lapres papsa 5 rabu siang
DESCRIPTION
PA adalah pemerikasaan dimana kita dapat mengetahui pertumbukhan bakteri pada suatu media berdasarkan jumlah koloni yang ada dan pengaruh desinfektan yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri.TRANSCRIPT
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
Materi :
PA & PSA
Oleh :
Ahmad Khaibar NIM : 21030113120002
Annisa Lutfiati NIM : 21030113120017
M.Farhan Hekmatyar D. NIM : 21030112170001
Putri Rousan Nabila NIM : 21030113130182
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri ii
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri yang disusun oleh:
Nama : Ahmad Khaibar NIM : 21030113120002
Annisa Lutfiati NIM : 21030113120017
M.Farhan Hekmatyar D. NIM : 21030112170001
Putri Rousan Nabila NIM : 21030113130182
Kelompok : 5 / Rabu Siang
Materi : PA & PSA
telah disahkan pada,
Hari :
Tanggal :
Semarang, 2014
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Laboran Asisten Pembimbing
Dessy Ariyanti, ST.MT. Jufriyah, ST. Heri Cahyono
NIP. 197001091997032001 NIM 21030112140159
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri iii
RINGKASAN
Air merupakan zat yang mutlak bagi setiap makhluk hidup dan kebersihan
air adalah syarat utama terjaminnya keshatan. Manusia membutuhkan air untuk
minum, memasak, mandi dan mencuci dan lain-lain.Pada praktikum kali ini
bertujuan untuk mengetahui jumlah koloni-koloni bakteri air dan mengetahui
perbandingan radius pertumbuhan mikroba dengan desinfektan pada konsentrasi
tertentu.
Air yang mengandung mikroorganisme disebut air yang terkontaminasai,
sehingga apabila dipergunakan dapat menimbulkan akibat yang merugikan. Air
yang permukaannya tenang mengandung zat-zat organik maupun zat anorganik oleh
karena itu merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme. Air
layak pakai harus memenuhi beberapa kriteria dan syarat, misalnya syaret kimia,
biologi dan fisik. Sifat umum koloni adalah ukuran, bentuk, kenaikan permukaan,
wajah permukaan, warna dan kepekatan. Sampel air yang digunakan adalah air
sungai kaligarang kabupaten Semarang.
Dalam praktikum ini alat alat yang digunakan adalah beaker glass, petri
dish, tabung reaksi, erlenmeyer, pipet, pengadu dan kompor listrik. Sedangkan
bahan yang digunakan adalah air sungai Kaligarang, aquadest, PDA, dan lifebouy
handsanitizer. Langkah-langkah yang dilakukan dalam praktikum ini adalah
menyiapkan petri dish, tabung reaksi, dan pipet yang disterilkan. Mengencerkan
sampel menyiapkan media dan membagi media dalam petri dish. Selanjutnya untuk
uji koloni dan uji desinfektan.
Hasil praktikum menunjukkan bahwa air sungai daerah Sampangan memiliki
jumlah koloni terbanyak karena di daerah tersebut banyak terdapat sampah dari
beberapa kegiatan masyarakat. Uji desinfektan menunjukkan bahwa pada
konsentrasi rendah desinfektan dapat membunuh bakteri karena desinfektan masuk
ke dalam sel bakteri yng disebabkan sifat hipotonis larutan. Kemudian dari semua
sampel tidak ada yang layak konsumsi karena jumlah bakteri yang melampaui baku
mutu air secara biologis. Dan yang terakhir ada beberapa jenis desinfektan,
misalnya desinfektan oksidasi, desinfektan non-oksidasi dan hidrogen peroksida.
Kesimpulan dari praktikum ini adalah air sungai di daerah Sampangan
memiliki jumlah koloni terbanyak, desinfektan dapat membunuh bakteri dalam
konsentrasi rendah, secara baku mutu biologi semua air sampel tidak layak
konsumsi dan terdapat beberapa jenis desinfektan. Sarannya sterilkan semua alat
yang akan digunakan, media ditabur ke dalam petri dish di dekat bunsen, dan jaga
sampel agar tidak terkontaminasi dengan bakteri.
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri iv
SUMMARY
Water is a substance that is essential for alliving creatures and the cleanliness
of the water is the main condition ensuring healthy. Humans need water for
drinking, cooking, bathing and washing and other.For this time aimed to determine
the number of bacterial colonie sof water and determine the radius ratio of
microbial growth with a disinfectantat a certain concentration.
Water containing microorganisms called contaminant water, so that when used can
cause adverse effects. Calm surface water containing organic substances and
inorganic substances is therefore a good place for the growth of microorganisms.
Water unfit for use must meet several criteria and requirements. General nature of
the colonyis,the size, shape, surface rise, face surface, color and density. Samples of
water used is water river Kaligarang Semarang district.
In this lab too, ltools use dare glass beaker, a petridish, test tubes,
Erlenmeyer, pipette, the complainant and the electricstove. While the materials used
are Kaligarang river water, distilled water, PDAs, and Lifebuoy hand sanitizer. The
step performed in this lab is prepare petri dish, test tubes and pipette sterilized.
Dilute samples prepared media and media divide in a petri dish.
Lab results showed that the river water Sampangan region has the highest
number of colonies in the area because there is a lotof garbage from some
community activities. Disinfectant test showedt hat at low concentrations of
disinfectant to kill bacteria because of disinfectant into the cells due to the nature of
the good bacteria hipotonis solution. Then of all the samples noviable consumption
because of the amount of bacteria that exceed water quality standards are
biologically. And lastly there is some kind of disinfectant, such as oxidation
disinfectant, disinfectant non-oxidation and hydrogen peroxide.
The conclusion of this lab is in the river water Sampangan region has the
highest number of colonies, disinfectants can kill bacteria in low concentrations, in
all water quality standards biological sample is not suitable for consumption and
there is some kind of disinfectant. Her advice sterilize all the tools to be used, the
media sown inpetri dish near Bunsen, and keep the sample from being contaminated
with bacteria.
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri v
PRAKATA
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan resmi praktikum
mikrobiologi industri dengan baik.
Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada :
1. Penanggung jawab Laboratorium Mikrobiologi Industri Dr. Hadiyanto,
ST., MSc. yang membuat terlaksananya praktikum mikrobiologi industri.
2. Laboran Ibu Jufriyah, ST. yang telah membantu dalam pelaksanaan
praktikum mikrobiologi industrisehingga berjalan lancar sampai
terselesaikanya laporan resmi ini.
3. Koordinator asisten, Ganang Setyabudi yang juga telah membantu kami
sehingga dalam rangkaian kegiatan sebelum praktikum mikrobiologi
industri dilaksanakan maupun setelah praktikum tersebut di lakukan.
4. Asisten Heri Cahyono sebagai asisten pengampu praktikum PA dan PSA,
dan semua asisten yang telah membimbing sehingga tugas laporan resmi
ini dapat terselesaikan.
5. Serta kepada teman-teman yang telah membantu baik dalam segi waktu
maupun motivasi.
Laporan resmi praktikum mikrobiologi industri ini berisi materi tentang PA
dan PSA. Pada percobaan ini dipelajari tentang cara menghitung jumlah koloni total
suatu sempel, perbandingan desinfektan, dan cara memindahkan bakteri secara
aseptis.
Laporan resmi ini merupakan laporan resmi terbaik yang saat ini bisa kami
ajukan, namun kami menyadari pasti ada kekurangan yang perlu kami perbaiki.
Maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.
Semarang, 8 Desember 2014
Penyusun
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................ii
PA
INTISARI..................................................................................................................iii
SUMMARY...............................................................................................................iv
PRAKATA.................................................................................................................v
DAFTAR ISI..............................................................................................................vi
DAFTAR TABEL....................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang............................................................................................1
I.2 Tujuan Percobaan.......................................................................................1
I.3 Manfaat Percobaan.....................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................2
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 Bahan dan Alat yang digunakan..............................................................8
III.2 Gambar Alat.............................................................................................8
III.3 Variabel Percobaan..................................................................................9
III.4 Cara Kerja................................................................................................9
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Percobaan......................................................................................12
IV.2 Pembahasan............................................................................................12
BAB V PENUTUP
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri vii
V.1 Kesimpulan..............................................................................................17
V.2 Saran........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................18
PSA
INTISARI..................................................................................................................19
SUMMARY...............................................................................................................20
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang..........................................................................................21
I.2 Tujuan Percobaan......................................................................................21
I.3 Manfaat Percobaan....................................................................................21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................22
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 Bahan dan Alat yang digunakan.............................................................29
III.2 Gambar Alat...........................................................................................29
III.3 Variabel Percobaan................................................................................30
III.4 Cara Kerja..............................................................................................30
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Percobaan......................................................................................31
IV.2 Pembahasan............................................................................................31
BAB V PENUTUP
V.1 Kesimpulan..............................................................................................33
V.2 Saran........................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................34
LAMPIRAN
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri viii
A. Laporan Sementara.................................................................................A-1
B. Lembar Kuantitas Reagen......................................................................B-1
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri ix
DAFTAR TABEL
A. PA
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Uji Koloni..................................................................12
Tabel 4.2 Hasil Percobaan Uji Desinfektan..........................................................12
Tabel 4.3 Perbandingan Baku Mutu Standar dengan Baku Mutu Sungai
Kalisari.......................................................................................................13
B. PSA
Tabel 4.1 Hasil Percobaan PSA............................................................................31
Tabel 4.2. Pengamatan terhadap jamur Aspergillus niger....................................31
Tabel 4.3. Pengamatan terhadap jamur Rh. Olisgosporus....................................32
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri x
DAFTAR GAMBAR
A. PA
Gambar III.1 Alat-alat Praktikum PA....................................................................9
Gambar IV.1 Grafik Hubungan Titik Pengambilan Sampel dengan jumlah koloni
Total.........................................................................................................................12
Gambar IV.2 Hubungan konsentrasi Desinfektan dengan Radius Pertumbuhan
Mikroba...........................................................................................................14
B. PSA
Gambar III.1 Alat-alat Praktikum PSA.................................................................29
Gambar IV.1 Gambar praktis Aspergillus niger....................................................31
Gambar IV.2 Gambar Teoritis Aspergillus niger..................................................31
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan yang mutlak bagi setiap makhluk hidup.
Kebersihan air adalah syarat mutlak bagi kesehatan. Air yang sehat adalah air yang
bebas dari mikroba berbahaya. Air yang tidak sehat jika digunakan dalam kehidupan
sehari-hari manusia akan membahayakan. Oleh karena itu, penjernihan air sangat
dibutuhkan untuk menjadikan air lebih sehat.
Persyaratan kualitas air bersih dibuat atas pertimbangan karena saringan air
itu sangat luas maka tak mustahil dalam peredarannya oada sampel di tempat-tempat
yang membahayakan jika digunakan oleh manusia/organisme lain. Persyaratan
standar kualitas air bersih meliputi penjernihan biologis, fisis dan kimiawi.
I.2. Tujuan Percobaan
1. Mampu menghitung koloni-koloni bakteri air.
2. Mampu membandingkan radius pertumbuhan mikroba dengan atau
disinfektan.
I.3. Manfaat Percobaan
1. Mahasiswa dapat menghitung koloni-koloni bakteri air.
2. Mahasiswa dapat membandingkan radius pertumbuhan mikroba dengan atau
disinfektan.
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Peranan Air
Air merupakan zat yang mutlak bagi setiap makhluk hidup dan kebersihan air
adalah syarat utama terjaminnya kesehatan. Menurut tempatnya air berada di
permukaan tanah dan dapat pula berada di atas tanah selanjutnya air ini disebut air
tanah. Air hujan membawa serta mikroorganisme-mikroorganisme yang senantiasa
berhamburan di udara, lebih-lebih yang mengatasi (di atas) tanah berdebu. Setiba di
tanah, air menjadi lebih cemar lagi karena sisa-sisa makhluk hidup (sampah)
kotorran dari hwan-hewan ataupun manusia dan mungkin juga limbah dari pabrik-
pabrik
Manusia memperoleh air yang diperlukan untuk minum, masak, mandi dan
mencuci dari air hujan, dari air yang menggenang du oermukaan seperti waduk atau
kubangan, dari air sungai, air sumber dan air sumur.
Air yang mengandung mikroorganisme-mikroorganisme disebut air yang
terkena kontaminasi. Jadi air itu tidak steril. Sehingga apabila diminum atau
dipergunakan untuk keperluan-keperluan rumah tangga lainnya seperti misalnya
untuk MCK (mandi cuci kakus) dapat menimbulkan akibat-akibat yang merugikan
bagi kehidupan kita, misalnya penyakit kulit, penyakit perut (diare, mutaber, dan
lain-lain). Beberapa penyakit menular dapat sewaktu-waktu meluas menjadi wabah
(epidemi) karena peranan air yang tercemar.
II.2. Kehidupan Mikroorganisme Dalam Air
Air tenang mengandung zat-zat organik maupun zat-zat anorganik dan oleh
karena itu merupakan tempat yang baik bagi kehidupan mikroorganisme.
Mikroorganisme-mikroorganisme yang autotrof merupakan penghuni pertama dalam
air yang mengandung zat-zat organik.
Sel-sel yang mati merupakan bahan organik yang heterotrop. Temperatur turut
menentukan populasi dalam air. Temperatur sekitar 30oC atau lebih sedikit baik bagi
kehidupan bakteri patogen yang berasal dari hewan-hewan maupun manusia.
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 3
Sinar matahari terutama sinar ultaviolet memang bisa mematikan bakteri tetapi
daya tembus ultraviolet ke dalam air tidak seberapa. Air yang mengalir deras dan
bergolak karena menerjang karena menerjang batu-batuan karang baik bagi
kehidupan bakteri, air sumur dalam hal ini tergantung pada lingkunganya. Pada
umumnya lebih bersih daripada air permukaan, karena air yang merembes ke dalam
tanah itu telah tersaring oleh lapisan tanah yang dilewatinya.
II.3. Persyaratan Standar Kualitas Air
Air memiliki jaringan aliran yang luas, maka air di suatu tempat baik yang
mengalir maupun yang menerapkan pada permukaan tanah tersebut disebut “Badan
Air”, air yang termasuk kualifikasi badan air ialah waduk, saluran air, rawa-rawa dan
lain-lain.
Karena masing-masing badan air itu didalam kehidupan sehari-sehari dihubung-
hubungkan dengan kepentingan manusia, maka sering badan-badan air itu
diklarifikasikan lagi menurut kepentingan kegunaannya bagi manusia. Disamping
kepentingan kegunaan dari badan-badan air bagi manusia (maupun organime), maka
persyaratan standar kualitas air perlu ditentukan.
Persyaratan kualitas air adalah atas pertimbangan bahwa karena jaringan air itu
sedemikian luas, maka tak mustahil dalam peredarannya pasti sampai ditempat-
tempat yang membahayakan penggunaannya oleh manusia (maupun organisme).
Lebih-lebih bila digunakan sebagai air minum, maka mutlaklah bila persyaratan
kualitas air minum dipakai. Persyaratan standar air minum adalah sebagai berikut :
a. Persyaratan biologi untuk air
Ditentukan baik oleh kehadiran mikroorganisme yang patogen
maupun juga yang non patogen. Patogen lebih memperoleh perhatian
terhadap penilaian persyaratan biologis. Sekalipun sebaiknya
mikroorganisme dan patogen secara relatif tidak berbahaya lagi baik
kesehatan, namun karena golongan ini sering dalam jumlah berlebihan
dapat mempengaruhi rasa, bau, estetis, dan lain-lain.
b. Persyaratan fisis untuk air
Ditentukan oleh faktor-faktor kekeruhan, warna, bau, maupun rasa,
dari keempat tersebut hanya bau saja penilaiannya ditentukan secara
subyektif, dengan jalan diencerkan sampai pada larutan yang paling
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 4
encer. Umumnya penilaian bau maupun rasa sering dilakukan bersamaan
berbagai suatu indikator, dimana antara keduanya sulit dipisahkan secara
kualitatif. Bagi air minum, persyaratan fisis ditetapkan antara lain oleh
faktor-faktor kekeruhan, warna maupun bau.
c. Persyaratan kimia untuk air
Karena bahan kimia itu umumnya mudah larut dalam air, maka
tercemarnya air oleh bahan-bahan kimia yang larut, perlu dinilai kadarnya
untuk mengetahui sejauh mana membahayakan eksistensi organisme.
II.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan organisme
a. Temperatur
Daya tahan terhadap temperatur tidak sama bagi tiap-tiap spesies. Ada
spesies yang mati setelah mengalami pemanasan beberapa menit di dalam
cairan medium pada suhu 60oC. sebaliknya bakteri jenis lain membentuk
spora seperti genus Bacillus dan genus Clostridium itu tetap hidup setelah
dipanasi dengan uap 100oC atau lebih selamat kira-kira setengah jam.
Umumnya mikroorganisme hidup pada suhu 26oC.
b. Kebebasan
Dalam keadaan bebas protein dari bakteri lebih cepat menggumpal
daripada dalam keadaan kering pada T sama. Berdasarkan ini maka sterilisasi
barang-barang gelas di dalam oven kering memerlukan suhu 121oC dan
waktu lebih dari 15 menit.
c. Medium
Medium yang digunakan harus memiliki zat-zat yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme, yaitu protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan lain-lain.
d. Pengaruh perubahan nilai osmotik
Medium yang cocok bagi kehidupan bakteri adalah medium yang
isotonik terhadap isi sel bakteri jika ditempatkan di dalam suatu larutan yang
hipertonik terhadap sisi sel maka bakteri akan mengalami plasmolisis.
Sebaliknya jika ditempatkan dalam suatu larutan yang hipertonik terhadap
sisi sel maka bakteri akan mengalami plasmolisis. Jika perubahan nilai nilai
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 5
osmosis larutan medium tidak terjadi sekonyong-konyong akan tetapi
perlahan-lahan sebagai akibat penguapan air, maka bakteri dapat
menyesuaikan diri, sehingga tidak terjadi plasmologi secara mendadak.
e. Pengaruh sinar
Kebanyakan bakteri tidak dapat mengalami fotosintesa bahkan setiap
radiasi dapat membahayakannya. Sinar tampak tidak berbahaya tetapi sinar
ultraviolet, sinar x, dan sinar radiasi yang gelombangnya lebih pendek dari
sinar tampak sangat berbahaya bahkan dapat mematikan bakteri.
f. Pengaruh mekanik
Tekanan udara dapat mempengaruhi kehidupan bakteri. Untuk
menghentikan bakteri dibutuhkan tekanan 600 atm, dan untuk mematikan
bakteri dibutuhkan tekanan 6000 atm.
g. Faktor kimia
Penggunaan bahan kimia kemungkinan dapat membunuh bakteri
seperti desinfektan-desinfektan germisida dan bakterisida. Zat-zat juga tanpa
merusak bakteri. Biasanya kerusakan-kerusakan akibat proses oksidasi,
koagulasi, depresi, dan ketegangan permukaan.
II.5. Sifat-sifat umum suatu koloni
Sifat-sifat yang perlu diperhatikan pada koloni yang tumbuh di permukaan
medium adalah:
a. Besar kecilnya koloni
Ada koloni yang hanya berupa suatu titik, ada pula yang melebar
sampai menutup permukaan medium.
b. Bentuk
Ada koloni yang bulat, ada yang memanjang, ada yang tepinya rata,
ada yang tepinya tidak rata.
c. Kenaikan permukaan
Ada koloni yang permukaannya halus, ada yang permukaannya tidak
rata.
d. Wajah permukaan
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 6
Ada koloni yang permukaannya mengkilat, ada yang permukaannya
suram.
e. Warna
Kebanyakan koloni bakteri itu berwarna keputihan atau kekuningan.
Akan tetapi ada juga yang kemerahan, coklat, jingga, biru, hijau, dan
ungu.
f. Kepekatan
Ada koloni yang lunak seperti lendir, seperti mentega, ada yang keras
dan kering.
II.6. Sifat-sifat suatu Koloni
1. Dalam medium padat
Disini dibicarakan sifat-sifat koloni yang tumbuh pada agar-agar
lempengan. Sifat-sifat koloni pada agar-agar lempengan mengenai bentuk
permukaan dan tepi. Bentuk koloni dilukiskan sebagai titik-titik, bulat,
berbenang, tak teratur, serupa akar, serupa kumparan. Permukaan koloni
dapat datar, timbul mendatar, timbul melengkung, mencembung, timbul
membukit, timbul berkawah. Tepi koloni ada yang utuh, berombak, berbelah,
bergerigi, berbenang-benang atau keriting.
2. Dalam medium cair
Medium cair itu pada dasarnya dapat diperoleh dengan tak
mencampurkan agar-agar atau gelatin kepadanya. Di dalam medium cair,
bakteri akan ketahuan sikapnya terhadap udara. Demikian pula sifat-sifat
koloninya akan kelihatan berbeda-beda. Pada permukaan medium dapat
memperlihatkan adanya serabut cicin, langit-langit atau selaput.
II.7. Penghitungan jumlah koloni
Penentuan jumlah mikroba dapat bermacam-macam caranya. Salah satunya
adalah dengan menggunakan cara Standard Plate Count (SPC). SPC digunakan
untuk menentukan kepadatan bakteri heterotrof aerobik dan fakultatif anaerobik.
Dalam percobaan ini pengukuran bakteri secara empiris karena bakteri dapat
berbentuk koloni, rantai kumpulan atau paket. SPC adalah cara yang paling umum
digunakan untuk perhitungan jumlah mikroba. Dasarnya ialah meembuat sari
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 7
pengenceran bahan dengan kelipatan sepuluh. Setelah diinkubasikan dihitung jumlah
koloni tiap petridish dari masing-masing pengenceran. Untuk membantu menghitung
jumlah koloni dalam petridish dapat digunakan “coloni counter” yang biasanya
dilengkapi dengan elektronik register.
Perhitungan dan pencatatan koloni pada plate dilakukan sesegera mungkin
sesudah periode inkubasi selesai. Bila perhitungan koloni harus ditunda sementara
maka plate harus didimpan pada suhu 5-10oC dan tidak lebih dari 24 jam. Untuk
menghitung manual digunakan penghitungan koloni (coloni counter). Jika plate pada
semua pengenceran 1 : 100, laporkan penghitungan sebagai kurang dari 100 per ml.
jika jumlah koloni per plate jauh di atas 300, laporkan hasil sebagai TNTC (Too
Numerous To Count)
II.8. Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel
Daerah aliran sungai Kaligarang secara administratif wilayah berada pada
tiga kabupaten/ kota di provinsi Jawa Tengah, tepatnya yaitu di Kabupaten Kendal,
kabupaten Semrang dan Kota Semaramang. Jumlah seluruh luas daerah lairan
Sungai kaligarang adalah20.080 Ha, panjang sungai 35 Km. Hulu Kaligarang adalah
Gunung Ungaran dengan ketinggian ± 1750 m sedangkan hilirnya adalah pantai Laut
Jawa.
Sungai Kaligarang di bagian hulu sebenarrnya bukan sungai yang besar
karena lebarnya hanya ±4 m. Namun jika dilihat dari fungsinya memiliki peran yang
sangat penting, karena merupakan kawasan tangkapan air Gunung ungaran. Sungai
Kaligarang bagian hulu berpean penting dalam menampung limpasan air permukaan,
seangkan bagian hilir untuk sumber air PDAM Kota Semarang dan bagian kanal
untuk menampung saluran drainase dan meredam banjir kiriman Kabupaten
Semarang.
Sebagai suatu daerah aliran sungai yang melewati tiga daerah administrasi
yang berbeda, muncul beberapa masalah yang mengganggu eksistensi sungai, yaitu:
Hulu
Perkembangan kegiatan permukiman dan industri yang cukup pesat.
Erosi di tebing-tebing sungai akibat gerusan air yang cukup deras.
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 8
Hilir
Pemanfaatan untuk kegiatan perdagangan, permukiman.
Banyak limbah rumah tangga dan industri.
(Sucipto, 2008)
II.9. Komposisi Desinfektan
Desinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya
infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, dapat juga
untukmembunuh/ menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya.
Produk Lifebouy Hand Sanitizer berbahan dasar alkohol. Bahan aktif yang
terkandung di dalamnya yaitu isopropanol, etanol atau povidane-iodine yang efektif
membunuh mikroorganisme seperti bakteri, virus,dan jamur. Bahan non- aktif
yangterkandung di dalam produk adalah asam poliakritik,gliserin, sorbitoluntuk
membentuk tekstur gel pada hand sanitizer.
(Lifebouy official page, 2012)
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 9
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1. Alat dan Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan
1. Sampel air
2. Aquadest
3. PDA
4. Desinfektan (Lifebouy Hand Sanitizer)
Alat yang digunakan
1. Beaker glass
2. Petri dish
3. Tabung reaksi
4. Erlenmeyer
5. Pipet
6. Pengaduk
7. Kompor listrik
8. Koloni Counter
III.2. Gambar Alat
1. 2. 3. 4.
5. 6. 7. 8.
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 10
III.3. Variabel Percobaan
1. Konsentrasi Desinfektan
10%, 50%, dan 80% (%V, basis 100 ml)
2. Air sungai Kaligarang
Daerah Manyaran(1), Sampangan(2), dan Kalisari(3)
III.4. Cara Kerja
Langkah-langkah pendahuluan:
1. Menyiapkan petridish, tabung reaksi, pipet yang sudah disterilisasi.
2. Mengencerkan sampel (4 x faktor pengenceran): mengambil 1 ml sampel
kemudian diencerkan 10 ml. Dan dari 10 ml itu diambil 1 ml lalu
diencerkan lagi menjadi 10 ml.
3. Lanjutkan sampai didapatkan 4 kali pengenceran (104)
4. Menyiapkan media: mengambil 3,9 gr PDA kemudian masukkan ke
dalam ± 80 ml
5. Tambahkan aquadest kemudian dipanaskan hingga mendidih.
6. Membagi media ke dalam petridish dan tabung reaksi secara merata.
Langkah-langkah Percobaan PA
1.Uji Koloni
a. Biarkan media dalam petridish sampai setengah padat kemudian taburi
dengan contoh yang sudah diencerkan secara merata ke permukaan
media menggunakan pipet tetes yang sudah disterilisasi.
b. Simpan dalam ruang inkubasi dengan cara dibalik peletakannya
selama waktu inkubasi yang ditentukan. (biasanya ± 2 hari)
c. Menghitung jumlah koloni terbanyak dan tersedikit (dihitung biasa),
kemudian dicari:
rata-rata jumlah koloni = 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 +𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑘𝑖𝑡
2
jumlah koloni dalam petridish = rata-rata jumlah koloni x luas
petridish x fp
Keterangan: luas petridish = 63,585 cm2
fp = 104
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 11
2. Uji Desinfektan
a. Biarkan media dalam petridish memadat kemudian buat lubang kecil
pada tengah- tengah media tersebut. Kemudian teteskan contoh
desinfektan ke dalam lubang tersebut menggunakan pipet tetes.
b. Simpan dalam ruang inkubasi selama waktu yang ditentukan
(biasanya ± 2 hari).
Mencatat radius pertumbuhan diukur dari lubang yang dibuat (radius
terjauh, terdekat, dan rata-rata).
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 12
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil Percobaan
Tabel 4.1. Hasil Percobaan Uji Koloni
Sampel Jumlah Koloni Rata-rata
(cm)
Jumlah
Koloni Terbanyak Tersedikit
Manyaran 7 1 4 2543400
Sampangan 21 9 15 9537750
Kalisari 11 3 7 4450950
Tabel 4.2. Hasil Percobaan Uji Desinfektan
Sampel Terjauh (cm) Terdekat (cm) Rata-rata (cm)
10% 4 0,3 2,15
50% 3 0,1 1,55
80% 0 0 0
IV.2. Pembahasan
IV.2.1. Hubungan Titik Pengambilan Sampel Dengan Jumlah Koloni Total
Gambar 4.1: Grafik Hubungan Titik Pengambilan Sampel dengan jumlah koloni
Total
0
10
20
30
40
50
60
70
0 2 4 6 8 10 12
Jum
lah
Bak
teri
Titik sampling
(1) Manyaran; (2) Sampangan; (3) Kalisari
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 13
Perbedaan daerah pengambilan air sampel membuat jumlah koloni bakteri
yang ditemukan juga berbeda. Di daerah Manyaran (titik 1) jumlah koloni total yang
ditemukan sebanyak 2.543.400. Di daerah Sammpangan (titik 2) jumlah koloni total
yang ditemukan adalah 9.537.750. Dan di daerah Kalisari (titik 3) ditemukan jumlah
koloni bakteri sebanyak 4.450.950. Jadi dapat diketahui jumlah koloni bakteri
terbanyak adalah di daerah Sampangan.
Hal tersebut terjadi karena pengambilan sampel di daerah Sampangan yang
merupakan tempat banyak terdapat kegiatan-kegiatan manusia. Misalnya di daerah
Perumnas Sampangan yang berdekatan langsung dengan daerah permukiman
perumahan kecil. Hal ini dapat memicu terjadinya aktivitas pembuangan sampah
rumah tangga oleh masyarakat langsung ke dalam sungai. Selanjutnya di jalan
Menoreh Utara yang merupakan daerah belakan pasar Sampangan. Di daerah ini
terdapat permukiman warga dan juga pasar. Kondisi ini mengakibatkan warga
permukiman yang malas membuang sampah pada tempatnya atau membakarnya
lebih memilih untuk membuang sampah langsung ke dalam sungai. Selain itu,
sampah hasil kegiatan jual beli di pasar, misalnya sampah sayuran yang telah
membusuk langsung dibuang ke dalam sungai Kaligarang daerah Sampangan.
Kegiatan-kegiatan di atas akan mengakibatkan sungai menjadi kotor dan tumbuh
subur bakteri di sungai.
Di daerah Manyaran tidak terlalu banyak jumlah koloni bakteri karena
merupakan bagian hulu yang di manfaatkan sebagai menampung limpasan air
permukaan, dan di bagian hilir daerah Kalisari dimanfaatkan untuk air PDAM,
sehingga sebelum penggunaan ada treatment tertentu untuk mengurangi jumlah
mikroba.
(L.A. Sasongko, 2008)
IV.2.2.Perbandingan Hasil Analisa Mikrobiologi Air Sungai Kaligarang dengan
Standar Baku Mutu Air Sungai
Tabel 4.3. Perbandingan Baku Mutu Standar dengan Baku Mutu Sungai Kalisari
Sampel Hasil Standar Baku Mutu Layak/tidak
Manyaran 2543400 1000 Tidak layak
Sampangan 9537750 1000 Tidak layak
Kalisari 4450950 1000 Tidak layak
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 14
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di tiga lokasi di Sungai
kaligarang, ditemukan adanya perbedaan jumlah koloni bakteri di setiap titik
pengambilan sampel. Dari tabel terlihat bahwa rata-rata bakteri di Sungai kaligarang
melebihi ambang batas baku mutu air dan ambang batas untuk Sungai kelas IV
(untuk perairan tanaman), menunjukkan bahwa perairan sungai Kaligarang
mengandung bahan organik yang cukup tinggi sebagai sumber kehidupan
mikroorganisme.
Suriawiria (2005) menyatakan bahwa kehadiran mikroba patogen dalam air
akan meningkat jika kandungan bahan organik dalam air cukup tinggi, yang sebagaia
tempat dan sumber kehidupan mikroorganisme. Hal ini juga membuktikan bahwa
air suungai tersebut tidak layak unntuk perairan tanaman ataupun diambil untuk
diolah sebagai air minum karena jumlah koloni yang sangat banyak dan melewati
standar baku mutu air sungai.
(Robertus, 2013)
IV.2.3. Hubungan Konsentrasi Desinfektan Lifebouy dengan Radius
Pertumbuhan Mikroba
Gambar 4.2: Hubungan konsentrasi Desinfektan dengan Radius Pertumbuhan
Mikroba
Lifebouy handsanitizer merupakan salah astu contohdesinfektan yang
digunakan untuk membersihkan permukaan kulit telapak tangan. Definisi dari
desinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi
atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, dapat juga untuk menurunkan
jumlah mikroorganisme atau kuman lainnya. Produk lifebouy handsanitizer berbahan
0
0,5
1
1,5
2
2,5
10 50 80
rad
ius
(cm
)
konsentrasi desinfektan (%V)
radius pertumbuhan mikroorganisme
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 15
dasar alkohol. Bahan aktif yang terkandung di dalamnya adalah isopropanol, etanol,
atau povidane-iodin yang efektif membunuh mikroorganisme.
Dilihat dari grafik di atas handsanitizer dengan konsentrasi 10% (%V)
menghasilkan radius rata-rata 2,15 cm. Selanjutnya konsentrasi 50% (%V)
menghasilkan rata-rata 1,55 cm. Kemudian pada konsentrasi 80% (%V) hand
sanitizer tidak mampu membunuh mikroba yang ada di sekitarnya. Artinya dengan
konsentrasi 10% (%V) adalah konsentrasi paling efektif untuk membunuh mikroba
dalam praktikum kali ini.
Hal ini terjadi karena kebanyakan mikroba yang tumbuh di dalam air adalah
bakteri berspora dan virus non-lipid, misalnya bakteri Staphylococcus aureus.
Desinfektan berbahan dasar alkohol tidak mampu membunuh bakteri berspora atau
virus non-lipid pada konsentrasi 70%-90%, hanya mampu menghambat
pertumbuhannya saja. Akan tetapi pada konsentrasi rendah (dalam praktikum ini
10% (%V)) bakteri dapat dibunuh dengan cara air yang bercampur dengan
alkoholmasuk ke dalam sel bakteri. Konsentrasi zat terlarut lingkungan lebih rendah
daripada konsentrasi zat terlarut di dalam sel bakteri (hipotonis), kemudian zat
terlarut desinfektan langsung menyerang bagian dalam dari sel bakteri yang akan
membunuh bakteri tersebut.
(Heddy Firmansyah, 2011)
IV.2.4. Jenis- jenis Desinfektan
A. Oxydizing Desinfektan
Seperti Natrium Hipoklorit, asam paracetic danhidrogen peroxide
menyerang seluruh sel dan menghentikan fungsi mikroorganisme.
Sayangnya itu akan menyerang beberapa makanan yang direduksi, ini
akan menetralkan desinfektan dan menurunkan efisiensinya.
B. Non-oxidasi Desinfektan
Seperti senyawa Amonium Quatenary (QACs), Biguadines dan
Ampotenik lebih stabil dalam operasinya. Mereka menetrasi dinding sel
dan merusak fospolipid yang membangun membran sel, mereka
kemudian menghalangi metabolisme yang membutuhkan organisme
untuk tetap hidup.
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 16
C. Hidrogen Peroksida
Bekerja sama dengan natrium hipoklorat tapi tidak efektif melawan
banyak mikroorganisme. Itu digunakan dominan di sayuran dan bir.
Dengan jenis 0,03% larutan akan memberikan 100 ppm hidrogen
peroksida pada konsentrasi ini tidak membutuhkan pencuci di
permukaan.
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 17
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
1. Air Kaligarang daerah Sampangan memiliki jumlah koloni terbanyak sekitar
9.537.750.
2. Pada konsentrasi 10% (%V) lifebouy hand sanitizer lebih efektif membunuh
mikroorganisme.
3. Ketiga titik pengambilan air sampel sungai kaligarang tidak layak konsumsi
menurut kriteria biologi.
4. Terdapat beberapa jenis desinfektan, misalnya desinfektan oksidasi, non
oksidasi dan hidrogen peroksida.
V.2. Saran
1. Sterilisasi alat sebelum digunakan
2. Penaburan media PDA ke dalam petri dish dilakukan di dekat bunsen
3. Hindari media PDA kontak dengan tangan
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 18
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. “Types of Desinfectans”. http://www.holchem.co.uk/desinfektan.
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2014
Ferdiansyah, Neddy. 2011. “Desinfeksi dan Desinfektan”.
http://nedfen.blogspot.com. Diakses pada tanggal 6 November 2014.
Sasongko. 2008. “Pencemaran Air Sungai TUK Akibat Limbah Domestik”. Hal: 50
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 19
RINGKASAN
Pekerjaan memindahkan bakteri dari medium lama ke medium baru
memerlukan ketelitian. Untuk melakukannya harus dalam keadaan steril agar tidak
ada kontaminasi bakteri lain. Tujuan percobaan ini untuk menguasai teknik
pemindahan bakteri dari satu wadah ke wadah yang lain secara aseptis dan
memahami berbagai prosedur pemindahan.
Untuk menghindari kontaminasi saat melakukan pemindahan bakteri dari
satu wadah ke wadah yang lain memerlukan berbagai persiapan dan hal-hal yang
perlu diperhatikan di antaranya penyiapan ruangan pemindahan dengan kawat
inokulasi, pemindahan dengan pipet dan lain-lain. Metode untuk isolasi suatu
spesies ada metode pengenceran, metode penuanangan, metode goresan, dengan
isolasi suatu mikroorganisme dan inokulasi bahan. Sifat-sifat umum koloni dapat
dilihat dari besar kecilnya koloni, bentuk, kenaikan permukaan, halus kasar
permukaan, wajah permukaan, warna dan kepekatan.
Dalam praktikum ini alat yang digunakan adalah tabung reaksi, beaker
glass, pipet tetes, cawan petri, dan mikroskop. Bahan yang digunakan adalah jamur
tempe dan Aspergillus niger. Metode yang dilakukan adalah metode gores dan
metode tususk.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa baik jamur tempe ataupun Aspergillus
niger tumbuh lebih banyak pada metode tusuk. Hal ini disebabkan karena sifat
kedua jamur yang aerob fakultatif (dapat hidup dengan adanya oksigen atau tanpa
adanya oksigen). Kemudian Aspergillus niger memiliki hifa vegetatif yang berada di
dalam media dan berfungsi untuk menyerap nutrisi. Pada praktikum, kedua jamur
dalam skala teoritis dan praktis menunjukkan sedikit perbedaan.
Kesimpulannya adalah jamur Aspergillus niger dan jamur tempe
berkembang lebih baik pada metode tusuk. Dan hasil dari praktikum tidak berbeda
jauh dengan teoritis. Saran yang disampaikan adalah sterilisasi alat sebelum
digunakan, lakukan pemindahan secara aseptis dan amati dengan saksama jamur
yang berada di bawah mikroskop.
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 20
SUMMARY
Transfer bacteria from the old to the new medium requires precision. To do
so must be kept sterile in order that noother bacterial contamination. The purpose
of this experiment to master the technique of transfer of bacteria from one container
to another in aseptic and under standar variety of removal procedures.
To avoid contamination during a transfer of bacteria from one container to
another requires various preparations and the things that need to be considered
among the preparation room with a wire transfer of inoculation, the removal of the
pipette and others. Methods for the isolation of a species no dilution method, pour
method, scratches method, with the isolation of a microorganism and inoculation
material. General properties colonies can be seen on the size of the colony, shape,
level rise, smoothrough surfaces, the face surface, colorand density.
In this lab tool use dis a test tube, glass beaker, pipette,petri dish, and
microscopy. The materials used are tempe and Aspergillus niger fungus. The method
used is the method and the method scratch.
The results showed that both the fungus Aspergillus niger growing or more
on the skewer method. This is due to the absorption of the nutrients are absorbed
Aspergillus niger as a directarial roots are in the media. Then good temperature
obtained by fungi tempeh being in the media. Aerobic nature of each fungus has no
effect because he mouth oft he test tube was covered in cotton.
The conclusion is that the fungus Aspergillus niger and tempeh fungus thrive
better on the skewer method. And the results of the lab is not much different from the
theoretical. Suggestions submitted is sterilization, and aseptic removal did observe
carefully fungus under the microscope.
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 21
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Mikroba merupakan organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk
mengamatinya diperlukan alat bantuan seperti mikroskop. Saat ini beberapa materi
telah memanfaatkan perkembangbiakan mikroba maka dari itu keberadaannya sangat
dibutuhkan sebagai biokatalis. Tetapi disisi lain bakteri ada yang bersifat pathogen.
Supaya mikroba tersebut tidak menggangu dalam proses industri maka perlu
disterilkan. Mikroba yang menguntungkan dalam industri kimia pada saat ini sudah
mulai dikembangkan dalam media piaraan, sehingga kebutuhan bakteri yang
berkatalisator dapat terpenuhi.
I.2. Tujuan Percobaan
1. Menguasai teknik pemindahan bakteri dari satu wadah ke wadah lain secara
aseptis.
2. Memahami berbagai macam prosedur sterilisasi.
I.3. Manfaat Percobaan
1. Mahasiswa mampu menguasai teknik pemindahan bakteri dari satu wadah ke
wadah lain secara aseptis.
2. Mahasiswa mampu memahami berbagai macam prosedir sterilisasi.
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Pendahuluan
Pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang
baru memerlukan ketelitian. Terlebih dahulu harus diusahakan agar semua alat yang
ada sangkut pautnya dengan medium dan pekerjaan inokulasi itu benar-benar steril.
Ini menghindari kontaminasi, yaitu masuknya mikroorganisme yang tidak
diinginkan.
a. Penyiapan ruangan
Ruang tempat inokulasi itu kecil, bersih, dan bebas angin. Dinding ruang
yang basah menyebabkan butir-butir debu menepel padanya. Pada waktu
mengadakan inokulasi, baik sekali jika meja dapat juga dilakukan dalam suatu
kotak berkaca. Dalam laboratorium untuk membuat vaksin, serum, dan
sebagainya. Udara yang masuk kedalam ruangan itu dilewatkan saringan yang
disinari dengan sinar ultraviolet.
b. Pemindahan dengan kawat inokulasi
Ujung kawat inokulasi sebaiknya dari platina atau dari nikrom. Ujung itu
boleh lurus boleh juga berupa kolongan yang berdiameter 1-3 mm. Lebih dahulu
ujung kawat dipijarkan, sedang sisaya sampai tangkai cukup dilewatkan nyala api
saja. Setelah dingin kembali, ujung kawat itu disentuhkan suatu koloni. Mulut
tabung tempat pemeliharaan itu dipanasi juga setelah sumbatnya diambil. Setelah
pengambilan inokulum (yaitu sampel bakteri) selesai, mulut tabung dipanasi lagi,
kemudian disumbat seperti semula. Ujung kawat yang membawa nokulum
tersebut digerakkan pada medium baru atau pada suatu kaca benda, kalau
tujuannya memang akan membuat suatu sediaan.
c. Pemindahan dengan pipet
Cara ini dilakukan misalnya pada penyelidikan air minum atau pada
penyelidikan air minum atau pada penyelidikan susu. Diambil 1 ml dari contoh
untuk diencerkan dengan 99 mlair murni yang steril. Kemudian diambil 1 ml dari
diencerkan tersebut untuk dicampurkan dengan medium agar yang masih dalam
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 23
keadaan cair (suhu antara 42oC-45
oC). Setelah agar-agar membeku, maka cawan
petri yang berisi piaraan baru disimpan dalam tempat yang aman. Penyimpanan
cairan ini dilakukan dengan meletakkan secara terbalik yaitu permukaan medium
menghadap kebawah, ini untuk menghindari tetesnya air yang mungkin melekat
pada dinding dalam pada tutup cawan. Piaraan yang diperoleh dengan jalan
seperti tersebut diatas terkenal dengan piaraan adukan. Dengan cara ini
bakteri yang diinokulasikan tadi dapat menyebar luas keseluruh medium. Bakteri
yang aerob maupun anaerob dapat tumbuh disitu dan banyaknya koloni dapat
dihitung dengan mudah. Pengenceran 1 ml sampel dengan 99 ml air murni itu
tidak mutlak, hal ini tergantung pada keadaan air yang akan diselidiki.Dalam
keadaan yang sebenarnya (dialam bebas) boleh dikatakan tidak ada bakteri yang
hidup tersendiri terlepas dari spesies lainnya. Untuk isolasi suatu spesies terdapat
berbagai cara yaitu:
a. Metode Pengenceran
Suatu sampel dari suatu suspensi mengandung campuran bermacam-
macam spesies diencerkan dalam suatu tabung tersendiri. Dari enceran
tersebut diambil 1 ml untuk kemudian diencerkan kembali dst.
Kemudian diinokulasikan ke media padat (misal media agar)
b. Metode Penuangan
Suatu sampel campuaran bakteri yang telah diencerkan, kemudian
disebarkan dalam suatu media cair misal kaldu dan gelatin encer.
c. Metode goresan
Metode ini banyak digunakan karena mudah prosedurnya, Tetapi
metode ini hanya digunakan untuk jenis mikroorganisme aerobik.
d. Dengan isolasi suatu mikroorganisme
Isolasi suatu sel menggunakan mikropet yang ditempatkan pada
tangan-tangan suatu micromanipulator.
e. Inokulasi Hewan
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 24
Metode ini didasrkan atas suatu kenyataan bahwa tidak semua bakteri
dapat tumbuh didalam tubuh seekor hewan.
II.2. Mempersiapakan biakan
a. Inokulasi pada lempengan
Sampel bakteri diambil dengan ujung kawat ose kemudian digesekkan pada
seluruh permukaan media agar. Maka setelah diinkubasi beberapa waktu maka
akan muncul koloni-koloni bakteri dipermukaan media agar.
b. Inokulasi pada media miring
Tabung reaksi yang berisi medium agar (sebanyak 4-5 ml). Setelah diambil
dari autoclave, dibaringkan hamper horizontal. Setelah medium mengental dan
tabung reaksi kita tegakkan akan diperoleh permukaan media agar yang miring.
Untuk inokulasi yaitu dengan membuat goresan dengan kawat ose yang telah
dikontakkan dengan biakan murni.
c. Inokulasi dengan tusukan
Biakkan tusukan dapat diperoleh dengan menusukkan ujung kawat yang telah
dikontakkan dengan biakan murni. Tusukkan lurus kedalam medium. Biakan
dengan metode tusukan digunakan untuk inokulasi bakteri anaerobik.
d. Inokulasi adukan
Bakteri yang akan digunakan untuk membuat piaraan adukan dapat diperoleh
dengan piaraan dalam medium cair atau dari suatu koloni pada medium padat
maka sampel yang diambil dari koloni itu perlu diencerkan dulu dalam air steril
sehingga terjadi suatu suspensi. Kemudian ambil agar-agar atau gelatin yang
belum membeku dan tuangkan medium itu ke dalam cairan petri tersebut. Setelah
cawan petri ditutup maka putar-putarlah cawan tersebut diatas permukaan meja
kerja.
II.3. Sifat-sifat umum koloni
a. Besar kecilnya koloni
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 25
Ada koloni yang berupa suatu titik, atau ada yang melebar sampai menutup
permukaan medium
b. Bentuk
Ada koloni yang bulat, ada yang memanjang, ada yang tepinya rata, ada yang
tepinya tidak rata
c. Kenaikkan permukaan
Ada koloni yang rata saja dengan permukaaan medium, ada pula yang timbul
yaitu menjulang tebal diatas permukaan medium.
d. Halus kasarnya permukaan
Ada koloni yang permukaannya mengkilat, ada yang permukaanya kasartidak
rata.
e. Wajah permukaan
Ada koloni yang permukaannyamengkilat ada yang permukaanya suram.
f. Warna
Kebanyakan koloni bakteri itu berwarna keputihan atau kekuningan akan
tetapi ada juga yang kemerahan, coklat, jingga, biru, hijau, ungu.
g. Kepekatan
Ada koloni yang lunak seperti lender, ada yang lunak seperti mentega, ada
yang keras dan kering.
II.4. Sifat-sifat khusus koloni dalam medium padat
Disini dibicarakan sifat-sifat koloni yang tumbuh pada agar-agar
lempengan, pada media agar miring dan pada tusukan gelatin
a. Sifat koloni yang tumbuh pada agar lempengan
Bentuk koloni dilukiskan sebagai titik-titik, bulat, berbenang, tak teratur
serupa akar, serupa kumparan. Permukaan koloni dapat datar, timbul mendatar,
timbul melengkung, timbul cekung, timbul berbukit, timbul berkawah, tepi
koloni ada yang utuh, berombak, berbelah-belah bergerigi, berbenang benang
dan ada yang keriting.
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 26
b. Sifat koloni pada agar-agar miring
Sifat-sifat ini berkisar pada bentuk dan tepi koloni dan sifat itu dinyatakan
dengan kata-kata seperti berupa pedang, duri, tasbih, dll.
c. Sifat koloni tusukan pada gelatin
Ada bakteri yang dapat mengencerkan gelatin, ada juga yang tidak mampu.
II.5. Medium
Medium adalah bahan yang digunakan untuk menumbuhakan
mikroorganisme diatasnya atau didalamnya. Berdasarkan komposisi kimianya
medium dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Medium sintetik adalah medium dengan komposisi yang diketahui dengan
pasti dan biasanya dibuat dari bahan-bahan kimia dengan kemurnian tinggi
dan ditentukan dengan tepat, dengan demikian dapat dibuat ulang.
b. Medium non sintetik adalah medium yang komposisi kimiawinya tidak
diketahui dengan pasti dan tepat misalnya bahan yang terdapat dalam kaldu
nutrient yaitu ekstrak daging dan pepton mempunyai komposisi kimia yang
tidak pasti.
Berdasarkan penggunaanya medium dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Medium serba guna adalah medium yang paling umum digunakan sifat dari
medium ini yaitu dapat menunjang pertumbuhan sebagian besar
mikroorganisme, misalnya kaldu nutrient
b. Medium selektif adalah medium yang mengandung zat-zat kimia tertentu
yang dapat menghambat pertumbuhan organisme yang tidak diinginkan.
c. Medium diferensial adalah medium yang mengandung zat-zat kimia tertentu
yang memungkinkan si pengamat membedakan berbagai tipe bakteri.
Berdasarkan konsistensinya medium dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
a. Medium cair adalah medium yang digunakan untuk berbagai keperluan
seperti pembiakan organisme dalam jumlah besar, fermentasi, dan berbagai
macam uji.
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 27
b. Medium setengah padat digunakan untuk menguji ada tidaknya motilitas dan
kemampuan fermentasi. Medium ini mengandung gelatin atau agar-agar
dalam jumlah lebih kecil daripada medium padat.
c. Medium padat digunakan untuk mengamati kenampakan atau morfologi
koloni dan mengisolasi biakan murni.
II.6 Aspergillus niger
Klasifikasi jamur Aspergillus niger adalah sebagai berikut:
Domain : Eukariot
Kingdom : Fungi
Subfilum : Ascomycota
Class : Pezizomycota
Ordo : Eurotides
Family : Trichoco macaeae
Genus : Aspergillus
Spesies : Aspergillus niger
Aspergillus niger merupakan jamur muliseluler (mempunyai inti lebih dari
satu) yang membentuk benang, benang hifa/ filamen. Secara mikroskopik (pada
media SG A+ antibiotik) jamur yang berbentuk mold membentuk koloni yang
berserabut/ granuler koloninya tampak kasar (rough) (Lud. W, 2005).
Aspergillus niger termasuk ke dalam jamur jenis kapang. Aspergillus niger
mempunyai tubuh yang terdiri dari benang yang bercabang-cabang disebut hifa,
kumpulannya disebut misselium, tidak mempunyai klorofil dan hidup heterotrof.
Aspergillus niger memiliki bulu dasar berwarna putih hitam. Kepala konidia
berwarna hitam, bulat, cenderung memisah menjadi bagian-bagian yang lebih
longgar dengan bertambahnya umur. Konidiospora memiliki dinding yang halus,
hialin juga memiliki warna coklat. Aspergillus niger dan spora-spora dibentuk dalam
askus atau kotak spora.
(Raper dan Fanel, 1977)
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 28
II.7 Rhizopus Olisgosporus
Klasifikasi jamur Rhizopus olisgosporus:
Kingdom : Fungi
Divisi : Zygomicota
Class : Zygomicotes
Ordo : Mucolares
Family : Mucoraceae
Genus : Rhizopus
Spesies : Rhizopus olisgosporus
Rhizopus s.p. merupakan jamur yang paling dominan dalam pembutan tempe.
Jamur yang tumbuh pada kedelai tersebut dapat menghasilkan enzim-enzim yang
mampu merobak senyawa organik kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana
sehingga senyawa tersebut dengan cepat dapat dipergunakan oleh tubuh jamur. Rh
olisgosporus aman dikonsumsi karena tidak mengandung toksin dan menghasilkan
asam laktat. Jamur Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan menguraikan lemak
menjadi trigliserida dan asam amino. Selain itu, jamur Rh.oryzae juga mampu
menghasilkan protease. Menurut Soronson dan Heseltine (1986), Rhizopus sp
berkembang biak pada kisaran pH 3,4-6. Pada penelitian semakin lama waktu
fermentasi pH tempe semakin meningkat.
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 29
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1. Bahan dan Alat
Bahan :
1. Aspergillus niger
2. Rhizopus Olisgosporus (Jamur tempe)
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Inokulum
3. Beaker glass
4. Pipet tetes
5. Gelas ukur
6. Kompor listrik
7. Cawan petri
8. Mikroskop
III.2. Gambar Alat
1. 2. 3. 4.
5. 6. 7. 5.
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 30
III.3. Variabel Percobaan
- Aspergillus niger -Tusuk
- Rhizopus oligosporus -Gores
III.3. Cara Kerja
1. Biarkan media dalam tabung reaksi memadat (untuk media miring, sebelum
memadat kedudukan tabung reaksi dibuat miring di bawah 45°, kemudian
dibiarkan sampai memadat). Apabila menggunakan petridish maka
masukkan media kedalam petridish kemudian biarkan sampai menjadi padat
2. Menyiapkan kawat osse, bunsen, dan HCl.
3. Mensterilkan kawat osse : panaskan kawat osse menggunakan bunsen
kemudian memasukkan ke larutan HCl kemudian panaskan kawat osse lagi.
4. Memindahkan mikroorganisme dari biakan murni yang tersedia
menggunakan kawat osse yang sudah disterilisasi ke tabung media. Apabila
menggunakan petridish maka menggunakan pemindahan dengan metode
gores.
5. Simpan di dalam ruang inkubasi selama waktu inkubasi yang ditentukan.
Mengamati kenampakannya setelah waktu inkubasi.
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 31
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil Percobaan
Tabel 4.1 Hasil Percobaan PSA
IV.2. Pembahasan
IV.2.1. Hubungan Metode Inokulasi Terhadap Pertumbuhan Jamur
Dari tabel 4.1 diketahui bahwa jamur Aspergillus niger dan jamur tempe
berkembang biak, baik pada metode tusuk dan metode gores. Aspergillus niger dan
jamur tempe adalah jamur yang bersifat fakultatif, yang berarti dapat hidup dalam
kondisi aerob maupun anaerob. Hal ini berarti bahwa karena sifatnya ini, jamur
Aspergillus niger dan jamur tempe dapat berkembang biak baik pada metode tusuk
maupun metode gores. Pada praktikum kali ini, jamur berkembang biak dengan baik
pada kondisi aerob dan kondisi anaerob. Selain itu, jamur Aspergillus niger
mempunyai dua hifa yang berfungsi untuk menyerap nutrisi dari media yang
ditumbuhinya. Hifa yang berada di dalam media disebut hifa vegetatif. Hifa yang
berada di permukaan disebut hifa aerial.
Sampel Metode Gores Metode Tusuk Gambar
mikroskop
Jamur tempe
(Rh.Olisgosporus)
Aspergillus niger
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 32
Pada metode tusuk, kedua hifa berada di dalam media, sehingga penyerapan
nutrisi lebih maksimal. Karena kedua sifat inilah (fakultatif dan hifa berada di dalam
media) maka metode tusuk untuk pertumbuhan mikroorganisme lebih baik daripada
metode gores pada praktikum kali ini.
(Lud.W, 2003)
( Ehrenberg, 1838)
IV.2.2. Perbandingan Pengamatan Jamur Secara Teoritis dan Praktis
Jenis jamur Keterangan
Aspergillus niger Berwarna hitam
Berstruktur seperti benang
Secara mikroskopis kepala konidia berbentuk bulat dan
berwarna hitam
Aspergillus niger merupakan fungi dalam filum Ascomycotes yang
berfilamen, mempunyai hifa bersekat dan ditemukan melimpah di alam. Fungi ini
biasanya diisolasi dari tanah, sisa tumbuhan dan udara di dalam ruangan. Koloninya
berwarana putih pada agar Dekstrosa kentang 250C dan berubah menjadi hitam
ketika konidia terbentuk. Kepala konidia dari Aspergillus niger berwarna hitam,
bulat dan cenderung memisah bangian-bagian yang lebih longgar seiring dengan
bertambahnya umur. (Madigan dkk, 2006).
Aspergillus niger dapat tumbuh pada suhu optimumnya 350C-37
0C dan
minimum 60C-8
0C serta maksimum pada suhu 45
0C-47
0C. Selain itu, dalam proses
pertumbuhannya fungi ini memerlukan O2 yang cukup (aerobik). Aspergillus niger
memiliki warna dasar putih atau kuning dengan lapisan konidiospora tebal berwarna
coklatgelap sampai hitam.
(Madigan, MT, 2006)
Jenis jamur Keterangan
Tabel 4.2. Pengamatan terhadap jamur Aspergillus niger
Tabel 4.3. Pengamatan terhadap jamur Rh. Olisgosporus
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 33
Rh.Olisgosporus
(jamur tempe)
Tumbuh di dalam media dengan bentuk seprti kapas
Berwarna putih
Secara mikroskopis spora terletak di atas bagian ujung
jamur berbentuk bulat
Rhizopus s.p. merupakan jamur yang paling dominan dalam pembutan tempe.
Jamur yang tumbuh pada kedelai tersebut dapat menghasilkan enzim-enzim yang
mampu merobak senyawa organik kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana
sehingga senyawa tersebut dengan cepat dapat dipergunakan oleh tubuh jamur. Rh
olisgosporus aman dikonsumsi karena tidak mengandung toksin dan menghasilkan
asam laktat. Jamur Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan menguraikan lemak
menjadi trigliserida dan asam amino. Selain itu, jamur Rh.oryzae juga mampu
menghasilkan protease. Menurut Soronson dan Heseltine (1986), Rhizopus sp
berkembang biak pada kisaran pH 3,4-6. Pada penelitian semakin lama waktu
fermentasi pH tempe semakin meningkat hingga mencapai pH 8,4. Rhizopus oryzae
dapat tumbuh pada suhu 300C-35
0C, dengan suhu minimum 12
0C dan maksimum
420C.
(Ehrenberg, 1838)
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 34
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
1. Jamur Aspergillus niger dan jamur tempe berkembang biak banyak pada
metode tusuk karena adanya penyerapan nutrisi yang bagus
2. Perbandingan hasil praktikum tidak jauh berbeda dengan keterangan secara
teoritis
V.2. Saran
1. Dalam melakukan percobaan harus dalam keaadaan steril.
2. Saat memasukkan inoculum ke dalam media pada metode tusuk pastikan
media dalam keaadaan setengah padat.
3. Simpan hasil percobaan pada inkubasi untuk diamati selanjutnya.
4. Alat-alat percobaan harus diautoclave terlebih dahulu.
PA & PSA
Laboratorium Mikrobiologi Industri 35
DAFTAR PUSTAKA
Ehrenberg. 1838. “Rhizopus. Sp”. http://doctorfungus.org/thefungi/rhizopus.htm
Lud, W. 2005. “Aspergillus niger”. Diakses pada tanggal 6 November 2014
Madigan. 2006. . “Aspergillus niger”. Diakses pada tanggal 6 November 2014.
Moldlab. 2010. “Garlic and Aspergillus niger”.
http://www.moldlab.com/wp_moldlab/garlic_and_aspergillus_niger/ .
(Diakses pada 21 Oktober 2014).
Regita. 2013. “Jamur Tempe”. Diakses pada tanggal 9 Desember 2014
A-1
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
Materi :
PA & PSA
Oleh :
Ahmad Khaibar NIM : 21030113120002
Annisa Lutfiati NIM : 21030113120017
M.Farhan Hekmatyar D. NIM : 21030112170001
Putri Rousan Nabila NIM : 21030113130182
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014
A-2
I. TUJUAN PERCOBAAN
PA:
1. Mampu menghitung koloni-koloni bakteri air.
2. Mampu membandingkan radius pertumbuhan mikroba dengan atau
disinfektan
PSA:
1. Menguasai teknik pemindahan bakteri dari satu wadah ke wadah lain
secara aseptis.
2. Memahami berbagai macam prosedur sterilisasi.
II. PERCOBAAN
2.1 Bahan Yang Digunakan
PA:
1. Sampel air
2. Aquadest
3. PDA
4. Desinfektan (Lifebouy Hand Sanitizer)
PSA:
1. Aspergillus niger
2. Jamur Tempe
2.2 Alat Yang Dipakai
PA:
1. Beaker glass
2. Petri dish
3. Tabung reaksi
4. Erlenmeyer
5. Pipet
6. Pengaduk
7. Kompor listrik
8. Koloni Counter
2.3 Cara Kerja
PA:
A-3
Langkah-langkah pendahuluan:
1. Menyiapkan petridish, tabung reaksi, pipet yang sudah disterilisasi.
2. Mengencerkan sampel (4 x faktor pengenceran): mengambil 1 ml sampel
kemudian diencerkan 10 ml. Dan dari 10 ml itu diambil 1 ml lalu
diencerkan lagi menjadi 10 ml.
3. Lanjutkan sampai didapatkan 4 kali pengenceran (104)
4. Menyiapkan media: mengambil 3,9 gr PDA kemudian masukkan ke dalam ±
80 ml
5. Tambahkan aquadest kemudian dipanaskan hingga mendidih.
6. Membagi media ke dalam petridish dan tabung reaksi secara merata.
Langkah-langkah Percobaan PA
1.Uji Koloni
a. Biarkan media dalam petridish sampai setengah padat kemudian taburi
dengan contoh yang sudah diencerkan secara merata ke permukaan
media menggunakan pipet tetes yang sudah disterilisasi.
b. Simpan dalam ruang inkubasi dengan cara dibalik peletakannya
selama waktu inkubasi yang ditentukan. (biasanya ± 2 hari)
c. Menghitung jumlah koloni terbanyak dan tersedikit (dihitung biasa),
kemudian dicari:
rata-rata jumlah koloni = 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 +𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑘𝑖𝑡
2
jumlah koloni dalam petridish = rata-rata jumlah koloni x luas
petridish x fp
Keterangan: luas petridish = 63,585 cm2
fp = 104
2. Uji Desinfektan
c. Biarkan media dalam petridish memadat kemudian buat lubang kecil
pada tengah- tengah media tersebut. Kemudian teteskan contoh
desinfektan ke dalam lubang tersebut menggunakan pipet tetes.
d. Simpan dalam ruang inkubasi selama waktu yang ditentukan
(biasanya ± 2 hari).
Mencatat radius pertumbuhan diukur dari lubang yang dibuat (radius
terjauh, terdekat, dan rata-rata).
A-4
PSA
1. Biarkan media dalam tabung reaksi memadat. Apabila menggunakan
petridish maka masukkan media kedalam petridish kemudian dibiarkan
sampai memadat). Apabila menggunakan petridish maka masukkan
media kedalam petridish kemudian biarkan sampai menjadi padat
2. Menyiapkan kawat osse, bunsen, dan HCl.
3. Mensterilkan kawat osse : panaskan kawat osse menggunakan bunsen
kemudian memasukkan ke larutan HCl kemudian panaskan kawat osse
lagi.
4. Memindahkan mikroorganisme dari biakan murni yang tersedia
menggunakan kawat osse yang sudah disterilisasi ke tabung media.
Apabila menggunakan petridish maka menggunakan pemindahan dengan
metode gores.
5. Simpan di dalam ruang inkubasi selama waktu inkubasi yang ditentukan.
Mengamati kenampakannya setelah waktu inkubasi
2.4 Hasil Percobaan
PA:
Tabel Hasil Percobaan Uji Koloni
Sampel Jumlah Koloni Rata-rata Jumlah Koloni
Total Terbanyak Tersedikit
Sampel Manyaran 7 1 4 2543400
Sampel Sampangan 21 9 15 9537750
Sampel kalisari 11 3 7 4450950
Tabel Hasil Percobaan Uji Desinfektan (Lifebouy Hand Sanitizer)
Sampel Radius Rata-rata (cm)
Terjauh(cm) Terdekat(cm)
50%V 3 0,1 1,55
10%V 4 0,3 2,15
80%V 0 0 0
A-5
PSA:
Tabel Hasil Percobaan PSA
Sampel Metode Gores Metode Tusuk Gambar
mikroskop
Jamur tempe
(Rh.Olisgosporus)
Aspergillus niger
B-1
LEMBAR KUANTITAS REAGEN
LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA II
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTASTEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
PRAKTIKUM KE : 3
MATERI : PA dan PSA
HARI/TANGGAL : Rabu, 8 November 2014
KELOMPOK : 5/Rabu Siang
NAMA : 1. Ahmad Khaibar 3. M.Farhan Hekmatyar
2. Annisa Lutfiati 4. Putri Rousan Nabila
ASISTEN : Heri Cahyono
KUANTITAS REAGEN
PA
Air kaligarang : sampling 3 titik + Deskripsi @titik sampling + foto
Uji desinfektan (Basis 10 ml + Blanko)
Hand sanitizer : 1. Konsentrasi 10%V 1ml 9ml
2. Konsentrasi 50%V 5ml 5ml
3. Konsentrasi 80%V 8ml 2ml
PSA
Aspergillus niger : 1. Metode Gores
2. Metode Tusuk
Tempe Segar : 1. Metode Gores
2. Metode Tusuk
TUGAS TAMBAHAN
+ Baku mutu Air Sungai
+ Jenis-jenis Desinfektan
+ Deskripsi Jamur Aspergillus niger dan tempe segar
SEMARANG, 8 November 2014
ASISTEN
Heri Cahyono
B-1
LEMBAR ASISTENSI
DIPERIKSA KETERANGAN
TANDA
TANGAN NO TANGGAL