjemah/memberi pemahaman pelayanan pastoral yang berupaya untuk membangun sebuah pertemuan yang memiliki arti yang berfungsi sebagai perwujudan kehadiran Allah. 4 Visitasi/perkunjungan pastoral mempunyai maksud dan arti, yaitu mengembangkan kesetian kepada Tuhan. 5 Perkunjungan pastoral bukan hanya respon terhadap adanya kebutuhan, tetapi juga untuk mendorong seseorang mempraktekkan imannya. 6 Praktek mendengarkan secara timbal balik antara konselor dan orang yang dilayani, pertemuan pastoral juga mengasumsikan peran utusan Allah ke dunia, memahami dalam situasi yang nyata, adalah latihan yang berusaha untuk memahami diri sendiri dan yang lainnya dalam perspektif Injil sehingga mereka dapat menentukan sekali lagi mengapa mereka ada di dunia ini. 7 Menurut teori yang dipaparkan oleh Abineno, Morkel, Rusell, Jacob D Engel, dan Bons-Strom, penulis menganalisa bahwa perkunjungan pastoral adalah suatu pertemuan yang dilakukan dengan sengaja sebagai wujud pertolongan bagi mereka yang membutuhkan perhatian khusus secara rohani. Seorang konselor 1 J. L. Ch. Abineno, Penggembalaan, (Bandung : Nilakandi, 1988), 14. 2 Morkel, (dalam Guillaume H. Smit, Pastoral ministry in a missional age: Towards a practical theological understanding of missional pastoral care: Verbum et Ecclesia. (Juni 2015). Vol. 36 Issue 1, p1-8. 8p) 2012, 48. 3 Russell L. Dicks, Principles and Practices of Pastoral Care. ( Dalam buku Diktat Mesach Krisetya : Konseling Pastoral, hal.6, Philadelphia: Fortress Press, 1964). 4 Ibid,. 5 J. D.Engel, Perkunjungan Pastoral, ( Buku Diktat Mengajar: Salatiga : UKSW, 2002), 1 6 Ibid., 7 M. Bons-Strom, Apakah Penggembalaan itu?, (dalam Guillaume H. Smit, Pastoral ministry in a missional age: Towards a practical theological understanding of missional pastoral care: Verbum et Ecclesia,.(Juni 2015). Vol. 36 Issue 1, p1-8. 8p,1989), 9.

Upload: others

Post on 23-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 6

    BAB II

    PERKUNJUNGAN PASTORAL BAGI NARAPIDANA

    II.1 Perkunjungan Pastoral

    Perkunjungan adalah bentuk nyata dari pelayanan pastoral yang dilakukan

    oleh pekerja gereja (pendeta, diaken) terhadap warga jemaat.1 Pelayanan Pastoral

    memungkinkan kehidupan yang berpusat pada Kristus.2 Layanan pastoral memang

    suatu keterlibatan, keterlibatan dalam relasi/hubungan antar manusia.3 Pertemuan

    pastoral adalah tentang hubungan antara Allah dan manusia, dan harus dipahami

    sebagai penerjemah/memberi pemahaman pelayanan pastoral yang berupaya

    untuk membangun sebuah pertemuan yang memiliki arti yang berfungsi sebagai

    perwujudan kehadiran Allah.4 Visitasi/perkunjungan pastoral mempunyai maksud

    dan arti, yaitu mengembangkan kesetian kepada Tuhan.5 Perkunjungan pastoral

    bukan hanya respon terhadap adanya kebutuhan, tetapi juga untuk mendorong

    seseorang mempraktekkan imannya.6 Praktek mendengarkan secara timbal balik

    antara konselor dan orang yang dilayani, pertemuan pastoral juga mengasumsikan

    peran utusan Allah ke dunia, memahami dalam situasi yang nyata, adalah latihan

    yang berusaha untuk memahami diri sendiri dan yang lainnya dalam perspektif

    Injil sehingga mereka dapat menentukan sekali lagi mengapa mereka ada di dunia

    ini.7

    Menurut teori yang dipaparkan oleh Abineno, Morkel, Rusell, Jacob D

    Engel, dan Bons-Strom, penulis menganalisa bahwa perkunjungan pastoral adalah

    suatu pertemuan yang dilakukan dengan sengaja sebagai wujud pertolongan bagi

    mereka yang membutuhkan perhatian khusus secara rohani. Seorang konselor

    1J. L. Ch. Abineno, Penggembalaan, (Bandung : Nilakandi, 1988), 14.

    2Morkel, (dalam Guillaume H. Smit, Pastoral ministry in a missional age: Towards a practical

    theological understanding of missional pastoral care: Verbum et Ecclesia. (Juni 2015). Vol. 36 Issue 1,

    p1-8. 8p) 2012, 48.

    3Russell L. Dicks, Principles and Practices of Pastoral Care. ( Dalam buku Diktat Mesach

    Krisetya : Konseling Pastoral, hal.6, Philadelphia: Fortress Press, 1964). 4Ibid,.

    5J. D.Engel, Perkunjungan Pastoral, ( Buku Diktat Mengajar: Salatiga : UKSW, 2002), 1

    6Ibid.,

    7M. Bons-Strom, Apakah Penggembalaan itu?, (dalam Guillaume H. Smit, Pastoral ministry in a

    missional age: Towards a practical theological understanding of missional pastoral care: Verbum et

    Ecclesia,.(Juni 2015). Vol. 36 Issue 1, p1-8. 8p,1989), 9.

  • 7

    harus benar-benar bisa menghadirkan Allah dalam setiap permasalahan konsili.

    Perkunjungan pastoral memberikan pemulihan bagi konsili yang terluka, dan

    membawa konsili untuk lebih mengenal dirinya sendiri kemudian mengarahkan

    dirinya untuk melakukan kehendak Tuhan. Berdasarkan diagnosa sementara ini,

    pendeta menyarankan suatu pendekatan untuk memperoleh pertolongan seperti

    meneruskan konseling pastoral atau melakukan rujukan untuk memperoleh

    pertolongan khusus (misalnya pemeriksaan medis, psikoterapi, atau Alcoholic

    Anonymous).8 Perkunjungan pastoral merupakan bagian dari pendampingan

    pastoral yang akan terjadi atau berjalan seumur hidup, akan tetapi ketika dalam

    perkunjungan pastoral konselor menemukan adanya permasalahan, maka

    perkunjungan pastoral dan pendampingan pastoral akan berlanjut kepada

    konseling pastoral.

    Istilah pendampingan berasal dari kata kerja mendampingi yang merupakan

    suatu kegiatan menolong orang lain yang karena suatu sebab perlu didampingi,

    orang yang melakukan kegiatan mendampingi disebut sebagai pendamping.9

    Tugas utama seorang pendamping adalah membantu orang yang didampingi

    untuk mengalami pengalamannya secara penuh dan utuh, pendamping adalah

    pengiring, pengantar yang ikut serta dalam perayaan suka dan duka kehidupan

    orang yang didampingi.10

    Pendampingan pastoral tidak bisa dihayati dengan

    hanya belajar tehnik-tehniknya saja, pendampingan pastoral dilakukan oleh orang-

    orang yang memiliki keyakinan agamis tertentu, maka seorang gembala atau

    majelis dan orang-orang yang terlibat dalam pendampingan pastoral harus belajar

    agama dengan baik, dalam hal ini Kristen.11

    Pendampingan pastoral adalah suatu

    profesi pertolongan seorang pendeta atau pastor mengikatkan diri dalam hubungan

    pertolongan dengan orang lain, agar dengan terang Injil dan persekutuan dengan

    gereja Kristus dapat bersama-sama menemukan jalan keluar bagi pergumulan dan

    8Howard Clineball, Tipe-tipe dasar Pendampingan dan Konseling Pastoral, (Yogyakarta :

    Kanisius, 2002), 96. 9Aart Van Beek, Pendampingan Pastoral, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), 9.

    10Totok S.Wiryasautra, Ready to Care : Pendampingan dan Konseling Pastoral, (Yogyakarta :

    Galangpress, 2006), 62. 11

    Mesach Krisetya, Konseling Pastoral, Diktat mengajar (Salatiga: UKSW, 2010), 5.

  • 8

    persoalan kehidupan dan iman.12

    Pendamingan Pastoral merupakan perjumpaan

    rutin dan bertahap, dan sekaligus pembelajaran untuk lebih mengenal kehidupan

    beragama dan lebih mengenal Tuhan. Penampingan Pastoral akan berlanjut pada

    tahap konseling, agar seseorang benar-benar diobati dari luka yang selama ini

    dirasakan.

    Pendampingan Pastoral dan konseling pastoral terus membantu

    pembaruan semangat gereja dengan menyediakan alat untuk pembaruan pribadi,

    hubungan, dan kelompok manusia.

    .......Konseling mengurangi kelumpuhan kemampuan umat Kristen untuk memberi

    dan menerima kasih. Dengan demikan konseling dapat membantu kita menjadi gereja yaitu

    persekutuan yang di dalamnya kasih Allah menjadi realitas yang dialami dalam hubungan-

    hubungan.....13

    Konseling, adalah suatu disiplin ilmu non-medis, yang sasarannya adalah

    untuk memberi fasilitas dan menimbulkan pertumbuhan serta perkembangan

    kepribadian; menolong pribadi-pribadi untuk mengubah pola-pola kehidupan yang

    menyebabkan mereka mengalami kehidupan yang makin tidak berbahagia, dan

    menyediakan suasana persaudaraan dan kebijaksanaan bagi pribadi-pribadi yang

    sedang menghadapi kehilangan dan kekecewaan dalam kehidupan yang tidak

    dapat dihindari.14

    Pelayanan konseling tidak sama dengan sekedar pemberiann

    nasihat, bahkan belajar konseling tidak sama dengan belajar untuk menjadi

    penasihat (advisor), guru atau pemberi resep manjur (recipe giver), karena justru

    keunikan konseling terletak pada fakta bahwa dalam pelayanan ini, unsur

    pemberian nasihat ternyata hanya merupakan salah satu aspek diantara aspek-

    aspek lain yang tidak kalah pentingnya.15

    Dalam konseling tidak ada perjanjian

    bahwa seorang konsili akan sembuh secara total ketika ia menjalani konseling

    pastoral. Kesembuhan dan pemulihan akan terjadi apa bila seorang konsili

    memiliki keputusan yang tepat, karena pada dasarnya kesembuhan dalam diri

    konsili tergantung pada pilihan dalam hidupnya sendiri.

    12

    G Heitink. Pendampingan Pastoral sebagai profesi pertolongan, (dalam Teologi dan Praksisi

    Pastoral), Tjaard G. Homes, E. Gerrit Singgih, (Jakarta : BPK Gunung Mulia dan Jogyakarta Kanisius

    1992) , 405. 13

    Ibid., 7 14

    Wayne E Oates, Pastoral Counseling. ( Dikutip oleh Mesach K, Philadelphia: The Westminster

    Press, 1974) 9. 15

    Yakub B. Susabda, Pastoral Konseling, (Malang : Gandum Mas 1981), 40.

  • 9

    Konseling pastoral merupakan tugas akhir sebagai pragmatis menyajikan

    strategi terpadu tindakan yang akan memungkinkan konselor untuk membantu

    konsili dalam mempengaruhi dan mengubah situasi mereka sendiri melalui

    kognitif intervensiperilaku dan emosional.16

    Kognitif merupakan pendekatan yang

    memberi perhatian khusus kepada proses pemikiran individu seperti kemahiran

    berfikir secara kritis dan kreatif.17

    Konseling adalah proses pertolongan yang pada

    hakekatnya adalah psikologis antara seseorang penolong dengan seorang atau

    beberapa orang yang ditolongnya dengan masksud meringankan penderitaan dari

    yang ditolong.18

    Suatu konseling tidak hanya berisikan nasihat yang manjur, atau

    dapat menyelesaikan masalah dengan tuntas akan tetapi bagaimana seseorang

    diarahkan untuk meringankan permasalahannya melalui pengenalan akan

    pribadinya dan pribadi Tuhan. Konseling pastoral memberikan pandangan yang

    baru bagi konsili dalam mengatasi permasalahan yang dialaminya, suatu pilihan

    yang ditentukan oleh diri sendiri sebagai respon dari iman percaya kepada Tuhan.

    II.2 Pengertian Narapidana

    Menurut UU No. 12 Tahun 1995 tentang pemasyarakatan, narapidana

    adalah terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di Lembaga

    Pemasyarakatan. Narapidana merupakan jenis sanksi pidana yang paling banyak

    ditetapkan dalam ketentuan KUHP (Ketentuan Undang-undang Hukum Pidana)

    yang diteliti membuat perumusuan delik kejahatan.19

    Ada dua kategori

    narapidana, yakni narapidana lapas dan nara pidana tahanan. 20

    Narapidana lapas

    adalah narapidana yang sudah dijatuhi vonis atau hukuman oleh pengadilan dan

    yang harus menjalankan masa hukumannya di lapas tersebut. Sedangkan

    narapidana tahanan adalah narapidana yang setatusnya titipan atau seseoang yang

    16

    Guillaume H. Smit, Pastoral ministry in a missional age: Towards a practical theological

    understanding of missional pastoral care: Verbum et Ecclesia. Juni 2015. Vol. 36 Issue 1, p1-8. 8p. 17

    Data diperoleh dari Makalah yang disusun guna memenuhi tugas mata kuliah “Dasar-dasar

    Pemahaman Tingkah Laku” bimbingan dan konseling, Ali Husin Nasutionmahasiswa fakultas ilmu

    pendidikan (Universitas Negeri Semarang, 2012)2.

    18Aart Martin Van Beek, Konseling Pastoral,( Semarang: Satya Wavana Salatiga, 1987), 6.

    19Barda Nawawi Arief, Kebijakan Legislatif Dalam Penanggulangan Kejahatan Dengan Pidana

    Penjara, cetakan ke-4 (Yogyakarta : Genta Publishing, 2010), 71. 20

    Informasi didapat dari seorang Sipir Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A di Ambarawa pada

    tanggal 11 Juni 2015 pukul 19.47 WIB

  • 10

    terbukti bersalah namun beum diputuskan vonis hukuman dari pengadilan.21

    Narapidana sedikit beda dengan Narapidana Politik, tetapi tidak boleh ada

    pembedaan/diskriminasi yang didasarkan pada ras, warna kulit, jenis kelamin,

    bahasa, agama, pendirian politik atau lainnya, asal kebangsaan atau sosial,

    kekayaan, kelahiran atau status lainnya.

    Orang-orang tawanan meringkuk dalam penjara bukan karena mereka lebih

    berdosa daripada orang-orang yang di luar penjara, tetapi oleh karena mereka

    telah melanggar sesuatu pasal undang-undang negara.

    ......Kalau seseorang melanggar undang-undang atau aturan semacam itu, maka

    ia diadili dalam suatu proses juridis, apakah ia sungguh-sungguh bersalah dan

    kalau ia dipandang bersalah, ia dihukum, misalnya dimasaukkan ke dalam

    penjara.....22

    Pengertian narapidana adalah orang-orang sedang menjalani sanksi

    kurungan atau sanksi lainnya, menurut perundang-undangan. Pengertian

    narapidana menurut kamus bahasa Indonesia adalah orang hukuman (orang yang

    sedang menjalani hukuman karena tindak pidana); atau terhukum.23Menurut

    undang-undang republik indonesia nomor 12 tahun 1995, warga binaan

    pemasyarakatan sebagai insan dan sumber daya manusia harus diperlakukan

    dengan baik dan manusiawi dalam satu sistem pembinaan yang terpadu. Warga

    Binaan Pemasyarakatan adalah Narapidana, Anak Didik Pemasyarakatan, dan

    Klien Pemasyarakatan.Terpidana adalah seseorang yang dipidana berdasarkan

    putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.24

    Dengan

    demikian, pengertian narapidana adalah seseorang yang melakukan tindak

    kejahatan dan telah menjalani persidangan, telah divonis hukuman pidana serta

    ditempatkan dalam suatu bangunan yang disebut penjara dalam hal ini Lembaga

    Pemasyarakatan.Narapidana harus menerima konsekuensi dari perbuatan mereka dan

    berhadapan dengan masalah yang serius dalam hukum pidana atau perdata. Narapidana

    mengevaluasi pengalaman sekarang dan masalalu, kondisi dan peristiwa terhadap latar

    21

    Ibid,. 22

    M. Bons Strom, Apakah Penggembalaan itu?, ( Jakarta Pusat : BPK Gunung Mulia 1982), 305. 23

    Hasil Wawancara dengan Kepala Substansi Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan, pada

    hari Selasa tanggal 1 September 2012, pukul 08.21 WIB 24

    Undang-undang republik indonesia nomor 12 tahun 1995 tentang pemasyarakatan.

  • 11

    belakang kemungkinan jawaban atas pertanyaan mendasar tentang apa artinya menjadi

    manusia, tentang hal yang benar dan berharga bagaimana hidup bermasyarakat.

    II.3 Faktor-faktor Penyebab dan Dampak Seseorang Menjadi Narapidana

    Berbagai tindak kejahatan sering terjadi di masyarakat, misalnya pencurian,

    perampokan, penipuan, pembunuhan dan sebagainya. Dari semua tindak kejahatan

    tersebutterjadi dikarenakan berbagai macam faktor yang mempengaruhinya,

    seperti faktor ekonomi, faktorlingkungan atau terikut dengan lingkungan yang ada

    di sekitarnya. Semua tindak kejahatan yang terjadi tersebut juga memiliki

    dampak-dampaknya seperti penolakan, diasingkan, dan bahkan tidak diterima

    untuk masuk kembali di lingkungannya. Berikut adalah beberapa faktor dan

    dampak seseorang menjadi narapidana :

    a. Faktor-faktor penyebab seseorang menjadi narapidana.

    Adapun setiap narapidana memiliki tindakan pidana yang berbeda-

    beda hal ini diuraikan dalam beberapa hal, dari hasil wawancara dengan

    pihak Lembaga Pemasyarakatan dan juga beberapa Narapidana penulis

    menguraikan beberapa faktor sebagai berikut:25

    Secara faktor ekonomi, (1)

    Narapidana yang melakukan tindakan pembunuhan yakni,menghabisi

    nyawa mertuanya hanya demi mendapatkan uang dan emas yang dimiliki

    mertuanya, hal ini dilatar belakangi karena dia membutuhkan uang dan

    karena dia tidak bekerja. (2) Narapidana melakukan pencurian motor

    dikarenakan dia ingin mengumpulkan uang untuk biaya pulang ke tempat

    asalnya, bahkan dia melakukannya tidak hanya satu kali saja tetapi berkali-

    kali, dan sudah kelima kalinya ia harus masuk lapas. (3) Narapidana yang

    melakukan perjudian dikarenakan faktor ekonomi mengahalkan segala cara

    yang tidak benar untuk mendapatkan uang, latar belakang tidakkan yang dia

    lakukan karena ingin mendapatkan uang tanpa harus susah-susah bekerja.

    (4) Narapidana yang melakukan pengedaran narkoba, latar belakang dia

    mengedarkan narkoba adalah karena narkoba menghasilkan uang yang

    lumayan banyak dan mudah didapatnya, karena narkoba dia bisa memiliki

    25

    Hasil wawancara dengan beberapa narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A

    Ambarawa, pada hari Rabu, tanggal 19 November 2014, pukul 10.02 WIB

  • 12

    uang banyak. Secara faktor kepribadian, (1) Narapidana yang melakukan

    penculikkan dikarenakan membawa pergi pasangannya/pacarnya tanpa

    diketahui oleh keluarga dari pasangannya, maka dia dilaporkan oleh pihak

    yang berwajib dengan tuduhan penculikkan, hal ini dilatar belakangi oleh

    sifat emosional yang tidak bisa dia kendalikan, akibatnya ia melakukan

    kesalahan yang merugikan dirinya mauun pasangannya. Secara faktor

    lingkungan, (1) Narapidana yang memakai narkoba/narkotika, tindakan

    yang merugikan diri sendiri dan dia pun mengakui bahwa dia mengenal

    narkoba dari teman-temannya, akhirnya dia terikut lalu mencoba dan

    menjadi pecandu.

    b. Dampak Seseorang Menjadi Narapidana

    Adapun berbagai macam tindak pidana yang dilakukan oleh

    narapidana akan berdampak dalam kehidupannya, seperti halnya dampak

    secara sosiologis dan psikologis yaitu :

    1) Sosiologis

    Secara sosiologis dalam konseling ada kategori-kategori atas penilaian

    mengenai hubungan problema-problema individu dan masalah-masalah

    masyarakat. Ada pun konsep-konsep adalah identitas setatus sosial, situasi

    pekerjaan, tingkat penghasilan, tingkat pendidikan, pergaulan/kegiatan

    kemasyarakatan, hubungan kekeluargaan, (sejarah) keterlibatan politik,

    kesenjangan sosial, beban sosial, cita-cita sosial, pengalaman ketidaak

    adailan sosial.26

    Secara setatus sosial jika ada seseorang yang memiliki

    jabatan di lingkungan masyarakat, akan merasa malu jika dia memiliki

    saudara atau anaknya sendiri melakukan tindakan pidana baik pembunuhan,

    pencurian, penculikan, pengedaran narkoba, maupun pemakai narkoba dan

    harus dijatuhkan hukum pidana, orang tersebut akan merasa gagal

    memberikan arahan maupun perhatian bagi saudara bahkan anaknya. Dalam

    situasi pekerjaan narapidana yang tadinya dikenal sebagai seorang pekerja

    yang baik, murah senyum dan membangun hubungan yang baik bersama

    teman kerjanya. Ketika dia telah bebas dia akan sulit membangun situasi

    seperti sebelum ia menjadi narapidana, karena bisa jadi teman sekejarnya

    26

    Aart Martin Van Beek, Konseling Pastoral: Sebuah Buku Pegangan Bagi Para penolong Di

    Indonesia ( Semarang: Satya Wacana, 1987) 145.

  • 13

    akan kehilangan rasa percaya terhadap pribadinya. Hal ini bisa berdampak

    bagi narapidana yang telah melakukan pembunuhan, penculikan, pencurian

    dan pengedar narkoba. Tingkat penghasilan juga merupakan hal yang sangat

    berpengaruh dalam kehidupan narapidana, dampaknya akan terjadi

    penolakan di beberapa tempat kerja, apa lagi jika harus mengajukan surat

    keterangan berkelakuan baik. Karena akan sangat dicurigai ketika sebuah

    tempat kerja memiliki seorang pekerja yang berlatar belakang mantan

    narapidana. Hal ini akan dialami oleh semua narapidana yang melakukan

    tindak pidana apapun, karena masyarakat memandang bahwa nama baik

    seseorang sudah tercemar ketika dia pernah menjadi narapidana. Dalam

    tingkat pendidikan seorang narapidana yang melakukan tindakkan

    pengedaran narkoba, tidak akan diterima jika dia hendak bekerja di lembaga

    pendidikan, karena jelas apa yang dia lakukan sudah merusak generasi

    muda, generasi kreatif dan generasi yang cerdas. Narkoba adalah salah satu

    obat yang jika dikonsumsi terlalu banyak akan mempengaruhi konsentrasi

    dan daya berfikir otak manusia. Oleh karena itu bagi pengedar maupun

    pemakai, sangat sedikit kemungkinan jika dia hendak bekerja di bidang

    pendidikan atau menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

    Pergaulan/kegiatan kemasyarakatan, dampak yang paling tidak nyaman

    ketika seseorang ditolak dalam suatu komunitas, mantan narapidana akan

    sangat sulit mendapatkan penerimaan kembali dalam komunitas yang lama.

    Karena dia perlu benar-benar meyakinkan kepada komunitas/kelompok itu

    bahwa dia orang yang dapat dipercaya kembali dan dapat memegang suatu

    tugas ataupun jabatan, begitupun dengan komunitas yang baru jika

    kelompok masyarakat itu sudah mengetahui bahwa dia mantan narapidana,

    akan sangat sulit membangun kepercayaan dan penerimaan diri. Dalam

    hubungan kekeluargaan, tidak banyak narapidana yang menerima kunjungan

    dari keluarganya ketika dia berada di lapas, karena banyak dari beberapa

    keluarganya, ada yang sudah tidak peduli, jengkel, bahkan malu atas apa

    yang dilakukan saudara atau anggota dalam keluarganya. Dampak ini sangat

    berpengaruh bagi narapidana pada hubungannya yang dulunya baik dengan

    keluarganya menjadi rusak. Begitupun dalam kesenjangan sosial, beban

    sosial, cita-cita sosial, dan pengalaman ketidakadilan sosial, sesuatu yang

    berhubungan dengan kehidupan sosial akan sangat berpengaruh bagi

  • 14

    kehidupan pastoral narapidana, karena ada beban yang harus dia terima

    sebagai akibat dari pelanggarannya terhadap aturan-aturan yang berlaku di

    masyarakat.

    2) Psikologis

    Secara psikologis konseling pastoral sebagai salah satu bagian dalam

    perkunjungan pastoral juga merupakan disiplin psikologis. Ada beberapa

    bagian manusia jika dilihat dari analisis dampak secara psikologis yakni

    fungsi-fungsi dari jiwa manusia, fungsi kognitif, fungsi emotif, fungsi

    motivasional, tingkah laku, gangguan-gangguan psikis, kebutuhan psikis

    manusia, kasih sayang, harga diri, seksualitas, pengalaman trauma, dan

    penyakit psikomatis.27

    Fungsi kognitif seorang narapidana akan berfikir atau

    menafsirkan situasi sesuai dengan pandangan, penilaian terhadap satu

    kondisi dari kebudayaan, filsafat bahkan dari pengalaman hidupnya. Cara

    berfikir dan menganilsa suatu masalah itulah yang akan menolongnya atau

    bahkan malah membuat dia memiliki beban yang bertambah berat. Fungsi

    emotif lebih kepada perasaannya ketika merespon masalah yang sedang

    dialaminya. Fungsi motivasional ini berdampak pada adanya motivasi atau

    keinginan seorang narapidana untuk menghasilkan sesuatu yang baik, bisa

    jadi kalau narapidana tidak memiliki kemauan atau kehendak justru akan

    mempersulit dirinya mengatasi persoalan. Dalam tingkah laku adalah akibat

    dari interaksi antara fungsi kognitif, emotif.28

    Hal ini bisa dialami oleh

    narapidana yang memiliki ide ataupun kreatifitas, ia harus mewujudkannya

    dalam suatu karya. Gangguan psikis dampak yang mengakibatkan seorang

    narapidana mengalami gangguan-gangguan psikis, sehingga ia tidak mampu

    untuk hidup secara efektif. Kebutuhan-kebutuhan psikis manusia

    dampaknya bagi narapidana adalah dia tidak bisa hidup secara efektif atau

    secara bahagia bila kebutuhan-kebutuhan psikis yang pokok belum sedikit

    banyak dipenuhi.29

    Kasih sayang, setiap manusia tidak akan bahagia jika

    tidak merasakan kasih sayang dari orang lain, begitupun narapidana

    membutuhkan kasih sayang, karena jika tidak dipenuhi maka akan timbul

    sesuatu yang cukup serius seperti halnya seorang narapidana yang

    27

    Aart Martin Van Beek, Konseling Pastoral: Sebuah Buku Pegangan Bagi Para penolong Di

    Indonesia ( Semarang: Satya Wacana, 1987) 147. 28

    Ibid., 148 29

    Ibid., 149

  • 15

    melakukan penculikan. Harga diri, akan banyak orang yang akan

    menjatuhkan harga diri seorang narapidana, karena perbuatan yang

    dilakukannya sudah membuat dirinya dinilai rendah oleh orang lain.

    Dampak secara seksualitas, bagaimana seorang narapidana sanggup untuk

    memandang diri sendiri sebagai seseorang yang patut dihargai oleh orang

    lain sebagai makluk seksual. Dampak identitas bagaimana seorang

    narapidana merasakan kehilangan nama baiknya, menghancurkan

    penerimaan diri dari seseorang, dan menghilangkan peranannya sendiri.

    Dampak pengalaman trauma yang dirasakan narapidana saat kejadian yang

    tidak dia inginkan terjadi dalam hidupnya. Pengalaman yang menyakitkan

    dan trauma-trauma itulah yang akan mengganggu saat konseling terjadi.

    Penyakit psikosomatis, narapidana bisa menderita penyakit jantung atau

    kulit yang telah muncul sebagai akibat dari emosi atau pola pemikiran.30

    II.4 Peran Perkunjungan Pastoral

    Perkunjungan merupakan salah satu bagian dari pendampingan pastoral,

    yang memiliki peranan yang sama yakni membimbing,

    mendamaikan/memperbaiki hubungan, menopang/menyokong, menyembuhkan,

    mengasuh, dan mengutuhkan. Keenam peran diatas diuraikan oleh Aart Van Beek

    Sebagai berikut :31

    Membimbing penting dalam kegiatan menolong dan mendampingi

    seseorang, orang yang didampingi ditolong untuk memilih/mengambil keputusan

    tentang apa yang akan ditempuh atau apa yang menjadi masa depannya.

    Pendamping mengemukakan beberapa kemungkinan yang bertanggung jawab

    dengan segala resikonya,sambil membimbing orang ke arah pemilihan yang

    berguna. Mendamaikan sebagai perantara untuk memperbaiki hubungan yang

    rusak dan terganggu, pendamping dapat menjadi cermin dalam hubungantersebut

    menganalisis mana yang mengancam hubungan; mencari alternatif untuk

    memperbaiki hubungan tersebut. Menopang/menyokong sebagai wujud bahwa

    30

    Aart Martin Van Beek, Konseling Pastoral: Sebuah Buku Pegangan Bagi Para penolong Di

    Indonesia ( Semarang: Satya Wacana, 1987) 150. 31

    Aart Van Beek, Pendampingan pastoral, 13-15.

  • 16

    kehadiran kita membantu mereka bertahan dalam situasi krisis yang

    bagaimanapun beratnya. Sokongan berupa kehadiran dan sapaan yang

    meneduhkan dan sikap yang terbuka, akan mengurangi penderitaan mereka.

    Menyembuhkan, melalui pendampingan yang berisi kasih sayang, rela

    mendenngarkan segalla keluhan batin, dan kepeduliaan yang tinggi akan

    membuat seseorang yang sedang menderita mengalami rasa aman dan kelegaan

    sebagai pintu masuk ke arah penyembuhan yang sebenarnya. Dasar dari suatu

    hubungan yang menyembuhkan dibangun/diperkuat bila orang mengalami :

    kehangatan, pengertian dan pendampingan pendeta.32

    Mengasuh, memerlukan

    pendampingan, kita perlu melihat kira-kira potensi apa yang dapat menumbuh-

    kembangkan kehidupannya sebagai kekuatan yang dapat diandalkannya untuk

    tetap melanjutkan kehidupan. Clinebell juga menambahan satu fungsi pastoral

    yakni, memelihara atau mengasuh. Tujuan dari memelihara adalah memampukan

    orang untuk mengembangkan potensi-potensi yang diberikan Allah kepada

    mereka, di sepanjang perjalanan hidup mereka dengan segala lembah-lembah,

    puncak-puncak dan dataran-datarannya.33

    Mengutuhkan, perjumpaan yang dapat

    terjadi setiap saat, bila pedampingan dan orang yang didampingi terlibat dalam

    interaksi terbuka untuk pernyataan dan panggilan Tuhan. Dalam pelaksanaan

    perkunjungan pastoral perlu adanya kelembutan, kesabaran, kasih, dan komitmen

    yang tinggi. Di dalam perkunjungan pastoral dapat langsung bertemu dengan

    mereka sebagai manusia biasa yang memiliki pergumulan hidup. Dalam

    perkunjungan pastoral hendaknya mereka dapat merasakan sapaan Allah melalui

    kehadiran kita dalam proses pendampingan pastoral dan merupakan kesempatan

    bagi mereka untuk mencurahkan isi hati, tentang persoalan yang dihadapinya.34

    Konselor harus dapat menumbuhkan rasa percaya dalam diri seorang

    konsili, pada saat melaksanakan pndampingan pastoral. Isi dari perkunjungan

    pastoral adalah mengunjungi, menguatkan relasi, dan keutuhan.35

    Inisiatif dalam

    mengunjungi dapat dilakukan sebagai respon terhadap adanya (krisis) misalnya

    sakit; dirawat di rumah sakit; sedang menghadapi maut; kedukaan; musibah;

    masalah-masalah dalam keluarga, dan sebagainya. Maksud perkunjungan pastoral

    32

    Howard Clineball, Tipe-tipe dasar Pendampingan...., 96. 33

    Ibid., 54. 34

    Ibid.., 58 35

    Ibid., 2

  • 17

    bukanlah mengadakan ibadah seperti biasa, tetapi memberi perhatian khusus

    kepada rumah-tangga/anggota jemaat, supaya merekamerasa dan mengetahui

    bahwa dirinya disapa secara pribadi oleh Firman Allah dan supaya mereka

    mengetahui apa panggilannya untuk seluruh kehidupannya.36

    Tidak semua orang

    bisa dengan mudah mengartikan kehidupannya di dunia ini, oleh karena itu

    melalui pendampingan dan konseling passtoral konsili akan diberikan pemahaman

    akan maksud Tuhan dalam kehidupannya.

    Perkunjungan pastoral memiliki beberapa manfaat seperti :

    Mengembangkan kesetiaan kepada Tuhan; Mengembangkan kesetiaan kepada

    Tuhan; Merespon terhadap krisis iman yang sedang dialami seseorang; Sebagai

    alat untuk menegaskan dan respon terhadap anugrah Allah dalam bentuk

    memelihara/mengasuh dalam segala situasi.37

    Kesetian kepada Allah diwujudkan

    dalam perkunjungan yang dilakukan oleh gereja yang sangat bermanfaat apabila

    seorang narapidana memiliki pengertian bahwa Allah itu setia kepada umat-Nya.

    Seperti yang tertulis dalam Yesaya (54:8), bahwa Ia akan tetap mengampuni dan

    mengasihi umat-Nya yang berdosa. Melalui perkunjungan pastoral narapidana

    menyadari akan perbuatannya bahkan ketidak setiaannya kepada Tuhan, dan

    melakukan kesetiaannya kepada Tuhan, melalui peribadahan secara rutin.

    Merespon terhadap krisis iman yang sedang dialami seseorang, bahwa konselor

    harus memahami permasalahan konsili. Kata krisis berasal dari kata kerja krinein

    dalambahasa Yunani, secara harfiah, krinein berarti mengambil keputusan,

    menghadapi titik balik atau persimpangan jalan.

    Dalam krisis orang mengalami masa-masa sulit, krisis terjadi ketika orang

    menghadapi goncangan batin yang melewati ambang batas mekanisme pertahanan

    psikologisnya.38

    Ketika seorang konselor bisa mengetahui krisis yang dialami oleh

    konsili, maka dibutuhkan tidakan lanjut sebagai respon yang baik terhadap

    masalah yang dialami oleh konsili. Gereja sebagai saksi untuk misi Allah ke dunia

    ini melalui Kristus, disebut untuk hidup: dengan menyadari persekutuan dengan

    36

    M. Bons Strom, Apakah Penggembalaan itu?, ( Jakarta Pusat : BPK Gunung Mulia 1982),74. 37

    J. D.Engel, Konseling Pastoral ,( Diktat Mengajar, Perkunjungan Pastoral), 3 38

    Totok S Wiryasaputra, Ready to Care: Pendampingan dan Konseling Psikologi, Cetakan I(

    Yogyakarta: Galangpress 2006), 75.

  • 18

    Kristus dan dengan masing-masing orang Kristen lainnya - menjadi gereja yang

    tepat – yang terdorong untuk memberikan kesaksian terlihat bersama-sama.39

    Pertolongan Pendeta bagi orang-orang yang berada dalam krisis dan

    kehilangan menjadi peran yang penting dalam dasar memulai suatu pendampingan

    dan konseling pastoral. Hasil bagiamana peran perkunjungan pastoral tersebut

    dapat dilihat dari permasalahan yang ditemukan. Peran perkunjungan pastoral

    akan terasa berharga apabila serang konsili merasakan pengaruh yang positif bagi

    kehidupan pribadinya secara rohani. Ada beberapa aspek dalam menganalisa

    suatu peran perkunjungan pastoral yaitu tentang iman, pemeliharaan, rasa syukur,

    penyesalan, persekutuan, keyakinan mengenai kuasa spiritual, dan panggilan

    hidup.40

    39

    Guillaume H. Smit, Pastoral ministry in a missional age: Towards a practical theological

    understanding of missional pastoral care: Verbum et Ecclesia. Juni 2015. Vol. 36 Issue 1, p1-8. 8p. 40

    Aart Martin Van Beek, Konseling Pastoral, 152.