lap_zpt

Upload: ginanjar-waluya

Post on 11-Jul-2015

222 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM ZAT PEMBANTU TEKSTIL I

Analisa Minyak/Lemak dan Analisa SabunKadar Minyak /Lemak Dalam Bahan Tekstil Cara Soxhlet, Bilangan Asam (BA), Bilangan Ester (BE), Bilangan Penyabunan (BP), Dan Bilangan Iodium (BI), Alkali Bebas, Asam Lemak Bebas, Alkali Total, Kadar Lemak Bebas Yang Tidak Tersabunkan, Kadar Zat Pemberat (Filler), Kadar Minyak Pelikan Dan Pembuatan Sabun

Disusun Oleh : Nama Nrp Grup Dosen Asisten Tgl Penyerahan : R. Eka Prasetya : 04.P.3304 : K-3 : Budi Handoko,SSiT : Sukirman,SSiT Mahasiswa : 24 November 2005

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL BANDUNG 2005

I.

MAKSUD DAN TUJUAN Menetapkan Kadar minyak/lemak dalam bahan tekstil cara soxhlet, Bilangan Asam (BA), Bilangan Ester (BE), Bilangan Penyabunan (BP), dan Bilangan Iodium (BI) pada contoh minyak serta menetapkan Asam Lemak Bebas, Alkali Total, dan kadar lemak bebas yang tidak tersabunkan, kadar zat pemberat (filler), kadar minyak pelikan pada contoh sabun dan pembuatan sabun.

II.

TEORI DASAR Lemak dan Minyak Lemak dan minyak adalah trigliserida, atau triasilgliserol yang merupakan ester dari gliserol dengan asam lemak dengan berat molekul tinggi (C 11 24 ). Lemak dari hewan pada umumnya mengandung lemak jenuh lebih banyak dari pada lemak tak jenuh dan umumnya berbentuk fasa padat, misalnya lemak babi berupa gliserololeo-palmitosterat. Sedangkan lemak dari minyak nabati mengandung asam lemak tak jenuh lebih banyak dari pada lemak jenuh dan umumnya berbentuk fasa cair, misalnya minyak jagung berupa gliserol-trioleat dengan campuran gliserol-oleo-palmito-linolat, gliserol-dilinolooleat, dan gliserol-trilinoleat. Lemak yag stabil mempunyai kandungan asam lemak dengan jumlah karbon C = 11 24. Apabila jumlah atom C rendah seperti pada Asam Butirat (C4H9COOH) pada mentega asli, tidak tahan panas mudah terbakar. Dalam penyimpanan, asam lemak tak jenuh mudah teroksidasi oleh udara, membentuk keton-keton yang berbau tengik. Adapun cara menghilangkan lemak/minyak dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu : 1. Penyabunan atau hidrolisa dengan alkali 2. Pengemulsian oleh sabun atau zat aktip permukaan 3. Ekstraksi dengan pelarut organik. Adapun dalam analisa minyak ini dilakukan beberapa percobaan sebagai berikut : 1. Kadar minyak/lemak dalam bahan tekstil adalah perbandingan antara berat minyak/lemak dalam bahan tekstil dengan berat kering mutlak bahan tekstil yang telah dihilangkan minyak/lemaknya. 2. Bilangan Asam (BA) adalah bilangan yang menunjukan jumlah mgram KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam-asam organik (lemak)bebas dalam 1 gram lemak. 3. Bilangan Ester (BE) adalah bilangan yang menunjukan jumlah mgram KOH yang diperlukan untuk menyabunkan ester yang ada dalam 1 gram lemak/minyak. 4. Bilangan Penyabunan (BP) adalah bilangan yang menunjukan jumlah mgram KOH yang diperlukan untuk menyabunkan sempurna 1 gram minyak/lemak.

5. Bilangan Iodium (BI) adalah bilangan yang menunjukan jumlah mgram halogen yang dapat diikat oleh 100 mgram minyak/lemak atau jumlah % halogen yang dapat diikat oleh minyak/lemak. Sabun Sabun adalah garam logam alkali (biasanya garam natrium) dari asam-asam lemak. Sabun mengandung terutama C16 dan C18, namun dapat juga mengandung beberapa karboksilat dengan bobot atom lebih rendah. Dewasa ini sabun dibuat praktis sama dengan teknik yang digunakan pada zaman yang lampau. Lelehan lemak sapi atau lemak lain dipanaskan dengan lindi (natrium hidroksida) dan karenanya terhidrolisis menjadi gliserol dan garam natrium dari asam lemak. Dulu digunakan abu kayu (yang mengandung basa seperti kalium karbonat) sebagai ganti lindi (larutan alkali). Sekali penyabunan itu telah lengkap, lapisan air yang mengandung gliserol dipisahkan dan gliserol dipulihkan dengan penyulingan. Gliserol digunakan sebagai pelembab dalam tembakau, industri farmasi dan kosmetik. Sifat melembabkan timbul dari gugus-gugus hidroksil yang dapat berikatan hidrogen dengan air dan mecegah penguapan air itu. Sabunnya dimurnikan dengan mendidihkannya dalam air bersih untuk membuang lindi yang berlebih, NaCl, dan gliserol. Zat tambahan (additive) seperti batu apung, zat warna dan parfum kemudian ditambahkan. Sabun padat itu lalu dilelehkan dan dituang ke dalam suatu cetakan. Sabun adalah garam logam dari asam lemak dengan logam alkali Logam Alkali : L OH : NaOH, KOH atau NH4OH untuk sabun yang larut dan Ca2-, Mg2+, Al3+, Untuk sabun tidak larut. Jenis-jenis asam lemak ada yang jenuh dan ada yang tidak jenuh contoh : Asam laurat Miristat Palmitat Linoleat C11H23COOH C13H22COOH C15H31COOH C17H27COOH Oleat Stearat Risinolat C17H33COOH C17H35COOH C17OH H32COOH

Fungsi sabun dapat sebagai sabun alkali tanah untuk deterjen (RCOONa, RCOOK, RCOONH4). Sabun alkali logam mineral untuk zat tahan air yang tidak permanent (RCOO)2 Ca, (RCOO)2Mg, (RCOO)3Al. Mutu sabun ditentukan oleh kadar asam lemak yang tidak tersabunkan. Sabun memiliki sifat-sifat sebagai berikut : Sabun larut dalam alcohol dan sedikit arut dalam pelarut lemak. Sifat dalam air yaitu terlarut berupa larutan kolidal dan bersifat zat aktif permukaan RCOOL gugus alkali

bersifat menolak air (hidrofob) dan gugus COOL bersifat menarik air (Hidrofil). Bila L berupa ion Na+, K+, atau NH4+. Larutan koloidal akan terbentuk dengan cepat pada suhu yang makin tinggi. Dalam air sadah : RCOONa + CaSO4 (RCOO)2Ca + Na2SO4 + MgCl2 (RCOO)2Mg + 2 NaCl. Sabun dalam air sadah akan mengendap sebagai sabun kalsium atau sabun magnesium, sehingga untuk mendapatkan daya cuci yang tinggi harus dipakai lebih banyak sabun atau ditambahkan alkali (NaOH + Na2CO3 atau Ca(OH)2 + Na2CO3) untuk melunakkan air sadah. Dalam Asam : RCOONa + HClH +

RCOOH + NaCl

Larutan asam akan segera menghidrolisa sabun menjadi asam lemak kembali. Di dalam air dingin akan terbentuk koloidal atau gumpalan lemak, dalam pemanasan akan membentuk massa asam lemak yang meleleh dan merupakan lapisan minyak yang jernih dipermukaan larutan asam. Dalam larutan encer : RCOONa

RCOO- + Na+

Larutan encer sabun selalu terionkan membentuk anion yang berasal dari RCOO- sehingga sabun disebut zat aktif anion. Gugus RCOO- mempunyai sifat hidrofob dari rantai alkali R dan hidrofil dari gugus COO-. Hidrolisa dalam air :H RCOONa O RCOOH + Na+2

Larutan sabun selalu terhidrolisa dalam air sehingga bersifat sedikit alkalis. Dengan penambahan indicator fenolpthalin akan berwarna merah muda. Sehingga dalam waktu bersamaan akan terdapat molekul-molekul RCOONa, RCOOH dan ion-ion RCOO-, OHdan Na+. Sabun dalam asam lemak dapat membentuk apa yang disebut asam sabun : x RCOOH + y RCOONa (RCOOH)x (RCOONa)y. Derajat hidrolisa yaitu Banyaknya gugus yang terhidrolisa pada pemanasan larutan 0-1 N sabun padasuhu 90 oC. Suhu Titer yaitu Suhu pada saat dimana larutan koloidal sabun berubah menjadi disperse kasar atau tidak aktif lagi.

Titik keruh yaitu Suhu pada saat larutan koloidal sabun menjadi keruh karena terbentuknya disperse kasar dan larutansabun menjadi kental sehingga dapat dipilin. Suhu titer dan titik keruh tidak jauh berbeda dan merupakan indikasi larutan tidak aktif lagi. Untuk penggunaan sebagai deterjen,larutan sabun dipanaskan sampai mendekati suhu titer. Macam Sabun Na Laurat Na Miristat Na Palmitat Na Stearat Derajat Hidrolisa % DH 25 45 57 13 Suhu Titer T oC 44 54 62 71 Titik Keruh TK oC 40 45 50 55 60 65 65 70

Na Oleat 8 14 20 30 Derajat Hidrolisa, Titik Keruh, dan suhu titer bermacam-macam larutan sabun Makin panjang rantai alkyl DH > titer > TK >, Untuk rantai alkyl sama panjang tetapi tidak jenuh DH