lapsus depresi berat.doc

35
LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRI I. IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. H Usia : 18 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Kertak Baru Hilir, Banjarmasin Pendidikan : SD (tidak tamat) Agama : Islam Suku : Banjar/ Indonesia Status : Kawin MRS : 19 April 2012 II. RIWAYAT PSIKIATRIK Alloanamnesa tanggal 19 April 2012 pukul 11.00 WITA dengan Tn. AS (suami) di IGD RSUD Ulin Banjarmasin dan pukul 13.30 WITA di ruang perawatan Tanjung RSUD ULIN Banjarmasin dan dan Tn. S (ayah) melalui telepon genggam pada pukul 17.00 WITA dan tanggal 20 April 2012 pukul 13.30 WITA serta autoanamnesa dengan pasien. 1

Upload: kusageriyawan

Post on 14-Aug-2015

49 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: lapsus depresi berat.doc

LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRI

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. H

Usia : 18 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Kertak Baru Hilir, Banjarmasin

Pendidikan : SD (tidak tamat)

Agama : Islam

Suku : Banjar/ Indonesia

Status : Kawin

MRS : 19 April 2012

II. RIWAYAT PSIKIATRIK

Alloanamnesa tanggal 19 April 2012 pukul 11.00 WITA dengan Tn. AS (suami)

di IGD RSUD Ulin Banjarmasin dan pukul 13.30 WITA di ruang perawatan

Tanjung RSUD ULIN Banjarmasin dan dan Tn. S (ayah) melalui telepon

genggam pada pukul 17.00 WITA dan tanggal 20 April 2012 pukul 13.30 WITA

serta autoanamnesa dengan pasien.

A. KELUHAN UTAMA

Mencoba bunuh diri (menusukkan pisau ke pergelangan tangan)

B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Alloanamnesis

Sejak menikah pada bulan maret 2012, suami pasien (Tn.AS) mengaku

kehidupan rumah tangganya sering timbul masalah dan sering ribut. Suami

1

Page 2: lapsus depresi berat.doc

dengan os merupakan pasangan muda berusia 18 tahun saat menikah dan

keduanya tidak memiliki pekerjaan yang tetap dan suami os baru mengenal os

sejak November 2011. Os merupakan orang yang sangat manja dan selalu

menuntut untuk diperhatikan, bahkan tidak mau ditinggal lama oleh suami os,

meskipun suaminya sedang pergi untuk mencari uang. Suami pasien mengaku

dia memang sudah berusaha membagi waktu untuk memberikan perhatian yang

cukup terhadap os. Namun terkesan os tidak mau mengerti keadaan, os akan

marah kalau suami os pergi mencari uang dalam waktu yang cukup lama.

Tanggal 19 April 2012, suami os pergi untuk mencari uang pada pagi hari

sebelum os bangun, akhirnya pada pukul 08.30 os menjemput suami os di pasar

sambil marah-marah, os dan suami os akhirnya pulang kerumah dan dirumah

pertengkaran itu masih berlanjut hingga os nekat menusukkan pisau dapur ke

pergelangan tangan kiri os pada pukul 09.00.

Autoanamnesis

Tahun 1999, saat os berusia 5 tahun, ayah os menikah lagi lantaran ibu

kandung os telah meninggal pada tahun 1996 saat os masih berusia 2 tahun. Os

mengaku setiap hari ibu tiri os selalu memarahai os, ibu tiri os biasanya marah

bila os pulang tidak membawa uang yang cukup dari hasil menjaga warung

tetangga os, os juga merasa setiap apa yang os kerjakan dirumah selalu salah di

mata ibu tiri os, bahkan terkadang os dipukul dengan menggunakan gagang sapu

bila ibu tiri os sangat marah. Os juga merasakan mendapat perlakukan yang tidak

adil dengan saudara tiri os yang seusia os waktu itu, apa yang diminta oleh

saudara tiri os selalu dikabulkan oleh ayah dan ibu tiri os, sedangkan permintaan

2

Page 3: lapsus depresi berat.doc

os jarang sekali dipenuhi. Ibu tiri os selalu memarahi dan terkadang memukul os

di saat ayah kandung os tidak berada di rumah, dan os diminta oleh ibu tiri os

agar tidak menceritakan itu semua bila ayah os pulang, pernah sekali os

menceritakan bahwa pernah dipukul oleh ibu tiri os kepada ayah os, namun ayah

os tidak percaya dan justru menyalahkan os, sejak saat itu os tidak pernah lagi

menceritakan kalau os dimarahi atau sampai dipukul oleh ibu os.

Os menjadi memendam semuanya sendiri, os juga tidak berani

menceritakan kepada saudara-saudara os. Os akan memilih untuk menyendiri dan

hanya bisa menangis akibat perlakuan ibu tiri os. Semenjak hidup bersama ibu

tiri os, os sering sakit-sakitan, os sering mengeluh nyeri pada ulu hati dan

terkadang dada berdebar-debar dan badan terasa lemas, biasanya keluhan ini akan

muncul ketika ibu tiri os mulai memarahi os, dan terkadang karena sakit os ini,

ibu os tidak melanjutkan untuk memarahi os, Perlakuan ini diterima os sampai

tahun 2005 atau saat os berusia 11 tahun.

Suatu hari di akhir tahun 2005 yang tepatnya os lupa, os kabur dari rumah

dengan menumpang sebuah pick up yang os berhentikan di jalan menuju

Banjarmasin, sampai di Banjarmasin, os hidup sendiri, karena os tidak punya

keluarga os hidup sebagai anak jalanan, os menjalani hidup di jalanan selama 2

minggu sampai os di tamping oleh sebuah keluarga yang mengangkat os menjadi

anak mereka. Selama tinggal bersama ibu angkat os, os mengakau tidak sekolah

juga tidak bekerja, waktunya hanya dihabiskan untuk di rumah dan bermain

bersama teman-teman sekitar rumah os.

3

Page 4: lapsus depresi berat.doc

Os mengaku senang tinggal bersama keluarga barunya karena semua

kebutuhan os dipenuhi dan ibu angkat os menyayangi os, namun semenjak

tinggal di Banjarmasin, os mengaku menjadi sering sulit tidur, os terkadang sedih

dan menagis sendiri ketika ingat ayah dan saudara-saudara os di rumah, namun

os tidak pernah mencoba untuk menghubungi atau pulang ke rumah ayah os

karena malas harus bertemu dengan ibu tiri os. Keluhan seperti nyeri ulu hati,

jantung berdebar dan badan terasa lemah masih sering os rasakan sampai

sekarang dan keluhan ini biasanya kuncul ketika os sedang ada masalah atau

sedang banyak pikiran.

Awal tahun 2011, os yang kesehariannya sering berkumpul dengan

teman-teman os mencoba untuk mengonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang

jenis Inex yang dibawa oleh teman os, os menggelar pesta miras dan obat-obatan

ini di rumah salah satu teman os, os mulanya meminum 5 butir inex dan saat

pertama kali itu, os merasa sangat pusing dan tidak ingat apa-apa lagi. Os

biasanya menggelar pesta pada malam hari dan biasanya os akan sadar kembali

esok paginya. Kegiatan ini dilakukan os secara rutin tiap minggu sekali selama 5

bulan sampai pertengahan 2011. Os tetap mengonsumsi inex sebanyak 5 butir

sekali, tidak ada penambahan jumlah, os mengaku os merasa nyaman bila

mengonsumsi inex dan alkohol karena os bisa melupakan masalah dan kesedihan

os, jika os tidak ada mengonsumsi selama 1 minggu, os mengaku tidak ada

perubahan dalam diri os, hanya terkadang badan os terasa sakit semua tapi masih

bisa os tahan. Os mengaku semenjak os mengonsumsi obat-obatan, os menjadi

4

Page 5: lapsus depresi berat.doc

mudah marah dan tersinggung, oleh karenanya os sering berkelahi karena

permasalahan yang terkadang sepele.

Os sempat berhenti mengonsumsi obat-obatan dan alkohol, os hanya

pernah 1 kali mencoba memakai shabu namun os lupa kapan, namun saat itu os

tidak sampai mabuk, sampai awal pertemuan os dengan suami os yang sekarang,

os bertemu pada bulan November 2011 dan pacaran dengan suami os selama 5

bulan sampai akhirnya os menikah pada bulan Maret 2012, os mengaku sejak

pacaran, os sudah sering bertengkar dengan suami os, biasanya pertengkaran

muncul karena masalah cemburu atau kurangnya perhatian dari satu sama lain,

sejan januari 2012, os mulai mengonsumsi obat jenis somadril yang

direkomendasikan oleh teman os, os biasanya minu sebanyak 3 butir pada hari

kamis tiap minggunya, os mengaku dengan meninum obat ini os merasa lebih

tenang.

Tanggal 19 april 2012, pada pukul 07.30, saat os bangun tidur, os tidak

mendapatkan suami os ada di rumah, karena suami pergi tanpa izin os, os merasa

tersinggung, lantas os minum somadril sebanyak 3 butir dan ergi mencari suami

os ke pasar tempat suaminya biasa berada, ketika bertemu pecahlah pertengkaran

sampai keduanya pulang ke rumah. Os mengaku menusukkan pisau ke

pergelangan tangannya sendiri secara sadar. Sebelumnya memang terjadi

pertengkaran dengan suami. Menurut os niat awalnya hanya untuk mengancam

suaminya karena suami os pergi dari rumah tanpa izin dengan os, namun karena

suami os tidak menggubris kata-kata os, akhirnya os menusukkan pisau ke

pergelangan tangannya.

5

Page 6: lapsus depresi berat.doc

C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Pasien tidak pernah dirawat di Rumah sakit dengan riwayat gangguan

jiwa.

Tidak ada riwayat demam tinggi, kejang dan penurunan kesadaran

Tidak pernah mengalami kecelakaan yang menyebabkan trauma kepala

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

1. Trust vs Mistrust (0-1,5 thn)

Os tidak mendapat ASI secara eksklusif dari ibu kandung os, os susah untuk

makan makanan yang diberikan oleh ibu os, os juga beberapa kali mengalami

gangguan BAB yaitu diare, os juga sering rewel dan gelisah saat tidur.

2. Autonomy vs Shame, Doubt (1,5-3 thn)

Dalam rentang usia ini, ibu kandung os meninggal dunia dan os di asuh oleh

saudara-saudara kandung os, os sudah mulai bisa berjalan dan os dibiarkan

untuk melakukan apapun yang os inginkan bahkan tanpa pengawasan yang

cukup.

3. Initiative vs Guilt (3-6 thn)

Pada masa ini os tumbuh menjadi anak yang pendiam dan pemalu, os tidak

mempunyai banyak teman dan sulit untuk bergaul serta bermain layaknya

anak perempuan lain seusianya. Os sering meniru dan membantu kakak

perempuan os mengerjakan pekerjaan rumah, namun kaka os biasanya

melarang os untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah. Os lebih sering

6

Page 7: lapsus depresi berat.doc

berada di rumah dan sesekali ikut ayah os untuk bertani ke sawah, dalam

rentang usia ini, ayah os menikah lagi.

4. Industry vs Inferiority (6-12 thn)

Berdasarkan pengakuan os, pada masa ini os bersekolah SD namun hanya

sampai kelas 1 saja, os akhirnya putus sekolah. Os mengisi hari-harinya

dengan menjaga warung milik tetangga os, os kurang memilii waktu bermain.

Dalam rentang usia ini,tepatnya saat os berusia 11 tahun, os kabur dari rumah

karena tidak tahan sering dimarahi oleh ibu tiri os dan terus mendapatkan

perlakuan yang tidak adil dibandingkan saudara os yang lain.

5. Identity vs Identity Confusion (12-20 thn)

Os sempat hidup sebagai anak jalanan sebelum os diangkat anak oleh sebuah

keluarga, os termasuk remaja yang tertutup, mudah cemburu, pencuriga,

pendendam, mudah tersinggung, dan perasaannnya cepat berubah antara

gembira dan sedih. Pasien bukan pribadi yang suka mencari perhatian dan

mengutamakan penampilan fisik, juga bukan orang yang ragu-ragu, dan kaku.

Os adalah orang yang bergantung pada orang lain dan memiliki perhatian

yang berlebihan terhadap dirinya. Os mengaku pernah mencoba/

mengkonsumsi alkohol maupun obat terlarang jenis inex saat os berusia 17

tahun selama 5 bulan lamanya dan mengonsumsi somadril 3 bulan terakhir.

Pasien belum cukup baik melewati fase Identity karena pasien belum

mempunyai identitas diri.

7

Page 8: lapsus depresi berat.doc

6. Riwayat pendidikan

Os hanya sempat menjalani pendidikan sampai kelas 1 SD dan tidak

dilanjutkan lagi karena masalah biaya.

7. Riwayat pekerjaan

Os tidak pernah bekerja, saat ini os hanya membantu ibu mertua os menjaga

warung milik mertua os.

8. Riwayat perkawinan

Menikah 1 kali, pada bulan Maret 2012 pasien menikah dan belum

mempunyai anak.

E. RIWAYAT KELUARGA

Genogram :

Keterangan :

= Penderita

= Laki-laki

= Perempuan

Tidak ada riwayat serupa dalam keluarga

8

Page 9: lapsus depresi berat.doc

F. RIWAYAT SITUASI SEKARANG

Saat ini os tinggal bersama suami dan ibu mertua. Rumah tersebut adalah

rumah kontrakan ibu mertua os. Keseharian os saat ini bekerja menjaga warung

klontong milik mertua os, suami os bekerja serabutan, terkadang sebagai buruh

juga seorang pembuat tatto. Upah suami dan pendapatan warung tidak cukup

untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka.

G. PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN LINGKUNGANNYA

Pasien merasa bahwa dirinya sakit dan pasien dan sakit yang diderita oleh

os diakibatkan oleh suami os yang kurang perhatian.

III. STATUS MENTAL

A. DESKRIPSI UMUM

1. Penampilan

Pada tanggal 19 April 2012 pukul 09.15 WITA, pasien perempuan usia 18

tahun datang ke IGD RSUD Ulin Banjarmasin, dengan tinggi sekitar 150

cm, berperawakan kecil, kulit kuning langsat, memakai kaos berwarna

biru dan rok berwarna coklat tua. Pasien terlihat terawat dan sesuai

usianya.

Pasien sadar, dengan bergerak tidak terlalu aktif. Pasien menjawab

pertanyaan dengan baik dan sesuai apa yang ditanyakan. Pasien bisa diajak

bekerja sama dalam wawancara. Pasien pada saat wawancara sesekali

memandang dan memperhatikan pemeriksa serta memusatkan

perhatiannya kepada pemeriksa, namun lebih sering tidak memandang

9

Page 10: lapsus depresi berat.doc

pemeriksa. Pasien terlihat cemas dan terkadang sedih pada saat awal dan

dalam wawancara.

Pasien mampu untuk mengemukakan identitas diri sendiri, mampu

menyebutkan bulan dan tahun sekarang, mengetahui keberadaan dia dan

apa yang dilakukan pada saat ini. Pasien bisa mengingat dan mampu

berkonsentrasi dengan baik. Pasien mengingat kejadian pada saat 24 jam

sebelum ke rumah sakit dan mampu mengingat kapan dia menikah.

Tingkat pengetahuan sesuai dengan tingkat pendidikan pasien, mampu

menyebutkan nama presiden Indonesia saat ini. Pasien kurang mampu

menafsirkan peribahasa yang ditanyakan pemeriksa. Pasien mengaku

mampu mandi dan merawat diri sendiri. Pasien tidak merasakan ada

sesuatu hal yang asing mengganggu baik itu pada pendengaran maupun

penglihatan. Pasien masih dalam realitas dan tidak kehilangan keyakinan

akan identitas diri. Pasien tidak asyik dengan pembicaraannya sendiri.

Pasien tidak selalu menjawab spontan ketika ditanya, terkadang butuh

waktu yang lama untuk menjawab pertanyaan pemeriksa dan terkesan

berhati-hati dalam menjawab, jawaban pasien relevan sesuai apa yang

ditanyakan dan tidak ada hambatan dalam berbahasa.

Pasien mengaku merasa khawatir dengan penyakitnya. Pasien tidak ada

gangguan pikiran. Pasien dalam wawancara kurang mampu mengendalikan

diri, dalam penilaian keadaan sekarang pasien kurang mampu menjelaskan.

Dapat disimpulkan pasien tidak dapat dipercaya.

2. Kesadaran

10

Page 11: lapsus depresi berat.doc

Composmentis.

3. Perilaku dan aktivitas motorik

Hipoaktif

4. Pembicaraan

Koheren

5. Sikap terhadap pemeriksa

Kooperatif

6. Kontak Psikis

Ada, kurang wajar dan tidakvdapat dipertahankan.

B. KEADAAN AFEKTIF, PERASAAN, EKSPRESI AFEKTIF, KESERASIAN DAN EMPATI

1. Afek(mood) : Hipothym

2. Ekspresi : Sedih, murung

3. Keserasian : Appropriate

4. Empati : Dapat dirabarasakan

PENILAIAN dari REAKSI EMOSI

1. Stabilitas : Labil

2. Pengendalian : Terganggu

3. Kesungguhan : Tak sungguh-sungguh

4. Empati : Dapat diraba rasakan

5. Dalam-dangkalnya : Dalam

6. Skala deferensiasi : Sempit

7. Arus emosi : Lambat

11

Page 12: lapsus depresi berat.doc

B. FUNGSI KOGNITIF

1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : sesuai dengan

tingkat pendidikan.

2. Orientasi : Waktu : Baik

Tempat : Baik

Orang : Baik

Situasi : Baik

3. Konsentrasi : terganggu

4. Daya ingat : Jangka pendek : Baik

Jangka panjang : Baik

Segera : Baik

5. Kemampuan menolong diri sendiri: penderita dapat menolong diri sendiri.

D. GANGGUAN PERSEPSI

1. Halusinasi : Tidak ada

2. Depersonalisasi/ Derealisasi : Tidak ada

E. PROSES PIKIR

1. Arus pikir : a. Produktivitas : Menjawab bila ditanya

b. Kontinuitas : Koheren

c. Hendaya berbahasa : Tidak ada

2. Isi Pikir : a. Preocupasi : Tidak ada

b. Waham : Tidak ada

F. PENGENDALIAN IMPULS

Pengendalian impuls terganggu

12

Page 13: lapsus depresi berat.doc

G. DAYA NILAI

a. Daya nilai sosial : Terganggu

b. Uji daya nilai : Terganggu

c. Penilaian realitas : Terganggu

H. TILIKAN

T3 : Sadar bahwa dirinya sakit tetapi menyalahkan orang lain, atau faktor

organik sebagai penyebabnya.

I. TARAF DAPAT DIPERCAYA

Tidak dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LANJUT

1. STATUS INTERNUS

Keadaan Umum : Tanda vital : TD : 100/70 mmHg

N : 63 x/menit

RR : 20 x/menit

T : 36,4 C

Kepala : normosefali

Mata : palpebra tidak edema, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak

ikterik, refleks cahaya +/+

Telinga : sekret -/-

Hidung : sekret -/- epistaksis (-)

Mulut : mukosa bibir kering, pucat (-), lidah tidak kotor

Leher : KGB tidak membesar, JVP tidak meningkat

Thoraks I : bentuk simetris

P : fremitus vokal raba simetris

13

Page 14: lapsus depresi berat.doc

P : Pulmo : sonor

A : Pulmo : vesikuler, Ronki/wheezing -/-

Cor : batas jantung normal

Cor : S1,S2 tunggal

Abdomen I : simetris

P : hepar/lien/massa tidak teraba

P : timpani

A : BU (+) normal

Ekstremitas

Superior : edema -/-, parese -/-, tremor -/-, luka tusuk et regio ante

brachii bag ventral

Inferior : edema -/-, parese -/-, tremor -/-,

2. STATUS NEUROLOGIS

N 1-XII : normal

Gejala rangsang meningeal : tidak ada

Gejala TIK meningkat : tidak ada

Refleks patologis : tidak ada

Refleks fisiologis : normal

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Os tumbuh dalam keluarga dimana ibu tiri

os sangat otoriter dalam memperlakukan os.

14

Page 15: lapsus depresi berat.doc

Os lari dari rumah saat berusia 11 tahun

dan membuat os sempat hidup di jalanan sebelum ditampung oleh sebuah

keluarga.

Os memiliki ciri kepribadian anti sosial di

mana os tidak terlalu peduli dengan aturan yang berlaku di masyarakat dan

memiliki riwayat sering mabuk-mabukan dan menggunakan obat-obatan

terlarang bersama teman-teman os.

Sejak os menikah, os selalu menuntut

perhatian dari suami os, bahkan ketika suami os pergi untuk mencari

uangpun, os sering melarang suami os pergi dengan alasan ingin ditemani di

rumah.

Afek (mood) : hipothym

Ekspresi wajah : sedih

Kontak psikis : ada, tidak wajar, dan tidak dapat dipertahankan

Keserasian : appropriate

Empati : dapat dirabarasakan

Daya ingat : baik

Konsentrasi : baik

Halusinasi : auditorik (-), visual (-)

Waham : (-)

Tilikan : Tilikan 3

Penilaian realita : terganggu

15

Page 16: lapsus depresi berat.doc

VI. EVALUASI MULTIAKSIAL

1. Aksis I : Episode depresif berat tanpa gejala psikotik ( F 32.2) dan

Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan stimulansia lainnya

termasuk kafein (F 15) dengan tentamen suicide

2. Aksis II : Kepribadian histerionik (histerik)

3. Aksis III : Keadaan putus zat (witdrawal state) dan Luka tusuk et regio

antebrachii sinistra

4. Aksis IV : Masalah keluarga dan masalah ekonomi

5. Aksis VI : GAF scale 70-61

VII. DAFTAR MASALAH

1. Organobiologik

Luka tusuk et regio antebrachii sinistra.

2. Psikologik

Perilaku dan aktivitas psikomotorik hipoaktif, afek datar, ekspresi afektif

sedih, dan pengendalian impuls terganggu, Tilikan derajat 3, dan tidak

dapat dipercaya.

3. Sosial Keluarga

Gangguan yang dialami os berawal dari masalah rumah tangga dan

kurangnya perhatian suami.

VIII. PROGNOSIS

Diagnosa penyakit : dubia ad malam

Perjalanan penyakit : dubia ad malam

16

Page 17: lapsus depresi berat.doc

Ciri kepribadian : dubia ad malam

Stressor psikososial : dubia ad malam

Riwayat herediter : dubia ad bonam

Usia saat menderita : dubia ad malam

Pola keluarga : dubia ad malam

Pendidikan : dubia ad malam

Aktivitas pekerjaan : dubia ad malam

Perkawinan : dubia ad malam

Ekonomi : dubia ad malam

Lingkungan sosial : dubia ad malam

Organobiologi : dubia ad bonam

Kesimpulan : dubia ad malam

IX. RENCANA TERAPI

Psikofarmaka : Clozapine 2 x 25 mg

Kalxetin 2 x 10 mg

Psikoterapi : Support terhadap penderita dan keluarga

Religius : Bimbingan /ceramah agama

X. DISKUSI

Pada pasien ini terdapat gejala depresi yaitu adanya afek depresi,

kehilangan minat dan kegembiraan dan berkurangnya energi yang disertai

konsentrasi dan perhatian berkurang, harga diri dan kepercayaan diri berkurang,

adanya gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri dan masa

17

Page 18: lapsus depresi berat.doc

sakit yang berlangsung lebih dari 2 minggu. Oleh karenanya, pasien pada kasus

ini didiagnosis episode depresif berat tanpa gejala psikotik ditandai oleh tidak

adanya waham atau halusinasi auditorik. (1)

Salah satu tanda depresi pada pasien ini adalah adanya percobaan bunuh

diri (tentamen suicide). Tentamen suicide adalah segala perbuatan yang sengaja

dilakukan oleh seseorang yang dapat membinasakan dirinya dalam waktu yang

singkat. Individu yang mengalami krisis mental baik yang terduga (karena

perkawinan, pensiun) maupun yang tak terduga (kematian, kehilangan

pekerjaan) akan berusaha mengatasinya. Bilamana krisis dapat ditangani dengan

baik, akan berakibat pematangan jiwa dan bilamana tidak teratasi, maka individu

yang bersangkutan jatuh ke dalam keadaan yang lebih buruk lagi.2

Percobaan bunuh diri bukan bertujuan untuk memusnahkan dirinya,

tetapi untuk mengatasi masalah hidupnya, misalnya menyelesaikan frustasi atau

konflik, menghindari keadaan yang tidak menyenangkan dengan tujuan untuk

mendapatkan keadaan tidur yang tenang dan damai. 2

Pada pasien keinginan bunuh dirinya disebabkan oleh karena pasien tidak

mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari suami, jadi ingin mengorbankan

dirinya untuk menyelesaikan konflik keluarga.

Scheidman dan Ferberow membagi orang yang melakukan bunuh diri

menjadi 4 golongan, yaitu2:

1. Mereka yang percaya bahwa tindakan bunuh diri itu benar, sebab mereka

memandang bunuh diri sebagai peralihan menuju ke kehidupan yang lebih

baik atau mempunyai arti menyelamatkan nama baiknya.

18

Page 19: lapsus depresi berat.doc

2. Mereka yang sudah tua, hal ini ditemukan pada orang yang kehilangan

anak, atau cacat jasmaninya, yang menganggap bunuh diri sebagai suatu

jalan keluar dari keadaan yang tidak menguntungkan bagi mereka

3. Mereka yang psikotik, dan bunuh diri merupakan jawaban terhadap

halusinasi atau wahamnya

4. Mereka yang bunuh diri sebagai balas dendam, yang percaya bahwa

karena bunuh diri orang lain akan berduka cita dan mereka sendiri akan

dapat menyaksikan kesusahan orang lain.

Terdapat hubungan yang erat antara suicide dan depresi. Orang dengan

depresi mencoba melakukan bunuh diri untuk menghilangkan depresinya.

Sebaliknya percobaan bunuh diri dapat menyebabkan depresi untuk waktu yang

lama. Pikiran pasien sangat terfokus pada rumah tangganya yang tak bahagia dan

ekonomi keluarga yang serba kekurangan. Banyak orang yang melakukan bunuh

diri tidak memperlihatkan gejala-gejala klinik mengenai depresi. Banyak juga

penderita dengan depresi tidak melakukan bunuh diri.

Pasien pada kasus ini, dari anamnesis yang dilakukan diduga juga

memiliki gangguan kepribadian histerik . Hal tersebut didasarkan atas sifat os

yang sering mendramatisasi permasalahan pasien. Prognosis pada penderita ini,

dubia ad malam karena dilihat dari perjalanan penyakit, stressor psikososial, pola

keluarga, aktivitas pekerjaan, lingkungan sosial, ekonomi, pengobatan psikiatrik,

ketaatan berobat tidak mendukung kesembuhan pasien.

Penderita disini juga mengkonsumsi alkohol. Alkohol adalah cairan yang

mengandung zat Ethylalkohol. Alkohol digolongkan sebagai NAPZA karena

19

Page 20: lapsus depresi berat.doc

mempunyai sifat menenangkan sistem syaraf pusat, mempengaruhi fungsi tubuh

maupun perilaku seseorang, mengubah suasana hati dan perasaan. Alkohol

bersifat menenangkan, walaupun juga dapat merangsang. Alkohol mempengaruhi

sistem syaraf pusat sedemikian rupa sehingga kontrol perilaku berkurang. Efek

alkohol tidak sama pada semua orang, melainkan sangat dipengaruhi oleh faktor

fisik, mental, dan lingkungan. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa bahaya

alkohol jauh lebih besar daripada obat lainnya. Hal ini ada benarnya juga, karena

dibandingkan obat-obatan lain alkohol mempunyai sifat sebagai berikut:

merangsang, menenangkan, menghilangkan rasa sakit, membius, membuat

gembira. Apabila ketergantungan sudah terjadi, keadaan ini secara lebih khusus

disebut alkoholisme. Menurut beberapa ahli, alkohol merupakan zat psikoaktif

yang paling berbahaya.

Efek penggunaan alkohol tergantung dari jumlah yang dikonsumsi, ukuran

fisik pemakai dan kepribadiannya. Alkohol dapat mempengaruhi koordinasi anggota

tubuh, akal sehat, tingkat energi, dorongan seksual dan nafsu makan. Putus zat dapat

mengakibatkan gejala-gejala seperti : hiperaktif, berkeringat, darah tinggi dan tangan

gemetar (tremor).

Penderita juga mengkonsumsi Somadryl yang termasuk dalam analgetika

serta pil koplo, dimana ketiganya merupakan NAPZA kategori Depressan apabila

disalahgunakan. Selain itu pil koplo juga termasuk psikotropika Golongan IV :

Digunakan untuk terapi, berpotensi ringan mengakibatkan ketergantungan.

TAHAPAN PEMAKAIAN NAPZA

1. Use (menggunakan)

20

Page 21: lapsus depresi berat.doc

Tahap awal dalam pemakaian Narkoba dimana yg bersangkutan hanya

sekedar iseng, coba-coba, ingin tahu rasanya, ikut-ikutan dan menganggap

memakai narkoba hanya sekedar untuk fun.

2. Abuse (menyalahgunakan)

Dalam tahapan ini sipemakai sudah bisa merasakan efek dari pemakaian

Narkoba, frekwensi pemakaiannya bertambah (1 atau 2 kali seminggu). Yang

bersangkutan lebih cenderung untuk berkumpul dengan teman yang pakai,

mulai berani beli narkoba meskipun dengan cara patungan, kalau ada masalah

lari ke pemakaian.

3. Addict/user (pengguna)

Di tahapan ini Narkoba sudah menjadi masalah dalam kehidupan sehari-hari

sipemakai.  Hidupnya dikendalikan oleh narkoba, cara apapun akan ditempuh

untuk mencukupi kebutuhan pemakaian narkoba (bohong,   mencuri,

merampok dll).

Terapi pada pasien ini ditujukan untuk mengurangi gejala depresi

sehingga faktor pencetus bunuh diri dapat diminimalisir. Clozapine merupakan

antipsikotik atipikal yang efektif terhadap gejala positif dan negatif pada pasien.

clozapine tidak memiliki efek ekstrapiramidal. Fluoxetine merupakan

antidepresan SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor) yang berfungsi

sebagai terpi depresi pada pasien. SSRI dipilih sebagai pilihan utama mengingat

efek sampingnya sangat minimal, spectrum antidepresi yang luas, gejala putus

obat yang minmal serta lethal dose yang aman. Apabila telah diberikan dalam

dosis yang adekuat dan jangka waktu yang cukup (3 bulan) tidak efektif dapat

21

Page 22: lapsus depresi berat.doc

diganti ke pilihan selanjutnya. Apabila penderita tidak patuh minum obat dapat

diganti dengan sediaan injeksi.

Psikoterapi, terapi religius dan perilaku juga perlu diberikan pada pasien

dan keluarga pasien ini. Psikoterapi suportif bertujuan untuk menguatkan daya

tahan mental dan membantu pemecahan masalah hidupnya. Pemeriksaan

laboratorium rutin dan kimia darah dianjurkan terutama untuk memeriksa fungsi

hati karena efek samping obat ini adalah hepatotoksik.

22

Page 23: lapsus depresi berat.doc

DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Rujukan Ringkasan dari PPDGJ-III.

2. Daeng BH, Maramis MM, Yitnamurti S. 2004. Percobaan Bunuh Diri dalam Pedoman Diagnosis dan Terapi. Surabaya: RSU Doktor Soetomo.

3. Maramis WF. 2005. Catatan Ilmu kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press.

4. Muslim R. 2007. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Jakarta: FK Unika Atma Jaya.

23

Page 24: lapsus depresi berat.doc

Laporan Kasus

EPISODE DEPRESIF BERAT TANPA GEJALA

PSIKOTIK (F 32.2) dan GANGGUAN MENTAL DAN

PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN STIMULANSIA

LAIN TERMASUK KAFEIN (F.19) dengan TENTAMEN

SUICIDE

Oleh

Kus Ageriyawan

I1A007061

Pembimbing

dr. H. Yulizar Darwis, Sp.KJ, MM.

24

Page 25: lapsus depresi berat.doc

Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa

Fakultas Kedokteran UNLAM/RSUD ULIN

Banjarmasin

April 2012

25