bab ii gereja dan pastoral 2.1. pengertian...

13
BAB II GEREJA DAN PASTORAL 2.1. Pengertian Gereja Persekutuan di dalam Yesus Kristus dipahami berada ditengah-tengah dunia untuk dapat memberikan kekuatan sendiri kepada orang-orang percaya untuk dapat lebih kuat dan sadar akan eksistensi Allah didalam kehidupannya. Pertemuan dengan Kristus pun dipahami berada di dalam diri seseorang ataupun juga di dalam sebuah wadah persekutuan. Gereja sebagai wadah untuk kemudian mengumpulkan bahkan mempersatukan ragamnya pola pikir, ras dan budaya ini yang kemudian menjadi sangat penting untuk dikembangkan dan dipertahankan di tengah-tengah masyarakat. Gereja berasal dari istilah Yunani yaitu ekklesia berarti pertemuan atau sidang (jemaat), dipahami sebagai tempat bertemunya masyarakat beragama yang disebut juga sebagai “jemaat Allah”. 1 Pertemuan ini merupakan hal yang penting bagi orang-orang percaya karena merupakan tempat bertemu dengan saudara-saudara beriman dan juga bertemu dengan Allah secara khusus. Ekklesia seharusnya menunjuk bukan hanya pada sekelompok orang Kristen yang berhimpun sebagai perkumpulan, melainkan juga persekutuan yang melembaga. 2 Oleh sebab itu maka Ekklesia atau gereja menjadi penting dan perlu diperhatikan agar supaya dapat menjalankan misi Kristus ditengah-tengah dunia. Tata Gereja GPIB mengatakan bahwa; Gereja adalah Tubuh Kristus dan Kristus sendiri adalah Kepalanya. Oleh karena itu Kuasa yang ada dalam gereja adalah Kuasa Kristus. Kekuasaan itu mutlak atas gereja melalui firmanNya, dan tidak dapat diwakilkan kepada seseorang atau beberapa orang. 3 Pemahaman ini dipahami oleh GPIB oleh karena GPIB memahami bahwa sejak dahulu sampai saat ini, Kristus akan tetap bekerja di tengah-tengah dunia. Pemimpin- 1 Yayasan Komunikasi Bina Kasih, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini: Jilid I, (Jakarta: Tyndale House Publishers, INC., 2007) , 332. 2 W.R.F. Browning, Kamus Alkitab – A Dictionary of the Bible, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), 118. 3 Ketetapan Persidangan Sinode XIX – GPIB, Tata Gereja GPIB: buku III, (Jakarta: Majelis Sinode, 2010), 8.

Upload: trinhkiet

Post on 07-Mar-2019

353 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II GEREJA DAN PASTORAL 2.1. Pengertian Gerejarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6850/3/T1_712008035_BAB II.pdf · GEREJA DAN PASTORAL . 2.1. Pengertian Gereja . ... ada,

BAB II

GEREJA DAN PASTORAL

2.1. Pengertian Gereja

Persekutuan di dalam Yesus Kristus dipahami berada ditengah-tengah dunia untuk

dapat memberikan kekuatan sendiri kepada orang-orang percaya untuk dapat lebih kuat dan

sadar akan eksistensi Allah didalam kehidupannya. Pertemuan dengan Kristus pun dipahami

berada di dalam diri seseorang ataupun juga di dalam sebuah wadah persekutuan. Gereja

sebagai wadah untuk kemudian mengumpulkan bahkan mempersatukan ragamnya pola pikir,

ras dan budaya ini yang kemudian menjadi sangat penting untuk dikembangkan dan

dipertahankan di tengah-tengah masyarakat. Gereja berasal dari istilah Yunani yaitu ekklesia

berarti pertemuan atau sidang (jemaat), dipahami sebagai tempat bertemunya masyarakat

beragama yang disebut juga sebagai “jemaat Allah”.1 Pertemuan ini merupakan hal yang

penting bagi orang-orang percaya karena merupakan tempat bertemu dengan saudara-saudara

beriman dan juga bertemu dengan Allah secara khusus. Ekklesia seharusnya menunjuk bukan

hanya pada sekelompok orang Kristen yang berhimpun sebagai perkumpulan, melainkan juga

persekutuan yang melembaga.2 Oleh sebab itu maka Ekklesia atau gereja menjadi penting dan

perlu diperhatikan agar supaya dapat menjalankan misi Kristus ditengah-tengah dunia.

Tata Gereja GPIB mengatakan bahwa; Gereja adalah Tubuh Kristus dan Kristus

sendiri adalah Kepalanya. Oleh karena itu Kuasa yang ada dalam gereja adalah Kuasa

Kristus. Kekuasaan itu mutlak atas gereja melalui firmanNya, dan tidak dapat

diwakilkan kepada seseorang atau beberapa orang.3

Pemahaman ini dipahami oleh GPIB oleh karena GPIB memahami bahwa sejak

dahulu sampai saat ini, Kristus akan tetap bekerja di tengah-tengah dunia. Pemimpin-

1 Yayasan Komunikasi Bina Kasih, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini: Jilid I, (Jakarta: Tyndale House Publishers, INC.,

2007) , 332. 2 W.R.F. Browning, Kamus Alkitab – A Dictionary of the Bible, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), 118.

3 Ketetapan Persidangan Sinode XIX – GPIB, Tata Gereja GPIB: buku III, (Jakarta: Majelis Sinode, 2010), 8.

Page 2: BAB II GEREJA DAN PASTORAL 2.1. Pengertian Gerejarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6850/3/T1_712008035_BAB II.pdf · GEREJA DAN PASTORAL . 2.1. Pengertian Gereja . ... ada,

pemimpin yang hadir ditengah-tengah gereja dan terpanggil oleh-Nya adalah orang-orang

yang melayani Kristus dengan misi yang ditugaskan kepadanya masing-masing. Yesus yang

merupakan kepala gereja, satu-satunya pemimpin sejati yang memimpin Ekklesia dan

mengutus dengan satu Misi (matius 16:18). Karena gereja merupakan sebuah kesatuan di

dalam Yesus Kristus maka, kehadiran gereja itu tampak dalam kehidupan gereja-gereja

diberbagai tempat, Negara, bangsa, suku dan kemudian melembaga sebagai sebuah organisasi

gerejawi dalam masyarakat. Dengan itu maka jemaat yang merupakan bagian dari gereja

merupakan sebuah aspek penting untuk senantiasa dipelihara dan juga dibentuk. GPIB pun

memahami bahwa penampakan citra Allah melalui Gereja-Nya akan terlihat melalui

kehidupan jemaat-jemaat, dimana Jemaat-jemaat tersebut harus dipahami sebagai bagian

yang utuh dalam GPIB dan sekaligus merupakan wujud dari gereja yang kudus dan am.4

Dalam masyarakat, gereja banyak memiliki tantangan yang terkadang mengoyahkan

pertahanan gereja di dalam misi sebagai perantara Kristus di dunia.

Dr. G. C. Van Niftrik dan Dr. B. J. Boland mengatakan bahwa gereja zaman ini,

terkesan memiliki dua penampakan yaitu; “yang kelihatan” dan “yang tidak

kelihatan”. Oleh sebab itu gereja sebagaimana disebutkan di dalam pengakuan iman

dijadikan suatu pengertian rohani yang abstrak, membuat pengertian gereja yang

sebenarnya adalah gereja yang “tak kelihatan”.5

Pemahaman akan pengertian gereja dipahami bukan hal yang mudah, karena secara

langsung kita harus menggabungkan dua inti dari gereja itu sendiri yaitu ekklesiologia (=

ajaran tentang gereja, Yunaninya “ekklesia”) dan kembali kepada Kristologia (= ajaran Yesus

Kristus). Dengan itu maka kita dapat menjalankan dan membangun sebuah gereja dengan

dasar pemahaman yang benar.

2.2. Tugas dan Panggilan Gereja

4 Ibid 3

5 G. C. van Niftrik dan B. J. Boland, Dogmatika Masa Kini, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), 352-355.

Page 3: BAB II GEREJA DAN PASTORAL 2.1. Pengertian Gerejarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6850/3/T1_712008035_BAB II.pdf · GEREJA DAN PASTORAL . 2.1. Pengertian Gereja . ... ada,

Dalam ekklesiologi yang penulis pahami, merupakan usaha pembelajaran tentang

gereja secara teologis dimana membawa gereja kepada sebuah titik temu antara gereja dengan

masyarakat itu sendiri. Melalui pemahaman yang diawali dengan iman akan Yesus, dimana

menjadikan Yesus sebagai sentral membuat adanya relasi antar kerajaan Allah dengan gereja

itu sendiri.

Yusak B. Setyawan mengatakan bahwa; “Elemen-elemen kemanusiawiaan dan

keillahian saling bersinggungan dalam Gereja Tuhan. Gereja dipimpin oleh manusia

dan oleh otoritas Ilahi”.6

Dalam iman akan Yesus pun, gereja kemudian menjadi komunitas yang penuh roh

kudus namun tidak dapat dipungkiri bahwa gereja pun bersifat dinamis. Keberagaman yang

ada, baik dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat membuat gereja harus tetap kuat

dengan menjalankan misi-misinya sebagai panggilan Allah dalam penyebaran kebenaran

dalam Yesus Kristus yang bersifat universal. Disisi lain, adanya model-model gereja

dipahami sebagai ciri khas sebuah komunitas Kristen dalam pencapaian sasarannya.

Relevansi gereja kemudian sangatlah penting agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

hidup jemaat dan gereja pun dapat terus berkembangan dalam misi dan visi gereja dalam

mempermuliakan dan memperlebar kerajaan Allah. Oleh sebab itu, pertumbuhan alamiah

sebuah gereja pun perlu diperhatikan agar dapat memberikan yang terbaik bagi Tuhan dan

juga bagi jemaat-Nya.

Kesadaran akan kebutuhan gereja dalam hal ini merupakan jemaat itu sendiri

membawa kita kepada sebuah pemahaman bahwa misi dan visi gereja didasari oleh ajaran

Yesus Kristus yang juga bertujuan untuk mensejahterakan jemaat Allah itu sendiri. GPIB pun

menonjolkan hal ini di dalam visi GPIB sesuai dengan Tata Gereja GPIB yaitu GPIB menjadi

Gereja yang mewujudkan damai sejahtera bagi seluruh ciptaan-Nya. Tata Gereja GPIB pun

6 Yusak B. Setyawan, Hand-outs Eklesiologi, (Salatiga: Fakultas Teologi, Universitas Kristen Satya Wacana,

2011), 23.

Page 4: BAB II GEREJA DAN PASTORAL 2.1. Pengertian Gerejarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6850/3/T1_712008035_BAB II.pdf · GEREJA DAN PASTORAL . 2.1. Pengertian Gereja . ... ada,

dirumuskan melalui berbagai aspek, salah satunya aspek pengembalaan yaitu untuk

memelihara kehidupan spiritual yang kristiani dari warga jemaat agar dapat melaksanakan

panggilan dan pengutusan-Nya, maka itu pula dilaksanakan pengembalaan di dalam gereja.7

Dengan ini maka, diharapkan gereja dapat mempersatukan persaudaraan di dalam satu iman

yang membawa keselamatan kepada setiap orang.

Salah satu ciri-ciri esensial gereja adalah dipersatukan dan berusaha bersatu.

Persekutuan persaudaraan dapat mengokokohkan kesatuan jemaat.8

Dengan ini maka, penulis memahami bahwa tugas dan panggilan gereja secara jelas

didasari oleh ajaran Yesus Kritus yang ingin menyelamatkan umat-Nya secara universal.

Disisi lain, gereja kemudian memberikan berbagai macam pelayanan kepada jemaat-Nya agar

dapat merasakan keselamatan dan sejahtera dari Allah.

Abineno dalam bukunya “Kelompok Doa” menjelaskan bahwa ada tugas gereja dalam

hal ini dilakukan oleh para Pelayan gereja dan juga jemaat-Nya. Tugas-tugasnya

antara lain; Pertama, pemberian ruang kesaksian dan pelayanan yang wajar kepada

anggota-anggota jemaat. Kedua, pembangunan hidup persekutuan. Ketiga, partisipasi

anggota-anggota jemaat dalam kebaktian. Keempat, penyelenggaraan kumpulan-

kumpulan doa yang baik.9

Gereja sebagaimana tugasNya harus berfungsi secara maksimal, oleh sebab itu segala

keterbatasan yang ada di gereja harus di minimalisir agar supaya setiap pelayanan dapat

berjalan dengan baik dan mencapai sasaran. Peran serta jemaat secara umum sangat

dibutuhkan untuk membantu berjalannya pelayanan di dalam gereja. Oleh sebab itu, gereja

pun harus memberdayakan warga jemaat yang ada untuk kemudian ikut membantu tugas dan

pelayanan para pelayan gereja dalam hal ini pendeta dan majelis jemaat. Doa adalah bagian

penting selain pengajaran firman dan musik grejawi, oleh sebab itu menurut Abineno yang

dipahami oleh penulis adalah sebuah gereja pun harus mempunyai kelompok doa di dalam

7 Ketetapan Persidangan Sinode XIX – GPIB, Tata Gereja GPIB: buku III, (Jakarta: Majelis Sinode, 2010), 16.

8 Yusak B. Setyawan, Hand-outs Eklesiologi, (Salatiga: Fakultas Teologi, Universitas Kristen Satya Wacana,

2011), 22. 9 J. L. Ch. Abineno, Kelompok Doa, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1981), 38-44.

Page 5: BAB II GEREJA DAN PASTORAL 2.1. Pengertian Gerejarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6850/3/T1_712008035_BAB II.pdf · GEREJA DAN PASTORAL . 2.1. Pengertian Gereja . ... ada,

pelayanannya. Dengan itu maka, kelompok doa merupakan sumber yang kuat untuk

membantu pelayanan dan tetap menjalin hubungan gereja dengan Allah.

2.3. Pengertian Pastoral

Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna namun disisi lain,

manusia harus dipahami sebagai sosok yang terkadang rapuh didalam berbagai aspek. Inilah

yang kemudian membuat manusia menjadi makhluk sosial yang kemudian membutuhkan

orang lain untuk membantunya di dalam menghadapi pergumulan hidup. Pastoral dalam hal

ini pastoral Kristen muncul untuk membantu memenuhi kebutuhan manusia, dengan

memakai sosok Yesus sebagai panutan di dalam menjalankannya. Pastoral adalah kegiatan

yang dilakukan untuk mencari dan mengunjungi anggota jemaat satu-persatu terutama yang

sedang bergumul dengan persoalan-persoalan yang menghimpitnya dengan menggunakan

firman Tuhan sebagai penguatan.

Aart Van beek dalam bukunya “Pendampingan Pastoral” mengatakan bahwa Pastoral

berasal dari “pastor” dalam bahasa Latin atau dalam bahasa Yunani disebut “poimen”,

yang artinya “gembala”. Dan secara tradisional, dalam kehidupan grejawi kita hal ini

merupakan tugas “pendeta” yang harus menjadi gembala bagi jemaat atau “domba-

Nya”.10

Pendeta kemudian dikaitkan dengan Yesus Kristus sang gembala yang secara

langsung rela berkorban untuk manusia dikayu salib. Tugas pendeta pun sebagai gembala

harus dapat membimbing domba-Nya agar dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah.

Pengertian dasar dari pastoral, dipahami sebagai tugas seorang gembala yang dapat

membimbing dengan sukarela dan tanpa paksaan orang lain, agar dapat menyelamatkan

seseorang dari hidupnya yang tidak sesuai dengan kehendak Allah lalu kemudian dapat

berubah dan kembali kepada jalan yang telah dikehendaki Allah.11

Pendeta atau gembala

yang dikaitan dengan gembala di dalam pastoral harus dapat memahami kondisi warga

10

Aart Van Beek, Pendampingan Pastoral, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003), 10. 11

Mesach Krisetya, Konseling Pastoral, (Salatiga: Fakultas Teologi, Universitas Kristen Satya Wacana, 2010), 5.

Page 6: BAB II GEREJA DAN PASTORAL 2.1. Pengertian Gerejarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6850/3/T1_712008035_BAB II.pdf · GEREJA DAN PASTORAL . 2.1. Pengertian Gereja . ... ada,

jemaat secara Holistik atau menyeluruh. Dengan itu maka gembala dapat melihat,

memelihara dan mengarahkan domba-Nya sesuai dengan kehendak Allah.

Pandangan mengenai manusia secara holistic pun dikemukakan oleh Totok

Wiryasaputra dalam bukunya “Ready to Care” yakni Manusia merupakan makhluk

holistic, dimana pengertian sehat tidak secara statis, melainkan dinamis. Orang yang

kita dampingi terkadang bukan orang didalam penyakitnya melainkan manusia dalam

keutuhannya. Penyakit atau persoalan tertentu menjadi bagian utuh dari seseorang

yang memiliki sejarah, nilai, kepercayaan, kemampuan inheren, hubungan, dan

interaksi tertentu. Dan semuanya itu harus dilihat dari berbagai aspek kehidupan yang

minimal mempunyai empat aspek yaitu aspek fisik, mental, spiritual dan sosial.12

Usaha untuk mencari makna merupakan dasar dari kehidupan.13

Seorang gembala pun

harus dapat menjadi sosok yang sama Yesus di dalam setiap keterbatasannya. Dengan itu

maka sikap peduli dan menolong sesama dapat tercipta dan membawa setiap orang yang

membutuhkan kita dapat merasakan makna kehidupan dan kasih Tuhan dalam setiap aspek

kehidupannya.

2.4. Fungsi Pastoral

Ketika sebuah wadah kristen atau seperti yang kita kenal sebagai gereja mengadakan

pastoral di dalam pelayanannya, maka tentunya sikap itu memiliki makna yang sesuai dengan

fungsi-fungsi konseling pastoral untuk dapat memenuhi kebutuhan jemaat Allah. Fungsi-

fungsi pastoral tentunya bertujuan untuk dapat melihat makna kehidupan dengan berbagai

pergumulan, membantu seseorang untuk dapat mendengarkan serta memecahkan masalahnya

sendiri dan memperdamaikan seseorang dengan kehidupannya. Menurut para ahli, fungsi-

fungsi pastoral pun kemudian menjadi titik tolak seorang konselor untuk memulai karyanya

di dalam pencapaian tujuan pelayanan gereja

H. Clinebell dalam bukunya “Tipe-tipe dasar pendampingan dan konseling pastoral”

mengatakan bahwa ada tiga fungsi pastoral untuk mencapai sebuah tujuan pastoral

yakni; untuk membebaskan, memperkuat, dan memelihara keutuhan hidup yang

12

Totok S. Wiryasaputra, Ready to Care, (Yogyakarta: Galangpress, 2006), 35-40. 13

Mesach, Konseling ..., 7.

Page 7: BAB II GEREJA DAN PASTORAL 2.1. Pengertian Gerejarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6850/3/T1_712008035_BAB II.pdf · GEREJA DAN PASTORAL . 2.1. Pengertian Gereja . ... ada,

berpusat pada Roh. Metode-metode pengembalaan dan konseling adalah dimensi-

dimensi yang penting dari pelayanan yang memungkinkan adanya keutuhan itu.14

Membebaskan, memperkuat dan memelihara keutuhan hidup dalam roh merupakan

fungsi pastoral yang dapat membawa seseorang keluar dari “kotak” bebannya, lalu

mengarahkannya kepada sesuatu yang transenden dalam roh Allah untuk dapat menata

kembali kehidupannya sesuai dengan kehendak-Nya. Pengembalaan dan konseling harus

bersifat holistic (menyeluruh) artinya berusaha untuk memungkinkan penyembuhan dan

pertumbuhan keutuhan manusia dalam dimensi-dimensinya. Pengembalaan adalah pelayanan

pendeta dan anggota jemaat secara bersama dengan bertanggungjawab, untuk memampukan

anggota jemaat dapat saling melayani, di samping itu dengan menjalankan pelayanan kepada

orang lain maka konselor pun telah menjalankan pelayanan kepada dirinya sendiri yang unik

dan berharga. Untuk dapat menjalankan tugas pengembalaan maka seorang pendeta atau pun

anggota jemaat harus memiliki pemahaman pastoral yang cukup dan dapat menghidupkan

dirinya sendiri. Sebab dikatakan bahwa untuk menghidupkan seseorang maka diri sendiri pun

harus hidup.15

Setiap orang memiliki beban kehidupannya masing-masing. Oleh sebab itu,

penulis memahami bahwa setiap orang perlu memiliki kepekaan kepada dirinya sendiri dan

juga orang lain agar dapat memahami makna kehidupan. Dengan sikap menghidupkan diri

sendiri maka seseorang dapat lebih peka menghadapi dan mengakui kebutuhan manusia akan

sebuah penyembuhan secara terus-menerus, sehingga seseorang dapat menjadi “penyembuh

yang terluka”.

Buku “Ready to care” oleh Totok S. Wiryasaputra mengatakan bahwa dalam

menanggapi keprihatinan-keprihatinan kehidupan, pada dasarnya menjadikan

pendamping sebagai fasilitator perubahan dalam proses pndampingan dan konseling

yang kemudian dapat memfungsikan diri dalam berbagai cara, yakni menyembuhkan,

menopang, membimbing, memperbaiki hubungan, dan membebaskan.16

14

Howard Clinebell, Tipe-tipe dasar pendampingan dan konseling pastoral, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), 33. 15

Ibid, 34-35. 16

Totok S. Wiryasaputra, Ready to Care, (Yogyakarta: Galangpress, 2006), 87.

Page 8: BAB II GEREJA DAN PASTORAL 2.1. Pengertian Gerejarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6850/3/T1_712008035_BAB II.pdf · GEREJA DAN PASTORAL . 2.1. Pengertian Gereja . ... ada,

Penyembuhan yang dimaksud merupakan sebuah sikap pendamping untuk dapat

membiarkan seseorang mencurahkan perasaan yang membuatnya terluka atau perasaan yang

sedang membebaninya. Pendamping harus dapat melihat keadaan yang perlu dikembalikan

ke keadaan semula atau yang mendekati semula agar supaya dapat dirasakan proses awal dari

fungsi pastoral tersebut. Menopang adalah sikap dimana pendamping dapat menyadarkan

orang tersebut (konseli) untuk dapat menerima keadaannya. Membimbing dilakukan pada

waktu orang harus mengambil keputusan tertentu tentang masa depannya. Fungsi keempat

dari buku “ready to care” yaitu memperbaiki hubungan bertujuan untuk membantu orang

yang didampingi bila mengalami konflik batin dengan pihak lain yang mengakibatkan

putusnya atau rusaknya hubungan17

. Disisi lain, fungsi yang terakhir yaitu membebaskan

disebut juga sebagai memberdayakan bertujuan untuk membantu orang yang didampingi

menjadi penolong bagi dirinya sendiri pada masa depan ketika menghadapi kesulitan

kembali. Semua proses fungsi ini membawa seseorang untuk dapat menyembuhkan dirinya

sendiri bahkan juga dapat menjadi penyembuh orang lain.

William A. Clebsch dan Charles R. Jackle dalam ringkasan sumber-sumber yang mereka

buat dari sejarah gereja, mengemukakan 4 fungsi penggembalaan di sepanjang abad18

:

a.) Menyembuhkan (Healing) – “Suatu fungsi pastoral yang terarah untuk mengatasi

kerusakan yang dialami orang dengan memperbaiki orang itu menuju keutuhan dan

membimbingnya ke arah kemajuan di luar kondisinya terdahulu, yaitu kondisi di dalam

pergumulannya.”

b.) Mendukung (sustaining) – “Menolong orang yang sakit (terluka) agar dapat bertahan dan

mengatasi suatu kejadian yang terjadi pada waktu yang lampau, di mana perbaikan atau

17

Ibid, 91. 18

William A. Clebesch and Charles R. Jaekle, Pastoral Care in Historical Prespective, (Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall, 1964), 33-66.

Page 9: BAB II GEREJA DAN PASTORAL 2.1. Pengertian Gerejarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6850/3/T1_712008035_BAB II.pdf · GEREJA DAN PASTORAL . 2.1. Pengertian Gereja . ... ada,

penyemuhan atas penyakitnya tidak mungkin lagi diusahakan atau kemungkinannya

sangat tipis sehingga tidak mungkin lagi diharapkan.

c.) Membimbing (Guiding) – “Membantu orang yang berada dalam kebingungan dalam

mengambil pilihan yang pasti (meyakinkan di antara berbagai pikiran dan tindakan

alternatif / pilihan), pilihan yang dipandang mempengaruhi keadaan jiwa mereka

sekarang dan pada waktu yang akan datang.

d.) Memulihkan (Reconciling) – “Usaha membangun hubungan – hubungan yang rusak

kembali di antara manusia dan sesama manusia dan di antara manusia dengan Allah.

Secara historis, untuk memulihkan telah dipakai 2 model pengampunan dan disiplin

gereja.

Pertama, penyembuhan merupakan sebuah usaha untuk mengatasi beberapa kerusakan

dengan cara mengembalikan orang itu pada suatu keutuhan dan menuntun dia ke arah yang

lebih baik daripada kondisi sebelumnya.19

Kedua, penopangan untuk dapat menolong

seseorang didalam keadaannya yang “terluka” agar dapat bertahan dan melewati sesuai

dengan keadaannya didalam pemulihan dengan adanya penghiburan dari pendamping.

Ketiga, pembimbingan bertujuan untuk membantu sesorang untuk dapat melihat

kehidupannya di masa depan dimana membantunya untuk dapat menentukan pilihan yang

baik untuk dapat menjalani kehidupannya di masa depan. Yang keempat, adalah pendamaian.

Berupaya membangun ulang relasi manusia dengan sesamanya, dan antara manusia dengan

Allah yang didahului dengan sebuah pengakuan. Tentunya fungsi-fungsi ini dilakukan secara

holistic dengan berbagai tahap. Clinebell menambahkan fungsi kelima dari penggembalaan,

fungsi yang juga bersifat mendasar dan merupakan suatu motif yang langgeng dalam sejarah

gereja : memelihara atau mengasuh (Nurturing).20

Tujuan dari memelihara adalah mempukan

19

Mesach Krisetya, Konseling Pastoral, (Salatiga: Fakultas Teologi, Universitas Kristen Satya Wacana, 2010), 9. 20

Howard Clinebell, Tipe-tipe Dasar Pendampingan dan Konseling Pastoral, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), 54-55.

Page 10: BAB II GEREJA DAN PASTORAL 2.1. Pengertian Gerejarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6850/3/T1_712008035_BAB II.pdf · GEREJA DAN PASTORAL . 2.1. Pengertian Gereja . ... ada,

orang untuk mengembangkan potensi – potensi yang diberikan Allah kepada mereka, di

sepanjang perjalanan hidup mereka dengan segala lembah-lembah, puncak-puncak dan

dataran-datarannya. Dalam istilah teologis tradisional, proses pertumbuhan ini disebut

“pengudusan” (sanctification). Walaupun memelihara adalah saling tumpang tindih dan jalin

menjalin dengan keempat fungsi lain yang saling kait mengait tersebut diatas, fungsi

memelihara adalah fungsi yang khas dan amat penting. Memelihara dan membimbing adalah

fungsi – fungsi penggembalaan di mana pendidikan dan konseling saling bertautan.

2.5. Pengertian Konseling Pastoral

Mencakup pelayanan pastoral di dalam gereja, maka penulis memahami ada bidang

yang lebih khusus lagi yaitu konseling pastoral. Konseling pastoral dalam hal ini

pendampingan pastoral dikatakan tidak bisa dihayati dengan hanya belajar tekniknya saja.

Seseorang harus juga mempelajari manusia yang terlibat dalam pendampingan pastoral dan

relasi di antara mereka itu.21

Menurut Julianto Simanjuntak, Konseling pastoral merupakan sebuah usaha untuk

dapat mencapai sebuah tujuan yang dapat membebaskan, memberdayakan dan

merawat individu dalam keutuhannya. Utuh: dalam enam dimensi yang bersifat

interdependen, yakni pertumbuhan dalam: pikiran, tubuh, relasi dengan orang lain,

lingkungan hidup, relasi dengan lembaga yang mendukung dan relasi dengan Tuhan.22

Konseling pastoral adalah upaya untuk membawa manusia kembali pada

pertumbuhan yang utuh sesuai dengan rencana Allah (Yohanes 10:10). Menurut Clinebell,

salah satu cara efektif di dalam membantu proses konseling yaitu dengan menggunakan

sumber-sumber agamis dalam konseling.23

Sumber-sumber agamis dapat membantu di dalam

menjembatani seseorang untuk mengakui bahwa ada Tuhan yang memberikan kehidupan di

21 Julianto Simanjuntak, Perlengkapan Seorang Konselor: Catatan Kuliah dan Reflesksi Pembelajaran Konseling,

(Tanggerang: Layanan Konseling Keluarga dan Karir – LK3, 2007), 19. 22

Ibid, 19-20. 23

Howard Clinebell, Tipe-tipe Dasar Pendampingan dan Konseling Pastoral, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), 67-71

Page 11: BAB II GEREJA DAN PASTORAL 2.1. Pengertian Gerejarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6850/3/T1_712008035_BAB II.pdf · GEREJA DAN PASTORAL . 2.1. Pengertian Gereja . ... ada,

dalam pergumulan dan juga jalan keluarnya. Dengan itu maka, seorang konselor dapat

menggunakan sumber-sumber agamis sebagai acuan dan alat untuk membantu seseorang

keluar dari masalahnya. Dengan ini maka, konseling pastoral menjadi sangat penting bagi

seseorang di dalam upayanya untuk mencapai keutuhan di dalam Allah. Konseling pastoral

dilakukan dengan penuh kesadaran akan kepekaan terhadap seseorang di dalam

pergumulannya. Sifat menjadi pendengar yang baik akan membawa seorang pendamping

dapat lebih mengerti keadaan orang yang didampinginya. Mendengarkan dengan penuh

empati akan membawa pendamping dapat memperoleh pengertian yang utuh tentang konseli.

Banyak hal dapat dilakukan pendamping untuk dapat menguatkan kondisi sang konseli.

Menurut Simanjuntak, doa merupakan salah satu aspek penting di dalam tahap konseling

selain mendengarkan. Doa dalam konseling adalah pemberi motivasi, penguji motivasi,

pemberi informasi, dan inspirasi dalam pelayanan konseling.24

Doa dalam konseling dapat

menghadirkan Allah dalam percakapan konseling tersebut. Dengan itu maka, pemeliharaan

hubungan dengan Tuhan akan tercipta dengan sendirinya melalui doa dalam konseling.

Dengan itu maka, penulis memahami bahwa tidak hanya teknik konseling yang diperlukan,

namun juga kesadaran seorang pembimbing untuk mendoakan orang lain dan juga dapat

secara terbuka di dalam doa bersama konseli.

2.6. Tahap-Tahap Konseling Pastoral

Sebelum masuk di dalam tahap-tahap konseling pastoral maka kita harus mengetahui

sasaran konseling itu sendiri. Pemahaman akan sasaran yang ingin dituju oleh sebuah

konseling pastoral adalah bagaimana kita dapat menyadarkan diri sendiri dan juga orang lain

yang kita dampingi untuk dapat memahami keadaan yang sudah dan akan kita hadapi. Tujuan

akhirnya adalah sebuah kebahagian hidup yang utuh di dalam Tuhan dengan menikmati

segala sesuatu yang terjadi di dalam hidup kita. Disisi lain, sasaran konseling pastoral

24

Julianto, Perlengkapan …, 23-24.

Page 12: BAB II GEREJA DAN PASTORAL 2.1. Pengertian Gerejarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6850/3/T1_712008035_BAB II.pdf · GEREJA DAN PASTORAL . 2.1. Pengertian Gereja . ... ada,

membawa seseorang untuk dapat membebaskan diri dari pergumulan hidupnya sendiri sesuai

dengan kehendak Allah dengan bantuan Allah dan sesama kita.25

Disamping itu, perlu adanya

tahapan-tahapan di dalam teknik konseling pastoral, agar dapat membantu pencapaain

sasaran tersebut. Dengan adanya tahapan-tahapan yang ditempuh maka seorang pendamping

dapat mengerti panduan arah didalam pendampingannya. Panduan arah yang dimaksud

adalah sebuah pandangan dalam konseling mengenai awal, pertengahan dan akhir yang jelas.

Totok S. Wiryasaputra dalam bukunya yang berjudul “Ready to care” menyatakan

bahwa tahapan-tahapan yang ada di dalam proses konseling, penting untuk dipahami

agar dapat memandu pendamping dalam proses konselingnya. Ada tiga tahapan

proses pendampingan, yakni awal (menciptakan hubungan kepercayaan), tengah

(anamnesis (mengumpulkan data), sintesis dan diagnosis, treatment planning

(pembuatan rencana tindakan), treatment execution (tindakan pertolongan), review

dan evaluasi, dan akhir (pemutusan hubungan) proses yang utuh dan sempurna.26

Tahap-tahap pendampingan ini adalah sebagai pedoman umum dan memiliki jenjang

waktu masing-masing sesuai dengan kondisi.27

Tahap-tahap konseling pastoral ini dilakukan

untuk dapat mencapai dan menjalankan fungsi pastoral dengan baik. Tahapan yang dilakukan

secara sistematis, akan membawa alur konseling pastoral semakin jelas. Awal yang baik

akan membawa kepada akhir yang baik juga. Integritas atau kepercayaan yang dibangun

dengan baik akan membuat konseli merasa aman dan nyaman. Awal ini pula yang

menentukan perjalanan konseling pastoral kedepannya. Dengan itu maka seorang konselor

harus dapat menciptakan suasana yang baik dan dapat membangun kepercayaan konseli.

25 Larry Crabb, Konseling yang Efektif & Alkitabiah, (Yogyakarta: ANDI offset, 2008), 13-17. 26

Totok S. Wiryasaputra, Ready to Care, (Yogyakarta: Galangpress, 2006), 93-99. 27

Ibid.

Page 13: BAB II GEREJA DAN PASTORAL 2.1. Pengertian Gerejarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6850/3/T1_712008035_BAB II.pdf · GEREJA DAN PASTORAL . 2.1. Pengertian Gereja . ... ada,